27

Click here to load reader

journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

  • Upload
    ngocong

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

INCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND

PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010 PERIOD AT Dr

SOETOMO HOSPITAL

H.Budiono1,Soetojo1

Department of Urology, Dr. Soetomo Hospital, Airlangga School of Medicine

Abstract : Bladder stone case in adults is approximately 5% of the population and mainly

suffered by men. Composition of bladder stones consist of: struvit, ammonium, uric acid and

calcium oxalate. On large bladder stone often leads to obstructive and irritating reactions which

predisposes to malignancy.

Objectives: To review the incidence of bladder stones with stone analysis, pathology and the

relationship with malignancy are statistically tested at the Dr.Soetomo Hospital from January

2006 until December 2010.

Methods: A retrospective study on patients with a history of bladder stone (which have

pathology result stone analysis ) at the dr Soetomo Hospital Surabaya from January 2006 to

December 2010.

Results: There were 59 patients with a history of bladder stones, composed of 50 men and 9

women (all of them more than 3 cm and performed vesicolitotomy). Analysis results of mostly

stone-containing Ca Oxalate 87%. Average diameter of bladder stones was 7.2 cm. Mean

diameter of stones that give rise to malignancy was 5.4 cm. The incidence of bladder stones are

accompanied by malignancy was 27.3% of the bladder stone incidence. Bivariate correlation

analysis with Pearson and Spearman test to analyze the relationship bladder stone with

carcinoma do describe the value of the correlation coefficient of 0.590 with the sig (0000) <α,

which means the relationship between the two variables is significant. Bivariate correlation

analysis with Pearson and Spearman test to analyze the relationship with bladder stones cell

carcinoma Squamousa done with the results of a correlation coefficient of 0.34 with the sig

(0000) <α, which means the relationship between the two variables is significant

Conclusion : Bladder stones (large size and contain Ca Oxalat) were statistically associated

with the incidence of Bladder Squamous Cell Carcinoma especially Squamous Cell Carcinoma

Keywords: Incidence,Bladder stone, Stone Analysis,Pathology

Page 2: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Abstrak : Kasus batu buli-buli pada orang dewasa sekitar 5% dan terutama diderita oleh pria.

Komposisi batu buli-buli terdiri dari : batu infeksi (struvit), ammonium, asam urat, dan kalsium

oksalat. Pada batu buli dengan ukuran besar sering menimbulkan reaksi obstruktif dan iritatif

yang merupakan predisposisi terjadinya keganasan.

Objektif : Untuk mengetahui insidens batu buli-buli besar dengan jenis analisa batu, patologi

anatominya dan adakah hubungan dengan keganasan diuji secara statistik di Rumah Sakit

Dr.Soetomo dari bulan Januari 2006 sampai Desember 2010.

Metode : Penelitian retrospektif yang diambil pada semua penderita dengan riwayat batu buli

yang ada hasil Patologi Anatomi dan Analisa Batu di RSUD dr Soetomo Surabaya sejak Januari

2006 sampai Desember 2010.

Hasil : Terdapat 59 penderita dengan riwayat batu buli-buli yang ada hasil PA nya, (semuanya

berukuran lebih 3 cm dan dilakukan vesikolitotomi) terdiri dari 50 laki-laki dan 9 wanita. Hasil

Analisa Batu sebagian besar mengandung Ca Oksalat 87%. Diameter rata-rata batu buli-buli

adalah 7,2 cm. Diameter rata-rata batu yang menimbulkan keganasan adalah 5,4 cm. Insidens

Batu Buli-buli yang disertai keganasan adalah 27,3 % dari batu buli-buli. Analisis Korelasi Bivariate

dengan Uji Pearson dan Spearman untuk menganalisis Hubungan Batu Buli-buli dengan Karsinoma Buli-

buli dilakukan memaparkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,590 dengan nilai sig (0.000)<α, yang berarti

hubungan kedua variabel adalah signifikan. Analisis Korelasi Bivariate dengan Uji Pearson dan Spearman

untuk menganalisis Hubungan Batu Buli-buli dengan Karsinoma Sel Squamousa dilakukan dengan hasil

nilai koefisien korelasi sebesar 0,34 dengan nilai sig (0.000)<α, yang berarti hubungan kedua variabel

adalah signifikan

Kesimpulan : Batu Buli-Buli dengan ukuran besar dan mengandung Ca Oxalat berhubungan

secara statistik dengan kejadian Karsinoma Buli-Buli khususnya Karsinoma Sel Skuamousa.

Kata kunci : Insidens, Batu Buli-Buli, Analisa Batu,Patologi.

