15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dan desain kurikulum merupakan bahan awal yang penting dalam proses pengembangan kurikulum. Bab ini mengkaji mengenai konsep perencanaan dan desain kurikulum, tentang bagaimana pengembang berfungsi sebagai bagian integral dari proses pengembangan kurikulum dan apa ini berarti pengembang kurikulum. Pada kesempatan ini juga membahas sifat dari proses desain dan mempertimbangkan bentuk utama atau jenis desain kurikulum yang biasa ditemukan di sekolah-sekolah dan sistem pendidikan lainnya. Kemudian menyarankan beberapa cara dimana desain kurikulum dapat dibuat dan membahas hal penting dari perencanaan kurikulum. Seseorang yang mengembangkan kurikulum, terlibat di dalam perencanaan serta perancangan dalam penyusunan berbagai hala yang dibutuhkan secara terperinci di dalam kurikulum. Dalam mengembangkan kurikulum tidaklah mungkin tanpa adanya beberapa bentuk desain kurikulum, meskipun beberapa para pengembang kurikulum mengatasi masalah ini secara lebih sistematis dan substansial daripada yang lain. Sementara itu, perencanaan dan desain kurikulum mungkin pada dasarnya bersifat konseptual, sehingga para pengembang kurikulum secara bersama-sama harus menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan desain dan perencanaan kurikulum. Dalam buku yang dijadikan sumber ini berpendapat bahwa konsep pendekatan yang baik untuk proses pengembangan kurikulum adalah dengan penggunaan sumber daya afektif dan akan menunjukkan berapa 1

1 Desain Kurikulum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 Desain Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan dan desain kurikulum merupakan bahan awal yang penting dalam proses

pengembangan kurikulum. Bab ini mengkaji mengenai konsep perencanaan dan desain

kurikulum, tentang bagaimana pengembang berfungsi sebagai bagian integral dari proses

pengembangan kurikulum dan apa ini berarti pengembang kurikulum. Pada kesempatan ini juga

membahas sifat dari proses desain dan mempertimbangkan bentuk utama atau jenis desain

kurikulum yang biasa ditemukan di sekolah-sekolah dan sistem pendidikan lainnya. Kemudian

menyarankan beberapa cara dimana desain kurikulum dapat dibuat dan membahas hal penting

dari perencanaan kurikulum.

Seseorang yang mengembangkan kurikulum, terlibat di dalam perencanaan serta

perancangan dalam penyusunan berbagai hala yang dibutuhkan secara terperinci di dalam

kurikulum. Dalam mengembangkan kurikulum tidaklah mungkin tanpa adanya beberapa bentuk

desain kurikulum, meskipun beberapa para pengembang kurikulum mengatasi masalah ini secara

lebih sistematis dan substansial daripada yang lain. Sementara itu, perencanaan dan desain

kurikulum mungkin pada dasarnya bersifat konseptual, sehingga para pengembang kurikulum

secara bersama-sama harus menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan desain dan

perencanaan kurikulum.

Dalam buku yang dijadikan sumber ini berpendapat bahwa konsep pendekatan yang baik

untuk proses pengembangan kurikulum adalah dengan penggunaan sumber daya afektif dan akan

menunjukkan berapa banyaknya waktu yang akan digunakan untuk perencanaan dan desain

kurikulum. Seperti Karen Zumwalt menyarankan, 'Mengingat pandangan bahwa seorang guru

yang profesional harus memiliki pengetahuan dari beberapa proses perencanaan yang

memungkinkan mereka untuk berpikir tentang kurikulum pelajaran di luar individu (1989, 176).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan desain kurikulum?

2. Bagaimana proses desain pada kurikulum?

3. Apa saja komponen-komponen dalam mendesain kurikulum?

4. Apa saja yang termasuk dalam curriculum design?

1

Page 2: 1 Desain Kurikulum

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan desain kurikulum.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses desain pada kurikulum.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi komponen-komponen dalam mendesain suatu

kurikulum.

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan apa saya yang termasuk dalam

curriculum design.

2

Page 3: 1 Desain Kurikulum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Desain Kurikulum

Elemen desain di dalam kurikulum merupakan hal yang paling penting untuk diterapkan.

Di dalam pengembangan kurikulum, terkadang dilihat sebagai karakteristik yang diinginkan

desain yang baik. Perencanaan kurikulum merupakan hal yang sangat penting, karena di dalam

perencanaan kurikulum mencari konteks yang lebih luas dalam rangka untuk mengatasi

keragaman dan kompleksitas yang diperlukan. (Paul Klohr, Ohio State University).

