29
Nama Mahasiswa : Mutiara Pemata Sari Dosen Pembimbing : Dra. Rohanta Siregar, MM, M.Kes

13. MSPMI di Bank.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 13. MSPMI di Bank.docx

Nama Mahasiswa : Mutiara Pemata SariDosen Pembimbing : Dra. Rohanta Siregar, MM, M.Kes

Page 2: 13. MSPMI di Bank.docx

Daftar Isi

Daftar Isi...............................................................................................1

Kata Pengantar......................................................................................2

BAB 1 Pendahuluan

1. Latar belakang.............................................................................3

2. Rumusan Masalah........................................................................6

3. Tujuan..........................................................................................6

4. Manfaat........................................................................................6

5. Metode Pengumpulan Data..........................................................6

BAB 2 Pembahasan

A. Pengertian MSPMI......................................................................7

B. Sejarah dan Perkembangan Makanan Institusi............................9

C. Pelayanan Gizi Institusi (Tenaga Kerja)....................................11

D. Pengertian Penyelenggaraan Makanan di Industri....................12

E. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan di Industri.................13

F. Ciri-Ciri Penyelenggaraan Makanan di Industri........................14

G. Kelebihan dan Kekurangan Penyelenggaraan Makanan di

Industri.......................................................................................15

H. Tipe Penyelenggaraan Makanan di Industri..............................16

I. Sifat Penyelenggaraan Makanan di Industri..............................17

Daftar Pustaka.....................................................................................18

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 1

Page 3: 13. MSPMI di Bank.docx

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, maka

penulis dapat menyelesaikan makalah MSPMI yang berjudul “Penyelenggaraan Makanan di

BANK”.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan baik isi maupun dari teknik penulisannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa

yang akan datang.

Dalam penyusunan makalah, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak baik berupa bimbingan, dorongan, serta saran secara tertulis maupun lisan.

Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.

Rohanta Siregar, MM, M.Kes , sebagai guru pembimbing serta kepada teman – teman tingkat

II, atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga

Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Maret 2013

Penulis

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 2

Page 4: 13. MSPMI di Bank.docx

BAB 1

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga

setiap orang perlu dijamin dalam memperoleh pangan yang bermutu dan aman. Bahan

pangan yang tidak diproduksi dengan cara yang baik dan benar dapat menjadi sumber

mikroorganisme dan kontaminan kimia yang dapat berbahaya dan menyebabkan penyakit

kepada manusia. Terjadinya kasus-kasus keracunan pangan seharusnya tidak perlu terjadi

apabila produk pangan diolah dengan prosedur pengolahan yang benar. (Badan POM,2007)

Sampai saat ini telah banyak upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan sanitasi

dan hygiene makanan, umumnya melalui peningkatan kualitas kesehatan tempat mengolah

makanan. Usaha itu tidak mudah dilaksanakan karena pada hakekatnya makanan yang

dikonsumsi oleh manusia mencakup jumlah dan jenis yang sangat banyak dan dihasilkan oleh

tempat pengolahan yang jumlahnya semakin meningkat. Masalah ini merupakan masalah

yang semakin kompleks dan merupakan tantangan yang harus dihadapi dimasa mendatang,

karena disatu pihak masyarakat akan semakin peka terhadap tuntutan untuk memperoleh

makanan dengan kualitas yang lebih baik.

Manajemen makanan industri merupakan penyelenggaraaan dan pelaksanaan

makanan dalam jumlah yang besar. Penyelenggaraaan makanan di atas 50 porsi dapat

dinyatakan sebagai penyelenggaraan makanan banyak/institusi. Keberadaan penyelenggaraan

makanan (institusi) menjadi hal yang sangat penting untuk dapat menyediakan makanan yang

berkualitas baik, memenuhi kebutuhan gizi, bervariasi dapat diterima dan menyenangkan

konsumen dengan memperhatikan standar sanitasi dan kebersihan yang tinggi termasuk

macam peralatan dan sarana yang digunakan.

Macam pelayanan gizi institusi yaitu pelayanan gizi institusi industri (tenaga kerja),

pelayanan gizi institusi sosial (panti asuhan), pelayanan gizi institusi asrama, pelayanan gizi

institusi sekolah, pelayanan gizi institusi rumah sakit, pelayanan gizi institusi komersial,

pelayanan gizi institusi khusus dan pelayanan gizi untuk keadaan darurat.

