31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan saat ini. Kebutuhan energi listrik sangat dominan bagi manusia, dimulai dari kebutuhan di dalam rumah tangga, bisnis, pemerintahan, industri rumah tangga hingga industri besar serta seluruh aspek kehidupan lainnya, ini berarti bahwa ketersediaan energi listrik ini sangat penting dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan laju pertumbuhan kualitas sosial ekonomi masyarakat secara umum. Menurut data yang diperoleh dari Sub. Bidang Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, sejarah ketenagalistrikaan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga 1

library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2011-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan

  • Upload
    vuquynh

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi

kehidupan saat ini. Kebutuhan energi listrik sangat dominan bagi manusia,

dimulai dari kebutuhan di dalam rumah tangga, bisnis, pemerintahan, industri

rumah tangga hingga industri besar serta seluruh aspek kehidupan lainnya, ini

berarti bahwa ketersediaan energi listrik ini sangat penting dan sangat

berpengaruh dalam meningkatkan laju pertumbuhan kualitas sosial ekonomi

masyarakat secara umum.

Menurut data yang diperoleh dari Sub. Bidang Humas PT PLN (Persero)

Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, sejarah ketenagalistrikaan di Indonesia

dimulai pada akhir abad ke-19 ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan

pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Selama Perang Dunia II

berlangsung perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan

setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-

pemuda Indonesia pada bulan Sepember 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah

Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, saat itulah Presiden Sukarno

kemudian membentuk badan organisasi Jawatan Lisrik dan Gas. Peristiwa inilah

yang kemudian diperingati sebagai hari lahir organisasi kelistrikan nasional dan

selanjutnya ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional

(HLN).

1

2

Pada tahun 1897 di Jakarta didirikanlah pusat pembangkitan tenaga listrik,

yang berlokasi di daerah Gambir sekarang ini, oleh salah satu perusahaan listrik

Belanda (NV NIGM). Pada masa pemerintahan Jepang, perusahaan ini diambil

alih dan selanjutnya berganti nama menjadi perusahaan listrik Djawa Denki

Jogyosha Djakarta Shisha. Dengan berakhirnya kekuasaan Jepang pada 17

Agustus 1945, maka dibentuklah Djawatan Listrik dan Gas Tjabang Djakarta

yang kemudian dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada tahun

1947 dan namanya berubah menjadi NV OGEM Cabang Jakarta. Selanjutnya

karena adanya nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia sesuai Keputusan

Menteri PU dan Tenaga No. U 16/9/I tanggal 30 Desember 1953, maka pada

tanggal 1 Januari 1954 dilakukan serah terima dan pengelolaannya diserahkan ke

Perusahaan Listrik Jakarta dengan wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta

Raya, Ranting Kebayoran, dan Tangerang.

Tangal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN

(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) dalam bentuk Jawatan di

dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL).

Perusahaan merupakan kelanjutan usaha beberapa perusahaan listrik Belanda

yang diambil-alih oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 19 tahun 1965, status Perusahaan berubah menjadi perusahaan

yang berbadan hukum. Selanjutnya ditetapkan menjadi Perusahaan Umum

(Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1970 yang dipertegas

dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972. Tak lama kemudian, status

badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama

3

Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara disingkat PT PLN

(Persero). Akta perubahan ini disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman

No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 tanggal 1 Agustus 1994, serta diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 13 September 1994, Tambahan

No. 6731.

Khusus untuk PLN Distribusi Jakarta & Tangerang, bahwa awalnya pada

tahun 1961, Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN)

dibentuk PLN khusus untuk wilayah Jakarta, dengan nama Perusahaan Listrik

Negara Eksploitasi XII. Selama 12 tahun berjalan, pada tanggal 23 Maret 1973,

Peraturan Menteri PUTL No 01/Prt/1973 menetapkan, bahwa PLN Eksploitasi

XII diubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi IV, yang

meliputi : Cabang Gambir, Cabang Kota, Cabang Cabang Kebayoran, Cabang

Jatinegara, Cabang Tanjung Priok, Cabang Tangerang, dan Bengkel Karet.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8

Agustus 1976, nama PLN Distribusi IV diubah menjadi PLN Distribusi Jakarta

Raya dan Tangerang, sesuai Surat Edaran Direksi PLN No. 025/PST/1976

tanggal 17 April 1976).

