Upload
umahuk-thepower
View
68
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
1/48
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan pemerintah Indonesia
memprioritaskan beberapa program kerja. Salah satu diantaranya peningkatan
pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan sesuai dengan kemampuan
dan potensi lestari sumberdaya ikan dan daya dukung lingkungan. Salah satu
upayanya adalah dengan meningkatkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya dengan
operasi penangkapan ikan. Kegiatan ini tidak terlepas dari kebutuhan wahana
berupa kapal dan alat penangkapan ikan baik untuk proses produksi itu sendiri
maupun transportasi khususnya di wilayah Indonesia yang memiliki banyak
gugusan pulau seperti halnya di Propinsi Maluku Utara (Mutmainnah, 2006).
Secara administrasi Kabupaten Halmahera Barat terletak di wilayah
Provinsi Maluku Utara. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Barat sekitar
14.253,66 km2, yang terdiri dari luas lautan 11.253,50 km2 dan luas daratan
3.108,16 km2. Produksi perikanan laut Kabupaten Halmahera Barat pada tahun
2006 sebesar 76,261.41 ton terdiri dari jenis ikan pelagis besar 46.124.34 ton,
ikan pelagis kecil 18.909.86 ton dan ikan demersal sekitar 11.227.21 ton (Dinas
Kelautan dan Perikanan Halmahera Barat, 2006).
Perairan Kabupaten Halmahera Barat adalah salah satu perairan yang
memiliki karakteristik sumberdaya perikanan yang dapat dimanfaatkan oleh
nelayan setempat, karena potensi perikanan tangkap yang sangat besar sehingga
cukup ramai karena adanya aktifitas penangkapan ikan oleh nelayan. Dalam
pengoperasian alat tangkap Mini Purse seine harus dilakukan dengan cara yang
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
2/48
baik serta efektif dan dapat diupayakan semaksimal mungkin sehinga potensi
sumberdaya yang dimiliki dapat memberikan nilai positif dalam rangka
membangun perikanan ke depan.
Alat tangkap mini purse seinedi Kecamatan Jailolo cukup minim tapi bisa
dikatakan dapat memberi kontribusi pada dunia perikanan Halmahera Barat dan
untuk nelayan khususnya. Berdasarkan data statistik jenis alat tangkap khususnya
mini purse seinemenurut kecamatan maka, Kecamatan Jailolo memiliki jumlah
terbanyak kedua yaitu 26 buah alat tangkap setelah Kecamatan Ibu yang memiliki
jumlah mencapai 53 buah alat tangkap (BPS Provinsi Malut, 2010)
Purse seineadalah alat tangkap (gear) yang digunakan untuk menangkap
ikan pelagic yang membentuk gerombolan ikan. Panjang purse seinebergantung
pada dimensi kapal, waktu operasi dan jenis ikan yang di tangkap. Purse seine
yang ditujukan untuk operasi pada siang hari adalah lebih panjang daripurse seine
yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari (Rahardjo, 1978
dalam Sudirman dan Mallawa, 2004). Begitu pula dimensi kapal semakin besar
dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut membawa jaring dan alat bantu
penangkapan ikan lainnya semakin besar. Demikian juga lebar (depth) daripurse
seineharus ditentukan dengan memperhatikan tingkah laku dari ikan yang akan di
tangkap dan kondisi perairan setempat (Sudirman dan Mallawa, 2004)
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan untuk mengetahui spesifikasi teknis
kapal dan alat tangkap serta metode pengoperasiannya sebagai salah satu upaya
untuk menggambarkan pemanfaatan teknologi alat penangkapan ikan dalam
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
3/48
operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap mini purse seine di
Kabupaten Halmahera Barat.
Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis melaksakan Praktek Kerja
Lapang (PKL) dengan judul Teknik Operasi Penangkapan Ikan Dengan
Menggunakan Alat Tangkap Mini Purse Seine di Desa Saria Kecamatan Jailolo
Kabupaten Halmahera Barat.
1.2.Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah untuk mengetahui
spesifikasi teknis kapal dan alat tangkap mini Purse seine serta teknik
pengoperasian alat tangkap mini Purse Seine
1.2.2. Manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah sebagai bahan informasi
dalam pengembangan dan mengetahui pengoperasian alat tangkap mini
purse seinedi Desa Saria Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
4/48
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi dan Klasifikasi Alat Tangkap Pukat Cincin (purse seine)
Purse seinedisebut juga pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi
dengan cincin untuk mana talicincin atau tali kerut dilalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada waktu
pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya
tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Prinsip menangkap
ikan denganpurse seineadalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan
jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan
terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang
lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan
sebagai pengerat ikan (Subani dan Barus, 1989).
Konstruksipurse seinemenurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas:
1. Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong.
2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang
berfungsi memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat
penarikan jaring.
3. Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali
pemberat, tali kolor, dan tali selambar.
4. Pelampung p
5. Pemberat
6.
Cincin
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
5/48
Gambar 1. Deskripsi Alat TangkapPurse Seine
Pukat cincin (purse seine) mempunyai peranan penting dalam
penangkapan ikan pelagic yang membentuk gerombolan. Menurut Ayodhyoa
(1976), ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seineadalah ikan-ikan
pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk
shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan
sangatlah diharapkan pula densitas shoal tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan
dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.
Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkap ikan dunia yang
distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), purse seine
termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO
terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut.
Purse seineyang disingkat PS dimasukkan kelompok jaring lingkar bertali kerut
dengan kode 01.01.00 (BBPPI, 2005).
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
6/48
2.2. Kapal Ikan
Kapal merupakan sarana untuk menunjang operasi penangkapan ikan agar
dapat lebih efesien dan efektif dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan
yang maksimal. Kapal perikanan terdiri dari kapal penangkap ikan dan kapal
bukan penangkap ikan, (P4TKP 2010). dengan tipe dan jenis, meliputi :
Kapal penangkap ikan
Kapal pukat hela
Kapal pukat cincin
Kapal penggaruk
Kapal jaring angkat
Kapal jaring insang
Kapal pemasang perangkap
Kapal pancing
Kapal dengan pompa
Kapal serba guna
Kapal bukan penangkap ikan
Kapal induk perikanan
Kapal pengangkut perikanan
Kapal pengawas perikanan dan perlindungan
Kapal riset perikanan
Kapal latih perikanan
Istilah dan definisi dalam perikanan tangkap yang berkembang di masyarakat
nelayan sangat beranekaragam, sehingga diperlukan adanya standar istilah dan
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
7/48
definisi yang sama terutama dalam penamaan dan atau penyebutan kapal
perikanan.
