Upload
adwin-ismail
View
230
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
w
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG KACANGAN
TAHU(Glycine soya)
Oleh :Nama : Vika UlfiaNRP : 123020004Kelompok : AMeja : 1 (Satu)Tanggal Percobaan : 11 Maret 2015Asisten : Mugni Srinovia
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2015
I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Masalah,
(2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan dan (4) Identifikasi Masalah.
1.1. Latar Belakang Masalah
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir,
koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati
yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam
proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen,
jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40-43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau,
daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih
tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan
lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan
cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin
pengupas, penggiling, dan cetakan. Kedelai dikenal paling rendah kandungan
racun kimia serta residu pestisidanya. Di negara Cina dan sekitarnya, kedelai
bahkan dikenal sebagai makanan penopang kesehatan badan dan umur panjang.
Dari segi ekonomi, pada satuan luas lahan yang sama bila ditanami kedelai akan
mampu menghasilkan protein yang jauh lebih banyak daripada tanaman pangan
konvensional lainnya (Winarno, 1997).
Produk kedelai memang sangat luwes dalam penggunaannya. Barangkali tidak
ada tanaman lain yang dapat menghasilkan begitu banyak jenis makanan seperti
halnya dengan kedelai. Proteinnya memiliki sifat sedemikian rupa sehingga
mudah diolah menjadi serabut-serabut yang lentur, kenyal sehingga dapat
dibentuk menyerupai serat-serat daging.
Kedelai dapat dibuat menjadi susu kedelai yang merupakan bahan baku awal
pembuatan soyghurt. Susu kedelai dalah produk seperti susu sapi, tetapi dibuat
dari esktrak kedelai. Berbagai metode telah dikembangkan untuk memproduksi
susu kedelai ini. Khusus di daerah pedesaan, minum susu merupakan hal yang
tidak biasa dilakukan, apalagi minum susu kedelai. Namun karena kedelai
merupakan salah satu bahan pangan yang selalu ada dalam menu, diharapkan
penerimaan susu kedelai tidak banyak mengalami kesukaran. Apalagi bila sudah
dimaniskan dan ditambah dengan aroma dan citarasa baru (Anonim, 2010).
Bahan baku untuk membuat tahu kualitas tinggi adalah kedele putih berbiji
besar-besar. Kemudian perlu juga asam cuka (kadar 90 %) yang dipakai sebagai
campuran sari kedele agar dapat menggumpal menjadi tahu. Selain asam cuka
dapat juga di pakai batu tahu (CaSo4) atau sulfat kapur yang telah di bakar dan
ditumbuk dibuat tepung.
Dalam seluruh proses produksi tahu air bersih amat penting, baik untuk
mencuci, merendam maupun untuk membuat sari kedele. Kalau pengrajin ingin
membuat tahu kuning perlu menambah kunyit yang telah diparut dan diperas.
Untuk menambah rasa asin, misalnya dapat menambah garam, untuk menambah
rasa wangi sari kedele dicampur, misalnya dengan bubuk ketumbar, jintan, kapol,
cengkeh, pala atau bahan-bahan dari ramu-ramuan lain. Pengrajin dapat pula
membeli bubuk wangi buatan, misalnya bubuk buatan Cina.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pembuatan tahu adalah untuk diversifikasi produk
olahan kedelai, meningkatkan nilai ekonomis, serta untuk mengetahui proses
pembuatan tahu.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pembuatan tahu berdasarkan penambahan koagulan pada
proses penggumpalan protein kedelai, sehingga protein kedelai terkoagulasikan
karena adanya penambahan asam.
II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan-bahan yang Digunakan,
(2) Alat-alat yang Digunakan dan (3) Metode Percobaan.
2.1. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain kedelai, air dan batu
tahu.
2.2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain baskom, timbangan,
gelas ukur, panci, kain blacu, alat pengepres, dan blender.
2.3. Metode Percobaan
Penimbangan penghancuran penyaringan filtrat kedelai
Pengepresan Penambahan koagulan Penurunan suhu pemanasan
TahuGambar 1. Alur Proses Pembuatan Tahu
2.3.2. Diagram Alir
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Percobaan dan
(2) Pembahasan.
