Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
UAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
DOSEN : HARTOYO, M.A. Ph.D
ANGKATAN XIV
DISUSUN OLEH:
1. BADRIYAH NIM 1308056001
PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIASEKOLAH PASCA SARJANA UHAMKA
JAKARTA 2015
2
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MINAT TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS PUISI
PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI JAKARTA
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan
manusia. Manusia dilahirkan oleh sang pencipta dari keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun. Melalui pendidikan manusia mengalami
proses segala pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupan ini.
Pendidikan menjadikan manusia lebih bermakna, keberadaan manusia
sebagai makhluk individu dapat diakui oleh masyarakat disekitarnya.
Pengetahuan yang diperoleh seorang manusia dalam proses pendidikan
dapat bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Kebermanfaatan dari
pendidikan dapat dirasakan pada seluruh aspek kehidupan (agama,
sosial, teknologi, budaya, ekonomi, dll).
Pendidikan adalah suatu usaha sadar manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
kebudayaan.1
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap
bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat
membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh
manusia yang siap menghadapi segala tantangan dan persaingan yang
ada. Melalui pendidikanlah manusia dipersiapkan untuk menghadapi itu
semua.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi
transaksional antara guru dan siswa dimana proses tersebut bersifat
1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta:Rineke Cipta 2010)h. 1
3
timbal balik, proses transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa.
Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima,
dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
pembelajaran2
Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-
sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran akan mencapai nilai maksimal apabila pembelajaran
berjalan secara efektif.
Proses kegiatan belajar mengajar sebagaian besar yang ada di
tanah air, masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
yang seringkali berpusat pada guru seperti ceramah, diskusi, dan lain-lain.
Siswa hanya menerima informasi saja tanpa dilibatkan dalam proses
belajar. Hal ini menyebabkan siswa terbawa dalam kondisi belajar
menjemukan atau membosankan. Siswa terpaku pada aktivitas mencatat
pelajaran, sehingga cepat membuat siswa lupa materi yang diajarkan.
Dengan kondisi tersebut, hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai.
Hal yang tak bisa dipungkiri adalah revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi tengah terjadi dengan pesat saat ini, yang berimbas pula pada
dunia pendidikan.teknologi yang berimbas pada pola pengajaran Bahasa
Indonesia.
Keterampilan menulis merupakan muara ilmu bahasa, itu sebabnya
dari keempat kemahiran berbahasa pemerolehan keterampilan menulis
menjadi bagian paling akhir setelah, menyimak (listening), berbicara
(spiking), membaca (reading) dan menulis (writing).
Pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada materi menulis puisi
terkait erat dengan keterampilan menulis itu sendiri. Keterampilan
menuangkan ide dan gagasan-gagasan atau pikiran dalam bentuk
kalimat. Gagasan-gagasan, ide-ide kalimat yang memiliki hubungan
kesatuan yang padu, hubungan itu menyatakan kesatuan yang diikat
2 Asep Herry Hernawan, dkk, Belajar dan pembelajaran sekolah Dasar (Bandung :UPI PRESS, 2007) h.3
4
oleh struktur bahasa dan kesatuan secara logis. Namun yang menjadi
permasalahannya adalah masih banyak siswa kelas VIII yang kurang
mampu dan terampil dalam menulis puisi.
Penerapan teknologi saat ini akibat adanya revolusi yang terjadi
sangat menguntungkan bagi dunia pendidikan, pelajaran bahasa
Indonesia khususnya. Minat siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia
bidang puisi dapat digali potensi menulsi mereka melalui media teknologi
yang tersedia.