2.3. Alat Bantu
2.3.1. Cahaya
Sudirman dan Mallawa (2004), menyatakan bahwa, cahaya hanyalah
merupakan alat bantu penangkapan ikan yang berfungsi untuk mengumpulkan
ikan dalam suatu areal penangkapan (catchable area) kemudian ditangkap dengan
berbagai jenis alat tangkap.
Menurut Ben Yami (1976), bahwa, adanya cahaya bulan dalam light
fishing memberikan pengaruh negatif, cahaya bulan membuat ikan menjadi
enggan, bahkan tidak lagi tertarik pada cahaya lampu. Hal ini disebabkan karena
penerangan cahaya lampu berkurang oleh adanya cahaya bulan,
Laevastu dan Hela (1970), menyatakan bahwa, dengan diketahui sifat
fototaxis, maka biasanya penangkapan ikan akan lebih efektif di lakukan sebelum
tengah malam. Hal ini disebabkan adanya memanjang dan memendekannya sel-
sel kerucut retina mata ikan. Jenis-jenis ikan yang mudah ditarik dan dikumpulkan
dengan cahaya lampu antara lain : Ikan Lemuru (Sardinella longiceps), Ikan
Layang (Decapterus russeli), Ikan Kembung (Rastrelliger, sp), Cumi-cumi
(Loligo sp) dan ikan lainnya.
Subani (1972), menyatakan bahwa, pada waktu bulan purnama tingkat
keberhasilan penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya lampu biasanya
rendah. Hal ini karena cahaya terbagi rata, padahal penangkapan ikan dengan
lampu diperlukan keadaan gelap guna menarik ikan-ikan ke titik yang terang.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
8/48
Ayodhyoa (1976), menyatakan bahwa, peristiwa tertariknya ikan di bawah
cahaya dapat di bagi atas dua macam :
1. Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul ini tentu
berhubung langsung dengan peristiwa fototaxis seperti tersebut di atas seperti
jenis-jenis seperti sardinella, kembung dab layang.
2. Peristiwa tak langsung, yaitu karena adanya cahaya maka plankton, ikan-ikan
kecil dan sebagainya berkumpul, dengan tujuan feeding. Beberapa jenis ikan
yang termasuk dalam kategori ini seperti ikan tenggiri, cendro, dan lain-lain.
Menurut Nomura dan Yamazaki (1977), bahwa dengan menggunakan
cahaya lampu sebagai pemikat ikan maka ;
a. Nelayan tidak sulit mencari gerombolan ikan.
b. Hasil tangkapan cenderung lebih pasti jumlahnya, dan meningkat.
c. Menghemat waktu dan lain-lainnya.
2.3.2. Rumpon
Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil
tangkapan dimana mempunyai kontruksinya menyerupai pepohonan yang di
pasang (ditanam) di suatu tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat
berlindung, mencarai makan, memijah, dan berkumpulnya ikan sehingga rumpon
ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut, untuk mengefisienkan
operasi penangkapan bagi para nelayan. Adanya ikan di sekitar rumpon
menciptakan suatu hubungan makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya
bakteri dan mikroalga sejak rumpon dipasang di perairan. Hal ini dikarenakan
proses pembusukan daun yang terjadi. Selanjutnya hewan- hewan kecil dari
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
9/48
golongan zooplankton akan datang untuk mencari makan. Akhirnya ikan-ikan
kecil akan berdatangan disekitar rumpon, begitu pula halnya dengan ikan-ikan
besar akan datang untuk mencari makan dengan memangsa ikan-ikan pelagis kecil
(Siahaan, 2005).
Subani (1985) mengemukakan bahwa teori tertariknya ikan yang berada
disekitar rumpon, disebabkan karena :
1. Rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenis ikan
tertentu
2. Rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan
tertentu
3. Rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telur bagi ikan-ikan tertentu
4. Rumpon sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan-ikan tertentu
5. Rumpon sebagai tempat titik acuan navigasi (meeting point) bagi ikan-ikan
tertentu yang beruaya.
Direktorat Jenderal Perikanan (1995) melaporkan beberapa keuntungan
dalam penggunaan rumpon yakni: memudahkan pencarian gerombolan ikan,
biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil.
Fungsi rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan
b. Gerombolan ikan dan menangkapanya.
c. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya
d. Sebagai tempat berkumpulnya ikan
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
10/48
e. Sebagai tempat daerah penangkap ikan
f.
Sebagai tempat mencari makan bagi ikan, berlindung jenis ikan tertentu
dari serangan ikan predator
g. Banyak ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon
dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan
besar.
Rumpon atauFish Aggregating Device(FAD) adalah salah satu jenis alat
bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut
dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar
berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.
2.4. Daerah penangkapan ikan
Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu
daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang
mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine
yaitu :
a. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan.
b. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol.
c. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring.
Untuk daerah pengoperasian alat tangkap purse seine ini dapat di
operasikan pada perairan-perairan tertentu. Dimana perairan yang terdapat adanya
rumpon, sedangkan musim penangkapan dengan alat tangkap tersebut yaitu pada
musim puncak, musim biasa dan musim paceklik (Sarif, 2008).
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
11/48
2.5. Operasi Penangkapan dengan Mengejar Gerombolan Ikan
Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan pukat cincin, bila
mengejar gerombolan ikan terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Menemukan gerombolan ikan.
Ciri-ciri adanya gerombolan ikan yang berenang bebas di perairan, biasanya
ditandai dengan :
a. adanya perubahan warna dari air laut, karena gerombolan ikan berenang
dekat permukaan air,
b. ikan-ikan melompat dekat permukaan (misalnya pada saat diamankan)
c. adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan
oleh ikan
d.burung-burung yang menukik-nukik dan menyambar-nyambar permukaan.
Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada senja hari atau pagi hari, disaat
gerombolan ikan aktif naik kepermukaan air. Setelah gerombolan ikan ditemukan
maka harus diketahui arah renang, kepadatan, kedalaman perairan serta faktor
lainnya yaitu arah arus, kecepatan arus, dan angin. Penentuan keputusan haruslah
cepat mengingat ikan selalu dalam keadaan bergerak.
2.
Pelingkaran jaring
Setelah menemukan gerombolan ikan, barulah dilakukan pelingkaran jaring
dengan menghadang arah renang ikan. Pada waktu melingkari gerombolan ikan,
kapal dijalankan secepat mungkin dengan tujuan agar gerombolan ikan akan
segera terkepung. Pada saat pelingkaran alat tangkap, arah, kecepatan dan posisi
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
12/48
kapal harus sedemikian rupa supaya ikan tidak lolos dari alat tangkap. (DPK
Provinsi Maluku, 2006.)
