If you can't read please download the document
Upload
multisarana
View
213
Download
75
Embed Size (px)
DESCRIPTION
UKL-UPL
Citation preview
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Akhir Upaya Pengelolaan Lingkungan - Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx (N 007) Kabupaten Xxxxxx,
Propinsi Jawa Barat ini merupakan kerjasama antara Direktorat Prasarana
Wilayah Tengah - Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah - Departemen
Permukiman Dan Prasarana Wilayah Rl dengan PT. Dhanesmantara Engineering,
pada tahun anggaran 2004.
Laporan Akhir UKL-UPL disusun dengan mengacu Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 296/KPTS/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan, dan Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal No. 86/2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
Laporan memuat bab-bab uraian rencana kegiatan pelebaran jalan, kondisi
lingkungan, prakiraan dampak, upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya
pemantauan lingkungan (UPL). Laporan telah mengakomodir masukan dari Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx.
Demikian, disampaikan banyak terima kasih kepada berbagai instansi (Kantor Desa
Duren, Kantor Desa Pancawati, Kantor Desa Dawuan Tengah, Kantor Pimbagpro
Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Bappeda Kabupaten Xxxxxx, dan instansi yang lain), yang
telah memberikan berbagai informasi dan data yang sangat diperlukan bagi
penyelesaian pekerjaan penyusunan laporan UKL-UPL ini.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ........................................................................... i
Daftarlsi ........................................................................... ii
DaftarTabel .......................................................................... iv
DaftarGambar .......................................................................... v
Daftar Lampiran .......................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................... 1-1
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1-1
1.2. Peraturan Perundang-Undangan ....................................... I-3
1.3. Tujuandan Kegunaan Studi UKL-UPI ........................................ I-4
1.4. Batas Wilayah Studi ..................................................................... I-6
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................. I-7
BAB II. RENCANA KEGIATAN PROYEK ............................................. 11-1
2.1. Kondisi Lokasi ........................................................................ 11-1
2.2. Diskripsi Proyek ........................................................................... 11-1
2.3. Tahapan Kegiatan ................................................... H-4
BAB III. KOMPONEN LINGKUNGAN .................................................... 111-1
3.1. Komponen FisikKimia .............................................................. 111-1
3.2. Komponen Biologi ........................................................................ III-6
3.3. Komponen Sosial ............................................................. IH-8
BAB IV. DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN TIMBUL ................... IV-1
4.1. Tahap Prakonstruksi .................................................................. IV-1
4.2. Tahap Konstruksi ....................................................................... IV-2
4.3. Tahap Operasi Pemeliharaan ....................................................... IV-8
BAB V. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ................................. V-1
5.1. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Prakonstruksi ........................... V-1
5.2. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Konstruksi ............................... V-3
5.3. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Operasi Pemeliharaan ........... V-22
BAB VI. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ................................ VI-1
6.1. Pemantuan Dampak Pada Tahap Prakonstruksi ........................... VI-1
6.2. Pemantauan Dampak Pada Tahap Konstruksi ............................... VI-3
6.3. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Operasi Pemeliharaan ........... VI-18
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Pantura .............................. II-2
Tabel 2.2. Jenis Peralatan Peningkatan Jalan .................................................... II S
Tabel 2.3. Volume Pekerjaan Ruas Jalan Xxxxxx-Xxxxxx ..................................II-9
Tabel 3.1. Curah Hujan (mm) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx .. III-2
Tabel 3.2. Hari Hujan (hari) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx .....................III-2
Tabel 3.3. Kualitas Udara Pada Ruas Xxxxxx-Xxxxxx........................................ III-3
Tabel 3.4. Kualitas Air Saluran Komojing ........................................................... III-4
Tabel 3.5. Jenis Pohon Yang Cocok Sebagai Pohon Peneduh ........................ Ill "7"
Tabel 3.6. Jumlah Penduduk ............................................................................. III-8
Tabel 3.7. Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Xxxxxx ......................................... III-9
Tabel 3.8. Jumlah Pasien Menurut Penyakit ...................................................... Ill 9
Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Wawancara Responden ....................................... 111-11
Tabel 3.10. Hasil Pengamatan Lalu Lintas (Arah Xxxxxx-Xxxxxx)., 111-13 Tabel 3.11.
Hasil Pengamatan Lalu Lintas (Arah Xxxxxx-Xxxxxx).. 111-14
Tabel 3.12. Hasil Pengamatan Lalu Lintas (Dua Arah) ..................................... 111-15
Tabel 3.13. Komposisi Jenis Kendaraan ........................................................... 111-16
Tabel 3.14. Volume Lalu Lintas (dalam smp) ...................................................... 111-17
Tabel 4.1. Matrik Interaksi Komponen Kegiatan Dengan Lingkungan ................ IV-5
Tabel 5.1. Baku Mutu Kualitas Udara ................................................................ V-6
Tabel 5.2. Jenis Pohon Yang Cocok Sebagai Peneduh Jalan ......................... V-10
Tabel 5.3. Rasio Volume Lalu Lintas - Kepadatan (V/C) .................................. V-13
Tabel 5.4. Perumusan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) ........................ V-35
Tabel 6.1. Rasio Volume Lalu Lintas - Kapasitas (V/C) ................................. VI-11
Tabel 6.2. Jumlah Kecelakaan Kabupaten xxxxxx Tahun 2002 ........................ VI-14
Tabel 6.3. Perumusan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ....................... VI-27
IV
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Lokasi Proyek Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) ........................ I-2
Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Studi UKL-UPL .................................. I-9
Gambar2.1. PagarRumah Sudah Dimundurkan Pada sta 0+300
(Desa Duren) ................................................................... II-4
Gambar 2.1. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada sta 0+300
(Desa Duren) ................................................................... II 4
Gambar 2.2. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada Km 86,3
(Desa Pancawati) .......................................................... 1l~4
Gambar 2.3. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada Km 91,7
(Desa Dawuan Tengah) ................................................ II-4
Gambar 2.4. Masjid Al Mujahidin sta 1+100 Terkena Proyek .......... it 5
Gambar 2.5. Bangunan Toko di PasarKosambi Terkena Proyek ............ II-5
Gambar 2.6. Rute Mobilisasi Material ........................................................ II-8
Gambar 3.1. Foto Saluran Pipa PDAM Pada Pinggir Jalan sta 0+000 ...... III-4
Gambar 3.2. Fluktuasi Lalu Lintas Xxxxxx-Xxxxxx ..................................... 111-18
Gambar 3.3. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Xxxxxx .... 111-19
Gambar 5.1. Lokasi Pengelolaan Banjir .................................................... V-32
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Desain Pebelaran Jalan Ruas Xxxxxx-Xxxxxx
Lampiran 2. Daftar Nominatif Warga Terkena Proyek Lampiran 3. Hasil
Analisa Laboratorium Kualitas Udara dan Air Sungai Lampiran 4. Peta
Upaya Pengelolaan Ungkungan (UKL) dan Peta Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dilalui jalur regional yang merupakan
jalur transportasi utama di Pulau Jawa. Jalur transportasi ini merupakan jalan
negara yang menghubungkan antar wilayah propinsi dan antar pulau.
Jalur ini memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena terjadinya pencampuran
antara lalu lintas regional dan lokal yang berakibat ruas jalan menerima beban
yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut ruas jalan akan menjadi
rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Salah satu upaya
mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas adalah dengan jalan
meningkatkan jalan yang sudah ada. Peningkatan jalan pantura untuk paket ini
(paket 7) terdiri dari pelebaran (sebagian diluar DAMIJA) ruas jalan Xxxxxx -
Xxxxxx (AP3). Peta lokasi proyek AP3 tertera pada Gambar 1.1.
Peningkatan jalan diharapkan akan bermanfaat dalam meningkatkan kelancaran
transportasi darat di jalur Pantai Utara Jawa; dan mengatasi kemacetan lalu lintas
dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Rencana peningkatan jalan berada pada jalur lalu lintas kendaraan yang sudah
sangat padat. Rencana pelebaran jalan dapat menimbulkan dampak, baik postitif
maupun negative. Pada tahap prakonstruksi dampak yang dapat ditimbulkan
berhubungan dengan persepsi masyarakat dalam proses pengadaan tanah. Pada
tahap konstruksi kemungkinan dapat menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas,
terganggunya utilitas umum, penurunan kualitas udara, kebisingan sebagai akibat
kegiatan proyek.
1-1
Kebijakan nasional sebagaimana dituang dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997, mengharuskan setiap pembangunan dilaksanakan dengan
berwawasan lingkungan. Sehubungan dengan pembangunan berwawasan
lingkungan, maka kegiatan peningkatan jalan dengan pelebaran (sebagian diluar
DAMIJA) ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) akan dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan - Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).
Kewajiban penyusunan UKL-UPL ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No
27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; dan
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No 17 Tahun 2001
Tentang Jenis Kegiatan Bidang Permukiman Dan Prasarana Wilayah Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 menyebutkan bahwa kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup wajib memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan
kegiatan yang tidak wajib AMDAL, periu dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan - Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). Kemudian
berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No 17
Tahun 2001 disebutkan bahwa termasuk kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
UKL-UPL peningkatan jalan dengan pelebaran diluar DAMIJA dengan panjang 1
s/d < 5 km atau luas 2 s/d < 5 ha (di kota besar/metropolitan); atau panjang 3 s/d
< 10 km atau luas 5 s/d < 10 ha (di kota sedang). Dengan demikian sesuai
dengan ketentuan ini, peningkatan jalan dengan pelebaran ruas Xxxxxx -Xxxxxx
sepanjang 4,1 km (sebagian pelebaran di luar DAMIJA), akan dilengkapi dengan
UKL-UPL.
1.2. Peraturan Perundang-undangan
1. Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria
2. Undang-Undang No. 13 tahun 1980 tentang Jalan
3. Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
4. Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
5. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
7. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985 tentang Jalan
I-3
8. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
9. Keputusan Presiden No. 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
10. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1
tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keppres Nomor 55 tahun 1993.
11. Keputusan Bappedal No. Kep. 056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 296/KPTS/1996 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
13. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No. 17/2001 tentang
Jenis Kegiatan Bidang Permukiman Dan Prasarana Wilayah yang Wajib
Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
14. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal No.
299/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan
AMDAL.
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 48/MENLH/II/1996
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
16. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal No.
86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan
Upaya Pemantauan Lingkungan.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Studi UKL dan UPL
Pengelolaan lingkungan merupakan suatu usaha terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup, sehingga pelestarian sumber daya alam dapat tetap
dipertahankan dan atau kerusakan lingkungan dapat dicegah atau dikurangi.
1.3.1. Tujuan dan Kegunaan UKL
Tujuan UKL adalah:
1. Memberi masukan secara langsung kepada instansi terkait dalam hal
menangani atau mengendalikan dampak negatif yang timbul serta
I-4
mengembangkan dampak positif yang timbul dari kegiatan proyek pelebaran
ruasjalan. 2. Sebagai acuan bagi pihak yang terkait (Pemerintah Kabupaten
Xxxxxx, Ditjen Prasarana Wilayah, Dinas Kimpraswilda dan instansi terkait
lainnya) untuk mencegah, rnengendalikan dan menanggulangi dampak negatif
yang ditimbulkan oleh pelebaran jalan, serta mengembangkan dampak positif.
Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan UKL adalah:
1. Mempertahankan kelestarian kualitas dan daya dukung lingkungan
2. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan bijaksana
3. Merumuskan tata cara dan langkah-langkah untuk menangani dampak negatif
yang timbul dan mengembangkan dampak positif
4. Menentukan instansi-instansi terkait dalam kegiatan pengelolaan lingkungan
Adapun kegunaan UKL ini antara lain:
1. Memberi petunjuk tentang dampak negatif yang diperkirakan akan timbul
akibat kegiatan proyek pelebaran jalan serta cara
penanggulangannya, sehingga dapat mencegah dan menanggulangi dampak
negatif sedini mungkin serta meningkatkan manfaat proyek.
2. Merupakan petunjuk bagi memprakarsa, pengelola kegiatan dan instansi
terkait mengenai lingkup tugas dan tanggungjawabnya dalam pengelolaan
lingkungan berkaitan dengan kegiatan proyek tersebut.
3. Merupakan masukan dalam perencanaan dengan menjabarkan lebih lanjut
dokumen ini dalam spesifikasi dokumen lelang.
1.3.2. Tujuan dan Kegunaan UPL
Kegiatan pemantauan lingkungan merupakan usaha yang dilakukan untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan
terencana. Hal ini dimaksudkan sebagai masukan untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan lingkungan, dengan tujuan antara lain :
1. Terdeteksinya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya suatu kegiatan,
setelah dilakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan sehingga pengelolaan
lingkungan tersebut dapat mencapai hasil yang direncanakan
I-5
2. Terselengaranya penyampaian informasi mengenai perubahan lingkungan
kepada berbagai instansi terkait, dan yang berkepentingan dengan
pemanfaatan lingkungan tersebut.
3. Memberi masukan kepada pihak terkait dalam pelaksanaan pengelolaan
lingkungan apabila terjadi perubahan rona lingkungan oleh kegiatan proyek.
Adapun kegunaan UPL antara lain :
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pemantauan lingkungan atau
melakukan penilaian atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan
2. Memberi petunjuk kepada pemrakarsa, pengelola kegiatan serta instansi-
instansi terkait mengenai peran serta dan tanggungjawabnya dalam
melakukan pemantauan lingkungan
3. Memberi masukan kepada para pengambil keputusan, perencana,
pemrakarsa dan pengelola kegiatan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kegiatan pengelolaan lingkungan dalam rangka
mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
1.4. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi dalam penyusunan UKL dan UPL proyek peningkatan jalan
dengan pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx, ditentukan dengan memperhatikan batas-
batas proyek, administrasi, sosial dan ekologis.
1. Batas Proyek
Batas proyek meliputi tapak proyek: Ruas Xxxxxx - Xxxxxx 4,1 km (KM 83,1 - KM
85,6; KM 86,1 - KM 86,8; KM 91,6 - 92,5) di Kabupaten Xxxxxx. Lebar damija
rencana 26 meter.
2. Batas Ekologis
Batas pengamatan secara ekologis ditentukan berdasarkan luas sebaran dampak
debu, kebisingan, kualitas air sungai yang ditimbulkan oleh kegiatan peningkatan
jalan. Batas ekologis sekitar 20 meter di kanan dan kiri ruas jalan proyek, lokasi
base camp dan ruas jalan sekitar (yang dilalui mobilisasi quarry).
I-6
3. Batas Administrasi
Batas administrasi merupakan wilayah administrasi desa dimana lokasi proyek
berada. Proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx termasuk dalam wilayah Desa Duren
(Kecamatan Klari), Desa Pancawati (Kecamatan Klari), dan Desa Dawuan
Tengah (Kecamatan Xxxxxx).
4. Batas Sosial
Batas sosial merupakan wilayah persebaran dampak sosial ekonomi dan sosial
budaya dimana terdapat pengaruh sosial ekonomi dan sosial budaya dari
kegiatan proyek, baik pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, sampai selama
periode pengoperasian jalan. Batas sosial mencakup masyarakat pada kiri kanan
ruas jalan proyek, yang potensial terkena dampak pembebasan lahan, debu,
kebisingan.
5. Batas Teknis
Batas teknis merupakan batasan ruang lingkup wilayah studi UKL/UPL, yakni
ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas, yang
penentuannya disesuaikan dengan ketersediaan sumber data, waktu, dana,
tenaga, teknik dan metode telahaan. Batas teknis bertolak dari batas proyek,
kemudian diperluas ke batas ekologi, batas sosial dan batas administratif yang
lebih luas. Batas teknis studi UKL-UPL disajikan pada Gambar 1.2.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Dokumen UKL-UPL berpedoman Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 dan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 296/KPTS/1996tentang Penyusunan UKL-UPL, yaitu:
Bab1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang studi, peraturan perundang-
undangan, maksud dan tujuan studi, batas dan wilayah studi UKL-
UPL.
Bab 2 : RENCANA KEGIATAN PROYEK
Bab ini berisi uraian rencana kegiatan proyek dan tahapan kegiatan.
I-7
Bab 3 : KOMPONEN LINGKUNGAN
Bab ini menguraikan komponen lingkungan yang kemungkinan
terkena dampak dari kegiatan proyek peningkatan jalan, yang terdiri
dari komponen fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi budaya,
kesehatan masyarakat.
Bab 4 : DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN TIMBUL
Bab ini menguraikan tentang dampak lingkungan negatif dan positif
yang diperkirakan akan timbul pada setiap tahapan kegiatan proyek,
mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi
Bab 5 : UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Bab ini menguraikan upaya pengelolaan lingkungan yang akan
diterapkan selama pelaksanaan proyek, dalam rangka mencegah
atau meminimumkan timbulnya dampak negatif serta
mengembangkan dampak positif. Juga diuraikan tugas dan
tanggungjawab pelaksana pengelolaan lingkungan. Upaya
pengelolaan lingkungan yang diajukan adalah metode/cara-cara
yang nantinya akan diterapkan untuk mencegah atau
meminimumkan timbulnya dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif.
Bab 6 : UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Bab ini menguraikan upaya pemantauan lingkungan yang akan
diterapkan selama pelaksanaan proyek. Juga diuraikan tugas dan
tanggungjawab pelaksana pemantauan lingkungan. Upaya
pemantauan lingkungan yang diajukan adalah metode/cara-cara
yang nantinya akan digunakan untuk memantau keberhasilan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam
mencegah/meminimumkan dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif.
I-9
BAB II RENCANA KEGIATAN
PROYEK
BAB II RENCANA KEGIATAN
PROYEK
2.1. Kondisi Lokasi
Ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (Link N 007) berada pada wilayah jalur Pantai Utara
(Pantura) Pulau Jawa dengan status sebagai jalan Negara dan berfungsi sebagai
jalan Arteri Primer. Jalan yang pembinaannya oleh Negara ini berfungsi untuk
melayani angkutan rute jarak jauh yang memerlukan kecepatan rata-rata
kendaraan tinggi.
Pada saat ini, ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx mempunyai tingkat kepadatan yang
tinggi akibat terjadinya pencampuran antara lalu lintas regional dan lokal yang
berakibat ruas jalan ini menerima beban yang berlebihan. Dengan kepadatan
yang tinggi tersebut ruas jalan ini akan sangat rawan terhadap kecelakaan dan
kemacetan lalu lintas.
Untuk mengarahkan agar ruas Xxxxxx - Xxxxxx ini dapat berfungsi sesuai
peranannya dan untuk mengatasi masalah kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,
telah direncanakan suatu program pelebaran jalan pada:
Km 83,1 - Km 85,6 (diluar DAMIJA).
Km 86,1-Km 86,8.
Km 91,6-Km 92,5.
Pelebaran Jembatan Cikarang Gelam sta 0+693 bentang 20 m.
Rencana pelebaran jalan ini menyebabkan beberapa bangunan dan tanah
masyarakat terkena pelebaran.
2.2. Diskripsi Proyek
Kegiatan peningkatan jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP 3) sepanjang 4,1 km (KM
83,1 - KM 85,6; KM 86,1 - KM 86,8; KM 91,6 - KM 92,5) terdiri dari pelebaran dari
semula 2 lajur menjadi 4 lajur dengan median, seperti tertera pada tabel 2.1.
Sebagian pelebaran diluar DAMIJA, yaitu pada KM 83,1 - KM 85,6 (Lampiranl).
11-1
Tabel 2.1. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Pantura
No Uraian Satuan Standar
Perencanaan
1 Jumlah Lajur 2 lajur x 2 arah
2 Kecepatan Rencana km/j 80/60
3 Lebar Lajur Lalu Lintas m 3,5
4 Lebar Median m 1,5
5 Lebar Bahu Dalam Minimum m 0,25
6 Lebar Bahu Luar Minimum m 2
7 Jarak Pandangan Henti Minimum m 110
8 Jari-Jari Minimum m 400/300
9 Panjang Tikungan Minimum m 140or1000/a
10 Jari-Jari Minimum Tanpa Peralihan m 1000
11 Jari-Jari Minimum Tanpa Superelevasi m 3500
12 Panjang Bagian Peralihan Minimum m 70
13 Gradien (Landai) Minimum % 4
14 Panjang Lengkung Vertikal Minimum m 70
15 Jari-Jari Lengkung Vertikal m
- Vertikal Cembung m 4500 (3000)
- Vertikal Cekung m 3000 (2000)
16 Kemiringan Melintang Lajur Lalu Lintas % 2
17 Kemiringan Melintang Bahu Jalan % 4(2)
18 Superelevasi Maksimum % 10/8
19 Kemiringan Permukaan Relatif Maksimum % 1/200, 1/175
20 Tinggi Ruang Bebas Minimum m 5,1
II-2
2.3. Tahapan Kegiatan Proyek
Tahapan kegiatan proyek terdiri dari tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, dan
tahap operasi & pemeliharaan. Uraian dari setiap tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan tahap prakonstruksi terdiri dari: sosialisasi, penyusunan desain,
pengadaan lahan.
a. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi adalah pemberian informasi kepada masyarakat di desa
setempat, mengenai rencana pelebaran jalan. Sosialisasi terutama disampaikan
kepada masyarakat yang tanahnya akan terkena rencana pelebaran jalan.
Pada proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), sosialisasi telah dilakukan oleh
Pimbagpro, baik kepada kantor desa setempat maupun sosialisasi pada
masyarakat. Kegiatan sosialisasi telah dilakukan sejaktahun 2002 di Desa Duren,
yang merupakan rangkaian kegiatan penyusunan Daftar Nominatif "Ganti Rugi
Tanah Bangunan Dan Tanaman Yang Ada Diatasnya Dalam Rangka Pengadaan
Tanah Untuk Pembangunan/Pelebaran Ruas Jalan Nasional Bekasi - Xxxxxx".
Daftar nominatif memuat 259 nominatif tanah terkena proyek (lampiran 2).
b. Penyusunan Desain
Desain peningkatan jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) disusun oleh Konsultan PT.
Saka Adhi Prada (PT. SAP). Gambar potongan melintang jalan eksisting dan
rencana pelebaran disajikan pada lampiran 1.
c. Pengadaan Tanah
Pada perencanaan peningkatanan ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx, lebar sempadan
jalan (daerah milik jalan/damija) direncanakan sebesar 26 meter, dimana
pembebasan lahan telah diperhitungkan untuk kebutuhan sempadan jalan
tersebut.
