27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama berkebangsan Australia bernama GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika. Dalam percobaan awal Mendel ia menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat uju silang. Yang mana dalam persilangan monohybrid didapat hasil anakan dengan rasio fenotip 3 : 1. Hali ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel (Suryo, 1996). Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid. Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid) (Suryo,1996). Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Prinsip-prinsip hereditas atau persilangan ini ditulis oleh Gregor Johann Mendel pada tahun 1865. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen- gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan

document

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rrr

Citation preview

Page 1: document

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan menggunakan

tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama berkebangsan Australia bernama

GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika.

Dalam percobaan awal Mendel ia menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat

uju silang. Yang mana dalam persilangan monohybrid didapat hasil anakan dengan rasio

fenotip 3 : 1. Hali ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah. Ini dikenal sebagai

Hukum I Mendel (Suryo, 1996).

Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat

yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang

bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk

setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid. Selain itu Mendel juga mengamati data

kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat

(polihibrid) (Suryo,1996).

Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.

Prinsip-prinsip hereditas atau persilangan ini ditulis oleh Gregor Johann Mendel pada

tahun 1865. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa

gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan

dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Seringkali terjadi

penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin ini  disebabkan oleh

beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan

sebagainya (Campbell, 2008).

Page 2: document

Oleh sebab itu  untuk membuktikan hukum mendel  II ini maka dilakukan percobaan

imitasi perbandingan genetis yang diharapkan dapat memberikan gambaran

kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet tertentu secara acak atau random.

1.2  Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang

kemungkinan gen-gen yang dibawah oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara

acak  atau random.

1.3  Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 14 Maret 2013, mulai pukul

14:30-17:30 WITA. Bertempat  di Laboratorium  Biologi Dasar Lantai 1, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas  Hasanuddin, Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat

pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan

mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian (Irham, 2012):

1.      Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagaiHukum Pertama

Mendel, dan

2.      Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal

sebagai Hukum Kedua Mendel.

Page 3: document

Hukum Mendel 1 (hukum segragasi)  menyatakan bahwa

pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan

pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok ( Campbell, 2008):

1.      Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter yang

diwarisi.

2.      Setiap karakter, organisme  mewarisi dua alel,  satu dari masing-masing induk

3.      Jika dua  alel pada suatu lokus  berbeda,  maka salah satunya,  alel  dominan menentukan

kenampakan organisme, yang satu lagi alel resesif, tidak memiliki  efek nampak pada

kenampakan organisme.

Contoh :

Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara

fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe

berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan

dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru

(semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama

ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar)

dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada

baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4

kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe:

RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna

merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe

perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1 (Anonim, 2012).

Hukum kedua Mendel (Hukum Absortasi Bebas) menyatakan bahwa bila

dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat

secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata

Page 4: document

lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Apabila domonansi

nampak penuh ,maka perkawinan dihibrid menghasilka keturunan dengan perbandingan

fenotip 9:3:3:1.Pada semidominansi (artinya domonansi tidak tampak penuh,sehingga ada

sifat intermedier) maka hasil perkawinan monohibrid menghasikan keturunan dengan

perbandingan 1:2:1.Tentunya mudah di mengerti bahwa pada semidominansi,perkawinan

dihibrid akan mengahsilkan keturunan dengan perbandingan

1:2:1:2:4:2:1:2:1(Suryo,2004).

Contoh:

Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan

panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat

dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara

gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi

gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua

sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu

keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil

individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2

bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss);

dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika

genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang

perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail

mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4:

1:2:1:2: 1 (Anonim, 2012).

Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang di peroleh benar menyimpang dari

nisbah yang di harapkan,tidak secara betul.Perbandingan yang di harapkan berdasarkan

pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas. Perlu di adakan evaluasi

terhadap kebenaran atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan di bandingkan

Page 5: document

dengan keadaan secara teoritis.suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah

melakukan test “chi-squre”.Di nyatakan dengan rumus :

X2= ∑

Keterangan :          X2 = chi kuadrat

∑ = Jumlah

e = hasil yang di ramal/di harapkan (inggrisnya “expected”)

d = deviasi / penyimpangan (inggrisnya “observed”) dan hasil yang diramal

( Suryo,2004).

