02_promkes chalid baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

promosi kesehatan

Citation preview

PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.1H.L. Blum menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor lingkungan (environment), faktor perilaku (behaviour), faktor pelayanan kesehatan (health service) dan faktor keturunan (heredity). Di negara berkembang, faktor lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan, karena erat kaitannya dengan penyakit-penyakit infeksi. Sedangkan dinegara maju, derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku.1Faktor perilaku berpengaruh terhadap kesehatan individu dan masyarakat. Untuk mengadakan perubahan perilaku agar masyarakat mampu mengubah gaya hidup atau memahami konsep-konsep hidup sehat, salah satu pendekatan edukatif adalah melalui pendidikan atau promosi kesehatan masyarakat yang bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan, baik kesehatan diri sendiri, keluarga, maupun kesehatan lingkungan.2Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.3WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan inspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.41.2 Tujuan

Tujuan program promosi kesehatan masyarakat adalah:11) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO tujuan promosi kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Promosi KesehatanPromosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).1Promosi kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.3 Promosi kesehatan dapat gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan.5Menurut Green promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.1Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu :11. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan dan sikap seseorang.

2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.

3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan peraturan, surat keputusan.

2.2 Ruang Lingkup

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut:51. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial, yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan)

6. Promosi kesehatan juga mencakup pengorganisasian masyarakat, pengembangan masyarakat, penggerakan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dll.Sedangkan beberapa ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :5a.Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan dikelompok menjadi dua yaitu :5a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan dikelompokkan menjadi:3a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.5a. Promosi Kesehatan.b.Perlindungan khusus (specific protection).c.Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).d.Pembatasan cacat (disability limitation)e.Rehabilitasi (rehabilitation).2.3 Visi dan misi promosi kesehatanPerhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan Visi merupakan sesuatu atau tujuan apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.6Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization).Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut:4 1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.1Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut:11.Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.2.Menjembatani (Mediate)Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan.Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut.Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.3.Kemampuan/Keterampilan (Enable)Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.2.4 Strategi Promosi Kesehatan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986).1Memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu : a) Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);b) Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment); c) Memperkuat gerakan masyarakat (community action); d) Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan e) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services). Konferensi Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta Declaration on Health Promotion, 1997) menjelaskan Promosi Kesehatan abad 21 adalah :7 Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan;

Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;

Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;

Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;

Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

Strategi global Promosi Kesehatan sesuai dengan misi promosi kesehatan:61. Advokasi Kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu dan mendukung terhadap apa yang diinginkan. Sasaran: para pengambil kebutusan / kebijakan di berbagai tingkat dan sektor yang terkait dengan masalah kesehatan (Sasaran tertier). Output : kebijakan / regulasi berupa undang-undang, peraturan, surat keputusan, sumber daya dll. Secara formal : presentasi dan seminar tentang isu atau usulan program. Secara informal: minta dukungan dalam bentuk kebijakan, dana, atau fasilitas.2. Dukungan sosial/ Kemitraan Kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat baik Tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan : agar Tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan dengan masyarakat ( dukungan Tokoh masyarakat ( mensosialisasikan program-program kesehatan ( masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program tersebut. Strategi ( upaya Bina Suasana atau membina suasana yg kondusif terhadap kegiatan kesehatan. Bentuk kegiatan: pelatihan para tokoh masyarkat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat Sasaran : Toma diberbagai tingkat (sasaran sekunder). 3. Pemberdayaan masyarakat Sasaran : masyarakat langsung (sasaran primer) Tujuan: mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (koperasi, pelatihan-pelatihan peningkatan ekonomi keluarga) ( Posyandu, Dana Sehat, Pos Obat Desa, Poskesdes, UKBM lainnya ( Gerakan masyarakat. 2.5 Sasaran promosi kesehatana. Sasaran Primer1Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).b. Sasaran Sekunder1 Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.c. Sasaran Tersier1Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)2.6 Faktor keberhasilan

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar promosi kesehatan dapat mencapai sasaran yaitu 8:

a. Tingkat PendidikanPendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial EkonomiSemakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.

c. Adat IstiadatMasyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan MasyarakatMasyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampain informasi.

e. Ketersediaan Waktu di MasyarakatWaktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam promosi. Sehingga petugas diharapkan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan promosi kesehatan.2.7 Metode promosi kesehatanMetode yang dapat dipergunakan dalam memberikan promosi kesehatan antara lain :61. Metode pendidikan individual (perorangan)

Metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatan ini antara lain :

a. Bimbingan dan promosi

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

b. Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan promosi. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

2. Metode pendidikan kelompok 6a. Kelompok besar

Ceramah

Seminar

b. Kelompok kecil

Diskusi kelompok

Curah pendapat

Bola salju

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulan.

