Upload
ulybon
View
96
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang
sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu
penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut data
World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab
kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun.
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan
angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia
dibawah 3 tahun rata -rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap
episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak
untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak.1
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka
kematian akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya,
yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.6 61 orang. Untuk tahun 2006,
penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.2
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah
menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada
2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian
akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat
dan tepat.3
Proses inti dari program pemberantasan diare adalah penemuan kasus diare
secara dini baik oleh petugas ataupun masyarakat. Penemuan kasus ini dilakukan
secara pasif, yaitu kasus ditemukan saat penderita datang berobat ke Puskesmas,
Posyandu, atau rumah sakit. Tujuan dari penemuan kasus dini adalah untuk
1
2
mengobati penderita diare sedini mungkin untuk mencegah penularan,
menurunkan angka kesakitan dan kematian terutama pada balita, serta mencegah
terjadinya KLB.
Puskesmas memegang peranan penting sebagai unit pelayanan kesehatan
terdepan dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang salah satunya adalah
penanganan penderita diare. Pada puskesmas Plaju menetapkan target terhadap
penemuan kasus diare di puskesmas dan kader sebesar 3265 namun pencapaianya
hanya 1915. Hal ini menunjukan belum tercapainya target pencapaian pada
puskesmas tersebut.
Sebagai dokter muda yang kelak bertugas di puskesmas maka sangat
penting untuk terjun secara langsung dan terlibat dalam kegiatan puskesmas.
Dalam kegiatan kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat, kami mendapat
kesempatan untuk menimba ilmu di Puskesmas Plaju yang akan sangat menjadi
bekal kelak ketika bertugas di Puskesmas daerah.
Di Puskesmas Plaju ini kami mencoba untuk menganalisa dan mencari
solusi dari permasalahannya yang timbul dalam pelaksanaan program Puskesmas
Plaju dalam hal ini mengenai penemuan kasus diare oleh puskesmas dan kader
puskesmas Plaju.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PLAJU
2.1 Wilayah Kerja
Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang wilayah kerja Puskesmas
Plaju meliputi 7 (tujuh) Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Plaju Ulu
2. Kelurahan Plaju Ilir
3. Kelurahan Plaju Darat
4. Kelurahan Bagus Kuning
5. Kelurahan Talang Bubuk
6. Kelurahan Talang Putri
7. Kelurahan Komperta
Puskesmas Plaju merupakan salah satu Puskesmas Induk di kecamatan Plaju
yang mempunyai 3 Puskesmas Pembantu, dan merupakan Puskesmas
koordinator untuk kecamatan Plaju dengan luas wilayah kerja 126,5 Km2.
Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas Plaju
dilengkapi dengan 1 (satu) Puskesmas Keliling dan 34 Posyandu.
2.1.1 Geografi
Puskesmas Plaju terletak ditepi jalan raya utama di Jalan DI. Panjaitan
No.40. Puskesmas Plaju relatif mudah dicapai masyarakat dalam wilayah kerja
maupun masyarakat perbatasan wilayah kerja karena dilalui kendaraan umum
maupun pribadi, baik dari kalangan ekonomi yang kurang mampu sampai
menengah keatas.
Geografi wilayah kerja Puskesmas Plaju terdiri dari daerah daratan dan
sebagian kecil dipinggir sungai dan rawa. Batas wilayah kerja :
1. Utara berbatasan dengan Sungai Musi
2. Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin
3. Timur berbatasan dengan Kabupaten OKI
4. Barat berbatasan dengan Kelurahan Sentosa
4
2.1.2 Perumahan dan Bangunan
- Luas Tanah : 626 m2
- Luas Bangunan : 373 m2
2.1.3 Jenis dan Jumlah TenagaTenaga yang ada di Puskesmas Plaju termasuk 3 Puskesmas Pembantu
No Jenis Tenaga Jumlah
I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
II
1.
2.
3.
4.
