Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
64 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan dan Perkembangannya
PT. X adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industry
textile. Perusahaan ini berlokasi di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada mulanya
usaha ini berdiri karena joint venture dan dikelola oleh anggota keluarga yaitu
kerabat dari kedua saudara kakak adik ini. Seiring berjalannya waktu, banyak
anggota keluarga yang melepaskan diri dari join venture ini, sehingga sejak itu
perusahaan ini secara utuh diambil alih oleh pemilik owner dan perusahaan ini
secara aktif dikelola oleh beliau hingga saat ini. Salah satu alasan mengapa owner
mengambil alih usaha ini adalah karena pada saat itu beliau melihat adanya
peluang yang besar dalam industri tekstil batik, terutama didaerah Solo yang
penduduknya pada saat itu masih sedikit dan industri tekstil masih juga belum
berkembang.
Dimulai awal usaha ini dari Home Industry yang mulai beroperasi sejak
1980, proses produksi yang dilakukan adalah dari wiving kain sampai produk jadi
yang berupa printing batik dengan proses produksi yang masih tradisional dan
sederhana. Namun semakin tahun adanya perkembangan omzet yang pesat
terhadap usaha ini. Karena omzet yang semakin tahun semakin besar, dan
perusahaan ini masih tidak memiliki badan hukum yang jelas, pada tahun 1990
perusahaan ini baru diresmikan oleh Bapak Soedomo (menkopolkam) dan Bapak
Hartanto (menteri perindustrian), menjadi PT. X.
Setelah adanya peresmian usaha ini dari Home Industry menjadi Perseroan
Terbatas, usaha ini berkembang begitu cepat dan sangat maju. PT. X tidak hanya
meningkatkan kapasitas produksi nya namun juga fasilitas pelayanan pelanggan
sehingga perusahaan ini memiliki kepercayaan dari customer karena produk yang
dihasilkan berkualitas tinggi, berinovatif dan sangat sesuai dengan permintaan
pasar. Sehingga karena mendapat kepercayaan dari customer tersebut, perusahaan
dapat memiliki koneksi untuk menjual produk yang dihasilkan tidak hanya di
65 Universitas Kristen Petra
daerah sekitar Solo dan Jawa Tengah namun produk tersebut juga didistribusikan
ke beberapa daerah seperti Bali, Lombok, Jawa, NTT.
Sejak PT. X mendistribusikan barangnya ke daerah Indonesia Timur,
perusahaan ini mencapai titik kejayaan dengan omzet penjualan yang meningkat
sebesar 60-70% dari omzet sebelumnya. Pada saat itu PT. X menjadi market
leader pertama di daerah Bali dengan inovatif motif yang dihasilkan perpaduan
yang khas antara Jawa dan Bali. Produk yang dihasilkan PT. X tersebut
merupakan inovatif motif yang baru pertama kalinya masuk didaerah Bali dan
sekitarnya,sehingga banyak turis dari berbagai mancanegara yang menyukai
produk tersebut dan persentase penjualan meningkat tajam.
Pada era globalisasi ini,perkembangan dunia bisnis semakin pesat dan
setiap perusahaan berlomba lomba untuk menjadi yang terbaik. PT. X berusaha
untuk berkompetisi dengan menciptakan kondisi persaingan yang sehat yang
sejalan dengan visi PT. X yaitu “Bringing Global Company With A Vision”
Mengembangkan produk batik lokal Indonesia tidak hanya di Kepulauan
Nusantara namun juga membawa kepada Perusahaan Global di seluruh dunia
yang beralaskan budaya lokal batik Indonesia. Dengan bersandar pada Keuletan,
Keahlian, Pengalaman, dan Sentuhan Citarasa Seni warisan budaya, melalui
pencapaian dalam kualitas dan keahlian. Di dukung filosofi perusahaan yang
mengakar kuat pada seni tradisional yang diusungnya, fasilitas, pengalaman, dan
keahlian dalam manajemen usahanya. Serta berpijak pada idealisme mendasar
untuk menyumbangkan sesuatu yang bernilai terhadap seni tradisioanl batik, dan
pengembangan produk Batik Sandang Anggun Moratexyang bersifat
multidimensional dengan taat pada asas.
Misi yang ingin dicapai oleh perusahaan PT. X adalah
a. Memproduksi berbagai jenis batik kebudayaan daerah Indonesia yang mampu
memberikan kepada masyarakat dengan mutu, harga dan pasokan yang
berdaya saing tinggi melalui pengelolaan yang profesional demi kepuasan
pelanggan.
b. Memberikan penghargaan kepada para pegawai melalui pemberian
kesejahteraan yang memadai, penyediaan lingkungan kerja yang aman, sehat
66 Universitas Kristen Petra
dan nyaman, memberikan kesempatan untuk pengembangan karier serta
melakukan inovasi.
c. Menjalin kemitraan kerja sama dengan pemasok dan penyalur yang saling
menguntungkan.
d. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui penciptaan
lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan lingkungan.
4.1.2 Struktur Organisasi PT. X
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. X
Sumber : Hasil Wawancara dengan Direktur / Owner PT. X
Struktur organisasi menggambarkan suatu posisi atau divisi yang ada di
dalam sebuah perusahaan. Dilihat dari bagan diatas, perusahaan PT. X memiliki
General Manager sebagai tangan kanan owner yang memiliki tanggung jawab dan
wewenang nya kepada seluruh bagian komponen penting dalam operasional
perusahaan. Masing masing divisi dalam perusahaan memiliki tugas dan tanggung
jawabnya masing masing
Job Description atau deskripsi tugas dari perusahaan PT. X sebagai berikut
1. Direktur / Owner
Di dalam perusahaan direktur perusahaan memiliki peran penting yaitu
sebagai pengambilan keputusan (decision maker) dari seluruh posisi atau
divisi perusahaan yang diterima berdasarkan laporan dari General Manager
2. Internal Auditor
67 Universitas Kristen Petra
Adanya internal auditor dalam mengadakan pengawasan atas pembukuan,
melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas
sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen
dalam melaksanakan tanggung jawabnya
3. General Manager
General manager bertugas untuk melakukan pengawasan secara rutin jalannya
operasional perusahaan, merancang kegiatan operasional perusahaan dengan
mempersiapkan agenda rapat dan laporan serta membawahi manajer pada
divisi nya masing masing
4. Supervisor
Melakukan dukungan terhadap aktifitas pengawasan dan pengendalian di
bagian unit/tools/fasilitas/sistem kerja pada bagian produksi di perusahaan
5. PPC (Production, Planning, Control)
PPC memiliki tanggung jawab penuh dalam mengontrol kualitas dari setiap
pesanan barang ke bagian produksi, dan menindaklanjuti perkembangan
setiap minggu ke bagian produksi melalui pengawas kualitas produk (QC).
6. Manajer Produksi dan Operasional
Manajer operasional dan personalia bertugas untuk melakukan perencanaan
dan pengorganisasian jadwal produksi seperti perencanaan biaya bahan baku
produksi, mengawasi proses produksi, mengelola pemesanan dan pembelian
bahan baku produksi, memperkirakan serta melakukan negosiasi rentang
waktu dengan klien dan manajer dalam hal yang berkaitan dengan proses
produksi
7. Bagian Logistik
Bagian logistik bertugas untuk melakukan order barang supplier bahan baku,
penerimaan barang dan memastikan barang yang diterima dalam keadaan
baik dan jumlah yang dikirim sesuai dengan yang di order, selalu
berkoordinasi dengan manajer produksi dan operasional dalam pengadaan,
penyimpanan, persediaan, pengangkutan, pergudangan, pengemasan,
keamanan, dan penanganan barang produksi baik dalam bentuk bahan baku,
barang antara, dan barang jadi.
68 Universitas Kristen Petra
8. Manajer Keuangan dan Administrasi
Bertugas untuk mengelola anggaran, perencanaan biaya intern perusahaan
(biaya pembelian peralatan pabrik, kantor, penyusunan gaji, biaya fasilitas
lainnya) dan biaya ekstern perusahaan yaitu pembuatan, perencanaan,
pembayaran hutang piutang baik kepada agen / distributor maupun supplier
dan memposting pengeluaran dan pemasukan kas
9. Manajer Sales and Marketing
Manajer Sales and Marketing bertugas untuk mencari peluang terhadap rekan
kerja yaitu pada agen / distributor baik itu pelanggan yang lama atau
pelanggan yang baru dan melakukan negosiasi harga , serta mempromosikan
inovasi dari motif motif baru yang diproduksi setiap bulannya, melakukan
pemantauan serta menganalisis tren pasar
10. Manajer Human Resource Development
Manajer Human Resource bertugas untuk mengelola seluruh sumber daya
manusia di perusahaan menjadi SDM berkualitas yang mampu memenuhi
sasaran strategis perusahaan
11. Bagian Personalia
Mengkoordinasikan semua kegiatan manajemen SDM unutk memaksimalkan
penggunaan SDM secara strategies seperti kompensasi karyawan, rekrutmen,
kebijakan personalia, dan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, dan
mengurus hal hal umum yang terkait dengan humas (hubungan masyarakat)
12. Staff Grafis
Staff Grafis bertugas dalam mendesain dan merancangkan ide kreativitas
motif, corak, dan warna dalam memunculkan inovasi-inovasi motif produk
tekstil batik, melalui tahap pembuatan prototype dari penggambaran ide draft
manual hingga menginput draft kedalam komputer
4.2 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Menurut Hitt, Ireland, and Hoskisson (2011) sumber daya berwujud dibagi
kedalam keempat jenis sumber daya adalah keuangan, organisasi, fisik, dan
teknologi dan sumber daya tidak berwujud dibagi kedalam ketiga jenis sumber
adalah sumber daya manusia, inovasi, dan reputasi. Berikut analisis lingkungan
internal perusahaan PT Sandnag Anggun Moratex, berdasarkan hasil wawancara
69 Universitas Kristen Petra
dengan narasumber pertama, narasumber kedua, dan narasumber ketiga yang
merujuk pada Hitt, Ireland, and Hoskisson
1. Sumber Daya Keuangan (Financial Resources)
Sumber daya keuangan menjadi hal yang terpenting bagi perusahaan dalam
melakukan pendanaan bagi keberlangsungan seluruh rangkaian aktivitas
operasional perusahaan. Sumber daya keuangan terdiri atas kepasitas perusahaan
untuk meminjam dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana-dana
internal.
a. Kapasitas perusahaan untuk meminjam
Dalam hal peminjaman dana atau modal, perusahaan PT. X sebenarnya
memiliki kapasitas untuk melakukan peminjaman. Terlihat dari kepemilikan
aset perusahaan, dalam aktiva tetap seperti tanah dan bangunan pabrik yang
memiliki luas lebih dari satu hektar, jumlah dari teknologi mesin peralatan
perusahaan yang dimiliki, maupun hal hal lain yang mencapai nilai ratuasan
miliar rupiah, sedangkan aktiva lancar perusahaan yang menunjukan
kemampuan dari entitas usaha untuk melakukan peminjaman. Namun hal itu
tidak dilakukan oleh perusahaan baik peminjaman yang dilakukan terhadap
bank atau rentenir, maupun hal yang lain karena saat ini perusahaan ingin
memaksimalkan alokasi sumber daya yang dimiliki dan mengalokasikan
keuntungan perusahaan untuk hal –hal yang terkait dengan produktivitas
perusahaan yang perlu ditingkatkan.
b. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana – dana internal
Dana internal yang dihasilkan oleh PT. X berasal dari pendapatan
operasional perusahaan. Posisi dana perusahaan jika ditinjau dari analisis
keuanganperusahaan terlihat jelas pada Gross Profit yang diperoleh
perusahaan dari data lima tahun terakhir PT. X.
TAHUN
GROSS PROFIT
PERUSAHAAN
2010 Rp 10.501.200.000
70 Universitas Kristen Petra
2011 Rp 10.355.234.000
2012 Rp 10.606.866.000
2013 Rp 10.654.596.000
2014 Rp 10.759.011.000
Tabel 4.1 Laba PT. X periode tahun 2010 s.d. 2014
Sumber : Data PT. X (telah diolah penulis)
Grafik 4.1 Perkembangan Laba PT. X periode tahun 2010 s.d. 2014
Sumber : Data PT. X (telah diolah penulis)
Modal yang dimiliki perusahaan berasal dari perputaran profit
perusahaan, Perputaran profit perusahaan dapat dilihat melalui perhitungan
Net Income yang diperoleh perusahaan adalah sebagai berikut :
.... kodi x Harga Jual x (10% - 12%)
10.300.000.000
10.350.000.000
10.400.000.000
10.450.000.000
10.500.000.000
10.550.000.000
10.600.000.000
10.650.000.000
10.700.000.000
10.750.000.000
10.800.000.000
2010 2011 2012 2013 2014
GROSS PROFIT PT SANDANG ANGGUN MORATEX
GROSS PROFIT PERUSAHAAN
71 Universitas Kristen Petra
Yang artinya perusahaan memperoleh laba bersih dari hasil penjualan
sebesar 10 % – 12 % per kodinya. Hasil perolehan Net Income yang diterima
oleh perusahaan, disimpan dan diinvestasikan untuk dijadikan modal kembali
dalam perencanaan pembelian mesin atau pembiayaan lainnya yang
diperlukan. Sehingga, dana – dana internal yang dihasilkan oleh perusahaan
melalui perputaran cash flow dan piutang perusahaan yang berupa order –
order yang diterima perusahaan dari pelanggan setiap bulannya, pembayaran
kepada supplier harus dilampirkan PO (purchasing order), receiving, dan
faktur. Yang mana pembayaran tersebut diajukan 2 minggu sampai satu bulan
sebelumnya.
Pengelolaan keuangan perusahaan juga sudah terintegrasi dengan
sistem mulai dari front office sampai ke back office. Sistem hanya merekam /
mencatat penjualan, semua keuangan sudah terposting ke sistem tersebut dan
bagian accounting hanya membukukan serta menvalidasi kebenaran daripada
dokumen yang ada di sistem
Pengevaluasian bagian keuangan dalam perusahaan adalah dengan
melakukan cek pada arus kas, melihat laporan keuangan perusahaan, melihat
data penerimaan dan pengeluaran , mengecek laporan laba rugi, dan mengecek
aliran arus kas perusahaan dan setiap tahunnya selalu ada Internal Auditor
yang memantau dalam pengendalian dan pengawasan di bagian keuangan
perusahaan
Dalam hal ini keuangan PT. X dapat dikategorikan kuat serta apabila
dilihat dari analisa rasio liquiditas perusahaan termasuk liquid, ini dilihat dari
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang hutang jangka pendeknya,
sedangkan untuk cashflow PT. X masih sehat dan lancar karena memiliki
pencatatan yang baik mengenai penghasilan dan pengeluarannya.
2. Sumber Daya Organisasi (Organizational Resources)
Dalam pengorganisasiannya, PT. X menerapkan struktur pelaporan formal
perusahaan yang terdiri dari
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan terdiri atas semua aktivitas menajerial yang berkaitan
dengan persiapan di masa depan. Dalam perencanaan nya, PT. X telah
72 Universitas Kristen Petra
menggunakan konsep manajemen strategis untuk mencapai tujuannya.
Penyusuan rencana perusahaan PT. X melibatkan seluruh departemen yang
dikepalai oleh seroang General Manager sebagai pimpinan tertinggi yang
mengepalai setiap manager manager di masing masing departemen yang ada
di perusahaan. Adapun perencanaan dalam jangka pendek yang telah dibuat
adalah
- Dalam sisi keuangan, masing masing departemen menyusun budget
budget nya tersendiri untuk diposting secara tepat, dengan penyusunan
perencanaan harus sesuai SOP yang menekankan pada efisiensi biaya.
Kemudian pada akhir minggu selalu ada pembahasan yang berupa rapat
terbuka yang dihadiri masing masing departemen
- Dalam sisi SDM, adanya jam training yang dilakukan setiap bulannya,
dimana 1 orang minimal 4 jam training dalam satu bulan yang mana
selama ini 1 orang hanya 2 jam training dalam 1 bulan. Hal ini dilakukan
untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan
berkualitas tinggi dam peningkatan produktivitas kerja
- Selain itu dalam sisi pemasaran, selalu dilakukan adanya budgeting plan
apa yang ingin dicapai bisa diukur dan terealisasikan sesuai peramalan
tersebut dalam hal ini PT. X dapat melihat para kompetitor untuk
menentukan rencana kedepannya.
Dalam jangka panjangnya, PT. X memiliki tujuan untuk dapat mencapai target
sesuai dengan pencapaian visi misi yang telah ditetapkan perusahaan dengan
pelaksanaan fungsi perencanaan yang telah dituangkan secara lisan. Adapun
pelaksanaan fungsi perencanaan PT. X terdapat pada bagian lampiran.Selain
itu, PT. X juga telah memiliki alur perencaaan adalah sebagai berikut
73 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2 Alur Perencaaan PT. X
Sumber : Hasil Wawancara dengan Direktur / Owner PT. X
Dengan adanya alur perencaaan yang telah dibuat, perusahaan
memiliki arahan untuk selalu berfokus pada pencapaian visi dan misi
perusahaan. Sehingga dalam hal ini perencaaan perusahaan dalam pencapaian
tujuan di masa depan sudah tersusun dengan jelas secara mendetail dan
perusahaan juga telah melibatkan manajer dan karyawan sehingga dalam
prosesnya untuk pencapaian tujuan perusahaan dapat memfasilitasi dari
munculnya kesalahpamahan dan komitmen dalam karyawan.
b. Pengontrolan (Controlling)
Pengendalian / pengontrolan mengacu pada semua aktivitas
manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktualnya sejalan
dengan yang direncanakan. Sehingga dalam hal ini, owner PT. X telah
menempatkan tangan kanan kepercayaannya yang telah diberi kewenangan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk melakukan
pengontrolan aktivitas operasional perusahaan secara keseluruhan. Adapun
tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada tangan kanan
kepercayaan owner yang terdapat dalam PT. X telah terlampir pada bagian
lampiran.
Dalam menjalankan seluruh aktivitas / kegiatan, perusahaan
menerapkan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
dengan fungsi departemen yang ada. Standar Operasional Prosedur ini dapat
mengarahkan para karyawan untuk bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan.
Dalam usahanya tersebut, PT. X menetapkan peraturan dimana setiap
karyawan harus mematuhi semua peraturan yang telah dibuat. Seandainya ada
74 Universitas Kristen Petra
karyawan yang melanggar aturan tersebut akan dikenakan Surat Peringatan
(SP). Apabila ada karyawan yang tidak dapat bekerja sesuai dengan peraturan
dapat mengajukan surat pengunduran diri. Sehingga, dengan adanya Standar
Operasional Prosedur ini, penyelenggaraan tugas dapat berjalan dengan pasti.
Berbagai penyimpangan dapat dihindari atau sekalipun terjadi penyimpangan,
hal tersebut dapat ditemukan penyebabnya dan bisa diselesaikan dengan cara
yang tepat. Dalam hal ini proses pengendalian yang dilakukan sudah baik
untuk mencapai tujuan perusahaan karena masing masing tugas dan tanggung
jawab yang telah diberi kewenangan dapat menyampaikan tiap permasalahan
dalam sistem kerja melalui Standar Operasional Prosedur yang telah
dibakukan oleh perusahaan
c. Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengkoordinasian mencakup semua aktivitas manajerial yang
menghasilkan struktur tugas, dan hubungan otoritas dalam perusahaan.
Pengkoordinasian dalam PT. X adalah dengan melimpahkan tanggung jawab
dan wewenang kepada sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan sesuai
dengan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh masing masing
bagian yang telah ditempatkan pada departemen yang terdapat didalam
perusahaan. Pelimpahan wewenang dalam instruksi kerja yang diberikan telah
terlampir pada bagian lampiran.
Struktur organisasi yang terdapat pada PT. X pertama diawali oleh
direktur utama dan bersifat linear artinya semua departemen / manager tiap
ada perencanaan / permasalahan diputuskan oleh seorang direktur utama
sebagai decision maker. Instruksi kerja dalam hal ini adalah pemberian job
description yang telah disesuaikan pada struktur organisasi yang ada dalam
perusahaan yaitu sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang
diberikan. Deskripsi kerja yang ada dalam perusahaan masing masing bagian
dilakukan tiap –tiap manager dengan membuat suatu deskripsi dan polanya
disusun kemudian diajukan kepada pimpinan dengan klausal yang jelas dan
transparansi sehingga sifatnya dapat dipertanggungjawabkan.
Pendelegasian otoritas dari atasan kepada bawahan dalam hal ini
sudah dilakukan dengan baik. Yang mana apabila General Manager yang ada
75 Universitas Kristen Petra
sedang tidak berada ditempat atau cuti dan lain sebagainya, maka tugas akan
didelegasikan kepada bawahannya, baik itu manajer, atau supervisor yang
ada. Dalam hal ini General Manager selalu mendelegasikan otoritas kepada
bawahannya yang tahu lapangan atau mengerti serta menguasai denga baik
setiap tugas dan tanggung jawab yang didelegasikan. Selain itu, baik General
Manager, supervisor maupun setiap masing masing kepala divisi, dalam
sistem koordinasinya tidak hanya duduk dibelakang meja saja namun sewaktu
waktu masing maisng mereka secara rutin turun kelapangan untuk melakukan
pendekatan kepada para staff dan karyawan, dengan melihat langsung
kecakapan mereka dalam bekerja dan memperhatikan keluhan masing
masing- staff / karyawan serta melakukan pemantauanapakah mereka sudah
bekerja dengan baik sesuai dengan aturan – aturan perusahaan atau belum.