PENDAHULUAN

Kasus batu buli-buli pada orang dewasa

sekitar 5% dan terutama diderita oleh pria.

Beberapa faktor risiko terjadinya batu buli-buli

: obstruksi infravesika, neurogenic bladder,

infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria),

adanya benda asing, dan divertikel buli-buli.

Batu buli-buli sering ditemukan secara

tidak sengaja pada penderita dengan gejala

obstruktif dan iritatif saat berkemih. Tidak

jarang penderita datang dengan keluhan

Page 3: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

disuria, nyeri suprapubik, hematuria dan buang

air kecil berhenti tiba-tiba. Pada umumnya

komposisi batu buli-buli terdiri dari : batu

infeksi (struvit), ammonium, asam urat, dan

kalsium oksalat.(1)

Pada batu buli-buli yang besar seringkali

disertai karsinoma buli-buli. Jenis karsinoma

buli-buli yang terbanyak adalah Karsinoma Sel

Transitional, sekitar 92%. Jenis yang lain

adalah Karsinoma Sel Squamousa 7% dan 1-

2% Karsinoma Sel Adenoma. Karsinoma Sel

Squamousa walaupun jumlahnya kecil tetapi

penanganannya jauh lebih susah, perlu operasi

yang radikal.(2)

Karsinoma buli-buli merupakan salah satu

karsinoma yang berkaitan dengan keadaan

lingkungan, dimana beberapa keadaan di

lingkungan penderita merupakan faktor resiko

untuk terjadinya karsinoma buli-buli. Faktor

resiko tersebut telah banyak diteliti dan yang

telah terbukti mempunyai hubungan positif

untuk terjadinya karsinoma buli-buli adalah

asap rokok, bahan pewarna, golongan

aromatik amin (benzidine, napthylamine)

alkohol, bahan pemanis buatan seperti

saccharin dan cyclamates, infeksi dan iritasi

kronis.(3,4)

Insiden Karsinoma Sel Squamousa di

dunia berbeda-beda, 1% di Inggris, 3-7% di

Amerika Serikat, dan 75% di sepanjang sungai

Nil Mesir dimana 80% nya terjadi akibat

infeksi kronis schistosoma haemotobium.(5)

Karsinoma Sel Squamousa ini terjadi selain

karena infeksi schistosoma haemotobium juga

dapat terjadi karena iritasi kronis batu buli-

buli, pemasangan kateter yang lama, infeksi

kronis buli-buli serta divertikel buli-buli.(6)

Mekanisme karsinogenesis oleh karena

pengaruh batu buli-buli pada sel mukosa buli-

buli belum jelas. Telah diketahui bahwa proses

iritasi yang berkepanjangan menyebabkan

proses inflamasi yang kronis yang merupakan

awal pencetus timbulnya suatu keganasan,

dalam hal ini iritasi dari batu buli-buli

terhadap mukosa buli-buli. Iritasi kronis dari

batu buli-buli merupakan faktor yang berperan

untuk timbulnya suatu keganasan karena batu

buli-buli yang dibiarkan berlama-lama di

dalam buli-buli akan menyebabkan suatu

displasia dan dapat berkembang menjadi

keganasan.(7,8,9,10) Pada penelitian dengan tikus

Wistar yang diberikan batu pada buli-buli

terjadi perubahan mukosa buli-buli menjadi

TCC.(11) Hal ini disebabkan karena proses

inflamasi kronis menimbulkan lingkungan

mikro penting yang mensupport pertumbuhan

tumor pada proses neoplasma. Komponen

penting yang menghubungkan adalah sitokin

yang diproduksi oleh imunitas seluler yang

menstimulasi pertumbuhan tumor dan

progresinya. Selain itu, mediator yang

dihasilkan sel kanker dapat menarik dan

Page 4: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

mengaktivasi sel kanker, yang akhirnya

menstimulasi progresi tumor. Sebaliknya, sel

radang juga memproduksi sitokin yang dapat

membatasi pertumbuhan tumor. (12)

Fungsi sistem imun adalah fungsi

protektif yaitu dengan mengenal dan

menghancurkan sel-sel abnormal sebelum

berkembang menjadi tumor atau

membunuhnya kalau tumor itu sudah tumbuh.

