Upload
zumantara
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
8890066
Citation preview
Aktivitas listrik pada jantung
Jantung manusia bekerja secara spontan dan berkelanjutan. Setiap struktur yang
membangun organ ini sungguh begitu menakjubkan. Mereka dapat bekerja terus
menerus tanpa henti sampai kita meninggal nanti. Bayangkan.., mulai dari semenjak
kita masih di dalam kandungan sang ibu sampai di akhir hayat hendak pergi ke dalam
kandungan bumi. Subhanallah Allah swt sang Maha Desainer Profesional sekali lagi
menunjukkan kuasa-Nya pada setiap manusia. Salah satunya bisa kita lihat dari
bagaimana jantung itu dapat bekerja. Dilihat dari kerja jantung secara elektrik, organ ini memiliki kemampuan membentuk depolarisasi spontan & potensial aksi sendiri > Sistem Penghantar Khusus (sel autoritmis). Sifat sistem penghantar khusus:
1. Otomasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan
2. Ritmis : keteraturan membangkitkan impuls
3. Daya penerus : kemampuan menghantarkan impuls
4. Peka rangsang : kemampuan berespons thd rangsang
Susunan sistem penghantar khusus:
1. SA node (pace maker), di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior
2. AV node, di dasar atrium ka dekat sekat atrium-ventrikel
3. Berkas HIS, berkas dr AV node masuk ke septum interventrikel. Berkas His kemudian
membagi 2 cabang kanan dan kiri. Cabang kanan berkas mengalirkan arus turun ke
sisi kanan septum interventrikular sampai ke abgian apeks ventrikel kanan. Cabang
kiri berkas terbagi 3 : (a) Fasikulus septal, yang akan mendepolarisasikan septum
interventrikularis dari arah kiri ke kanan. (b) Fasikulus anterior, berjalan di
sepanjang permukaan anterior (depan) ventrikel kiri. (c) Fasikulus posterior,
berjalan di sepanjang permukaan posterior (belakang) ventrikel kiri.
4. Serat purkinje, serat yang menyebar ke miokard ventrikel. Merupakan ujung dari
perjalanan cabang berkas kanan dan kiri beserta fasikulus2nya. Berupa serat yang
menyerupai ranting2 kecil pada cabang2 pohon. Fungsinya mengalirkan arus listrik
menuju ke miokardium ventrikel. Mekanisme Penghataran Impuls
1. DEPOLARISASI ATRIUM : SA node (nodus sinus) akan terangsang scr spontan (tak
terlihat dlm rekaman EKG) gelombang depolarisasi menyebar ke arah luar menuju ke
miokardium atrium (kiri dan kanan) sel-sel miokardium atrium terdepolarisasi kedua
atrium (kiri dan kanan) berkontraksi.
2. MASA JEDA MEMISAHKAN ATRIUM DARI VENTRIKEL : Gelombang depolarisasi telah
menyelesaikan perjalanannya melalui atrium menemui suatu sawar/ barrier yang
disana tdpt AV node AV node memperlambat konduksi sampai menjadi lambat sekali
(istirahat, berlangsung selama + 1/10 detik). Gunanya supaya atrium menyelesaikan
kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi sehingga memungkinkan atrium
mengosongkan seluruh volume darahnya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel
berkontraksi.
3. DEPOLARISASI VENTRIKEL : Setelah + 1/10 detik, gelombang pendepolarisasi lepas
dari AV node dg cepat menjalar turun di ventrikel sepanjang berkas his sampai ke
serabut purkinje miokardium ventrikel kiri dan kanan terdepolarisasi ventrikel
berkontraksi.
4. REPOLARISASI : Setelah miokardium berdepolarisasi, sel-sel tersebut mengalami
periode refrakter yang singkat dan selama periode ini sel-sel tersebut kebal
terhadap rangsangan berikutnya sel-sel menjalani repolarisasi
Potensial Aksi Sel Kontraktil Otot Jantung
Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan pada
otot rangka. Pada otot jantung, masa refrakter memanjang untuk mencegah
terjadinya kontraksi tetanik.
Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel, rata-rata adalah
105 milivolt, maksudnya potensial intrasel tersebut meningkat dari suatu nilai yang
sangat negative, sekitar -85 mV menjadi sedikit positif kira-kira +20 mV, sepanjang
tiap denyut jantung.
