148
PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Pembelajaran Materi Termokimia Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains Minat Utama Kimia Oleh : MAHMUD HILMI S 831208056 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI

DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK

DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA

(Pembelajaran Materi Termokimia Kelas XI IPA Semester Gasal

SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Pendidikan Sains

Minat Utama Kimia

Oleh :

MAHMUD HILMI

S 831208056

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI

DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK

DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA

Oleh:

MAHMUD HILMI

S 831208056

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda-tangan Tanggal

Ketua

Sekretaris

Anggota I

Anggota II

Dr. Mohammad Masykuri, M.Si.NIP 19681124 199403 1 001

Prof. Dr. H. Ashadi, M.Pd.NIP 19510102 197501 1 001

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.NIP 19520116 198003 1 001

Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D.NIP 19680904 199403 1 001

......................

......................

......................

......................

/7/2014

/7/2014

/7/2014

/7/2014

Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal ….. Juli 2014

S831208056

MOTTO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

v

MOTTO

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan kesabaran.

(QS Al ‘Asr)

Hidup memerlukan pengorbanan, pengorbanan memerlukan perjuangan,

perjuangan memerlukan ketabahan, ketabahan memerlukan keyakinan,

keyakinan memberi arah hidup untuk mencapai kebahagiaan.

(Pengalaman hidupku)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segenap hatiku, tesis ini kupersembahkan untuk:

1. Istri tercinta Noor Yanti yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang,

pengertian, serta perjuangan dan pengorbanan yang sangat luar biasa yang

tidak pernah tergantikan.

2. Anak-anakku (Ila Kholifatin Nisa, S.Pd. dan Sania Kholifatin Nisa) yang

senantiasa memahami, memaklumi dan mendukung serta doanya.

3. Para dosen yang telah memberikan ilmu dengan segenap jiwa, senantiasa

mengingatkan.

4. Teman-teman seperjuangan, terimakasih atas ukhuwahnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

dengan judul “Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Inkuiri dengan

Metode Eksperimen dan Metode Proyek ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa (Pembelajaran Materi Termokimia Kelas XI IPA Semester

Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini penulis mendapatkan

banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada penulis.

2. Dr. Mohammad Masykuri, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains yang telah memberikan ijin dalam penyusunan tesis ini serta

memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi.

3. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan

kesabarannya memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi.

4. Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D., selaku pembimbing II yang dengan

kesabarannya memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang dengan kesabaran hati dan senantiasa membagi ilmunya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

viii

6. Mas’ut, SH., M.Hum., selaku Kepala Bappeda Kabupaten Kudus, atas ijin,

dan dorongannya untuk belajar.

7. Drs. H. Su’ad, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Kudus atas kesempatan

yang diberikan untuk menyelesaikan studi.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta angkatan September 2012 yang senantiasa saling memberi

semangat.

9. Rekan-rekan Guru SMA Negeri 1 Kudus yang selalu memberi dukungan dan

semangat.

10. Semua pihak yang belum penulis sebutkan yang turut membantu dalam

penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi dunia

pendidikan.

Surakarta, Juni 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ………. ..............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ………. ...............................................................................

PERNYATAAN .................................................................................................................

iii

iv

MOTTO ...............................................................................................................................v

PERSEMBAHAN ..............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................xv

ABSTRAK .........................................................................................................................xvi

ABSTRACT .........................................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .........................................................................................8

C. Pembatasan Masalah ........................................................................................10

D. Perumusan Masalah..........................................................................................10

E. Tujuan Penelitian...............................................................................................11

F. Manfaat Penelitian.............................................................................................12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................14

A. Landasan Teori ................................................................................................14

1. Belajar dan Pembelajaran ............................................................................14

2. Teori Belajar ................................................................................................18

3. Pendekatan Inkuiri ........................................................................................25

4. Metode Eksperimen ......................................................................................30

5. Metode Proyek ..............................................................................................32

6. Kreativitas ................................................................................................ 39

7. Kemampuan Berpikir Kritis................................................................ 41

8. Prestasi Belajar ..............................................................................................43

9. Materi Termokimia .......................................................................................47

B. Penelitian yang Relevan ..................................................................................55

C. Kerangka Berpikir ...........................................................................................57

D. Hipotesis ...........................................................................................................67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 69

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 69

B. Jenis Penelitian ................................................................................................70

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................................72

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..............................................73

E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................75

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data ................................77

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 77

H. Teknik Analisis Data .......................................................................................85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................91

A. Deskripsi Data ................................................................................................91

B. Pengujian Pendahuluan ....................................................................................103

C. Uji Prasyarat Hipotesis.....................................................................................104

D. Pengujian Hipotesis ..........................................................................................106

E. Pembahasan................................................................................................112

F. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................123

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................................125

A. Kesimpulan ................................................................................................125

B. Implikasi.............................................................................................................127

C. Saran ...................................................................................................................128

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................130

LAMPIRAN........................................................................................................................134

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel ....................................................................................................... Halaman

1.1. Daftar Nilai Termokimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kudus................................3

2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Inkuiri...................................................29

2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen................................ 32

2.3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Proyek ............................................................37

3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian................................................................................................69

3.2. Desain Faktorial Penelitian................................................................................................71

3.3. Ringkasan Hasil Validitas Isi ............................................................................................ 79

3.4. Hasil Validitas Butir Soal Kognitif dan Kemampuan Berpikir Kritis ......................... 80

3.5. Hasil Validitas Butir Angket Kreativitas ................................................................ 81

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Soal Kognitif dan Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 82

3.7. Hasil Uji Reliabilitas Angket Kreativitas ................................................................ 83

3.8. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ...................................................................................... 83

3.9. Hasil Uji Coba Taraf Kesukaran Soal Prestasi Kognitif ................................ 84

3.10. Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................................................ 84

3.11. Hasil Uji Coba Daya Pembeda Soal Prestasi Kognitif ................................ 85

4.1. Distribusi Skor Kreativitas ................................................................................................ 91

4.2. Distribusi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................ 92

4.3. Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Penggunaan Metode........................... 93

4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Berdasarkan Penggunaan

Metode Pembelajaran ................................................................................................

94

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xiii

4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Berdasarkan Kreativitas ................................ 95

4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kritis......................................................................................................................

95

4.7. Deskripsi Data Prestasi Afektif Ditinjau dari Penggunaan Metode ............................. 97

4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Metode

Eksperimen dan Proyek ................................................................................................

97

4.9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Kreativitas ................................ 98

4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Kemampuan

Berpikir Kritis...................................................................................................................... 99

4.11. Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Penggunaan

Metode................................................................................................................................100

4.12. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Metode

Eksperimen dan Proyek ................................................................................................101

4.13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Kreativitas.............................102

4.14. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Kemampuan

Berpikir Kritis......................................................................................................................102

4.15. Ringkasan Hasil Uji Penyetaraan Data Penelitian..........................................................103

4.16. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar ...........................................................105

4.17. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ................................................................106

4.18. Ringkasan Hasil Uji ANAVA Prestasi Belajar...............................................................107

4.19. Post Hoc pada interaksi antara Penggunaan Metode terhadap Prestasi

Belajar Kognitif................................................................................................111

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar.................................................................................................... Halaman

2.1. Diagram Tingkat Energi Reaksi Eksoterm ................................................................49

2.2. Diagram Tingkat Energi Reaksi Endoterm ................................................................49

2.3. Kalorimeter Bom ................................................................................................51

2.4. Siklus Pembentukan Gas CO2 ...........................................................................................53

4.1. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Penggunaan

Metode Pembelajaran ................................................................................................

94

4.2. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kreativitas................................ 96

4.3. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kritis...................................................................................................................... 96

4.4. Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Penggunaan Metode

Pembelajaran .......................................................................................................................

98

4.5. Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Kreativitas................................ 99

4.6. Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kritis......................................................................................................................100

4.7. Histogram Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Penggunaan

Metode Pembelajaran ................................................................................................

101

4.8. Histogram Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Kreativitas ................................102

4.9. Histogram Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kritis......................................................................................................................102

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ................................................................................................................................133

2. RPP Eksperimen-Proyek ................................................................................................144

3. LKS Eksperimen-Proyek ................................................................................................160

4. Kisi-Soal Tes Kognitif ................................................................................................184

5. Kisi-Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................198

6. Kisi-Soal Angket Kreativitas ............................................................................................213

7. Kisi-Soal Angket Afektif ................................................................................................225

8. Instrumen Psikomotor ................................................................................................241

9. Uji Penyetaraan ..................................................................................................................245

10. Perhitungan Koefisien Validitas Isi Gregory ................................................................252

11. Analisis Validitas Instrumen .............................................................................................256

12. Data Penelitian ....................................................................................................................262

13. Dokumentasi Penelitian ................................................................................................269

14. Surat Ijin Penelitian ................................................................................................275

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xvi

Mahmud Hilmi. 2014. Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Inkuiri dengan Metode Eksperimen dan Metode Proyek ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Pembelajaran MateriTermokimia Kelas XI IPA Semester Gasal SMA Negeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Pembimbing II: Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D. Program Studi Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas SebelasMaret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi kognitif, afektif dan psikomotor pada pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek, kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan interaksinya.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kudus tahun pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 2kelas. Data dikumpulkan dengan metode tes untuk prestasi belajar kognitif, kemampuan berpikir kritis, angket untuk prestasi afektif dan kreativitas siswa danhasil observasi untuk prestasi psikomotor. Teknik analisis data menggunakan analisis anava 2x2x2.

Hasil pada penelitian ini adalah 1) tidak ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek, namunada perbedaan prestasi belajar afektif dan psikomotor antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek. 2) ada perbedaan prestasi belajar kognitif dan psikomotor antara kreativitas tinggi dan rendah, namun tidak ada perbedaan prestasi belajar afektif antara kreativitas tinggi dan rendah. 3) ada perbedaan prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor antara kemampuan berpikir kritistinggi dan rendah. 4) ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif namun tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap prestasi belajar afektif dan psikomotor. 5)tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor 6) tidak ada interaksi antara kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotor 7) tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor.

Kata Kunci : Pendekatan inkuiri, eksperimen, proyek, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, prestasi belajar dan termokimia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

xvii

Mahmud Hilmi. 2014. Chemistry Learning Using Inquiry Approach with Experiment and Project Methods overviewed by Student’s Creativity and Critical Thinking Skills (Learning on Thermochemistry Materials for Student in Science XI Grade in SMA Negeri 1 Kudus in the Academic Year of 2013/2014). Advisor I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Advisor II: Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D. Science Education Magister Study Program, FKIP,Surakarta Sebelas Maret University.

ABSTRACT

This research purposes to determine the differences of cognitive, affective and psychomotor learning achievement in inquiry approach through experiment and project methods, creativity, critical thinking skills and their interactions.

This research was experimental method. The population was all of students Science XI grade in SMA Negeri 1 Kudus in the Academic Year of 2013/2014. Samples in this research were 2 classes taken in a cluster random sampling technique. Data were collected by the test method for cognitiveachievement and the critical thinking skills, the questionnaire for the creativity and affective achievement, as well as the observation for psychomotorachievement of students. Analysis technique was using ANOVA analysis 2x2x2.

The results in this research were 1) there is no difference of cognitive learning achievement between inquiry approach through experiment and projectsmethods, but there is a difference in affective and psychomotor learningachievement between inquiry approach through experiment and project methods. 2) there are differences in cognitive and psychomotor learning achievement between high and low creativity, but there is no difference in affective learning achievement between high and low creativity. 3) there are differences incognitive, affective and psychomotor learning achievement between high and low critical thinking skills. 4) there is interaction between inquiry approach through experiment and projects methods with creativity toward cognitive learning achievement, but there is no interaction between inquiry approach through experiment and projects methods with creativity toward affective and psychomotor learning achievement. 5) there is no interaction between inquiry approach through experiment and projects methods with critical thinking skills toward cognitive, affective and psychomotor learning achievement. 6) there is nointeraction between creativity and critical thinking skills toward cognitive, affective and psychomotor learning achievement. 7) there is no interaction between inquiry approach through experiments and projects methods with creativity and critical thinking skills toward cognitive, affective and psychomotorlearning achievement.

Keywords: inquiry approach, experiment, projects, creativity, critical thinkingskills, learning achievement and thermochemistry.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap orang karena dengan

pendidikan orang akan dapat hidup lebih maju dan lebih mandiri, seorang yang

pendidikannya lebih maju maka orang tersebut akan lebih siap dalam menghadapi

perubahan jaman. Tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum

2006 atau yang lebih dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam

kurikulum itu juga disebutkan setelah mempelajari mata pelajaran kimia di

sekolah, siswa diharapkan mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model pembelajaran kimia,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Tujuan tersebut

merupakan tuntutan yang sangat tinggi bagi siswa, sehingga tidak mungkin dapat

dicapai melalui pembelajaran konvensional.

Pada era globalisasi, bidang pendidikan memiliki peranan yang sangat

penting, karena melalui pendidikan mutu dan kualitas sumber daya manusia

Indonesia dapat ditingkatkan. Departemen Pendidikan Nasional berusaha

mewujudkan cita-cita nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal

tersebut sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

2

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas RI nomor 20 tahun 2003)

Memperhatikan kutipan di atas, pendidikan nasional bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

manusia yang berkualitas adalah manusia yang mampu memandang dan

mengantisipasi ke masa depan serta mampu membuat pembaharuan-pembaharuan

yang bersifat konstruktif demi kemajuan bangsa. Untuk mencapai hal tersebut

dilakukan kegiatan pendidikan melalui jalur sekolah yang disebut kegiatan belajar

mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan membelajarkan peserta

didik yang menyangkut beberapa aspek baik aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Dengan terjadinya proses belajar mengajar yang sebaik-baiknya

memungkinkan siswa berprestasi lebih baik pula.

Pada pembelajaran konvensional, pada umumnya kurang membangkitkan

siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dan hanya dilatih untuk

mengerjakan soal yang bersifat teori. Hal ini yang menyebabkan kemampuan

siswa memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan praktikum masih

kurang serta hasil belajar siswa rendah. Oleh karena itu, seorang guru kimia harus

dapat merancang pembelajaran kimia yang tepat, antara lain: dengan pendekatan

inkuiri, pendekatan ketrampilan proses, pendekatan CTL, metode eksperimen,

metode demonstrasi ataupun metode proyek yang mampu meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

3

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut kreativitas guru dalam

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut diantaranya

meliputi kreatif dalam memilih pendekatan, model, dan metode pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan. Kegiatan pembelajaran yang

diinginkan oleh kurikulum tersebut adalah pembelajaran yang berpusat pada

siswa, sehingga siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam

aktivitas belajar. Guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan membantu

memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa selama belajar. Guru tidak hanya

berpengetahuan luas tentang materi pembelajaran yang dikuasai, guru juga harus

mampu merancang dan mengelola pembelajaran, memilih pendekatan, metode

pembelajaran yang tepat, untuk memahami karakteristik siswa, memanfaatkan

sumber sarana yang ada, memanfaatkan alat dan bahan praktikum sehingga

pembelajaran akan menyenangkan dipandang dari sudut siswa.

Materi termokimia merupakan salah satu materi dalam pembelajaran kimia

yang sering menjadi permasalahan bagi siswa, terutama kelas XI IPA untuk dapat

memahami materi tersebut dengan baik. Berdasarkan hasil ulangan harian

termokimia masih relatif rendah, maka materi termokimia belum bisa dipahami

siswa secara maksimal. Berikut ini adalah data nilai rata-rata hasil ulangan harian

termokimia siswa SMA Negeri 1 Kudus semester gasal untuk tiga tahun terakhir.

Tabel 1.1. Daftar Nilai Termokimia Kelas XI IPA SMA N 1 KudusNo Tahun Pelajaran Rata-rata KKM Prosentase (%)

Tuntas Tidak Tuntas1. 2010-2011 71,25 75 61,25 38,752. 2011-2012 71,75 75 62,50 37,503. 2012-2013 72,50 75 63,75 36,25

(Sumber: Buku Daftar Nilai Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kudus)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

4

Hal tersebut disebabkan pembelajaran materi termokimia selama ini

dilakukan dengan ceramah, pemberian rumus dan contoh-contoh penyelesaian

soal tanpa melibatkan siswa untuk ikut serta dalam membangun pemahaman.

Padahal karakteristik materi termokimia banyak melibatkan reaksi-reaksi kimia

dan perhitungan matematik. Akibatnya siswa tidak terlatih untuk memecahkan

permasalahan dan kerja kelompok kurang dibangun. Kondisi ini dapat diperbaiki

dengan memperhatikan pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi, seperti pembelajaran yang berpusat pada siswa antara lain

pendekatan inquiri menggunakan metode eksperimen dan proyek. Guru kadang-

kadang tidak memperhatikan faktor lain yang ada dalam diri siswa seperti

kreativitas dan kemampuan berpikir kritis yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa.

Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah pendekatan

pembelajaran yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang

telah didapatkan selama proses belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar yang aktif (Mulyasa, 2003:234). Meskipun pendekatan ini

berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan

penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Inkuiri pada dasarnya adalah

cara menyadari apa yang telah dialami, oleh karena itu inkuiri menuntut peserta

didik berfikir dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna

dalam kehidupan nyata, dengan demikian peserta didik dibiasakan untuk kreatif,

kritis dan analitis. Langkah-langkah dalam pendekatan inkuiri adalah

menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, menghasilkan suatu jawaban,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

5

serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab

permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti, berikutnya adalah menggunakan

kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005 : 235)

David Ausubel cit Udin S. Winataputra (2008:324) menjelaskan belajar

ialah belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar verbal (expository

learning). Menurut Ausubel pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan

melalui penerimaan, bukan melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide yang

disajikan pada siswa akan diterima oleh siswa. Suatu konsep mempunyai arti

apabila sama dengan ide yang dimiliki, yang ada dalam struktur kognitifnya.

Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima siswa

mempunyai kaitan dengan konsep yang sudah ada sebelumnya atau tersimpan

dalam struktur kognitifnya.

Pembelajaran kimia agar lebih bermakna bagi siswa maka harus

menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat. Pembelajaran

kimia merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara guru, siswa, materi

pelajaran dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkan diperlukan langkah-langkah tertentu. Menurut Moh. Amin (1979:10)

menyatakan: “Salah satu psikologi tentang belajar adalah makin besar keterlibatan

siswa dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami proses belajar”.

Karena belajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu dari guru ke siswa, maka

dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran disamping guru harus kreatif,

juga dituntut partisipasi aktif siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses interaksi dan proses sosialisasi antara guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

6

dan siswa dalam rangka untuk dapat memcapai apa yang menjadi tujuan bersama

baik yang dikehendaki oleh guru maupun siswa melalui pengalaman belajar,

proses mental dan fisik.

Dengan dasar seperti itulah diharapkan mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran yang dapat memberikan hasil dan kontribusi yang signifikan dalam

meningkatkan sumber daya manusia tidak hanya mampu menguasai konsep-

konsep saja tetapi juga memiliki kecakapan dan bersikap positif serta mampu

menerapkan pengetahuan dalam kehidupannya. Salah satu pendekatan

pembelajaran kimia yang digunakan yaitu pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan

ini, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan

memperoleh ketrampilan. Seperti yang diungkapan oleh Kuslan dan Stone

(1992:5) bahwa: “Pengajaran inkuiri merupakan pengajaran dimana guru dan

siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para

ilmuwan”.

Selain pendekatan yang digunakan, dalam proses belajar mengajar tidak

terlepas dari metode pembelajaran. Metode eksperimen dan proyek merupakan

suatu metode pembelajaran yang berbasis laboratorium, sehingga akan sesuai

dengan pembelajaran kimia di SMA. Menurut Mulyasa (2005:110) bahwa:

“Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan

siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik

secara perorangan maupun kelompok”. Selain metode eksperimen, dapat juga

digunakan metode proyek. Metode proyek merupakan suatu metode instruksional

yang melibatkan penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh siswa secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

7

perorangan atau kelompok kecil siswa, untuk mencari jawaban terhadap suatu

masalah dengan perpaduan teori-teori dari berbagai bidang studi. Selain

menggunakan proyek juga dilaksanakan dengan eksperimen yaitu suatu cara

penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami

untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

Faktor kreativitas siswa pada proses pembelajaran juga perlu

diperhatikan. Menurut Seidel cit Julius Candra (1994:15) mengatakan bahwa:

“Kreativitas adalah kemampuan untuk menghubungkan dan mengkaitkan,

kadang-kadang dengan cara yang ganjil namun mengesankan dan ini merupakan

dasar pendayagunaan kreatif dan daya rohani manusia dalam bidang atau

lapangan manapun. Jadi kreativitas merupakan proses mental yang kompleks dari

berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan

yang unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru”. Menurut Mulyasa (2006:105)

bahwa: “Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas

dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar”.

