24470328-Laporan-PBL-L5

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    1/21

    Skenario

    Mr. X, male, 53 years old, came to the ENT (Ear, Nose, Throat) of Dr.Mohammad

    Husin Hospital (RSMH), with dizziness since the last three months.There was also tinnitus,

    reduce of hearing, nausea and vomit sometime. He has experienced reduce of hearing on both

    ears since a year agothat worsened lately.

    He had been diagnosed for Chronic Supurative Otitis Media on both ears a few years

    ago, but it has not exacerbated since the last two years. He has also a diabetes mellitus history.

    On physical examination, there was tympanic membrane perforation appearance of the

    right ear. The avaluation result for tympanic membrane of the left ear, nose, and oropahrynx

    were normal.

    I. Klarifikasi Istilah

    1. Dizziness :

    Perasaan hubungan dengan ruangan yang terganggu; sensasi tidak kokoh dengan

    perasaan kepala berpuar-putar.

    2. Tinnitus :

    Suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan atau bunyi klik.

    Biasanya bertipe subjektif.

    3. Reduce of hearing:

    Penurunan kemampuan pendengaran

    4. Nausea:

    Suatu sensasi tidak menyenangkan yang secara samar dialihkan ke epigastrium dan

    abdomen, serta sering memuncak dengan muntah-muntah.

    5. Vomit:

    Mengeluarkan isi lambung dengan mulut.

    6. Chronic Supurative Otitis Media:

    Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang

    keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul.

    7. Diabetes mellitus:

    Suatu sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat

    ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju.

    8. Tympanic membrane perforation:

    Perforasi membrane timpani

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    2/21

    9. Exacerbated :

    Keadaan penyakit yang bertambah parah

    10. Oropharynx :

    Bagian faring yang terletak antara palatum mole dan bagian atas epiglotis

    II. Identifikasi Masalah

    1. Mr.X, laki-laki 53 tahun dating ke klinik THT dengan dizziness sejak 3 bulan terakhir.

    2. dia juga mengalami tinnitus, penurunan pendengaran, nausea, vomitte yang kadang-

    kadang

    3. dia juga punya riwayat penurunan pendengaran pada kedua telinga sejak satu tahun yang

    lalu yang semakin memburuk akhir-akhir ini

    4. Ia juga di diagnosis Chronic Supurative Otitis Media pada kedua telinganya beberapatahun yang lalu, tetapi tidak mengalami eksaserbasi sejak 2 tahun terakhir dan dia juga

    punya riwayat penyakit diabetes mellitus

    5. Pada pemeriksaan fisik, terdapat perforasi membrane timpani pada telinga kanan

    sedangkan pada telinga kiri, hidung dan oropharinx normal.

    III. Analisis Masalah

    1. a. Bagaimana anatomi, fisiologi, da histologi telinga?

    b. Apakah penyebab pusing pada kasus

    c. Bagaimana mekanismenya ?

    2. a. Apakah penyebab dari tinitus, menurunnya pendengaran, mual, dan muntah ?

    b. Bagaimana mekanismenya?

    c. Bagaimana hunbungannya dengan keluhan dan usia ?

    3. a. Mengapa penurunan pendengaran semakin memburuk?

    b.Bagaimana hubungan penurunan pendengaran yang semakin memburuk dengan dizzines?

    4. a. Bagaimana hubungan OMKS dengan keluhan utama?

    b. Apakah penyebab, faktor risiko, komplikasi, dan mekanisme terjadinya OMKS ?

    c. Bagaimana hubungan DM dengan penyakit yang dialami Mr.X ?

    5. a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?

    b. Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik ?

    c. Mengapa hanya terjadi di telinga kanan ?

    6. Bagaimana penegakkan diagnosis ?

    7. Apa saja Diagnosis bandingnya?

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    3/21

    8. Bagaimana cara penegakkan dignosisnya?

    9. Bagaimana penatalaksanaannya?

    10. Bagaimana prognosisnya?

    11. Apa saja komplikasinya?

    12. Kompetensi Dokter Umum ?

    IV. Hipotesis

    Mr. X mengalami Penyakit Meniere disertai dengan presbiakusis

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    4/21

    V. Sintesis

    1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran

    Anatomi

    Telinga Luar, terdiri dari :

    1. Auricula/daun telinga/pinna, untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk,

    mendeteksi dan mencari arah suara.teriri dari tulang rawan elastin dan kulit.