11-3
Proses pengadaan tanah untuk pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), sebagian
pengadaan tanah telah dibayarkan kepada masyarakat bulan September tahun
2000 dan sebagian lainnya dianggarkan melalui APBN tahun 2004. Pengadaan
tanah yang telah dibayar pada September 2000 adalah kepada 161 pemilik tanah
terkena proyek di Desa Dawuan Tengah (Kecamatan Xxxxxx - Kabupaten
Xxxxxx), dan kepada 140 pemilik tanah terkena proyek di Desa Pancawati
(Kecamatan Klari - Kecamatan Xxxxxx). Sedangkan pengadaan tanah yang
dianggarkan melalui APBN tahun 2004 adalah bagi 259 bidang tanah terkena
proyek di Desa Duren (Kecamatan Klari). Warga sudah memundurkan bangunan
rumahnya seperti terlihat pada foto-foto berikut ini.
Pagar rumah sudah dimundurkan pada Km 91,7 (Desa Dawuan Tengah)
Pada proses pengadaan tanah di Desa Duren terdapat 1 bangunan masjid
terkena pelebaran jalan, yaitu masjid "Al Mujahidin" pada sta 1+100 (foto 2.4
berikut ini). Sesuai dengan hasil musyawarah antara pengelola masjid dengan
II-4
Proyek, disepakati bangunan masjid akan dibongkar dan Proyek akan
menyediakan material bagi pembangunan masjid baru di belakang lokasi masjid
lama. Lahan untuk pembangunan masjid baru telah tersedia siap bangun. Tenaga
kerja untuk pembangunan masjid akan disediakan oleh pengelola masjid (DKM).
Gambar2.4. Masjid "Al Mujahidin" pada sta 1+100 terkena rencana pelebaran jalan. Disepakati masjid akan dibongkar dan Proyek akan mengganti material untuk membangun masjid baru, berbatasan langsung dengan masjid lama
Pada pengadaan tanah di Desa Duren juga terdapat 3 bangunan toko pada
pertigaan Pasar Kosambi yang akan terkena proyek (gambar 2.5). Harga pasaran
nilai bangunan toko Rp. 1.127.000 dan bangunan toko bertingkat mencapai Rp.
2.250.000,- per-m2.
Gambar 2.5: Bangunan toko pada pertigaan
Pasar Kosambi yang akan terkena proyek
I-5
2. Tahap Konstruksi
Konstruksi Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) meliputi:
- Pelebaran KM 83,1 - KM 85,6 diluar DAMIJA sehingga akan dilakukan
pengadaan tanah.
- Pelebaran KM 86,1-KM 86,8
- Pelebaran KM 91,6-KM 92,5
Pelebaran jembatan Cikarang Gelam sta 0+693 bentang 20 m
a. Mobilisasi Peralatan Dan Material
Mobilisasi peralatan mencakup: pengadaan alat angkut dan peralatan konstruksi
ke lokasi proyek, lokasi AMP dan lokasi quarry di daerah Cagak di Kabupaten
Subang. Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan proyek adalah sebagaimana
disajikan pada tabel 2.2. Rute mobilisasi material dari sumber quarry ini menuju
lokasi proyek dapat melalui jalan-jalan propinsi (ruas jalan Cagak - Subang,
Subang - Sadang dan Subang - Pamanukan), jalan Negara Oalur Pantura Jawa)
dan jalan Tol. Ruas jalan propinsi tersebut merupakan jalan kelas 2 yang
berfungsi sebagai jalan Kolektor Primer, sedangkan jalan Negara jalur Pantura
Jawa merupakan jalan kelas 1 yang berfungsi sebagai jalan Arteri Primer.
Alternatif rute mobilisasi material yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: o
Sumber quarry di Kecamatan Jalan Cagak - Subang - Sadang - Jalan Tol
sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol menuju ruas jalan Xxxxxx -
Xxxxxx - Lokasi Proyek, atau o Sumber quarry di Kecamatan Jalan Cagak -
Subang - Pamanukan -
Xxxxxx - Jalan Tol sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol menuju
ruas jalan Xxxxxx-Xxxxxx - Lokasi Proyek.
Peta mobilisasi material tertera pada Gambar 2.6. Frekuensi truk material
diperkirakan 75 truk per-hari (tabel 2.3 di bawah).
II-6
Gambar2.6. Pefa Mobilisasi Material
11-7
Tabel 2.2. Jenis Peralatan Pekerjaan Peningkatan Jalan
No Jenis Alat Kapasitas Jumlah Alat
1
2
Stone crusher 40 ton/hr
AMP 40 ton/hr
3 Dump truck 10-12 ton 10
4 Flate bed truck 4 ton 2
5 Asphalt Finisher 80 ton/hr
6 Tyred Roller 8-10 ton/hr
7 Tandem Roller 8 ton/hr
8 Steel Wheel Roller 10 ton/hr
9 Vibratory Roller 10 ton
10 Wheel Loader 1,2 m3 2
11 Truck Loader 100 HP
12 Buldozer 120 HP
13 Exavator 100 HP 2
14 Motor Grader 120 HP
15 Asphalt Sprayer 1000 Lt
16 Water Tanker 5000 Lt
17 Concrete Mixer 0,3 m3
18 Generator set 200 kw 2
19 Crane scale 10 ton
20 Air compressor 6000 It/m
21 Scale bridge 35 ton
22 Survey equipment -
23 Concrete vibrator 3 HP
24 Vibratory compactor 3 HP
25 Water pump 100 Mm
26 Pick up truck 1 ton 2
27 File hammer 3 HP
AMP (Asphalt Mixing Plant) : merupakan suatu unit peralatan yang berfungsi
untuk membuat campuran aspal panas (hot mix), dimana peralatan ini biasanya
berada di lokasi base camp kontraktor. Peralatan ini dioperasikan pada saat
kontraktor telah memulai pekerjaan pengaspalan jalan.
II-8
Stone Crusher: merupakan peralatan untuk memecah batu yang berguna untuk
memproduksi butiran-butiran batu dengan ukuran sesuai yang diinginkan.
Peralatan ini biasanya berada di lokasi base camp kontraktor. Pengoperasian alat
ini berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan seperti:
Pembuatan campuran aggregate base untuk bahu jalan,
Pembuatan campuran aggregate base untuk perkerasan jalan,
Pembuatan campuran aspal panas (hot mix) untuk perkerasan jalan.
Vibrator Roller atau Vibrator Compactor : merupakan peralatan pemadatan
yang diperlukan untuk mempersiapkan badan jalan dan pondasi jalan (subbase
dan base coarse) agar dapat memenuhi persyaratan kepadatan sesuai yang
diinginkan. Peralatan ini dioperasikan di lokasi pekerjaan, biasanya berhubungan
dengan pekerjaan-pekerjaan :
Pemadatan tanah pada lokasi pelebaran perkerasan dan bahu jalan,
Pemadatan aggregat base baik pada perkerasan jalan maupun pada bahu
jalan.
Tabel 2.3. Volume Pekerjaan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3)
No Material Satuan Volume Setara Jumlah
Truk 8 m3
Ruas AP3-1
1 Drainase
a. Galian drainase dan saluran air m3 9,367.00 1,171
b. Pekerjaan pasangan batu m3 5,111.00 639
2 Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah biasa m 0.00 0
b. Tanggul (Common embankment) m3
m 9,710.95 1,214
c. Selected Embankment m3 1,469.08 184
3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan
a. Aggregate Class A m3 6,776.67 847
b. Aggregate Class B m3 6,196.50 775
4 Pengaspalan
a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4 cm
,3
m 1,382.90 173
b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm m3 2,661.99 333
c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base) m3 5,082.50 635
5 Structure
a. Structure Concrete Class K-250 m 608.72 76
b. Structure Concrete Class K-125 m3 2,315.48 289
c. Baja U-32 39,352.00 5
II-9
Lanjutan
No Material Satuan Volume Setara Jumlah
Truk 8 m3
Ruas AP3-2
1 Drainase
a. Galian drainase dan saluran air m3 3,845.40 481
b. Pekerjaan pasangan batu m3 2,098.20 262
2 Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah biasa m3 964.40 121
b. Tanggul (Common embankment) m3 1,126.50 141
c. Selected Embankment m3 467.42 58
3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan
a. Aggregate Class A m3 m
2,324.84 291
b. Aggregate Class B m3 2,212.50 277
4 Pengaspalan
a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4 cm
m3 436.26 55
b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm m3 841.36 105
c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base) m3 1,743.63 218
5 Structure
a. Structure Concrete Class K-250 m3 0.00 0
b. Structure Concrete Class K-125 m3 0.00 0
c. Baja U-32 k9 0.00 0
Ruas AP3-3
1 Drainase
a. Galian drainase dan saluran air m3 4,658.85 582
b. Pekerjaan pasangan batu m3 2,542.05 318
2 Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah biasa m3 m
2,022.00 253
b. Tanggul (Common embankment) m3 m
2,864.75 358
c. Selected Embankment m3 m
555.01 69
3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan
a. Aggregate Class A m3 2,066.02 258
b. Aggregate Class B m3 1,546.50 193
4 Pengaspalan
a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4 cm
m3 529.21 66
b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm m3 1,015.81 127
c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base) m3
5,082.50 635
5 Structure
a. Structure Concrete Class K-250 m3 214.59 27
b. Structure Concrete Class K-125 m3 31.20 4
c. Baja U-32 kg 28,403.02 4
Jumlah Truk 11,242
Jumlah Truk/hari (Periode mobilisasi material 6 bulan)
75
11-10
b. Perekrutan Tenaga Kerja
Perekrutan tenaga kerja meliputi penerimaan tenaga kerja sebagai buruh,
supervisi (engineer, inspector) maupun teknisi. Perkiraan jurnlah tenaga kerja
supervisi dan teknisi sekitar 10 orang. Tenaga kerja yang merupakan tenaga inti
tersebut diperoleh dari proyek, sedangkan tenaga buruh diperoleh dari tenaga
lokal yang sesuai. Jurnlah tenaga kerja yang diperkirakan tinggal di lokasi AMP
kurang lebih 50 orang.
c. Pengoperasian Base Camp
Kegiatan pengoperasian base camp meliputi penyimpanan material, laboratorium
pengukuran kualitas material, AMP, tempat pengaturan pekerjaan konstruksi
lainnya, serta tempat tinggal pekerja dan pengawas lapangan. Penempatan
pemecah batu (stone crusher) sebaiknya ditempatkan di lokasi quarry.
Sedangkan peralatan konstruksi dapat ditempatkan di lokasi base camp ini antara
lain dump truck, buldozer, excavator, survey equipment dan lainnya. Lokasi base
camp adalah di desa setempat.
d. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pekerjaan land clearing adalah termasuk penebangan pohon yang ada pada
beberapa halaman rumah warga yang terkena rencana pelebaran jalan. Jenis
pohon yang akan ditebang seperti: mangga, rambutan, srikaya, belimbing,
lamtoro, petai cina, jeruk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu, jambu air, kelapa,
beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja, sinyo nakal, lilin-lilin,
hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile,
Penanganan batang-batang pohon yang ditebang ditujukan untuk menghindari
terjadinya gangguan kelancaran arus lalu lintas; dan menjaga keselamatan
pengguna jalan selama penebangan pohon dilaksanakan. Batang pohon yang
baru ditebang, dikumpulkan ke pinggir, dan segera diangkut ke tempat
pembuangan. Untuk menjaga keselamatan pengguna jalan selama penebangan
pohon, akan dipasang rambu-rambu pemberitahuan dan ditempatkan petugas
pengawas lalu lintas secara memadai.