Puskesmas Induk
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana / Sarjana Muda
A. A. SKM
B. B. AKBID
C. C. AMG
Bidan
Perawat Kesehatan (SPK)
Perawat Gigi (SPRG)
Analis (SMAK)
Asisten Apoteker (SMF)
HONDA
A. AKL
B. SLTA
C. SD (Penjaga Malam)
Puskesmas Pembantu
Akper
Bidan
Perawat Kes (SPK)
HONDA
A. SLTA (Penjaga Malam)
B. SLTP (Penjaga Malam)
2 Orang
1 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
7 Orang
5 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
3 Orang
1 Orang
1 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
2 Orang
J U M L A H 35 Orang
5
DATA DEMOGRAFI WILAYAH KERJAPUSKESMAS PLAJU TAHUN 2012
NO D A T A
K E L U R A H A N
BK PU PI PD KOM TB TP JMLH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Jumlah Penduduk
Pddk laki-laki
Pddk Perempuan
Bayi
Balita
Bumil
Bulin
Remaja (10-19 Th)
PUS
WUS
KK
RT
RW
9863
4637
5226
198
815
227
216
1128
2959
2708
2032
31
7
19334
9765
9569
388
1599
445
423
2208
5800
5309
4821
45
16
15820
8196
7624
318
1308
364
346
1860
4746
4344
3666
43
13
11295
5937
5358
227
934
260
247
1304
3389
3102
4717
25
8
3085
1664
1421
62
255
71
68
377
926
847
821
21
6
7414
3658
3756
149
613
171
162
865
2224
2036
1536
21
7
16254
8308
7946
327
1344
374
356
1956
4876
4463
3707
32
8
83065
42165
40900
1669
6868
1912
1818
9698
24920
22809
21300
218
65
Keterangan :
BK : Bagus Kuning, PU : Plaju Ulu, PI : Plaju Ilir, PD : Plaju Darat,
Kom : Komperta, TB : Talang Bubuk, TP : Talang Putri
2.1.5 Sarana Dan Prasarana Puskesmas Plaju
Untuk memperluas jangkauan pelayanan, Puskesmas Plaju memiliki
kendaraan operasional yaitu 1 Unit kendaraan roda empat, 6 unit kendaraan roda
dua. Mulai Agustus 2004 Puskesmas Plaju telah memiliki sarana komunikasi
telepon dengan nomor (0711) 7078746
SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA
6
PUSKESMAS PLAJU
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.
Rumah SakitPuskesmas PembantuPosyandu BalitaPosyandu LansiaPosyandu GSI (Ibu Hamil)Rumah BersalinBidan Praktek Swasta (BPS)Dokter Praktek Swasta (Dokter Umum)Dokter Praktek Swasta (Dokter Mata)Dokter Praktek Swasta (Dokter Gigi)Praktek Dokter BersamaPoskesdesBalai PengobatanApotikToko ObatOptikPengobatan TradisionalPanti RehabilitasiDukun BayiKader Posyandu BalitaKader Posyandu LansiaKader Posyandu GSI (Ibu Hamil)
233444417181347-6-231-2
170184
7
DATA KASUS PENYAKIT DIARE
PUSKESMAS PLAJU
TAHUN 2012
NO KELURAHAN
BULAN
JUMLAHJAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUS
T SEPT OKT NOP DES
1
2
3
4
5
6
7
PLAJU ULU
BAGUS KUNING
PLAJU ILIR
PLAJU DARAT
TALANG BUBUK
TALANG PUTRI
LUAR WILAYAH
7
18
5
9
4
7
5
15
20
23
28
15
27
15
5
10
6
11
3
18
4
8
7
7
15
8
12
-
12
20
15
12
16
19
2
10
11
19
5
4
10
4
12
25
17
10
15
21
10
19
13
10
12
10
7
-
30
37
33
42
32
25
-
35
38
30
36
22
300
12
45
42
40
32
25
30
7
52
57
49
52
89
71
-
250
298
254
264
243
547
59
J U M L A H 55 143 57 57 96 63 110 71 199 473 221 370 1915
DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK MTBS
DI PUSKESMAS PLAJU
TAHUN 2012
No Nama PenyakitKelompok Umur
Jumlah0 - 11 Bulan 1 - 5 TahunLaki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Non Pneumonia
Penyakit Lainnya
Diare
Pneumonia
Peny. Kulit Infeksi
Peny. Kulit Alergi
Rongga Mulut
Conjungtivitis
Tonsilitis
Asma
525
22
49
47
15
9
6
8
-
-
393
20
15
21
17
8
7
8
1
-
920
154
95
78
40
16
15
12
22
3
894
148
87
57
37
13
16
15
13
2
2732
344
246
203
109
46
44
43
36
5
Total 681 490 1355 1282 3808
2.2 Alur Pelayanan Kesehatan Puskesmas Plaju
8
Alur pelayanan kesehatan pada Puskesmas Plaju akan digambarkan
melalui bagan alur pelayanan menggunakan simbol-simbol flow chart.