Tabel Chi Square passel.unl.edu

Dalam hitungan,harus di perhatikan besarnya derajat kebebasan (bahasa inggrisnya :

degree of freedom),yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip di kurangi dengan

satu.Dalam tabel,makin kekanan nilai kemumgkinan itu makin menjauhi nilai 1,yang

berarti bahwa data hasil percobaan yang di peroleh itu tidak baik.Makin kekiri nilai

kemungkinan makin mendekati 1 (100%),yang berarti bahwa data percobaan yang di

peroleh adalah baik.Apabila nilai x2 yang di dapat dari perhitungan terletak di bawah

kolom nilai kemungkinan 0,05 atau kurang (0,1 atau 0,01) itu berarti bahwa faktor

kebetulan hanya berpengaruh sebanyak 5% atu kurang,sehingga data percobaan yang di

dapat di nyatakan buruk.Apabila nilai x2 yang di dapat dari perhitungan letaknya di

dalam kolom kemungkinan 0,01 atau ahkan 0,001 itu berarti bahwa data yang di peroleh

pada percobaan itu sangat buruk, (Suryo,2004).

Page 6: document

BAB III

METODE  PERCOBAAN

III. 1 Alat dan Bahan

III. 1. 1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah perlengkapan alat tulis menulis

dan kantong baju.

III.1.2  Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 20 biji genetik yang masing-

masing terdiri dari 5 warna  hijau-kuning, 5 merah-hitam, 5 merah-hijau, dan 5 kuning-

hitam.

III.2  Cara Kerja

      Cara kerja pada percobaan ini yaitu :

Page 7: document

1.      Alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan disiapkan

2.      Masing-masing 10 biji genetik dimasukkan kedalam kantong kanan dan kiri

3.      Satu biji genetik diambil dari kantong kiri ddan kantong kanan pada waktu yang

bersamaan sehinggadihasilkan sebuah  kombinasi  genetik, kemudian dicatat  hasil yang

diperoleh

4.      Setelah dicatat hasilnya, kembalikan kombinasi biji genetik itu kedalam kantong asalnya,

kemudian dikocok supaya tercampur kembali.

5.      Pengambilan biji genetik diulangi sampai 16 kali pengambilan

6.      Buatlah tabel dari hasil percobaan yang dilakukan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Hasil

IV.1.1 Hasil Data Kelompok

No

Genotip/Fenotip

K-B-(Kuning-Bernas)

K-bb(Kuning-Kisut)

KKB-(Putih-Bernas)

Kkbb(Putih-Kisut)

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 8: document

9

10

11

12

13

14

15

16

Jumlah 8 5 2 1

IV. 1.2 Hasil Data Kelas B

Kelompok

K-B-(Kuning-Bernas)

K-bb(Kuning-

Kisut)

KKB-(Putih-Bernas)

Kkbb(Putih-Kisut)

1 9 0 5 2

2 8 3 4 1

3 8 5 2 1

4 11 3 1 1

5 9 0 5 2

6 8 2 3 3

7 11 2 2 1

Jumlah 64 15 22 11

IV.1.3 Tabel X2 (Chi Square Text) Kelas

NoK-B-

(Kuning-Bernas)K-bb

(Kuning-Kisut)KKB-

(Putih-Bernas)Kkbb

(Putih-Kisut)

O 64 15 22 11

Page 9: document

E 63 21 21 7

D 1 6 1 4

d2/e 0,015 1,714 0,047 2,285

IV.1.4 Tabel X2 (Chi Square Text) Kelompok

NoK-B-

(Kuning-Bernas)K-bb

(Kuning-Kisut)KKB-

(Putih-Bernas)Kkbb

(Putih-Kisut)

O 8 5 2 1

E 9 3 3 1

D -1 2 -1 0

d2/e 0,111 1,333 0,333 0

IV.2 Analisis Data

IV.2.1 chi square kelas

           Nilai harapan (o)

∑ nilai harapan (o) = 64 + 15 + 22 + 11= 112

           Diramal (e)

e1=

e2= 

e3=

e4=

           Deviasid1=  o – e                                             d3= o -e     = 64 – 63                                           = 22 - 21     = 1                                                     = 1d2= o – e                                              d4= o - e    = 15 – 21                                              = 11- 7   = -6                                                        =  4