Pada kurun waktu 1984 s/d 1988 terjadi beberapa penambahan Unit Kerja,

sehingga PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki 7 (tujuh) Unit

Cabang sebagai unsur pelaksana pelayanan, 1 (satu) Unit Pengatur Distribusi

(UPD) dan 1 (satu) Bengkel Pemeliharaan Kelistrikan. Dua yang disebut terakhir

adalah sebagai Unit unsur penunjang.

4

Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, PLN yang

sebelumnya dikenal berbentuk sebagai Perusahaan Umum (PERUM) berubah

statusnya menjadi berbadan hukum PERSEROAN TERBATAS (PT), sehingga

namanya berubah menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang.

PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, (untuk

selanjutnya disebut dengan PLN Disjaya), merupakan salah satu Unit Distribusi

PT. PLN (Persero), yang beralamat di Jl. M. Ridwan Rais No. 1, Jakarta Pusat,

yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan pasokan tenaga listrik untuk

melayanai & memenuhi kebutuhan tenaga listrik masyarakat di kawasan Jakarta

dan Tangerang dan sekitarnya. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas,

baik dari aspek pasokan tenaga listrik/ atau teknis maupun aspek pelayanan atas

produk unggulannya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, saat ini PLN

Disjaya memiliki kurang lebih sekitar 3,8 juta pelanggan (Juni 2012) dengan

karakteristik pelanggan yang beragam, mulai golongan rumah tangga, industri,

bisnis, pemerintah, sosial, serta pelanggan very important person (VIP) sampai

pelanggan dengan kategori very-very important person (VVIP).

Gb. 1.1 Logo PT. PLN ( Persero )

(Sumber: Website PLN www.pln.co.id)

5

Sebagai salah satu Unit PLN Distribusi yang memasok tenaga listrik ke

masyarakat, maka PLN Disjaya harus mampu menjawab tantangan terhadap

tuntutan pelayanannya melalui program-program layanan unggulan, agar mampu

meningkatkan image postif bagi PLN, sesuai Visi dan Misi PLN.

1.2 Visi & Misi PLN.

PT. PLN (Persero) sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) memiliki VISI & MISI sesuai dengan tanggung jawabnya

dalam memenuhi seluruh pasokan tenaga listrik secara nasional kepada

masyarakat.

VISI PLN adalah :

Ingin Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,

Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

Sedangkan MISI PLN yaitu :

Melaksanakan usaha pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam

jumlah dan mutu yang memadai untuk memberikan kontribusi dalam

pembangunan nasional, Melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang

sehat, Memperhatikan kepentingan stakeholder, dan Meningkatkan kepuasan

pelanggan.

Visi & Misi PLN inilah yang mendasari gerak langkah PLN Disjaya, juga

PLN Unit lainnya dalam upaya terus menerus memberikan layanan yang sebaik-

baiknya kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

6

1.3 Alasan Rebranding dari Listrik Pra Bayar menjadi Listrik Pintar

Sesuai dengan Misi PLN yang terakhir yaitu meningkatkan kepuasan

pelanggan, maka sejalan dengan perkembangannya PLN dengan komitmen yang

kuat berusaha keras untuk secara terus-menerus menciptakan program-program

inovasi yang andal, berkualitas dan kreatif, guna meningkatkan kualitas

pelayananannya kepada masyarakat. Salah satu inovasi layanan yang telah

dikembangkan adalah Listrik Pra Bayar (LPB).

Listrik Pra Bayar merupakan Produk Layanan PLN bagi masyarakat yang

menggunakan listrik melalui pembelian pulsa listrik, seperti halnya membeli

pulsa handphone. Sesuai dengan Brand-nya, Listrik Pra Bayar, maka cara

pembelian tenaga listrik oleh pelanggan dilakukan dengan membeli Token/ pulsa

listrik, yang artinya melakukan pembayaran/ pembelian tenaga listrik di awal

pemakaian. Pelanggan dapat membeli Token (isi ulang pulsa listrik) di payment

point, ATM, retail/ downline switching provider, SMS Banking dll.

Berdasarkan informasi dari Majalah Internal PLN Pusat “FOKUS”, sesuai

dengan hasil Rapat Kerja (Raker) PLN di Purwakarta pada tanggal 4 Januari

2012 Direksi PLN menetapkan target sambungan baru listrik pra bayar sebagai

salah satu program prioritasnya di tahun 2012. Ini menjadi program lanjutan

yang secara signifikan pelanggan Listrik Pra Bayar 4 tahun terakhir di seluruh

Indonesia sudah mencapai 4 juta pelanggan.

