14
SATUAN OPERASI - 2 ABSORPSI I Disusun Oleh: Kelas : 4 KB Kelompok : II Ari Revitasari (0609 3040 0337) Eka Nurfitriani (0609 3040 0341) Kartika Meilinda Krisna (0609 3040 0346) M. Agus Budi Kusuma (0609 3040 0348)  Nyimas Nur Komala Dewi (0609 3040 0351) Sampuspita Sari (0609 3040 0356) Yolanda Desriani (0609 3040 0359) Dosen Pembimbing : Ir. Nyayu Z ubaidah, M.Si JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2012

210764681-LT-Absorpsi-1

Embed Size (px)

Citation preview

  • SATUAN OPERASI - 2

    ABSORPSI I

    Disusun Oleh:

    Kelas : 4 KB

    Kelompok : II

    Ari Revitasari (0609 3040 0337)

    Eka Nurfitriani (0609 3040 0341)

    Kartika Meilinda Krisna (0609 3040 0346)

    M. Agus Budi Kusuma (0609 3040 0348)

    Nyimas Nur Komala Dewi (0609 3040 0351)

    Sampuspita Sari (0609 3040 0356)

    Yolanda Desriani (0609 3040 0359)

    Dosen Pembimbing : Ir. Nyayu Zubaidah, M.Si

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    2012

  • ABSORPSI I

    I. Tujuan Percobaan

    Mahasiswa dapat menentukan perbedaan tekanan udara sepanjang kolom kering

    sebagai fungsi dan laju alir udara dengan laju alir yang berbeda-beda.

    Mahasiswa dapat menguji perbadaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi

    laju alir udara untuk beberapa laju alir yang berbeda sepanjang kolom.

    II. Alat dan bahan yang digunakan

    Satu unit peralatan absorpsi

    Udara tekan

    Air

    III. Gambar Alat ( terlampir )

    IV. Dasar Teori

    Absorpsi gas atau penyerapan gas merupakan proses perpindahan massa. Pada

    absorpsi gas, uap yang diserap dari campurannya dengan gas tidak aktif atau lembab (inert

    gas) dengan bantuan zat cair dimana gas terlarut (solute gas) dapat larut banyak atau

    sedikit.

    Alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi lain adalah

    menara isian. Piranti ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang

    dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah. Pemasukan zat

    cair dan distribusinya pada bagian atas. Sedang pengeluaran gas dan cair masing-masing di

    atas dan di bawah. Serta suatu zat padat diatas penyangga. Bentukan ini disubut isian

    menara atau tower packing.

    Jenis-jenis menara isian yang diciptakan orang banyak sekali macamnya. Tetapi ada

    beberapa jenis yang lazim digunakan. Macam-macam menara isian terbagi menjadi 2 yaitu

    yang diisikan dengan mencurahkan secara acak ke dalam menara dan disusun kedalam

    menara dengan tangan.

    Persyaratan pokok menara isian :

    Harus tidak bereaksi dengan fluida didalam menara.

    Tidak terlalu berat.

    Harus mengandung cukup banyak laluan arus

    Harus memungkinkan terjadinya kontak antara gas dan zat cair

    Tidak teralu mahal.

    Absorpsi

    Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara

    pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.

    Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada

    absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia).

    Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga

    dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik.

    Kegunaan utama dari absorpsi adalah pembersihan gas (misalnya gas buang) dan

  • pemisahan campuran gas (bertujuan untuk memperoleh kembali komponen tertentu).

    Absorpsi juga berperan penting dalam kaitannya dengan proses-proses kimia, misalnya

    pada pembuatan asam sulfat dan asam nitrat.

    Absorben

    Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada

    permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering juga disebut

    sebagai cairan pencuci.

    Persyaratan absorben :

    Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang besar.

    Memiliki tekanan uap yang rendah

    Tidak korosif.

    Mempunyai viskositas yang rendah

    Stabil secara termis.

    Murah

    Absorber

    Absorber atau alat tempat terjadinya absorbsi adalah tempat campuran gas dan

    absorben yang dikontakkan satu sama lain secara intensif, yang biasanya berlawanan.

