11
Panduan Survei Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA DAFTAR ISI Hal 1. DESKRIPSI 1 1.1 Maksud dan Tujuan 1 1.2 Ruang Lingkup 1 1.3 Batasan dan Pengertian 1 2. PELAKSANAAN 2 2.1 Personil 2 2.2 Peralatan dan Perlengkapan 2 2.3 Persiapan 2 2.4 Pelaksanaan Survei 4 2.5 Survei Menggunakan Lebih dari Satu Alat dan Kendaraan NAASRA Meter 4 2.6 Pelaporan 5 LAMPIRAN 1. Gambar 1 : Alat Ukur Kekasaran Permukaan Jalan - NAASRA L-1 2. Gambar 2 : Pemberian Tanda Pada Seksi Percobaan L-2 3. Contoh Formulir Pengukuran Profil Seksi Percobaan Dengan Alat Dipstick Profiler yang Telah Diisi L-3 4. Contoh Formulir Survei Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA L-9 FORMULIR SURVAI IIRMS - 2005 i

2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Indonesian IRMS

Citation preview

Page 1: 2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Panduan Survei Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

DAFTAR ISI

Hal

1. DESKRIPSI 1

1.1 Maksud dan Tujuan 11.2 Ruang Lingkup 11.3 Batasan dan Pengertian 1

2. PELAKSANAAN 2

2.1 Personil 22.2 Peralatan dan Perlengkapan 22.3 Persiapan 22.4 Pelaksanaan Survei 42.5 Survei Menggunakan Lebih dari Satu Alat dan Kendaraan NAASRA

Meter 42.6 Pelaporan 5

LAMPIRAN

1. Gambar 1 : Alat Ukur Kekasaran Permukaan Jalan - NAASRA L-12. Gambar 2 : Pemberian Tanda Pada Seksi Percobaan L-23. Contoh Formulir Pengukuran Profil Seksi Percobaan Dengan

Alat Dipstick Profiler yang Telah Diisi L-34. Contoh Formulir Survei Kekasaran Permukaan Jalan Dengan

Alat Ukur NAASRA L-9

FORMULIR SURVAI

F1. Formulir Pengukuran Profil Seksi Percobaan Dengan Alat Dipstick Profiler F2. Formulir Survei Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

IIRMS - 2005 i

Page 2: 2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Panduan Survai Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

BAB 1DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan buku panduan ini adalah untuk memberikan kejelasan mengenai pelaksanaan survei kekasaran permukaan jalan dengan alat ukur NAASRA. Data yang diperoleh dari survei ini akan menjadi salah satu masukan dalam penyusunan rencana dan program pembinaan jalan.

1.2 Ruang Lingkup

Survei kekasaran permukaan jalan dengan alat NAASRA hanya dilakukan pada jalan aspal/beton semen dengan kondisi rusak ringan, baik dan baik sekali. Survei ini tidak dilakukan pada jalan tanah, kerikil, dan jalan aspal/beton semen dengan kondisi rusak berat.

1.3 Batasan dan Pengertian

1.3.1 National Association of Australian State Road Authorities

NAASRA adalah singkatan dari National Association of Australian State Road Authorities, yang menciptakan metoda pengukuran kekasaran permukaan jalan.

1.3.2 Jalan rusak berat

Jalan rusak berat adalah jalan yang permukaannya banyak berlobang dan bergelombang.

1.3.3 Jalan rusak ringan

Jalan rusak ringan adalah jalan yang permukaannya kadang-kadang berlobang dan tidak rata.

1.3.4 Jalan Baik

Jalan yang baik adalah jalan yang tidak berlobang, agak rata.

1.3.5 Jalan Baik Sekali

Jalan baik sekali adalah jalan yang umumnya rata yang tidak berlubang, tidak retak dan teratur.

1.3.6 Road Condition Index

RCI adalah Road Condition Index, index kondisi kekasaran Jalan.

1.3.7 International Roughness Index

IRI : International Roughness Index adalah index international yang menunjukkan besaran kekasaran permukaan jalan dalam satuan m/km.