Brand Lsitrik Pra Bayar ini telah digunakan oeh PLN semenjak tahun 2008

hingga akhir tahun 2011. Sehubungan dengan Program lanjutan Listrik Pra Bayar

7

merupakan program prioritas di tahun 2012, maka PLN mentargetkan sasaran

pelanggan Listrik Pra Bayar diharapkan mencapai minimal 5 juta pelanggan

sampai dengan akhir tahun 2012 ini sebagaimana yang telah ditulis dalam rubrik

”Dari Redaksi” di Majalah Fokus (majalah internal pegawai PLN Pusat) oleh

Bapak Bambang Dwiyanto selaku Pemimpin Redaksi ”Saat ini sudah sekitar 4

juta pelanggan PLN dilayani dengan sistem, prabayar. Di akhir tahun nanti

minimal akan mencapai 5 juta”, imbuhnya.

Sebagai upaya mencapai sasaran tersebut di atas, maka Direksi PLN dalam

Rapat Kerja PLN awal tahun 2012 tersebut telah menetapkan Keputusan Direksi

No. 1484.K/DIR/2011 tentang Branding Produk Listrik Prabayar pada 23

Desember 2011 menjadi Listrik Pintar. Dengan diberlakukannnya Keputusan

Direksi tersebut, maka nama Produk Layanan “Listrik Pra Bayar (LPB)”

dinyatakan tidak berlaku lagi dan selanjutnya menggunakan nama baru, yaitu

“Listrik Pintar” dengan maskot produk bernama SI PINTAR (Gb.1.2 dan Gb.1.3)

yang untuk selanjutnya pembahasan Listrik Pra Bayar disebut dengan Listrik

Pintar.

Gb. 1.2 Logo Listrik Pra Bayar Gb. 1.3 Logo Listrik Pintar

(Sumber: Humas PLN Disjaya)

8

1.3.1 Listrik Pintar

Listrik Pintar yang dahulu sering disebut dengan Listrik Pra

Bayar adalah produk layanan dari PLN yang menawarkan cara pembelian

tenaga listrik dengan menggunakan Pulsa/Token/ Strum di awal sebelum

pemakaian. Inovasi layanan dari PLN ini memberi kesempatan kepada

pelanggan untuk mengendalikan pemakaian listrik sesuai kebutuhan.

Menurut bidang Niaga PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya

dan Tangerang, teknologi yang digunakan dalam meteran Listrik Pintar

adalah STS (Standard Transfer Specification). Pengembangan STS

diprakarsai oleh ESKOM (Penyedia layanan listrik di kota Durban - Afrika

Selatan). STS merupakan satu-satunya standar internasional untuk

mentransfer kredit energi listrik. STS menggunakan sistem token untuk

proses transfer kredit ke dalam meter (yang selanjutnya disebut STRUM

oleh PLN). STRUM adalah 20 digit angka yang unik dan berisi informasi

untuk dimasukkan ke dalam kWh-Meter Listrik Pintar yang didapatkan

oleh setiap pelanggan pada saat membeli energi listrik di delivery cahnnel

PLN. Berikut ini adalah contoh STRUM PLN:

9

Gb. 1.4 Token/ Voucher Pulsa Listrik Pintar(Sumber: Humas PLN Disjaya)

Pilihan nilai STRUM yang ditawarkan oleh PLN terbagi menjadi

dua, yaitu nilai STRUM tertentu (Rp.20.000, Rp.50.000, Rp.100.000,

Rp.250.000, Rp.500.000) dan pilihan STRUM bebas / Flexibel dengan

nominal pulsa dari Rp. 20.000 hingga Rp. 1 juta.

Nilai STRUM yang diperoleh telah terpotong dari unsur kWh,

PPJ, PPN dan Materai. Maka, penggunaan nilai STRUM Rp. 100.000

dengan daya 450 tarif rumah tangga akan berbeda dengan penggunaan Rp.

100.000 tarif 450 di golongan industri.

