Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Universitas Kristen Petra
31
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1. Masalah Desain dan Pendekatan Perancangan
Permasalahan desain dan pendekatan perancangan merupakan hal yang
penting dalam menemukan konsep perancangan. Permasalahan desain yang ada
dipecahkan dengan pendekatan perancangan yang tepat maka akan didapat kata
kunci. Kata kunci tersebut kemudian digunakan untuk mendapatkan sebuah
konsep yang akan membuat desain terselesaikan dengan baik karena masalah
yang ada telah terpecahkan dan desain akan memiliki keunikan yang membedakan
dengan desain yang lainnya.
3.1.1. Masalah Desain
Masalah utama yang merupakan masalah dari pembangunan Kawasan
Hunian yang Berkelanjutan adalah bagaimana menyediakan kawasan hunian yang
mandiri dimana penghuni tidak banyak merusak alam dan tidak banyak
menggunakan energi dalam memenuhi kehidupannya sekarang, tanpa merugikan
kehidupan generasi selanjutnya di masa depan. Oleh karena itu, integritas dari
seluruh sistem yang telah ada menjadi penting pada pembentukan kawasan ini.
Masalah kedua yang akan diangkat disini adalah bagaimana merancang
suatu kawasan hunian yang fleksibel dan efisien sehingga dapat menjawab
kebutuhan penghuni sesuai dengan perkembangan kehidupannya mulai dari single
person sampai berkeluarga.
3.1.2. Pendekatan Perancangan
Pendekatan perancangan merupakan sudut pandang seseorang dalam
mendekati suatu masalah desain guna mencapai pemecahan masalah yang tepat
dan digunakan sebagai patokan yang digunakan dalam mendesain. Pendekatan
yang digunakan dalam merancang proyek ini merupakan pendekatan Sustainable
Housing dimana kawasan ini menerapkan prinsip-prinsip dari suatu kawasan yang
sustainable dengan lebih memperhatikan pada penataan kawasan yang sesuai
Universitas Kristen Petra
32
dengan keadaan lingkungan sekitar, fasilitas yang dapat berinteraksi dengan alam
dan pemanfaatan energi bangunan yang berkelanjutan.
3.2. Konsep Perancangan
Suatu kawasan hunian yang berkelanjutan membutuhkan suatu batasan
yang menjadi tolak ukur kawasan ini untuk dapat menjadikan suatu kawasan yang
berkelanjutan. Proyek ini menerapkan prinsip-prinsip Susainable Housing yang
diambil dari buku Architecture for a Sustainable Future untuk digunakan mulai
dari penataan massa, penataan sistem pemanfaatan energi, dan pengadaan
kebutuhan penghuni.
Sustainable Housing memiliki 5 prinsip; yaitu :
• Working with Nature
Interaksi desain kawasan dengan alam sekitar.
• Conserving Energy
Pengelolaan desain untuk pelestarian energi pada kawasan.
• Recources Management
Pengelolaan desain untuk menggunakan sumber daya alam secara mandiri
dan terbarukan.
• Human Comfort
Kenyamanan dan kesehatan penghuni dalam kawasan.
• Growth Generations for Social Skill
Mengembangkan kehidupan bersosial pada penghuni.
Gambar 3.1. Simbol Conserving Energy
Sumber: Envision Prefab, 2005
Universitas Kristen Petra
33
3.2.1. Working with Nature
Gambar 3.2. Siklus Working With Nature
Sumber: Architecture for a Sustainable Future, 2002
• Passive Design
Penataan Kawasan didesain sesuai dengan sistem alam yang telah ada.
Pengolahan mulai dari air , angin dan matahari yang diberikan alam untuk
menunjang penataan kawasan agar terintegerasi dengan baik dan saling
menguntungkan.
• Biotop
Biotop pada kawasan untuk mempertahankan area hijau untuk kelangsungan
ekosistem alam. Biotop juga sebagai open space yang menjadi sarana untuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
3.2.2. Conserving Energy
“Energy is neither created nor destroyed. It is collected and returned”
Kawasan ini secara mandiri mengelola energi alam dengan proses yang
berkelanjutan untuk menjadi energi yang digunakan kawasan ini.
Solar Energy System
Menggunakan Solar Cell – dengan arah hadap efisien ke arah Utara.
Pemanfaatan :
• Energi matahari diubah menjadi energi listrik.