Penyelenggaraan makanan perlu menerapkan unsur ilmu manajemen agar hasil yang

dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajamen praktis sebagai aplikasi dari

ilmu manajemen dapat diterapkan ke dalam pengelolaan makanan di catering pelayanan

lembaga untuk jumlah produk lebih dari 50 porsi. Unsur- unsure manajemen yang dimaksud

berkaitan dengan Perencanan, pengorganisasiaan, pelaksanaaan, pengontrolan, dan evaluasi

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 3

Page 5: 13. MSPMI di Bank.docx

sebagai bahan masukan untuk siklus manajemen berikutnya. Bagian yang dikelola di dalam

catering pelayanan lembaga adalah perpaduan antara manusia , bahan pangan, dan alat

pengolahan pangan untuk menghasilkan makanan yang siap konsumsi, dengan menerapkan

system kerja tertentu, misalnya system kerja manual dengan alat sederhara dan alat mekanis

yang dioperasikan manusia. Manajemen makanan Institusi pada hakekatnya adalah

penyelenggaraan makanan dalam jumlah yangbesar. Ukuran “ besar” yang dimaksud

minimal 50 porsi yang dibuat secara masal sampai dengan 5000 porsi untuk satu periode

waktu makan. Makanan Institusi dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang berada di dalam

organisasi tertentu – dari golongan yang heterogen maupun yang homogen, yang tinggal

untuk sementara secara rutin dalam institusi tertentu, minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap

harinya.

Prinsip yang mendasar di dalam pengelolaan makanan institusi adalah :

Tanggung jawab penyelenggaraan yang berkesinambungan

Menyediakan makanan sesuai dengan konsep kecukupan gizi dan ragam bahan

pangan bagi golongan usia tertentu.

Penerimanaan makanan dari konsumen baik berdasarkan nilai-nilai agama dan social

budaya yang dianutnya, maupun persepsi tingkat kepuasan konsumen pada

umumnya.

Memiliki cita rasa yang tinggi

Diproses dengan memenuhi standar kesehatan makanan dan sanitasi hygiene makanan

yang layak.

Harga makanan terjangkau

 

Tujuan penyelenggaran makanan Institusi adalah tersedianya makanan yang

memuaskan bagi “ klien” dan atau “ Pasien”, dengan manfaat yang optimal bagi Institusi.

Secara khusus penyelenggara makanan Institusi dituntut untuk :

Menghasilkan makanan berkualitas yang baik dipersiapkan dan dimasak dengan

layak.

Pelayanan yang cepat , akurat dan menyenangkan.

Menu seimbang dan bervariasi

Harga layak serasi dengan pelayanan yang diberikan

Standar kebersiahan dan sanitasi yang tinggi.

 

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 4

Page 6: 13. MSPMI di Bank.docx

Pelayanan makanan yang cepat dan menyenangkan berkaitan dengan distribusi

makanan yang dikelola dengan prinsip kecepatan dan keakuratan, didukung oleh fasilitas

yang layak – seperti alat makan dan alat distribusi makanan. Untuk kepentingan ini perlu

pengembangan cara-cara pendistribusian makanan yang efisien dalam menjamu jumlah

minimal 50 orang pada waktu yang relative bersamaan sehingga tidak terjadi antrian yang

bisa memboroskan waktu istirahat jam makan karyawan. Model Cafetaria pada umumnya

diterapkan oleh institusi yang memberikan makan bagi komunitas yang memiliki waktu

istirahat jam makan siang terbatas. Mekanismenya setiap karyawan memiliki kupon makan

atau kartu makan yang ditunjukan pada “ staf pramusaji” kemudian mereka mengambil jatah

makanan dalam plater atau alat makan lainnya yang telah diporsi oleh pihak pengelola

kafetaria, langsung menuju ruang makan yang telah disiapkan.