2.2.1 Simbol Flow Chart Alur Pelayanan Kesehatan Puskesmas Plaju
: Simbol Manual Operation (Simbol yang menunjukkan pengolahan
yang tidak dilakukan oleh komputer)
: Simbol Punched Card Menyatakan input berasal dari kartu atau
output ditulis ke kartu
: Simbol Terminal (Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu
program)
: Simbol Flow Line (Simbol untuk menunjukan alur perjalanan
pelayanan kesehatan yang diberikan)
: Simbol Decision (Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan
beberapa kemungkinan jawaban/aksi)
: Simbol input-output (Symbol yang menyatakan proses input dan
output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya)
: Simbol dokumen (symbol yang menyatakan input berasal dari
dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas)
: Simbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di
dalam symbol ini akan disimpan)
: Simbol Terminator (Simbol yang menunjukkan permulaan atau
akhir program)
Gambar 1. Simbol Flow Chart
II.2.2 Alur Pelayanan Kesehatan Pasien Puskesmas Plaju
9
BAB III
10
ANALISIS MASALAH
3.1. Identifikasi Masalah
Tabel 1. Identifikasi Masalah di Puskesmas Plaju Tahun 2012
No PROGRAM TARGET PENCAPAIAN
A Bayi Mendapat ASI Eksklusif 80 % 77.3 %
B Hygiene & Sanitasi Makanan &
Minuman
85% 68.3 %
C Penyehatan Tempat Pembuangan
Sampah & Limbah
80 % 56.1 %
D Pengawasan Sanitasi TTU 85 80.5 %
E Pengobatan penderita TB Paru BTA (+) > 85 % 83.1 %
F Penemuan kasus Diare di Puskesmas
dan Kader
100 % 58.7 %
G ISPA 80 % 49.6 %
Ket : Target berdasarkan Matriks Indikator Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Kota
Palembang 2008-2013
SPM : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare: Balita dengan diare yang
ditangani (100%).
Pencapaian berdasarkan Buku Kinerja Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2012
3.2. Prioritas Masalah
Meningat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara
sekaligus, ketidaktersediaan tekhnologi atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih prioritas masalah yang akan
diselesaikan. Berikut ini penetapan urutan pritoritas masalah dengan metode
matriks.
Tabel 2. Prioritas Masalah di Puskesmas Plaju
11
No Kriteria
Masalah
Tingkat
Urgensi
(U)
Tingkat
Keseriusan
(S)
Tingkat
Perkembangan
(G)
UxSxG
1 Bayi Mendapat ASI
Eksklusif3 5 4 60
2 Hygiene & Sanitasi
Makanan & Minuman2 3 5 30
3 Penyehatan Tempat
Pembuangan Sampah &
Limbah
4 3 3 36
4 Pengawasan Sanitasi TTU2 3 2
12
5 Pengobatan penderita TB
Paru BTA (+) 3 5 4 60
6 Penemuan kasus Diare di
Puskesmas dan Kader 5 4 5 100
7 ISPA 3 5 3 45
Berdasarkan metode matriks diatas, maka prioritas masalah yang harus
diselesaikan adalah masalah Penemuan kasus Diare di Puskesmas dan Kader.
3.3. Rumusan Masalah
Penemuan kasus Diare di Puskesmas dan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas
Plaju sebesar 58.7 %
Pengetahuan PHBS masyarakat kurang
Minimnya Penyuluhan tentang penyakit Diare
MCK yang buruk dan tidak memadai
Pelatihan kader kurang
Pencatatan & pelaporan belum akurat krn lap. Penyakit diare dari praktek swasta seringkali terlambat dilaporkan
Kebiasaan masyarakat yang
sulit dirubah
Cakupan air bersih kurang memadai.
