Upload
eka-l-koncara
View
3.866
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Read online only.Lebih lanjut langsung saja ke: [email protected]
Citation preview
Hj. IMAS HODIJAH
0621210062
MODEL PEMBELAJARAN MENYUNTING SURAT RESMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERAKTIF
(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Tegalwaru Purwakarta Tahun Pelajaran 2009/2010)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. DR. H. Kosadi Hidayat, M.Pd. Cucu Agus Hidayat, S.Pd., M.Pd.
Mengetahui
Ketua STKIP Subang, Ketua Jurusan,
Drs. Asep Priatna, M.Pd. Prof. DR. H. Kosadi Hidayat, M.Pd.
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Model Pembelajaran
Menyunting Surat Resmi dengan Menggunakan Metode Inkuiri (Studi Kuasi
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya
siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Subang, Aguastus 2010
Yang Membuat Pernyataan,
Hj.IMAS HODIJAH
0621210062
RIWAYAT HIDUP
Penulis, Imas Hodijah dilahirkan di Purwakarta
pada tanggal 29 November 1969 sebagai anak
ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Adin dan
Ibunda Cicih Setiasah. Penulis berdomisili di Kp.
Pangkalan RT. 02/RT 01 Desa Palingihan Plered
Purwakarta.
Penulis masuk SD Negeri Pasakmulya Kec.
Kiarapedes dan lulus pada tahun 1983. Penulis melanjutkan sekolah ke SMP 1
Wanayasa dan lulus pada tahun 1986. Selanjutnya, penulis meneruskan sekolah ke
SPG Negeri Purwakarta dan lulus pada tahun 1989. Pada tahun 2003, penulis
diangkat menjadi Guru Bantu. Pada tahun 2007, penulis diangkat menjadi PNS.
Selanjutnya, penulis menempuh pendidikan S1 di STKIP Purwakarta. Penulis
diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Daerah. Alhamdulillah pada tahun 2010, penulis dapat menyelesaikan studi
S1 dengan mengambil tugas akhir penyusunan skripsi ini dengan judul : “Model
Pembelajaran Menyunting Surat Resmi dengan Menggunakan Metode Inkuiri
(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Plered
Purwakarta Tahun Pelajaran 2009/2010)”.
MOTTO :
Kesenangan hidup itu tidak berarti harus memiliki kekayan dunia
sebanyak-banyaknya. Bahkan hal itu tidak akan membawa kepada
kesenangan yang sebenarnya. Kesenangan hidup berarti kesenangan
badaniah dan rohaniah. Badan merasa enak dan jiwa merasa tentram. Dan
yang paling penting adalah kesenangan jiwa baik untuk waktu yang
sekarang maupun untuk waktu yang akan datang.
Janganlah anda menjanjikan sesuatu yang tak dapat anda
laksanakan, tetapi sekali berjanji usahakanlah dengan sungguh-sungguh
menepati janji anda.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki
oleh orang lain.
Kupersembahkan skripsi ini untuk
suamiku, anak-anaku, orang tuaku,
saudara-saudaraku yang terkasih dan
tersayang
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini sesuai dengan agenda yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul :
“Model Pembelajaran Menyunting Surat Resmi dengan Menggunakan Metode
Inkuiri (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Plered
Purwakarta Tahun Pelajaran 2009/2010)”, disusun untuk memenuhi salah satu
syarat Ujian Lisan Sarjana Pendidikan dan untuk memenuhi sebagian dari sayarat
memproleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah STKIP Subang.
Isi skripsi ini merupakan sebagian kecil dari masalah yang ada dalam
pengajaran bahasa Indonesia. Selain itu, dalam penyajiannya masih terlihat
kekurangan. Untuk itu, penulis membuka dengan senang hati segala kritik, saran,
dan masukan yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. Meskipun
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan pengajaran bahasa, keilmuan, dan kependidikan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis sering mengalami hambatan
dan rintangan. Namun, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak turut pula memperlancar penyusunan skripsi ini. Untuk itu, dalam
kesempatan yang berharga ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada :
1. Bapak Drs. Asep Priatna, M.Pd., selaku ketua STKIP Subang yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi melalui
penerbitan SK Ketua STKIP;
2. Bapak Prof. Dr. H. Kosadi Hidayat, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, yang telah mendorong
penulis untuk menyusun skripsi ini;
3. Bapak. Prof. Dr. H. Kosadi Hidayat, M.Pd., selaku selaku Dosen Pembimbing
I dan Bapak Cucu Agus Hidayat, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II,
yang telah membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi
ini hingga menghantarkan penulis menuju Sidang Ujian Lisan Sarjana
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah ;
4. Seluruh staf dosen, dan staf tata usaha STKIP Subang yang telah membantu
penulis memperlancar studi;
5. Kepala SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Purwakata, yang telah memberi
rekomendasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut;
6. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Plered Kabupaten
Purwakata yang telah memberi waktu untuk mengadakan penelitian di kelas;
7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Daerah yang selalu bersedia berdiskusi dengan penulis untuk membahas
penyusunankripsi ini ;
8. Suamiku, orang tuaku, dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan
do’a restu dan dorongan kepada penulis untuk menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini;
9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut
membantu penyelesain skripsi ini.
Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini mendapat imbalan yang sepadan dari Allah SWT.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi pengembangan keilmuan, pengajaran, dan pendidikan,
khususnya pengajaran bahasa Indonesia.
Subang, Agustus 2010
Penulis,
ABSTRAK
Hj.IMAS HODIJAH. Model Pembelajaran Menyunting Surat Resmi dengan
Menggunakan Metode Inkuiri (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi.
Subang : Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP
Subang, Agustus 2010.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sebelum menggunakan metode inkuiri dan sesudah
menggunakan metode inkuiri. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen.
Dengan metode ini, penulis meneliti suatu efek atau pengaruh perlakuan
(treatment) yang diberikan pada sekelompok subjek eksperimen dan dibandingkan
dengan kelompok kontrol dalam suatu percobaan penggunaan metode interkatif
dalam menyunting surat resmi. Pelaksanaan metode ini didukung oleh
penggunaan desain eksperimen yang relevan dalam menata sampel, treatment,
observasi (tes), dan kontrol.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Plered Purwakarta yang berjumlah 360 orang. Sampel yang digunakan sebanyak
40 orang siswa kelas VIII B yang diambil dengan teknik random sampling, yaitu
teknik cluster sampling dan persentase. Kepada sampel diberikan instrumen tes
menyunting surat resmi untuk memperoleh data variabel X (menyunting surat
resmi dengan metode inkuiri) dan variabel Y (menyunting surat resmi tanpa
metode inkuiri) dalam waktu yang berbeda.
Analisis data menggunakan teknik “t” tes, yakni teknik analisis statistik
untuk mengetahui perbedaan mean variabel X dan variabel Y. Melalui
penghitungan diperoleh nilai hitung (to) sebesar 3,10. Dengan menggunakan df
(degree of freedom) atau derajat bebas sebesar 80, nilai “to” dibandingkan dengan
nilai t tabel (tt) untuk menguji hipotesis. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa
nilai ”to” sebesar 3,10 ternyata lebih besar dibandingkan dengan nilai “tt” sebesar
1,99 dan 2,64 pda taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%. Dengan
demikian, hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan
siswa dalam menyunting surat resmi sebelum menggunakan metode inkuiri
kurang baik dengan nilai rata-rata sebesar 5,5. Kedua, kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sesudah menggunakan metode inkuiri cukup baik dengan
nilai rata-rata sebesar 6,4. Ketiga, hipotesis alternatif diterima, yakni ada
perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat
resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………… i
ABSTRAK ……………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………. viii
DAFTAR BAGAN ... …………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… …………
xi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………..………… 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah …..……… 4
1.2.1 Pembatasan Masalah …………………………. 4
1.2.2 Perumusan Masalah …………………………… 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian …….…………… 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ……………………………… 6
1.3.2 Kegunaan Penelitian ...…………………………... 6
1.4 Variabel Penelitian .......................................................... 8
1.5 Definisi Istilah ................................................................ 9
1.6 Kerangka Pemikiran ...................................................... 10
1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian ................. 12
1.7.1 Anggapan Dasar ………….…………… 12
1.7.2 Hipotesis Penelitian .....……………………….... 13
1.8 Metodologi Penelitian .................................................... 14
1.9 Lokasi dan Sampel Penelitian ........................................ 15
BAB II LANDASAN TEORETIS TENTANG MENYUNTING SURAT
RESMI DENGAN NETODE INKUIRI .................................... 17
2.1 Konsep Surat Resmi ........................................................... 17
2.1.1 Pengertian Surat Resmi .............................................. 17
2.1.2 Jenis-jenis Surat Resmi ............................................. 18
2.1.3 Bagian-bagian Surat Resmi ...................................... 19
2.1.5 Bentul-bentuk Surat Resmi ........................................ 33
2.2 Menyunting Surat .............................................................. 41
2.2.1 Pengertian Menyunting Surat .................................... 41
2.2.2 Tujuan Menyunting Surat Resmi ............................... 42
2.2.3 Aspek-aspek Surat Resmi yang Disunting ................ 43
2.2.4 Prosedur Menyunting Surat Resmi ............................ 44
2.2.5 Penilaian Menyunting Surat Resmi ........................... 46
2.3 Metode Inkuiri .................................................................... 47
2.3.1 Pengertian Metode Inkuiri ....................................... 47
2.3.2 Penggunaan Metode Inkuiri dalam Menyunting Surat 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........…………………………
49
3.1 Metode Penelitian ………….………………….....………. 49
3.2 Desain Penelitian …………………....……………………. 50
3.3 Operasional Variabel Penelitian………………………..… 52
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ………………………..... 54
3.4.1 Populasi Penelitian ……………………………….... 54
3.4.2 Sampel Penelitian ………………………………...... 55
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................…. 56
3.6 Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data .................. 58
3.6.1 Prosedur Penelitian …………………………...…… 58
3.6.2 Teknik Analisis Data …………………………...…. 63
3.7 Rancangan Pengujian Hipotesis …………………..... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN
PEMBAHASAN .................................................…………..… 67
4.1 Hasil Penelitian …..……………………………………... 67
4.1.1 Deskripsi Data ……..……………………………… 68
4.1.2 Analisis Data …...………..………………………... 76
4.1.3 Pengujian Hipotesis ...…………………………. 83
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .....………………...…. 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …….…………………....….
88
5.1 Kesimpulan …………………………………………...... 88
5.2 Saran – saran …………………………………....……... 90
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………..……….. 91
LAMPIRAN – LAMPIRAN …………………………………….……. 93
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………..….. 103
DAFTAR TABEL
Tabel Nomor Halaman
2.1 Cirir-ciri Surat Resmi ......................................................................... 18
2.2 Klasifikasi Bagian-bagian Surat .......................................................... 21
3.1 Variabel Indikator dan Indikator Variabel .......................................... 53
3.2 Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010 ............................................................... 54
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Menyunting Surat Resmi ........................... 57
3.4 Pedoman Penilaian Menyunting Surat Resmi .................................... 59
3.5 Pedoman Interpretasi Tingkat Kemampuan Menyunting Surat Resmi 62
4.1 Data Berupa Skor Menyunting Surat Resmi tanpa
Menggunakan Metode Inkuiri (Variabel Y).................................... 68
4.2 Data Berupa Skor Menyunting Surat Resmi dengan
Menggunakan Metode Inkuiri (Variabel X).................................... 70
4.3 Nilai Kemampuan Menyunting Surat Resmi .................................... 72
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Variabel X ................................................ 77
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Variabel Y ......................................... 77
4.6 Persiapan Penghitungan Mean, SD, SE Variabel X ..……………. 78
4.7 Persiapan Penghitungan Mean, SD, SE Variabel Y..........………… 78
4.8 Rekapitulasi Mean , SD, SE Variabel X dan Variabel Y..………… 81
DAFTAR BAGAN
Bagan Nomor Halaman
1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 12
3.1 Prates-Pascates Satu Kelompok ......................................................... 51
3.2 Variabel Penelitian ...........................................................…………… 53
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagian-bagian Surat ........................................................................... 20
2.2 Jarak Bagian-bagian Surat ................................................................... 22
2.3 Penulisan Alamat Luar Surat .............................................................. 29
2.4 Bentuk Lurus Penuh .......................................................................... 34
2.5 Bentuk Surat Lurus .............................................................................. 35
2.6 Bentu Surat Setengah Lurus ................................................................ 36
2.7 Bentuk Surat Lekuk ............................................................................ 37
2.8 Bentuk Indonesia ................................................................................ 38
2.9 Bentuk Persegi .................................................................................... 39
2.10 Bentuk British Style ......................................................................... 40
4.1Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Var X dan Var Y .................. 75
DAFTAR LAMPIRAN
1. SK Pengangkatan Dosen Pembimbing dan Penulisan Skripsi Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Subang…….. 93
2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STKIP Subang ……………. 94
3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Kepala SMP
Negeri 2 Plered Purwakarta ..........................................…………… 95
4. Buku Bimbingan Skripsi ………………………………………….. 96
5. Instrumen Penelitian ……………………………………………….. 97
6. Data Penelitian …………………………………………………….. 98
7. Nukilan Tabel Nilai “t” untuk berbagai df ........................................ 99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan yang
hendak dikomunikasikan ke dalam lambang-lambang tulisan. Representasi pikiran
secara tertulis tersebut diaktualisasikan ke dalam beragam bentuk tulisan. Salah
satu bentuk atau jenis hasil ekspresi tulis adalah surat. Menurut Rusyana
(1986:34) surat adalah “jenis karangan yang digunakan untuk mengutarakan
sesuatu kepada pihak lain, dengan maksud agar pihak lain itu melakukan sesuatu,
biasanya membalas pula dengan karangan sejenis”. Dilihat dari segi tindak
berbahasa, surat adalah “percakapan yang tertulis” (Soedjito dan Solchan,1991:1).
Sementara, dari segi bentuk dan isi, Muchlisoh, dkk., (1995:285) mendefinisikan
surat sebagai berikut.
Sehelai kertas atau lebih yang didalamnya dituliskan suatu informasi yang
perlu diketahui oleh orang tertentu atau suatu pertanyaan yang harus dijawab oleh
penerimanya. Dengan demikian, surat memiliki fungsi sebagai alat komunikasi
tidak langsung atau komunikasi tidak tatap muka.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa surat
merupakan salah satu karangan berbentuk paparan atau dialog tidak langsung
yang ditulis pada media kertas. Dengan demikian, menulis surat pada prinsipnya
merupakan bentuk komunikasi dan memiliki karakteristik yang khas di samping
mengandung kesamaan dengan menulis jenis tulisan lainnya.
2
Kemampuan siswa dalam menulis surat sangat penting. Urgensitasnya itu
bukan saja menyangkut kepentingan pencapaian kompetensi linguistik dan
keterampilan berbahasa, tetapi juga kepentingan personal dan sosial. Kemampuan
menulis surat yang memadai akan memberikan keuntungan yang berkaitan dengan
reaktualisasi hasil belajar, relevansinya dengan fungsi sosial, dan implikasi
kompetensi personal. Selain kemampuan menulis surat, siswa juga diarahkan agar
mampu menyunting surat. Menyunting surat adalah “mengedit atau
menyempurnakan naskah surat“ (Moeliono,ed., 1990:871). Dengan menyunting
surat siswa dapat mengidentifikasi kesalahan dan memberikan rekomendasi bagi
perbaikannya, baik dari segi bahasa, isi, maupun tifografinya. Menyunting surat
merupakan bagian dari proses penulisan sekaligus sebagai strategi penulisan surat
yang baik. Berkaitan dengan kegiatan menyunting surat ini, Purwo (1997:8)
mengemukakan pendapat sebagai berikut.
Termasuk di dalam kegiatan menulis ialah kegiatan menemukan kesalahan
dalam menulis (tidak hanya ejaan dan tanda baca, tetapi kelengkapan atau
kejelasan kalimat, bahkan pemilihan kata). Siswa tidak hanya dilatih untuk
menemukan kesalahan sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki dan
membenahinya. Jika siswa belum bisa melakukan hal itu untuk tulisannya
sendiri, mereka diminta untuk melakukan hal itu pada tulisan temannya.
Mengingat kemampuan para siswa dalam menyunting surat sangat penting
dan fungsional, maka menyunting surat dimasukkan ke dalam kurikulum mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP,
standar kompetensi menyunting surat resmi ialah “mengungkapkan informasi
dalam bentuk iklan baris, resensi, dan karangan” dengan kompetensi dasar
“menyunting karangan dengan perpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca,
3
pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana”
(Depdiknas, 2006:241). Indikator kemampuan menyunting surat resmi
menyangkut kemampuan memperbaiki naskah surat dari segi isi, bentuk, dan
bahasa.