Menu yang seimbang dan bervariasi perlu mendapat tekanan dari pihak

penyelenggara makanan. Pedoman umum yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan RI

bagi pengelola makanan institusi adalah ada dalam lembar “ Anjuran Makan Satu Hari” yang

disertai pedoman penukaran bahan pangan, dengan pola menu 4 sehat. Menu untuk Makanan

Institusi dibuat berdasarkan “ Rotasi menu” dalam jarak 10 hari yang bertujuan

meminimalkan rasa bosan mengkonsumsi makanan yang sejenis secara berulang. Syarat

menyusun menu perlu memperhatikan variasi bahan makanan yang digunakan, musim bahan

makanan, variasi rasa masakan, variasi warna- aroma- tekstur- dan konsistensi makanan, serta

kemampuan tenaga pelaksana dan pesawat dapur yang memadai untuk mengejar jam waktu

makan yang tepat. Harga yang layak dalam makanan institusi menjadi pertimbangan penting

lainnya meningat pemberian makan dalam periode waktu yang cukup lama bahkan hampr

sepanjang waktu dimana karyawan itu berada di lembaganya. Sanitasi itu sendiri bermakna

memutus mata rantai kerusakan dan keracunan makanan oleh mikroorganisme pathogen dan

lainnya penyebab infeksi, dan keracunan makanan pada manusia. Untuk kepentingan

kesehatan makanan pihak pelaksana produksi dan distribusi makanan perlu memiliki

kemampuan yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene makanan.

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 5

Page 7: 13. MSPMI di Bank.docx

2. Rumusan Masalah

Menjelaskan definisi MSPMI

Menjelaskan karakteristik penyelenggaraan makanan industri

Menjelaskan penyelenggaraan makanan institusi industri tenaga kerja

Menjelaskam ciri-ciri penyelenggaraan makanan di industri

Menjelaskan kelebihan dan kekurangan penyelenggaraan makanan di ndustri

Menjelaskan tipe penyelenggaraan makanan di industri

Menjelaskan sifat penyelenggaraan makanan di industri

3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari MSPMI

Mahasiswa dapat mengetahui MSPMI di industri khususnya bank

Mahasiswa dapat mengerti cara penyelenggaraan makanan institusi di bank

Mahasiswa mengerti kelebihan dan kekurangan dalam penyelenggaraan makanan

di industri

Mahasiswa mengetahui tipe penyelenggaraan makanan yang tepat di institusi

bank

Mahasiswa mengetahui sifat penyelenggaraan makanan di institusi bank

4. Manfaat

Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,

khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

pengertian MSPMI dna penyelenggaraan makanan di industri tenaga kerja khususnya BANK.

5. Metode Pengumpulan Data

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi

kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka. Selain itu, penulis juga

memperoleh data dari internet.  Data itu kemudian dikumpulkan lalu di seleksi sehingga

penulis mendapatkan isi yang sesuai dengan judul makalah ini.

BAB 2

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 6

Page 8: 13. MSPMI di Bank.docx

PEMBAHASAN

A. Pengertian MSPMI

Penyelenggaraan berasal dari kata dasar “selenggara” yang artinya

“menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat ”.

(Ali, 1990:403). Jika dikaitkan dengan makanan, maka penyelenggaraan makanan pada

hakikatnya merupakan kegiatan mengurus dan mengusahakan masalah makanan, atau proses

pengolahan makanan pada satu jenis kegiatan tertentu.

Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyediakan

makanan dalam jumlah besar dengan alas an tertentu.

Sedangkan Depkes (2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan

kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian

makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan

untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat.

Penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan :

a. Waktu Penyelenggaraan

Penyelenggaraan makanan hanya satu kali, misalnya di pesta pernikahan

Penyelenggraan makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak terbatas, misalnya di

Lembaga pemasyarakatan, kampus mahasiswa

Penyelenggaraan makanan dalam keadaan darurat

b. Sifat Penyelenggaraan

a. Penyelengaraan makanan yang bersifat komersial, misalnya kafetaria, restoran,

rumah makan

b. Peneyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial, misalnya di Rumah Sakit,

Panti Asuhan

c. Tempat Penyelenggaraan

Jasa Boga, dimana tempat penyajian berbeda dengan tempat memasak makanan,

misalnya pada jamuan makan, rapat, kantin

Makanan institusi, dimana tempat memasak dan menyajikan makanan berada di suatu

tempat. Misalnya di Panti asuhan, Asrama dan lain-lain.

