Upload
diannur
View
56
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
saraf pendengaran
Citation preview
SARAF PENGLIHATAN, SARAF PENDENGARAN, &OTOT
Organ Dalam: Kornea Sclera Iris dan
Pupil Lensa Retina Koroid Saraf optik
FUNGSI MATA
MENERIMA RANGSANGAN BERKAS CAHAYA PADA RETINA DENGAN PERANTARAAN SERABUT NERVUS OPTIKUS, MENGHANTARKAN RANGSANGAN INI KE PUSAT PENGLIHATAN PADA OTAK UNTUK DITAFSIRKAN
Prinsip fisika optik
Refraksi cahaya kecepatan cahaya di udara 300.000 km/detik lebih lambat dalam benda padat/cair indeks refraksi: ratio kec. udara/substansi misal: kaca 200.000 km/det indeks 1,5
Cahaya tegak lurus benda: arah tetap membentuksudut: arah berbelok
Lensa cembung: konvergensi pada fokus
Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di depan lensa, iris mata adalah lingkaran berwarna yang terletak di sekeliling biji mata. Retina adalah garis mata bagian belakang di mana penglihatan diproses. Iris mata BUKAN Retina.
Fungsi Retina Syaraf retina menyerap dan meneruskan menyebarkan impuls cahaya yang mencapai retina. Impuls cahaya berjalan melalui syaraf optik menuju visual korteks yang diinterprestasikan sebagai penglihatan.
Cahaya yang berjalan dalam garis lurus akan jatuh secara diagonal berlawanan dalam area di retina yang menjadi objek penglihatan.
Misalnya cahaya dari objek yang dilihat secara superior akan jatuh pada bagian inferior di retina. Hal yang sama akan terjadi pada garis horisontal. Otak mengubah persepsi sehingga tampil secara tepat.
PENGATURAN CAHAYA
PUPIL (TEMPAT MASUKNYA CAHAYA KE BAGIAN MATA) YANG DIKONTROL SARAF OTONOM* CAHAYA TERANG (PUPIL MENGECIL APABILA OTOT SIRKULER /KONSTRIKTOR BERKONTRAKSI & MEMBENTUK CINCIN YANG LEBIH KECIL) → SIMPATIS* CAHAYA GELAP (OTOT RADIALIS MEMENDEK MENYEBABKAN UKURAN PUPIL MENINGKAT) → PARASIMPATIS
PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA PEMBELOKAN SUATU BERKAS CAHAYA (REFRAKSI)
KETIKA SUATU BERKAS CAHAYA MENGENAI PERMUKAAN LENGKUNG DENGAN DENSITAS LEBIH BESAR, ARAH REFRAKSI TERGANTUNG PADA SUDUT KELENGKUNGAN* LENSA KONVEKS (CEMBUNG) MENYEBABKAN KONVERGENSI / PENYATUAN BERKAS CAHAYA * LENSA KONKAF (CEKUNG) MENYEBABKAN DIVERGENSI (PENYEBARAN) BERKAS CAHAYA
FUNGSI REFRAKSI MATA CAHAYA JATUH DI ATAS MATA → BAYANGAN LETAKNYA
DIFOKUSKAN PADA RETINA → MENEMBUS & DIUBAH KORNEA LENSA BADAN AQUES & VITROUS → MEMBIASKAN & MEMFOKUSKAN BAYANGAN PADA RETINA BERSATU MENANGKAP SEBUAH TITIK BAYANGAN YANG DIFOKUSKAN
AKOMODASI AKOMODASI ADALAH KEMAMPUAN MENYESUAIKAN
KEKUATAN LENSA SEHINGGA BAIK SUMBER CAHAYA DEKAT MAUPUN JAUH DAPAT DIFOKUSKAN DI RETINA
* KONTRAKSI OTOT SILIARIS, LIGAMENTUM SUSPENSORIUM MELEMAS & TEGANGAN PADA LENSA BERKURANG (LENSA MEMBULAT & MENGUAT)
Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli ) Otot – otot mata terdiri dari dua tipe;
ekstrinsik dan intrinsik. Otot – otot ekstrinsik bersifat volunter
(dibawah sadar), diluar bola mata yang mengontrol pergerakan diluar mata.
