Upload
fauzi-akbar
View
511
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Elemen Mesin Poros Dan Pasak
Citation preview
MAKALAH ELEMEN MESIN
PASAK DAN POROS
POLITEKNIK MAUFAKTUR ASTRA
Jl Gaya Motor Raya No 8 Sunter II Jakarta Utara 14330 Telp 021 6519555
Fax 021 6519821 email sekretariatpolmanastraac id
POROS
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear) pulley flywheel
engkolsprocket dan elemen pemindah lainnya Poros bisa menerima beban lenturan
beban tarikan beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya (Josep Edward Shigley 1983)
Untuk merencanakan sebuah poros maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut
1 Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur Juga ada poros yang mendapatkan beban tarik
atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus
diperhatikan Jadi sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan
beban-beban yang terjadi
2 Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan
dan defleksi puntirannya terlalu besar maka hal ini akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin
dan kotak roda gigi)
3 Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran
tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya Untuk itu
maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritis
4 Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila
terjadi kontak dengan fluida yang korosif Demikian pula untuk poros-poros yang
terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama
5 Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi
mesin sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran
tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit
yang sangat tahan terhadap keausan Beberapa diantaranya adalah baja khrom
nikel baja khrom dan baja khrom molybdenum
b Macam ndash Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai
berikut
1 Poros transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau
puntir dan lentur Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara
bukan tujuan Jadi poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah
satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain
Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi puli sabuk atau
sproket rantai dan lain-lain
2 Spindle
Poros tranmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin perkakas
dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindle Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil dan bentuk serta
ukuranya harus teliti
3 Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntirbahkan kadang-
kadang tidak boleh berputar Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang
Sedangkan pembagian poros berdasarkan bentuknya terdapat beberapa tipe sebagai
berikut
Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar Poros engkol yang kecil sampai yang sedang
biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu
a Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan Pipi engkol biasanya dibuat dari baja tuang sedangkan pen engkolnya dari pada baja St50 atau St60 jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak
b Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan Poros-poros engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus Disamping harga pembuatannya lebih ringan besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran
Poros Engkol Ganda
Poros Dengan Beban Puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan utama
berupa torsi seperti pada poros dengan sebuah kopling Suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm) diberikan
Pd iquest f cP (kW)
Daya yang harus ditransmisikan f c
Daya rata-rata yang diperlukanDaya maksimum yang diperlukanDaya normal
12 ndash 2008 ndash 1210 ndash 15
Pd adalah daya rencana
Jika momen puntir adalah T (kgmm) maka
Pd = iquestiquest
Sehigga
T = 974 times105 Pd
N1
Bila momen T(kgmm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka
tegangan geser τ (kg mm2) yang terjadi adalah
τ= Tiquestiquest
= 51T
ds3
Tegangan geser yang diijinkan τa (kgmm2) untuk pemakaian umum pada poros dapat
diperoleh dengan berbagai cara salah satunya τa dihitung atas dasar batas kelelahan puntir
adalah 18 dari kekuatan tarik σB (sesuai standar ASME)
Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar 1018 = 56 Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dan 60 untuk bahan S-C dan baja paduan Faktor ini
dinyatakan dengan Sf1
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran
permukaan juga harus diperhatikan Faktor-faktor ini dinyatakan dengan Sf2 dengan
harga sebesar 13 sampai 30
Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
τ a = σ Biquest)
Faktor Koreksi Momen Puntir Kt (Standar ASME)
bull Kt = 10 jika beban dikenakan secara halus
bull Kt = 10 ndash 15 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
bull Kt = 15 ndash 30 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
bull Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran saja perlu ditinjau pula
apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang Jika memang
diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 12 sampai 23 (Cb = 10 jika tidak ada beban
lentur)
Diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
d s=⦋51τa
K c Cb T ⦌1 3
Diameter poros dapat dipilih dari tabel Pada tempat dimana akan dipasang bantalan
gelinding pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok didalam tabel untuk
menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan
bull Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
bull Harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan untuk poros bertangga β dapat
diperoleh dari diagram Peterson
Periksalah perhitungan tegangan mengingat diameter yang dipilih dari tabel lebih
besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
POROS
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear) pulley flywheel
engkolsprocket dan elemen pemindah lainnya Poros bisa menerima beban lenturan
beban tarikan beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya (Josep Edward Shigley 1983)
Untuk merencanakan sebuah poros maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut
1 Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur Juga ada poros yang mendapatkan beban tarik
atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus
diperhatikan Jadi sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan
beban-beban yang terjadi
2 Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan
dan defleksi puntirannya terlalu besar maka hal ini akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin
dan kotak roda gigi)
3 Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran
tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya Untuk itu
maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritis
4 Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila
terjadi kontak dengan fluida yang korosif Demikian pula untuk poros-poros yang
terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama
5 Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi
mesin sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran
tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit
yang sangat tahan terhadap keausan Beberapa diantaranya adalah baja khrom
nikel baja khrom dan baja khrom molybdenum
b Macam ndash Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai
berikut
1 Poros transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau
puntir dan lentur Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara
bukan tujuan Jadi poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah
satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain
Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi puli sabuk atau
sproket rantai dan lain-lain
2 Spindle
Poros tranmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin perkakas
dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindle Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil dan bentuk serta
ukuranya harus teliti
3 Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntirbahkan kadang-
kadang tidak boleh berputar Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang
Sedangkan pembagian poros berdasarkan bentuknya terdapat beberapa tipe sebagai
berikut
Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar Poros engkol yang kecil sampai yang sedang
biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu
a Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan Pipi engkol biasanya dibuat dari baja tuang sedangkan pen engkolnya dari pada baja St50 atau St60 jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak
b Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan Poros-poros engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus Disamping harga pembuatannya lebih ringan besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran
Poros Engkol Ganda
Poros Dengan Beban Puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan utama
berupa torsi seperti pada poros dengan sebuah kopling Suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm) diberikan
Pd iquest f cP (kW)
Daya yang harus ditransmisikan f c
Daya rata-rata yang diperlukanDaya maksimum yang diperlukanDaya normal
12 ndash 2008 ndash 1210 ndash 15
Pd adalah daya rencana
Jika momen puntir adalah T (kgmm) maka
Pd = iquestiquest
Sehigga
T = 974 times105 Pd
N1
Bila momen T(kgmm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka
tegangan geser τ (kg mm2) yang terjadi adalah
τ= Tiquestiquest
= 51T
ds3
Tegangan geser yang diijinkan τa (kgmm2) untuk pemakaian umum pada poros dapat
diperoleh dengan berbagai cara salah satunya τa dihitung atas dasar batas kelelahan puntir
adalah 18 dari kekuatan tarik σB (sesuai standar ASME)
Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar 1018 = 56 Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dan 60 untuk bahan S-C dan baja paduan Faktor ini
dinyatakan dengan Sf1
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran
permukaan juga harus diperhatikan Faktor-faktor ini dinyatakan dengan Sf2 dengan
harga sebesar 13 sampai 30
Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
τ a = σ Biquest)
Faktor Koreksi Momen Puntir Kt (Standar ASME)
bull Kt = 10 jika beban dikenakan secara halus
bull Kt = 10 ndash 15 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
bull Kt = 15 ndash 30 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
bull Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran saja perlu ditinjau pula
apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang Jika memang
diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 12 sampai 23 (Cb = 10 jika tidak ada beban
lentur)
Diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
d s=⦋51τa
K c Cb T ⦌1 3
Diameter poros dapat dipilih dari tabel Pada tempat dimana akan dipasang bantalan
gelinding pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok didalam tabel untuk
menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan
bull Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
bull Harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan untuk poros bertangga β dapat
diperoleh dari diagram Peterson
Periksalah perhitungan tegangan mengingat diameter yang dipilih dari tabel lebih
besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
5 Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi
mesin sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran
tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit
yang sangat tahan terhadap keausan Beberapa diantaranya adalah baja khrom