3.1. Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil Percobaan Pembuatan Tahu No Keterangan Hasil Pengamatan1. Basis 4000 gram
2. Bahan UtamaKacang kedelai
3. Bahan Tambahan Air dan batu tahu4. Berat Produk 187 gram5. % Produk 37,4 %
6.
Sifat Organoleptik1. Warna2. Rasa
3. Aroma4. Tekstur
5. Kenampakan
Putihhambar
Khas tahulembutmenarik
7. Gambar Produk
(Sumber : Kelompok A, Meja 1, 2014)
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap Tahu kedelai
didapatkan hasil bahwa berat produk yang dihasilkan adalah 187 gram atau 37,4
%.
Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam
kedelai dengan menggunakan air sebaagai pelarutnya. Setelah protein tersebut
larut, diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan
pengendap sampai terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu.
Salah satu cara pembuatan tahu ialah dengan menyaring bubur kedelai sebelum
dimasak, sehingga cairan tahu yang sudah terpisah dari ampasnya
(Anonim, 2010).
Proses pembuatan tahu ini secara garis besar terbagi ke dalam 3 bagian yaitu
pembersihan kacang kedelai, proses koagulasi dan pencetakan, yang memberikan
karakteristik fisik dan organoleptik yang menimbulkan perbedaan dan penerimaan
konsumen.
Kedelai kering akan dicuci dan disortir dari kotoran dan kedelai yang reject
lalu dilakukan perendaman dengan suhu 27oC-28oC selama 3-4 jam dengan
tambahan air 3 kali dari kedelai dan pH 4. Proses perendaman ini bertujuan untuk
mempermudah pengelupasan kulit kedelai, karena volume dari kedelai akan
menambah dan terlepas dari kulitnya. Namun, pada percobaannya perendaman
dilakukan kurang dari 12 jam dan menyebabkan kesulitan mengelupaskan kulit
kedelai. Kulit kedelai yang disisakan juga dapat memacu pertumbuhan kapang
pada keping kedelai. Kapang akan tumbuh baik bila pH keping kedelai antara 3,5
dan 5,2 (Sapuan, 1996).
Pencucian dimaksudkan untuk membuang kulit kedelai yang masih
tertinggal karena digunakan untuk memacu bakteri pada proses perendaman.
Selain itu, untuk menghilangkan bakteri dan mikroorganisme lain yang tumbuh
selama perendaman, juga untuk membuang kelebihan asam dan lendir yang
terproduksi. Pencucian harus dilakukan sampai keping biji kedelai tidak licin lagi
oleh lendir dan kedelai tidak terlalu asam. Lendir dan bakteri jika tidak tercuci
bersih akan mengganggu pertumbuhan kapang dan menyebabkan kegagalan pada
produk.
Proses perendaman dengan menggunakan air panas dimaksudkan agar kulit-
kulit yang menempel pada biji kedelai dapat terkelupas dalam waktu yang singkat
dan pengelupasannya dapat terjadi secara optimal. Perendaman juga dapat
mempermudah pengupasan kulit kedelai akan tetapi perendaman yang terlalu
lama dapat mengurangi total padatan dalam kedelai (Anonim, 2010).
Perebusan dimaksudkan untuk memasak biji kedelai agar menjadi lunak
sehingga dapat ditembus oleh miselia kapang yang menyatukan biji kedelai yang
terpisah menjadi kompao satu dengan yang lainnya. Perebusan ini juga berguna
untuk memberikan air ke dalam biji kedelai (hidrasi) sehingga biji kedelai menjadi
besar (Sapuan, 1996).
Kedelai yang telah di rendam kemudian dihancurkan dengan menambahkan
air 4 kali berat kering kedelai. Penambahan air dimaksudkan agar proses
penghancuran dapat berjalan dengan cepat dan sari kedelai dari dalam biji dapat
diperoleh dengan sempurna.
