Upload
reika-tri-hana
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SATUAN OPERASI - 2
ABSORPSI I
Disusun Oleh:
Kelas : 4 KB
Kelompok : II
Ari Revitasari (0609 3040 0337)
Eka Nurfitriani (0609 3040 0341)
Kartika Meilinda Krisna (0609 3040 0346)
M. Agus Budi Kusuma (0609 3040 0348)
Nyimas Nur Komala Dewi (0609 3040 0351)
Sampuspita Sari (0609 3040 0356)
Yolanda Desriani (0609 3040 0359)
Dosen Pembimbing : Ir. Nyayu Zubaidah, M.Si
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012
ABSORPSI I
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menentukan perbedaan tekanan udara sepanjang kolom kering
sebagai fungsi dan laju alir udara dengan laju alir yang berbeda-beda.
Mahasiswa dapat menguji perbadaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi
laju alir udara untuk beberapa laju alir yang berbeda sepanjang kolom.
II. Alat dan bahan yang digunakan
Satu unit peralatan absorpsi
Udara tekan
Air
III. Gambar Alat ( terlampir )
IV. Dasar Teori
Absorpsi gas atau penyerapan gas merupakan proses perpindahan massa. Pada
absorpsi gas, uap yang diserap dari campurannya dengan gas tidak aktif atau lembab (inert
gas) dengan bantuan zat cair dimana gas terlarut (solute gas) dapat larut banyak atau
sedikit.
Alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi lain adalah
menara isian. Piranti ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah. Pemasukan zat
cair dan distribusinya pada bagian atas. Sedang pengeluaran gas dan cair masing-masing di
atas dan di bawah. Serta suatu zat padat diatas penyangga. Bentukan ini disubut isian
menara atau tower packing.
Jenis-jenis menara isian yang diciptakan orang banyak sekali macamnya. Tetapi ada
beberapa jenis yang lazim digunakan. Macam-macam menara isian terbagi menjadi 2 yaitu
yang diisikan dengan mencurahkan secara acak ke dalam menara dan disusun kedalam
menara dengan tangan.
Persyaratan pokok menara isian :
Harus tidak bereaksi dengan fluida didalam menara.
Tidak terlalu berat.
Harus mengandung cukup banyak laluan arus
Harus memungkinkan terjadinya kontak antara gas dan zat cair
Tidak teralu mahal.
Absorpsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada
absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia).
Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga
dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik.
Kegunaan utama dari absorpsi adalah pembersihan gas (misalnya gas buang) dan
pemisahan campuran gas (bertujuan untuk memperoleh kembali komponen tertentu).
Absorpsi juga berperan penting dalam kaitannya dengan proses-proses kimia, misalnya
pada pembuatan asam sulfat dan asam nitrat.
Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada
permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering juga disebut
sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :
Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang besar.
Memiliki tekanan uap yang rendah
Tidak korosif.
Mempunyai viskositas yang rendah
Stabil secara termis.
Murah
Absorber
Absorber atau alat tempat terjadinya absorbsi adalah tempat campuran gas dan
absorben yang dikontakkan satu sama lain secara intensif, yang biasanya berlawanan.
Absorben didistribusikan sebaik mungkin yaitu permukaannya dibuat luas dengan bantuan
perlengkapan yang khusus misalnya benda pengisi, penyemprot, benda rotasi atau pelat .
Fungsi absorpsi dalam Industri
Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.
Contoh :
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan
melalui proses
Kolom Absorpsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang
terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana
terdapat fase cair dari komponen tersebut.
Gambar Kolom Absorber
Struktur dalam absorber :
Bagian atas : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
Bagian tengah : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diabsorbsi
Bagian bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
Prinsip Kerja Kolom Absorpsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan
ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi
gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara
absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke
dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber
pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Gambar Prinsip Kerja Kolom Absorpsi
Proses pengolahan kembali pelarut dalam kolom absorber
Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengan sifat alami dari pelarut yang
digunakan. Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari pelarut), Volalitas pelarut, dan
aspek kimia/fisika seperti korosivitas, viskositas, toxisitas, saat volalitas pelarut sangat
rendah ,contohnya pelarut tidak muncul pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya
cukup sederhana yakni dengan memanaskannya .
Berikut beberapa contoh gambar dari proses diatas :
1. Contoh pertama
Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom pengolahan dari
bagian atasnya dan akan dicampur /dikontakan dengan stripping vapor.Gas ini bisa uap
atau gas mulia dengan kondisi termodinamika yang telah disesuaikan.dengan pelarut
yang terpolusi. Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di absorpsi kolom.
2. Contoh kedua
Absorber yang akan didaur ulang masuk ke kolom pemanasan stripping
column.The stripping vapor dibuat dari cairan pelarut itu sendiri.Bagian yang telah
didaur ulang lalu digunakan lagi untuk menjadi absorber.
3. Contoh ketiga
Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang. Absorber yang
terpolusi dilewatkan kedalam destilasi kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan
dikirim kembali ke absorber.