nikel baja khrom dan baja khrom molybdenum
b Macam ndash Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai
berikut
1 Poros transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau
puntir dan lentur Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara
bukan tujuan Jadi poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah
satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain
Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi puli sabuk atau
sproket rantai dan lain-lain
2 Spindle
Poros tranmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin perkakas
dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindle Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil dan bentuk serta
ukuranya harus teliti
3 Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntirbahkan kadang-
kadang tidak boleh berputar Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang
Sedangkan pembagian poros berdasarkan bentuknya terdapat beberapa tipe sebagai
berikut
Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar Poros engkol yang kecil sampai yang sedang
biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu
a Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan Pipi engkol biasanya dibuat dari baja tuang sedangkan pen engkolnya dari pada baja St50 atau St60 jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak
b Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan Poros-poros engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus Disamping harga pembuatannya lebih ringan besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran
Poros Engkol Ganda
Poros Dengan Beban Puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan utama
berupa torsi seperti pada poros dengan sebuah kopling Suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm) diberikan
Pd iquest f cP (kW)
Daya yang harus ditransmisikan f c
Daya rata-rata yang diperlukanDaya maksimum yang diperlukanDaya normal
12 ndash 2008 ndash 1210 ndash 15
Pd adalah daya rencana
Jika momen puntir adalah T (kgmm) maka
Pd = iquestiquest
Sehigga
T = 974 times105 Pd
N1
Bila momen T(kgmm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka
tegangan geser τ (kg mm2) yang terjadi adalah
τ= Tiquestiquest
= 51T
ds3
Tegangan geser yang diijinkan τa (kgmm2) untuk pemakaian umum pada poros dapat
diperoleh dengan berbagai cara salah satunya τa dihitung atas dasar batas kelelahan puntir
adalah 18 dari kekuatan tarik σB (sesuai standar ASME)
Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar 1018 = 56 Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dan 60 untuk bahan S-C dan baja paduan Faktor ini
dinyatakan dengan Sf1
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran
permukaan juga harus diperhatikan Faktor-faktor ini dinyatakan dengan Sf2 dengan
harga sebesar 13 sampai 30
Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
τ a = σ Biquest)
Faktor Koreksi Momen Puntir Kt (Standar ASME)
bull Kt = 10 jika beban dikenakan secara halus
bull Kt = 10 ndash 15 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
bull Kt = 15 ndash 30 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
bull Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran saja perlu ditinjau pula
apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang Jika memang
diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 12 sampai 23 (Cb = 10 jika tidak ada beban
lentur)
Diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
d s=⦋51τa
K c Cb T ⦌1 3
Diameter poros dapat dipilih dari tabel Pada tempat dimana akan dipasang bantalan
gelinding pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok didalam tabel untuk
menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan
bull Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
bull Harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan untuk poros bertangga β dapat
diperoleh dari diagram Peterson
Periksalah perhitungan tegangan mengingat diameter yang dipilih dari tabel lebih
besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
3 Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntirbahkan kadang-
kadang tidak boleh berputar Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang
Sedangkan pembagian poros berdasarkan bentuknya terdapat beberapa tipe sebagai
berikut
Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar Poros engkol yang kecil sampai yang sedang
biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu
a Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan Pipi engkol biasanya dibuat dari baja tuang sedangkan pen engkolnya dari pada baja St50 atau St60 jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak
b Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan Poros-poros engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus Disamping harga pembuatannya lebih ringan besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran
Poros Engkol Ganda
Poros Dengan Beban Puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan utama
berupa torsi seperti pada poros dengan sebuah kopling Suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm) diberikan
Pd iquest f cP (kW)
Daya yang harus ditransmisikan f c
Daya rata-rata yang diperlukanDaya maksimum yang diperlukanDaya normal
12 ndash 2008 ndash 1210 ndash 15
Pd adalah daya rencana
Jika momen puntir adalah T (kgmm) maka
Pd = iquestiquest
Sehigga
T = 974 times105 Pd
N1
Bila momen T(kgmm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka
tegangan geser τ (kg mm2) yang terjadi adalah
τ= Tiquestiquest
= 51T
ds3
Tegangan geser yang diijinkan τa (kgmm2) untuk pemakaian umum pada poros dapat
diperoleh dengan berbagai cara salah satunya τa dihitung atas dasar batas kelelahan puntir
adalah 18 dari kekuatan tarik σB (sesuai standar ASME)
Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar 1018 = 56 Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dan 60 untuk bahan S-C dan baja paduan Faktor ini
dinyatakan dengan Sf1
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran
permukaan juga harus diperhatikan Faktor-faktor ini dinyatakan dengan Sf2 dengan
harga sebesar 13 sampai 30
Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
τ a = σ Biquest)
Faktor Koreksi Momen Puntir Kt (Standar ASME)
bull Kt = 10 jika beban dikenakan secara halus
bull Kt = 10 ndash 15 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
bull Kt = 15 ndash 30 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
bull Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran saja perlu ditinjau pula
apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang Jika memang
diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 12 sampai 23 (Cb = 10 jika tidak ada beban
lentur)
Diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
d s=⦋51τa
K c Cb T ⦌1 3
Diameter poros dapat dipilih dari tabel Pada tempat dimana akan dipasang bantalan
gelinding pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok didalam tabel untuk
menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan
bull Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
bull Harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan untuk poros bertangga β dapat
diperoleh dari diagram Peterson
Periksalah perhitungan tegangan mengingat diameter yang dipilih dari tabel lebih
besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
Poros Dengan Beban Puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan utama
berupa torsi seperti pada poros dengan sebuah kopling Suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm) diberikan
Pd iquest f cP (kW)
Daya yang harus ditransmisikan f c
Daya rata-rata yang diperlukanDaya maksimum yang diperlukanDaya normal
12 ndash 2008 ndash 1210 ndash 15
Pd adalah daya rencana
Jika momen puntir adalah T (kgmm) maka
Pd = iquestiquest
Sehigga
T = 974 times105 Pd
N1
Bila momen T(kgmm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm) maka
tegangan geser τ (kg mm2) yang terjadi adalah
τ= Tiquestiquest
= 51T
ds3
Tegangan geser yang diijinkan τa (kgmm2) untuk pemakaian umum pada poros dapat
diperoleh dengan berbagai cara salah satunya τa dihitung atas dasar batas kelelahan puntir
adalah 18 dari kekuatan tarik σB (sesuai standar ASME)
Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar 1018 = 56 Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dan 60 untuk bahan S-C dan baja paduan Faktor ini
dinyatakan dengan Sf1
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran
permukaan juga harus diperhatikan Faktor-faktor ini dinyatakan dengan Sf2 dengan
harga sebesar 13 sampai 30
Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
τ a = σ Biquest)
Faktor Koreksi Momen Puntir Kt (Standar ASME)
bull Kt = 10 jika beban dikenakan secara halus
bull Kt = 10 ndash 15 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
bull Kt = 15 ndash 30 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
bull Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran saja perlu ditinjau pula
apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang Jika memang
diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 12 sampai 23 (Cb = 10 jika tidak ada beban
lentur)
Diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
d s=⦋51τa
K c Cb T ⦌1 3
Diameter poros dapat dipilih dari tabel Pada tempat dimana akan dipasang bantalan
gelinding pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok didalam tabel untuk
menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan
bull Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
bull Harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan untuk poros bertangga β dapat
diperoleh dari diagram Peterson
Periksalah perhitungan tegangan mengingat diameter yang dipilih dari tabel lebih
besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran
permukaan juga harus diperhatikan Faktor-faktor ini dinyatakan dengan Sf2 dengan
harga sebesar 13 sampai 30
Dari hal-hal diatas maka besarnya τa dapat dihitung dengan
τ a = σ Biquest)
Faktor Koreksi Momen Puntir Kt (Standar ASME)
bull Kt = 10 jika beban dikenakan secara halus
bull Kt = 10 ndash 15 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
bull Kt = 15 ndash 30 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
bull Meskipun dalam perkiraan sementara bahwa beban hanya puntiran saja perlu ditinjau pula
apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang Jika memang
diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian faktor Cb yang harganya 12 sampai 23 (Cb = 10 jika tidak ada beban
lentur)
Diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
d s=⦋51τa
K c Cb T ⦌1 3
Diameter poros dapat dipilih dari tabel Pada tempat dimana akan dipasang bantalan
gelinding pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok didalam tabel untuk
menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan
bull Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukan dari tabel
bull Harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan untuk poros bertangga β dapat
diperoleh dari diagram Peterson
Periksalah perhitungan tegangan mengingat diameter yang dipilih dari tabel lebih
besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
bull Bandingkan σ dan β dan a2 atau β ) sebagai tegangan yang diijinkan yang dikoreksi
Bandingkan harga ini dengan τCbKt dari tegangan geser yang dihitung atas dasar
poros tanpa alur pasak faktor lenturan Cb dan faktor koreksi tumbukan Kt dan
tentukan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar serta lakukan
penyesuaian jika lebih kecil