IIRMS - 2005 1

Page 3: 2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Panduan Survai Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

BAB 2PELAKSANAAN

2.1 Personil

Survei dilakukan oleh seorang surveyor dan seorang pengemudi. Disarankan hanya surveyor (teknisi) dan pengemudi yang ada dalam kendaraan survei.

2.2 Peralatan dan Perlengkapan.

2.2.1 Jenis peralatan dan perlengkapan.

1) Kendaraan yang digunakan adalah jenis Station Wagon dengan kondisi baik. Apabila tidak tersedia jenis kendaraan tersebut dapat diganti dengan kendaraan yang lain misalnya : Jeep 4 Wheel drive, truck pick up dengan penutup pada bak truck.

2) Alat ukur kekasaran NAASRA (NAASRA Roughness meter).3) Beban seberat 2 x 50 kg yang diletakkan pada lantai kendaraan diatas sumbu roda belakang, secara

simetris diantara kedua roda belakang. Beban tersebut dapat berupa blok beton atau kantung pasir.4) Formulir Survei.5) Pengukur jarak (Tripmeter/Odometer) yang dapat disetel menjadi nol kembali dan sudah dikalibrasi.6) Alat pengukur profil memanjang, dapat berupa, Dipstick Profiler atau TRRL Beam Profiler.7) Pengukur tekanan ban.

2.2.2 Persyaratan kendaraan

1) Penggerak kendaraan ada pada roda belakang.2) Peredam Kejut (shock absorbed) harus dari jenis yang kuat (fungsi ganda/heavy duty) berfungsi

dengan baik walaupun berjalan di atas perkerasan yang buruk. Jika kendaraan survei mempunyai peredam kejut yang biasa, haruslah diganti dengan jenis yang kuat.

3) Pegas harus keras, dapat berbentuk per keong atau per daun dan harus bebas dari keretakan, patah atau kerusakan-kerusakan lain.

4) keempat ban kendaraan dan ban cadangan mempunyai kontak permukaan yang baik, dan kondisi baik tanpa sobekan, penonjolan dan legokan, dengan ukuran tekanan ban 27 psi.

5) Kelima pelek ban (4 roda terpasang dan 1 roda cadangan) harus dari jenis, ukuran dan pabrik yang sama dan mempunyai kondisi yang baik agar mantap terpasang pada roda.

6) Semua ban harus benar-benar terpasang seimbang atau stabil pada pelek. Setelah semuanya dalam keadaan seimbang pada tiap ban dan pelek harus diberi tanda dengan cat, yang merupakan pasangan, agar apabila terjadi penggantian ban pemasangannya kembali harus pada pelek pasangannya seperti pada waktu dalam keadaan seimbang.

7) Bahan bakar, oli kendaraan survei harus selalu cukup untuk memenuhi jadwal pekerjaan survei tiap hari.

2.3 Persiapan

2.3.1 Perencanaan pelaksanaan

1) Agar dibuat perencanaan pelaksanaan survei berdasarkan peta jaringan jalan yang akan disurvei, serta kemampuan survei setiap hari. Usahakan agar berakhirnya survei pada suatu hari tidak jauh lokasinya dengan tempat penginapan serta rencana permulaan survei pada hari berikutnya.

2) Agar dipersiapkan formulir survei dengan mengisi kolom identitas, kolom km serta kolom pembacaan tripmeter/odometer dengan mengambil data dari survei data titik referensi ruas yang bersangkutan, apabila titik referensi berupa tanda dengan cat agar dalam pengisian formulir diberi tanda (*), untuk membedakan titik referensi yang berupa patok km.

IIRMS - 2005 2

Page 4: 2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Panduan Survai Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

2.3.2 Pemasangan alat ukur kekasaran NAASRA

1) Alat ukur kekasaran NAASRA dipasang sesuai dengan instruksi operasi standar pada alat pengukur tersebut. Gambar pemasangan alat ukur kekasaran NAASRA dapat dilihat pada Lampiran 1 (berisikan Gambar 1 : Alat Ukur Kerataan NAASRA).

2) Pemasangan/penempatan alat hitung kekasaran NAASRA dan alat hitung jarak (Tripmeter) agar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi surveyor untuk melakukan pembacaan kedua alat tersebut dalam waktu yang hampir bersamaan.