Berdasarkan uraian tersebut, menyunting surat menjadi salah satu cara
meningkatkan kemampuan siswa menulis surat resmi. Dengan melakukan
kegiatan penyuntingan surat, diharapkan siswa mampu menulis surat dengan lebih
cermat dan efektif. Dapat dikatakan bahwa kemampuan menyunting surat sangat
penting dimiliki oleh siswa sebagai jalan menuju kemampuan menulis surat resmi
dengan baik. Siswa dapat menulis surat resmi berdasarkan kesalahan dan
perbaikan yang dilakukannya. Misalnya, pada aspek kebahasaan (ejaan, tanda
baca, struktur kata, struktur kalimat, dan penataan paragraf), aspek penyajian (tata
urutan, komponen, dan bentuk surat), dan aspek estetika/perwajahan (pemanfaatan
ruang atau format surat) akan lebih baik dan bermakna.
Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, telah banyak upaya
instruksional yang telah dilakukan guru dan siswa untuk membentuk kompetensi
siswa dalam menulis surat. Namun demikian, dalam kenyataannya di lapangan
kemampuan siswa dalam menyunting surat masih belum memuaskan.
Kekurangmampuan siswa dalam menyunting surat resmi tidak boleh dibiarkan.
Kekurangmampuan siswa akan berpengaruh pada kompetensi menulis surat.
Untuk itu, perlu dicari upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yang relevan
dengan permasalahan yang sebenarnya dan dapat diaplikasikan dengan baik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelemahan siswa dalam
4
menulis surat resmi adalah dengan memilih dan mengunakan teknik pembelajaran
yang relevan. Salah satunya ialah dengan melaksanakan pembelajaran menyunting
surat resmi dengan metode inkuiri.
Metode inkuiri atau metode penyelidikan merupakan cara belajar dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan masalah dan mengolah data
yang tersedia. Untuk tujuan tersebut, penulis akan melakukan penelitian dengan
merumuskan judul penelitian ini seperti berikut : “Model Pembelajaran
Menyunting Surat Resmi dengan Menggunakan Metode Inkuiri (Studi Kuasi
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010)”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. Kemampuan para siswa SMP
pada umumnya dalam menyunting surat resmi masih belum memuaskan. Hal ini
terlihat pada kemampuan memperbaiki isi gagasan, struktur kata atau pilihan kata
yang kurang tepat, struktur kalimat yang masih kurang efektif, dan aspek ejaan
serta tanda baca yang ditemukan masih ada kesalahan. Untuk mengetahui lebih
objektif tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi, penulis
bermaksud melakukan penelitian menyunting surat resmi dengan metode inkuiri
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta tahun pelajaran
2009/2010.
5
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah penelitian, diperlukan
pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan meneliti
dan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered tahun
pelajaran 2009/2010 dalam menyunting surat resmi sebelum menggunakan
metode inkuiri; meneliti dan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi setelah menggunakan metode inkuiri. Selain itu, diteliti
perbedaan kemampuan menyunting surat resmi sebelum dan sesudah
menggunakan metode inkuiri.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, secara umum rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Plered Purwakarta tahun pelajaran 2008/2009 dalam menyunting surat
resmi dengan menggunakan metode inkuiri ?”
Untuk menetapkan fokus penelitian atau fokus analisis agar lebih spesifik
dan jelas, perumusan masalah di atas masih bersifat umum dan perlu dirinci
menjadi rumusan masalah yang lebih spesifik dan operasional. Adapun rincian
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi sebelum
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri ?
2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi sesudah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri ?
6
3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian
ini ialah ingin meneliti dan mendeskripsikan gambaran kemampuan siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta tahun pelajaran 2008/2009 dalam
menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri.
Sementara itu, secara khusus tujuan penelitian ini ialah untuk :
1) mengetahui gambaran tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat
resmi sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri;
2) mengetahui gambaran tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat
resmi sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri;
dan
3) membuktikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan tentang kemampuan
siswa dalam menyunting surat resmi sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.
7
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis dan
teoretis baik bagi penulis maupun beberapa pihak yang terkait dan
berkepentingan. Adapun manfaat yang dimaksud sebagai berikut.
1) Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang masalah yang
diteliti dan memperdalam pemahaman empirik terhadap masalah yang diteliti
yakni, menyunting surat resmi. Hasil penelitian ini dapat memperkuat
keyakinan penulis tentang masalah dan memberikan sumbangan untuk
memperkaya teori tentang menyunting surat resmi.
2) Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan tentang kondisi objektif
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi. Para guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia dapat membuat perencanaan pembelajaran menyunting surat
resmi dengan fokus pada penggunaan media pembelajaran yang tepat dan
stimulatif, diantaranya dengan metode inkuiri.
3) Bagi para siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk memberi informasi mengenai kemampuan
siswa dalam menyunting surat resmi. Dengan demikian, para siswa dapat
mengetahui letak kelemahan dalam menyunting surat resmi buku harian,
sehingga siswa dapat lebih cermat dan tertib dalam menyunting surat resmi.
8
4) Bagi pengembangan keilmuan
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan disiplin keilmuan, baik
teoritis maupun praktis, yang berkaitan dengan pengajaran menyunting surat
resmi dan pengajaran menulis pada umumnya.
5) Bagi Lembaga (Sekolah)
Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah untuk dijadikan masukan tentang
kondisi aktual proses dan hasil pembelajaran menyunting surat resmi. Selain
itu, hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi pimpinan sekolah dan
seluruh staf guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
1.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala, karakteristik, atau objek yang diteliti yang
dapat diamati, diukur, dan dinilai, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Dalam penelitian eksperimen ini terdapat dua variabel. Kedua variabel tersebut
adalah variabel bebas (independent variabel) atau variabel penyebab dan variabel
terikat (dependent variabel) atau variabel akibat. Variabel bebas menjadi
penyebab munculnya kondisi pada variabel terikat, sedangkan variabel terikat
merupakan akibat atau gejala yang muncul akibat dari variabel bebas dalam suatu
pecobaan.
Yang menjadi variabel bebas adalah metode inkuiri. Sementara itu, yang
manjadi variabel terikat adalah kemampuan menyunting surat resmi. Metode
inkuiri menjadi variabel bebas yang digunakan, dimanipulasi, dan diteliti
pengaruhnya terhadap kemampuan menyunting surat resmi. Untuk memastikan
9
adanya data dari setiap variabel atau untuk memperjelas pengukuran terhadap
variabel, dibutuhkan variabel kontrol di samping variabel eksperimen. Karena itu,
variabel yang dapat diperoleh datanya adalah variabel eksperimen (variabel X),
yakni nilai kemampuan menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiri dan variabel kontrol (variabel Y), yakni nilai kemampuan menyunting
surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri.
1.5 Definisi Istilah
Definisi istilah dirumuskan untuk menciptakan makna tunggal terhadap
istilah atau konsep yang terdapat dalam judul atau variabel penelitian agar
terhindar dari perbedaan penafsiran terhadap judul penelitian, sekaligus
memudahkan penentuan objek masalah yang diteliti. Berkaitan dengan hal
tersebut, definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Model pembelajaran merupakan rancangan pengajaran yang menggambarkan
beberapa proses bertujuan dan situasi lingkungan yang dihasilkan dengan
mengarahkan siswa berinteraksi dalam setiap arah perubahan perilaku mereka.
Model pembelajaran dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang berbasis kompetensi dengan komponen-komponen nama sekolah,
mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi
waktu, skenario pembelajaran, media, sumber, dan penilaian.
2) Pembelajaran adalah suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi,
dsb.) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar
10
sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah dan berhasil
(Depdiknas, 2004:6).
3) Menulis adalah kegiatan berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamihardja, 1996 : 2).
4) Surat resmi adalah surat yang dikirimkan oleh kantor pemerintah/swasta
kepada kantor pemerintah atau dikirimkan oleh perorangan kepada kantor
pemerintah dan sebaliknya. (Soedjito dan Solchan, 1991:14).
5) Metode inkuiri adalah metode penyelidikan yang melibatkan proses mental
dengan kegiatan-kegiatan mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan percobaan,
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan (Mulyasa,
2008:109).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, variabel penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Model pembelajaran menyunting surat resmi dengan
menggunakan metode inkuiri berarti contoh; pola; acuan; ragam dari suatu
rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi, dsb.) belajar yang dirancang untuk
mempengaruhi pembelajar dalam proses belajar memperbaiki surat resmi dengan
cara menyelidiki dan menganalisis kesalahan.
1.6 Kerangka Pemikiran
Menyunting surat menjadi salah satu kompetensi dasar menulis yang harus
dikuasai oleh siswa. Menyunting surat adalah “mengedit atau menyempurnakan
naskah” (Moeliono, ed., 1990:871). Melalui kegiatan menyunting aspek surat
11
diharapkan para siswa mampu menemukan dan memperbaiki kesalahan atau
kekurangan surat dari segi bahasa, isi, dan sistematika dan memanfaatkannnya
untuk kegiatan menulis surat dengan baik. Berkenaan dengan kegiatan
menyunting surat ini, Depdiknas (2003:6) memberikan penjelasan tentang
menyunting, yaitu sebagai berikut.
Menyunting merupakan salah satu kompetensi yang dituntut di dalam
daftar kompetensi dasar yang senantiasa hadir dalam kegiatan mengarang.
Melalui kegiatan menyunting, siswa ditajamkan keterampilannya
mengidentifikasi kesalahan atau kekurangjelasan mengungkapkan sesuatu
dan dilatih melakukan pembenahan baik secara sendiri-sendiri maupun
dalam diskusi dengan teman.
Karena peranannya itu, menyunting surat yang baik dan benar sangat
penting dimiliki oleh setiap orang, terutama para pelajar. Kemampuan
memperbaiki komposisi surat yang meliputi aspek kebahasaan, isi, dan sistem
penyajiannnya perlu dimiliki sebagai modal untuk menulis surat dengan baik.
Memperbaiki aspek kebahasan, isi, dan bentuk penting dikuasai, menginggat
semua informasi yang ditulis akan mudah dimengerti jika menggunakan ejaan,
tanda baca, diksi, struktur kata, kalimat, paragraf, gagasan, dan isi yang baik dan
benar. Para siswa perlu memiliki kemampuan menyunting aspek kebahasan surat
sebagai bagian dari upaya melatih kemampuan menulis surat dengan baik.
Melalui kegiatan menyunting surat, siswa akan dilatih menemukan dan
memperbaik kesalahan aspek kebahasaan surat dan menjadikannnya sebagai
pengalaman penting untuk menulis surat dengan baik dan benar.
Kemampuan menyunting surat yang baik memiliki korelasi resiprokal
dengan kemampuan siswa menulis surat dengan lebih baik. Kendati demikian,
kemampuan siswa dalam menyunting mamsih belum memuaskan dan perlu
12
ditingkatkan. Salah satu upaya mengatasi permasalahn tersebut ialah dengan
menggunakan metode inkuiri. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran
penelitian ini daapat diringkas sebagai berikut.
Kemampuan menyunting surat sangat penting
Menyuntung kebahasaan surat bermanfaat untuk menulis surat dengan
baik, benar, dan efektif
Kemampuan siswa dalam menyuntung masih belum baik
Metode inkuiri dapat digunakan untuk mengatasai permasalahan dalam
menyunting surat
1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
1.7.1 Angapan Dasar
Anggapan dasar atau asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar atau asumsi yang melatar
belakangi penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Menyunting surat resmi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus
diajarkan dan dimahirkan kepada siswa SMP sebagai bagian dari kompetensi
menulis secara umum (Depdiknas, 2006:233).
2) Kemampuan siswa dalam menyunting surat masih belum memuaskan.
13
3) Metode inkuiri dapat membantu siswa mampu menyunting surat resmi dengan
baik dan bermakna. Metode inkuiri dapat dijadikan stimulus bagi siswa dalam
menyunting surat resmi dengan baik.
1.7.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan rumusan jawaban atau kesimpulan sementara yang
harus diuji dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian. Hipotesis
dalam penelitian ini disusun dalam dua bentuk perumusan sebagai dasar
implementasi analisis data. Hipotesis itu berbentuk hipotesis alternatif/hipotesis
kerja (Ha) dan hipotesis nihil/nol (Ho).
Penggunaan dua hipotesis ini dimaksudkan agar penulis tidak memiliki
kecenderungan untuk mengarahkan hasil penelitian yang bersifat memihak.
Berkaitan dengan hal itu, Arikunto (1993: 66) berpendapat bahwa dalam
penelitian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil/nol (Ho), agar
peneliti tidak mempunyai prasangka atau tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembalikan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetasan hipotesis.
Adapun hipotesis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Hipotesis alternatif/kerja (Ha) :
“Terdapat perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri”.
14
2) Hipotesis nihil/nol (Ho) :
“Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri”.
1.8 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan jenis eksperimen semu. Metode tersebut digunakan karena penelitian ini
bertujuan ingin meneliti kemungkinan adanya efek dari adanya sebuah kondisi
perlakuan (treatment) kepada sebuah kelompok eksperimen dan
memperbandingkannya dengan kelompok kontrol. Melalui penelitian ini ingin
diketahui efek penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan siswa
menyunting surat resmi.
Desain penelitian eksperimen yang digunakan ialah Pretest and Postest
Group Design (Arikunto, 1993:77). Di dalam desain ini, tes dilakukan sebanyak
dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang
dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretes dan observasi sesudah
eksperimen (O2) disebut postes. Perbedaan antara O1 dan O2, yakni O2 -- O 1
diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen.
Skema desain tersebur tampak gambar berikut.
Pretes
(T1)
Treatment
(Perlakuan)
Postes
(T2)
O1 X O2
15
Teknik dalam penelitian ini dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu teknik
pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan ialah teknik tes. Tes tersebut meliputi tes awal (pretes) dan tes akhir
(postes). Tes tersebut berupa tes keterampilan menulis petunuk sebelum dan
sesudah menggunakan metode inkuiri. Dengan demikian, instrumen pengumpulan
data yang akan digunakan adalah instrumen tes menyunting surat resmi.
Analisis data dilakukan dengan memperhatikan metode penelitian, desain
penelitian, dan tujuan penelitian. Teknik analisis data atau pengolahan data untuk
menguji hipotesis digunakan teknik statistik parametris, yaitu uji t atau t-test.
Untuk keperluan uji hipotesis, dilakukan beberapa langkah, yaitu mengajukan
kembali hipotesis, menetapkan degrees of freedom (df) atau derajat bebas (db)
dengan rumus df= (N1+N2)-2, menetapkan kriteria signifikansi dengan uji dua
pihak, yaitu taraf signifikansi (keberartian) sebesar 1% dan 5% dan taraf
reliability (kepercayaan) sebesar 99% dan 95%, dan membandingkan nilai hitung
(to) dengan dengan nilai t tabel (tt). Pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut.
Jika pada taraf signifikansi 1% dan 5% nilai hitung (to) lebih besar daripada nilai t
tabel (tt), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.
Sebaliknya, jika nilai hitung (to) lebih kecil daripada nilai t tabel (tt), maka
hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima.
16
1.9 Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Plered Purwakarta.
Kegiatan di lokasi tersebut diantaranya adalah kegiatan mengumpulkan data dari
sampel penelitian melalui kegiatan pembelajaran. Penetapan lokasi penelitian di
sekolah tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu jarak yang
ditempuh relatif dekat, waktu tempuh tidak terlalu lama, dan dana yang digunakan
relatif efisien.
Sumber data mengacu pada populasi dan sampel. Populasi merupakan
keseluruhan objek atau subjek penelitian. Berdasarkan sumber data sebagai subjek
penelitian dan bentuk data sebagai subjek penelitian, maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarata
tahun ajaran 2009/2010 beserta seluruh data yang berjumlah 200 siswa. Sampel
penelitian adalah sebagian dari wakil populasi yang akan diteliti. Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan teknik sampling, yaitu purposive sampling,
sebanyak 40 orang siswa kelas kelas VIIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarata
tahun ajaran 2009/2010.
Agenda pelaksanaan penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan meliputi
kegiatan menyerahkan judul dan proposal, seminar proposal, penetapan dosen
pembimbing, dan perbaikan proposal. Tahap pelaksanan meliputi kegiatan
penyusunan Bab I, II, dan III dengan bimbingan, pengumpulan data, pengolahan
data, penyusunan Bab IV dan Bab V dengan bimbingan, dan penyusunan draf
17
skripsi terakhir. Tahap penyelesaian meliputi kegiatan seminar prasidang,
penggandaan skripsi, ujian sidang, dan revisi serta penjilidan.
1.10 Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan diusun dengan mengikuti sistematika penulisan berikut.
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, perumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran, anggapan dasar dan hipotesis, variabel penelitian, definisi
operasional, metodologi, lokasi dan sampel, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang landasan teoritis yang menyangkut masalah
pengajaran menyunting surat resmi, metode inkuiri, kemampuan
menyunting surat resmi dengan metode inkuiri, dan aspek penilaian
buku harian.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang metode dan desain penelitian, operasional
variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instumen
pengumpul data, teknik aalisis data, dan rancangan uji hipotesis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian hasil penelitian, deskripsi data, pengujian hipotesis,
temuan dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1.10 Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Plered Purwakarta.