Page 10: document

X2 = ∑     = 0,015  + 1,714 + 0,047 + 2,285

X2 = 4,061

Jadi derajat kebebasannya 4-1 = 3

K(3) =  antara 0,50 sampai 0,25

IV.2.2 chi square kelompok

           Nilai harapan (o)

∑ nilai harapan (o) = 8 + 5 + 2 + 1= 16

           Diramal (e)

 e1=

e2= 

e3=

e4=

           Deviasid1=  o – e                                             d3= o - e     = 8 – 9                                               = 2 - 3     = -1                                                  = -1d2= o – e                                              d4= o - e    = 5 – 3                                                  = 1- 1   = 2                                                         =  0

X2 = ∑     = 0,111  + 1,333 + 0,333 + 0

X2 = 1,777

Jadi derajat kebebasannya 4-1 = 3

K(3) =  antara angka 0,75 sampai 0,50

IV.2 Pembahasan

Page 11: document

              Dari percobaan tes imitasi genetis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa

ternyata kemungkinan atau peluang yang dimiliki tiap gen itu berbeda. Dan setiap

kemungkinan gen itu memiliki peluang, namun persentase peluang tiap gen itu berbeda.

Pada percobaan Imitasi Perbandingan Genetis ini dilakukan dengan menggunakan

biji genetis sebanyak 20 buah yang mempunyai warna sangat bervariasi yaitu : 5 warna

merah (k), 5 hijau (B), 5 hitam (b), dan  5 kuning (K). Kemudian dimasukkan dalam

kantong yang berbeda, 10 bji dikantung kiri, dan 10 biji dikantong kanan yang diambil

secara acak sebanyak 16 kali.

Seringkali kita ragu apakah data hasil percobaan yang kita lakukan sudah pasti.

Metode X2 (Chi square) adalah cara untuk membandingkan data percobaan yang

diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis

secara teoristis yang harus dievaluasi.  Chi- square bertujuan untuk: Mendapatkan

gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu

secara acak (random).

Untuk mencari nilai X2 atau chi square, digunakan rumus X2 = ∑ , pada

perhitungan data chi  square kelas menghasilkan 4,061 dri tabel chi-square, angka 4,061

terletak diantara angka 2,366 sampai 4,11. Jadi K(3)= Berada diantara 0,50 - 0,25 karena

nilai kemungkinan lebih besar dari 0.05 (batas signifakan), begitupun dengan hasil data

chi square kelompok yaitu 1,777 dri tabel chi-square, angka 1,777 terletak diantara angka

1,212 sampai 2,366. Jadi K(3)= berada diantara 0,75 - 0,50. Karena nilai kemungkinan lebih

besar dari 0.05 (batas signifakan), maka deviasi tidak berarti dan percobaan dianggap

baik atau benar.  Kisaran keduaa nilai jauh diatas nilai probabilitas kritis, yaitu 0.05 atau

5%. Oleh karena itu, kita dapat menerima hipotesis nol dan data yang kita peroleh sebagai

hasil yang sesuai denga ratio 9 : 3: 3 : 1 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan

yang telah dilakukan sesuai dengan teori Hukum Mendel atau tidak melenceng dari apa

yang telah ditetapkan dan telah nonsignifikan.

Page 12: document

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum kita dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat

gambaran tentang gen-gen yang diperoleh dari gamet-gamet yang dipilih secara acak atau

random dan hasil yang diperoleh sesuai dengan teori Hukum Mendel atau tidak melenceng

dari apa yang telah ditetapkan dan telah nonsignifikan.

V.2 Saran      

Sebaiknya dalam melakukan praktikum di butuhkan ketelitian pada saat

mengumpulkan data agar tidak terjadi kesalahan data. Dan dibutuhkan peranan asisten

dalam mendampingi praktikkan ketika sedang melakukan pengamatan agar tingkat

kekeliruan dan kesalahan dalam pengamatan atau praktikum tidak terjadi.