    2. Liang telinga (Meatus Akustikus Eksternus), Pada 1/3 bagian awalnya dihasilkan cairan

    serumen.

    Telinga tengah, terdiri dari :

    1. Membran timpani/gendang telinga, penghubung antara teinga luar dan telingah dalam.

    Bentuknya bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida dan bagian bawah

    disebut pars tensa.

    2. Osikulus auditorius. Tulang-tulang pendengaran maleus, inkus dan stapes. Maleus

    melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada

    stapes. Stapes terletak pada foraen ovale yang berhubungan dengan koklea.

    3. Tuba eustachius, saluran penghubung telinga tengah dan nasoparing.

    Yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara dalam cavum tymphani.

    Bagian lateral berupa dinding dari tulang dan selalu terbuka, sedangkan di dinding medial

    tersusun dari tulang rawan yang biasanya menutup kecuali bila menelan, mengunyah atau

    menguap.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    5/21

    Telinga dalam, terdiri dari :

    Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars

    petrosa os temporal. Labirin terdiri dari :

    Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea.

    Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari: kanalis

    semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea.

    Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe

    yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian

    membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada

    sakkus endolimfatikus.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    6/21

    Vestibulum

    Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, memisahkan koklea

    dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen ovale ( fenestra

    vestibuli ) dimanafootplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen rotundum

    terdapat pada lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan

    berbentukspheris yang berisi makula sakkuli dan terdapat lubang kecil yang berisi

    serabut saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas

    daerah ini. Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan

    bagian anterior berhubungan dengan skala vestibuli koklea.

    Kanalis Semisirkularis

    Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yangmembentuk sudut siku sempurna satu sama lain. Pada vestibulum terdapat 5 muara

    kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus

    kommune sebelum memasuki vestibulum.

    Koklea

    Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang. Koklea

    memiliki sumbu yang disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari

    arteri vertebralis. Kemudian serabut saraf ini berjalan ke lamina spiralis ossea untuk

    mencapai sel-sel sensorik organ Corti.

    Koklea bagian tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah

    lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga

    ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua yaitu skala vestibuli dan skala timpani.

    Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibuli

    berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum.

    Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk

    suatu membran yang tipis yang disebut membran Reissner yang memisahkan skala

    vestibuli dengan skala media (duktus koklearis).

    Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh

    jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari N. koklearis dan

    organ Corti. Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan

    duktus Reuniens. Organ Corti terletak diatas membran basilaris yang mengandung

    organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    7/21

    terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan 3 baris sel

    rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-

    lubang lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel-sel

    penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut.

    Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung

    yang cenderung datar yang dikenal sebagai membran tektoria. Membran tektoria

    disekresi dan disokong oleh limbus.

    Sakulus dan utrikulus

    Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya

    saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.

    Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktusutrikulo-sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada

    suatu lipatan dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus

    endolimfatikus, saluran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang

    dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat

    makula sakuli dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli.

    Perdarahan

    Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin)yang berasal

    dari a.serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri

    dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis.

    Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu :

    1. Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula

    sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian

    dari utrikulus dan sakulus.

    2. Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis

    posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.

    3. Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri

    spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum

    berakhir pada stria vaskularis.

    Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna mendarahi

    putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler

    koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    8/21

    vestibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus

    endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.

    Persarafan

    N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus dan

    bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus

    terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.

    Fisiologi

    1. Fungsi Pendengaran

    Gelombang suara memasuki telinga luar. Gelombang suara ini akan di vibrasi saat

    lewat dan membentur dinding MAE dan akhirnya pressure gelombang ini akan

    memvibrasi membrane tymphani. Vibrasi berlanjut ke maleus lalu ke inkus kemudian ke

    stapes yang keluar-masuk jendela oval mengakibatkan vibrasi perilymphe di skala

    vestibule. Vibrasi ini akan ditransmisikan menyeberang menuju endolymphe di skala

    media dan perilymphe di skala timpani. Akibatnya akan timbul pergerakan relative antara

    membrane basilar dan menbaran tektoria. Proses ini merupakan ransangan mekanik yang

    menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka danterjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Timbullah depolarisasi sel rambut

    yang menyebabkan pelepasan neurotransmitter ke sinapsis dan menimbulkan potensial

    aksi pada saraf auditorius lalu menuju pusat yang lebih tinggi lagi di lobus temporalis

    cerebrum.