Aplikasi kolom Absorber
Bidang utama penggunaan absorpsi adalah pembersihan gas dan pemisahan campuran
gas, teknologi Refrigerasi, teknologi proses pembuatan formalin dan Proses pembuatan
asam nitrat.
1) Teknologi Refrigerasi
Refrigerasi absorpsi merupakan siklus yang digerakkan oleh energi termal. Berbeda
dengan sistem refrigerasi konvensional, energi mekanik yang diperlukan oleh
refrigerasi absorpsi sangat kecil. Diagram refrigerasi absorpsi efek tunggal dapat dilihat
pada Gambar berikut ini:
Diagram siklus refrigerasi absorpsi efek tunggal
2) Teknologi Proses Pembuatan Formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 182 0C didinginkan pada kondensor hingga
suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin bagian
dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas
terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air proses.
3) Proses pembuatan asam nitrat
Tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi.
Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi
NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan
dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas
proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang.
Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 %
berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Peralatan Absorpsi Gas
1. Menara sembur
Menara sembur terdiri dari sebuah menara, dimana dari puncak menara cairan
disemburkan dengan menggunakan nosel semburan. Tetes tetes cairan akan bergerak ke
bawah karena gravitasi, dan akan berkontak dengan arus gas yang naik ke atas. Nosel
semburan dirancang untuk membagi cairan kecil kecil. Makin kecil ukuran tetes cairan,
makin besar kecepatan transfer massa. Tetapi apabila ukuran tetes cairan terlalu kecil,
tetes cairan dapat terikut arus gas keluar. Menara sembur biasanya digunakan umtuk
transfer massa gas yang sangat mudah larut.
2. Menara gelembung
Menara gelembung terdiri dari sebuah menara, dimana di dalam menara tersebut gas
didispersikan dalam fase cair dalam bentuk gelembung. Transfer massa terjadi pada
waktu gelembung terbentuk dan pada waktu gelembung naik ke atas melalui cairan
(gambar 2). Menara gelembung digunakan untuk transfer massa gas yang relatif sukar
larut. Gelembung dapat dibuat misalnya dengan pertolongan distributor pipa, yang
ditempatkan mendatar pada dasar menara.
3. Menara paking
Menara paking adalah menara yang diisi dengan bahan pengisi, gambar 3. Zat cair
masuk lalu didistribusikan di atas isian itu dengan distributor, sehingga pada operasi
yang ideal membasahi permukaan isian secara seragam. Gas yang mengansung zat
terlarut masuk ke ruang pendistribusi yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas
melalui celah antar isian, berlawanan arah dengan aliran zat cair.
Jenis-jenis isian menara (packing)
Isian menara terbagi atas dua jenis yaitu yang diisikan dengan mencurahkan secara
acak ke dalam menara dan yang disusunkan ke dalam menara dengan tangan.
Persyaratan pokok yang diperlukan untuk packing yaitu :
Tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara
Tidak terlalu berat
Memungkinkan terjadinya kontak yang baik antara zat cair dan gas.
Mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair
yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.
Salah satu tipe distributor Liquid
4. Menara Pelat
Menara pelat adalah menara yang secara luas telah digunakan dalam industri.
Menara ini mempunyai sejumlah pelat dan fasilitas yang ada pada setiap pelat, maka
akan diperoleh kontak yang sebaik-baiknya antara fase cair dengan fase gas. Fasilitas
ini dapat berupa topi gelembung (bubble caps) atau lubang ayak (sieve). Pada pelat topi
gelembung dan lubang ayak, gelembung gelembung gas akan terbentuk. Transfer
massa antar fase akan
terjadi pada waktu gelembung gas terbentuk dan pada waktu gelembung gas naik ke
atas pada setiap pelat. Cairan akan mengalir dari atas ke bawah melintasi pelat di dalam
kolom.
V. Prosedur Kerja
A. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Kering.
Mengeringkan kolom yang akan digunakan dengan menggunakan laju alir udara
maksimum.
Menghubungkan bagian atas dan bawah kolom dengan manometer air dengan
menggunakan katup S1 dan S2.
Membaca perbedaan tekanan sepanjang kolom untuk beberapa range laju alir
udara.
B. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Dengan Laju Alir Air.
Mengisi tangki dengan air hingga penuh.
Menghidupkan pompa atau mengatur C1 sehingga didapat laju alir 1 L/min
sepanjang kolom.
Mengalirkan udara dari bawah kolom basah sebagai fungsi dan laju alir udara.
Mencatat beda tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi dan laju alir udara.
Mencatat perbedaan tekanan sepanjang kolom sebagai fungsi dan laju alir udara
untuk beberapa laju alir berbeda sehingga 1 L/min. memperhatikan perubahan
kolom pada setiap pergantian laju alir.
VI. Data Pengamatan
A. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Kering.