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
13/48
III. METODOLOGI PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan selama delapan hari mulai dari tanggal 21
Februari sampai dengan 28 Februari 2014, di Desa Saria Kecamatan Jailolo
Kabupaten Halmahera Barat.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek kerja lapang sebagaimana
ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Kegunaan
1 Alat tulis Pencatat data
2 Kamera Dokumentasi
3 Quisioner Bahan wawancara
4 1 Unit Penangkapan Sumber data
5 CaliperMengukur diameter tali ris dan ukuran
mesize
6 MeterMengukur panjang dan lebar kapal serta
alat tangkap
7 GPSMengetahui jarak dan menentukan lokasi
pengoperasian
8 Hand Refraktometer Mengukur salinitas
9 pHep Waterproof Mengukur suhu dan pH air
10 Layangan Arus Mengukur Kecepatan Arus
3.3. Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan pada kegiatan Praktek Kerja Lapang yaitu dengan
metode wawancara serta mengikuti kegiatan operasi penangkapan ikan.
Wawancara terstruktur dilakukan terhadap nelayan/pemilik unit penangkapan
ikan dengan menggunankan kuisioner, sedangkan pada operasi penangkapan ikan
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
14/48
akan diamati metode pengoperasian alat tangkap. Data yang dikumpulkan dalam
kegiatan praktek ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengukuran unit
penangkapan dan wawancara terhadap nelayan/pemilik unit penangkapan ikan,
dimana data yang di ukur meliputi :
a. Data dimensi utama kapal (panjang, lebar, tinggi dan draft kapal)
b. Ukuran alat tangkap yang meliputi: panjang, lebar, ukuran jaring bahu,
ukuran jaring kantong, ukuran jaring sayap, tali ris, tali pelampung, tali
pemberat, ukuran pelampung, ukuran pemberat dan cincin serta
pengamatan langsung di lapangan.
Data primer untuk teknik penangkapan yang di amati meliputi uraian
metode pengoperasian alat penangkapan ikan, daerah penangkapan serta hasil
tangkapan yang diperoleh.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah maupun
swasta yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan
kegiatan praktek kerja lapang.
3.4. Tahapan Kegiatan Praktek Kerja Lapang
3.4.1. Persiapan
Langkah awal sebelum pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah
survei lokasi di Desa Saria pada bulan Februari. Setelah itu persiapan
perlengkapan yang akan digunakan dalam Praktek Kerja Lapang seperti kuisioner,
kamera, alat tulis-menulis dan sebagainya.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
15/48
3.4.2. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang di awali dengan pengenalan
lokasi praktek sekaligus dengan kepala Desa Saria. Kemudian dengan bantuan
kepala Desa, penulis diarahkan untuk mengenal pemilik atau juragan kapal untuk
penempatan kapal yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat pengambilan data
Praktek Kerja Lapang oleh penulis dengan cara mengikuti kegiatan pengoperasian
alat tangkap mini purse seine.
Tahap I Tahap II Tahap III
Tahap V
Tahap IV
Gambar 2. Bagan Alur Kegiatan PKL
Pengenalan Lokasi
Praktek
Pengenalan Alat Tangkap Pukat
Cincin (minipurse Seine)
Pelaksaan
Praktek
Pengambilan Data Dimensi
Utama Kapal dan Spesifikasi
Alat Tangkap Serta TeknikOperasi Alat TangkapMini
Purse Seine
Evaluasi Kegiatan Praktek
Oleh Pembimbing
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
16/48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kapal
Kapal ikan adalah kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan
meliputi aktifitas penangkapan atau pengumpulan sumberdaya perairan,
pengelolaan/budidaya sumberdaya peraiaran, serta penggunaan dalam pekerjaan-
pekerjaan riset training dan inspeksi sumberdaya perairan (Nomura dan
Yamazaki, 1977).
Kapal yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap mini purse seine
oleh nelayan Desa Sariamasih tergolong sederhana, hal ini dapat dilihat dari jenis
bahan untuk pembuatan kapal yaitu kayu dengan panjang 18 m, lebar 2,75 m dan
tinggi 1,20 m sedangkan untuk kedalaman kapal mencapai 82 cm. Kemudian
untuk pengukuran tutupan dan dalam palka maka panjang tutupan palka yaitu
3,40 m dan lebar 82 cm sedangkan untuk panjang dalam palka sama dengan
panjang tutupan palka yaitu 3,40 dan lebar 2,25 m. Berdasarkan hasil wawancara
maka rata-rata kapal yang digunakan oleh nelayan Desa Saria hanya mencapai
panjang 17 m lebih sampai 19 m dan lebar 2,75 m sampai 3 m.
Fyson (1985), menjelaskan kapal ikan merupakan kapal yang di bangun
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penangkapan ikan (fishing operation),
menyimpan ikan dan lain sebagainya yang di desain dengan ukuran, rancangan
bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan secara
keseluruhan disesuaikan dengan fungsi rencana operasi.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
17/48
Gambar 3. Penampang KapalMini Purse Seinedi Desa Saria.
KET : 1. P. K : Panjang Kapal
2. T. K : Tinggi Kapal3. P. R. K : Panjang Rumah Kapal
4. T. R. K : Tinggi Rumah Kapal
5. K. K : Kedalaman Kapal
6. L. K : Lebar Kapal
7. P. T. P : Panjang Tutupan Palka
8. L. P : Lebar Palka
9. L. D. P : Lebar Dalam Palka
Kapal mini purse seine dalam pengoperasiannya menggunakan 2 mesin
sebagai motor penggerak, ada juga yang menggunakan 3 mesin dengan kekuatan
40 PK merk Yamaha, hal ini dimungkinkan pada saat pengoperasian alat tangkap
akan adannya pengejaran dan pelingkaran terhadap gerombolan ikan.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
18/48
4.2. Deskripsi Alat Tangkap
4.2.1. Panjang dan Lebar Min i Purse Seine
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, pada umumnya tipe mini purse
seineyang digunakan oleh nelayan Desa Saria adalah tipe Jepang. Desain kantong
berada di tengah dan dioperasikan dengan satu kapal (one boat system). Hal ini
sesuai dengan gambar jenis-jenis purse seine. Murdiyanto dkk, 1985 dalam
Sudirman dan Mallawa, (2004).
