Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERAN RUMAH KREATIF DAN BANK SAMPAH LINSI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
DESA KESIK KECAMATAN MASBAGIK LOMBOK TIMUR
SKRIPSI
Oleh :
M. Romi Azhari NIM: 1502131608
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2019
2
PERAN RUMAH KREATIF DAN BANK SAMPAH LINSI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
DESA KESIK KECAMATAN MASBAGIK LOMBOK TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh :
M. Romi Azhari NIM: 1502131608
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2019
7
MOTTO
Usaha terus sampai Tuhan sebut itu sia-sia.
8
PERSEMBAHAN
Dengan bangga skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Inaqku (Rumisah) yang tidak hentinya-hentinya memanjatkan do’anya untukku
setiap waktu;
2. Bapakku (Kamarudin) sosok figur yang kuat namun tak terlihat tapi selalu ada;
3. Adikku (Ahmad Azanul Toyib);
4. Keluargaku dan kerabat. Baik jauh dan dekat;
5. Dosen Pembimbing Bapak Dr. H. Muslihun Muslim, M.Ag. dan Bapak Din
Hary Fitriady, M.Ag. yang telah membimbing dalam menyelesaikan skripsi;
6. Semua Civitas Kampus UIN Mataram;
7. Untuk teman dan sahabat yang tidak bisa aku sebutkan namanya satu-persatu.
Baik itu teman rumah, bermain, sekolah, kuliah, organisasi, dll.
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam
dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:
1. Dr. H. Muslihun Muslim, M.Ag., sebagai Pembimbing I dan
Din Hary Fitriady, M.Ag., sebagai Pembimbing II yang memberikan
bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di
tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih
matang dan cepat selesai;
2. Agus Mahmud, M.Ag., sebagai Dosen Wali Kelas D Ekonomi Syariah 2015
yang telah memberikan semangat kepada kami untuk menyelesaikan skripsi;
3. H. Bahrur Rosyid, MM., selaku Ketua Jurusan dan Dahlia Bonang, M.Si.,
selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah FEBI UIN Mataram yang selalu
memberikan motivasi selama mengerjakan skripsi;
4. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag., selaku Dekan FEBI UIN Mataram yang
selalu memberikan motivasi selama mengerjakan skripsi;
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag., selaku Rektor UIN Mataram yang selalu
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi;
6. Teman dan Sahabat yang selalu membantu untuk menyempurnakan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semesta. Aamiin.
Mataram, 20 Oktober 2019
M. Romi Azhari
10
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI . ................................................................................................. x
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 5
1. Tujuan ....................................................................................... 5
2. Manfaat ..................................................................................... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 6
1. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 6
2. Setting Penelitian ...................................................................... 7
E. Telaah Pustaka .............................................................................. 7
11
F. Kerangka Teori .............................................................................. 10
1. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat ....................... 10
2. Ekonomi Kreatif ....................................................................... 16
G. Metode Penelitian .......................................................................... 25
1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 25
2. Kehadiran Penelitian ................................................................ 25
3. Lokasi Penelitian ...................................................................... 26
4. Sumber Data ............................................................................. 26
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27
6. Analisis Data ............................................................................ 29
7. Keabsahan Data ........................................................................ 30
H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 33
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 34
A. Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................... 34
1. Desa Kesik ................................................................................ 34
2. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi ................................... 39
B. Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur .......................................... 45
1. Kebijakan .................................................................................. 45
2. Pendekatan ................................................................................ 46
3. Proses Pengolahan Sampah ...................................................... 46
4. Pemasaran ................................................................................. 49
12
C. Kendala yang dihadapi Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
dalam Memberdayakan Masyarakat Desa Kesik Kecamatan
Masbagik Lombok Timurmelalui PemberdayaanEkonomi .......... 50
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 52
A. Analisis Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur .......................................... 52
B. Kendala yang dihadapi Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur .......................................... 63
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 69
A. Kesimpulan ................................................................................... 69
B. Saran-saran .................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
PERAN RUMAH KREATIF DAN BANK SAMPAH LINSI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA KESIK
KECAMATAN MASBAGIK LOMBOK TIMUR
Oleh
M. Romi Azhari 150.213.160.8
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil analisis dari penelitian ini adalah tujuan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi untuk pengembangan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Ekonomi yang dikembangkan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi adalah ekonomi kreatif, karena ekonomi kreatif mampu meningkatkan kualitas SDM. Ekonomi kreatif berfokus pada kreatifitas individu yang berdampak pada peningkatan kualitas SDM. Ekonomi kreatif dipilih adalah ekonomi kreatif di sektor kerajinan. Sampah adalah bahan baku utama yang dalam pembuatan kerajinan melalui proses daur ulang. Hasil dari kegiatan berdampak mengurangi tingkat kesenjangan dan menambah penghasilan keluarga.
Kata Kunci: Peran Rumah dan Bank Sampah Linsidalam meningkatkan perekonomian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan satu dari sekian banyak masalah sulit yang
dihadapi oleh pemerintah di Indonesia sampai saat ini. Keluarga miskin tidak
mampu, kemungkinan lebih besar terjangkit masalah penyakit sosial seperti
Tunawisma, masalah kesehatan, pengangguran, dan tingkat pendidikan yang
rendah.
Secara ekonomi, kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan
sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumberdaya dalam konteks ini
menyangkut tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan
(wealth) yang dapat meningkatkan kesejahteraan dalam arti luas. 1 Belum
berkembangnya sumber daya manusia (SDM) serta belum dimanfaatkannya
seluruh keterampilan dan kemampuan SDM secara optimal merupakan penyebab
kemiskinan.2
Masalah pengangguran disebabkan tidak seimbangnya jumlah penduduk
dan terbatasnya jumlah lapangan kerja. Akibatnya sebagian orang tidak memiliki
pekerjaan dan penghasilan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Keadaan ini, menuntut pada penciptaan lapangan kerja baru oleh pemerintah
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jumlah tenaga kerja saat ini.
1Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), hlm. 133. 2Ibid. hlm. 132.
1
2
Ekonomi kreatif atau industri kreatif merupakan gelombang ekonomi ke
empat yang sekarang ini dikenal dengan revolusi industri 4.0. Ekonomi kreatif
merupakan manifestasi dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan
dengan mengandalkan kreativitas manusia sebagai modal utama. Pembangunan
berkelanjutan adalah salah satu iklim perekonomian yang berdaya saing dan
memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan dan tak terbatas.
Ekonomi kreatif merupakan sebuah sistem eknonomi baru. Ekonomi
kreatif merupakan sistem pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam
proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa yang mengandalkan
kreativitas manusia yang ekslusif pada proses penciptaanya.
Ekonomi kreatif pada dasarnya merupakan pemanfaatan kreativitas,
keterampilan dan bakat tak terbatas melalui eksploitasi ide-ide kreatif dan inovatif
yang berdampak pada perkembangan sumber daya manusia untuk menciptakan
kesejahteraan sosial.
Ekonomi kreatif menitik beratkan perhatiannya pada penciptaan barang
dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat, dan kreativitas sebagai kekayaan
intelektual. Orientasi ekonomi kreatif diharapkan untuk mengatasi berbagai
persoalan sosial seperti pengangguran maupun pengembangan usaha yang
berdasarkan pada potensi ekonomi suatu daerah.
Secara makro, ekonomi kreatif merupakan pilihan untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, juga dapat menekan bahkan
3
menurunkan tingkat penggangguran yang akhirnya berdampak pada pengurangan
jumlah penduduk miskin di Indonesia.3
Berdasarkan hal tersebut, ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu jalan
keluar yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi kreatif diproyeksikan akan tumbuh secara positif bahkan berpengaruh
secara global ikut memberikan dampak yang positif dalam perkembangannya
dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Ekonomi kreatif dapat dibagi ke dalam 14 sub-sektor industri kreatif yakni
antara lain: periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen,
video, film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukkan,
penerbitan, percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio,
serta riset dan pengembangan.
Ekonomi kreatif dapat tumbuh jika dibarengi dengan gagasan dari para
kreator dan pencetus ide yang sifatnya kreatif dan inovatif. Maka dari itu, manusia
harus mampu menciptakan ide kreasi yang dimiliki. Kreativitas diciptakan melalui
pendidiakan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sumber daya manusia.
Semakin baik intellectual capital, maka akan tercipta inovasi tinggi dalam
meningkatkan kemampuan bersaing dari setiap individu.
Jadi, ekonomi kreatif disebut juga era revolusi industri 4.0 merupakan era
pembangunan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berfokus pada pemanfaatan
ide kreatif, inovatif dan informasi dengan modal utama wawasan yang luas dan
3 Andi Irawan, “Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat dalam Meningkatkan Tingkat Perekonomian”, dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB), 2015, hlm. 2.
4
ide yang tidak terbatas yang akan menciptakan inovasi yang tinggi. Ide kreatif,
inovatif, dan wawasan yang luas merupakan komponen yang menjadi modal
utama yang dapat digunakan sumber daya manusia untuk menghadapi era
ekonomi yang kreatif ini.
Berdasarkan hasil observasi awal di desa Kesik Kecamatan Masbagik
Kabupaten Lombok Timur memiliki luas wilayah 5,39 km2 dengan 7.669 jiwa
penduduk. Mayoritas mata pencaharian masyarakat desa adalah dengan bertani
dan menjadi buruh tani. Memiliki luas wilayah 5,39 km2dengan 7.669 penduduk,
menjadikan desa Kesik memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan terlebih
lagi, desa dikelilingi oleh daerah pesawahan yang sangat luas dan banyaknya
sumber daya manusia yang mengelola.
Desa yang memilki luas wilayah yang sangat luas dan total kependudukan
yang banyak, tentunya akan bermunculan banyak permasalahan dan kekurangan
apabila pemerintah desa tidak bisa mengelola dan memanfaatkan semua perangkat
dan sumberdaya yang ada. Terdapat beberapa kekurangan yang terlihat di Desa
Kesik, tentunya membutuhkan tindak lanjut ke depannya oleh pihak pemerintah
desa beserta kerja sama dengan masyarakat desa Kesik. Di antaranya, terbatasnya
lapangan pekerjaan di desa yang menyebabkan banyak sekali pengangguran. Jika
di biarkan terus menerus tanpa ada tindakan dan solusi, maka akan terjadi
kesenjangan ekonomi dalam masyarakat desa.
Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu Husni Hari membuat Rumah Kreatif
dan Bank Sampah Linsi yang memberikan pelatihan keterampilan kepada
masyarakat dalam mengolah sampah menjadi barang kreatif yang bernilai
5
ekonomis. Ibu Husni Hari ini adalah salah seorang warga masyarakat Desa Kesik
yang peduli dengan kehidupan sosial masyarakat yang ada di desanya. Baik itu
masalah pengangguran, keterbatasan lapangan kerja di desa dan kepedulian
terhadap lingkungan sekitar yang sudah tercemar oleh sampah. Tujuan di bangun
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi ini, untuk mengembangkan masyarakat
dan memberdayakan hidup masyarakat melalui potensi ekonomi sehingga taraf
hidup masyarkat menjadi lebih baik dan dapat mengurangi kesenjangan antar
masyarkat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur.4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti tentang
“Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarkarat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok
Timur”.
B. Rumusan Masalah
Untuk menjadikan permasalahan lebih fokus dan spesifik, maka di
perlukan suatu rumusan masalah (fokus penelitian), agar pembahasan tidak keluar
dari kerangka pokok penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur?
2. Apa kendala Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur?
4 Observasi, Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 12 – 20 Agustus 2018.
6
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik
Lombok Timur.
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Rumah Kreatif dan Bank Sampah
Linsi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur.
2. Manfaat
a. Teoritis
1) Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan
ekonomi kreatif
2) Sebagai bahan perbandingan bagi pihak yang menulis karya ilmiah yang
berkaitan dengan ekonomi kreatif
b. Praktis
1) Sebagai bahan kajian bagi para pengelola rumah kreatif terkait
pengembangan ekonomi kreatif di masyarakat.
2) Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pengembangan
ekonomi kreatif sebagai sarana agar mampu meningkatkan
perokonomian dan taraf hidup.
7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini agar lebih terfokus, peneliti hanya akan
meniliti dan mengkaji mengenai ”Bagaimana peran dan apa saja kendala
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur”.
2. Setting Penelitian
Penilitian ini dilakukan di Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
Dusun Selimur Desa Kesik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena
berdasarkan observasi yang peneliti lakukan belum ada penelitian yang
meneliti di lokasi tersebut dan lokasi penelitian yang unik, di mana sampah di
olah menjadi barang bernilai ekonomis.