Media sosialisasi yang kurang
Pendidikan masy. masih rendah.
12
3.4. Penentuan Akar Penyebab Masalah
Gambar 4.1. Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan cara Fishbone
3.5 Penyelesaian Masalah
Penemuan
kasus Diare di
Puskesmas dan
Kader sebesar
58.7 %
Manusia Metode
Sarana DanaLingkungan
13
Tabel 3. Penyelesaian Masalah Terpilih di Puskesmas PlajuPrioritas Masalah
Penyebab Masalah
Alternatif Penyelesaian Masalah
Penyelesaian Masalah Terpilih
Penemuan
kasus Diare
diPuskesmas
dan Kader
sebesar 58.7
%
Kebiasaan Masyarakat Sulit Dirubah
Meningkatkan pendekatan kader kepada masyarakat tentang pentingnya ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat.
Memasang poster tentang ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat di lingkungan masyarakat
Meningkatkan pendekatan kader kepada masyarakat tentang pentingnya ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat.
Pengetahuan PHBS Masyarakat Kurang
Penyuluhan rutin kepada masyarakat tentang pentingnya ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat.
Pembagian brosur / selebaran informasi serta penjelasan ttg ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat kerumah tangga yang belum ber-PHBS
Pembagian brosur / selebaran informasi serta penjelasan ttg ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat kerumah tangga yang belum ber-PHBS
Pelatihan kader kurang
Meningkatkan pelatihan bagi kader guna
Meningkatkan pelatihan bagi
14
menyebarluaskan informasi pentingnya penanganan diare yang cepat dan tepat
Meningkatkan pelatihan kader untuk mengajak masyarakat hidup sehat.
kader guna menyebarluaskan informasi pentingnya penanganan diare yang cepat dan tepat
Pencatatan & pelaporan belum akurat krn lap. Penyakit diare dari praktek swasta seringkali terlambat dilaporkan
Mensosialisaikan kepada sentra kesehatan lain untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus diare yang ditangani
Menetapkan petugas khusus untuk pencatatan kasus di praktek swasta
Mensosialisaikan kepada sentra kesehatan lain untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus diare yang ditangani
Minimnya penyuluhan tentang penyakit diare
Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit diare di puskesmas dan posyandu.
Mengadakan kegiatan kunjung rumah untuk sosialisasi tentang diare
Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit diare di puskesmas dan posyandu.
Media sosialisasi kurang
Pengadaan alat-alat sosialisasi (leaflet, poster)
Pemasangan papan sosialiasi untuk ASI ekslusif, penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan makanan yang sehat.
Pengadaan alat-alat sosialisasi (leaflet, poster)
MCK yang buruk dan tidak memadai.
Memberikan fasilitas MCK umum yang bersih dan terawat kepada masyarakat.
Memberikan pemahaman tentang
Memberikan pemahaman tentang kriteria jamban yang sehat dan memfasilitasi
15
kriteria jamban yang sehat dan memfasilitasi masyarakat dalampembangunan jamban sehat.
masyarakat dalampembangunan jamban sehat.
Cakupan air bersih kurang memadai.
Memberikan fasilitas penyaringan air sebelum dikonsumsi kepada masyarakat
Memberikan fasilitas penyaringan air sebelum dikonsumsi kepada masyarakat
Pendidikan masy. masih rendah.
Tingkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan
Tingkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan
16
3.6. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
No Upaya Kesehatan
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Keberhasilan
Sumber PembiayaanDana Alat Tenaga
1 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pembagian brosur / selebaran informasi ttg PHBS dan penanganan diare.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingnya PHBS dan dapat melakukan penanganan segera pada diare
Rumah Tangga yang belum ber-PHBS
6x/thn Rp.1000 x 2000 brosur = Rp.2.000.000
-Brosur 2 org 100 % masyarakat mengubah perilakunya serta kebiasaan.
Puskesmas
Pelatihan kader Memberikan pengetahuan kepada kader tentang diare serta Penanganan diare cepat, dan tepat.