• Energi matahari dimanfaatkan untuk mengubah air dingin menjadi air panas.
Universitas Kristen Petra
34
Gambar 3.3. Panel fotovoltaik
Skema :
Matahari Panel Fotovoltaik Arus listrik DC Inverter Arus listrik AC
Battery didistribusikan ke peralatan listrik.
Gambar 3.4. Skema sistem fotovoltaik
3.2.3. Recources Management
Sistem Pengelolaan lingkungan agar dapat secara mandiri terbarukan.
• Adaptable House
Hunian yang fleksibel dalam memenuhi kebutuhan penghuni, dengan
memikirkan penggunaan material yang tidak memberikan dampak negatif
pada generasi mendatang. Dimana material pada bangunan diharapkan bukan
menjadi tempat akhir dan dapat diolah kembali.
• Waste Management
Pengolahan sampah yang berkelanjutan secara mandiri dengan menerapkan
konsep 3R(Reduce, Reuse, Recycle).
Universitas Kristen Petra
35
Disediakan 3 bak sampah, yaitu : sampah recyclable (kertas, plastik, dan
kaleng), sampah organik dan sampah non-recyclable (kaca,dll).
Gambar 3.5. Skema sistem Waste Management
• Water Management
Pegolahan air kawasan untuk dapat digunakan kembali sehingga menjadi
suatu siklus perairan yang mandiri.
Sistem Rainwater Harvesting:
Pengolahan air hujan dalam kawasan untuk dapat digunakan kembali dalam
kebutuhan sehari-hari. Dapat digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci, masak.
Sistem Grey & Black Water Recycling:
Pengolahan air kotor dan kotoran untuk dapat digunakan kembali dalam
kebutuhan sehari-hari. Dapat digunakan untuk flushing toilet & menyiram
tanaman.
3.2.4. Human Comfort
Kenyamanan penghuni dalam bangunan juga memerlukan fresh air dari
luar bangunan. Fresh air juga dapat berfungsi untuk membersihkan polutan
material dalam bangunan.
• Sirkulasi Udara
Mengontrol pergerakan sirkulasi udara dalam dan luar bangunan.
Universitas Kristen Petra
36
Gambar 3.6. Kontrol pergerakan udara
Gambar 3.7. Kontrol pergerakan udara dalam ruangan
• Non-toxic Material
Pemilihan material rumah yang sehat (tidak beracun) dan menunjang kualitas
hidup penghuni.
3.2.5. Growth Generations for Social Skill
• Dimana anak-anak yang besar pada lingkungan ini nantinya dapat lebih
mencintai alam dan sadar pentingnya alam untuk kehidupan mereka
(interaksi mulai dari kecil hingga dewasa).
• Open Space diharapkan dapat menjadi tempat bersosialisasi bagi penghuni
dengan para tetangganya. Aktivitas seperti Barbeque area dan pesta kebun
Universitas Kristen Petra
37
menjadi sarana untuk menumbuhkan karakter bersosialisasi bagi masyarakat
modern.
3.3. Pendalaman Perancangan
Pendalaman perancangan merupakan teknik yang digunakan untuk
memperkuat pendekatan perancangan dalam menjawab masalah desain.
Mengingat bahwa proyek ini adalah kawasan Hunian yang berkelanjutan, maka
hunian dianggap paling penting untuk membutuhkan pemikiran yang mendalam
untuk mencapai tujuan proyek ini. Pendalaman yang digunakan adalah Sistem
Modular Hunian. Mempelajari modul-modul bahan yang sesuai dengan besaran
kebutuhan ruang yang efisien. Pendalaman Modular ini mempunyai tujuan untuk
memenuhi prinsip Adaptable House, sebagai hunian yang fleksibel baik dalam
material maupun fungsi penggunaannya.