Dalam hal ini, koordinasi yang dilakukan oleh perusahaan sudah
sangat baik, masing masing pihak yang telah ditempatkan sesuai dengan
pengalaman dan pada bidang yang tepat (the right man on the right place).
Serta komunikasi yang dilakukan perusahaan telah dilaksanakan dengan baik
oleh masing masing pihak dan mendapatkan dukungan dari setiap karyawan
yang ada beserta pemimpin perusahaan.
3. Sumber Daya Fisik (Physical Resources)
Sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan merupakan sumber daya
utamadalammelakukan proses produksi sehingga dalam proses nya dapat
memiliki nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan. Sumber daya tersebut
dapat dilihat melalui :
a. Kecanggihan peralatan perusahaan
Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam mendukung
perkembangan keunggulan kompetitif perusahaan. Teknologi yang digunakan
oleh PT. X dapat meningkatkan efektivitasi dan efisiensi dalam pengolohan
bahan baku tekstil batik dimana denganproses produksi yang dilakukan
adalah dari weaving kain sampai produk jadi yang berupa tekstil printing
batik. Peralatan dari perusahaan sangat beragam terutama mesin mesin yang
digunakan sebagian besar menggunakan automatic sesuai dengan
76 Universitas Kristen Petra
perkembangan jaman hanya sekitar 10 % mesin yang dimiliki perusahaan
secara keseluruhan yang bersifat manual.
Dalam melakukan proses produksi nya,mesin mesinyang digunakan
PT. X, antara lain :
Mesin Automatic
- Mesin Printing memiliki fungsi menjadikan kain putih menjadi kain yang
bermotif melalui proses handprint atau menggunakan mesin printing
- Mesin Dryer memiliki fungsi pengeringan agar obat yang dicampurkan
tidak bereaksi atau luntur. Dengan menggunakan sistem padder
- Mesin Steamer memiliki fungsi dalam proses untuk mematikan warna (fix)
dengan penguapan pada suhu tinggi. Menggunakan mesin Steamer Aroli
(Italy)
- Mesin Washing memiliki fungsi dalam proses pencucian dengan
menggunakan deterjen / dispersing
- Mesin Dryer memiliki fungsi dalam proses pengeringan kain setelah
dicuci
- Mesin Stenter memiliki fungsi stenter pencelup dengan finishing
- Mesin Calender memiliki fungsi untuk menidurkan bulu atau
memperhalus permukaan kain
Mesin Manual
- Dalam proses produksi yang dilakukan secara manual yaitu Handprint dari
bahan baku kain putih menjadi motif yang sesuai dengan permintaan
konsumen
Dalam hal ini, hasil produksi tekstil batik menggunakan lebih banyak mesin
daripada tenaga manusia. Presentase perkembangan teknologi yang
digunakan oleh PT. X lebih maju dan upgrading dibandingkan dengan mesin
yang digunakan 10 tahun yang lalu. Adapun data data meisn yang digunakan
dalam proses produksi telah terlampir pada bagian lampiran.
Dalam kecanggihan mesin produksi yang dimiliki oleh perusahaan
sangat tidak terbatas, karena selama mesin itu berjalan, produksi dapat terus
dilakukan tanpa berhenti jadi tergantung daripada perusahaan yang ingin
melakukan produksi nya seberapa besar dan seberapa banyak jumlahnya
77 Universitas Kristen Petra
semisal setiap hari mau 12 jam atau 24 jam produksi, mesin tersebut sudah
siap semua dan kecanggihan tersebut sangat terlihat dari kualitas produk yang
dihasilkan baik itu dari corak, warna ataupun motif dari tekstil batik jelas
lebih bagus dan proses pewarnaanya lebih dapat beragam dan
bervariasisemisal mesin yang jalan kalau mau cetak 8 warna atau 12 warna
tidak terbatas karena dilakuakn dengan pemanfaatan tenaga mesin namun
berbeda apabila dengan pemanfaatan tenaga manusia yang hanya dapat di
jalankan terbatas semisal 8 warna atau 12 warna maka tenaga kerja tersebut
akan merasa mengeluh, capek dan kualitas pewarnaanya akan menjadidrop
sehingga harus dilakukan pengulangan kembali untuk mencetak satu demi
satu warna nya jadi semisal 12 warna dia harus mencetak 12 kali warna dari
kain tersebut dan hal ini tidak diefektif karena adanya keterbatasan tenaga
yang dimiliki
b. Lokasi Pabrik
Pengalokasian pada lokasi pabrik sangat penting dalam sebuah
perusahaan, karena lokasi bangunan disetiap struktur pabrik menentukan
keberlanjutan dalam proses proses produksi perusahaan. Dalam hal ini PT. X
sudah berdiri lebih dari 20 tahun, secara struktural lokasi pabrik telah
dialokasikan dengan baik, masing masing setiap bagian baik dari sisi pabrik
maupun kantor sudah di atur sesuai dengan kebutuhan, bahkan hingga sampai
pembuangan limbah pun sudah diset dengan baik karena perusahaan memiliki
pertimbangan-pertimbangan senidir dalam pembuatan design bangunan, yaitu
1. Fleksibilitas
2. Kemungkinan perluasan / ekspansi
3. Fasilitas bagi para karyawan / pegawai
4. Fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-tempat lain seperti istirahat
pekerja, kamar kecil (WC), cafetaria dan sebagainya.
5. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan pekerja.
6. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan
7. Kekuatan dan kapasitas lantai
8. Hal-hal lain
78 Universitas Kristen Petra
Adapun struktur bangunan dan lokasi pabrik PT. X terdapat pada
bagian lampiran. Tidak hanya dalam struktur bangunan perusahaan,
perusahaan juga telah memperhatikan penerangan yang terdapat di dalam
pabrik dengan tujuan apabila terdapat penerangan yang cukup akan
memberikan pertambahan produksi. Hal ini sangat mempengaruhi perolehan
pertambahan out put perusahaan sebesar 9% dan mengurangi biaya perbaikan
sebesar 33%. Selain memberi keuntungan dalam menaikkan produksi dan
penekanan biaya, dengan penerangan yang baik dapat meningkatkan
pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik, mengurangi tingkat kecelakaan
yang terjadi, serta memudahlkan pengamatan / pengawasan. Selain itu
perusahaan juga memiliki pengaturan udara didalam pabrik, seperti AC
(AirConditioning) yang memiliki fungsi untuk mengontrol temperatur,
kelembaban udara dan kebersihan didalam pabrik serta adanya pemanasan
(heating) dengan menggunakan unit pemanasan dari langit-langit (ceiling)
pabrik yang terdiri dari sirkulasi (lingkaran pemanas) dengan gas, elektrik, air
atau uap dengan suatu blower untuk mempengaruhi sirkulasi udara
c. Akses kepada bahan baku
Penting bagi perusahaan untuk mempunyai stok cadangan yang
disimpan untuk menjamin keberlangsungan proses produksi. Dalam
perencanaan bahan baku yang digunakan oleh PT. X memiliki devisi
pergudangan / inventory yang berfungsi untuk menyediakan bahan – bahan
baku yang diperlukan untuk menjaga kelancaran pada bagian produksi, baik
untuk penyediaan bahan baku atau penyediaan sparepart. Sehingga, cadangan
bahan baku selalu disesuaikan dengan kebutuhan produksi yakni kain, obat –
obatan sehingga dalam proses produksi tidak pernah terhambat atau sampai
kehabisan bahan baku karena perusahaan selalu melebihkan cadangan lebih
sekitar 25%.
Perusahaan harus mempunyai stok cadangan, karena pesanan bahan
baku dari pemasok akan memakan waktu dalam pemesanannya, dihitung
melalui penggunaan bahan baku sehari hari misalnya penggunaan bahan baku
kain mori mencapai 1 roll, berarti perusahaanharus mempunyai stok sebesar
25 rol, karena perusahaan harus mempunyai cadangan lebih sekitar 25% yang
79 Universitas Kristen Petra
berfungsi agar proses produksi tidak terhambat karena proses pemesanan
barang dari pemasok ke perusahaan.
Dalam mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku dalam jumlah, mutu, pada waktu yang
tepat, serta biaya yang rendah, PT. X memiliki divisi pergudangan / inventory
yang menerapkan sistem sebagai berikut :
a. Pengaturan tempat bahan baku yang tetap dan identifikasi bahan baku
tertentu
b. Pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan baku
c. Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan baku
d. Pemeriksaan fisik bahan baku secara langsung
Selain itu, baik atau buruknya kualitas kain hasil pemrosesan pada mesin
printing, sedikit banyak dipengaruhi oleh mutu kain itu sendiri, atau bahan
bakunya. Untuk mendapatkan kualitas kain yang baik, perlu adanya
pengendalian bahan baku. Pemeriksaan mutu bahan baku kain, meliputi :
a. Kotor
Biasanya untuk produk yang cacat, dan terjadi ketika pembungkusan atau
penggulungan kain yang disebabkan karena tangan karyawan / operator
yang kotor
b. Jeratan
Produk cacat jenis ini terjadi pada proses pembuatan kain yakni pada saat
finishing, biasanya disebabkan karena kesalahan pada proses dryer
c. Kualitas kain
Kualitaskain yang dimaksud adalah kualitas kain yang baik, yang
biasanya dipakai untuk printing / standard
PT. X telah melakukan penyediaan bahan mentah dapat digunakan
oleh perusahaan dalam aktivitas pembentukan nilai. Dalam memenuhi
persediaan bahan baku, PT. X membeli melalui supplier yang berupa kain dan
obat obatan pencampuran warna yang merupakan bahan import sehingga
harus selalu menyediakan stok untuk tidak hanya 1-2 bulan kedepan bahkan
untuk enam bulan selanjutnya tentu selalu dengan kualitas yang terbaik yaitu
konsentrat warna yang masih liquid, karena proses pembelian barang import
80 Universitas Kristen Petra
tidaklah mudah dan memakan waktu cukup lama untuk pengirimannya
hingga tiba di Indonesia. Tidak hanya bahan baku yang berupa obat
pencampuran warna saja, namun perusahaan juga membeli bahan baku kain
yang berupa kain gelondongan dari mitra kerja / supplier dari PT. X.
Perusahaan melakukan pembelian bahan baku kain ini dengan cara
pemesanan melalui telepon dan perusahaan sudah memiliki perjanjian apabila
produk yang dipesan cacat, ada nya retur barang yang dilakukan. Selain itu,
juga terdapat jenis jenis kain tertentu yang jarang sekali dipesan oleh
pelanggan yaitu seperti kain sutra. Sistem pembelian bahan baku kain sutra
yang dilakukan oleh PT. X berdasarkan pemesanan produk yang dibutuhkan
atau dengan cara Hand to mouth buying, ini adalah pembelian yang
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pemesanan pelanggan
4. Sumber Daya Teknologi (Technological Resources)
Sumber daya teknologi sangat berkaitan erat dengan hak paten, hak cipta,
merek dagang, dan rahasia dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini
dilakukan untuk melindungi barang yang diperdagangkan oleh perusahaan dan
membedakan dengan barang-barang pesaing yang sejenis lainnya.
PT. X dulu pernah memiliki hak paten terhadap produk yang
dihasilkan namun saat ini sudah tidak mendaftarkan hak paten sebagai hak
cipta yang dimiliki oleh perusahaan, yang dikarenakan karena beberapa faktor
seperti biaya yang dikeluarkan untuk hak paten cukup besar, waktu yang
dibutuhkan lama untuk mendaftarkan hak paten juga melalui proses yang
cukup panjang, sedangkan pelanggan memiliki batas tertentu untuk pesanan
produksi, selain itu juga permintaan dari pelanggan mengenai motif sangat
bervariatif, sehingga tidak bisa hanya satu atau dua produk saja yang dihak
patenkan, dalam pendaftaran hak paten ini juga memiliki jangka waktu 10-15
tahun, terkadang hal ini dapat menjadi peluang besar bagi pesaing karena
apabila pemilik perusahaan lupa untuk memperpanjang pendaftaran hak paten
yang dimiliki maka pesaing dengan mudah mengambil nama dari hak paten
dari perusahaan dan perusahaan tidak memiliki hak untuk mengklaim hal ini.
Sehingga saat ini perusahaan menggunakan label merek merek dari pada
nama perusahaan PT. X, dengan perusahaan melayani permintaan pesanan
81 Universitas Kristen Petra
label merek merek yang bervariatif dari pelanggan, namun dibalik produk
tersebut perusahan tetap mencantumkan kode motif yang mencerminkan hasil
produksi dari PT. X
5. Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Manajemen sumber daya manusia sangat diperlukan agar perusahaan dapat
mengelola serta mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga
menghasilkan output sumber daya manusia yang maksimal untuk tujuan
perusahaan. PT. X memiliki kriteria sendiri dalam mengelola serta
mengembangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan
a. Ilmu pengetahuan
Perusahaan dalam menempatkan sumber daya manusia, mempunyai
caranya tersendiri untuk dapat menempatkannya pada posisi yang tepat. Cara
yang dilakukan oleh PT. X dalam menempatkan sumber daya manusia nya
pada posisi yang tepat dengan melihat hasil kinerja karyawannya. Jika pihak
perusahaan tidak melihat kefektifan dalam bekerja, maka karyawan tersebut
akan dipindah tugaskan kebagian lain. Perusahaan melakukan perekrutan atau
penerimaan kepada karyawan baru yang memiliki standart skill maupun latar
belakang dan pengalaman kerjayang sesuai bidang bidang yang dibutuhkan.
Hal ini menjadi penting bagi perusahaan karyawan yang memiliki
pengalaaman ataukeahlian seperti mendesain motif, operator mesin sangat
diprioritaskan karena dari keahlian yang dimiliki akan menjamin kualitas
dalam produktivitasnya. Kecuali buruh / karyawan serabutan yang tidak
dibatasi dengan standart standart yang ada namun hanya melihat keseriusan
kerja, kejujuran dan ketekunan. Untuk itu, karyawan yang baru akan
menerima pelatihan sesuai bidangnya agar dapat bekerja sama dengan
karyawan lainnya. Sistem yang dilakukan oleh PT. X ini sudah tepat sehingga
karyawan dapat melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang
diberikan dengan baik sesuai dengan maisng masing bidang yang telah
ditempatkan.
b. Kepercayaan
Kepercayaan yang diberikan oleh karyawan, sewajarnya menjadi hak
yang diberikan karyawannya untuk memiliki otoritas kepada perusahaan. PT.
82 Universitas Kristen Petra
X dalam memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada mereka sesuai dengan
masing masing bidang yang telah ditempatkan, melalui job description yang
telah diberikan. Perusahaan memiliki Standar Operation Procedure (SOP)
dan Procedure and Policy (P&P) kepada setiap karyawan dalam menjalankan
tugasnya dan adanya seseorang pula yang bertanggung jawab terhadap kinerja
masing masing karyawan. Sehingga mereka yang telah ditempatkan dimasing
masing bidangnya tidak melompat diluar kewenangan yang diberikan dan
mereka memiliki kebebasan dalam lingkungan mereka masing masing namun
yang masih dalam suatu koridor tertentu
c. Kapabilitas Manajerial
Penilaian yang dilakukan dalam mengukur kapabilitas manajerial
yang dimiliki masing masing karyawannya adalah dengan melihat
kemampuan dalam proses kinerja mereka apakah memenuhi standar
perusahaan atau belum. Penilaian yang dilakukan oleh PT. X dengan
menetapkan standar dan prosedur dalam penyeleksian karyawan yang dilihat
berdasarkan standar penilaian appraisal perusahaan dari top level manajemen
hingga ke low level manajemen. Bilamana terdapat kontrak baru karyawan,
maka Head Department-nya akan menilai karyawan tersebut akan diproses
kepadabagian HRD lalu diberikan kepada General Manager untuk disetujui
atau tidaknya. Selain itu, perusahaan juga mengadakan training untuk internal
perusahaan seperti pelatihan untuk operator mesin dan lainnya yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mengembangkan
kemampuan / skill karyawannya dalam segi kualitas maupun kuantitas.
Training yang dilakukan dengan berdasarkan evaluasi dan rujukan dari
departemen departemen lainnya untuk perusahaan dapat menghasilkan tenaga
kerja profesional yang sesuai dengan standar perusahaan PT. X.
d. Pengorganisasian secara rutin
Pengorganisasian yang dilakukan oleh PT. X adalah melalui acara
refreshing bersama tahunan karyawan dan sekaligus juga merupakan evaluasi
kinerja yang penting dilakukan untuk melihat hasil produktivitas kinerja
perusahaan tahunan. Secara berkala perusahaan melakukan acara refreshing
tahunan, yang boleh dipilih sewaktu hari libur atau hari lebaran, maupun hari
83 Universitas Kristen Petra
cuti bersama. Hampir 99% setiap karyawan mengikuti acara yang tersebut
hingga selesai dan perusahaan banyak menerima komentar positif dari masing
masing karaywan yang ikut serta dalam acara tersebut. Selain penggelaran
acara yang dilakukan oleh karyawan dalam hal refreshing, perusahaan juga
mengadakan evaluasi tahunan kinerja karyawan untuk secara efektif evaluasi
tersebut dilakukan menghindari kesalahan dari kinerja karyawan yang telah
dilakukan pada tahun sebelumnya, dan adanya perbaikan yang dilakukan
beserta target yang diberikan untuk pencapaian tujuan perusahaan ditahun
berikutnya. Perusahaan juga memberikan penghargaan melalui penilaian
kinerja karyawan dan memilih The Best Employee dalam setiap 3 bulan sekali
dan karyawan mendapat penghargaan tersebut dengan diberi piagam,
sertifikat, dan gaji 1 bulan perusahaan yang diberikan pada saat adanya acara
refreshing tahunan perusahaan
6. Sumber Daya Inovasi (Inovation Resources)
Inovasi produk akan membawa pengenalan produk baru perusahaan menuju
kesuksesan ekonomi bagi perusahaan dan kesuksesan sosial bagi konsumen atau
pengguna serta komunitas dan lingkungan yang lebih luas. PT. X melakukan
inovasi produk dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen yang
semakin meningkat. Dengan adanya inovasi produk, PT. X dapat menjadi
perusahaan yang unggul dibanding dengan pesaing karena suatu pengembangan
produk yang berasal dari adanya ide hingga barang jadi, dan menciptakan barang
yang unggul dari segi kualitas maupun desain motif yang dapat meningkatkan
nilai tambah dari suatu produk yang ditawarkan konsumen.
a. Gagasan / Ide
Perusahaan PT. X dalam melakukan inovasi produk melalui beberapa
tahap yaitu yang pertama diawali dengan new idea yaitu melalui tahap
pemunculan dan penyaringan ide. PT. X selalu mengikuti permintaan
konsumen dan perkembangan pasar, memantau segala inofrmasi yang sedang
dibutuhkan dan mengikuti apa yang menjadi market tren sekarang. Setelah
itu, tahap menganalisa bisnis untuk memprediksi dampak finansial.
Kemudian dari tahap pengembangan produk yaitu tahap perubahan ide yang
menjadi konsep produk dan penetapan standar mutu kualitas kain maupun
84 Universitas Kristen Petra
desain motif. Konsep produk dilakukan melalui perencanaan dan pembuatan
produk yang selanjutya akan diuji terlebih dahulu melalui tahap pengujian.
Prototype tersebut merupakan new product yang merupakan suatu gambaran
gambaran yang akan dinyatakan sehingga akan diperlihatkan konsumen
berupa satu per satu sampel dalam skala kecil untuk melihat bagaimana hasil
prototype tersebut. Setelah itu, prototype tersebut akan diperlihatkan kepada
konsumen, untuk melihat feedback dari konsumen apakah motif seperti ini
dapat diterima oleh pasar atau tidak. Jika motif tersebut sudah sesuai dengan
permintaan pasar maka perusahaan akan memproduksi produk sesuai dengan
jumlah pesanan dari agen / distributor perusahaan. Tetapi jika prototype
tersebut masih belum sesuai dengan permintaan konsumen, maka prototype
tersebut akan melalui tahap perbaikan prototype terlebih dahulu, dan
diperlihatkan kembali ke konsumen. Jika sudah sesuai maka perusahaan akan
membuat produk jadi yang kemudian sesuai dengan jumlah pesanan
konsumen. Tahap-tahap pengembangan tersebut seperti yang diungkapkan
oleh direktur / owner dari PT. X sebagai berikut :
Diawali dari new idea, karena kita selalu mengikuti apa yang
dibutuhkan dan apa yang menjadi tren market sekarang, jadi setelah
new idea kita terapkan dalam new product. Itu merupakan suatu
gambaran gambaran yang kita nyatakan sehingga kita bisa membuat
satu per satu sampel sampel dalam skala kecil untuk melihat hasil
bagaimana dan kita mulai kirimkan ke pelanggan kita dalam arti
masih contoh dankita melihat feedback mereka bagaimana apakah
diterima dengan baik atau tidak, kita juga mendengar masukan
masukan dari mereka apakah motif seperti ini bisa diterima didalam
pasar
Dari uraian tahap-tahap inovasi produk, peneliti menuangkannya
kedalam bentuk bagan yang kemudian di konfirmasi kepada direktur / owner
PT. X mengenai ketepatan struktur bagan dari tahap - tahap pengembangan
produk. Berikut adalah bagian tahapan pengembangan produk yang dilakukan
oleh perusahaan PT. X :
85 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3 Tahap – Tahap Pengembangan Produk PT. X
Sumber : Data Primer Diolah
b. Kapasitas untuk melakukan inovasi
Dalam melakukan inovasi produk, kapasitas produksi yang ada
disesuaikan dengan penggunaan kapasitas mesin dalam perancangan motif
maupun kapasitas produksi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. PT. X
memiliki kapasitas produksi maksimal perharinya 8.700 kodi dari kapasitas
maksimal produksi yang digunakan 10-15 % kapasitas tersebut setiap harinya
digunakan untuk menghasilkan prototype atau sampel sampel motif baru.