Peran sistem imun ini disebut immune

surveillance .(13) Sel limfosit T adalah salah

satu sitokin yang berperan sentral pada

pembentukan respon imun yang efektif pada

tumor. Pada banyak penelitian terbukti bahwa

sebagian besar sel efektor yang berperan

dalam mekanisme anti-tumor adalah sel T

CD8+, yang secara fenotip dan fungsional

identik dengan Cytotoxic T Lymphosite (CTL)

yang berperan dalam pembunuhan sel yang

terinfeksi virus atau sel alogenik. CTL dapat

melakukan fungsi surveillance dengan

mengenal dan membunuh sel-sel potensial

ganas yang mengekspresikan peptida yang

berasal dari protein seluler mutan atau protein

virus onkogenik yang dipresentasikan oleh

molekul MHC kelas I. Limfosit T yang

menginfiltrasi jaringan tumor (tumor

infiltrating lymphocytes = TIL) juga

mengandung sel CTL yang memiliki

kemampuan melisiskan sel tumor. Walaupun

respons CTL mungkin tidak efektif untuk

menghancurkan tumor, peningkatan respons

CTL merupakan cara pendekatan terapi

antitumor yang menjanjikan di masa

mendatang.(13) Lebih dari itu, delesi in-vivo

menggunakan antibody CD8+ akan

mengeliminasi aktivitas antitumor yang secara

normal diinduksi oleh berbagai jenis

imunoterapi.(9)

Protein onkogenik yang mempunyai peran

dalam timbulnya karsinoma buli-buli salah

satunya adalah p53 mutan. Gen p53

merupakan gen tumor supresor yang berperan

dalam mencegah timbulnya suatu keganasan.

Peran p53 yang begitu besar di dalam tubuh

sebagai gen tumor supresor dan lebih spesifik

lagi sebagai regulator siklus sel. Mutasi pada

gen p53 menghasilkan protein onkogenik yang

dinamakan p53 mutan, sehingga p53 yang

mengalami mutasi malah bekerja sebaliknya

yaitu merangsang pembelahan sel yang

mengalami perubahan genetik menuju

keganasan. Protein onkogenik p53 mutan

tersebut merupakan protein intraseluler dan

diproses kemudian ditampilkan ke permukaan

sel tumor bersama molekul MHC kelas I,

sehingga seharusnya dapat merangsang

respons imun. Banyak penelitian membuktikan

bahwa CD4+ dan CD8+ dapat memberikan

respons terhadap onkoprotein-onkoprotein

tersebut, termasuk di antaranya onkoprotein

ras, p53 dan p210 ( Abbas, Lichtman et al.

Page 5: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

2007).13 Deteksi dini dari p53 mutan

merupakan suatu marker dari timbulnya

karsinoma buli-buli dan ekspresi p53 yang

berlebihan menentukan prognostik karsinoma

buli-buli. (14,15,16)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di RS

Dr.Soetomo pada bulan Mei 2011 selama

kurang lebih 3 bulan. Penelitian ini

merupakan penelitian secara retrospektif

deskriptif dan analitik. Sampel pada penelitian

ini adalah semua pasien dengan Batu Buli-buli

Karsinoma Buli-Buli, serta Batu Buli-Buli

dengan Karsinoma Buli-Buli yang sudah ada

hasil Patologi Anatominya di RS Dr.Soetomo

dari bulan Januari 2006 sampai Desember

2010. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara mendata pasien-pasien dengan batu buli-

buli yang disertai karsinoma buli-buli di RS

Dr.Soetomo dari bulan Januari 2006 sampai

Desember 2010. Kemudian didata penderita

karsinoma buli-buli yang tanpa dan yang

disertai batu buli-buli, Kemudian didata pasien

dengan batu buli-buli yang dilakukan biopsi

buli-buli. Masing-masing dicatat identitas

pasien, hasil patologi anatomi, ukuran batu dan

hasil analisa batu, dari catatan rekam

mediknya di bagian Rekam Medik RS

Dr.Soetomo. Kemudian dihitung ratio

prevalensi batu buli-buli yang disertai

keganasan. Untuk menganalisis hubungan batu

buli-buli dengan Karsinoma Buli-buli dan

Karsinoma Sel Squamousa dilakukan Analisis

Korelasi Bivariate dengan Uji Pearson dan

Spearman. Data penelitian yang diperoleh

akan dianalisa secara deskriptif dan analitik.

Setelah itu hasil analisa data akan disajikan

dalam bentuk tabel dan naratif. Kemudian

dihitung ratio prevalens batu buli-buli yang

disertai keganasan serta. Analisis Korelasi

Bivariate dengan Uji Pearson dan Spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama periode Januari 2006 sampai

Desember 2010 di RS Dr.Soetomo Surabaya

didapatkan 59 pasien Batu Buli-Buli yang ada

hasil PA dan Analisa Batu, dimana 15 pasien

diantaranya disertai Karsinoma Buli-Buli.