Page 13: document

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2012. Genetika dan Hukum mendel.http://staff.unila.ac.id/gnugroho/       files/2012/09/Genetika-dan-Hukum-Mendel.pdf, diakses pada tanggal     7 maret 2013 pukul 21:15 WITA.Aryom, 2009. Laporan Praktikum Genetika. http://ice-aryom.blogspot.com            /2009/08/laporan-praktikum-genetika-imitasi,diakses pada tanggal 7          Maret 2013 pukul  20.45 WITA.Campbell dkk, 2008. BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid 1. Erlangga: Jakarta.Irham,2012.Imitasi  Perbandingan genetis. http://irhamlone24.blogspot.com/2012/11/imitasi-perbandingan-genetis_13.html, diakses pada tanggal           7 Maret 2013 pukul  20.35 WITA.Suryo, 1996.Genetika.Genetika MadaUniversity Press: Yogyakarta.Suryo, 2004. Genetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis makhluk hidup

mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat membedakannya antara yang satu dengan

yang lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan

dan ada pula yang tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi

berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidu. Pewarisan sifat dari

induk kepada keturunannya disebut hereditas. Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang

hereditas adalah genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika

adalah Gregor Johann Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822.

Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika (Elvita, dkk., 2008).

Genetika berasal dari kata genos  yang artinya suku bangsa asal- usul atau asal mula

kejadian; dibentuk dari bahasa yunani genno yag berarti “melahirkan” ; adaptasi dari bahasa

inggris genetics dipinjam dari bahasa belanda genetic, ilmu genetika adalah cabang ilmu biologi

yang mempelajari seluk beluk dan mekanisme pewarisan sifat berupa sifat keturunan atau

Page 14: document

hereditas yang diwariskan dari generasi ke generasi serta variasi yang mungkin timbul

didalamnya. Unit hereditas yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya disebut

gen. Gen berperan penting dalam menentukan bentuk tubuh, struktur sel dan jaringan, dan

aktivitas fisiologis. Selain oleh gen, bentuk dan sifat tubuh mahluk hidup juga dipengaruhi oleh

lingkungannya (Elvita, dkk., 2008).

Genetika juga sangat bermanfaat bagi kehidupan seperti :

1.   Sebagai ilmu pengetahuan dasar genetika dengan konsep-konsep didalamnya dapat berinteraksi

dengan berbagai bidang lain untuk memberikan kontribusi terapannya.

2.   Pertanian sebagai seleksi bibit unggul (tanaman, ternak), teknik-teknik khusus pemuliaan seperti

kultur jaringan, beberapa produk pertanian (pangan) berasal dari organisme hasil rekayasa

genetika telah dipasarkan cukup luas.

3.   Kesehatan sebagai pendiaknosa kelainan pranatal contohnya penyakit fenilketonuria.

4.   Industri farmasi yaitu produksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan beberapa

hormon pertumbuhan melalui teknik rekayasa genetik.

5.   Hukum sebagai penguji golongan darah dan penguji DNA dengan membandingkan pola restriksi

molekul DNA.

6.   Kemasyarakatan dan kemanusiaan yaitu dengan gerakan yang berupaya untuk memperbaiki

kualitas genetik manusia.

I.2. Tujuan percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan

gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random.

I.3. Waktu dan Tempat Percobaan

   Percobaan Imitasi Perbandingan Genetis dilakukan pada hari Selasa, 5 maret 2013pukul

14.30-17.30 WITA, bertempat di Laboratorium Genetika Dasar lantai 1, Jurusan

Biologi/Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 15: document

             BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Abad ke-2 ditandai dengan ditandai dengan perkembangan di bidang molekuler dengan

ditemukannya teknik manipulasi genetik atau lebih dikenal dengan istilah rekayasa genetik pada

organisme yang berkembang biak secara seksual, melalui pembelahan miosis dibentuk gamet

yang haploid (n) yang jumlah kromosom dalam sel kelamin hanya setengah dari sel somatik.

Reduksi ini penting untuk mempertahankan tetapnya jumlah kromosom individu (Sumastri,

2005).

Setiap jenis hewan atau manusia mempunyai jumblah kromosom yang tetap dan spesifik.

Jumblah kromosom dalam sel somatik manusia adalah 23 pasang, pada tikus 20 pasang,

padaDrosophila hanya 4 pasang, jagung 10 pasang. Kromosom sel somatik berpasang-pasang,

kecuali kromosom seks tidak berpasangan. Karena kromosom ini berpasangan dikatakan sel

somatis ini mempunyai kromosom yang diploid (Sumastri, 2005).