Seketika waktu dan pengerjaan pesanan produksi selesai, barang barang order
pemesanan dikirimkan sekaligus dengan sampel motif yang baru untuk
ditawarkan dengan agen / distributor. Sehingga perusahaan dapat melakukan
pergantian motif setiap bulannya. Tidak hanya hal inovasi produk baru yang
86 Universitas Kristen Petra
dilakukan oleh perusahaan namun, perusahaan memperhatikan repeat order
yang selalu disesuaikan dengan kualitas kontrol perusahaan, sehingga dari
segi kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh perushanaan dapat selalu
terjaga dan terkontrol dengan baik. Sebagaimana yang telah diungkapkan
oleh direktur / owner PT. X
Kapasitas harus disesuaikan dengan motif motif yang sudah lama jadi
ada suatu batas batas sendiri, semisal produksi itu harus sekian ribu
yard.Dan Dalam melakukan pengaturan suatu kapasitas produksi
harus ada quality control jadi tidak hanya motif motif baru yang
kreatif namun repeat order harus diperhatikan, karena itu kualitas
yang sudah beredar dipasar bisa langgeng.
Dalam hal ini, PT. X sangat memperhatikan kualitas produk yang
dihasilkan terlihat dari tahapan tahapan inovasi produk dari new idea menjadi
new product yang telah diimplementasikan oleh perusahan. Sehingga dengan
demikian brand awareness PT. X dapat selalu dikenal oleh masyarakat dari
masa ke masa
7. Sumber Daya Reputasi (Reputational Resources)
Reputasi dipandang sebagai aset tidak berwujud yang membantu menciptakan
nilai finansial perusahaan. Reputasi dalam tanggung jawab sosial memberikan
keuntungan finansial yang nyata. Berikut adalah sumber daya reputasi yang
terdapat pada perusahaan PT. X
a. Reputasi dengan pelanggan
PT. X selalu menjaga relasi yang baik terhadap setiap agen /
distributornya. Sehingga dalam relasi nya dengan pelanggannya, PT. X
memiliki sambutan yang baik sekitar 75 % hasil inovatif yang dihasilkan oleh
PT. X dapat diterima oleh setiap agen / distributornya. Hal ini dapat terlihat
dari pembelian berulang yang selalu dilakukan oleh mereka, dengan
presentase 50% ataupun terkadang juga dapat lebih tergantung dari situasi
dan kondisi pasar yang ada. Selain itu, PT. X dalam menjaga relasinya
dengan agen / distributornya, perusahaan juga sering mendapat sarana
promosi yang baik dari mereka melalui promosi word of mouth tentang
perusahaan PT. X kepada konsumen langsung perusahaan. Loyalitas yang
87 Universitas Kristen Petra
baik terhadap pelanggan dalam hal ini agen / distributor sangat
mempengaruhi kekuatan posisi perusahaan dalam pasar. Eratnya hubungan
loyalitas antara perusahaan dengan pelanggan dapat menggeser posisi pesaing
perusahaan. Semakin perusahaan mendapatkan persepsi yang baik dari
pelanggan, semakin mudah pula perusahaan untuk menjadi market leader
dalam pasar
b. Merek Dagang
Merek dagang merupakan merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh perusahaan untuk membedakan dengan barang-barang
pesaing yang sejenis lainnya. PT. X menggunakan label merek merek pada
setiap barang produksi nya dengan merek dagang yaitu “Sandang Anggun
Moratex”, adapun contoh / gambar merek perusahaan telah terlampir pada
lampiran. Perusahaan juga dapat menyesuaikan label merek merek tersebut
yang sesuaikan dengan pesanan pelanggan. Semisal ada agen / distributor
yang menginginkan suatu merek tertentu, perusahaan dapat mengganti label
merek PT. X tersebut berdasarkan pesanan yang diinginkan pelanggan.
Namun apabila terkait dengan motif batik tidak dapat dipatenkan. Tidak ada
hukum yang terkait dengan peraturan pemerintah yang mengatur mengenai
rahasia dagang motif batik. Dalam hal ini, dapat menjadi ancaman bagi
perusahaan karena sering terjadi banyak hal penembakan motif motif batik
dari pesaing, namun perusahaan tidak dapat menggugatnya dan hal ini sangat
mempengaruhi posisi penjualan perusahaan dalam pasar.
c. Persepsi terhadap kualitas, daya tahan, dan reabilitas produk
Persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk berkaitan dengan
apa yang diharapkan oleh konsumen sehingga persepsi konsumen akan
melibatkan apa yang penting bagi konsumen dan akan membawa minat
membeli yang berbeda pula. Persepsi konsumen terhadap produk yang
dihasilkan oleh PT. X selama ini dapat dinilai melalui tingkat kepuasan
pelanggan yang jarang sekali perusahaan menemukan adanya komplain
terhadap produk yang dihasilkan, baik itu secara kualitas kain maupun warna.
Pelanggan sudah mempercayai produk yang dihasilkan oleh PT. X dan
selama hampir 20 tahun ini, dalam hal kualitas, produk yang dihasilkan tidak
88 Universitas Kristen Petra
diragukan. Perusahaan selalu menjaga brand image nya, hal ini dapat dilihat
melalui persepsi agen / distributor yang dimana perusahaan jarang sekali
menerima komplain dari pada mereka, justru sebaliknya perusahaan sering
mendapat repeat order yang bisa terjadi 2-3x dalam sebulan. dari mereka. Hal
ini dapat dilihat relasi perusahaan dengan para agen / distributornya selalu
terjalin dengan baik, perusahaan selalu mendapat reputasi yang baik di mata
agen / distributornya karena perusahaan tidak pernah mengecewakan kualitas
dari produksi yang dihasilkan.
d. Reputasi dengan supplier
PT. X selama ini menjalin relasi yang baik dengan para suppliernya.
Seperti hal nya dengan pelanggan, supplier juga merupakan faktor yang
penting bagi perusahaan yang berkaitan dengan bahan baku yang akan
dipasok kepada perusahaan. Selama ini, PT. X jarang sekali berganti – ganti
supplier / pemasok, dalam relasi nya yang sudah terjalin dengan baik kepada
supplier, perusahaan sangat mempercayai kualitas dari bahan baku baik kain
maupun obat pencampuran warna yang dikirmkan kepada PT. X. Hubungan
relasi yang terjalin baik antara perusahaan dengan supplier membuahkan
informasi atau masukan penting mengenai motif motif baru dari pesaing yang
beredar di pasar. Bahkan dalam inovatif motif baru yang dikeluarkan oleh
perusahaan, supplier juga sering memberikan masukan masukan bagaimana
kekurangan yang sebaiknya dapat disesuaikan dengan permintaan pasar dan
selalu adanya komunikasi yang terjalin dengan baik. Dalam hal ini, reputasi
perusahaan terhadap supplier yang sudah terjalin baik dengan baik akan
memudahkan perusahaan untuk dapat memiliki koneksi sebagai sarana
promosi word of mouth dari supplier mengenai perusahaan kepada khalayak
masyarakat yang lebih luas
4.3 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Menurut Fleisher and Bensoussan (2015) kondisi lingkungan makro dan
kondisi industri dapat dilakukan melalui teknik analisis penggabungan industri
(Model Analisis Industri Fusion) melalui analisis PEST, yaitu Politik, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, dan lima kekuatan persaingan dasar, yaitu Ancaman pendatang
baru, Ancaman produk atau jasa pengganti, Kekuatan tawar menawar pemasok,
89 Universitas Kristen Petra
Kekuatan tawar menawar pembeli, dan Persaingan di antara perusahaan yang ada.
Berikut analisis lingkungan eksternal perusahaan PT Sandnag Anggun Moratex,
berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pertama, narasumber kedua, dan
narasumber ketiga yang merujuk pada Fleisher and Bensoussan
1. Ancaman Pendatang Baru (Barriers of Entry)
Pendatang baru merupakan pesaing yang selalu berinovasi ataupun datang
dengan membawa kapasitas besar, modal besar, maupun teknologi yang lebih baik
/ canggih. Tentunya intensitas persaingan antar perusahaan terkhusus nya tekstil
batik akan terusa meningkat jika pesaing baru dapat dengan mudah masuk ke
dalam industri ini. Pada umumnya ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor
penghambat bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam industri. Adapun beberapa
faktor penghambat masuknya pesaing baru dalam industri ini adalah sebagai
berikut
a. Skala Ekonomi
Skala ekonomi merupakan persyaratan modal yang bisa menjadi salah
satu penghambat bagi pesaing baru untuk masuk dalam industri tekstil batik
yang ada di daerah Surakarta, terutama bagi pesaing langsung yang ingin
masuk ke dalam industri tekstil seperti PT. X. Bagi pesaing yang ingin masuk
ke dalam industri tekstil batik harus memiliki hasil produksi dengan kualitas
yang tinggi untuk dapat bersaing dengan produk yang telah dihasilkan oleh
PT. X, selain itu juga untuk mendirikan sebuah pabrik yang berskala besar
seperti PT. X, memerlukan biaya yang tidak sedikit baik dalam hal perijinan,
pembangunan, maupun segala peralatan ataupun aset yang dimiliki
perusahaaan. Sehingga bagi pesaing baru yang ingin masuk dalam industri
tektil batik ini harus memiliki modal yang sebesar modal yang telah
diinvestkan oleh PT. X selama ini. Kecuali bagi pesaing baru yang ingin
mendirikan pabrik dengan skala kecil mungkin modal tidak terlalu
berpengaruh dan menjadi kendala namun hasil kualitas produk yang
dihasilkan tidak akan mungkin dapat bersaing dengan PT. X.
b. Differensiasi produk
PT. X selalu melakukan differensiasi produk melalui perkembangan
inovasi motif yang dilakukan setiap bulannya dan seberapa sering
90 Universitas Kristen Petra
differensiasi produk itu dilakukan tergantung seberapa besar PT. X terganggu
oleh pesaing baru atau pun pesaing lama yang mencoba untuk menggeser
posisi di pasar. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh direktur / owner
PT. X
Jadi apabila kita disaingi oleh suatu produk dengan kualitas yang bisa
memiripi kita otomatis saingan dipasar sangat besar sekali dan sangat
ketat sehingga omset daripada kita terganggu mungkin ada suatu
penurunan. Nah itu kita harus melakukan differensiasi secara cermat
dan secara cepat supaya kita bisa mengatasi persaingan itu.
Dalam hal ini terlihat sekali bahwa PT. X sangat cermat dan aktif
memperhatikan posisi nya dalam pasar, agar tidak sampai tergeser dengan
pesaing nya dan differensiasi produk merupakan salah satu startegi yang
dilakukan perusahaan untuk dapat selalu mempertahankan posisi nya menjadi
market leader
c. Kebutuhan Modal
Modal menjadi kendala bagi sebagian orang yang ingin memasuki
suatu industri tekstil batik seperti PT. X. Sebagaimana dalam menghasilkan
kualitas dan kuantitas produk yang sama yang telah dihasilkan oleh PT. X
tentunya pesaing juga harus memiliki investasi modal yang besar, seperti
banyaknya jumlah peralatan mesin harus identik dengan yang telah digunakan
oleh PT. X, kecanggihan peralatan yang digunakan, aset yang dimiliki
perusahaan untuk menunjang seluruh rangkaian kegiatan operasional
perusahaan, semuanya itu membutuhkan dana yang tidak sedikit bahkan bisa
mencapai miliaran rupiah. Sehingga dalam hal ini, bagi pesaing yang ingin
mendirikan perusahaan seperti PT. X harus mampu bermain dalam skala yang
besar , memiliki modal yang cukup kuat untuk melakukan investasi baik
dalam mendirikan skala pabrik, kecanggihan peralatan mesin, dan maupun
aset aset lain yang dimiliki untuk dapat menunjang kegiatan operasional
perusahaan.
d. Biaya beralih pemaosk
Selain itu hambatan masuknya pendatang baru juga karena adanya
biaya beralih. Jika biaya peralihan perusahaan tinggi, maka pendatang baru
91 Universitas Kristen Petra
harus menawarkan penyempurnaan yang besar dalam hal biaya atau prestasi
agar pembeli mau beralih dari pemasok lama. Adanya biaya tidak
menguntungkan juga merupakan kondisi yang dihadapi oleh pendatang baru.
Hal ini terjadi karena kemampuan perusahaan yang telah ada yang memiliki
banyak keunggulan, seperti dalam hal kecanggihan teknologi mesin, lokasi
pabrik yang strategis, penguasaan bahan baku dan hal yang lainnya. PT. X
bukan lah perusahaan yang mudah beralih atau berganti pemasok, tidak
dikarenakan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
apabila beralih pada pemasok lain. Namun dalam hal ini, perusahaan mencari
pemasok yang terpercaya dan jujur tidaklah mudah terutama terkait dengan
kualitas bahan baku seperti obat pewarna kain yang tidak dapat di lihat
kualitas nya dengan kasat mata namun baru terlihat hasilnya bagus atau
tidaknya setelah produk tersebut selesai diproduksi, apabila bahan baku obat
tersebut memiliki kualitas yang rendah maka hasil printing motif batik pun
pasti tidak sesuai pewarnaanya dengan yang diharapkan.
e. Akses saluran distribusi
Saluran distribusi merupakan faktor yang sangat penting dimana
perusahaan perlu untuk mencari channel yang sesuai dengan target
perusahaan. Selain itu diperlukan adanya saluran distribusi yang lancar supaya
tidak terjadi keterlambatan supply bahan baku. Selama ini PT. X tidak
mengalami kesulitan yang dihadapi pada akses saluran distribusi. PT. X
mendapatkan akses saluran distribusi dengan mudah yaitu melalui word of
mouth. Perusahaan ini juga sudah lama menjalin relasi yang dekat dengan para
distributornya, dan para distibutor perusahaan menerima dengan sambutan
yang hangat, karena perusahaan ini selalu menjaga hubungan baik dan tidak
pernah mengecewakan baik dalam relasi sebagai teman, maupun bisnis yang
berkaitan dengan kualitas dan kuantitas produk yang dijual.
f. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah memegang peranan dalam mempengaruhi
sebagian orang untuk masuk ke dalam industri tekstil batik. Kebijakan
pemerintah terhadap pengusaha tekstil batik, dalam hal ini pemerintah
mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
92 Universitas Kristen Petra
86/M-DAG/PER-10/2015 yang mengatur ketentuan tentang Impro Tekstil dan
Produk Tekstil Batik dan Motif Batik
(inatrade.kemendag.go.id/index.php/perijinan/get_download/192.pdf). Namun
dalam hal ini PT. X tidak mengadakan adanya impor ataupun ekspor produk
tekstil batik, dan perusahaan menilai kebijakan pemerintah selama ini cukup
baik, tidak ada kebijakan yang menghalangi kemajuan produktivitas
perusahaan, justru sebaliknya belakangan ini pemerintah mengelurakan
peraturan baru yaitu setiap hasil produk yang akan dijual harus diberi label
merek SNI (Standar Nasional Indonesia) sehingga dalam hal ini persaingan
antar pesaing langsung yang ada dapat saling menjaga reputasi dengan
menentukan standar produk batik masing masing yang mereka produksi,
selain itu kualitas produk akan lebih terjaga. Namun kebijakan pemerintah
yang berkenaan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagian
penguasaha juga menganggap memberatkan industri batik, khususnya dari sisi
biayakarena kebanyakan pelaku industri batik bukan golongan industri
berskala besar.
2. Ancaman produk pengganti (Threat of Subtitutes Product)
Ancaman produk pengganti merupakan ancaman dari kehadiran para produsen
produk pengganti dari industri yang lain. Pada banyak industri, perusahaan
perusahaan berkompetisi secara ketat dengan para produsen produk pengganti dari
industri yang lain. Kehadiran produk pengganti tersebut merupakan peringatan
bagi perusahaan sebelum beralih ke produk pengganti tersebut. Adapun faktor
ancaman produk substitusi sebagai penghambat masuknya pesaing baru dalam
industri ini adalah sebagai berikut
a. Harga dari produk pengganti
Keberadaan produk pengganti dapat menjadi ancaman berarti apabila
harga produk pengganti terlalu murah dibanding harga produk industri itu
sendiri. Dalam hal ini PT. X tidak memiliki produk pengganti karena
berhubungan dengan kain dan kain yang berhubungan dengan corak batik.
Motif atau corak batik merupakan suatu budaya Indonesia yang tidak bisa
digantikan dengan budaya yang lain dan kain yang paling baik digunakan
dengan busana jadi setiap daerah memiliki budaya masing masing dan kalau
93 Universitas Kristen Petra
pun ada harus dibuat motif seperti produk yang sudah dihasilkan oleh PT. X
selama ini. Sehingga dalam hal ini perusahaan bukan bersaing pada ancaman
dari produk pengganti, namun bersaing pada motif dan kualitas yang dalam
segi harga sangat kompetitif sekali. PT. X menetapkan perselisihan harga
yang wajar antara 5-10% dan hal itu tidak dipermasalahkan oleh konsumen
karena PT. X tidak memberikan harga yang terlalu mahal atau terlalu murah
hingga memonopoli pasar
Namun PT. X sudah menjadi market leader yang dalam segi harga
pasti sedikit lebih mahal dibandingkan pesaing karena sudah banyak yang
mengenal brand PT. X yang selalu inovatif dan menjadi market leader. Jadi
bagi konsumen lama memang sudah mengetahuidan mengikuti harga yang
seharusnya memang lebih sedikit murah karena tidak sebanding dengan hasil
dari kualitas produk yang dihasilkan.
b. Biaya Produk Pengganti
Biaya dari produk pengganti pula pasti selalu terjadi apabila ada harga
yang ditawarkan. Namun tidak hal nya demikian dengan yang dialami oleh
PT. X, perusahaan selama ini dalam hal inovasi motif untuk menghindarkan
ancaman dari pesaing tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya yang
signifikan. Biaya yang dikeluarkan standar, hanya perusahaan harus berjuang
dan bersaing se-efisien mungkin dalam hal motif, warna, corak, yang di
lakukan untuk melakukan suatu efisiensi biaya. Sehingga harga yang
ditawarkan pun juga dapat lebih murah dengan kualitas yang tinggi
dibandingkan dengan pesaing. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga tidak
terlalu besar atau mahal.
c. KualitasProduk Pengganti
Kualitas produk yang ditawarkan oleh PT Sandang AnggunMoratex
apabila dibandingkan dengan pesaing sangat berbeda dan perusahaan selalu
memberikan kualitas yang terbaik baik dalam hal bahan baku, pemrosesan
produk, hingga produk yang telah jadi. Selain itu juga dari segi kualitas yang
dihasilkan oleh PT. X tidak akan pernah sama dengan hasil kualitas yang
dihasilkan oleh pesaing. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh direktur /
owner PT. X
94 Universitas Kristen Petra
Segi kualitas seperti yang saya sudah katakan dua koki yang sama
masak nasi goreng sama tidak akan sama rasanya, jadi
bagaimanapun sebagus bagusnya tetap ada suatu perbedaan
perbedaan tapi andai kata mirip identik tapi mereka akan melihat
siapa yang menjadi market leader seperti label mereklabel merek
yang sudah kita tempelkan , seperti hal nya yang sudah terkenal
Danar Hadi atau Batik Keris tetapi mereka selalu melihat brandnya
Dapat dilihat dalam hal ini, kualitas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan sangat unggul dan terjamin kualitas mutu nya. Hingga setiap
konsumen dengan mudah mengenali produk yang dihasilkan oleh PT
Sandangg Anggun Moratex baik itu dalam hal corak, warna ataupun motif,
PT. X selalu menonjolkan identitas sendiri dari perusahaan.