Selanjutnya dijelaskan berdasarkan berbagai penelitian oleh Gibb disimpulkan

bahwa: “Kreativitas dapat dikembangkan dengan jalan memberi kepercayaan,

komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu

ketat”. Kreativitas siswa memegang peranan penting dalam melaksanakan inkuiri

dengan menggunakan metode eksperimen dan proyek pada materi termokimia.

Dengan kreativitas yang baik diharapkan siswa meningkat prestasi belajarnya.

Kemampuan berpikir kritis sangat mempengaruhi pembentukan sistem

konseptual siswa. Kemampuan berpikir kritis merupakan usaha mengaplikasikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

8

rasional, kegiatan berpikir tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis,

mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan dan

mengevaluasi. Kemampuan berpikir kritis akan sangat membantu siswa dalam

memberi penilaian tentang berbagai macam permasalahan.

Dalam kemampuan berpikir kritis kita dituntut untuk memberdayakan

ketrampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut

dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan dan mengacu langsung

pada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka

memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai

kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan semua ketrampilan

tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Kemampuan berfikir

kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan

yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk

membuat keputusan.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang

muncul, yaitu:

1. Pembelajaran kimia dilaksanakan oleh guru selama ini sering masih

konvensional dan berpusat pada guru serta belum menerapkan pembelajaran

yang inovatif dan bervariatif.

2. Pembelajaran kurang bermakna, masih ada guru yang belum mengkaitkan

dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

9

termotivasi dan juga belum mengetahui kebermanfaatan teori atau ilmu yang

dipelajari.

3. Faktor internal siswa dalam pembelajaran seperti kemampuan berpikir kritis,

motivasi, sikap ilmiah, aktivitas belajar dan kreativitas siswa sangat

bervariasai dalam menemukan konsep sehingga siswa memahaminya secara

utuh, akan tetapi belum mendapatkan perhatian dari guru

4. Pada kelas XI terdapat beberapa materi yang harus dipelajari siswa seperti

termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, koloid dan lain-lain, namun

pada materi termokimia masih dianggap sangat sulit bagi siswa.

5. Materi termokimia merupakan materi yang saling berkaitan dengan materi

sebelumnya, namun guru belum menunjukkan keterkaitan antar konsep

materi tersebut.

6. Ada beberapa materi yang ada hubungannya dengan materi yang lain dan

menjadi konsep dasar untuk materi selanjutnya, sebagai contoh materi

termokimia yang menjadi konsep dasar dari materi laju reaksi dan

kesetimbangan kimia. Sehingga memerlukan perhatian lebih, akan tetapi

masih dianggap sama seperti materi yang lainnya dan tidak ada penekanan

konsep disana.

7. Penilaian dalam pembelajaran mencakup tiga ranah yaitu kognitf, afektif,

dan psikomotor, namun yang sering terjadi penilaian guru hanya ranah

kognitif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

10

C. Pembatasan Masalah

Penelitian harus mempunyai arah yang jelas dan pasti, sehingga perlu

diberikan pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan

identifikasi masalah, maka pengkajian dan pembatasan masalah dititik-beratkan

pada:

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan inkuiri.

2. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat mencakup pada pendekatan

inkuiri. Pada penelitian ini dibatasi pada metode eksperimen dan proyek.

3. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada kemampuan berpikir kritis tinggi

dan rendah.

4. Kreativitas siswa dibatasi dalam kategori tinggi dan rendah.

5. Materi pelajaran yang diteliti dalam penelitian adalah materi termokimia pada

kelas XI IPA.

6. Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif,

afektif dan psikomotor.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa

masalah yang disusun dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menggunakan metode eksperimen

dan proyek?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara kreativitas tinggi dan rendah?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

11

3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan berpikir

kritis tinggi dan rendah?

4. Apakah ada interaksi antara pendekatan inkuiri menggunakan metode

eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa?

5. Apakah ada interaksi antara pendekatan inkuiri menggunakan metode

eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi

belajar siswa?

6. Apakah ada interaksi antara kreativitas dan kemampuan berpikir kritis

terhadap prestasi belajar siswa?

7. Apakah ada interaksi antara pendekatan inkuiri yang menggunakan metode

eksperimen dan proyek dengan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis

terhadap prestasi belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan pendekatan

inkuiri dengan metode eksperimen dan proyek.

2. Perbedaan prestasi belajar siswa antara kreativitas tinggi dan rendah.

3. Perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan

rendah.

4. Interaksi antara pendekatan inkuiri yang menggunakan metode eksperimen

dan proyek dengan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

12

5. Interaksi antara pendekatan inkuiri yang menggunakan metode eksperimen

dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa.

6. Interaksi antara kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi

belajar siswa.

7. Interaksi antara pendekatan inkuiri yang menggunakan metode eksperimen

dan proyek dengan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap

prestasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, manfaat yang dapat

diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Mengembangkan dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan serta

lebih mendukung teori-teori yang telah ada.

b. Memberikan sumbangan kepada tenaga pendidik, khususnya guru mata

pelajaran kimia dalam usaha meningkatkan penguasaan konsep.

c. Memberikan sumbangan pemikiran kepada tenaga pendidik tentang

pentingnya pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan sumbangan bagi sekolah guna perbaikan mutu pembelajaran

dan pendidikan.

b. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara menggunakan

pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

13

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi termokimia dengan

pendekatan inkuiri yang menggunakan metode eksperimen dan proyek

ditinjau dari kreativitas dan kemampuan berpikir kritis.

d. Menjadi inspirasi bagi tumbuh kembangnya kreativitas guru dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

e. Memberikan pengalaman kepada siswa untuk terlibat dalam proses

pembelajaran.

f. Memberikan motivasi kepada tenaga-tenaga pendidik agar senantiasa

melakukan penelitian dan memupuk kreativitas dan inovasi dalam

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian belajar

Menurut Gardner cit Sri Anita (2005:5), pengertian belajar adalah

menginternalisasi dan membentuk kembali atau mentransformasi pengetahuan

baru melalui penciptaan pengertian baru yang menghasilkan suatu struktur

kognitif baru. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengertian yang mendalam bila

kehadiran informasi baru memicu timbulnya atau menimbulkan struktur kognitif

yang menyebabkan seseorang memikirkan kembali tentang ide-idenya terdahulu.

Sardiman A.M. (2011:20) memberikan batasan tentang definisi belajar sebagai

berikut: “Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Juga belajar itu akan

lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik.

Pengertian yang umum dan sederhana, belajar menurut Aunurahman

(2009) diartikan “sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan”. Dalam hal

ini dapat disimpulkan bahwa proses siswa memperoleh berbagai kecakapan,

ketrampilan dan sikap. Kemampuan siswa untuk belajar menjadi ciri penting yang

membedakan jenis-jenis mahluk yang lain. Sedangkan pengertian belajar, W.S.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

15

Winkel (1996:53) mengemukakan bahwa: “Belajar adalah suatu aktivitas mental

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai

sikap”. Belajar dalam pengertian ini bukan hanya membaca buku sebanyak-

banyaknya. Saat siswa mengamati, melakukan sesuatu yang dapat merubah pola

pikir siswa dan tingkah laku, hal tersebut sudah dikatakan siswa mengalami

proses belajar.

Menurut W.S. Winkel (2006:17) "Belajar adalah suatu aktivitas mental/

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan

dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan. Konstan maksudnya tetap

atau tahan lama". Belajar merupakan suatu kegiatan yang berlangsung secara

kontinyu, dimulai sejak manusia lahir dan meliputi tentang banyak hal. Berbagai

hal mulai dari yang kecil sampai hal-hal yang besar dapat dikatakan sebagai

proses belajar. Anak kecil yang berusaha untuk berjalan sendiri dapat dikatakan

sedang belajar. Pengertian belajar senantiasa menjadi topik yang berkembang dari

waktu ke waktu. Ini terbukti dari banyaknya teori belajar yang muncul dan

berkembang, khususnya dikalangan para ahli atau pengamat pendidikan. Hal itu

disebabkan karena ada banyak kegiatan yang bisa dianggap sebagai proses belajar.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian belajar merupakan perubahan tingkah laku melalui proses internal dan

kegiatan siswa untuk memperoleh suatu tujuan. Suatu perubahan tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

16

dikarenakan belajar meliputi beberapa aspek antara lain pengetahuan,

pengalaman, ketrampilan dan nilai sikap.

b. Pengertian Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2005: 78) “kata pembelajaran adalah terjemahan

dari instruction” Sedangkan Gagne (1992: 3) menyatakan: “instruction is a set

event that effect learners in such a way that learning is facilitated” Dalam

pembelajaran akan menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan yang

mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar

mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam

belajar mengajar.

Pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2005:104) adalah “Usaha

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa” Pembelajaran bukan hanya

mengembangkan kemampuan kognitif saja,akan tetapi juga meliputi

pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Sedangkan Konsep

pembelajaran menurut Corey cit Syaiful Sagala (2011:61) adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset

khusus dari pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu

dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

17

lama dan karena adanya usaha. Pada proses kegiatan yang mellibatkan guru dan

siswa dapat terjadi perubahan baik kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan

belajar tersebut sebagai sarana untuk mengembangkan potensi siswa, sehingga

kegiatan harus diarahkan untuk mengembangkan kemampuan memahami,

mengetahui, melakukan sesuatu dan mengatualisakan diri.

Kegiatan pembelajaran menurut Nurhadi (2004: 30) adalah: “(1) Berpusat

pada siswa, (2) Mengembangkan kreatifitas siswa, (3) Menciptakan kondisi yang

menyenangkan dan menantang, (4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan

kinestetika, (5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam”. Jadi di dalam

pembelajaran telah terkandung makna proses belajar mengajar. Sebab mengajar

itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dapat membuat siswa

belajar.

c. Komponen pembelajaran

Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara

yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman temannya, tutor,

media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari

pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen

pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009:3) mengelompokkan komponen-komponen

pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran,

dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode

pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar,

sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan

yang telah direncanakan sebelumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

18

d. Karakteristik Pembelajaran

Ada beberapa karakteristik di dalam proses pembelajaran seperti yang di

ungkapkan oleh Wina Sanjaya (2005:79) antara lain 1) Pembelajaran berarti

membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran tujuan utama mengajar adalah

membelajarkan siswa. Oleh karena itu proses pembelajaran tidak diukur dari

sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. 2) Proses pembelajaran

berlangsung dimana saja. Pembelajaran berorentasi pada siswa, maka proses

pembelajaran dapat berlangsung dimana saja, artinya kelas bukan satu-satunya

tempat untuk belajar. 3) Pembelajaran beorentasi pada pencapaian tujuan. Tujuan

pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk

mengubah tingkah laku siswa sesuai tujuan yang akan dicapai. Artinya materi

pelajaran yang dikuasai oleh siswa akan dapat membentuk pola perilaku itu

sendiri.

2. Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang dikembangkan oleh aliran psikologi

belajar yang mendukung dalam penulisan tesis ini, yaitu :

a. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme menurut Slavin cit Catharina Tri Anni

(2004: 40) menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pengetahuan kepada

siswa. Sebaliknya, siswa harus mengkontruksikan pengetahuannya sendiri. Peran

guru adalah: 1) memperlancar proses pengkonstruksian pengetahuan dengan cara

membuat informasi secara bermakna dan relevan dengan siswa, 2) memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan atau menerapkan gagasannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

19

sendiri, dan 3) membimbing siswa untuk menyadari dan secara sadar

menggunakan strategi belajarnya sendiri (Slavin, 1994) Konstruktivisme

beranggapan bahwa pengetahuan manusia merupakan konstruksi dari manusia

yang mengetahui sesuatu, jadi pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja,

tetapi harus dibentuk dan dibangun sendiri oleh setiap individu. Pengetahuan

bukan merupakan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang

berkembang terus-menerus. Keaktifan seseorang amat berperan dalam

perkembangan pengetahuan tersebut.

Pembentukan pengetahuan terjadi akibat subjek aktif menciptakan

struktur-struktur kognitifnya dalam interaksinya dengan lingkungan. Struktur

kognitif harus senantiasa diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan

lingkungan. Proses pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme

menekankan pada kualitas dari keaktifan siswa dalam menginterpretasikan dan

membangun pengetahuannya. Setiap siswa menyusun pengalamannya dengan

jalan menciptakan struktur mental dan menerapakan dalam pembelajaran. Suatu

proses aktif dimana siswa berinteraksi dengan lingkungannya dan

mentransformasikan ke dalam pikirannya dengan bantuan struktur kognitif yang

telah ada dalam pikirannya.

Proses belajar menurut konstruktivisme: (1) Belajar berarti membentuk

makna baik yang diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,

rasakan, dan alami. (2) Terjadi proses terus menerus. Setiap kali berhadapan

dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi. (3) Belajar

bukan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pikiran dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

20

membuat pengertian yang baru. (4) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada

waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.

(5) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya. (6) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang diketahui

pelajar : konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri sejalan dengan

kontruktivisme. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah pendekatan

pembelajaran yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang

telah didapatkan selama proses belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar yang aktif (Mulyasa, 2003 : 234). Meskipun pendekatan ini

berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan

penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Inkuiri pada dasarnya adalah

cara menyadari apa yang telah dialami, oleh karena itu inkuiri menuntut peserta

didik berfikir dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna

dalam kehidupan nyata, dengan demikian peserta didik dibiasakan untuk kreatif,

kritis dan analitis.

b. Teori Belajar David Ausubel

David Ausubel cit Udin S Winataputra (2008: 324) menjelaskan belajar

ialah belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar verbal (expository

learning). Menurut Ausubel pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan

melalui penerimaan, bukan melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide yang

disajikan pada siswa akan diterima oleh siswa. Suatu konsep mempunyai arti

apabila sama dengan ide yang dimiliki, yang ada dalam struktur kognitifnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

21

Belajar bermakna adalah belajar yang disertai dengan pengertian. Belajar

bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima siswa mempunyai

kaitan dengan konsep yang sudah ada sebelumnya atau tersimpan dalam struktur

kognitifnya.

Ausubel mengklasifikasikan makna belajar kedalam dua dimensi, dimensi

pertama berhubungan dengan cara bagaimana informasi atau materi disajikan

kepada siswa, belajar menurut dimensi ini diperoleh melalui pemberian informasi

dengan cara dikomunikasikan kepada siswa dalam bentuk belajar penerimaan dan

menyajikan informasi. Dimensi kedua berhubungan dengan bagaimana siswa

dapat mengaitkan informasi yang diterima dengan pengetahuan yang dimiliki,

itulah yang disebut dengan belajar bermakna.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar belajar menjadi bermakna,

yaitu a) Pengaturan awal (advanced organizer) berisi konsep yang diberikan

kepada siswa jauh sebelum materi pelajaran yang sesungguhnya diberikan, ada

tiga hal yang dapat dicapai dengan menggunakan pengaturan awal, yaitu

memberikan kerangka konseptual untuk belajar yang bakal terjadi berikutnya, ada

penghubung yang sudah dimiliki siswa saat ini dengan informasi baru yang akan

diterima, berfungsi sebagai jembatan penghubung sehingga memperlancar

pengkodean, b) Progressive differentiation, menurut Ausubel pengembangan

konsep berlangsung paling baik bila dimulai dengan cara menjelaskan terlebih

dahulu hal-hal yang umum kemudian yang khusus dan diperlukan analisis konsep.

Analisis konsep dilakukan untuk menemukan kemudian menghubungkan konsep-

konsep utama dari suatu mata pelajaran sehingga dapat diketahui mana konsep

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

22

yang paling utama dan superordinat dan mana yang lebih khusus dan subordinat.

Konsep yang diajarkan kepada siswa akan diterima dan diasosiasikan dengan

konsep yang ada dalam struktur kognitif, kemudian konsep ini akan mengalami

diferensisasi, c) Rekonsiliasi integratif, guru menjelaskan dan menunjukkan

secara jelas perbedaan dan persamaan materi yang baru dengan yang dijelaskan

terlebih dahulu yang telah dikuasai, dengan demikian siswa kan mengetahui

alasan dan manfaat materi yang akan dijelaskan, d) Konsolidasi, guru memberikan

pemantapan atas materi pelajaran yang telah diberikan untuk memudahkan siswa

memahami dan mengajari materi selanjutnya (Ratna Wilis Dahar, 1989).

c. Teori Belajar Jean Piaget

Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara garis besar

terbagi empat periode yaitu: a) periode sensori motor ( 0 – 2 tahun); b) periode

praoperasional (2-7 tahun); c) periode operasional konkrit (7-11 tahun); d) periode

operasi formal (11-15) tahun. Sedangkan konsep-konsep dasar proses organisasi

dan adaptasi intelektual menurut Piaget yaitu: skemata (dipandang sebagai

sekumpulan konsep); asimilasi (peristiwa mencocokkan informasi baru dengan

informasi lama yang telah dimiliki seseorang; akomodasi (terjadi apabila antara

informasi baru dan lama yang semula tidak cocok kemudian dibandingkan dan

disesuaikan dengan informasi lama); dan equilibrium (bila keseimbangan tercapai

maka siswa mengenal informasi baru).

Berdasarkan teori belajar Piaget, siswa pada tingkat SMA berada di

tahapan operasi formal. Pada perkembangan kognitif siswa SMA dapat membuat

keputusan dan hipotesis melalui pembelajaran. Siswa mulai menyelesaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

23

masalah dengan cara rasional dan lebih sistematik. Hal ini sesuai dengan

pembelajaran inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek, siswa mencari dan

mengembangkan informasi sendiri dengan cara praktikum. Proses pembelajaran

tersebut memungkinkan siswa menemukan informasi baru, kemudian diolah

menjadi informasi baru dan menghasilkan suatu kesimpulan.

d. Teori Belajar Robert Gagne

Gagne cit Ratna Wilis Dahar (1989) berpendapat bahwa ada lima kategori

hasil belajar yang disebut “The Domains of Learning “. Tiga bersifat kognitif, satu

bersifat psikomotorik, dan satu lagi bersifat afektif. Lima kategori hasil belajar

tersebut adalah ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap-

sikap, dan ketrampilan motorik.

Ketrampilan intelektual merupakan ketrampilan untuk berhubungan

dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi.

Ketrampilan-ketrampilan ini memungkinkan seseorang berinteraksi dengan

lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Gagne

berpendapat bahwa belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang

menurut tingkat-tingkat kompleksitas dalam perkembangan intelektual. Untuk

memecahkan masalah diperlukan aturan-aturan yang kompleks. Demikian pula

diperlukan aturan-aturan dan konsep-konsep terdefinisi. Untuk memperoleh

aturan-aturan tersebut, siswa harus sudah belajar beberapa konsep konkrit, dan

untuk memperoleh konsep-konsep konkrit, siswa harus sudah menguasai

deskriminasi-deskriminasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

24

Hubungan teori Gagne dengan penelitian ini adalah penelitian ini

dilakukan pada siswa SMA. Menurut teori Gagne, siswa SMA sudah bisa

memahami hal-hal yang bersifat konkret. Pada proses pembelajaran disesuaikan

dengan tingkat perkembangan siswa.

e. Teori Belajar Vygotsky

Vygotsky cit Udin S. Winataputra (2008) menyatakan salah satu teori

penting dalam psikologi perkembangan adalah penekanan pada hakikat sosio-

kultural dari pembelajaran atau pengetahuan dibangun secara sosial, dalam

pengertian bahwa peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan

memberikan kontribusi dan membangun bersama makna suatu pengetahuan,

dengan demikian proses yang terjadi akan beragam sesuai dengan konteks

kulturalnya. Proses dan konteks cultural yang beragam juga menghasilkan belajar

yang beragam pula.

Vygotsky lebih jauh meyakini bahwa pembelajaran terjadi apabila anak

bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas itu

masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas tersebut berada

dalam Zone of proximal development (ZPD). Berdasarkan teori itu

dikembangkanlah pembelajaran interaktif, yaitu siswa lebih mudah menemukan

dan memahami konsep-konsep yang sulit bila mereka saling mendiskusikan

masalah tersebut dengan temannya. Berbeda dengan teori sosial Albert Bandura,

Teori sosial Vygotsky, pengetahuan terbentuk melalui pola pikir individu melalui

kelompok yang terbentuk dalam pembelajaran dengan metode proyek dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

25

eksperimen, sehingga ada interaksi yang bisa membentuk pengetahuan yang tidak

sekedar meniru dari teman maupun guru.

3. Pendekatan Inkuiri

a. Pengertian Inkuiri

Pembelajaran inkuiri menurut Gulo cit Trianto (2007: 135) strategi inkuiri

merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri. Sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran inkuiri adalah:

Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; Keterarahan

kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan

Mengembangkan sikap percaya diri tentang apa yang ditemukan dalam proses

inkuiri.