3.4. Program Ruang
Terdapat 3 fasilitas pada pada proyek ini, yaitu :
a. Fasilitas Utama :
- Hunian setiap sasaran jenis keluarga.
b. Clubhouse :
- Cafetaria
- Minimarket
- Apotek
- Fitness Center
- Outdoor Area
c. Fasilitas Pendukung :
- Waste Management
- Water Management
- Kantor Maintenance
- Kantor Pengelola
- Pos Satpam
Universitas Kristen Petra
38
3.4.1. Zoning hunian
Zoning hunian merupakan zona utama yang dijadikan sebagai tempat
hunian bagi pengguna, berupa rumah yang di dalamnya dibagi menjadi beberapa
zona, yaitu :
• Zona Privat
Zona privat adalah zona yang bersifat privat / individual sehingga hanya
orang-orang tertentu yang dapat masuk pada zona ini. Dan biasanya
memerlukan ketenangan. Zona privat ini terdiri dari :
- Ruang Tidur, Ruang Kerja
• Zona Semipublik
Zona semipublik adalah zona yang bersifat semiprivat / semipublik. Yang
dapat masuk pada zona ini adalah anggota keluarga. Tamu tidak dapat masuk
pada zona ini. Zona semipublik ini terdiri dari :
- Ruang Keluarga, Ruang Makan
• Zona Publik
Zona publik adalah zona yang bersifat publik. Yang dapat memasuki oleh
semua orang, seperti tamu. Zona publik ini terdiri dari:
- Ruang Tamu, Teras
• Zona Servis
Zona servis adalah zona yang digunakan untuk menangani urusan rumah
tangga pada bangunan ini. Zona servis terdiri dari :
- Dapur, Ruang Cuci dan Jemur, Ruang Pembantu
3.4.2. Zoning Clubhouse
Zoning Clubhouse merupakan zona publik yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan penghuni dalam kehidupannya. Zona ini membantu
memberikan kemudahan bagi pengguna di dalam kompleks hunian ini. Yang
termasuk dalam zoning fasilitas penunjang ini adalah :
• Cafetaria
Merupakan sebuah fasilitas yang digunakan untuk menjual makanan dan
minuman.
Universitas Kristen Petra
39
• Fitness Center
Merupakan sebuah fasilitas yang digunakan untuk berolahraga sehingga dapat
menjaga kesehatan penghuni kawasan.
• Minimarket
Merupakan sebuah fasilitas yang digunakan untuk menjual berbagai macam
keperluan rumah tangga baik makanan maupun keperluan mandi, dll dalam
skala kecil.
• Apotek
Merupakan sebuah fasilitas yang digunakan untuk menjual obat-obatan.
• Outdoor Area
Merupakan sebuah lahan hijau yang digunakan sebagai tempat rekreasi dan
juga difungsikan sebagai penghijauan bagi kompleks hunian ini.
3.4.3. Zoning Fasilitas Penunjang
Zoning fasilitas penunjang merupakan zona servis yang mendukung sistem
kawasan agar dapat digunakan kembali disediakan untuk memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna di dalam kompleks hunian ini. Yang
termasuk dalam zoning fasilitas penunjang ini adalah :
• Water Management
Merupakan tempat untuk menampung dan mengolah air hujan agar dapt
digunakan kembali untuk kebutuhan kawasan.
• Waste Management
Merupakan tempat untuk mendaur ulang sampah agar dapat digunakan
kembali. Proses sampah basah menjadi kompos untuk pemupukan lingkungan
hijau. Sedangkan sampah kering dipilah-pilah menjadi sampah kaleng, plastik
dan kertas untuk kemudian diproses diluar site.
• Kantor Maintenance
Merupakan suatu tempat untuk menjual dan memperbaiki keperluan
bangunan hunian. Dimana penghuni dapat menginginkan perubahan
konfigurasi dan perbaikan material sesuai dengan keinginannya. Peralatan
berat disediakan pada bangunan ini sehingga tidak membutuhkan banyak
energi dalam distribusi material pembangunan.
Universitas Kristen Petra
40
Waste management
Kantor Maintenance PLN &
Kantor Pengelola
Clubhouse
Open Space ClubHouse, Minimarket
& Apotek
Water Management
• Pos Satpam
Merupakan tempat yang digunakan untuk menjaga keamanan kompleks
hunian. Terletak di bagian depan kompleks hunian.
3.5. Penataan Massa
Penataan massa pada kawasan ini dipengaruhi secara khusus oleh beberapa
faktor; antara lain:
• Pasive Design yang mengolah pergerakan angin dan antisipasi panas
matahari.
• Sistem pengelolaan kawasan secara mandiri agar benar dan efisien; seperti
pengelolaan sampah dan air hujan.
• Fasilitas yang menunjang kegiatan penghuni yang berwawasan lingkungan.