3. Kekuatan tawar menawar pemasok (The Bargaining Power of Suppliers)
Daya tawar pemasok mempengaruhi tingkat persaingan dalam sebuah
industri. Hubungan dengan pemasok yang terjalin dengan baik dapat menjadi
sebuah hal yang menguntungkan untuk saling membantu dengan harga yang
wajar, kualitas yang baik, pengembangan layanan, pengiriman tepat waktu, dan
biaya yang lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas jangka
panjang bagi kedua belah pihak. Adapun faktor ancaman kekuatan tawar menawar
pemasok sebagai penghambat masuknya pesaing baru dalam industri ini adalah
sebagai berikut
a. Hubungan dengan pemasok
Dengan tetap menjalin dan meningkatkan komunikasi dengan para
pemasok, tingkat kepercayaan dan kejujuran antara perusahaan dengan para
pemasok dalam hal harga dan kualitas bahan baku juga tidak perlu diragukan
lagi. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh direktur / owner PT. X
Kami selalu kita menjalin hubungan yang baik tidak hanya dengan
satu pemasok namun juga beberapa kita mengadakan hubungan
komunikasi dengan mereka tentang kualitas, harga, barang mereka
jadi kita selalu mempunyai informasi yang cukup untuk mengatasi
semuanya itu
95 Universitas Kristen Petra
Selain menjalin relasi hubungan yang baik dengan para supplier nya
PT. X, juga sangat selektif dalam memilih suppliernya dari segi kualitas
misalnya sebelum supplier memasok kepada perusahaan, para supplier harus
selalu dapat memberikan sampel pada perusahaan dan pihak perusahaan
melakukan test produk terlebih dahulu apakah bisa memenuhi standar mutu
dan kualitas yang diminta oleh perusahaan atau tidak. Selain itu juga masalah
harga, apakah perusahaan juga cocok dengan harga yang ditawarkan, apabila
sesuai dengan kesepakatan harga yang diminta perusahaan, barulah
perusahaan dapat mengadakan transaksi kepada pihak supplier.
Tidak hanya dari pihak perusahaan saja yang menjalin hubungan
dekat dengan para suppliernya, namun selama ini juga perusahaan menilai,
para supplier selalu memberikan nilai lebih kepada perusahaan karena para
supplier juga selalu mengunjungi perusahaan dan memberitahukan hal hal
yang penting dan mengadakan suatu hubungan yang baik, baik itu informasi
atau jalinan secara teman
b. Pemasok memiliki harga bahan baku yang murah
Pemasok dalam hal hal ini juga sangat berpengaruh terhadap
sesitivitas harga. Apabila ketersediaan bahan baku sedikit dan perusahaan
tidak memiliki pilihan maka perusahaan akan mengikuti harga yang diminta
oleh pemasok sehingga kekuatan pemasok cukup besar dalam mempengaruhi
harga untuk perusahaan PT. X. Namun, selama ini perusahaan juga selalu
memntau harga standar bahan baku di pasar, sehinga perusahaan juga
memiliki suatu standard harga bahan baku kepada pemasok. Sebagaimana
yang telah diungkapkan oleh direktur / owner PT. X
Kami selalu ada suatu standard harga sekian tapi tidak menutup
kemungkinan kalau ada supplier atau pemasok lain yang harga nya
lebih murah jadi kita selalu pantau dengan kompetitor mereka sendiri
dan setiap sebulan sekali kita pantau terus untuk menjalin hubungan
dengan pemasok yang lain membandingkan jumlah, kualitas dan
kuantitas maupun harga
Sehingga dalam hal ini, perusahaan juga sangat selektif dalam
memilih supplier, yang menawarkan harga standard yang sesuai diminta oleh
96 Universitas Kristen Petra
perusahaan. Apabila harga yang ditawarkan tidak sesuai maka PT. X dengan
bebas dapat memilih supplier yang memasok bahan baku yang sesuai dengan
harga standar perusahaan namun kualitas mutu nya tetap terjamin
c. Perusahaan bukan satu-satunya pembeli bahan baku pada pemasok
Pemasok memegang peranan penting dalam keberlangsungan
produksi, untuk itu perusahaan penting untuk memiliki pemasok yang
memiliki harga sesuai standar dengan kualitas mutu yang terjamin. PT. X
memiliki banyak pemasok dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Surabaya,
ataupun daerah disekitar Jawa Tengah. Dalam hal ini pemasok dari
perusahaan tidak tunggal namun juga banyak perusahaan lain yang memasok
kepada perusahaan juga. Dalam kondisi market yang tidak menentu seberapa
besar pemasok yang ada ditentukan dari seberapa besar juga permintaan
konsumen terhadap produk tekstil batik. Sebagaimana yang telah
diungkapkan oleh direktur / owner PT. X
Pemasok saat ini kalau dinilai tinggi, sedang atau rendah itu melihat
daripada kondisi market ya kalau memang sedang bagus, pemasaran
kita banyak otomatis produksi kita meningkat dan otomatis pemasok
juga meningkat karena kita selalu menjaga balance / keseimbangan.
Sehingga sangat terlihat dalam hal ini, bukan pemasok yang menjadi
prioritas terhadap perusahaan, namun perusahaan menjadi hal yang terpenting
bagi pemasok. Karena profitabilitas yang dimiliki oleh pemasok sangat
bergantung dan ditentukan pada kebutuhan produksi perusahaan
4. Kekuatan tawar menawar pembeli (The Bargaining Power of Customers)
Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi karena persaingan antar
industri tekstil juga cukup banyak dan konsumen bebas membeli produk tekstil
batik yang diproduksi dari perusahaan manapun yang sesuai dengan selera dan
harga. Selain selera dan harga, konsumen juga selalu memperhatikan kualitas
barang yang diproduksi, karena mutu kualitas suatu produk yang menjamin
hubungan jangka panjang antara pihak perusahaan dengan konsumen. Adapun
faktor ancaman kekuatan tawar menawar pembeli sebagai penghambat masuknya
pesaing baru dalam industri ini adalah sebagai berikut
a. Konsumen
97 Universitas Kristen Petra
Konsumen merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi tingkat persaingan dan juga profitabilitas perusahaan terutama
konsumen memegang posisi yang paling penting bagi perusahaan. Dalam hal
ini, perusahaan tidak memiliki konsumen secara langsung, konsumendari
perusahaan adalah distributor atau agen agen tertentu yang sudah di tentukan,
sehingga produk jadi yang dimiliki perusahaan di salurkan kepada konsumen
melalui agen – agen atau distributor perusahaan yang terdapat pada didaerah
Solo, dan sekitar Jawa Tengah, daerah Bali, Lombok, dan NTT. PT. X adalah
perusahaan yang selalu berinovatif dan selalu memberikan kepuasan pada
langganan dengan cara perusahaan selalu memantau dan melakukan survey
satu bulan sekali bagaimana keadaan pasar, apa yang diinginkan pasar selalu
melakukan kerja sama dengan agen agen / distributor perusahaan untuk
mendapatkan informasi dari kebutuhan konsumen. Konsumen merupakan
prioritas bagi perusahaan, karena konsumen merupakan market penjualan
perusahaan yang dapat membuat perusahaan lebih maju dalam mendapatkan
profit
b. Biaya peralihan konsumen
Dalam hal biaya peralihan konsumen, perusahaan PT. Xmemiliki
suatu standard harga yang sudah diberitahukan kepada para konsumen
melalui agen atau distributor perusahaan. Selain harga standar,perusahaan
juga memiliki kualitas mutu produk yang baik untuk dijual kepada konsumen.
Sehingga dalam hal ini, pembeli PT. X memiliki informasi yang lengkap,
tahu tentang harga dan kualitas produk pada umumnya. Apabila pembeli
beralih produk dari PT. X kepada perusahaan lain bukan kerugian dari biaya
peralihan yang akan dialami konsumen, namun konsumen mungkin akan
mengalami kerugian dalam hal kualitas produk yang ditawarkan ataupun
harga dengan mutu produk yang sama bisa lebih murah dengan kualitas yang
lebih rendah atau lebih mahal, karena tidak semua perusahaan dapat
memberikan informasi yang lengkap kepada konsumennya mengenai harga
atau kualitas mutu produk yang ditawarkan.
c. Distributor dan agen
98 Universitas Kristen Petra
Distributor / agen perusahaan PT. X dalam hal ini adalah penyalur
produk barang dari perusahaan kepada konsumen pemakai langsung. Sejak
awal mulainya beroperasi perusahaan ini, perusahaan ini sudah menentukan
masing masing agen / distributor nya di berbagai daerah, seperti didaerah
Jawa, Bali, Lombok, NTT. Melalui agen / distributor, perusahaan dapat
memantau keadaan harga dipasar dan melakukan kerja sama dengan agen
agen / distributor untuk mengawasi kompetitor perusahaan selama ini
mengenai bagaimana mutu, kualitas, atau harga dan barang barang yang
dijual sejauh mana bisa bersaing dengan perusahaan. Selain itu PT. X juga
memiliki cara dalam menumbuhkan loyalitas kepada agen / distributornya
adalah dengan melayani para agen / distributornya dengan baik dan mau
mendengarkan keluhan mereka, dan juga menjalin hubungan secara
relationship dengan mereka yang selalu diadakan minimal satu bulan sekali
kunjungan ke toko pada setiap masing-masing agen / distributornya atau
perusahaan mengadakan gathering dengan seluruh para agen / distributornya
d. Biaya berpindah distributor dan agen
Dalam peralihan mitra kerja sama yang dilakukan baik dari sisi
perusahaan ataupun agen / distributor, PT. X maupun agen / distributor tidak
dapat dengan mudah berganti mitra kerja sama, karena antara pihak
perusahaan maupun agen/ distributor sudah memiliki agreement atau MOU
yang sudah disepakati bersama diawal secara lisan maupun tertulis sejak
perjanjian kerja sama dimulai. Selain itu, PT. X juga memiliki suatu brand
yang sudah dikenal oleh masyarakat jadi kita jadi kalau agen / distirbutor
berganti dari brand perusahaan pasti akan sangat mempengaruhi penjualan
mereka karena mereka menjual tidak memakai brand perusahaan PT. X.
Selama PT. X berdiri dan beroperasi hingga saat ini, pihak perusahaan belum
pernah mengalami masalah yang terkait dengan peralihan agen /
distributornya kepada perusahaan lain, karena perusahaan selalu
menumbuhkan loyalitas nya kepada para agen / distributornya, dan menjalin
erat hubungan relasi yang tidak hanya sebatas pada mitra kerja saja namun
juga jalinan secara teman.
99 Universitas Kristen Petra
5. Persaingan di antara para pesaing yang ada (Rivalry Among Existing
Firms)
Persaingan diantara pesaing–pesaing yang telah ada biasanya
merupakan persaingan yang paling penting. Persaingan antar perusahaan
saingan membahas mengenai persaingan yang terjadi antara satu perusahaan
dengan perusahaan pesaing yang biasanya bergerak di industri yang sama.
Dalam menghadapi persaingan, tentu masing-masing perusahaan
mengembangkan strategi sendiri
a. Pertumbuhan Industri
Menurut Kepala seksi industri logam dan tekstil, Disperindag Jateng
(dinperindag.jatengprov.go.id), Dari data 2013 pertumbuhan jumlah industri
tekstil batik di Jawa Tengah mencapai 1.611 dan setiap tahunnya industri
batik terus tumbuh sekitar 10 persen. Hal ini menunjukan adanya
pertumbuhan kenaikan industri tekstil batik yang selalu meningkat dari tahun
ke tahun, dan merupakan peluang yang besar bagi wirausaha yang bergerak
didalam industri tekstil batik untuk terus dapat mengembangkan usaha nya,
karena permintaan pasar juga terus bertumbuh setiap tahunnya. Sebagaimana
yang telah diungkapkan oleh direktur / owner PT. X
pertumbuhan pesaingnya sangat besar sekali terutama untuk industri
yang sangat banyak sekali dan juga untuk para pemodal besar juga
banyak mendirikan perusahaan karena komunitas manusia semakin
banyak jadi makin banyak juga pengusaha disegala sektor jadi
banyak sekali persaingan
Dalam hal ini PT. X yang sudah berdiri selama 20 tahun juga turut
merasakan perkembangan didalam industri tekstil yang selalu meningkat
setiap tahunnya. Tidak hanya dari kalangan industri yang berskala besar saja
namun juga industri yang berskala kecil juga turut ikut dalam permainan
pasar, sehingga dengan pertumbuhan pasar yang semakin meningkat juga
disertai dengan banyaknya pesaing langsung dari industri tekstil batik yang
semakin meningkat setiap tahunnya menyebabkan persaingan antar usaha
juga semakin ketat
b. Jumlah pesaing
100 Universitas Kristen Petra
Salah satu tantangan dalam membuka usaha adalah persaingan antar
pelaku usaha pada industri yang sama. Peluang permintaan pasar tekstil batik
yang selalu meningkat menyebabkan banyak pesaing langsung yang
memasuki industri ini sehingga tingkat persaingan antar industri tekstil batik
juga semakin ketat. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh direktur /
owner PT. X
Tingkat persaingan industri tekstil batik cukup besar sekitar antara
25-40% dan kami Banyak berkompetisi dengan perusahaan lain yang
terkadang kadang kita tidak jelas perusahaan yang mana karena
begitu banyak perusahaan perusahaan yang tumbuh dan menjamur,
sekitar daerah Solo / Jawa Tengah karena daerah sini adalah pusat
dari industri tekstil batik
Terlihat jelas bahwa pertumbuhan industri tekstil batik yang
meningkat juga mempengaruhi peningkatan jumlah pesaing terkhususnya
bagi perusahaan PT. X yang berlokasi di Surakarta Jawa Tengah, dimana
didaerah sekitar Surakarta dan Jawa Tengah merupakan daerah sentra industri
batik dan tidak hanya pesaing lama dari industri tekstil batik yang
berkompetisi dengan PT. X namun juga banyak bermuculan pesaing baru
yang juga turut berkompetisi dan menciptakan inovatifyang baru untuk
bertahan dalam persaingan.
c. Kekuatan pesaing
Sebagai perusahaan yang berkompetisi dalam suatu industri yang
menghadirkan peluang besar seperti industri tekstil batik, perusahaan perlu
mengenali kekuatan yang terdapat dalam pesaing nya, karena dari kekuatan
tersebut akan terlihat kelemahan pula yang terdapat dalam pesaing tersebut.
PT. X dalam menyikapi pesaing yang ada, perusahaan menyusun strategi nya
dengan baik, dengan menyambut hadirnya pesaing sebagai sesama rekan
bisnis, mengenali dari karakteristik setiap pesaing nya, dan menyusun strategi
yang tepat untuk bertahan dalam persaingan. Sebagaimana saat ini yang
terjadi persaingan antar perusahaan semakin sulit dan sempit, dan dalam
dalam industri batik ini sangat beragam sehingga sulit diprediksi terutama
pada perusahaan perusahaan yang tidak memiliki suatu brand tertentu atau
101 Universitas Kristen Petra
perusahaan yang bermunculan dalam skala kecil. Sebagian dari mereka
melakukan pemasarannya secara bergerilya sehingga sulit dipantau. Namun
berbeda dengan industri yang berskala menengah dan besar seperti pada PT.
X yang masih dapat dikategorikan untuk perusahaan yang masih terdaftar
atau sudah memiliki brand tertentu, perusahaan masih dapat mengatasi hal
tersebut. Kekuatan yang terjadi diantara pesaing yang ada terutama pada
masalah harga dengan pesaing menghadirkan berbagai macam motif,
kemudian dari inovasi motif yang laku dipasaran itulah menjadi market leader
dan masih dapat bertahan pada persaingan harga. Namun bagi perusahaan
yang dalam menciptakan inovasi motif baru kurang diterima oleh pasar, maka
perusahaan itu harus menurunkan harga di bawah rata rata agar barang dapat
laku terjual, dan hal tersebut sangat mempengaruhi biaya dan profit
perusahaan. Apabila dalam keadaan dan kondisi yang normal persaingan
dalam perselisihan harga yang masih berkisar antara 5-10% tidak terlalu
dipermasalahkan oleh konsumen.
d. Diferensiasi produk
Diferensiasi produk yang dilakukan perusahaan untuk menahan
kehadiran ancaman dari pesaing baik secara langsung maupun tidak langsung.
Biasanya diferensiasi produk dilakukan ketika perusahaan sudah mencapai
tahap maturity atau mungkin decline karena sempitnya persaingan yang terjai
dalam pasar. Namun berbeda hal nya yang dilakukan oleh PT. X, yang
bergerak dalam industri tekstil batik dimana bukan diferensiasi produk yang
dilakukan namun kreativitas dari inovasi motif yang diutamakan karena batik
sangat berkaitan dengan desain dari warisan budaya. Dalam hal ini, ada atau
tidaknya anacaman dari pesiang perusahaan selalu melakukan inovatif motif
baru satu bulan sekali, karena berkaitan dengan corak batik yang setiap saat
dapat berganti secara fleksibel mengikuti dari selera permintaan konsumen.
Tidak hanya inovatif dari corak motif yang diutamakan namun kualitas dari
produk juga dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan loyalitas
konsumen yang sudah lama mengenali kualitas mutu dari produk perusahaan
PT. X.
6. Faktor Politik (Political / Legal and Regulatory Dynamics)
102 Universitas Kristen Petra
Dalam hal ini faktor politik didedikasikan untuk mengatur segala
kegiatan dalam operasional perusahaan, baik didalam perusahaan itu sendiri
maupun yang diluar perusahaan. Berdasarkan dengan kebijakan yang telah
diatur dan ditetapkan oleh pemerintah. Adapun faktor politik yang terjadi
sebagai penghambat masuknya pesaing baru dalam industri ini adalah
sebagai berikut
a. Upah Minimum
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sudah menetapkan besaran
Upah Minimum Kota atau UMK Propinsi Jawa Tengah 2015 yang
besarannya berbeda beda di tiap kota di Jawa Tengah.
(www.jatengprov.go.id). Hal itu terlihat dari penetapan Upah Minimum Kota
2015 terkhususnya di daerah Surakarta sebesar Rp 1.222.400 sedangkan
didaerah Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 1.223.000 dimana dalam hal ini
PT. X telah menetapkan pemerataan Upah Minimum dengan besaran nominal
tersebut bagi seluruh karyawannya. Upah Minimum Kota yang terdapat
didaerah Surakarta, maupun pada Kabupaten Sukoharjo dimana perusahaan
PT. X berdiri masih tergolong sangat murah bagi upah tenaga kerja apabila
dibandingkan dengan Upah Minimum yang terdapat di kota besar seperti
Surabaya dan Jakarta yang memiliki selisih upah 2x lipat lebih besar dari
Upah Minimum di daerah Surakarta dan upah tersebut belum termasuk upah
insentif bonus atau penghargaan bagi karyawan. Hal ini sangat memberikan
peluang besar bagi perusahaan karena biaya yang dikeluarkan bagi upah
tenaga kerja tidak terlalu tinggi sehingga perusahaan dapat memaksimalkan
opportunity cost yang dimiliki untuk pembiayaaan lain bagi operasional
perusahaan
b. Sikap pemerintah
1. Pergantian kepemimpinan Presiden RI dalam kabinet kerja
Mata uang rupiah menguat secara signifikan terhadap US$ pada hari-
hari setelah pergantian Presiden RI akhir bulan lalu. Hal ini saja merupakan
indikasi, bahkan hampir bisa dijadikan bukti, bahwa fluktuasi mata uang saat
ini lebih digerakkan oleh faktor politik ketimbang ekonomi. Menurut
pengamat ekonomi, salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian
103 Universitas Kristen Petra
Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin
fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara. Namun setelah delapan
bulan kabinet terbentuk, nampak ada hambatan terutama masih belum
selesainya penyusunan ulang organisasi kementerian.
Presiden menegaskan bahwa belum juga selesainya perpres tersebut
bisa berakibat dan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi melemahnya
ekonomi. Hal ini seperti disebutkan oleh BI, pertumbuhan ekonomi nasional
akan dipengaruhi oleh penyerapan anggaran oleh kementerian dan lembaga
harus optimal. Itu akan menggerakan permintaan barang dan jasa dalam
negeri. Menurut beberapa informasi penyerapan anggaran dalam dua Triwulan
pada 2015 masih dibawah 10 persen.
(www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/LTKK2010.pdf)
Dalam hal ini adanya ketidaksesuaian penempatan beberapa figur
menteri di Kabinet Kerja. Apabila dibandingkan, Presiden SBY melakukan
reshuffle pertama setelah 14 bulan memerintah. Persoalannya seberapa besar
keberanian Jokowi melakukan reshuffle dan siapa saja yang akan diganti.
Kalaupun akan dilakukan reshuffle akan berada pada menteri terkait pada
komponen ekonomi, karena disitu kini presiden fokus menanganinya. Serta
kemungkinan juga menteri yang tidak disukai publik, karena sering
berpolemik.
Optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut akan berdampak
berdampak langsung terhadap pembelanjaan bahan baku impor perusahaan.
Sehingga biaya perusahaan meningkat dan sangat berdampak pada nilai
penjualan produk perusahaan. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan
berdampak pada daya beli masyarakat yang meningkat. Namun, bagi
perusahaan merupakan kondisi ancaman karena nilai penjualan produk akan
meningkat dan mempengaruhi permintaan dan daya kemampuan masyarakat
dalam membayar maupun membeli produk tekstil batik
2. Rencana Kenaikan Tarif Dasar Listrik
Salah satu isu yang sering dibicarakan saat ini adalah mengenai
rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) bagi pelanggan 1.300
104 Universitas Kristen Petra
Kilo Volt Ampere (KVA) ke atas. Rencana tersebut telah diungkapkan oleh
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan akan dimulai 1
Desember 2015. (www.djk.esdm.go.id/index.php/berita-esdm/berita-
ketenagalistrikan)
Kenaikan tersebut tentu memberi dampak psikologis pada masyrakat.