Menurut Margono (1998:51) inkuiri adalah pendekatan pengajaran dimana

siswa sendiri bebas memilih atau mengatur obyek belajarnya mulai dari penentuan

masalah, proses pengumpulan data analisis sampai eksperimentasi. Menurut

Mulyati Arifin (1995:76): "lnkuiri merupakan suatu proses dimana terdapat

interaksi yang tinggi antara siswa, pengajar, alat dan bahan, materi pelajaran dan

lingkungannya". Sedangkan menurut Moh. Amien (1979: 6), pembelajaran inkuiri

merupakan pembelajaran yang lebih menekankan peran aktif siswa, baik fisik

maupun mental dalam proses pembelajaran dengan menekankan pengalaman-

pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk dapat menemukan konsep-

konsep dan prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Proses mental yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

26

dilakukan misalnya merumuskan problem, merancang eksperimen, melakukan

eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data menarik kesimpulan,

mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.

Gulo cit Trianto (2007:137) menyatakan, bahwa inquiri tidak hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk

pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan proses yang

bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

dan membuat kesimpulan.

Inkuiri merupakan salah satu metode mengajar yang konstruktif, dimana

siswa dilibatkan secara aktif untuk berfikir dan menemukan pengertian yang ingin

diketehuinya. Dengan metode ini maka siswa dilibatkan dalam proses penemuan

melalui kegiatan ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah

menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat

kepada keaktifan siswa. Jadi bukan pembelajaran yang berpusat pada guru,

melainkan kepada siswa. Siswa melalui proses penyelidikan akhirnya akan sampai

pada konsep yang dipelajari.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri

Menurut Mulyati Arifin (1995: 81) bahwa pembelajaran inkuiri memiliki

ciri-ciri sebagai berikut: Cara berpikir berkembang dari pengamatan pada masalah

tertentu kepada generalisasi; Tujuan pengajaran adalah mempelajari proses obyek

tertentu (masalah tertentu) sampai generalisasi tentang obyek tersebut; Guru

sebagai pengontrol data materi, obyek dan sebagai pemimpin kelas; Siswa

memberikan reaksi terhadap data materi, obyek untuk menemukan pola hubungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

27

berdasarkan pengamatannya dan berdasarkan pengamatan lain di dalam kelas;

Kelas dianggap sebagai laboratorium; Generalisasi, biasanya tercipta dari siswa;

Guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang didapat

siswa.

Menurut Margono (1998:52), ciri-ciri pendekatan inkuiri adalah: Siswa

menemukan masalah sendiri atau mernpunyai keinginan yang kuat untuk

memecahkan suatu masalah; Masalah dirumuskan seoperasional mungkin,

sehingga terlihat kemungkinannya untuk dipecahkan; Siswa merumuskan

hipotesis, untuk rnenuntun dalam mencari data; Siswa menyusun cara-cara

pengumpulan data dengan melakukan eksprerimen, mengadakan pengamatan,

membaca dan memanfaatkan sumber lain; Siswa melakukan penelitian secara

individual atau kelompok untuk pengumpulan data; Siswa mengolah data dan

mengambil kesimpulan.

Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi

siswa adalah : Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa

berdiskusi; Inkuiri berfokus pada hipotesis; dan penggunaan fakta sebagai

evidensi (informasi, fakta). Peranan guru adalah sebagai berikut: Motivator,

memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir; fasilitator,

menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan; Penanya, menyadarkan

siswa dari kekeliruan yang mereka buat; Administrator, bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan kelas; Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan; Manajer, mengelola sumber belajar, waktu dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

28

organisasi kelas; Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai

siswa.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri

Menurut Suchman cit Hamzah B. Uno (2009:14) yang meyakini bahwa

anak-anak merupakan yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Suchman

mengajukan beberapa postulat yang mendasari model pembelajaran ini, yaitu:

Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk mencari tahu akan segala

sesuatu yang menarik perhatiannya; Mereka akan menyadari keingintahuan akan

segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis srtategi berfikirnya;

Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan

dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa; Penelitian kooperatif (cooperative

inquiry) dapat memperkaya kemampuan berfkir dan membantu siswa belajar

tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat tentatif dan belajar menghargai

penjelasan atau solusi alternatif. Adapun siklus inquiri adalah sebagai berikut:

Observasi (observation); Bertanya (questioning); Mengajukan dugaan

(hyphotesis); Pengumpulan data (data gathering); Penyimpulan (conclusion).

Menurut Sudjana (1989:243) ada lima tahapan yang ditempuh dalam

melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu: Merumuskan masalah untuk

dipecahkan siswa; Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan

istilah hipotesis; Mencari informasi, data dan fakta yang diperlukan untuk

menjawab hipotesis atau permasalahan; Menarik kesimpulan jawaban atau

generalisasi; dan Mengaplikasikan kesimpulan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

29

Langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri antara lain: Merumuskan

masalah (dalam pembelajaran apapun); Mengamati atau melakukan observasi;

Menganalisa dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel,

dan karya lainnya; Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada

pembaca, teman sekelas, guru atau audien lain.

Pada penelitian ini menekankan kepada pembelajaran inkuiri. Adapun

langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah seperti yang

terdapat tabel di bawah ini:

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri No Langkah Pokok Aktivitas Pengajar Aktivitas Siswa1 Menghadapkan

masalahMenjelaskan prosedur kegiatan menyelidikiMenyajikan masalah dengan

mengajukan pertanyaan tentang inti masalah

Memahami prosedur kegiatanMerumuskan permasalahan

2 Menyusun Hipotesis

Mengarahkan dalam merumuskan hipotesis

Merumuskan hipotesis

3 Mengumpulkan data dalam kegiatan

Memberi tugas eksplorasi (kegiatan inti)Memantau proses kegiatan atau observasi

Mengumpulkan data dan informasiMelakukan kegiatan sesuai prosedur

4 Menganalisis data Mengarahkan dalam menganalisis data hasil kegiatanMengadakan diskusi

Menganalisis data hasilMelakukan diskusi hasil

5 Menyimpulkan dan melaporkan hasil

Memacu proses penyimpulanMenyediakan LKS untuk laporan hasil

Membuat kesimpulanMemberikan laporan hasil kegiatan dlm LKS

Dalam model pembelajaran ini, guru melibatkan siswa untuk memulai

inkuiri. Peranan guru menurut Trianto (2007:136) adalah 1) motivator, memberi

rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir; 2) fasilitator, menunjukkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

30

jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan; Penanya, menyadarkan siswa dari

kekeliruan yang mereka buat; 3) administrator, bertanggung jawab terhadap siswa

terhadap seluruh kegiatan siswa; 4) pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan; 5) manajer, mengelola sumber belajar, waktu,

dan organisasi kelas; 6) rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang

dicapai siswa.

4. Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah N.K (2001) metode eksperimen adalah “salah satu cara

mengajar, dimana siswa melakukan percobaan tentang sesuatu hal; mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan

disampaikan ke kelas dan dievaluasi guru“. Sedangkan menurut Syaiful Bahri

Djamarah dan Aswan Zain (1996), yang dimaksud metode eksperimen adalah

“cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami

dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari“.

Menurut Ismo T. Koponen and Terhi Mantyla (2004) metode eksperimen

dapat membantu konseptualisasi siswa dalam mendukung pembelajaran. Siswa

masih dapat memiliki kepuasan berpartisipasi dalam menciptakan pengetahuan

bagi diri mereka sendiri meskipun sekarang menjadi sangat dipandu oleh guru

dan dibatasi oleh pengamatan empiris.

Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang

terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terbimbing adalah

eksperimen yang jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum

percobaan dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat siswa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

31

peralatan yang digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah

ditentukan sejak menggunakan alat ukur. Melalui eksperimen terbimbing siswa

tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan dibuat. Untuk keperluan

tersebut, disiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan eksperimen bebas

adalah guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci.

Siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian,

apa yang harus diamati, diukur, dan di analisis serta disimpulkan. Guru hanya

memberikan tugas teori atau konsep apa yang harus dibuktikan siswa.

Kelebihan metode eksperimen adalah 1) Siswa aktif mengalami atau

membuktikan sendiri. 2) Siswa dapat membuktikan sendiri teori-teori yang

pernah diterima. 3) Siswa mendapat kesempatan melakukan langkah-langkah

berfikir ilmiah.

Sedangkan kelemahan metode eksperimen adalah 1) Akan kurang berhasil

apabila alat-alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa. 2)

Kemungkinan tidak akan membawa hasil yang diharapkan apabila siswa belum

cukup pengalaman. 3) eksperimen yang waktunya panjang, sehingga waktu yang

ada dijadwal pelajaran di sekolah tidak cukup.

Penerapan metode eksperimen agar dapat berjalan secara efisien dan

efektif maka perlu diperhatikan tahapan-tahapan pelaksanaannya. Tiga tahap yang

perlu dilaksanakan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen

terbimbing, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen

disajikan pada Tabel 2.2. berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

32

Tabel 2. 2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Eksperimen

Tahapan Kegiatan

1) Mempersiapkan

kegiatan

a. Menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai;

b. Menetapkan alat-alat, bahan yang akan digunakan, dan

sarana lain yang mendukung serta memeriksa

ketersediaan alat;

c. Mengadakan uji coba terlebih dahulu (guru) baik untuk

alat alat, bahan, dan materi yang akan dieksperimenkan

sehingga dapat diketahui segala kemungkinan yang

terjadi.

2) Melaksanakan

kegiatan

a. Guru memotivasi anak untuk melaksanakan kegiatan

eksperimen,

b. Guru dengan siswa mendiskusikan mengenai langkah

langkah pelaksanaan, alat dan bahan yang digunakan

serta hal-hal yang akan diamati dan dicatat hasil kegiatan

eksperimen;

c. Guru mengamati dan membimbing siswa melakukan

eksperimen, siswa melakukan eksperimen, mengamati

dan mencatat data-data hasil eksperimen;

d. Siswa menganalisis data pengamatan, menyimpulkan dan

membuat laporan kegiatan secara kelompok.

3) Tindak lanjut Siswa berdiskusi kelompok untuk menganalisa data hingga

diperoleh suatu kesimpulan.

5. Metode Proyek

Menurut Ratna Wilis Dahar (1986:153) “Metode proyek merupakan

teknik instruksional yang melibatkan pengunaan alat dan bahan yang diusahakan

oleh siswa secara perseorangan atau kelompok kecil, untuk mencaari jawaban

terhadap suatu masalah dengan perpaduan teori-teori”. Konsep dan karakteristik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

33

pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran

yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan

yang komplek. Fokus pembelajaran terletak pada konsp-konsep dan prinsip-

prinsip inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi

pemecahan masalah dan kegiatan-kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain,

memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan

mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Pengajaran

berbasis proyek/tugas berstruktur (project based learning) membutuhkan

suatupendekatan pengajaran komprehensif dimana lingkungan belajar siswa

didesain agar dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik

termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan

tugas bermakna lainnya.

Menurut Agus Suparno (2007:52) metode berbasis proyek dapat

dipandang sebagai salah satu model penciptaan lingkungan belajar yang dapat

mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan ketrampilan secara personal.

Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain, dan

merefleksikan ide sendiri pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman

pemberdayaan pengetahuan (meaning making process). Selain itu juga untuk

mengalami tahap pembelajaran yang disebut sebagai “interactive research cycle”

yang terdiri dari tahap pertanyan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis

pengetahuan dan evaluasi.

Metode berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

34

dengan melibatkan kerja proyek, menurut Thomas cit Wena (2008:144).

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif

dan lebih menekankan pada belajar kontektual melalui kegiatan-kegiatan yang

komplek (Wena, 2008:145). Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep

inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan

masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa

bekerja secara otonom dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan

mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.

Menurut Sampurno, (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran

berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman

belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk pebelajar serta dapat

meningkatkan kinerja ilmiah siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya

berperan sebagai fasilitator dan mediator. Keuntungan-keuntungan pembelajaran

berbasis proyek, yaitu: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa, (2)

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, (3) meningkatkan kolaborasi.

Pentingnya kerja kelompok dalam proyek menyebabkan siswa mampu

mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi dan kinerja ilmiah

siswa, (4) meningkatkan keterampilan mengelola sumber yaitu bertanggung jawab

untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.

Pembelajaran berbasis proyek telah menjadi bagian dari kurikulum sekolah

yang memiliki ciri khas melibatkan para siswa di dalam desain proyek,

penyelidikan pemecahan masalah, atau pengalaman yang memberi perluasan

waktu kepada para siswa untuk bekerja secara otonomi. Pembelajaran berbasis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

35

proyek juga dapat menyediakan peluang bagi pengembangan keterampilan baru,

eksplorasi, praktik dan manajemen proyek. Dalam bidang sains, dukungan guru

dan penemuan proyek dapat menyediakan pengalaman pribadi dalam proses

penemuan dan pemahaman. Tidak hanya mengerjakan proyek secara alami dan

menguatkan filosofi ilmu pengetahuan, tetapi mereka juga membantu para siswa

untuk membangun koneksi diantara pengalaman kelas mereka, lingkungan dan

minat mereka.

Uraian tersebut sesuai dengan pendapat Doppelt (2005) yang menyatakan

bahwa pembelajaran berbasis proyek mempunyai nilai keaslian di dalam dunia

pendidikan yang mampu membimbing siswa menuju ke riset, rencana, desain, dan

mencerminkan ciptaan atau hasil kreasi dari proyek teknologi dan peran guru

seyogyanya membantu peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dari ilmu

pengetahuan dan disiplin ilmu lainnya ke dalam proses desain.

Pembelajaran berbasis proyek yang berpusat pada siswa dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki topik permasalahan, membuat

pebelajar menjadi lebih otonomi sehingga mereka dapat membangun pengetahuan

mereka sendiri serta pembelajaran menjadi lebih bermakna. Aplikasi model

pembelajaran berbasis proyek ini mempunyai beberapa alasan, yaitu:

1)menawarkan potensi produksi dan tindakan pengetahuan kolektif di dalam

proyek sosial, 2) tradisi pendidikan masyarakat radikal, pengajaran merupakan

underpinned oleh kepercayaan yang bermanfaat pada pengembangan pengetahuan

yang melibatkan pengembangan pemikiran, 3) proses kerja kelompok yang saling

mendukung dapat membuka berbagai peluang untuk kreativitas, karena para siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

36

mengadakan percobaan dengan penafsiran berpikir dan data berbeda untuk

menyelesaikan permasalahan.

Keberhasilan penerapan pembelajaran berbasis proyek pada siswa

tergantung dari rancangan tahap pembelajaran. Tahap pelajaran yang dirancang

harus dapat menggali penemuan-penemuan mereka sendiri. Peran pendidik dalam

pembelajaran ini adalah sebagai mediator dan fasilitator, di mana dalam

penerapan pembelajaran berbasis proyek, pendidik harus mampu memotivasi

siswa untuk mengemukakan pendapat mereka dalam presentasi proyek secara

demokratis.

Pelaksanaan metode proyek, para siswa secara berkelompok

merencanakan dan melakukan penelitian di lapangan dan laboratorium yang

melibatkan penggunaan alat dan bahan untuk mencari jawaban terhadap suatu

masalah. Selain itu siswa melakukan kajian teori melalui beberapa buku kimia,

melakukan diskusi dan menyusun laporan. Penyelesaian suatu proyek

memerlukan waktu cukup banyak, oleh karena itu untuk menerapkan metode

proyek ini guru perlu mencari cara untuk memanfaatkan waktu luang siswa secara

bijaksana dan pengaturan waktu yang baik sehingga tidak mengambil jatah jam

untuk materi lain.

Tahap-tahap pembelajaran metode proyek dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Penyelidikan dan observasi (exploration), 2) Penyajian bahan baru

(presentation), 3) Asimilasi/pengumpulan keterangan atau data 4)

Mengorganisasikan data (organization), 5) Mengungkapkan kembali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

37

(recitation). Adapun Langkah-langkah pembelajaran dengan metode proyek

dapat disajikan pada Tabel 2.3. berikut.

Tabel 2.3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Proyek

Tahapan Kegiatan

Penyelidikan dan

observasi

(exploration)

Guru mengajukan pertanyaan lisan, memberi

keterangan singkat serta mengetes siswa

tentang mata pelajaran yang akan dipelajari

lalu memberi tugas kepada siswa untuk

meneliti materi yang akan dipelajari.

Penyajian bahan

baru (presentation)

Dengan metode ceramah, guru memberikan

garis besar tentang bahan pelajaran.

Asimilasi/pengump

ulan keterangan

atau data

1) Siswa membentuk keompok kecil,

menentukan langkah penyelesaian.

2) Siswa menyusun cara kerja

3) Siswa mencari informasi, keterangan atau

fakta-fakta untuk mengisi pokok-pokok

yang penting.

Mengorganisasikan

data (organization)

1) Siswa mengorganisasikan data, fakta dan

informasi yang digunakan untuk menarik

kesimpulan.

2) Guru mengawasi dan mengarahkan siswa

agar tidak terjadi salah konsep.

Mengungkapkan

kembali

(recitation)

1) Siswa membuat laporan tentang kegiatan

yang telah dilakukan.

2) Setiap kelompok mempresentasikan hasil

dan berdiskusi tentang kegiatan yang telah

dilakukan.

Keunggulan metode proyek dibanding dengan metode ceramah dan diskusi

diungkapkan oleh Evanson M. Muriithi, dkk (2013) pada penelitiannya yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

38

berjudul “Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan

Secondary Schools”. Keunggulan metode proyek dibanding dengan metode

ceramah dan diskusi diungkapkan oleh Evanson M. Muriithi, dkk, (2013) yaitu

penerapan metode proyek merupakan salah satu metode pembelajaran yang tidak

hanya dengan ketrampilan ilmiah tetapi pengetahuan yang dipelajari berhubungan

dengan memecahkan masalah sehari-hari. Keunggulan metode proyek yang

lainnya yaitu dalam hal meningkatkan motivasi. Laporan tertulis tentang proyek

itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu,

berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan

dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa

belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum yang

lain.

Meskipun metode proyek memiliki banyak kelebihan, tetapi juga memiliki

kekurangan, yaitu: 1) Memerlukan perencanaan yang matang. 2) Tidak semua

guru dapat merencanakan pembelajaran dengan metode proyek. Sebab dengan

metode ini guru dituntut kerja keras dan mengorganisir pelajaran yang menjadi

proyek secara sederhana. 3) Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat

membosankan bagi siswa. 4) Bagi sekolah tingkat rendah (SD dan SLTP), metode

proyek masih sulit dilaksanakan. Sebab metode proyek memerlukan waktu yang

lebih banyak dalam proses pembelajaran, menuntut siswa untuk mencari,

membaca, memikirkan serta dapat memecahkan masalahnya sendiri. 5) Dilihat

dari segi aktivitasnya, organisasi sekolah menjadi tidak sederhana, disamping

memerlukan banyak fasilitas, tenaga dan financial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

39

6. Kreativitas

Kata kreativitas (creativity) bermakna mempunyai sifat kreatif (creative)

yang berasal dari kata to care (mencipta). Berdasarkan etimologi kemampuan

kreativitas berarti kemampuan menciptakan sesuatu (ide-cara-produk) yang baru.

Jadi, konotasi kreativitas berhubungan dengan sesuatu yang baru yang sifatnya

orisinal.

Kajian kreativitas merupakan kajian yang kompleks sehingga bisa

menimbulkan berbagai pandangan-pandangan, tergantung dari sisi mana mereka

membahasnya dan teori yang menjadi acuanya. Kemampuan kreativitas menurut

Munandar cit Reni (2001:18) berkenan dengan tiga hal, yaitu “Mengkombinasi,

memecahkan masalah, dan operasional. Kemampuan mengkombinasi berdasarkan

data atau unsur-unsur yang ada, kemampuan memecahkan masalah berdasarkan

informasi yang ada menentukan keragaman solusi dengan penekanan pada aspek

kualitas dan efektivitas, kemampuan operasional berdasarkan pada aspek

kelancaran-keluwesan-orisionalitas”.