Pada dasarnya keberhasilan sebuah pembelajaran dimotori oleh
guru sebagai sutradara yang bertugas menyusun skenario pembelajaran
sekaligus sebagai pengatur jalannya proses pembelajaran. Bila
dianalogikan sebagai sebuah pertunjukan, pembelajaran ini menjadi
berhasil, menarik, dan berkesan bagi siswa, tidak terlepas dari
kepiyawaian guru sebagai sutradaranya. Keberhasilan guru dalam
menentukan strategi, metode, dan media dalam pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
Banyak karya-karya sastra yang telah memotivasi pembacanya,
memberikan gambaran atau kritik kepada suatu keadaan yang tidak
seimbang sekaligus mempengaruhi pembacanya tertarik untuk ikut
berkarya. Akan tetapi, minat siswa khususnya siswa SMP pada sastra
bidang puisi mengalami stagnasi atau kemacetan. Hal ini membuat karya
sastra terkadang hanya dipandang sebelah mata. Padahal dengan karya
sastra akan lebih kreatif dalam mengolah kata-kata, mengeksplorasi
bahasa, dan menjadikan bahasa sebagai acuan utama masyarakat untuk
maju.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat
diklasifikasikan masalah sebagai berikut :
5
1. Media pembelajaran yang bagaimana yang berpengaruh dalam
pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi
2. Minat yang bagaimankah yang harus dimiliki oleh siswa
3. Bagaimana bentuk media pembelajaran dan minat terhadap
keterampilan menulis puisi
C. Pembatasan Masalah
Pada penulisan ini penulis memilih judul Pengaruh Media
Pembelajaran dan Minat terhadap keterampilan Menulis Puisi, karena
dalam kegiatan menulis, khususnya menulis puisi, masih banyak siswa
yang tidak memiliki minat untuk menulis puisi
a. pengaruh media pembelajaran filem dan minat terhadap
keterampilan menulis puisi
b. pengaruh media pembelajaran gambar dan minat terhadap
keterampilan menulis puisi
c. pengaruh media pembelajaran filem dan gambar dan minat
terhadap keterampilan menulis puisi
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah ini adalah :a. Adakah pengaruh media pembelajaran terhadap keterampilan
menulis puisi?
b. Adakah pengaruh minat terhadap keterampilan menulis puisi?
c. Adakah pengaruh media pembelajaran dan minat terhadap
keterampilan menulis puisi?
E. Kegunaan Penelitian
I. Manfaat teoritis Pada penulisan tesis mengenai Pengaruh Media Pembelajaran dan
Minat Terhadap Keterampilan Menulis Puisi di SMPN 141 Jakarta,
6
dirasakan masih perlu ditingkatkan, hal ini disebabkan masih belum
optimalnya penggunaan media pembelajaran pada materi menulis puisi. .
II. Manfaat praktis
Penulisan ini diharapkan berguna bagi
a. mahasiswa sebagai penambah khazanah keilmuan dan memacu
untuk lebih giat dalam penelitian
b. kepada orang tua, agar lebih peduli kepada putra-putrinya dalam
menumbuhkan minat untuk menulis, khususnya menulis puisi.
c. guru selaku mentor di sekolah guna mentransfer keilmuan kepada
peserta didik.
7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESA PENELITIAN
A. Kajian Teori1. Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil dari
teknologi, satu diantaranya media pembelajaran. Para guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan
tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan
indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil
belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang. 5 % melalui indera
pendengar dan 5 % lagi dengan indera lainnya 3
Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek itu saling
berkaitan.
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa.4
a. Pengertian Media
Media sering diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau pengantar, media sering
diganti kata mediator. Pada era globalisasi ini kemajuan teknologi
3 Azhar Arsyad, media Pembelajaran (Jakarta : Grafindo Persada, 2006) h. 104 Ibid, h. 15
8
hendaklah dibarengi dengan majunya Sumber Daya Manusia yang
kompetitif, profesionalis, dan kreatif dalam mendayagunakan hasil-hasil
dari teknologi5
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara
harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’ atau ‘perantara’.dalam bahasa
Arab, media disebut ‘wasail’ bentuk jama’ dari wasilah yakni sinonim al-
wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata tengah berarti pengantar, antar
satu sisi ke sisi yang lain.6
Acapkalai kata media pendidikan diguanakan secara bergantian
dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional
di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.7
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang
paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal
harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media
yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan
yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara
khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran
Menurut Gerlach dan Ely ada tiga ciri media yang dapat digunakan
dalam dunia pendidikan, yaitu
1. Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media
seperti fotograsi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film.