Listrik adalah faktor utama penggerak ekonomi terutama sektor industri.
Kenaikan TDL bagi industri akan berdampak pada kenaikan ongkos produksi
dan kenaikan harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan inflasi
dan daya beli masyarakat semakin menurun.
Kenaikan TDL, sebelas persen yang berlaku 1 Desember. Dari sisi
pembayaran belum terasa ada peningkatan. Namun, dampak kebijakan itu
pada barang kebutuhan pokok mulai terasa. Ironisnya, kenaikan TDL tersebut
dilakukan ditengah daya saing lokal melemah dan menjelang tahun 2016,
ajang AEC (ASEAN Economic Community) bergulir. Dengan tarif TDL saat
ini pun produsen Indonesia sudah cukup kesulitan untuk bersaing. Terlebih
dengan kenaikan TDL, sebelas persen yang berlaku 1 Desember. Dari sisi
pembayaran belum terasa ada peningkatan. Namun, dampak kebijakan itu
pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok mulai terasa dan makin
menjadi kesulitan bagi suatu industri dalam menjalankan produksinya karena
biaya yang terlalu tinggi. Hal ini tentu merupakan suatu ancaman bagi
industri terutama industri yang membutuhkan skala investasi ekonomi yang
besar, selain dampaknya adalah pengurangan produksi, pengurangan tenaga
kerja, dan penganggguran, pengaruh juga terhadap daya beli masyarakat
akan menurun
3. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
Selain rencana kenaikan TDL yang efektif per 1 Desember 2015,
pemerintah juga berencana untuk menaikan kenaikan harga bahan bakar
minyak sebesar sepuluh persen. Tarif BBM yang naik merupakan topik yang
sedang hangat untuk diperbincangkan sangat banyak dampak yang terjadi
akibat kenaikan BBM, karena kenaikan BBM akan sangat berpengaruh bagi
semua aspek perekonomian.
105 Universitas Kristen Petra
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian
Perindustrian Dedi Mulyadi menyampaikan hasil kajian tentang dampak
kenaikan harga BBM bagi industri. kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500
atau sebesar 33 persen, akan menurunkan keluaran (output) sektor industri
pengolahan nonmigas relatif kecil, yaitu 0,12. Sedangkan apabila kenaikan
harga BBM sebesar Rp 2.000 atau 44 persen, akan menurunkan keluaran
(output) sektor industri pengolahan nonmigas relatif kecil, yakni 0,14 persen.
(http://www.kemenperin.go.id/artikel/2892/Harga-Naik-10-Persen)
Bagi para pebisnis yang masih dalam tahap menengah akan sangat
berat untuk menghadapi kenaikan BBM ini karena biaya yang akan semakin
besar akan membuat harga jual lebih mahal dan akan mengurangi penjualan
yang ditargetkan Sehingga dampak kenaikan BBM akan mempengaruhi
seluruh kegiatan operasi.
d. Pengendalian Harga
Pengendalian harga dalam hal ini merupakan perbandingan harga yang
telah ditetapkan perusahaan dengan harga yang diberikan oleh pesaing dalam
berkompetisi di pasar. Selama ini PT. X telah menetapkan perselisihan harga
yang wajar antara 5-10% dan hal itu tidak dipermasalahkan oleh konsumen
karena PT. X tidak memberikan harga yang terlalu mahal atau terlalu murah
hingga memonopoli pasar dan dalam pengendalian harga jual yang diberikan
oleh PT Sandang Anggun Moratex tetap terkendali dengan kebijakan yang
telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah, seperti hal nya pada Upah
Minimum dan hal lainnya sehingga harga jual yang diberikan oleh
perusahaan telah disesuaikan dengan biaya pengeluaran operasional dalam
kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. X
e. Keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sistem
program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventive) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan
kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. PT. X telah
106 Universitas Kristen Petra
memberikan jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja kepada
karyawannya. Jaminan tersebut berupa jaminan kesehatan yaitu adanya
poliklinik gratis dari perusahaan yang buka selama 24 jam disekitar
lingkungan pabrik. Selain itu, perusahaan juga memberikan Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk seluruh karyawannya. Dan jaminan k3
yang diberikan perusahaan tersebut telah sesuai dengan yang apa di harapkan
oleh para karyawannya. PT. X telah memberikan pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja kepada para karyawannya, sebelum karyawan tersebut
pertama kali masuk kerja. Dalam kelengkapan dan pemakaian Alat Pelindung
Diri (APD) PT. X juga telah menyediakan APD tersebut berupa sarung
tangan, masker, topi, penutup telinga (earplug) dan sepatu karyawan untuk
laki laki, sedangkan untuk wanita alat pelindung diri ditambah dengan
celemek. Selain itu, topi untuk karyawan laki-laki dan wanita pun juga
mempunyai bentuk yang berbeda. APD dari perusahaan tersebut dapat
membuat sebagian karyawan menjadi merasa lebih aman dan nyaman dalam
bekerja. Namun perusahaan belum adanya tindakan yang tegas bagi para
karyawannya yang kedapatan tidak mengenakan Alat Pelindung diri di tempat
– tempat tertentu, seperti di ruang produksi.
f. Peraturan dan Perlindungan Lingkungan
Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak
disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak
penyebab tercemarnya suatu tatanan lingkungan hidup adalah limbah. Pada
limbah pabrik tekstil belum terdapat pemanfaatan secara langsung berkenaan
dengan limbah cair. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh direktur /
owner PT. X
Sektor sandang seperti halnya pada pencucian batik, batik printing
dapat mengakibatkan pencemaran karena proses pencucuian
memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses
ini menimbulkan air buangan yang besar pula, dimana kadar air
buangan mengandung sisa sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak
yang tinggi, dan bercun karena limbah B3 yang tinggi
107 Universitas Kristen Petra
Dari ungkapan owner PT. X, terlihat bahwa limbah tekstil memiliki
kadar warna dan COD yang cukup tinggi karena sebagian besar limbah yang
dihasilkan berupa campuran dari bahan bahan organik sebagai produk
sampaing dari proses produksi. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air
limbah yang berwarna dengan COD (Chemical Oxygen Demand) tinggi dan
bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai. Sehingga dalam hal ini adaya
Peraturan Tentang Baku Mutu Lingkungan dalam Peraturan Menteri No. 3
Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kawasan Industri dimana
dalam pasal 11 Peraturan Menteri ini yang mengisyaratkan untuk melakukan
pengolahan lebih dahulu terhadap limbah sebelum dibuang ke sumber mata
air. Adapun PT. X dalam mengolah limbah nya melalui Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) Terpusat yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang
memiliki fungsi untuk mengolah air limbah yang berasal dari seluruh industri
dan aktivitas pendukungnya yang ada dalam kawasan industri itu sendiri.
Selain PT. X melakukan pengelolaan limbah tekstil melalui IPAL, perusahaan
juga memanfaatkan jerami padi untuk menyerap zat warna tekstil dalam
mengolah limbah air, zat warna tekstil, dan bahan lainnya yang dipakai dalam
proses produksi dan sisa pengolahan yang dibuang sebagai limbah tekstil dari
proses pencelupan
g. Perpajakan (Perusahaan ; konsumen)
Seluruh perusahaan di Indonesia, seperti Perseroan Terbatas (PT),
Perusahaan Firma (Fa), Perusahaan Perseroan Komoditer (CV),dll yang
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) berkewajiban untuk membayar
pajak karena pajak merupakan hak penting dan menjadi salah satu
penghasilan negara demi kesejahteraan masyarakat. PT. X telah mematuhi
keseluruhan dari peraturan kewajiban membayar pajak, dengan Pajak
Penghasilan yang telah ditetapkan pada Pasal 21 yang biasanya dilakukan
oleh perusahaan dengan melakukan pemotongan langsung penghasilan dari
para karyawannya dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan pada
setiap transaksi harga pokok barang yang di perjualbelikan kepada agen /
distributormya yaitu sebesar 10% namun jumlah pajak yang terutang sudah
termasuk didalam harga penjualan dan dibebankan kepada konsumen yang
108 Universitas Kristen Petra
memakai produk tekstil batik PT. X. Dalam hal ini PT. X tidak pernah
menerima sanksi administrasi wajib pajak badan yang terkait dengan Surat
Pemberitahuan (SPT) karena PT. X selalu membayar wajib pajak badan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
h. Hukum Ketenagakerjaan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) pada Bab 10 mengatur tentang Pengupahan. Menurut
pasal 88 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, setiap pekerja/buruh berhak
memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, dan adanya kebijakan pemerintah yang mengatur mengenai
pengupahan yang melindungi pekerja./buruh. Hal demikian telah di susun
oleh PT. X dalam skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa
kerja, dan pendidikan. Peninjauan upah secara berkala tersebut dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. Ketentuan
mengenai struktur dan skala upah yang telah diatur oleh perusahaan
berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor: KEP.49/MEN/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala
Upah. Upah tidak dibayar oleh perusahaan apabila pekerja/buruh tidak
melakukan pekerjaan, namun ada hal lain dari kewajiban perusahaan untuk
membayar upah karyawannya karena adanya hal terentu. Adapun ketentuan
kewajiban pembayaran upah tersebut telah terlampir pada bagian lampiran.
Selain itu dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan
tetap dengan besarnya upah pokok adalah kurang lebih 75% dari jumlah upah
pokok dan tunjangan tetap. Adanya juga sanksi yang telah di tetapkan oleh
PT. X terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena
kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda sesuai dengan
persentase tertentu dari upah pekerja/buruh
i. Peraturan Kompetisi
Peraturan kompetisi dalam hal ini bukan mengenai kompetisi antar
harga jual yang diberikan oleh pesaing. Namun kompetisi tersebut berkaitan
dengan inovatif pada corak batik. PT. X dalam berkompetisi menghadapi
pesaingnya selalu menyikapi dengan memberikan inovatif yang baru didalam
109 Universitas Kristen Petra
pasar, dan melihat ceruk pasar dari pesaing yaitu dengan berkreativitas pada
corak motif dan warna pada tekstil batik. Semisal halnya PT. X melakukan
inovatif pada penambahan pencampuran warna yang unik atau pada motif
gambar yang kreatif seperti perpaduan antara motif batik ditiap tiap daerah.
Dalam hal ini, semakin banyak inovatif baru yang diciptakan oleh PT. X,
maka konsumen baru dengan mudah mengenal produk yang dihasilkan oleh
PT. X, dan perusahaan mudah untuk menjadi market leader dalam pasar.
7. Faktor Ekonomi (International Economics Pressures and Disruption)
Kekuatan ekonomi memberikan pengaruh yang besar terhadap
perencanaan anggaran biaya suatu perusahaan. Pengaruh ekonomi dapat
memberikan dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa faktor salah satu nya adalah faktor tarikan
permintaan (Demand Pull Inflation) dan desakan biaya (Cost Push Inflation)
supaya dalam hal ini adanya Price Stability. Adapun faktor ekonomi yang
terjadi sebagai penghambat masuknya pesaing baru dalam industri ini adalah
sebagai berikut
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi membawa pengaruh yang besar bagi
perusahaan, karena dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi perusahaan
dapat melakukan pemantauan dan menyusun strategi yang tepat bagi
keberlangsungan masa depan perusahaan. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
terkhususnya dalam sektor ekonomi kretaif yaitu batik memberikan kotribusi
yang besar bagi pertumbuhan ekonomi negara. Terlihat dari ungkapan
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dalam acara Konferensi Pers The
Batik Essays A Collection of Love Stories “Sekarang batik sudah bisa
dijadikan fashion, sedangkan fashion sendiri memberi kontribusinya
mencapai 20-30 persen dari industri kreatif." (www.kemenperin.go.id).
Sehingga produk batik memberikan kontribusi terbesar kedua sebesar 20-30
persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam subsektor ekonomi kreatif.
Terbukti, produk produk batik yang dihasilkan memiliki peluang yang sangat
besar terhadap minat asing. Dalam hal ini PT. X sebagai produsen yang
menghasilkan tekstil batik juga turut dalam memberikan kontribusi dalam
110 Universitas Kristen Petra
pertumbuhan ekonomi, sehingga peluang dalam industri batik tidak hanya
memberikan kontribusi yang positif bagi negara namun juga bagi perusahaan.
PT. X sebagai perusahaan yang telah berdiri selama 20 tahun dan telah sukses
dalam menggeluti usaha kreatif tekstil batik memiliki peluang yang besar
dalam pertumbuhan ekonomi positif untuk dapat mengembangkan usahanya
tidak hanya didalam negeri namun juga ke berbagai manca negara,
b. Tahapan Siklus Bisnis Ekonomi yang dapat diklasifikasikan seperti dalam
keadaan depresi, resesi, kebangkitan (recovery) atau kemakmuran
Siklus bisnis dalam hal ini dapat diartikan sebagai keadaan siklus
perekonomian yang terjadi dan memberi pengaruh terhadap bisnis suatu
perusahaan dari masa ke masa. Siklus bisnis suatu perusahaan dari tahun ke
tahun tidak akan pernah sama karena keadaan pereknomian juga dapat
berubah dalam suatu waktu yang tidak pernah terduga. Begitu pula yang
terjadi pada siklus bisnis perusahaan PT. X yang apabila dibandingkan
dengan sepuluh tahun yang lalu dengan sekarang itu sangat jauh berbeda. Hal
ini sangat dirasakan oleh perusahaan dan sangat terlihat dari segi keuntungan
profit margin perusahaan yang apabila sepuluh tahun yang lalu profit margin
daripada perusahaan dapat mencapai hingga 50% namun apabila
dibandingkan dengan profit margin sekarang yang terjadi tinggal 10%. Dalam
hal ini tidak hanya dirasakan oleh owner daripada perusahaan PT. Xsaja
namun juga dirasakan oleh sebagian pengusaha yang memiliki usaha yang
bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki ukuran skala perusahaan
seperti pada perusahaan PT. X. Didukung karena adanya beberapa faktor
yang terkhususnya terjadi di Indonesia dalam operasional kegiatan industri
yang semakin mahal seperti telpon, listrik, bahan bakar, tenaga kerja seperti
Upah Minimum Regional yang semakin hari kebutuhannya semakin
meningkat namun biaya yang dikeluarkan juga semakin mahal. Selain itu,
faktor lain yang berpengaruh terhadap perusahaan adalah persaingan yang
semakin ketat dengan pendapatan profit margin keuntungan perusahan juga
semakin menurun karena disebabkan harga jual yang tidak dapat mencapai
keuntungan yang besar seperti hal nya pada sepuluh tahun yang lalu. Jadi
dalam hal ini siklus bisnis yang terjadi pada saat ini dimana didalam lakunya
111 Universitas Kristen Petra
barang masih dalam tahap normal namun keuntungan yang diperoleh semakin
menipis
c. Gejala inflasi, deflasi dalam harga barang – barang dan jasa.
Gejala inflasi yang terjadi dapat berubah ubah seiring dengan
berjalannya waktu, namun apabila dalam kondisi inflasi perekonomian yang
sangat tajam, perusahaan dapat melakukan pengendalian dalam upah tenaga
kerja maupun dalam harga produk yang dijual. Dalam hal ini PT. X ketika
menghadapi inflasi yang terjadi, perusahaan tidak melakukan banyak hal
dalam melakukan pengendalian hanya saja perusahaan dapat
mengefisiensikan kondisi pabrik sehingga perusahaan dapat menekan biaya
produksi yang terjadi. Hal ini dikarenakan perusahaan menggantungkan
bahan baku yang digunakan mencapai 30% sampai 40% adalah bahan baku
impor terutama bahan obat obat pewarna tekstil batik yang digunakan 100%
menggantungkan bahan impor. Jadi dalam hal ini perusahaan yang sangat
mengantungkan bahan baku import sangat terpengaruh dengan harga kurs
US$ dan itu sangat peka dengan kondisi inflasi yang terjadi di Indonesia.
Demikian juga untuk biaya biaya yang lain seperti terkhususnya pada hal
bahan bakar dan juga untuk listrik, telepon dan semua yang diperlukan
perusahaan pasti juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi, selain itu juga
dalam hal nya upah daripada tenaga kerja yaitu UMR dimana dalam 10-15
tahun yang lalu kenaikan nya tidak signifikan namun seperti yang terjadi pada
akhir akhir ini kenaikannya meningkat sangat tajam sekali dan hal tersebut
sangat berpengaruh besar terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan
d. Kebijakan keuangan, tingkat bunga, devaluasi atau revaluasi uang dalam
hubungannya dengan uang asing
PT. X melakukan kerja sama dengan supplier importir dalam
memenuhi kebutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi,
terutama bahan baku obat obatan impor untuk pewarnaan teksil batik. Dalam
melakukan proses impor, perusahaan selalu mengalami suatu keadaan
perekonomian seperti devaluasi, inflasi dan hal lainnya karena perusahaan
selalu mengikuti harga pasar yag berlaku. Sebagai contoh dollar dalam
112 Universitas Kristen Petra
pertukaran uang asing, semisal yang terjadi hari ini harga kurs dollar apabila
didalam rupiah adalah 13.500, kemudian perusahaan membeli suatu barang
ketika dalam harga kurs dollar 13.500 kemudian besok perusahaanmembeli
barang lagi dengan barang yang memiliki tipe dan jenis yang sama dan harga
yang sama namunharga kurs dollar naik hingga 14.000 tidak ada pilihan bagi
perusahaan untuk membeli barang tersebut dengan harga 14.000 namun
apabila dua atau tiga hari kemudian harga kurs dollar turun maka barang
tersebut juga ikut turun. Sehingga dalam hal ini harga barang impor sangat
sensitif sekali terhadap devaluasi maupun inflasi. Karena harga kurs dollar
yang dapat berubah sewaktu waktu dan selalu mengikuti harga pasar secara
global.
PT. X dalam hal ini juga pernah mengalami krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia tahun 1998, dan sangat membawa dampak yang sangat
terpuruk bagi perekonomian di Indonesia dan industri yang berdiri pada masa
masa itu termasuk hal nya yang saat itu juga dialami oleh perusahaan PT. X
sehingga nilai uang menjadi tidak berharga dan secara keseluruhanharga
barang barang pun juga ikut naik, sehingga pada saat itu PT. X harus
mengeluarkan modal ekstra untuk menanggulangi dampak perekonomian
yang terjadi. Semisal harga kain pada tahun 1998 sebelumnya ada inflasi atau
devaluasi masih bisa mencapai 2.100-2.200 per yard namun yang terjadi
setelah adanya peristiwa 1998 itu sampai hari ini harga kain hampir 7.000 per
yard, ini artinya perusahaan harus mengeluarkan modal 3x lipat nya karena
kebutuhan produksi kain perusahaan tetap setiap bulanya dan perusahaan
tetap melakukan pembelanjaan seperti itu, namun hasil pendapatan yang
diterima oleh perusahaan nilai uang nya sudah menjadi lebih kecil
e. Kebijakan fiskal : tingkat pajak perusahaan atau perorangan
PT. X tidak menanggung kebijakan pajak perusahaan terkait dengan
bahan baku yang diimpor, karena perusahaan membeli bahan baku impor
melalui supplier importir sehingga biaya pajak impor yang seharusnya
dikeluarkan oleh perusahaan sudah diakumulasikan ke dalam biaya
pembelian bahan baku impor tersebut.
8. Faktor Sosial (Changing Social Customer Attitudes)
113 Universitas Kristen Petra
Faktor – faktor sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan adalah
faktor kepercayaan, nilai, sikap, opini, gaya hidup orang-orang di lingkungan,
pengaruh kultur, agama, pendidikan demografi dan etnik. Dampak yang
ditimbulkan bagi perusahaan adalah memberikan dampak positif terhadap
nilai nilai keharmonisan yang terlebih pada manajemen perusahaan
Sensus penduduk terakhir menunjukan jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2010 berjumlah sekitar 234,2 juta. Berdasar asumsi laju
pertumbuhan per tahun sekitar 1,96 persen, Badan Pusat Statistik
memproyeksikan total penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 255
juta jiwa atau meningkat 8.8%
Kota Surakarta dengan luas wilayah 44,04 km2 didiami penduduk
sebanyak 552.650 jiwa,terdiri dari 273.038 laki-laki dan 279.612 jiwa
perempuan. Penduduk ini tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan
Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres,
dan Kecamatan Banjasari. Dari tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah penduduk
terbesar terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu 175.379 jiwa (31,73 persen),
sedangkan Kecamatan Serengan memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu
53.135 jiwa (9,61 persen).