    2. Fungsi vestibuler (Fungsi Keseimbangan)

    Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan

    perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi,

    otot]).

    Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum.

    Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun

    dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai

    reseptor sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran.

    Sementara itu, krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti

    gerakan berputar, sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    9/21

    Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan

    ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut.

    Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh

    gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk

    putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketiga kanalis

    semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis horizontal yang

    mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak secara horizontal.

    Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang oleh

    gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh gravitasi. Utrikulus

    terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar, sedangkan sakulus

    terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertikal.

    Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun sakulus.Hubungan sistem vestibuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga semua gerakan

    endolimfe selalu diikuti oleh gerakan bola mata. Sistem vestibuler berhubungan dengan

    sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestibuler bisa menimbulkan gejala pada

    sistem tubuh yang bersangkutan.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    10/21

    2. Dizzines

    a. Definisi :

    Dalam kasus: vertigo

    b. Penyebab

    Dalam kasus: penyakit meniere

    Vertigo dikeluhkan pada 30% dari penderita presbiakusis. Apakah ini berasal dari labirin

    atau bukan tak bisa dipastikan. Hanya didapatkan 60% dari penderita mempunyai reaksi

    kalori yang tidak normal. Mungkin vertigo ini pada usia lanjut berasal dari brain stem atau

    perubahan pembuluh darah di sentral

    c. Keadaan patologis yang bisa menyebabkan dizzines

    1) Penyebab pusing non-vestibuler

    o

    Hiperventilasio Hipoglikemia

    o Penyebab vaskular

    o Vertigo servikalis

    Terdapat gangguan kesadaran atau merasa akan pingsan. Dapat juga disertai

    perubahan-perubahan visual tak lazim seperti penglihatan ganda, skotoma, dan bintik

    buta.

    2) Vertigo dengan dasar vestibuler

    o Vertigo posisional benigna

    o Vestibular neuritis

    o Labirintitis

    o Penyakit meniere

    menimbulkan sensasi berputar baik pada pasien sendiri atau lingkungannya. Biasanya

    disertai gejala somatik seperti mual dan terkadang muntah saat serangan pusing.

    Pasien juga seringkali mengeluh mengaburnya penglihatan atau kesulitan

    memfokuskan penglihatan pada objek tertentu.

    d. Mekanisme

    Perasaan berputar dapat timbul saat kita bergerak atau memutar yang cepat lalu

    berhenti tiba-tiba. Dikarenakan adaanya momen inertia, maka cairan endolimfe tetap

    bergerak-gerak dan melawan arah sebelumnya. Hal tersebut mengakibatkan stimulasi yang

    sinambung terhadap sel-sel rambut. Walaupun anda sadar bahwasanya anda telah berhenti,

    tetapi sinyal yang sinambung tersebut membuat anda merasa kalau anda masih bergeraktetapi dalam arah yang berlawanan.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    11/21

    Pada kasus, perasaan berputar berawal dari berlebihnya cairan endolimfe dan

    dilatasi labirin. Akibatnya membran basillar dan sel-sel rambut selalu terdistorsi relatif

    sehingga menimbulkan persepsi posisi yang tidak biasa dan menyebabkan vertigo. Cairan

    endolimfe yang berlebihan juga berdampak pada peningkatan tekanan pada duktus

    semisirkularis dan mengakibatkan semakin buruknya fungsi keseimbangan.

    3. Tinitus, Berkurangnya pendengaran, Mual dan Muntah

    Dua jenis tinitus

    > Tinnitus objektif( Kelainan vascular, Penyakit sendi temporomandibular, dll)

    > Tinnitus subjektif (Proses iritatif/ perubahan degenerative traktus auditorius)

    Penyebab umum :

    Kotoran telinga berlebihan

    Infeksi telinga

    Cedera kepala

    Penyakit kardiovaskular

    Penyakit menierre

    Degenerasi tulang di telinga tengah

    Paparan bising

    Penyebab lain :

    Idiopatik

    Hearing loss (tuli)

    Presbyacusis

    Tuli saraf

    Obat-obatan

    Lesi pembuluh darah intracranial

    Penyebab menurunnya pendengaran:

    Proses penuaan (degenerasi)

