6
132638281-Identifikasi-Simplisia-Jamu PERCOBAAN IV IDENTIFIKASI KOMPONEN SIMPLISIA PENYUSUN JAMU I. Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi komponen-komponen simplisia yang ada dalam jamu yang ada di pasaran, utamanya berupa jamu godok. II. Dasar teori : Penggunaan tanaman obat sebagai bahan baku obat dalam dunia kesehatan semakin berkembang, hal ini didukung oleh perubahan cara pikir masyarakat yang cenderung back to nature. Dewasa ini berbagai produk obat-obatan untuk berbagai jenis penyakit telah diciptakan dan dikembangkan dengan menggunakan tumbuhan obat sekitar. Beberapa produk tumbuhan obat yang beredar dan menjadi primadona dipasaran yaitu tumbuhan obat dalam bentuk simplisia dan jamu. Simplisia merupakan bentuk kering dari tumbuhan obat, dimana bentuk, aroma, rasa masih tampak seperti aslinya, karena simplisia merupakan usaha pengawetan tumbuhan obat dengan cara menurunkan kadar airnya sehingga komponen kimia yang dikandung tanaman obat tersebut tidak berubah selama waktu penyimpanan sebelum obat tersebut dikonsumsi. Sedangkan tumbuhan obat dalam bentuk jamu biasanaya sediaan obat dalam bentuk serbuk, dimana bentuk, aroma, rasa pada tumbuhan obat sulit dikenali karena selain bentuknya yang seperti serbuk biasanya sediaan obat dalam bentuk jamu terdiri dari beberapa jenis tumbuhan obat yang diracik dengan tujuan penggunaan untuk beberapa jenis penyakit (Pramono,2002). Obat tradisional merupakan obat yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan, atau hewan ) diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional. Obat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia (Syamsuni, 2005). Bahan alam merupakan zat kimia murni yang sering digunakan dalam bentuk obat berizin. Senyawa-senyawa ini terkadang di produksi secara sintetis dan di kenal sebagai “senyawa identik alami” (jika itu kasusnya), tetapi pada awalnya ditemukan dari obat-obat tanaman. Obat tradisional telah dikenal secara turun menurun dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga kesehatan atau preventif meskipun ada pula upaya sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin berkembangnya obat tradisional, ditambah dengan gema kembali ke alam, telah meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Heinrich,M.2009). Dibanding obat-obat sintetis, obat alami tersebut memiliki kelebihan yaitu, tidak memiliki efek samping negatif pada tubuh kita .Namun, teknik pengkonsumsian oabat alami tersebut kurang praktis. Berbagai penelitian tentang tanaman obat kerap dilakukan sebagai usaha pengembangan dalam menambah nilai tanaman obat baik dari segi sosial maupun ekonomi. Salah satu hasil penelitian tersebut yaitu pembuatan obat alami dalam bentuk kapsul yaitu sengan cara mengekstrak senyawa kimia aktif tanaman obat, hal ini meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi obat alami secara praktis, selain itu hal ini dapat meningkatkan nilai ekonomi tumbuhan obat, ini terbukti dengan berkembangnya usaha budidaya tumbuhan obat sebagai bahan baku obat alami (Pramono,2002). III. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah campuran jamu berupa rajanagn dan bentuk serbuk, dan larutan kloral hidrat 70 % LP. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kaca pembesar, mikroskop, gelas obyek, kaca penutup, dan lampu spiritus. IV. Prosedur Kerja 1. Jamu yang berupa rajangan dipisahkan dan dikelompokkan berdasarkan simplisia penyusunnya. 2. Dilakukan uji makroskopik dan organoleptis pada setiap simplisia penyusun jamu. 3. Ditentukan nama masing-masing simplisia penyusun jamu tersebut. 4. Jamu yang berupa campuran serbuk, dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik 5. Ditentukan fragmen khas pada serbuk jamu tersebut. 6. Ditentukan simplisia penyusun serbuk jamu tersebut. Page 1

132638281 Identifikasi Simplisia Jamu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

identifikasi simplisia jamu

Citation preview

  • 132638281-Identifikasi-Simplisia-JamuPERCOBAAN IV IDENTIFIKASI KOMPONEN SIMPLISIA PENYUSUN JAMU

    I.