Proses selanjutnya adalah pemisahan. Pemisahan dimaksudkan untuk
memisahkan ampas tahu dan filtrat tahu, yang digunakan untuk pembuatan tahu
adalah filtrat hasil dari penyaringan. Sedangkan ampas tahu yang terbentuk dapat
digunakan untuk pembuatan produk lain, misalnya tempe ampas tahu
(Sapuan, 1996).
Filtrat yang terbentuk kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu 80ºC,
setelah suhu tercapai kemudian ditambahkan zat koagulan untuk menggumpalkan
protein yang ada dalam sari kedelai, dalam percobaan ini yang digunakan adalah
jeruk lemon. Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan asam maka protein
akan menggumpal. Hal ini disebabkan oleh asam menarik mantel air yang
melingkupi molekul-molekul protein, selain itu penggumpalan juga dapat terjadi
karena aktivitas enzim-enzim proteolitik (Winarno, 1997).
Tahap terakhir yang dilakukan adalah pencetakan. Pencetakan dilakukan
dalam suatu alat pencetak yang terbuat dari kayu dengan prinsip kerja mengepres
hasil koagulasi sehingga air yang ada didalamnya keluar dan tekstur dari tahu
yang terbentuk menjadi lebih padat.
Kedelai mengandung protein, zat besi,kalsium, vitamin A, B, B1 , B2, yang
lebih banyak dibandingkan dengan jenis kacang lainnya, juga B12 yang berperan
dalam pembentukan sel-sel darah merah. Kandungan lesitin pada kedelai, yang
mengandung lemak tak jenuh linoleat, oleat dan arakhidat, berfungsi sebagai
lipotropikum, zat yang mencegah penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh.
Sedangkan, kandungan serat kedelai yang sangat tinggi, membantu merangsang
metabolisme dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Zat mutagenik,
anti kanker, genistein, yaitu senyawa fitoesterogen dalam kedelai dapat
menghambar pertumbuhan sel kanker atau tumor (Anonim, 2010).
Tahu dibuat kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya.
Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina. Tahu
adalah kata serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) yang secara harfiah berarti
kedelai yang difermentasi. Berikut ini aneka tahu dan cara tepat mengolahnya:
1.Tahu putih
Tahu jenis ini teksturnya padat dengan pori-pori agak besar. Di pasaran
dapat dijumpai dalam beragam bentuk dan ukuran. Tahu putih cocok diolah
menjadi lauk, hidangan berkuah (sup, sayur kuah), aneka tumis, adonan isian dan
goreng. Selain itu juga cocok digunakan sebagai campuran beragam kudapan
seperti kroket, perkedel, nugget dan lain-lain. Tapi ingat, karena tahu putih mudah
hancur, sebaiknya tambahkan sedikit tepung terigu atau telur saat mengolahnya.
Dengan begitu teksturnya akan tetap kokoh.
Kualitas tahu putih hanya bisa bertahan selama 2 hari, lebih dari itu akan terjadi
perubahan aroma dan tekstur. Proses pengukusan dan penyimpanan dalam almari
pendingin hanya mampu menambah usia konsumsi maksimal 1 hari.
2. Tahu kuning
Tahu ini dikenal dengan nama tahu takwa atau tahu Kediri, karena sentra
pembuatan tahu ini banyak dijumpai di Kediri. Tekstur tahu kuning sangat padat,
kenyal, berpori halus dan lembut. Bentuknya kotak segi empat dan agak pipih.
Karena kepadatannya yang lebih baik dari pada tahu putih ketika dipotong tahu
tidak mudah hancur. Warna kuning pada tahu menggunakan pewarna alami yang
berasal dari kunyit. Bentuknya yang tak mudah hancur memudahkan Anda dalam
mengolah. Anda bisa memasak tahu kuning untuk tumisan, isi sup atau di goreng.
Kalau di goreng, bagian luar kering renyah namun tetap lembut di bagian
dalamnya.
3. Tahu sutera (tofu)
Disebut tahu sutera karena teksturnya sangat halus. Pada umumnya tofu
berwarna putih. Di pasaran dijual dalam keadaan segar dan dikemas dengan
plastik kedap udara. Tofu ada yang berbentuk selinder dan segi empat. Tofu yang
ditambah dengan telur dikenal dengan nama egg tofu, warnanya lebih kuning.