Kegiatan di lokasi tersebut diantaranya adalah kegiatan mengumpulkan data dari
sampel penelitian melalui kegiatan pembelajaran. Penetapan lokasi penelitian di
sekolah tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu jarak yang
ditempuh relatif dekat, waktu tempuh tidak terlalu lama, dan dana yang digunakan
relatif efisien.
Sumber data mengacu pada populasi dan sampel. Populasi merupakan
keseluruhan objek atau subjek penelitian. Berdasarkan sumber data sebagai subjek
penelitian dan bentuk data sebagai subjek penelitian, maka populasi dalam
19
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarata
tahun ajaran 2009/2010 beserta seluruh data yang berjumlah 200 siswa. Sampel
penelitian adalah sebagian dari wakil populasi yang akan diteliti. Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan teknik sampling, yaitu purposive sampling,
sebanyak 40 orang siswa kelas kelas VIIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarata
tahun ajaran 2009/2010.
Agenda pelaksanaan penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan meliputi
kegiatan menyerahkan judul dan proposal, seminar proposal, penetapan dosen
pembimbing, dan perbaikan proposal. Tahap pelaksanan meliputi kegiatan
penyusunan Bab I, II, dan III dengan bimbingan, pengumpulan data, pengolahan
data, penyusunan Bab IV dan Bab V dengan bimbingan, dan penyusunan draf
skripsi terakhir. Tahap penyelesaian meliputi kegiatan seminar prasidang,
penggandaan skripsi, ujian sidang, dan revisi serta penjilidan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
TENTANG MENYUNTING SURAT RESMI
DENGAN MERODE INKUIRI
2.1 Konsep Surat Resmi
2.1.1 Pengertian Surat Resmi
Tarigan, et.al. (1998:8.39) membagi surat atas dua jenis, yaitu surat
pribadi dan surat resmi (dinas). Sementara itu, Soedjito dan Solchan (1991:14)
membedakan surat atas tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat resmi (dinas), dan surat
niaga (dagang). Baik Tarigan (1998: 8.39) maupun Soedjito dan Solchan (199:14)
sependapat bahwa surat resmi (surat dinas) adalah surat yang dikirim oleh
individu atau lembaga kepada lembaga yang bersifat resmi. Sebuah surat
dikatakan resmi apabila ditulis oleh seseorang atau instansi, jawatan, organisasi,
dan sejenisnya untuk instansi lain atau individu dengan memperhatikan bentuk
surat yang lazim, bahasa yang baku/resmi, dan sifat-sifat keformalan lainnya.
Konsep tersebut sekaligus mencakup makna surat dinas. Karena itu, surat
resmi dering disamakan dengan surat dinas. Sebuah surat dikatakan bersifat
kedinasan jika isinya berupa informasi mengenai urusan dinas dan bersifat resmi.
Karena menyangkut hubungan formal, maka sifatnya surat harus resmi dengan
memperhatikan bahasa baku, lugas, dan seperlunya saja. Kadang-kadang semua
komponen surat ditulis dalam surat resmi.
18
Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa surat resmi/
dinas ialah surat yang dikirim oleh individu atau lembaga/organisasi kepada
lembaga atau individu atau sebaliknya yang berisi informasi tentang urusan dinas
dan bersifat resmi. Dari pengertian tersebut ada beberapa karakteristik surat resmi.
Berikut ciri-ciri yang dimaksud dalam bentuk tabel.
Tabel 2.1
Ciri-Ciri Surat Resmi
No.
Aspek Ciri-ciri
1. Pengirim Pengirim bisa dari perseorangan atau lembaga,
instani, jawatan, perusahaan, organisasi dari
jenisnya, baik pemerintah maupun swasta.
2. Penerima Penerima (terkirim) bisa perseorangan, lembaga,
instansi, jawatan, perusahaan, organisasi dan
sejenisnya, baik pemerintah maupun swasta.
3. Informasi/pesan Informasi/pesan menyangkut urusan kedinasan
yang bersifat resmi/formal dalam lingkungan
kedinasan atau keformalan.
4. Bentuk Surat Surat resmi biasanya disusun dalam bentuk yang
lazim dalam korespondensi yang bersifat resmi
dengan memperhatikan bagian-bagian surat.
5. Penulisan Surat resmi dibuat dengan cara diketik atau ditulis
tangan dengan memperhatikan kerapian,
19
kejelasan, kelogisan, kelugasan, dan keefektifan.
6. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
benar/baku sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2.1.2 Jenis-Jenis Surat Resmi
Baik Soedjito dan Solchan (1991:14) mendeskripsikan jenis-jenis surat
resmi meliputi surat undangan, permohonan, pemberitahuan, pengantar,
keputusan, perjanjian, kuasa, instruksi, lamaran pekerjaan, nota dinas, ucapan
terima kasih, wasiat dan sebagainya. Semua jenis surat tersebut tidak dijadikan
bahan pembelajaran untuk siswa SMP, baik untuk kelas 7, kelas 8, dan kelas 9.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendiaikan SMP, jenis surat yang
dijadikan kompetensi dasar, khususnya jenis surat resmi adalah surat permohonan,
surat undangan, dan jenis surat lain yang relevan dengan kebutuhan siswa.
Dalam konteks penelitian ini, jenis surat yang akan diangkat sebagai
bagian dari penelitian kompetensi menyunting surat resmi yang juga menjadi
salah satu variabel penelitian hanya satu jenis surat, yaitu surat undangan. Jenis
surat ini dipilih karena faktor keseringan dan fungsinya dalam berkorespondensi
sangat penting. Siswa diharapkan dapat menyunting surat resmi dengan baik
sehingga dapat surat undangan dengan baik pula.
2.1.3 Bagian-bagian Surat Resmi
Bagian-bagian surat adalah komponen-komponen yang mengisi letak
surat. Bagian-bagian surat untuk jenis surat resmi biasanya lengkap. Umumnya
20
komponen surat meliputi, yaitu : kepala surat, nama tempat dan tanggal, nomor
surat, lampiran, hal/perihal, alamat surat, salam pembuka, isi (tubuh) surat, salam
penutup, dan tembusan. Unsur lain yang selalu ada dalam surat resmi adalah tanda
tangan, nama terang, nomor induk pegawai dan cap.
Surat resmi yang dikirim oleh perseorangan dapat menggunakan sebagian
dari seluruh komponen surat tersebut. Kepala surat, nomor surat, tembusan dan
cap surat boleh diabaikan. Akan tetapi, ciri keformalan surat yang dikirim tentu
saja masih dapat ditemukan. Dalam hal ini, selain dari bagian-bagian surat yang
dihadirkan, juga dari penggunaan bahasa yang baku, lugas atau resmi.
Untuk lebih jelas, berikut ini gambar bagian-bagian surat yang disadur dari
Soedjito dan Solchan (1991:23).
21
Gambar 2.1
Bagian bagian Surat
Bagian-bagian surat di atas dapat dikelompokkan ke dalam empat rangka
surat. Menurut Marjo (2005:45) rangka surat terdiri dari kop surat, leher surat,
badan surat, dan kaki surat. Berikut ini klasifikasi bagian-bagian tersebut.
-----------------
----------------------- (1)
____________________________________
--------------- (3) --------------- (2)
--------------- (4)
--------------- (5)
------------------------- (6)
---------------
---------------
--------------------(7)
--------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8b)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(14) (10)
--------------------- (11)
--------------------- (12)
--------------------- (13)
---------------------
---------------------
a
b
c
d
Keterangan :
a/(1) : Kepala Surat
b : Pembukaan
c : Isi surat
d : Penutup
(2) : Nama tempat
dan tanggal
(3) : Nomor
(4) : Lampiran
(5) : Hal/Perihal
(6) : Alamat
(7) : Salam pembuka
(8a) : Pembukaan
(8b) : Isi sesungguhnya
(8c) : Penutup
(9) : Salam penutup
(10) : Tanda tangan
(11) : Nama terang
(12) : NIP
(13) : Tembusan
(14) : Cap (Stempel)
22
Tabel 2.2
Klasifikasi Bagian-Bagian Surat
BAGIAN
SURAT
ASPEK BAGIAN SURAT
Kop Surat
a. Nama organisasi/badan atau perusahaan
b. Alamat lengkap
c. Nomor telepon, telex, kotak pos
d. Alamat kawat
e. Alamat kantor
f. Jenis usaha
g. Nama bankir perusahaan
h. Lambang perusahaan/logo.
Leher Surat
a. Tanggal surat
b. Nomor surat
c. Lampiran
d. Hal/perihal
e. Sifat surat
f. Alamat yang dituju
Badan surat
g. Salam pembuka
h. Kalimat pembuka
i. Isi surat
j. Kalimat penutup
23
Kaki surat
a. Salam penutup
b. Nama dan jabatan
c. Tanda tangan
d. Nama lengkap
e. Tembusan
f. Stempel badan, organisasi, perusahaan
g. Inisial pembuat surat.
Dalam menggunakan bagian-bagian surat tersebut, perlu diperhatikan
penataannya. Hal ini dimaksudkan agar perwujudan surat menampakkan
keharmonisan bentuk sajian, mencerminkan kerapihan penulisan, dan
memperlihatkan bentuk yang benar. Berikut ini gambar jarak bagian-bagian
surat seperti diungkapkan oleh Soedjito dan Solchan (1991:24).
24
Gambar 2.2
Jarak Bagian-Bagian Surat
Untuk memperjelas bagian-bagian surat, berikut deskripsi bagian-bagian
surat secara ringkas.
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
4 Kait 2 Kait
--------------- (3) --------------- (2)
--------------- (4)
--------------- (5)
2 Kait
------------------------- (6)
---------------
---------------
2 Kait
--------------------(7)
2 Kait
--------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
2 Kait
--------------------------------------- (8b)
------------------------------------------------
2 Kait
--------------------------------------- (8c)
------------------------------------------------
3 Kait
----------------------- (9)
(10)
4 Kait
--------------------- (11)
--------------------- (12)
--------------------- (13)
---------------------
25
1) Kepala Surat atau Kop Surat
Kepala surat disebut juga kop surat. Biasanya diketik ditengah-tengah dan
boleh juga ditulis disebelah kiri atas. Kepala surat disusun (kadang-kadang sudah
dicetak) dalam bentuk yang menarik. Isi kepala surat antara lain : lambang, nama
unit organisasi/lembaga, alamat, nomor telepon (jika ada), nomor kotak pos (jika
ada), dan nama alamat kawat (jika ada).
Untuk surat niaga, dapat dilengkapi nama bankir, nama usahanya, gambar
yang bersifat reklame, dan alamat kantor (pusat atau cabang). Kepala surat itu
menunjukkan keresmian sebuah surat. Karena itu, untuk surat pribadi kepala surat
tidak perlu ditulis. Menurut Silmi (2002:6), kepala surat berfungsi sebagai “alamat
pengenal, alat pemberian informasi, dan sebagai tanda advertensi atau iklan”.
Berikut contoh kepala surat.
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 TEGALWARU
Jalan Raya Sukapadi Tegalwaru No.11 Telepon (0264) 270000
2) Tempat dan Tanggal Surat
Tanggal surat berisi tempat, tanggal, bulan dan tahun surat ditulis atau
dikirim. Jika dalam kepala surat sudah tertera alamat, maka untuk alamat pada
tanggal surat tidak perlu ditulis lagi. Tanggal surat ini dtulis atau diketik di
sebelah kiri atas (bentuk surat lurus penuh) atau di sebelah kanan atas (bentuk
setengah lurus dan Indonesia).
26
Nomor : 05/OSIS-
OR/2010
Ada beberapa ketentuan dalam menulis tanggal surat. Nama bulan
hendaknya ditulis dengan huruf secara utuh atau tidak boleh disingkat dan diganti
dengan angka. Demikian pula dengan angka tahun, hendaknya ditulis lengkap,
jangan ditulis dua angka terakhir saja. Di belakang angka tahun tidak boleh ada
tanda titik ( . ). Letak penulisan tempat dan tanggal surat yang dibuat, meski
disesuaikan dengan bentuk (format) surat. Kebanyakan tempat dan tanggal surat
di sebelah pojok kanan atas. Berikut contoh tanggal surat.
Tegalwaru, 20 April 2010
3) Nomor Surat
Dalam surat resmi yang dikirim oleh organisasi atau lembaga, nomor surat
selalu dicantumkan. Nomor surat berisi nomor surat yang dikirimkan (keluar),
kode dan tahun. Nomor surat ditulis segaris dengan tanggal surat (untuk bentuk
lurus, setengah lurus dan Indonesia).
Fungsi nomor surat adalah salah satu atau kombinasi dari fungsi-fungsi
berikut. Memudahkan pengaturan penyimpanan, memudahkan mecnari kembali,
mengetahui jumlah surat yang keluar, mempercepat penyelesaian surat-menyurat
(membalas surat), dan memudahkan petugas kearsipan.
Contoh nomor surat adalah seperti berikut.
27
Lampiran : 4 (empat) helai
Lampiran : 4 (empat) eksampler
Lamp. : 4 (empat)
lembar
4) Lampiran
Jika bersama surat yang dikirimkan disertakan surat atau lembaran-
lembaran tambahan, maka perlu dituliskan dalam lampiran. Lampiran berfungsi
menerangkan jumlah keterangan lain yang ikut disertakan dalam surat. Jika tidak
ada yang dilampirkan, cukup dituliskan dengan cara berikut, yaitu lampiran atau
tidak dituliskan. Contoh lampiran adalah seperti berikut.
5) Hal/Perihal
Hal/perihal menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan
membaca hal/perihal, secara cepat dapat diketahui masalah yang ditulis dalam
surat itu. Karena itu, hal/perihal dapat disamakan dengan judul karangan biasa
yang wujud dan cara menulisnya berupa frase (bukan kalimat) dan huruf pertama
setiap kata ditulis dengan huruf kapital. Sama dengan lampiran, di belakang
hal/perihal tidak boleh ada tanda titik ( . ). Menurut Silmi (2004 8) hal/perihal
berfungsi untuk intisari surat secara keseluruhan, intisari pokok permasalahan, dan
referensi atau acuan bagi petugas administrasi.
Adakalnya pengirim surat menunjukkan sifat yang dikirim. Sifat surat
biasanya ditulis di bawah nomor surat atau di bawah hal/perihal. Sifat surat resmi
dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu : (1) rahasia, (2) penting, dan (3) biasa. Surat
rahasia ialah surat yang dipakai untuk naskah, dokumen, rekomendasi atau surat
lain yang bersifat rahasia (tertutup). Surat penting ialah surat yang isinya
28
mengandung kepentingan yang mengikat, memerlukan tanda lanjut dan
mengandung informasi yang diperlukan dalam waktu lama, misalnya : surat
keputusan, peraturan, instruksi, dan sebagainya. Sementara, surat biasa ialah surat
yang informasinya tidak rahasia/penting atau kegunaannya relatif singkat dan
terbuka. Misalnya surat undangan, pengumuman, dan sebagainya.
Mengenai hal/perihal, berikut contohnya.
Perihal : Undangan Rapat OSIS
6) Alamat Surat/Alamat Dalam
Alamat surat menunjukkan alamat pihak yang dituju. Ada dua macam
alamat surat, yaitu alamat dalam (ditulis dalam surat) dan alamat luar (ditulis pada
amplop). Isi alamat surat biasanya mengenai hal-hal berikut, yaitu (1) nama
orang/ nama jabatan, (2) nama jalan dan nomor rumah/gedung/kantor, dan (3)
nama kota. Ketiga unsur pokok ini masih ditambah dengan penggunaan beberapa
kata, yaitu (4) kata kepada, (5) kata sapaan kalimat/Yth, (6) kata sapaan atau
sebutan (Saudara, Bapak, atau Ibu), dan (7) kata depan di yang ditulis di depan
nama kota.
Beberapa ketentuan dalam penulisan alamat surat ialah sebagai berikut :
a) Penggunaan kata depan dan kepada
(1) Kata depan Kepada merupakan kepala alamat surat diketik berdiri sendiri
pada bagian atas (terpisah) atau di kiri dengan menggunakan tanda baca
titik dua ( : ) atau diketik satu baris dengan pihak yang dituju.
(2) Kepala kalimat Kepada boleh tidak dituliskan, karena sudah jelas kepada
siapa surat itu ditujukan.
29
(3) Kata depan Kepada dipakai di depan kata yang menunjukkan orang, tidak
dipakai di depan nama kantor/perusahaan/jawatan/instansi.
b) Penggunaan kata sapaan hormat (Yth.)
(1) Ucapan penghormatan Yang terhormat dapat disingkat menjadi Yth.,
dengan diakhiri tanda baca titik ( . ).
(2) Penulisan Yth. di belakang kata Kepada secara berdiri sendiri atau
menggantung (tanpa diikuti kata sebutan/jabatan) tidak tepat.