Setelah terjadi gelombang spike (gelombang naik) yang pertama, membrane tetap
dalam keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik, memperlihatkan suatu
pendataran/plato yang diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-
tiba pada bagian akhir dari plato tersebut. Adanya plato ini dalam potensial aksi
menyebabkan kontraksi ventrikel berlangsung sampai 15 kali lebih lama daripada
kontraksi otot rangka.
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel kontraktil adalah sekitar -85 mV. Sewaktu kanal fast Sodium Channel terbuka, Na+ masuk ke dalam sel dan menyebabkan terjadinya depolarisasi pada sel kontraktil sehingga dalam waktu singkat potensial aksi sel kontraktil meningkat mencapai +20 mV. Pada kondisi demikian, fast sodium channel menutup dan slow sodium calcium channel terbuka. Hal ini menyebabkan potensial aksi sel sempat menurun namun diikuti pendataran secara perlahan. Pada saat ini kalsium masuk ke dalam sel kontraktil dan menyebabkan sel berkontraksi. Setelah sel kontraktil berkontraksi, maka slow sodium calcium channel menutup dan slow potassium channelterbuka dan mengakibatkan Kalium keluar dari sel sehingga mengembalikan kondisi potensial aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini terjadi proses repolarisasi. Kalsium yang digunakan pasca kontraksi akan disimpan di bagian reticulum sarkoplasmik dan tubulus T pada sel otot jantung untuk digunakan kembali. Potensial Aksi Sel Otoritmik Otot Jantung
Perbedaan sel otoritmik dengan kontraktil adalah fast sodium channelnya akan
selalu inaktif atau sudah dihambat sehingga tidak dapat terbuka.
Dalam keadaan istirahat, sel serabut nodus mempunyai potensial aksi sekitar -55
mV. Ketika itu, terjadi kebocoran ion-ion natrium secara alami dari luar ke dalam
sel, hal ini disebabkan karena konsentrasi ion natrium di luar sel lebih tinggi
daripada di dalam, sehingga ada kecendrungan bagi ion-ion Natrium berdifusi ke
dalam sel. Hal ini menyebabkan potensial aksi di sel otot jantung mengalami
kenaikan secara perlahan. Diwaktu telah mencapai kondisi ambang batas, yakni
sekitar -40 mV, slow sodium calcium channel terbuka dan menyebabkan potensial
sel nodus meningkat sampai angka sekitar 0 mV. Pada saat ini terjadi peristiwa
depolarisasi, prosesnya disebut self-excitation.
Mengapa bocornya ion natirum dan kalsium tidak menyebabkan serabut nodus sinus
tetap dalam keadaan depolarisasi sepanjang waktu? Jawab : Setelah kira-kira 100
sampai 150 milidetik kemudian, pottasium channel (kanal kalium) terbuka disertai
dengan penutupan slow sodium calcium channel. Oleh karena itu, masuknya ion
kalsium dan natrium yang bermuatan positif akan terhenti, sementara pada saat
yang sama sejumlah besar ion kalium yang bermuatan positif akan berdifusi keluar
dari serabut. Kedua hal tersebut mengurangi potensial intrasel sehingga kembali ke
tingkat istirahat yang negative dan karena itu mengakhiri potensial aksi.
Lebih lanjut, kanal kalium akan tetap terbuka selama seperbeberapa puluh detik,
menyebabkan berlanjutnya pergerakan muatan positif ke luar dari sel untuk
sementara waktu, sehingga terjadikenegatifan yang berlebihan di dalam serabut;
keadaan ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Pada awalnya, keadaan hiperpolarisasi
akan menyebabkan potensial membrane istirahat turun sampai kira-kira -55
hingga -60 milivolt pada akhir potensial aksi.
Mengapa keadaan hiperpolarisasi tidak berlangsung terus menerus? Alasannya adalah
selama seperbeberapa puluh detik sesudah potensial aksi berakhir, secara bertahap
makin lama makin banyak kanal kalium yang menutup.
Selanjutnya, kebocoran natrium kembali mengulang ritmisitas (keteraturan) pada
siklus sel nodus ini.
MEKANISME KERJA JANTUNG
Jantung dikomposisikan dari jaringan dasar miokardium. Jaringan nodal memberikan
pergerakan energi potensial. Atau jaringan nodal dapat menghubungkan serat-serat
miokardium, jaringan nodal dapat merangsang dan dengan sendirinya berkontraksi menjadi
gumpalan: artial syncytium dan ventrikel syncytium. Frekuensi kontraksi kardio/jantung
dapat bergantung pada frekuensi depolarisasi jaringan nodal.