Gambar 3.8. Penataan massa pada kawasan
3.6. Aplikasi Desain
3.6.1.Working with Nature
Interaksi desain kawasan dengan alam.
Hunian
Hunian
Hunian
Universitas Kristen Petra
41
3.6.1.1. Passive Design
Desain massa kawasan ini memperhatikan iklim setempat. Posisi matahari,
pergerakan angin, dan pergerakan air dalam kawasan menjadi dasar penataan
massa bangunan.
Posisi Matahari : Bangunan didesain memanjang ke arah Timur – Barat,
dengan aktivitas siang hari pada bagian barat dan aktivitas malam hari pada
bagian Timur.
Gambar 3.9. Posisi Massa bangunan
Pergerakan Angin : Bangunan didesain dengan mengontrol perkerakan
angin dalam kawasan, yang bergerak dari Tenggara – Barat Laut. Perhitungan ini
diambil berdasarkan buku Control Air Movement - Terry.S. Boutet. Massa
bangunan juga menerima angin dengan sudut 450. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar kemungkinan memasukkan angin kedalam bangunan.
Gambar 3.10. Perhitungan Kontrol Pergerakan Angin horizontal
Universitas Kristen Petra
42
Gambar 3.11. Perhitungan Kontrol Pergerakan Angin vertikal
Gambar 3.12. Aplikasi Pergerakan Angin Pada Kawasan
Universitas Kristen Petra
43
Perhitungan Sun Shading : Pembayangan sinar matahari yang masuk ke
dalam bangunan dengan menggunakan Solar Chart. Khusus pada bukaan orientasi
Timur dan Selatan, sinar matahari pagi pada jam 7 sampai 9 sengaja dimasukkan
untuk kesehatan ruangan dalam bangunan.
3.6.1.2. Biotop
Kehidupan sehari-hari para penghuni kawasan ini lebih didekatkan dengan
alam sekitar. Adanya open space pada tiap-tiap kawasan hunian yang difungsikan
sebagai tempat siklus organisme hidup (biotop), bertujuan untuk memungkinkan
terjadinya interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya. Sehingga manusia
dapat lebih mengenal dan mencintai lingkungan sekitar, dan menjadikan manusia
sebagai bagian penting dalam sebuah siklus kehidupan yang berkelanjutan.
Ecological Footprint:
Hunian didesain panggung untuk meminimalkan kerusakan tanah dan
penyerapan air hujan dengan cepat kedalam tanah. Selain itu juga terdapat Green
Roof pada bangunan.
Kawasan ini juga memiliki banyak green area untuk pelestarian
pepohonan dan tanaman toga. Selain untuk penyerapan air hujan ke dalam tanah,
konsep ini juga mendukung zero emission CO2.
Gambar 3.13. Kawasan Perumahan
Universitas Kristen Petra
44
3.6.2. Conserving Energy
3.6.2.1. Solar Energy System
Menggunakan Solar Cell – dengan arah hadap efisien ke arah Utara
dengan kemiringan 300.
Pemanfaatan :
Energi matahari diubah menjadi energi listrik : Sistem Photovoltaik
Sebagian penggunaan listrik dan kawasan ini tetap menggunakan bantuan dari
PLN jika cuaca tidak mendukung.
Energi matahari dimanfaatkan untuk mengubah air dingin menjadi air
panas : Solar Hot Water Heating - Close Coupled System : SolarHart
Gambar 3.14. Panel Fotovoltaik pada Kawasan Perumahan
Universitas Kristen Petra
45
Untuk memperkirakan besarnya solar cell yang diperlukan masing-masing hunian
, maka dilakukan perhitungan keperluan daya listrik peralatan hunian.
Total Daya listrik yang diperlukan rumah dalam 1 hari sekitar : 6440 Watt
( Perhitungan dapat dilihat pada lampiran).
Total Daya yang dapat dihasilkan oleh panel Fotovoltaik dalam 1 hari sebesar =
53 x 122 = 6466Watt ( Perhitungan dapat dilihat pada lampiran).
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka keperluan listrik hunian dapat
sepenuhnya disupply dari sistem fotovoltaik atap hunian. Hal ini dapat terjadi jika
didukung dengan kondisi cuaca yang cerah(matahari bersinar). Dimana daerah
Surabaya, masa matahari bersinar sekitar 265 hari sepanjang tahun. Sehingga
efektivitas pemakaian sistem Fotovoltaik sebesar 72% per tahun. Apabila kondisi
cuaca tidak memungkinkan untuk pemakaian sistem ini (kondisi hujan), maka
keperluan listrik mendapat bantuan supply dari listrik PLN.