2. Ciri manipulatif
Transformasi kejadian atau objek memungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhadi-hari 5 Hartoyo, Teknologi Informasi dan komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa, (Semarang: Pelita Insani, 2012) h.1096 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Perss, 2010) h. 6 7 Azhar Arsyad, op.cit h. 5
9
dapat disajikan kepada siswa hanya dengan kurun waktun4 sampai
dengan 5 menit saja.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman
dapat menghemat waktu
3. Ciri dstributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang
rekatif sama mengenai kejadian itu.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapa. Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar berdasarkan perkembangan teknologi dapat
dikelompokkan, yaitu:8
1. Media hasil cetak teknologi
Cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku
dan materi visual statis terutama merupakan hasil percetakan mekanis
atau fotografis.
2. Media hasil teknologi audio visual
Cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio visual. Pengajaran melalui audio visual jelas
bercirikanpemakaian perangkat-perangkat keras selama proses belajar,
seperti mesin, proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang
lebar. Pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan
materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta
tidak seluruhnya tergantung pemahaman kata atau simbol-simbol yang
serupa.
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer
8 Ibid., h. 30
10
Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan sumber-sumber berbasis mikro prosesor. Pada dasarnya
teknologi berbasis komputer menyajikan informasi kepada siswa memiliki
beragam aplikasi. Aplikasi itu dapat dilihat dari cara penyajian dan tujuan
yang ingin dicapai dalam prose kegiatan belajar mengajar.
4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer
Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling
canggih apabila dikendalikan komputer. Jenis media dengan basis
komputer memiliki
Media Film sebagai media pembelajaran
Film merupakan salah satu alat yang ampuh di tangan orang yang
mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama
terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang memang
lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek
rasionalnya, dan langsung berbicara ke dalam hati sanubari penonton
secara meyakinkan.
Film juga sangat membantu dalam proses pembelajaran, apa yang
terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih
mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya
didengar saja.
Pada awalnya, film atau gambar hidup ini hanya berupa serangkaian
gambar diam yang diletakkan rapat-rapat ditunjukkan berganti-ganti
dengan kecepatan tinggi, orang yang melihatnya akan mengalami ilusi
seolah-olah terdapat gerakan. Pada perkembangan selanjutnya, William
Friese Greene dan Thomas Alva Edison menciptakan kamera pertama
yang secara khusus didesain untuk merekam film gambar hidup (disebut
kinetograph).
Saat ini dengan berkembangnya teknologi, peralatan film sudah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tekhnologi
perfilman yang serba digital, telah memberikan kemudahan kepada kita
11
sebagai praktisi pendidikan, untuk meningkatkan dan mengembangkan
pemanfaatan film-film pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif.
Dalam pembahasan makalah ini, kami hanya membahas mengenai
pengertian film, kegunannya dalam pendidikan, kelebihan dan kelemahan
film sebagai media pembelajaran, dan jenis-jenis film yang digunakan
dalam pendidikan
. Media Gambar
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Media adalah pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Banyak
batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan di Amerika, membatasi media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan /
informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala
alat fisik yang dapat menghasilkan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.
Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah
diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat
memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit
atau kompleks. Media gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang
menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga
memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa
dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia
nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam
penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah
dirancang dengan sebaik-baiknya.
Beberapa kelebihan media gambar antara lain :
1. Sifatnya konkrit, Maksudnya gambar lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
12
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda/ peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan tidak selalu bisa
anak – anak dibawa ke objek / peristiwa tersebut. Media gambar
dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sela
atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata
telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja
dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
5. Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan – kelebihan tersebut, gambar mempunyai
kelemahan, beberapa kelemahan tersebut adalah :
1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata
2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
3. Ukurannya sangat terbatas kelompok besar.
Bagaimana gambar yang baik sebagai media pendidikan itu? Tentu
saja adalah gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,
ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga
dapat dijadikan sebagai media pendidikan.
1. Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti
kalau orang melihat benda sekitarnya.
2. Sederhana.
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin – poin
pokok dalam gambar.
3. Ukuran Relatif.
13
Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda
sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda / objek yang belum
dikenal atau pernah dilihat anak maka sulitlah membayangkan berapa
besar benda atau objek tersebut. Untuk menghindari itu hendaknya dalam
gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal anak – anak
sehingga dapat membantunya membayangkan berapa besarkah benda
tersebut.
4 Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.Gambar
yang baik tidaklah menunjukan objek dalam keadaan diam,tapi
memperlihatkan aktifitas tertentu.
5. Gambar yang bagus gambar yang bagus dilihat dari sudut seni
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai.
b. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan hal penting dalam dunia pendidikan, karena
dengan belajar maka kita dapat mengetahui segala hal, dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Belajar juga
merupakankewajiban bagi setiap muslim untuk menambah pengetahuan
dan menoptimalkan potensi yang Allah anugerahkan. Begitu pentingnya
belajar dalam Islam hingga Allah menjanjikan akan meninggikan derajat
orang-orang yang berilmu dan bertaqwa. Hal ini dinyatakan dalam surat
Al-Mujadilah: 11 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam Majlis”, maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan kepadamu: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Begitulah Islam memuliakan
orang-orang yang belajar dan menuntut ilmu.
14
Menurut Cronbach belajar merupakan suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh tingkah laku sebagai hasil pengalaman.9 Sedangkan
menurut Sabarti belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam rentang
waktu, betapapun pendeknya. Suatu proses belajar menghasilkan
perubahan perilaku positif dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
kecakapan, atau sikap bagi subjek belajar10
Lebih lanjut Sabarti menjelas11kan hakikat belajar memerlukan
beberapa prinsip yang perlu disimak, yaitu :
1. Belajar adalah tanggung jawab belajar
2. Sesuai dengan kemampuan yang belajar
3. Penguatan langsung akan menghasilkan belajar yang lebih baik
4. Penguasaan yang sempurna pada setiap langkah yang dilakukan
membuat proses belajar lebih bermakna
5. Motivasi belajar meningkat jika pelajr diberi kepercayaan dan
tanggung jawab
6. Belajar terjadi melalui beberapa proses
Berdasarkan uraian di atas belajar berarti suatu tindakan yang
dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman dan siswa yang menemukannya sendiri. Jadi siswa akan
mendapat lebih banyak pengetahuan jika siswa itu mengalaminya
langsung. Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran yang melibatkan
individu secara totalitas yang kompleks. Yang menyimpan sejumlah
kecakapan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, kecakapan inilah yang harus
dikembangkan. Berkaitan dengan pengajaran sastra, kecakapan yang
perlu dikembangkan itu ialah bersifat Indriawi, Nalar, Afektif, Sosial,
9 Jamal Ma’ruf Amani, Belajar Efektif untuk SMP dan SMA, (Jogjakarta : Diva Press, 2009) h. 2010 Sabari Akhadiah M. Karibin, Metodologi Pengajaran Bahasa (Jakarta : makalah SPs Uhamka, 2013)h. 25 11 Ibid, h. 26
15
religius. Kelima kecakapan itu sejalan dengan mengasah, mengasuh, dan
mengasihi nilai-nilai yang disajikan setiap karya sastra.12
Tujuan pembelajaran menuntut siswa agar belajar berpikir (how to
think). Peran guru, membantu siswa untuk mencerna materi pelajaran dan
memberikan petunjuk tentang bagaimana caranya mengambil inti
pelajaran. Selain itu, guru juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang terarah untuk membantu siswa menggali informasi yang telah
tersimpan.
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah-sekolah
formal, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses berlangsung
dipengaruhi oleh lingkungannya dimana siswa itu berada, yang antara lain
terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa lain, petugas perpustakaan, materi
pelajaran, media pembelajaran, dan beragam sumber belajar.