E. Telaah Pustaka
Untuk memudahkan penyusunan penelitian ini, penelitian ini mengacu
pada penelitian terdahulu yang relevan agar dapat memperkuat dan mempermudah
pengumpulan data maupun metode analisis data agar dapat dipahami oleh semua
kalangan. Maka penulis akan mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang
terkait dengan topic penelitian ini. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar peneliti
mendapatkan gambaran dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti memberi perbandingan dengan penelitian terdahulu yang
dianggap relevan dengan topik yang peneliti angkat, antara lain:
1. Ela Hayati “Usaha Ekonomi Kreatif dalam Meningkatkan Ekonomi
8
Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Petani Nanas Desa
Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah)”.
Menelaah dari penelitian yangdilakukan Ela Hayati dengan penelitian ini,
sama-sama membahas tentang pengembangan ekonomi kreatif dalam
meberdayakan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian.
Metode penelitian yang digunakan adalah sama-sama menggunakan
penelitian yang bersifat pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan sumber
data primer dan sekunder yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi sebagai penunjang.5
Hal mendasar yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Ela Hayati
dengan penelitian ini yaitu pada pokok bahasannya dimana penelitian yang
dilakukan Ela Hayati lebih fokus membahas tentang ekonomi kreatif
pengelolaan nanas yang menjadi realitas baru di masyarakat, sedangkan
penelitian ini membahas tentang ekonomi kreatif pada pengelolaan limbah
sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis.
2. Murni Retiwiranti “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Pada Masyarakat dalam
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Melalui Budidaya Tanaman
Biofarmaka dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Petani Kencur Desa
Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah).”
Menelaah penelitian yang dilakukan oleh Murni Retiwati ini, membahas
tentang bagaimana pengembangan ekonomi kreatif dalam upaya pemberdayaan
masyarakat. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian yang
5 Ela Hayati, “Usaha Ekonomi Kreatif dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Petani Nanas Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah)”, (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017).
9
bersifat pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan sumber data primer dan
sekunder yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
sebagai penunjang.6
Perbedaan mendasar dari penelitian yang dilakukan oleh Murni Retiwati
dengan penelitian ini terletak pada pokok bahasannya. Di mana dalam
penelitian Murni Retiwati membahas ekonomi kreatif pada riset dan
pengembangan tanaman biofarmaka kencur, sedangkan pada pelitian ini
membahas ekonomi kreatif pada pengelolaan limbah sampah plastik menjadi
barang bernilai ekonomis.
3. Umi Rohmah “Analisis Peran Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Pendapatan
Pengrajin ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Industri
Anyaman Bambu Desa Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu)”.
Menelaah dari penelitian yang dilakukan Umi Rohmah, metode penelitian yang
digunakan adalah menggunakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan
memanfaatkan sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh kemiskinan pedesaan yang menjadi masalah utama dalam
proses pelaksanaan pembangunan di daerah pedesaan, karena sebagian besar
penduduk miskin bermukim diwilayah pedesaan, maka pembangunan dari
pedesaan sebagai bagian dari pembangunan.7
6Murni Retiwati,“Analisis Peran Ekonomi Kreatif Pada Masyarakat dalam Meningkatkan
Pendapatan Rumah Tangga Melalui Budidaya Tanaman Biofarmaka dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Petani Kencur Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)”, (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2018).
7 Umi Rohmah, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Pendapatan Pengrajin Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Industri Anyaman Bambu Desa
10
Perbedaan mendasar dari penelitian yang dilakukan oleh Umi Rohmah dengan
penelitian ini terletak pada pokok bahasannya. Di mana dalam penelitian Umi
Rohmah membahas ekonomi kreatif pada industri kerajinan anyaman bambu,
sedangkan pada pelitian ini membahas ekonomi kreatif pada pengelolaan
limbah sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis.
F. Kerangka Teori
1. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengembangan Masyarakat
“Pengembangan” dan “Masyarakat” merupakan dua konsep yang
saling berkaitan. Pengembangan masyarakat merupakan kepentingan
bersama guna meningkatkan kualitas hidup yang dilakukan dengan usaha
bersama dan terencana.8
Pengembangan masyarakat merupakan salah satu metode pekerjaan
sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat
melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta
menekankan pada prinsip partisipasi sosial.9
Bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, dan lain sebagainya
merupakan aspek dari penerapan pengembangan masyarakat. Terutama pada
pengembangan strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan
Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu)”, (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017).
8 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, Refika Aditama, 2005), hlm. 39.
9Ibid. hlm. 37
11
ekonomi menengah ke bawah sangat penting untuk dilakukan.10
Pengembangan usaha dibidang ekonomi merupakan salah satu
pengembangan pemberdayaan masyarakat yang diyakini sangat produktif
untuk diterapkan dan kemungkinan besar dapat berhasil di masyarakat.
Pengembangan dimulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat akan
berdampak juga ke aspek kehidupan lainnya. Pemberdayaan ekonomi
diharapkan mampu menjadi solusi menciptakan kesejahteraan ekonomi di
masyarakat.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat menjadi solusi dari
masalah sosial yang ada di masyarakat di karenakan dalam prakteknya
menekankan pada kerjasama dan pemecahan masalah yang terencana
dengan memanfaatkan potensi dari sumber daya yang ada untuk
meningkatkan pendapatan guna menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Islam telah melarang meminta-minta dan menghimbau orang Islam
untuk mendapat mata pencaharian dengan bekerja. Dari pendapat ini, orang
boleh menyimpulkan/menduga bahwa salah satu tujuan masyarakat Islam
adalah untuk menciptakan lingkungan ekonomi kepada mereka yang mau
dan bisa mencari pekerjaan menurut kemampuan mereka.
Tekanan Islam di sini pada kesejahteraan ekonomi yang berasal dari
seluruh alam serta isinya. Islam dirancang sebagai suatu berkat untuk
kesejahteraan umat manusia, dan mengharapkan hidup yang lebih kaya dan
menghargai kehidupan dan bukan lebih miskin, penuh dengan
10 Adi Fahrudin, Pemberdayaan, Partisipasi, dan Penguatan Kapasitas Masyarakat,
(Bandung: Humaniora, 2008), hlm. 18.
12
kesukaran/penderitaan.11
Islam bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan khususnya
kesejahteraan dibidang ekonomi melalui pemanfaatan seluruh alam serta
isinya yang telah diciptakan oleh Allah SWT di alam semesta ini. Jadi, tugas
manusia adalah untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baik mungkin. Ini
bertujuan agar manusia dapat mencapai falah, juga agar terpenuhinya
maqashid syariah.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan (empowerment) secara harfiah berarti pemberian
kekuasaan atau pemberian kekuatan. Pemberdayaan adalah di mana rakyat,
organisasi, dan komunitas diarahkan agar dapat berkuasa atas hidupnya
melalui pemberian pendidikan.12
Pemberdayaan merupakan strategi pembangunan yang saat ini
banyak diterapkan diberbagai kalangan masyarakat, bahkan sudah banyak
berkembang berbagai konsep pemikiran tentang pemberdayaan di
masyarakat.
Pemberdayaan sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
personal dalam memberikan pengarahan, pelayaan atau kekuatan dalam
dirinya sendiri. Dalam hal yang lebih utama seseorang harus bisa:
(a) memenuhi kebutuhan dasarnya atau kebutuhan primer sehingga mereka
memiliki kemampuan kebebasan dalam makna tidak hanya kebebasan
berpendapat melainkan memiliki kebebasan bebas dalam hal masalah
11Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic Economics Eknomi Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 115.
12Adi Fahrudin, Pemberdayaan…, hlm. 16.
13
ekonomi, bebas dari kebodohan, bebas dari penderitaan, dan mampu
menjangkau dasar dasar sumber produk yang sekiranya mampu
meningkatkan sumber produk yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.
(b) mampu meninjau sumber-sumber produk yang kiranya mampu
meningkatkan pendapatan secara ekonomi dan bisa memproleh barang-
barang, jasa yang barangkali sangat dibutuhkan. (c) berikutnya merupakan
partisipasi dalam proses berjalannya proses pembangunan yang dilakukan
atau dalam mengambil keputusan keputusan yang berpotensi bisa
mempengaruhi mereka.13
Konsep pemberdayaan masyarakat merupakan proses dan tujuannya
untuk memperkuat individu dari masalah dan keadaan sosial yang dihadapi
kemudian diarahkan ke arah yang lebih baik melalui pemberian pendidikan
dan pendampingan agar mereka dapat berkuasa atas hidupnya.
Dalam memahami keberhasilan dari keberdayaan masyarakat dapat
dilihat atau dibuatkan indikator, agar dapat dan mudah memahami
keberhasilan dari seluruh pemberdayaan, sehingga segenap upaya yang
dibuat dapat dikontrol dan dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja yang
berpotensi dari sasaran perubahan atau perbaikan.
Jika dikaitkan dengan pendapat Kieffer yang berkaitan dengan
indikator pemberdayaan adalah (1) kompentensi kerakyatan, (2)
kemampuan sosiopolitik, dan (3) kompetensi partisipatif. Adapun pendapat
secara detail menurut Kieffer kompetensi kompentensi tersebut dapat
13 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, Refika
Aditama, 2005), hlm. 58
14
dipengaruhi oleh sikap pribadi seseorang atau bawaan perasaaan.14
Menurut beberapa ahli sosiolog, proses pemberdayaan harus berpijak
pada pedoman dan memperhatikan prinsip-prinsip pemberdayaan. Menurut
perspektif pekerjaan sosial, prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
proses pemberdayaan, antara lain:
1) Pemberdayaan merupakan proses kolaboratif.
2) Proses pemberdayaan menjadikan masyarakat sebagai aktor utama.
3) Masyarakat harus menyadari bahwa mereka instrument penting untuk
mepengaruhi perubahan.
4) Meningkatkan kompetensi melalui pengalaman.
5) Solusi harus bersifat universal.
6) Memperluas jaringan dan informasi guna mendukung proses
pemberdayaan.
7) Masyarakat harus berpartisipasi, mulai dari proses perencaan, program,
pemecahan masalah, sampai evaluasi program.
8) Kesadaran harus mampu memobilisasi tindakan bagi perubahan
9) Dalam pemberdayaan, penggunakan sumber-sumber yang ada harus
mampu digunakan secara efektif.
10) Pemberdayaan harus bersifat dinamis, sinergi, berubah terus, evolutif;
permasalahan selalu memiliki beragam solusi.
11) Pemberdayaan dapat dicapai melalui struktur-struktur personal dan
14Ibid. hlm. 63.
15
pembangunan ekonomi secara paralel.15
Aspek penting pemberdayaan harus mencakup; (1) perencanaan,
(2) koordinasi, (3) pengembangan program yang tujuannya berdampak pada
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. 16 Tiga komponen ini harus
disusun sedemikian rupa oleh pekerja sosial dalam proses pemberdayaan
dalam upaya untuk pengembangan masyarakat.
Sebagai upaya pengembangan masyarakat, pemberdayaan yang
sifatnya kolektif maka penting untuk diperhatikan atau dilibatkan juga
beberapa faktor pendukung diantaranya seperti perencana sosial, warga
setempat, lembaga donatur, dan instansi-instansi yang dapat dilibatkan dalam
hal kerjasama mulai dari hal-hal perencanaan, penyusunan, evaluasi program
program yang akan dijalankan.17
Bidang ekonomi merupakan aspek kehidupan yang harus diutamakan
dalam program pemberdayaan masyarakat. Khususnya masyarakat desa
mayoritas berprofesi sebagai petani.18 Karena seringkali masyarakat petani di
desa memiliki tingkat perekonomian menengah ke bawah.
Memberdayakan masyarakat dengan memaksimalkan pemanfaatan
potensi sumber daya alam di sekitar mereka dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan kelompok masyarakat dapat dilakukan dengan cara pemberian
pendidikan berupa pelatihan keterampilan agar dapat menggali potensi yang
dimiliki.
15Ibid. hlm.68-69.
16Ibid. hlm. 71. 17Ibid. hlm. 71. 18 Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganan, (Malang: Intrans
Publishing, 2013) hlm. 51.
16
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pengembangan
kemandirian masyarakat melalui perwujudan dari hasil menggali potensi
kemampuan yang dimiliki. 19 Semua manusia pasti punya potensi untuk
dikembangkan. Pemberdayaan dilakukan dengan memamnfaatkan sumber-
sumber sekitar dengan pemberian pendidikan terlebih dahulu untuk melihat
potensi yang dimiliki.