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 7

Page 9: 13. MSPMI di Bank.docx

Ciri-ciri penyelenggaraan makanan institusi :

Tidak bertujuan mencari keuntungan

Dana terbatas

Makanan diolah di lingkungan isntitusi

menggunakan master menu

Hidangan hampir sama dengan yang disajikan di lingkungan keluarga

Kelemahan penyelenggaraan makanan institusi :

1. Kualitas bahan makanan kurang baik

2. Cita rasa kurang diperhatikan

3. Makanan kurang bervariasi

4. Porsi tidak sesuai

Sumber kelemahan penyelenggaraan makanan institusi :

Perencanaan kurang baik

Tenaga Pelaksana yang tidak profesional

Pengawasan lemah

Rendahnya dedikasi petugas

B. Sejarah dan Perkembangan Makanan Institusi

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 8

Page 10: 13. MSPMI di Bank.docx

Penyelenggaraan makanan kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Dalam

pembuatan bangunan seperti kuil, candi, piramid atau benteng untuk melindungi negara dari

serangan musuh, sebagaimana halnya dengan Tembok Besar di Cina yang mempekerjakan

puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan orang, penyelenggaraan makanan bagi kelompok

pekerja bangunan ini sudah dilakukan di zaman itu. Demikian halnya pada waktu

penyelenggaraan berbagai upacara agama dan upacara adat, kegiatan penyelenggaraan

makanan kelompok merupakan kegiatan yang tidak di anggap remeh. Di Indonesia pada

berbagi kegiatan upacara seperti itu penyajian makanan merupakan suatu kegiatan pokok,

baik sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Maha Pencipta maupun sebagai ungkapan

rasa hormat terhadap para tamu yang hadir. Akan tetapi, penyelenggaraan makanan

kelompok yang dilakukan pada masa itu belum di kelola secara profesional dan jauh dari

tujuan komersial. Penyelenggaraan pelayanan makanan kelompok masih bersifat keramah

tamahan (bospitality).

Penyelenggaraan makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada

pertengahan abad ke -17 bersamaan dengan awal revolusi Industri Eropa. Pada masa itu

dirasakan perlu adanya usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja di

berbagai industri. Pemberian makanan yang memenuhi syarat terbukti dapat meningkatkan

produktivitas kerja para pekerja pabrik. Robert Owen adalah salah seorang tokoh industri di

Eropa yang mempelopori penyelenggaraan makanan bagi para pekerja industri yang di kelola

secara efektif dan efisien. Inilah awal dari penyelenggaraan makanan industri (inflant food

service). Karena berjasa mengembangkan usaha penyelenggaraan makanan bagi para pekerja

di berbagi pusat industri, maka Robert Owen dianggap sebagai pelopor penyelenggaraan

makanan institusi terutama di pabrik-pabrik. Upaya nya itu kemudian menyebar bukan saja di

daratan Eropa tetapi sampai juga di Amerika Serikat. Penyelenggaraan makanan institusi

mulai dikembangkan di berbagai industri tekstil, bank dan sebagainya.

Penyelenggaraan makanan yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi

agar memperoleh tingkat kesehatan yang optimal yang memungkinkan tercapainya

produktivitas kerja maksimal baru dilaksanakan pada awal abad ke -20.

Secara kumulatif berbagai faktor telah mendorog perkembagan penyelenggaraan

makanan komersial, antara lain sebagi berikut :

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 9

Page 11: 13. MSPMI di Bank.docx

Timbulnya kesadaran dan keyakinan para pengusaha industri bahwa pelayanan

makanan di institusi tempat karyawan bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja

karyawan. Dengan berkembangnya berbagai jenis industri dan perusahaan yang

mempekerjakan karyawan dalam jumlah besar menjadikan usaha penyelenggaraan makanan

komersial menjadi lebih berkembang.

Berbagai kemajuan sebagai hasil pembangunan telah membuka kesempatan

bagi para wanita untuk memperoleh pekerjaan di luar rumah. Terbatasnya waktu mereka di

rumah tidak memungkinkan mereka untuk menyipkan makanan di rumah.