Tabel 4.3 Jumlah dan Persebaran Penduduk Surakarta
Tabel 4.3 menunjukan jumlah penduduk untuk area pemasaran di kota
Surakarta sekitar 550 ribu penduduk
114 Universitas Kristen Petra
Jika diasumsikan satu keluarga berjumlah 5 orang, maka berarti terdapat
110 ribu kepala keluarga
Jika kembali diasumsikan bahawa 80% dari kepala keluarga di wilayah
Surakarta sebagai konsumen produk tekstil batik, maka artinya konsumen
masyarakat di wilayah kota Surakarta adalah 88 ribu orang
Dari kedua asumsi diatas dapat dilihat bahwa pasar untuk konsumen yang
produk tekstil batik di wilayah kota Surakarta adalah 88 ribu orang
Dari indikator kunci kependudukan Indonesia berdasarkan data BPS
diketahui bahwa persentasi usia 15-64 tahun 2015 adalah 44,98 %. Dengan
menggunakan data jumlah penduduk di wilayah kota Surakarta pada tabel
sebanyak 550 ribu penduduk, maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
wilayah kota Surakarta usia 15-64 tahun (usia produktif) adalah sekitar 250
ribu jumlah penduduk
Gambar 4.4 Garis kemiskinan dan persentase penduduk miskin
kota Surakarta
Pada tahun 2013 masih ada 11.74 % penduduk Surakarta yang
tergolong miskin. Akan tetapi jumlah tersebut semakin berkurang selama tiga
tahun terakhir. Pada tahun 2012 tercatat penduduk miskin di kota Surakarta
mencapai 12.00 %. Penduduk yang dikategorikan miskin adalah mereka yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan kota Surakarta tiap tahun meningkat seiring dengan
115 Universitas Kristen Petra
meningkatnya konsumsi masyarakat. Garis kemiskinan kota Surakarta pada
tahun 2013 sebesar Rp.403.121,- perkapita per bulan, di mana tahun
sebelumnya tercatat hanya sebesar Rp.361.517,- perkapita per bulan (BPS
kota Surakarta).
Sementara dari sisi status pekerjaan (tabel 4.4) menunjukkan
penduduk yang bekerja berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa 56,981 persen angkatan kerja Kota Surakarta
bekerja sebagai karyawan swasta, 15,688 persen sebagai wiraswasta dan
7,199 persen sebagai buruh harian lepas. Jika dikaitkan dengan jenis kelamin,
persentase angkatan kerja perempuan yang menjadi karyawan swasta sedikit
lebih rendah (56,675 persen) dibandingkan laki-laki (57,192
persen). Pada jenis pekerjaan buruh harian lepas dan wiraswasta, persentase
angkatan kerja laki-laki lebih tinggi (24,376
persen) dibandingkan perempuan (20,720 persen). Dari tabel di atas juga
terlihat bahwa sektor swasta banyak memberikan peluang kerja dan sektor
informal (wiraswasta) merupakan pilihan utama bagi penduduk untuk terlibat
dalam kegiatan ekonomi.
Tabel 4.4 Penduduk kota Surakarta berdasarkan status pekerjaan
116 Universitas Kristen Petra
117 Universitas Kristen Petra
Sektor industri TPT yang bertumbuh menunjukan bahwa penyumbang
terbesar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu sektor konsumsi.
Kosumerisme menjadi salah satu karakteristik masyarakat Indonesia. Selain
kosumerisme, masyarakat Indonesia adalh tipe masyarakat yang setia
memegang tradisi. Terkhususnya tradisi yang sangat terlihat pada waktu
perayaan hari raya muslim yaitu hari raya idul fitri. Bagi masyarakat umum
yang turut merayakan hari raya idul fitri, pada setiap masing masing
anggotanya keluarganya diwajibkan untuk memiliki pakaian muslim yang
baru.
a. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan merupakan suatu yang mencerminkan
pemerataan kepemilikan pendapatan yang diterima oleh masing masing
individu dalam masyarakat. Dalam hal ini distribusi pendapatan secara faktor
sosial mempengaruhi konsumerisme masyarakat yang menjadikan permintaan
akan produk tekstil batik meningkat. Terlihat pada momen tertentu yaitu
tradisi hari raya muslim atau lebih dikenal hari raya idul fitri dimana
kebutuhan busana seperti batik mengalami peningkatan. Masyarakat pada
umumnya yang turut merayakan hari raya tersebut memiliki persepsi dalam
mengenakan busana yang baru dan hal ini merupakan peluang bagi
perusahaan untuk menawarkan produk kepada konsumen sehingga penjualan
pada momen hari raya ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
b. Demografi
Faktor faktor demografis seperti gender, jenis pekerjaan, terhadap
konsumen tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Jenis produk tekstil batik
yang dijual oleh perusahaan dapat digunakan disetiap tingkatan kalangan
konsumen karena motif yang diciptakan secara umum dapat digunakan untuk
laki laki maupun perempuan. Begitupula dengan jenis pekerjaan ataupun usia,
produk tekstil batik ini dapat dikenakan baik untuk orang dewasa maupun
anak-anak dan dapat disesuaikan dengan permintaan dan selera model busana
yang akan dijahit.
118 Universitas Kristen Petra
c. Perubahan gaya hidup
Seiring berjalannya waktu perubahan gaya hidup pasti terjadi, terlebih
pada perusahaan PT. X yang memiliki inovasi dalam penciptaan motif yang
beragam. Perubahan inovasi motif sangat dirasakan seiring dengan
berjalannya waktu. Dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, model
inovasi motif batik yang diciptakan saat itu terlihat sangat formal. Sehingga
batik saat itu dikenakan sebagai busana untuk menghadiri acara yang formal
seperti pernikahan, pertemuan rapat, dan biasanya batik hanya dikenakan oleh
usia dewasa yang berproduktif. Namun berbeda dengan perubahan gaya
hidup yang terjadi di masa saat ini. Batik dapat dikenakan disegala kalangan
usia dari anak –anak maupun dewasa, dan bauran inovasi motif yang
diciptakan-pun beragam tidak hanya untuk motif batik yang formal saja
namun motif batik yang informal pun juga dapat dikenakan. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perusahaan, karena dengan adanya perubahan gaya
hidup yang terjadi, keragaman inovasi motif dapat diciptakan seiring dengan
perubahan pada dinamika masyarakat dari masa ke masa
9. Faktor Teknologi (Technology Shift and Trends)
Pemanfaatan teknologi yang modern dilakukan untuk mendukung
keseluruhan dari proses aktivitas perusahaan karena dengan adanya teknologi
modern, perusahaan sangat terbantukan dan dapat mendorong keusangan
serta perusahaan dapat bangkit dengan inovasi yang baru. Dalam hal ini
tekonologi mungkin menjadi suatu penghambat bagi masuknya pesaing
kedalam industri ini.
a. Perkembangan teknologi mesin yang digunakan untuk mendukung aktivitas
produksi perusahaan
Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan perlu melakukan
pembaharuan teknologi mesin yang digunakan karena selain kemajuan
teknologi tersebut dapat memberikan nilai efisiensi dan efektivitas bagi
poduktivitas perusahaan juga memiliki nilai tambah terhadap produk yang
dihasilkan karena diproses dengan teknologi yang lebih modern.
Sebagaimana perkembangan teknologi mesin dari tahun 1990 hingga
119 Universitas Kristen Petra
perkembangan kemjuan teknologi mesin saat ini yang digunakan oleh PT. X,
telah diungkapkan sendiri oleh direktur / owner PT. X
Yang digunakan untuk mesin produksi banyak jenisnya terutama
untuk mesin cuci, mesin mesin steamer, mesin printing, dan lain
sebagainya dan masalah perkembangannya memang sekarang sudah
jauh lebi maju dengan segala peralatan teknologi itu otomatis
produksi juga akan meningkat berlipat bahkan bisa triple omzetnya.
Saya merasa dengan adanya perkembangan teknologi mesin yang
sekarang jadi semuanya itu dilakukan dengan kontinius jadi masuk
terus tanpa diputus terus kita mau jalan berapa jam dia mampu untuk
produksi sekian jam juga.
Seperti yang telah diungkapkan dan dijelaskan oleh owner mengenai
perkembangan mesin teknologi yang digunakan, sebagaimana efektivitas dan
efisiensi yang dihasilkan. Dalam hal ini terlihat jelas perusahaan PT Sandnag
Angggun Moratex sangat mengikuti perkembangan dari kemajuan teknologi
mesin yang digunakan,dan pengaruh dari teknologi dalam kemajuan
perusahaan cukup signifikan tekhususnya dalam pemasukan omzet
perusahaan yang bisa berlipat atau triple sebab dalam kegiatan operasional
proses produksi dapat selalu dipantau 24 jam dan mesin produksi dapat
berjalan sendiri nya tanpa perlu secara keseluruhan proses produki dengan
pemanfaatan teknologi manusia namun hanya operator mesin saja yang
dibutuhkan. Sehingga hasil dari pemanfaatan perkembangan teknologi
tersebut akan lebih sempurna secara kualitas dan kuantitas daripada sebelum
dengan perkembanagn teknologi yang baru
b. Biaya dari penggunaan teknologi
Pada umumnya biaya akan selalu timbul terutama dalam hal penggunaan
kemajuan teknologi dibandingkan dengan sebelum menggunakan
perkembangan teknologi yang ada. Hal itu sangat dirasakan bagi perusahaan
PT. X, yang dalam keseluruhan proses produksi nya menggunakan kemajuan
teknologi mesin. Seperti dalam hal penggunaan mesin tersebut biaya yang
dikeluarkan sangat jauh lebih mahal dibandingkan dengan tekonologi mesin
120 Universitas Kristen Petra
jaman dahulu yang masih sebagian besar masih menggunakan tenaga
manusia. Dampak dari biaya dengan penggunaan teknologi yang semakin
maju biaya investasi modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan bisa
meningkat 50% hingga 100% kali lipatnya nya dibandingkan dengan
penggunaan mesin mesin yang manual. Namun apabila hanya dengan mesin
manual saja biaya yang banyak dikeluarkan untuk pemanfaatan tenaga kerja
manusia namun hasil yang diperoleh adalah standar dan kuantitas nya
terbatas, berbeda dengan pemanfaatan dengan mesin yang jauh tingkat
efisiensi dan efektivitasnya lebih tinggi baik secara kualitas yang jauh lebih
baik dan dalam segi kuantitas yang memiliki kapasitas produksi yang tidak
terbatas dan hal ini sangat mempengaruhi peningkatan profitabilitas dari
perusahaan
c. Dampak dari perubahan teknologi
Dari perkembangan kemajuan teknologi yang digunakan oleh PT. X
dampak yang dirasakan sangat signifikan baik dalam kualitas maupun
kuantitas produk yang dihasilkan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
direktur / owner PT. X
Ya dengan perubahan seperti ini makin bagus didalam quality dan
quantity nya tapi dengan kemajuan teknologi ini membuat kita
keuntungannya jadi lebih berkurang karena yang memiliki modal
dapat menggunakan mesin yang sama jadi bersaing nya dipangsa
pasar kan lebih banyak kain yang dijual
Namun ada hal lain yang diungkapkan oleh owner mengenai dampak
yang dirasakan dalam penggunaan kemajuan teknologi adalah dimana dengan
perkembangan teknologi ini semakin mudah bagi pesaing langsung untuk ikut
berproduksi dengan menggunakan mesin teknologi yang sejenis digunakan
oleh PT. X terutama bagi perusahaan yang berskala besar dan memiliki modal
yang kuat, sangat mudah sekali bagi mereka untuk membeli mesin dengan
berbagai jumlah dan jenis mesin yang banyak untuk dapat menghasilkan
produktivitas yang lebih besar dan lebih baik lagi. Namun tidak halnya
demikian bagi perusahaan yang skala kecil atau yang terbatas dalam hal
modal yang juga dalam pembelian mesinnya pun terbatas dan tenaga ahli
121 Universitas Kristen Petra
yang digunakan juga terbatas, dalam hal ini perusahaanyang berskala kecil
bukan merupakan pesiang langsung bagi perusahaan PT. X.
4.4 Analisis SWOT
Menurut Ikhsani dan Budiningharto (2011), analisis SWOT adalah untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
industri/perusahaan dalam menilai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
internal sebuah perusahaan serta dan peluang (opportunitiy) dan ancaman
(threats) eksternalnya. Analisis SWOT digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh PT.
X. Sehingga nantinya dapat ditentukan strategi apa yang seharusnya diterapkan
oleh PT. X dalam memanfaatkan peluang pasar melalui analisis terhadap faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha PT. X. Analisis SWOT
melibatkan faktor internal, yaitu kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal,
yaitu peluang dan ancaman.
Berdasarkan deskripsi lingkungan internal dan eskternal perusahaan
didapatkan strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang),
dan threats (ancaman) usaha PT. X sebagai berikut
1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh atau
tersedia bagi PT. X yang membuat perusahaan relatif lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
yang dilayaninya. Kekuatan yang dimiliki PT. X terdiri dari :
a. Perusahaan memiliki sumber daya keuangan dengan kekuatan modal
perusahaan sendiri seperti pada kepemilikan aset perusahaan sebagai
aktiva tetap dan aktiva lancar dari sumber daya entitas perusahaan, serta
perusahaan tidak memiliki peminjaman modal usaha
b. Fungsi pengorganisasian didalam perusahaan telah berjalan dengan baik.
Seperti halnya dalam alur perencanaan pengorganisasiannya melibatkan
seluruh departemen, manajer dan karyawan dengan memiliki arahan yang
berfokus pada visi dan misi perusahaan, pengendalian dalam
pengorganisasiannya yang menggunakan SOP (Standar Operasional
Prosedur) untuk mengarahkan para karyawannya bekerja sesuai dengan
tujuan perusahaan, serta sistem pengkoordinasian yang jelas dan terarah
122 Universitas Kristen Petra
dengan melalui pelimpahan wewenang dan tanggung nya kepada masing
masing pihak yang telah ditempatkan sesuai dengan pengalaman dan
pada bidang yang tepat (the right man on the right place)
c. Sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan berupa peralatan mesin
perusahaan yang sudah menggunakan teknologi modern. Sebagian besar
invetasi dari peralatan mesin yang digunakan oleh PT. X adalah mesin
automatic dan dari keseluruhan mesin automatic yang digunakan hanya
10% mesin manual yang masih dimiliki oleh perusahaan
d. Perusahaan didukung SDM yang memiliki kemampuan skill sesuai
bidangnya dan berpengalaman. Perusahaan dalam perekrutan dan
penerimaan karyawan baru sangat selektif dalam menepatkan
sumberdaya nya sesuai dengan standart skill maupun latar belakang dan
pengalaman kerja pada masing masing bidang yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Serta pembekalan pelatihan khusus yang diadakan untuk
mengembangkan kemampuan dan skill karyawannya dan menghasilkan
tenaga kerja profesional sesuai dengan standar perusahaan PT. X
e. Inovasi produk yang dihasilkan perusahaan bervariatif dan beragam
f. Production, Planning, Control didalam perusahaan dilakukan secara
detail dan terstruktur melalui pengembangan gagasan/ide dari inovasi
motif yang diciptakan hingga menghasilkan suatu new product
g. Wilayah pemasaran pada perusahaan yang luas karena dukungan reputasi
dalam kualitas produk yang terjamin serta reputasi yang baik dalam
pelayanan kepada mitra kerja perusahaan. Terlihat dari inovasi motif
yang dilakukan oleh PT. X sekitar kurang lebih 75% mendapat sambutan
yang baik dipasar yang terlihat dari pembelian berulang yang dilakukan
konsumennya dengan persentase 50% dari keseluruhan barang yang
diproduksi. Serta reputasi yang baik dalam pelayanan kepada mitra kerja
perusahaan, seperti hubungan relasi yang baik antar PT. X terhadap
suppliernya membuahkan informasi atau masukan penting mengenai
motif motif baru dari pesaing yang beredar dipasar melalui sarana
promosi word of mouth yang dilakukan oleh pelanggan agen /
disributornya terhadap loyalitas nya kepada perusahaan
123 Universitas Kristen Petra
2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu
atau lebih sumber daya yang dimiliki PT. X dan dapat menjadi hambatan
dalam melayani kebutuhan pelanggan. Kelemahan-kelemahan tersebut terdiri
dari :
a. Pengkoordinasian pengambilan keputusan didalam perusahaan tidak
efektif karena bersifat linier atau sentralisasi. Struktur Organisasi yang
terdapat di perusahaan PT. X bersifat linier sehingga segala adanya
perencanaan maupun permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan
diputuskan oleh seorang direktur / owner sebagai decision maker
b. Perusahaan sudah tidak memiliki hak paten label merek merek maupun
hak cipta pada motif pada masing masing produk. PT. X saat ini sudah
tidak memiliki hak paten padalabel merek dari masing masing produk
yang dihasilkan, yang disebabkan karena adanya beberapa faktor yang
menjadi pertimbangan bagi perusahaan serta tidak ada UU Hukum yang
terkait dengan peraturan pemerintah yang mengatur mengenai rahasia
dagang motif batik
c. Perusahaan kurang menonjolkan brand label produk yang dimiliki. PT. X
dapat memberikan fasilitas pemberian label merek tertentu kepada setiap
pesanan barang dari pelanggan, namun akan menjadi kesulitan tersendiri
bagi pelanggan baru yang kurang aware atau teliti dalam memilih
maupun mengenal produk yang dihasilkan oleh perusahaan
3. Opportunity (peluang) merupakan situasi menguntungkan yang dihadapi PT.
X dalam menjalankan kegiatan usahanya. Peluang-peluang tersebut terdiri
dari :
a. Ancaman bagi pendatang baru yang masuk dan bersaing didalam industri
tekstil batik membutuhkan modal dengan skala investasi ekonomi yang
besar. Bagi pesaing baru yang ingin masuk dalam skala ekonomi industri
tekstil batik seperti pada PT. X, harus mampu bersaing dalam skala yang
besardan persyaratan modal yang dibutuhkan cukup besar untuk
menghasilkan inovasi dan kualitas produk yang dapat bersaing di pasar
karena kebutuhan modal yang dibutuhkan cukup kuat untuk bermain
dalam skala industri yang besar. Pesaing baru harus memiliki investasi
124 Universitas Kristen Petra
aset dalam mendirikan skala pabrik, kecanggihan peralatan mesin yang
dibutuhkan dan aset perusahaan yang lain untuk menunjang kegiatan
operasional perusahaan. Serta adanya penciptaan kreativitas inovasi pada
differensiasi produk tekstil batik yang unik dan tidak terbatas. PT. X
memiliki keunikan tersendiri dalam menghasilkan kualitas produk yang
diproduksi, dan kualitas yang dihasilkan oleh PT. X tidak akan pernah
sama dengan kualitas yang dihasilkan oleh pesaing
b. Tidak ada ancaman bagi produk pengganti karena daya minat beli
masyarakat terhadap produk batik cukup tinggi.Dengan adanya inovasi
produk batik yang tidak terbatas menarik daya minat beli masyarakat
yang semakin meningkat setiap saat
c. Hubungan loyalitas kerja perusahaan dengan mitra kerja supplier terjalin
dengan baik. PT. X tidak mudah dalam beralih pemasok karena untuk
menemukan pemasok yang memiliki integritas yang baik, jujur dan
terpecaya dalam menjual kualitas bahan baku yang dijual tidaklah
mudah. Sehingga relasi yang sangat baik dengan supplier, membuahkan
perusahaan mendapatkan banyak masukan dan informasi dari supplier
mengenai harga dan kualitas produk yang dijual pesaing. Selain itu
supplier bahan baku dengan standar harga yang ditawarkan sudah sesuai
dengan harga standard yang diminta oleh perusahaan
d. Hubungan perusahaan dengan mitra kerja agen / distributor terjalin
dengan baik. Perusahaan melakukan survey untuk memantau keadaan
pasar dan melakukan kerjasama dengan agen / distributor untuk
mendapatkan informasi dari kebutuhan konsumen. PT. X bersifat
transparansi mengenai kelengkapan informasi produk yang dijual seperti
harga dan kualitas produk, sehingga adanya loyalitas konsumen terhadap
perusahaan
e. Dukungan faktor politik dengan upah minimum kota yang masih rendah.
Besaran nominal upah minimum didaerah Surakarta masing tergolong
sangat rendah memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat
memaksimalkan opportunity cost yang dimiliki untuk pembiayaaan lain
bagi operasional perusahaan
125 Universitas Kristen Petra
f. Potensi sektor pertumbuhan ekonomi tekstil batik memiliki peluang yang
positif bagi minat asing. Sektor pertumbuhan ekonomi tekstil batik
memiliki peluang yang sangat positif terhadap minat asing dan
memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat mengembangkan
usahanya tidak hanya didalam negeri namun juga ke berbagai manca
negara
g. Konsumerisme masyarakat dalam merayakan tradisi hari raya muslim.
Masyarakat pada umumnya yang turut merayakan hari raya tersebut
memiliki persepsi dalam mengenakan busana yang baru dan hal ini
merupakan peluang bagi perusahaan untuk menawarkan produk kepada
konsumen
h. Perubahan gaya hidup masyarakat yang selalu berubah secara dinamis
dari masa ke masa
i. Perkembangan kemajuan mesin teknologi memberikan nilai efesiensi
bagi produktivitas perusahaan. Kemajuan teknologi yang digunakan oleh
perusahaan sangat membawa dampak positif dalam memberikan nilai
efesiensi dan efektivitas bagi produktivitas perusahaan
4. Threat (ancaman) merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan bagi
PT. X dalam menjalankan kegiatan usahanya. Ancaman-ancaman tersebut
terdiri dari :
a. Pergantian kepemimpinan Presiden RI dalam kabinet kerja berpengaruh
terhadap mata uang rupiah menguat secara signifikan terhadap US$.