Laju alir udara (liter/menit) 40 60 80 100 120 140 160
Beda ketinggian pada amnometer (cm) 0 0,1 0,1 0,2 1 3 3,2
Beda tekanan (Pa) 0 9,8 9,8 19,6 98 294 313,6
B. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Dengan Laju Alir Air.
Flow udara
(L/min)
Flow air (L/min)
20 40 60 80 100 120 140 160
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
0
0,1
0,1
0,1
0
2,4
0
0,1
0,1
0,2
0,1
1,7
0
0,1
0,1
2,3
0,2
8
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
2,3
0,1
0,1
0,1
1
30
14
0,1
0,8
3
17
43
46
1
1,7
7
35
44
38
0,7
5
12
42
41
48
VII. Perhitungan
A. Perbedaan tekanan sepanjang kolom kering (P = . g . h)
Untuk laju alir udara 40 l/min ; h = 0 cm = 0 m
P = . g . h
= 1000 kg/m3 . 9,8 m/s
2 . 0 m
= 0 kg/ms2
= 0 Pa
Untuk laju alir udara 60 l/min ; h=0,1 cm = 0,001 m
P = . g . h
= 1000 kg/m3 . 9,8 m/s
2 . 0,001 m
= 9,8 kg/ms2
= 9,8 Pa
Laju alir udara
(liter/menit)
Beda Tekanan
(Pa)
80 9,8
100 19,6
120 9,8
140 294
160 313,6
B. Perbedaan Tekanan Udara Sepanjang Kolom Dengan Laju Alir Air
Untuk flow air 1,0 ; flow udara 20; h= 0 cm = 0 m
P = . g . h
= 1000 kg/m3 . 9,8 m/s
2 . 0 m
= 0 kg/ms2
= 0 Pa
Untuk flow air 2,0 ; flow udara 20 ; h = 0,1 cm = 0,001 m
P = . g . h
= 1000 kg/m3 . 9,8 m/s
2 . 0,001 m
= 9,8 kg/ms2
= 9,8 Pa
VIII. Analisa Percobaan
Dari praktikum Absorpsi 1 yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada
praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan perbedaan tekanan udara sepanjang kolom
kering dan kolom dengan laju alir sebagai fungsi dan laju alir yang berbeda-beda
menggunakan bahan berupa air dan udara tekan.
Pada praktikum ini dilakukan dua kali percobaan dengan parameter berbeda.
Percobaan pertama yang hanya ditinjau dari laju alir udara saja. Kemudian ditentukan
perbedaan ketinggian pada manometer yang terbaca dan dapat dilihat perbedaan tekanan
yang terjadi. Pada percobaan kedua ditinjau dari dua parameter yaitu laju alir air dan laju
alir udara. Kemudian diluhat perbedaan tekanan yang terjadi. Kedua percobaan ini
menggunakan alat yang sama yaitu menara isisan yang berupa potongan bulatan seperti
pipa plastik.
Dari percobaan dapat dilihat ternyata meningkatkan laju alir air akan mengakibatkan
penurunan tekanan. Ini dapat dianalisa bahwa pada kolom yang dilewati fluida (dalam hal
ini udara) sehingga tidak terdapat cukup ruang untuk dilewati oleh udara yang
menyebabkan penurunan tekanan. Hali ini dimungkinkan akibat pembesaran manometer
yang kurang akurat untuk pembacaan yang sangat kecil.
IX. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
Penurunan tekanan pada kolom basah lebih besar dibandingkan dengan penurunan
tekanan kering.
Semakin besar laju alir maka semakin besar pula penurunan tekanannya.
Menara isian akan bekerja sesuai dengan sample yang dipakai.
Semakin tinggi laju flow air pada kolom , maka semakin tinggi beda tekanan udara
pada kolom dan menyebabkan terjadinya fluiding.
X. Daftar Pustaka
Effendi, Sahrul.2012.Petunjuk Praktikum Satuan operasi 2.Palembang: POLSRI
Gambar Alat
Peralatan absorbsi
laju alir udara
(L/menit)
beda tekanan
(Pa)
40 0
60 9,8
80 9,8
100 19,6
120 98
140 294
160 313,6
0
50
100
150
200
250
300
350
0 50 100 150 200
be
da
teka
nan
laju alir udara
grafik laju alir udara vs beda tekanan
Series1
Laju Alir
Air
(L/menit)
Beda Tekanan (Pa)
20 40 60 80 100 120 140 160
1 0 0 0 9,8 9,8 9,8 98 68,6
2 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 78,4 166,6 490
3 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 294 686 1176
4 9,8 19,6 225,4 9,8 98 1666 3430 4116
5 0 9,8 19,6 9,8 2940 4214 4312 4018
6 235,2 166,6 784 2254 1372 4508 3724 4704
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Be
da
teka
nan
(P
a)
Laju Alir Air
Grafik Beda Tekanan Vs Laju Alir Air
laju alir air 6,0
laju alir air 5,0
laju alir air 4,0
laju alir air 3,0
laju alir air 2,0
laju alir air 1,0