Otot – otot intrinsik bersifat involunter (tidak disadari) berada dalam badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,
1. Lapisan terluar sklera, keruh yg semakin ke depan se-makin tembus pandang kornea
2. Lapisan kedua khoroid, hitam (gelap), ke depan akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk menga-tur cahaya bila cahaya terlalu besar maka iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar
3. Lapisan terdalam retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata teraliri drh
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Selain ke 3 lapisan tersebut, terdapat pula lensa kris-talina, aquous humor, vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)
Media penglihatan kornea, aquous humor, lensa kris-talina, vitrous humor (aquous vitrous)
Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita tidak dapat melihat
Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula lu-tea = fovea sentralis = fovea medialis) tempat peneri-ma benda yg dilihat oleh mata karena di tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap cahaya
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang & sel kerucut
Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari & warna
Pd retina terkenal teori duplisitas skotop mekanisme pengaturan penglihatan senja & malam hari serta photop mekanisme yg mengatur penglihatan siang hari & warna
Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial yang ke II
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
syaraf kranial yang membantu dlm pengoperasian & gerakan bola mata (VOLUNTER), yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis (IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) selain mempersyarafi daerah mata sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah rahang atas & rahang bawah
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Cahaya masuk ke mata MASUK melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea aqueous humor lensa,
(dibelokkan melalui lensa) vitreous humor) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut refraksi.
Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.
Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil.
Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
1. Untuk dpt melihat benda, stimulus berupa cahaya harus jth di reseptor (penerima) yg selanjutnya di teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) & diperlukan ketajaman (visus) penglihatan
2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata = kegagalan sinar utk berkonvergensi, besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas ca-haya, serta faktor retina (semakin kecil & rapat sel kerucut), maka semakin kecil minimum separabel (separable minimum)
SARAF PENDENGARAN
Gelombang suara
Getaran membran timpani
Getaran tulang-tulang telinga dalam
Getaran jendela oval
Gerakan cairan di dalam koklea
Getaran membrana basilaris
Pembengkokan rambut sel-sel rambut reseptor organ corti sewaktu pergerakan membrana basilaris menyebabkan perubahan posisi
rambut-rambut tsb dalam kaitannya dengan membrana tektoral di atasnya tempat rambut2 tsb terbenam
Perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor) di sel-sel reseptor
Perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yg terbentuk di saraf auditorius
Perambatan potesial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk persepsi suara
Getaran jendela bundar
Penghamburan energi (tdk ada persepsi
suara)
Dalam telinga
SARAF PENDENGARAN
NERVUS AUDITORI MENGUMPULKAN SENSIBILITAS & BAGIAN VESTIBULER RONGGA TELINGA DALAM YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN KESEIMBANGAN
BERGERAK MENUJU NUKLEUS VESTIBULARIS YANG BERADA PADA TITIK PERTEMUAN ANTARA PONS & MEDULA OBLONGATA → SEREBELUM
BAGIAN KOKLEARIS PADA NERVUS AUDITORI SARAF PENDENGARAN, SERABUT SARAF DIPANCARKAN KE NUKLEUS DI BELAKANG THALAMUS, MENUJU KORTEKS OTAK (BAGIAN TEMPORALIS)
TRANSMISI BUNYI
TELINGA LUAR Gelombang bunyi ditangkap oleh daun
telinga dan ditransmisikan ke dalam meatus auditorius eksternus.
MEMBRANA TYMPANI
Gelombang bunyi vibrasi membrane timpani Sifat membrane elastic mudah bergetar bila tekanan
pada kedua sisinya bersifat atmosferik Ujung faring tuba eustachius terbuka saat menelan,
bersin, dan menguap (bila tuba paten) telinga tengah terus terisi dengan udara tekanan atmosfer.
Membran timpani tidak akan bergetar dengan baik bila tuba tersumbat dan tekanan kedua sisi tidak sama.
Amplitudo getaran membran proporsional dengan intensitas bunyi
Membran sangat teredam, yaitu berhenti bergetar segera setelah bunyi berhenti.
Getaran membran timpani ditangkap oleh malleus, yang melekat pada permukaan dalamnya dan ditransmisikan melalui incus ke stapes.
Bagian kaki stapes menstransmisikan vibrasi melalui fenestrum ovale yang melekat padanya
OSIKEL
membran timpani 15 – 20 kali lebih besar dari pada fenestrum ovalem gaya vibrasi pada fenestrum lebih besar dari pada gaya pada membran timpani
Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi secara reflektorik sebagai respons terhadap bunyi yang keras berkontraksi menarik osikel membuat system osikular lebih kaku melindungi telinga dalam.