    Tujuan Percobaan

    :

    Mengidentifikasi komponen-komponen simplisia yang ada dalam jamu yang ada dipasaran, utamanya berupa jamu godok. II. Dasar teori :

    Penggunaan tanaman obat sebagai bahan baku obat dalam dunia kesehatan semakinberkembang, hal ini didukung oleh perubahan cara pikir masyarakat yang cenderungback to nature. Dewasa ini berbagai produk obat-obatan untuk berbagai jenis penyakittelah

    diciptakan dan dikembangkan dengan menggunakan tumbuhan obat sekitar. Beberapaproduk tumbuhan obat yang beredar dan menjadi primadona dipasaran yaitu tumbuhanobat dalam bentuk simplisia dan jamu. Simplisia merupakan bentuk kering daritumbuhan obat, dimana bentuk, aroma, rasa masih tampak seperti aslinya, karenasimplisia merupakan usaha pengawetan tumbuhan obat dengan cara menurunkan kadarairnya sehingga komponen kimia yang dikandung tanaman obat tersebut tidak berubahselama waktu penyimpanan sebelum obat tersebut dikonsumsi. Sedangkan tumbuhan obatdalam bentuk jamu biasanaya sediaan obat dalam bentuk serbuk, dimana bentuk, aroma,rasa pada tumbuhan obat sulit dikenali karena selain bentuknya yang seperti serbukbiasanya sediaan obat dalam bentuk jamu terdiri dari beberapa jenis tumbuhan obatyang diracik dengan tujuan penggunaan untuk beberapa jenis penyakit (Pramono,2002).Obat tradisional merupakan obat yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan,atau hewan ) diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalampengobatan tradisional. Obat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alam yanglebih dikenal sebagai simplisia (Syamsuni, 2005). Bahan alam merupakan zat kimiamurni yang sering digunakan dalam bentuk obat berizin. Senyawa-senyawa ini terkadangdi produksi secara sintetis dan di kenal sebagai senyawa identik alami (jika itukasusnya), tetapi pada awalnya ditemukan dari obat-obat tanaman. Obat tradisionaltelah dikenal secara turun menurun dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhikebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakansebagai upaya menjaga kesehatan atau preventif meskipun ada pula upaya

    sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin berkembangnya obat tradisional,ditambah dengan gema kembali ke alam, telah meningkatkan popularitas obattradisional. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu dan industrifarmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat(Heinrich,M.2009). Dibanding obat-obat sintetis, obat alami tersebut memilikikelebihan yaitu, tidak memiliki efek samping negatif pada tubuh kita .Namun, teknikpengkonsumsian oabat alami tersebut kurang praktis. Berbagai penelitian tentangtanaman obat kerap dilakukan sebagai usaha pengembangan dalam menambah nilai tanamanobat baik dari segi sosial maupun ekonomi. Salah satu hasil penelitian tersebutyaitu pembuatan obat alami dalam bentuk kapsul yaitu sengan cara mengekstrak senyawakimia aktif tanaman obat, hal ini meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsiobat alami secara praktis, selain itu hal ini dapat meningkatkan nilai ekonomitumbuhan obat, ini terbukti dengan berkembangnya usaha budidaya tumbuhan obatsebagai bahan baku obat alami (Pramono,2002). III. Bahan dan Alat Bahan yangdigunakan pada praktikum kali ini adalah campuran jamu berupa rajanagn dan bentukserbuk, dan larutan kloral hidrat 70 % LP. Alat yang digunakan pada praktikum kaliini adalah kaca pembesar, mikroskop, gelas obyek, kaca penutup, dan lampu spiritus.IV. Prosedur Kerja

    1. Jamu yang berupa rajangan dipisahkan dan dikelompokkan berdasarkan simplisiapenyusunnya. 2. Dilakukan uji makroskopik dan organoleptis pada setiap simplisiapenyusun jamu. 3. Ditentukan nama masing-masing simplisia penyusun jamu tersebut. 4.Jamu yang berupa campuran serbuk, dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik 5.Ditentukan fragmen khas pada serbuk jamu tersebut. 6. Ditentukan simplisia penyusunserbuk jamu tersebut.