Sedangkan tofu dengan tambahan udang namanya shrimp tofu. Memilih tofu lebih
mudah karena dalam kemasannya telah tercantum tanggal kadaluarsa.
Tekstur tofu yang sangat lembut, dan rapuh membutuh trik khusus saat
mengolahnya. Jika Anda ingin menggoreng, potonglah dengan pisau tajam sesuai
ukuran yang dikehendaki. Lalu lumuri dengan tepung maizena dan goreng dalam
minyak hingga tofu terendam. Gunakan api sedang saat menggoreng dan jangan
sering membalik-balik agar tidak hancur. Jika Anda ingin menambahkan dalam
sup atau membuat sup tofu. Masukkan tofu sesaat sebelum sup di angkat dari atas
api dan jangan mengaduknya.
Simpan tofu dalam lemari es hingga tanggal kadaluarsanya. Jika tofu yang Anda
beli tidak dalam kemasan kedap udara, maka rendam tofu dengan sedikit air lalu
simpan dalam lemari pendingin. Sebelum digunakan jangan lupa meniriskan
airnya terlebih dahulu.
4. Tahu pong
Teksturnya padat dengan pori-pori besar. Ciri khasnya ketika digoreng
kering, maka bagian dalamnya akan terdapat rongga dan kulitnya akan
kecokelatan dan renyah. Tahu pong lebih umum disajikan untuk camilan dan
campuran masakan berkuah.
5. Tahu susu
Tahu susu diperoleh dari proses curdling (mengumpalkan) susu dengan rennet
atau asam seperti lemon juice atau cuka, kemudian menghilangkan bagian
cairnya. Nah, bagian susu yang telah mengumpal tersebut kemudian di padatkan
hingga terbentuk batangan tahu yang padat.
Tampilan tahu susu mirip dengan tahu air, tetapi lebih padat dan gurih. Pembuatan
tahu susu adalah salah satu upaya memanfaatkan susu yang kualitasnya rendah.
Tahu susu cocok untuk olahan panggang seperti steak, di goreng, untuk campuran
isi pai dan topping pizza.
6. Tahu air
Warnanya putih seperti tahu putih, tetapi teksturnya lebih lembut dan lunak
karena terbuat dari gumpalan susu kedelai yang dipadatkan. Tahu air cocok diolah
untuk sapo, mapo dan beragam sajian berbumbu sechuan. Anda juga bisa
memotongnya dalam ukuran kecil (3×3 cm) lalu menggorengnya untuk camilan
santai sore hari. Rasanya gurih dan lembut, cocok dicocol dengan sambal atau
saus siap saji.
7. Tahu kulit
Jenis tahu kulit paling populer adalah tahu Sumedang. Kulitnya berwarna
kecokelatan dengan rongga bagian dalam yang akan tampak jika tahu digoreng.
Tahu Sumedang termasuk tahu siap santap, jadi tak perlu mengolahnya lagi.
Cukup menggoreng, lalu mendampingkan saus sebagai padanannya (Anonim,
2015).
Jenis-jenis koagulan yang biasa dipakai pada bahan pangan yaitu :
Alumunium sulfat (Al2(SO4)3.14H2O)
Biasanya disebut tawas, bahan ini sering dipakai karena efektif untuk menurunkan
kadar karbonat. Tawas berbentuk kristal atau bubuk putih, larut dalam air, tidak
larut dalam alkohol, tidak mudah terbakar, ekonomis, mudah didapat dan mudah
disimpan. Penggunaan tawas memiliki keuntungan yaitu harga relatif murah dan
sudah dikenal luas oleh operator water treatment. Namun Ada juga kerugiannya,
yaitu umumnya dipasok dalam bentuk padatan sehingga perlu waktu yang lama
untuk proses pelarutan.
Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3SO4-2
Air akan mengalami
H2O → H+ + OH-
Selanjutnya
2 Al+3 + 6 OH- → 2 Al (OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam
3SO4-2 + 6 H+ → 3H2SO4
Sodium aluminate ( NaAlO2 )
Digunakan dalam kondisi khusus karena harganya yang relatif mahal. Biasanya
digunakan sebagai koagulan sekunder untuk menghilangkan warna dan dalam
proses pelunakan air dengan lime soda ash.
