Upload
anggi-kusuma
View
78
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGAPROGRAM PROFESI NERS
Asuhan Keperawatan pada Bayi A dengan Palatoskisis di Ruang Infeksi Instalasi Kesehatan Anak
Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
Oleh :
ANGGI KUSUMA, S.Kep.04111706009
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
T.A. 2011-2012
LAPORAN PENDAHULUAN
Telah disetujui/diterima PembimbingHari/Tanggal :Tanda Tangan :
/ * An. T WEB OF CAUTION: Palatoskisis pada Bayi T (♂)Oleh: Anggi Kusuma, S.Kep.
Program Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unsri 2012
Etiologi:1. Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional dalam hal kuantitas (pada
gangguan sirkulasi feto m-maternal) dan kualitas (defisiensi asam folat, vitamin c, pada Zn *2. Pengaruh obat teratologik, termasuk jamur dan kontrasepsi hormonal3. Infeksi, khususnya viral (toksoplasma) dan klamidial4. Faktor genetik
Kegagalan proses prosesus palatal dari prosesus maksilaris yang tumbuh kearah medial untuk
bergabung dengan septum nasalis pada garis tengah, kira – kira pada umur kehamilan 9 minggu
Palatoskizis
Pemeriksaan Diagnostik :1.Foto Rontgen2.MRI ( Magnetic Resonance Imaging) untuk evaluasi abnormal
Komplikasi :1.Gangguan pendengaran2.Otitis media3.Distres pernapasan4.Resiko infeksi saluran pernapasan5.Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat
Penatalaksanaan Bedah : 1. Perawatan Pra Bedah Labio/ Palatoskisis
a. Pemberian makanan Jika ada kesukaran saat pemberian Asi atau susu botol maka dapat menggunakan sendok. Inhalasi susu perlu dicegah dengan menyediakan alat penyedot.
b. Anti biotika harus diberikan2. Perawatan Pasca Bedah Palatoskisi
a. Immobilisasib. Sedasic. Pembalutan garis sedasi. Garis jahitan
ditinggal tanpa penutup, kebersihan dipertahankan. Setelah makan dilap dengan air steril.
d. Pemberian makanan. Segera setelah anak sadar atau reflek menelan ditegakkan. Dapat digunakan cairan jernih misalnya cairan glukosa, dan diit normal yang terdapat makanan lunak dan disusul dengan air steril. Makanan keras dapat diberikan pada 2 atau 3 minggu setelah pembedahan.e.Erapi bicara pada anak yang sudah bisa
Kontra indikasi operasi Bila didapatkan penyulit karena adanya kelainan
kongenital lain Tidak memenuhi syarat rule of ten ( U > 10 minggu,
> 10 pon (5kg), Hb >10 g/dl, leukosit > 10.000/ul
Intake Minum/Makanan Yg Masuk Menjadi Kurang
Resiko Makanan/ minuman masuk ke saluran pernapasan
Ketidakmampuan Mengeluarkan Sekresi Secara
Spontan
Insisi Luka
Penumpukan Sekret Pada Saluran Pernapasan
Mudah Capek Menghisap
Mudah tersedak
Prabedah Pasca bedah
Tidak Ada Bariier Yang Menutup Rongga Antara Mulut Dan Hidung
Reflek Isap Masalah Keperawatan Pasca Bedah NANDA:
Gangguan Integritas Kulit
Resiko Infeksi
Masalah Keperawatan Pra Bedah NANDA:
Resiko Aspirasi
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Nafas
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Nyeri
Stimulasi reseptor
Mediator kimiaSel rusak
Kerusakan integritas kulit
Resiko Aspirasi
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Nafas
Resiko tinggi infeksi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Integritas jaringan - Penyembuhan luka
- Perawatan tempat insisi- Pengawasan kulit- Perawatan luka
- Status imun adekuat- Pengetahuan pengendalian infeksi- Perilaku deteksi risiko- Pengendalian risiko: tidak pernah,
jarang, kadang-kadang, sering, konsisten
- Pemberian imunisasi/vaksinasi
- Pengendalian infeksi- Perlindungan terhadap
- Status pernafasan : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada tanggapan- Perilaku mengontrol gejala- Perilaku perawatan
- Pengelolaan jalan nafas - Pengisapan jalan nafas
- Stastus gizi: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total
- Asupan makanan: oral, pemberian makanan lewat slang, atau parenteral total
- Asupan cairan: oral atau IV
- Pengelolaan gangguan makan
- Pengelolaan nutrisi- Bantuan menaikkan berat
Kriteria Hasil NOC: Intervensi NIC:
- Kemampuan kognitif- Tidak ada Konsekuensi imobilitas :
fisiologis- Status neurologis tidak berbahaya
Pencegahan Aspirasi
Nyeri (1) tingkat kenyamanan, (2) perilaku mengendalikan nyeri, (3) tingkat nyeri
Penatalaksanaan nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Edt. Santosa, B. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005 – 2006: Definisi & Klasifikasi. Jakarta: Prima Medika.