Dalam sel, molekul DNA membentuk lingkaran yang berlipat yang disebut kromosom.

Pada sel eukariota, kromosom ini berenang dalam sitoplasma dan berikatan dengan sejenis

Page 16: document

protein yang disebut histon. Pada sel prokariota biasanya hanya terdiri atas satu kromosom dan

beberapa lingkaran DNA  kecil disebut kromosom ekstra. Kromosom ekstra ini bervariasi dalam

ukuran maupun jumlahnya pada setiap organisme. Pada sel eukariota kromosom berada dalam

inti yang dibungkus oleh membrane dan dikelilingi oleh endoplasmik retikulum (suryadi, 2005).

Seorang biarawan dari Austria, bernama Gregor Johann Mendel, menjelang akhir abad

ke-19 melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis Pisum sativum. Mendel

menyilangkan tanaman kacang Ercis yang tinggi dengan yang pendek, sehingga mendapatkan

tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya tanaman tinggi hasil persilangan dibiarkan

menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman

tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3:1 (Susanto, 2011).

Keuntungan dari penggunaan ercis adalah waktu generasinya yang pendek dan jumlah

keturunan yang banyak dari setiap perkawinan. Selain itu, Mendel juga dapat mengontrol

perkawinan antar tanaman dengan ketat. Organ-organ reproduksi tanaman ercis terletak pada

bunganya, dan setiap bunga ercis memiliki organ penghasil polen (Stamen atau benang sari)

sekaligus organ pengandung sel telur (Karpel atau putik) (Campbell, dkk., 2010).

Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang berbeda satu sifat

missalnya bunga pukul empat Mirabilis jalaps berbunga merah yang disilangkan dengan yang

berbunga putih, maka terjadilah F1 yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut

monohibrida ini bukan homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot. Jika tanaman F1 ini kita

biarkan mengadakan penyerbukan sendiri, kemudian biji-biji yang dihasilkan itu kita tumbuhkan,

maka kita peroleh F2 yang berupa tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan

tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana berbanding 1:2:1. Maka biji-biji F2 yang

berbunga merah itu kiat tumbuhkan, kita peroleh F3 yang berbunga merah. Demikian pula biji-

biji dari F2 yang berbunga putih , jika itu kita tumbuhkan kita peroleh F3 yang berbunga putih.

Sebaliknya F2, yang berbunga jambon itu menghasilkan F3 yang terdiri atas tanaman berbunga

merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih dalam perbandingan 1:2:1 lagi.

Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet antara merah dan putih.

Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu monohibrida yang intermediet (Djidjosepoetro, 1974).

Suatu penjelasan yang mungkin diberikan mengenai hereditas adalah hipotesis

“pencampuran” suatu gagasan bahwa materi genetik yang disumbangkan kedua orang tua

Page 17: document

bercampur dengan cara didapatkannya warna hijau dari pencampuran warna biru dan kuning.

Hipotesis ini memprediksi bahwa dari generasi ke generasi, populasi dengan perkawinan bebas

akan memunculkan populasi individu yang seragam. Namun demikian, pengamatan kita setiap

hari, dan hasil percobaan pengembangbiakan hewan dan tumbuhan , ternyata bertolak belakang

dengan prediksi tersebut. Hipotesis pencampuran juga gagal untuk menjelaskan fenomena lain

dari penurunan sifat , misalnya sifat – sifat yang melompati sebuah generasi (Elvita dkk.,  2008).

Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar tentang pewarisan sifat dengan cara

membiakkan ercis kebun dalam percobaan-percobaan yang dirancang secara hati-hati, dengan

meneliti ercis yang tersedia dalam banyak varietas, misalnya satu varietas memiliki bunga ungu,

sedangkan varietas yang lain memiliki bunga putih. Sifat terwariskan yang berbeda-beda diantra

individu, misalnya warna bunga, disebut karakter. Setiap Varian untuk satu karakter, misalnya

warna ungu atau putih untuk buanga, disebut sifat (trait) (Campbell dkk., 2010 ).

Dalam suatu percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada

penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita

terima.Menurut perhitungan para ahli statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih

dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan

analisis Chi-square (Nio, 1990).