2.3.3 Pemeriksaan alat ukur kekasaran NAASRA

1) Pastikan agar semua mur dan baut pada alat terpasang kuat.2) Pastikan bahwa kabel tidak berjumbai pada lubang tempat menembus lantai dan diganti apabila

berjumbai.3) Pastikan bahwa kabel selongsong dapat flekxible menggerakkan alat pencatat dan tripmeter secara

sempurna.4) Periksa rantai terhadap kemungkinan terjadinya puntiran atau sambungan yang lepas dan beri

minyak roda gerigi secara periodik.5) Periksa tegangan dari pegas dan gantilah bila pegas kurang tegang pada saat kendaraan berhenti.

2.3.4 Kalibrasi

Sebelum survei kekasaran dilakukan, harus dicari dahulu grafik korelasi dari kendaraan dan alat NAASRA terhadap nilai BI (Bump Intergrator) dan IRI (International Roughness Index). Grafik korelasi ini didapat dengan membuat seksi percobaan (SP) kemudian melakukan pengukuran profil dan menjalankan kendaraan untuk mencatat kekasaran permukaannya. Angka korelasi yang didapat dengan cara tersebut merupakan angka kalibrasi dari alat ukur NAASRA beserta kendaraan yang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kalibrasi meliputi :

1) Penentuan Seksi Percobaan (SP)a. Seksi Percobaan dapat diambil pada ruas jalan yang akan disurvei atau ruas jalan lainnya.b. Paling sedikit diperlukan 8 SP yang dipilih dari jalan yang kondisi permukaannya sangat halus

sampai yang sangat kasar.c. Panjang SP adalah 300 m ditambah 2 x 50 m dan usahakan pada bagian jalan yang lurus dan

datar.d. Ketentuan lebih lanjut dari SP dapat dilihat pada Lampiran 2 (berisikan Gambar 2 : Pemberian

Tanda pada Seksi Percobaan).2) Pengukuran profil Seksi Percobaan.

a. Titik awal dan akhir dari Seksi Percobaan diberi tanda dengan cat atau bendera.b. Antara titik awal dan akhir, pada jarak 40 sampai 60 cm dari tepi perkerasan jalan ditarik garis

lurus dengan kapur tulis.c. Pengukuran profil memanjang mengikuti garis kapur.d. Pengukuran profil memanjang dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur Dipstick Profiler

atau TRRL Beam Profiler.e. Yang dicatat adalah perbedaan elevasi titik awal dengan titik kedua, titik kedua dengan titik

ketiga dan seterusnya, sampai dengan titik akhir.f. Apabila mempergunakan alat ukur Dipstick, maka pengukuran harus dilakukan dengan baik

sehingga tidak terjadi pergeseran tumpuan alat Dipstick.g. Hasil pengukuran dicatat dalam form yang tersedia (lihat Lampiran 3).

3) Pembacaan kekasaran NAASRA pada Seksi Percobaan.Setelah pengukuran profil selesai, kendaraan dengan alat NAASRA yang sudah diperiksa kelengkapan dan kondisinya dijalankan pada SP mengikuti garis kapur. Hasilnya dicatat pada form pengukuran profil SP (lihat Lampiran 4).

IIRMS - 2005 3

Page 5: 2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Panduan Survai Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

4) Grafik Korelasi.Data hasil pengukuran profil seksi percobaan dan pembacaan penghitung alat ukur NAASRA dari 8 SP yang ada, setelah diolah dengan komputer akan dihasilkan grafik korelasi yang diperlukan. Grafik kolerasi ini hanya berlaku untuk alat NAASRA dan kendaraan yang digunakan. Apabila menggunakan alat NAASRA dan kendaraan yang lain grafik kolerasinya harus dicari lagi dengan cara yang sama. Analisa hasil kalibrasi dilakukan oleh Supervisor yang telah berpengalaman dalam menelaah grafik-grafik kolerasi.

5) Ketentuan pembacaan kekasaran NAASRA pada Seksi percobaan.a. Kendaraan dijalankan dengan kecepatan 30-35 km/jam.b. Pembacaan dilakukan 5 kali pada lintasan yang sama, mengikuti garis kapur.c. Apabila hasil dari kelima kali pembacaan jauh berbeda maka kendaraan harus diperiksa

kembali, dan proses pembacaan yang kurang lebih tetap, untuk dicatat pada form yang tersedia.