11-11
e. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah termasuk penggalian dan penimbunan, terdiri dari:
- Galian tanah
- Urugan pilihan
- Penyiapan badan jalan (subgrade preparation).
- Pekerjaan bahu jalan.
f. Pekerjaan Sub-Base (Lapis Pondasi)
Pekerjaan sub-base terdiri dari:
- Pondasi bawah (sub base).
- Pondasi atas (base).
g. Pekerjaan Pengaspalan
Pekerjaan pengaspalan terdiri dari:
- Pondasi aspal (ATB).
- Permukaan lapis (AC).
h. Pekerjaan Drainase
Dimensi drainase yang akan dibangun seperti tertera pada gambar tipycal cross
section (lampiran 1), yaitu lebar 2 m dan dalam 1,5 m. Pekerjaan drainase yang
mempunyai kemungkinan menimbulkan dampak lingkungan adalah penggalian
saluran drainase. Tanah hasil galian yang sementara teronggok pada bahu jalan
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.
i. Pekerjaan Pelengkap Jalan
Pekerjaan pelengkap jalan, meliputi: pemasangan lampu jalan dan rambu lalu
lintas. Pemasangan lampu penerangan jalan pada ruas jalan Xxxxxx -Xxxxxx
akan mengikuti ketentuan pemasangan lampu penerangan jalan pada jalan Arteri,
sbb :
Tinggi lampu (H) 10-15 meter
Jarak antar tiang 3H - 3,5H
11-12
3. Tahap Operasi & Pemeliharaan
Pengoperasian jalan setelah pelebaran cenderung akan meningkatkan volume
arus lalu lintas pada ruas ini. Saat ini jam puncak {peak hour) pada pagi hari
terjadi antara pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai sekitar 3838 kendaraan
tiap jam, dan jam sibuk sore hari terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan
puncaknya dapat mencapai sekitar 2305 kendaraan tiap jam.
Kegiatan pemeliharaan kondisi jalan adalah menjaga kondisi berkendaraan yang
nyaman dan aman. Kegiatan ini mencakup antara lain kegiatan perbaikan dan
pelapisan ulang jalan, pengecatan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas.
Termasuk kegiatan pemeliharaan jalan adalah perawatan pertumbuhan pohon
yang ditanam sebagai pohon peneduh.
11-13
BAB III
KOMPONEN LINGKUNGAN
BAB III KOMPONEN LINGKUNGAN
Bagian ini mendeskripsikan komponen lingkungan yang kemungkinan dapat terkena
dampak kegiatan peningkatan pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx. Informasi ini sebagai
masukan dalam perencanaan konstruksi. Uraian komponen lingkungan meliputi
komponen fisik-kimia, komponen biologi, sosial ekonomi budaya, dan kesehatan
masyarakat.
3.1. Komponen Fisik Kimia
1. Iklim
Informasi iklim antara lain dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengatasi masalah pencemaran debu sehubungan dengan kegiatan peningkatan jalan
dengan pelebaran didalam dan diluar damija ruas Xxxxxx - Xxxxxx di Kabupaten
Xxxxxx. Kabupaten Xxxxxx merupakan dataran rendah yang mempunyai temperatur
udara rata-rata 27C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari
66 persen dan kelembaban nisbi 80%. Curah hujan tahunan berkisar 1.500 - 3.000
mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin muson timur dan sekitar
bulan Juni bertiup angin muson tenggara. Kecepatan angin antara 30 -35 km/jam,
lamanya tiupan rata-rata 5 -7 jam. Data jumlah hari hujan dan curah hujan bulanan
tahun 1998-2002 disajikan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.
Pada tabel 3.1 teriihat bahwa musim hujan (curah hujan >100 mm) hanya terjadi pada
bulan Nopember - April. Sedangkan bulan-bulan lain curah hujan reiatif kecil. Kemudian
pada tabel 3.2 teriihat jumlah hari hujan reiatif banyak pada bulan Nopember -April.
Data curah hujan mempunyai kaitan dengan pencemaran debu selama kegiatan
kontruksi maupun pada tahap operasi. Pada periode bulan Nopember - April dimana
jumlah hari hujan reiatif banyak, diperkirakan kegiatan konstruksi tidak akan terjadi
pencemaran debu yang signifikan. Karena, apabila dalam suatu hari turun hujan
walaupun hanya sebentar, sudah mampu untuk melarutkan debu-debu yang
ditimbulkan pada hari-hari sebelumnya, sehingga tidak akan terjadi akumulasi polutan
udara yang signifikan. Sebaliknya pada periode bulan Mei - September dimana jumlah
hari hujan reiatif sedikit, kegiatan konstruksi lebih berpotensi menimbulkan pencemaran
debu.
lli-1
Tabel3.1.
Curah Hujan (mm) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx
No Bulan 19981' 2001^ 2002^' Rata-rata
1 Januari 528 151 533 404
2 Pebruari 107 227 656 330
Ma ret 73 132 101 102
4 April 146 147 137 143
5 Mei 43 75 64 61
6 Juni 0 95 28 41
7 Juli 0 22 146 56
8 Agustus 0 12 * 6
9 September 0 47 * 24
10 Oktober 0 159 * 80
11 Nopember 121 205 61 129
12 Desember 106 181 92 126
Jumlah 1.122 1.453 1.501
Kecamatan Klari dan Xxxxxx Dalam Angka Tahun 1998 'Sumber Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002 *)Tidak Ada Data
Tabel 3.2.
Hari Hujan (hari) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx
No Bulan 19981' 2001*' 2002^ Rata-rata
1 Januari 20 9 18 16
2 Pebruari 8 10 20 13
3 Maret 9 8 5 8
4 April 12 7 5 8
5 Mei 3 3 3 3
6 Juni 0 5 2 3
7 Juli 0 2 5 3
8 Agustus 0 1 * 1
9 September 0 2 * 1
10 Oktober 0 7 * 4
11 Nopember 4 11 3 6
12 Desember 7 6 5 6
Jumlah 62 70 65 72
Kecamatan Klah dan Xxxxxx Dalam Angka Tahun 1998 'Sumber Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002 *)Tidak Ada Data
III-2
2. Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara pada lokasi proyek diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan
dan analisa oleh Labotorium Meteorologi Dan Kualitas Udara - Institut Pertanian Bogor,
yang hasilnya disajikan pada tabel 3.3. Dari tabel terlihat bahwa semua parameter
kualitas udara memenuhi ambang batas standar baku mutu, kualitas udara cukup baik.
Namun tingkat kebisingan berada di atas standar baku mutu.
Tabel 3.3. Kualitas Udara Pada Ruas Xxxxxx - Xxxxxx
No Parameter Satuan Baku
Mutu*'
Titik Pengukuran
Pasar
Kosambi
Sebelah
Barat
Pasar
Kosambi
Sebelah
Timur
Pasar
Kosambi
1 Sulfur Dioksida (S02) l g/Nm3 900 20,45 24,30 24,56
2 Nitrogen Oksida
(NOx)
ng/Nm3 400 29,78 36,74 38,59
3 NH3 ng/Nm3 1360 3,14 2,56 2,09
4 H2S (ig/Nm3 42 1,84 1,36 ttd
5 Hidro Karbon (HC) ng/Nm3 160 18,4 22,5 10,7
6 Timah Hitam (Pb) ng/Nm3 2 0,6 0,8 0,7
7 Debu l g/Nm3 260 127,6 122,7 135,4
8 Karbon Monoksida
(CO)
fig/Nm3 30.000 2.800 3.175 2.870
9 Kebisingan dBA 60 76,2 74,5 78,4
'Peraturan Pemerintah Rl Nomor41 tahun 1999 SK MenKLH Nomor 48 tahun 1996 ttd tidak terdeteksi Aran angin dominan dari barat ke timur
3. Kualitas Air
Kualitas air pada saluran yang melintas ruas jalan lokasi proyek merupakan komponen
lingkungan yang mempunyai kemungkinan terkena dampak kegiatan konstruksi.
Ceceran tanah dari kegiatan pekerjaan jalan yang masuk ke saluran akan meningkatan
kekeruhan (turbidity, total suspended solid - TDS). Kondisi awal kualitas air saluran
sebelum konstruksi perlu diketahui sebagai tolok ukur dampak kegiatan konstruksi.
Kondisi awal kualitas air saluran Komojing yang melintas ruas Xxxxxx - Xxxxxx (pada
KM 84,7) disajikan pada tabel 3.4, yang merupakan data primer hasil analisa
Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor (lampiran 2). Dari tabel terlihat beberapa
parameter tidak memenuhi baku mutu (SK Gubernur Jawa Barat No. 39/2000), yaitu
NH3, BOD, COD. Data ini akan menjadi tolok ukur dampak kegiatan konstruksi terhadap
kualitas air saluran.
III-3
Tabel 3.4. Kualitas Air Saluran Komijing yang Melintas Ruas Xxxxxx-Xxxxxx
No Parameter Satuan Baku Mutu"' Hasil Analisa Keterangan
1 PH 6-9 7,2
2 Temperatur C Normal 28
3 Turbidity NTU - 0,46
4 TDS Mg/I 1000 675
5 Chloride, CI Mg/I 600 112,47
6 Sulfate, S04 mg/l 400 28,32
7 Nitrite, NOz mg/l 0,06 0,01
8 Nitrate, N03 mg/l 10 1,13
9 Ammonia, NH3 mg/l 0,02 30,31 Melampaui baku
mutu 10 BOD mg/l 6 19,13
11 COD mg/l 10 89,79
12 Iron, Fe mg/l 5 0,48
13 Manganase, Mn mg/l 0,5 0,79
14 Zinc, Zn mg/l 0,02 0,01 1 SK GubemurJawa Barat Nomor 39 tahun 2000
4. Keberadaan Pipa Saluran Air (PAM)
Pipa saluran air PAM yang ada pada sisi ruas jalan eksisting mungkin akan terganggu
oleh kegiatan pelebaran jalan. Pipa air PAM nampak pada sisi kiri jembatan sta 0+000
(gambar3.1 berikut ini). &&
5. Hidrologi
Badan Air Permukaan
Pada ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (AP3)
melintas beberapa badan air
permukaan baik berupa saluran alam
maupun saluran buatan. Termasuk saluran
alam adalah: Kali Kamojing dan Kali Ciwaluh. Sedangkan termasuk saluran buatan
adalah saluran primer irigasi Citarum. Diantara saluran yang ada adalah Kali Kamojing
berperan penting dalam kaitannya dengan masalah banjir di Pasar Kosambi. Kali ini
dimensi kedalaman tebing 0,8-1,2 meter, lebar dasar 1,0-1,8 meter dan lebar
permukaan 1,5-2,5 meter. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan tampak bahwa
sungai ini mulai merosot fungsi hidrologisnya. Hal ini berkaitan dengan makin
banyaknya penduduk sekitaryang membangun rumah dibadan air permukaan ini.
Disamping itu banyak sampah domistik yang dibuang ke sungai ini, sehingga
mengakibatkan terganggunya aliran.
