24-47-1-SM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    1/9

    Setya Agus Santoso dan Agus Susanto, Evaluasi Genetic Sapi Perah

    111

    EVALUASI GENETIK SAPI PERAH MENGGUNAKAN

    CATATAN PRODUKSI SUSU HARIAN DAN BULANAN

    Setya Agus Santosa 

    Agus Susanto(Fakultas Peternakan Unsoed Purwokerto) 

    E-mail : [email protected]

    Abstrak : Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul(BBPTU) Sapi Perah Baturraden. Materi penelitian berupa 108 catatan produksi susu laktasi pertama periode pencatatan tahun 2007  –  2009. Tujuan penelitian adalah (1) membandingkan penggunaan catatan produksi susuharian dan bulanan (Test Interval Method  = TIM) pada evaluasi genetik sapi perah, dan (2) mengetahui nilai efektivitas seleksi dari hasil evaluasi genetikmenggunakan catatan produksi susu harian dan bulanan (TIM) pada sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode TIM memberikan hasil

    taksiran yang tidak jauh berbeda dengan produksi susu harian (P

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    2/9

     Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 3, Oktober 2010

    112

    Perbaikan mutu genetik memerlukan recording   atau pencatatan produksi. 

    (Adjisoedarmo, 2006:203). Pencatatan produksi diperlukan karena mutu genetik

    tidak tampak dari luar, yang tampak dan dapat diukur adalah performans atau pro-

    duksinya oleh karena itu diperlukan sebagai media untuk menduga mutu genetik.

    Kemampuan berproduksi seekor sapi perah dapat diukur paling akurat dari

     pencatatan produksi susunya setiap hari, tetapi cara ini memerlukan banyak waktu

    dan biaya. Kondisi tersebut mendorong orang untuk mencari cara pencatatan yang

    relatif praktis dan ekonomis, tanpa mengesampingkan karakteristik yang dibutuh-

    kan dalam sistem pencatatan produksi susu yang baik yaitu sederhana, lengkap,

    mempunyai ketepatan yang tinggi, up to date, mudah dimengerti, dapat dikerjakan

    dalam waktu singkat dan biayanya murah.

    Catatan produksi bulanan dikembangkan untuk efisiensi biaya dan tenaga.

    Pencatatan bulanan antara lain dengan Test Interval Method (TIM).  Pallawaruka

    (1992:3) menyatakan TIM mengestimasi produksi susu mulai sehari setelah tanggal

     pencatatan sampai hari pencatatan berikutnya. Mengingat pentingnya fungsi catat-

    an produksi susu dalam evaluasi suatu usaha peternakan maupun untuk keperluan

    evaluasi genetik ternak maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) mem-

     bandingkan penggunaan Test Interval Method   dengan produksi susu sapi perah

    harian, dan (2) mengetahui nilai efektivitas seleksi dari hasil evaluasi genetik

    menggunakan metode TIM dan produksi susu harian pada sapi perah.

    B.  METODE PENELITIAN

    Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU)

    Sapi Perah Baturraden. Materi penelitian berupa catatan produksi susu laktasi

     pertama. Data yang dicatat adalah produksi individu yaitu produksi susu harian,

     jumlah hari laktasi, umur induk saat beranak dan silsilahnya. Catatan dengan

     jumlah hari laktasi kurang dari 120 hari tidak diikutsertakan dalam analisis (Marti

    dan Funk, 1994:2986), begitu pula catatan yang informasinya tidak lengkap.

    Batasan operasional.

    Produksi susu harian adalah total produksi harian yang dihasilkan oleh seekor

    sapi perah selama satu periode laktasi. Produksi susu harian adalah total produksi

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    3/9

    Setya Agus Santoso dan Agus Susanto, Evaluasi Genetic Sapi Perah

    113

    susu selama sehari. Periode laktasi adalah saat sapi perah mulai berproduksi

    (beranak) sampai dikeringkan atau tidak diperah pada masa tersebut. Jumlah hari

    laktasi adalah banyaknya hari pemerahan selama satu periode laktasi. Umur induk

    saat beranak adalah umur induk saat melahirkan anaknya.

    Langkah-langkah analisis data:

    1.  Menaksir produksi susu dengan Test Interval Method . Formula menyesuaikan

     Internationan Committee for Animal Recording (ICAR) tahun 2005.

    P = ii

    n

    ii   hY Y    *]2/)[( 1

    P : taksiran produksi susu satu periode laktasi

    Yi  : catatan produksi susu ke i

    Yi + 1 : catatan produksi susu ke i + 1

    hi  : interval hari antara dua pencatatan

    i : jumlah pencatatan selama satu periode laktasi

    2.  Mengoreksi data  produksi susu harian dan TIM terhadap jumlah hari

     pemerahan dan umur setara dewasa dengan metode yang disusun oleh pengusul

    (Santosa, 2006:30).