2. Minat a. Pengertian Minat
Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu
yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan
lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mewujudkan pencapaian
tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Selain dari itu minat
merupakan faktor yang penting dalam aspek kejiwaan seseorang, karena
minat dapat mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan hal ini
sesuai dengan pendapat Semi dkk bahwa “Faktor yang tidak hanya dapat
mewarnai perilaku seseorang, tetapi dapat menyebabkan seseorang itu
tertarik pada suatu kegiatan”.13
12 Boen S. Oemarjati, mengakrabkan Sastra, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2012) h.111
13 M. Atar Semi, Menulis kreatif .(Padang: Angkasa Raya.2007) h 104
16
Minat, kemauan, dan konsentrasi memiliki peran penting dalam
kegiatan membaca. Seorang pembaca akan mudah memahami isi bacaan
apabila didukung dengan minat terhadap bacaan yang tinggi. Kemauan
yang tinggi untuk membaca yang memberi dampak positif terbentuknya
kebiasaan membaca yang memadai. Begitu pula dengan konsentrasi
yang dapat memperkuat pemahaman terhadap makna bacaan
3. Kemampuan Menulis Puisia. Pengertian Kemampuan Menulis
Keterampilan menulis merupakan satu jenis keterampilan yang harus
dikuasai siswa. Menurut Saleh Abbas keterampilan menulis adalah
keterampilan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada
pihak lain dengan melalui bahasa tulis.14 Ketepatan menuangkan gagasan
harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosa kata
atau diksi , gramatikal dan penggunaan ejaan.
Menurut Henry Guntur Tarigan keterampilan menulis adalah salah
satu keterampilan bahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak
secara tatap muka dengan pihak lain.15 Bahasa sebagai alat media dalam
berkomunikasi yang menyangkut pemakian lambang bunyi bahasa.
Menurut Remy Silado menulis itu merupakan upaya menjaga
intensitas nalar sebagai potensi rohani manusia.16 Sebuah tulisan dimulai
dengan memilih kata-kata yang terangkai dalam kalimat. Semua kalimat
yang tertulis bertujuan mencerdaskan pembacanya.
Menulis adalah keterampilan bahasa yang padu dan ditujukan untuk
menghasilkan sesuatu. Jabrohim mengemukakan bahwa kegiatan menulis
membelajarkan siswa untuk menggerakkan otak dan indera secara
bersama-sama17
14 Saleh Abbas, 2006. Hal.12515 Henry Guntur Tarigan, 2008 , Menulis, Gramedia : Jakarta hlm 2116 Alif Danya Munsyi alias Remy Silado, Jadi Penulis? Siapa Takut!, (Kaifa: Bandung, 2002) hlm. 12 17 Jabrohim, dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif Yogyakarta: Pustaka Pelajar
17
Berdasarkan pendapat mengenai menulis dapat disimpulkan menulis
itu merupakan mengungkapkan gagasan melalui bahasa yang bernalar
secara komunikatif.
Kehidupan di alam semesta ini beragam corak warna yang dapat
dirasakan, didengar dan dilihat oleh manusia. Sebagai manusia yang
dapat menangkap realita kehidupan, tertuanglah semua dalam bentuk
tuisan. Puisi sebagai wadah sastra untuk menuangkan pengalaman atau
kritik kehidupan yang ditulis dengan kata yang menarik dan terbaik serta
susunan yang terbaik pula.
Menurut Riris K. Toha Sarumpaet ada dua hal yang amat penting
dalam menulis puisi, yaitu ceritanya, dan bagaimana menceritakannya.18
Para penyair menulis puisi berarti mereka menceritakan kehidupan lewat
tulisan-tulisannya, puisi.