Tulang pendengaran dan gerakannya
KOKLEA
Vibrasi fenestrum ovale menyebabkan gelombang tekanan dalam perilimfe telinga dalam
Gelombang berjalan ke atas pada perilimfe dalam skala vestibule dan ke bawah pada perilimfe di dalam skala timpani
ORGAN CORTI
Gerakan membrane basalis, dihasilkan oleh gelombang yang berjalan naik turun didalam koklea, menggerakkan sel-sel rambut dan mengeksitasinya mentransmisikan impuls ke saraf nervus kokhlearis disekitar dasar sel rambut
gelombang yang dihasilkan oleh bunyi berfrekuensi tinggi hanya berjalan sedikit di dalam koklea sebelum teredam, dan bunyi berfrekuensi rendah berjalan sampai ke apeks koklea
Amplitudo kerasnya bunyi Frekwensi (jumlah gelombang per satuan
waktu) tinggi nada
Nada / frekwensi tinggi resonansinya terjadi
di dekat basis koklea dan nada / frekwensi rendah merangsang apeks koklea.
HUBUNGAN SENTRAL
Nervus auditorius pars koklearis menstranmisikan sensasi pada otak.
Tempat sensasi tersebut diinterpretasikan di dalam pars auditorius Globus temporalis.
Setiap telinga memiliki hubungan dengan kedua Globus temporalis, dan terutama dengan sisi yang berlawanan.
FISIOLOGI PENDENGARAN Bunyi ditangkap daun telinga membran
timpani tulang pendengaran fenestra ovale menggerakkan perilimfe pada skala vestibuli melalui membran reissner mendorong endolimfe menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria defleksi stereosilia sel rambut kanal ion terbuka terjadi pertukaran ion depolarisasi sel rambut pelepasan neurotransmiter potensial aksi saraf auditorius nukleus auditorius korteks pendengaran di lobus temporalis
Anatomi Telinga
OTOT
OTOT
Bagian tubuh yang dapat melakukan pergerakan sendiri.
Otot memiliki kemampuan memendek (berkontraksi) dan (berelaksasi) atau kembali ke bentuk semula
CIRI OTOT :
BERKONTRAKSI
1.Membesar 2.Mengeras3.Memendek
BERELAKSASI
1.Mengecil2.Lunak3.Kembali ke bentuk semula bukan memanjang
Tdd : - sel-sel otot - Jaringan ikat
Fungsi jaringan ikat :1. Bahan antar sel makanan & zat
asam2. Penerus rangsanganDi dlm jar. Ikat ini terdapat pembuluh
darah, pemb. Limfe dan saraf
Sel otot = serabut otot (sel saraf≠ serabut saraf)
- Bentuk pipih- Bahan kontraktil mengumpul di ujung
sel otot- Fungsi : mengadakan kontraksi
JARINGAN OTOT
JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri dari : Sel otot pipih yang ditandai
oleh sejumlah besar filamen sitoplasmik
Komponen sel otot :- sitoplasma sarkoplasma- Retikulum endoplasmik
retikulum sarkoplasmik- Mitokondria sarkosom- Membran sel sarkolema- MIOFIBRIL
MIOFILAMEN = SATUAN KONTRAKTIL
Berdasarkan sifat morfologi dan fungsi jaringan otot dibagi : 1. Otot polos 2. Otot rangka/bergaris melintang 3. Otot jantung
(1) (2) (3)
Berdasarkan sifat morfologi dan fungsi jaringan otot dibagi : 1. Otot polos 2. Otot rangka/bergaris melintang 3. Otot jantung
(1) (2) (3)
OTOT POLOS
MERUPAKAN KUMPULAN SEL FUSIFORMIS TIDAK MEMPERLIHATKAN GARIS MELINTANG PROSES KONTRAKSI LAMBAT DAN DI LUAR
KESADARAN STRUKTUR HISTOLOGI: BENTUK SEPERTI KUMPARAN
TIAP SEL SATU INTI, BENTUK INTI PIPIH DI BAGIAN SENTRAL
BERKAS OTOT TERSUSUN BERLAPIS-LAPIS
JARINGAN IKATNYA: ENDOMISIUM, PERIMISIUM DAN EPIMISIUM
LANJUTAN OTOT POLOS LOKASI: terdapat pada alat atau daerah organ yang