Menurut Ausubel dan Hamalik (2002:34), “Kreativitas adalah kemampuan

atau kapasitas”. Aspek lain dari kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen,

yaitu meliputi orisinalitas, fleksibilitas, kualitas, dan kuantitas. Thorrance cit

Oemar Hamalik (2002: 23) “Kreativitas akan muncul berkenaan dengan kesadaran

adanya kesenjangan antara pengetahuan siap dengan pengetahuan atau masalah

baru, kemudian muncullah beragam alternatif solusi. Kreativitas akan muncul

pada diri individu bila ada tantangan baru yang solusinya tidak rutin”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

40

Berdasarkan segi kemampuan aktivitas otak dalam kaitannya dengan

kreativitas, ternyata potensi tersebut memang telah tersedia. Buzan cit Erman

Suherman (2004: 16) mengemukakan “bahwa otak mengolah informasi dalam

bentuk hubungan fungsional antar konsep, berupa peta konsep, sehingga terjalin

kaitan antar konsep yang satu dengan konsep lainnya”. Inilah yang dimaksud

dengan struktur kognitif dimana skema baru akan terbentuk dalam sistem kerja

otak dan terkait dengan skemata lain yang sudah terbentuk. Dengan pola seperti

ini, proses belajar siswa diusahakan agar tidak hanya berasimilasi (menyerap

pengetahuan) akan tetapi dikombinasikan dengan akomodasi (mengkonstruksi

pengetahuan).

Kemampuan otak dalam memproses informasi tersebut, sebagai potensi

individu yang merupakan anugrah dari Allah SWT, Buzan mengemukakan

“Bahwa otak dapat memproses informasi sebanyak 600 – 800 kata permenit”.

Dengan kemampuan otak yang begitu hebat, patut kita syukuri dengan

memanfaatkannya dalam kegiatan positif, yaitu dengan cara belajar pada setiap

situasi untuk membekali diri. Jika tidak, dan dibiarkan menganggur, maka otak

dengan sendirinya akan bekerja pada hal-hal yang kurang bermanfaat seperti

berangan-angan dan melamun.

Menurut Munandar cit Reni (2001:8) mengemukakan bahwa ciri-ciri

kemampuan kreativitas adalah a) Berpikir lancar yang menyangkut keragaman

(gagasan, saran, pertanyaan, jawaban), kelancaran komunikasi, kecepatan bekerja,

melihat kekurangan; b) berpikir luwes yang menyangkut menghasilkan

keragaman (gagasan, jawaban, pertanyaan, sudut pandang, alternatif, interpretasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

41

aplikasi, pertimbangan, arah pikir); c) berpikir rasional (ungkapan baru-unik,

kombinasi inovatif, cara inovatif, generalisasi); d) ketrampilan elaborasi

(mengembangkan gagasan, merinci objek, merinci solusi, memiliki ras estetika,

menyempurnakan); ketrampilan menilai (menentukan patokan, mengambil

keputusan, pertimbangan, merancang, dan kritis). Pengembangan kreativitas siswa

bisa dilakukan dengan cara memberikan bimbingan dalam memecahkan masalah

melalui klasifikasi, brainstorming, dan ganjaran.

Menurut Martin Jamaris (2003: 54) aspek-aspek yang mempengaruhi

kreativitas mengungkapkan bahwa a) aspek kemampuan kognitif, b) aspek intuisi

dan imajinasi, c) aspek penginderaan dan aspek kecerdasan emosi.” Seorang siswa

yang memiliki pengetahuan cukup baik, mampu berimajinasi dan memiliki intuisi

baik, dapat melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya, serta

memiliki kecerdasan emosional maka sikap kreativitasnya akan muncul.

Indikator-indikator kreativitas tersebut dapat diukur tinggi rendahnya

dengan menggunakan alat ukur berupa angket. Angket yang berisi pertanyaan atau

pertanyaan tentang kreativitas diberikan kepada siswa untuk dijawab. Hasil

jawaban siswa tersebut dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tinggi rendahnya

sikap kreativitas yang dimiliki oleh siswa.

7. Kemampuan Berpikir Kritis

Pengertian berpikir kritis menurut Paul Fisher dan Nosich cit Alec Fisher

(1993:4) “Berpikir kritis adalah merupakan model berpikir mengenai hal,

substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas

pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

42

dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya”. Definisi

ini sungguh menarik karena mengarahkan perhatian keistimewaan berpikir kritis

dimana para guru dan peneliti di bidang ini kelihatan pada prinsipnya menyetujui,

bahwa satu-satunya cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

seseorang seseorang ialah melalui ‘berpikir tentang pemikiran diri sendiri’ atau

sering disebut ‘metakognisi’ dan secara sadar berupaya memperbaikinya dengan

merujuk pada beberapa model berpikir yang baik dalam bidang itu.

Sedangkan pengertian berpikir kritis, menurut Ennis dan Costa cit Suryadi

dan Herman, (2008:20) merupakan suatu proses penggunaan kemampuan

berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat,

mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau

dilakukan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan menggunakan logika untuk

membuat, menganalisis mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa

yang diyakini dan dilakukan. Kemampuan berpikir kritis mencakup: (1)

Kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan; (2) Kemampuan

merumuskan pokok-pokok permasalahan; (3) Kemampuan menentukan akibat

dari suatu ketentuan yang diambil; (4) Kemampuan mendeteksi adanya bias

berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda; (5) Kemampuan mengungkap

data/definisi/teorema dalam menyelesaikan masalah; (6) Kemampuan

mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

43

Berdasarkan analisis materi termokimia dan pendekatan serta metode

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, maka kemampuan berpikir

kritis yang dikembangkan dalam penelitian disini adalah: (a) Mengintepretasi

data, table, gambar. (b) Mengkategorikan informasi berupa data, tabel, gambar.

(c) Mengklasifikasikan serangkaian informasi kedalam bagian-bagian yang

terpisah (d) Mengidentifikasi argument. (e) Menganalisis argumen atau

pernyataan (f) Menilai argumen yang benar dan salah. (g) Memikirkan alternatif

pemecahan masalah. (h) Menarik kesimpulan. (i) Mengemukakan kebenaran

prosedur.

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi akan dapat

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar akan tinggi

pula, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir rendah, diharapkan

dengan pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini, prestasi

belajar akan meningkat. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran tidak semua

yang diharapakan sesuai dengan kenyataan, mungkin saja akan terjadi

kebalikannya, siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi prestasi

belajar menurun dan siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah justru

prestasi belajar akan meningkat, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti

instrumen pembelajaran, dan lain sebagainya.

8. Prestasi Belajar

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil

yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (1991:

787). Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994:20) bahwa prestasi adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

44

apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun

Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada siswa. Dari pengertian di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau

kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan bekerja.

Muhibbin Syah (2000:136) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang

dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami

perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku

yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Winkel (1996:162) “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Menurut Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono (1990:130) prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar (faktor eksternal) individu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

45

Berdasarkan beberapa batasan diatas, prestasi belajar dapat diartikan

sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan

keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar

selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum

menurut Slameto (2003: 54) pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor

ekstern yaitu: 1) Faktor intern; ada 2 faktor, yaitu: a) Faktor jasmaniah mencakup:

faktor kesehatan, dan cacat tubuh; b) Faktor psikologis mencakup: intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan; c) Faktor kelelahan.

2) Faktor ekstern dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor keluarga mencakup

cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. b) Faktor

sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman

bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat,

Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2002: 60) yaitu: 1) Faktor

internal, meliputi faktor jasmaniah, faktor jasmaniah, baik bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur

tubuh, dan sebagainya; 2) Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh

yang terdiri atas faktor intelegensi; 3) Faktor Eksternal, meliputi faktor sosial,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

46

yang terdiri atas lingkungan kerja, lingkungan sosial, lingkungan masyarakat,

lingkungan kelompok.

Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik peserta didik. Ranah afektif

merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran yang penting.

Keberhasilan pembelajaran ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh

kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki sikap positif terhadap

pelajaran akan merasa senang mempelajari pelajaran tersebut, sehingga dapat

diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal.

Pada proses pembelajaran harus mengaktifkan faktor-faktor yang memberi

kontribusi positif pada pencapaian prestasi siswa. Banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu

faktor internal (dari diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar siswa). Faktor

internal meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis antara lain

kesehatan, kondisi fisik, adanya cacat tubuh. Aspek psikologis antara lain minat,

bakat, motivasi, kecerdasan. Kemampuan berpikir kritis dan kreativitas juga

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi dari dalam diri siswa. Faktor

eksternal meliputi: a) Faktor keluarga, antara lain keadaan ekonomi, cara

mendidik orangtua, suasana rumah, relasi antar anggota keluarga, latar belakang

budaya, b) Faktor sekolah, antara lain kurikulum, media belajar, model

pembelajaran, relasi guru dengan siswa, c) Faktor masyarakat, antara lain budaya

dalam masyarakat, teman bergaul. Faktor internal siswa yang diteliti adalah

kemampuan berpikir kritis dan kreativitas, sedangkan faktor eksternal adalah

pendekatan inkuiri dengan menggunakan metode proyek dan eksperimen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

47

9. Materi Termokimia

Reaksi kimia berlangsung dengan menyerap atau membebaskan energi

berupa kalor. Reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi eksoterm,

sedangkan reaksi yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Contoh reaksi

eksoterm yaitu pembakaran gas elpiji dalam kompor, sedangkan contoh reaksi

endoterm yaitu beras yang berubah menjadi nasi. Reaksi eksoterm umumnya

berlangsung lebih dramatis daripada reaksi endoterm. Jumlah kalor yang

menyertai suatu reaksi disebut kalor reaksi.

Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang

kalor reaksi. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang

dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor

reaksi tersebut. Selengkapnya yang dibahas dalam termokimia adalah konsep

dasar termikimia, termasuk pengertian kalor reaksi, jenis entalpi reaksi, cara

penentuan kalor reaksi dan kalor dari berbagai jenis bahan bakar (Michael Purba,

2007: 82).

a. Asas Kekekalan Energi (Hukum Pertama Termodinamika)

Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau tidak

dapat dimusnahkan tetapi energi dapat diubah bentuknya dari satu bentuk energi

ke bentuk energi lain. Secara matematika, hukum pertama termodinamika dapat

dinyatakan sebagai berikut:

ΔE = q + w atau ΔU = q + w

Keterangan:

U atau ΔE = perubahan energi-dalam pada sistem.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

48

q = kalor yang dilepas atau diserap oleh sistem, jika sistem melepas kalor, maka q

bertanda negatif, dan jika sistem menyerap energi, maka q bertanda positif.

w = usaha yang dilakukan atau diterima oleh sistem, jika sistem melakukan kerja,

maka w bertanda negatif, dan jika sistem menerima kerja, maka w bertanda

positif.

Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: a) Pada kipas angin,

terjadi perubahan bentuk energi dari energi listrik menjadi energi kinetik. b) Pada

lampu senter, terjadi perubahan bentuk energi dari energi kimia menjadi energi

cahaya. c) Pada setrika arang, terjadi perubahan bentuk energi dari energi kimia

menjadi energi kalor. d) Pada televisi, terjadi perubahan bentuk energi dari energi

listrik menjadi energi bunyi, dan sebagainya (Parning, 2007: 45).

b. Entalpi dan Perubahan Entalpi

Jumlah semua bentuk energi dalam suatu zat pada tekanan tetap disebut

entalpi (H). Besarnya entalpi tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah

perubahan entalpi (∆H). Perubahan entalpi (∆H) adalah perubahan kalor yang

terjadi pada suatu reaksi kimia

A + B → C + D

∆H = HProduk – HReaktan = (HC + HD) – (HA + HB)

Jadi, ∆H = HP – HR (Michael Purba, 2007: 94)

Jika entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan, maka akan terjadi

pembebasan kalor, sehingga harga ∆H < 0 atau ∆H negatif.

Jika entalpi produk lebih besar daripada entalpi reaktan, maka akan terjadi

penyerapan kalor, sehingga harga ∆H > 0 atau ∆H positif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

49

c. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

1) Pengertian Sistem dan Lingkungan

Sistem adalah segala sesuatu yang sedang diamati atau dipelajari,

sedangkan lingkungan adalah daerah yang membatasi sistem.

2) Reaksi Eksoterm

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor ke lingkungan.

Tanda ∆H < 0 (negatif).

Gambar 2.1. Diagram Tingkat Energi untuk Reaksi Eksoterm

3) Reaksi Endoterm

Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan.

Tanda ∆H > 0 (positif)

Gambar 2.2. Diagram Tingkat Energi untuk Reaksi Endoterm

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

50

d. Persamaan Termokimia

Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang dilengkapi dengan

harga perubahan entalpi (∆H).

e. Macam-macam Entalpi Reaksi

1) Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf0)

Perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya

pada kondisi standar. Contohnya entalpi pembentukan CO2(g) = –393,5

kJ/mol. C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Hf° = –393,5 kJ/mol

2) Entalpi Penguraian Standar (ΔHd0)

Perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya

pada kondisi standar. Contohnya entalpi penguraian gas NO adalah –90,4

kJ/mol.

NO(g) → 1/2N2(g) + 1/2O2(g) ∆Hd° = –90,4 kJ/mol atau ditulis

2NO(g) → N2(g) + O2(g) ∆H° = –180,8 kJ

Entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan.

C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Hf° = –393,5 kJ/mol

CO2(g) → C(s) + O2(g) ∆Hd° = +393,5 kJ/mol

3) Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc0)

Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu unsur atau

senyawa dengan oksigen pada kondisi standar.

Contohnya:

Entalpi pembakaran C adalah –393,5 kJ/mol.

C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Hc° = –393,5 kJ/mol

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

51

Entalpi pembakaran gas CH4 adalah –802 kJ/mol.

CH4(g)+ 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆Hc°= –802 kJ/mol

f. Penentuan Harga Entalpi Reaksi

1) Cara Eksperimen/Cara Kalorimetris

Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang pada

umumnya ditentukan secara kalorimetris. Macam-macam kalorimeter:

a) Kalorimeter Sederhana.

Kalorimeter yang dapat disusun dari sebuah gelas plastik (bahan

nonkonduktor), sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang dibebaskan

ke lingkungan dapat diabaikan. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan

larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan temperaturnya.

b) Kalorimeter Bom.

Kalorimeter yang digunakan terutama pada reaksi yang perubahan

temperaturnya besar, terutama reaksi pembakaran.

Gambar 2.3. Kalorimeter Bom

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

52

Data yang diperlukan untuk menghitung kalor yang diserap atau

dilepaskan oleh reaksi adalah:

a.) Perubahan temperatur sebelum dan sesudah reaksi, (∆t = t2 – t1), di mana:

t2 = temperatur akhir dan t1 = temperatur awal

b.) Massa larutan (m) dengan menganggap massa jenis larutan sama dengan

massa jenis air

c.) Kalor jenis larutan (q)

Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan.

q = m x c x ∆t atau q = C x ∆t

Keterangan:

q = kalor yang diserap atau dilepaskan (J)

m = massa larutan (gram)

∆t = perubahan temperatur (K)

c = kalor jenis larutan (J/gram K)

C = kapasitas kalor (J/ K) (Michael Purba, 2007: 106)

g. Hukum Hess

Tidak semua perubahan entalpi dapat diukur secara langsung dengan

kalorimeter. Perubahan entalpi pembentukan misalnya, tidak dapat diukur dengan

kalorimeter. Untuk itu digunakan cara lain untuk menghitung perubahan entalpi

tersebut.

Pada tahun 1840, Henri Germain Hess menyatakan bahwa perubahan

entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir, tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

53

tergantung pada jalannya reaksi. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum Hess.

Contoh: seperti pada gambar 2.5 di bawah ini. (Michael Purba, 2007: 112)

Gambar 2.4. Diagram Siklus Pembentukan Gas CO2

h. Entalpi Pembentukan

Apabila dalam suatu reaksi diketahui entalpi pembentukan standar

senyawa yang ikut bereaksi maka perubahan entalpi reaksi tersebut dapat dicari.

a PQ + b RS → c PS + d QR

reaktan produk

∆H reaksi dapat dihitung dengan cara:

∆H = (c.∆Hf° PS + d.∆Hf° QR) – (a.∆Hf° PQ + b.∆Hf° RS)

∆H = Σ∆Hf° produk – Σ∆Hf° reaktan (Michael Purba, 2007: 115)

i. Energi Ikatan

Energi ikatan adalah banyaknya energi yang diperlukan untuk

memutuskan satu mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Contohnya

H

H – C – H (g) → C(g) + 4H(g)

H

∆Horeaksi = energi pemutusan ikatan – energi pembentukan ikatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

54

Reaksi kimia terjadi karena adanya pemutusan ikatan dan pembentukan

ikatan yang baru. Ikatan-ikatan pada reaktan akan putus dan terjadi ikatan yang

baru pada produk. Energi ikatan dapat dihitung dari entalpi pembentukan standar

untuk senyawa itu dan dari entalpi pengatoman unsur-unsurnya. Energi yang

dihitung dengan cara ini disebut dengan energi ikatan rata-rata.

CH4(g) → C(g) + 4 H(g) ∆H° = 74,8 kJ

Jadi, energi ikatan C–H = 1/4 × 74,8 kj = 18,7 kJ

j. Energi Bahan Bakar

Zat yang dapat terbakar dengan oksigen sehingga menghasilkan kalor

dinamakan bahan bakar. Pada saat ini, bahan bakar yang banyak digunakan adalah

senyawa hidrokarbon, yaitu gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Selain

hidrokarbon, alkohol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Pada pembakaran bahan bakar, yang mengalami reaksi pembakaran adalah

komponen utama dari bahan bakar tersebut, yaitu senyawa hidrokarbon.

Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan karbon dioksida dan

uap air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan karbon monoksida

dan uap air. Contohnya

Pada pembakaran bensin yang mempunyai komponen utama C8H18 reaksi

yang dapat terjadi adalah sebagai berikut.

1.) Pembakaran sempurna

C8H18(l) + 12 O2(g) → 8 CO2(g) + 9 H2O(l) ∆H = –5.460 kJ/mol

2.) Pembakaran tidak sempurna

C8H18(l) + 8 O2(g) → 8 CO(g) + 9H2O(l) ∆H = –2.924 kJ/mol

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

55

Dari contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa pembakaran tidak sempurna

menghasilkan kalor lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran sempurna.

B. Penelitian yang Relevan

1. Elliot P. Douglas dan Chu-Chuan Chiu (2009), dalam penelitiannya yang

bertujuan untuk menguji efektivitas pembelajaran inkuiri terbimbing dalam

materi pendahuluan. Selama proses pembelajaran fasilitator menyediakan

ruang kelas yang nyaman untuk melakukan kegiatan penyelidikan yang

dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan. Sebagai komparasi perbandingan

yaitu kelas biasa dipakai sebagai kelas kontrol dan kelas inkuiri terbimbing,

instruktur dan materi yang diajarkan pada kedua kelas tersebut sama. Prestasi

hasil belajar menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua

perlakuan tersebut, namun dari hasil observasi dan data wawancara

menunjukkan alasan yaitu siswa tidak mengetahui manfaat pembelajar aktif,

namun siswa merasa bingung tanpa ada pernyataan yang menunjukkan

jawaban mereka benar atau salah. Maka diharapkan implementasi

pembelajaran inkuiri terbimbing lebih dikaji lagi secara mendalam.

2. Paul A. Kirschner, John Sweller dan Richard E. Clark, (2008) dalam

penelitiannya yang bertujuan untuk membandingkan efektivitas pembelajaran

berbasis penyelidikan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran

berbasis penyelidikan memiliki keuntungan yang signifikan dalam menutup

kesenjangan prestasi belajar pada mata pelajaran sains. Pembelajaran berbasis

penyelidikan berpusat pada siswa, guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk terlibat dalam membangun kegiatan ilmiah, mengkonstruksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

56

pengetahuan melalui individu ataupun kelompok kecil. Berdasarkan

penelitian tersebut maka digunakan inkuiri terbimbing yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah sendiri dengan

bantuan pertanyaan guru.

3. SRI International Menlo park, CA. (2011). Jurnal ini menjelaskan bahwa

pembelajaran yang bekerja secara kelompok dalam memecahkan suatu

masalah, akan lebih baik jika dihadapkan pada permasalahan nyata dalam

dunia daripada fakta yang ada dibuku. Pembelajaran proyek disimpulkan

sebagai pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan berfikir kritis,

kreativitas, penerimaan diri dan motivasi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Song-Ling Mao and Chun-Yen Chang dari

Departement of Earth Sciences National Taiwan Normsl University (2000).

menyimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap prestasi belajar dibanding kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional. Kelebihan dari penelitian ini memberi

petunjuk bahwa penggunaan metode inkuiri dapat memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Sehingga dalam penelitian yang akan

dilakukan harus betul-betul menyiapkan instrumen pembelajaran sehingga

hasil penelitian dapat menggambarkan yang sebenarnya. Berdasarkan

penelitian di atas pada penelitian ini digunakan pendekatan inkuiri dengan

metode eksperimen dan proyek. Pendekatan inkuiri (penyelidikan) akan

memberikan kemandirian siswa dalam mencapai prestasi belajar kognitif,

afektif dan psikomotorik melalui metode ilmiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

57

5. Penelitian yang dilakukan oleh Erh-Tsung Chin, Yung-Chi Lin, Chih-Wei

Chuang (2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode inkuiri

berbasis pembelajaran matematika meskipun sedikit antara kemampuan siswa

dalam belajar matematika terhadap metakognitif siswa. Siswa dapat

mengembangkan kemampuan metakognitifnya dengan lebih baik dengan

menggunakan metode inkuiri yang diterapkan pada komponen metakognitif.

