Upload
budi-raharjo
View
340
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP
PT.PSP.A.3-1.2012
PEDOMAN TEKNISPENGEMBANGAN OPTIMASI LAHAN
TA. 2012
DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHANDIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIANJAKARTA, 2012
i
KATA PENGANTAR
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan dimaksudkan sebagai acuan dan panduan bagi para petugas Dinas lingkup Pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan) baik Propinsi, Kabupaten/kota maupun petugas lapangan dalam melaksanakan kegiatan Optimasi Lahan yang dananya bersumber dari dana APBN TA. 2012. Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan mencermati pedoman ini dengan seksama, dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi keragu-raguan dalam implementasi kegiatan dilapangan serta kendala /hambatan yang ada akan dapat diatasi sehingga kinerja yang diperoleh dapat tercapai secara optimal . Muatan pedoman teknis ini bersifat umum karena berlaku secara nasional, sehingga perlu dijabarkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan oleh Dinas lingkup Pertanian Propinsi dan Petunjuk Teknis oleh Dinas lingkup Pertanian Kabupaten/Kota secara lebih rinci sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing-masing. Untuk meningkatkan pemahaman petugas terhadap pedoman teknis ini, sangat diharapkan dalam berbagai kesempatan yang ada (misalnya Acara
ii
Sosialisasi, Rapat Koordinasi, Rapat Teknis, Supervisi dsbnya) Pedoman Teknis ini dapat didiskusikan bersama secara intensif. Dengan demikian diharapkan semua pihak terkait di Pusat dan Daerah dapat memiliki kesamaan pandangan, gerak dan langkah dalam melaksanakan kegiatan ini. Akhirnya, sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan dengan sebaik-baiknya dalam bingkai waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan melalui kegiatan ini benar-benar dapat dinikmati manfaatnya bagi sebesar-besarnya kesejahteraan petani di Indonesia.
Jakarta, Januari 2012
Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan,
Ir.Tunggul Imam Panudju, Msc NIP.195805261987031002
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................ i DAFTAR ISI ..................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ....................................... v I. PENDAHULUAN ..................................... 1
A. Latar Belakang ................................ 1 B. Tujuan ............................................. 2 C. Sasaran ............................................ 3 D. Pengertian ....................................... 4
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN ................ 7 A. PERSIAPAN .................................... 7 B. PELAKSANAA ................................. 8 III. SPESIFIKASI TEKNIS ............................. 9
A. Norma .............................................. 9 B. Standar Teknis ................................ 9 C. Kriteria ............................................. 10
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ................... 11
A. Cara Pelaksanaan ........................... 11 B Tahapan Pelaksanaan ..................... 11 C. Pelaksanaan/Konstruksi .................. 17 D. Jadwal Kegiatan .............................. 19 E. Pendanaan ...................................... 19
iv
V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN .................................. 21
A. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Propinsi ................................. 21 B. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Kab./Kota ............................... 22 C. Format Laporan ............................... 23 D. Alur Laporan .................................... 24
VI. INDIKATOR KINERJA OPTIMASI LAHAN 26 A. Indikator Keluaran (Outputs) ............. 26 B. Indikator Hasil (Outcomes) ............... 26
C. Indikator Manfaat (Benefits) ............. 27 D. Indikator Dampak (Impacts) ............. 27
VII. PENUTUP ................................................ 28
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran 1. Sasaran Lokasi Pengembangan Optimasi Lahan Tahun 2012 ................... 29 2. Lampiran 2. Contoh RUKK Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan ............. 36 3. Lampiran 3. Contoh Jadwal Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 ................... 37 4. Lampiran 4. Contoh Format Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Ditjen. PSP TA. 2012 (form PSP.01) ....... 38 5. Lampiran 4 (lanjutan). Contoh Format Laporan Manfaat Kegiatan Ditjen. PSP TA. 2012 (form PSP.03) .......................... 39 6. Lampiran 5. Contoh Format Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Ditjen. PSP TA. 2012 (form PSP.02) ....... 41 7. Lampiran 5 (lanjutan). Contoh Format Laporan Manfaat Kegiatan Ditjen. PSP TA. 2012 (form PSP.04) .......................... 42 8. Lampiran 6. Contoh Outline Laporan Akhir Kegiatan Optimasi Lahan TA. 2012 . 43
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahan pertanian adalah salah satu faktor produksi yang
sangat penting, karena lahan merupakan media tumbuh
bagi tanaman. Banyak lahan-lahan pertanian yang
sementara tidak diusahakan, apabila ditangani maka
lahan dimaksud dapat menghasilkan produksi yang
optimal.