    3.  Menaksir Nilai pemuliaan (NP) menggunakan formula

     NPi = h2 (Pi - P )

     NPi = nilai pemuliaan individu ke i;

    h2 = heritabilitas = 0,37 (Santosa, 2006:39).

    Pi = produksi individu ke i;

    P bar = produksi rata-rata populasi

    4.  Merangking individu berdasarkan NP pada produksi harian dan TIM.

    Maksud merangking (peringkat) adalah memudahkan dalam menentukan

    individu yang akan dipilih atau disingkirkan dalam seleksi.

    5. Membandingkan penggunaan TIM dalam pendugaan produksi susu sapi perah

    yaitu menghitung korelasinya dengan produksi susu harian. Koefisien korelasi

    dihitung dengan formula :

     xyr  =

    22

     y x

     xy 

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    4/9

     Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 3, Oktober 2010

    114

    6. Mengetahui perubahan peringkat  individu dari hasil evaluasi genetik meng-

    gunakan TIM dan produksi susu harian. Perubahan peringkat individu berdasar-

    kan nilai pemuliaannya. Untuk melihat konsistensi peringkatnya digunakan me-

    tode koefisien korelasi rank-Spearman  berdasarkan formulasi dalam Steel dan

    Torrie (1993).

    r s = 1 -1nn

    d6

    2

    2

    1

     

    r s  = koefisien korelasi rank-Spearman

    n = jumlah pasangan observasi antara satu variabel terhadap variabel

    lainnya

    di  = perbedaan peringkat yang diperoleh pada tiap pasangan

    observasi.

    Besarnya r s diuji untuk mengetahui harian atau tidaknya korelasi tersebut

    dengan uji t :

    tH = r s sr 1

    2n 

    D. HASIL

    Data produksi susu sapi perah yang digunakan adalah produksi susu laktasi

     pertama yang dihasilkan oleh sejumlah 108 ekor sapi perah. Produksi susu rata-

    rata, simpang baku dan koefisien keragaman hasil taksiran produksi susu dengan

    metode Test Interval Method   (TIM) terhadap produksi susu harian disajikan pada

    Tabel 1. Korelasi produksi susu harian dengan TIM dapat disajikan pada Tabel 2.

    Korelasi Spearman antar peringkat nilai pemuliaan ternak yang ditaksir mengguna-

    kan produksi susu harian dengan TIM disajikan pada Tabel 3. Efektivitas seleksi

    sapi perah pada penggunaan produksi susu harian dan TIM dapat disajikan pada

    Tabel 4.

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    5/9

    Setya Agus Santoso dan Agus Susanto, Evaluasi Genetic Sapi Perah

    115

    Tabel 1

    Rata-rata, Simpang Baku dan Koefisien Keragaman Produksi Susu Harian dan TIM

    KarakteristikRata-rata

    (liter)

    Simpang

     baku (liter)

    Korfisien

    Keragaman

    (%)

    Produksi Susu Harian 5168,4 1397,0 27,03

    Produksi Susu Taksiran TIM 5023,7 1575,0 31,35

    Tabel 2Korelasi Produksi Susu Harian dengan TIM

    Korelasi Produksi Harian TIM

    Produksi Harian 1,000 0,958

    TIM 0,958 1,000

    Tabel 3

    Korelasi Spearman Peringkat Nilai Pemuliaan yang Ditaksir

    Menggunakan Produksi Susu Harian dengan TIM

    Korelasi Produksi Harian TIM

    Produksi Harian 1,000 0,837

    TIM 0,837 1,000

    Tabel 4

    Efektivitas Seleksi Menggunakan Produksi Susu Harian (PN) dengan TIM

    Sumber DataProporsi Ternak yang Dipertahankan

    25 % 50 %

    Produksi Harian 7,36 4,63

    Taksiran Produksi TIM 7,88 5,14

    E. PEMBAHASAN

    Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata hasil taksiran produksi susu

    dengan metode TIM cenderung lebih rendah (under estimate) dibanding dengan

     produksi susu harian. Hasil taksiran produksi susu cenderung lebih beragam yang

    ditunjukkan oleh nilai simpang baku dan koefisien keragaman yang lebih besar

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    6/9

     Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 3, Oktober 2010

    116

    dibanding produksi susu harian. Produksi susu harian mempunyai koefisien

    keragaman yang lebih rendah yaitu 27,03 persen dibanding dengan TIM sebesar

    31,35 persen.

    Berdasarkan kajian, diperoleh hasil bahwa metode TIM memberikan hasil

    taksiran yang tidak jauh berbeda dengan produksi susu harian. Kondisi tersebut

    tampak dari nilai korelasi yang mendekati satu (P

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    7/9

    Setya Agus Santoso dan Agus Susanto, Evaluasi Genetic Sapi Perah

    117

     persen dan 80 persen dari populasi. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan

    metode TIM rata-rata 59% penyimpangan antara ± 5,0% dari produksi harian.