Mengacu pada penelitian di atas, pada penelitian ini digunakan pendekatan

inkuiri dengan metode eksperimen dan proyek. Menurut Brown (1978) dalam

Ratna Wilis Dahar, strategi metakognitif meliputi kemampuan siswa untuk

menentukan tujuan belajar, memperkirakan keberhasilan pencapaian tujuan,

dan memilih alternatif untuk mencapai tujuan. Pembelajaran melalui

pendekatan inkuiri dengan metode eksperimen akan meningkatkan

kemampuan metakognitif karena didalamnya memerlukan kemampuan

merancang, menentukan hipotesis, membuktikan hipotesis dan

mengkomunikasikan. Penelitian ini juga mengembangkan metode proyek

yang bisa meningkatkan metakognitif, karena metode proyek menuntut

kemandirian dalam memecahkan masalah melalui pengamatan, penyusunan

hipotesis, pengujian hipotesis, pembuatan laporan dan mengkomunikasikan.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapatlah disusun suatu kerangka

pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang

dikemukakan, adapun kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

58

1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri melalui metode

eksperimen dan proyek.

Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang

sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Kegiatan ini

dilaksanakan pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan bukan komunikasi satu

arah atau komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atau

komunikasi sebagai peran aksi. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat

lebih membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi

pelajaran yang sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini

perkembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari-hari dapat

diaplikasikan secara motorik.

Guru dapat melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan

kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka

menanggapi, dan sebagainya. Siswa menemukan sendiri pola-pola dan struktur

melalui sederetan pengalaman belajar. Siswa diwajibkan melakukan aktivitas

mental sebelum keterangan yang dipelajari itu dimengerti. Fungsi pengajaran

disini untuk mengarahkan siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Metode inkuiri berusaha memotivasi siswa untuk bersifat aktif dan

kreatif, memberikan suasana yang kondusif dan terbuka memungkinkan siswa

untuk belajar aktif baik secara individual maupun kelompok berani memecahkan

masalah yang dihadapi dengan pemikirannya sendiri, menjadikan komponen

banyak arah dalam proses pembelajaran, kondisi demikian akan menggairahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

59

semangat belajar siswa yang akhirnya meningkatkan belajar siswa. Metode

mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif jika

menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan

tercapai. Metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam

menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha

pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga, usaha biaya

dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien.

Suwandi (2011: 99) menyatakan dalam proyek, setidaknya ada 3 (tiga)

hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut: 1) Kemampuan

pengelolaan, kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi,

mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan, 2) Relevansi,

kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran; dan 3) Keaslian,

proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan

mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap

proyek peserta didik.

Wina Sanjaya (2006), Sumantri dan Permana (1999) menyatakan bahwa

eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis

tertentu. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara

penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan

untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari,

eksperimen dapat dilakukan di laboratorium atau di luar laboratorium.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

60

Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses,

mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan

sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam

metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan

dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas diduga penggunaan pendekatan inkuiri melalui

metode proyek mendapat prestasi belajar yang lebih baik daripada metode

eksperimen. Dua asumsi yang dikemukakan oleh Brunner menyatakan siswa akan

menjadi lebih paham konsep suatu materi apabila dalam proses pembelajaran

tersebut siswa menemukan sendiri atau mengalami secara langsung dan

berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar memperoleh

pengalaman yang bisa memberikan suatu kebebasan bagi siswa untuk menemukan

sendiri konsep dan prinsip suatu materi itu sendiri. Pada metode proyek peran

guru tidak dominan, sehingga siswa leluasa untuk menemukan apa yang

ditugaskan, sehingga menurut Brunner prestasi belajar siswa akan bagus.

2. Perbedaan prestasi belajar siswa antara kreativitas tinggi dan rendah.

Kreativitas merupakan kemampuan manusia untuk menghasilkan atau

menciptakan gagasan dan yang tercermin dalam orisinalitas yang khas bagi setiap

individu dalam berpikir serta kemampuan untuk mengembangkan, memperkaya

suatu gagasan atau dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah dalam

kehidupan. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dapat mengembangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

61

pengetahuan yang diperoleh dengan mengkaitkan pengetahuan di luar materi

termokimia.

Materi termokimia merupakan materi pelajaran kimia yang banyak

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, kreativitas dalam materi

termokimia sangat diperlukan karena dalam materi ini banyak langkah atau solusi

dalam memecahkan satu permasalahan yang sama, sebagai contoh dalam

pembakaran bahan bakar yang dapat menghasilkan kalor, tidak hanya dengan

menggunakan bahan bakar gas elpiji atau minyak tanah saja akan tetapi bisa juga

menggunakan bahan bakar alam kayu yang selama ini sudah diketahui, akan tetapi

juga bisa memanfaatkan sampah seperti batok kelapa dan hal ini membutuhkan

kreativitas.

Penelitian yang dilakukan Mihaly Csikszentnihalyi (2006) menyampaikan

kreativitas adalah proses yang dapat terjadi dimana individu, pengetahuan dan

lingkungan terjadi interaksi. Proses dan konteks cultural yang beragam juga

menghasilkan belajar yang beragam pula, ada interaksi dalam membangun

pengetahuan, siswa yang memiliki kreativitas tinggi, tidak sekedar tahu atau

meniru orang lain dari, mereka akan mencari tahu dengan berinteraksi dengan

guru atau teman sekelompok, dengan adanya interaksi tersebut akan berlangsung

membangun bersama suatu pengetahuan, sehingga bisa disimpulkan ada

perbedaan prestasi antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah dalam

pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa siswa yang mempunyai

kreativitas yang tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

yang mempunyai kreativitas rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

62

3. Perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan berpikir kritis

tinggi dan rendah.

Kemampuan berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi.

Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan analisis dan evaluasi

bukti, identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, memahami implikasi argumen.

Dalam keterkaitan pembelajaran bermakna, siswa dengan kemampuan berfikir

kritis tinggi akan mudah mengeksplorasi keterkaitan materi dengan lingkungan

yang mereka lihat, rasakan sehingga lebih mudah memahami pelajaran dan

sebagai akibatnya prestasi belajarnya akan meningkat, karena dalam pembelajaran

bermakna akan terjadi ketika siswa dengan aktif menginterpretasikan pengalaman

mereka menggunakan operasi kognitif internal.

Kemampuan berpikir kritis mencakup: (1) Kemampuan mengidentifikasi

asumsi yang diberikan; (2) Kemampuan merumuskan pokok-pokok

permasalahan; (3) Kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang

diambil; (4) Kemampuan mendeteksi adanya bias berdasarkan pada sudut

pandang yang berbeda; (5) Kemampuan mengungkap data/definisi/teorema dalam

menyelesaikan masalah; (6) Kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan

dalam penyelesaian suatu masalah. Materi termokimia memiliki karakteristik

untuk menganalisa, banyak teori terkait materi ini yang hampir sama yang

mengakibatkan siswa mengalami kebingungan, dan juga bersifat hitungan, dan

siswa dituntut belajar dari berpikir tentang apa yang mereka sedang lakukan,

peran guru menjadi salah satu dari motivator dan mendukung aktivitas yang

melibatkan siswa dalam berpikir kritis, pengetahuan dibangun oleh siswa, tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

63

dberikan langsung dari guru kepada siswa. Berbeda dengan siswa yang

mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah cenderung mengalami kesulitan

belajar karena menunggu pengetahuan diberikan oleh guru sehingga prestasi

belajarnya akan rendah pula. Sehingga diduga ada perbedaan siswa yang

mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah, dan siswa yang

mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih

baik daripada siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah.

4. Interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek,

yaitu aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas merupakan salah

satu kemampuan yang perlu ditumbuhkan di dalam kelas dan perlu dikembangkan

kreativitas dalam segala bidang. Proses pembelajaran dengan metode eksperimen

dan proyek, keduanya menggunakan sistem kelompok yang menurut Albert

Bandura sangat dimungkinkan perilaku teman dalam satu kelompok atau perilaku

yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi dan meniru, sedangkan menurut

Vygotsky pengetahuan terbentuk melalui pola pikir individu melalui kelompok.

Ketika menggunakan metode proyek, guru memberikan kebebasan penuh

kepada siswa untuk menggunakan kreativitasnya dalam menyelesaikan masalah

yang mereka temukan sendiri, siswa dengan kreaivitas tinggi akan lebih mudah

dalam menerima pelajaran yang ada. Sementara itu untuk metode eksperimen

guru mempunyai peran untuk memberikan cara penyelesaian masalah, siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

64

mempunyai kreativitas rendahpun dapat menerima karena mendapat arahan dari

guru pembimbing dalam melalukan praktikum.

Sehingga dapat diduga siswa yang mempunyai kreativitas rendah dengan

metode eksperimen mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada dengan

metode proyek, sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan

metode proyek mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada dengan

metode eksperimen.

5. Interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir

kritis terhadap prestasi belajar siswa.

Kemampuan berpikir kritis sebagai faktor internal siswa sangat berperan

dalam pembelajaran, karena kemampuan berpikir kritis merupakan aktivitas

berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan

analisis dan evaluasi bukti, identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, memahami

implikasi argumen yang diperlukan dalam penyelesaian masalah. Proses

pembelajaran untuk metode eksperimen mendapatkan tuntunan dari guru berupa

LKS sebagai panduannya, sedangkan untuk metode proyek dalam pelaksanaannya

siswa diberi kebebasan untuk merancang sendiri praktikum yang akan mereka

lakukan dengan melihat berbagai sumber.

Dalam yayasan pendidikan Oracle (Oracle Eduxcation Foundation, 2011)

yang merupakan pusat teknologi pembelajaran menyatakan bahwa “pembelajaran

proyek mendukung perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa”.

Berdasarkan teori belajar Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran terjadi apabila

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

65

anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun

tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya, sehingga kemampuan

berpikir kritis yang termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat

diperlukan dalam pembelajaran materi termokimia.

Dari analisa di atas, bisa diduga bahwa siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir kritis tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi

baik menggunakan metode eksperimen maupun metode proyek, sedangkan siswa

yang mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah akan mendapatkan prestasi

belajar yang lebih baik jika menggunakan metode eksperimen dibandingkan

dengan metode proyek.

6. Interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar siswa.

Materi kimia sarat dengan konsep, aplikatif dan berkaitan untuk materi

selanjutnya. Sejalan dengan teori belajar Ausubel yang menyampaikan bahwa

faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah

diketahui oleh siswa, jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep yang akan

diajarkan kepada siswa telah diketahui atau dialami siswa, sehingga siswa bisa

mengkaitkan antara konsep materi dengan apa yang telah mereka ketahui atau

alami, dalam materi termokimia sangat banyak aplikasinya dalam kehidupan.

Sedangkan menurut teori konstruktivisme, pengetahuan siswa terbentuk dari apa

yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami dan terjadi terus menerus karena

berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru sehingga akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

66

mengembangkan pemikiran yang baru dan sesuai dengan lingkungan yang

mengelilingi mereka.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

kritis dan kreativitas siswa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan

kreativitas tinggi diduga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreativitas

rendah.

7. Interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir

kritis dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, melalui metode eksperimen

yang merupakan percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis

tertentu, akan terjadi keraguan terhadap suatu hipotesis yang mereka terima

apabila praktikum yang mereka lakukan tidak sesuai dengan teori, apabila hal ini

terjadi, maka sesuai dengan teori konstuktivisme akan timbul keraguan yang

akhirnya memacu pemikiran lebih lanjut, jadi kemampuan berpikir kritis dan

kreativitas juga sangat dibutuhkan, begitu pula halnya pada metode proyek.

Metode proyek, guru memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan pola

berpikir kritis oleh karena itu dalam melaksanakan proyek guru tidak terlalu

dominan, pemberian bimbingan dibatasi, sehingga kreativitas siswa dan

kemampuan berpikir kritis siswa lebih berkembang yang akan berdampak positif

terhadap prestasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

67

Dalam melakukan praktikum perlu faktor internal yang lebih berperan

untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Praktikum yang

dilakukan oleh siswa juga dapat meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis

siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreativitas tinggi

akan mempunyai prestasi belajar lebih baik jika diberikan pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri dengan metode proyek sedangkan siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir kritis dan kreativitas rendah akan mempunyai prestasi

belajar lebih baik jika diberikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dengan

metode eksperimen, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis

rendah dan kreativitas tinggi dengan metode eksperimen akan mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik daripada menggunakan metode proyek.

Pada praktikum yang dilakukan prestasi afektif dan psikomotor sangat

berperan dalam pengembangan materi pelajaran kimia pada pokok bahasan

termokimia. Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa adanya interaksi

antara metode proyek dan eksperimen dengan kreativitas dan kemampuan berpikir

kritis terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotor.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan pendekatan inkuiri menggunakan metode eksperimen dan proyek.

2. Ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kreativitas tinggi dan rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

68

3. Ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan berpikir kritis tinggi

dan rendah.

4. Ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

5. Ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis

siswa terhadap prestasi belajar siswa.

6. Ada interaksi antara kreativitas dengan kemampuan berpikir kritis siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

7. Ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas dengan kemampuan

berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI IPA semester gasal SMA

Negeri 1 Kudus tahun pelajaran 2013/2014.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran

2013/2014. Jadwal penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan PenelitianKegiatan Bulan

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6Penyusunan proposal penelitian

Penyusunan instrumen penelitian

Pengurusan permohonan ijin uji coba instrumen dan penelitian

Pelaksanaan uji cobainstrumen

Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data penelitian

Penyusunan dan konsultasi

Ujian Tesis

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan

tahapan-tahapan penelitian yang telah disusun. Adapun tahap-tahap

pelaksanaannya sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

70

a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan

pembimbing, pembuatan proposal, pembuatan instrumen, perijinan

penelitian kepala lembaga terkait, konsultasi instrumen penelitian, dan

validasi instrumen.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian, meliputi: uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang

disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok termokimia.

c. Tahap penyelesaian, meliputi: pengolahan data dan penyusunan laporan

tesis.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

eksperimen. Terdiri dua kelompok, kelompok pertama diberikan perlakuan

dengan pendekatan inkuiri menggunakan metode eksperimen dan kelompok

kedua diberikan perlakuan dengan pendekatan inkuiri menggunakan metode

proyek. Kelompok pertama dan kelompok kedua diasumsikan sama dalam semua

aspek yang relevan dan hanya berbeda dalam penggunaan metode pembelajaran,

kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen

dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 yaitu suatu rancangan penelitian yang digunakan

untuk meneliti perbedaan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan inkuiri menggunakan metode eksperimen dan proyek yang

dihubungkan dengan kreativitas tinggi dan rendah dan kemampuan berpikir kritis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

71

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar. Rancangan penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3.2. berikut.

Tabel 3.2. Tabel Desain Faktorial Penelitian

Pendekatan Inkuiri (A)Kemampuan

Berpikir Kritis (B)

Kreativitas (C)

Metode Eksperimen (A1)

Metode Proyek (A2)

Tinggi(B1)

Tinggi (C1) A1B1C1 A2B1C1

Rendah (C2) A1B1C2 A2B1C2

Rendah(B2)

Tinggi (C1) A1B2C1 A2B2C1

Rendah (C2) A1B2C2 A2B2C2

Desain faktorial penelitian tersebut terbentuk matrik yang terdiri dari 8 sel, yaitu:

A1B1C1: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas

tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan inkuiri dengan

metode eksperimen terhadap prestasi belajar.

A1B1C2: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas

rendah yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan inkuiri dengan

metode eksperimen terhadap prestasi belajar.

A1B2C1: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan

kreativitas tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

inkuiri dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.

A1B2C2: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan

kreativitas rendah yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

inkuiri dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.

A2B1C1: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas

tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan inkuiri dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

72

metode proyek terhadap prestasi belajar.

A2B1C2: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas

rendah yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan inkuiri dengan

metode proyek terhadap prestasi belajar.

A2B2C1: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan

kreativitas tinggi yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

inkuiri dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.

A2B2C2: Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan

kreativitas rendah yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan

inkuiri dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI IPA semester

gasal SMA Negeri 1 Kudus tahun pelajaran 2013/2014 sejumlah 7 kelas, karena

kelas tersebut menggunakan kurikulum yang sama, alokasi waktu dan materi yang

sama pula sehingga mempunyai peluang yang sama untuk diteliti.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik cluster random sampling. Teknik cluster random sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang populasinya dibagi menjadi beberapa kelompok atau

cluster, kemudian kelompok yang diperlukan diambil secara acak. Dalam teknik

pengambilan sampel ini harus memperhatikan ciri-ciri antara lain: siswa

mendapatkan materi dengan kurikulum yang sama dan siswa dalam kelas tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

73

duduk pada tingkat kelas yang sama dengan pembagian kelas yang tidak

berdasarkan rangking atau tingkat.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan membandingkan nilai

semester gasal kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 7, kemudian secara acak diambil

sampel yang dibutuhkan yaitu 2 kelas, satu kelas dengan pendekatan inkuiri

menggunakan metode eksperimen dan satu kelas dengan pendekatan inkuiri

menggunakan metode proyek.

Untuk menguji kesamaan dua kelas tersebut digunakan uji kesamaan rata-

rata nilai kelas XI IPA2 dan XI IPA3 yang digunakan sebagai kelas eksperimen

satu dan kelas ekspeimen dua. Pengujian dilakukan dengan cara menguji rata-rata

nilai ulangan antara dua kelas eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah uji

t-matching, dihitung dengan SPSS versi 19, menggunakan uji anava satu jalan.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

a. Definisi Operasional

Variabel bebas adalah objek pengamatan pada penelitian yang sengaja

direncanakan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada

penelitian ini dipilih pembelajaran kimia yaitu pembelajaran kimia

menggunakan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen sebagai

kelompok eksperimen 1, dan pembelajaran kimia menggunakan pendekatan

inkuiri melalui metode proyek sebagai kelompok eksperimen 2.

b. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini dengan skala nominal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

74

2. Variabel Moderator

a. Kreativitas Siswa

1) Definisi Operasional

Kreativitas adalah berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai

suatu proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam

berpikir.

2) Skala pengukuran

Skala interval yang kemudian diubah ke skala nominal dengan cara

mengelompokan tinggi dan rendah. Penggolongan ini berdasarkan pada nilai rata-

rata untuk keseluruhan skor yang dicapai siswa. Siswa dengan perolehan diatas

atau sama dengan nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan

siswa dengan perolehan skor dibawah nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori

rendah.

b. Kemampuan Berpikir Kritis

1) Definisi operasional

Kemampuan berpikir kritis merupakan proses berpikir aktif, logis,

reflektif, terus-menerus mempertimbangkan segala sesuatu yang harus dipercaya

hingga yang harus dilakukan oleh seseorang.

2) Skala pengukuran

Skala interval yang kemudian diubah ke skala nominal dengan cara

mengelompokkan tinggi dan rendah. Penggolongan ini berdasarkan pada nilai

rata-rata untuk keseluruhan skor yang dicapai siswa. Siswa dengan perolehan

diatas atau sama dengan nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

75

sedangkan siswa dengan perolehan skor dibawah nilai rata- rata dimasukkan

dalam kategori rendah.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar kimia.

Definisi Operasional

Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel lain. Selain itu, variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar kimia yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes, metode angket dan metode observasi.

1. Metode Tes

Metode tes dilakukan pada instrumen tes pretasi kognitif pada materi

termokimia pada kelas XI semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 dan tes

kemampuan berpikir kritis. Pengambilan tes yang digunakan instrumen tes berupa

tes bentuk pilihan ganda, pilihan jawaban yang tersedia ada lima alternatif.