Sedangkan untuk pasien dengan Karsinoma

Buli-Buli selama periode Januari 2006 sampai

Desember 2010 adalah 118 pasien. Insidens

Batu Buli-buli yang disertai keganasan adalah

27,3 % dari Batu Buli-buli besar Insidens Batu

Buli-Buli yang disertai keganasan adalah 12,7

% dari Karsinoma Buli-buli.

Dari 15 pasien tersebut, 10 pasien dengan

hasil PA Karsinoma Sel Squamousa. 1 pasien

dengan hasil PA Karsinoma Sel Adenoma, dan

sisanya 4 pasien dengan hasil PA Karsinoma

Sel Transitional..

Tabel 1a. Karakteristik Pasien Batu Buli-

Buli di RS Dr.Soetomo Surabaya Periode

Januari 2006 sampai Desember 2010

Page 6: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Karakteristik Jumlah

Persentase

Jumlah pasien TotalLaki-lakiPerempuan

59509

100%84.8%15.2%

Kelompok umur < 30 tahun31-40 tahun41-50 tahun51-60 tahun61-70 tahun>70 tahun

965171111

15.2%10.2%8.4%28.8%18.7%18.7%

Jenis Analisa BatuKalsium OksalatMagnesium Amonium FosfatTri-Kalsium Fosfat

5153

87%8%5%

Jenis Patologi AnatomiNormalPapilomaKeradanganKarsinoma Sel TransisionalKarsinoma Sel SquamousaKarsinoma Sel Adenoma

159204101

25.4%15.2%33.9%6.8%16,9%1.8%

Tabel 1b. Karakteristik Pasien Batu Buli-

Buli yang disertai Karsinoma Buli-Buli di

RS Dr.Soetomo Surabaya Periode Januari

2006 sampai Desember 2010Karakteristik Jumlah Persentas

eJumlah pasien TotalLaki-lakiPerempuan

15132

100%87%13%

Kelompok umur31-40 tahun41-50 tahun51-60 tahun61-70 tahun

4461

26.7%26.7%40%6.6%

Jenis Analisa BatuKalsium OksalatMagnesium Amonium FosfatTri-Kalsium Fosfat

1221

80%13%7%

Jenis Patologi Anatomi

Karsinoma Sel TransisionalKarsinoma Sel SquamousaKarsinoma Sel Adenoma

4101

53%40%1%

Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis

Kelamin

Dari 15 pasien dengan Batu Buli-Buli

dengan Karsinoma Buli-Buli selama periode

Januari 2006 sampai Desember 2010, dimana

jumlah pasien laki-laki 13 orang lebih banyak

daripada perempuan 2 orang. Jumlah pasien

Batu Buli-Buli dalam 5 tahun adalah 59, 54

laki laki sedangkan perempuan 5 orang.

Sedangkan untuk pasien dengan

Karsinoma Buli-Buli selama periode Januari

2006 sampai Desember 2010 adalah 118

pasien, dimana jumlah pasien laki-laki lebih

banyak daripada perempuan. Jumlah pasien

laki-laki 103 orang, sedangkan perempuan 15

orang.

Karsinoma Buli-Buli ini 2-3 kali lebih

sering menyerang pria daripada wanita.

Berdasarkan jenis kelamin, pada laki-laki

merupakan jenis keganasan terbanyak nomor 4

setelah karsinoma prostat, paru dan kolorektal,

dengan angka kejadian sekitar 6,6% dari

seluruh keganasan. Sedangkan pada wanita,

merupakan keganasan terbanyak nomor 9

dengan angka kejadian sekitar 2,4% dari

seluruh keganasan. Tercatat sekitar 7% kasus

Page 7: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

baru pertahun yang dijumpai pada laki-laki,

dan sekitar 2% kasus baru yang dijumpai pada

wanita. .(6,17)

Karakteristik Pasien Berdasarkan

Kelompok Umur

Ditribusi umur pasien Batu Buli-buli

dengan Karsinoma Buli-buli di RS dr.Soetomo

Surabaya periode Januari 2006 sampai

Desember 2010 paling muda berumur 31 tahun

dan paling tua berumur 61 tahun. Terbanyak

pada rentang umur 31-50 tahun yaitu sebanyak

8 pasien dan paling sedikit pada rentang umur

61-70 tahun, yaitu hanya ada 1 orang.

Ditribusi umur pasien Batu Buli-Buli

dengan Karsinoma Buli-Buli di RS

dr.Soetomo Surabaya periode Januari 2006

sampai Desember 2010 paling muda berumur

25 tahun dan paling tua berumur 87 tahun.