(3) Penulisan Yth. boleh lebih dari satu apabila penulisan alamat surat
berganda.
c) Kata sebutan dan nama orang/jabatan/pimpinan
(1) Di belakang Yth. dituliskan kata sebutan Saudara (disingkat Sdr.), Bapak
(jangan disingkat Bp./Bpk.), atau Ibu.
(2) Di belakang kata sebutan Bapak, Ibu, atau Sdr. dituliskan nama orang,
jabatan, pimpinan, dan sejenisnya. Nama orang hendaknya ditulis lengkap
(jangan disingkat atau dipendekkan) untuk menjaga kesopanan).
(3) Kata sebutan Bapak, Ibu atau Sdr. di depan nama orang atau jabatan
boleh tidak dicantumkan untuk menunjukkan sifat resmi serta
menghilangkan basa-basi. Jika ditujukan kepada perseorangan, ucapan
penghormatan Yth. yang diikuti oleh kata sebutan Bapak, Ibu, Sdr.
hendaknya ditulis.
(4) Surat hendaknya dialamatkan kepada pejabatnya, bukan nama kantornya.
Jika pejabat itu tidak diketahui dengan pasti namanya, misalnya Rektor,
maka dapat dipakai sebutan “Kepala” atau “Pimpinan”.
30
d) Nama jalan, nomor rumah/kantor, dan nama kota
(1) Nama jalan hendaknya ditulis lengkap, jangan disingkat atau
dipendekkan. Misalnya : Jalan Jenderal Sudirman.
(2) Nama kota diketik berdiri sendiri tanpa digaris bawahi dan tidak diberi
tanda baca titik ( . )
(3) Nama kota biasanya kata depan di. Kata depan di sebagai pengantar nama
kota ditulis menyatu, tidak menggantung atau terpisah. Kata depan di
boleh dihilangkan.
Demikianlah deskripsi tentang alamat dalam surat. Berikut ini beberapa
contoh alamat surat.
Kepada
Yth. Sdr. Drs. Supono
Jalan Jengkol 13
Purwakarta
Yth. Kepala SMP Negeri 1 Tegalwaru
Jalan Raya Sukapanen
Tegalindah Purwakarta
Untuk alamat luar dituliskan pada amplop yang berukuran 10,5 x 23 Cm.
Alamat luar disusun berturut-turut sebagai berikut : (1) kata depan Kepada, (2)
kata sapaan hormat/Yth, (3) kata sebutan, (4) nama orang atau jabatan, (5) nama
instansi, (6) nama jalan, gang, nomor rumah/kantor, dan (7) nama kota dan kode
pos.
31
Alamat yang dituju terletak pada seperempat bagian sebelah kanan bawah
sampul. Hurup K pada kata Kepada terletak tepat di titik tengah sampul. Alamat
pengirim dapat dituliskan pada salah satu dari tiga kemungkinan. Pertama, pada
halaman muka di sudut kiri atas/tengah. Kedua, pada halaman muka di sudut kiri
bawah. Ketiga pada halaman belakang sampul di bagian atas tengah. Berikut
contoh alamat surat bagian luar.
Gambar 2.3
Penulisan Alamat Luar Surat
Ryan Romadona Jalan Ahmad Yani 13 Purwakarta
Kepada : Yth. Bapak Mahendra Jalan Beludru 31 Bandung
Ryan Romadona Jalan Ahmad Yani 13
Purwakarta
32
7) Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan salam hormat atau tanda hormat sebagai
pembuka sebelum menyampaikan isi surat. Dalam beberapa jenis surat resmi,
salam pembuka yang sering digunakan ialah Dengan hormat yang ditulis terpisah
di bawah alamat surat. Sering pula dijumpai salam pembuka bernafaskan
keagamaan, seperti Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan salam pembuka di
antaranya ialah :
a. Salam pembuka ditulis mandiri di bawah alamat surat dan diakhiri dengan
tanda baca koma ( , ).
b. Salam pembuka Dengan hormat tidak boleh disingkat menjadi Dh. atau DH.
c. Salam pembuka Dengan hormat dapat dihilangkah dan diintegrasikan pada
kalimat pertama pembukaan surat, misalnya :
Contoh-contoh yang lainnya misalnya : Tuan yang terhormat, Nyonya
yang terhormat, salam sejahtera, salam bahagia, dan lain-lain.
8) Isi Surat/Tubuh Surat
Isi surat umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) pembukaan, (2) isi
yang sesungguhnya/isi pokok, dan (3) penutup. Dengan demikian, isi surat
disusun dalam tiga paragraf. Meskipun demikian, pada beberapa surat, dapat
ditemukan hanya dua bagian saja yang ditulis. Bagian pembuka dan isi pokok
Kami beritahukan dengan hormat bahwa …
Dengan hormat kami sampaikan bahwa …
33
digabungkan, lalu diakhiri penutup surat. Dengan demikian, paragraf pertama
tubuh surat itu sekaligus memaparkan isi yang dimaksud.
Pembukaan berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca
terhadap pokok surat. Untuk itum harus digunakan kalimat-kalimat pembuka yang
sesuai dengan maksud dan tujuan surat. Isi pokok surat berisi sesuatu yang
diberitahukan, dikemukakan, ditanyakan, disusun dan sebagainya yang dikirim
kepada penerima surat. Sementara, penutup surat merupakan kesimpulan yang
berfungsi sebagai kunci isi surat. Isi penutup surat merupakan salah satu dari
empat kemungkinan berikut, yaitu : (1) untuk menyatakan rasa terima kasih, (2)
untuk menunjukkan suatu kenyataan yang telah disebutkan sebelumnya, (3) untuk
menyatakan suatu harapan, dan (4) untuk menyatakan sesuatu yang dinantikan.
9) Salam Penutup
Salam penutup merupakan salah satu bagian penutup surat,s elain bagian
lainnya, yaitu : nama jabatan, nama terang, tanda tangan, nomor kepegawaian,
cap/stempel, dan tembusan. Salam penutup dalam surat mengandung makna
sebagai ucapan hormat di bagian akhir surat. Karena itu, salam penutup selalu
ditulis serangkai dengan bagian-bagian tersebut.
Penulisan salam penutup biasanya disesuaikan dengan penulisan salam
pembuka. Jika pada salam pembuka digunakan ucapan hormat assalamu’alaikum
dan dengan hormat, maka dalam salam penutup digunakan ucapan wassalam,
salam kami, atau hormat kami/hormat saya.
34
Berikut contoh salam penutup.
10) Tembusan
Tembusan/tindasan (c.c. = carbon copy) dilihat jika isi surat yang dikirim
kepada pihak yang sebenarnya dituju, perlu juga diketahui oleh pihak-pihak lain
yang ada hubungannya dengan isi surat tersebut. Dengan cara demikian, yang
dikirimi surat akan mengerti siapa saja yang juga diberitahu tentang isi surat itu.
Apabila pihak lain dipandang tidak perlu mengetahui isi surat itu, maka tembusan
tidak perlu ditulis.
Dalam surat resmi terdapat bermacam-macam penulisan tembusan.
Ketentuan penulisan tembusan diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Penulisan kata tembusan boleh menggunakan huruf kecil, baik digarisbawahi
atau tidak dengan huruf kapital di awal kata.
Contoh : Tembusan : atau Tembusan :
b) Penulisan kata tembusan boleh juga menggunakan huruf kapital semua, baik
digarisbawahi atau tidak.
Contoh : TEMBUSAN : atau TEMBUSAN :
c) Ketentuan a dan b di atas digunakan dengan menambah kata sapaan hormat
dibelakangnya (Yth.).
Contoh : Tembusan Yth. : atau Tembusan Yth.:
Wasalam,
Sekretaris,
ttd
Ryan Romadona
35
TEMBUSAN YTH. : atau TEMBUSAN YTH.:
d) Ketentuan c di atas digunakan dengan menambah kata-kata disampaikan
kepada Yth. : di belakang kata ketentuan.
e) Isi tembusan yang sering dijumpai, yaitu arsip atau pertinggal tidak perlu
dicantumkan, sebab setiap mengetik surat untuk dikirimkan dengan sendirinya
ditinggalkan/disimpan selembar sebagai arsip.
Berikut contoh penulisan tembusan.
2.1.3 Bentuk-Bentuk Surat Resmi
Yang dimaksud bentuk surat adalah susunan letak bagian-bagian surat.
Variasi susunan bagian-bagian surat menyebabkan timbulnya bermacam-macam
bentuk surat. Dengan adanya variasi bentuk surat, memberikan kemungkinan
pemilihan bentuk surat yang tepat guna memperoleh efisiensi penulisan surat.
Berkaitan dengan variasi bentuk surat itu, Soedjito dan Solehan (1991:15)
menjelaskan adanya lima bentuk surat dalam surat menyurat resmi, yaitu : bentuk
lurus penuh, bentuk lurus, bentuk setengah lurus, bentuk lekuk, dan bentuk
Indonesia. Sementara itu, Marjo (2005 : 60) mengemukakan beberapa bentuk
surat, yaitu bentuk lurus penuh, bentuk lurus, bentuk setengah lurus, bentuk
Tembusan Yth. :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta
2. Kepala SMP Negeri 1 Tegalwaru
TEMBUSAN :
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta
2. Yth. Kepala SMP Negeri 1 Tegalwaru
3.
36
persegi, bentuk sederhana, bentuk lekuk, bentuk resmi/dinas pemerintah, bentuk
Amerika, bentuk personal Inggris, bentuk bisnis Inggris, dan bentuk lengkap.
1) Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)
Pada bentuk surat lurus penuh, semua bagian surat diketik mulai dari
margin kiri yang sama. Paragraf yang satu dengan yang lain berjarak satu baris.
Bentuk surat tersebut adalah seperti berikut.
(Soedjito dan Solchan, 1991 : 25)
Gambar 2.4
Bentuk Lurus Penuh
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
---------------------(2)
--------------- (3)
--------------- (4)
--------------- (5)
------------------------- (6)
-------------------------
---------------
-------------------- (7)
--------- --------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8b)
------------------------------------------------
-------- --------------------------------------- (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
--------------------- (12)
------------------------ (13)
---------------------
---------------------
37
2) Bentuk Lurus (Block Style)
Pada surat bentuk ini, semua bagian surat kecuali tanggal dan salam
penutup, diketik mulai dari margin yang sama. Tanggal dan salam penutup diketik
di sebelah kanan bawah. Pengetikan sama seperti bentuk lurus penuh. Berikut
gambar surat lurus.
(Soedjito dan Solchan, 1991: 22)
Gambar 2.5
Bentuk Surat Lurus
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
--------------- (3) --------------- (2)
--------------- (4)
--------------- (5)
------------------------- (6)
---------------
---------------
-------------------- (7)
--------- --------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8b)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
--------------------- (12)
--------------------------- (13)
---------------------
---------------------
38
3) Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
Semua bagian surat, kecuali isi surat, diketik sama seperti bentuk lurus.
Setiap alinea baru diketik sesudah 5 ketukan dari margin kiri. Alinea yang satu
dengan yang lain tidak berjarak. Berikut gambar bentuk surat yang dimaksud.
(Soedjito dan Solchan, 1991:29)
Gambar 2.6
Bentuk Surat Setengah Lurus
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
--------------- (3) --------------- (2)
--------------- (4)
--------------- (5)
------------------------- (6)
---------------
---------------
-------------------- (7)
--------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8b)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
--------------------- (12)
------------------------- (13)
---------------------
---------------------
39
4) Bentuk Lekuk (Idented Style)
Pada bentuk surat lekuk, semua bagian surat kecuali alamat, diketik sama
seperti bentuk setengah lurus. Alamat surat diketik sebagai berikut.
a) Baris pertama (nama orang pejabat) diketik mulai dari margin kiri.
b) Baris kedua (nama jalan) diketik sesudah lima ketukan dari margin kiri.
c) Baris ketiga diketik sesudah lima ketukan dari nama jalan.
(Soedjito dan Solchan, 1991:31)
Gambar 2.7
Bentuk Surat Lekuk
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
--------------- (3) --------------- (2)
--------------- (4)
--------------- (5)
------------------------- (6)
---------------
---------------
-------------------- (7)
--------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8b)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
--------------------- (12)
------------------------- (13)
---------------------
---------------------
40
5) Bentuk Indonesia (Indonesian Style)
Pada bentuk ini, semua bagian surat, kecuali alamat diketik sama seperti
bentuk setengah lurus. Alamat surat diketik sebelah kanan di bawah tanggal surat,
sebaris dengan hal/perihal. Berikut bentuk surat yang dimaksud.
(Soedjito dan Solchan, 1992:33)
Gambar 2.8
Bentuk Indonesia
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
--------------- (3) ----------------- (2)
--------------- (4)
--------------- (5)
------------------------- (6)
---------------
---------------
-------------------- (7)
--------------------------------------- (8a)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8b)
------------------------------------------------
--------------------------------------- (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
--------------------- (12)
------------------------- (13)
---------------------
---------------------
41
6) Bentuk Persegi (Square Block Style)
Pada bentuk ini, semua bagian surat, kecuali tempat/tanggal surat dan hal
diketik mulai dari margin kiri. Berikut bentuk surat tersebut.
(Marjo, 2005:69)
Gambar 2.9
Bentuk Perdegi
-----------------
----------------------- (1)
________________________________
----------------- (2)
------------------------- (6)
-------------------------
-------------------------
-------------------- (5)
--------------------, (7)
------------------------------------------------ (8a)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8b)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
42
7) Bentuk Surat Pribadi Inggris (British Style)
Pada bentuk surat ini, ada beberapa komponen surat yang tidak ditulis.
Alamat, salam penutup, nama pengirim, dan tanda tangan ditulis di sebelah kanan.
Selebihnya di sebelah kiri. Berikut bentuk surat tersebut.
( Marjo, 2005: 82)
Gambar 2.10
Bentuk British Style
-------------------------------------------------
(1)
---------------------- (2)
-------------------
-------------------
------------------------- (6)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8a)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8b)
------------------------------------------------
------------------------------------------------ (8c)
------------------------------------------------
----------------------- (9)
(10)
--------------------- (11)
---------------------
---------------------
---------------------
---------------------
(alamat pengirim)
43
2.2 Menyunting Surat Resmi
2.2.1 Pengertian Menyunting Surat
Menurut Moeliono, ed. (1990:871) menyunting adalah “mengedit atau
menyempurnakan naskah“.Dengan demikian, menyunting surat resmi adalah
mengedit atau menyempurnakan naskah surat resmi. Selain pengertian tersebut,
Anang, dkk. (2004:6) memberikan pengertian menyunting yang lebih luas, yaitu
sebagai berikut.
Menyunting adalah merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat
kembali, membaca, atau memperbaiki naskah secara keseluruhan, baik
dari segi bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannnya,
kelayakannnya, dan kebenaran materi (isi) naskah yang akan diterbitkan.
Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan
dengan kaidah penulisan.
Menyunting surat merupakan bagian dari proses penulisan sekaligus
sebagai strategi penulisan surat yang baik. Dengan menyunting surat resmi, siswa
dapat mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam surat dan memberikan
rekomendasi serta upaya untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada surat resmi,
baik dari segi bahasa, isi surat, maupun tifografinya atau teknik perewajahannnya.
Berkaitan dengan kegiatan menyunting surat ini, Purwo (1997:8) mengemukakan
pendapat sebagai berikut.
Termasuk di dalam kegiatan menulis ialah kegiatan menemukan kesalahan
dalam menulis (tidak hanya ejaan dan tanda baca, tetapi kelengkapan atau
kejelasan kalimat, bahkan pemilihan kata). Siswa tidak hanya dilatih untuk
menemukan kesalahan sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki dan
membenahinya. Jika siswa belum bisa melakukan hal itu untuk tulisannya
sendiri, mereka diminta untuk melakukan hal itu pada tulisan temannnya.
Berdasarkan uraian tersebut, menyunting surat menjadi salah satu cara
mengurangi kekurangmampuan siswa menulis surat resmi. Dengan melakukan
44
kegiatan penyuntingan terhadap surat, diharapkan siswa mampu menulis surat
dengan lebih cermat dan efektif.
2.2.2 Tujuan Menyunting Surat Resmi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelemahan
siswa dalam menulis surat resmi adalah dengan melaksanakan pembelajaran
menyunting surat secara tepat dan efektif, baik aspek kebahasaan, isi, dan
penyajiannnya atau tifografinya. Penyuntingan surat resmi dimaksudkan bukan
saja untuk menghasilkan tulisan yang enak dibaca, tetapi juga mnghindari tulisan
dari berbagai kesalahan.
Dengan disunting, surat resmi yang ditulis dapat dijaga kualitasnya, seperti
keruntutan, kelogisan, ketepatan pemakaian bahasa, atau kelengkapan unsur
tulisan lainnya. Dengan demikian, seorang penyunting dapat menjaga kelayakan
dan kepantasan tulisan itu untuk dibaca atau disampaikan kepada orang lain yang
menjadi sasaran tulisan tersebut. Melalui kegiatan menyunting surat, sebenarnya
penyunting dapat melakukan kritik dan otokritik, saran, atau catatan-catatan demi
perbaikan tulisannnya. Dalam kaitan ini, Anang (2004:6) berpendapat sebagai
berikut.