3.6.2.2. Repair Management ( Kantor Maintenance)
Merupakan tempat untuk memesan pergantian konfigurasi bangunan dan
material bangunan. Terdapat gudang material, gudang reparasi dan garasi alat
berat.
Gambar 3.15. Perspektif Kantor Maintenance
3.6.2.3. Desain hemat energi
• Hybrid Ventilating
Pemanfaatan penghawaan aktif dan pasif pada bangunan. Penghawaan aktif
digunakan se-efektif mungkin pada ruangan yang membutuhkan, yaitu kamar
Universitas Kristen Petra
46
tidur. Selain itu, AC yang digunakan merupakan AC hemat energi dengan
sistem Inverter.
• Passive Design
Desain massa kawasan ini memperhatikan iklim setempat. Sama dengan
prinsip Working With Nature.
• Elektronik hemat energi dan lampu hemat energi.
3.6.3. Resources Management
3.6.3.1. Adaptable House
Hunian yang fleksibel dalam memenuhi kebutuhan penghuni, dengan
memikirkan penggunaan material yang tidak memberikan dampak negatif pada
generasi mendatang. Dimana material pada bangunan diharapkan bukan menjadi
tempat akhir dan dapat diolah kembali.
• Modular Homes
Hunian didesain dengan sistem modular dimana hunian nantinya dapat
dibongkar-pasang sesuai dengan kebutuhan penghuni. Sistem modular ini
memungkinkan tidak adanya sampah bangunan (zero waste). Sehingga elemen-
elemen mulai dari lantai sampai atap dapat digunakan kembali.
3.6.3.2. Water Management
• Sistem Rainwater Harvesting
Untuk keperluan mandi, cuci, dan masak
Air hasil dari sistem ini dapat digunakan untuk mandi, cuci, dan memasak.
Setiap bangunan memiliki sistem rainwater harvesting secara mandiri. Tetapi
apabila bukan musim hujan, keperluan air dibantu oleh PDAM.
• Grey & Black Water Recycling
Pengolahan Grey & Black Water dengan menggunakan Sistem Biolytic Filter,
sehingga air dapat digunakan kembali untuk penyiraman tanaman
kawasan. Selain itu sampah organik halaman hunian dapat dimasukkan ke filter
ini. Sistem Biolytic ini diletakkan pada biotop kawasan hunian.
Universitas Kristen Petra
47
Gambar 3.16. Skema Sistem Filter Rainwater harvesting
Sumber :Mobbs, Michael (1998)
Universitas Kristen Petra
48
Gambar 3.17. Detail Sistem Filter Rainwater harvesting
Sumber :Mobbs, Michael (1998)
Universitas Kristen Petra
49
Semua hunian menggunakan tank jenis Rainwater Tank 99 percent Security.
Dimensi Tank : height x diameter = 2460mm x 3450mm ( Perhitungan dapat dilihat
pada lampiran).
3.6.3.3. Waste Management
Disediakan 3 bak sampah, yaitu : sampah recyclable (kertas, plastik, dan
kaleng), sampah organik, dan sampah non-recyclable (kaca,dll). Hal ini juga
bertujuan untuk memberikan edukasi pada penghuni kawasan ini untuk lebih
mengenal bagaimana pengolahan sampah hunian.
Gambar 3.18. Skema sistem Waste Management
3.6.4. Human Comfort
3.6.4.1. Natural Ventilating
Mengontrol sirkulasi udara untuk pergerakan sirkulasi udara dalam dan
luar bangunan. Sistem Penghawaan Bangunan menggunakan sistem Cross
Ventilation & Venturi Effect.
Gambar 3.19. Sirkulasi Udara dengan sistem Cross Ventilation
Universitas Kristen Petra
50
Gambar 3.20. Sirkulasi Udara dengan sistem Venturi Effect
Gambar 3.21. Sirkulasi Udara pada ClubHouse
3.6.4.2. Non-toxic Material
Memilih material bangunan yang sehat dan tidak mengandung racun
material. Selain itu juga tidak memberikan dampak negatif pada ozon. Contoh:
Material non-cfc, non mercury dan non asbes. Memanam tanaman penyerap
polutan sebagai barier dari batas kawasan ini terhadap lingkungan luar.