Terbanyak pada rentang umur 51-60 tahun

yaitu sebanyak 41 pasien dan paling sedikit

pada rentang umur 21-30 tahun, yaitu hanya

ada 2 orang.

Rata-rata usia penderita saat terdiagnosis

karsinoma buli-buli berkisar antara 65-70

tahun, dengan perincian 75% diantaranya

merupakan karsinoma buli-buli yang masih

terlokalisir atau terbatas pada buli-buli, dan

25% penderita telah mengalami penyebaran

tumor, baik metastase limfonodi regional

maupun metastase jauh.

Rata – rata umur pada pasien dengan

Karsinoma Sel Squamousa adalah 51,7 tahun.

Sedangkan pada Karsinoma Sel Transisional

rata-rata umurnya 58,7 tahun. Predileksi usia

rata-rata pasien Karsinoma Sel Squamousa 10-

20 tahun lebih muda dari penderita Karsinoma

Sel Transisional. .(6,17)

Page 8: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Karakteristik Pasien Berdasarkan Hasil

Patologi Anatomi

Selama periode Januari 2006 sampai

Desember 2010 di RS Dr.Soetomo Surabaya

didapatkan 15 pasien Batu Buli-buli dengan

Karsinoma Buli-Buli. Dari 15 pasien tersebut,

10 pasien dengan hasil PA Karsinoma Sel

Squamousa. 1 pasien dengan hasil PA

Karsinoma Sel Adenoma, dan sisanya 4 pasien

dengan hasil PA Karsinoma Sel Transitional.

Dari periode 5 tahun tersebut di Rumah

Sakit dr Soetomo terdapat 51 kasus Batu Buli-

Buli besar yang sudah dilakukan biopsi dan

ada hasil patologinya. Dari 51 kasus tersebut

15 dengan hasil patologinya keganasan baik

Karsinoma Sel Transitional, Karsinoma Sel

Adenoma, maupun Karsinoma Sel Squamousa.

Sedangkan untuk keseluruhan kasus

Karsinoma Buli-Buli periode Januari 2006

sampai Desember 2010 di RS Dr.Soetomo

Surabaya didapatkan 118 pasien dengan

Karsinoma Buli-Buli. Dari 118 pasien

tersebut, 12 pasien (10,2%) dengan hasil PA

Karsinoma Sel Squamousa, 8 pasien (6,8%)

dengan hasil PA Karsinoma Sel Adenoma, dan

sisanya 98 pasien (83%) dengan hasil PA

Karsinoma Sel Transitional.

Lebih dari 90% tumor buli-buli adalah

tumor ganas urotelial, termasuk disini adalah

karsinoma sel transisional (>90%), karsinoma

sel skuamous (bervariasi 1-7%) dan

adenokarsinoma (1-2%). Sisanya kurang dari

1% merupakan tumor ganas non-urotelial dan

1-5% adalah tumor non epithelial. (6,17,18,19)

Page 9: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Karakteristik Pasien Berdasarkan Hasil

Analisa Batu

Dari 59 pasien batu buli-buli periode

Januari 2006 sampai Desember 2010 yang

sebagian besar komponennya Kalsium Oksalat

adalah 56 0rang, Magnesium Amonium Fosfat

2 orang, dan Tri-Kalsium Fosfat 1 orang.

Sedangkan dari 15 pasien batu buli-buli yang

disertai keganasan sebagian besar

komponennya adalah batu Kalsium Oksalat

yaitu 12 orang atau sebesar 80%. Sedangkan 2

orang dengan komponen terbesar batu adalah

adalah Magnesium Amonium Fosfat dan 1

orang dengan komponen terbesar batunya

adalah Tri-Kalsium Fosfat.

Grafik 4 : Karakteristik Pasien

Berdasarkan Hasil Analisa Batu

Grafik 4b : Karakteristik Pasien

Berdasarkan Hasil Analisa Batu

Batu kalsium baik yang berikatan dengan

oksalat maupun fosfat merupakan jenis batu

yang paling banyak ditemukan, angka

kejadiannya berkisar antara 80 – 85 % dari

Page 10: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

seluruh kejadian batu buli-buli. Mekanisme

karsinogenesis oleh karena pengaruh batu buli-

buli pada sel mukosa buli-buli belum jelas.