Penulislah yang tahu seluk beluk tulisannnya. Selain itu, kegiatan
menyunting merupakan kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan menulis.
Pada bagian ini diharapkan penulis dapat merenungkan kembali hasil
tulisannnya. Apakah tuliasan itu sudah runtut, logis, pemakaian bahasanya
sudah tepat dan unsur kelengkapan tulisan sudah lengkap.
45
2.2.3 Aspek-aspek Surat Resmi yang Disunting
Subyantoro (2004:50) berpendapat bahwa ”aspek menyunting dalam tes
menulis mencakup penyuntingan bahasa, penyuntingan teknik (ejaan, tanda baca,
dan sistematika), dan penyuntingan isi”. Pendapat senada dikemukakan Anang
(2004:6) yang berpendapat bahwa ada tiga aspek pokok yang harus disunting
dalam tulisan atau naskah, yaitu “isi, organisasi, dan bahasa”. Dengan demikian,
apabila dijabarkan aspek-aspek bahasa yang disunting mencakup penulisan ejaan
(pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan huruf kapital, penulisan huruf
miring), penulisan kata (kata dasar, kata tururnan, bentuk ulang, gabungan kata,
kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, akronim), penulisan angka dan
lambang bilangan, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca, penulisan
kalimat (keefekktifan), penulisan paragraf (kepaduan, kesatuan, kelengkapan).
Sementara, aspek isi menyangkut kejelasan pengembangan isi surat dan aspek
teknik penyajian atau perwajahan mencakup tata urutan, komponen, bentuk surat,
pemanfaatan ruang, dan atau format surat.
Sejalan dengan uraian di atas, Semi (1995:111) mengatakan bahwa ”tugas
penyuntingan tulisan berita menyangkut dua kelompok, yaitu mencegah terjadinya
kesalahan atau kelemahan pemakaian bahasa dan mencegah terjadinya kesalahan
isi”. Aspek pertama dalam penyuntingan adalah memperbaiki atau
menyempurnakan pemakaian bahasa. Dalam hubungan ini, yang perlu di
perhatikan adalah sebagai berikut : (1) kesalahan pemakaian ejaan, seperti
kesalahan penetapan tanda koma, huruf besar, penulisan kata, dan pengeja nama;
(2) kesalahan pemakaian istilah atau ungkapan; (3) kesalahan pemakaian kalimat,
46
seperti kalimat rancu, kalimat tidak efektif, kalimat tidak memiliki fungsi, dan
unsur kalimat yang tidak lengkap, dan (4) kesalahan penyusunan paragraf, seperti
paragraf tidak di kembangkan dengan baik, atau pengembangan paragraf yang
berlebihan. Sementara, kesalahan dalam bidang isi adalah (1) menjaga tidak
terjadi kesalahan dalam penyajian fakta; (2) kesalahan dalam penulisan srtuktur
surat; (3) pengulangan penyampaiain isi sehingga terkesan tidak hemat dan tidak
lugas; (4) menjaga agar jangan sampai ada fakta yang tertinggal; (5) menjaga
jangan sampai ada unsur yang merupakan pencemaran nama baik seseorang,
organisasi, atau lembaga.
2.2.4 Prosedur Menyunting Surat Resmi
Menurut Anang, dkk. (2004:6) kegiatan menyunting dapat dilakukan
melalui beberapa proses, yaitu melihat kembali, membaca, atau memperbaiki
naskah secara keseluruhan, baik dari segi bahasa maupun dari segi materinya,
penyajiannnya, kelayakannnya, dan kebenaran materi (isi) naskah. Senada dengan
pendapat itu, Semi (1995:109) mengemukakan tiga langkah menyunting, yaitu
membaca dengan kritis, memotong atau menambah, dan susun serta periksa
kembali. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut.
1) Membaca dengan Kritis
Bacalah tulisan (surat resmi) dengan kritis. Berlakulah seolah-olah kita
sedang membaca tulisan orang lain, dan tulisan itu belum pernah ditemui
sebelumnya. Dengan cara demikian, diharapkan akan ditemukan berbagai
kelemahan atau kekerungan yang patut diperbaiki. Di dalam membaca kritis itu
47
selalulah bertanya apakah maksud tulisan itu sama dengan yang anda maksudkan
semula sebelum menulis. Perhatikan dengan cermat adakah kesalahan yang
terlihat, baik kesalahan ejaan, tanda baca, penulisan nama orang atau tempat,
penulisan angka, kalimat yang rancu, kalimat yang tidak berfungsi, kompenen
surat, dan lain-lain. Dengan membaca kritis, anda dapat melakukan penyuntingan
yang baik.
2) Menghilangkan dan Menambah
Menghilangkan bagian tulisan yang tidak perlu bukanlah perbuatan yang
tercela. Buanglah kata yang berlebih dan kalimat yang tidak berguna atau tidak
berfungsi. Bila dirasa ada perulangan yang tidak perlu, jangan digunakan. Bahkan,
paragraf yang dirasakan kurang penting juga patut dibuang. Dengan begitu,
diharapkan surat akan menjadi efektif dan bagus. Jika ada sesuatu yang patut di
hilangkan atau di buang, tentu saja ada kemungkinan terdapat sesuatu yang perlu
ditambah atau dilengkapi guna memperjelas pengertian dan gagasan. Bila ada
paragraf yang belum dikembangkan secara memadai, kembangkanlah. Bila ada
kata yang kurang, tambahkanlah. Hal itu tentu saja dilakukan bukan untuk
memperpanjang tulisan, tetapi karena ingin menyempurnakanya.
Kegiatan menyunting pada tahap ini dapat sipecah-pecah lagi ke dalam
kegiatan yang lebih kecil, yaitu (1) mengidentifikasi bagian yang salah, (2)
menghilangkan bagian yang salah/berlebih, (3) melengkapi yang seharusnya ada
tetapi belum ada, (4) mengganti bagian yang tidak tepat (aparagraf, kalimat, kata),
(5) memperbaiki urutan, struktur, ejaan, tanda baca, sistematika, atau isi, dan (6)
mengidentifikasi penggunaan bahasa/ejaan yang tidak tepat/yang tepat.
48
3) Susun dan Periksa Kembali
Setelah kedua kegiatan itu dilakukan, sekarang saatnya melakukan
penyusunan kembali surat tersebut menurut tata susunan yang diinginkan. Bila
naskah telah disusun rapi dan diketik/ditulis ulang, masih tetap perlu membacanya
kembali, karena ada kemungkinan munculnya kesalahan lain yang tidak
diinginkan. Perhatikan juga pada tahapan terakhir ini, masalah perwajahan tulisan,
seperti bentuk surat, letak komponen surat, ukuran huruf, spasi ketikan, dan
penampilan lain. Dengan demikian, surat resmi tersebut akan menjadi surat yang
baik dan siap dikirimkan kepada penerima surat.
2.2.5 Penilaian Menyunting Surat Resmi
Indikator penyuntingan dalam tes menulis surat dapat digunakan secara
efektif untuk mengukur kemampuan menggunakan bahasa dalam konteks tertentu.
Kemampuan meggunakan kata, kalimat, tanda penghubung dengan berbagai
bentuk dan ragam dapat diukur dengan indikator menyunting ini.
Indikator menyunting dalam tes menulis dipecah-pecah lagi ke dalam
indikator yang lebih kecil, yaitu kemampuan (1) mengidentifikasi bagian yang
salah, (2) menghilangkan bagian yang salah/berlebih, (3) melengkapi yang
seharusnya ada tetapi belum ada, (4) mengganti bagian yang tidak tepat
(aparagraf, kalimat, kata), (5) memperbaiki urutan, struktur, ejaan, tanda baca,
sistematika, atau isi, dan (6) mengidentifikasi penggunaan bahasa/ejaan yang tidak
tepat/yang tepat.
49
2.3 Metode Inkuiri
2.3.1 Penertian Metode Inkuiri
Beberapa ahli pendidikan berbeda pendapat tentang istilah doscovery
(discoveri) dan inkuiri. Ada yang menggunakannnya bersamaan dengan inquiry
(inkuiri) dan ada pula yang membedakan artinya. Robert B. Sund (dalam Subana
dan Sunarti, 2009:112) mengatakan bahwa discovery adalah proses mental pada
diri individu untuk mengasimiisai konep dan prinsip-prinsip. Dengan kata lain,
suatu kegiatan pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan konsep dan prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Pengajaran
dengan discovery harus meliputi pengalaman belajar yang dapat mengembangkan
siswa untuk menemukan konsep sendiri.
Adapun yang dimaksud dengan inkuisi (inquiry) adalah suatu perluasan
dari proses discovery. Sebagai tambahan pada proses discovery, inquiry
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatanya. Misalnya merumuskan
masalah, merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis
data, menarik kesimpulan, berdsikap jujur, objektif, penuh keingintahuan, terbuka,
dan sebagainya. Siswa melakukan kegiatan inkuiri jika ia mampu merumuskan
masalahnya sendiri, merumuskan hipotesis, medesain percobaan, mengumpulkan
dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
50
2.3.2 Penggunaan Metode Inkuiri dalam Menyunting Surat
Proses belajar melalui metode inkuiri meliputi beberapa kegiatran siswa.
Menurut Amin (dalam Subana dan Sunarti, 2009:113), proses tersebut ialah : (1)
bertanya, tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal; (2) bertindak, tidak
semata-mata melihat dan mendengarkan; (3) memberi pemecahan, tidak semata-
mata mendapatkan; (4) menemukan problema, tidak semata-mata belajar fakta-
fakta; (5) menganalisis, tidak semata-mata mengamati; (6) membuat sintesa, tidak
hanya membuktikan, (7 )berpikir, tidak semata-mata melamun/membayangkan;
(8) menghasilkan, tisak semata-mata menggunakan; (9) menyusun, tidak semata-
mata mengumpulkan; dan (10) menciptakan.
Adapun hal-hal yang harus didorong dalam proses belajar siswa ialah
memberikan otonomi kepada siswa, kebebasan dan dukungan pekada siswa,
bersikap terbuka, percaya pada diri sendiiri, dan membetuk konsep sendiri.
Peranan guru dalm metode inkuiri ialah menciptakan kebebasan untuk memiliki
dan mengekspresikan ide, menyediakan lingkungan belajar yang responsif, dan
membantu siswa menemukan pengarahan agar terbina keterampilan dan
pengetahuannya.
Dalam kaitan dengan menyunting surat, siswa diberikan rangsangan
masalah (bahasa, isi, dan bentuk surat) yang salah. Kemudian, siswa menyusun
dugaan masalah. Selanjutnya, siswa menemukan dan menganalisis masalah. Pada
tahap akhir, siswa memperbaiki kesalahan aspek-aspek surat tersebut.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah ingin meneliti dan mengetahui suatu keadaan
atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu akibat dari suatu percobaan dan
mengamati setiap gejala yang muncul secermat mungkin, sehingga dapat
diketahui hubungan sebab-akibat munculnya gejala tersebut. Dengan perkataan
lain, melalui penelitian ini akan diselididki kemungkinan adanya kondisi
hubungan kausalitas sebagai efek atau pengaruh dari perlakuan (treatment) dalam
suatu percobaan yang diberikan kepada sebuah kelompok eksperimen dan
membandingkannya dengan subjek kelompok kontrol yang sama yang tidak
mendapat perlakuan. Percobaan yang dimaksud ialah pembelajaran menyunting
surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri. Oleh karena itu, metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
jenis kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Dalam hal ini, Suhardjono
(1995:73) memberikan keterangan sebagai berikut.
Penelitian eksperimen (eksperimental research) adalah penelitian untuk
menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab-akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih
kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
52
Penelitian eksperimen (eksperimental research) ini merupakan penelitian
yang dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan timbulnya efek pada sebuah
kelompok penelitian dengan mengenakan kondisi perlakuan (treatment),
kemudian hasilnya dibandingkan dengan kelompok yang sama sebagai kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan, sehingga diketahui efek kausalitas dari
pemberian perlakuan tersebut. Penggunaan metode eksperimen difokuskan pada
kegiatan percobaan metode inkuiri dalam menyunting surat resmi.
3.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian eksperimen diperluksan sebiah desain yang cocok untuk
memperjelas kedudukan dan hubungan variabel serta memperlancar proses
penelitain. Dalam riset eksperimental ini, desain selalu dilibatkan tiga hal, yaitu
sampel, perlakuan, dan ukuran atau observasi. Keterlaksanaan eksperimen banyak
ditentukan oleh kecermatan dalam menggunakan desain penelitian atau
memperlakukan subjek penelitian, manipulasi, dan melakukan observasi
(pengukuran), sehingga diperlukan desain riset eksperimental yang tepat dan
cocok dengan tujuan penelitian ini.
Desain eksperimental memiliki beberapa jenis. Dalam penelitian ini,
desain eksperimen yang akan digunakan ialah Desain Prates-Pascates Satu
Kelompok atau One Group Pretest-Postest Design (Sukmadinata, 2005:208).
Skema desain tersebut tampak pada bagan berikut.
53
Pretes
(T1)
Treatment
(Perlakuan)
Postes
(T2)
O1 X O2
Bagan 3.1
Prates-Pascates Satu Kelompok
Keterangan :
O1 = Tes Awal (Pretes)
X = Perlakuan/Treatment
O2 =Tes Akhis (Postes)
Sesuai dengan desain tersebut, tes dilakukan kepada satu kelompok sampel
sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperimen (pretes) dan sesudah eksperimen
(postes). Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretes dan
observasi sesudah eksperimen (O2) disebut postes. Pretes diberikan untuk
mengukur kemampuan awal sampel penelitian sebelum diberi perlakuan atau
sebelum diberi penjelasan tentang penggunaan metode inkuiri dalam
pembelajaran menyunting surat resmi. Kemudian, kepada sampel diberikan
perlakuan (treatment). Selanjutnya, diberikan postes sebagai langkah untuk
mengetahui perkembangan kemampuan sampel dalam menyunting surat resmi
dengan metode inkuiri. Perkembangan hasil belajar tersebut dapat diihat dari
perbandingan skor prates dan postes. Perbedaan antara O1 dan O2 atau O2 - O1
diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan.
54
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Djojosuroto dan Sumaryati (2009:11) mengatakan bahwa variabel adalah
karakteristik atau ciri-ciri dari orang, benda-benda atau keadaan yang mempunyai
nilai-nikai yang berbeda-beda. Berdasarkan pengertian itu, variabel mengacu pada
gejala, karakteristik, peristiwa, keadaan, yang kemunculannya bervariasi pada
setiap subjek. Operasional variabel berarti batasan tentang keberadaan variabel
secara operasional, bentuk dan jenis datanya, pengukurannya, dan substansi
kedudukan dan kaitan dengan variabel lain. Setiap variabel harus menujukkan
data dan cara mengukurnya.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel utama, yaitu variabel bebas
(independent variable) atau variabel penyebab dan variabel terikat (dependent
variable) atau variabel akibat. Yang menjadi variabel bebas adalah metode
inkuiri. Sementara itu, yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan
menyunting surat resmi. Sebagai variabel bebas, metode inkuiri dimanipulasi,
diukur, dan diteliti pengaruhnya terhadap kemampuan menyunting surat resmi
sebagai variabel terikat. Tingkat kemampuan menyunting surat resmi dengan
menggunakan metode inkuiri harus dinetralisir oleh variabel lain, yaitu variabel
kontrol. Variabel kontrol ini menjadi faktor untuk menetralisir pengaruh variabel
luar terhadap hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Karena itu,
variabel yang diteliti dalam penelitian eksperimen ini adalah variabel eksperimen
(variabel X), yakni nilai kemampuan menyunting surat resmi dengan
menggunakan metode inkuiri dan variabel kontrol (variabel Y), yakni nilai
kemampuan menyunting surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri.
55
Adapun kedudukan variabel tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.
Variabel Eksperimen (X) = Menyunting surat resmi
dengan menggunakan metode inkuiri
Variabel Kontrol (Y) = Menyunting surat resmi
tanpa menggunakan metode inkuiri
Bagan 3.2
Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian
Variabel Bebas
Metode Inkuiri
Variabel Terikat
Kemampuan Menyunting Surat Resmi
56
Berdasarkan uraian di atas, indikator variabel tersebut ialah sebagai
berikut.
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator Variabel
Variabel dan
Subvariabel
Indikator
Menyunting surat
resmi
a. dengan metode
inkuiri.
b. tanpa metode
inkuiri.