Jika dikaitkan pemberdayaan dengan ekonomi kreatif, hampir
mempunyai visi misi sama. Tujuan dari pemberdayaan dan ekonomi kreatif
untuk mencari pembangunan berkelanjutan dengan aktor utamanya adalah
manusia. Sehingga ekonomi kreatif dalam program pemberdayaan bisa
menjadi solusi dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan guna
menciptakan kesejahteraan masyarakat.
2. Ekonomi Kreatif
a. Pengertian Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan wujud sebenarnya dalam upaya
menciptakan pembangunan berkelanjutan dengan pemanfaatan kreativitas,
karena pembangunan ekonomi sekarang ini dituntut mempunyai sumber
daya baru agar dapat bersaing.20 Ekonomi kreatif merupakan semangat baru
untuk bertahan hidup yang sudah dianggap penting dan mulai diterapkan di
berbagai negara. Ekonomi kreatif juga menawarkan peluang yang sama
seperti negara-negara maju untuk negara-negara berkembang seperti di
19
Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2019) hlm. 52. 20 Maria Elka Pangestu, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, (Jakarta: Departemen Perdagangan RI, 2008), hlm. 1.
17
Indonesia.
Pesan besar yang ditawarkan oleh ekonomi kreatif adalah pada
pemanfaatan cadangan sumber daya yang sudah tersedia bukan hanya pada
sumber dayaterbarukan bahkan sumber daya tak terbatas, yakni sumber daya
ide, talenta dan kreativitas manusia. Sehingga konsep menarik dari ekonomi
kreatif ini menarik untuk diterapkan sebagai model pengembangan ekonomi
United Nations Confrence On Trade And Development (UNCTAD)
mendefinisikan tentang ekonomi kreatif sebagai sebuah konsep
pengembangan ekonomi guna meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru
dan kesejahteraan masyarakat dengan pemanfaatan sumber-sumber yang
ada melalui proses kreatif pada seluruh aktivitas ekonominya.21
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2009,
memberikan pengertian tentang ekonomi kreatif adalah era baru iklim
perekonomian dengan memfokuskan pada kreativitas sumber daya manusia
pada aktivitas ekonomi yang dilakukan.22
Adapun istilah ekonomi kreatif dan industri kreatif dua kata yang
saling berkaitan yang menghasilkan penciptaan nilai ekonomi dan lapangan
kerja baru yang berdampak pada kehidupan sosial ekonomi di masyarakat.23
Ekonomi kreatif sebagai istilah sudah yang tercakup di dalamnya adalah
aspek kreasi dan inovasi kemudian diwadahi oleh sebuah industry yang
kemudian dinamakan dengan industry kreatif.
21 M. Chatib Basri, dkk. Rumah Ekonomi Rumah Budaya Membaca Kebijakan
Perdagangan Indonesia, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 365.
22Ibid. hlm, 366.
23Ibid, hlm. 368.
18
Adapun beberapa definisi ekonomi kreatif yang berkaitan dengan
industri kreatif yang dikemukakan oleh beberapaahli:
1) Kementerian Perdagangan RI
Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan
kreatifitas individu dalam menciptakan lapangan kerja baru dan
menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui kreatifitas penciptaan.24
2) Menurut UK DCMS Taks Force
Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan pada keaslian
kreatifitas, bakat maupun talenta kemampuan individu dalam
meningkatkan taraf hidup dan penciptaan kesempatan kerja melalui
eksploitasi Hak Kekayaan Intelektual.25
Dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif dan industri kreatif
merupakan aktivitas ekonomi berkaitan dengan sebuah industri dengan
modal utama adalah kreatifitas manusia dalam seluruh aktivitas ekonomi,
juga sebagai upaya pembangunan bidang ekonomi berkelanjutan punya
daya saing.
Manusia dituntut mampu memaksimalkan semua anugerah yang
telah diberikan oleh Allah SWT. Akal merupakan anugerah yang paling
mahal yang diberikan Allah SWT kepada manusia. 26 Allah memberi
peringatan untuk hamba-Nya yang tidak memaksimal potensi akal yang
24Mari Elka Pangestu, Pengembangan…, hlm. 5.
25Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntunan dan Kebutuhan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 230. 26Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hlm. 39.
19
telah diberikan.Maka dari itu, Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an
QS. Yunus [100] yang berbunyi:
Artinya: ”Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin
Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya”.
Implikasi ekonomi dan bisnis dari ayat ini, segala aktivitas manusia
harus dilakukan dengan ilmu, kecerdikan dan pengoptimalan semua potensi
akal yang ada untuk mencapai tujuan ekonomi. Jujur, benar, kredibel dan
tanggung jawab saja tidak cukup dalam berekonomi dan berbisnis.27 Jadi
manusia juga dituntut agar mampu menggunakan semua potensi akal yang
dimiliki dalam proses ekonomi dengan memperhatikan kaidah-kaidah
ekonomi dalam Islam agar dapat tercapainya maqashid syariah.
b. Sektor-sektor Industri Kreatif
Industri kreatif di bagi ke dalam 14 sub-sektor yang berbasis pada
kreativitas antara lain:
1) Periklanan
Periklanan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa
periklanan (komunikasi satu arah denga menggunakan medium tertentu),
yang meliputi proses kreasi, produksi, dan distribusi dari iklan yang
27Ibid., hlm. 40.
20
dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan
luar ruang, produksi material iklan, kampanye relasi publik, promosi,
tampilan iklan di media cetak dan elektronik, pemasangan berbagai
poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan
reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau
samples, serta sewaan kolom iklan.
2) Arsitektur
Arsitektur adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa
desain bangunan, perencanaan biaya intruksi, konservasi bangunan
warisan, pengawasan kontruksi baik secara menyeluruh dari level makro
(town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan
level mikro (detail kontruksi, misalnya arsitektur taman, desain interior).
3) Desain
Desain adalah kegiatan yang terkait dengan kreasi desain grafis,
desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas
perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa
pengepakan. Desain produk merupakan proses kreasi sebuah produk
yang menggabungkan unsur fungsi dengan estetika sehingga bermanfaat
dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Tren sub-sektor ini sangat
positif.
Dengan populasi penduduk yang didominasi oleh usia produktif,
potensi terbentuknya interaksi antara pelaku industri dan pasar pun
sangat besar. Ditambah lagi masyarakat dan pasar sekarang memiliki
21
apresiasi terhadap produk yang berkualitas.
4) Pasar Barang Seni
Pasar barang seni adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka serta memiliki nilai
estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko.
5) Kerajinan
Kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi produk yang dihasilkan oleh tenaga pengrajin
yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya.
6) Musik
Musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekam
suara.
7) Fesyen
Fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain
pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi
pakaian mode dann aksesorisnya, konsultasi lini produksi fesyen, serta
distribusi produk fesyen.
8) Permainan Interaktif
Permainan interaktif adalah kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan kreasi produksi, distribusi, permainan komputer dan video yang
bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan
22
interaktif bukan didominasi hiburan semata-mata, tetapi juga sebagai
alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9) Video, Film, dan Fotografi
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film,
dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film.
10) Layanan Komputer dan Piranti Lunak
Layanan computer dan piranti lunak adalah kegiatan kreatif yang
terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan
komputer, pengelolaan data, pengembangan data base, pengembangan
piranti lunak.
11) Riset dan Pengembangan
Riset dan pengembangan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi,
penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan
kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru,
dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
12) Penerbitan dan Percetakan
Penerbitan dan percetakan adalah kegiatan kreatif yang terkait
dengan penulisan konten dan penebitan buku, jurnal, koran, majalah
tabloid, dan konten digital, serta kegiatan kantor berita dan pencari berita.
13) Seni Pertunjukkan
Seni pertunjukkan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan, desain dan
23
pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung dan tata pencahayaan.
14) Televisi dan Radio
Televisi dan radio adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televise (games, kuis,
reality show, infotainment, dan lainnya).28
c. Perkembangan Industri Kreatif
Era industri merupakan era ekonomi kreatif berfokus dengan
pengoptimalan potensi akal yang dimiliki manusia yang didapat melalui
pendidikan, pengalaman, dan informasi kemudian diterapkan dalam
aktivitas ekonomi. Industri kreatif dapat berdampak positif jika dapat
dikembangkan dengan baik bukan hanya berdampak pada sumber daya
manusia, tapi pada semua aspek kehidupan.
Manfaat positif dari industri kreatif, salah satunya terbukanya
lapangan kerja baru. Sektor kerajinan dan fesyen merupakan sektor yang
memiliki daya serap tinggi dan mudah kuasai semua lapisan masyarakat.
Maka perlu pengelolaan yang baik dan benar agar dapat berkontribusi pada
penciptaan lapangan kerja baru dan menekan angka kemiskinan.29
d. Peluang dan Tantangan Industri Kreatif
1) Peluang Industri Kreatif
Industri kreatif baik dalam maupun di luar negeri mempunyai
peluang yang sangat besar. Perkembangan segmentasi pasar industri
kreatif terbuka lebar dan punya kecenderungan akan meningkat. Maka
28
Mauled Moelyono, Menggerakkan…, hlm. 231-234.
29Maria Elka Pangestu, Pengembangan..., hlm. 27.
24
dari itu, era ekonomi kreatif harus mampu dioptimalkan dengan sebaik-
baik mungkin.
Kemampuan menciptakan inovasi dalam peluang menjadi nilai
tambah substansial yang sehingga dapat berdampak pada sosial-ekonomi.
Setiap individu berpeluang menjadi pelaku inovasi yang dapat menjadi
motor dari pembangunan jika dapat memanfaatkan peluang-peluang yang
ada.
2) Tantangan Industri Kreatif
Di Indonesia, dunia pendidikan menjadi tantangan dalam
pengembangan industri kreatif. Pendidikan di Indonesia lebih banyak
teori dari pada prakteknya. Ini yang menyebabkan kecerdasan rasioal,
emosi, dan spiritual tidak seimbang yang berpengaruh pada daya cipta
individu. Industri kreatif membutuhkan kompetisi yang kompetitif.
Kompetisi yang membutuhkan latihan, sehingga pendidikan harus
memperbanyak orientasi lapangan, riset, eksperimen,
Menyeimbangkan ketiga dimensi intelegensia melalui kompetensi
pendidikan yang kompetitif, diharapkan mampu mencetak sumber daya
manusia yang berintelegensia yang tinggi dan memilki kreativitas daya
cipta yang tinggi pula agar mampu menghadapi tantangan industri
kreatif.30
Agar individu lokal Indonesia bisa bersaing dengan asing, maka
para pekerja kreatif di Indonesia harus dipersiapkan dengan matang,
30
Mauled Moelyono, Menggerakkan…, hlm. 287
25
segera membuat lembaga-lembaga pelatihan baik formal maupun non-
formal yang mampu melatih kemampuan kreativitas, bahasa asing,
pemasaran, dan negosiasi bisnis.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan pengungkapan fenomena-fenomena sosial
secara konsekstual melalui pengumpulan data secara alami sebagai sumber
data langsung dan instrumen kunci dan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.31
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa dapat disimpulkan jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
2. Kehadiran Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lokasi, sangatlah
penting karena peneliti berperan sebagai instrument penting sekaligus
pengumpul data sehingga kehadirannya di lokasi penelitian sangat diperlukan.
Peneliti harus terjun langsung dilapangan guna memperoleh data yang valid
dari lokasi penelitian.
Peneliti melibatkan diri di lapangan untuk mengamati secara cermat
secara langsung terhadap subyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,
peneliti bertindak sebagai instrumen kunci atau pelaku sekaligus sebagai
31Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1998), hlm. 3.
26
pengumpul data melalui wawancara langsung kepada narasumber.
Untuk mendapatkan data yang valid dari lokasi penelitian, peneliti
mengajukan pertanyaan yang menyangkut isi penelitian dan pertanyaan itu
ditunjukkan kepada orang-orang tertentu yang dijadikan sampel penelitian
dalam hal ini pengelola Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dan
Masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian yaitu
pada Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi yang berada di Dusun Selimur
Desa Kesik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
Pengambilan lokasi tersebut sebagai objek penelitian didasarkan pada
beberapa alasan yaitu:
a. Karena lokasi ini letaknya sangat strategis dan belum pernah ada yang
meneliti.
b. Karena Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi ini merupakan yang pertama
mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis di yang ada di
Kecamatan Mabagik.
4. Sumber Data
Data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan
disajikan untuk tujuan tertentu. 32 Data merupakan bukti sebagai penguat
penelitian.
32Moh. Pabundu Tika, Metodologi Research Bisnis, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 57.
27
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli.
Proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memperhatikan siapa
sumber utama yang dijadikan objek penelitian.33 Data primer harus diambil
dari orang yang terlibat langsung dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, yang dijadikan data primer adalah informasi
yang bersumber dari masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok
Timur yang menjadi pengelola dan anggota Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulan oleh orang lain
lebih dahulu diluar penelitian ini, walau sebenarnya data tersebut adalah
data yang asli. 34 Data sekunder peneliti dapatkan melalui studi pustaka
dengan mengkaji buku agar dapat dijadikan sebagai refrensi yang berkaitan
variabel dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Adapun data sekunder
yang dipakai adalah buku tentang pengembangan masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, dan ekonomi kreatif.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulannya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan 3 metode:
33 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Yogyakarta: UPFE-UMY, 2005), hlm. 60.
34 Moh. Pambudu Tika, Metodologi…, hlm.57.
28
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan terjun
langsung ke lapangan melihat kondisi dari lingkungan dari objek penelitian
untuk mendukung kegiatan penelitian sehingga di dapatkan gambaran jelas
tentang bagaimana kondisi dari objek penelitian tersebut.35
Peneliti menggunakan observasi untuk mengamati berbagai aspek
misalnya kondisi Rumah Kreatifdan Bank Sampah Linsi Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dan berbagai aspek
lainnya yang dapat dilihat secara langsung.
b. Interview/Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau proses interaksi
antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang
diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung.
Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan
tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, di
mana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti
dan telah dirancang sebelumnya.36 Dalam hal ini, peneliti akan melakukan
wawancara dengan pihak terkait dengan penelitian di antaranya dengan
masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur yang menjadi
35Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 196. 36 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 372.
29
pengelola dan anggota Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi. Peneliti
berharap mendapat informasi tentang peran Rumah Kreatif dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat desa dan apa saja kendala dalam
melakukan hal tersebut.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.37
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen
berbentuk dokumentasi umunya seperti gambar dan vidio.38 Dokumentasi
merupakan metode pendukung dari penggunaan metode observasi dan
wawancara.
Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti ingin memperoleh dokumen
dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian. Sehingga
dapat mendukung, menambah kepercayaan dan dapat membuktikan suatu
kejadian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa catatan maupun
informasi yang di dapat, dan gambar atau video kegiatan penelitian.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi,
dan lainnyauntuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang
37 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 396.
38Ibid. hlm. 140.
30
diteliti.39
Setelah data-data yang dibutuhkan sudah terkumpul, maka kegiatan
penelitian yang dilakukan adalah menganalisa data. Pekerjaan analisis data
dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan
kode, dan mengkategorisasikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data
tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja dan akhirnya diangkat
menjadi teori substantif.40
Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk
menganalisis data yang sudah terkumpul adalah teknik analisis induktif,
dimana data-data yang bersifat khusus yang peneliti dapatkan dari hasil
observasi, wawancara, dan data yang terkumpul lainnya akan diolah dan
diambil kesimpulan yang bersifat umum dari data tersebut.
Sebagaimana teknik induktif teknik yang digunakan untuk
mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian yang berangkat
dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian bertujuan untuk memberikan apakah
data yang diperoleh dilapangan betul-betul valid atau tidak, dengan
memadukan landasan teori yang menjadi landasan penelitian untuk
mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.Mengingat data
dan temuan yang didapatkan dalam penelitian harus sesuai dengan realitas dan
dapat dipertanggungjawabkan.
39Lexy J. Moleong, Metodologi…, hlm. 248. 40Ibid. hlm. 281.
31
Jadi untuk keabsahan data dan temuan ini tidak lebih dari pada
bagaimana usaha yang bisa mendapatkan data yang benar dan tepat serta valid
dan bisa dibuktikan kebenarannya. Ada beberapa langkah yang peneliti pakai
sebagai acuan untuk mendapatkan keabsahan hasil penelitian ini.
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan analisis yang konstan dan
tentative. Hal ini berarti bahwa hendaknya mengadakan pengamatan dengan
teliti dan rinci serta berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol, kemudian menelaah secara rinci sampai pada suatu titik sehingga
pada pemeriksaan tahap awal nampak salah satu atau seluruh faktor yang
ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.41
b. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi
Pemeriksaan teman sejawat memalui diskusi, bertujuan untuk
memperoleh kritikan dan pernyataan yang tajam atas hasil yang telah
didapatkan sehingga menuju ketingkat kepercayaan dan kebenaran dari data
hasil penelitian.42
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
hasil lain yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan teman
sejawat sehingga memiliki derajat keabsahan data. Penggunaan teknik ini
menunjukkan bahwa peneliti terbuka terhadap hasil inprestasi dengan
menerima kritikan dengan data hasil temuan.
41Ibid.hlm. 329-330. 42Ibid.hlm. 178.
32
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.43 Disini peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data.
Peneliti hanya terfokus pada triangulasi sumber. Adapun triangulasi
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat keabsahan suatu
data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda melalui metode
penelitian kualitatif ini.
d. Kecukupan Referensi
Kecukupan refrensi adalah sebagai alat untuk menjaring data,
menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi.Kecukupan
refrensi ini digunakan sebagai landasan teoritis yang cukup kuat untuk
merumuskan permasalah.
Oleh karena itu, selaku peneliti selalu berpedoman pada refrensi
dengan banyak membaca refrensi-refrensi yang mendukung dan diluar
refrensi kepustakaan yang mendukung serta penelitian yang terdahulu
dengan menambah refrensi penelitian dan mengecekkan kembali.Hal ini
untuk menguji diadakan analisis dan penafsiran data hasil kritik yang
terkumpul.
43Ibid. hlm. 330.
33
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan, penulisannya mengacu pada
pedoman penulisan skripsi UIN Mataram. Penulisan skripsi ini menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan serta
mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
BAB I Pendahuluan: Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah
pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Paparan DatadanTemuan: Pada bab ini, berisi tentang paparan data
dan temuan baik data primer dan sekunder dari penelitian yang dilakukan di
lapangan. Bab ini memaparkan secara deskriptif tentang lokasi penelitian dan
temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.
BAB III Pembahasan: Bab ini membahas data-data yang ditemukan di
lapangan apakah sesuai dengan teori yang ada. Pada bab ini akan membahas
tentang peranan Rumah Kreatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di
Desa Kesik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dalam perspektif
ekonomi Islam dan apa saja kendala yang dihadapi pengelola Rumah Kreatif
dalam mencapai tujuan daripada aktivitas tersebut.
BAB IV Penutup: Bab ini akan menyimpulkan hasil dari penelitian dari
Rumah Kreatif yang ada di Desa Kesik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok
Timur yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dan memberikan saran-
saran penelitian.
34
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
1. Desa Kesik
a. Profil Desa Kesik
Desa Kesik merupakan salah satu desa di antara 10 desa di
Kecamatan Masbagik Lombok Timur. Jarak tempuh dari Desa Kesik ke
pusat pemerintahan Kecamatan Masbagik dan Kabupaten Lombok Timur
sekitar 3,20 dan 10,20 km. Kondisi yang masih alami dan merupakan
wilayah yang cukup subur.
Hampir semua masyarakat beragama Islam dan 1 orang beragam
Hindu. Masyarakat Desa Kesik adalah mayoritas suku sasak yang kental
terbukti dengan masih dipertahankan nilai-nilai adat dan budaya sasak di
zaman modern ini. Tradisi masih kental terbukti dengan masih dilestasikan
budaya-budaya Sasak sampai sekarang ini.
Suasana desa aman, nyaman dan tentram tidak pernah ada konflik
yang terjadi antar masyarakat Desa Kesik maupun antar warga Desa Kesik
dan desa luar. Walaupun ada, pasti bisa selesaikan dengan kekeluargaan.
Desa Kesik dikenal dengan masyarakat desa nya yang ramah dan sopan 44
44Observasi, Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 12 Juli – 20 Agustus
2018.
34
35
b. Batas-batas Wilayah Desa Kesik
Sebelah Utara : Desa Lendang Nangka
Sebelah Barat : Desa Gelora
Sebelah Selatan : Desa Paokmotong
Sebelah Timur : Desa Danger45
c. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Kesik adalah seluas 5,39 km2 dan terdiri dari 11
kekadusan, antara lain
1) Timbak
2) Sungkit
3) Lelong
4) Tengak Timuk
5) Tengak Bat
6) Punik Agung
7) Dasan Baru
8) Selimur
9) Anak Duwi
10) Montong Teker
11) Munsuk46
45Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur, “Kecamatan Masbagik Dalam Angka
2018”, dalam http://lomboktimurkab.bps.go.id/publication, diambil tanggal 25 Juni 2019. 46Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur, “Kecamatan Masbagik Dalam Angka
2018”, dalam http://lomboktimurkab.bps.go.id/publication, hlm. 16, diambil tanggal 25 Juni 2019.
36
d. Kondisi Sosial
1) Sumber Daya Alam
a) Lahan sawah : 300,00 Ha
b) Bangunan dan Pekarangan : 111,70 Ha
c) Kebun : 26,00 Ha
d) Lainnya : 39,01 Ha47
2) Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk Desa Kesik adalah sebanyak 2.367 KK dan
7.669 jiwa dengan rincian sebagai berikut:
a) Sumber daya manusia berdasarkan jenis kelamin:
1) Laki-laki : 3.569 jiwa
2) Perempuan : 4.100 jiwa48
b) Sumber daya manusia berdasarkan pekerjaan
1) Petani pemilik : 1.301 orang
2) Petani penggarap : 111 orang
3) Buruh tani : 1.185 orang
4) Peternak : 479 orang
5) Pedagangan : 240 orang
6) Industri : 257 orang
7) Angkutan : 57 orang
8) PNS : 86 orang
9) TNI/Polri : 12 orang
47Ibid, hlm. 5-6. 48Ibid. hlm. 35.
37
10) Guru : 46 orang
11) Pensiunan : 6 orang
12) Bank/Pegadaian : 3 orang
13) Lainnya : 89 orang
14) TKI : 108 orang49
e. Sosial Budaya
Masyarakat Desa Kesik dikenal dengan budaya Sasak yang begitu
kental dan masih dipertahankan di zaman modern seperti ini. Desa Kesik
dikenal dengan desa yang aman nyaman tentram dan penduduknya yang
bisa dikatakan dengan masayarakat yang begitu ramah dan sopan.
Kerjasama dan solidaritas antar warga sangat solid. Hal ini
dibuktikan dengan gotong royong antar masyarakat, saling membantu jika
ada acara perkawinan dan orang meninggal. Jarang ada konflik yang terjadi,
jikalau ada masalah pasti dapat di selesaikan dengan cara kekeluargaan.
Kerjasama yang terjalin bukan hanya antar golongan kelompok saja, tapi
semua golongan tua dan muda bersatu untuk perkembangan dan kemajuan
Desa Kesik.50
Pemuda cukup aktif khususnya di bidang kesenian. Seperti musik,
bisa mengantar pemudanya keliling dunia.Kesenian Sasak pun masih
bertahan dan dilestarikan sampai sekarang oleh pemuda desa. Karena
kesenian, pemuda Desa Kesik mendapat juara Pemuda Pelopor tingkat
provinsi. Pemuda Desa Kesik memang sangat terkenal akan keseniannya.
49Ibid. hlm. 56-67. 50Observasi, Desa Kesik Kecamatan Mabagik Lombok Timur, 12 Juli – 20 Agustus 2018.
38
Tidak jarang pemuda desa membikin bangga masyarakat desa dengan
prestasi yang dicapai di luar desa dengan kesenian.
f. Ekonomi
Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Kesik adalah sebagai
petani dan buruh tani. Petani sebagai pemilik lahan sebanyak 1.301 orang
dan petani yang sebagai penggarap lahan sebanyak 111 orang. Sedangkan
yang berprofesi sebagai buruh tani sebanyak 1.185 orang.
Sebagian besar masyarakat bekerja di sektor pertanian. Sebagian ada
yang jadi pedagang, PNS, TNI, Polri, dan lainnya. Yang bekerja sebagai
TKI sejauh ini, sebanyak 108 orang. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
mata pencaharian masyarakat Desa Kesik adalah sebagai petani dan buruh
tani.
g. Pendidikan
Untuk bidang pendidikan, Desa Kesik sudah memadai dengan
memiliki 5 SD, 1 MI, 2 SMP, 1 MTS, 1 MA, 1 SMK dengan infrastruktur
sekolah yang layak. Rata-rata setiap sekolah memiliki guru negeri dan
swasta yang saling kerjasama untuk memajukan mutu pendidikan dan
membangun sumber daya manusia dari bangku sekolah..