Poros yang hanya terdapat momen lentur murni
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment
only) dapat diperoleh dari persamaan berikut
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
Poros dengan beban punter dan lentur
Jika pada poros tersebut terdapat beban lentur dan beban puntir maka perancangan
poros harus didasarkan pada kedua beban tersebut Banyak teori telah diterapkan untuk
menghitung elastic failure dari material ketika dikenai beban lentur dan beban puntir
misalnya
1 Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile) misalnya baja
lunak (mild steel)
2 Maximum normal stress theory atau Rankinersquos theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle) misalnya besi cor
(cast iron)
Pada pembahasan selanjutnya cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada
pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material
poros Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guestrsquos theory bahwa besarnya
maximum shear stress pada poros dirumuskan
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
kelelahan puntir yang besarnya diambil 40 dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-
kira 45 dari kekuatan tarik Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik
sesuai dengan standar ASME Untuk harga 18 ini faktor keamanan diambil sebesar Harga
56 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 60 untuk bahan S-C
dengan pengaruh masa dan baja paduan Faktor ini dinyatakan dengan Selanjutnya perlu
ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan
Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan
dalam yang besarnya 13 sampai 30 (Sularso dan Kiyokatsu suga 1994 8)
2 Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads)
yang terjadi pada poros Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami
pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah
Dengan mempertimbangkan jenis beban sifat beban dll yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan
untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
PASAK
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda
roda gigi roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung
Untuk daya yang kecil antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw)
Dilihat cara pemasangannya pasak dapat dibedakan yaitu
1 Pasak memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu
Sunk Keys (pasak benam)
Pasak benam ada beberapa jenis yaitu
a Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana d = diameter poros
b Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu
b = t = 4d
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
c Parallel Sunk key (pasak benam sejajar)
Bentuknya sama seperti di atas tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya maka pasak tersebut dipasang sejajar
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
d Pasak Berkepala (Gib head key)
Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak balik
b = 4d
t = 32 b = 6d
e Pasak Tembereng (woodruff key)
Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir daya tidak terlalu besar
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
f Pasak Pelana (Saddle key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan antara naf roda dengan
poros
g Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit
h Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya relatip kecil
i Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja
putarannya bolak balik
bull Perhitungan kekuatan pasak memanjang
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)
dengan putaran (n) rpm maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada poros yaitu
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
T = nPπ260 (Nm) atau T = 16π τp d3
dimana p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros
Dalam perencanaan pasak besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu
Tp = k T
dimana Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 125 sd 15
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu
F = 2dTp helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1) dimana d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus
a Putus akibat gaya geser
b Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka
F = A τg
---------- gt F = L b τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2)
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
dimana A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
10486611048661= L b
τg = Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak
Dari pers 1 amp 2 diperoleh
2dTp = L b τg ===== gt Tp = L b 2d τg helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang
F = A σD
dimana σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan bersinggungan terhadap bidang poros
10486611048661= L 2t
------ gt F = L 2t σD dimana Tp = F 2d
===== gt Tp = L 2t 2d σD helliphelliphelliphelliphelliphellip 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan maka dari pers
3 amp 4 diperoleh
L b 2d τg = L 2t σD
b τg = 2t σD ==== gt tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasiBila hasil perhitungan
ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak maka ukuran pasak yang diambil
adalah ukuran yang lebih besar
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak
sesuai dengan standart yang dipasaran
Tabel standart pasak melintang menurut SI 2292 dan 2293 ndash 1963
Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak Diameter
Poros
(mm)
Penampang Pasak
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
6 2 2 85 25 14
8 3 3 95 28 16
10 4 4 110 32 18
12 5 5 130 36 20
17 6 6 150 40 22
22 8 7 170 45 25
30 10 8 200 50 28
38 12 8 230 56 32
44 14 9 260 63 32
50 16 10 290 70 36
58 18 11 330 80 40
65 20 12 380 90 45
75 22 14 440 100 50