Optimasi lahan pertanian merupakan usaha
meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan
pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya
perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan,
sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih
produktif. Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan
untuk memenuhi kriteria lahan usahatani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan perternakan dari
aspek teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta
peningkatan infrastruktur usahatani yang diperlukan.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 2
Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang
terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi
kerawanan pangan, terutama 3 (tiga) komoditi utama
yaitu padi, jagung dan kedelai.
Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan yang
sementara tidak diusahakan dan lahan yang indeks
pertanamannya (IP) masih rendah, maka pada TA.
2012 dilaksanakan kegiatan pengembangan optimasi
lahan, sebagai upaya perluasan areal tanam bagi
komoditi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan.
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah:
a. Memanfaatkan lahan yang sementara tidak
diusahakan menjadi lahan pertanian produktif
dan meningkatkan indeks pertanaman (IP) untuk
memperluas areal tanam.
b. Meningkatkan produksi pertanian
c. Melestarikan sumber daya lahan pertanian
d. Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha di pedesaan.
e. Mendukung program Ketahanan Pangan
Nasional.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 3
C. Sasaran
Sasaran kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk :
1. Mendukung Subsektor Tanaman Pangan, yaitu
pada lahan kawasan tanaman pangan yang
sementara tidak diusahakan dan intensitas
pertanaman (IP) rendah (≤100), pada lahan
beririgasi, lahan kering, lahan tadah hujan dan lahan
rawa.
2. Mendukung Subsektor Hortikultura
Lahan kawasan komoditi hortikultura yang belum
optimal, diprioritaskan pada komoditi unggulan
nasional dan/atau lokal.
3. Mendukung Subsektor Perkebunan
Optimasi lahan perkebunan diarahkan pada lahan
kawasan perkebunan rakyat yang sementara tidak
diusahakan, kurang produktif dan atau IP rendah.
4. Kawasan Peternakan
Optimasi lahan peternakan diarahkan pada lahan
HMT dan padang pengembalaan yang sementara
tidak diusahakan.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 4
5. Sasaran kegiatan optimasi lahan tahun 2012 adalah
seluas 207.800 ha, yang terdiri dari kawasan
tanaman pangan 188.600 ha, hortikultura 5.450 ha,
perkebunan 13.200 ha dan peternakan 550 ha yang
tersebar di 30 Propinsi pada 305 Kabupaten/Kota.
Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.
D. Pengertian
Dalam pelaksanaan optimasi lahan pertanian terdapat
pengertian-pengertian / istilah, sebagai berikut :
1. Optimasi Lahan Pertanian adalah usaha
meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan
yang sementara tidak diusahakan atau IP rendah
menjadi lahan usahatani yang lebih produktif,
melalui perbaikan fisik dan kimiawi tanah serta
sarana dan prasarana lainnya dalam menunjang
peningkatan areal tanam dan atau indeks
pertanaman (IP). Pelaksanaan fisik meliputi
pembersihan lahan dan pengolahan lahan sampai
kondisi siap tanam, perbaikan kesuburan lahan,
perbaikan sarana dan prasarana serta
pemeliharaan.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 5
2. Lahan Pertanian sementara tidak diusahakan adalah lahan pertanian yang tidak diusahakan
disebabkan oleh faktor pembatas daya dukung
lahan dan kelengkapan / kondisi insfrastruktur
pertanian, sehingga kondisinya ditumbuhi alang-
alang dan semak belukar.