Lokasi tempat bekerja yang jauh dari tempat pemukiman dan berbagai

hambatan transportasi tidak memungkinkan para karyawan pulang kerumah mereka untuk

makan. Jasa pelayanan makanan komersial merupakan satu-satunya pilihan untuk mengatasi

maslah itu.

Pada masa lalu apabila sekarang ingin mengadakan perheletan,

penyelenggaraan makanan dilakukan secara bergotong-royong.

Berbeda dengan penyelenggaraan makanan komersial, penyelenggaraan

makanan institusi non komersial berkembang sangat lambat. Seperti telah dikemukakan

terdahulu, berbagi keterbatasan dalam penyelenggaraan makanan institusi non komersial

merupakan penghambat bagi berkembangnya pelayanan yang tidak terlatih, dan biaya yang

terbatas menyebabkan penyelenggaraan makanan institusi non komersial tidak mengalami

kemajuan. Selain pengelolaan juga banyak peralatan yang digunakan dalam penyelenggaraan

makanan institusi non komersial itu belum berubah. Hal ini yang menyebabkan

penyelenggaraan makanan di berbagai institusi selau terkesan kurang baik, seperti panti

asuhan, lembaga pemasyarakatan, bahkan di asrama-asrama pelajar.

C. Pelayanan Gizi Institusi Industri (Tenaga Kerja)

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 10

Page 12: 13. MSPMI di Bank.docx

Pelayanan gizi institusi industri atau tenaga kerja adalah suatu bentuk

penyelenggaraan makanan banyak yang sasarannya di pabrik, perusahaan atau perkantoran.

Tujuannya adalah untuk mencapai tingkat kesehatan dan stamina pekerja yang sebaik-

baiknya, agar dapat diciptakan suasana kerja yang memungkinkan tercapainya produktivitas

kerja yang maksimal.

Yang termasuk golongan ini adalah pabrik, perusahaan, perkebunan, industri kecil

diatas 100 karyawan, industri tekstil, perkantoran, bank dan sebagainya.

Karakteristiknya :

1. Standar makanan yang disediakan diperhitungkan sesuai dengan beban kerja dan

lama pekerjaan serta pertimbangan reaksi kerja. Dengan waktu kerja sekitar 8 jam

tenaga kerja memerlukan energi makanan yang mengandung 1/3 atau lebih

makanan dari kebutuhan sehari.

2. Frekuensi makan berkisar 1-6 kali/hr dengan 1-3 kali makanan lengkap dan

selebihnya makanan selingan/minuman.

3. Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan dirumah.

4. Pada saat pabrik tidak berproduksi, yaitu pada hari libur, maka pemberian

makanan ditiadakan/diganti bahan lain.

5. Diperlukan tenaga khusus  yang mengelola makanan.

6.  Jumlah yang harus dilayani harusnya etap, atau sedikit sekali perubahan.

7. Macam hidangan sederhana, tidak bnyak variasi dan sesuai dengan kemampuan

perusahaan.

8. Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan paling banyak dilakukan

adalah anggunakan tiket makanan yang bertanggal.

D. Pengertian Penyelenggaraan Makanan di Industri

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 11

Page 13: 13. MSPMI di Bank.docx

Penyelenggaraan makanan industri mulai dikembangkan di berbagai industri tekstil,

bank, dan sebaginya. Pemberian makanan bagi karyawan pabrik atau perusahaan sampai saat

itu masih dikaitkan dengan pemberian jaminan kesejahteraan. Penyelenggaraan makanan

yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi agar memperoleh tingkat kesehatan

yang optimal yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja maksimal baru

dilaksanakan pada awal abad ke-20. Tujuan penyelenggaraan makanan pun berubah menjadi

meningkatkan produktivitas kerja yang berarti peningkatan produksi (Moehyi 1992).

Menurut Mukrie (1990), pelayanan gizi institusi atau tenaga kerja adalah suatu bentuk

penyelenggaraan makanan masal yang sasarannya di pabrik, perusahaan atau perkantoran.

Tujuan dari diadakannya penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja ini adalah untuk

mencapai tingkat kesehatan dan stamina pekerja yang sebaik-baiknya, agar dapat diciptakan

suasana kerja yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja yang maksimal.