Secara teori immunologi tumor, karsinoma

buli-buli dapat terjadi sebagai akibat dari

iritasi mekanis oleh massa batu atau oleh

iritant dari substansi batu yaitu kalsium

oksalat.(22)

Karakteristik Pasien Berdasarkan Ukuran

Batu

Dari 59 pasien batu buli-buli mempunyai

rata-rata diameter terbesar 7,2 cm. Dari 15

pasien batu buli-buli yang disertai karsinoma,

mempunyai rata-rata diameter terbesar 5,4 cm.

Pada batu buli-buli yang besar seringkali

disertai terjadinya karsinoma buli-buli. Iritasi

kronis memicu perubahan pada sistem

membran sel mukosa buli-buli. bila tejadi

penurunan aktivitas makrofag, maka tidak

terjadi peningkatan aktivitas CTL dan NK-

cell, akhirnya sel mukosa buli-buli yang

abnormal tersebut akan berkembang menjadi

ganas.(22)

Hubungan Batu Buli-Buli dengan

Keganasan ( Karsinoma Buli-Buli )

Dari data yang diperoleh selama periode

Januari 2006 sampai Desember 2010,

didapatkan 118 pasien dengan Karsinoma

Buli-Buli, Dari 118 pasien tersebut 15 pasien

mempunyai batu buli-buli. Jumlah pasien Batu

Buli-Buli besar dalam 5 tahun tersebut adalah

59 orang.

Untuk menganalisis Hubungan Batu Buli-

Buli dengan Karsinoma Buli-Buli dilakukan

Analisis Korelasi Bivariate dengan Uji

Pearson dan Spearman. Tabel Pearson

Correlations memaparkan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,590 antara Variabel Batu

Buli-Buli dengan Variabel Karsinoma Buli-

Buli. Nilai sig (0.000)<α, maka H0 ditolak.

Jadi hubungan kedua variabel adalah

signifikan.

Page 11: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Correlations

Batu

buli-buliKeganasan

Batubuli-buli Pearson

Correlation 1 -,590**

Sig. (2-tailed) - ,000

N 180 180

Keganasan Pearson

Correlation -,590** 1

Sig. (2-tailed) ,000 -

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel Spearman Correlation menghasilkan

koefisien korelasi (0,590) yang mendekati

Pearson. Jadi hubungan kedua variabel adalah

signifikan.

Correlations

Batubul

i-buli

Keganasa

n

Spear

man's

rho

Batubuli-

buli

Correlation

Coefficient

1,000 -,590**

Sig.(2tailed) . ,000

N 180 180

Keganasa

n

Correlation

Coefficient

-,590** 1,000

Sig.(2tailed) ,000 .

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hubungan Batu Buli-Buli dengan

Karsinoma Sel Squamousa

Selama periode Januari 2006 sampai

Desember 2010 di RS Dr.Soetomo Surabaya

didapatkan 15 pasien Batu Buli-buli dengan

Karsinoma Buli-Buli. Dari 15 pasien tersebut,

10 pasien dengan hasil PA Karsinoma Sel

Squamousa. 1 pasien dengan hasil PA

Karsinoma Sel Adenoma, dan sisanya 4 pasien

dengan hasil PA Karsinoma Sel Transitional.

Untuk menganalisis Hubungan Batu Buli-

Buli dengan Karsinoma Sel Squamousa

dilakukan Analisis Korelasi Bivariate dengan

Page 12: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Uji Pearson dan Spearman. Tabel Pearson

Correlations memaparkan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,347 antara Variabel Batu

Buli-buli dengan Variabel Karsinoma Buli-

buli. Nilai sig (0.000)<α, maka H0 ditolak.

Jadi hubungan kedua variabel adalah

signifikan

Correlations

Batubuli-buli

KarsinomaSelSqu

amousa

Batubuli-buli Pearson Correlation

1 ,347**

Sig. (2-tailed)

,000

N 180 180

KarsinomaSelSqu

amousa

Pearson Correlation

,347** 1

Sig. (2-tailed)

,000

N 180 180**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel Spearman Correlation menghasilkan

koefisien korelasi (0,590) yang mendekati

Pearson. Jadi hubungan kedua variabel

adalah signifikan.

Correlations

Control Variables Bat

u

Buli

-

buli

KarsinomaSelSquamousa

Kegana

san

Batubuli-buli Correlation

1,0

00

,567

Significance (2-tailed)

. ,000

df 0 177

KarsinomaSelSqu

amousa

Correlation

,567

1,000

Significance (2-tailed)

,000

.

df 177 0

Batu Buli-buli tidak berhubungan dengan

Karsinoma Sel Adenoma

Selama periode Januari 2006 sampai

Desember 2010 di RS Dr.Soetomo Surabaya

didapatkan 15 pasien Batu Buli-buli dengan

Karsinoma Buli-buli. Dari 15 pasien tersebut,

1 pasien dengan hasil PA Karsinoma Sel

Adenoma.