    Penyakit menierre

    Infeksi telinga tengah

    Penyebab mual dan muntah:

    Vertigo

    Rangsangan iritasi traktus gastrointestinal

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    12/21

    Mekanisme Tinnitus:

    Mekanisme Menurunnya Pendengaran:

    Timbul perasaan adanyabunyi

    (berdengung,bergemuruh dll)

    Timbul impuls sarafabnormal

    Penyakitmenierre

    Dikirim ke area auditorius

    Hidrops endolimfa

    (koklea)

    KeabnormalanDefleksistereosilia sel-selrambut

    Keabnormalan komposisi cairan endolimfe danprelimfa

    rupture membrane Reissner sehinggaendolimfe tercampur denganperilimfe

    Pembengkakan pada kompartemenendolimfatik (hidrops) pada koklea danvestibulum

    Penurunanpendengaran

    Penyerapan endolimfa dalam skalamedia oleh stria vaskularis

    terhambat

    Usia tua (degenerasi organpendengaran)

    Kerusakan organtelinga bagian

    tengah

    OSMKDM

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    13/21

    Mekanisme Mual dan Muntah:

    Keempat gejala tersebut merupakan akibat dari hidrops endolimfa pada

    vestibulum(pusing dan mual muntah) dan pada koklea (tinnitus dan menurunnya pendengaran).

    Pada pria, apalagi berumur 53 th cenderung terjadi perubahan degenerative traktus

    auditorius akibat proses penuaan. Hal ini akan berdampak tinnitus. Usia yang berlanjut

    umumnya disertai oleh jumlah tertentu dari perburukan syaraf pendengaran, dan sebagai

    konsekwensi tinnitus.

    Menurunnya pendengaran (gangguan pendengaran) pada kasus ini bisa disebabkan

    OMSK maupun proses degenerasinya. Pada usia tua terjadi degenerasi pada telinga luar dan

    tengah yang meliputi berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun

    telinga, atrofi dan bertambah kakunya liang telinga, penumpukan serumen, memmbran timpani

    bertambah tebal dan kaku, kekakuan sendi tulang-tulang pendengaran. Selain itu struktur telinga

    bagian dalam juga mengalami perubahan pada usia lanjut. Komponen telinga dalam baik berupa

    bagian sensor, saraf, pembuluh darah, jaringan penunjang maupun sinaps saraf sangat rentan

    terhadap perubahan akibat proses degenerasi. Proses degenerasi yang terjadi pada sel-sel rambut

    luar di bagian basal koklea, sangat besar pengaruhnya dalam penurunan ambang pendengaran

    pada usia lanjut.

    Medulla oblongata

    Aktivasi sistemvagal

    Perangsangan sarafparasimpatis

    vertigo

    Penyakitmenierre

    Mual dan

    muntah

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    14/21

    Sedangkan penyebab keadaan kedua telinga memburuk adalah sebagai berikut:

    Pada telinga kanan:

    Pada awal penyakit OMSKnya dapat terjadi tuli konduktif karena kerusakan yang terjadi baru

    berawal di telinga tengah (merusak jaringan lunak dan tulang). Seiring dengan perjalanan

    penyakitnya, DM, dan faktor usia tua (degenerasi organ di dalam telinga bagian luar, tengah

    maupun dalam) bisa menyebabkan kerusakan telinga bagian dalam yang berdampak pada tuli

    sensorineural. Sehingga tuli yang dihasilkan berupa tuli campuran (konduktif dan

    sensorineural). Hal ini jelas akan membuat penurunan pendengarannya semakin memburuk.

    Pada telinga kiri:

    Pada pemeriksaan, telinga kiri tidak terjadi perforasi pada membran timpaninya, tetapi belum

    diketahui apakah tidak ada kerusakan lain pada telinga bagian tengahnya. Ditambah lagi dengan

    adanya faktor DM dan usia tua, hal ini jelas akan membuat penurunan pendengarannya semakinmemburuk.

    Pusing yang dialaminya merupakan suatu manifestasi adanya gangguan ataupun

    kerusakan pada struktur telinganya, terutama telinga bagian dalam yang dalam hal ini adanya

    hidrops endolimfa. Secara langsung memang tidak ada hubungan antara pusing dengan

    menurunnya pendengaran. Namun secara tidak langsung terdapat hubungan antara keduanya.