2.4 Pelaksanaan Survei

Setelah diketahui besarnya nilai kalibrasi alat/kendaraan NAASRA dan dinyatakan masih dalam batas toleransi yang diizinkan, maka, survei dapat dilakukan dengan tahapan berikut :

1) Sebelum digunakan untuk survei, kendaraan harus dijalankan ± 10 menit untuk pemanasan hidrolik peredam kejut.

2) Pada titik awal ruas jalan yang disurvei teknisi harus menyetel pembacaan alat ukur NAASRA dan pembacaan alat ukur jarak (tripmeter/odometer) kedalam kedudukan nol.

3) Kendaraan dijalankan dengan kecepatan tetap sekitar 30-35 km/jam, dan diusahakan agar kendaraan berjalan pada lajur sekitar 40-60 cm dari tepi perkerasan jalan. Penyimpangan terhadap ketentuan tersebut dapat dilakukan hanya apabila terpaksa untuk keperluan mendahului kendaraan lain yang berhenti atau berjalan lebih lambat pada lajur tersebut.

4) Berdasarkan pembacaan tripmeter/odometer, teknisi harus memberitahu pengemudi apabila kendaraan kira-kira 50 m lagi sampai pada patok km/titik referensi dengan maksud agar pengemudi dapat bersiap-siap memberitahu kepada tehnisi apabila kendaraan tiba di patok km/titik refernsi yang dimaksud.

5) Tehnisi harus melakukan pencatatan angka kekasaran NAASRA setiap jarak 1 km, sejak dari titik awal sampai dengan titik akhir ruas jalan yang disurvei.

6) Pambacaan (pencatatan) kekasaran NAASRA dilakukan pada saat sumbu roda depan kendaraan melewati patok km atau titik referensi yang berupa tanda dengan cat.

7) Untuk survei yang dilakukan pada suatu ruas jalan yang mempunyai jalur pemisah (median, saluran atau lainnya), maka survei dilakukan pada jalur yang diperkirakan mempunyai nilai kekasaran lebih besar.

8) Selama masa pelaksanaan survei NAASRA, kendaraan NAASRA dilewatkan pada salah satu SP (lima kali lintasan) dan dicatat hasilnya.

9) Setelah selesai pelaksanaan survei NAASRA, kendaraan NAASRA dilewatkan kembali pada seluruh SP yang ada (8 buah SP, masing-masing 5 kali lintasan) dan dicatat hasilnya.

2.5 Survei menggunakan lebih dari satu alat dan kendaraan NAASRA meter

Apabila dalam satu propinsi survei dilaksanakan dengan menggunakan lebih dari satu alat dan kendaraan NAASRA meter, harus dilakukan dan dipenuhi hal-hal berikut :

1) Tentukan ruas-ruas jalan yang akan disurvei dengan menggunakan alat NAASRA meter dalam rute masing-masing sedemikian sehingga survei berjalan efektif dan efisien.

2) Catat masing-masing nomor polisi kendaraan NAASRA meter yang digunakan pada setiap ruas jalan yang disurvei.

3) Semua alat dan kendaraan NAASRA meter yang akan digunakan dalam survei harus dikalibrasi lebih dahulu dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.

IIRMS - 2005 4

Page 6: 2. Manual Survei Iri-naasra Iirms 9-9-2005 Ok

Panduan Survai Kekasaran Permukaan Jalan Dengan Alat Ukur NAASRA

2.6 Pelaporan

2.6.1 Bentuk Laporan

Laporan yang harus disampaikan oleh petugas survei adalah berkas isian formulir survei yang telah diisi. Laporan dibundel dengan baik sehingga tidak mudah lepas, dikelompokkan berdasarkan nomor ruas jalan yang di survei.

2.6.2 Penyampaian Laporan

Laporan disampaikan oleh petugas survei kepada pejabat yang telah ditentukan.Dalam penyampaian laporan harus dijamin ketepatan waktu, kelengkapan dan kondisi berkasnya.

IIRMS - 2005 5