Gambar 3.22. Tanaman penyerap polutan
Universitas Kristen Petra
51
3.6.5. Growth Generations for Social Skill
3.6.5.1. Open Space Tiap Cluster Hunian
Anak-anak tumbuh bersama dengan lingkungan sekitar. Sehingga mereka
dapat lebih mengenal dan mencintai alam lingkungan sekitar mereka.
Open Space : - Children Playground
- Barbeque Area
Gambar 3.23. Jogging Track kawasan
3.6.5.2. Outdoor Acrivity Area
Terdapat aktivitas outdoor penghuni yang berinteraksi dengan alam.
Open Space : - Barbeque Area
- Garden Party
- Outdoor Cafe
- Jogging Track
Jalur bersepeda untuk mengakses semua fasilitas kawasan. Selain untuk
mengurangi polusi, juga dapat memberikan pembelajaran budaya bersepeda
kepada penghuni.
Universitas Kristen Petra
52
Gambar 3.24. Perencanaan Open Space kawasan
Gambar 3.25. Open Space Clubhouse
3.7. Sistem Struktur
Sistem konstruksi bangunan pada kawasan ini menggunakan konstruksi
baja. Hal ini untuk mendukung parameter sustainable material, dimana konstruksi
tadak lagi menggunakan kayu yang dapat merusak hunian. Selain itu untuk dapat
menunjang bongkar-pasang hunian, joint-joint menggunakan baut. Sistem
Struktur bangunan menggunakan sistem rangka kaku.
Universitas Kristen Petra
53
Gambar 3.26. Aksonometri Struktur Bangunan Penunjang
Universitas Kristen Petra
54
3.8. Sistem Utilitas
• Sistem Air Bersih
Air bersih kawasan ini sebagian besar dari sistem Rainwater Harvesting yang
diterima oleh atap bangunan.
Gambar 3.27. Aksonometri Sistem Air Bersih
Universitas Kristen Petra
55
• Sistem Air Kotor dan Kotoran
Pada kawasan ini air kotor dan kotoran hunian diolah dengan menggunakan
Sistem Biolytic Filter yang terletak pada biotop kawasan hunian. Sedangkan
pada bangunan penunjang ditetakkan pada bagian zona servis. Hasil dari filter
ini digunakan untuk penyiraman tanaman.
Gambar 3.28. Aksonometri Sistem Air Kotor dan Kotoran
Universitas Kristen Petra
56
• Sistem Listrik
Pada kawasan ini listrik berasal dari sistem fotovoltaik dan dengan bantuan
PLN. Solar cell terdapat pada masing-masing atap bangunan.
Gambar 3.29. Aksonometri Sistem Listrik
Universitas Kristen Petra
57
3.9. Pendalaman Desain
3.9.1. Adaptable House
Hunian dapat berkembang mulai dari tipe single, married, 1 child, dan 2
children. Hal ini bertujuan agar penghuni dapat secara fleksibel mengembangkan
hunian sesuai kebutuhan kehidupannya. Selain itu, penghuni juga dapat berkreasi
sendiri dalam menyusun ruang-ruang yang ada. Sehingga meskipun tipe single,
tetapi memiliki bermacam-macam konfigurasi yang berlainan. Bangunan juga
dapat dibongkar kembali jika penghuni ingin mengubah atau mengurangi
konfigurasi hunian.
Gambar 3.30. Simbol Adaptability
Keterangan :
• Konfigurasi 2A, 3A, dan 4A merupakan perkembangan dari Konfigurasi 1A.
Gambar 3.31. Peta pola pikir konfigurasi hunian
Pembelian model hunian ini pada tahap awal merupakan unit Core yang
kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penghuni. Sistem Core
ini bertujuan untuk :
• Menjaga keselarasan kawasan ini sehingga memiliki bentuk yang unity.
• Mengatur perkembangan hunian agar lebih berkembang ke atas ( menjaga
ecological footprint agar area yang terbangun tidak banyak memakan lahan
hijau).