    Absorben didistribusikan sebaik mungkin yaitu permukaannya dibuat luas dengan bantuan

    perlengkapan yang khusus misalnya benda pengisi, penyemprot, benda rotasi atau pelat .

    Fungsi absorpsi dalam Industri

    Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.

    Contoh :

    Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan

    melalui proses

    Kolom Absorpsi

    Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi dari zat yang

    dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang

    terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana

    terdapat fase cair dari komponen tersebut.

    Gambar Kolom Absorber

  • Struktur dalam absorber :

    Bagian atas : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.

    Bagian tengah : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh

    sehingga mudah untuk diabsorbsi

    Bagian bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

    Prinsip Kerja Kolom Absorpsi

    Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir

    berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan

    ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi

    gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

    Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara

    absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair

    mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke

    dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini

    terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber

    pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.

    Gambar Prinsip Kerja Kolom Absorpsi

    Proses pengolahan kembali pelarut dalam kolom absorber

    Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengan sifat alami dari pelarut yang

    digunakan. Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari pelarut), Volalitas pelarut, dan

    aspek kimia/fisika seperti korosivitas, viskositas, toxisitas, saat volalitas pelarut sangat

    rendah ,contohnya pelarut tidak muncul pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya

    cukup sederhana yakni dengan memanaskannya .

    Berikut beberapa contoh gambar dari proses diatas :

    1. Contoh pertama

    Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom pengolahan dari

    bagian atasnya dan akan dicampur /dikontakan dengan stripping vapor.Gas ini bisa uap

  • atau gas mulia dengan kondisi termodinamika yang telah disesuaikan.dengan pelarut

    yang terpolusi. Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di absorpsi kolom.

    2. Contoh kedua

    Absorber yang akan didaur ulang masuk ke kolom pemanasan stripping

    column.The stripping vapor dibuat dari cairan pelarut itu sendiri.Bagian yang telah

    didaur ulang lalu digunakan lagi untuk menjadi absorber.

    3. Contoh ketiga

    Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang. Absorber yang

    terpolusi dilewatkan kedalam destilasi kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan

    dikirim kembali ke absorber.

    Aplikasi kolom Absorber

  • Bidang utama penggunaan absorpsi adalah pembersihan gas dan pemisahan campuran

    gas, teknologi Refrigerasi, teknologi proses pembuatan formalin dan Proses pembuatan

    asam nitrat.

    1) Teknologi Refrigerasi

    Refrigerasi absorpsi merupakan siklus yang digerakkan oleh energi termal. Berbeda

    dengan sistem refrigerasi konvensional, energi mekanik yang diperlukan oleh

    refrigerasi absorpsi sangat kecil. Diagram refrigerasi absorpsi efek tunggal dapat dilihat

    pada Gambar berikut ini:

    Diagram siklus refrigerasi absorpsi efek tunggal

    2) Teknologi Proses Pembuatan Formalin

    Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor

    yang berupa gas yang mempunyai suhu 182 0C didinginkan pada kondensor hingga

    suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I

    mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian

    terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin bagian

    dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas

    terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air proses.

    3) Proses pembuatan asam nitrat

    Tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi.

    Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi

    NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan

    dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas

    proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang.

    Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 %

    berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.

    Peralatan Absorpsi Gas

    1. Menara sembur

    Menara sembur terdiri dari sebuah menara, dimana dari puncak menara cairan

    disemburkan dengan menggunakan nosel semburan. Tetes tetes cairan akan bergerak ke

    bawah karena gravitasi, dan akan berkontak dengan arus gas yang naik ke atas. Nosel

    semburan dirancang untuk membagi cairan kecil kecil. Makin kecil ukuran tetes cairan,

    makin besar kecepatan transfer massa. Tetapi apabila ukuran tetes cairan terlalu kecil,

    tetes cairan dapat terikut arus gas keluar. Menara sembur biasanya digunakan umtuk

    transfer massa gas yang sangat mudah larut.

  • 2. Menara gelembung

    Menara gelembung terdiri dari sebuah menara, dimana di dalam menara tersebut gas

    didispersikan dalam fase cair dalam bentuk gelembung. Transfer massa terjadi pada

    waktu gelembung terbentuk dan pada waktu gelembung naik ke atas melalui cairan

    (gambar 2). Menara gelembung digunakan untuk transfer massa gas yang relatif sukar

    larut. Gelembung dapat dibuat misalnya dengan pertolongan distributor pipa, yang

    ditempatkan mendatar pada dasar menara.