Faktor yang mendorong perkembangan penyelenggaraan makanan industri menurut

Mukrie (1990) adalah sebagai berikut:

Tumbuhnya kesadaran dan keyakinan para pengusaha industri bahwa pelayanan

makanan di institusi tempat karyawan bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja

karyawan;

Lokasi tempat kerja yang jauh dari pemukiman dan berbagai hambatan transportasi tidak

memungkinkan karyawan pulang ke rumah untuk makan;

Berbagai kemajuan sebagai hasil pembangunan telah membuka kesempatan bagi para

wanita untuk memperoleh pekerjaan di luar rumah. Terbatasnya waktu mereka

dirumah tidak memungkinkan mereka menyiapkan makanan di rumah.

E. Karakteristik Penyelengaraan Makanan di Industri

Pelayanan gizi institusi industri memiliki karakteristik sebagai berikut :

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 12

Page 14: 13. MSPMI di Bank.docx

Standar makanan yang disediakan diperhitungkan sesuai dengan beban kerja dan lama

pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja;

Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan siang

atau makan sore, kadang kala ada makan pagi dan makan malam. Semua

makanan diberikan di ruang makan lengkap dengan air minum;

Pada saat pabrik tidak berproduksi, yaitu pada hari libur maka pemberian makanan

ditiadakan atau diganti bahan lain;

Diperlukan tenaga khusus yang mengelola serta melayani makanan di ruang makan;

Jumlah yang dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan. Penyediaan untuk

tamu dilakukan tersendiri dan terpisah;

Macam hidangan sederhana, tidak banyak variasi dan disajikan menurut kemampuan

perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan konsumen;

Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan paling banyak dilakukan adalah

menggunakan tiket makanan bertanggal.

Frekuensi makan berkisar 1-6 kali/hr dengan 1-3 kali makanan lengkap dan

selebihnya makanan selingan/minuman.

Penyelenggaraan makanan tenaga kerja ini dikelola oleh pemilik sendiri secara penuh,

dikontrakkan dengan pemborong makanan, ataupun dikelola oleh serikat buruh bersama

perusahaan, kadang kegiatan pengelolaan penyediaan makanan ini dimodifikasi dengan

kombinasi cara-cara yang telah disebutkan (Mukrie 1990).

F. Ciri-ciri Penyelenggaraan Makanan di Industri

Penyelenggaraan makanan di industri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Standar makanan mempertimbangkan beban

Kerja, lama kerja dan situasi kerja

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 13

Page 15: 13. MSPMI di Bank.docx

Paling penting adalah energy

Diharapkan menyumbang 1/3 kebutuhan energy

Besar sumbangan energi: 800-1100 Kal

Komposisi dianjurkan:

60 % kabohidrat

30 % lemak

10 % protein

Vitamin, mineral dan air

Macam hidangan sederhana , tidak banyak

Variasi, sesuai kemampuan perusahaan

Sistem pelayana/distribusi:

Prasmanan (dg kupon makan)

Satu (oleh pelayan)

Rantang/bungkus/boks

Kafetaria

Jika disediakan di kantin:

Letak terpisah dari produksi, luas > 25 m2

Bergilir, kupon

Pekerja kantin: pakaian khusus, periksaan kesehatan rutin, tidak carier penyakit

G. Kelebihan dan Kekurangan Penyelenggaraan Makanan di Industri

Adapun kelemahan dari penyelenggaraan makanan institusi antara lain

sebagai berikut:

Kualitas bahan makanan yang digunakan sering tidak begitu baik karena keterbatasan

alat;

Cita rasa makanan kurang diperhatikan karena tidak ada resiko untung atau rugi;

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 14

Page 16: 13. MSPMI di Bank.docx

Makanan kurang bervariasi menyebabkan konsumen tidak berselera memakannya

sehingga terdapat sisa makanan dalam jumlah banyak;

Porsi makanan konsumen tidak sesuai dengan kebutuhannya.

Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah makanan

Kualitas bahan makanan kurang baik

Jika terjadi kesalahan dalam pengolahan atau terjadi keracunan akan menimbulkan

kerugian dan bahaya yang besar, karena makanan diperuntukkan untuk semua

karyawan.

Perencanaan yang kurang baik akan menyebabkan tidak maksimalnya

penyelenggaraan makanan dalam institusi tersebut.