Gambar 4. PelebaranMini Purse Seine
KET : 1. Tali Pelampung
2. Pelampung
3. Tali Ris Atas
4. Cincin
5. Tali Kolor
6. Pemberat
7. Tali Pemberat
8. Tali Ris Bawah
9. Pelampung Tanda
10. Selvedge/serempatan Atas
11.Selvedge/serempatan Bawah
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
19/48
Sayap pada purse seine berfungsi sebagai penghadang agar ikan tidak
meloloskan diri sehingga dalam penentuan ukuran mata jaring disesuaikan dengan
ukuran ikan yang menjadi tujuan penangkapan, dan kantong berfungsi sebagai
tempat terkumpulnya ikan setelah penarikan tali kolor. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kulst (1987), bahwa kantong merupakan penampung ikan (bunts)
dimana ikan berkumpul setelah penarikan kolor (pursing). Sedangkan Serampatan
/selvedge dipasang pada bagian pingggiran jaring yang fungsinya untuk
memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan
jaring. bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Serampatan dipasang
pada bagian atas, bawah dan samping dengan ukuran mata yang sama.
Mini Purse seine yang digunakan di lokasi praktek kerja lapang pada
umumnya berukuran kecil (mini purse seine) dengan panjang tali ris atas dan tali
pelampung yaitu 360 m, lebar pada bagian samping 30 m dan pada bagian tengah
60 m. Sedangkan panjang tali ris bawah dan tali pemberat tidak sama panjangnya
dengan panjang tali ris atas dan tali pelampung, dimana panjang tali ris bawah dan
tali pemberat yaitu 390 m dan panjang tali kolor lebih panjang dari tali ris bawah
dan tali pemberat yaitu 410 m. Desain mini purse seineseperti ini tujuannya untuk
memudahkan para nelayan dalam pengoperasian saat hauling danalat tangkap ini
dioperasikan dengan menggunakan kapal kayu.
4.2.2. Bahan Tali-temali
1. Bagian Utama Pukat Cincin (Purse Seine)
Sayap (wing), perut, bahu dan kantong merupakan dagian utama dari
pukat cincin, biasanya bagian ini dibuat dengan menggunakan benang nylon (PA)
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
20/48
atau bahan lainnya. Ukuran mata jaring (mesh size) biasanya sama tetapi kadang
kala berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Pada setiap bagian jaring purse seine yang menggunakan ukuran jaring yang
berbeda, biasanya pada bagian sayap merupakan menggunakan ukuran mata
jaring yang paling besar dan makin kearah kantong semakin mengecil.
2. Tali Pelampung (float Line)
Tali pelampung digunakan untuk dapat menempatkan pelampung dan
merupakan penghubung antara pelampung yang satu dengan pelampung yang
lain.
3. Tali Ris Atas
Tali ris atas digunakan sebagai pengikat tali pelampung atau merupakan
penghubung antara tali pelampung dan juga berfungsi sebagai tempat untuk
mengikat pepetan sebelah atas.
4. Tali Pemberat
Tali yang digunakan sebagai penghubung pemberat yang satu dengan yang
lain, serta berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi bagian bawah
5. Tali kolor
Tali yang dipasang untuk dapat menghubungkan cincin-cincin yang
terletak dibawah bridle line pada bagian bawah, yang dimaksudkan untuk
menutup bagian sisi tepi jaring pada waktu pursing.
Adapun spesifikasi teknis alat tangkap mini purse seine dapat disajikan
pada Tabel 2 berikut.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
21/48
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Alat TangkapMini Purse Seine Desa Saria.
No Nama Jenis Bahan
No
Benangdan Tali
Ukuran
Mesh size(cm)
Panjang atauUkuran
1Sayap Kiri danKanan PA 210 D/9 1,9 -
2Badan Kiri danKanan PA 210 D/9 1,9 -
3 Kantong PA 210 D/9 0,9 -
4 Selvedge PE 380 D/15 1,9 -
5 Tali Ris Atas PE 6 mm - 360 m
6 Tali Pelampung PE 6 mm - 360 m
7 Tali Ris Bawah PE 6 mm - 390 m8 Tali Pemberat PE 6 mm - 390 m
9 Tali Kolor PE 14 mm - 410 m
10 Pelampung Gabus - - 1,4-3 cm
P 10-14 cm
11 Pemberat Timah - - 0,7 cm
P 2,1 cm
12Cincin
Besi tahan
karat - - 1,1 cm
4.2.3. Ukuran Mesh Size(Mata Jaring)
Gambar 5. Ilustrasi PosisiMini Purse SeinePada Saat Operasi
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
22/48
Mesh size adalah ukuran lubang pada mata jaring. Ukuran mata jaring
pada mini purse seinesangat berbeda hal ini karena adanya beberapa bagian pada
mini purse seine, ukuran pada jaring kantong lebih kecil dari ukuran bagian
lainnya. Untuk jaring kantong 0,9 cm dan pada bagian badan dan sayap jaring 1,9
cm. Menurut Kulst (1987) ukuran mata yang lebih kecil akan membuat jaring
lebih kuat menahan tekanan mengingat kantong sebagai wadah dimana ikan
berdesak-desakan di jaring sebelum dinaikkan ke atas kapal.
Mesh sizemerupakan faktor penting yang harus diperhatikan pada jaring
purse seine, karena berhubungan langsung dengan ukuran ikan yang menjadi
tujuan utama penangkapan dan banyaknya ikan yang tertangkap. Pemilihan mesh
sizeyang terlampau kecil menyebabkan sinking speedakan menurun, tetapi mesh
size terlampau besar akan mengakibatkan tangkapan banyak yang lolos atau
terjerat (Sudirman dan Mallawa, 2004).
4.2.4. Pelampung dan Pemberat
1. Pelampung (buoy)
Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah
dengan kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap mampu
mengapung walaupun didalamnya ada ikan hasil tangkapan. Bahan yang
dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat jenis (bj) yang lebih
kecil dibandingkan dengan bj air laut, selain itu bahan tersebut tidak menyerap air.
Pada umumnya pelampungpurse seinedibuat dari bahan plastik yang keras.
Pada umumnya nelayan Desa Saria menggunakan pelampung gabus yang
berbentuk lonjong. Alat tangkap mini purse seine yang digunakan dalam
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
23/48
pengoperasian memiliki 2 tipe pelampung yaitu berbentuk lonjong dan empat
persegi dengan ukuran panjang dari pelampung lonjong yaitu 14 cm dan diameter
yaitu 3 cm, dan panjang pelampung empat persegi yaitu 10 cm dan ukuran
diameter yaitu 1,4 cm. Untuk diameter pada pelampung utama yaitu 1,2 cm.
Gambar 6. Ukuran Pelampung
Ukuran pelampung disesuaikan dengan bentuk dan daya apung benda
tersebut, pelampung yang biasanya digunakan pada alat tangkap ini berbentuk
oval. Sedangkan jumlah pelampung tergantung dari extra buoyancy yang
diinginkan. Pelampung biasanya dipasang pada tali pelampung (buoy line) yang
besar ukuranya sama dengan tali ris atas yang berbeda hanya arah pintalan tali
tersebut.
2. Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu
dioperasikan, semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin cepat
tenggelamnya. Tetapi daya tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan
pelampung jaring, sehingga pelampung jaring harus memiliki extra buoyancy
yang besar. Pemberat dibuat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari bj
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
24/48
air laut, sehingga benda ini tenggelam di dalam air laut. Bahan yang biasa
dipergunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus dipergunakan
bahan yang tidak mudah berkarat.
Berdasarkan hasil pengukuran untuk pemberat yang bentuknya seperti
empat persegi dengan panjang 2,1 cm dan ukuran diameter pada lubang pemberat
0,7 cm, serta diameter untuk cincin ukurannya yaitu 1,1 cm yang fungsinya untuk
masuknya tali cincin atau kolor.
Gambar 7. Ukuran Pemberat
Cincin atau biasa disebut ring pada umumnya berbentuk bulan, dimana
pada bagian tenggahnya merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar ring
terkumpul sehingga jaring bagian bawah tertutup. Bahan yang dipergunakan
biasanya dibuat dari besi dan kadang-kadang kuningan. Ring ini selain memiliki
fungsi seperti tersebut di atas berfungsi juga sebagai pemberat.
4.2.5. Jarak Pemasangan Pelampung dan Pemberat
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan jarak antara pelampung yaitu
13 cm dan jarak antara pemberat yaitu 54 cm. Dimana pengukurannya di mulai
dari ujung salah satu pemberat ataupun pelampung sampai pada bagian dalam di
pelampung atau pemberat yang lain.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
25/48
Gambar 8. Jarak Antara Pelampung dan Pemberat
Ditinjau dari bahannya yang dimaksud dengan pelampung adalah semua
bahan yang memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air laut. Pelampung
yang digunakan pada alat tangkap jaring berbentuk slinder, pelampungnya
lembut, dan terdapat rongga atau lobang udara di bagian tengahnya yang juga
penghubung tali pelampung. Bahannya pemberat adalah semua bahan yang
terpasang pada alat tangkap ikan yang memiliki massa jenis lebih besar dari rata-
rata massa jenis air laut. (Jen, 2013).
4.2.6. Jumlah Mesh SizeAntara Setiap Pelampung dan Pemberat
Untuk mengukur mata jaring jarak antara pelampung adalah Pengukuran
harus dilakukan pada beberapa titik/tempat yang berbeda dalam satu pis jaring
bagian yang sama. Misalnya pada pelampung yang satu ke pelampung yang satu
serta dan menghitung jumlah mesh size(Jen, 2013).
Berdasarkan hasil perhitungan di lapangan maka jumlah mesh size antara
satu pelampung yaitu 21 mesh size dan jumlah mesh size antara satu pemberat
mencapai 28 mesh size. Cara menghitungnya adalah sama dengan cara
mengukur jarak pada pelampung dan pemberat di mulai dari ujung salah satu
pemberat ataupun pelampung sampai pada bagian dalam di pelampung atau
pemberat yang lain.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
26/48
Gambar 9. JumlahMesh Sizeantara Pelampung dan Pemberat
4.3. Metode Pengoperasian Alat Tangkap
Pengoperasian purse seinedilakukan dengan melingkari gerombolan ikan
sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik
dari bagian bawah dan membentuk seperti sebuah kolam (Sainsbury 1986). Untuk
memudahkan penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat tangkap ini
mempunyai atau dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya tali kolor
atau tali pengerut (Subani danBarus, 1998).
4.3.1. Persiapan Awal
Sebelum berangkat ke daerah penangkapan (fishing ground) Fishing
Master memberikan komando atau perintah kepada Anak Buah Kapal (ABK)
untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan operasi
penangkapan, seperti menyiapkan bahan bakar minyak, serta alat-alat bantu
seperti kunci, senter dan batu yang dilakukan di darat, sedangkan pemeriksaan
kapal dan alat tangkap dilakukan di atas kapal. Susunan alat tangkap sangat
penting untuk keberhasilan pengoperasian mini purse seine.
Alat tangkap harus disusun dengan rapi diatas deck yaitu pelampung
disusun pada bagian buritan kapal dan cincin dibagian haluan pada lambung
kapal, karena olah gerak kapal mengarah ke bagian kanan yang sudah di dukung
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
27/48
dengan desain kapal. Pada bagian lambung kanan kapal diberi lubang untuk
penempatan dua tiang besi dengan panjang 50 cm yang fungsinya untuk
pemberian jarak tali kolor pada saat hauling.
Gambar 10. Alat dan Bahan Yang disiapkan
4.3.2. Menuju ke F ishing Ground
Fishing Master atau orang yang sudah berpengalaman dalam bidang
penangkapan, tugasnya untuk melihat keberadaan gerombolan ikan pelagic di
perairan Teluk Jailolo dengan jarak tempuh yang relatif tergantung adanya
kawanan atau gerombolan ikan. Karena dalam pengoperasian yang menjadi tujuan
penangkapan yaitu ikan-ikan yang berruaya atau bermigrasi tanpa menggunakan
alat bantu rumpon, sehingga alat tangkap mini purse seineyang operasikan sangat
konvensional artinya untuk melihat keberadaan gerombolan ikan masih
menggunakan burung sebagai navigasi dan buih-buih air pertanda adanya
gerombolan ikan. Akan tetapi pada teknis pengoperasiannya sudah pada tingkat
semi modern hal ini dikarenakan pada saat hauling, penarikantali kolor atau tali
cincin menggunakan alat bantu roller (takkal) yang gunanya untuk memudahkan
nelayan dalam proses penangkapan ikan.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
28/48
Gambar 11. Mencari Gerombolan Ikan
4.3.3. Setting
Pada saat Fishing Master melihat adanya gerombolan ikan maka
perintahnya adalah tao-tao (menarik mesin) dan kapalpun mendekati dan
mengelilingi kawanan atau gerombolan ikan untuk mengetahui arah renang ikan
dan arah arus gunanya pada saat setting berlangsung diharapkan tidak adanya
kesalahan. Setelah mendapat isyarat dari Fishing Master maka proses setting
langsung dilakukan dengan lama waktu rata-rata 5-10 menit, proses setting
sebagai berikut.
1. Mula-mula ujung tali pelampung yang diberi pelampung tanda yang
disatukan dengan ujung tali kolor dan tali ris bawah dilemparkan ke
permukaan air laut pada permulaan operasi yang disertai dengan 2-3 orang
ABK yang gunanya untuk menakuti ikan agar tidak keluar dari area
penangkapan.