1.3.2 Perbedaan Listrik Pra Bayar dan Listrik Pintar

10

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidang Niaga PLN Disjaya,

saat ini untuk produk Listrik Pintar, kualitas produk meteran telah di

standardkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, yaitu standar

disetiap produk untuk menggunakan bahasa indonesia, menu-menu yang

sama untuk setiap penggunaan, dan khusus untuk ambang batas kredit

(istilah bidang Niaga) jika dahulu saat Listrik Pra Bayar setiap pelanggan

ditetapkan untuk 20 kwh meteran akan berbunyi namun untuk Listrik

Pintar dapat penetapan Kwh sebagai pengingatan tanda akan habisnya

pulsa dapat diatur sesuai dengan keinginan pelanggan, juga pengaturan

pengingatan melalui buyi dari meteran dapat di atur berapa kali

pengulangan. Yang terpenting dikatakan sebagai Listrik Pintar karena

meteran ini dapat mengetahui kondisi kualitas instalansi bangunan.

Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas, meteran listrik

Pintar ini juga dapat memperlihatkan beberapa informasi lain yang dapat

menguntungkan penggunanya dengan menekan tombol yang telah

ditentukan, antara lain :

a. Sisa kWh. (37 ENTER)

b. Total pemakaian s/d saat ini. (38 ENTER)

c. Tegangan saat ini. (41 ENTER)

d. Arus saat ini. (44 ENTER)

e. Konsumsi Daya saat ini. (47 ENTER)

11

f. Pemakaian kWh bulan berjalan, bulan lalu, dua bulan lalu, dst.

(83 ENTER, 84 ENTER, 85 ENTER dst)

1.3.3 Keuntungan bagi Pelanggan

a. Tidak ada Abonemen bulanan (Rekening Minimum).

b. Pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap

saat.

c. Pelanggan dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan

listrik sesuai anggaran belanja.

d. Pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya

listriknya sehingga terhindar dari pemborosan.

e. Pelanggan bisa membeli Listrik sesuai kebutuhannya.

f. Tidak ada denda keterlambatan.

g. Untuk Rumah Sewa bermanfaat untuk membatasi penggunaan listrik

berlebihan

h. Pelanggan tidak perlu repot membukakan pintu rumah karena tidak

akan didatangi petugas pencatat meter.

i. Tidak akan ada kesalahan pencatatan meter.

j. Tidak ada istilah menunggak, sehingga tidak akan didatangi petugas

penagihan.

k. Privasi pelanggan tidak terganggu.

12

1.3.4 Perbedaan Proses Listrik Pintar dan Pasca Bayar

a. Proses Bisnis Pasca Bayar

Gb. 1.5 Proses Bisnis Pasca Bayar(Sumber: Bidang Niaga PLN Disjaya)

b. Proses Bisnis Listrik Pintar (Listrik Pra Bayar)

Gb. 1.6 Proses Bisnis Pra Bayar

13

(Sumber: Bidang Niaga PLN Disjaya)

Berdasarkan penjelasan mengenai Listrik Pintar di atas, sebenarnya banyak

keuntungan yang diberikan oleh PLN kepada pelanggan. Namun saat ini, masih

banyak masyarakat yang belum mengetahui dan paham secara benar mengenai

produk Listrik Pintar. Ini karena proses sosialisasi yang kurang maksimal dari

pihak PLN Disjaya. Hal ini di tandai dengan banyaknya pengguna listrik Pasca

Bayar dibandingkan Listrik dengan brand Pra Bayar maupun Litrik Pintar.

Salah satu permasalahannya adalah adanya perubahan logo dari Listrik Pra

Bayar menjadi Listrik Pintar yang berbeda sehingga akan berdampak pada

pencapaian target yang telah direncanakan sebelumnya. Selama observasi ketika

melakukan kerja praktek, kegiatan yang dilakukan oleh sub. Bidang Humas PLN

Disjaya masih sebatas sosialisasi di satu kampung binaan Area-Area PLN

Disjaya. Dan kegiatan tersebut hanya satu kali dilakukan selama 1 bulan.

Pencapaian target yang besar tidak akan mungkin bisa dicapai jika hanya

menggunakan strategi perencanaan sosialisasi dan promosi yang kurang

maksimal seperti yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya. Dan dampaknya

masyarakat tidak akan paham dan bersifat unaware terhadap produk layanan

PLN tersebut.

Oleh karena itu, perubahan brand dari Listrik Pra Bayar menjadi Listrik

Pintar perlu dilakukan sosialisasi promosi yang lebih transparan, terarah, intensif,

berkesinambungan dan komprehensif kepada masyarakat luas, dan juga kepada

internal pegawai PLN yang berfungsi sebagai market agent perusahaan. Hal ini

14

dilakukan agar PLN lebih mampu menciptakan brand awareness yang selalu

melekat baik secara image maupun aktualisasinya di lapangan.

