24
4 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses produksi dapat didefinisikan sebagai kegiatan menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. 2.2 Lean Manufacturing 2.2.1 Definisi Lean Manufacturing Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan atau waste atau aktivitas- aktivitas yang tidak bernilai tambah melalui peningkatan terus menerus dengan cara mengalirkan produk dan informasi dengan menggunakan sistem tarik dari pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan (Gaspersz, 2007). Lean adalah melakukan sesuatu yang lebih dengan waktu, inventory, tempat, orang, dan biaya yang lebih sedikit. Lean manufacturing merupakan suatu filosofi manufaktur yang memperpendek waktu antara permintaan konsumen dan pengiriman barang yang diinginkan konsumen tersebut dengan mengeliminasi waste. Konsep lean manufacturing berasal dari Toyota Production System yang merupakan suatu pendekatan unik yang dilakukan oleh Toyota yang mendominasi kecenderungan dari perubahan-perubahan yang dilakukan oleh industri manufaktur pada sepuluh tahun terakhir. (Liker, 2006) Lean manufacturing berupaya untuk menghilangkan waste di setiap area produksi, termasuk hubungan dengan pelanggan, hubungan dengan supplier, dan manajemen dalam perusahaan. Tujuannya adalah mengurangi tenaga manusia, mengurangi inventory, mengurangi waktu untuk pengiriman produk,

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

4 Universitas Kristen Petra

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana

sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang ada

diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk

menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses

produksi dapat didefinisikan sebagai kegiatan menambah kegunaan suatu barang

atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin,

bahan baku, dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

2.2 Lean Manufacturing

2.2.1 Definisi Lean Manufacturing

Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik

untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan atau waste atau aktivitas-

aktivitas yang tidak bernilai tambah melalui peningkatan terus menerus dengan

cara mengalirkan produk dan informasi dengan menggunakan sistem tarik dari

pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan

(Gaspersz, 2007). Lean adalah melakukan sesuatu yang lebih dengan waktu,

inventory, tempat, orang, dan biaya yang lebih sedikit.

Lean manufacturing merupakan suatu filosofi manufaktur yang

memperpendek waktu antara permintaan konsumen dan pengiriman barang yang

diinginkan konsumen tersebut dengan mengeliminasi waste. Konsep lean

manufacturing berasal dari Toyota Production System yang merupakan suatu

pendekatan unik yang dilakukan oleh Toyota yang mendominasi kecenderungan

dari perubahan-perubahan yang dilakukan oleh industri manufaktur pada sepuluh

tahun terakhir. (Liker, 2006)

Lean manufacturing berupaya untuk menghilangkan waste di setiap area

produksi, termasuk hubungan dengan pelanggan, hubungan dengan supplier, dan

manajemen dalam perusahaan. Tujuannya adalah mengurangi tenaga manusia,

mengurangi inventory, mengurangi waktu untuk pengiriman produk,

Page 2: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

5 Universitas Kristen Petra

memperpendek cycle time, dan space yang berkurang sehingga dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan menghasilkan produk yang

berkualitas dengan cara yang seefisien dan seekonomis mungkin, juga dengan

biaya yang rendah.

Ada lima prinsip dalam lean manufacturing, yaitu mengidentifikasi dan

menentukan value dari sudut pandang konsumen, mengidentifikasi value stream

atau seluruh tahapan dan proses yang dilakukan mulai dari pemesanan barang

hingga pengiriman produk tersebut, membuat seluruh proses untuk menghasilkan

value tersebut mengalir tanpa adanya interupsi, memperlakukan sistem pull

sehingga mengetahui nilai apa yang diharapkan oleh konsumen, dan mencapai

prinsip kesempurnaan tanpa adanya waste dengan melakukan perbaikan secara

terus menerus. (Womack & Jones, 2003)

Dikenal istilah tiga M yang harus dihilangkan dalam mencapai tujuan

Toyota Production System. Ketiga M tersebut adalah :

1. Muda (Waste)

Muda artinya melakukan sesuatu sesuatu yang tidak menghasilkan nilai

tambah atau mubazir. Muda sering kali dikenal dengan istilah delapan macam

pemborosan. Muda merupakan aktivitas yang dapat memperpanjang lead time,

aktivitas yang menyebabkan gerakan tambahan untuk memperoleh komponen

atau peralatan, inventory yang berlebihan, serta berakibat pada adanya waktu

tunggu. Penurunan muda merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan

keuntungan dalam perusahaan.

2. Muri (Irrationality)

Muri merupakan pembebanan yang berlebih dan melewati batas kemampuan

kepada pekerja, peralatan, maupun mesin. Membebani pekerja yang

berlebihan menimbulkan masalah dalam keselamatan kerja dan kualitas dari

produk. Memaksa kerja mesin melewati batas akan menyebabkan kerusakan

produk atau produk cacat.

3. Mura (Inconsistency)

Mura dapat diartikan sebagai melakukan pekerjaan tidak teratur dan tidak

sesuai prosedur. Mura juga merupakan adanya variasi atau ketidakseimbangan

yang timbul dalam pembebanan kerja. Sebagai contoh, pada saat tertentu

Page 3: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

6 Universitas Kristen Petra

adanya sebuah pekerjaan yang berlebihan dibandingkan jumlah yang

seharusnya ditangani oleh pekerja atau mesin, dan pada saat yang lain

pekerjaan yang ada hanya sedikit. Ketidakseimbangan ini dapat diakibatkan

oleh penjadwalan produksi yang kurang teratur, adanya masalah internal,

seperti kerusakan mesin, kekurangan material, ataupun produk cacat.