Banjir dan Genganan
Permasalahan yang berkaitan dengan kondisi hidrologi adalah terjadinya genangan air
di depan Pasar Kosambi pada musim hujan. Genangan air ini disebabkan oleh kondisi
areal yang memeiliki elevasi rendah dan dimensi saluran eksisting terlalu kecil sehingga
kurang lancar menyalurkan air buangan dari sekitar pasar.
Pada sta 0+000 terdapat saluran buangan yang menerima aliran dari drainase jalan
menuju arah Pasar Kosambi, yang selanjutnya disalurkan ke saluran irigasi sepanjang
sisi rel kereta api. Pada sta 1+200 sebelum pertigaan pasar Kosambi terdapat saluran
pembuang yang mengalir ke saluran irigasi sepanjang sisi rel kereta api. Saluran ini
kurang berfungsi baik karena banyak tersumbat lumpur. Secara keseluruhan kondisi
saluran drainase kiri kanan jalan tersumbat lumpur dan sampah.
Pada pertigaan pasar Kosambi (sta 1+400) terdapat saluran pembuang dibelakang
pertokoan, namun juga tidak berfungsi baik karena banyak tersumbat sampah. Saluran
yang berfungsi baik terdapat pada sta 1+500 s.d sta 2+500.
6. Tata Ruang
Sesuai peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) Xxxxxx (Gambar 3.3),
peruntukan pada kanan kiri rencana proyek terdiri dari permukiman perkotaan (KM
83,1-85,6; KM 86,1-86,8) dan zone industri (KM 91,6-92,5) yaitu industri Pupuk Kujang.
Tata guna lahan eksisting sudah sesuai dengan peruntukannya dalam tata ruang.
7. Topografi
Ruas jalan Xxxxxx - Bekasi merupakan dataran berombak, dengan fisiografi lipatan. Di
beberapa tempat ruas jalan menempati posisi punggung lipatan yang merupakan tanah
kering dan di beberapa tempat lainnya ruas jalan menempati daerah cekungan yang
pada saat musim hujan sering terjadi genangan. Beda tinggi antara punggung lipatan
dan kaki lipatan tidak terlalu tinggi, rata-rata bervariasi antara 3-6 m.
8. Geologi
Secara fisiografis daerah proyek peningkatan jalan Xxxxxx-Xxxxxx terietak pada
formasi Kipas Aluvium (Qav). Satuan ini terdiri dari batu pasir tufaan dan
konglomeratan/kipas aluvium, yang terbentuk pada zaman Plistosen. Satuan ini
membentuk morfologi kipas dengan pola aliran "dischotomic". Pengendapannya diduga
pada lingkungan darat, bahan pembentuknya berasal dari batuan gunung api muda di
Dataran Tinggi Bogor. Pada bagian atas secara berangsur tertutup oleh bahan
endapan yang dibawa oleh hasil aktivitas sungai-sungai yang mengalir di daerah ini.
Tebal satuan ini diduga 300 meter. Satuan ditempati oleh rempah-rempah gunungapi
berupa tuf, konglomerat, dan breksi yang sebagian telah mengalami pelapukan kuat,
membentuk tanah penutup permukaan berwarna merah kecoklatan.
III-5
3.2. Komponen Biologi
1. Flora
Vegetasi di areal proyek umumnya merupakan vegetasi budidaya, yang dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok tanaman buah-buahan, pohon peneduh, dan
tanaman hias. Tergolong pohon buah-buahan, antara lain: mangga, rambutan, srikaya,
belimbing, jeruk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu, jambu air, dan kelapa. Termasuk
pohon peneduh adalah: beringin, mahoni, tanjung, karet, lamtoro, petai cina, hangjuang,
puring, dan angsana. Sedangkan yang termasuk tanaman hias antara lain: kenanga,
soka, plamboyan, palem, cemara, kamboja, paku, johar, bogenvile, sinyo nakal, dan
lilin-lilin.
Sesuai dengan rencana pelebaran jalan, pohon-pohon tersebut akan ditebang. Namun
fungsinya akan diganti dengan penanaman kembali pohon peneduh yang baru di kiri
kanan jalan baru. Adapun jenis pohon peneduh yang akan ditanam kembali adalah
yang mempunyai sifat-sifat:
- Mudah tumbuh pada tanah yang padat.
- Tidak mempunyai akar yang besar di permukaan tanah.
- Tahan terhadap hembusan angin yang kuat.
- Dahan dan ranting tidak mudah patah.
- Pohon tidak mudah tumbang.
- Buah tidak teiialu besar.
- Serasah yang dihasilkan sedikit.
- Tahan terhadap pencemar dan kendaraan bermotor dan industri.
- Luka akibat benturan mobil mudah sembuh.
- Cukup teduh tetapi tidak terlalu gelap.
- Kompatibel dengan tanaman lain.
- Daun, bunga, buah, batang dan percabangannya secara keseluruhan indah.
- Pada saat dewasa cocok dengan ruang yang tersedia.
- Berumur panjang.
Pertumbuhannya cepat.
- Tahan terhadap hama dan penyakit.
Jenis-jenis pohon yang cocok untuk peneduh jalan disajikan pada tabel 3.5.
III-6
Tabel 3,5.Jenis Pohon yang Cocok Sebagai Peneduh Jalan
No Nama Daerah Nama Latin
__1_ Flamboyan Delonix regia
Angsana Pterocarpus indicus
3 Ketapang Terminalia cattapa
Bauhinia purpurea 4 Kupu-kupu
5 Kere paying Filicium decipiens 6 Johar Cassia multiyoga
7 Tanjung Mimusops elengi
8 Mahoni Swientenia mahagoni
9 Akasia Acacia auriculiformis
10 Bungur Lagerstroemia loudonii
11 Kenari Canarium commune
12 Johar Cassia sp.
13 Damar Agathis alba
14 Nyamplung Calophyllum inophyllum 15 Jakaranda Jacaranda filicifolia
16 Liang liu Salix babilinica
17 Kismis Muehienbeckia sp.
18 Ganitri Elaeocarpus spahaericus
19 Saga Adenanthera pavoniana
20 Anting-anting Elaeocarpus grandiflorus
21 Asam kranji Pithecelobium dulcea
22 Johar Cassia grandis
23 Cemara Cupresus papuana
24 Pinus Pinus merkusii
25 Beringin Ficus benjamina
Penanaman pohon dapat dilakukan lebih awal, sebelum penebangan pohon lama
dilakukan. Diharapkan pohon pengganti dapat mulai tumbuh pada saat pohon lama
ditebang.
Fauna
Ditinjau dari keanekaan jenis maupun jumlahnya satwa yang ada di areal proyek tidak
banyak. Hal ini disebabkan karena habitat ini tidak kondusif untuk berkembangngya
satwa liar. Tingkat aktivitas penduduk dan tingkat keramaian lalu lintas yang tinggi tidak
memungkinkan berkembangnya satwa liar secara baik. Diantara satwa liar yang masih
dapat dijumpai adalah burung gereja, burung prenjak, kupu-kupu, labah-labah, bekicot,
kadal, tikus got, dan belalang.
Penebangan pohon akan menyebabkan hilangnya habitat satwa. Jenis satwa yang
paling merasakan terkena dampak hilangnya habitat satwa adalah burung prenjak,
kupu-kupu, dan belalang. Namun dampak ini tidak signifikan karena satwa-satwa
tersebut dapat pindah mencari habitat pohon lain di sekitar permukiman penduduk yang
III-7
jaraknya tidak jauh. Selain itu, penanaman pohon pengganti yang dilakukan lebih awal
juga dimaksudkan untuk memberikan habitat baru yang cukup bagi satwa liar tersebut.
3.3. Komponen Sosial
1. Kependudukan
Aktifitas pelebaran mas jalan, terutama perekrutan tenaga kerja akan dapat
mempengaruhi jumlah penduduk setempat. Dilihat dari jumlah penduduknya,
Kabupaten Xxxxxx termasuk daerah yang mempunyai penduduk menengah. Pada
tahun 2002 jumlah penduduk di Kabupaten Xxxxxx mencapai 1.862.839 jiwa (hasil
pengolahan Susenas 2002), berarti terjadi pertumbuhan penduduk 3,94% dari tahun
2001, dimana pada tahun tersebut jumlah penduduk Kabupaten Xxxxxx 1.789.525 jiwa
(Sensus penduduk 2001). Penduduk laki-laki pada tahun 2002 berjumlah 935.634 jiwa
dan penduduk perempuan berjumlah 927.205 jiwa, sehingga rasio jenis kelamin 100,91
dengan rata-rata per Km2-nya 1.062 jiwa.
Jumlah penduduk pada desa-desa lokasi proyek disajikan pada tabel 3.6. Desa-desa
yang lokasi proyek pelebaran ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) adalah Desa Duren
(Kecamatan Klari), Desa Pancawati (Kecamatan Klari), Desa Dawuan Tengah
(Kecamatan Xxxxxx).
Tabel 3.6. Jumlah Penduduk
No Kecamatan/Desa Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Penduduk
Laki-laki
Jumlah
Penduduk
Perempuan
Jumlah
Penduduk
I Kecamatan Klari1' 46.107 82.281 80.024 162.305
1 Duren (Kec. Klari)1" 5.368 9.808 9.511 19.319
2 Pancawati (Kec. Klari)J) 1.450 3.380 3.524 6.904
II Kecamatan Xxxxxx1' 42.565 81.239 82.427 163.666
3 Dawuan Tengah
(Kec. Xxxxxx)4'
2.682 4.100 6.094 10.194
SumbenKabupaten Xxxxxx Dalam Angka, Tahun 2002 1 Sumben Monografi Desa Duren, Tahun 2003 Sumben Kecamatan Klari Dalam Angka, Tahun 1998 Sumben Kecamatan Xxxxxx Dalam Angka, Tahun 1998.
2. Tenaga Kerja
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun keatas dan
terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Adapun Angkatan Kerja
dibedakan menjadi Yang Bekerja dan Pencari Kerja. Pencari Kerja setempat akan
diprioritaskan dalam perekrutan tenaga kerja kosntruksi pelebaran jalan.
III-8
Pada tahun 2002 Pencari Kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Xxxxxx
berjumlah 30.248 orang, sedangkan tahun 2001 terdaftar 35.940 orang, artinya dalam
periode 1 tahun tersebut hanya 2.236 orang (7,39%) yang telah ditempatkan. Melihat
banyaknya Pencari Kerja yang belum ditempatkan, menunjukkan bahwa tingkat
pengangguran di Kabupaten Xxxxxx masih relatif besar. Jumlah Pencari Kerja menurut
tingkat pendidikan disajikan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Xxxxxx Menurut Pendidikan, 2002.
Bulan
Tahun 2002
Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
SD SLTP SLTA Sarmud Sarjana
Januari 97 488 477 60 64
Pebruari 34 91 249 21 17
Maret 37 56 72 12 18
April 48 71 108 19 26
Mei 194 252 293 28 31
Juni 103 145 435 10 15
Juli 127 167 431 11 28
Agustus 36 174 163 8 23
September 27 46 282 27 43
Oktober 23 81 223 16 92
Nopember 21 26 33 10 23
Desember 198 129 376 23 25
Sumber: Kabupaten Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002
3. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat merupakan komponen lingkungan yang mempunyai
kemungkinan terkena dampak kegiatan pelebaran ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx. Dampak
pada kesehatan masyarakat berkaitan dengan pencemaran debu yang dimungkinkan
oleh kegiatan mobilisasi material ataupun pekerjaan jalan. Paramater yang dapat
digunakan sebagai tolok ukur dampak kesehatan adalah jumlah pasien menurut jenis
penyakit pada puskesmas setempat sebelum pelaksanaan pelebaran jalan, tertera pada
tabel 3.8.
