6
THE MEANING OF METHODOLOGY W.L. Neuman, Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approaches, Ch. 4 Kelompok 1 Andaresta Dhinda Sasdana Calvin F. Luthfi Hye Seon Lia Pitaloka Ramadhika Vebryto Retno Avriesta INTRODUCTION Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai makna ilmu pengetahuan (sciences) dalam ilmu pengetahuan sosial (social sciences). Bab ini juga akan menjelaskan mengenai apa yang peneliti lakukan saat melakukan penelitian dan bagaimana peneliti melakukan penelitian, dan memacu untuk memahami apa yang dimaksud ilmiah (scientific) dalam penelitian ilmiah sosial (social scientific research). Ada pertanyaan mengenai dimana letak ilmu pengetahuan dalam ilmu pengetahuan sosial. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan melihat ilmu pengetahuan sosial memiliki metode-metode yang digunakan dalam penelitian sosial. Metode penelitian adalah yang membuat ilmu pengetahuan sosial menjadi ilmiah. Tetapi, jawabannya tidak sesederhana itu, masih terjadi perdebatan mengenai pertanyaan tersebut hingga sekarang. Dalam mempelajari dunia sosial, diperlukan pemahaman diluar definisi kaku dari ilmu pengetahuan dan perlu menggunakan pendekatan selain pendekatan dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Karena, dunia sosial dijalankan oleh manusia yang berbeda dengan subjek ilmu pengetahuan alam dan berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Maka dari itu, diperlukan pendekatan khusus dengan metode yang berbeda dan sesuai untuk melakukan penelitian dalam mempelajari manusia dan dunia sosial.

1-resume neuman chapter 4 .pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rangkuman buku neuman chapter 4

Citation preview

Page 1: 1-resume neuman chapter 4 .pdf

THE MEANING OF METHODOLOGY

W.L. Neuman, Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approaches, Ch. 4

Kelompok 1

Andaresta Dhinda Sasdana

Calvin F. Luthfi

Hye Seon

Lia Pitaloka

Ramadhika Vebryto

Retno Avriesta

INTRODUCTION

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai makna ilmu pengetahuan (sciences) dalam

ilmu pengetahuan sosial (social sciences). Bab ini juga akan menjelaskan mengenai apa yang

peneliti lakukan saat melakukan penelitian dan bagaimana peneliti melakukan penelitian, dan

memacu untuk memahami apa yang dimaksud ilmiah (scientific) dalam penelitian ilmiah

sosial (social scientific research).

Ada pertanyaan mengenai dimana letak ilmu pengetahuan dalam ilmu pengetahuan

sosial. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan melihat ilmu pengetahuan sosial memiliki

metode-metode yang digunakan dalam penelitian sosial. Metode penelitian adalah yang

membuat ilmu pengetahuan sosial menjadi ilmiah. Tetapi, jawabannya tidak sesederhana itu,

masih terjadi perdebatan mengenai pertanyaan tersebut hingga sekarang. Dalam mempelajari

dunia sosial, diperlukan pemahaman diluar definisi kaku dari ilmu pengetahuan dan perlu

menggunakan pendekatan selain pendekatan dalam ilmu pengetahuan alam (natural

sciences). Karena, dunia sosial dijalankan oleh manusia yang berbeda dengan subjek ilmu

pengetahuan alam dan berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Maka dari itu, diperlukan

pendekatan khusus dengan metode yang berbeda dan sesuai untuk melakukan penelitian

dalam mempelajari manusia dan dunia sosial.

Page 2: 1-resume neuman chapter 4 .pdf

THREE APPROACHES

Dalam penelitian sosial dapat digunakan tiga pendekatan sebagai dasar dari metode

penelitian yang digunakan. Tiga pendekatan itu adalah positivisme, interpretive social

science, dan crtical social science. Ketiga pendekatan itu menggambarkan perbedaan yang

mendasar atas pandangan dan asumsi alternatif mengenai penelitian ilmiah sosial.