Mutu pendidikan di Desa Kesik cukup baik dengan keterbatasan
yang ada rencana pembelajaran terlaksana dengan baik. Tingkat kelulusan
sekolah di Desa Kesik hampir mencapai 100%. Ini berkat tenaga pengajar
39
yang bersungguh-sungguh dalam meningkatkan sumber daya manusia
dengan memperhatikan mutu pendidikan.51
2. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
a. Latar Belakang
Prihatin terhadap pencemaran lingkungan oleh sampah yang
dilakukan masyarakat di Desa Kesik sendiri menjadi alasan utama yang
menggerakkan hati ibu Husni Hari untuk melakukan sesuatu untuk
mengatasi isu tersebut. Hal itu disebabkan karena kurang tersedianya sarana
tempat pembuangan sampah di desa.
Pemerintah desa pun sulit mengatasi masalah sampah yang dari
tahun ke tahun belum mampu diselesaikan. Juga karena prilaku dari
masyarakat itu sendiri yang membuang sampah bukan pada tempatnya
sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun. Mungkin ini yang
menyebabkan penyelesaian masalah sampah di Desa Kesik belum dapat
terselesaikan secara maksimal.
Ibu Husni Hari menyadari bahwa masalah sampah di Desa Kesik
sulit di selesaikan. Apalagi sampah plastik sulit terurai oleh tanah yang bisa
berdampak pada pencemaran lingkungan oleh sampah. Penyumbang
produksi sampah terbesar di desa adalah produksi sampah rumah tangga.
Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut solusi yang di
tawarkan oleh Ibu Husni Hari adalah mengolah sampah tersebut menjadi
pupuk kompos cair dan berbagai macam kerajinan tangan yang bernilai
51Observasi, Desa Kesik Kecamatan Mabagik Lombok Timur, 12 Juli – 20 Agustus 2018.
40
ekonomis. Dengan harapan bisa mengurangi pencemaran lingkungan oleh
sampah dan dapat menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di Desa
Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur.
Dengan ini juga Ibu Husni Hari ingin merubah sikap, moral,
pendidikan, dan ekonomi masyarakat melalui pengembangan diri,
pemberian pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat Desa Kesik.Ini
bertujuan agar berdampak signifikan dan bisa dirasakan sendiri oleh
kehidupan masyarkat ke depannya
Jika tidak ada tidak lanjut, maka itu akan menjadi masalah yang
berkelanjutan dan serius yang sulit untuk diselesaikan. Melalui gerakan dan
sosialisasi yang diberikan oleh ibu Husni Hari ini, ia berharap mampu
mewujudkan harapannya tersebut.
b. Profil
1) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
Lembaga Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi adalah
kelompok swadaya masyarakat yang bergerak dibidang sosial
kemasyarakatan dengan pemberian pelatihan dan pendidikan
pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha pengolahan kerajinan
daur ulang berbahan dasar sampah dan pelatihan pembuatan pupuk
kompos yang dilakukan secara konvensional dan berbasis rumah tangga.
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi didirikan sejak 29
Agustus 2015 dengan anggota berjumlah 30 orang, dengan cakupan
lokasi 2 desa yakni Desa Kesik dan Desa Paokmotong Kecamatan
41
Masbagik Lombok Timur. Sampai sekarang Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsitelah berjalan selama 4 tahun.
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam programnya,
menerapkan konsep usaha Green Economy. Pengertian Green Economy
adalah konsep usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
keseteraan sosial juga untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan.
Secara khusus juga ditujukan untuk mengubah prilaku buruk terhadap
lingkungan dan untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
c. Program Kerja
1) Gerakan Cegah Sampah
Adalah upaya untuk selalu memotivasi dan menghimbau
masyarakat di dusun dan desa agar tidak lagi membuang sampah
(organik maupun non organik). Upaya yang dilakukan melalui sosialisasi
dan aksi menjaga lingkungan hijau dan bersih dari sampah-sampah yang
berserakan di setiap dusun yang ada di Desa Kesik yang dilakukan secara
gotong royong antar masyarakat Desa Kesik..
2) Pemberian KeterampilanPengolahan Daur Ulang Sampah
Upaya yang dilakukan ini, lebih kepada tindak lanjut program
cegah sampah. Masyarakat di berikan pemahaman bahwa sampah bisa
bernilai ekonomi tinggi jika dapat diolah dengan benar. Setelah diberikan
pemahaman kemudian langsung kepada prakteknya. Karena pemberian
keterampilan proses daur ulang mudah dipahami dan lebih ditekankan
42
pada prakteknya. Pelatihan yang diberikan adalah keterampilan membuat
kompos/pupuk cair dan berbagai jenis kerajinan tangan.
3) Bank Sampah
Pengelolaan Bank Sampah yang dilakukan bersifat konvensional
dan berbasis rumah tangga. Konsep bank sampah ini dalam prakteknya
adalah menukar sampah dengan sembako. Sampah yang ditukarkan
punya kriteria, jadi tidak sembarang sampah yang bisa ditukar. Sampah
yang ditukar harus bisa olah kembali menjadi kerajinan tangan.
4) Eco-Kios
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi mengembangkan Eco-
Kios berupa sebuah galeri untuk menjual dan memajang hasil kerajinan
dari anggota nya. Eco-kios ini juga merupakan store utama dari Rumah
Kreatif dan Bank Sampah Linsi menampung karya-karya dari
anggotanya.
5) Eco-Wisata
Rumah Kreatif dan Bank Sampabbh Linsi juga mengembangkan
Eco-Wisata dalam bentuk kolam pemancingan ikan yang terletak di
Dusun Selimur Desa Kesik. Hasil dari kegiatan ini adalah untuk
mendanai kegiatan-kegiatan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsiuntuk
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat desa.
43
d. Visi dan Misi
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi mempunyai Visi menjadi
usaha kelompok yang unggul, kreatif, produktif dan berwawasan
lingkungan.
Untuk memujudkan visi tersebut, Rumah Kreatif dan Bank Sampah
Linsi mengembangkan misi mengurangi produksi sampah dengan cara
mencegah membuang sampah dari setiap rumah tangga baik organik
maupun non organik, untuk dijadikan pupuk dan produk kreatif kerajinan
tangan.
e. Motto
Motto Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi:
1) Jadilah relawan atau pahlawan sampah agar lingkungan jadi nyaman dan
menawan.
2) SAMPAH adalah Sarana Meraih Pahala
3) Dari sampah jadi berkah
f. Struktur Kepengurusan
Struktur kepengurusan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
terdiri dari Pelindung, penasehat, ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi
Produksi, Seksi Pemasaran, Seksi Pengembangan Usaha, Seksi Pembantu
Umum, dan Anggota-anggota.
44
STRUKTUR KEPENGURUSAN
RUMAH KREATIF DAN BANK SAMPAH
“LINSI”
BIDANG-BIDANG
PELINDUNG
Kepala Desa Kesik
PENASEHAT
Kadus Selimur
KETUA
Husni Hari
SEKRETARIS
Jeman Mawardi
BENDAHARA
Yuli Sasmita
PRODUKSI
Hurnain
PEMASARAN
Muslifa Aseani
PENGEMBANGAN
Joharni
PEMBANTU UMUM
Bayu Palapa
ANGGOTA-ANGGOTA
45
B. Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur
Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa Rumah
Kreatif dan Bank Sampah Linsi adalah sebuah komunitas yang aktif dalam bidang
lingkungan dan sosial masyarakat.Kegiatan yang dilakukan adalah
mengumpulkan sampah untuk dijadikan kerajinan guna mengurangi produksi
sampah yang ada di Desa Kesik. Melalui kegiatan ini juga diharapkan mampu
berdampak positif terhadap sosial masyarakat, dimana dapat mengurangi produksi
sampah dan berpengaruh terhadap merubah prilaku buruk masayarakat karena
membuang sampah sembarangan. Hasil dari kegiatan ini juga berdampak positif
bagi masyarakat karena kegiatan daur ulang ini dapat bernilai ekonomis
menambah penghasilan masyarakat.
1. Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi pada
perannya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik dengan
pengembangan masyarakat melalui pemberdayaanekonomi. Dalam
pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi, Rumah Kreatif dan Bank Sampah
Linsi memilih mengembangkan ekonomi kreatif. Pengembangan Ekonomi
kreatif dipilih sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM karena dalam
proses produksinya mengandalkan ide-ide kreatif dari masing-masing individu.
Ekonomi kreatif yang dikembangkan adalah ekonomi kreatif di sektor
kerajinan. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi melakukan kegiatan
46
pembuatan pupuk kompos dan berbagai macam kerajinan tangan dengan bahan
dasar sampah melalui proses daur ulang.52
2. Pendekatan
Untuk menjembatani dengan pihak-pihak terkait khususnya masyarakat,
pihak Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi melakukan pendekatan dengan
sosialisasi. Sosialisasimerupakan sesuatu yang dapat diterima di masyarakat.
Sosialisasi yang dilakukan berupaPendidikan dan pelatihan yang langsung
kepada praktek proses pengolahan daur ulang sampah dengan cara memberikan
pendampingan kepada masyarakat.
Senada dengan apa yang di ungkapkan oleh Ibu Pinrosma Silawati:
“Sosialisasi yang diadakan berupapendidikan dan pelatihan dengan materi yang mudah dipahami. Pelatihan yang diberikan langsung dilanjutkan bahkan difokuskan pada prakteknya. Juga di lakukan pendampingan pada prakteknya untuk memastikan tingkat pemahaman kami.”53
3. Proses Pengolahan Sampah
Bahan baku sampah yang digunakan untuk pembuatan kerajinan
bermacam-macam mulai dari bungkus plastik sachet, kardus, kertas, botol
plastik, dan lain sebagainya.Untuk daur ulang sampah plastik, memerlukan
beberapa langkah untuk pengolahan.
Langkah pertama, pilih plastik yang masih bisa di olah. Kemudian
bersihkan dengan cara di cuci, ini agar sampah menjadi higenis. Selanjutnya di
keringkankan dengan cara dijemur. Setelah kering, kemudian dilakukan proses
52Husni Hari, (Ketua) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara, Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 12 Mei 2019. 53 Pinrosma Silawati, (Anggota) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara,
Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 13 Mei 2019.
47
penganyaman dengan cara melipat dan menyambungkan sachet per sachet
berbentuk memanjang.
Proses akhirnya setelah selesai dianyam, kemudian ke proses
pembentukan pola apa yang akan dibuat sesuai dengan keinginan. Sedangkan
untuk sampah yang lain, bisa langsung dilakukan pembuatan kerajinan tanpa
mencuci terebih dahulu.
Kerajinan yang sudah jadi dibuat oleh anggota, dilakukan quality
controlterlebih dahulu untuk melihat standar produk apakah sudah layak untuk
dipasarkan atau tidak. Setelah itu, dilakukan finishing seperti pewarnaan
dengan cat, atau penambahan hiasan-hiasan tertentu untuk mempercantik
kerajinan.
Kerajinan yang dihasilkan seperti, berbagai macam model tas-tas yang
cantik, piring, tempat pensil, celengan, tempat tisu, vas bunga, pot tanaman,
kursi, meja, bantal, lampu hias, lampu tidur, bunga, mainan kunci, pin, sepatu
rajut, pohon plastik, bingkai poto, berbagai macam hiasan dinding, dan lain-
lain itu semua dihasilkan dari proses daur ulang sampah yang bernilai ekonomi.
Kegiatan proses daur ulang sampah menjadi kerajinan bernilai ekonomi
ini, mendapat respon positif di masyarakat khsusnya ibu-ibu karena hasil dari
kegiatan ini telah mampu meningkatkan pendapatan keluarga. Ini merupakan
tujuan dari Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam pemberdayaan
masyarakat di bidang ekonomi.
Ibu Endang Yuliatin menjelaskan tentang peran Rumah Kreatif dan
Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan pendapatan keluarga:
48
“Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tentu tidak cukup jika mengandalkan penghasilan dari suami saja. Dengan mengikuti kegiatan ini, saya bisa membantu suami menambah pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan kebutuhan sehari-hari.”54
Ibu Rabi’ah juga menambahkan tentang peran Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi dalam meningkatkan pendapatan keluarga:
“Sebagai seorang petani kadang pendapatan saya terkadang tidak menentu. Tapi, setelah saya mengikuti kegiatan pembuatan kerajinan dari sampah di Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi ini, alhamdulillah saya ada dapat tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.”55
Untuk pembuatan pupuk, diolah dengan pemanfaatan sampah organik.
Pupuk tersebut kemudian dapat dimanfaatkan oleh masayarakat desa
khususnya petani untuk bercocok tanam di sawah, atau masyarakat yang
memang hobi bercocok tanam dengan memanfaatkn pekarangan rumahnya
dengan luas yang terbatas membuat tanah agar lebih subur.