Kontribusi dari pegawai bidang Niaga dan sub. bidang Humas (bidang

yang terkait langsung dalam penelitian ini) di perusahaan dituntut agar dapat

memberikan keuntungan dalam peningkatan kesadaran akan perusahaan, produk

yang dipasarkan; perekrutan dan pemeliharaan staf yang lebih baik; pangsa pasar

yang lebih besar; kesetiaan pelanggan dan kepuasan pemegang saham. Dan

dengan kata lain peran PR yang turut mendukung kegiatan pemasaran bidang

Niaga sangat menentukan efektifitas perusahaan mencapai sasaran yang ingin

dicapai dalam memberikan kepuasan kepada masyarakat terhadap prduk-produk

invasi layanan yang di ciptakan oleh PLN.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk

mengetahui bagaimana Strategi promosi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta

dan Tangerang dalam mendukung Brand Awareness Listrik Pintar.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan batasan

terhadap lingkup pokok permasalahan dalam obyek penelitian yang disusun

penulis.

Selama melakukan observasi, peneliti mengamati pelanggan pengguna

Listrik Pasca Bayar masih lebih banyak di bandingkan Listrik Pintar. Maka

dalam penelitian ini akan dibatasi mengapa pelanggan Listrik Pasca Bayar masih

lebih banyak dibandingkan pengguna Listrik Pintar dan bagaimana strategi

15

promosi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam

“mempengaruhi” masyarakat, guna mencapai target pencapaian pelanggan

Listrik Pintar.

1.5 Tujuan dan Manfaat

1.5.1 Tujuan

Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, maka penelitian ini

ditujukan untuk:

1. Melengkapi syarat kelulusan mencapai jenjang setara Sarjana-S1

(Strata1) pada Fakultas Ekonomi dan Komunikasi pada jurusan

Marketing Communication dalam peminatan Public Relation di

Universitas Bina Nusantara

2. Untuk mengetahui strategi promosi yang telah dilakukan oleh PT PLN

(Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam mendukung

brand awareness produk Listrik Pintar kepada pelanggan.

3. Untuk mengetahui hasil dari implementasi strategi promosi yang telah

dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang dalam mendukung brand awareness produk Listrik Pintar

kepada pelanggan.

16

1.5.2 Manfaat

Sedangkan untuk manfaat penelitian, penulis bagi menjadi dua

kegunaan, yaitu Kegunaan Teoritis dan Kegunaan Praktis.

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan referensi

penelitian mengenai Strategi Promosi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta

dan Tangerang.

Untuk kegunaan praktis, penulis membagi manfaat hasil

penelitian menjadi tiga kategori yaitu untuk Universitas, Perusahaan, dan

penulis.

Untuk Universitas, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

referensi dan acuan bagi rekan mahasiswa lainnya, khususnya Fakultas

Ekonomi dan Komunikasi jurusan Komunikasi Pemasaran (Marketing

Communication) Konsentrasi Public Relations dan Akademis yang akan

melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai strategi promosi.

Bagi Perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

saran kepada PT. PLN Disjaya agar lebih profesional , efektif , transparan,

dan dapat menjadi bahan evaluasi kinerja dalam mendukung usaha

penetrasi pemasaran produk dan programnya melalui kegiatan media

sosialita.

Dan untuk Penulis, penelitian ini lebih membuka wawasan dan

pengetahuan baru bagi Peneliti terhadap penerapan teori-teori komunikasi

dalam memecahkan masalah yang ada pada objek penelitian yang

berhubungan dengan dunia ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan

17

tentang pengkajian Strategi Promosi PT. PLN Disjaya, sehingga dapat

menunjang kemajuan dalam dunia kerja.

1.6 Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metodologi

Kualitatif. Metode kualitatif adalah metode dimana data diinterpretasikan

melalui analisis pemaknaan. Metode kualitatif tidak tergantung pada analisis

statistik untuk mendukung sebuah interpretasi tetapi lebih mengarahkan peneliti

untuk membuat sebuah pernyataan retoris atau argumen yang amsuk akal

mengenai temuannya (Turner, 2008: 77).

Metode kualitatif juga didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan prilaku yang dapat diamati (Bogdan & Taylor, 1975 dalam buku

J.Moleong (2007:3).