Kader Posyandu
5x/thn Rp.250.000/x -Buku pedoman pemberantasan penyakit diare- Buku Lintas Diare
3 org 100% Kader Posyandu menerima pelatihan
Puskesmas
Sosialisasi pada sentral kesehatan lain untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus diare yang ditangani
Agar data kasus diare tercatat secara akurat
Pelayanan kesehatan
3x/thn Rp.50.000/x -Buku pencatatan
2 org 100% data kasus diare yang ditangani oleh pelayanan kesehatan
Puskesmas
Penyuluhan tentang Diare.
Memberikan pengetahuan dan
Masyarakat Ilir Timur 1
3x/thn Rp.1000 x 500 brosur =
- Brosur- Projector
4 org Kehadiran peserta 100 %
Puskesmas
Tabel 4. Rencana Usulan Kegiatan
17
contoh penanganan segera pada diare.
Rp.500.000 - alat dan bahan peraga
Pengadaan alat serta kebutuhan2 hidup sehat
Terpenuhi kebutuhan sehari2 yang sehat
Masyarakat Ilir Timur 1
2x/thn Rp.5.000.000 -alat MCK- alat penyaring air, dll
3 org Setiap masyarakat yg tidak mmiliki fasilitas kebutuhan sehari-hari
Puskesmas
3.7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
No Upaya Kesehatan
Kegiatan Sasaran Target Volume Kegiatan
Rincian Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan
Tenaga Pelaksana
Jadwal Biaya
1 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pembagian brosur / selebaran informasi ttg PHBS dan penanganan diare.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingnya PHBS dan dapat melakukan penanganan segera pada diare
100% 6x/thn -Kunjungan ke rumah-rumah yang belum ber-PHBS-Pembagian brosur PHBS-Menjelaskan ttg diare, bahaya diare, serta penanganan segera atau terapi oral rehidrasi.
Rumah Tangga yang belum ber-PHBS
2 org Januari, Maret, Mei, Juli, Sept, November
Pelatihan kader Memberikan pengetahuan kepada kader tentang diare serta Penanganan diare cepat, dan tepat.
100% 5x/th Memberikan penjelasan mengenai diare.-penjelasan penyebab diare serta penanganannya
Linkungan masyarakat
4 org Januari, Mei, November
Sosialisasi pelayanan kesehatan
Agar data kasus diare tercatat secara akurat
100% 3x/thn Mengunjungi tempat pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja
Tempat pelayanan kesehatan
2 org Januari, Juni. November
Tabel 5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
18
puskesmas untuk melakukan pencatatn dan pelaporan kasus diare
Penyuluhan tentang Diare.
Memberikan pengetahuan dan contoh penanganan segera pada diare.
100% 3x/thn Memberikan penjelasan mengenai diare.-penjelasan penyebab diare serta penanganannya
Linkungan masyarakat
4 org Januari, Mei, November
Pengadaan alat serta kebutuhan2 hidup sehat
Terpenuhi kebutuhan sehari2 yang sehat
100% 2x/thn -Advokasi-Pemberian penyaring air-pembuatan MCK umum yg bersih dan terawat
Rumah atau lingkungan masyarakat
3 org Januari, juli
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
1) Keberhasilan program program Penemuan kasus Diare di Puskesmas dan Kader
Plaju tahun periode Januari-Desember 2012 masih belum memenuhi target.
2) Berdasarkan evaluasi program Penemuan kasus Diare di Puskesmas dan Kader
Plaju tahun periode Januari-Desember 2012 ini diperoleh masalah-masalah:
a. Petugas penanggung jawab program kurang optimal (tugas rangkap)
b. Pencatatan & pelaporan belum akurat karena laporan Penyakit diare dari
praktek swasta seringkali terlambat dilaporkan
c. Peran serta masyarakat dalam Program P2D masih belum optimal, yaitu tidak
adanya kegiatan penyuluhan, pembinaan kader dan pelayanan diare oleh kader
3) Prioritas pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan adalah :
a. Menambah tenaga pelaksana program yang tidak merangkap program lain
b. Mensosialisaikan kepada sentra kesehatan lain untuk melakukan pencatatan
dan pelaporan kasus diare yang ditangani
c. Pelatihan para kader untuk melakukan penyuluhan kelompok pada masyarakat
d. Melakukan pembangunan MCK umum yang bersih dan sehat terhadap warga
serta membantu memberi alat kebutuhan sehari-hari dirumah guna hidup
sehat.