Penyair/sastrawan menulis tentang manusia, tentang kehidupan dan
pengalaman hidup lelaki, wanita dan anak-anak. Tentang pikiran mereka,
duka nestapa dan kebahagiaan mereka, kemarahan dan kebencian
mereka, frustasi dan kekecewaan mereka, air mata dan gelak tertawa
mereka, kerinduan dan cinta mereka, kejahatan dan kebengisan mereka,
malahan juga ketidakprikemanusiaan mereka.19
Menulis puisi merupakan salah satu bentuk menulis kreatif. Menulis puisi
adalah suatu kegiatan intelektual, yakni kegiatan yang menuntut
seseorang harus benar-benar cerdas, menguasai bahasa, luas
wawasannya, dan peka perasaannya. Menulis puisi bermula dari proses
kreatif, yakni mengimajikan atau mengembangkan fakta-fakta empirik
yang kemudian diwujudkan dalam bentuk puisi. Kemudian, untuk
menuangkannya menjadi sebentuk puisi, kita harus terlebih dahulu
memahami unsur-unsur pembentuk puisi
18 Riris K. Toha-Sarumpaet, Apresiasi Puisi Remaja, Catatan Mengolah Cinta, (Grasindo:Jakarta, 2002) hlm15419 Mochtar Lubis, Sastra dan Tekniknya, yayasan Obor Yogyakarta, 1997, hlm 36
18
Adapun pengimajian berguna untuk memberi gambaran yang jelas,
menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran
dan pengindraan, untuk menarik perhatian, dan untuk memberikan kesan
mental atau bayangan visual penyair. Gambaran angan, gambaran
pikiran, kesan mental, dan bahasa yang menggambarkannya biasa
disebut dengan istilah citra atau imaji. adapun cara membentuk kesan
mental atau gambaran sesuatu biasa disebut
b. Pengertian PuisiMelalui puisi seseorang menyampaikan peristiwa angannya dan
mengajak orang lain ikut merasakan apa yang mereka rasakan. H.B.
Jassin menjelaskan bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan
yang didalamnya mengandung pikiran-pikiran dan tanggapan-
tanggapan.20
Puisi merupakan pengejawantahan apa yang dilihat, dirasakan
kemudian ditulis dalam untaian kata-kata yang apabila dibaca akan
membawa perubahan psikologi. Untuk semua itu ada beberapa unsur-
unsur dalam membentuk puisi. Unsur tersebut yaitu :
i. Diksi
Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Homby
diartikan sebagai choise and use of words. Diksi atau pilihan kata
mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai keefektifan
dalam penulisan suatu karya sastra.
Kata-kata dalam puisi merupakan kata-kata terpilih dan tepat untuk
menyampaikan ide serta bunyi yang dibentuk. Kata tersebut harus sesuai
dengan situasi yang dihadapi.
Contoh: kata-kata menderai, ditangkap, merapuh, dipukul angin
yang terpendam, pada puisi “Derai-derai Cemara” merupakan kata- kata
yang terpilih selain mengandung makna yang dalam juga menimbulkan
20 H. B. Jassin. Sastra dalam kritik dan essay 1
9
19
bunyi yang indah. Untuk menyatakan terkena angin pengarang
mempergunakan kata terpukul angin.
ii. Pengimajian
Pengimajian dari kata imaji (image) yang berarti pula citra atau
gambar. Pengimajian atau pencitraan adalah penggambaran yang jelas
melalui kata-kata agar dapat menimbulkan suasana khusus, yaitu
membuat lebih hidup.
Jenis pencitraan sebenarnya cukup banyak, naum secara garis
besar, citraan dapat dikelompokkan menjadi 6, yaitu:
a. Citraan penglihatan (visual), citraan yang dihasilkan dengan
memberi rangsangan indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak
terlihat seolah-olah terlihat.
b. Citraan pendengaran (auditif), yaitu citraan yang dihasilkan
dengan memberi rangsangan indera pendengaran.
c. Citraan penciuman, aitu citraan yang dihasilkan dengan
memberi rangsangan penciuaman.
d. Citraan pengecapan
e. Citraan gerakan
f. Citraan perabaan
g. Citraan perasaan.
iii. Rima
Salah satu unsur penting dalam puisi adalah unsur musikalitas.