Page 13: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Untuk menganalisis Hubungan Batu Buli-

Buli dengan Karsinoma Sel Adenoma

dilakukan Analisis Korelasi Bivariate dengan

Uji Pearson dan Spearman. Tabel Pearson

Correlations memaparkan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,107 antara Variabel Batu

Buli-buli dengan Variabel Karsinoma Sel

Adenoma. Nilai sig (0.153)>α, maka H0

diterima. Jadi hubungan kedua variabel adalah

tidak signifikan.

Correlations

Batub

uli-buli

KarsinomaSelAd

enoma

Batubuli-buli Pearso

n

Correlat

ion

1 ,107

Sig. (2-

tailed)

,153

N 180 180

KarsinomaSelAd

enoma

Pearso

n

Correlat

ion

,107 1

Sig. (2-

tailed)

,153

N 180 180

Tabel Spearman Correlation menghasilkan

koefisien korelasi (0,590) yang mendekati

Pearson. Jadi hubungan kedua variabel adalah

tidak signifikan.

Page 14: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Correlations

Bat

u

buli-

buli

Karsino

ma

Sel

Adenom

a

Spearma

n's rho

Batubuli-buli Correlati

on

Coeffici

ent

1,00

0

,107

Sig. (2-

tailed)

. ,153

N 180 180

KarsinomaSelAde

noma

Correlati

on

Coeffici

ent

,107 1,000

Sig. (2-

tailed)

,153 .

N 180 180

KESIMPULAN

1. Insidens Batu Buli-Buli yang disertai

keganasan di RS dr Soetomo dari tahun

2006-2010 adalah 12,7 % dari jumlah

karsinoma buli-buli, atau 27,3 % dari

jumlah kasus batu buli-buli besar.

2. Sebagian besar penderita karsinoma buli-

buli di RS dr Soetomo adalah Karsinoma

Sel Transisional. Di RS dr Sotomo

prevalensinya 83%, dibandingkan literature

90%.

3. Sedangkan untuk Karsinoma Sel

Squamousa di RS dr Soetomo,

prevalensinya 10,2%, dibandingkan

literature 7%.

4. Sebagian besar penderita karsinoma buli-

buli di RS dr Soetomo adalah laki-laki,

umur yang paling banyak pada rentang usia

51-60 tahun.

5. Sebagian besar hasil analisa batu buli-buli

dengan keganasan di RS dr Soetomo adalah

kalsium oksalat.

6. Rata-rata diameter terbesar batu buli-buli

yang ditemukan keganasan adalah 5,4 cm

sesuai dengan literatur pada batu buli-buli

yang besar seringkali disertai terjadinya

karsinoma buli-buli. Iritasi kronis memicu

perubahan pada sistem membran sel

mukosa buli-buli.

Page 15: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

7. Analisis Korelasi Bivariate dengan Uji

Pearson dan Spearman untuk menganalisis

Hubungan Batu Buli-buli dengan

Karsinoma Buli-buli dilakukan

memaparkan nilai koefisien korelasi sebesar

0,590 dengan nilai sig (0.000)<α, yang

berarti hubungan kedua variabel adalah

signifikan

8. Analisis Korelasi Bivariate dengan Uji

Pearson dan Spearman untuk menganalisis

Hubungan Batu Buli-buli dengan

Karsinoma Sel Squamousa dilakukan

memaparkan nilai koefisien korelasi sebesar

0,34 dengan nilai sig (0.000)<α, yang

berarti hubungan kedua variabel adalah

signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Schwartz BF, Stoller ML.: The Vesical

calculus. Urology Clinic North America:

2000;27(2):333-346.

2. Narayan P. Immunology of Genitourinary

Tumors in General Urology Smith ed 12.

Lange Medical Publications:1988. p 319.

3. Nascimento CM, Draeger BK, Zeegers

MP, Steineck G, Kogevinas M, Real FX et

al, Epidemiology of Urinary Bladder

Cancer : From Tumor Development to

Patients Death, World Journal of

Urology:2007 p 285-295.

4. Jhamb M, lin J, Ballow J, Kamat A,

Grossman HB. Urinary Tract Diseases and

Bladder Cancer Risk : a case-control

study. Cancer Causes Control 18: 2007.

p839-845.

