Upload
voduong
View
283
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
G. PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 2. PERENCANAAN KOLOM
PENGARUH KELANGSINGAN KOLOM KONDISI KOLOM PENDEK KOLOM LANGSING
Tak bergoyang
(braced) .[ SNI 03 – 2847 -2002 .
pers .29]
2
11234
.
M
M
r
uk
2
1.1234
.
M
M
r
uk
Bergoyang
(unbraced) .[ SNI 03 – 2847 -2002 .
12.13.2]
22.
r
uk 22
.
r
uk
21 MM →2
1
M
M positif, untuk kelengkungan tungga ~
rangka berpengaku
2
1
M
Mnegatif, untuk kelengkungan gand ~ rangka
tak berpengaku
Nomogram faktor k .. SNI.2847-2002:12.11.6)
PERBESARAN MOMEN Perbesaran momen - Rangka portal tak bergoyang
Mc = δns.M2
Perbesaran momen - Rangka portal bergoyang
Mc = Mns + δs.Ms
Mc2 = δns.M2 + δs.Ms2
KAPASITAS AKSIAL KOLOM ANALISIS MANUAL
• Kondisi beban aksial sentris
• Kondisi keruntuhan seimbang (balanced)
• Kondisi lentur murni
Diagram interaksi N-M; analisis
manual, diagram plooting N-M
menggunakan program MS.Excel
Diagram interaksi N-M;
analisis menggunakan
program PCA-Col
ANALISIS PROGRAM PCA-
Col
G. PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 2. PERENCANAAN KOLOM
DETAIL PENULANGAN
10D19
500
500
Ø8-120
K.1.(50/50)
B H
TUL. AKSIAL LENTUR (Al) TUL. GESER (Av)
10D19
500
500
Ø8-220
B H
TUL. AKSIAL LENTUR (Al) TUL. GESER (Av)
K.B.(Ø90)
Ø
TUL. AKSIAL LENTUR (Al) TUL. GESER (Av)
17D22
900
Ø8-150
17D22
900
Ø8-250
Ø
TUL. AKSIAL LENTUR (Al) TUL. GESER (Av)
K.C.(Ø55)
Ø
TUL. AKSIAL LENTUR (Al) TUL. GESER (Av)
7D22
550
Ø8-120
Ø
TUL. AKSIAL LENTUR (Al) TUL. GESER (Av)
7D22
550
Ø8-240
H. PERENCANAAN SAMBUNGAN
1. PERENCANAAN SAMBUNGAN ANTARA
BALOK DAN KOLOM
PERENCANAAN KONSOL PADA KOLOM
Vu
Detail dimensi dan tulangan konsol pendek
Panjang Penyaluran Tulangan Deform Dalam Tekan ld = 310mm
Panjang Penyaluran Kait Standar Dalam Tarik ld h = 330mm
SAMBUNGAN BALOK KOLOM DENGAN PANJANG
PENYALURAN
2. PERENCANAAN SAMBUNGAN ANTARA BALOK
INDUK DAN BALOK ANAK
PERENCANAAN LEDGE PADA BALOK INDUK
Detail dimensi dan tulangan ledge balok induk
Panjang Penyaluran Tulangan Deform Dalam Tekan
ld = 200mm
Panjang Penyaluran Kait Standar Dalam Tarik
ld h = 210mm
SAMBUNGAN BALOK INDUK – BALOK ANAK
DENGAN PANJANG PENYALURAN
Vu
H. PERENCANAAN SAMBUNGAN
3. PERENCANAAN SAMBUNGAN
ANTARA BALOK DAN PLAT
Detail sambungan balok - plat
Panjang Penyaluran Tulangan Deform Dalam Tekan ld = 200mm
Panjang Penyaluran Kait Standar Dalam Tarik ld h = 510mm
SAMBUNGAN BALOK - PLAT DENGAN
PANJANG PENYALURAN
4. PERENCANAAN REINFORCED
CONCRETE BEARING
Sambungan Pelat dengan Balok
BALOK PRACETAK
PELAT PRACETAK
Tulangan atas
OVERTOPPING
tulangan tumpuan
Hal ini karena berkaitan dengan koefisien-koefisien yang akan
dipakai. Menurut SNI 03-2847-2002, bearing streght on plain
concrete adalah :
2 . fc’ A1 1
2)'.8,0(A
AAfcCV srn
Detail concrete bearing pada balok induk B1
I. PERENCANAAN PONDASI 1. PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
Pondasi Dalam : (L/D > 10)
Pondasi Semi Dalam : (4 < L/D < 10)
Dimensi tiang pancang yang akan dipakai
berdasarkan Wika Pile Classification adalah :
Diameter = 350 mm
Tebal = 70 mm
Kelas = A1
Allowable axial = 92,15 ton
Bending Momen crack = 3,50 ton.m
Bending Momen ultimate = 5,25 ton.m
• Daya dukung ijin :
Qijin= =
• Jumlah tiang pancang perlu :
n =
• Syarat jarak antar tiang pancang (s) :
2,5.D ≤ s ≤ 3.D
• Syarat jarak tepi poer ke tiang (s’)
1,5.D ≤ s’ ≤ 2.D
21 SF
Q
SF
Q SP 21 SF
JHPPs
SF
CA nP
ijinQ
Q
Efisiensi tiang group menurut formula Converse Labarre :
η = 1 - ; θ = tan-1
Daya dukung ijin dalam tiang group :
Qijin(group) = η*Qijin(tunggal)
Kontrol stabilitas terhadap beban aksial maksimum :
Qmax = + +
Kontrol stabilitas terhadap momen maksimum :
• Sebelum tiang dipancang
M1 = 1/8*q*L2
• Setelah tiang dipancang (akibat gaya horizontal yang
terjadi)
Mmax = H (e + 1,5d + 0,5f) ; f =
...90
).1().1(
21
1221
nn
nnnn
s
d
n
V2
max.