2.2.2 Waste

Ada delapan macam waste atau pemborosan yang dikenal sebagai muda

dalam Toyota Production System, antara lain:

1. Overproduction

Dalam lingkup yang luas, overproduction adalah memproduksi barang

yang sebenarnya belum diperlukan, memproduksi barang yang jauh lebih

besar daripada permintaan konsumen, ataupun memproduksi barang sebelum

konsumen siap untuk membeli barang tersebut. Lean manufacturing

seharusnya menjalankan sebuah pull system, yang berarti seharusnya setiap

produk telah diminta dari proses sesudahnya. Oleh karena itu, sebuah produk

seharusnya telah dibutuhkan oleh konsumen, sehingga produksi dilakukan.

Jika produksi dilakukan tanpa adanya permintaan dari konsumen atau pasar,

maka produk yang telah diproduksi harus disimpan sampai konsumen

membutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan banyak kerugian, antara lain

resiko kerusakan produk, upah pekerja yang bertambah, biaya penyimpanan

produk. Hal ini disebabkan antara lain adanya ketiadaan komunikasi, sistem

perencanaan yang kurang baik.

Pengertian overproduction dalam lingkup internal atau lingkup yang

lebih kecil merupakan produksi bagian dari sebuah produk yang berlebih

sebelum proses sesudahnya membutuhkannya. Hal ini akan menyebabkan

adanya WIP yang berlebihan, aliran produksi yang tidak bisa berjalan lancar,

kualitas produk yang menurun. Penyebab dari overproduction internal ini

antara lain kapasitas mesin yang berlebih, setup time dan cycle time yang

lama, reliabilitas peralatan yang jelek, jumlah pekerja yang berlebih,

penjadwalan produksi kurang baik, lot produksi yang besar, proses yang tidak

konsisten.

Page 4: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

7 Universitas Kristen Petra

2. Delay time atau waiting

Waiting tidak hanya diakibatkan oleh orang ataupun pekerja, waiting

bisa disebabkan karena orang, mesin, material, dan juga informasi. Waiting

atau delay meliputi seluruh waktu yang menyebabkan sebuah proses menjadi

berhenti, sebagai contohnya dikarenakan menunggu mesin, peralatan, bahan

baku, informasi, perawatan atau pemeliharaan (maintenance), menunggu

instruksi kerja. Hal ini bisa disebabkan karena adanya inkonsistensi dalam

metode-metode kerja, waktu penggantian produk yang panjang (long

changeover time), kurangnya pelatihan, lini produksi yang tidak seimbang

sehingga menyebabkan bottlenecks, ketidaktepatan dalam perawatan mesin,

kualitas material yang jelek, kurangnya kesadaran dari pekerja, cara berpikir

yang masih konvensional. Akibat dari adanya delay time ini adalah adanya

proses yang terhambat ataupun terjadinya WIP.

3. Transportation

Transportasi merupakan sebuah proses memindahkan material atau

produk dari satu proses ke proses berikutnya yang membutuhkan suatu waktu

tertentu yang mengakibatkan waktu penanganan material bertambah.

Transportation dapat dikatakan sebagai sebuah pemborosan atau waste karena

perpindahan material tidak menyebabkan nilai tambah terhadap suatu produk.

Adanya perpindahan material dapat menyebabkan kualitas material menjadi

kurang baik, adanya resiko kerusakan terhadap produk, adanya biaya

tambahan terhadap produk jadi, adanya WIP, utilisasi tempat yang berlebihan.

Perpindahan material mengakibatkan padatnya jalur lalu lintas

transportasi antara satu proses ke proses sesudahnya, serta rendahnya

pemanfaatan area kerja sebagai akibat panjangnya jalur lalu lintas yang harus

disediakan. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses transportasi juga

merupakan sebuah pemborosan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah

relayout proses produksi dengan pertimbangan jarak transportasi antara

masing-masing proses menjadi seminimal mungkin dan mengurangi material

handling. Jika kegiatan transportasi tetap tidak dapat dihindari, cara terbaik

memindahkan material adalah mendekatkan proses dan menggunakan

konveyor sehingga material handling juga dapat dikurangi.

Page 5: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

8 Universitas Kristen Petra

Penyebab dari adanya transportation waste ini antara lain adanya tata

letak yang kurang baik, ketiadaan koordinasi dalam proses, organisasi tempat

kerja yang jelek, lokasi penyimpanan material yang banyak dan saling

berjauhan, lot produksi yang besar, penjadwalan yang kurang baik.

4. Inappropriate Processing

Inappropriate processing mencakup proses-proses tambahan, aktivitas

kerja yang tidak perlu atau tidak efisien, penggunaan peralatan yang salah, dan

cara pengolahan yang salah. Hal ini disebabkan karena pemeliharaan peralatan

yang kurang baik, kegagalan dalam mengkombinasi operasi-operasi kerja,

proses kerja yang dibuat serial padahal proses tersebut tidak saling tergantung

satu sama lain, dokumentasi proses yang jelek, ketiadaan masukan dari

pelanggan yang berkaitan dengan kebutuhan atau spesifikasi, tidak adanya

pengaturan kerja atau cara pengoperasian. Dampak dari hal tersebut antara lain

rusaknya mutu produk akibat perlakuan yang berlebihan atau bahkan kurang,

lamanya durasi proses yang berakibat pada produktivitas yang menurun,

keterlambatan waktu pengiriman, dan biaya proses yang lebih mahal.