Ferrous sulfate ( FeSO4.7H2O )
Dikenal sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular. Ferrous Sulfate dan
lime sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan pH tinggi (pH > 10).
Chlorinated copperas
Dibuat dengan menambahkan klorin untuk mengioksidasi Ferrous Sulfate.
Keuntungan penggunaan koagulan ini adalah dapat bekerja pada jangkauan pH
4,8 hingga 11.
Ferrie sulfate ( Fe2(SO4)3)
Mampu untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi serta dapat
menghilangkan Fe dan Mn.
Ferrie chloride ( FeCl3.6H2O)
Dalam pengolahan air penggunaannya terbatas karena bersifat korosif dan
tidak tahan untuk penyimpanan yang terlalu lama (Romel, 2013).
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap Tahu kedelai
didapatkan hasil bahwa berat produk yang dihasilkan adalah 187 gram atau 37,4
%.
4.2. SaranSebaiknya selama praktikum, praktikan memperhatikan prosedur yang ada
agar tidak terjadi kesalahan fatal dan sebaiknya dilakukan secara higienis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Kedelai, http: http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai , Akses, 15 Maret
2015
Anonim, (2010), Tahu, http: http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu , Akses, 15 Maret
2015
Anonim, (2010), Pembuatan Tahu, http://www.warintek.ristek.go.id, Akses, 15
Maret 2015
Anonim (2015), Jenis-jenis Tahu, http://nyata.co.id/rekarasa/mengenal-jenis
tahu/ . Akses 15 Maret 2015
Romel, Bangun, (2013), Jenis Koagulan dan Flokulan,
http://bangunromel.blogspot.com/2013/04/jenis-koagulan-dan-
flokulan.html. Akses : 15 Maret 2015
Sapuan dan Noer Sutrisno, (1996), Bunga Rampai Tempe Indonesia, Yayasan Tempe
Indonesia, Jakarta.
Winarno, F.G., (1997) Kimia Pangan dan Gizi, , PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Basis = 4000 gramWawal = 500 gr% Produk = Wproduk x 100% Wawal
% Produk = 18 7 x 100% = 37,4 % 500
LAMPIRAN DISKUSI MODUL
1. Seringkali penambahan bahan tambahan yang tidak food grade
ditambahkan kedalam makanan, dengan beberapa tujuan. Salah satu
contohnya pada produk Tahu, karena tahu merupakan produk yang
mempunyai kadar air tinggi sehingga cepat rusak, maka sebagai
mahasiswa teknologi pangan mengetahui :
a. tanda tanda kerusakan tahu
1. tekstur menjadi berair dan lebih lembek
2. bau menjadi asam
3. warna menjadi lebih gelap
4. tahu yang ditambahkan zat aditif berbahaya biasanya memiliki
tekstur lebih keras
5. aroma khas tahu hilang karena tertutupi oleh zat aditif berbahaya.
b. Jelaskan jenis-jenis koagulan yang boleh digunakan (minimal 3 buah)
dan jelaskan batas pH yang sesuai untuk semua koagulan.
Ferrous sulfate ( FeSO4.7H2O )
Dikenal sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular. Ferrous
Sulfate dan lime sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan pH
tinggi (pH > 10).
Chlorinated copperas
Dibuat dengan menambahkan klorin untuk mengioksidasi Ferrous
Sulfate. Keuntungan penggunaan koagulan ini adalah dapat bekerja
pada jangkauan pH 4,8 hingga 11.
Ferrie sulfate ( Fe2(SO4)3)
Mampu untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi serta
dapat menghilangkan Fe dan Mn.