Setelah instrumen diberikan kepada siswa dapat diperoleh skor nilai secara cepat,

obyektif dan mencakup materi yang diajarkan. Aspek yang diukur ada 3 (tiga),

yaitu aspek ingatan (C1), aspek pemahaman (C2), dan aspek aplikasi (C3),

sedangkan aspek analisis (C4), aspek sintesis (C5) dan aspek evaluasi (C6) tidak

diukur karena terlalu rumit pada materi termokimia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

76

2. Metode Angket

Metode angket memperoleh data prestasi afektif dan kreativitas siswa

dengan cara menyebarkan/ membagikan angket, angket berasal dari berbagai

aspek yang sudah dituangkan dalam kisi-kisi. Angket diberikan pada akhir

penelitian. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

langsung dan tertutup. Angket prestasi afektif dan kreativitas siswa disusun

dengan memilih salah satu jawaban diantara empat jawaban yang tersedia yaitu:

sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban yang diberikan

akan mendapat skor sesuai dengan pernyataan positif dengan bobot: sangat setuju

= 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Sedangkan untuk

pernyataan negatif dengan bobot sebaliknya, yaitu: sangat setuju = 1, setuju = 2,

tidak setuju = 3, dan sangat tidak setuju = 4.

3. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data dari

aktivitas belajar siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum baik dengan

metode eksperimen maupun proyek dan untuk pengamatan perilaku penilaian

prestasi belajar ranah psikomotor.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari atau mengumpulkan

bukti-bukti serta keterangan yang mendukung dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai

kimia semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 sebagai acuan untuk melihat

kesetaraan antara kedua sampel.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

77

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi

dua, yaitu: 1. Instrumen dalam pelaksanaan penelitian yang berupa Silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada

metode proyek dan eksperimen, 2. Instrumen dalam pengambilan data pokok,

yaitu tes kemampuan berpikir kritis dan angket kreativitas siswa, tes prestasi

belajar ranah kognitif, angket prestasi belajar ranah afektif, lembar observasi

prestasi belajar ranah psikomotor.

Instrumen tes prestasi belajar ranah kognitif, tes kemampuan berpikir

kritis, angket kreativitas belajar siswa dan angket prestasi belajar afektif diuji

cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah

memenuhi persyaratan instrumen yang baik, diantaranya instrumen yang valid dan

reliabel, serta untuk mengetahui kualitas instrumen tes dilakukan pula analisis

soal yang meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian perlu diuji coba terlebih

dahulu pada kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Uji coba ini dilakukan

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi persyaratan

instrumen yang baik, diantaranya instrumen yang valid dan reliabel. Untuk

instrumen yang berupa angket diuji validitas dan reliabilitasnya saja, sedangkan

untuk instrumen tes dilakukan pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran

dan daya pembeda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

78

Instrumen yang akan digunakan dalam penilaian kognitif adalah tes. Tes

yang dipilih adalah tes pilihan ganda. Tes ini merupakan bentuk tes objektif yang

dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Dalam tes ini

menggunakan 5 pilihan jawaban dengan skala penilaian menggunakan skala 100,

dengan cara penilaian jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal kemudian

dikalikan 100.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

dan kesahihan suatu instrumen. Validitas soal diukur dengan validitas butir soal.

Untuk mengetahui validitas tes pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

pengukuran validitas isi dan validitas konstruksi.

a. Validitas Isi

Validitas isi adalah sebuah validitas instrumen yang menunjukkan bahwa

isi dari instrumen yang disusun benar-benar dibuat berdasarkan literatur yang ada

dan mewakili setiap aspek yang akan diukur. Untuk mendapatkan validitas isi,

maka sebelum menyusun instrumen tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan

dikonsultasikan kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah

dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.

Rumus yang dipakai untuk mengetahui koefisien validitas adalah formula

Gregory dimana diperlukan 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara

indikator dengan butir-butir instrumen dalam bentuk menilai relevan atau kurang

relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya.

Formula Gregory adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

79

Content Validity

Keterangan:

A = jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B = jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut

panelis II

C = jumlah item relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II

D = jumlah item relevan menurut kedua panelis

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,7 maka analisis dapat

dilanjutkan. Dari hasil Validitas Isi Instrumen menunjukkan koefisien validitas

lebih besar dari 0,7 yang ditunjukkan pada Lampiran 16. Adapun ringkasan hasil

Validitas Isi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Hasil Validitas IsiVariabel Jumlah Item CV KesimpulanSilabus 9 1 Analisis dapat dilanjutkanRPP 20 1 Analisis dapat dilanjutkanSoal Kognitif 30 0,83 Analisis dapat dilanjutkanAngket Afektif 40 0,9 Analisis dapat dilanjutkanSoal Kemampuan Berpikir Kritis 15 0,93 Analisis dapat dilanjutkanAngket Kreativitas 35 0,9 Analisis dapat dilanjutkan

b. Validitas Konstruksi

Validitas konstruksi adalah validitas sebuah instrumen yang

menunjukkan bahwa bentuk instrumen yang dipilih telah sesuai dengan apa yang

diukur. Untuk mendapatkan validitas konstruksi, dapat dilakukan dengan

mengkomunikasikannya kepada dosen pembimbing setiap langkah penyusunan

instrumen serta mengujicobakan instrumen tersebut sebelum digunakan sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

80

alat ukur. Uji validitas instrumen pada tes kognitif dan tes kemampuan berpikir

kritis yang digunakan dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

rpbis=

Keterangan: rpbis = koefisien korelasi point biserial; Mp = rata-rata skor

siswa yang menjawab benar; Mt = rata-rata seluruh siswa; St = standar deviasi

total; p = proporsi siswa yang menjawab benar; q = proporsi skor siswa yang

menjawab salah (Suharsimi Arikunto, 2006: 79)

Tabel 3.4. Hasil Validitas Butir Soal Tes Prestasi Kognitif dan Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen Validitas Nomor Butir Soal Jumlah

KognitifValid

1,2,3,5,6,7,10,11,12,13,14,15,16,17,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30

25

Tidak Valid 4,8,9,18,19 5

Kemampuan berpikir

kritis

Valid 2,3,4,5,7,11,12,13,14,15 10

Tidak Valid 1,6,8,9,10 5

Koefisien korelasi yang diperoleh dengan rumus tersebut dibandingkan

dengan n siswa pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengukuran adalah butir soal

dikategorikan valid jika rpbis rtabel. Item soal yang kurang dari rtabel termasuk yang

tidak valid sehingga perlu direvisi atau tidak digunakan.

Selanjutnya soal-soal yang valid digunakan dalam penelitian dan soal tidak

valid diperbaiki. Jadi jumlah butir soal yang dipakai adalah 25 butir soal kognitif

dan 10 butir soal kemampuan berpikir kritis.

Pada teknik yang digunakan untuk menguji validitas angket adalah teknik

statisktik korelasi product moment dengan angka kasar dari Pearson (Suharsimi

Arikunto 1998: 162).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

81

rxy =

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi suatu butir soal

X : jumlah subyek yang menjawab benar dalam setiap item

Y : jumlah skor jawaban subyek

N : jumlah subyek

Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel product moment

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel product moment

Harga rxy yang diperoleh dari tiap-tiap butir soal dikosultasikan rtabell dengan

taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan signifikansi

5% diperoleh r tabel 0,349. Hasil uji validitas angket kreativitas yang lebih rinci

dapat dilihat pada Lampiran 8. Pernyataan yang tidak valid tidak diperbaiki

karena semua indikator sudah terwakili. Pernyataan angket afektif dan kreativitas

yang valid digunakan dalam penelitian. Hasil uji validitas angket kreativitas yang

dilakukan terangkum dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Hasil Validitas Butir Angket KreativitasInstrumen Validitas Nomor Butir Soal Jumlah

kreativitasValid

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35

35

Tidak Valid - 0

c. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas soal menunjukkan tingkat keterandalan atau keajekan soal.

Suatu soal dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika memberikan

hasil yang sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang berlainan

dan waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

82

instrument tes kognitif dan kemampuan berfikir kritis, dilakukan uji reliabilitas

menggunakan rumus Kuder-Richarson (KR-20) sebagai berikut:

rtt = ]

Keterangan: : koefisien realibilitas; n: jumlah item; S: deviasi standar;

p: indeks kesukaran; q: 1-p

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,91 ─ 1,00 = Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 = Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 = Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 = Rendah (R)

0,00 ─ 0,20 = Sangat Rendah (SR) (Masidjo, 2007: 233)

Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif dan

kemampuan berpikir kritis yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 19 dan

Lampiran 20, sedangkan ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Prestasi Kognitif dan Kemampuan Berpikir Kritis

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 30 0,936 Sangat Tinggi

Kemampuan berpikir kritis

15 0,808 Tinggi

Tehnik reliabilitas dengan rumus alpha digunakan untuk angket afektif dan

kreativitas siswa

2

2

11 11 t

b

K

Kr

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

83

Dimana r11: reliabilitas instrumen; K: banyaknya butir soal yang menjawab

benar; 2t : Jumlah varians total; 2

b : Jumlah varians butir. Harga r11

dikosultasikan rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5% jika product

moment maka instrumen yang diuji-cobakan bersifat reliabel (Suharsimi Arikunto:

2002).

Hasil uji-coba reliabilitas instrumen angket kreativitas yang lebih rinci

dapat dilihat pada Lampiran 19, sedangkan ringkasannya dapat dilihat pada Tabel

3.7.

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Angket KreativitasJenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kreativitas 35 0,916 Sangat Tinggi

d. Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran menggunakan rumus sebagai berikut:

IK =

Keterangan: IK = Indeks kesukaran; JBA = Jumlah yang benar pada butir

soal kelompok atas; JBB = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah;

JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas; JSA = Jumlah yang benar pada butir

soal pada kelompok bawah.

Tabel 3.8. Kriteria Tingkat Kesukaran SoalTingkat Kesukaran Soal Kategori Soal

IK = 0,00 Terlalu sukar0,00 < IK 0,30 Sukar0, 30< IK 0,70 Sedang 0, 70 < IK < 1,00 Mudah IK = 1,00 Terlalu mudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

84

Daftar lengkap hasil uji taraf kesukaran dapat dilihat pada Lampiran17,

ringkasannya disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Uji Taraf Kesukaran Soal Prestasi Kognitif

Instrumen kreteria Nomor Butir Soal Jumlah

kognitif

sukar 11,14,15,22,23,29 6

sedang 2,3,10,12,13,16,17,20,21,26,27,28,30 13

mudah 1,5,6,7,24,25 6

e. Analisis Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong

berprestasi baik dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Daya pembeda

dinyatakan dengan rumus:

DP =

Keterangan: DP = daya pembeda; JBA = Jumlah benar pada butir soal

kelas atas; JBB = Jumlah benar pada butir soal kelas bawah; JSA = Banyaknya

siswa pada kelas atas (Suharsimi Arikunto, 2002: 215).

Tabel 3.10. Klasifikasi Daya Pembeda (DP)

Daya Pembeda KlasifikasiDP 0,00 Sangat rendah

0,00 > DP 0,20 rendah0,20 > DP 0,40 Cukup 0,40 > DP 0,70 Baik0,70 > DP 1,00 Sangat baik

Hasil uji daya pembeda soal tes kognitif dapat dilihat pada Lampiran 17,

rangkumannya dapat dilihat pada Tabel 3.11.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

85

Tabel 3.11. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Uji Daya Pembeda Soal Prestasi Kognitif

Instrumen kriteria Nomor Butir Soal Jumlah

kognitif

Sangat rendah 4,8,9,18,19 5

Rendah - 0

Cukup 1,3,6,7,10,11,12,14,15,20,22,23,24,25,27,28,29 17

baik 2,5,13,16,17,21,26,30 8

Sangat baik - 0

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Pendahuluan

Pada uji pendahuluan ini digunakan statistik uji anava satu jalan, dengan

tujuan untuk mengetahui sampel dari dua kelompok eksperimen dalam keadaan

seimbang, maka secara statistik apakah terdapat perbedaan rata-rata yang

signifikan antara kedua kelompok eksperimen tersebut. Langkah-langkah Anova

Satu Arah. Prosedur Uji Anova Satu Arah

a. Menetapkan hipotesis.

Ho = sampel berasal dari populasi tidak ada perbedaan atau sama

Ha = sampel berasal dari populasi mempunyai perbedaan

b. Taraf signifikansi ( )

Taraf signifikansi ( ) merupakan nilai yang menunjukkan seberapa

besar peluang terjadi kesalahan analisis. Untuk uji anova ini

ditetapkan 05,0 .

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

86

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data prestasi belajar,

kemampuan berpikir kritis dan kreativitas berdistribusi normal atau tidak. Adapun

prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal dan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

2) Menetapkan uji statistik

Uji normalitas terhadap prestasi belajar aspek kognitif dengan menggunakan

uji Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS versi 19.

3) Menentukan taraf signifikansi (α)

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini taraf

signifikansi (α) ditetapkan = 0,05.

4) Menetapkan keputusan uji

Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesis nol,

jika p-significancy > 0,05.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah varians dari sejumlah populasi sama atau tidak

digunakan uji homogenitas. Pengujian yang dilakukan antara lain: homogenitas

prestasi dengan metode eksperimen dan proyek, homogenitas prestasi belajar

dengan kemampuan berpikir kritis, dan homogenitas prestasi belajar dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

87

kreativitas yang diuji dengan F-Test dan Levene’s Test melalui program SPSS

versi 19.

Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

1.) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi yang tidak

homogen, dan hipotesis alternatif (H1): sampel berasal dari populasi yang

homogen.

2.) Menentukan taraf signifikansi (α)

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji hipotesis ini taraf

signifikansi (α) ditetapkan = 0,05.

3.) Menetapkan uji statistik

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava)

General Linear Model (GLM) yang perhitungannya dilakukan dengan

SPSS versi 19.

4.) Menentukan keputusan uji

Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria uji tolak hipotesis

nol jika p-value > 0,05.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Anava

Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan teknik

Anava tiga jalan 2 x 2 x 2 dengan isi sel tak sama pada taraf signifikansi α = 0,05

yang diolah dengan bantuan program komputer SPSS versi 19. Tujuan dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

88

analisis ini untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu

variabel terikat, dua variabel moderator terhadap satu variabel terikat dan interaksi

antara variabel-variabel tersebut.

Pada analisis variansi tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang

perumusannya adalah:

HOA: Tidak ada perbedaan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran

menggunakan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek

terhadap prestasi belajar kimia.

HIA: Ada perbedaan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan

pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek terhadap prestasi

belajar kimia.

HOB: Tidak ada perbedaan antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar kimia.

HIB: Ada perbedaan antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar kimia.

HOC: Tidak ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar kimia.

HIC: Ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

kimia.

HOAC: Tidak ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

89

H1AC: Ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap prestasi

belajar siswa.

HOAB: Tidak ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir

kritis terhadap prestasi belajar siswa.

HIAB: Ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis

terhadap prestasi belajar siswa.

HOBC: Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

HIBC: Ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

HOABC: Tidak ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek, kemampuan berfikir kritis

dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

HIABC: Ada interaksi antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek, kemampuan berfikir kritis dan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

b. Uji Lanjut Anava

Dari hasil uji Anava di atas, bila diperoleh H0 ditolak maka diperlukan uji

lanjutan. Uji lanjut yang dipakai pada penelitian ini menggunakan analys of mean

dan Interaction Plot. Tujuannya untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

90

prestasi belajar siswa. Selain dengan menggunakan uji mean dapat juga

menggunakan uji Secheffe. Ketentuan pengambilan kesimpulan, ada pengaruh

yang signifikan jika melewati garis merah. Sedangkan tujuan dari Interaction Plot

adalah untuk mengetahui besarnya interaksi terhadap prestasi belajar. Ketentuan

pengambilan keputusan, ada interaksi jika terjadi perpotongan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

91

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh meliputi data kreativitas,

kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh dari kelas

XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi pembelajaran menggunakan

pendekatan inkuiri dengan metode eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas

eksperimen 2 yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri dengan

metode proyek.

1. Data Kreativitas Siswa

Data kreativitas siswa dapat diperoleh dari data isian angket tertulis kreativitas

siswa yang dibagi dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Skor kreativitas pada

penggunaan pendekatan inkuiri, metode eksperimen, dan metode proyek dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Skor Kreativitas

N Minimum Maximum Mean Std. Dev

63 68 89 78,11 4,44

Dari data Tabel 4.1. skor kreativitas adalah 78,11 dan standar deviasinya yaitu

4,44. Pada penelitian perolehan prestasi dikategorikan sesuai dengan kategori siswa

yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki skor kreativitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

92

diatas 78,11 dapat dikategorikan siswa tersebut mempunyai kreativitas tinggi.

Sedangkan siswa yang memiliki skor kreativitas dibawah 78,11 dapat dikategorikan

siswa tersebut mempunyai kreativitas rendah.

2. Data Kemampuan Berpikir Kritis

Data kemampuan berpikir kritis diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis

sebelum melakukan pembelajaran. Nilai kemampuan berpikir kritis pada penggunaan

metode eksperimen dan proyek dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis

N Minimum Maximum Mean Std. Dev

63 20 100 75,39 14,79

Dari data Tabel 4.2. nilai kemampuan berpikir kritis adalah 75,39 dan standar

deviasinya yaitu 14,79. Pada penelitian perolehan prestasi dikategorikan sesuai

dengan kategori siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah.

Siswa yang memiliki nilai kemampuan berpikir kritis diatas 75,39 dapat

dikategorikan siswa tersebut mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi.

Sedangkan siswa yang memiliki nilai kemampuan berpikir kritis dibawah 75,39 dapat

dikategorikan siswa tersebut mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah.

3. Data Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar yang diambil dalam penelitian ini meliputi kognitif,

afektif dan psikomotor. Penilaian ranah kognitif dan afektif dilakukan setelah proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

93

pembelajaran berakhir, sedangkan penilaian ranah psikomotor ketika siswa

melakukan praktikum pada materi termokimia.

a. Kognitif

Pada penenlitian ini yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal tes

pada materi termokimia. Adapun deskripsi data prestasi kognitif ditinjau dari

penggunaan metode, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa disajikan pada

Tabel 4.3. berikut.

Tabel 4.3. Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari Penggunaan Metode,Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas Siswa

Penggunaan MetodeKemampuan

Berpikir KritisKreativitas

Proyek Eksperimen Tinggi Rendah Tinggi RendahJumlah siswa 32 31 33 30 34 29Rata-rata 86,56 86,39 88,55 84,20 88,24 84,41Standar deviasi 6,2 8,22 7,09 6,73 7,56 6,29Nilai maksimal 100 100 100 96 100 96Nilai minimal 72 72 72 74 72 72

Dari Tabel 4.3. tersebut dilihat bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dengan

metode proyek memperoleh rata-rata lebih tinggi daripada penggunaan metode

eksperimen. Sedangkan pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi

memiliki rata-rata nilai prestasi kognitif yang lebih tinggi daripada siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Begitu juga ditinjau dari kreativitas,

siswa yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh prestasi kognitif lebih besar.

Berdasarkan Tabel 4.3. menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri

melalui metode eksperimen dan proyek, jumlah siswa terbesar diperoleh pada nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

94

antara 86 sampai 90. Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar kimia pada kelas yang

menggunakan metode eksperimen dan proyek disajikan pada Tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Penggunaan Metode Pembelajaran

Nilai Interval

Eksperimen Proyek

Frekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)71 - 75 3 9,68 1 3,1376 - 80 4 12,90 2 6,2581 - 85 6 19,35 10 31,2586 - 90 8 25,81 13 40,6391 - 95 8 25,81 5 15,6396 - 100 2 6,45 1 3,13

Nilai prestasi kognitif pada metode eksperimen dan proyek tersebut disajikan

dalam bentuk histogram pada Gambar 4.1. berikut.

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Penggunaan Metode Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

95

Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar kognitif berdasarkan kreativitas dan

kemampuan berpikir kritis dapat disajikan pada Tabel 4.5. dan 4.6. berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif BerdasarkanKreativitas

Nilai Interval Rendah TinggiFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

71 - 75 3 10,34 1 2,9476 - 80 5 17,24 1 2,9481 - 85 7 24,14 9 26,4786 - 90 11 37,93 10 29,4191 - 95 3 10,34 10 29,4196 - 100 0 0,00 3 8,82

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif BerdasarkanKemampuan Berpikir Kritis

Nilai Interval Rendah TinggiFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

71 - 75 2 6,67 2 6,0676 - 80 4 13,33 2 6,0681 - 85 11 36,67 5 15,1586 - 90 7 23,33 14 42,4291 - 95 6 20,00 7 21,2196 - 100 0 0,00 3 9,09

Nilai prestasi kognitif pada kreativitas dan kemampuan berpikir kritis tersebut

disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.2. dan 4.3. berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

96

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kreativitas

Gambar 4.3. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis

b. Afektif

Prestasi pada aspek afektif merupakan hasil angket yang dilakukan pada saat

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

97

Deskripsi data prestasi belajar siswa afektif ditinjau dari penggunaan metode,

kreativitas dan kemampuan berpikir kritis dapat ditunjukkan pada Tabel 4.7. berikut.