Toyota terkenal dengan penggunaan autonomasi dengan biaya yang

rendah, yang dikombinasikan dengan perawatan yang sempurna, bahkan

mesin yang cukup tua sekalipun. Langkah yang dapat dilakukan untuk

mengurangi jenis pemborosan ini antara lain menggunakan peralatan yang

lebih fleksibel apabila memungkinkan, membuat manufacturing cells, dan

mengombinasikan langkah-langkah pengerjaan yang sejenis.

5. Unnecessary Inventory

Inventory meliputi inventory raw material, WIP, maupun inventory

produk jadi yang akan menambah biaya penyimpanan tanpa adanya perubahan

yang memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Inventory raw material

diakibatkan karena perencanaan material yang kurang baik, pemasok atau

supplier yang tidak konsisten, pemesanan barang yang terlalu cepat,

pengadaan material yang membutuhkan waktu lama, adanya persetujuan

pemesanan dalam jumlah besar dan minimum order quantity.

Page 6: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

9 Universitas Kristen Petra

WIP terjadi dimana suatu komponen harus menunggu giliran untuk

diproses. Penyebab dari WIP antara lain overproduction, waiting, proses setup

dan cycle time yang lama, ukuran batch besar, waktu changeover yang lama,

dan line balancing yang buruk. Semakin banyak WIP, maka antrian akan

semakin panjang. Produk setengah jadi sebagai sebuah WIP akan

memperpanjang lead time produksi.

Inventory produk jadi diakibatkan karena persediaan yang melebihi

kebutuhan atau permintaan dari konsumen, peramalan penjualan yang tidak

tepat, perencanaan produksi yang kurang baik, dan perhitungan safety stock

yang salah. Adanya inventory dapat menyebabkan adanya penggunaan tempat

yang berlebih, biaya tambahan untuk perawatan, dan biaya penyimpanan

barang.

6. Unnecessary / Excess Motion

Excess Motion merupakan setiap pergerakan dari orang atau mesin

yang tidak memberikan nilai tambah bagi barang yang akan diserahkan

kepada pelanggan, tetapi akan menambah biaya dan waktu produksi.

Pemborosan dalam segi motion mengarah pada gerakan-gerakan yang tidak

efektif. Contohnya adalah pekerja masih harus meraih peralatan atau material

yang akan digunakan dan hal ini dilakukan berulang kali. Hal ini diakibatkan

karena organisasi tempat kerja yang jelek, layout yang tidak efektif dan

kurang teratur, metode kerja yang tidak konsisten, tidak adanya standar kerja

untuk melakukan sebuah aktivitas. Adanya pergerakan yang berlebihan bisa

menyebabkan waktu proses menjadi semakin lama, pekerja menjadi cepat

lelah, kualitas barang menurun.

Permasalahan juga bisa timbul terhadap kesehatan dan keselamatan

kerja. Pekerjaan dengan gerakan berlebihan sebaiknya dianalis dan dirancang

kembali untuk perbaikan dengan keterlibatan pekerja. Perbaikan dalam hal

ergonomi bisa dilakukan, seperti penerangan yang lebih baik, penataan

peralatan, standar kerja yang baik, penggunaan kursi yang ergonomis, dan

penataan layout yang lebih baik.

Page 7: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

10 Universitas Kristen Petra

7. Defective Products

Defective products merupakan waste yang paling mudah diketahui dan

dideteksi. Beberapa contohnya antara lain raw material yang mengalami

kecacatan dari pemasok, produk yang tidak lolos quality control dalam proses

internal, produk yang tidak lolos pada inspeksi akhir, produk yang ditolak

setelah sampai pada pelanggan, produk yang ditolak setelah sampai pada

pengguna terakhir dan dikembalikan kepada pelanggan, yang menyebabkan

adanya biaya yang akan dibebankan pada pelanggan.

Penyebab dari adanya produk reject antara lain tidak adanya prosedur

kerja, pelatihan yang kurang, dokumentasi yang buruk, jenis produk yang

terlalu banyak, mesin yang sudah tua, setting mesin yang salah, tingkat

inventory yang tinggi, tata letak yang jelek, kesalahan pekerja, alat yang tidak

terkalibrasi, permasalahan dalam sistem dan mesin. Kecacatan pada produk

akibat kesalahan manusia dapat dikurangi atau dihilangkan dengan

menambahkan peralatan pencegah cacat pada proses produksi.

Pemborosan dalam hal produk cacat ini dapat berakibat pada banyak

hal, antara lain waktu yang lebih panjang untuk melakukan perbaikan pada

produk, tenaga dan biaya yang berlebih, dan produk yang akhirnya hanya

menjadi sebuah sampah. Hal paling buruk adalah apabila produk cacat telah

sampai ke tangan konsumen dan mengakibatkan konsumen tidak akan percaya

terhadap produk tersebut, adanya tuntutan atau permintaan ganti rugi, juga

akan menurunkan penjualan dan keuntungan.

8. Underutilized People

Pekerja seharusnya bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dari

segi skill, kreativitas, dan kemampuan fisik yang dimilikinya. Lean

manufacturing juga berusaha melibatkan seluruh level pekerja yang terdapat

di dalam organisasi untuk meningkatkan organisasi itu sendiri. Oleh karena itu

penggunaan pekerja yang kurang efektif merupakan sebuah pemborosan. Ada

beberapa penyebab dari penggunaan pekerja yang kurang efektif, antara lain

pekerjaan yang kurang teratur, budaya organisasi yang kurang mendukung

pekerja agar lebih berkembang, kurang selektif dalam memilih pekerja, tidak

adanya pelatihan untuk pekerja, dan turnover pekerja yang tinggi.