berongga saluran pencernaan makanan (batang kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus kasar); batang tenggorokan, bronkus, pulmo, uterus (rahim), kantung urine, kantung empedu, pembuluh darah
INNERVASI (PERSYARAFAN): sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom (bisa simpatis, bisa parasimpatis)
Untuk otot polos peningkatan kerja otot polos seperti gerak peristaltik dilakukan oleh syaraf parasimpatis, sedangkan penghambatan kerja otot polos dilakukan oleh syaraf simpatis
AKSI: kontraksi lambat, berlangsung lama, kadang-kadang ritmis
OTOT POLOS
OTOT RANGKA TERDIRI DARI BERKAS-BERKAS SEL SILINDRIS
YANG PANJANG
TERDAPAT GARIS-GARIS MELINTANG
PROSES KONTRAKSI CEPAT DAN DIATUR OLEH SARAF SADAR
STRUKTUR HISTOLOGI: - INTI SEL BANYAK, DI TEPI - JARINGAN IKAT PENYUSUN SERABUT OTOT:
ENDOMISIUM, PERIMISIUM DAN EPIMISIUM
GARIS-GARIS MELINTANG YANG TERDAPAT PADA OTOT RANGKA TERDIRI ATAS :
- PITA GELAP DISEBUT PITA A (ANISOTROPIK) BERSIFAT BIAS CAHAYA DALAM CAHAYA TERPOLARISASI DI BAGIAN TENGAH TERDAPAT DAERAH YANG LEBIH TERANG DISEBUT PITA H
- PITA TERANG DISEBUT PITA I (ISOTROPIK) BERSIFAT TIDAK MENGUBAH CAHAYA TERPOLARISASI TIAP PITA I DIBAGI DUA OLEH GARIS GELAP TRANSFERSAL DESEBUT GARIS Z
SUB UNIT TERKECIL DARI SUSUNAN KONTRAKTIL OTOT RANGKADISEBUT SARKOMER
STRUKTUR SARKOMER TERDIRI DARI DUA FILAMEN YAITU:1. FILAMEN TEBAL2. FILAMEN TIPIS
SARKOMER
OTOT RANGKA/OTOT LURIK
LANJUTAN OTOT RANGKA
LOKASI : semua otot yang melekat pada tulang, otot lidah, langit-langit (palatinum), pharing, ujung esophagus
INNERVASI : sistem syaraf kraniospinal bekerja menurut kehendak individu
AKSI: kontraksi cepat, berlangsung sebentar
OTOT JANTUNG TERDIRI DARI BERKAS SEL YANG BERSATU SEL OTOT JANTUNG “MATUR/MATANG”
MEMPERLIHATKAN SUATU POLA BERGARIS MELINGTANG IDENTIK DENGAN SEL OTOT RANGKA
SETIAP SEL MEMPUNYAI SATU ATAU DUA NUKLEUS, TERLETAK DI TENGAH
KONTRAKSINYA RITMIS DAN DI LUAR KESADARAN
OTOT JANTUNG
BENTUK: tdd beberapa serabut otot yg bercabang & bersatu dg serabut di sebelahnya anastomosoma atau sinsitium; mempunyai garis gelap dan terang (tdk sejelas pd otot rangka); intinya di tengah (center); pd interval tertentu terdapat keping-keping interkalar (intercalar disc), pd intercalar disc terdapat jaringan Purkinye yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls (kecepatan 4 m/detik)
LOKASI: hanya ada di jantung INNERVASI: sistem syaraf otonom AKSI: kontraksi otomatis & ritmis
LANJUTAN OTOT JANTUNG
Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis
Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung sangat dipengaruhi oleh syaraf simpatis, sedangkan pengurangan denyut jantung sangat dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis
Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis kebalikan dari kerja otot polos
OTOT JANTUNG
SISTEM OTOT MELIPUTI ALAT-2 TUBUH, DENGAN
JALAN KONTRAKSI (MEMENDEK) DAN RELAKSASI (KEMBALI SEPERTI KEADAAN SEMULA) AKAN MENIMBULKAN PERGERAKAN TUBUH SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
FUNGSI OTOT
FUNGSI VOLUNTER MERUPAKAN AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA
1. MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH DUDUK, BERDIRI, TIDUR
2. MELAKSANAKAN BERMACAM-MACAM GERAKAN ANGGOTA TUBUH : PERGERAKAN JARI-JARI : UNTUK MEMEGANG DIAFRAGMA : RESPIRASI (PERNAFASAN) PHARYNG : MENELAN MAKANAN