Mata uang rupiah menguat secara signifikan terhadap US$ pada hari-hari
setelah pergantian Presiden RI akhir bulan lalu sehingga berdampak
langsung terhadap pembelanjaan bahan baku impor perusahaan
b. Kenaikan Tarif Dasar Listrik bagi industri akan berdampak pada
kenaikan ongkos produksi dan kenaikan harga barang. Kenaikan harga
barang akan menyebabkan inflasi dan daya beli masyarakat semakin
menurun.
c. Pengaruh kenaikan BBM terhadap biaya yang semakin besar akan
membuat harga jual lebih mahal dan akan mengurangi penjualan yang
126 Universitas Kristen Petra
ditargetkan Sehingga dampak kenaikan BBM akan mempengaruhi
seluruh kegiatan operasi.
d. Persaingan inovasi produk tekstil batik yang bervariasi dan beragam
semakin kompetitif dengan tingkat persaingan berkisar 25-40%.
Persaingan dipasar dalam kompetitif produk sangat ketat dan masing
masing pesaing menciptakan differensiasi produk yang berbeda beda
baik dalam perubahan inovatif motif maupun kualitas produk. Pengaruh
dari kehadiran produk baru dari pesaing berdampak pada omset
perusahaan. Serta pertumbuhan industri tekstil batik semakin meningkat
dan banyak bermunculan pesaing baru dengan kekuatan persaingan yang
berujuk pada perselisihan kompetitif harga, karena secara umum
kompetitif harga yang menghadirkan berbagai macam motif, dan
perselisihan harga yang terjadi dipasar hanya sekitar 5-10%
e. Siklus bisnis ekonomi berpengaruh pada profit margin perusahaan yang
mengalami penurunan yang signifikan apabila sepuluh tahun yang lalu
profit margin dapat mencapai 50% namun saat ini hanya sekitar 10% dan
perusahaan sangat rentan dalam menghadapi inflasi perekonomian karena
100% bahan baku obat pewarnaan tekstil tergantung dari bahan impor
yang dalam pembelanjaannya menggunakan kurs dollar dan perusahaan
mengikuti pada harga pasar yang berlaku
f. Dampak biaya perubahan teknologi yang digunakan menggerus investasi
modal perusahaan yang mengalami peningkatan 50% hingga 100% kali
lipat apabila dbandingkan dengan pengginaan mesin manual. Serta
dengan perubahan dari perkembangan teknologi tidak hanya memberikan
dampak positif namun juga dapat memberikan peluang bagi pesaing baru
yang memiliki modal dapat dengan mudah membeli dan menggunakan
mesin yang sama dan menghasilkan produk yang serupa dengan PT. X
Strength(kekuatan)
1. Perusahaan memiliki sumber daya
keuangan dengan kekuatan modal
perusahaan sendiri
Weakness(kelemahan)
1. Pengkoordinasian pengambilan
keputusan didalam perusahaan
tidak efektif karena bersifat linier
127 Universitas Kristen Petra
2. Fungsi pengorganisasian didalam
perusahaan telah berjalan dengan
baik
3. Sumber daya fisik yang dimiliki
perusahaan berupa peralatan mesin
perusahaan yang sudah
menggunakan teknologi modern
4. Perusahaan didukung SDM yang
memiliki kemampuan skill sesuai
bidangnya dan berpengalaman
serta pelatihan khusus yang
diadakan untuk mengembangkan
kemampuan skill dalam
menghasilkan tenaga kerja
profesional
5. Inovasi produk yang dihasilkan
perusahaan bervariatif dan
beragam
6. Production, Planning, Control
didalam perusahaan dilakukan
secara detail dan terstruktur
melalui pengembangan
gagasan/ide dari inovasi motif
yang diciptakan hingga
menghasilkan suatu new product
7. Wilayah pemasaran pada
perusahaan yang luas karena
dukungan reputasi dalam kualitas
produk yang terjamin serta reputasi
yang baik dalam pelayanan kepada
mitra kerja perusahaan
atau sentralisasi
2. Perusahaan sudah tidak memiliki
hak paten label merek merek
maupun hak cipta pada motif pada
masing masing produk
3. Perusahaan kurang menonjolkan
brand awareness yang dimiliki
128 Universitas Kristen Petra
Opportunity (peluang)
1. Ancaman bagi pendatang baru
yang masuk dan bersaing didalam
industri tekstil batik membutuhkan
modal dengan skala investasi
ekonomi yang besardan kreativitas
inovasi pada differensiasi produk
tekstil batik yang unik dan tidak
terbatas
2. Tidak ada ancaman bagi produk
pengganti karena daya minat beli
masyarakat terhadap produk batik
cukup tinggi
3. Hubungan loyalitas kerja
perusahaan dengan mitra kerja
supplier terjalin dengan baik,
dengan harga bahan baku yang
didapat sesuai standar perusahaan
4. Hubungan perusahaan dengan
mitra kerja agen / distributor
terjalin dengan baik., serta adanya
loyalitas konsumen terhadap
perusahaan
5. Dukungan faktor politik dengan
upah minimum kota yang masih
rendah
6. Potensi sektor pertumbuhan
ekonomi tekstil batik memiliki
peluang yang positif bagi minat
asing
7. Konsumerisme masyarakat dalam
Threats (ancaman)
1. Pergantian kepemimpinan
Presiden RI dalam kabinet kerja
berpengaruh terhadap mata uang
rupiah menguat secara
signifikan terhadap US$
sehingga berdampak langsung
terhadap pembelanjaan bahan
baku impor perusahaan
2. Kenaikan Tarif Dasar Listrik
bagi industri akan berdampak
pada kenaikan ongkos produksi
dan kenaikan harga barang.
3. Pengaruh kenaikan BBM
terhadap biaya yang semakin
besar akan membuat harga jual
lebih mahal
4. Persaingan inovasi produk
tekstil batik yang bervariasi dan
beragam semakin kompetitif
dengan tingkat persaingan
berkisar 25-40%, serta
pertumbuhan industri tekstil
batik semakin meningkat dan
banyak bermunculan pesaing
baru dengan kekuatan
persaingan yang berujuk pada
perselisihan kompetitif harga
5. Siklus bisnis ekonomi
berpengaruh pada profit margin
perusahaan yang mengalami
129 Universitas Kristen Petra
merayakan tradisi hari raya muslim
8. Perubahan gaya hidup masyarakat
9. Perkembangan kemajuan mesin
teknologi memberikan nilai
efesiensi bagi produktivitas
perusahaan
penurunan yang signifikan dan
perusahaan sangat rentan dalam
menghadapi inflasi
perekonomian karena 100%
bergantung pada bahan baku
impor
6. Dampak biaya perubahan
teknologi yang digunakan
menggerus investasi modal
perusahaan serta dengan
perubahan dari perkembangan
teknologi memberikan peluang
bagi pesaing untuk dengan
mudah membeli dan
menggunakan mesin yang
serupa
Tabel 4.5 Analisis SWOT PT. X
Sumber : Hasil wawancara dan olahan penulis
Setelah diketahui strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity
(peluang), threat (ancaman) yang dihadapi oleh PT. X maka dikembangkan empat
jenis strategi utama, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO
(kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT
(kelemahan-ancaman). Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan
untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari
peluang eksternal. Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT
merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal
serta menghindari ancaman eksternal
130 Universitas Kristen Petra
Keunggulan dari penggunaan model ini adalah mudah menformulasikan
strategi berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal. Strategi-strategi
tersebut akan diformulasikan dalam matriks SWOT yang merupakan langkah-
langkah konkrit yang sebaiknya dilakukan oleh PT. X dalam menghadapi strength
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat (ancaman). Hasil
matriks SWOT PT. X digambarkan pada tabel 4.5 sebagai berikut
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan)
1. Perusahaan memiliki
sumber daya
keuangan dengan
kekuatan modal
perusahaan sendiri
2. Fungsi
pengorganisasian
didalam perusahaan
telah berjalan dengan
baik
3. Sumber daya fisik
yang dimiliki
perusahaan berupa
peralatan mesin
perusahaan yang
sudah menggunakan
teknologi modern
4. Perusahaan didukung
SDM yang memiliki
kemampuan skill
sesuai bidangnya dan
berpengalaman serta
adanya pembekalan
1. Pengkoordinasian
pengambilan
keputusan didalam
perusahaan tidak
efektif karena
bersifat linier atau
sentralisasi
2. Perusahaan sudah
tidak memiliki hak
paten pada label
merek maupun hak
cipta pada motif
pada masing masing
produk
3. Perusahaan kurang
menonjolkan brand
awareness yang
dimiliki
131 Universitas Kristen Petra
pelatihan khusus yang
diadakan untuk
mengembangkan
kemampuan skill
dalam menghasilkan
tenaga kerja
profesional
5. Inovasi produk yang
dihasilkan perusahaan
bervariatif dan
beragam
6. Production, Planning,
Control didalam
perusahaan dilakukan
secara detail dan
terstruktur melalui
pengembangan
gagasan/ide dari
inovasi motif yang
diciptakan hingga
menghasilkan suatu
new product
7. Wilayah pemasaran
pada perusahaan yang
luas karena dukungan
reputasi dalam
kualitas produk yang
terjamin serta reputasi
yang baik dalam
pelayanan kepada
mitra kerja
perusahaan karena
132 Universitas Kristen Petra
dukungan reputasi
dalam kualitas produk
yang terjamin serta
reputasi yang baik
dalam pelayanan
kepada mitra kerja
perusahaan
Opportunity (peluang) Strategi S-O Strategi W-O
1. Ancaman bagi pendatang
baru yang masuk dan
bersaing didalam industri
tekstil batik
membutuhkan modal
dengan skala investasi
ekonomi yang besar dan
penciptaan kreativitas
inovasi pada
differensiasi produk
tekstil batik yang unik
dan tidak terbatas
2. Tidak ada ancaman bagi
produk pengganti karena
daya minat beli
masyarakat terhadap
produk batik cukup
tinggi
3. Hubungan perusahaan
dengan mitra kerja
supplier terjalin dengan
baik, dengan harga
bahan baku yang didapat
1. Memanfaatkan peluang
segmen pasar pada
turis mancanegara yang
selama ini banyak
berkunjung ke daerah
pemasaran produk
seperti Bali, Lombok,
NTT (S1,S2,S3,O1,O6)
2. Meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk
dengan meningkatkan
keahlian SDM yang
ada melalui pembinaan
pelatihan khusus dalam
pengelolaan produksi
kreativitas inovasi
motif batik.
(S3,S4,S5,S6,O1,O2,O
5)
3. Pengembangan pangsa
pasar dengan
meningkatkan relasi
hubungan dengan mitra
1. Meningkatkan
efektivitas
manajemen internal
perusahaan dalam
pelayanan pada
mitrakerja perusahaan
(W1,O3,O4)
2. Pemberian label
merek sebagai
identitas perusahaan
untuk meningkatkan
brandawareness pada
konsumen terhadap
produk PT. X
(W2,W3,O1,O2)
3. Menghasilkan bauran
inovasi motif produk
yang unik sejalan
dengan style pada
masyrakat modern
(W3,O2,O4,O7,O8,O
9)
133 Universitas Kristen Petra
sesuai standar
perusahaan
4. Hubungan perusahaan
dengan mitra kerja agen /
distributor terjalin
dengan baik, serta
adanya loyalitas
konsumen terhadap
perusahaan
5. Dukungan faktor politik
dengan upah minimum
kota yang masih rendah
6. Potensi sektor
pertumbuhan ekonomi
tekstil batik memiliki
peluang yang positif bagi
minat asing
7. Konsumerisme
masyarakat dalam
merayakan tradisi hari
raya muslim
8. Perubahan gaya hidup
masyarakat
9. Perkembangan kemajuan
mesin teknologi
memberikan nilai
efesiensi bagi
produktivitas perusahaan
kerja perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan
pasar
(S5,S6,S7,O3,O4)
Threats (ancaman) Strategi S-T Strategi W-T
1. Pergantian
kepemimpinan
1. Meningkatkan
kapasitas produksi
1. Memantau
perkembangan pasar
134 Universitas Kristen Petra
Presiden RI dalam
kabinet kerja
berpengaruh terhadap
mata uang rupiah
menguat secara
signifikan terhadap
US$ sehingga
berdampak langsung
terhadap
pembelanjaan bahan
baku impor
perusahaan
2. Kenaikan Tarif Dasar
Listrik bagi industri
akan berdampak pada
kenaikan ongkos
produksi dan
kenaikan harga
barang.
3. Pengaruh kenaikan
BBM terhadap biaya
yang semakin besar
akan membuat harga
jual lebih mahal
4. Persaingan inovasi
produk tekstil batik
yang bervariasi dan
beragam semakin
kompetitif dengan
tingkat persaingan
berkisar 25-40%,
serta pertumbuhan
dengan
mengoptimalkan
kualitas dan inovasi
produk
(S1,S3,S5,S6,S7,T1,T2
,T3,T4)
2. Menjadi market leader
yang menciptakan
inovasi motif produk
dengan penawaran
harga yang terjangkau
(S4,S5,S6,S7,T1,T2,T3
,T4,T6)
3. Mengefisiensikan
produktivitas dengan
meminimalkan biaya
yang dikeluarkan untuk
pengalokasian dana
pada pembiayaan
modal namun masih
memperhatikan
kualitas produk
(S2,S3,S5,S6,T1,T2,T3
T5, T6)
4. Memonitor pesaing
dengan menjalin
hubungan kerja sama
dengan mitrakerja
perusahaan (S1,S7,T4)
dengan memonitor
pesaing untuk
mengantisipasi posisi
produk perusahaan
dalam pasar
(W2,W3,T4,T6)
2. Membangun
hubungan yang baik
dengan pesaing dan
menciptakan
persaingan pasar yang
sehat (W2, W3, T6)
3. Mengatur permodalan
pada efektivitas
internal manajemen
yang digunakan
dalam pengelolaan
usaha (W1,T1,T6)
135 Universitas Kristen Petra
industri tekstil batik
semakin meningkat
dan banyak
bermunculan pesaing
baru dengan kekuatan
persaingan yang
berujuk pada
perselisihan
kompetitif harga
5. Siklus bisnis ekonomi
berpengaruh pada
profit margin
perusahaan yang
mengalami penurunan
yang signifikan dan
perusahaan sangat
rentan dalam
menghadapi inflasi
perekonomian karena
100% bergantung
pada bahan baku
impor
6. Dampak biaya
perubahan teknologi
yang digunakan
menggerus investasi
modal perusahaan
serta dengan
perubahan dari
perkembangan
teknologi
memberikan peluang
136 Universitas Kristen Petra
bagi pesaing untuk
dengan mudah
membeli dan
menggunakan mesin
yang serupa
Tabel 4.5 Analisis SWOT PT. X
Sumber : Hasil wawancara dan olahan penulis
Dari penyusunan strategi pada matriks SWOT pada tabel 4.5 dihasilkan
beberapa alternatif strategi antara lain :
1. Strategi S-O (Kekuatan-Peluang)
Strategi S-O dibuat dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Ada beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan bersaing pada perusahaan PT. X
dalam menanggapi peluang-peluang yang ada dalam industri tekstil batik
a. Memanfaatkan peluang segmen pasar pada turis mancanegara yang selama
ini banyak berkunjung ke daerah pemasaran produk seperti Bali, Lombok,
NTT
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan meningkatkan
keahlian SDM yang ada melalui pembinaan pelatihan khusus dalam
pengelolaan produksi kreativitas inovasi motif batik.
c. Pengembangan pangsa pasar dengan meningkatkan relasi hubungan
dengan mitra kerja perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar
2. Strategi W-O (Kelemahan-Peluang)
Strategi W-O dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal. Ada beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan bersaing pada PT. X
a. Meningkatkan efektivitas manajemen internal perusahaan dalam pelayanan
pada mitrakerja perusahaan
b. Pemberian label merek produk sebagai identitas perusahaan untuk
meningkatkan brand awareness pada konsumen terhadap produk PT. X
137 Universitas Kristen Petra
c. Menghasilkan bauran inovasi motif produk yang unik sejalan dengan style
pada masyrakat modern
3. Strategi S-T (Kekuatan-Ancaman)
Strategi S-T dibuat dengan tujuan untuk menggunakan kekuatan internal
untuk mengatasi ancaman eksternal. Ada beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan bersaing pada PT. X
a. Meningkatkan kapasitas produksi dengan mengoptimalkan kualitas dan
inovasi produk
b. Menjadi market leader yang menciptakan inovasi motif produk dengan
penawaran harga yang terjangkau
c. Mengefisiensikan produktivitas dengan meminimalkan biaya yang
dikeluarkan untuk pengalokasian dana pada pembiayaan modal namun
masih memperhatikan kualitas produk
d. Memonitor pesaing dengan menjalin hubungan kerjasama dengan
mitrakerja perusahaan
4. Strategi W-T (Kelemahan-Ancaman)
Strategi W-T dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
perusahaan dan menghindari ancaman eksternal. Ada beberapa strategi yang
dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kekuatan bersaing pada PT.
X
a. Memantau perkembangan pasar dengan memonitor pesaing untuk
mengantisipasi posisi produk perusahaan dalam pasar
b. Membangun hubungan yang baik dengan pesaing dan menciptakan
persaingan pasar yang sehat
c. Mengatur permodalan pada efektivitas internal manajemen yang
digunakan dalam pengelolaan usaha
4.5 Formulasi Strategi Bisnis
4.5.1 Strategi Alternatif
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pada
perusahaan PT. X, Dari strategi yang dipilih, strategi yang sesuai untuk diterapkan
138 Universitas Kristen Petra
dalam perusahaan yaitu strategi intensif. Dalam hal ini startegi intensif merupakan
tahap dalam strategi pertumbuhan perusahaan, perusahaan memiliki posisi pangsa
pasar yang relatif rendah namun perusahaan bersaing dalam industri yang
bertumbuh pesat dan perusahaan membutuhkan kas pendapatan yang tinggi.
Perusahaan harus dapat memilih strategi yang tepat dalam menggunakan
startegi intensif yang terbagi kedalam tiga strategi utama yaitu penetrasi pasar
(Market Penetration), Pengembangan pasar (Market Development),
Pengembangan Produk (Product Development). Dari ketiga strategi tersebut,
strategi intensif yang sesuai untuk diterapkan dalam perusahaan adalah strategi
penetrasi pasar (Market Penetration), dan strategi pengembangan produk (Product
Development), sedangkan untuk pengembangan pasar (Market Development)
perusahaan memiliki keterbatasan dalam memasarkan produk ke wilayah
geografis yang baru
Sehingga dari penyusunan alternatif strategi pada matriks SWOT, yaitu
strategi S-O, W-O, S-T, W-T peneliti akan mengkategorikan susunan strategi
matriks SWOT, masing masing kedalam formulasi strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi Pengembangan
Produk
Strategi S-O
1. Memanfaatkan
peluang segmen
pasar pada turis
mancanegara yang
selama ini banyak
berkunjung ke daerah
pemasaran produk
seperti Bali, Lombok,
NTT
2. Pengembangan
pangsa pasar dengan
1. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas produk
dengan
meningkatkan
keahlian SDM yang
ada melalui
pembinaan
pelatihan khusus
dalam pengelolaan
produksi kreativitas
139 Universitas Kristen Petra
meningkatkan relasi
hubungan dengan
mitra kerja
perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan
pasar.
inovasi motif batik.
Strategi W-O
1. Meningkatkan
efektivitas
manajemen internal
perusahaan dalam
pelayanan pada
mitrakerja
perusahaan
2. Pemberian label
merekmerek sebagai
identitas perusahaan
untuk meningkatkan
brand awareness
pada konsumen
terhadap produk PT.
X
3. Menghasilkan
bauran inovasi
motif produk yang
unik sejalan dengan
style pada
masyrakat modern.
Strategi S-T
1. Menjadi market
leader yang
menciptakan inovasi
motif produk dengan
1. meningkatkan
kapasitas produksi
dengan
mengoptimalkan
140 Universitas Kristen Petra
penawaran harga
yang terjangkau
2. Memonitor pesaing
dengan menjalin
hubungan kerjasama
dengan mitrakerja
perusahaan.
kualitas dan inovasi
produk dan
mengefisiensikan
produktivitas
dengan
meminimalkan
biaya yang
dikeluarkan untuk
pengalokasian dana
pada pembiayaan
modal namun masih
memperhatikan
kualitas produk.
Strategi W-T
1. Memantau
perkembangan pasar
dengan memonitor
pesaing untuk
mengantisipasi posisi
produk perusahaan
dalam pasar
2. Membangun
hubungan yang baik
dengan pesaing dan
menciptakan
persaingan pasar
yang sehat.
1. Mengatur
permodalan pada
efektivitas internal
manajemen yang
digunakan dalam
pengelolaan usaha.