    Gambaran distribusi persentase penyimpangan hasil taksiran produksi susu tersebut

    termasuk dalam katagori normal dan diharapkan tidak berpengaruh dalam peng-

    gunaannya pada evaluasi mutu genetik ternak, yaitu menyebabkan terjadi perbeda-

    an peringkat ternak antara yang dievaluasi dengan produksi susu harian dengan

    yang dievaluasi menggunakan taksiran produksi susu.

    Untuk mengetahui hasil taksiran produksi susu dalam evaluasi mutu genetik

    ternak dalam proses seleksi ternak, maka pengujiaannya dilakukan dengan menak-

    sir nilai pemuliaan ternak menggunakan data produksi susu harian dan taksiran

     produksi susu TIM. Berdasarkan hasil taksiran nilai pemuliaan tersebut ternak

    dijenjangkan dan diuji perbedaan peringkatnya menggunakan korelasi Spearman.

    Hasil perhitungan korelasi Spearman antara peringkat nilai pemuliaan ternak yang

    ditaksir menggunakan produksi susu harian dan taksiran produksi susu metode

    TIM dapat dilihat pada Tabel 3.

    Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat (P

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    8/9

     Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 3, Oktober 2010

    118

    dibanding dengan penggunaan data produksi susu harian pada evaluasi mutu

    genetik ternak. Hal tersebut memberi petunjuk bahwa penggunaan model pencatat-

    an produksi bulanan dengan metode penaksiran produksi TIM dapat digunakan

    untuk keperluan evaluasi mutu genetik ternak.

    E. PENUTUP

    Atas dasar hasil penelitian yang dipaparkan di atas, dapat diambil simpulan

    sebagai berikut:

    1. 

    Metode TIM memberikan tingkat akurasi yang relatif sama dengan produksi

    susu harian sapi perah, dan

    2. 

    Evaluasi genetik menggunakan data produksi susu hasil taksiran dengan metode

    TIM memberikan nilai efektivitas seleksi yang relatif sama dengan produksi

    susu harian sapi perah pada tingkat proporsi ternak yang dipertahankan sebesar

    25 persen dan 50 persen dari populasi.

    Berdasarkan simpulan di atas, dapat diberikan rekomendasi bahwa aplikasi

     pencatatan bulanan pada produksi susu sapi perah dengan metode penaksiran pro-

    duksi per laktasi menggunakan Test Inteval Method (TIM) dapat dipertimbangkan

     penggunaannya dalam evaluasi mutu genetik dan seleksi ternak sapi perah.

    DAFTAR RUJUKAN

    Adjisoedarmo, S., 2006.  Manajemen Pemuliaan Ternak . Purwokerto: Program

    Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman.

    Bakker, T. C. M. and A. Pomiankowski, 1995. The genetic basis of female mate preferences. J. of Evolutionary Biology, 8 : 129 – 171.

    Berger, P. J., 1994. Genetic prediction for calving ease in the United States: data,

    models, and use by the dairy industry. J. Dairy Sci. 77:1146 – 1153.

    Gray, D. A., and W. H. Cade, 1999. Correlated-response-to-selection experiments

    designed to test for a genetic correlation between female preferences and

    male traits yield biased results. Animal Behaviour , 58 : 1325 – 1327

     ICAR, 2005.  International Committee for Animal Recording: International Agree-

    ment Of Recording Practices. Guidelines Approved by the General

    Assembly Held in Sousse, Tunisia.

  • 8/16/2019 24-47-1-SM

    9/9

    Setya Agus Santoso dan Agus Susanto, Evaluasi Genetic Sapi Perah

    119

    Marti, C. F. and D.A. Funk., 1994. Relationship Between Production and Days

    Open at Different Levels of Herd Production.  J. Dairy Sci. 75:2984-2989.

    Pallawaruka. 1992.  Recording . Workshop on Dairy Farm Management . Purwo-

    kerto: Fakultas Peternakan Unsoed.

    Powell, R. L., H. D. Norman, and A. H. Sanders, 2003. Progeny Testing and Selec-

    tion Intensity for Holstein Bulls in Different Countries.  J. Dairy Sci.

    86:3386 – 3393

    Santosa, S. A., 2006.  Penyusunan Faktor Koreksi Non Genetik yang Berpengaruh

    terhadap Produksi Susu di BBPTU Sapi Perah Baturraden . Tesis tidak

    dipublikasikan. Purwokerto: Program Pascasarjan Unsoed.

    Tassell, C. P., and L. D. Van Vleck. 1991. Estimates of genetic selection

    differentials and generation intervals for four paths of selection. J. Dairy

    Sci. 74:1078 – 1086

    ------------------