LIDAH & BIBIR : MENGGERAKAN MAKANAN DAN VOKALISASI
SIFAT-SIFAT OTOT (global) 1. KONTRAKTILITAS kemampuan otot untuk
mengadakan respon (memendek) bila dirangsang (otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10 kali)
2. EKSTENSIBILITAS = DISTENSIBILITAS kemampuan otot untuk merenggang bila diberi beban atau ada gaya yang bekerja pada otot tersebut bila otot rangka diberi beban; uterus berisi fetus
3. ELASTISITAS kemampuan otot untuk kembali ke bentuk & ukuran semula setelah mengalami ekstensibilitas/distensibilitas (merenggang) atau kontraktilitas (memendek)
4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS kemampuan otot untuk mengadakan respon bila di rangsang
SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG
1. KONTRAKTILITAS sistol (kontraksi), diastol (relaksasi) dan selalu ada platau (dataran yang menyebabkan fase diastol lbh panjang dari sistol = memberi kesempatan darah tertampung lebih banyak di jantung)
2. KONDUKTIVITAS perambatan impuls 3. OTOMATIS & RITMIS secara otomotis dan
ritmis selalu berdenyut kecuali ada gangguan
LANJUTAN SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG
4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS mengadakan respons bila di rangsang
5. PERIODE REFRAKTER YANG LAMA Absolut pada saat sistol tidak akan terjadi
perubahan apa- apa (grafik tetap berjalan tanpa gangguan)
Relatif pada saat diastol akan terjadi perubahan tergantung rangsangan terjadi pada awal diastol, pertengahan diastol, atau hampir akhir diastol sehingga akan menghasilkan ekstra sistol dan kompensasi menjadi istirahat cukup panjang)
Catatan: refrakter, otot kehilangan sifat irritabilitas untuk sementara, sedangkan fatique, otot kehilangan sifat kontraktilitas dan irritabilitas
STIMULUS = RANGSANGAN
1. MEKANIS memijit, memukul, menarik, menyubit, menyentuh
2. THERMIS dingin (bantuan es), panas (bantuan air panas)
3. KHEMIS bantuan bahan kimia, baik anorganik maupun organik (bisa asam, basa, garam)
4. ELEKTRIS dengan bantuan atus listrik (umumnya untuk penyembuhan
Dari keempat stimulus mana yang terbaik ????
Dari keempat macam stimulus, elektris yang terbaik, karena:
Intensitas rangsang, frekuensi rangsang serta durasi rangsang dapat diatur dan dikontrol dengan suatu alat
PERIODE KONTRAKSI OTOT
TERDIRI DARI: 1. Periode Latent (PL) Periode pemberian
rangsang sampai terjadinya respon 2. Periode Kontraksi (PK) Periode
pemendekan otot atau kontraksi 3. Periode Relaksasi (PR) Periode
kembalinya otot pada keadaan semula setelah mengalami kontraksi
Kontraksi Myofilamen halus akan saling mendekat,
myofilamen kasar tetap pada tempatnya. Pita H akan menyempit / hilang bila kontraksi
kuat Pita I juga menyempit atau menghilang Sarkomer memendek, karena garis Z saling
mendekat Pd saat kontraksi panjang 1 sarkomer ½x
panjang 1 sarkomer relaksasi
66
KONTRAKSI SERAT LEBIH PENDEK - TEBAL LEMPENG-A TETAP LEMPENG H & I MENYEMPIT TEORI “SLIDING-FILAMENT” PERGERAKAN KEPALA MOLEKUL MIOSIN
GLOBULAR AKTIN (MEKANISME RODA-GIGI) ATP ADP + ENERGI
67
MEKANISME KONTRAKSI
DIMULAI PADA DAERAH TRIAD (2 Sisterna Terminal + 1 Tubulus-t)
ION Ca TERKUMPUL DALAM RETIKULUM SARKOPLASMA
RANGSANGAN DEPOLARISASI MEMBRAN MENYEBAR KE TENGAH SERAT (MELALUI SISTEM T) PERUBAHAN PERMEABILITAS SISTERNA TERMINAL PELEPASAN Ca KE SARKOPLASMA, MENGIKAT TROPONIN MOLEKUL TROPOMIOSIN BERGERAK MASUK