Tabel 4.6 Formulasi Strategi Bisnis
Sumber : diolah penulis
141 Universitas Kristen Petra
1. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Strategi bisnis memberikan solusi bagi perusahaan untuk memperkuat
kompetitifnya dipasar. Kondisi industri tekstil batik saat ini terus mengalami
peningkatan pertumbuhan rata – rata sebesar 10 persen setiap tahunnya dan
menjadi peluang bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkannya. Perusahaan saat
ini memiliki jalur distribusi tersebar di beberapa daerah seperti di daerah Jawa
Tengah yaitu Surakarta dan sekitarnya, dan kawasan Indonesia bagian timur
seperti di Jawa Timur, Bali, Lombok, NTT serta perusahaan memiliki surplus kas
dan perputaran kas yang lancar, sehat dan liquid.
Dengan kondisi tersebut, peneliti melihat adanya potensi perusahaan untuk
bertumbuh, sehingga alternatif strategi yang sesuai untuk menumbuhkan
perusahaan ini adalah strategi S-O (Kekuatan-Peluang), S-T (Kekuatan-
Ancaman), dan W-T (Kelemahan-Ancaman). Strategi S-O (Kekuatan-Peluang),
yaitu Memanfaatkan peluang segmen pasar pada turis mancanegara yang selama
ini banyak berkunjung ke daerah pemasaran produk seperti Bali, Lombok, NTT
dan pengembangan pangsa pasar dengan meningkatkan relasi hubungan dengan
mitra kerja perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan adanya sektor
pertumbuhan ekonomi tekstil batik yang memiliki peluang sangat positif terhadap
minat asing akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat
mengembangkan segmen pasar yang tidak hanya segmen pasar domestik namun
juga ke segmen pasar pada turis mancanegarayang selama ini banyak berkunjung
ke daerah pemasaran produk seperti Bali, Lombok, NTT karena selama ini
pemasaran didaerah tersebut terbatas, dan produk yang dipasarkan melalui
agen/distributor yang terdapat didaerah teresebut tidak sepenuhnya dapat
menjangkau turis mancanegara. Sehingga perusahaan dengan dukungan investasi
modal yang besar, sistem fungsi pengorganisasian perusahaan yang telah berjaan
dengan baik dan peralatan mesin yang dimiliki sudah menggunakan teknologi
modern akan lebih mudah bagi perusahaan untuk dapat memperluas segmen pasar
kedaerah pendistribusian perusahaan selama inibelum sepenuhnya dijangkau.
Selain itu, perusahaan dapat melakukan pengembangan pangsa pasar dengan
meningkatkan relasi hubungan dengan mitra kerja perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan pasarkarena perusahaan juga telah memiliki pemasaran produk tekstil
142 Universitas Kristen Petra
batik yang cukup kuat dan besar dengan inovasi produk yang dihasilkan
bervariatif dan beragam, serta kualitas produk yang terjamin. Sehingga
menumbuhkan peluang loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan,dan
perusahaan dengan mudah melakukan pengembangan pangsa pasar bagi
konsumen yang baru dan belum dijangkau oleh perusahaan. Melalui sarama
promosi word of mouth yang dilakukan oleh mitra kerja perusahaan serta berbagai
informasi dan masukan yang diberikan mengenai apa yang menjadi tren dan
kebutuhan pasar.
Strategi S-T (Kekuatan-Ancaman), yaitu menjadi market leader yang
menciptakan inovasi motif produk dengan penawaran harga yang terjangkau dan
memonitor pesaing dengan menjalin hubungan kerjasama dengan mitrakerja
perusahaan. Perusahaan memiliki pemasaran produk tekstil batik yang cukup kuat
dan besar didukung dengan SDM yang memiliki kemampuan skill sesuai
bidangnya dan berpengalaman. Sehingga dalam menghadapi kompetitif harga
antar pesaing di pasar, dan kompetitif produk yang serupa perusahaan dapat
mengadakan pelatihan khusus kepada SDM dengan mengembangkan skill dan
kemampuan yang dimiliki. Dengan dukungan SDM yang handal dalam
pencipataan inovasi produk, perusahaan dapat menciptakan differensiasi inovasi
motif produk baru yang unik, bervariatif dan beragam dibandingkan dengan
produk pesaing yang sejenis. Selain itu, melalui hubungan relasi perusahaan
dengan mitrakerja yang terjalin dengan baik, perusahaan juga dapat memonitor
pesaing melalui mitrakerja perusahaan. Dengan dukungan pemasaran perusahaan
yang cukup kuat dan besar serta reputasi perusahaan yang baik dalam kualitas
produk yang terjamin perusahaan akan lebih mudah memperoleh informasi
mengenai harga dan kualitas produk yang dijual oleh pesaing.
Strategi W-T (Kelemahan-Ancaman), yaitu memantau perkembangan pasar
dengan memonitor pesaing untuk mengantisipasi posisi produk perusahaan dalam
pasar dan membangun hubungan yang baik dengan pesaing dan menciptakan
persaingan pasar yang sehat. Dengan kelemahan dan ancaman yang sedang
dihadapi perusahaan, perusahaan harus siaga dalam memantau perkembangan
pasar dan persaingan inovasi produk yang semakin kompetitif serta banyaknya
bermunculan pesaing baru yang sulit dikenali oleh perusahaan. Dengan
143 Universitas Kristen Petra
memonitor pesaing yang ada, perusahaan dapat mengantisipasi posisi produk
perusahaan dalam pasar karena perusahaan sudah tidak memiliki hak paten pada
label merek produk sehingga brand awareness perusahaan kurang dikenal oleh
pelanggan yang baru dan akan sangat mudah bagi pesaing baru untuk menggeser
posisi perusahaan dipasar. Strategi yang sebaiknya dapat dilakukan perusahaan
dalam menghadapi kelemahan dan ancaman yang dimiliki adalah dengan
membangun hubungan yang baik dengan pesaing dan menciptakan persaingan
pasar yang sehat. Dengan demikian apabila antar pengusaha tekstil batik memiliki
relasi hubungan yang baik, perusahaan tidak terus berfokus pada persaingan pasar
yang sempit namun perusahaan akan dengan mudah untuk melihat ceruk pasar
dan mengambil peluang yang ada untuk melakukan penetrasi pasar
2. Strategi Pengembangan Produk (Product Development).
Perusahaan dapat mengupayakan peningkatan penjualan dengan
memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau dengan melakukan
pengembangan produk yang baru. Saat ini banyak nya kompetitif dari pesaing
yang menawarkan berbagai macam produk yang baru, dengan hadirnya ancaman
produk pesaing yang baru, akan sangat mempengaruhi penjualan dan laba
perusahaan. Sehingga upaya yang dapat dilakukan perusahaan dalam menghadapi
ancaman produk dari pesaing adalah menentukan alternatif strategi yang sesuai
untuk dapat mengembangkan produk dari perusahaan ini. Strategi tersebut adalah
Strategi S-O (Kekuatan-Peluang), Strategi W-O (Kelemahan-Peluang), Strategi S-
T (Kekuatan-Ancaman), Strategi W-T (Kelemahan-Ancaman). Strategi S-O
(Kekuatan-Peluang), yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan
meningkatkan keahlian SDM yang ada melalui pembinaan pelatihan khusus
dalam pengelolaan produksi kreativitas inovasi motif batik. Dengan adanya
peluang daya minat beli masyarakat terhadap produk batik yang cukup tinggi, dan
kreativitas inovasi differensiasi produk tekstil batik yang tidak terbatas.
Perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan dukungan
perkembangan dari teknologi peralatan mesin perusahaan yang modern, untuk
menghasilkan kapasitas produk dengan kuantitas yang maksimal. Didukung
dengan adanya SDM perusahaan yang handal memiliki kemampuan skill dan
pengalaman, maupun melalui dukungan dari faktor politik dengan upah tenaga
144 Universitas Kristen Petra
kerja yang masih rendah, perusahaan juga dapat mencari tenaga kerja baru yang
ahli dalam menciptakan kreativitas inovatif yang baru dalam peningkatan
kuantitas perusahaan. Namun dalam hal ini, perusahaan juga memperhatikan
production, planning, dan control untuk tetap menjaga kualitas produk yang
dihasilkan
Strategi W-O (Kelemahan-Peluang), yaitu meningkatkan efektivitas
manajemen internal perusahaan dalam pelayanan pada mitrakerja perusahaan,
pemberian label merek sebagai identitas perusahaan untuk meningkatkan brand
awareness pada konsumen terhadap produk PT. X, menghasilkan bauran inovasi
motif produk yang unik sejalan dengan style pada masyrakat modern. Perusahaan
menerapkan sistem pengkoordinasian yang tidak efektif, karena dalam
pengambilan keputusan didalam perusahaan bersifat linier atau sentralisasi,
sehingga segala adanya perencanaan maupun permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan diputuskan oleh seorang direktur / owner sebagai decision makerdan
keputusan menjadi tidak efektif karena harus menunggu dan memakan waktu
yang cukup lama. Dengan permasalahan yang sering dihadapi adalah pelayanan
maupun kebutuhan perusahaan kepada mitrakerja perusahaan baik supplier
maupun agen atau dsitributor menjadi terhambat. Untuk itu, perusahaan dapat
meningkatkan efektivitas manajemen internal perusahaan sehingga dalam
pelayanan pada mitrakerja perusahaan menjadi efektif dan kegiatan operasional
perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan juga perlu adanya
pemberian label merek merek terhadap produk yang dihasilkan karena saat ini
perusahaan sudah tidak lagi memiliki hak paten yang melindungi produk label
merek merek dari pada perusahaan, selain itu juga melihat daya minat beli
masyarakat terhadap produk batik, setiap pesaing berlomba lomba untuk
menciptakan brand awareness produknya di pasar. Sehingga agar produk
perusahaan tidak tergeser oleh pesaing dipasar, perusahaan sebaiknya dapat
memberikan label merek merek sebagai identitas perusahaan untuk meningkatkan
brandawareness pada konsumen terhadap produk PT. X. Dalam melihat
perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin terlihat berbeda dari masa ke
masa, selain itu perusahaan juga didukung dengan perkembangan kemajuan
teknologi mesin serta daya minat beli masyarakat yang tinggiakan menjadi
145 Universitas Kristen Petra
peluang bagi perusahaan dalam menciptakan produk dengan bauran inovasi motif
yang unik sehingga brand awareness produk perusahaan dapat dikenal di
kalangan konsumen dengan memiliki inovasi produk yang dihasilkan tidak
monoton yang berdasarkan pada produk yang telah dihasilkan sebelumnya namun
dapat sejalan dengan style pada masyrakat modern dengan kreativitas inovasi
batik yang tidak terbatas
Strategi S-T (Kekuatan-Ancaman), yaitu meningkatkan kapasitas produksi
dengan mengoptimalkan kualitas dan inovasi produk dan mengefisiensikan
produktivitas dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk pengalokasian
dana pada pembiayaan modal namun masih memperhatikan kualitas produk.
Persaingan inovasi produk tekstil batik yang bervariasi dan beragam, ditambah
juga banyaknya pesaing baru yang bermunculan sehingga persaingan antar
industri tekstil batik semakin kompetitif yang berkisar 25-40%. Namun dengan
kekuatan yang dimiliki perusahaan, dengan dukungan modal perusahaan yang
cukup kuat dan besar dengan peralatan mesin perusahaan yang sudah
menggunakan teknologi modern, perusahaan dapat dengan mudah meningkatkan
kapasitas yang dimiliki dengan kualitas dan inovasi produk yang dihasilkan
berbeda dari pesaing. Siklus bisnis ekonomi yang terjadi pada sepuluh tahun
terakhir sangat berpengaruh pada profit margin perusahaan yang mengalami
penurunan yang signifikan dari profit margin sebesar 50 % menjadi berkisar 10%.
Selain itu perusahaan juga sangat rentan dalam menghadapi inflasi perekonomian
karena 100% bahan baku pewarnaan tekstil bergantung pada bahan baku impor,
sehingga perusahaan mengikuti harga kurs dollar dipasar yang tidak stabil.
Namun melihat ancaman yang dihadapi perusahaan, perusahaan dapat
memanfakatkan kekuatan yang dimiliki dengan mengefisiensikan pada
produktivitas melalui production, planning, control yang telah diterapkan didalam
perusahaan sehingga mutu kualitas produk dapat tetap terjaga dengan selain itu
juga dengan dukungan fungsi organisasi dalam perusahaan yang saling dapat
berkoordinasi untuk meminimalkan budget biaya dari perusahaan dan
memanfaatkan opportunity cost yang dimiliki untuk pengalokasian dana pada
pembiayaan operasional maupun kebutuhan modal yang lain dalam perusahaan.
146 Universitas Kristen Petra
Strategi W-T (Kelemahan-Ancaman), yaitu mengatur permodalan pada
efektivitas internal manajemen yang digunakan dalam pengelolaan usaha.
Dampak dari biaya perubahan teknologi yang digunakan menggerus investasi
modal perusahaan. Perusahaan dalam pembelian peralatan mesin yang modern
yang memiliki kualitas dan kuantitas dengan hasil produksi yang maksimal
membutuhkan kebutuhan biaya modal yang cukup besar yang dapatterlihat dari
harga pembelian mesin, perawatan mesin, bahan bakar maupun listrik yang
digunakan, serta membutuhkan tenaga ahli dalam pengoperasian mesin. Serta
ancaman lain yang dihadapi perusahaan dari perubahan perkembangan teknologi
akan memberikan peluang bagi pesaing untuk dengan mudah membeli dan
menggunakan mesin yang serupa. Sehingga dalam menghadapi ancaman yang
sulit bagi perusahaan, perusahaan dapat mengkomunikasikan kembali kepada
pemilik sebagai pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan untuk
mensosialisasikan kepada seluruh internal manajemen melakukan efektivitas
dalam mengatur permodalan untuk pengelolaan operasional perusahaan yang
lebih efisien sehingga dengan perkembangan kemajuan mesin teknologi dapat
memberikan nilai efisiensi bagi produktivitas perusahaan
4.5.2 Implikasi Manajerial
Dari kedua alternatif strategi yaitu strategi penetrasi pasar (Market
Penetration), dan strategi Pengembangan Produk (Product Development). Berikut
adalah implikasi manajerial yang merupakan kegiatan yang perlu untuk dilakukan
oleh setiap divisi dalam mendukung kegitan manajerial dalam melakukan strategi
intensif yang merupakan perpaduan dari strategi penetrasi pasar (Market
Penetration), dan strategi Pengembangan Produk (Product Development). Strategi
intensif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mencari dan
menjangkau pangsa pasar baru kepada konsumen yang belum mengenal produk
tekstil batik serta memperbaiki inovasi maupun kualitas produk yang telah ada
atau mengembangkan produk yang baru dengan bauran inovasi motif yang
bervariasi dan beragam. Untuk mendukung kedua strategi dari strategi intensif
tersebut, maka dibutuhkan dukungan dari divisi-divisi perusahaan, antara lain :
a. Divisi Sales and Marketing
147 Universitas Kristen Petra
Dalam mendukung strategi intensif yang dilakukan, divisi Sales and
Marketing perlu mencari pangsa pasar yang baru. Seperti pada halnya
segmen pasar pada turis mancanegara yang selama ini banyak berkunjung
ke daerah pemasaran produk namun belum sepenuhnya dapat dijangkau.
Perusahaan dapat mengirimkan tenaga ahli pemasar atau sales ke daerah
tersebut untuk melakukan survey dan penjangkauan pasar, seperti hal nya
survey pada daerah daerah tertentu, dimana wisatawan dengan mudah
menemukan produk yang dijual perusahaan. Perusahaan juga dapat mencari
koneksi kepada mitrakerja perusahaan yang baru seperti agen/distributor
yang dapat menjangkau kedaerah tersebut. Perusahaan dapat membangun
building relation untuk memiliki relasi dalam promosi pemasaran produk
dengan memberikan informasi pada contoh sampel produk, serta
memberikan promosi penawaran harga seperti diskon produk kepada mitra
kerja perusahaan yang baru maupun pemberian gift maupun bonus apabila
mengambil dalam jumlah yang besar, memberikan fasilitas terms of
payment dalam kemudahan pembayaran, serta perusahaan selalu availability
dalam persediaan barang pemesanan. Dalam melakukan pengembangan
segmen pasar yang baru, perusahaan perlu memonitor pesaing yang selama
ini telah berhasil menjangkau segmen pasar tersebut, mengenal inovasi
produk yang diminati oleh pasar seperti inovasi corak, motif, dan warna
sehingga perusahaan dapat menciptakan inovasi produk tekstil batik pada
varian yang berbeda. Serta divisi pemasaran juga harus tetap memantau
segmen pasar yang selama ini telah dijangkau baik dalam perubahan minat
pasar maupun inovasi produk baru yang dihasilkan pesaing agar posisi
perusahaan tidak tergeser dan tetap menjadi market leader dalam pasar.
b. Divisi Human Resources Development
Dalam mendukung strategi intensif, divisi operasional dan personalia, perlu
mempersiapkan seluruh karyawan untuk perubahan yang akan akan
dilakukan. Divisi Human Resource bertanggung jawab dalam mengelola
dan mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini termasuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia. Seperti halnya pada
148 Universitas Kristen Petra
kebutuhan divisi pemasaran dalam tenaga ahli pemasar, divisi Human
Resource memiliki bagian personalia yang membantu dalam melakukan
seleksi dan mempersiapkan personil ahli pemasar yang berkompetensi untuk
ditempatkan dilokasi dilapangan. Bagian personalia akan menyediakan
sarana dan bahan pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
operasional, serta pembinaan yang diberikan dalam pengawasan kerja
dilapangan seperti sasaran mutu atau target yang telah ditentukan melalui
pemberian motivasi kerja, briefing, apel lapangan dan pembinaan
keterampilan yang diperlukan dilapangan. Dalam hal ini bagian personalia
jugaharus dapat memiliki komunikasi internal yang secara efektif dengan
personil untuk merespon setiap keluhan maupun kebutuhan yang diperlukan
dilapangan apabila adanya ketidaksesuain prosedur dalam kegiatan
operasional dilapangan. Sehingga apabila kegiatan operasional dapat
berjalan dengan baik adanya laporan yang diberikan terkait dengan kegiatan
operasional dilapangan kepada mitrakerja perusahaan yang berupa laporan
kunjungan, laporan mingguan dan bulanan.
c. Divisi Produksi dan Operasional
Dalam mendukung strategi intensif, divisi produksi dan operasional
merupakan bagian yang mengatur dan mengkordinasikan sistem operasional
secara efektif dan efisien serta memeriksa semua produk yang dihasilkan.
Melalui divisi Sales and Marketing, perusahaan akan memperoleh informasi
inovasi produk yang diminati oleh pasar seperti inovasi corak, motif, dan
warna sehingga perusahaan dapat menciptakan inovasi produk tekstil batik
pada varian yang berbeda. Sehingga melalui dukungan dari staff grafis akan
merancangkan ide kreatifnya dalam memunculkan inovasi-inovasi motif
produk tekstil batik yang modern dan dinamis melalui tahap pembuatan
prototype yang berupa sampel produk. Apabila sampel produk yang
dikirimkan sesuai maka dibuat job order. Dalam hal ini divisi produksi dan
operasional yang membuat keputusan-keputusan dalam kegiatan operasional
dan produksi mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan
kapan pemesanan dilakukan. Selain itu, dalam hal kelancarkan pekerjaan
dari penerimaan pesanan sampai selesainya produk, divisi produksi dan
149 Universitas Kristen Petra
operasional berkoordinasi oleh bagian PPC (Production, Planning, Control)
yang akan mengontrol kualitas dari setiap pesanan barang ke bagian
produksi, dan menindaklanjuti perkembangan setiap minggu ke bagian
produksi melalui pengawas kualitas produk (QC). Sehingga secara efektif
divisi produksi dan operasional harus memiliki komunikasi internal yang
secara efektif dalam pengambilan keputusan antar bagian divisi sehingga
dalam manajemen waktu pekerjaan agar sesuai dengan waktu pengiriman
pendistribusian barang yang telah ditentukan, dapat mengatur dan
menentukan besarnya jumlah kapasitas dengan tepat dalam penyedian bahan
produksiserta mengatur posisi pengawas kualitas di masing-masing titik
pekerjaan.
d. Divisi Keuangan dan Adminitrasi
Dalam mendukung strategi penetrasi pasar, divisi keuangan merupakan
bagian penyediaan modal dalam pelaksanaan strategi intensif. Melalui
laporan kegiatan divisi yang telah diterima, divisi keuangan perlu
melakukan rapat koordinasi antar divisi dalam melaksanakan perencanaan
dan pengendalian anggaran bulanan, triwulan dan tahunan bidang keuangan
sesuai dengan target yang ditentukan, mengevaluasi rencana kebutuhan
biaya operasional dan modal serta memberikan pertimbangan mengenai
kebutuhan dana yang tidak tersedia alokasi anggaran dan kebutuhan dana
lain di luar anggaran. Sehingga divisi keuangan dapat memproyeksikan
laporan keuangan perusahaan pada divisi masing masing dan
memperkirakan biaya yang efisien untuk penyediaan modal dalam
mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP). Dengan demikian akan lebih mudah bagi divisi keuangan untuk
mengatur pengajuan perencanaan kebutuhan pada masing masing divisi dan
mengevaluasi serta menyampaikan laporan keuangan mengenai perincian
kegiatan pada masing masing divisi (neraca, laporan laba / rugi, laporan arus
kas) yang auditable secara berkala pada anggaran perusahaan