Single(1BR)
Married(2BR)
1Child(3BR)
2Children(4BR)
Universitas Kristen Petra
58
Gambar 3.32. Konfigurasi Core
Gambar 3.33. Konfigurasi Single
Gambar 3.34. Konfigurasi Married
Gambar 3.35. Konfigurasi 1 Child
Universitas Kristen Petra
59
Gambar 3.36. Konfigurasi 2 Children
3.9.2 Modular Homes
Hunian didesain dengan sistem modular dan dapat dibongkar-pasang.
Material bangunan nantinya tetap dapat digunakan kembali jika bangunan
dibongkar.
3.9.2.1. Parameter Sustainable Material
Terdapat 7 parameter :
Raw Material Availability, Minimum Environment Impact, Human Health,
Embodied Energy, Product Lifespan, dan Recycle Potential.
Desain ini menitik-beratkan pada parameter (Weighting Criteria): Raw
Material Availability dan Recycle Potential. Memilih material yang masih banyak
disediakan alam dan dapat digunakan secara terus menerus tanpa ada sampah
material (zero waste).
End of Use Recycling :
Dimana material dapat diproses lagi bila mencapai akhir dari umur
pemakaian material. Diperkuat dengan desain modular agar material yang ada
dapat digunakan lebih dari satu kali pemakaian.
• Baja
Meskipun Embodied Energy (proses pembuatan baja) sangat besar, tetapi
Recycle Potential baja sangat baik. Maintenance pada baja juga minimal.
Baja juga sangat mendukung Human health karena tidak mengandung racun
material. Meskipun Environmental Impact besar, tetapi baja memiliki nilai
Universitas Kristen Petra
60
Reuse dan Recycle material yang sangat tinggi. Product Lifespan baja juga
sangat lama (dapat digunakan berulang-ulang).
• Kalsiboard
Kalsiboard memiliki Embodied Energy (proses pembuatan) kecil, dan
Recycle Potential sangat baik. Mendukung Human health karena tidak
mengandung asbes sama sekali.
Nilai reuse kalsi yang rendah dapat diatasi dengan mendesain tepinya dengan
penambahan lis pemegang dinding dengan baja chanel U, sehingga dapat
digunakan lebih dari satu kali pemakaian.
Lantai Parket Laminated- HDF
Berbahan dasar sari serbuk kayu yng masih banyak di alam dan memiliki
Recycle Potential sangat baik.
3.9.2.2. Pemilihan Sistem Struktur
Joint-joint kolom balok struktur baja menggunaka sistem baut agar dapat
dibongkar pasang.
Gambar 3.37. Aksonometri joint kolom balok baja
Universitas Kristen Petra
61
Perhitungan dimensi Kolom Balok Baja:
• Dimensi Balok
Gambar 3.38. Denah kolom balok
Rumus Perhitungan Balok Baja = 1/25 x bentang
Balok A12 = 1/25 x4005 = 144mm=14.4cm baja profil WF 150 x 100
Balok 1AB = 1/25 x 6675 = 240mm=24cm baja profil WF 250 x 125
Balok 1BC = 1/25 x 9345 = 336mm=33.6cm baja profil WF 350 x 175
• Dimensi Kolom
Beban Gravitasi
Beban hidup = Lt1 = 195 kg/m2
Lt2 = 146 kg/m2
Beban mati = Lt1 = 600 kg/m2
Lt2 = 300 kg/m2
Total beban = Lt1 = 795kg/m2
Lt2 = 446 kg/m2
Universitas Kristen Petra
62
Distribusi beban berdasarkan tributary area (TA):
Gambar 3.39. Tributary Area
TA kolom A1 = 1.8 x 3 = 5.4m2
TA kolom A2 = 3.6 x 3 = 10.8m2
TA kolom B1 = 1.8 x 7.2 = 12.96m2
TA kolom B2 = 3.6x 7.2 = 25.92m2
TA kolom C1 = 1.8 x 4.2 = 7.56m2
TA kolom C2 = 3.6x 4.2 = 15.12m2
Beban kolom pada lantai dasar :
Beban kolom A1 = 5.4m2 x 795 = 4293kg