2. Apa yang dimaksud dengan titik isoelektrik dalam proses pembuatan tahu?
Jawab : Prinsip koagulasi adalah mengubah sifat protein dari sifat larut menjadi tidak larut. Dengan cara mengubah pH hingga mencpai titik isoelektrik. Kebanyakan protein hanya dapat stabi pada daerah pH dan suhu tertentu, jika suhu dan pH berubah melampaui batas tersebut protein akan mengalami denaturasi dapat jelas terlihat dari berkurnagnya daya larut atau terjadinya penggumpalan.Di dalam pengolahan tahu banyak bahan kimia yang di gunakan berupa asam muapun garam. Protein merupakan senyawa yang mempunyai banyak muatan dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam atau basa). Dalam alrutan asam (pH rendah) gugus amino bereaksi dengan H+ sehingga protein bermuatan positif, sebaliknya dalam suasana basa (pH tinggi) protein akan bereaksi dengan (OH) atau bermuatan negative. Pada pH tertentu yang di sebut isolistrik adalah dimana keadaan muatan gugus amino darkabrobsil saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol koagulasi paling cepat terjadi pada titik isolistrik ini, dan prinsip ini di gunakan dalam pengolahan dengan cara koagulasi. Titik isolistrik protein pada pH 4,5-4,7
LAMPIRAN KUIS
3. Diketahui basis 350 gram, kelapa : air = 3 : 5 dengan 40 %, sukrosa 60%.
Hitung berat masing-masing bahan.
Jawab : kelapa dan air =40 x 350 = 140 gram
100
Kelapa = 3 x 140 = 52,5 gram
8
Air = 5 x 140 = 87,5 gram
8
Sukrosa = 60 x 350 = 210 gram
100
4. Diketahui basis 350 gram, susu 40% dan sukrosa 60%. Hitung berat
bahan.
Jawab : susu = 40 x 350 = 140 gram
100
Sukrosa = 60 x 350 = 210 gram
100
5. Diketahui berat kacang tanah 750 gram, gula 21 gram, garam 10 gram.
Hitung % formulasinya.
Jawab :Basis = 750 + 21 + 10 = 781 gram
Kacang tanah = 750 x 100% = 96,03 gram 781
Gula = 21 x 100% = 2,69 gram 781
Garam = 10 x 100% = 1,28 gram 781
6. Jelaskan mekanisme dari gluten.
Jawab : mekanisme dari gluten yaitu gliadin dan glutenin yang ada dalam
tepung jika ditambahkan air akan membentuk adonan dan bila diremas
akan membentuk substansi gluten yang lengket dan elastis.
7. Jelaskan fungsi dari mentega dan telur
Jawab : Mentega : berfungsi sebagai pembangkit rasa, membantu menahan gas karena gluten lebih mengikat udara, dan membuat volume menjadi lebih baik.
Telur : Telur akan berfungsi sebagai bagian pelengkap untuk menambah citarasa dan gizi pada roti. Di samping akan memberikan warna yang menarik, telur juga berfungsi sebagai pelengkap cairan dan lemak. Putih telur akan berfungsi sebagai bahan cair dalam adonan, dan di dalam kegunaannya, kekentalan putih telur akan bekerja jauh lebih baik dibandingkan dengan air. Kuning telur akan berfungsi sebagai lemak dalam roti. Rasanya yang gurih akan membuat roti terasa lebih lengkap daripada tidak menggunakan telur sama sekali.
LAMPIRAN SNI
Mutu Tahu Berdasarkan SNI
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan1.1. Bau1.2. Warna
1.3. Penampakan
NormalPutih normal/kuning normalNormal, tidak berlendir dan tidak berjamur
2. Abu %b/b Min.1,0
3. Protein%b/b Min 9,0
4. Lemak %b/b Min 0,55. Serat Kasar Maks. 0,1
6. Bahan tambahan makanan Sesuai SNI 01-02222-1988
7. Cemaran Logam7.1. Timbal7.2. Tembaga7.3. Seng7.4. Timah7.5. Raksa
mg/kgMaks 2,0Maks 30Maks 40Maks 40Maks 0,03
8. Cemaran Arsen Maks 1,0
9. Cemaran Mikroba9.1. Bakteri Koli9.2. Salmonela
/25gAPM/ g
Maks 10Negatif
(Sumber : Pusat Standarisasi Industri, 1994)