Mampu menyunting surat resmi sesuai
dengan konteks dengan mempperhatikan
kriteria, yaitu :
(1) ejaan dan tanda baca;
(2) pilihan kata;
(3) keefektifan kalimat;
(4) keterpaduan paragraf;
(5) kebulatan wacana.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang
diteliti (Sedarmayanti dan Hidayat, 2002:121). Populasi mengacu pada
keseluruhan subjek penelitian yang menjadi objek penelitian, baik dalam bentuk
manusia maupun bukan manusia. Berdasarkan sumber data sebagai subjek
penelitian dan bentuk data sebagai objek penelitian, populasi dalam penelitian ini
57
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta dan hasil tes
menyunting surat resmi yang berjumlah 200 orang.
Berikut ini data jumlah populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered
Purwakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
Tabel 3.2
Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010
No. Kelas Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
VIII A
VIII B
VIII C
VIII D
VIII E
40
40
40
40
40
Jumlah 360
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari wakil populasi yang
akan diteliti. Teknik sampling yang digunakan dalam menentukan besarnya
jumlah sampel adalah teknik cluster sampling. Berkaitan dengan teknik cluster
sampling ini, Ali (1987:67) menyatakan sebagai berikut.
58
Pada cluster sampling, sampel terdiri dari sekelompok anggota yang
terhimpun pada gugus (cluster), bukan anggota populasi yang diambil
secara satu persatu (secara individual). Terlihat di sini bahwa cluster
sampling mengambil sekelompok individu, bukan mengambil secara
individu anggota populasi menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa teknik sampel
kelompok (cluster sampling) mengambil besarnya sampel dari gugus atau
kelompok individu (kelas) tertentu yang secara representatif memiliki
homogenitas dan mewakili populasi secara keseluruhamn. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil sampel kelas VIII B SMP Negeri 2 Plered Purwakarta
sebanyak 40 orang siswa.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data variabel
yang diteliti. Teknik penelitian yang digunakan ialah teknik tes. Teknik tes
merupakan cara melakukan penilaian yang berbentuk latihan, pertanyaan, atau
tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data kemampuan atau
prestasi siswa. Teknik tes yang dimaksud adalah teknik tes menyunting surat
resmi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyunting
surat resmi dalam kaitan dengan uji coba penggunaan metode inkuiri.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer
berupa skor yang diperoleh dari tes menyunting surat resmi dengan menggunakan
metode inkuiri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta tahun
pelajaran 2009/2010. Data tersebut diperoleh melalui dua tahap, yaitu:
59
1) Pretes, yaitu tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered
Purwakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam menyunting surat resmi sebelum
menggunakan metode inkuiri.
2) Postes, yaitu tes yang diberikan setelah pembelajaran dilaksanakan yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyunting surat resmi siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam
menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat untuk mengumpulkan data
dari subjek penelitian. Berdasarkan jenis dan bentuk data yang akan dikumpulkan,
instrumen tes yang akan digunakan adalah instrumen tes menyunting surat resmi.
Instrumen ini berbentuk tes menyunting surat resmi. Alat tes ini digunakan untuk
mengumpulkan data berupa kemampuan subjek penelitian dalam pembelajaran
menyunting surat resmi dalam kaitan dengan percobaan penggunaan metode
inkuiri.
Instrumen tes itu digunakan pada pretes dan postes dengan bentuk yang
berbeda. Dalam menyusun instrumen, dipertimbangkan fungsi tes, aspek yang
dinilai, bentuk tes, petunjuk pengerjaan, dan tujuan alat tes. Aspek-aspek atau
kategori yang tercakup dalam instrumen diarahkan untuk menilai kemampuan
sampel dalam menyunting surat resmi dengan aspek-aspek penilaian meliputi : (1)
60
ejaan dan tanda baca; (2) pilihan kata; (3) struktur kalimat; (4) kepaduan
paragraf; (5) kebulatan isi surat.
Dalam menyusun instrumen, dilakukan beberapa langkah, di antaranya
menyusun kisi-kisi instrumen tes; menyusun alat tes dengan sejumlah petunjuk
pengerjaannya; menyunting butir-butir soal; dan menggandakan instrumen. Kisi-
kisi instrumen tes menyunting surat resmi dengan metode inkuiri memuat
variabel, subevariabel, kategori/indikator, sumber data, dan teknik pengumpulan
data (Sukmadinata, 2005:235). Kisi-kisi yang dimaksud tampak pada tabel
berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Menyunting Surat Resmi
Variabel /
Subvariabel
Kategori/Indikator Sumber Data Teknik/Instru-
men
Kemampuan
menyunting surat
resmi sebelum dan
sesudah
menggunakan
metode inkuiri :
a. Bahasa
b. Isi
c. Penyajian
Mampu menyunting surat
resmi pada spek :
(1) ejaan dan tanda baca;
(2) pilihan kata;
(3) keefektifan kalimat;
(4) keterpaduan paragraf;
(5) kebulatan wacana.
40 siswa kelas
VIII SMP
Negeri 2 Plered
Purwakarta
Teknik dan
instrumen tes
menyunting surat
resmi sebelum
dan setelah
menggunakan
metode inkuiri
61
3.6 Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data
3.6.1 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian yang
dilakukan. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian, metode penelitian, desain penelitian, dan bentuk data. Penulis
melakukan beberapa prosedur umum penelitian, yaitu : (1) mengidentifikasi,
membatasi, dan merumuskan masalah; (2) merumuskan hipotesis penelitian; (3)
menyusun rencana operasional yang meliputi: menentukan variabel, memilih
desain yang digunakan, menentukan sampel, menyusun instrumen, membuat
prosedur pengumpulan data, dan merumuskan teknik analisis data; (4)
melaksanakan eksperimen atau mengumpulkan data; (5) menyusun data untuk
mempermudah analisis data; (6) menentukan taraf signifikansi dan reliabilitas
yang digunakan dalam pengujian hipotesis; (7) menganalisis data secara statistik
untuk menguji hipotesis; dan (8) membahas serta menyimpulkan hasil penelitian.
Dalam kaitan dengan pengolahan data, dilakukan beberapa langkah
berikut.
1) Pemberian Skor (Scoring)
Menurut Purwanto (2006:72) penskoran (scoring) merupakan suatu proses
pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka atau mengadakan
kuantifikasi. Penskoran dilakukan terhadap data mentah (raw-score) yang
dikumpulkan yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Data mentah berupa karangan belum bisa memberikan arti, sehingga perlu
62
ikoreksi dan diberi skor. Penskoran menggunakan Pedoman Penilaian Karangan
Narasi yang berisi sepuluh aspek penilaian seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Pedoman Penilaian Menyunting Surat Resmi
No. Aspek Penilaian Skala Nilai Bobot Skor
Tertinggi
1. Ejaan dan Tanda Baca 1-5 2 10
2. Diksi atau Pilihan Kata 1-5 2 10
3. Struktur Kalimat 1-5 2 10
4. Paragraf 1-5 2 10
5. Kebulatan Isi 1-5 2 10
Jumlah Skor 10 50
Skala nilai melambangkan beberapa makna atau deskripsi arti setiap aspek
penilaian. Makna nilai pada skala nilai tersebut adalah sebagai berikut. Nilai 5
berarti sangat bagus, nilai 4 berarti bagus, nilai 3 berarti cukup bagus, nilai 2
berarti kurang bagus, dan nilai 1 berarti tidak bagus/jelek. Bobot yang diberikan
kepada setiap aspek penilaian sama, disesuaikan dengan tingkat kepentingan,
kebutuhan, dan kesulitan atau tujuan tertentu. Dengan menggunakan pedoman
penilaian di atas akan diperoleh skor poster. Skor tertinggi yang mungkin
diperoleh oleh siswa adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Berikut ini deskriptor
dan indikator masing-masing aspek penilaian menyunting surat resmi dengan
skala 1 – 5.
63
Tabel 3.5
Deskriptor Aspek Penilaian Menyunting Surat Resmi
Nilai Deskriptor
5
4
3
2
1
Ejaan dan Tanda Baca
Mampu menyunting ejaan dan tanda baca dengan :
Sangat baik dan benar.
Baik dan benar.
Cukup baik dan benar.
Kurang baik dan benar. .
Tidak baik dan benar.
5
4
3
2
1
Pilihan Kata
Mampu menyunting diksi dengan :
Sangat baik dan benar.
Baik dan benar.
Cukup baik dan benar.
Kurang baik dan benar. .
Tidak baik dan benar.
5
4
3
2
1
Penyusunan Kalimat
Mampu menyunting kalimat dengan :
Sangat baik dan benar.
Baik dan benar.
Cukup baik dan benar.
Kurang baik dan benar. .
Tidak baik dan benar.
64
5
4
3
2
1
Penyusunan Paragraf
Mampu menyunting paragraf dengan :
Sangat baik dan benar.
Baik dan benar.
Cukup baik dan benar.
Kurang baik dan benar. .
Tidak baik dan benar.
5
4
3
2
1
Kebulatan Isi
Mampu menyunting isi surat dengan :
Sangat baik dan benar.
Baik dan benar.
Cukup baik dan benar.
Kurang baik dan benar. .
Tidak baik dan benar.
2) Penilaian (Grading atau Valuing)
Penilaian dalam hal ini merupakan pemberian nilai (grading atau valuing),
yaitu sebagai suatui proses untuk mengukur kadar pencapaian seseorang
(Nurgiyantoro, 1988:5). Data hasil penilaian berupa nilai (angka) yang dapat
dijadikan bahan pemberian pertimbangan, keputusan, dan proses penganalisisan
data secara statistik. Untuk memperoleh nilai, dilakukan konversi skor ke dalam
skala nilai 1-10. Teknik pengubahan skor menjadi nilai ditempuh dengan
menggunakan rumus berikut.
R
NP = _________ X 10
SM
(Purwanto, 2006:103)
65
Keterangan :
NP = Nilai yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal
10 = Bilangan tetap
Dengan diperoleh nilai, dapat ditentukan batas ketuntasan belajar atau
kemampuan menyunting surat resmi secara klasikal dan individual. Secara
individual, paling sedikit siswa mencapai 60 % penguasaan kompetensi dasar
(Depdiknas, 2004:39). Secara purposive, siswa dianggap mampu menyunting
surat resmi jika memperoleh nilai sebesar 60% dari skor tertinggi. Sebaliknya,
siswa tidak mampu menyunting surat resmi jika memperoleh nikai di bawah 60%
dari skor tertinggi. Sementara itu, tingkat keberhasilan secara klasikal adalah
sebesar 75 % dari siswa memperoleh nilai sebesar 60 % dari skor tertinggi.
Penentuan persentase ini didasarkan poada kondisi sekolah dan tujuan tertentu.
Deskripsi kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dilakukan pula
secara verbal untuk setiap aspek penilaiannya. Berikut ini pedoman interpretasi
tingkat kemampuan menyunting surat resmi siswa.
66
Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi
Tingkat Kemampuan Menyunting surat resmi
Nilai Makna
1 Buruk Sekali
2 Buruk
3 Kurang Sekali
4 Kurang
5 Hampir Sedang
6 Sedang
7 Cukup
8 Baik
9 Baik Sekali
10 Sempurna
Adapun untuk kriteria persentase keberhasilan pembelajaran setiap siklus
menggunakan rumus :
f
p = __________ X 100
n
Keterangan :
p = Persentase yang dicari
f = Frekuensi nilai yang diperoleh
n = Jumlah siswa yang dijadikan sampel
100 = Bilangan tetap (konstan)
67
3.6.2 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan memperhatikan metode penelitian, desain
penelitian, dan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut : (1) pengumpulan dan penyusunan data, (2) penataan dan klasifikasi, (3)
tabulasi data termasuk pengubahan skor menjadi nilai, (4) pemaduan atau
perangkuman data, (5) pengolahan atau analisis data dengan teknik statistik, dan
(6) penapsiran dan penyimpulan.
Analisis data dilakukan untuk mencari perbedaan mean variabel X dan variabel Y.
Oleh karena itu, teknik analisis data untuk menguji hipotesis yang digunakan
adalah teknik analisis statistik tes-t (T-tes). Tes-t (T-tes) digunakan untuk
membandingkan rata-rata atau mean (M) dan standar error (SE) perbedaan dua
mean dua kelompok eksperimen dan kontrol. Teknik ini membantu penulis
menentukan perbedaan-perbedaan antara dua kelompok sebagai hasil dari
percobaan, sekaligus mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan
menyunting surat resmi.
Dalam menganalisis data, mean variabel X dan mean variabel Y dihitung
secara statistik. Teknik analisis data untuk menguji diterima atau ditolaknya
hipotesis penelitian menggunakan rumus t-tes, sehingga diperoleh nilai “to”
(nilai t hitung) dan dibandingkan dengan nilai “tt” (nilai t tabel). Nilai “to”
adalah perbedaan dua mean, sedangkan “tt” adalah harga kritik "t" yang terdapat
pada tabel nilai t. Rumus t-tes (to) yang digunakan ialah :
to = M1 - M2
SEM1 – SEM2
(Sudijono, 1992:297)
68
Keterangan :
to = Perbedaan dua mean
M1 = Mean variabel X
M2 = Mean variabel Y
SEM1 – SEM2 = Standar eror perbedaan dua mean
Untuk memperoleh nilai hitung (nilai to), dilakukan beberapa tahap
penghitungan, yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan tabel distribusi frekuensi nilai variabel X dan nilai variabel Y.
2. Menentukan mean (M), standar deviasi (SD), dan standar Error (SE), nilai
variabel X dan nilai variabel Y dengan rumus :
11
N
fXM atau
22
N
fYM
)())(1(1
11 fXfXN
NSD atau ))()(2(
2
12 fYfYN
NSD
11
11
N
SDSEM atau
12
22
N
SDSEM
3. Mencari standar error dari perbedaan mean variabel X dan mean variabel Y
(SEM1 – SEM2) dengan menggunakan rumus:
2121 SEMSEMSEMSEM
4. Mencari nilai to atau perbedaan mean variabel X dan variabel Y dengan
menggunakan rumus:
to = M1 - M2
SEM1 – SEM2
69
5. Menafsirkan dan membandingkan nilai “to” dengan nilai “tt” dengan melihat
tabel nilai “tt” dengan terlebih dahulu menetapkan df atau db.
6. Menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil penelitian.
3.7 Rancangan Pengujian Hipotesis
Dalam rancangan uji hipotesis ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu
mengajukan kembali rumusan hipotesis, menentukan taraf signifikansi dan
reliability, menganalisis data, mencari nilai hitung, menetapkan derajat bebas (db)
atau degrees of freedom (df), dan merumuskan kriteria pengujian hipotesis.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam riset eksperimental ini terdiri dari dua
bentuk rumusan, yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Rumusan
kedua hipotesis tersebut adalah sebagai berikut.
1) Hipotesis alternatif/kerja (Ha):
Ada perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam menyunting
surat resmi sebelum menggunakan metode inkuiri dan sesudah menggunakan
metode inkuiri.
2) Hipotesis nihil/nol (Ho):
Tidak ada perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi sebelum menggunakan metode inkuiri dan sesudah
menggunakan metode inkuiri.
Taraf signifikansi dan reliability menggunakan pengujian dua pihak, yaitu
taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1% atau taraf reliability 95 % dan taraf
reliability 99 %. Untuk menguji hipotesis mana yang diterima dan ditolak, nilai
70
hitung (to) dibandingkan dengan harga kritik “t” atau nilai t tabel (tt), baik pada
taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Pembandingan nilai
tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan besarnya derajat bebas (db)
atau degrees of freedom (df). Untuk menetapkan df, diggunakan rumus df =
(N1+N2) -2 (Sudijono, 1992:299). Dengan diketahuinya df, kriteria pengujian
hipotesis adalah seperti berikut. Jika pada taraf signifikansi 5% dan 1%, “to” lebih
besar daripada “tt”, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika pada taraf
signifikansi 5% dan 1%, “to” lebih kecil daripada “tt”, maka Ha ditolak dan Ho
diterima.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil-hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan penelitian di SMP Negeri
2 Plered Purwakarta. Pengumpukan data dilakukan dengan menggunakan
instrumen tes kemampuan menyunting surat resmi dengan dan tanpa
menggunakan metode inkuiri terhadap sampel sebagai subjek penelitian yang
berjumlah 40 orang siswa kelas VIII. Sampel diambil dari populasi siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Plered Purwakarta yang berjumlah 360 orang siswa dengan
menggunakan metode cluster sampling.
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, 40 sampel itu diposisikan
sebagai subjek kelompok eksperimen dan sebagai subjek kelompok kontrol.
Kepada subjek penelitian itu diberikan tes untuk memperoleh data dengan
menggunakan instrumen yang berbeda. Instrumen tes pertama yang digunakan
adalah instrumen tes menyunting surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri.
Tes pertama (pretes) dilakukan tanpa memberikan perlakuan (treatment).
Sementara itu, instrumen tes kedua yang digunakan adalah instrumen tes
menyunting surat resmi dengan metode inkuiri. Tes kedua (postes) dilakukan
dengan terlebih dahulu memberikan perlakuan (treatment). Dengan demikian, dari
hasil pelaksanaan pengumpulan data diperoleh dua buah data mentah, yaitu
68
suntingan surat resmi yang dilakukan tanpa menggunakan metode inkuiri dan
dengan menggunakan metode inkuiri.