Unsur musikalitas berfungsi sebagai hiasan dan pemanis serta
mempertajam dan menegaskan makna. Musikalitas bisa dihadirkan
melalui permainan bunyi, yaitu rima dan irama.
iv. Kata konkrit
Kata konkrit merupakan kata-kata yang digunakan oleh
penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana
batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.21
21 Jabrohim, opcit, hlm 37
20
Bahasan berusaha mengkonkritkan kata-kata, maksudnya kata-kata
itu diupayakan agar dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh.
v. Bahas figuratif
Penggunaan majas dalam puisi bertujuan untuk menimbulkan efek
tertentu, menghidupkan lukisan, menjadikan puisi lebih hidup, indah, dan
ekspresif.
vi. Tipografi
Tipografi adalah bentuk-bentuk puisi, tipografi puisi ini bila menurut
Remy Silado terbagi atas tiga, yaitu yang terikat, yang bebas dan yang
mbeling..
Pada yang terikat dapat dilihat puisi lama baik baris, rima mengikuti
pakem yang sudha ditentukan. Contoh: Pantun.
Dari mana punai melayang
Dari paya turun ke padi
Dari mana kasih dan sayang
Dari mata turun ke hati.
4. Penelitian yang RelevanPenulisan tesis ini didasarkan penenlitian yang telah dilakukan di
beberapa tempat, dengan rincian sebagai berikut:1. penelitian oleh mahasisa FBS Universitas Negeri Padang, yaitu
Juvrizl, Elliya Ratna, dan Afnita di SMP N Negeri Tigo Nagari Kabupaten
Pasaman lBerdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan
empat hal berikut. Pertama, keterampilan menulis puisi dengan
menggunakan media gambar siswa kelas VIII SMP Negeri Tigo Nagari
Kabupaten Pasaman berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC)
dengan nilai rata-rata 75,19 Kedua siswa yang memperoleh nilai
dengan kualifikasi Baik Sekali (BS) berjumlah 3 orang. Ketiga. siswa
yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik(B) berjumlah 7
2. penelitian yang dilakukan oleh Joni Mulyanti dari Universitas
Negeri Semarang (UNES) menyimpulkan bahwa pada pembelajaran
21
dengan media gambar dan filem dapat meningkatkan keterampilan
menulis puisi peserta didik.
3. penelitian yang dilakukan di SMP Negeri Banguntapan Bantul
kelas VIII, oleh Raharto menyimpulkan ada hubungan yang signifikan
antara siswa yang menulis puisi dengan menggunakan media gambar
daripada sisiwa yan tidak menggunakan gambar.
5. Kerangka Berpikir dan Hipotesis1. Kerangka berpikir
a. Terdapat hubungan yang positif antara media pembelajaran dengan
keterampilan menulis puisi.
b. Terdapat hubungan yang positif antara penguasaan diksi dengan
keterampilan menulis puisi.
c. Terdapat hubungan yang positif antara media pembelajaran dan
penguasaan diksi dengan keterampilan menulis puisi.
2. Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan yang efektif antara media pembelajaran dan
penguasaan diksi terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas
VIII di SMPN 141 Jakarta.
Keterampilan menulis puisi yang terjadi di SMPN 141 Negeri
Mampang Prapatan dirasakan memang masih kurang diminati oleh
peserta didik. Hal ini disebabkan beberapa faktor
1. Faktor keluarga
Faktor keluarga merupakan ujung tombak dari timbulnya minat dan
gairah terhadap puisi, khususnya menuangkan ide-ide atas apa yang
sudah dilihat, didengar, dan dirasakan. Keluarga peserta didik di
lingkungan Mampang masih perlu mensuport lebih giat terhadap
keberminatan peserta didik terhadap menulis puisi
2. Beban kerja
Beban pekerjaan ataupun kurang teraturnya pulang kerja sehingga
orangtua pun kurang memperhatikan anaknya untuk gemar membaca
hasil karya sastra, khususnya puisi. Masih banyak juga orangtua di rumah
22
senang menonton televisi sehingga anak-anaknya ikut menonton juga,
lupa untuk memperhatikan aktivitas anaknya di rumah.
3. Faktor sekolah
Faktor sekolah, tidak semua guru bahasa Indonesia berminat
terhadap puisi, membiasakan peserta didik untuk gemar
menyenangi ,membaca karya sastra. Perpustakaan jarang sekali
dikunjungi siswa untuk membaca, hanya beberapa guru saja yang
menyuruh siswa membaca di perpustakaan.