2. Selanjutnya kapal penangkap segera melingkar gerombolan ikan sambil
menurunkan secara cepat jaring dan peralatannya (jaring, pelampung, dan
ring) menuju ke ujung tali kolor yang telah dilemparkan pada permulaan
operasi yang disertai pelemparan batu oleh ABK ke dalam laut yang
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
29/48
menjadi area operasi penangkapan yang fungsinya untuk menakuti ikan
agar tidak keluar dari area penangkapan.
3. Setelah jaring membentuk satu lingkaran penuh maka pelampung yang
pertama dilemparkan diangkat ke atas kapal. Selanjutnya tali kolor yang
disatukan dengan tali pelampung di angkat dan pasangkan ke bagian mesin
penarik atau takkal (roller).
4.3.4. Hauling
Setelahsettingselesai dilakukan maka dilanjutkan dengan penarikan jaring
(hauling). Ujung tali kolor dililit pengait roller(takkal) untuk jalannya tali sebagai
alat bantu untuk menaikkan cincin ke geladak kapal, tali cincin melewati dua
tiang besi yang sengaja di taruh di lambung kanan kapal yang fungsinya sebagai
jalannya tali kolor supaya lebih terarah, secara bersamaan dua orang ABK berdiri
di lambung kanan kapal untuk menusuk bambu yang ujungnya sudah dililit
dengan benang karung beras (soka) yang sudah terurai yang fungsi untuk
menakuti ikan agar tidak keluar dari area penangkapan. Setelah tali kolor tertarik
semua dan cincin telah dinaikkan ke atas kapal maka sedikit demi sedikit jaring
dinaikkan ke atas kapal dengan lama waktu rata-rata 40-50 menit. Setelah
sebagian jaring dinaikkan keatas kapal jika hasil tangkapan banyak, maka jaring
langsung ditarik tanpa disusun agar hasil tangkapan langsung dapat dinaikkan ke
atas kapal setelah barulah jaring disusun pada tempat semula, sedangkan jika
jumlah ikan yang tertangkap sedikit atau tidak sama sekali maka jaring ditarik dan
langsung disusun pada tempat seperti pada waktu mulai operasi dengan tujuan
agar jaring langsung dapat dipergunakan untuk operasi selanjutnya.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
30/48
4.4. Alat Bantu Yang digunakan
4.4.1. Rumpon
Rumpon yang digunakan oleh nelayan Desa Saria sebagai alat bantu
penangkapan terdapat dua jenis yaitu rumpon perairan dangkal dan rumpon
perairan dalam. Berdasarkan hasil wawancara daerah atau tempat pemasangan
rumpon dangkal hanya meliputi perairan Halmahera Barat dengan kedalaman
rata-rata mencapai 200-300 m. Sedangkan untuk daerah atau tempat pemasangan
rumpon dalam meliputi perairan Batang Dua dengan kedalaman rata-rata
mencapai 1000 m lebih.
Gambar 12. Rumpon Dangkal
Ada beberapa dugaan penyebab ikan berkumpul di sekitar rumpon
diantaranya adalah karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan
mencari makanan (Subani, 1989). Ikan di sekitar rumpon menciptakan suatu area
makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri mikroalga dan
dilanjutkan hewan-hewan kecil akan menarik perhatian ikan pelagis kecil serta
datangnya ikan pelagis besar (Subani, 1972).
Rumpon yang ditempatkan di perairan dangkal kurang dari 500 meter
umumnya tidak efektif mengagregasi tuna. Selain itu, biaya penanaman rumpon
meningkat sebanding dengan kedalaman, karena semakin dalam semakin panjang
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
31/48
tali tambat yang dibutuhkan. Rumpon yang ditanam pada kedalaman antara 1000 -
2000 m umumnya berfungsi dengan baik. Pada kondisi tertentu, bagaimanapun,
mungkin perlu untuk menanamkan rumpon di kedalaman yang lebih besar.
Gambar 13. Ilustrasi kisaran kedalaman penanaman rumpun(Sumber : PDF, Pemasangan-Rumpon)
4.4.2. Roller(Takkal)
Sudirman dan Achmar, 2004. mengemukakan bahwa alat bantu yang
dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mempermudah dan
memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal antara lain : Radar, RDF,
Line Hauler, Marlin Spike, Catut Potong, Ganco, Sikat Baja, Jarum Bunuh, Pisau
dll.
Rollermerupakan salah satu alat bantu yang biasa digunakan dalam proses
penangkapan, dengan berbagai macam alat tangkap salah satunya adalah alat
tangkap mini purse seine, dimana kegunaannya adalah untuk menarik alat tangkap
pada saat hauling, tetapi ada sebagian yang sudah menggunakan untuk
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
32/48
menurunkan atau settingalat tangkap. Rolleryang digunakan oleh nelayan Desa
Saria Pada umumnya menggunakan mesin diesel bermerk tiger dengan kekuatan
180 TG yang di produksi oleh Negara Cina
Gambar 14.Roller(takkal)
4.5. Musim Penangkapan
Musim penangkapan yang dikenal nelayan setempat didasarkan pada
jumlah tangkapan selama waktu tertentu. Musim penangkapan ikan yang terjadi
terbagi kedalam 3 musim sebagai berikut :
1. Musim Paceklik
Musim paceklik terjadi pada bulan Desember sampai bulan Februari, hal
ini berkaitan erat dengan keadaan iklim dimana angin bertiup dari arah barat
sangat kencang dan terjadi gelombang yang cukup besar pula serta dibarengi
dengan terjadinya hujan. Pada bulan tersebut (musim paceklik) kebanyakan
nelayan tidak melakukan penangkapan.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
33/48
2. Musim Sedang
Musim sedang terjadi pada bulan Maret sampai bulan Agustus dan. Pada
musim ini ditandai oleh angin dan gelombang yang tidak begitu besar, pada
musim ini nelayan sudah mulai melakukan operasi penangkapan.
3. Musim Puncak
Musim puncak terjadi pada bulan September sampai bulan November,
pada musim ini para nelayan mulai aktif dalam melakukan penangkapan. Pada
musim ini gelombang, angin, arus laut besar tetapi tidak terjadi secara terus
menerus dan bersifat halus. Pada musim ini harga ikan menurun drastis
dikarenakan jumlah produksi ikan yang meningkat.
Menurut Puslitbangkan (1994), musim ikan pelagis di perairan Indonesia
umumnya berlangsung pada akhir musim Timur dan awal musim Barat (sekitar
bulan Agustus sampai November). Kesuburan perairan tersebut akibat adanya
upwelling pada musim Timur seperti yang terjadi di Laut Banda, Samudera
Hindia dan Laut Jawa bagian Timur.
Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang sering tertangkap di perairan dimana
menjadi daerah penangkapan (fishing ground) adalah ikan komo, cakalang, sorihi
julung dan ikan deho. Masing-masing jenis ikan pelagis yang ditangkap tidak
mempunyai musim penangkapan tersendiri sehingga dalam musim apapun ikan-
ikan tersebut akan di tangkap.
4.6. Daerah Penangkapan
Daerah penangkapan (fishing ground) alat tangkap mini purse seineyang
dioperasikan di Desa Saria adalah di sekitar perairan Kabupaten Halmahera Barat
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
34/48
di 2 titik. Dimana 1 titik daerah penangkapan dengan jarak tempuh 0,75 mil.
Waktu tempuh dari pangkalan (fishing base) di Desa Saria kefishing ground 15
-20 menit. Sedangkan di titi ke 2 jarak yang di tempuh 1,56 mil dengan lama
waktu yang di tempuh 3040 menit.
Penentuan fishing ground untuk pengoperasian minipurse seine di
daerah ini didasarkan pada tanda-tanda alami, terutama adanya burung-burung
yang terbang di permukaan perairan. Selain itu, juga berdasarkan pengalaman
nelayan yang banyak mendapatkan hasil tangkapan di daerah perairan tertentu.
Hal ini mengakibatkan pada suatu daerah tertentu, nelayan-nelayan mini purse
seinemenangkap pada satu daerah yang sama.
Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu
daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang
mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine
yaitu :
a. bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
b. terdapat ikan pelagis yang bergerombol
c. perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring
Sebab-Sebab utama ikan berkumpul disuatu perairan adalah (a) ikan-ikan
tersebut memiliki perairan yang cocok untuk hidupnya, (b) mencari makanan (c)
mencari tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan
larvanya.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
35/48
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang di beberapa titik diperairan
Kabupaten Halmahera Barat diperoleh hasil pengukuran parameter lingkungan
pada Tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3. Hasil Pengukuran Parameter Air Laut Pada Daerah Penangkapan Ikan.
TripPenangkapan
Waktu (WIT)
Parameter Lingkungan
Suhu (0C)Salinitas
(%0)pH air
Kec.
Arus (m/det)
1 17.20 28,4 40 8,23 4,4
2 17.00 29,3 40 8,21 6,8
3 16.00 30,1 35 8,23 5,6
4 18.30 31,3 37 8,23 5,8
Jumlah 119,1 152 32,9 22,6
Rata-rata 29,7 38 8,2 5,6
Dari hasil pengukuran parameter lingkungan selama kegiatan praktek
lapang menunjukan bahwa suhu perairan berkisar antara 28,4 31,3 C, suhu
tertinggi terjadi pada trip 4 pada pukul 18.30 WIT dan suhu terendah pada trip
pertama pukul 17.20 WIT. Salinitas perairan berkisar antara 35 40 %0dengan
rata-rata 38 %0, sedangkan pH air rata rata 8.2 dan kecepatan arus berkisar
antara 4,46,8 m/det. Dari hasil pengamatan kondisi perairan tidak berpengaruh
terhadap jenis hasil tangkapan pada daerah penangkapan tersebut, karena pada
dasarnya alat tangkap mini purse seine yang menjadi tujuan penangkapannya
adalah ikan-ikan pelagic yang selalu membentukshoalatau gerombolan terhadap
jenis ikan apapun.
4.7. Hasil Tangkapan
Mini purse seine yang dioperasikan di Desa Saria ditujukan untuk
menangkap gerombolan ikan-ikan pelagis. Hasil tangkapannya adalah ikan komo,
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
36/48
sorihi, julung, cakalang dan ikan deho. Ikan yang dominan tertangkap adalah ikan
komo. Dalam sistem pelelangan telah di atur oleh pelaksana dimana musim
puncak 1 keranjang ikan bisa mencapai Rp 100.000, musim sedang mencapai Rp
200.000 dan musim paceklik bisa mencapai Rp 350.000 dan itu berlaku untuk
setiap jenis ikan.
4.7.1. Sistem Bagi Hasil
Berdasarkan hasil wawancara sistem bagi hasil yang berlaku di Desa Saria
adalah bagi 3 antara pemilik kapal, ABK dan kapal mini purse seine. Dimana 30
% untuk pemilik kapal dan sisanya untuk ABK dan kapal mini purse seine.
Misalkan dalam 1 bulan apabila hasil tangkapan dan biaya produksinya mencapai
Rp 50.000.000 maka 30% atau 15 jutanya untuk pemilik kapal dan upah yang
didapatkan oleh ABK adalah 35% atau 17,5 juta maka hasil yang sama juga
didapatkan oleh kapal untuk persiapan atau sebagai dana apabila terjadi kerusakan
atau perbaikan pada kapal. Kemudian 17,5 juta atau hasil yang didapatkan di bagi
dengan jumlah ABK 6 orang untuk mengetahui pendapatan rata-rata dari ABK
yaitu 2,9 juta lebih.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
37/48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) tentang Teknik Operasi
Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap mini Purse Seine di Desa
Saria Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, dapat disimpulkan bahwa.
Kapal yang digunakan untuk operasi penangkapan masih tradisional
karena terbuat dari bahan kayu
Ukuran alat tangkap mini purse seine di Desa Saria mencapai 360-400 m
dengan tipe Jepang karena desain kantong yang berada di tengah dan
dioperasikan hanya menggunakan satu kapal (one boat system)
Pengoperasiannya sangat konvensional juga semi modern karena tanpa
menggunakan alat bantu dalam mencari shoalatau gerombolan ikan serta
menggunakan alat bantu dalam pengoperasiannya
Jarak daerah penangkapannya relatif tergantung dimana adanya
gerombolan ikan sehingga hasil tangkapannyapun akan sama tergantung
adanyashoalatau gerombolan ikan.
5.2. Saran
Harus adanya praktek lanjutan tentang pengoperasian alat tangkap mini
purse seinedengan menggunakan alat bantu.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
38/48
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A.U.. Teknik Penangkapn Ikan. Bagian Teknik Penangkapan Ikan.
Bogor: Institut Pertanian, 1976.
Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara 2010
Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara 2011
Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. 2005. Petunjuk Teknis Identifikasi
Sarana Perikanan Tangkap Pukat Cincin (Purse seine) BBPPI, Semarang
Ben Yami, M. 1976. Fishing with Light . Published by arrangement with the
FAO of the United Nations by Fishing News Books, Ltd. England: 1Long Garden Walk, Farnham, Surrey, 150 p.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Barat, 2006
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2006.
Direktorat Jenderal Perikanan, 1995. Penggunaan Payaos/rumpon di Indonesia.
Jakarta 11 hal.
Fyson, John, 1985. Design of Small Fishing Vessel, FAO-UN, Fishing News
Book Ltd, England.