    3. Menara paking

    Menara paking adalah menara yang diisi dengan bahan pengisi, gambar 3. Zat cair

    masuk lalu didistribusikan di atas isian itu dengan distributor, sehingga pada operasi

    yang ideal membasahi permukaan isian secara seragam. Gas yang mengansung zat

    terlarut masuk ke ruang pendistribusi yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas

    melalui celah antar isian, berlawanan arah dengan aliran zat cair.

  • Jenis-jenis isian menara (packing)

    Isian menara terbagi atas dua jenis yaitu yang diisikan dengan mencurahkan secara

    acak ke dalam menara dan yang disusunkan ke dalam menara dengan tangan.

    Persyaratan pokok yang diperlukan untuk packing yaitu :

    Tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara

    Tidak terlalu berat

    Memungkinkan terjadinya kontak yang baik antara zat cair dan gas.

    Mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair

    yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.

  • Salah satu tipe distributor Liquid

    4. Menara Pelat

    Menara pelat adalah menara yang secara luas telah digunakan dalam industri.

    Menara ini mempunyai sejumlah pelat dan fasilitas yang ada pada setiap pelat, maka

    akan diperoleh kontak yang sebaik-baiknya antara fase cair dengan fase gas. Fasilitas

    ini dapat berupa topi gelembung (bubble caps) atau lubang ayak (sieve). Pada pelat topi

    gelembung dan lubang ayak, gelembung gelembung gas akan terbentuk. Transfer

    massa antar fase akan

    terjadi pada waktu gelembung gas terbentuk dan pada waktu gelembung gas naik ke

    atas pada setiap pelat. Cairan akan mengalir dari atas ke bawah melintasi pelat di dalam

    kolom.

    V. Prosedur Kerja

    A. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Kering.

    Mengeringkan kolom yang akan digunakan dengan menggunakan laju alir udara

    maksimum.

    Menghubungkan bagian atas dan bawah kolom dengan manometer air dengan

    menggunakan katup S1 dan S2.

    Membaca perbedaan tekanan sepanjang kolom untuk beberapa range laju alir

    udara.

    B. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Dengan Laju Alir Air.

    Mengisi tangki dengan air hingga penuh.

    Menghidupkan pompa atau mengatur C1 sehingga didapat laju alir 1 L/min

    sepanjang kolom.

    Mengalirkan udara dari bawah kolom basah sebagai fungsi dan laju alir udara.

    Mencatat beda tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi dan laju alir udara.

    Mencatat perbedaan tekanan sepanjang kolom sebagai fungsi dan laju alir udara

    untuk beberapa laju alir berbeda sehingga 1 L/min. memperhatikan perubahan

    kolom pada setiap pergantian laju alir.

  • VI. Data Pengamatan

    A. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Kering.

    Laju alir udara (liter/menit) 40 60 80 100 120 140 160

    Beda ketinggian pada amnometer (cm) 0 0,1 0,1 0,2 1 3 3,2

    Beda tekanan (Pa) 0 9,8 9,8 19,6 98 294 313,6

    B. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Dengan Laju Alir Air.

    Flow udara

    (L/min)

    Flow air (L/min)

    20 40 60 80 100 120 140 160

    1,0

    2,0

    3,0

    4,0

    5,0

    6,0

    0

    0,1

    0,1

    0,1

    0

    2,4

    0

    0,1

    0,1

    0,2

    0,1

    1,7

    0

    0,1

    0,1

    2,3

    0,2

    8

    0,1

    0,1

    0,1

    0,1

    0,1

    2,3

    0,1

    0,1

    0,1

    1

    30

    14

    0,1

    0,8

    3

    17

    43

    46

    1

    1,7

    7

    35

    44

    38

    0,7

    5

    12

    42

    41

    48

    VII. Perhitungan

    A. Perbedaan tekanan sepanjang kolom kering (P = . g . h)

    Untuk laju alir udara 40 l/min ; h = 0 cm = 0 m

    P = . g . h

    = 1000 kg/m3 . 9,8 m/s

    2 . 0 m

    = 0 kg/ms2

    = 0 Pa

    Untuk laju alir udara 60 l/min ; h=0,1 cm = 0,001 m

    P = . g . h

    = 1000 kg/m3 . 9,8 m/s

    2 . 0,001 m

    = 9,8 kg/ms2

    = 9,8 Pa

    Laju alir udara

    (liter/menit)