3. Lahan pertanian dengan gap Indeks Pertanaman (IP) adalah lahan pertanian yang belum diusahakan
secara optimal dan berpotensi untuk ditingkatkan
indeks pertanamannya.
4. Sawah Beririgasi Teknis adalah sawah yang
memperoleh pengairan dimana saluran pemberi
terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan
dan pembagian air irgasi dapat sepenuhnya diatur
dan diukur dengan mudah. Jaringan irigasi seperti
ini biasanya terdiri dari saluran primer, sekunder
dan tersier. Saluran induk, sekunder dan
bangunannya dibangun, dikuasai dan dipelihara
oleh pemerintah.
5. Sawah Beririgasi Setengah Teknis adalah sawah
berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya
menguasai bangunan penyadap untuk dapat
mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan
jaringan selanjutnya tidak diukur dan tidak dikuasai
pemerintah.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 6
6. Sawah Berpengairan Sederhana adalah sawah
yang memperoleh pengairan dimana cara
pembagian dan pembuangan airnya belum diatur,
walaupun pemerintah sudah ikut membangun
sebagian dari jaringan tersebut (misalnya biaya
membuat bendungannya).
7. Sawah Beririgasi Desa adalah sawah yang
memperoleh pengairan dari jaringan irigasi desa
(JIDES) yaitu jaringan irigasi berskala kecil yang
terdiri dari bangunan penangkap air (bendung,
bangunan pengambilan), saluran dan bangunan
pelengkap lainnya. JIDES dibangun dan dikelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa baik
dengan atau tanpa bantuan pemerintah.
8. Lahan Tadah Hujan/Lahan Kering adalah lahan
usaha tani yang sumber air utamanya berasal dari
air curah hujan.
9. Lahan Rawa adalah lahan usaha tani yang sumber
air utamanya berasal dari air rawa.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 7
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan pengembangan optimasi lahan
pertanian berupa :
A. Persiapan
1. Pembuatan petunjuk pelaksanaan
2. Pembuatan petunjuk teknis
3. Koordinasi dengan instansi terkait
4. Sosialisasi kegiatan
5. Inventarisasi calon petani dan calon lokasi
(CPCL).
6. Penetapan lokasi dan petani pelaksana
7. Pembuatan rekening kelompok
8. Musyawarah kelompok tani (Rembug Desa)
9. Pembuatan desain sederhana
10. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok (RUKK)
11. Transfer dana
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 8
B. Pelaksanaan
1. Konstruksi
a. Pelaksanaan fisik ;
b. Penyediaan sarana produksi
c. Penanaman
d. Pemeliharaan
2. Monitoring
3. Evaluasi
4. Pelaporan
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 9
III. SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis kegiatan pengembangan optimasi
lahan meliputi norma, standar teknis dan kriteria sebagai
berikut :
A. Norma
Optimasi lahan diarahkan untuk perluasan areal tanam
dan peningkatan produksi melalui pemanfaatan lahan
yang sementara tidak diusahakan dan peningkatan
indeks pertanaman (IP) pada lahan kawasan pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan.
B. Standar Teknis
1. Luas hamparan ≥ 10 ha.
2. Tipologi lahan beririgasi, lahan kering atau rawa.
3. Subsektor tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan atau peternakan.
4. Komoditas yang dikembangkan sesuai dengan
subsektor satker pelaksana.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 10
C. Kriteria
Kriteria lokasi pelaksanaan kegiatan optimasi lahan
sebagai berikut :
1. Optimasi lahan dilaksanakan pada lahan kawasan
pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan) yang sementara tidak
diusahakan atau lahan pertanian yang belum
diusahakan secara optimal yang berpotensi untuk
ditingkatkan indeks pertanamannya.
2. Status lahan jelas dan tidak dalam sengketa.
3. Petani sasaran adalah petani pemilik penggarap
atau penggarap, yang bersedia secara
berkelompok mengikuti kegiatan dan melakukan
pemeliharaan selanjutnya.
4. Ada potensi sumber air baik sumber air permukaan,
air tanah maupun air hujan dalam jumlah yang
cukup.
5. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap
maksimum 2 ha/KK.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 11
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Cara Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan penyiapan lahan dilakukan
sebesar-besarnya melibatkan partisipasi masyarakat/petani setempat. Dengan mekanisme ini
diharapkan dapat ditumbuhkan semangat
kebersamaan, rasa memiliki dalam
melestarikan/memelihara hasil kegiatan. Semua
komponen kegiatan optimasi lahan direncanakan dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh kelompok tani melalui
mekanisme musyawarah kelompok tani (Rembug
Desa).
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Persiapan a. Pembuatan petunjuk pelaksanaan
Pembuatan petunjuk pelaksanaan dilakukan
oleh dinas propinsi sebagai penjabaran dari
pedoman teknis yang dibuat oleh pusat sesuai
dengan kondisi daerah.
b. Pembuatan petunjuk teknis
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 12
Pembuatan petunjuk teknis dilakukan oleh
dinas Kab./Kota sebagai penjabaran dari
petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh
propinsi sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
c. Koordinasi
Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait di
kabupaten/kota termasuk dengan aparat desa
dan masyarakat luas, untuk memperoleh
dukungan dan kemudahan dalam pelaksanaan
kegiatan.
d. Sosialisasi
Sosialisasi bertujuan agar masyarakat
mengetahui dengan jelas tentang rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga
masyarakat bersedia berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut.
e. Inventarisasi Calon Petani dan Calon Lokasi
(CPCL)
Inventarisasi calon petani dan calon lokasi
(CPCL) dilakukan oleh petugas Dinas lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota (Tim Teknis)
berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 13
memperoleh calon lokasi dan calon petani
pelaksana kegiatan optimasi lahan.
Inventarisasi calon lokasi meliputi faktor-faktor
pembatas/ kritis yang menyebabkan lahan
sementara tidak diusahakan dan IP rendah
antara lain : modal, tenaga kerja, prasarana,
lahan absentee dll. Diharapkan pada tahun
yang akan datang CPCL sudah dilakukan
pada tahun sebelumnya dan dimasukkan
dalam proposal.
f. Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana
Penetapan lokasi dan petani pelaksana
berdasarkan hasil inventarisasi CPCL yang
memenuhi standar teknis dan kriteria, yaitu
dipilih calon lokasi yang paling ringan faktor
pembatasnya. Selanjutnya ditetapkan dengan
Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten/ Kota.
g. Pembuatan Rekening Kelompok
Rekening kelompok diperlukan untuk
menerima transfer dana dalam rangka
bantuan sosial ini dari dana Tugas
Pembantuan. Rekening kelompok yang
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 14
dimaksud merupakan rekening bersama
antara ketua kelompok dengan Kepala Dinas
kabupaten/kota, dalam bentuk rekening
tabungan pada Bank Pemerintah terdekat.
h. Musyawarah Kelompok Tani (Rembug Desa)
Musyawarah kelompok tani (rembug desa)
dimaksudkan untuk menyusun perencanaan
secara partisipatif sesuai aspirasi masyarakat,
sehingga diharapkan mereka akan merasa
memiliki dan bersedia memelihara
kelanjutannya.
Dalam musyawarah kelompok tani (Rembug
Desa), petugas bertindak sebagai fasilitator.
Hasil dari musyawarah kelompok tani menjadi
bahan dalam penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan Kelompok (RUKK).
i. Desain Sederhana (DS)
Desain sederhana digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan
dan dibuat dengan memperhatikan kondisi
lapangan, kebutuhan lapangan, kecukupan
dana, kesediaan bahan-bahan setempat
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 15
berdasarkan hasil musyawarah kelompok tani.
Desain sederhana dibuat oleh Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota.
Hasil desain sederhana terdiri dari :
1). Sket lokasi yang menggambarkan
keberadaan calon lokasi optimasi lahan
dan digambar pada peta administratif
desa.