POSITIVIST SOCIAL SCIENCE

Positivist social science atau ilmu pengetahuan sosial positivis digunakan secara luas.

Positivisme secara singkat didefinisikan sebagai pendekatan dari ilmu-ilmu alam (natural

sciences). Penganut pendekatan positivisme menyatakan metode ilmu pengetahuan sosial dan

ilmu pengetahuan alam memiliki prinsip dan logika umum yang sama serta pengkajiannya

dilakukan dengan metode yang sama. Positivisme diasosiasikan dengan berbagai teori sosial

diantaranya dengan teori struktural-fungsional, pilihan rasional, dan dasar teori pertukaran.

Peneliti penganut positivisme lebih memilih data kuantitatif dan sering menggunakan

eksperimen, survei, dan statistik dalam melakukan penelitian. Mereka lebih memilih

penelitian “objektif”, ukurannya tepat, serta teliti. Dalam positivisme, peneliti diharuskan

bebas nilai, menganalisa penelitian hanya berdasarkan pada respon dari responden tanpa

dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti. Sebagian besar penelitan yang dilakukan oleh

kriminolog, pengamat pasar, penganalisis kebijakan, pengevaluasi program, perencana, dan

pengelola administrasi menggunakan pendekatan positivisme.

Tujuan penelitian sosial positivis adalah untuk mendapatkan penjelasan secara ilmiah

mengenai realitas sosial. Alasan lain yang penting adalah untuk mempelajari mengenai

bagaimana dunia bekerja sehingga orang-orang dapa mengontrol dan memprediksi suatu

kejadian. Menurut positivis, peneliti perlu melakukan penelitian ilmiah sosial untuk

mengembangkan prinsip dan model abstrak mengenai dunia sosial yang dapat diuji melalui

pengumpulan data secara teliti.

Positivis melihat dengan jelas perbedaan antara ilmiah dan bukan ilmiah. Positivis

melihat kebenaran dengan cara yang ilmiah dan hal itu merupakan cara yang terbaik.

Penjelasan ilmiah positivis bersifat nomothetic. Bentuk penjelasan yang diberikan oleh

Page 3: 1-resume neuman chapter 4 .pdf

positivis berupa sebab-akibat. Positivis percaya pada akhirnya hukum dan teori dari ilmu

sosial dapat dinyatakan dalam sistem simbol formal, seperti matematika dan ilmu pasti

lainnya.

INTERPRETIVE SOCIAL SCIENCE (ISS)

Pendekatan interpretive dalam ilmu pengetahuan sosial sering diasosiasikan dengan

interaksionisme simbolik. Pendekatan ini seringkali disebut metode penelitian kualitatif.

Jenis-jenis dari ISS diantaranya adalah, hermeneutics, constructionism, ethnomethodology,

cognitive, idealist, phenomenological, subjectivist, dan sosiologi kualitatif. Metode yang

dapat digunakan pada penelitian dengan pendekatan interpretive adalah observasi dan

penelitian di lapangan (field research), analisa transkrip dari hasil perbincangan atau

interview, mempelajari rekaman tingkah laku secara mendetail, melihat komunikasi non

verbal. Metode tersebut digunakan untuk memahami detail interaksi sasaran penelitian.

Tujuan dilakukannya penelitian dengan pendekatan ISS adalah untuk memahami

kehidupan sosial yang ada dan menemukan bagaimana orang – orang menanggapinya secara

natural dengan mencoba melihat melalui pandangan orang-orang yang diteliti tentang

kehidupan sosialnya. Selain itu juga untuk mengetahui kaitan dari kehidupan sosial yang ada

dengan budaya yang hidup di dalamnya. Pendekatan ISS melihat bahwa kehidupan sosial itu

didasarkan pada interaksi sosial dan sistem makna yang telah terkonstruksi dalam masyarkat

sesuai dengan interpretasi masing-masing masyarakat atas kejadian dan realitas sosialnya.