MEMBUKA BAGIAN FILAMEN AKTIN YANG “TERTUTUP”
Relaksasi Pita H tdd filamen kasar terang Pita A tdd filamen kasar & halus gelap Pita I tdd filamen halus paling terang Garis Z tdd bahan2 padat, terdapat di tengah
pita I amat gelap
PERUBAHAN-PERUBAHAN SELAMA KONTRAKSI OTOT
1. PERUBAHAN BENTUK
2. PERUBAHAN KIMIA
3. PERUBAHAN PANAS
4. PERUBAHAN LISTRIK
PERUBAHAN BENTUK
Pada saat terjadi kontraksi, otot menjadi pendek dan gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume
Terjadi perubahan bentuk dari protein Menurut Szent-Gyorgy perubahan ini
karena adanya protein dalam otot aktomiosin terurai menjadi aktin & miosin aktin mengalami torsi (perputaran)
PERUBAHAN KIMIA Pada saat istirahat komposisi otot sebagai berikut: Air 75%, Protein 20%,Glikogen 1%,
Fosfokreatin (an) 0,3%, Asam laktat 0,5 % Heksosa phosfat (or) 0,05 %
Pada saat kontraksi: Fosfat an & asam laktat meningkat jumlahnya; fosfat or & glikogen menurun jumlahnya; oksigen banyak digunakan; H2O & CO2 banyak dihasilkan
Untuk proses di atas sangat dibutuhkan energi, maka untuk kontraksi otot ada 4 (empat) macam, yaitu:
Lanjutan PERUBAHAN KIMIA 1. ATP (adenosin triphosfat) ADP (adenosin
diphosfat) energi yang dihasilkan untuk kontraksi
2. Fosfokreatin asam phosfat + kreatin energi yang dihasilkan untuk resintesis ATP
3. Glikogen asam laktat energi yang dihasilkan untuk resintesis fosfokreatin
4. 1/5 (seperlima) asamlaktat +O2 H2O + CO2 energi yang dihasilkan untuk mengubah 4/5 { EMPAT PERLIMA) ASAM LAKTAT MENJADI GLIKOGEN
PERUBAHAN PANAS
Dari seluruh energi yang digunakan untuk kontraksi hanya 20 %, untuk kerja dan selebihnya hilang dalam bentuk panas.
Panas yang timbul dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh,sehingga pada suhu yang dingin produksi panas dapat ditingkatkan melalui pergerakkan otot
PERUBAHAN LISTRIK
Bila otot berkontraksi terjadi perubahan listrik sehingga timbul arus aksi yang mengalir dari daerah positif ke daerah negatif
Daerah aktif relatif lebih negatif di bandingkan dengan daerah non aktif (positif)
Bila mengalami istirahat maka tidak akan timbul arus aksi
Istilah tersebut dapat dikatakan sebagai polarisasi, depolarisasi dan repolarisasi
POLARISASI, DEPOLARISASI, REPOLARISASI
Polarisasi dalam keadaan istirahat artinya otot bagian luar bermuatan positif, bagian dalam bermuatan negatif
Bila salah satu bagian di rangsang, maka akan terjadi perubahan muatan dari yang positif menjadi negatif, dan muatan negatif menjadi positif artnya bagian yang dirangsang, bagian luar bermuatan negatif, bagian dalam bermuatan positif
Antara bagian yang dirangsang (sudah terjadi perubahan muatan disebut depolarisasi) dgn bagian yang tidak dirangsang ada perbedaan muatan
LANJUTAN POLARISASI, DEPOLARISASI,REPOLARISASI
Perbedaan tersebut akan mengalami arus listrik (setrum), yang akan menyebabkan depolarisasi pada daerah sebelahnya...............dan ini akan berlanjut sampai impuls selesai secara keseluruhan
Pada saat depolarisasi berjalan ke daerah sebelahnya, maka pada awal perangsangan akan kembali ke muatan semula, bagian luar bermuatan positif, bagian dalam bermuatan negatif
Kalau seluruh rangkaian sudah seperti semula, maka disebut polarisasi