Tabel 4.7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Penggunaan Metode, Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis siswa

Metode KreativitasKemampuan Berpikir

KritisEksperimen Proyek Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Jumlah Siswa 31,00 32,00 34,00 29,00 33,00 30,00Rata-rata 71,77 77,94 75,12 74,65 78,03 71,47Standar Deviasi 6,41 6,81 7,06 7,59 7,24 5,6Nilai Maksimal 84,00 96,00 89,00 96,00 96,00 83,00Nilai Minimal 61,00 68,00 61,00 63,00 65,00 61,00

Berdasarkan Tabel 4.7. menunjukkan bahwa penggunaan metode proyek

memperoleh prestasi afektif lebih tinggi daripada penggunaan metode eksperimen.

Sedangkan nilai prestasi afektif pada kreativitas dan kemampuan berpikir kritis

dengan kategori tinggi lebih baik daripada kreativitas dan kemampuan berpikir kritis

dengan kategori rendah. Distribusi frekuensi nilai prestasi afektif pada kelas yang

menggunakan metode eksperimen dan proyek disajikan pada Tabel 4.8. berikut.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Metode Eksperimen dan Proyek

Nilai interval Eksperimen ProyekFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

59 - 64 6 19,35 0 0,0065 - 70 6 19,35 5 15,6371 - 76 13 41,94 10 31,2577 - 82 5 16,13 9 28,1383 - 94 1 3,23 7 21,8895 - 100 0 0,00 1 3,13

Nilai prestasi belajar afektif pada metode eksperimen dan proyek tersebut

disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.4. berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

98

Gambar 4.4. Histogram Prestasi Afektif Berdasarkan Penggunaan MetodePembelajaran

Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar afektif berdasarkan kreativitas

belajar dan kemampuan berpikir kritis dapat disajikan pada Tabel 4.9. dan 4.10.

berikut.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif BerdasarkanKreativitas

Nilai Interval Rendah TinggiFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

59 - 64 3 10,34 3 8,8265 - 70 5 17,24 6 17,6571 - 76 11 37,93 12 35,2977 - 82 7 24,14 7 20,5983 - 94 2 6,90 6 17,6595 - 100 1 3,45 0 0,00

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

99

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif pada Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai Interval Rendah TinggiFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

59 - 64 6 20,00 0 0,0065 - 70 6 20,00 5 15,1571 - 76 14 46,67 9 27,2777 - 82 3 10,00 11 33,3383 - 94 1 3,33 7 21,2195 - 100 0 0,00 1 3,03

Berdasarkan Tabel 4.9. dan 4.10. di atas menunjukkan bahwa siswa yang

memperoleh prestasi afektif antara 73 – 79 memiliki frekuensi terbesar pada

kreativitas rendah dan kemampuan berpikir kritis rendah. Sedangkan pada kreativitas

tinggi dan kemampuan berpikir kritis tinggi, frekuensi siswa terbesar pada nilai antara

80 – 86. Nilai prestasi belajar afektif pada kreativitas dan kemampuan berpikir kritis

tersebut disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.5. dan 4.6. berikut.

Gambar 4.5. Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Kreativitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

100

Gambar 4.6. Histogram Prestasi Afektif Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis

c. Psikomotor

Pada penelitian ini, data psikomotor diperoleh dari hasil observasi ketika

siswa melakukan praktikum pada materi termokimia. Adapun deskripsi data prestasi

belajar psikomotor ditinjau dari penggunaan metode, kemampuan berpikir kritis dan

kreativitas disajikan pada Tabel 4.11. berikut.

Tabel 4.11. Deskripsi Data Prestasi Belajar Psikomotor Ditinjau dari Penggunaan Metode, Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas

Penggunaan MetodeKemampuan

Berpikir KritisKreativitas

Proyek Eksperimen Tinggi Rendah Tinggi RendahJumlah siswa 32 31 33 30 34 29Rata-rata 92,78 90,61 93,12 90,06 93,00 90,30Standar deviasi 5,16 5,63 4,70 5,89 5,23 5,44Nilai maksimal 100 100 100 100 100 100Nilai minimal 82 79 85 79 82 79

Berdasarkan Tabel 4.11. tersebut dilihat bahwa penggunaan pendekatan

inkuiri melalui metode proyek memperoleh rata-rata prestasi belajar psikomotor lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

101

tinggi daripada penggunaan metode eksperimen. Sedangkan pada siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreativitas tinggi memiliki rata-rata nilai

prestasi belajar psikomotor yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis dan kreativitas rendah.

Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar psikomotor pada kelas yang

menggunakan metode eksperimen dan proyek disajikan pada Tabel 4.12. berikut.

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor

Nilai Interval Eksperimen ProyekFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

76 - 80 1 3,23 0 081 - 85 6 19,35 3 9,3886 - 90 6 19,35 6 18,7591 - 95 12 38,71 12 37,50

96 - 100 6 19,35 11 34,38

Nilai prestasi belajar psikomotor pada metode eksperimen dan proyek tersebut

disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.7. berikut.

Gambar 4.7. Histogram Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Penggunaan Metode Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

102

Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar psikomotor berdasarkan kreativitas

dan kemampuan berpikir kritis dapat disajikan pada Tabel 4.13. dan 4.14. berikut.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Kreativitas

Nilai Interval Rendah TinggiFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

76 - 80 1 3,45 0 081 - 85 6 20,69 3 8,8286 - 90 6 20,69 6 17,6591 - 95 11 37,93 13 38,24

96 - 100 5 17,24 12 35,29

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Psikomotor pada Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai Interval Rendah TinggiFrekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

76 - 80 1 3,33 0 081 - 85 5 16,67 4 12,1286 - 90 6 20,00 6 18,1891 - 95 12 40,00 12 36,36

96 - 100 6 20,00 11 33,33

Nilai prestasi psikomotor pada kreativitas dan kemampuan berpikir kritis

tersebut disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.8. dan 4.9. berikut.

Gambar 4.8. Histogram Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Kreativitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

103

Gambar 4.9. Histogram Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis

B. Pengujian Pendahuluan

Pada uji pendahuluan ini digunakan statistik uji Anava satu jalan, dengan

tujuan untuk mengetahui sampel dari dua kelompok eksperimen yaitu kelas yang

menggunakan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dalam

keadaan seimbang, maka secara statistik apakah terdapat perbedaan rata-rata yang

signifikan antara kedua kelompok eksperimen tersebut. Pada perhitungan

penyetaraan menggunakan program SPSS versi 19 pada uji Anava satu jalan.

Adapun ringkasan hasilnya disajikan pada Tabel 4.15. berikut.

Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Uji Penyetaraan Data PenelitianVariabel F-hitung P-value Keputusan Uji

Sampel kelas X IPA1, X IPA 2, X IPA3, X IPA4, X IPA5, X IPA6, X IPA7 1,610 0,145 Setara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

104

Daerah penolakan H0 adalah p-value < α. Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05

dan p-value > 0,05 hal ini berarti p-value > α, maka H0 diterima atau populasi

berdistribusi setara. Hal itu berarti pada kelas X IPA1, X IPA2, X IPA3, X IPA4,

X IPA5, X IPA6, X IPA7 memiliki kemampuan yang setara atau sama.

C. Uji Prasyarat Hipotesis

Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.

Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Dalam pelaksanaan uji prasyarat ini menggunakan program SPSS versi

19, jika syarat normal dan homogen terpenuhi maka analisis dapat dilanjutkan.

1. Uji Normalitas

Statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis variansi (Anava).

Prasyarat yang harus dipenuhi, data harus normal dan homogen. Dalam melakukan

uji normalitas populasi, digunakan metode Kolmogorov-Smirnov.

Berdasarkan hasil pengujian homogenitas di atas didapatkan bahwa p-

value>0,05. Nilai p-value>0,05 untuk semua uji normalitas yang dilakukan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Maka keputusannya adalah data untuk

prestasi belajar adalah normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

perhitungan SPSS versi 19. Rangkuman hasilnya disajikan pada Tabel 4.16. berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

105

Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar

Variabel

Kognitif Afektif Psikomotor

P-valueKeputusan

ujiP-value

Keputusan uji

P-valueKeputusan

uji

Pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen

0,200 Normal 0,095 Normal 0,200 Normal

Pendekatan inkuiri melalui metode proyek

0,200 Normal 0,200 Normal 0,133 Normal

Kreativitas rendah 0,200 Normal 0,200 Normal 0,200 NormalKreativitas tinggi 0,080 Normal 0,200 Normal 0,055 NormalKemampuan berpikir kritis rendah

0,200 Normal 0,131 Normal 0,076 Normal

Kemampuan berpikir kritis tinggi

0,200 Normal 0,200 Normal 0,092 Normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan variansi atau

homogenitas antar populasi. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas di atas

didapatkan bahwa p-value>0,05. Nilai p-value > 0,05 untuk semua uji homogen

yang dilakukan menggunakan uji Levene’s Test. Ringkasan hasil uji homogenitas

menggunakan SPSS versi 19 pada prestasi kognitif, afektif dan psikomotor dapat

disajikan dalam Tabel 4.17. berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

106

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

Variabel

Kognitif Afektif Psikomotor

P-valueKeputusan

ujiP-value

Keputusan uji

P-valueKeputusan

uji

Pendekatan inkuiri 0,057 Homogen 0,978 Homogen 0,774 HomogenKemampuan berpikir kritis

0,257 Homogen 0,844 Homogen 0,298 Homogen

Kreativitas 0,846 Homogen 0,253 Homogen 0,950 HomogenPendekatan inkuiri * Kemampuan berpikir kritis

0,107 Homogen 0,856 Homogen 0,731 Homogen

Pendekatan inkuiri melalui * Kreativitas

0,466 Homogen 0,200 Homogen 0,904 Homogen

Kemampuan berpikir kritis*kreativitas

0,421 Homogen 0,534 Homogen 0,700 Homogen

Setiap Sel 0,069 Homogen 0,402 Homogen 0,772 Homogen

D. Pengujian Hipotesis

1 Pengujian Anava

Hasil analisis variansi data prestasi belajar baik kognitif, afektif dan

psikomotor menggunakan program SPSS versi 19 dengan komputasinya dihitung

dengan Tests of Between-Subjects Effects. Hasil analisis perhitungan anava pada

aspek afektif dan kognitif dapat dilihat pada Lampiran 18. Adapun ringkasan hasil

anava aspek kognitif, afektif dan psikomotor ditampilkan pada Tabel 4.18. berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

107

Tabel 4.18. Ringkasan Hasil ANAVA Prestasi Belajar

Variabel

Kognitif Afektif Psikomotor

p-valueKeputusan

ujip-value

Keputusan uji

p-valueKeputusan

uji

Hipotesis 1 (HoA)0,439

tidak ada perbedaan

0,000 ada perbedaan

0,041 ada perbedaan

Hipotesis 2 (HoB)0,028

ada perbedaan

0,593 tidak ada perbedaan

0,016 ada perbedaan

Hipotesis 3 (HoC)0,012

ada perbedaan

0,000 ada perbedaan

0,026 ada perbedaan

Hipotesis 4 (HoAB)0,047

ada interaksi

0,637 tidak ada interaksi

0,558 tidak ada interaksi

Hipotesis 5 (HoAC)0,067

tidak ada interaksi

0,514 tidak ada interaksi

0,896 tidak ada interaksi

Hipotesis 6 (HoBC)0,510

tidak ada interaksi

0,973 tidak ada interaksi

0,249 tidak ada interaksi

Hipotesis 7 (HoABC)0,962

tidak ada interaksi

0,077 tidak ada interaksi

0,681 tidak ada interaksi

Berdasarkan hasil uji di atas jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol (H0)

diterima, sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak. Pada Tabel

4.18. dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai pada probabilitas prestasi kognitif p-value =

0,439, probabilitas aspek afektif p-value = 0,000 probabilitas aspek psikomotor

p-value=0,041. Hasil uji menunjukkan pada prestasi kognitif adalah p-value >

0,05; maka H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar kognitif

antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek. Sedangkan

hasil uji pada prestasi afektif dan psikomotor adalah p-value < 0,05; maka H0

ditolak, berarti ada perbedaan prestasi belajar psikomotor antara pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

108

b. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh pada probabilitas aspek kognitif p-value = 0,028,

probabilitas aspek afektif p-value = 0,539 dan probabilitas aspek psikomotor p-

value = 0,016. Hasil uji menunjukkan pada prestasi kognitif dan psikomotor

adalah p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan prestasi belajar

kognitif dan psikomotor antara kreativitas tinggi dan rendah. Sedangkan hasil uji

pada prestasi afektif adalah p-value > 0,05; maka H0 diterima, berarti tidak ada

perbedaan prestasi belajar afektif antara kreativitas tinggi dan rendah.

c. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh pada probabilitas aspek kognitif p-value = 0,012,

probabilitas aspek afektif p-value = 0,000, dan probabilitas aspek psikomotor p-

value = 0,026. Hasil uji menunjukkan pada prestasi kognitif, afektif dan

psikomotor adalah p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan

prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor antara kemampuan berpikir

kritis tinggi dan rendah.

d. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai pada probabilitas aspek kognitif p-value =

0,047, probabilitas aspek afektif p-value = 0,637 dan probabilitas aspek

psikomotor p-value = 0,558. Hasil menunjukkan pada prestasi kognitif adalah

p-vlaue < 0,05; maka H0 ditolak, berarti ada interaksi antara pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap

prestasi kognitif. Sedangkan hasil uji menunjukkan pada prestasi afektif dan

psikomotor adalah p-value > 0,05; maka H0 diterima, berarti tidak ada interaksi

antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

109

kreativitas terhadap prestasi belajar afektif dan psikomotor.

e. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai pada probabilitas aspek kognitif p-value =

0,067, probabilitas aspek afektif p-value = 0,514 dan probabilitas aspek

psikomotor p-value = 0,896. Hasil uji menunjukkan pada prestasi kognitif,

afektif dan psikomotor adalah p-value > 0,05; maka H0 diterima, berarti tidak

ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek

dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan

psikomotor.

f. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai pada probabilitas aspek kognitif p-value =

0,510, probabilitas aspek afektif p-value = 0,973 dan probabilitas aspek

psikomotor p-value = 0,249. Hasil uji menunjukkan pada prestasi kognitif,

afektif dan psikomotor adalah p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak

ada interaksi antara kreativitas dengan kemampuan berpikir kritis terhadap

prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor.

g. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai pada probabilitas aspek kognitif p-value =

0,962, probabilitas aspek afektif p-value = 0,077 dan probabilitas aspek

psikomotor p-value = 0,681. Hasil uji menunjukkan pada prestasi kognitif,

afektif dan psikomotor adalah p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak

ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek,

kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap prestasi kognitif, afektif dan

psikomotor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

110

2 Uji Anava Lanjut

Uji lanjut anova diperlukan untuk mengetahui karakteristik pada variabel

bebas dan variabel terikat. Uji lanjut dilakukan pada hipotesis yang ditolak atau

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kognitif dan afektif.

a. Kognitif

Berdasarkan perhitungan penelitian ini uji lanjut pada prestasi kognitif,

dilakukan untuk memperjelas keputusan pada hipotesis HoB, HoC, dan HoAB. Hasil

anova tiga jalan yang perlu diuji lanjut adalah untuk hasil Anova tiga jalan pada HoB

dan HoC yaitu: “ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah, ada perbedaan

antara kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah”.

Hasil uji anava pada HoAB adalah interaksi antara pendekatan inkuiri melalui

metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif.

Berdasarkan Tabel 4.19. interaksi kelompok yang mempunyai pengaruh yang

signifikan yaitu pada interaksi siswa yang diberi metode eksperimen dan mempunyai

kreativitas tinggi dengan siswa yang diberi metode eksperimen dan mempunyai

kreativitas rendah. Perbedaan rata-rata prestasi belajar kognitif pada kelompok

tersebut menunjukkan sebesar 7,556 dengan p-value sebesar 0,025, maka H0 ditolak

berarti ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi metode

eksperimen dan mempunyai kreativitas tinggi dengan siswa yang diberi metode

eksperimen dan mempunyai kreativitas rendah. Adapun hasil uji lanjutnya dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

111

dilihat interaksi antar kelompok mana yang mempunyai pengaruh yang signifikan

dapat dipaparkan pada tabel Post Hoc dalam Tabel 4.19. berikut.

Tabel 4.19. Post Hoc pada Interaksi antara Penggunaan Metode dengan Kreativitas terhadap Prestasi Kognitif.

Kelompok Kelompok Perbedaan rata-rata

p-value

Siswa yang diberi metode proyekdan memiliki kreativitas tinggi

Siswa yang diberi metode proyek dan memiliki kreativitas rendah

0,375 0,999

Siswa yang diberi metode eksperimendan memiliki kreativitas tinggi

2,805 0,671

Siswa yang diberi metode eksperimendan memiliki kreativitas rendah

4,750 0,298

Siswa yang diberi metode proyekdan memiliki kreativitas rendah

Siswa yang diberi metode eksperimendan memiliki kreativitas tinggi

3,181 0,576

Siswa yang diberi metode eksperimendan memiliki kreativitas rendah

4,375 0,370

Siswa yang diberi metode eksperimen dan memiliki kreativitas tinggi

Siswa yang diberi metode eksperimendan memiliki kreativitas rendah

7,556 0,025

b. Afektif

Berdasarkan perhitungan penelitian ini uji lanjut pada prestasi afektif,

dilakukan untuk memperjelas keputusan pada hipotesis HoA, dan HoC. Hasil anova

tiga jalan yang perlu diuji lanjut adalah untuk hasil Anova tiga jalan pada HoA dan

HoC yaitu: “ada perbedaan prestasi belajar afektif antara pendekatan inkuiri melalui

metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

112

c. Psikomotor

Berdasarkan perhitungan penelitian ini uji lanjut pada prestasi psikomotor,

dilakukan untuk memperjelas keputusan pada hipotesis HoA, HoB dan HoC. Hasil anova

tiga jalan yang perlu diuji lanjut adalah untuk hasil Anova tiga jalan pada HoA,

HoBdan HoC. yaitu: “ada perbedaan prestasi belajar psikomotor antara pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas tinggi dan rendah,

kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah”.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dapat dijelaskan

masing-masing hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama: Perbedaan prestasi belajar siswa antara pendekatan

inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek.

Pada proses belajar mengajar di kelas yang menerapkan pendekatan inkuiri

melalui metode proyek masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Sebelum

pembelajaran dimulai guru memberikan instruksi pada siswa tentang praktikum yang

akan dilakukan. Setiap siswa mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk

mengisi pokok-pokok yang penting. Pada langkah ini siswa mencari data dengan

cara melakukan praktikum, kemudian data tersebut digunakan untuk informasi yang

akan dikaitkan dengan fakta yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Hasil praktikum

tersebut dapat digunakan siswa untuk mendapat informasi baru tentang materi

termokimia. Dalam hal ini peran guru sebagai narasumber, pendorong dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

113

memberikan bantuan demi kelancaran proses pembelajaran. Selanjutnya siswa

mengorganisasikan data, fakta dan informasi untuk menganalisis dan mengambil

suatu kesimpulan. Setiap kelompok mempertanggungjawabkan dengan menyajikan

hasil yang diperolehnya. Laporan pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan

diskusi maupun mengumpulkan artikel sesuai dengan materi termokimia.

Proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen,

setiap kelompok mencari dan melakukan percobaan sendiri. Setiap kelompok

menganalisis hasil dari praktikum. Berdasarkan hasil penelitian tersebut siswa dapat

menemukan sendiri materi termokimia. Setiap kelompok dituntut untuk bisa

merangkai alat, mengambil data, menganalisa data, mengisi LKS dan berdiskusi

dengan anggota kelompokannya sendiri untuk membuat kesimpulan tentang materi

termokimia. Pada akhir pembelajaran setiap kelompok menyampaikan hasil

analisanya kepada kelompok lain. Kemudian dari hasil analisa masing-masing

kelompok ditarik suatu kesimpulan. Hal ini menuntut siswa lebih aktif dan siswa

dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil uji General Linier Model pada kognitif dan psikomotor

menunjukkan ada perbedaan antara yang menggunakan pendekatan inkuiri melalui

metode eksperimen dan proyek. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai prestasi

belajar kognitif dan psikomotor pada kelas yang menggunakan pendekatan inkuiri

melalui metode proyek lebih tinggi dari metode eksperimen. Sedangkan pada prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

114

belajar afektif menunjukkan tidak ada perbedaan antara yang menggunakan

pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek.