Page 8: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

11 Universitas Kristen Petra

Pemborosan juga dikategorikan dalam dua kategori utama (Gaspersz,

2007), yaitu:

1. Type one waste

Type one waste merupakan aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai

tambah dalam proses transformasi input menjadi output, namun aktivitas

tersebut pada saat sekarang tidak dapat dihindarkan karena berbagai macam

alasan. Sebagai contohnya aktivitas inspeksi dan penyortiran merupakan

aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, sehingga merupakan waste,

tetapi kegiatan sortir untuk saat ini masih tidak dapat dihilangkan karena

tingkat keandalan mesin berkurang karena telah berusia tua. Type one waste

dalam jangka panjang tetap harus dihilangkan atau dikurangi. Type one waste

ini sering disebut sebagai incidental activity atau incidental work yang

termasuk dalam non value added activity.

2. Type two waste

Type two waste merupakan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan

dapat dihilangkan dengan segera. Sebagai contohnya, produk cacat atau

defects karena kesalahan yang dilakukan oleh pekerja. Type two waste ini

harus dapat dihilangkan dengan segera dan sering kali disebut sebagai waste

saja.

2.3 Value Stream Mapping

2.3.1 Pengertian Value Stream Mapping

Metodologi dalam lean manufacturing memberikan tiga peraturan utama

yang menjadi dasar dalam penentuan kegiatan yang memberikan nilai tambah atau

value dan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. Ketiga peraturan yang

menjadi penentu tersebut antara lain konsumen harus bersedia membayar atas

nilai yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, adanya perubahan pada produk yang

dihasilkan, sebuah aktivitas harus diklakukan dengan benar sejak pertama kali

dikerjakan.

Value stream mapping merupakan sebuah metode visual yang memetakan

aliran bahan atau material dan informasi mulai dari kedatangan bahan mentah atau

raw material, melalui serangkaian proses produksi yang akhirnya menjadi produk

Page 9: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

12 Universitas Kristen Petra

jadi atau finished good. Value stream mapping merupakan peralatan visual yang

digunakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi waste, dimana VSM

merupakan suatu alat yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan lean

manufacturing.

Pemetaan keseluruhan proses secara visual yang dilengkapi dengan cycle

time, down time, inventory antar proses, perpindahan material, dan aliran

informasi akan sangat membantu untuk menggambarkan atau memvisualisasikan

kondisi proses produksi saat ini dan akan memudahkan untuk melakukan

perbaikan sehingga mencapai kondisi yang diinginkan. Value stream mapping

dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi, perencanaan bisnis, dan alat

untuk mengatur proses perubahan ke arah yang lebih baik.

Ada beberapa keuntungan dalam melakukan value stream mapping antara

lain:

1. Membantu dalam memvisualisasikan proses produksi pada level keseluruhan

lantai produksi dan bukan hanya level proses tunggal.

2. Membantu dalam melihat waste dan sumber atau penyebab waste yang

terdapat pada value stream.

3. Menunjukkan hubungan antara aliran informasi dan aliran material.

4. Menjadi suatu bentuk dasar untuk membuat rencana implementasi.

5. Menggabungkan konsep dan teknik lean untuk memungkinkan dilakukan

perbaikan atau improvement yang ditunjukkan dengan future state yang lebih

baik.

2.3.2 Simbol dalam Value Stream Mapping

Value stream mapping merupakan sebuah gambaran visualisasi yang jelas

dari seluruh proses yang ada dan dalam penggambarannya tidak ada standar dalam

penggunaan simbol-simbolnya. Ada beberapa simbol standar yang digunakan

dalam value stream mapping yang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu

simbol yang digunakan untuk proses, simbol untuk material, simbol untuk

informasi, dan simbol-simbol umum lainnya.

Page 10: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

13 Universitas Kristen Petra

1. Simbol untuk menggambarkan proses

Tabel 2.1. Tabel Simbol Proses dalam Value Stream Mapping

Customer atau

Supplier

• Simbol ini merepresentasikan supplier bila berada

pada bagian kiri atas, yang umumnya merupakan

titik mulainya aliran material.

• Simbol ini merepresentasikan customer ketika

ditempatkan pada bagian kanan atas yang

umumnya merupakan titik berakhirnya aliran

material.

Dedicated process

• Simbol ini merupakan simbol proses, operasi,

mesin, atau departemen yang mana terjadi aliran

material. Umumnya, untuk menghindari mapping

yang terlalu lebar untuk setiap tahap pemrosesan,

simbol ini menggambarkan satu departemen yang

kontinyu dengan alur aliran internal yang tetap.

• Pada kasus perakitan dengan beberapa stasiun

kerja yang terhubung, bahkan ketika beberapa

inventory WIP terakumulasi antara mesin atau

stasiun kerja, keseluruhan line produksi akan

ditunjukkan dalam satu kotak tunggal. Jika ada

beberapa operasi yang terpisah, dimana salah satu

terpisah dari berikutnya, inventory terletak di

antaranya dan ada perpindahan batch produksi,

maka digunakan beberapa kotak simbol.

Shared Process

• Simbol ini menunjukkan proses operasi atau

departemen yang saling berkaitan atau

berhubungan dengan value stream product family

yang lain. Perkiraan jumlah operator dibutuhkan

untuk memetakan value stream, bukan jumlah

operator yang diperlukan untuk memproses semua

produk.