4.2. Saran
Melihat dari hasil pencapaian semua program, analisa masalah, prioritas
masalah yang ada di puskesmas dimana dalam program itu, dalam pelaksanaannya
masih ada kesenjangan (belum tercapainya hasil kegiatan sesuai dengan target yang
ditentukan) sehingga berdasarkan hal tersebut diatas perlunya dilaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
Meningkatkan kerjasama lintas program
Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan instansi maupun kecamatan
Meningkatkan kerjasama dengan Kader dan Toma di wilayah kerja puskesmas
Pertemuan atau rapat sebagai evaluasi pelaksanaan program tiap bulan di
puskesmas
20
Usulan ke Dinas Kesehatan agar diperhatikan dan dipertimbangkan hal-hal apa
yang menjadi masalah puskesmas seperti yang tercantum pada data ketenagaan,
analisa masalah dan prioritas masalah.
Bagi Puskesmas Plaju
1) Menambah orang untuk memegang program diare ini. Karena pada kenyataannya di
Puskesmas Kelurahan Kayu Putih, tiap petugas kesehatan memegang lebih dari 1
program puskesmas. Hal tersebut harus segera diintervensi lebih lanjut supaya tiap
program-program yang ada di Puskesmas dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
2) Meningkatkan program diare dengan kerja sama lintas sektoral dengan program lain
dan pelayanan kesehatan lain.
3) Melakukan pelatihan bagi para kader sehingga program pelaksanaan P2D dapat
terlaksana dan kegiatan-kegiatan penyuluhan dapat dilakukan lebih baik.
4) Membuat pencatatan dan pelaporan yang baik dan lengkap, sehingga program yang
diusulkan dapat terlaksana dengan baik dan memungkinkan evaluasi setiap tahun.
a. Mencatat semua penderita sakit dan juga yang sembuh sehingga kita dapat
sekalian memantau terapi yang telah kita beri dan anjurkan
b. Membuat pelaporan dengan menggolongkan umur karena akan lebih bermakna
daripada menggolongkan berdasarkan jenis kelamin karena kejadian diare tidak
dipengaruhi oleh jenis kelamin,
5) Dengan dilakukannya evaluasi tiap tahun, data tersebut dapat jadikan dasar
keberhasilan suatu program dan digabungkan dengan instasi kesehatan lainnya.
6) Peningkatan pelatihan penyuluhan kader secara berkala yang terintegrasi agar dapat
dilakukan penyampaian informasi secara menarik dan efektif kepada masyarakat.
Bagi Pendidikan
1. Membantu Puskesmas dalam penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
penyuluhan (misalnya poster, flipchart, leaflet mengenai diare).
2. Memberi kesempatan pada mahasiswa yang sedang menjalani kepanitraan untuk
berinteraksi dan memberikan penyuluhan ke masyararakat.
3. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat membatu pelaksanaan evaluasi
program P2D secara berkala.
21
Bagi Kader dan Masyarakat
Lebih turut berperan serta secara aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan
Puskesmas termasuk penyuluhan diare sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat diare.
Lebih mendekat pada masyarakat untuk mengedukasi mengenai diare.
Bertanggung jawab pada masyarakat yang menjadi cakupannya, seperti satu kader
mencakupi 10-15 rumah masyarakat yang belum menjalankan PHBS yang dalam hal
ini yang berhubungan lansung terhadap penyakit diare seperti ASI Ekslusif,
penggunaan air bersih, punya jamban sehat, mencuci tangan dengan benar dan makan
makanan yang sehat.
Lebih aktif dalam melaporkan kasus diare kepada kader setempat ataupun petugas
Puskesmas.
Fasilitas kesehatan diluar Puskesmas sebaiknya melakukan pelaporan dan pencatatan
kasus diare yang ditangani ke Puskesmas.
22
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1998. h30-34
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku ajar diare: Pendidikan Medik Pemberantasan Diare. Jakarta : Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 1999
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program Pedoman Kerja Puskesmas jilid II. 1999
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagan Management Terpadu Balita Sakit. 2008
Profil Puskesmas Plaju tahun 2012
Kinerja Puskesmas Plaju tahun 2012