Kelompok-kelompok kecil

Memainkan peran

Permainan simulasi

3. Metode pendidikan massa 6a. Ceramah umum

b. Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio.

c. Simulasi

d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran

e. Billboard, yang dipasang di tempat kegiatan posyandu, spanduk, poster, dan sebagainya

Alat bantu yang dapat dipergunakan dalam memberikan promosi kesehatan antara lain: 8a. Media cetak

1. Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

2. Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.

3. Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak dilipat.

4. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan.

5. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum.

6. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

7. Flif chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku di mana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

b. Media elektronik

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya, antara lain :

1. Televisi

2. Radio

3. Video

4. Slide

5. Film strip

c. Media papan

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.2.8 Perencanaan promosi kesehatanPerencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Dalam membuat perencanaan promosi kesehatan , perencanaan harus terdiri dari masyarakat, Profesional kesehatan dan promotor kesehatan.9perencanaan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis dan berkesinambungan, meliputi proses merumuskan rencana (analisis situasi, penentuan prioritas, perencanaan strategi, perencanaan operasional), dan proses melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan , sampai evaluasi (penilaian).9Dalam melakukan promosi kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan promosi sesuai dengan langkah-langkah dalam promosi kesehatan masyarakat sebagai berikut:9a. Mengkaji kebutuhan dan menetapkan masalah kesehatan masyarakat.

Dalam mengidentifikasi masalah perlu adanya kajian sehingga masalah tersebut sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu kebutuhan perlu dibedakan menjadi 4 yaitu;

1.kebutuhan Normatif, yaitu kebutuhan yang ditetapkan oleh professional2.kebutuhan yang dirasakan, yaitu kebutuhan yang diidentifikasi oleh orang-orang terhadap keinginan mereka.3.Kebutuhan yang dinyatakan, yaitu kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat yang dinyatakan oleh demand/permintaan.4Kebutuhan komparatif yaitu, dengan membandingkan kelompok yang sama, dimana kelompok yang belum mendapat promosi kesehatan ditetapkan sebagai kelompok yang memiliki kebutuhan. b. Menetapkan prioritas masalah promosi kesehatan masyarakat.

Terbatasnya sumber daya dan kemampuan organisasi ,serta kompleksnya permasalahan yang dihadapi, mengharuskan manajer untuk menetapkan prioritas masalah yang perlu dipecahkan.c. Menyusun perencanaan promosi.

Menetapkan tujuan

Tujuan utama promosi kesehatan adalah mencapai:

a. meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat

b. peningkatan perilaku masyarakat

c. peningkatan status kesehatan masyarakat

Penentuan sasaran, apakah sasaran primer, sasaran sekunder, atau sasaran tersier Menyusun materi/isi promosi

Isi harus dibuat sesederhana mungkin, sehingga mudah dipahami kelompok sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat. Memilih metode yang tepat

Banyak metode yang yang digunakan dalam promosi kesehatan diantaranya melalui pendidikan individual/perorangan, ceramah, seminar, yang harus disesuaikan dengan besarnya audiens dan pendidikan formal sasaran. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

Bila mencakup aspek pengetahuan dapat dilakukan melalui penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk, penyebaran lefleat . Bila ingin mencapai aspek sikap, maka dapat dilakukan dengan pemberian contoh konkret yang menggugah emosi, perasaan, sikap sasaran melalui pemutaran film dan video. Bila ingin mencapai kertampilan tertentu, maka pelatihan dan pemberian kesempatan untuk mencoba ketrampilan baru perlu dilakukan. Penentuan kriteria evaluasi.Dalam melakukan evaluasi perlu dijabarkan kapan dilakukan evaluasi, dimana dilakukan evaluasi, kelompok sasaran mana yang akan dievaluasi, dan siapa yang melakukan evaluasi. Menyusun jadwal kegiatanPenjabaran waktu, tempat dan pelaksanaan biasanya disajikan dalam bentuk bagan chart yang disesuaikan dengan ketersediaan waktu pada masyarakat yang menjadi sasaran promosi kesehatan.