Selain kegiatan daur ulang sampah, terdapat juga bank sampah yang
dimana konsepnya dimana setiap sampah ditukarkan dengan sembako. Sampah
yang ditukarkan punya kriteria tersendiri, jadi tidak semua sampah bisa
ditukarkan. Sampah yang ditukarkan haruslah yang bisa di olah kembali
menjadi bahan pembuatan kerajinan. Khusus untuk sampah plastik sachet agar
bisa ditukarkan minimal sudah di cuci terlebih dahulu, maksimalnya sudah di
anyam. Ini bertujuan untuk menjaga agar aktivitas produksi tetap berjalan dan
masyarakat supaya bisa terbiasa melakukannya.
54Endang Yuliatin, (Anggota) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara, Desa
Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 13 Mei 2019. 55Rabi’ah, (Anggota) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara, Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 13 Mei 2019.
49
Masyarakat Desa Kesik khususnya ibu-ibu merasa terbantu dengan
kegiatan ini. Seperti yang di katakan Ibu Rohani:
“Dulu biasanya sampah saya bakar dihalaman rumah karena saya menganggap sampah ya sampah tidak lebih. Tapi sejak ada Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsisaya merasa senang karena sekarang sampah bukan sampah lagi tapi berkah bagi saya, karena sampah-sampah limbah rumah tangga saya bisa ditukarkan dengan sembako. Kadang saya menukarkannya dengan minyak goreng atau gula ya tergantung apa yang saya butuhkan”56
Kegiatan ekonomi skala kecil berbasis rumah tangga yang dilakukan
seperti Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi ini diyakini mudah dilakukan
oleh setiap individu dan masyarakat kurang sejahtera berpendidikan rendah
dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan dan untuk mengurangi jumlah
pengangguran di Desa Kesik.Senada dengan hal tesebut, Ibu Santi
mengungkapkan bahwa:
“Kegiatan ini mudah dilakukan tanpa mengganggu peran sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga agar menjadi produktif bisa nyambi membuat produk kerajinan berbahan dasar sampah ini. Daripada diam-diam dirumah membuat otot-otot kaku. Alhamdulillah hasil dari kegiatan, bisa menambah pendapatan keluarga.”57
4. Pemasaran
Kerajinan yang sudah jadi,kemudiandilakukan proses pemasaran.
Produk kerajinan yang hasilkan oleh Rumah Kreatif dan Bank Sampah
Linsidipasarkan dengan nama branding “Linsi”. Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi memanfaatkan zaman modern dalam pemasarannya dengan
memanfaatkan internet dalam pemasarannya, seperti website dan media sosial
56Rohani, (Anggota) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara, Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 13 Mei 2019. 57Santi, (Anggota) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara, Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 13 Mei 2019.
50
pribadi. Memperkenalkan produk ke khalayak ramai juga dilakukan dengan
cara mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh dinas-dinas terkait,
seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB, dan lain-lain. Rumah
Kreatif dan Bank Sampah Linsi bertujuan mengikuti pameran guna
memperluas jaringan pemasarannya. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
juga bermitra atau melakukan kerjasama bermitra dengan Bank Sampah
Mandiri yang berada di Ampenan, Mataram dengan mengirim hasil kerajinan
yang sudah jadi.
Dengan mengikuti undangan pameran lembaga pemerintah dan
melakukan kerjasama dengan bank sampah lain yang lebih dulu terkenal,
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi berharap bisa memperluas akses
pemasaran melalui promosi tidak hanya dalam negeri tapi juga sampai luar
negeri.
C. Kendala yang dihadapi Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam Memberdayakan Masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timurmelalui PemberdayaanEkonomi
Sebagai sebuah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan dan sosial
masyarakat, tentu Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsimempunyai kendala
dalam upayanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur. Menurut Ibu Husni Hari yang menjadi
kendala utama yang dihadapi oleh Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi adalah
sikap apatis atau kurang keperdulian dari sebagian masyarakat.
Ibu Husni Hari menuturkan kendala yang dihadapi Rumah Kreatif dan
Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik
51
Kecamatan Masbagik Lombok Timur adalah sebagian masayarkat yang kurang
perduli dan bahkan memandang sebelah mata, berikut hasil wawancaranya:
“Kegiatan yang saya lakukan ini sebenarnya punya tujuan yang yang menguntungkan semua pihak. Kegiatan ini adalah bentuk kepedulian saya terhadap masyarakat. Ada masyarakat yang mendukung ada juga yang memandang sebelah mata. Namun, tidak menjadi alasan untuk saya berjuang untuk mereka melalui Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi ini. Sebagian masyarkat yang mendukung kegiatan ini karena sudah melihat hasil yang sudah tercapai. Sedangkan sebagian masyarakat yang memandang sebelah mata kegiatan ini karna sikap tidak kepedulian mereka, karena kegiatan ini masih jarang dimana sampah dijadikan kerajinan. Padahal jika mereka mengetahui prospek usaha ini sangat menjanjikan.”58
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti
menyimpulkan bahwa kendala yang dihadapi oleh Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi dalam upayanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur adalah tingkat pendidikan
masih rendah dan kurangnya arus informasi yang masuk ke desa menyebabkan
kurangnya pemahaman dan pengetahuan yang menyebabkan kurang keperdulian
dari sebagian masyarakat sehingga hal tersebut dapat mengganggu tujuan dari
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat melalui program dan kegiatan yang dilakukan.
58Husni Hari, (Ketua) Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, Wawancara, Desa Kesik
Kecamatan Masbagik Lombok Timur, 12 Mei 2019.
52
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur
Berdasarkan paparan sebelumnya pada bab II, dimana peneliti menemukan
bahwa Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam kebijakannya meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Kesik dengan pengembangan masyarakat melalui
pemberdayaan ekonomi, antara lain: membuka lapangan pekerjaan dan
meningkatkan perekonomian keluarga. Upaya tersebut dilakukan melalui
pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang di kembangkan adalah
pengolahan daur ulang sampah menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.
Mata pencaharian masyarakat Desa Kesik sangat beragam, tetapi
mayoritas adalah sebagai petani dan buruh tani, sehingga kehidupan masyarakat
masih sangat bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan. Biaya operasional
pertanian dan belum lagi faktor-faktor lain yang dapat mengganggu hasil panen,
sehingga hasil pertanian dan perkebunan jadi tidak menentu. Hasil yang tidak
menentu ini akan berdampak pada tingkat pendapatan. Hal inilah yang akan
menyebabkan kesenjangan ekonomi dan mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat.
Pengembangan masyarakat merupakan salah satu metode pekerjaan sosial
yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
52
53
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada
prinsip partisipasi sosial.59
Bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, dan lain sebagainya merupakan
aspek dari penerapan pengembangan masyarakat. Terutama pada pengembangan
strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah
sangat penting untuk dilakukan.60
Dalam rangka melakukan percepatan pembangunan ekonomi diDesa
Kesik, terutama untuk mengurangi kesenjangan, peningkatan kesejahteraan,
peningkatan kualitas SDM, perlu adanya program pengembangan masyarakat.
Salah satunya perlu adanya program pengembangan dalam rangka
memberdayakan masyarakat terutama di dalam bidang ekonomi yang diharapkan
mampu untuk mengatasi masalah kesenjangan yang ada di desa.
Pengembangan dimulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat akan
berdampak juga ke aspek kehidupan lainnya. Pengembangan usaha dibidang
ekonomi merupakan salah satu pengembangan pemberdayaan masyarakat yang
diyakini sangat produktif untuk diterapkan dan kemungkinan besar dapat berhasil
di masyarakat.
Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Kesik berprofesi sebagai
petani dan buruh tani. Jadi masyarakat sangat bergantung pada hasil pertanian.
Namun terkadang hasil pertanian tidak menentu karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor, faktor alam yang tidak bisa dihindari, harga pupuk yang tidak menentu,
dan sistem marketing yang kurang efektif.
59Edi Suharto, Membangun..., hlm. 37. 60Adi Fahrudin, Pemberdayaan…, hlm. 18.
54
Bidang ekonomi merupakan aspek kehidupan yang harus diutamakan
dalam program pemberdayaan masyarakat. Khususnya masyarakat desa mayoritas
berprofesi sebagai petani.61 Karena seringkali masyarakat petani di desa memiliki
tingkat perekonomian menengah ke bawah.
Pemberdayaan masyarakat melalui potensi ekonomi sangat berpengaruh
dalam upaya peningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memaksimalkan
potensi alam, keadaan wilayah, infrastruktur atau fasilitas publik lainnya maupun
sumber-sumber di sekitar mereka.
Memberdayakan masyarakat dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi
sumber daya alam di sekitar mereka dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan kelompok masyarakat dapat dilakukan dengan cara pemberian
pendidikan berupa pelatihan keterampilan agar dapat menggali potensi yang
dimiliki oleh masing-masing individu.62
Pemberdayaan masyarakat dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi
alam dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat
tertentu dapat dilakukan dengan cara pemberian pendidikan berupa pelatihan
keterampilan agar dapat menggali potensi yang dimiliki oleh masing-masing
individu.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pengembangan kemandirian
masyarakat melalui perwujudan dari hasil menggali potensi kemampuan yang
dimiliki. 63 Maka dari itu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk
61Bagong Suyanto, Anatomi…, hlm. 51. 62Ibid. hlm. 51.
63Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif
Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2019) hlm. 52.
55
mengembangkan potensi manusia dengan memanfaatkan sumber yang ada di
sekitar mereka melalui pemberian pendidikan dan keterampilan guna menciptakan
kesejahteraan sosial. Semua manusia pasti punya potensi untuk dikembangkan.
Pemberdayaan dilakukan dengan memamnfaatkan sumber-sumber sekitar dengan
pemberian pendidikan terlebih dahulu.
Aspek penting pemberdayaan harus mencakup; (1) perencanaan, (2)
koordinasi, (3) pengembangan program yang tujuannya berdampak pada
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.64 Tiga komponen ini harus disusun
sedemikian rupa oleh pekerja sosial dalam proses pemberdayaan.
Sebagai proses pengembangan, pemberdayaan yang sifatnya kolektif maka
penting untuk diperhatikan atau dilibatkan juga beberapa faktor pendukung
diantaranya seperti perencana sosial, warga setempat, lembaga donator, dan
instansi-instansi yang dapat dilibatkan dalam hal kerjasama mulai dari hal-hal
perencanaan, penyusunan, evaluasi program program yang akan dijalankan.65
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi adalah komunitas bergerak di
bidang lingkungan dan sosial masyarakat melakukan pengembangan masyarakat
melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, membuat berbagai macam program
untuk menunjang aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
hadir sebagai pekerja sosial memberikan sarana dan prasarana sosial dengan
memberikan kemampuan dan keterampilan melalui pendidikan, pelatihan, dan
pendampingan.
64Edi Suharto, Membanguni…, hlm. 71. 65Ibid. hlm. 71.
56
Program yang dijalankan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi untuk
memberdayakan masyarakat di Desa Kesik antara lain:
1. Gerakan Cegah Sampah
Gerakan ini bertujuan untuk menjaga lingkungan sekitar desa dari
sampah yang mencemari lingkungan. Kegiatan ini dilakukan seminggu sekali
secara gotong royong di setiap dusun yang dimotori pihak Rumah Kreatif dan
Bank Sampah Linsi. Inilah awal dari proses daur ulang sampah yang dilakukan
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, disinilah proses melakukan pemilahan
sampah yang bisa menjadi bahan dasar proses daur ulang dan yang menjadi
bahan untuk pembuatan pupuk kompos.
2. Pemberian Keterampilan Pengolahan Daur Ulang Sampah
Program ini lebih kepada tindak lanjut program cegah sampah. Program
ini fokus pada pemberian pendidikan pemberdayaan tentang dampak sampah
dapat menjadi berkah jika masyarakat bijak dalam menyikapinya. Program ini
bentuknya berupa seminar dan sosialisasi tentang pengolahan daur ulang
sampah bernilai ekonomis dengan pembuatan kerajinan yang menarik.
Program ini lebih difokuskan pada prakteknya langsung agar pemahaman yang
disampaikan cepat dikuasai yang berdampak pada tujuan yang diharapkan
secepatnya bisa terwujud.
3. Bank Sampah
Program Bank Sampah ini bertujuan untuk mendukung program cegah
sampah dengan cara mengiming-imingi masyarakat. Konsep yang ditawarkan
adalah setiap sampah ditukarkan dengan sembako dengan nominal yang sama.