Smeltzer, Suzanne. C. et. all. (2002). Buku Ajar Keperawata Medikal Bedah. Brunner & Suddarth. Edisi VIII vol 2. Jakarta: EGC
Mansjoer, arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius FK UI.
Wilkinson, J.M. (2000). Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions and NOC Outcomes (7th Ed). Diterjemahkan Oleh Widyawati, et al. Edt Meiliya, E. & Ester, M. (2006). Bukusaku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC (Ed. 7). Jakarta: EGC.
WEB OF CAUTION: Gagal Ginjal Akut pada Anak A (♂)Oleh: Anggi Kusuma, S.Kep.
Program Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unsri 2012
EtiologiGlomerulonefritis kronis PielonefritisDiabetes mellitusHipertensi yang tidak terkontrol Obstruksi saluran kemihPenyakit ginjal polikistik Gangguan vaskuler Lesi herediter Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
Komplikasi- Infeksi- Asidosis metabolic- Hiperkalemia- Uremia- Hipertensi- Kejang uremik- Perdarahan- Perikarditis, efusi pericardial dan
tamponade jantung- Anemia
- Penyakit tulang
Gagal Ginjal Akut (GGA)Penatalaksanaan
Stabilkan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Dukung fungsi kardiovaskuler
Cegah infeksi
Tingkatkan status nutrisi
Kendalikan perdarahan dan anemia
Lakukan dialisis
Transplantasi ginjal
Pemeriksaan Diagnostik
Urine Darah Osmolalitas serumPielografi retrograd Arteriogram ginjal Sistouretrogram berkemih Ultrasono ginjal Biopsi ginjalNefroskopi EKG
Kardiovaskuler Pulmoner Gastrointestinal Muskuloskeletal ReproduksiIntegumen
Manifestasi Klinis
Hipertensi
Pembesaran vena leher
Pitting edema
Edema periorbital
Friction rub pericardial
Nafas dangkal
Krekels
Kusmaul
Sputum kental dan liat
Konstipasi / diare
Anoreksia, mual dan muntah
Nafas berbau ammonia
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan perdarahan pada mulut
Kehilangan kekuatan otot
Kram otot
Fraktur tulang
Kulit kering, bersi
Warna kulit abu-abu mengkilat
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
Pruritu
Ekimosis
Atrofi testis
Amenore
Kelebihan volume cairan
Intoleransi aktifitas
Resiko terhadap infeksi
Kerusakan integritas kulit
Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
Pengelolaan cairan
Pemantauan cairan
Pemberian imunisasi
Pengendalian infeksi
Perlindungan terhadap infeksi
Pengelolaan gangguan makan
Pengelolaan nutria
Bantuan menaikkan berat badan
Terapi aktivitas
Pengelolaan energi
Perawatan tampat insisi
Pengawasan kulit
Perawatan lluka
Nyeri akut
Pemberian analgesik
Sedasi sadar
Penatalaksanaan nyeri
Bantuan analgesik yang dikendalikan oleh pasien
DAFTAR PUSTAKA
Akper Insada. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Ginjal Akut.http://www.akper-insada.ac.id/sistem-endokrin-urologi/askep-klien-
dengan-gagal-ginjal-akut. Diakses pada tanggal 16 Juli 2012.
Edt. Santosa, B. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005 – 2006: Definisi & Klasifikasi. Jakarta: Prima Medika.
Indonesiannursing.2008. Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut.http://indonesiannursing.com/2008/07/asuhan-keperawatan-gagal-ginjal-
akut/. Diakses pada tanggal 16 Juli 2012.
Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta:EGC.