Page 11: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

14 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Tabel Simbol Proses dalam Value Stream Mapping (sambungan)

Data box

• Simbol ini berada di bawah simbol lain yang berisi

data-data atau informasi yang diperlukan untuk

analisis dan observasi suatu sistem. Informasi

umum yang diletakkan dalam data box di bawah

simbol factory adalah frekuensi pengiriman selama

shift apapun, informasi material handling, ukuran

batch untuk sekali perpindahan, kuantitas

permintaan per periode, dan lain-lain.

• Informasi umum dalam data box di bawah simbol

proses manufaktur antara lain cycle time,

changeover time, uptime, jumlah operator, ukuran

batch untuk sekali perpindahan dan rata-rata

perpindahan material.

Work Cell

• Simbol ini mengindikasikan bahwa beberapa

proses diintegrasikan dalam sebuah workcell

manufaktur. Cell seperti ini biasanya memproses

produk yang masih berada dalam satu product

family, produk yang sama, atau sebuah produk

tunggal. Produk berpindah dari satu proses ke

proses selanjutnya dalam batch yang kecil atau

single pieces.

Sumber: Quarterman Lee, Brad Snyder (2007). The Strategos Guide to Value

Stream & Process Mapping: Genesis of Manufacturing Strategy (p.49)

2. Simbol untuk menggambarkan material

Page 12: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

15 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.2. Tabel Simbol Material dalam Value Stream Mapping

Inventory

• Simbol ini merepresentasikan inventory di antara

dua proses. Ketika memetakan keadaan sekarang,

jumlah inventory dapat diperkirakan dengan

melakukan perhitungan dan jumlah tersebut dicatat

dalam segitiga. Ketika ada akumulasi lebih dari satu,

maka gunakan satu simbol untuk masing-masing.

• Simbol ini digunakan untuk merepresentasikan

penyimpanan raw material dan barang jadi.

Shipments

• Simbol ini merepresentasikan perpindahan dari raw

material dari supplier sampai pada receiving dock.

• Simbol ini juga menggambarkan perpindahan

barang jadi dari shipping dock ke konsumen.

Push Arrow

• Simbol ini merepresentasikan material yang

didorong dari proses sebelum ke proses sesudahnya.

Push berarti sebuah proses memproduksi sesuatu

tanpa memperdulikan keperluan akan proses

sesudahnya.

Supermarket

• Ini merupakan sebuah inventory "supermarket"

(kanban stockpoint). Seperti supermarket, sebuah

inventory kecil tersedia dan satu atau lebih

downstream customer datang ke supermarket untuk

mengambil apa yang mereka perlukan. Upstream

workcenter kemudian menyediakan stock seperti

yang dibutuhkan.

• Ketika aliran kontinyu tidak praktis, dan proses

upstream harus beroperasi pada batch mode,

supermarket akan mengurangi overproduction dan

membatasi inventory total.

Page 13: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

16 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.2. Tabel Simbol Material dalam Value Stream Mapping (sambungan)

Material Pull

• Supermarket berhubungan dengan proses

downstream dengan simbol "Pull" ini yang

mengindikasikan adanya perpindahan secara fisik.

FIFO Lane

• Inventory First-In-First-Out. Simbol ini digunakan

ketika sebuah proses dihubungkan dengan sistem

FIFO yang membatasi input. Contohnya adalah

sebuah accumulating roller conveyor. Kemungkinan

inventory maksimum juga perlu dicatat.

Safety Stock

• Simbol ini merepresentasikan sebuah inventory

safety stock untuk menghadapi permasalahan seperti

downtime, untuk mencegah sistem terhadap

fluktuasi mendadak dalam order dari konsumen atau

kegagalan sistem.

• Simbol ini dilambangkan dengan kotak yang

tertutup pada semua sisi, hal ini ditujukkan sebagai

penyimpanan sementara, bukan sebuah

penyimpanan stock yang permanen, jadi sebaiknya

ada kebijakan manajemen yang secara jelas

menyatakan kapan inventory seperti ini digunakan.

External Shipment

• Simbol ini menggambarkan pengiriman dari

supplier atau pengiriman kepada konsumen

menggunakan transportasi eksternal.

Sumber: Quarterman Lee, Brad Snyder (2007). The Strategos Guide to Value

Stream & Process Mapping: Genesis of Manufacturing Strategy (p.50)

Page 14: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

17 Universitas Kristen Petra

3. Simbol untuk menggambarkan informasi

Tabel 2.3. Tabel Simbol Informasi dalam Value Stream Mapping

Production Control

Kotak ini merepresentasikan penjadwalan produksi

yang berasal dari pusat atau departemen kontrol,

orang, ataupun operasi.

Manual Info

Sebuah panah lurus, tipis menunjukkan aliran umum

akan informasi dari memo, laporan, atau percakapan.

Electronic Info

Panah yang berkelok merepresentasikan aliran

elektronik seperti electronic data interchange (EDI),

Internet, Intranet, LAN (local area network), WAN

(wide area network).

Production Kanban

Simbol ini memicu produksi pada sejumlah bagian

pada proses sebelumnya. Kanban ini memberi sinyal

bahwa sebuah proses penyediaan harus dilakukan

untuk menyediakan bagian pada proses downstream.

Withdrawal Kanban

Simbol ini merepresentasikan sebuah kartu atau alat

yang menginstruksikan pemegang material untuk

memindahkan suatu bagian dari sebuah supermarket

ke proses penerima. Pemegang material (atau

operator) menuju supermarket dan mengambil

barang-barang yang diperlukan.