Selain pernyataan di atas, pendekatan ini dipilih penulis berdasarkan 3

(tiga) alasan. Pertama, metode kualitatif bersifat induktif yaitu penelitian ini

bertujuan utnuk mengembangkan teori melalui pengungkapan fakta, sehingga

semua pernyataan yang diucapkan oleh informan merupakan suatu key points

yang penting untuk kemudian di kembangkan oleh penulis. Berbeda dengan

metode kuantitatif yang bersifat deduktif yang tujuan pencarian data hanya untuk

menguji suatu teori,sehingga jawaban dari informan yang tidak sesuai akan

dihilangkan.

18

Kedua, Metode kualitatif bersifat emik, yaitu mementingkan pandangan

subjek yang diteliti baik dari segi alasan, minat, perasaan, dan opini mengenai

sesuatu. Dan hal tersebut tidak diperoleh dalam metode kuantitatif , karena hal

tersebut tidak dapat dianalisa dengan menggunakan metode eksakta.

Ketiga, bahwa metode Kualitatif melibatkan langsung peneliti sebagai

partisipasi observasi, yaitu Peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian

responden untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan. Dengan metode ini Peneliti mendapatkan gambaran yang jelas

tentang permasalahannya dan dapat menemukan solusi dari pemecahan masalah

tersebut. Berbeda dengan metode kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk

pengumpulan datanya yang dampaknya menjadikan peneliti kurang memiliki

gambaran konkret mengenai permasalahan yang ditelitinya karena peneliti tidak

mengetahui alasan jawaban yang diberikan oleh subyeknya.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah in

depth-interview dan observasi. In depth interview yaitu suatu teknik metode

penelitian dimana seorang responden atau kelompok responden

mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara

bebas. Penulis melakukan In depth interview secara langsung kepada obyek

( PT. PLN (Perrsero) Distribusi Jakarta dan Tangerang) dan subyek penelitian

(pelanggan PLN). Di dalam observasi, peneliti melakuan pengamatan secara

langsung terhadap cara kerja Humas PLN yang bekerja sama dengan bidang

Niaga dalam melakukan promosi kepada pelanggan dalam mendukung brand

awareness Listrik Pintar.

19

1.7 Sistematika Penulisan

Sebagai usaha untuk memperkuat penelitian ini, maka penulis mengajukan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Di dalam Bab I Pendahuluan, diuraikan latar belakang mengenai

informasi yang terkait langsung dengan obyek penelitian seperti sejarah obyek

penelitian, dan alasan penulis memilih obyek penelitian tersebut. Kemudian

diuraikan pula ruang lingkup sebagai pembatasan masalah yang difokuskan oleh

penulis agar sesuai dengan konteksnya, Tujuan dan Manfaat penelitian, serta

Metodologi penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori, bab ini menjelaskan beberapa teori-teori yang

memiliki korelasi dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori tersebut terbagi

menjadi dua bagian, yaitu teori umum dan teori khusus. Teori umum merupakan

teori yang dijadikan landasan dasar yang terkait dengan rumusan masalah,

sedangkan Teori Khusus merupakan teori yang digunakan sebagai solusi suatu

masalah.

Bab III Obyek Penelitian, bab ini membahas garis besar kerangka analisis

obyek yang diteliti. Yang menekankan pada inti permasalahan yang ada pada

obyek yang diteliti. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab dengan judul, uraian,

dan alat bantu (diagram, chart,block schema) sesuai dengan masalah yang

dibahas.

Bab IV Hasil Penelitian, bab ini akan menguraikan secara garis besar

kerangka skripsi yang merupakan jawaban atau solusi dari permasalahan di

20

dalam obyek penelitian, yang menekankan pada pemecahan masalah yang ada

pada obyek yang diteliti.

Dan untuk Bab V Kesimpulan & Saran, sebagai bab terakhir dalam

skripsi ini, terdapat dua sub bab, yaitu Kesimpulan dan Saran. Dalam Sub Bab

Kesimpulan berisi garis besar simpulan yang akan diambil dari inti penelitian

dan hasil penelitian berupa informasi kualitatif. Sedangkan sub bab Saran

berisikan suatu solusi alternatif yang diajukan penulis sebagai pertimbangan

dalam penyelesaian terhadap masalah yang timbul dalam mengimplementasikan

strategi promosi yang lebih baik.