4.1.1 Deskripsi Data
Data statistik berupa skor kemampuan menyunting surat resmi siswa, baik
dengan maupun tanpa menggunakan metode inkuiri diperoleh dengan melakukan
penilaian terhadap hasil kerja siswa dengan menggunakan pedoman penilaian
menyunting surat resmi. Pedoman tersebut memuat lima aspek penilaian, yaitu :
ejaan dan tanda baca, pilihan kata, struktur kalimat, paragraf, dan kebuilatan isi.
Setiap aspek penilaian memiliki skala nilai 1 sampai 5 dengan bobot untuk kelima
aspek penilaian tersebut ialah 2, 2, 2, 2, dan 2. Skala nilai melambangkan makna
atau arti setiap aspek penilaian kualitatif, yaitu : nilai 5 berarti sangat bagus, nilai
4 berarti bagus, nilai 3 berarti cukup bagus, nilai 2 berarti kurang bagus, dan nilai
1 berarti tidak bagus/jelek. Dengan demikian, skor tertinggi yang mungkin
diperoleh siswa ialah 50 dan skor terendah ialah 10.
Berikut ini deskripsi data berupa skor kemampuan menyunting surat resmi
siswa sebelum menggunakan metode inkuiri dan sesudah menggunakan metode
inkuiri.
69
Tabel 4.1
Data Berupa Skor Kemampuan Menyuntung Surat Resmi
Tanpa Menggunakan Metode Inkuiri
(Variabel Y)
Nomor
Subjek
Nilai Aspek Penilaian
Skor Nomor
1 2 3 4 5
1. 3 9 6 6 6 30
2. 2 3 6 8 6 25
3. 2 3 6 8 6 25
4. 4 12 8 8 8 40
5. 2 3 6 8 6 25
6. 2 3 6 8 6 25
7. 3 12 6 8 6 35
8. 3 12 6 8 6 35
9. 2 3 6 8 6 25
10. 2 6 4 4 4 20
11. 4 12 8 8 8 40
12. 2 6 4 4 4 20
13. 3 9 6 6 6 30
14. 2 6 4 4 4 20
15. 4 12 8 8 8 40
16. 2 6 4 4 4 20
17. 3 9 6 6 6 30
18. 3 9 6 6 6 30
19. 2 3 6 8 6 25
20. 3 12 6 8 6 35
21. 2 6 4 4 4 20
70
22. 2 3 6 8 6 25
23. 2 3 6 8 6 25
24. 2 6 4 4 4 20
25. 4 12 8 8 8 40
26. 2 3 6 8 6 25
27. 3 9 6 6 6 30
28. 2 6 4 4 4 20
29. 3 9 6 6 6 30
30. 2 6 4 4 4 20
31. 3 9 6 6 6 30
32. 2 6 4 4 4 20
33. 3 12 6 8 6 35
34. 2 6 4 4 4 20
35. 3 9 6 6 6 30
36. 2 3 6 8 6 25
37. 2 3 6 8 6 25
38. 3 9 6 6 6 30
39. 2 3 6 8 6 25
40. 3 9 6 6 6 30
71
Tabel 4.2
Data Berupa Skor Kemampuan Menyunting Surat Resmi
Dengan Menggunakan Metode inkuiri
(Variabel X)
Nomor
Subjek
Nilai Aspek Penilaian
Skor Nomor
1 2 3 4 5
1. 4 12 8 8 8 40
2. 3 12 6 8 6 35
3. 2 3 6 8 6 25
4. 3 12 6 8 6 35
5. 4 12 8 8 8 40
6. 3 12 6 8 6 35
7. 2 3 6 8 6 25
8. 3 12 6 8 6 35
9. 3 12 6 8 6 35
10. 2 3 6 8 6 25
11. 4 12 8 8 8 40
12. 3 9 6 6 6 30
13. 4 12 8 8 8 40
14. 2 3 6 8 6 25
15. 4 12 8 8 8 40
16. 2 6 4 4 4 20
17. 4 12 8 8 8 35
18. 3 12 6 8 6 40
19. 2 3 6 8 6 35
20. 4 12 8 8 8 40
21. 2 6 4 4 4 20
72
22. 3 12 6 8 6 35
23. 4 12 8 8 8 40
24. 3 12 6 8 6 35
25. 4 12 8 8 8 40
26. 3 9 6 6 6 30
27. 4 12 8 8 8 40
28. 3 9 6 6 6 35
29. 2 6 4 4 4 20
30. 3 9 6 6 6 30
31. 3 12 6 8 6 35
32. 2 6 4 4 4 30
33. 4 12 8 8 8 35
34. 2 6 4 4 4 20
35. 2 3 6 8 6 30
36. 3 9 6 6 6 30
37. 2 6 4 4 4 20
38. 3 9 6 6 6 30
39. 2 3 6 8 6 25
40. 3 9 6 6 6 30
Skor yang diperoleh diubah menjadi nilai berstandar 1-10. Konversi
dilakukan untuk memudahkan penganalisisan data untuk kepentingan pengujian
hipotesis. Pengubahan skor menjadi nilai tersebut ditempuh dengan menggunakan
rumus. Rumus konversi nilai yang dimaksud adalah seperti berikut.
R
NP = __________ X 10
SM
(Purwanto, 2006:103)
73
Keterangan :
NP = Nilai yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal
10 = Bilangan tetap
Berdasarkan rumus konversi nilai tersebut, nilai kemampuan siswa dalam
menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri (data variabel X)
dan tanpa metode inkuiri (data variabel Y) dapat diketahui. Berikut ini distribusi
nilai kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan
metode inkuiri dan tanpa metode inkuiri yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.3
Nilai Kemampuan Menyunting Surat Resmi
dengan Metode Inkuiri (Variabel X)
dan Tanpa Metode Inkuiri (Variabel Y)
Nomor Subjek
Nilai Kemampuan Menyunting Surat Resmi
Dengan Menggunakan
Metode Inkuiri
(Variabel X)
Tanpa Menggunakan
Metode Inkuiri
(Variabel Y)
1 8 6
2 7 5
3 5 5
4 7 8
5 8 5
6 7 5
74
7 5 7
8 7 7
9 7 5
10 5 4
11 8 8
12 6 4
13 8 6
14 5 4
15 8 8
16 4 4
17 7 6
18 8 6
19 7 5
20 8 7
21 4 4
22 7 5
23 8 5
24 7 4
25 8 8
26 6 5
27 8 6
28 7 4
29 4 6
30 6 4
31 7 6
32 6 4
33 7 7
34 4 4
35 6 6
36 6 5
75
37 4 5
38 6 6
39 5 5
40 6 6
Untuk mengetahui pencapaian tingkat keberhasilan atau kemampuan siswa
dalam menyunting surat resmi digunakan batas keberhasilan sebesar 75% dari
skor tertinggi yang diperoleh siswa. Batas keberhasilan individual adalah bernilai
6. Dengan perkataan lain, siswa dianggap mampu menyunting surat resmi, jika ia
memperoleh nilai 6 atau di atas nilai 6 dan siswa dianggap tidak mampu
menyunting surat resmi, jika ia memperoleh nilai di bawah nilai 6.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, siswa yang mampu menyunting surat dengan
menggunakan metode inkuiri berjumlah 30 orang atau 75% dan siswa yang tidak
mampu menyunting surat resmi dengan menggunagakan metode inkuiri berjumlah
10 orang atau 25%. Distribusi nilai yang diperoleh lima orang yang memperoleh
nilai 4, lima orang memperoleh nilai 5, delapan orang yang memperoleh nilai 6,
duabelas orang yang memperoleh nilai 7, dan sepuluh orang yang memperoleh
nilai 8.
Sementara itu, siswa yang mampu menyunting surat resmi tanpa
menggunakan metode inkuiri berjumlah 18 orang atau 45% dan siswa yang tidak
mampu menyunting surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri berjumlah 22
orang. Distribusi nilai kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi tanpa
menggunakan metode inkuiri diketahui ada sepuluh orang yang memperoleh
nilai 4, duabelas orang yang memperoleh nilai 5, sepuluh orang yang memperoleh
76
nilai 6, empat orang yang mendapat nilai 7, dan empat orang yang memperoleh
nilai 8.
Distribusi nilai tersebut menunjukkan adanya perbedaan prestasi subjek
penelitian. Secara umum, nilai variabel X lebih baik daripada nilai variabel Y.
Dengan perkataan lain, kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan
menggunakan metode inkuiri lebih baik dibandingkan ketika mereka mampu
menyunting surat resmi tanpa menggunakan meode inkuiri. Dalam hal ini,
terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan
menggunakan metode inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri.
Disitribusi nilai Variabel X dan Variabel Y dapat dilihat pada bagan
berikut.
Grafik 4.1
Diatribusi Nilai Variabel X dan Variabel Y
0
2
4
6
8
10
12
14
Frekuesni Nilai Var
X
10 12 8 5 5
Frekuensi Nilai Var
Y
4 4 10 12 10
8 7 6 5 4
77
4.1.2 Analisis Data
Analisis data secara statistik dimaksudkan memperoleh nilai hitung yang
berguna dalam menguji hipotesis penelitian yang diajukan dan membuat
kesimpulan hasil penelitian. Uraian pada bagian ini akan difokuskan pada
pengolahan data dalam rangka pengujian hipotesis. Analisis data dilakukan
dengan parameter statistik. Metode analisis data yang digunakan adalah metode
analisis t-Tes. Tes “t” digunakan untuk mencari perbedaan dua mean, sehingga
diperoleh nilai hitung (to). Untuk memperoleh nilai to (perbedaan dua mean),
digunakan rumus berikut.
21
21
MM
oSESE
MMt
(Sudijono, 1992:297)
Keterangan :
to = perbedaan dua mean
M1 = mean variabel X
M2 = mean variabel Y
SEM1 – SEM2 = standar error perbedaan dua mean
Dalam mencari nilai hitung atau to , penulis melakukan beberapa tahap
penghitungan sebagai berikut.
1) Menyiapkan Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Variabel X dan Nilai Variabel Y
78
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Prates
(Variabel X)
VARIABEL X
Nilai Tanda Frekuensi
8 IIII IIII 10
7 IIII IIII II 12
6 IIII III 8
5 IIII 5
4 IIII 5
N = 40
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nilai Prates
(Variabel Y)
VARIABEL Y
Nilai Tanda Frekuensi
8 IIII 4
7 IIII 4
6 IIII IIII 10
5 IIII IIII II 12
4 IIII IIII 10
N = 40
2) Menentukan Mean (M), Standar Deviasi (SD), dan Standar Error (SE) Nilai
Pascates (Variabel X) dan Nilai Prates (Variabel Y)
79
Sebelum menentukan Mean, SD, dan SE variabel X dan variabel Y,
dipersiapkan perhitungan awal seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Persiapan Penghitungan Mean, Sd, Dan SeVariabel X
X
f fx x2 fx2
8 10 80 64 640
7 12 84 49 588
6 8 48 36 288
5 5 25 25 125
4 5 20 16 80
N=40 fx = 257 fx2 = 1.721
Adapun persiapan penghitungan Mean, SD, dan SE Variabel Y tersaji
pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Persiapan Penghitungan Mean, Sd, Dan Se
Variabel Y
Y F
fy Y2 Fy2
8 4 32 64 256
7 4 28 49 196
6 10 60 36 360
5 12 60 25 300
4 10 40 16 160
N = 40
fy =220 fy2 = 1.272
80
Untuk memperoleh Mean (M), Standar Deviasi (SD), dan Standar Error
(SE) Variabel X dan Variabel Y (M1 atau M2, SD1 atau SD2, dan SE1 atau SE2),
penulis menggunakan rumus yang berikut.
1
1N
fxM atau
2
2N
fxM
)²(²))((1
1
1
1 fxfxNN
SD atau
)(²))((1
2
2
2 fyfyNN
SD ²
11
11
N
SDSEM
atau 12
22
N
SDSEM
(Sudijono, 1992:152)
Dengan menggunakan rumus di atas, penghitungan mean, standar deviasi,
dan standar error variabel X adalah sebagai berikut.
1
1N
fxM
40
2571M
M1 = 6,4
)²(²))((1
2
2
1 fxfxNN
SD
)²257()721.1)(40(40
11SD
(66.049)-(68.840)40
11SD
81
2.79140
11SD
52,82940
11 xSD
SD1 = 1,320
11
11
N
SDSEM
140
320,11MSE
39
320,11MSE
244.6
320,11MSE
SEM1 = 0,211
Penghitungan mean, standar deviasi, dan standar error variabel Y
dilakukan dengan menggunakan rumus yang sama. Berikut ini proses dan hasil
penghitungannya.
1
2N
fyM
40
2202M
M2 = 5,5
)²(²))((1
2
2
2 fyfyNN
SD
²(220)-(1.272) (40)40
12SD
82
(48.400)-(50.880)40
12SD
2.48040
12SD
49,79940
12 xSD
SD2 = 1,244
12
22
N
SDSEM
140
244,12MSE
39
244,12MSE
244,6
244,12MSE
SEM2 = 0,199
Berikut ini, rekapitulasi mean, standar deviasi, dan standar error untuk
kedua variabel tersebut.
Tabel 4.9
Mean (M), Standar Deviasi (SD), dan Srandar Error (SE)
Variabel X danVariabel Y
VARIABEL X VARIABEL Y
6,4 Mean (M) 5,5
1,320 Standar Deviasi (SD) 1,244
0,211 Standar Error (SEM) 0,199
83
3) Mencari Standar Error dari Perbedaan Mean Variabel X dan Mean Variabel Y
Untuk mengetahui nilai standar error dari perbedaan mean variabel X dan
variabel Y ( SEM1 - SEM2), diggunakan rumus berikut.
²SE²SESE M2M12M1 MSE
(Sudijono, 1992:308)
Dengan menggunakan rumus di atas, nilai standar error perbedaan mean
variabel X dan mean variabel Y ( SEM1 – SEM2) adalah sebagai berikut.
SEM1 – SEM2 = SEM12 + SEM2
2
²0,199² 0,211SE 2M1 MSE
0,039601 0,044521SE 2M1 MSE
0,084122SE 2M1 MSE
290,0SE 2M1 MSE
4) Mencari to atau perbedaan Mean Variabel X dan Mean Variabel Y
Dalam memperoleh nilai to (perbedaan dua mean), penulis menggunakan
rumus berikut.
21
21
MM
oSESE
MMt
(Sudijono, 1992:297)
Dengan diketahuinya mean variabel X (M1), mean variabel Y (M2), dan
standar error dari perbedaan mean variabel X dan variabel Y (SEM1 – SEM2), maka
nilai to adalah 3,10. Nilai to tersebut diperoleh melalui penghitungan dengan
rumus tersebut diatas, yaitu :
84
290,0
5,5 - 6,4ot
290,0
9,0ot
to = 3,10
4.1.3 Pengujian Hipotesis
Dalam menguji hipotesis penelitian, dilakukan beberapa tahap, yaitu
menyusun kembali hipotesis penelitian, menetapkan taraf signifikansi dengan
pengujian dua pihak, menentukan kriteria pengujian hipotesis, melakukan
interpretasi nilai “to” dengan berkonsultasi pada Tabel Nilai “t” untuk berbagai df,
dan menarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diuji terdiri dari dua rumusan, yaitu
hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol
(Ho). Hipotesis alternatif (Ha) berbunyi : “Terdapat perbedaan yang signifikan
tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan
metode inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri”. Sementara itu, hipotesis
nihil (Ho) berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tentang
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri”.
Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah taraf
signifikansi (kebermaknaan) 1% atau taraf kepercayaan 99% dan taraf signifikansi
(kebermaknaan) 5% atau taraf kepercayaan 95%. Nilai to yang diperoleh melalui
perhitungan akan dibandingkan dengan besarnya nilai “tt” atau harga kritik “t”
85
yang terdapat pada Tabel Nilai “t” berdasarkan taraf signifikansi tersebut, dengan
terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (db). Rumus untuk menentukan
derajat kebebasan (db) atau degrees of freedom (df) yang digunakan adalah df
atau db = (N1 + N2) – 2 (Sudijono, 1992:299).