    Adanya hidrops endolimpa pada vestibulum akan berdampak pada perasaan pusing akibat

    terganggunya fungsi keseimbangan. Sedangkan adanya hidrops endolimfa pada koklea akan

    menyebabkan rupture membrane Reissner yang berdampak bercampurnya cairan endolimfe dan

    perilimfe. Hal ini akan menyebabkan perubahan komposisi kedua cairan tersebut sehingga

    menimbulkan gangguan pendengaran.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    15/21

    4. Otitis Media Supuratif Kronis dan Diabetes Melitus Pada Kasus

    Pengaruh Diabetes Melitus:

    a. Terhadap Presbikusis: Perubahan morfologi stria vaskularis.

    b. Terhadap penyakit Menier: Penurunan sistem imun, terjadi fenomena imun ke arah meniere

    Pengaruh DM yang lain :

    a. Pada penderita DM, pH serumen yang meningkat sehingga telinga lebih mudah terinfeksi

    sampai menyebabkan otitis eksterna. Keadaan imun yang buruk pada pasien DM dan tua

    memperparah keadaan. Mempermudah infeksi, misalnya olehpseudomonas aeruginosa.

    b. Diabetes mempercepat proses terjadinya ateorsklerosis yang akan mengganggu oksigenisasi

    dan perfusi ke koklea.

    c. Diabetes mengakibatkan hipertrofi dinding endotel intima dari pembuluh darah yang

    mempengaruhi perfusi ke koklea.

    Pengaruh OMSK:

    Otitis media supuratif kronis (OMSK) pada kasus terkait dengan perkembangan otitis

    media stadium akut hingga stadium resolusi dimana perforasi membran timpani menetap

    (dibuktikan dari otoskopi) dengan sekret yang keluar terus atau hilang timbul. Dikatakan

    kronis apabila otitis media supuratif sudak lebih dari dua terjadi.

    Beberapa factor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah: terapi tidak

    adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (pada kondisi DM, dll) atau

    hygiene buruk.

    Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe atau jenis

    OMSK. Perforasi dapat ditemukan di daerah : sentral, marginal, atau atik. Penentuan letak

    perforasi ini penting dalam meramalkan prognosis dan kemungkinan komplikasi yang

    mungkin timbul dari OMSK, sebagai contoh :

    Pada kasus OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak

    terinfeksi kuman virulen. Tidak ada komplikasi kolesteatoma. Tidak terjadi eksaserbasi.

    Pada kasus OMSK tipe malignant merupakan tipe berbahaya yang sering disertai dengan

    komplikasi kolesteatoma. Terjadi perforasi marginal atau atik.

    Pada kasus tidak terjadi eksaserbasi selama dua tahun terakhir, berarti OMSK tipe aman.

    Mengenai adanya komplikasi; pengenalan yang baik terhadap perkembangan suatu

    penyakit merupakan prasyarat untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Pada kasus Mr. X,

    komplikasi dapat dikenali bila sekret berhenti keluar, hal ini menandakan adanya sekret

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    16/21

    purulen yang terbendung (pada pemeriksaan otoskop). Tanda-tanda akut juga mungkin

    timbul, seperti demam, sakit kepala, malaise, somnolen, mual dan muntah, dll.

    Beberapa komplikasi CSOM:

    o Paralisis nervus fasialis

    o Fistula labirin

    o Labirintitis

    o Labirintitis supuratif

    o Petrositis

    o Tromboflebitis sinus lateral

    o Abses ekstradural

    o Abses subdural

    o Meningitis

    o Abses otak

    o Hidrosefalus otitis

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    17/21

    a. Komplikasi ke telinga tengah: tuli konduktif

    b. Komplikasi ke telingan dalam: labirinitis (gangguan system vestibular:

    vertigo, mual muntah, dan tuli saraf).

    c. Komplikasi ke ekstradural

    d. Komplikasi ke susunan saraf pusat

    Mengenai efek samping pengobatannya; efek samping pengobatan

    dengan antibiotika topical yang diteteskan ke telinga penderita otitis media

    kronik supuratif menimbulkan perubahan struktur anatomi pada telinga dalam.

    Kerusakan telinga dalam seperti degenerasi stria vaskularis, epitel sensoris, sel-

    sel ganglion telinga dalam.