    Page 1

  • 132638281-Identifikasi-Simplisia-Jamu

    1. Uji Makroskopik Simplisia JamuSimplisia Jamu

    Data

    Diamati bentuk simplisia Diamati ukuran simplisia Diamati keadaan fisik simplisiaDiamati bau simplisia Diamati warna simplisia Diamati rasa simplisia

    2. Uji Mikroskopik Simplisia Jamu

    Ditentukan nama simplisia penyusun jamu

    Serbuk Simplisia Jamu

    -

    Diletakkan diatas kaca objek Ditetesi dengan larutan kloralhidrat 70% LP

    -

    Dipanaskan di atas lampu bunsen Dijaga jangan sampai kering Ditutup dengan gelaspenutup Ditambah larutan kloralhidrat bila perlu

    -

    Dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (12,5x10) dan perbesaran kuat(12,5x40)

    Data

    Diamati warna dan fragmennya Digambar fragmen-fragmennya

    V.Hasil Percobaan

    1. Jamu M Keterangan : Perbesaran : 10 x 10

    2. Jamu 6 Keterangan : Perbesaran : 10 x 10

    VI.Pembahasan Secara umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan menjadi 2 macam

    analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatifberfungsi untuk mengidentifikasi jenis dari suatu zat atau simplisia yang terdapatpada bahan bakunya, sedangkan analisis kuantitatif yaitu penetapan kadar ataukemurnian dari zat atau simplisia yang akan dianalisis. Pengujian secara kualitatifobat tradisional jamu biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau menganalisisjenis bahan baku dari suatu simplisia baik dari jenis tumbuhan maupun jenis hewan.Didalam pemeriksaan kualitatif ini, meliputi analisis sebagai berikut : 1. Pengujianorganoleptis, yaitu pengujian untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa darisimplisia yang diuji. 2. Pengujian makroskopis, yaitu pengujian yang dilakukandengan menggunakan kaca pembesar atau dengan indera. Fungsinya untuk mencarikekhususan morfologi ukuran dan warna dari simplisia yang diuji. 3. Pengujianmikroskopis, yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop denganpembesaran tertentu yang disesuaikan dengan keperluan simplisia yang diuji dapatberupa sayatan melintang, membujur atau berupa serbuk. Fungsinya untuk mengetahuiunsur-unsur anatomi jaringan yang khas dari simplisia. 4. Pengujian histokimia. 5.Identifikasi kimia terhadap senyawa yang tersari. Pengujian mikroskopis danmakroskopis dilakukan untuk menentukan jenis simplisia. Pengujian histokimia dan

    Page 2

  • 132638281-Identifikasi-Simplisia-Jamuidentifikasi kimia dilakukan untuk mengetahui kelompok utama zat aktifnya. Daripengujian tersebut diatas dapat diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmenpengenal yang spesifik untuk masing-masing simplisia. Penetapan secara kuantitatifmeliputi : 1. Penentuan kadar kandungan, yaitu untuk mengetahui jumlah kandunganyang terdapat pada simplisia yang diuji atau pada produk jamu setengah jadi.Misalnya penentuan kadar tannin, alkaloida, minyak atsiri, glukosida, flavonoida. 2.Penentuan kadar air, yaitu untuk mengetahui besarnya kandungan air yang terdapatpada simplisia yang diuji.

    3. Penentuan kadar abu. 4. Penentuan bahan organik asing. Pada praktikum kali inihanya dilakukan uji mikroskopik , tujuan dari uji mikroskopik ini adalahmengidentifikasi suatu simplisia jamu yang tersusun dari beberapa komponenkomponen.Komponen tersebut dapat terdiri dari dua atau tiga komponen penyusun simplisia jamu.Kelompok kami mendapatkan dua simplisia jamu yang harus diidentifikasi yaitu Jamu Mdan Jamu 6. Pertama, uji mikroskopik dilakukan pada jamu M dengan cara menyiapanalat dan bahan yaitu serbuk simplisia dan mikroskop terlebih dahulu lalu meletakkanserbuk simplisia Jamu M di atas kaca objek . Setelah itu serbuk simplisia ditetsilarutan kloral hidrat 70 % yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel sepertiprotein. Kemudian kaca objek di fiksasi di atas bunsen karena proses ini dapatmempertahankan elemen-elemen sel atau jaringan agar tetap berada pada tempatnya dantidak mengalami perubahan bentuk maupun ukuran. Preparat dijaga jangan sampai keringlau preparat ditutup dengan gelas penutup. Stelah itu pengamatan dilakukan denganmikroskop untuk mengetahui fragmenfragmen penyusun dari Jamu M. Dengan perbesaran10x10 diketahui penyusun dari simplisia jamu ini adalah Foeniculli fructus danCardamomi fructus . Penentuan komponen-komponen penyusun ini dilakukan denganmencocokkan fragmen penyusun dari beberapa simplisia yang telah diujikan padapraktikum sebelumnya dan juga dicocokkan dengan gambar referensi pada buku. Berikutini klasifikasi dari komponen-komponen jamu tersebut : 1. Cardamomi fructus Buahkapulaga adalah buah tumbuhan Amomun cardomomun Auct. non L. (Amomum compactumSoland. ex Maton), suku Zingiberaceae, bau khas aromatic, rasa agak pedas. Serbukberwarna kelabu kekuningan, secara mikroskopik mempunya fragmen-fragmen pengenalyaitu : 1) Fragmen epidermis kulit biji berdinding tebal bebentuk memanjang. 2)Fragmen lapisan sel yang mengandung minyak atsiri. 3) Fragmen sklerenkim palisadeyang terlihat tangansial berbentuk polygonal. 4) Fragmen farisperm yang penuh denganbutir pati kecil. 5) Fragmen serabut sklerenkim dari berkas pembuluh pada mesokarp.6) Fragmen sel batu pada masokarp. 7) Fragmen selaput biji. 8) Sel endoderm denganhablur kalsium oksalat berbentuk prisma (Heyney,1997).