Peluang menyangkut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Dalam

ilmu fenetika ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hokum

peluang. Rasio persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominan

penuh. Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak sesuai dengan teori. Kita dapat menguji

penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan rumus sebagai berikut (Noor, 1996 ):

X 2 = ∑ (O.E)2/E

Dengan:

X2 = Chi Quadrat

O = Nilai pengamatan

E = Nilai harapan

∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai)

Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak

sesuai dengan hukum Mendel. Unjuk menguji hal ini digunakan tes X2 atau disebut juga dengan

Page 18: document

Chi square. Awalnya tes ini dinamakan test phi ( ƒ ).Untuk memudahkan mengingatnya

dikatakan test X (Suryo, 1984).

Frekuensi gen merupakan pernyataan metematis suatu gena yang tersebar dalam suatu

populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk gena

lebih dari satu atau bersifat alelik,maka frekuensi gena tersebut juga frekuensi alel dari lokus

tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gena atau

frekuensi alel perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yangt diperiksa (Sofro,1992).

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari

tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Pengunaan teori ini memungkinkan kita untuk

menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. Metode chi

kuadrat adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh

dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan

cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis

itu (Kusdianti, 1986).

Peristiwa yang mungkin terjadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak

mungkin terjadi bersama-sama. Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya

peristiwa lain. Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar minyimpang dari

nisbah yang diharapkan,tidak secara betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan

hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas (Kusdianti, 1986).

Pada kenyataanya nisbah teoritis yang merupakan peluang diperolehnya suatu hasil

percobaan persilangan tidak selalu terpenuhi. Penyimpangan (devisiasi) yang terjadi bukan

sekedar modifikasi terhadap nisbah Mendel seperti yang telah diuraikan di atas, melainkan

sesuatu yang adakalanya tidak dapat diterangkan secara teori (Susanto, 2011).

Untuk menentukan bahwa hasil persilangan ini masih memenuhi nisbah teoritis ( 9:3:3:1)

atau menyimpang dari nisbah tersebut perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika. Uji

X2(Chi-square test) atau ada yang menamakannya uji kecocokan (goodness of fit). apabila

x2hlebih kecil daripada x2

t dengan peluang tertentu (0,05), maka dikatakan bahwa hasil

persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila X2h lebih besar

daripada X2t, maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel

pada nilai peluang tertentu (biasanya 0,05) (Susanto, 2011).

Page 19: document

            Tujuan dari uji Chi-square adalah untuk mengetahui/menguji perbedaan proporsi antara 2

atau lebih kelompok. Syaratnya yaitu Kelompok yang dibandingkan independen dan Variabel

yang dihubungkan katagorik dengan katagorik. Adapun kegunaanya yaitu Ada tidaknya asosiasi

antara 2 variabel (Independent test), Apakah suatu kelompok homogen atau tidak(Homogenity

test), dan Uji kenormalan data dengan melihat distribusi data (Goodness of fit test) (Endista,

2008).

BAB III

METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat dan Bahan

III. 1 Alat

            Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah dua kantung dan pulpen.

III. 2 Bahan

            Bahan yang digunakan adalah 20 biji genetic berbagai warna

III. 3 Prosedur percobaan

Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini adalah:

a. Mengambil  20 biji genetic dan memasukkanya pada 2 kantong, masing-masing kantong berisi 10

biji genetic.

b. Mengambil satu biji genetic dari kantong kanan dengan tangan kanan dan satu biji genetic dari

kantong kiri dengan tangan kiri pada waktu bersamaan dan akan menghasilkan sebuah kombinasi

genetic.

Page 20: document

c. Mencatat hasil yang diperoleh, kemudian mengembalikan kombinasi biji genetic itu ke kantong

asalnya, dan Mengocok supaya tercampur kembali.

d. Mengulangi pengambilan (biji genetik), sampai 16 kali dan membuat tabel dari hasil percobaan

yang anda lakukan.

IV.2     Pembahasan

            Chi-square test adalah metode untuk menguji kecocokan (goodness of fit). Tujuannya

untuk menguji perbedaan proporsi antara 2 atau lebih kelompok. Pada tabel diatas dapat dilihat

bahwa  b hasil percobaan dimasukkan kedalam kolom O sesuai dengan kelas fenotipnya masing-

masing. Untuk  nilai E, dilakukan perhitungan menurut proporsi tiap kelas fenotip. Nilai d

(deviasi) adalah selisih antara O dan E.