Terminologi

Dengan adanya perencanaan kurikulum maka merupakan suatu proses dimana

pengembang kurikulum membuat dan mengatur konsep untuk kurikulum yang akan mereka

kembangkan. Hal tersebut, melibatkan analisis di dalam kurikulum dan konteks (apa yang ingin

Anda capai), membuat konsep desain kurikulum (seperti apa yang akan terlihat), mengorganisir

urutan tugas perkembangan (bagaimana menyusun kurikulum) dan mengatur proses pelaksanaan

dan evaluasi. Karena, pada dasarnya perencanaan kurikulum merupakan bagian integral dari

proses pengembangan kurikulum.

Dalam beberapa kasus, perencanaan kurikulum mungkin sebagian besar merupakan

aktivitas mental. Perencanaan kurikulum secara luas dikonseptualisasikan, dibahas dan ditulis.

Dari dasar perencanaan ini, proses pengembangan kurikulum berlanjut dengan penyusunan

kurikulum, biasanya dalam bentuk dokumen. Memang, banyak berbagai model dari proses

pengembangan kurikulum telah dibuat selama lima puluh tahun terakhir sebagai sarana untuk

membantu para pengembang yang terlibat dalam perencanaan kurikulum.

Desain kurikulum mengacu pada susunan unsur-unsur yang terdapat di dalam kurikulum,

dimana unsur-unsur tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam usaha mengembangkan

kurikulum. Desain kurikulum telah didefinisikan dalam berbagai pendapat, dan pada akhirnya

dapat disimpulkan bahwa desain kurikulum sebagai:

1. Tujuan, tujuan dan sasaran

2. Subjek materi atau isi

3. kegiatan belajar

4. evaluasi

3

Page 4: 1 Desain Kurikulum

Kesepakatan, biasanya ada di antara penulis kurikulum yang sementara desain kurikulum

mengacu pada susunan unsur-unsur kurikulum, banyak ditemukan berbagai bentuk desain. Dan

sebagai catatan Gress & Purpel mengenai kurkulum yaitu, 'Satu dapat dibedakan dari yang lain

atas dasar sifat dan organisasi yang unsur-tujuan, isi materi pelajaran, pengalaman belajar,

rencana evaluasi'. (1988-199)

Pada umunya, kurikulum memiliki gambaran mengenai pengaturan konten dan asosiasi

yang diharapkan untuk selanjutnya. Beberapa konten kurikulum disesuaikan dengan prinsip-

prinsip suatu organisasi yang melekat dalam pola kurikulum utama dari desain subjek, desain

disiplin, dan desain pada bidang yang luas.

Namun, seperti yang terlihat dalam definisi di atas, desain kurikulum mengacu pada

keterkaitan antara semua elemen kurikulum. Desain didasarkan pada isi dan lebih dari unsur-

unsur kurikulum lainnya. Terlepas dari pendekatan yang digunakan, desain kurikulum berkaitan

dengan perencanaan dan pengorganisasian merupakan sifat utama dari seluruh kurikulum.

Dengan demikian, itu merupakan tugas yang sangat penting.

2.2 Proses Desain Kurikulum

Dimana proses desain kurikulum akan dimulai? Jika tahap dari model pengembangan

kurikulum dibahas, maka para pengembang akan bekerja bersama-sama untuk mempersiapkan

tahap pengembangan, atau konstruksi kurikulum. Salah satu aplikasi spesifik dan berguna dari

organisasi kurikulum dan konsep kurikulum dapat dilihat dalam desain kurikulum.

Ketika pengembang memulai untuk mengembangkan kurikulum mereka biasanya

memiliki beberapa gagasan tentang desain kurikulum. Beberapa individu (pengembang

individu)berpegang teguh pada gagasan tersebut sebelum memulai pengembangan kurikulum.

Sangat penting bagi pengembang kurikulum akan kesadarannya untuk kelompok yang berbeda

dalam mendesain kurikulum, serta berjuang untuk konsistensi internal dalam desain yang dipilih,

yang pada akhirnya hasilnya akan menjadi sebuah kurikulum yang lebih konsisten dan efektif.

Desain Komponen

Dua prinsip utama yang digunakan dalam organisasi kurikulum adalah dimensi integrasi

horisontal dan vertikal. Ini dibahas secara mendalam, khususnya dalam hal pengaturan konten

(isi). Pada tingkat yang lebih luas, prinsip ini dapat diekstrapolasi untuk memfasilitasi organisasi

dari kurikulum pada umumnya.