Menurut pendekatan interpretive, common sense merupakan sumber informasi yang

vital untuk memahami pandangan orang-orang karena dalam kehidupan sehari-hari manusia

menggunakan common sense untuk memahami dunia dan berinteraksi rutin. Menurut ISS,

manusia akan sulit hidup jika hanya berpikir secara ilmiah. Common sense juga disebut

sebagai natural attitude. Dalam menentukan benar atau salah suatu informasi, dalam ISS

dilakukan penelitian yang mendalam dengan mempertimbangkan dan menghubungkan sudut

pandang berbagai orang. Informasi dalam penelitain interpretive lebih bersifat tersirat dalam

latar sosial objek yang diteliti sehingga dapat terjadi ambigu. Unuk menghindarinya, peneliti

menggunakan metode bracketing untuk mengesampingkan asumsi taken-for-granted dalam

adegan sosial dan mencoba mengkaji ulang kegiatan normal yang memiliki arti “jelas”.

Penelitian dengan pendekatan interpretive menggunakan pendekatan ideographic dan

induktif. Penelitian dengan ISS, menghasilkan laporan penelitian yang berebeda dengan

Page 4: 1-resume neuman chapter 4 .pdf

pendekatan positivis. Bentuknya seperti cerita, dimana saat pembaca membacanya dapat

merasakan realitas sosial dari sasaran penelitian dalam laporan.

CRITICAL SOCIAL SCIENCE (CSS)

Critical social science (CSS) merupakan penengah dari pendekatan interpretive dan

positivisme, menggunakan pendekatan nomothetic dan ideographic. Tetapi CSS setuju

dengan kritik yang ditujukan pada ISS dan positivisme. Sehingga, CSS mencoba mengambil

kelebihan-kelebihan pendekatan ISS dan positivisme untuk metode penelitiannya.

Pendekatan CSS sering disebut juga dialectical materialism, class analysis, dan

structuralism.

Penelitan dengan pendekatan CSS ditujukan untuk mengubah dunia dengan

mengkritisi dan mengubah hubungan sosial dengan cara mengungkap sumber utama dari

hubungan sosial dan memberdayakan masyarakat. Peneliti CSS berorientasi pada kegiatan

(action oriented). CSS mencoba memecahkan mitos, kebenaran tersembunyi, dan membantu

orang untuk mengubah dunia untuk mereka sendiri.

CSS melihat realita sosial dari sudut pandang pihak ketiga dan melihat realita sosial

sebagai hal yang dinamis. Peneliti kritis menelaah sejarah masyarakat sasaran untuk

dibandingkan dengan masyarakat lain dalam mencari solusi alternatif dalam menata

kehidupan masyarakat sasaran. Peneliti kritis berusaha memberi pertanyaan menggunakan

teori dan orientasi sejarah yang jelas untuk menjelaskan realitas sosial yang tersembunyi.

Pendakatan CSS berpendapat bahwa peneliti sosial perlu belajar pikiran yang

subjektif dan common sense karena kedua hal tersebut membentuk perilaku yang menjadi

kseharian manusia. Common sense dilihat sebagai pengungkap kemunculan struktur yang

sulit dijelaskan dalam masyarakat. Peneliti CSS juga perlu menggunakan teori yang sesuai

untuk mengamati konflik, interkoneksi, dan melihat dan memprediksi perubahan di masa

depan. CSS tidak terlalu fokus pada hukum yang tetap, karena menganggap pada masa depan

hukum akan berubah sesuai perilaku manusia.

Pendekatan kritis mencoba mengurangi kesenjagan di antara objek dan subjek. Hal itu

memperlihatkan bahwa fakta kondisi material ada, tetapi fakta itu bukan teori netral. Karena

Page 5: 1-resume neuman chapter 4 .pdf

fakta yang ada disuatu kelompok belum tentu sama. Sehingga, dalam memahami fakta

informasi membutuhkan pemahaman terhadap kerangka nilai, teori dan makna.