  Pada kolom akhir nilai d dikuadratkan dan dibagi dengan nilai E masing-masing,

sehingga menghasilkan X2h. Nilai X2 h pada tabel diatas adalah 1,777. Setelah itu menentukan

nilai derajat bebas(db) yaitu banyanya fenotip-1 (4-1=3). Karena nilainya 3 maka terletak pada

baris 3 pada tabel x2, pembanding dilihat kolom peluang 0,05. Dengan demikian, nilai x2t pada

tabel tersebut adalah 7,815. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil persilangan tersebut masih

memenuhi nisbah Mendel  oleh karena nilai x2h (1,777) lebih kecil daripada nilai x2

t (7,815)

sesuai dengan teori  bahwa hasil persilangan ini masih memenuhi nisbah teoretis ( 9:3:3:1) atau

menyimpang dari nisbah tersebut perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika, yaitu

denganUji X2 (Chi-square test) atau ada yang menamakannya uji kecocokan (goodness of fit).

apabila x2h lebih kecil daripada x2

t dengan peluang tertentu (0,05), maka dikatakan bahwa hasil

persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila X2h lebih besar

daripada X2t, maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel

pada nilai peluang tertentu (biasanya 0,05). Dan pada percobaan ini dimana x2h lebih kecil

daripada x2t dengan peluang tertentu (0,05), maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji

masih memenuhi nisbah Mendel.

Page 21: document

Penyimpangan hokum mendel dapat terjadi karena adanya kodominansi, Gen letal dan

interaksi gen. kodominansi yaitu keadaan dalam heterizigot dimana dua anggota dari sepasang

alela menyokong fenotip, yang kemudian merupakan campuran dari sifat-sifat fenotip yang

dihasilkan olel salah satu keadaan homozigot. Gen letal yaitu keadaan homozigotik

menyebabkan matinya individu, gen resesip letal Ichtiosis congenital ( bayi lahir dengan kulit

tebal dan banyak luka terutama di tempat-tempat lekukan). Dan interaksi gen yaitu gen-gen

komplementer dimana gen-gen yang berlainan tetapi bila terdapat bersama-sama dalam genotip

akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Contoh bisu-tuli.

BAB V

PENUTUP

V.1      Kesimpulan

                        Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah benar bahwa ada kemungkinan

gen-gen yang bias dibawa oleh gamet-gamet tertentu bertemu secara acak atau random. Sesuai

dengan hasil percobaan Mendel dengan perbandingan 9 : 3 3 : 1 dan data yang diperoleh tidak

menyimpang terlalu jauh dari teori Mendel dimana diperoleh perbandingan  8 : 2 : 3 : 3.

Page 22: document

V.2      Saran

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A,Recce, J.B. 2010. Biologi Edisi kedelapan jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Didjosepoetro.1974. Pengantar Genetika. DeptDikBud. Jakarta.Elvita, asmi., dkk.2008. Genetika dasar. http:/ yayanakyar. files. wordpres.com /2009/01 /genetika-dasar

files-of drsmed.pdf. diakses pada tanggal 5 Maret 2013, Pukul 13.20 WITA, Makassar.

Endista, Amiyella. 2008. Uji Chi-Square. http:/berandakami. file. wordpress.com /2008 /11/uji-chi-square baru.pdf. diakses pada tanggal 5 Maret 2013, pukul 13.20 WITA, Makassar.

Kusdiarti, lilik. 1986. Genetika Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.

Nio, Tjan Kwiauw.1990. Genetika Dasar. ITB Press. Bandung.

Noor, R.R,1996. Genetika Ternak. Penebar swadaya. Jakarta.

Sofro, Abdul Salam.1992. Keanekaragaman Genetik. Andiofsel.Yogyakarta.Sumastri. 2005. Genetika. http:/yayanakyar. files .wordpres. com / 2009/01/genetika files -of- drsmed.

pdf. diakses pada tanggal 5 Maret 2013, Pukul 13.20 WITA, Makassar.

Suryo. 1984. Genetika. UGM Press. Yogyakarta.

Susanto, Hery  Agus. 2011. Genetika. Graham Ilmu. Yogyakarta.

Page 23: document