Organisasi horisontal, sering disebut sebagai ruang lingkup atau integrasi horisontal, yang

terlibat dengan pengaturan komponen kurikulum pada satu titik dalam waktu. Misalnya, apa

4

Page 5: 1 Desain Kurikulum

hubungan antara kimia, biologi, fisika dan geologi dalam kurikulum ilmu rendah-sekolah

menengah? Berapa banyak masing-masing diperlukan dan bagaimana hal tersebut saling terkait?

Atau, mungkin bertanya mengenai keseimbangan antara mata pelajaran di sekolah dasar dan

berapa banyak masing-masing harus dipelajari pada satu waktu mengingat bahwa keterampilan

dasar membaca dan menulis harus dikuasai?

Komponen kedua dikenal sebagai organisasi vertikal atau integrasi vertikal. Dalam

kurikulum sekolah dasar, misalnya, penekanan dapat ditempatkan pada keterbacaan huruf,

berhitung, pengembangan pribadi dan pertumbuhan sosial di tiga tahun pertama, sedangkan tahun

berikutnya mungkin melihat meningkatnya penekanan matematika, bahasa Inggris, IPA, IPS, dan

subyek yang sama. Organisasi vertikal berisikan mengani pelajaran apa saja yang harus

dimasukkan, berapa banyak yang diperlukan dari waktu ke waktu dan apa yang seharusnya

menjadi keseimbangan antara pelajaran yang berbeda?

Situasi ini, sebagian, telah mengharuskan sejumlah besar pertanyaan ke dalam kurikulum

sekolah, khususnya pada tingkat menengah. Hasilnya telah tersebar dari laporan yang diharapkan

akan mengarah pada kurikulum dengan desain tujuan yang menampilkan tingkat tinggi

konsistensi internal.

2.3 Curriculum Design

Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya para ahli dapat mengklasifikan 4 pendekatan

yang berbeda untuk desain kurikulum. Keempat macam pendekatan itu yaitu: 1) subject-centered

designs; 2) learner-centered designs; 3) problem-centered designs; 4) core designs.

1. Subject-centered Designs

Desain ini berhubungan erat dengan disiplin ilmu yang terkandung dalam proses

pengajaran. Konten adalah landasan untuk memutuskan dimensi horizontal atau vertikal yang

digunakan dalam kurikulum. Konten adalah elemen yang paling berpengaruh dalam sebuah

kurikulum dibanding elemen lainnya. Terdapat tiga klasifikasi dalam pendekatan subject-centered

designs, yaitu: Subject Designs, Academic Disciplines Design, dan

Subject Designs

Titik berat atau yang difokuskan oleh Subject Designs terletak pada akuisisi subjek

pengetahuan dan konten disusun setelah itu, contohnya seperti dalam Matematika dan Sejarah.

Pendekatan subjek desain ini biasanya dipakai di sekolah menegah Australia. Namun, desain ini

5

Page 6: 1 Desain Kurikulum

menuai kritik ekstensif selama bertahun-tahun dikarenakan subjek ini dipelajari terpisah dari yang

lain.

Academic Disciplines Design

Pada desain kurikulum ini, siswa didorong untuk memahami struktur disiplin ilmu

dimana hubungan antara kunci idenya, konsep, dan prinsip diintegrasikan ke dalam kemampuan

dan nilai yang berhubungan dengan disiplin ilmu tersebut.

Broad Fields Design

Secara esensial, desain ini menjawab kelemahan pada desain subjek. Broad Fields Design

mengkombinasikan dua atau lebih subjek ke dalam sebuah bidang studi yang luas dan

terintegrasi. Contohnya yang termasuk ke dalam kelompok bidang studi sosial adalah geografi,

sejarah, ekonomi, sosiologi, politik, antropologi, dsb. Pada awalnya desain ini digunakan di

Autralia. Namun kini pengelompokkan desain kurikulum ini pun dapat kita jumpai di Indonesia

pada jenjang sekolah menengah pertama kelas 7. Beranjak ke kelas 8 dan 9, sudah mulai terdapat

pendalaman dari masing-masing subjek sehingga yang dipelajari bukan lagi ilmu sosial (IPS)

melainkan ekonomi, sejarah, geografi, dll secara terpisah.

2. Learner-Centered Design

Desain ini memfokuskan pada siswa untuk dapat belajar mandiri dan bermakna. Terdapat

dua pendekatan dari desain kurikulum ini, yaitu: 1) Activity/Experience Design; 2) Humanistic

Design.