Signal Kanban

Simbol ini digunakan ketika tingkat inventory on-

hand dalam supermarket di antara dua proses turun

hingga titik picu atau minimum. Ketika Triangle

Kanban mencapai proses penyuplaian atau

penyediaan, ini memberikan signal changeover dan

produksi dari ukuran batch sebelumnya telah tercatat

pada kanban.

Page 15: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

18 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.3. Tabel Simbol Informasi dalam Value Stream Mapping (sambungan)

Kanban Post

Sebuah lokasi yang merupakan tempat pengambilan

signal kanban. Sering digunakan dengan sistem dua

kartu untuk bertukar kanban pengambilan dan

produksi.

Sequenced Pull

Simbol ini merepresentasikan sistem pull yang

memberikan instruksi untuk proses subassembly

memproduksi tipe dan kuantitas produk yang telah

ditentukan sebelumnya, umumnya satu unit, tanpa

menggunakan sebuah supermarket.

Load Leveling

Simbol ini merupakan alat untuk batch kanban dalam

rangka untuk menyetarakan volume produksi dan mix

over dalam sebuah periode waktu.

MRP/ERP

Penjadwalan menggunakan MRP/ERP atau sistem

tersentralisasi lainnya.

Go See

Mengumpulkan informasi melalui tanda visual.

Verbal Information

Simbol ini merepresentasikan aliran informasi verbal

atau personal.

Sumber: Quarterman Lee, Brad Snyder (2007). The Strategos Guide to Value

Stream & Process Mapping: Genesis of Manufacturing Strategy (p.51)

Page 16: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

19 Universitas Kristen Petra

4. Simbol umum lainnya

Tabel 2.4. Tabel Simbol Umum Lain dalam Value Stream Mapping

Kaizen Burst

Simbol ini digunakan untuk menyorot kebutuhan

kemajuan dan merencanakan kaizen workshops pada

proses spesifik yang penting untuk mencapai future

state map dari sebuah value stream.

Operator

Simbol ini merepresentasikan sebuah operator. Ini

menunjukkan jumlah operator yang diperlukan untuk

memproses suatu produk pada workstation tertentu.

Other Informasi lainnya yang berguna atau potensial

berguna.

Timeline

Timeline menunjukkan value added times (cycle

times) dan non-value added (wait) times. Timeline

digunakan untuk menghitung lead time dan total cycle

time.

Sumber: Quarterman Lee, Brad Snyder (2007). The Strategos Guide to Value

Stream & Process Mapping: Genesis of Manufacturing Strategy (p.52)

2.3.3 Langkah-langkah dalam Pembuatan Value Stream Mapping

Simbol-simbol yang digunakan dalam value stream mapping telah

dibahas, selanjutnya mengetahui tahapan dalam membuat value stream mapping,

antara lain:

1. Menggambar simbol konsumen, supplier, dan production control.

2. Memasukkan kebutuhan konsumen per hari.

3. Menghitung tingkat produksi harian dan jumlah alat pengangkut yang

dibutuhkan.

4. Menggambar simbol pengiriman, truk, dan frekuensi pengiriman kepada

konsumen.

5. Menggambar simbol pengiriman, truk, dan frekuensi pengiriman yang berasal

dari supplier.

Page 17: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

20 Universitas Kristen Petra

6. Menggambar kotak proses untuk setiap proses yang dilakukan dari kiri ke

kanan.

7. Menambahkan data boxes.

8. Menggambarkan panah komunikasi, juga metode komunikasi.

9. Memasukkan atribut proses ke dalam data boxes.

10. Menambahkan simbol operator dan jumlah operator.

11. Menambahkan lokasi inventory dan inventory level.

12. Menambahkan simbol push, pull, dan FIFO.

13. Menambahkan informasi lain yang mungkin berguna.

14. Menambahkan total jam kerja.

15. Menambahkan cycle time dan lead times.

16. Menghitung total cycle time dan lead times.

2.3.4 Data Boxes dan Perhitungan

Informasi yang terdapat di dalam data boxes harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada, dalam beberapa situasi, informasi yang terlalu banyak

sebaiknya dipisah agar tidak menimbulkan kerancuan dan terlihat semakin

membingungkan. Beberapa informasi yang umumnya terdapat dalam data boxes

dan berguna, antara lain:

1. Cycle time, merupakan waktu yang dibutuhkan antara satu produk jadi yang

terselesaikan dengan waktu penyelesaian produk jadi berikutnya dan tidak

termasuk adanya waiting time.

2. Processing time, merupakan waktu yang dibutuhkan oleh operator atau orang

dalam memproses satu buah produk tunggal.

3. Changeover time, merupakan waktu yang dibutuhkan antara satu produk jadi

terakhir diproduksi sampai satu buah produk jadi pertama yang baik

diproduksi untuk jenis produk yang selanjutnya.

4. Uptime, didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah produk baik yang

diproduksi dengan design speed mesin yang digunakan untuk memproduksi

produk selama suatu periode waktu tertentu.

5. Production batch size, merupakan jumlah batch produksi.

6. Number of operators

Page 18: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

21 Universitas Kristen Petra

7. Working time, merupakan waktu selama perusahaan menjalankan produksi

dan segala peralatan dapat beroperasi.

2.4 Studi Pengukuran dan Penetapan Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lama kerja

yang dibutuhkan seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang

terbaik pada saat itu. Pengukuran kerja berfungsi antara lain: (Niebel, Benjamin

W., 1993)

1. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja.