    2. Foeniculli fructus Uji Mikroskopik : Epikarp terdiri dari 1 lapis seltetrahedral atau polyhedral, kutikula tidak bergaris, stomata bertipe anomositik(Ranucunlaceae). Mesokarp umumnya parenkimatik, di mesokarp daerah rusuk terdapatberkas pembuluh fibrovasal dengan serabut sklerenkim bernoktah sempit dan berlignin.Di sekitar berkas pembuluh terdapat parenkim berwarna kecoklatan dengan diding selberpenebalan jala dan berlignin. Saluran minyak atau vitae dengan satu lapisepithelium berwarna coklat endocarp terdiri dari 1 lapis sel pipih. Pada penampanagtagensial tampak sebagai sel-sel berbentuk tersusun dalma kelompok-kelompok sel yangberlawana arah. Kulit terdiri dari ilapis sel terentang tagensial. Endosperm terdiridari sel-sel parenkim bentuk polyhedral, dinding tebal tidak berlignin , berisiminyak lemak dan butir-butir aleueron yang berisi hablur kalsium oksalat berbentukroset. Serbuk berwarna coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah jaringa endospermberdinding tebal, berisi minyak lemak dan butir-butir aleuron yang berisi hablurkalsium oksalat berbentuk roset kecil; saluran minyak berwarna kuningan ataukecoklatan parenkim berpenebalan jala berwarna kecoklatan, serabut bernoktah sempit;endocarp dengan kelompok sel-sel berbentuk hampir tetrahedral tersusun berlainanarah. Tidak terdapat rambut atau pati Perlakuan yang sama dilakukan pada jamu 6dengan perbesaran 10x10 didapatkan komponen-komponen penyusunnya adalah Guzumaefolium,Kaempferiae rhizoma ,dan Caryophylli flos. Berikut ini adalahkomponen-komponen penyusun jamu tersebut , 1. Caryophylli floss (Bunga Cengkeh)Bunga cengkeh adalah kuncup bungaSyzygium aromaticum (L.) Merr. 7 Perry. SinonimEugenia caryophyllus (Spreng.) Bullock et Harison, Eugenia caryophyllata Thunb.,Eugenia aromatica (L.) Labill., suku Myrtaceae. Mikroskopik: Pada penampangmelintang bunga di bawah bakal buah tampak sel epidermis bentuk empat persegipanjang terdiri dari 1 lapis sel dengan kutikula tebal; pada pengamatan paradermal

    Page 3

  • 132638281-Identifikasi-Simplisia-Jamutampak sel epidermis bentuk poligonal atau hamper bundar ; stomata bundar tipeanomositik.