57
Setiap sampah yang ditukar haruslah yang bisa di daur ulang menjadi barang
bernilai ekonomis. Program Bank Sampah ini juga mendukung program
pengolahan sampah yang di mana hasil dari Bank Sampah ini dijadikan bahan
baku pembuatan kerajinan berbahan dasar sampah yang bernilai ekonomis.
4. Eco-Kios
Program Eco-Kios adalah program pendukung untuk program pelatihan
daur ulang sampah menjadi kerajinan. Eco-Kios ini berupa galeri tempat
memajang hasil karya dari anggota Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
untuk diperjual belikan. Program ini merupakan langkah akhir dari rangkaian
kegiatan mulai dari gerakan cegah sampah. Selain untuk cegah sampah, juga
untuk memilah sampah untuk daur ulang menjadi kerajinan. Setelah sampah
daur ulang sudah terkumpul, kemudian Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
melaukan sosialisasi kepada masyarakat mengajak untuk ikut nimbrung
membuat kerajinan daur ulang bernilai ekonomis dari sampah. Akhirnya
setelah proses daur ulang dilakukan, hasil karya dari anggota Rumah Kreatif
dan Bank Sampah Linsi di pajang untuk di perjual belikan di Eco-Kios.
5. Eco-Wisata
Eco-Wisata merupakan program tambahan dari Rumah Kreatif dan
Bank Sampah Linsi. Eco-Wisata berupa kolam pemancingan ikan. Eco-Wisata
ini terletak di Dusun Selimur Desa Kesik.
Melalui program yang dijalankan, Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
berharap mampu meningkatkan taraf hidup masyarkat dan menciptakan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarkat menengah ke bawah sehingga dapat
58
mengurangi kesenjangan antar masyarakat.Kegiatan ekonomi skala kecil yang
dijalankan ini diyakini mudah dilakukan oleh setiap individu dan masyarakat
kurang sejahtera berpendidikan rendah dalam rangka untuk mengurangi jumlah
pengangguran dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Kesik.
Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha mikro kecildan
menengah (UMKM) saat ini diyakini sangatproduktif untuk diimplementasikan
dalamsuatu kelompok masyarakat, selaintujuannya untuk kemandirianekonomi
masyarkatjuga sebagaiupaya pemerataan kesejahteraanmasyarakat.66
Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam kaitannya dengan
ekonomi Islam telah sesuai dengan tujuan ekonomi Islam. Yang dimana tujuan
dari Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi kaitannya dalam Islam tentang
kesejahteraan ekonomi dan norma-norma Islam, persaudaraan universal dan
keadilan.
Islam telah melarang meminta-minta dan menghimbau orang Islam untuk
mendapat mata pencaharian dengan bekerja. Dari pendapat ini, orang boleh
menyimpulkan/menduga bahwa salah satu tujuan masyarakat Islam adalah untuk
menciptakan lingkungan ekonomi kepada mereka yang mau dan bisa mencari
pekerjaan menurut kemampuan mereka.
Tekanan Islam di sini pada kesejahteraan ekonomi yang berasal dari
seluruh alam serta isinya. Islam dirancang sebagai suatu berkat untuk
kesejahteraan umat manusia, dan mengharapkan hidup yang lebih kaya dan
menghargai kehidupan dan bukan lebih miskin, penuh dengan
66Adi Fahrudin, Pemberdayaan...,hlm. 18.
59
kesukaran/penderitaan.67
Sesama muslim menjadi saudara sesama muslim yang lain; tidak boleh
menyalahkannya, maupun meninggalkannya tanpa bantuan, apalagi menghinanya.
Demikian hubungan sesama muslim; tidak dapat dipisahkan dari konsep
persaudaraan ini merupakan penekanan Islam pada keadilan.68
Artinya bahwa, dalam Islam kita semua bersaudara dan harus saling
membantu, salah satunya untuk mewujudkan kesejahteraan khususnya
kesejahteraan umat manusia di bidang ekonomi dengan memanfaat sumber daya
yang ada. Yang dilakukan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsiinitelah sesuai
dengan maqashid syariah untuk kemaslahatan umat.
Islam bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan khususnya kesejahteraan
dibidang ekonomi melalui pemanfaatan seluruh alam serta isinya yang telah
diciptakan oleh Allah SWT di alam semesta ini. Jadi tugas manusia adalah untuk
memanfaatkannya dengan sebaik-baik mungkin. Ini bertujuan agar manusia dapat
mencapai falah, juga agar terpenuhinya maqashid syariah
Konsep persaudaraan dan perlakuan sama dari semua individu di dalam
masyarkat dan dihadapan hukum tidaklah berarti, kecuali jika tidak diikuti oleh
keadilan ekonomi dimana semua orang melakukan kewajibannya untuk memberi
kontribusi pada masyarakat atau kepada produk sosial dan bahwa tidak ada
eksploitasi seseorang terhadap orang lain.69
Mengadakan sosialisasi, memberikan kemampuan dan pendidikan
keterampilan proses daur ulang sampah yang bernilai ekonomi, dan memberikan
67Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic..., hlm. 115. 68Ibid, hlm. 123. 69Ibid, hlm. 126.
60
bantuan hingga pendampingan kepada masyarkat yang membutuhkan adalah salah
bentuk kepedulian terhadap sesama antara komunitas Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi dan masyarakat Desa Kesik melalui program-program yang telah
dibentuk.
Salah satu cara Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam perannya
untuk memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekonomi
kreatif, karena ekonomi kreatif mampu menciptakan inovasi dan kreativitas yang
dapat berdampak positif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga
bagi peningkatan perekonomian masyarakat.
United Nations Confrence On Trade And Development (UNCTAD)
mendefinisikan tentang ekonomi kreatif sebagai sebuah konsep pengembangan
ekonomi guna meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru dan kesejahteraan
masyarakat dengan pemanfaatan sumber-sumber yang ada melalui proses kreatif
pada seluruh aktivitas ekonominya.70
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2009, memberikan
pengertian tentang ekonomi kreatif adalah era baru iklim perekonomian dengan
memfokuskan pada kreativitas sumber daya manusia pada aktivitas ekonomi yang
dilakukan.71
Berdasarkan Inpres No.6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi
Kreatif, dikatakan bahwa pengembangan kegiatan ekonomi harus berdasarkan
pada kreatifitas, keterampilan, danbakat individu yang bernilai ekonomis dan
70M. Chatib Basri, dkk., Rumah…, hlm. 364-365.
71Ibid. hlm, 366.
61
berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan sasaran,arah,
danstrategi.
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi mengembangkan ekonomi kreatif
di sektor kerajinan. Kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan ide
kreasi yang kemudian dituangkan ke dalam proses produksi oleh tenaga pengrajin
dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Kerajinan yang
dihasilkan seperti, berbagai macam model tas-tas yang cantik, piring, tempat
pensil, celengan, tempat tisu, vas bunga, pot tanaman, kursi, meja, bantal, lampu
hias, lampu tidur, bunga, mainan kunci, pin, sepatu rajut, pohon plastik, bingkai
poto, berbagai macam hiasan dinding, dan lain-lain itu semua dihasilkan dari
proses daur ulang sampah yang bernilai ekonomi.
Ini dilakukan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Desa Kesik. Rumah
Kreatif dan Bank Sampah Linsi menargetkan semua masyarakat dapat
berpartisipasi dalam program pengembangan ekonomi kreatif ini guna
menciptakan kesejahteraan ekonomi baru dengan modal utamanya adalah
kerativitas manusia melalui pemberian pendidikan dan pelatihan keterampilan.
Berkaitan dengan kegiatan kreatif Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
yang dalam melakukan pemberdayaan masyarakat berfokus pada pengembangan
ekonomi kreatif, yang dimana ekonomi kreatif aset utamanya adalah akal dan
pikiran.
Dalam Islam pun telah dijelaskan bahwa segala sesuatu yang dilakukan
oleh manusia harus berasal dari akal, tak terkecuali dalam kegiatan ekonomi.
62
Manusia harus mengoptimalkan segala potensi dalam dirinya yang telah diberikan
oleh Allah SWT. Potensi paling mahal dan berharga adalah akal (intelektualita).72
Bahkan Allah memberikan peringatan kepada hamban-Nya untuk menggunakan
akal dan pikiran nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Yunus
[100] yang berbunyi:
Artinya: ”Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah;
dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya”.
Implikasi ekonomi dan bisnis dari ayat ini, bahwa segalaaktivitas manusia
harus dilakukandengan ilmu, kecerdikandan pengoptimalan semuapotensi akal
yangada untuk mencapaitujuan. Jujur, benar, kredibel dan tanggung jawab saja
tidak cukup dalam berekonomi dan berbisnis.73
Jadi manusia juga dituntut agar mampu menggunakan semua potensi akal
yang dimiliki dalam proses ekonomi dengan memperhatikan kaidah-kaidah
ekonomi dalam Islam agar dapat tercapainya maqashid syariah.
Melalui pengembangan bisnis ekonomi kreatif di sektor kerajinan, Rumah
Kreatif dan Bank Sampah Linsi berharap mampu menghasilkan profit agar dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesik dengan pengembangan
melalui pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kualiats SDM dan
72Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hlm. 39. 73Ibid., hlm. 39-40.
63
menciptakan pembangunan ekonomi yang mempunyai daya saing memanfaatkan
ide yang kreatif berguna untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
B. Kendala yang dihadapi Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur
Sebagai komunitas sosial masyarakat yang bergerak pada pengembangan
masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi dengan pengembangan ekonomi
kreatif, tentu Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi punya kendala dalam
upayanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa.Kurang
keperdulian karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan dari sebagian
masyarkat Desa Kesik terhadap upaya Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
dalam meningkatkan perekonomian masyarkat menjadi kendala utamanya. Hal ini
disebabkan faktor tingkat pendidikan yang terbilang masih rendah karena
mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan buruh tani di Desa Kesik.
Jika dikaitkan dengan pendapat Kieffer yang berkaitan dengan indikator
pemberdayaan adalah (1) kompentensi kerakyatan, (2) kemampuan sosiopolitik,
dan (3) kompetensi partisipatif. Adapun pendapat secara detail menurut Kieffer
kompetensi kompentensi tersebut dapat dipengaruhi oleh sikap pribadi seseorang
atau bawaan perasaaan.74
Pemberdayaan sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
personal dalam memberikan pengarahan, pelayaan atau kekuatan dalam dirinya
sendiri. Dalam hal yang lebih utama seseorang harus bisa (a) memenuhi
kebutuhan dasarnaya atau kebutuhan primer sehingga mereka memiliki
74Edi Suharto, Membangun…, hlm. 63.
64
kemampuan kebebasan dalam makna tidak hanya kebebasan berpendapat
melainkan memiliki kebebasan bebas dalam hal masalah ekonomi, bebas dari
kebodohan, bebas dari penderitaan, dan mampu menjangkau dasar dasar sumber
produk yang sekiranya mampu meningkatkan sumber produk yang dapat
meningkatkan pendapatan mereka. (b) mampu meninjau sumber-sumber produk
yang kiranya mampu meningkatkan pendapatan secara ekonomi dan bisa
memproleh barang-barang, jasa yang barangkali santa dibuthkan. (c) berikutnya
merupakan partisispasi dalam proses berjalannya proses pembangunan yang
dilakukan atau dalam mengambil keputusan keputusan yang berpotensi bisa
mempengaruhi mereka.75 Konsep pemberdayaan masyarakat merupakan proses
dan tujuannya untuk memperkuat individu dari masalah dan keadaan sosial yang
dihadapi kemudian diarahkan ke arah yang lebih baik melalui pemberian
pendidikan dan pendampingan agar mereka dapat berkuasa atas hidupnya.
Dalam memahami keberhasilan dari keberdayaan masyarakat dapat dilihat
atau dibuatkan indikator, agar dapat dan mudah memahami keberhasilan dari
seluruh pemberdayaan, sehingga segenap upaya yang dibuat dapat dikontrol dan
dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja yang berpotensi dari sasaran
perubahan atau perbaikan.
Menurut beberapa ahli sosiolog, proses pemberdayaan harus berpijak pada
pedoman dan memperhatikan prinsip-prinsip pemberdayaan. Menurut perspektif
pekerjaan sosial, prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
pemberdayaan, antara lain:
75Ibid., hlm. 58.
65
1) Pemberdayaan merupakan proses kolaboratif.
2) Proses pemberdayaan menjadikan masyarakat sebagai aktor utama.
3) Masyarakat harus menyadari bahwa mereka instrument penting untuk
mepengaruhi perubahan.
4) Meningkatkan kompetensi melalui pengalaman.
5) Solusi harus bersifat universal.