Y
YMx
2
max.
X
XMy
dCu
H
..9
PERHITUNGAN PERENCANAAN
I. PERENCANAAN PONDASI
2. PERENCANAAN POER
Tegangan yang diterima poer :
σu =
1. Aksi geser satu arah
• Beban gaya geser Vu (N)
Vu = σu.Ac
• Gaya Geser yang mampu dipikul oleh beton
Vc =
Ø.Vc ≥ Vu
2. Aksi geser dua arah
Vc harus memenuhi persamaan berikut dengan
mengambil nilai Vc terkecil.
Vc =
Vc =
Vc =
KONTROL GESER PONS
poerA
p
dbfc ..'.6
10
dbfcc
..'.6
1.
21 0
dbfcb
ds ..'.12
1.2
.0
0
dbfc ..'.3
10
Pu Pu
Bidang geser poer dua
arah akibat Pu kolom
Bidang geser
poer satu
arah
I. PERENCANAAN PONDASI DETAIL PONDASI
PENULANGAN POER TYPE A
SKALA 1: 40
POTONGAN 5-5
SKALA 1: 40
PENULANGAN POER TYPE B
SKALA 1: 40
POTONGAN 6-6
SKALA 1: 40
PENULANGAN POER TYPE C
SKALA 1: 40
POTONGAN 7-7
SKALA 1: 40
KESIMPULAN & SARAN
Dari hasil perencanaan ulang struktur stadion futsal indoor ITS menggunakan metode pracetak yang
dibahas dalam Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada tahap pelaksanaan, metode pracetak ini sangat efisien dari segi biaya dan durasi, tetapi untuk
tahap perencanaan diperlukan lebih dari satu tinjauan perhitungan, yaitu : pada kondisi
pengangkatan, sebelum komposit dan setelah komposit
2. Dimensi elemen struktur eksisting yang dilakukan penyesuaian dimensi antara lain :
a. struktur balok induk; eksisting direncanakan sebagai bentang menerus dalam satu portal,
sedangkan pada disain pracetak dimodelkan sebagai bentang diantara dua tumpuan sederhana
dengan memperhatikan momen akibat titik pengangkatan.
b. Struktur plat, pada eksisting bekerja sebagai plat menerus yang ditunjang oleh balok-balok
tumpuan. Sedangkan pada perencanaan pracetak dimodelkan sebagai panel slab tunggal dengan
memperhatikan momen akibat titik pengangkatan.
c. Struktur tangga, antara eksisting dan pracetak sama-sama direncanakan sebagai shell, tetapi pada
disain pracetak memperhatikan momen akibat titik pengangkatan.
d. Struktur tribun, didalam eksisting berupa plat beton yang dicetak menurut kemiringan tertentu dan
dibuat pasangan batu bata sebagai trapnya. Sedangakan pada perencanaan pracetak dimodelkan
sebagai balok L dengan dimensi balok 30*45 dan plat 12*90
3. Terjadi pembesaran gaya-gaya dalam (N,D,M) pada sisi lapangan akibat perubahan permodelan
struktur menjadi bentang sederhana (tumpuan sendi-rol), yang mana nilai momen lapangannya lebih
besar dari pada tumpuan jepit-jepit
4. Karena gaya yang bekerja lebih besar, maka luas tulangan yang diperlukan juga makin besar
5. Elemen-elemen pracetak di-assembling dengan bagian struktur lainnya melalui sambungan-
sambungan berupa konsol dan dihitung juga panjang penyalurannya
1. KESIMPULAN
KESIMPULAN & SARAN
Berdasarkan besarnya gaya di tengah bentang (lapangan) akibat permodelan
sebagai struktur sederhana dalam disain pracetak yang berimplikasi pada
bertambahnya jumlah kebutuhan tulangan, maka penggunaan metode beton pracetak
ini perlu melibatkan pertimbangan dari stakeholder terkait bertambahnya volume
tulangan yang dibutuhkan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan estimasi biaya yang
membandingkan total cost antara metode konvensional dengan pracetak. Metode
beton pracetak ini bisa digunakan apabila Total cost metode pracetak yang dihitung
dengan memperhitumgkan penambahan tulangan masih lebih kecil (lebih murah) dari
total cost metode konvensional yang menghitung penambahan bekisting, formwork,
upah, sewa alat dll.
Jadi, metode beton pracetak disarankan dengan terlebih terlebih dilakukan
perbandingan anggaran biaya total dengan dua metode berbeda
2. SARAN