    Pada bagaian korteks terdapat beberapa lais sel parenkim bentuk polygonal atauhampir bundar, kelenjar minyak skizolisigen bentuk bundar atau bundar telurterbalik. Pada bagian dalam terdapat berkas pembuluh tipe bikolateral, serabutsklerenkim dan sel batu. Kristal kalsium oksalat bentuk roset terdapat di semuabagian. Parenkim pusat terdiri dari beberapa lapis sel kecil membentuk cincin denganruang antar sel yang besar. Pada daun mahkota dan daun kelopaktammpak sel epidermisatas dan bawah bentuk empat persegi panjangbila tampak paradermal berbentukpolygonal, diantaranya terdapat parenkim bentuk polygonal, kelenjar minyakskizolisigen, Kristal kalsium oksalat bentuk roset dan berkas pembuluh. 2.Kaempferiae rhizome (Rimpang Kencur) Mikroskopik: Periderm: terdiri dari 5 sampai 7lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks :terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisibutir-butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hamper bulat dan bergaris tengah 50m sampai 100 m, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna sampaiberwarna putih semu kekuningan. Butr pati: umumnya tunggal, besar, bentuk bulat,bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu ujungnya mempinyaiputting, lamella, dan hilus tidak jelas; panjang butir pati 10 m sampai 40 m,umumnya 25 m, lebar butir pati 6 m sampai 25 m, umumnya 23 m. Berkas pembuluh :tersebar dalam korteks dan silinder pusat; pembuluh kayu terdiri dari pembuluhspiral, pembuluh tangga dan pembulh jala, tidak berlignin. Endodermis: mempunyaidinding radial yang agak menebal, tidak berisi butir pati. Silinder pusat: lebar,parenkimatik, berisi butir pati dan idioblas minyak seperti pada koteks, berkaspembuluh dibawah endodermis tersusun teratur dalam suatu lingkaran dan berdekatansatu sama lainnya. 3. Guazumae folium (Daun jati blanda) Daun jati blanda adalahdaunGuazuma ulmifolia Lamk. var . tomanosa. K. Schum. Mikroskopik: Epidermis atasterdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan berambut kelenjar. Sel epidermisbesar, pada penampang tangensial tampak berbentuk poligonal; kutikula agak tebal,tidak berstomata. Epdermis baawah terdiri dari 1 lapis sel, berstomata, berambutpenutup dan berambut kelenjar. Sel epidermis bawah lebih kecil dari pada epidermisatas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata tipeanisositik, bentuk jorong, panjang 20 m sampai 40 m. Rambut penutup bentuk

    menyerupai bintang, terdiri dari beberapa rambut bersel tunggal yang berimpit padabagian pangkalnya, dinding tebal tidak berwarna, panjang berbeda-beda, ruang rambutberwarna coklat. Rambut kelenjar terdiri dari 2 sampai 3 sel tangkai dan 3 selkepala, 1 sel kepala lebih besar dari 2 sel lainnya. Mesofil terdiri dari jaringanpalisade dan jaringan bunga karang. Dalam mesofil terdapat hablur kalsium oksalatberbentuk prisma. Jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel. Jaringan bunga karangtersusun rapat terdiri dari 2 sampai 4 sel lapis. Berkas pembuluh tipe kolateral,disertai serabut sklerenkim dan serabut hablur yang berisi hablur kalsium oksalatberbentuk prisma. Hablur kalsium oksalat terdapat lebih banyak pada tulang daundaripada di mesofil. Pada parenkim tulang daun terdapat sel lendir atau saluranlendir. Berdasarkan undang-undang kesehatan bidang farmasi dan kesehatan, yangdimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia adalah Obat bahan Alam yang diproduksi diIndonesia. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkatpembuktian khasiat, Obat bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi : Jamu, ObatHerbal Terstandar, dan Fitofarmaka (Frans,2007). Obat Herbal Terstandar

    Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrakatau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.Pada melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berhargamahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupunketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologi tinggi, jenisherbal ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupapenelitianpenelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat,standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yanghigienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Contoh OHT (Diapet, Hi-Stimono,Irex-Max, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan).

    Page 4

  • 132638281-Identifikasi-Simplisia-Jamu

    Fitofarmaka

    Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan denganobat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan buktiilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah,protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika,tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Produk Fitofarmaka yang sudah disetujui BPOMadalah nodiar/tablet , x-gra,tensigard, dan agromed/kapsul. Fitofarmaka dapatdikatakan sebagai obat herbal tertinggi dari Jamu dan Herbal Terstandar karenaproses pembuatannya sudah mengadopsi CPOB dan sampai uji klinik pada manusia.

    Jamu

    Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruhbahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) sertadigunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selamaberpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Pada umumnya , jenis ini dibuatdengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Bentuk jamu tidak memerlukanpembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turuntemurun. Jamu adalah tingkat terendah dari strata obat herbal lainnya tingkatanselanjutnya adalah Herbal Terstandar. (Wibowo,2011).

    Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaimkhasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi persyaratan mutu yangberlaku. Obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO)(Frans,2007). Seperti halnya pemeriksaan makroskopik sediaan jamu, pemeriksaanmikroskopik juga digunakan untuk menjamin kebenaran dari simplisia penyusun sediaanjamu dengan mengamati bentuk fragmen spepisifik penyusun pada sediaan jamu. Ujimikroskopik dilakukan dengan mikroskopik yang derajat perbesarannya disesuaikandenga keperluan. Uji mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapt dilakukan melihatbentuk anatomi jaringan yang khas, tetapi dapat pula menggunakan uji histokimiadengan penambahan pereaksi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan zat kandungansimplisia uji akan memebrikan warna spesifik, sehingga mudah di deteksi. (Anonim,2010) Berbeda dengan obat-obatan modern, standar mutu untuk jamu didasarkanpada bahan baku dan produk akhir yang pada umumnya belum memiliki baku standar yangsesuai dengan persyaratan. Simplisia nabati, hewani dan pelican yang dipergunakansebagai bahan untuk memperoleh minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zatberkhasiat lainnya, tidak perlu memenuhi persyaratan yang tertera pada monografiyang bersangkutan. Identifikasi simplisia dapat dilakukan berdasarkan uraianmikroskopik serta identifikasi kimia berdasarkan kandungan senyawa yang terdapatdidalamnya (MMI,1995) Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia memilikikarakteristik tersendiri, dan merupakan pemeriksaan spesifik suatu simplisia ataupenyusun jamu. sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik harus di pahami bahwamasing-masing jaringan tanaman berbeda bentuknya.Ciri khas dari masing-masing organbatang, akar dan rimpang umumnya memiliki jaringan penyusun primer yang hampir samayaitu epidermis,korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkaspengangkutannya. Tipe berkas pengangkut umumnya mengacu pada kelas tanaman sepertimonokotil memiliki tipe berkas pengankutan terpusat (konsentris), dan pada dikotiltersebar (kolateral).Sedangkan jaringan sekunder pada organ batang , akar danrimpang berupa periderm , dan ritidorm. Rambut penutup dan stomata merupakan cirispesifik dari bagian daun serta tipe sel idoblas seringkalai menunjukkan cirispesifik suatu bahan nabati.(Egon,1985)

    VII. Kesimpulan

    Obat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagaisimplisia. Uji mikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajadpembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pada uji mikroskopis dicari unsurunsur

    Page 5

  • 132638281-Identifikasi-Simplisia-Jamuanatomi yang khas.

    Komponen-komponen Jamu M adalah Foeniculli fructus dan Cardamomi fructus.Komponen-kompone Jamu 6 adalah Guazumae folium, Kaempferiae Rhizoma, dan Caryophilliflos. Uji mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapat dilakukan melihat bentuk anatomijaringan yang khas, tetapi dapat pula menggunakan uji histokimia dengan penambahanpereaksi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan zat kandungan simplisia uji akanmemebrikan warna spesifik, sehingga mudah di deteksi.

    Uji makroskopik yaitu pemeriksaan awal dengan mengamati bentuk organoleptiksimplisia menggunakan panca indra dengan mendiskripsikan bentuk, warna, bau, danrasa kemudian dikelompokkan berdasarkan jenisnya (spesies).

    VIII.

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2010. Penuntun PraktikumFarmakognosi II. Makassar : Fakultas farmasi.Universitas Muslim indonesia. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.,2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta : DEPKES RI. Frans A.Rumate. A.Ilham Makhmud. 2007. Peraturan Perundang-undangan Bidang Farmasi danKesehatan.Makasar : Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Heyney, K., 1987,Tumbuhan Berguna Indonesia II, Badan Penelitian dan Pengembangan DepartemenKesehatan RI, Jakarta. Heinrich,Michael,etc. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi.Jakarta : EGC. Lincoln, Yvona S dan Egon G. Guba, 1985. Naturalistic Inquiry, Texas:Sage Publication. Baverly Hills. Pramono E. 2002. The Comercial use of traditionalknowledge and medicinal plants in Indonesia. Paper Submitted for MultistakeholderDialogue on Trade, Intelectual Property

    and Biological resources in Asia, BRAC Centre for Development Management,Ranjendrapur, Bangladesh April 19 21, 2002. Agustin , Sera Nur. 2011. Buah Adas.http://rashekimfar.blogspot.com/2011/08/buah-adasfoeniculi-vulgaris-fructus.htmldiakses pada tanggal 11 Desember 2012. Syamsuni.2005. Farmasetika Dasar dan HitunganFarmasi. Jakarta : EGC. Tim Penyusun Materia Medika Indonesia. 1995. Materia MedikaIndonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.Wibowo,Aji.2011.HerbalTerstandar.http://farmatika.blogspot.com/p/herbalterstandar.html diakses pada tanggal 10Desember 2012

    Page 6