4. Faktor masyarakat
Masyarakat ikut memberi warna terhadap apresiasi terhadap hasil
karya sastra bagi peserta didik. Begitu banyak hasil karya sastra yang
bisa dinikmati hanya tersimpan rapi diperpustakaan.
Menulis adalah salah satu dari keterampilan bahasa. Untuk menulis
diperlukan proses berpikir kreatif. Banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan saat mereka diberikan tugas oleh guru bahasa Indonesia dalam
menulis puisi. Hal ini dapat terjadi karena peserta didik kurang mampu
mengembangkan berpikir kreatif, contohnya: memiliki kemampuan
merangkai kalimat, memiliki penguasaan kosa kata yang banyak, dapat
mengekplorasi bahasa dan sebagainya.
Sekolah-sekolah negeri di wilayah Mampang, hampir semua sudah
terpenuhi dengan sarana multimedia yang lengkap. Kiranya dengan
pemanfaatan multimedia dengan baik dapat menimbulkan minat peserta
didik dengan baik.
Media pembelajaran sangat penting untuk diterapkan dengan baik
dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang dibutuhkan
saat ini adalah media yang tepat guna, yang sesuai dengan program
kegiatan belajar mengajar yang dirancang oleh guru, selaku pengajar.
Penggunaan media filem dan gambar yang tepat kiranya memang
dapat menimbulkan minat yang besar terhadap penulisan puisi. Dengan
fakta yang menyatakan 90% manusia mempergunakan indera
penglihatan.
23
Pada proses kegiatan Belajar mengajar yang telah dijalankan,
penulis memutarkan filem kehidupan aneka binatang pada satu kelas.
Kemudian meminta peserta didik untuk menuliskan apa yang dilihat,
dirasakan dengan hati dan dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.
Kesimpulan1. Kegiatan belajar mengajar hendaklah dibuat dengan sangat
menarik, guna menarik minat belajar peserta didik.
2. Guru selaku pengajar merupakan ujung tombak pengguna untuk
mengeksplor media pembelajaran yang sesuai dengan program
KBM
3. Media pembelajaran yang tersedia dapat dipilih dan digunakan
sebagai media yang dapat menimbulkan minat belajar peserta
didik lebih tinggi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah M. Karibin, Sabarti ; Metodologi Pengajaran Bahasa Jakarta :
makalah SPs Uhamka, 2013
Amani,Jamal Ma’ruf ; Belajar Efektif untuk SMP dan SMA, Jogjakarta :
Diva Press, 2009
Arsyad,Azhar; media Pembelajaran Jakarta : Grafindo Persada, 2006
Danya Munsyi, Alif alias Remy Silado, Jadi Penulis? Siapa Takut!, (Kaifa:
Bandung, 2002)
Hartoyo, Teknologi Informasi dan komunikasi dalam Pembelajaran
Bahasa, Semarang: Pelita Insani, 2012
Herry Hernawan dkk,AseP; Belajar dan pembelajaran sekolah Dasar
Bandung :UPI PRESS, 2007
H. B. Jassin. Sastra dalam kritik dan essay 1
Ihsan, Fuad; Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta:Rineke Cipta 2010
Jabrohim, dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lubis, Mochtar ; Sastra dan Tekniknya, yayasan Obor Yogyakarta, 1997
Munadi,Yudhi; Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:
Gaung Persada Perss, 2010
Oemarjati, Boen S; mengakrabkan Sastra, Jakarta: Universitas
Indonesia, 2012
Sarumpaet, Riris K. Toha ; Apresiasi Puisi Remaja, Catatan Mengolah
Cinta, (Grasindo:Jakarta, 2002)
Semi,M. Atar: Menulis kreatif .Padang: Angkasa Raya.2007
Tarigan,Henry Guntur ; 2008 , Menulis, Gramedia : Jakarta hlm
25
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu PenelitianB. Metode dan desain PenelitianC.