Tabel 3.8. Jumlah Pasien Menurut Penyakit, Tahun 2002
No Penyakit Jumlah Pasien
Kec. Klari Kec. Xxxxxx Kab. Xxxxxx
1 ISPA 11.645''
2 Kolera & diare 302 626 6.553
3 Campak 96 114 578
4 Disentri basiler 37 215 1.145
5 Typhus - 482 1.788
Sumber: Kabupaten Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002
'Laporan Tahunan Puskesmas Klah, Tahun 2004
III-9
4. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek
Untuk menggali persepsi masyarakat terhadap proyek pelebaran jalan, telah dilakukan
wawancara masyarakat sisi kanan kiri mas jalan proyek, yang terdiri dari masyarakat
Desa Duren (Kec. Klari) 74 responden; masyarakat Desa Pancawati (Kec. Klari) 16
responden; Desa Dawuan Tengah (Kec. Xxxxxx) 15 Responden. Responden
merupakan sampel dari masyarakat yang tanahnya terkena proyek pelebaran jalan,
yang seluruhnya berjumlah 228 warga Desa Duren, 140 warga Desa Pancawati, 161
warga Desa Dawuan Tengah.
Responden pada Desa Pancawati dan Desa Dawuan Tengah sudah menerima
pembayaran pembebasan tanah bulan September 2000. Sedangkan untuk pembayaran
pembebasan tanah masyarakat Desa Duren dianggarkan pada APBN tahun 2004.
Wawancara menggunakan kuesioner seperti tertera pada lampiran 5. Rekapitulasi hasil
wawancara masyarakat disajikan pada tabel 3.9. Dari tabel tehihat sebagian besar
responden (98%) mendukung.
Untuk melengkapi hasil wawancara masyarakat, juga dilakukan wawancara Kepala
Desa Duren, Sekretaris Desa Pancawati, Sekretaris Desa Dawuan Tengah. Hasil
wawancara dengan Kepala Desa Duren adalah:
- Pendataan warga terkena pelebaran jalan di Desa Duren dilakukan tahun 2002.
Terdata 228 warga yang tanahnya terkena proyek.
- Pada umumnya warga terkena proyek mendukung rencana pelebaran jalan.
Beberapa warga bahkan telah memundurkan pagarnya rumahnya (gambar2.1 bab II
di atas).
- Dalam rencana pembebasan tanah, tidak ada warga yang harus pindahkan. Terdapat
3 bangunan toko pada pertigaan Pasar Kosambi yang akan terkena proyek (gambar
2.5). Harga pasaran nilai bangunan mencapai Rp. 1.500.000,- per-m2.
- Terdapat 1 bangunan masjid terkena pelebaran jalan, yaitu masjid "Al Mujahidin" pada
sta 1+100 (gambar 2.4). Masjid akan dibongkar dan Proyek akan menyediakan
material bagi pembangunan masjid baru di belakang lokasi masjid lama. Lahan untuk
pembangunan masjid baru telah tersedia siap bangun. Tenaga kerja untuk
pembangunan masjid akan disediakan oleh pengelola masjid (DKM).
Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Pancawati:
- Terdapat sekitar 140 warga Desa Pancawati yang tanahnya terkena rencana
pelebaran jalan. Pembayaran tanah dilakukan September 2000.
- Dalam pembebasan tanah, hanya terdapat 1 warga yang hams pindah.
- Seluruh warga terkena pelebaran jalan mendukung rencana pelebaran jalan dan telah
memundurkan pagar halaman rumah (gambar 2.2 bab II di atas)
Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Dawuan Tengah:
- Terdapat 161 warga Desa Dawuan Tengah yang tanahnya terkena rencana pelebaran
jalan. Pembayaran tanah dilakukan September 2000.
111-10
- Dalam pembebasan tanah, tidak ada warga yang harus pindah.
- Seluruh warga terkena pelebaran jalan mendukung rencana pelebaran jalan dan telah
memundurkan pagar halaman rumah (2.3 bab II di atas).
Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Wawancara Responden
No Kuesioner Jum ah Responden Menurut Jawaban
Desa
Duren
Desa
Pancawati
Desa Dawuan Tengah
Total %
1 Pekerjaan utama:
PNS 15 3 2 20 19 Wiraswasta 41 12 9 62 59 Tani 2 1 3 3 Jasa bengkel 2 1 3 3 Usaha kamar kost 1 1 1 Sopir bus 1 1 1 Pensiunan 11 1 12 11 Ibu rumah tangga 3 3 3
2 Jumlah anggota keluarga
1 orang 1 1 2 2 2 orang 4 1 1 6 6 3 orang 13 4 3 20 19 4 orang 24 5 3 32 30 5 orang 22 5 3 30 29 6 orang 7 1 3 11 10 7 orang 2 1 3 3 8 orang 1 1 1
3 Penghasilan per bulan:
Tidak menjawab 9 9 9 Rp. 500.000,- 1 1 2 2 Rp. 700.000,- 2 1 3 3 Rp. 1.000.000,- 15 8 5 28 27 Rp. 1.500.000,- 19 3 2 24 23 Rp. 2.000.000,- 24 2 2 28 27 Rp. 3.000.000,- 3 2 5 10 10 Rp. 4.000.000,- 1 1 1
4 % luas tanah terkena rencana pelebaran jalan terhadap luas tanah yang dimiliki:
1 - 3% 2 1 3 3 4 - 6% 20 6 2 28 27 7 - 9% 18 5 5 28 27 10-12% 16 3 3 22 21 13-15% 10 1 2 13 12 16-17% 4 1 5 5 18-19% 3 1 4 4 22 - 23% 1 1 1 46% 1 1 1
111-11
No Kuesioner Jum ah Responden Menurut Jawaban
Desa Duren
Desa Pancawati
Desa Dawuan Tengah
Total %
5 % luas bangunan yang terkena rencana pelebaran jalan terhadap luas bangunan yang dimiliki:
0% 44 12 8 64 61 5 - 8% 21 3 3 27 26 9-10% 6 3 9 9 13-14% 2 2 2 16-17% 1 1 1 22 - 23% 1 1 46% 1 1 1
6 Penggunaan/fungsi bangunan
Rumah tinggal 51 8 10 69 66 Rumah + toko 12 7 5 24 23 Rumah makan 4 4 4 Warung 7 7 7 Rumah untuk kost 1 1 1
7 Jumlah tanaman yang terkena
rencana pelebaran jalan:
0 batang 31 7 8 46 44 1 - 3 batang 22 3 3 28 27 4 - 6 batang 13 3 3 19 18 7-9 batang 6 3 1 10 10 10 batang 1 1 1 12 batang 1 1 1
8 Kompensasi yang dipilih:
Uang 74 16 15 105 100
9 Persepsi terhadap rencana pelebaran jalan:
Mendukung 72 16 15 103 98 Tidak mendukung 2 2 2
10 Sumber air bersih:
Sumur 58 16 15 89 85 PAM 16 16 15
11 Ketersediaan listrik:
PLN 74 16 15 105 100
5. Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (N 007) berada pada wilayah jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dengan status sebagai jalan Negara dan berfungsi sebagai jalan Arteri Primer. Jalan yang pembinaannya oleh Negara ini berfungsi untuk melayani angkutan rute jarak jauh yang memerlukan kecepatan rata-rata kendaraan tinggi.
Pada saat ini, ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi akibat terjadinya pencampuran antara lalu lintas regional dan lokal yang berakibat
111-12
masjalan ini menerima beban yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut
masjalan ini akan sangat rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
Untuk mengetahui gambaran kondisi lalu lintas saat ini, telah dilakukan survai perhitungan lalu lintas berupa pencacahan jumlah kendaraan yang lewat pada ruas Xxxxxx - Xxxxxx dengan mengambil pos pengamatan pada sta 0+100.
Pengamatan dilakukan dengan periode 40 jam selama 2 hari (tanggal 28 - 29 Januari 2004) mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari kedua.
Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.10 s/d 3.12 Keterangan golongan kendaraan didalam tabel tersebut, sebagai berikut Sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan roda 3 Sedan, jeep dan station wagon Opelet, pick-up opelet, suburban, combi dan minibus Pick-up, micro truk dan mobil hantaran
Bus kecil Bus besar Truk 2 sumbu Truk 3 sumbu Truk gandengan Truk semi trailer
Kendaraan tidak bermotor
Tabel 3.10: Has Ara
il Pengamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx, h
Xxxxxx - Xxxxxx
Pu
kul
Go
M
Go
l2
Go
l3
Go
M
o CD
Go
l5b
Go
l6
Go
l7a
Go
l7b
Go
l7c
Go
l8
.c
CO
E 3
06-07 985 49 206 18 24 33 38 19 2 3 5 1382
07-08 520 125 236 33 15 14 59 15 2 3 18 1040
08-09 525 90 245 61 30 13 80 16 1 11 17 1089
09-10 375 69 186 59 18 9 73 33 3 8 17 850
10-11 484 103 220 95 14 4 117 37 0 7 14 1095
11-12 452 98 228 86 20 12 109 39 7 9 18 1078
12-13 508 105 219 79 16 16 97 31 12 6 17 1106
13-14 420 76 210 74 10 10 102 28 8 0 I 16 954
14-15 591 127 213 98 24 27 99 27 23 0 6 1235
15-16 445 90 107 106 15 12 100 97 11 10 2 995
16-17 649 100 237 57 19 22j 99 29 1 3 10 1226
17-18 660 82 191 54 19 29 74 41 4 10 7 1171
18-19 380 92 92 40 4 40 40 40 4 4 0 736
19-20 262 60 109 24 4 7 55 34 8 5 2 570
20-21 398 78 135 34 11 25 78 52 12 8 2 833
21-22 220 54 71 30 3 22 41 32 6 4 5 488
22-23 272 55 68 47 13 25 107 45 12 15 1 660
23-24 295 26 43 25 7 12 25 20 9 13 2 477
00-01 98 25 28 9 4 5 41 40 6 12 1 269
01 -02 35 17 21 7 5 5 98 59 8 8 1 264
02-03 21 13 22 6 4 6 123 67 11 6 1 280
03-04 34 9 25 11 6 8 94 42 6 4 0 239
1-13
Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Golongan 4 Golongan 5a Golongan 5b Golongan 6 Golongan 7a Golongan 7b Golongan 7c Golongan 8
Pu
ku
l
o
CD
Go
l 2
co o CD
" NT O CD
...... i ro O
CD
Go
l 5
b
Go
l 6
co o CD
- r-
o CD
Go
l 7
c
oo o
CD
ro
04-05 37 3 18 7 2 7 28 20 2 5 0 129 05-06 251 15 80 22 21 8 27 16 4 17 14 475
06-07 487 84 137 48 19 12 53 17 2 3 8 870
07-08 600 127 204 57 17 15 78 18 0 2 7 1125
08-09 345 63 163 39 20 8 53 16 2 4 11 724 09-10 485 87 254 67 14 5 102 26 1 4 5 1050
10-11 460 114 271 74 13 3 87 33 0 11 7 1073
11 -12 395 95 272 95 13 2 92 33 3 5 7 1012
12-13 392 120 262 94 16 2 114 39 3 6 10 1058
13-14 350 121 244 84 13 0 103 42 2 4 9 972
14-15 535 101 200 78 20 24 118 32 8 5 10 1131
15-16 580 88 194 93 13 18 104 36 10 4 10 1150
16-17 440 91 165 65 10 23 62 43 7 7 15 928
17-18 803 74 280 60 19 31 83 28 3 5 9 1395
18-19 676 82 273 68 17 24 79 32 8 6 14 1279
19-20 440 91 153 47 7 3 59 30 3 0 11 844
20-21 191 54 77 29 20 36 45 25 15 15 4 511
21 -22 212 53 66 40 5 21 43 26 8 3 1 478
Jumlah 16308 3006 6425 2120 544 598 3079 1355 237 255 314 34241
Tabel 3.1 1:
Has
Ara
il Pengamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx, h
Xxxxxx - Xxxxxx
Pu
ku
l o CD
Go
l 2
Go
l 3
o CD
Go
l 5
a
Go
l 5
b
Go
l 6
Go
l 7
a
Go
l 7
b
Go
l 7
c
Go
l 8
Jum
l
ah
06-07 1984 50 230 28 30 42 40 32 0 2 18 2456
07-08 793 104 179 31 17 22 38 33 0 0 6 1223
08-09 453 93 193 79 15 2 62 32 1 3 15 948
09-10 350 106 191 71 9 0 76 22 7 7 12 851
10-11 333 94 197 90 12 1 116 47 0 3 5 898
11-12 386 98 198 87 18 12 102 46 6 5 11 969
12-13 432 92 192 79 21 19 97 49 5 7 9 1002
13-14 460 90 182 54 22 22 90 46 0 4 10 980
14-15 438 99 170 80 14 18 99 30 1 14 17 980
15-16 484 86 160 88 14 10 82 27 0 10 11 972
16-17 477 147 181 87 12 7 70 31 0 6 16 1034
17-18 380 138 170 56 13 5 30 28 1 12 1 834
18-19 376 142 181 75 11 10 43 41 3 9 2 893
19-20 196 76 107 31 4 9 25 38 4 6 1 497
20-21 210 61 117 17 9 8 18 42 2 11 7 502
21 -22 193 41 88 25 13 29 33 46 11 2 2 483
22-23 186 43 70 19 2 15 35 41 8 10 1 430
23-24 96 26 30 10 2 5 40 41 7 14 0 271
00-01 35 22 26 8 3 5 42 40 6 12 1 200
01-02 12 18 22 7 5 6 104 62 9 7 1 253
111-14
Pu
kul
Gon
Go
l 2
Go
l 3
Go
l 4
Go
l 5
a
Go
l 5
b
Go
l 6
Go
i7a
Go
l 7
b
Go
l 7
c
Go
l 8
Ju
mla
h
02- 03 9 15 24 5 4 6 131 70 10 6 1 281
03- 04 32 11 30 12 7 9 100 43 6 5 0 255
04- 05 23 3 21 7 2 7 30 21 2 5 0 121
05- 06 300 60 276 36 48 60 120 24 12 24 0 960
06- 07 1200 42 234 32 20 36 44 22 2 0 24 1656
07- 08 710 86 243 35 25 24 38 34 0 2 6 1203
08- 09 384 68 160 42 18 2 58 20 0 6 8 766
09- 10 265 82 154 55 10 0 78 31 1 14 6 696
10- 11 277 106 143 56 10 3 106 25 3 2 6 737
11 -12 108 47 95 35 8 2 30 8 0 5 3 341
12- 13 264 81 178 66 11 2 61 21 5 3 1 693
13- 14 275 121 149 71 25 20 43 13 0 3 7 727
14- 15 445 61 139 69 8 13 79 33 5 14 1 867
15- 16 462 107 153 68 12 14 76 31 4 13 4 944
16- 17 520 125 171 63 13 5 79 25 2 12 5 1020
17- 18 480 141 157 46 9 8 38 18 2 6 5 910
18- 19 476 134 156 45 8 11 37 32 3 8 7 917
19- 20 267 84 154 44 7 12 24 34 3 7 5 641
20- 21 145 62 68 25 3 8 25 37 8 7 6 394
21 -22 187 40 60 11 12 30 30 85 5 3 0 463
Jumlah 15103 3102 5649 1845 506 519 2469 1401 144 289 241 31268
Tabel 3.12: Hash Pengamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx Untuk Kedua Arah
Pu
kul
Go
M
Go
l 2
Go
l 3
Go
l 4
Go
l 5
a
Go
l 5
b
Go
l 6
Go
l 7
a
Go
l 7
b
Go
l 7
c
Go
l 8
Jum
la
h
06- 07 2969 99 436 46 54 75 78 51 2 5 23 3838
07- 08 1313 229 415 64 32 36 97 48 2 3 24 2263
08- 09 978 183 438 140 45 15 142 48 2 14 32 2037
09- 10 725 175 377 130 27 9 149 55 10 15 29 1701
10- 11 817 197 417 185 26 5 233 84 0 10 19 1993
11- 12 838 196 426 173 38 24 211 85 13 14 29 2047
12- 13 940 197 411 158 37 35 194 80 17 13 26 2108
13- 14 880 166 392 128 32 32 192 74 8 4 26 1934
14- 15 1029 226 383 178 38 45 198 57 24 14 23 2215
15- 16 929 176 267 194 29 22 182 124 11 20 13 1967
16- 17 1126 247 418 144 31 29 169 60 1 9 26 2260
17- 18 1040 220 361 110 32 34 104 69 5 22 8 2005
18- 19 756 234 273 115 15 50 83 81 7 13 2 1629
19- 20 458 136 216 55 8 16 80 72 12 11 3 1067
20- 21 608 139 252 51 20 33 96 94 14 19 9 1335
21- 22 413 95 159 55 16 51 74 78 17 6 7 971
22- 23 458 98 138 66 15 40 142 86 20 25 2 1090
23- 24 391 52 73 35 9 17 65 61 16 27 2 748
111-15
Pu
kul.
Go
M
Go
l2
Go
l3
"o CD
Go
! 5
a
Go
l5b
CO "o CD
Go
l7a
Go
l7b
Go
l7c
Go
i8
Ju
mla
h
00-01 133 47 54 17 7 10 83 80 12 24 2 469
01-02 47 35 43 14 10 11 202 121 17 15 2 517
02-03 30 28 46 11 8 12 254 137 21 12 2 561
03-04 66 20 55 23 13 17 194 85 12 9 0 494
04-05 60 6 39 14 4 14 58 41 4 10 0 250
05-06 551 75 356 58 69 68 147 40 16 41 14 1435
06-07 1687 126 371 80 39 48 97 39 4 3 32 2526
07-08 1310 213 447 92 42 39 116 52 0 4 13 2328
08-09 729 131 323 81 38 10 111 36 2 10 19 1490
09-10 750 169 408 122 24 5 180 57 2 18 11 1746
10-11 737 220 414 130 23 6 193 58 3 13 13 1810
11 -12 503 142 367 130 21 4 122 41 3 10 10 1353
12-13 656 201 440 160 27 4 175 60 8 9 11 1751
13-14 625 242 393 155 38 20 146 55 2 7 16 1699
14-15 980 162 339 147 28 37 197 65 13 19 11 1998
15-16 1042 195 347 161 25 32 180 67 14 17 14 2094
16-17 960 216 336 128 23 28 141 68 9 19 20 1948
17-18 1283 215 437 106 28 39 121 46 5 11 14 2305
18-19 1152 216 429 113 25 35 116 64 11 14 21 2196
19-20 707 175 307 91 14 15 83 64 6 7 16 1485
20-21 336 116 145 54 23 44 70 62 23 22 10 905
21 -22 399 93 126 51 17 51 73 111 13 6 1 941
Jumlah 31411 6108 12074 3965 1050 1117 5548 2756 381 544 555 65509
Dari hasil survai yang dilakukan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx didominasi kendaraan jenis sepeda motor (47.95%). Komposisi masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 13 : Komposisi Jenis Kendaraan
Jenis Kendaraan VDF Jumlah Kendaraan %
Krw-Ckp Ckp-Krw Total
Sepeda Motor Mobil Penumpang Utility (Opelet dan sejenisnya) Truk Ringan (2 Sumbu) Bus Kecil Bus Besar Truk Sedang (2 Sumbu) Truk Berat (3 Sumbu atau lebih) Kendaraan Tak Bermotor
0.0001 0.0030 0.2746 0.1175 0.8139 2.1974 3.6221
16308 3006 6425 2120 544 598 3079 1847 314
15103 3102 5649 1845 506 519 2469 1834 241
31411 6108 12074 3965 1050 1117 5548 3681 555
47.95 9.32
18.43 6.05 1.60 1.71 8.47 5.62 0.85
Jumlah 34241 31268 65509 100
Berdasarkan data pada tabel komposisi jenis kendaraan diatas, jenis kendaraan dengan Vehicle Damage Factor (VDF) yang besar seperti bus besar, truk sedang dan truk berat mencapai jumlah 15.79% dari jumlah sample pengamatan.
111-16
Volume lalu lintas selama 24 jam dalam satuan mobil penumpang (smp), dengan koefisien smp merujuk kepada Standar Perencanaan Geometnk untuk Jalan Perkotaan Direktorat Jenderal Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga, Maret 1992, sbb :
Tabel 3.14 : Volume Lalu Lintas (dalam smp)
Jenis Kendaraan Koef
smp
Jumlah Kend /
2 arah / Hari
smp
Sepeda Motor 0.5 17555 8778 Mobil Penumpang 1.0 3276 3276
Utility (Opelet dan sejenisnya) 1.0 6445 6445 Truk Ringan (2 Sumbu) 2.5 2164 5410 Bus Kecil 2.5 615 1538 Bus Besar 3.0 700 2100
Truk Sedang (2 Sumbu) 2.5 3427 8568
Truk Berat (3 Sumbu atau lebih) 3.0 2429 7287
Jumlah 36611 43401
Fluktuasi lalu lintas pada ruas Xxxxxx - Xxxxxx selama periode pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini. Terlihat bahwa jam puncak (peak hour) pada pagi hari terjadi antara pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai sekitar3838 kendaraan tiapjam, namun setelah itu jumlah kendaraan sepanjang pagi sampai sore hari terlihat pada kondisi lebih stabil. Jam sibuk sore hari terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan puncaknya dapat mencapai sekitar 2305 kendaraan tiap jam.
111-17
RflJ.CIANJUH
REViSI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN XXXXXX KIP 't*S^n IhldidiJ) ;l
MtAitn)
JIII i I I Brntim P i ' i1
t'erUnl*ti Tn*mn fri-Ti-Tl >.< r ' i i' < V i' ] Uniiun dlf ' ----------------------------------------------- -* I'cltbul.ti. ____ " _______
, , . . II rert4r.lBit T^i*nmn I *_, K.- ,. L-J l-h "">> L---J
J IdrUn H*V-u l*o\vJ J i I -1 ji m t e n
P2MERINTAM KABUPATEN XXXXXX
TAHUN 20xx
-19
U lit'! 'Iii [fill I -> i( WW !