2. Estimasi biaya-biaya untuk upah pekerja.

3. Penjadwalan produksi dan penganggaran.

4. Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

5. Mengusahakan terjadinya keseimbangan lintasan.

6. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi pekerja yang

berprestasi.

Teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi atau dikelompokkan

menjadi dua bagian, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan

pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian

karena pengukurannya dilakukan secara langsung, yaitu di tempat dimana

pekerjaan yang diukur dijalankan. Cara-cara yang termasuk di dalamnya adalah

cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti dan sampling kerja.

Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja

tanpa si pengamat harus berada di tempat pekerjaan yang diukur. Aktivitas yang

dilakukan hanya melakukan penghitungan waktu kerja dengan membaca tabel-

tabel waktu yang tersedia dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-

elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerak. Cara ini bisa dilakukan dalam

aktivitas data waktu baku dan data waktu gerakan. Pengukuran kerja secara

langsung terutama pengukuran dengan jam henti adalah merupakan pekerjaan

yang mengawali dan menjadi landasan untuk kegiatan-kegiatan pengukuran kerja

yang lain.

Page 19: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

22 Universitas Kristen Petra

2.4.1 Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti pertama kali diperkenalkan oleh

Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Aktivitas pengukuran kerja dengan

jam henti umumnya diaplikasikan pada industri manufaktur yang memiliki

karakteristik kerja berulang-ulang, memerlukan waktu singkat, terspesifikasi jelas,

menghasilkan output yang relatif sama. Kegiatan ini bisa pula diaplikasikan untuk

pekerjaan-pekerjaan yang bukan merupakan manufaktur asalkan kriteria-kriteria

ini terpenuhi:

• Pekerjaan dilaksanakan secara repetitive dan uniform.

• Macam pekerjaan homogen.

• Hasil kerja dapat dilihat secara nyata (kuantitatif) baik keseluruhan ataupun

untuk tiap-tiap elemen kerja berlangsung.

• Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga

akan memadai untuk dihitung waktu bakunya.

Banyak faktor yang harus diperhatikan agar diperoleh waktu baku untuk

pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja,

kerja sama yang ditunjukkan operator untuk mau bekerja secara wajar pada saat

diukur, cara pengukuran, jumlah siklus kerja yang diukur, dan lain-lain.

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen

kerja dengan menggunakan jam henti, yaitu:

a. Pengukuran waktu secara terus-menerus (continuous timing)

Pengamat kerja menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama

dimulai dan membiarkan jarum petunjuk stopwatch berjalan secara terus

menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung. Waktu

sebenarnya dari masing-masing elemen diperoleh dari pengurangan pada saat

pengukuran waktu selesai dilaksanakan.

b. Pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing)

Disebut juga snap-back method, jarum petunjuk stopwatch akan selalu

dikembalikan ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang diukur.

Pengamat bisa segera mengetahui variasi data waktu selama proses kerja

dengan melihat data waktu setiap elemen secara langsung.

Page 20: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

23 Universitas Kristen Petra

c. Pengukuran waktu secara penjumlahan (accumulative timing)

Menggunakan dua atau lebih stopwatch yang akan bekerja secara bergantian,

apabila stopwatch pertama dijalankan, stopwatch kedua dan ketiga berhenti

(jarum pada posisi nol). Bila elemen kerja berakhir, stopwatch pertama

dihentikan, stopwatch kedua dijalankan untuk mengukur elemen kerja

berikutnya, tetapi stopwatch ketiga tetap pada posisi nol. Apabila elemen kerja

berakhir maka stopwatch kedua dihentikan, stopwatch ketiga menyala,

stopwatch pertama kembali ke posisi nol utnuk mengukur elemen kerja lain,

demikian untuk seterusnya.

2.4.2 Pengujian Data

a. Uji kenormalan data

Tujuan dari dilakukannya uji kenormalan adalah untuk mengetahui apakah

suatu data normal atau tidak. Normal berarti mempunyai distribusi data yang

normal. Data yang dimiliki harus dilakukan uji kenormalan terlebih dahulu. Jika

data yang diperoleh tidak normal, maka perlu dilakukan pengambilan data lagi.

Pengujian kenormalan data menggunakan software Minitab dengan pengujian

Kolmogorov Smirnov.

b. Uji keseragaman data

Setelah data lolos uji kenormalan data, maka langkah selanjutnya adalah

uji keseragaman data. Uji keseragaman data dapat dilakukan dengan control

chart. Control chart merupakan alat untuk melakukan uji keseragaman terhadap

data menggunakan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB).

Data-data yang tidak termasuk diantara BKA dan BKB harus dibuang. Jika ada

data yang keluar dari batas kendali, maka data tersebut harus dibuang dan

dilakukan uji kenormalan dan keseragaman lagi.

c. Uji kecukupan data

Jika data sudah lolos uji keseragaman data, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan uju kecukupan data. Jumlah pengamatan yang harus dilakukan

dapat ditetapkan sebagi berikut:

Page 21: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

24 Universitas Kristen Petra

• Jumlah data lebih kecil sama dengan 30 (N <30)

N’= 2

xkts⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

×× (2.1)

Keterangan: N’ = jumlah data yang dibutuhkan

s = standar deviasi

t = distribusi t

k = derajat ketelitian

x = rata-rata data

• Jumlah data lebih besar dari 30 (N ≥ 30)

N’= ( )

2222/ N

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −

∑∑∑

i

iia

X

XXk

Z

(2.2)

Keterangan: N = jumlah data yang telah diambil

= distribusi z pada α/2

Xi = data ke-i, (i = 1,2,3,.........,jumlah data yang diambil)

Apabila N ≥ N’, maka data telah lolos uji kecukupan data. Apabila N < N’,

maka data yang telah diambil tidak cukup dan perlu dilakukan penambahan data

yang baru. Data yang telah ada dan data penambahan perlu dilakukan pengujian

kenormalan dan keseragaman kembali.