6) Memperluas jaringan dan informasi guna mendukung proses pemberdayaan.
7) Masyarakat harus berpartisipasi, mulai dari proses perencaan, program,
pemecahan masalah, sampai evaluasi program.
8) Kesadaran harus mampu memobilisasi tindakan bagi perubahan
9) Dalam pemberdayaan, penggunakan sumber-sumber yang ada harus mampu
digunakan secara efektif.
10) Pemberdayaan harus bersifat dinamis, sinergi, berubah terus, evolutif;
permasalahan selalu memiliki beragam solusi.
11) Pemberdayaan dapat dicapai melalui struktur-struktur personal dan
pembangunan ekonomi secara paralel.76
Dalam proses pemberdayaan, masyarakat adalah instrumen penting
sebagai penentu dalam tercapainya tujuan dari pemberdayaan. Masyarakat adalah
bagian terpenting yang harus ada, karena pemberdayaan di ciptakan dari
masyarakat dan untuk masyarkat. Diperlukan proses kolaborasi dari masyarakat
dan pihak Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi. Faktor-faktor yang menjadi
kendala Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi, antara lain:
76Ibid., hlm.68-69.
66
1. Tingkat Pendidikan Rendah
Tingkat pendidikan rendah akan berdampak pada proses pemberdayaan
masyarakat khususnya masyarakat Desa Kesik. Padahal orang yang
berpendidikan akan lebih produktif dalam mengerjakan sesuatu bahkan lebih
kreatif. Masyarakat Desa Kesik khususnya para orang tua dulu berpikir bahwa
lebih baik bekerja daripada sekolah. Sehingga akhirnya mereka lebih memilih
menjadi petani.
Pendidikan tamatan SMA/sederajat yang ada di Desa Kesik banyak yang
menganggur itu mungkin karena sedang mempersiapkan usaha dan juga belum
mendapatkan pekerjaan. Ini menunjukkan lulusan SMA/sederajat mengatasi
masalah pengangguran yang menyebabkan kemiskinan.
2. Kurang Pemahaman
Kurang pemahaman mungkin juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan
yang rendah. Maka dari itu, apa yang dilakukan Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi untuk memberikan pendidikan melalui program kerja dan
seminar untuk menambah pemahaman masyarakat Desa Kesik. Karena tanpa
pengetahuan tidak mungkin dapat dipahami.
3. Kurang Informasi
Kurangnya informasi juga mempengaruhi pengetahuan dari masayarakat
Desa Kesik. Apalagi mengenai hal baru seperti ekonomi kreatif yang mungkin
jarang didengar oleh masyarakat Desa Kesikkarena terbatasnya informasi yang
masuk ke desa. Ini menjadi tantangan bagi Rumah Kreatif dan Bank Sampah
67
Linsiuntuk mengatasi hal tersebut agar tujuannya bisa terwujud untuk
memberdayakan masyarakat.
Kendala-kendala ini sebenarnya saling berkaitan satu sama lain, di mana
pendidikan dan informasi menjadi indikator yang paling berpengaruh. Kurangnya
pendidikan juga menyebabkan kurangnya pemahaman. Juga kurangnya informasi
tentang hal-hal baru juga menyebabkan kurangnya pemahaman.
Sebagai sebuah komunitas yang mempunyai berbagai macam program dan
aktivitas dalam rangka memberdayakan masyarakat, Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi tentu berharap dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat.
Tapi ketika sebagian masyarakat tidak perduli dan memandang sebelah mata,
maka apa yang memang menjadi tujuan dari pengembangan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat tidak akan pernah berjalan lancar dalam prosesnya.
Kendala yang dihadapi SDM kreatif Indonesia saat ini adalah:
1. Kompetensi yang kompetitif: sesuai namanya, kompetensi membutuhkan
latihan, sehingga sektor pendidikan harus memperbanyak kegiatan orientasi
lapangan, eksperimentasi, riset dan pengembangan serta mengadakan proyek
kerja sama multidisipliner yang beranggotakan berbagai ilmuan, sains,
teknologi, dan seni.
2. Intelegensia multidimensi: teori-teori intelegensia saat ini telah mengakui pula
bahwa tidak hanya kecerdasan rasional (IQ) yang menjadi acuan tingkat
pencapaian manusia, tetapi manusia juga memiliki kecerdasan emosional (EQ)
dan kecerdasan spiritual (SQ).77
77Mauled Moelyono, Menggerakkan…, hlm. 287
68
Dengan menetapkan porsi yang sama ditiga dimensi intelegensia pada
jalur pendidikan formal, diharapkan mampu mencetak SDM yang berintelegensia
yang tinggi dan memilki daya kreativitas yang tinggi pula agar mampu
menghadapi tantangan industri kreatif.
Agar individu lokal Indonesia bisa bersaing dengan asing, maka para
pekerja kreatif di Indonesia harus dipersiapkan dengan matang, segera membuat
lembaga-lembaga pelatihan baik formal maupun non-formal yang mampu melatih
kemampuan kreativitas, bahasa asing, pemasaran, dan negosiasi bisnis.
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi proses kreatif dari seorang invidu
dalam berkreasi. Menyadari hal tersebut, Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
aktif memperkenalkan program kegiatannya dan memberikan pendidikan
keterampilan kepada masyarakat melalui sosialisasi yang kemudian dilanjutkan
dengan prakteknya. Dengan harapan, masyarakat dapat ikut serta dan mendukung
gerakan tersebut. Yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan paham hingga
akhirnya tertarik untuk bergabung bersama komunitas Rumh Kreatif dan Bank
Sampah Linsi. Ini adalah bentuk dari pemecahan masalah melalui proses
kolaborasi yag dimana masyarakat Desa Kesik bertindak sebagai klien dan pihak
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi sebagai pekerja sosial.
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang peran Rumah Kreatif
dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur, peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Peran Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur
adalah membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan perekonomian
keluarga. Dua peran tersebut adalah bentuk dari pengembangan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui potensi ekonomi. Gerakan cegah
sampah, pemberian keterampilan proses pengolahan daur ulang sampah
menjadi pupuk dan berbagai macam kerajinan, pengembangan eco-kios,
pengelolaan bank sampah, dan eco-wisata adalah program yang dibuat agar apa
yang menjadi tujuan dari Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi dapat
terwujud. Pemberdayaan masyarakat melalui potensi ekonomi yang dilakukan
Rumah Kreatif dan bank Sampah Linsi melalui pengembangan ekonomi
kreatif. Ekonomi kreatif merupakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
dengan mengandalkan ide-ide kreatif dan inovatif sebagai aset utama dalam
produksinya. Ekonomi kreatif dapat menjadi solusi dalam upaya
memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya sehingga
69
70
layak untuk diimplemetasikan di tengah-tengah masyarakat, khususnya
masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur.
2. Pengembangan melaluipemberdayaan ekonomi masyarakat dengan
mengembangkan ekonomi kreatif yang dilakukan Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi tidak semerta-merta berjalan dengan lancar. Sebagai suatu
kegiatan kolektif, pengembangan dengan pemberdayaan masyarakat tentu
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsimemerlukan dukungan dari seluruh
lapisan masyarakat, khusus masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik
Lombok Timur. Kurangnya pemahaman dan informasi menyebabkan
kurangnya keperdulian dari sebagian masyarakat. Hal itu disebabkan oleh: (a).
Tingkat pendidikan rendah, tingkat pendidikan terbilang masih rendah karena
mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Kesik Kecamatan Masbagik
Lombok Timur bekerja sebagai petani dan buruh tani juga masyarakat
pedesaan. (b). Kurangnya pemahaman, kurangnya pemahaman mungkin juga
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. (c). Kurangnya informasi, terbatasnya
informasi yang masuk ke desa, membuat masyarakat sulit menerima tentang
hal-hal baru seperti ekonomi kreatif yang mungkin sebagian masyarakat
sebagai hal yang tabu.
3. Untuk mengatasi hal tersebut, komunitas Rumah Kreatif dan Bank Sampah
Linsi rutin mengadakan sosialisasi pemberian keterampilan proses pengolahan
daur ulang sampah menjadi pupuk dan berbagai kerajinan tangan yang bernilai
ekonomi. Dengan harapan masyarakat menjadi tahu, hingga akhirnya ikut
untuk bergabung dengan kegiatan Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi
71
dalam pengembangan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi.
B. Saran-saran
Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan, antara lain sebagai berikut:
1. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi diharapkan terus konsisten dengan
kebijakannya untuk pengembangan masyarakat dengan pemberdayaan
ekonomi dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
Kesik agar kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
2. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi diharapkan terus mengembangkan
ekonomi kreatif bukan hanya di sektor kerajinan saja, tapi di sektor-sektor yang
lainnya juga sehingga ada banyak pilihan dalam pengembangan masyarakat
Desa Kesik Kecamatan Masbagik Lombok Timur melalui potensi ekonomi.
3. Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi diharapkan terus melakukan sosialisasi
dalam tujuannya untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat
melalui ekonomi, sehingga sebagian masyarakat awam tahu tentang apa yang
dilakukan dan akhirnya mendukung kegiatannya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
Jakarta: Prenadamedia Group, 2014. Adi Fahrudin, Pemberdayaan, Partisipasi, dan Penguatan Kapasitas Masyarakat.
Bandung: Humaniora, 2008. Adiwarman A.Karim, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011. Andi Irwan, Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat
dalam Meningkatkan Tingkat Perekonomian, dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis, Cimahi, 2015.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Masbagik dalam
Angka 2018, dalam http://lomboktimurkab.bps.go.id/publication, diambil tanggal 25 Juni 2019.
Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganan. Malang: Intrans
Publishing, 2013. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2014.
Ela Hayati, “Usaha Ekonomi Kreatif dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Petani Nanas Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah)”, Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 1998. M. Chatib Basri, dkk., Rumah Ekonomi Rumah Budaya Membaca Kebijakan
Perdagangan Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012. Maria Elka Pangestu, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Jakarta:
Departemen Perdagangan RI, 2008. Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan
Kebutuhan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010. Moh. Pabundu Tika, Metodologi Research Bisnis, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006.
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Yogyakarta: UPFE-UMY, 2005.
Murni Retiwati, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Pada Masyarakat dalam
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Melalui Budidaya Tanaman Biofarmaka Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Petani Kencur Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)”, Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2018.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta,
2013. _______, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2014. Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam
Perspektif Kebijakan Publik,, Bandung: Alfabeta, 2019. Umi Rohmah, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Pendapatan
Pengrajin Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Industri Anyaman Bambu Desa Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu)”, Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017.
Veithzal Rivai & Andi Buchari, Islamic Economics Eknomi Syariah Bukan Opsi
Tetapi Solusi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
LOKASI PENELITIAN
Rumah Kreatif dan Bank Sampah Linsi di Dusun Selimur, Desa Kesik,
Kecamatan Masbagik Lombok Timur
PRODUK
Tas yang terbuat dari sampah bungkus kopi
Lampu hias yang terbuat dari sampah kardus
Hiasan yang terbuat dari sampah kardus
Kursi yang terbuat dari sampah botol plastik
Celengan, piring, asbak, tempat tisu, tempat pensil, mangkuk buah yang terbuat dari sampah koran, buku dan berbagai macam kertas
bekas lainnya
Pin/bros yang terbuat dari karpet dan tali yang sudah tak terpakai
Sepatu yang dibuat dengan cara dirajut
Lampu hias yang terbuat dari sampah kardus
Meja yang terbuat dari bekas kertas gulungan kain
Bantal yang terbuat dari plastik yang dipotong kecil-kecil
Lampu hias yang terbuat dari sampah kardus dan kertas
Lampu hias yang terbuat dari sampah kardus, kertas dan sampah
bekas bungkus kopi
Hiasan dinding yang terbuat dari sampah kardus
Mainan kunci yang terbuat dari tali rapia yang tak terpakai
Tempat pensil yang terbuat dari bambu
Pohon hiasan yang terbuat dari botol plastik yang dipotong kecil-kecil
Vas bunga dan bunga yang terbuat dari kertas
Tas selempang yang terbuat dari sampah bungkus makanan ringan
WAWANCARA NARASUMBER
Wawancara dengan Ibu Husni Ari (Penggagas dan Ketua Rumah
Kreatif dan Bank Sampah Linsi
Wawancara dengan Ibu Pinrosma Silawati (Anggota Rumah Kreatif
dan Bank Sampah Linsi)
Wawancara dengan Ibu Rabi’ah (Anggota Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi)
Wawancara dengan Ibu Rohani (Anggota Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi)
Wawancara dengan Santi (Anggota Rumah Kreatif dan Bank Sampah
Linsi)