    Beda Tekanan

    (Pa)

    80 9,8

    100 19,6

    120 9,8

    140 294

  • 160 313,6

    B. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Dengan Laju Alir Air

    Untuk flow air 1,0 ; flow udara 20; h= 0 cm = 0 m

    P = . g . h

    = 1000 kg/m3 . 9,8 m/s

    2 . 0 m

    = 0 kg/ms2

    = 0 Pa

    Untuk flow air 2,0 ; flow udara 20 ; h = 0,1 cm = 0,001 m

    P = . g . h

    = 1000 kg/m3 . 9,8 m/s

    2 . 0,001 m

    = 9,8 kg/ms2

    = 9,8 Pa

    VIII. Analisa Percobaan

    Dari praktikum Absorpsi 1 yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada

    praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan perbedaan tekanan udara sepanjang kolom

    kering dan kolom dengan laju alir sebagai fungsi dan laju alir yang berbeda-beda

    menggunakan bahan berupa air dan udara tekan.

    Pada praktikum ini dilakukan dua kali percobaan dengan parameter berbeda.

    Percobaan pertama yang hanya ditinjau dari laju alir udara saja. Kemudian ditentukan

    perbedaan ketinggian pada manometer yang terbaca dan dapat dilihat perbedaan tekanan

    yang terjadi. Pada percobaan kedua ditinjau dari dua parameter yaitu laju alir air dan laju

    alir udara. Kemudian diluhat perbedaan tekanan yang terjadi. Kedua percobaan ini

    menggunakan alat yang sama yaitu menara isisan yang berupa potongan bulatan seperti

    pipa plastik.

    Dari percobaan dapat dilihat ternyata meningkatkan laju alir air akan mengakibatkan

    penurunan tekanan. Ini dapat dianalisa bahwa pada kolom yang dilewati fluida (dalam hal

    ini udara) sehingga tidak terdapat cukup ruang untuk dilewati oleh udara yang

    menyebabkan penurunan tekanan. Hali ini dimungkinkan akibat pembesaran manometer

    yang kurang akurat untuk pembacaan yang sangat kecil.

    IX. Kesimpulan

    Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

    Penurunan tekanan pada kolom basah lebih besar dibandingkan dengan penurunan

    tekanan kering.

    Semakin besar laju alir maka semakin besar pula penurunan tekanannya.

    Menara isian akan bekerja sesuai dengan sample yang dipakai.

    Semakin tinggi laju flow air pada kolom , maka semakin tinggi beda tekanan udara

    pada kolom dan menyebabkan terjadinya fluiding.

    X. Daftar Pustaka

    Effendi, Sahrul.2012.Petunjuk Praktikum Satuan operasi 2.Palembang: POLSRI

  • Gambar Alat

    Peralatan absorbsi

  • laju alir udara

    (L/menit)

    beda tekanan

    (Pa)

    40 0

    60 9,8

    80 9,8

    100 19,6

    120 98

    140 294

    160 313,6

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    0 50 100 150 200

    be

    da

    teka

    nan

    laju alir udara

    grafik laju alir udara vs beda tekanan

    Series1

  • Laju Alir

    Air

    (L/menit)

    Beda Tekanan (Pa)

    20 40 60 80 100 120 140 160

    1 0 0 0 9,8 9,8 9,8 98 68,6

    2 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 78,4 166,6 490

    3 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 294 686 1176

    4 9,8 19,6 225,4 9,8 98 1666 3430 4116

    5 0 9,8 19,6 9,8 2940 4214 4312 4018

    6 235,2 166,6 784 2254 1372 4508 3724 4704

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Be

    da

    teka

    nan

    (P

    a)

    Laju Alir Air

    Grafik Beda Tekanan Vs Laju Alir Air

    laju alir air 6,0

    laju alir air 5,0

    laju alir air 4,0

    laju alir air 3,0

    laju alir air 2,0

    laju alir air 1,0