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka df yang diketahui adalah 78
(40+40-2 ). Karena df sebesar 78 tidak dijumpai dalam Tabel Nilai “t”, maka
digunakan df yang terdekat, yaitu 80. Pada Tabel Nilai “t” diketahui harga kritik
“t” pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan (5%) dengan df 80 bernilai
1,99. Adapun harga kritik “t” pada taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan
95% dengan df 80 bernilai 2,64. Dengan demikian, nilai to kebih besar daripada tt,
yaitu :
Sementara itu, kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut. Jika
pada taraf signifikansi 1% dan 5% nilai to lebih besar daripada tt, maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika to lebih kecil daripada tt, maka Ha
ditolak dan Ho diterima. Karena nilai to lebih besar daripada tt, maka hipotesis
alternatif (Ha) yang menyatakan “Terdapat perbedaan yang signifikan tentang
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri”, diterima. Sebaliknya, hipotesis
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
1,99 3,10 2,64
( 5% : tt ) to ( 1% : tt )
86
tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan
metode inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri”, ditolak.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, dapat diartikan bahwa antara
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiri lebih baik dibandingkan dengan kemampuan siswa dalam menyunting
surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri. Dengan perkataan lain, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan menyunting surat resmi
dengan menggunakan metode inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Keterampilan menyunting surat, khususnya keterampilan menyunting
surat resmi sangat penting dikuasai oleh siswa. Menyunting surat resmi sangat
penting untuk melatih ketelitian, kecermatan, dan ketertiban dalam berbahasa
tulis. Namun, kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi secara faktual
masih belum memuaskan dan perlu terus ditingkatkan melalui penerapan metode
yang lebih variatif dan menarik. Untuk itu, penelitian ini dilaksanakan dalam
upaya memberikan kontribusi implementasi metodologis, yaitu penelitian tentang
kemampuan menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri dan
tanpa menggunakan metode inkuiti.
Data yang diperoleh dari subjek penelitian dengan menggunakan
instrumen penelitian dan pedoman penilaian kemampuan menyunting surat resmi
berupa 40 nilai kemampuan menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiri dan tanpa metode inkuiri. Berdasarkan distribusi nilai, diketahui jumlah
87
siswa yang mampu menyunting surat resmi dengan metode inkuiri sebanyak 30
orang atau sebesar 75 %. Sementara itu, jumlah siswa yang tidak mampu
menyunting surat resmi dengan baik sebanyak 10 orang atau sebesar 25%. Hal ini
sesuai batas persentase keberhasilan klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75 %.
Distribusi nilai yang diperoleh adalah sepuluh orang yang memperoleh nilai 8,
duabelas orang yang memperoleh nilai 7 , delapan orang yang memperoleh nilai
6, lima orang memperoleh nilai 5, dan lima orang yang memperoleh nilai 4. Nilai
rata-rata kemampuan menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiriadalah 6,4.
Sementara itu, siswa yang yang mampu menyunting surat resmi tanpa
menggunakan metode inkuiri sebanyak 18 orang atau sebesar 45%, sedangkan
yang tidak mampu menyunting surat resmi dengan baik sebanyak 22 orang atau
sebesar 55 %. Persentase ini berada di bawah batas persentase keberhasilan
klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75 %. Distribusi nilai yang diperoleh
adalah empat orang yang memperoleh nilai 8, empat orang yang mendapat nilai 7,
sepuluh orang yang memperoleh nilai 6, duabelas orang yang memperoleh nilai 5,
dan sepuluh orang yang memperoleh nilai 4. Nilai rata-rata kemampuan
menyunting surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri adalah 5,5.
Berdasarkan distribusi nilai, frekuensi nilai, nilai rata-rata, dan persentase
keberhasilan sebagaimana diuraikan di atas, menunjukkan adanya perbedaan nilai
dan kemampuan subjek penelitian dalam memahami isi bacaan. Nilai kemampuan
siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri lebih
baik dibandingkan dengan nilai kemampuan menyunting surat resmi para siswa
88
tanpa menggunakan metode inkuiri. Untuk keperluan pengujian hipotesis, data
tersebut perlu dianalisis secara statistik. Analisis data dengan menggunakan
metode Tes “t” memperoleh nilai to (perbedaan dua mean). Nilai to dicari, karena
untuk menguji hipotesis, penulis akan membandingkan harga nilai to dengan harga
kritik “tt” yang terdapat pada Tabel Nilai “t”.
Berdasarkan hasil penghitungan, diketahui nilai to sebesar 3,10. Nilai to ini
jauh lebih besar daripada nilai tt sebesar 1,99 pada taraf signifikansi 5% atau taraf
kepercayaan 95% dan 2,64 pada taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan 99%.
Karena nilai to lebih besar daripada tt, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “terdapat perbedaan yang signifikan
tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan dan tanpa
menggunakan metode inkuiri” diterima.
Dengan diterimanya hipotesis alterrnatif, dapat diartikan bahwa
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode
inkuiri lebih baik daripada kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi tanpa
menggunakan metode inkuiri. Temuan ini menunjukkan bahwa metode inkuiri
lebih efektif digunakan sebagai metode dalam menyunting surat resmi karena
berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam memahami surat.
Karena itu, untuk para guru sebaiknya dipertimbangkan penggunaan metode
inkuiri dalam pembelajaran menyunting surat.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil analisis data dan temuan penelitian sepeeti
diuraikan pada bab IV, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi tanpa menggunakan metode
inkuiri kurang memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang
diperoleh sebagai hasil pelaksanaan tes, yaitu sebesar 5,5. Siswa yang mampu
menyunting surat resmi tanpa menggunakan metode inkuiri berjumlah 18
orang atau 45% dan yang tidak mampu menyunting surat resmi berjumlah 22
orang atau 55%. Kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi tanpa
menggunakan metode inkuiri diketahui ada sepuluh orang yang memperoleh
nilai 4, duabelas orang yang memperoleh nilai 5, sepuluh orang yang
memperoleh nilai 6, empat orang yang mendapat nilai 7, dan empat orang
yang memperoleh nilai 8.
2) Kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan
metode inkuiri cukup memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata
yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan tes, yaitu sebesar 6,4. Siswa yang
mampu menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri
berjumlah 30 orang atau 75% dan siswa yang tidak mampu menyunting surat
resmi berjumlah 10 orang atau 25%. Distribusi nilai variabel X terdapat lima
orang yang memperoleh nilai 4, lima orang memperoleh nilai 5, delapan orang
90
yang memperoleh nilai 6, duabelas orang yang memperoleh nilai 7, dan
sepuluh orang yang memperoleh nilai 8.
3) Berkaitan dengan pengujian hipotesis, hipotesis alternatif (Ha) yang
menyatakan “Terdapat perbedaan yang signifikan tentang kemampuan siswa
dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri dan tanpa
menggunakan metode inkuiri” diterima. Sedangkan rumusan hipotesis nihil
(Ho) yang menyatakan “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tentang
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan
metode inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri”, ditolak. Hal ini
terbukti setelah dilakukan pembandingan nilai hitung (to) dengan harga kritik
“tt” dengan menggunakan df 80. Ternyata nilai to atau nilai perbedaan mean
variabel X dan mean variabel Y hasil penghitungan sebesar 3,10, lebih besar
daripada nilai “tt” yang ada pada Tabel Nilai “t”, yaitu sebesar 1,99 pada taraf
signifikasi 5% atau taraf kepercayaan 95% dan sebesar 2,64 pada taraf
signifikasi 1% atau taraf kepercayaan 99%.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa
dalam menyunting surat resmi dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik
dibandingkan kemampuan mereka dalam menyunting surat resmi tanpa
menggunakan metode inkuiri. Dengan perkataan lain, terdapat perbedaan yang
signifikan tentang kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan
menggunakan metode inkuiri dan tanpa menggunakan metode inkuiri.
91
5.2 Saran -saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
komponen pendidikan dan pengajaran. Dalam kaitan itu, ada beberapa saran yang
dapat disampaikan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.
1) Untuk para guru bahasa Indonesia, hendaknya terus berupaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyunting surat resmi dengan lebih baik. Hal ini
sangat penting untuk meningkatkan kecermatan dalam berbahasa. Dalam
kaitan ini perlu pembelajaran menyunting surat resmi dengan metode yang
tepat.
2) Kemampuan siswa yang masih belum memuaskan dalam menyunting surat
resmi hendaknya dijadikan bahan introspeksi bagi guru dan siswa. Bagi guru,
hal tersebut harus ditindaklanjuti dengan perencanaan dan pelaksanaan
pengajaran menyunting surat resmi dengan lebih baik lagi. Dalam kaitan ini,
hasil pembelajaran membaca sebaiknya langsung diikuti dengan kegiatan
evaluasi dan refleksi.
3) Kelemahan pembelajaran menyunting surat resmi selama ini terletak pada
penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Sebaiknya para
guru memilih dan menggunakan teknik yang menarik daya kreasi siswa dalam
memahami isi bacaan. Salah satu di antaranya adalah dengan metode inkuiri.
4) Para siswa hendaknya semakin menyadari pentingnya keterampilan
menyunting surat resmi bagi kepentingan studi dan kehidupan sehari-hari.
Karena itu, kegiatan menyunting surat sebaiknya terus dilakukan dengan
penuh minat dan motivasi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah (1994). Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. (1994). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. (1993). Kurikulum SLTP, GBPP Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
Depdikbud. (1999). Pokok-pokok Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia SMP. Jakarta : Depdiknas.
De Uci, Oom Somara.2002 “Membaca dan Menulis Kenapa Tidak ? Buletin
Pusat Perbukuan. Vol.6. Tahun 2002. Jakarta : Pusbuk.
Hadi, Farid dan Boediono Issas. (1997). Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia.
Jakarta : Depdikbud.
Keraf Gorys (1984) Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende –
Flores : Nusa Indah.
Marjo, Y.S. (2005). Surat-surat Lengkap. Jakarta : Setia Kawan.
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda.
Moeliono, Anton, ed., (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (edisi ke-3)
Jakarta : Depdiknas.
Muchlisoh, et. al., (1995) Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta
:Universitas Terbuka.
Mulyati, Yeti, et. al. (1998). Buku Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nafiah, Hadi. (1981). Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya : Usaha Nasional
93
Nurgiyantoro, Burhan (1988). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta : BPFE.
Poerwadarminta, W.J.S. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN
Balai Pustaka.
Rusyana, Yus. (1986). Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta :
Karunika.
Semi, M. Atar. (1995). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung :
Mugantara.
Silmi, Sikka Mutiara. (2004). Panduan Menulis Surat Lengkap. Yogyakarta:
Absolut.
Sudijono, Anas. (1992). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV.
Sinar Baru..
Sudjana, Nana. (2005). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah : Makalah-Skripsi-
Tesis-Disertasi. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV.
Sinar Baru..
Sudjana, Nana. (2005). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah : Makalah-Skripsi-
Tesis-Disertasi. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (1988). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alpabeta.
Suhendar dan Mien Supinah. (1992). MKDU Menulis. Bandung : Pionir Jaya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung.
Rosda.
Soedjito dan Solchan. (1991). Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung
: Remaja Rosdakarya.
Suriamihardja, Agus. (1996). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Depdikbud.
Syamsudin, A.R. (1992). Study Wacana : Teori, Analisis, dan Pengajaran.
Bandung : FPBS – IKIP.
Tarigan, Djago (1991). Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:
Angkasa.
94
Tarigan, Djago. (1998). Kependidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta:
Depdikbud.
Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan, (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Djago, et. al, (1998). Buku Materi Pokok pendidikan bahsa dan Sastra
Indonesia di kelas rendah. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Djago. (1998). Buku Materi Pokok Kependidikan Keterampilan
Berbahasa. Modul 1-4. Jakarta : Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. (1992). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa
Tarigan, H.G. (1992). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung
: Angkasa.
Tarigan, H.G. (1993). Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pelajaran
Pembelajaran Bahasa. Bandung : CV Angkasa.
INSTRUMEN PENELITIAN
Alat Pengumpulan Data
Menyunting Surat Dinas dengan Metode Inkuiri
Lokasi Penelitian : SMP Negeri 2 Plered
Subjek Penelitian : Sampel Siswa Kelas VIII
Waktu : 70 Menit
Petunjuk Umum :
1. Tulislah nama dan nomor urut tesmu pada kolom identitas yang telah
disediakan !
2. Bacalah setiap petunjuk khusus sebelum kamu mengerjakan tes !
3. Periksalah kembali hasil pekerjaanmu sebelum dikumpulkan !
Petunjuk Khusus : 1. Bacalah contoh surat dinas berikut!
2. Carilah kesalahan kebahasaan dan isi surat tersebut!
3. Perbaiki kesalahan yang ada pada surat dengan menulis kembali surat dinas
tersebut !
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 2 PUTRA BANGSA
Jalan Raya Sukasari 10 Purwakarta
Nomor : 021/OSIS/III/2010. 20 Oktober 2009.
Lampiran : Satu Berkas.
Hal : Undangan.
Yth. Bapak Erwin Gutawa
SMP Negeri 2 Plered
Purwakarta.
Dengan hormat
Dengan ini dalam upaya bulan Bahasa, OSIS SMP 2 Putra Bangsa akan
mengadakan kegiatan Lomba Majalah Dinding antar kelas pada tanggal 28
Oktober 2010.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bapak erwin gutawa
berkenan menjadi juri lomba tersebut.
Demikianlah permintaan kami ini disampaikan. Atas perhatian bapak kami
ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Hormat kami
Sandi Asmara
96
NAMA : NOMOR URUT TES :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
97
Kunci Jawaban
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 2 PUTRA BANGSA
Jalan Raya Sukasari 10 Purwakarta
Nomor : 021/OSIS/III/2010 20 Oktober 2009
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Undangan
Yth. Bapak Erwin Gutawa
SMP Negeri 2 Plered
Purwakarta
Dengan hormat,
Dalam rangka Bulan Bahasa, OSIS SMP 2 Putra Bangsa akan
mengadakan kegiatan Lomba Majalah Dinding antarkelas pada tanggal 28
Oktober 2010.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon Bapak Erwin Gutawa
berkenan menjadi juri lomba tersebut.
Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian Bapak kami
ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Sandi Asmara
98
Alat Pengumpulan Data
Menyunting Surat Dinas tanpa Metode Inkuiri
Lokasi Penelitian : SMP Negeri 2 Plered
Subjek Penelitian : Sampel Siswa Kelas VIII
Waktu : 70 Menit
Petunjuk Umum :
1. Tulislah nama dan nomor urut tesmu pada kolom identitas yang telah
disediakan !
2. Bacalah setiap petunjuk khusus sebelum kamu mengerjakan tes !
3. Periksalah kembali hasil pekerjaanmu sebelum dikumpulkan !
NAMA : NOMOR URUT TES :
Petunjuk Khusus : Lingkarilah huruf A, B, C, atau D yang terletak di depan alternatif jawaban yang
paling tepat !
1. Amati penulisan kepala surat berikut !
DEPARTEMENT PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENELITIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
Jl. Diponegoro, Nomer 82, Jakarta, Tilpon 022-484584, Kotak Pos 2625
Pada kepala surat di atas terdapat kesalahan ejaan, kecuali …
A. Kotak Pos. C. Nomer.
B. Depertement. D. Tilpon.
2. Amati penulisan alamat surat berikut !
Purwakarta, 24 Februarai ‘07
Kepada
Yth. Bapak Pimpinan PT Ayam Super
Cabang Sumpit
di
Purwakarta
Pada alamat surat di atas, terdapat kesalahaan ejaan, yaitu …
A. Februari seharusnya Pebruari. C. PT seharusnya P.T.
B. ’07 seharusnya 2007 D. Yth. Seharusnya yth.
99
3. Amati penulisan salam pembuka berikut !
Dengan hormat ;
Di belakang salam pembuka seharusnya dibubuhi tanda baca…
A. Titik (.). C. Tanda koma (,).
B. Tanda hubung (-). D. Titik dua (:).
4. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan banyak-banyak terima
kasih.
Kata yang digunakan pada bagian penutup surat di atas yang perlu dihilangkan
adalah …
A. perhatian. C. Atas.
B. Terima kasih. D. banyak-banyak.
5. Kami mengharap Bapak/Ibu/Saudara pada upacara peringatan Hari
Pendidikan Nasional 3 Mei 2007 yang diselenggarakan…
Pada kalimat pembuka surat di atas tedapat kata yang seharusnya ada, yaitu …
A. Kehadiran. C. Penjelasan.
B. Keterangan. D. Perjanjian.
a. Demikianlah surat tugas ini.
Kalimat penutup surat di atas perlu dilengkapi, yaitu dengan pernyataan…
A. diserahkan untuk dilaksanakan.
A. diberikan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
C. diperintahkan untuk dilaksanakan.
D. diinstruksikan untuk ditindaklanjuti.
6. Wassalam.
Penulisan salam penutup yang benar adalah …
A. Wasalam. C. Wasalam,
B. Wassalam, D. Wassalam;
8. Demikianlah surat ini kami sampaikan. Atas kehadiran Saudara, kami
mengucapkan terima kasih.
Paragraf penutup surat di atas sangat cocok untuk jenis surat…
A. Permohonan. C. Instruksi.
B. Tugas. D. Undangan.
9. Berikut ini penulisan tembusan yang benar, kecuali…
A. Tembusan : C.Tembusan YTH. :
B. Tembusan : D. TEMBUSAN YTH.:
10. Jika ada bahan-bahan yang dilampirkan, maka pembuka surat dapat
menggunakan kalimat atau frase …
A. Dengan ini. C. Sehubungan dengan.
B. Bersama surat ini. D. Membalas surat Saudara.