Tenaga pelaksana yang kurang professional akan menghasilkan makanan yang tidak

sesuai harapan.

Adapun keuntungan dari penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja antara lain:

Peningkatan kesejahteraan karyawan, dengan makanan yang bergizi sehingga

karyawan lebih sehat dan produktivitas

Penyediaan lapangan pekerjaan, dengan adanya penyelenggaraan makanan dalam

suatu institusi sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi ahli gizi dan tukang

masak.

Lebih efektif bagi perusahaan, dengan disediakannya makanan dalam perusahaan/

pabrik karyawan tidak perlu lagi keluar mencari makanan. Sehingga lebih

menghemat waktu.

H. Tipe Penyelenggaraan Makanan di Industri

Berdasarkan Penggunaan Bahan Makanan

1.      Konvensional

Konvensional : semua dari bahan mentah dr pasar

Semi konvensional : digunakan juga makanan dibeli dalam bentuk sudah jadi

(kue, roti dll)

2.      Makanan Terpusat (Commissary Food Service)

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 15

Page 17: 13. MSPMI di Bank.docx

Produksi secara massal di dapur pusat dengan peralatan otomatis dan peralatan

canggih.

Kemudian didistribusikan ke beberapa penyelenggara makanan institusi

Keadaan makanan : panas, dingin atau beku

3.      Dengan Bahan Siap Masak (Ready Prepared)

Makanan dimasak dan didinginkan atau dibekukan beberapa saat/hari sebelum

disajikan

Menghindari puncak kesibukan memasak

Dapat disajikan sesuai jadwal

Butuh freezer dan pendingin besar

Butuh oven microwave untuk memanaskan

4.      Dengan Makanan Olahan Siap Dipanaskan (Assembly Serve System)

Dibeli dlm bentuk makanan beku dari industri makanan

Disimpan - dipanaskan dan siap disajikan

Butuh freezer dan tempat penyimpanan dingin

Penyelenggaraan makanan di industri termasuk kepada tipe makanan terpusat. Pada

industri makanan di produksi secara massal atau banyak, bisa dengan bantuan alat canggih

atau dengan tenaga manusia. Makanan dibuat di dapur pusat yang kemudian di distribusikan

ke institusi seperti di Industri.

I. Sifat Penyelenggaraan Makanan di Industri

Pada dasarnya penyelenggaraan makanan institusi terdiri dari 2 macam yaitu:

1) Penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi pada keuntungan

(bersifat komersial)

Penyelenggaraan makanan ini dilaksanakan untuk mendapat keuntungan yang

sebesar-besarnya. Bentuk usaha ini seperti restaurant, snack, bars, cafeteria, catering. Usaha

penyelenggaraan makanan ini tergantung pada bagaimana menarik konsumen sebanyak-

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 16

Page 18: 13. MSPMI di Bank.docx

banyaknya dan manajemennya harus bisa bersaing dengan penyelenggaraan makanan yang

lain.

2) Penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi pelayanan (bersifat non

komersil)

Penyelenggaraan makanan ini dilakukan oleh suatu instansi baik dikelola pemerintah,

badan swasta ataupun yayasan sosial yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Bentuk

penyelenggaraan ini biasanya berada didalam satu tempat yaitu asrama, panti asuhan, rumah

sakit, perusahaan, lembaga kemasyarakatan, sekolah dan lain-lain. Frekuensi makan dalam

penyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial ini 2-3 kali dengan atau tanpa

selingan (Moehyi, 1992).

Khususnya pada penyelenggaraan makanan di industri ini lebih bersifat non

komersial. Karena pelayanannya bertujuan untuk melengkapi aktifitas mencapai tujuan

institusi baik itu dari pemerintah maupun swasta. Keuntungan jarang dapat dicapai dengan

jumlah besar. Jumlah produksi pun lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat.

Daftar Pustaka

http://gminhonew.blogspot.com/2013/03/penyelenggaraan-makanan-industri.html

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 17

Page 19: 13. MSPMI di Bank.docx

http://novitadjama.wordpress.com/2012/03/20/sejarah-perkembangan-manajemen-

sistem-penyelenggaraan-makanan-institusi-mspmi-2/

| MSPMI (Penyelenggaraan Makanan di BANK) 18