Pada prestasi kognitif dapat dilihat bahwa siswa yang diberi pendekatan

inkuiri melalui metode proyek dan eksperimen dapat menganalisis hasil praktikum

dan menyimpulkannya sebagai informasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk

menyelesaikan tes kognitif. Sehingga metode eksperimen dan proyek mendapat

prestasi kognitif hampir sama. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Olatoye, R.A dan Adekoya, Y. M. (2010) bahwa metode proyek lebih efektif

daripada metode demonstrasi dan pengajaran di perkuliahan pada prestasi ilmu

pertanian. Metode proyek dalam penelitian ini menitikberatkan pada aktivitas untuk

memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan investigasi yang mendalam

tentang suatu masalah sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang

bermakna dengan pengetahuannya sendiri.

Prestasi psikomotor dapat dilihat pada saat melakukan praktikum, siswa yang

diberi metode proyek dapat memahami langkah-langkah praktikum dan menganalisis

hasil praktikum dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan siswa pada metode proyek

terampil dalam melakukan praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang diberi

pendekatan inkuiri melalui metode proyek memperoleh nilai psikomotor lebih tinggi

daripada siswa yang diberi pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen.

Sedangkan pada prestasi belajar afektif dapat dilihat dari hasil angket menunjukkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

115

bahwa siswa yang diberi metode proyek merasa proses pembelajarannya

menyenangkan dan mudah memahami konsep termokimia.

2. Hipotesis kedua: Perbedaan prestasi belajar siswa antara kreativitas tinggi

dan rendah.

Berdasarkan hasil uji General Linier Model menunjukkan bahwa ada

perbedaan kreativitas terhadap prestasi belajar kimia pada aspek kognitif dan

psikomotor. Hal ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran faktor kreativitas siswa

menunjang keberhasilan dalam prestasi siswa khususnya materi termokimia.

Kreativitas merupakan kemampuan siswa dalam mendapat suatu informasi

yang telah diperoleh sebelumnya sehingga dapat memecahkan masalah dengan

menemukan banyak kemungkinan jawaban. Siswa yang mempunyai kreativitas yang

tinggi mampu mengolah informasi dari guru yang kemudian dikembangkan lagi

dalam bentuk informasi yang lain. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran

terutama pada saat melakukan diskusi. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi

lebih antusias dalam pembelajaran dan praktikum, karena mereka sangat tertarik pada

tugas-tugas yang diberikan guru dan menganggap tugas tersebut sebagai suatu

tantangan. Sedangkan pada siswa yang mempunyai kreativitas rendah cenderung

diam dan mudah bosan dengan proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui bahwa

kreativitas merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar baik pada aspek kognitif dan psikomotor. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

116

yang mempunyai kreativitas tinggi memperoleh prestasi belajar lebih tinggi

dibanding dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah.

Pada prestasi afektif, baik siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan

rendah memperoleh prestasi afektif hampir sama. Proses diskusi siswa yang

mempunyai kreativitas rendah mampu mengimbangi siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi dengan memberikan pendapatnya untuk memecahkan persoalan

yang terjadi pada saat praktikum.

3. Hipotesis ketiga: Perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan

berpikir kritis tinggi dan rendah.

Perhitungan uji General Linier Model untuk hipotesis ketiga menunjukkan

ada perbedaan antara kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi kognitif, afektif

dan psikomotor. Hasil perbandingan rata-rata prestasi kognitif menunjukkan bahwa

siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi memdapat prestasi kognitif,

afektif dan psikomotor yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kritis rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis tinggi mempunyai prestasi kognitif, afektif dan

psikomotor yang lebih baik.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis fakta,

mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat

perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan

masalah. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dapat memecahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

117

masalah dengan kritis. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis

tinggi mampu menyelesaikan tes prestasi kognitif dengan baik. Hal ini yang

menyebabkan adanya perbedaan pada kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah.

Sejalan dengan penelitian ini, hasil penelitian yang dilakukan oleh NANCY

LAMPERT (2011) bahwa siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi akan

memperoleh prestasi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan postest

menunjukkan signifikansi secara statistik pada siswa SMA.

Pada prestasi aspek afektif siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis

tinggi dan rendah memiliki perbedaan. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir

kritis tinggi dapat pengaruh yang hampir sama mempengaruhi siswa dengan

kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini dapat dilihat pada saat proses diskusi

kelompok, terjadi hubungan yang timbal balik antara siswa dengan kemampuan

berpikir kritis tinggi dan rendah.

4. Hipotesis keempat: Interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode

eksperimen dan proyek dengan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan hasil uji General Linier Model menunjukkan bahwa ada interaksi

antara pendekatan inkuiri melalui metode proyek dan eksperimen dengan tingkat

kreativitas terhadap prestasi kognitif. Sedangkan prestasi afektif dan psikomotor,

tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode proyek dan eksperimen

dengan kreativitas.

Pada uji lanjut prestasi kognitif diperoleh bahwa siswa yang diberi metode

eksperimen dan memiliki kreativitas tinggi dengan siswa yang diberi metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

118

eksperimen dan memiliki kreativitas rendah memperoleh pengaruh yang signifikan

terhadap prestasi kognitif. Metode eksperimen membutuhkan kreativitas tinggi dalam

menganalisis data, mengolah hasil penelitian dan menyelesaikan persoalan dalam

bentuk tes kognitif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi memperoleh prestasi kognitif lebih baik daripada siswa yang

mempunyai kreativitas rendah pada metode eksperimen. Sedangkan pada metode

proyek, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah memberikan pengaruh

yang sama terhadap prestasi kognitif.

Tidak interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode proyek dan

eksperimen dengan tingkat kreativitas terhadap prestasi afektif dan psikomotor. Hal

ini dapat dilihat ketika melakukan praktikum baik metode proyek dan eksperimen

mampu melakukan praktikum dengan teliti dan siswa aktif bekerjasama dan aktif

dalam pembelajaran sehingga siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dapat

membantu siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Pada saat diskusi, siswa yang

mampunyai kreativitas rendah dan tinggi memberikan pendapatnya sehingga

terwujud pembelajaran yang aktif dan interaktif. Penggunaan metode proyek dan

eksperimen juga dapat memberikan motivasi siswa untuk lebih aktif dan siswa

terlibat langsung dalam pembelajaran.

5. Hipotesis kelima: Interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode

eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis terhadap

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji General Linier Model menunjukkan bahwa tidak ada

interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode dan proyek dengan tingkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

119

kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini

dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai prestasi kognitif, afektif dan psikomotor hampir

sama yang diperoleh pada siswa yang diberi metode proyek dan kemampuan berpikir

kritis rendah, siswa yang diberi metode proyek dan kemampuan berpikir kritis tinggi,

siswa yang diberi metode eksperimen dan kemampuan berpikir kritis rendah dan

siswa yang diberi metode eksperimen dan kemampuan berpikir kritis tinggi.

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis mampu menganalisis

persoalan dan menarik kesimpulan pada informasi pada metode proyek dan

eksperimen dengan baik. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi

membantu dan bekerjasama dengan siswa yang mempunyai kemampuan berpikir

kritis rendah. Pada metode proyek dan eksperimen dalam pelaksanaannya

memerlukan kemampuan berpikir kritis untuk mengembangkan hasil praktikum

menjadi informasi baru yang dapat dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan

praktikum dalam metode proyek dan eksperimen membuat siswa mampu berpikir

kritis untuk menganalisis hasil praktikum. Prestasi afektif dapat dilihat pada saat

melakukan diskusi, siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi bisa

mempertahankan pendapat dan mengevaluasi pendapat siswa lain menjadi informasi

yang dapat diolah pengetahuan baru.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap prestasi kognitif,

afektif dan psikomotor. Artinya tingkat kemampuan berpikir kritis dan penggunaan

metode pembelajaran mempunyai pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar

kimia termokimia. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

120

mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa

diluar faktor metode pembelajaran, kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa

yang digunakan dalam penelitian ini, serta masih banyak keterbatasan dalam

penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar

kegiatan belajar mengajar.

6. Hipotesis keenam: Interaksi antara kreativitas dengan kemampuan berpikir

kritis dan terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji General Linier Model menunjukkan bahwa tidak ada

nteraksi antara tingkat kreativitas tinggi dan rendah dengan tingkat kemampuan

berpikir kritis tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotor.

Pada deskripsi data dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan

kemampuan berpikir kritis tinggi memperoleh rata-rata prestasi kognitif, afektif dan

psikomotor tertinggi. Sedangkan rata-rata prestasi kognitif, afektif dan psikomotor

terendah diperoleh pada kelompok siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah

dan kemampuan berpikir kritis rendah.

Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan kemampuan berpikir kritis

tinggi dalam setiap proses pembelajarannya lebih baik dibandingkan dengan

kelompok siswa yang lain. Kemampuan berpikir kritis yang tinggi menjadi modal

utama untuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam bentuk tes ataupun nontes.

Kreativitas tinggi membantu menyelesaikan masalah pada materi termokimia dengan

cara yang baru dan kreatif. Dalam penelitian ini dilakukan pada siswa IPA yang

mempunyai latar belakang siswa yang pintar dan disiplin belajar yang tinggi. Sehigga

baik siswa yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi atau rendah dan tingkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

121

kemampuan berpikir kritis tinggi atau rendah dapat mengerjakan tes kognitif dan

menyelesaikan tugas-tugas pada materi termokimia dengan baik. Selain itu, adanya

kerjasama yang baik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Adanya kekompakan

siswa dalam menyelesaikan tugas, secara tidak langsung dapat memotivasi siswa

yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dan kreativitas rendah.

Perbedaan rata-rata prestasi kognitif, afektif dan psikomotor antar kelompok

siswa yang mempunyai kreativitas rendah dan kemampuan kritis rendah, siswa yang

mempunyai kreativitas rendah dan kemampuan kritis tinggi, siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi dan kemampuan kritis rendah dan siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi dan kemampuan kritis tinggi masih kecil. Sehingga menurut

perhitungan General Linier Model, interaksi tingkat kreativitas tinggi dan rendah

dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah memberikan pengaruh

yang hampir sama.

Pada hasil anava menunjukkan tidak ada interaksi antara kreativitas dengan

kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kimia materi termokimia. Artinya

tingkat kreativitas belajar dan kemampuan berpikir kritis mempunyai pengaruh

sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar kimia termokimia. Hal ini dimungkinkan

karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar

baik dari dalam maupun luar diri siswa diluar faktor kreativitas dan kemampuan

berpikir kritis siswa yang digunakan dalam penelitian ini, serta masih banyak

keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-

faktor tersebut di luar kegiatan belajar mengajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

122

7. Hipotesis ketujuh: Interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode

eksperimen dan proyek, kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan General Linier Model pada analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama aspek kognitif, afektif dan psikomotor menunjukkan

bahwa tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan

proyek dengan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis.

Pada deskripsi data menjelaskan bahwa siswa yang mempunyai kreativitas

tinggi dan kemampuan berpikir kritis tinggi jika diberi pendekatan inkuiri melalui

metode proyek memperoleh rata-rata prestasi belajar baik kognitif, afektif dan

psikomotor lebih besar dibandingkan yang diajar dengan pendekatan inkuiri melalui

metode eksperimen.

Proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk praktikum, siswa yang

mempunyai kreativitas rendah dan kemampuan berpikir rendah dapat belajar dari

siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi. Adanya kerjasama antar

kelompok dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran juga menambah

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan Situasi belajar yang menyenangkan dapat

membuat memori tentang penyelesaian persoalan menjadi berkesan dan bertahan

lama sehingga siswa dapat termotivasi untuk menemukan informasi baru. Informasi

tentang materi termokimia digunakan untuk menyelesaikan tes dan nontes pada

prestasi belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotor.

Perhitungan statistik pada hasil uji anava menunjukkan perbedaan rata-rata

kognitif dan afketif yang diperoleh hampir sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melaui metode eksperimen dan proyek,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

123

kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kimia pada materi

termokimia. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi

proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa diluar faktor

pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek dengan kreativitas dan

kemampuan berpikir kritis siswa yang digunakan dalam penelitian ini, serta masih

banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol

faktor-faktor tersebut di luar kegiatan belajar mengajar.

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah direncanakan dan dilaksanakan semaksimal mungkin

untuk memperoleh hasil yang optimal. Namun peneliti menyadari keterbatasan

sehingga hasil penelitian masih belum sempurna. Keterbatasan yang dimaksud antara

lain:

1. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan sebenarnya

dirasakan sangat kurang, sehingga ada kemungkinan pengaruh perlakuan belum

tampak jelas. Ada keinginan dari peneliti untuk menambah jumlah jam

pertemuan akan tetapi terkendala dengan pembagian alokasi waktu tiap

kompetensi dasar.

2. Pembelajaran dengan metode eksperimen dan proyek masih dianggap sebagai hal

yang baru, baik oleh guru maupun siswa sehingga proses belajar mengajar yang

terjadi tidak dapat berjalan secara maksimal. Namun apabila hanya sekedar

melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dikerjakannya, maka

perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk

menguasainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

125

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan

pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode proyek dan eksperimen

memberikan adanya perbedaan dimana metode proyek hasil prestasi belajar

afektif dan psikomotor lebih baik daripada dengan metode eksperimen. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata prestasi belajar afektif dan psikomotor dengan

metode proyek lebih besar dibandingkan dengan rata-rata metode eksperimen

pada materi termokimia. Sedangkan pada prestasi belajar kognitif tidak ada

perbedaan, baik dengan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen

maupun melalui metode proyek.

2. Tingkat kreativitas siswa baik tinggi maupun rendah tidak memberikan

perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar afektif. Sedangkan pada

prestasi belajar kognitif dan psikomotor, tingkat kreativitas memberikan

perbedaan yang signifikan. Pada prestasi belajar kognitif dan psikomotor

menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kreativitas tinggi memperoleh

rata-rata prestasi belajar yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai

kreativitas rendah.

3. Tingkat kemampuan berpikir kritis baik tinggi maupun rendah memberikan

perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar baik kognitif, afektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

126

maupun psikomotor. Perbandingan rata-rata prestasi kognitif menunjukkan

siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi lebih besar daripada

siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.

4. Tingkat kreativitas pada penggunaan metode eksperimen dan proyek

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap prestasi kognitif. Sedangkan

siswa yang mempunyai kreativitas tinggi atau rendah pada penggunaan metode

eksperimen dan proyek mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi

afektif. Hal itu dapat disimpulkan bahwa interaksi antara kreativitas tinggi dan

rendah dengan metode proyek dan eksperimen tidak memberikan perbedaan

yang signifikan terhadap prestasi afektif dan psikomotor.

5. Interaksi penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan

proyek dengan kemampuan berpikir kritis tinggi atau rendah memberikan

perbedaan yang tidak signifikan terhadap prestasi kognitif, afektif dan

psikomotor pada materi termokimia.

6. Tingkat kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mempunyai pengaruh

sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada

materi termokimia. Hal ini berarti tidak ada interaksi kreativitas dan

kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotor.

7. Penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek,

tingkat kreativitas, tingkat kemampuan berpikir kritis mempunyai pengaruh

sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor.

Sehingga tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode

eksperimen dan proyek, tinggi rendahnya kreativitas dan kemampuan berpikir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

127

kritis siswa terhadap prestasi belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotor

pada materi termokimia.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang dipaparkan dalam penelitian

ini memberikan implikasi sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Penerapan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek

dapat diterapkan pada pembelajaran kimia materi termokimia.

b. Penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan proyek

dapat diterapkan untuk mempermudah siswa mempelajari dan menguasai

materi termokimia.

c. Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran kimia membuat siswa

lebih aktif, karena untuk memahami konsep dan prinsip melalui kerjasama

dan berkompetisi pada materi termokimia.

d. Metode eksperimen dan proyek dapat diterapkan pada semua tingkatan

kreativitas, baik tinggi maupun rendah.

e. Metode eksperimen dan proyek dapat diterapkan pada semua tingkatan

kemampuan berpikir kritis, baik tinggi maupun rendah.

2. Praktis

a. Guru perlu menerapkan pendekatan inkuiri melalui metode eksperimen dan

proyek dalam mengajar materi termokimia. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, pembelajaran dengan pendekatan inkuiri melalui metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

128

proyek lebih baik dibandingkan dengan pendekatan inkuiri melalui metode

eksperimen pada pembelajaran kimia materi termokimia.

b. Guru diharapkan dapat memperhatikan kreativitas, karena siswa yang

memiliki kreativitas tinggi dapat menunjang dalam menyelesaikan masalah

baik tes dan nontes.

c. Guru perlu memahami kemampuan berpikir kritis, karena kemampuan untuk

menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan

pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi

argumen dan memecahkan masalah sangat diperlukan untuk menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Sekolah hendaknya menyediakan kelengkapan pendukung proses

pembelajaran dengan praktikum berupa sarana dan prasarana laboratorium

kimia yang memadai.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, sebagai perbaikan

dan peningkatan dalam pembelajaran kimia saran dari peneliti adalah:

1. Untuk Para Guru

a. Manajemen waktu yang baik dan persiapan menggunakan praktikum

dalam pembelajaran pada penerapan metode pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran, khususnya metode eksperimen dan

proyek akan memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

129

b. Perumusan masalah dan langkah kerja pada pendekatan inkuiri melalui

metode eksperimen dan proyek harus diinformasikan kepada siswa

secara jelas dan terarah, agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran

dengan baik.

c. Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu dilakukan oleh guru,

dengan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses

belajar mengajar sehingga siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran.

d. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan guru

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Untuk Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian-

penelitian berikutnya yang sejenis dan hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mata

pelajaran kimia pada materi termokimia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

130

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. 1979. Orthopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud. Dikti, Proyek Tenaga Guru.

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Unnes.

Arifin, Mulyati. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Candra, Julius. 1994. Kreativitas: Bagaimana Menanam, Membangun dan Mengembangkannya, Yogyakarta: Kanisius.

Csikszentnihalyi, Mihaly. 2006. A Systems Perspective on Creativity. JournalReading. Cambridge: Cambridge University Press.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, Syaiful B. 1996. Strategi Belajar Mengarang. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Doppelt, Y. 2005. “Assessment of Project-Based Learning”. International Journal of Technology Education, Volume 16, Nomor 2. http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v16n2/pdf/doppelt.pdf.

Evanson M. Muriithi, dkk (2013). Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan Secondary Schools. Department of Educational Communication and Technology. University of Nairobi. International Journal of Education and Research. Volume 1, Nomor 7 Juli 2013.

Fisher, Alec. 2007. Berpikir Kritis. Jakarta: Erlangga.

Ismo T. Koponen and Terhi Mäntylä. 2004. Generative Role of Experiments in Physics and in Teaching Physics: A Suggestion for Epistemological Reconstruction. Finland: Department of Physical Sciences, University of Helsinki.

Kuslan dan Stone, H.A. 1992. Teaching Children Science, An Inquiry Approach. California, Wordsworth Pub. Co

Margono. 1998. Pengantar Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Masidjo, 2007. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.Yogjakarta: Kanisius.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

131

Mendiknas. 2008. Undang-undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem pendidikan nasional. Bandung: Citra Umbaran.

Mulyasa, 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang

Oemar Hamalik. 1990. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Olatoye, R.A dan Adekoya, Y. M. 2010. Effect Project-Based, Demontration, and lecture Teaching Strategies on Senior Secondary Students’ Achievement in an Aspect of Agricultural Science. Nigeria: Osun State University, Osogbo, Osun. International Journal of Education Research and Technology, Volume 1, Juni 2010: 19-29.

Paul A. Kirschner, John Sweller dan Richard E. Clark. 2006. Why Minimal Guidance During Instruction Does Not Work: An Analysis of the Failure of Constructivist, Discovery, Problem-Based, Experiential, and Inquiry-Based Teaching. Netherlands: Educational Technology Expertise Center Open University of Netherlands Research Centre Learning in Interaction Utrecht University, The Netherlands. International Journal of Educational Psychologist, Volume 41, Nomor 2, 75-86.

Parning, dkk. 2007. Kimia 2A untuk SMA Kelas XI Semester 1 KTSP. Jakarta:Yudhistira.

Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purba, Michael. 2007. Kimia 2A untuk SMA Kelas XI Semester 1 KTSP. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga.

Roestiyah dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sampurno. 2009. “Penerapan Metode Belajar Akif dalam Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Tersedia pada:http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/27/Didaktika.html.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: digilib.uns.ac.id · PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

132

Sri Anita W. 2005. Metode Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sudarmo, Unggul. 2008. Kimia SMA. Jakarta: Erlangga.

Sudjana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suherman, Erman, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Suparno, Agus. 2007. Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran Berbasis Proyek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Suwandi, Sarwiji. 2011. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Cetakan kelima. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Cetakan keempat. Jakarta. PT Bumi Aksara. Jakarta: PT Rineka Cipta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wena. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Kencana Prenada Group, Jakarta.

W.S. Winkel & Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user