Pendekatan CSS berorientasi aktivis. Penelitian sosial merupakan aktivitas moral

politik yang membutuhkan komitmen penelitian pada posisi nilai. Pendekatan kritis

menyatakan bahwa hanya ada sedikit pandangan yang benar. Bagi CSS, menjadi objektif

bukan menganut bebas nilai. Objektif bagi CSS berarti penelitian tidak disimpangkan dan

menggambarkan realitas yang ada. CSS menganggap pengetahuan (knowledge) merupakan

kekuatan dan pandangan yang digunakan peneliti CSS dalam penelitian merupakan

pandangan yang sudah menjadi teknis, bukan diciptakan oleh peneliti sendiri.

FEMINIST AND POSTMODERN RESEARCH

Terdapat pendekatan tambahan dalam penelitian yang masih berkembang dan belum

banyak diketahui dibanding ketiga pendekatan sebelumnya. Diantaranya yaitu pendekatan

feminsme dan postmodern. Keduanya mengkritik ketiga pendekatan positivisme, ISS, dan

CSS.

Penelitian dengan pendekatan feminisme dilakukan oleh mayoritas para perempuan

yang memegang identitas diri feminis dan sadar akan sudut pandang feminis. Metodologi

feminis mencoba memberi suara kepada perempuan dan mengkoreksi sudut pandang yang

terorientasi pada laki-laki yang mendominasi perkembangan ilmu sosial. Penganut feminisme

melihat perempuan lebih menekankan pada akmodasi dan ikatan manusia yang secara

bertahap berkembang dan melihat dunia sosial sebagai jaring hubungan manusia yang

dihubungkan dengan perasaan saling percaya dan saling memiliki kewajiban masing-masing.

Perempuan cenderung subjektif, empati, berorientasi pada proses, dan menekankan sisi

inklusif kehidupan sosial. Peneliti feminisme berorientasi pada tindakan, mencoba

mengembangkan nilai-nilai feminis, cenderung tidak objektif, dan lebih terlepas. Metode

yang digunakan peneliti dengan pendekatan feminisme biasanya kualitatif dan studi kasus.

Penelitian dengan pendekatan postmodern merupakan bagian dari pemahaman yang

berevolusi mengenai dunia kontemporer yang meliputi seni, musik, literatur, dan kritik

kebudayaan. Penelitian dengan pendekatan postmodern melihat tidak adanya perbedaan

antara seni atau humanities dengan ilmu sosial. Penelitian postmodern mencoba membngkar

ilmu sosial. Pendekatan postmodern tidak mempercayai observasi yang dilakukan sistematis

Page 6: 1-resume neuman chapter 4 .pdf

empiris, dan meragukan pengetahuan dapat digeneralisasikan atau diakumulasikan dari waktu

ke waktu. Pendekatan ini melihat ilmu pengetahuan memiliki bentuk yang beragam dan unik

sesuai dengan masyarakat atau kelompok lokal tertentu. Postmodernist menoloak

menggunakan ilmu pengetahuan untuk memprediksi dan memutuskan kebijakan. Hasil

laporan penelitian dari penelitian dengan pendekatan postmodern lebih bergaya teateritikal,

ekspresif, atau dramtis, dapat dalam bentuk film, fiksi, karya musikal, atau drama. Tujuannya

adalah untuk menstimulasi penyimak, membangkitkan respon, meningkatkan rasa penasaran,

sekaligus memberikan hiburan. Para postmodernist menganggap bahwa pengetahuan

mengenai kehidupan sosial yang dihasilkan dari penelitian peneliti lebih efektif

dikomunikasikan melalui cara-cara tersebut dibandingkan melalui jurnal atau artikel.