P o n g k r'l^dl/ilJill III/,/! !!.k"
:Kcc. Kotc (i.^iC**7^*v- ,
\iMii'
'Me. P o n g k r l 4 Hi 1UI II i
iiifii
KABUPATEN PURWAKAUTA
KABUPATEN IBOGOU
Tinul* rcrriikomi\ SkUt KicKmiliq [- - ------- j f*lur*ti I
I -----] *>* I 1 Hilur r|($lj | IbukoL. tabupaUn [ ........... I /
Dm/ Kuwosan Khivus :
H l_,Kf JJ^rupofc.n b.jt.n ritrt r>lh-l l-*'l
Sumter : I.'rail Ilcvif.1 Q J IbukoLa K'Cimillti
lludldnyo
XeU 1M luil/l
/iMii'BAB IV DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN
TIMBUL
BAB IV DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN
TIMBUL
Bab ini mendeskripsikan dampak yang diperkirakan dapat ditimbulkan oleh kegiatan
pelebaran jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), mulai dari tahap pra-konstruksi, konstruksi dan
pasca konstruksi. Prakiraan dampak terhadap lingkungan dari kegiatan pelebaran jalan dari
semula 2 lajur menjadi 4 lajur, ditelusuri melalui matrik interaksi komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan, sebagaimana tertera pada tabel 4.1 dan bagan alir dampak pada
gambar 4.1 berikut ini. Dari tabel terlihat bahwa kegiatan tahap prakonstruksi (sosialisasi
dan pembebasan lahan) diperkirakan berdampak terhadap lingkungan. Hal ini karena
sebagian areal untuk rencana pelebaran berada diluar damija eksisting, yang merupakan
hak milik masyarakat.
Kemudian kegiatan tahap konstruksi diperkirakan akan menimbulkan dampak pada: kualitas
udara, kebisingan, gangguan keindahan/estetika, hilangnya pohon peneduh jalan,
kemungkinan kemacetan lalu lintas dan dampak positif peluang kesempatan kerja.
Demikian pula kegiatan tahap operasi dan pemeliharaan akan menimbulkan dampak pada
kualitas udara, kebisingan, , dan dampak positif peluang kesempatan kerja. Berikut adalah
uraian prakiraan dampak pada setiap tahapan kegiatan:
4.1. Tahap Prakonstruksi
Persepsi Masyarakat
Termasuk kegiatan pada tahap prakonstruksi adalah sosialisasi dan pengadaan tanah.
Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak pada persepsi masyarakat.
Sosialisasi yang baik akan membangun persepsi positif masyarakat terhadap rencana
pelebaran jalan, yang selanjutnya akan membantu kelancaran proses pengadaan tanah.
Sebaliknya sosialisasi yang kurang jelas akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di
kalangan masyarakat, yang selanjutnya berpotensi menggangu kelancaran pengadaan
tanah dan pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Termasuk materi sosialisasi adalah pemberian penjelasan kepada masyarakat cara
perhitungan nilai kompensasi tanah dan bangunan masyarakat yang terkena rencana
pelebaran jalan. Sosialisasi juga menekankan akan adanya tahapan musyawarah dalam
IV-1
penentuan nilai kompensasi tanah bangunan antara masyarakat pemilik tanah bangunan
dengan Panitia Pengadaan tanah.
Hasil hasil wawancara, kondisi eksisting persepsi masyarakat sebagian besar responden
(98%) mendukung, seperti tertera pada tabel 3.9 di atas. Terdapat 2% responden yang
keberatan atas nilai kompensasi bangunan toko miliknya yang terkena pelebaran jalan.
Panitia pembebasan tanah tengah mencari solusi penyelesaian yang tidak merugikan
pemilik bangunan.
4.2. Tahap Konstruksi
1. Peluang Kesempatan Kerja
Peluang kesempatan kerja merupakan dampak positif yang ditimbulkan oleh perekrutan
tenaga kerja untuk konstruksi jalan. Tenaga kerja buruh yang akan direkrut dapat mencapai
sekitar 50 orang. Ini merupakan peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia
kerja yang masih sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx
Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248 orang.
Dalam perekrutan tenaga kerja akan diprioritaskan pelamar dari desa-desa setempat, yaitu
Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah dan sekitarnya. Dalam hal ini, kontraktor akan
berkoordinasi dengan kantor desa setempat. Pemberian prioritas dimaksudkan agar warga
setempat dapat memperoleh manfaat atas kehadiran proyek di daerahnya.
2. Penurunan Kualitas Udara Oleh Kegiatan Mobilisasi Peralatan, Pengangkutan
Material, Land Clearing, Pengoperasian Base Camp.
Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material dari quarry di daerah Cagak
Kabupaten Subang ke lokasi proyek (75 truk/hari - tabel 2.3) mempunyai kemungkinan
menimbulkan dampak penurunan kualitas udara. Kemungkinan ini berasal dari emisi
kendaraan truk yang digunakan untuk pengangkutan. Selain itu juga dimungkinkan oleh
debu yang berasal dari material tanah yang terembus angin selama perjalanan
pengangkutan.
Selain oleh kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material, penurunan kualitas
udara dapat ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan: land clearing, pengoperasian base camp,
penggalian & penimbunan, penyusunan sub-base, pengaspalan. Kegiatan-kegiatan ini
IV-2
menghasilkan polutan udara berupa debu serta emisi dari peralatan (aspalt mixing plant
AMP, stone crusher). Kemungkinan peningkatan debu dan polutan emisi kendaraan
diperkirakan akan semakin signifikan pada musim kemarau, yaitu pada periode bulan
Nopember - April.
Kondisi eksisting kualitas udara saat ini cukup baik, semua parameter kualitas udara
memenuhi ambang batas standar baku mutu, seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Kondisi
ini akan menjadi tolok ukur pengeloaan kualitas udara seperti yang akan diurai pada bab 5
berikut.
3. Kemungkinan Gangguan Kebisingan (Oleh Pengoperasian AMP, Stone Crusher,
Vibratory Roller, Vibratory Compactor)
Gangguan kebisingan dapat berasal dari pengoperasian peralatan vibratory roller, vibratory
compactor, stone crusher, AMP. Peralatan ini menimbulkan kebisingan hingga 80 dBA pada
jarak 15 meter, yang berarti melampaui standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman 60
dBA (KepMenLH No 48/11/1996). Gangguan kebisingan terutama akan terjadi pada
pemukiman sekitar lokasi AMP. Kondisi eksisting kebisingan saat ini telah melampaui
standar baku mutu, seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Tingkat kebisingan eksisting
mencapai 78 dBA, sementara standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman hanya 60
dBA.
4. Hilangnya Pohon Peneduh Yang Ada (Oleh Land Clearing)
Pada areal rencana pelebaran jalan saat tumbuh berbagai jenis tanaman seperti mangga,
rambutan, srikaya, belimbing, lamtoro, petai cina, jemk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu,
jambu air, kelapa, beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja, sinyo nakal,
lilin-lilin, hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile.
Pohon-pohon ini akan ditebang. Penebangan ini akan menghilangkan suasana teduh yang
selama ini dapat dinikmati oleh pengguna jalan dan masyarakat setempat. Penebangan
pohon akan menambah suasana menjadi lebih terik, dimana kondisi ini akan beriangsung
selama sekitar 2 tahun, yaitu sampai pohon pengganti yang akan ditaman tumbuh rindang.
Hilangnya pohon peneduh ini juga akan semakin mengurangi tempat bermain satwa seperti
burung, kupu-kupu, kelelawar, dan Iain-Iain yang kondisinya memang sudah semakin langka
di wilayah ini.
IV-3
IV-7
5. Kemungkinan Terjadinya Kemacetan Arus Lalu Lintas (Oleh Mobilisasi
Material, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Sub-base, Pengaspalan)
Selama pelaksanan mobilisasi material, pekerjaan tanah, pekerjaan sub-base dan
lapis perkerasan diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap kemacetan
lalu lintas, mengingat ruas-ruas jalan yang dilalui pada saat mobilisasi material
maupun ruas jalan pada lokasi pekerjaan itu sendiri merupakan jalur-jalur yang
padat dengan kendaraan. Jam puncak (peak hour) pada pagi hari terjadi antara
pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai sekitar 3838 kendaraan tiap jam. Jam
sibuk sore hari terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan puncaknya dapat
mencapai sekitar 2305 kendaraan tiap jam.
Mobil pengangkut material dengan beban yang berat tidak akan dapat berjalan
dengan kecepatan tinggi, hal ini akan menimbulkan antrian kendaraan di
belakangnya. Sedangkan pekerjaan tanah, pekerjaan sub-base dan lapis
perkerasan, aktivitasnya akan "memakan" sebagian dari lebarjalurlalu lintas yang
ada, hal ini dengan sendirinya akan mengurangi kapasitas jalan dan akibatnyanya
akan semakin menambah kemacetan yang terjadi di lokasi pekerjaan.
Pada saat jalan dalam keadaan padat (maksimal) dengan kata lain volume lalu
lintas mendekati kapasitas jalan ( V/C * 1 ), kecepatan kendaraan berada pada
kondisi yang mendekati tidak stabil (sebentar berhenti dan sebentar lagi jalan,
dst). Tingkat kepadatan lalu lintas yang pada umumnya masyarakat "masih dapat
menerima" meskipun pada tingkat pelayanan yang sangat rendah sebesar V/C =
0,80. Pada kondisi ini, kecepatan rata-rata kendaraan akan mengalami penuainan
sampai sekitar 20% dari kecepatan rencana pada ruas jalan tersebut.
Untuk jalan Arteri Primer (baca: ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx), kecepatan rencana
kendaraan menurut Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan
Direktorat Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 1992
sekurang-kurangnya 60 km/jam. Pada tingkat V/C = 0.80 maka kecepatan rata-
rata kendaraan akan berkurang sampai sekitar 48 km/jam.
6. Kemungkinan Kerusakan Badan Jalan Yang Dilalui Truk Material
Pengangkutan material dan lokasi quarry di daerah Cagak Kabupaten Subang ke
lokasi proyek (75 tmk/hari - tabel 2.3) mempunyai kemungkinan menyebabkan
terjadinya kerusakan badan jalan yang dilalui. Mobil pengangkut material dengan
beban yang penuh akan mempunyai efek perusakan yang maksimal pula
terhadap konstruksi perkerasan. Jika selama perjalanan mobilisasi dari lokasi
quarry sampai lokasi pekerjaan kendaraan pengangkut material ini melalui jalan
dengan kelas yang rendah atau jika mutu konstruksi perkerasan pada jalan-jalan
yang dilalui rendah, maka diperkirakan akan menimbulkan dampak kerusakan
terhadap konstruksi perkerasan dari jalan yang dilalui tersebut. Apabila terjadi
kerusakan badan jalan setelah pekerjaan konstruksi selesai dan ditinggalkan
begitu saja oleh kontraktor, maka hal ini akan merugikan masyarakat pengguna
jalan.
7. Kemungkinan Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan faktor pengemudi (misalnya kondisi fisik,
kelelahan, ketrampilan), faktor kendaraan (kelaikan kendaraan) dan lingkungan
jalan. Berkenaan dengan pekerjaan peningkatan jalan ini diperkirakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap dampak kecelakaan lalu lintas pada tahap
konstruksi adalah uterganggu"nya kondisi lingKungan jalan oleh aktivitas
pekerjaan peningkatan jalan. Perubahan jalur lalu lintas yan