Beban kolom A2 = 10.8m2 x 795=8586kg
Beban kolom B1 = 12.96m2 x 795=10303.2kg
Beban kolom B2 = 25.92m2 x 795=20606.4kg
Beban kolom C1 = 7.56m2 x 795=6010.2kg
Beban kolom C2 = 15.12m2 x 795=12020.4kg
Universitas Kristen Petra
63
Tegangan baja :
Bj 37 : teg. Leleh = 2400kg/cm2 ; teg.Ijin = 1600kg/cm2
Gaya Aksial Tekan :
A= P/σ
Dimensi kolom A1 = 4293kg / 1600=2.68 cm2
Dimensi kolom A2 = 8586kg/ 1600=5.37 cm2
Dimensi kolom B1 = 10303.2kg/ 1600=6.44 cm2
Dimensi kolom B2 = 20606.4kg/ 1600=12.879cm2
Dimensi kolom C1 = 6010.2kg/ 1600=3.76 cm2
Dimensi kolom C2 = 12020.4kg/ 1600=7.6 cm2
Dilihat kolom terbesar= 12.879cm2; maka : IWF 150 X 75
• Kontrol Tekuk
Ratio Kelangsingan :
rx = 0.4 x d1
ry = 0.23 x d2 dipilih terkecil
= 0.23 x 7.5 = 1.725
panjang tekuk Lk = 0.65x tinggi
= 0.65x 5 = 3.25m = 325cm
Lk / r = 325 / 1.725 = 188.4
Maka σ kritis tekuk = 350kg/cm2
A = P / σk = 20606.4 / 350 = 58.874cm2 > 17.85cm2(luas IWF akibat beban
gravitasi), maka profil dibesarkan.
IWF 200 x 200 dengan A = 63.5 cm2 atau
IWF 350 x 175 dengan A = 63.1 cm2 atau
IWF 300 x 200 dengan A = 72.4cm2
Universitas Kristen Petra
64
3.9.2.3 Desain Modul
Modul dasar dari perancangan Modular Homes ini berasal dari modul
kalsiboard yang dibingkai baja profil U agar dapat dibongkar-pasang. Modul ini
mencakup mulai dari modul lantai, modul dinding, dan modul plafon.
• Modul Perancangan :
Gambar 3.40. Detail modul
Jadi modul dasar dari perancangan Modular Homes ini adalah: 1335mm.
• Modul Ruangan :
Besaran ruangan didesain sesuai dengan kelipatan dari modul dasar.
Kamar mandi standar menggunakan 2 x 2Modul. Kamar mandi utama, R.Servis,
Dapur, R. Tamu, dan Tangga menggunakan 3 x 2Modul. K.Tidur Anak, K.Tidur
Tamu, R. Kerja, dan R. Makan menggunakan 3 x 3Modul. K.Tidur Utama, R.
Keluarga, dan garasi menggunakan modul 4 x 3Modul.
Universitas Kristen Petra
65
Gambar 3.41. Modul ruangan
• Modul Struktur :
Gambar 3.42. Modul struktur
Universitas Kristen Petra
66
A
B
C D
E
Detail Tipe-Tipe Modul yang terjadi pada hunian :
Gambar 3.43. Tipe-tipe modul
• Tipe Modul A
Gambar 3.44. Aksonometri Modul A
Universitas Kristen Petra
67
Gambar 3.45. Detail Modul A
• Tipe Modul B
Gambar 3.46. Aksonometri Modul B
Universitas Kristen Petra
68
Gambar 3.47. Detail Modul B
• Tipe Modul C
Gambar 3.48. Aksonometri Modul C
Universitas Kristen Petra
69
Gambar 3.49. Detail Modul C
• Tipe Modul D
Gambar 3.50. Aksonometri Modul D
Universitas Kristen Petra
70
Gambar 3.51. Detail Modul D
• Tipe Modul E
Gambar 3.52. Aksonometri Modul E
Universitas Kristen Petra
71
Gambar 3.53. Detail Modul E
Gambar 3.54. Perspektif Aksonometri Struktur Hunian
Universitas Kristen Petra
72
3.10. Bentuk dan Tampilan Bangunan
Gambar 3.55. Perspektif Hunian
Gambar 3.56. Perspektif Hunian
Universitas Kristen Petra
73
Gambar 3.57. Perspektif Hunian
Gambar 3.58. Perspektif Clubhouse
Gambar 3.59. Perspektif Entrance Hunian
Universitas Kristen Petra
74
Gambar 3.60. Perspektif Interior Cafetaria
Gambar 3.61. Perspektif Minimarket
Universitas Kristen Petra
75
Gambar 3.62. Perspektif Bird-eye view
Gambar 3.63. Perspektif Bird-eye view