Jen, A. M. 2013. Pengoprasian Alat Tangkap Gillnet Permukaan DenganMenggunakan Alat Bantu Penangkapan Ikan (Rumpon)Di Perairan Kota
Ternate. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Khairun
Ternate.
Laevastu, T., and I. Hela.Fisheries Oceanography. London: Fishing News., 1970.
Mutmainnah Ridwan, 2006a. Studi Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan Terbang
Dengan menggunakan Alat Tangkap Gill Net di Perairan Pulau Hiri,Kota
Ternate Propinsi Maluku Utara.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Unkhair Ternate. Makalah.
Nomura, M. And T. Yamazaki. Fishing Techniques. Compilation of Transcript of
Lecturer Presented at the Training Departement SEAFDEC. Japan
International Corperation Agency. Tokyo, 1975.
Nomura. N dan Yamazaki. T, 1977. Teknik Penangkapan Ikan 1 Peti Perikanan
Secara Umum. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan. Fakultas
Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN 2010. Mata Diklat
Identifikasi Kapal Dan Alat Penangkap Ikan
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
39/48
Puslitbangkan. 1994. Pedoman Teknis Perencanaan Pemanfaatan dan Pengelolaan
Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Perikanannya. Seri Pengembangan
Hasil Penelitian Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta.
Sainsbury, J.C. Commercial Fishing Methods. Farnham: An Introduction to
Vessel and Gears. Second Edition. Fishing News Books, 1986.
Sarif. K. 2008. Sistem Pengoperasian Alat Tangkap Dengan Purse Seine Di
Perairan Talimau Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan
Hasil Praktek Kerja Lapang (PKL)
Siahaan. 2005. Penambahan Rumpon untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan
Kelong Tancap di Daerah Kawal Kabupaten Tanjung Pinang Kepulauan
Riau. IPB Bogor: 96 halaman
Subani, W. 1972. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid 1. LembagaPenelitian Perikanan Laut, Jakarta. Hal : 85-104
Subani, 1985.Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Ikan.Laporan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pertanian Jakarta. Jakarta.
Subani, W. dan Barus, H. R. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No.50. tahaun 1988/1989.
Edisi Khusus. Balai Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian
Pengembangan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian. 248 hal.
Sudirman dan A. Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
40/48
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
41/48
1. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang PKL
a. Pengukuran Spesifikasi Kapal dan Alat Tangkap Mini Purse
Seine
Mengukur Panjang Kapal Mengukur Lebar Kapal
Mengukur Panjang Tutupan Palka Lebar Tutupan Palka
Mengukur Tinggi Palka Lebar Dalam Palka
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
42/48
Panjang Pelampung Putih Diameter Pelampung Putih
Panjang Pelampung Merah Diameter Pelampung Merah
Panjang Pemberat Diameter Pemberat
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
43/48
Diameter Cincin Jarak Antara Pemberat
b.
Proses Setting dan Hauling
Pelingkaran Gerombolan Ikan Penarikan Tali Kolor Dengan Roller
Menakuti Ikan Dengan Bambu (soka) Penyusunan Kembali Alat Tangkap
c. Pengukuran Parameter Air Laut
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
44/48
Pengukuran Suhu dan pH air Mengukur Salinitas Pengukuran Kecepatan Arus
d.
Proses Wawancara
Wawancara Dengan Juragan Wawancara Dengan ABK
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
45/48
2. Kuesioner
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
1. Mengetahui Diskripsi kapal Purse seine
Meliputi :
Kapal
o Panjang :Cm,
o lebarCm,
o tinggiCm,
o panjang Luanas :Cm,
o Kedalaman drafCm
mesin kapal :
o KekuatanPK ,
o merek mesin..
Alat bantu :
Alat- alat Navigaasi :
a) :
b) :
c) :
d) :
Palka Ikan hasil tangkapan :
a) Jumlah : buah,
b)
Ukuran :Panjang:.m, lebarm
Kamar mesin
Peralatan yang berada dalam mesin
Mesin berapa PK :.jumlah..
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
46/48
2. Mengetahui Diskripsi alat tangkap Purse seine
Pur se seineUkuran
(Cm)Jumlah Mater ial Keterangan
1. Jaring bahu
2. Jaring sayap
3.Jaring kantong
4. Selvadge
5. Tali ris bawah
6.Tali pelampung
7. Tali pemberat
8. Cincin
9. Pelampung
3. Mengetahui pembagian tugas operasi di atas kapal
- Nahkoda :
- Juru mesin :
- ABK :
- Koki :
- Bagian lain-lain
4.
Operasi penangkapan:- Perencanaan dan persiapan sebelum kapal berangkat
Menentukan lokasi penangkapan : Alat..Alami..
- Daerah dan waktu penangkapan :
Jarak FG-FB:Mile, Waktu:.Jam
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
47/48
5. Hasil tangkapan dan penanganannya
Jenis ikan Jumlah hasil
tangkapan
Satuan Penanganan
1.
2.
3.
4
5
Hasil Tangkapan (produksi)
Musim Jenis IkanProduksi per trip
(Kg)
Harga / Kg
(Rp)
Puncak
Ikan
Utama
Ikan
Lainnya
Total
Sedang
IkanUtama
Ikan
Lainnya
Total
Paceklik
Ikan
Utama
Ikan
Lainnya
Total
5/19/2018 1. Pendahuluan.docx
48/48
DAFTAR LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
Nama Mahasiswa : M Iksan Umahuk
NPM : 051910007
Fakultas / Jurusan : Perikanan / P S P
Tempat PKL : Desa Sariah Kec Jailolo Kab. Halbar
Waktu klegiatan : .
No Hari / TanggalWaktu
KegiatanJenis Kegiatan
1 Jumat, 21/02/2014 16.0017.20
Survei lokasi dan perkenalan
dengan Kepada Desa Saria serta
juragan kapal
2 Sabtu, 22/02/2014 16.0019.40Persiapan sekaligus pelaksaan
kegiatan operasi penangkapan
3 Minggu, 23/02/2014 14.0015.40Pengukuran spesifikasi kapal
dan alat tangkap
4 Senin, 24/02/2014 14.0020.00Wawancara, persiapan sekaligus
pengoperasian alat tangkap
5 Selasa, 25/02/2014 12.0015.00Wawancara tentang hasil
tangkapan
6 Rabu, 26/02/2014 14.0019.45Persiapan sekaligus pelaksaan
kegiatan operasi penangkapan
7 Kamis, 27/02/2014 15.0021.30Persiapan sekaligus pelaksaan
kegiatan operasi penangkapan
8 Jumat 28/02/2014 08.0012.00Wawancara serta evaluasi akhir
kegiatan PKL