    5. Penegakan Diagnosis

    Anamnesis

    Keluhan yang terjadi, seperti :

    - vertigo yang hilang timbul

    - fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf

    - tinitus

    - mual dan muntah

    Riwayat penyakit sebelumnya, seperti :

    - OMSK

    - Diabetes mellitus

    Pemeriksaan Fisik, seperti :

    - memeriksa apakah tuli konduksi atau tuli sensorineural

    - memeriksa adanya hidrops endolimfa dengan tes gliserin

    Pemeriksaan Penunjang, seperti :

    - histopatologi akan didapatkan pelebaran dan perubahan

    morofologi membran Reissner pada tulang temporal, terdapat

    penonjolan ke dalam skala vestibuli terutama di daerah apeks

    koklea Helikotrema.

    - eletronistagmografi akan didapatkan hasil bahwa penderita

    penyakit Meniere mengalami penurunan keseimbangan.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    18/21

    - elektrokokleografi akan didapatkan adanya peningkatan

    akumulasi cairan dan tekanan pada telinga dalam.

    Differential Diagnosis:Gejala Penyakit meniere Presbikusis OMSK Tumor N VIII Obat ototoksik

    Dizziness + - -, (+ jika terjadi

    komplikasi)

    + +

    Tinnitus +, tinitus nada

    rendah

    Tinnitus nada tinggi - + + (bernada tinggi)

    hearing bilateral + Perlahan &

    progressive,simetris

    bilateral

    + + (unilateral) + (tuli sensorineural

    bilateral)

    hearing bilateral + Perlahan &

    progressive,simetris

    bilateral

    + + (unilateral) + (tuli sensorineural

    bilateral)

    Nausea & vomit + - - - -

    Riwayat CSOM - - +

    Riwayat DM + + -/+ - -

    Perforasi membrana

    timpani

    -/+ - + - -

    Diagnosis Kerja: Penyakit Meniere

    Pengertian

    Merupakan suatu kumpulan gejala (sindroma) antara lain penurunan pendengaran

    (hearing loss), tekanan di dalam telinga, tinitus, kehilangan keseimbangan, dan

    juga vertigo. Namun, infeksi pada telinga dalam dapat juga memberikan

    keluhan yang sama.

    Etiologi

    - idiopatik,

    - penambahan volume cairan endolmifa karena adanya gangguan

    biokimia,

    - gangguan klinik pada membran labirin.

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    19/21

    Patofisiologi

    Manifestasi Klinis

    Terdapat trias Meniere yaitu :

    - Vertigo

    Serangan vertigo biasanya sangat berat pada awal kemunculannya, bisa

    sampai disertai muntah dan mual. Khas untuk penyakit Meniere,

    vertigonya periodik yang makin mereda pada serangan-serangan

    berikutnya.

    - Tinitus

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    20/21

    Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan juga tuli

    konduksi. Dapat terjadi karena adanya aktivitas elektrik pada area

    auditorius yang menimbulkan perasaan ada bunyi.

    - Tuli Sensorineural

    Dikarenakan adanya pelebaran skala media dimulai dari apeks koklea,

    kemudian meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea sehingga

    mengakibatkan penurunan pendengaran. Khas untuk penyakit Meniere,

    tuli sensorineural dapat mengalami perbaikan.

    Tatalaksana

    Medikamentosa

    - Simtomatik, bisa diberikan sedatif dan anti muntah.

    - Vasodilator perifer untuk mengurangi tekanan hidrops limfa.

    - Obat-obat antiiskemia.

    - Obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.

    Fisioterapi

    - Latihan untuk sistem vestibuler agar vertigo dapat

    diatasi dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Kuratif

    - Dilakukan pembuatan shunt untuk menyalurkan cairan endolimfa

    agar tekanannya dapat berkurang. Namun, sebelum tindakan operasi

    dilakukan, pastikan terlebih dahulu terdapat hidrops dengan

    menggunakan tes gliserin.

    Komplikasi

    Kehilangan pendengaran yang progressive

    Kecelakaan akibat gangguan keseimbangan

    Eksaserbasi OMSK

    Prognosis

  • 7/28/2019 24470328-Laporan-PBL-L5

    21/21

    Dubia ad bonam dengan terapi yang adekuat, masalah penurunan kemampuan

    pendengaran dapat diperbaiki dengan penggunaan alat bantu pendengaran.

    Tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan indikasi.

    Kompetensi Dokter Umum

    4 untuk penyakit menierre

    3A untuk presbiakusis