Activity/Experience Design

Pendekatan ini berdasarkan pada melihat kebutuhan dan minat siswa. Menurut Taba

(1962:401), "seseorang hanya belajar apa yang mereka sudah pernah lakukan".

Humanistic Design

Desain kurikulum ini hampir mirip dengan pendekatan berdasarkan aktivitas atau

pengalaman yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, desain ini menekankan pada sikap

humanistik yang dimiliki masing-masing individu. Desain humanistik memungkinkan pertemuan

dua individu dalam sebuah lingkungan belajar yang kondusif dan suportif.

6

Page 7: 1 Desain Kurikulum

3. Problem-centred Designs

Desain kurikulum ini secara langsung merangsang peserta didik untuk memusatkan

perhatian mereka pada, dan berusaha untuk menyelesaikan masalah hidupnya, baik individu dan

sosial. Desain ini meliputi situasi kehidupan, masalah sosial, keprihatinan terhadap pribadi

pemuda, fungsi sosial dan masalah utama di seluruh dunia seperti perdamaian dan lingkungan.

Thematic Design

Desain tematik didasarkan pada artifisial desain kurikulum lainnya dalam memberikan

pengalaman belajar yang tepat yang mencerminkan apa yang kita alami dalam kehidupan nyata.

Sebuah desain kurikulum disarankan mencerminkan jenis pengalaman yang kita temui dalam

hidup kita agar berguna dan bermakna.

Tema yang signifikan mungkin didasarkan pada studi (interdisipliner di alam) yang

memberikan wawasan ke dalam dunia nyata. Sebagai contoh, sebuah studi tentang tema

lingkungan akan melibatkan siswa dalam biologi, geografi, sejarah, politik, dan bahasa Inggris.

Tema untuk studi mungkin termasuk urbanisasi, perang, polusi, kedamaian, transportasi, pola

hidup sehat, kehidupan keluarga, dan aspek lain dari kehidupan 'nyata' dewasa.

Problem Design

Pendekatan kurikulum berpendapat bahwa peserta didik harus mengalami masalah

substansial kehidupan nyata untuk memahami dunia. Seperti pendekatan tematik, problem-

centred design berpendapat untuk memberikan desain kurikulum yang lebih bermakna dalam

rangka untuk melibatkan peserta didik menganggap bahwa pembelajaran yang mereka hadapi

adalah suatu masalah yang nyata. Namun, penekanan yang berbeda ditempatkan pada konsep

mengidentifikasi, menangani dan menyelesaikan berbagai masalah. Melalui proses ini, ia

berpendapat siswa akan mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan dapat memainkan peran

yang lebih terarah dalam masyarakat.

Di sini kurikulum akan dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat mempelajari

masalah yang dialami oleh orang-orang, baik secara individu maupun kelompok

Desain kurikulum ini tampaknya paling sesuai dengan berbagai ketrampilan hidup yang

sekarang muncul. Tentu saja para siswa yang menggunakan desain kurikulum tradisional akan

mendapat manfaat dari kurikulum berorientasi masalah. Situasi ini terutama berlaku untuk

meningkatkan jumlah non-tersier-terikat siswa yang tersisa di sekolah menengah atas.

7

Page 8: 1 Desain Kurikulum

4. Core Learning Design

Banyak bentuk dari core learning design yang dapat dibedakan dan ada bukti dari desain

ini yang telah digunakan untuk beberapa waktu. Baru-baru ini di Australia dan Inggris,

gelombang baru dari inisiatif kebijakan kurikulum di bidang kurikulum nasional menunjukkan

munculnya kembali dari core learning design variasi baru dan pada tingkat nasional.

Core Design

Gagasan di balik core design, biasanya disebut kurikulum inti, adalah bahwa ada satu set

pembelajaran umum (pengetahuan, keterampilan dan nilai) yang harus diberikan kepada semua

peserta didik dalam rangka untuk berfungsi secara efektif di masyarakat. Core design,

bagaimanapun, bervariasi dalam interpretasi dan salah satu penulis telah menyarankan bahwa

adalah mungkin untuk membedakan tidak kurang bahwa enam bentuk core design. Untuk tujuan

kita, itu sudah cukup untuk memahami bahwa kurikulum dapat diselenggarakan sekitar gagasan

inti sebagai seperangkat pembelajaran penting bagi semua siswa. Isu-isu kunci dalam setiap core

design untuk kurikulum adalah:

1. Apa yang harus dimasukkan dalam inti?

2. Berapa besar yang harus menjadi inti, yaitu berapa persen dari total isi dalam kurikulum

tertulis?