2.4.3 Performance Rating Kerja

Performance kerja semuanya akan menunjukkan kecepatan gerakan

operator pada saat bekerja. Aktivitas untuk menilai kecepatan kerja operator ini

dikenal sebagai performance rating. Performance rating diharapkan dapat

menormalkan kembali kinerja dari operator. Ketidaknormalan waktu kerja ini

diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam

tempo/kecepatan yang tidak sebagaimana mestinya. Suatu saat terlalu cepat dan

disaat lain terlalu lambat. Kecepatan gerakan operator saat bekerja dapat dilihat

dari rating factor ini, yaitu sebagai berikut:

• Operator terlalu cepat maka p >1 atau p > 100%

• Operator bekerja terlalu lambat maka p < 1 atau p < 100%

Page 22: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

25 Universitas Kristen Petra

• Operator bekerja secara normal maka p = 1 atau p = 100%.

• Untuk kondisi kerja yang sepenuhnya dilakukan oleh mesin, maka p dianggap

1.

Salah satu metode yang digunakan dalam performance rating adalah

metode Westinghouse. Metode ini mempertimbangkan empat faktor dalam

mengevaluasi kinerja (performance) operator yaitu keterampilan (skill), usaha

(effort), kondisi (condition) dan konsistensi (consistency).

Skill didefinisikan sebagai kemahiran atau kecakapan dalam mengikuti

metode yang sudah diberikan. Effort didefinisikan sebagai demonstrasi atau

pertunjukan akan kemauan untuk bekerja secara efektif. Condition merujuk pada

prosedur performance rating yang akan berefek pada operator bukan pelaksanaan

atau proses yang dilakukan oleh operator. Elemen yang akan mempengaruhi

kondisi kerja antara lain temperatur, ventilasi, penerangan, dan kebisingan.

Konsistensi dari operator merupakan faktor keempat dalam penilaian performance

rating dari operator.

Keempat faktor di atas masing-masing memiliki korelasi antara faktor

yang satu dengan yang lainnya. Ada korelasi antara keterampilan dan usaha.

Kenyataannya, banyak terjadi pekerja yang mempunyai keterampilan rendah

bekerja dengan usaha yang sungguh-sungguh sebagai imbangannya. Kadang-

kadang usaha ini sangat besar sehingga tampak berlebihan dan tidak banyak

menghasilkan. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai keterampilan tinggi tidak

jarang bekerja dengan tidak didukung oleh usaha menghadirkan performa yang

lebih baik. Jadi, walaupun hubungan antara kelas tinggi pada keterampilan dengan

usaha tampak erat sebagaimana juga dengan kelas-kelas rendah. Kedua faktor ini

adalah hal-hal yang dapat terjadi secara terpisah dalam pelaksanaan pekerjaan.

Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan

pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan

sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator dan tidak banyak

kemampuan untuk mengubahnya.

Faktor yang harus diperhatikan adalah konsistensi. Hal ini karena pada

setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak semuanya akan sama,

waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah dari satu siklus

Page 23: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

26 Universitas Kristen Petra

ke siklus lainnya, dari jam ke jam, bahkan dari hari ke hari. Selama masih dalam

batas kewajaran, maka masalah tidak akan timbul, tetapi jika variabilitasnya

tinggi, maka hal tersebut harus diperhatikan.

Performance rating (p) dari seorang operator dapat segera diperoleh

melalui rumus dibawah ini:

p = 1 + (nilai skill + effort + conditions + consistency) (2.3)

2.4.4 Allowance

Allowance adalah tingkat kelonggaran yang diberikan kepada pekerja

dalam menyelesaikan pekerjaannya. Seorang operator yang baik akan

menyelesaikan pekerjaan pada tempo kerja yang normal. Namun, pada prakteknya

tidaklah bisa diharapakan operator tersebut mampu bekerja terus menerus

sepanjang hari tanapa adanya interupsi sama sekali. Pada prakteknya operator

sering menghentikan pekerjaan untuk keperluan-keperluan pribadi, istirahat

melepas lelah, dan alasan-alasan lain yang tidak dapat dikontrol. Waktu longgar

yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses produksi dapat diperoleh dengan

memperhitungkan allowance atau kelonggaran dalam menentukan waktu baku.

Ada tiga tipe allowance yaitu:

• Personal needs atau kebutuhan pribadi.

• Fatique atau kelelahan yang muncul ketika bekerja.

• Unavoidable delay merupakan kejadian yang tidak dapat terhindarkan.

2.4.5 Perhitungan Waktu Baku

a. Waktu siklus

Waktu siklus merupakan waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai

dari bahan baku diproses di tempat kerja, yang juga merupakan jumlah waktu

tiap-tiap elemen pekerjaan.

NX

Ws i∑= (2.4)

b. Waktu normal

Waktu normal merupakan waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan

oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.

Page 24: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi · 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan,

27 Universitas Kristen Petra

Wn = Ws x p (2.5)

Keterangan: Wn = waktu normal

Ws = waktu siklus

c. Waktu baku

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja

normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja

terbaik saat itu.

%allowance-100%

100%Wn×=Wb (2.6)