Menetapkan anggaran kegiatand. Pelaksanaan promosi.e. Monitoring dan evaluasi hasil promosi.10Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi.Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (out Come Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya. Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa indikator antara lain :1.Ukuran tentang pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan yang meliputi tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan kepercayaan diri.2.Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.3.Ukuran yang mencakup kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang meliputi pernyataan politik, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.4.Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat, salah satunya meliputi kesempatan untuk memperoleh makanan sehat5.Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan pencegahan, akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor sosial budaya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.6.Ukuran Lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan tembakau, alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok usila, dan berbagai penyalahgunaan.7.Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan sosial, pemerataan atau keadilan.8.Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan, kematian dan ketidakmampuan, kompetensi psikososial dan keterampilan diri.9.Ukuran pengembangan kapasitas yang meliputi ukuranAtas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari pendidikan kesehatan adalah : Sebagai pertimbangan untuk pemilihan media pendidikan kesehatan yang efektif, proses pemilihan media perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif dalam mendukung proses pendidikan kesehatan yang memadai, menilai kemampuan seorang petugas dalam memberikan pendidikan kesehatan, untuk menilai atau melihat prosedur penggunaan media yang digunakan, untuk memeriksa apakah proses yang berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan informasi yang berkaitan dengan administrasi, keberadaan dan keberfungsian media harus selalu dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian promosi kesehatan.Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan.Evaluasi Sumatif adalah Evaluasi Akhir, evaluasi terhadap keseluruhan penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang sudah berlangsung.Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan kesehatan adah tiga macam evaluasi yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah SAP sudah sesuai, apakah sudah kontrak waktu dengan warga masyarakat, dsb.Evaluasi Proses, diharapkan sesorang petugas kesehatan mampu memberikan materi pendidikan kesehatan secara benar dan tepat, serta masyarakat kooperatif didalam mengikuti pendidikan kesehatan, evaluasi hasil yaitu penilaian yang dilakukan apakah pendidikan kesehatan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum.f. Tindak lanjut dari promosiTindak lanjut dari promosi kesehatan dilakukan berdasarkan hasil yang dicapai apakah ada perbaikan atau pembaharuan baik dari sistem, metode maupun kerjasama lintas program untuk hasil yang lebih optimal.

BAB IIIPENUTUPPromosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.Promosi Kesehatan berdasarkan ruang lingkupnya memiliki dua aspek penting yaitu:

a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.Sasaran promosi kesehatan terbagi menjadi tiga sesuai dengan misi dari promosi kesehatan dari WHO (World Health Organization) yaitu,

Sasaran Primer : Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui, ana sekolah Sasaran Sekunder : Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama Sasaran Tersier :Sesuai misi advokasi yaitu: Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah.

Pelaksanaan promosi kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode besert alat bantu media yang disesuaikan dengan masalah yang ada pada masyarakat dan sumber daya yang dimiliki oleh institusi kesehatan.DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.2. Anonymous. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. 2008. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/penyuluhan-kesehatan-masyarakat/. Diakses tanggal 9 Februari 20143. Novita, Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika4. World Health Organization. (1998). Health Promotion Glosarry. Geneva: HPR-HEP WHO. 5. Ewles, L., Simnett, I. (1994). Promoting Health : A Practical Guide. Emilia, O (Alih Bahasa). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.6. Liliweri A, Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan,2011,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

7. Departemen Kesehatan RI. (1997). Deklarasi jakarta Tentang Promosi Kesehatan pada Abad 21. Jakarta: PPKM Depkes RI.

8. Anonymous. Penyuluhan Kesehatan Bagi Masyarakat. http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/penyuluhan-kesehatan.htm.Diakses tanggal 9 Februari 2014.9. A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 220-234.10. Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC

PAGE 15