3. Apa yang harus dikeluarkan dari inti?

4. Apakah inti diperlukan dari semua peserta didik?

Di Australia gagasan core design biasanya disebut kelompok kecil, dipisahkan dari mata

pelajaran yang wajib untuk belajar, sementara kurikulum atasnya dengan pilihan atau subjek

elektif. Biasanya 'inti' terdiri dari bahasa Inggris, matematika, IPA, IPS (atau sejarah dan

geografi) dan pendidikan jasmani. Semua ini adalah mata pelajaran yang dipelajari oleh semua

mahasiswa. Kemudian ditambahkan sejumlah mata pelajaran opsional seperti seni, ekonomi

perumahan, musik, bahasa, drama, dan sebagainya.

Namun, publikasi CDC inti kurikulum untuk sekolah-sekolah Australia menemukan

suatu pendekatan eklektik dengan konsep kurikulum inti, menekankan jenis masalah tematik dan

sosial core. Penekanan dari pendekatan kurikulum inti adalah bahwa semua siswa akan

mengalami serangkaian pembelajaran umum dan penting yang diperlukan bagi pelajar untuk

berfungsi secara efektif di masyarakat. Sembilan bidang pembelajaran digambarkan dengan cara

ini.

Dokumen menciptakan minat awal yang cukup antara pendidik, meskipun memiliki

sedikit pengaruh langsung pada desain kurikulum pada saat itu. Subjek desain kurikulum

8

Page 9: 1 Desain Kurikulum

mendominasi pemikiran orang-orang yang bertanggung jawab untuk pengembangan kurikulum

dalam departemen pendidikan negara pada waktu itu, harus diingat bahwa persaingan antar

negara masih kuat pada saat itu. Namun, dokumen CDC tampaknya telah mempengaruhi

pemikiran penyelidikan selanjutnya ke kurikulum dan pendidikan seperti laporan Beazly,

Balckburn Rport, dan laporan Carrick. Satu hal yang juga dapat menarik kesejajaran antara

dokumen CDC dan delapan bidang pelajaran adalah ditunjuk oleh AEC dalam persetujuan baru-

baru ini dari inisiatif kurikulum nasional.

Keberadaan kurikulum inti dapat dengan mudah dilihat di New South Wales sejak

penciptaan Key Learning Areas in Excellence and Equity. Pemerintah Liberal yang baru terpilih

menyatakan bahwa resep dalam pola keseluruhan studi oleh siswa tidak hanya satu-satunya yang

diperlukan, tetapi juga oposisi. Dokumen lebih lanjut menyatakan:

Sebagai titik fundamental, pemerintah menerima tanggung jawab untuk memastikan

bahwa semua siswa di sekolah kami memiliki akses ke kurikulum inti yang seimbang dan relevan.

Hasilnya adalah pembentukan Key Learning Areas in Excellence and Equity di mana

semua siswa diwajibkan untuk belajar pelajaran inti. Dalam sekolah dasar, enam KLA diciptakan,

sedangkan sekolah menengah memiliki delapan KLA.

KLAs in New South Wales

PRIMARY SCHOOL SECONDARY SCHOOL

English English

Mathematics Mathematics

Science and Technology Science and Technology

Human Society and Its environment Human Society and Its environment

Creative and Partical Arts Creative Arts

Personal development, helath, and physical

education

Personal development, helath, and physical

education

Technology and applied studies

Modern and classical languages

9

Page 10: 1 Desain Kurikulum

BAB III

KESIMPULAN

Desain kurikulum didefinisikan sebagai sebuah penyusunan elemen-elemen

kurikulum. Ada empat elemen kurikulum, yakni tujuan, materi, aktivitas/pengalaman

belajar, dan evaluasi. Desain atau perencanaan kurikulum juga berarti proses dimana para

pengembang kurikulum mengkonseptualisasikan dan mengorganisaasikan aspek-aspek

kurikulum yang ingin mereka buat. Kegiatan tersebut melibatkan analisis yang mendalam

mengenai tujuan dan konteks kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal apa saja yang

ingin dicapai (melalui pembelajaran), konseptulisasi desain kurikulum (bagaimana

kurikulum terlihat), pengaturan serangkaian tugas yang berkaitan dengan cara

membangun kurikulum, dan penyusunan proses implementasi dan evaluasi.

10