5. Pierle MS, Lotan Y, 2007, Urinary

Lithiasis : Etiology, Epidemiology, and

Pathogenesis, in Campbell Urology, 9th

ed:2007. p. 1363-1430.

6. Messing EM. Urothelial Tumor of the

Bladder. In: Wein AJ, Kavoussi LR,

Novick AC, Partin AW, Peters CA (eds).

Cambell-Walsh Urology. 9th ed.

Philadelphia: Sounders Elsevier;

2007.p2407-2446.

7. Wein, A.J., Messing, E.M., 2007,

Urothelial Tumor of The Bladder, In : The

Campbell-Walsh Urology, 9th ed, WB

Saunders Co, Chapter 75.

8. Schottenfield, D. and J. Beebe-Dimmer

(2006). "Chronic inflamation: A Common

and Important Factor in the Pathogenesis

of Neoplasia." A Cancer Journal for

Clinicians(56): 69-83.

9. Flechner, S. M., J. H. Finke, et al. (2007).

Basic Principles of Immunology.

Campbell-Walsh Urology. M. F.

Page 16: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

Campbell, A. J. Wein, L. R. Kavoussi and

P. C. Walsh. Philadelphia, Saunders

Elsevier: 4 v. (xlii, 3945, cxv p.).

10. Basler, J., C. H. Cantrill, et al. (2009, Nov

17). "Bladder Stones." Retrieved Nov 30,

2009, from

http://emedicine.medscape.com/article/44

0657-overview.

11. Dontas, I. A. and L. Khaldi (2006).

"Urolithiasis and transitional cell

carcinoma of the bladder in a Wistar rat."

J Am Assoc Lab Anim Sci 45(4): 64-7.

12. Lin, W. W. and M. Karin (2007). "A

cytokine-mediated link between innate

immunity, inflammation and cancer." The

Journal of Clinical Investigation 117(5):

1175-82.

13. Abbas, A. K., A. H. Lichtman, et al.

(2007). Cellular and Molecular

Immunology. Philadelphia, Elsevier

Saunder Company. p.401-29.

14. Sidransky, D., A. Von Eschenbach, et al.

(1991). "Identification of p53 gene

mutations in bladder cancers and urine

samples." Science(252): 706.

15. Hartmann, A., G. Schlake, et al. (2002).

"Occurrence of chromosome 9 and p53

alterations in multifocal dysplasia and

carcinoma in situ of human urinary

bladder." Cancer Res(62): 809.

16. Shariat, S. F., H. Tokunaga, et al. (2004).

"p53, p21, pRB, and p16 expression

predict clinical outcome in cystectomy

with bladder " J Clin Oncol 22(6)(Mar

15): 1014-24.

17. Konety BR, Carroll PR .Urothelial

Carcinoma : Cancer of the Bladder, Ureter

and Renal Pelvis.In: Tanagho EA,

McAninch JW (eds). Smith’s General

Urology. 17thed. New York: McGraw-

Hill; 2008. p.308-28.

18. Bernie JE, Schmidt JD. Bladder Cancer.

In: Nachtsheim D. Vademecum

Urological Oncology. Texas: Landes

Bioscience; 2005. p.53-65.

19. Kramer A, Siroky MB. Neoplasma of The

Genitourinary Tract. In: Siroky MB, Oates

RD, Babayan RK (eds). Handbook of

Urology. Diagnosis and Therapy. 3rd ed.

Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins; 2004. p.258-269.

20. Thomas D. Congenital Diseases of the

Upper Urinary Tract. In: Weiss RM,

George NJR, O’Reilly PH.

Comprehensive Urology. London: Mosby:

2001. p191-192.

21. Eble JN, Sauter G, Epstein JI,

Sesterhenn IA (eds). Tumours of The

Urinary System. In: WHO

Classification of Tumours. Pathology

Page 17: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/download-fullpapers-urologi60b0a6608... · Web viewINCIDENCE OF BLADDER STONE REVISED STONE ANALYSIS AND PATHOLOGY JANUARY 2006-DECEMBER 2010

and Genetics of Tumours of The

Urinary System and Male Genital

Organs.Lyon: IARC Press;2002. p.89-

147.

22. Kleinsmith LJ. Identifying The Cause

of Cancer in : Principles of Cancer

Biology,Pearson Education-Benyamin

Cummings Publishing:2006.p.60-79.

23. Tanagho, E. A., J. W. McAninch, et al.

Smith's General Urology. New York,

McGraw-Hill Medical:2008.

24. Steinberg GD, Katz MH,

Sachdeva K, Curti B, Jana BRP.

BladderCancer

.http://emedicine.medscape.com/article

/438262-overview