2). Desain sederhana dapat dibuat dalam
bentuk gambar tanpa skala (sket), terdiri
dari :
a). Gambar desain yang memuat ;
- Batas lokasi optimasi lahan dan
batas kepemilikan lahan masing-
masing petani peserta.
- Lokasi bidang olah, calon
pembangunan infrastruktur
pertanian (jalan usahatani,
perbaikan saluran, dll).
b). Desain sederhana yang lebih detail
berikut ukuran / dimensi di gambar
jelas tersendiri.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 16
c). Lay out (tata letak) lubang
pertanaman (tanaman perkebunan
dan hortikultura tahunan sesuai
rencana komoditi yang
dikembangkan).
3). Jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan
rencana anggaran biaya (RAB).
4). Daftar definitif petani dan luas pemilikan
lahan.
j. Penyusunan RUKK
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok (RUKK), berdasarkan hasil
musyawarah kelompok tani dan hasil desain
sederhana, dilaksanakan secara bersama-
sama antara petani dan petugas untuk
menentukan kegiatan definitif yang akan
dilaksanakan.
Dalam penyusunan RUKK apabila terdapat
penggunaan dana dari APBD atau swadaya
petani supaya dicantumkan. Contoh RUKK
seperti pada lampiran 2.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 17
k. Transfer dana
Mekanisme transfer dana mengacu pada
pedoman pengelolaan dana bantuan sosial
yang dikeluarkan oleh Ditjen. PLA.
2. Pelaksanaan/Konstruksi
a. Pelaksanaan Fisik
1) Pembersihan lahan, dilakukan dengan cara
menebang dan mengumpulkan potongan
pohon dan semak belukar tanpa
pembakaran.
2) Pengolahan lahan sampai kondisi siap
tanam, dapat berupa pekerjaan
pencangkulan atau pembajakan, perataan
bidang olah, pembuatan petak-petak,
pengguludan, surjan, tabukan, pembuatan
lubang tanam dan kegiatan lainnya
tergantung komoditas yang akan ditanam.
3) Perbaikan kesuburan, dilakukan pada
lahan-lahan yang tidak atau kurang subur
dengan cara perbaikan fisik dan kimia
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 18
tanah melalui pemberian pupuk
organik(kompos, zeolit, kotoran hewan dan
lain-lain) maupun pupuk anorganik (urea,
KCl, ZA dan lain-lain), pengapuran sesuai
dengan kebutuhan serta upaya lain sesuai
dengan faktor keterbatasan lahan/kondisi
lahan setempat.
4) Perbaikan sarana dan prasarana, dengan
melakukan upaya perbaikan/ optimasi
sarana dan prasarana yang diperlukan
(saluran irigasi dll).
b. Penyediaan Sarana Produksi
Penyediaan sarana produksi berupa benih/
bibit tanaman, pupuk (organik / anorganik),
pestisida (insktisida dan herbisida) dan
peralatan pertanian ringan (cangkul, hand
sprayer, sabit, chopper, dan peralatan lainnya
yang diperlukan di lapangan).
c. Penanaman
Penanaman dilakukan sesuai dengan
teknologi produksi spesifik lokasi, yang efisien
dan ramah lingkungan. Sesuai jadwal
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 19
kegiatan, maka penanaman dilaksanakan
mulai Musim Tanam April s/d September
2012.
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan hasil pelaksanaan kegiatan ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab
masyarakat secara swadaya, terutama petani
yang mendapatkan manfaat langsung dari
kegiatan optimasi lahan.
C. Jadwal Kegiatan
Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota supaya
mengikuti jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai
tahapan kegiatan optimasi lahan, yang dituangkan
dalam ”Jadwal Palang” pada Lampiran 3.
D. Pendanaan
Biaya pelaksanaan kegiatan optimasi lahan dibiayai
dari dana Tugas Pembantuan (TP) tahun 2012
sebesar Rp. 2.250.000,-/Ha, Transfer dana dilakukan
untuk perkelipatan 10 Ha, dengan perincian sebagai
berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 20
Belanja Sosial Pembelanjaan dalam bentuk Uang
(573111) Rp. 22.400.000,-
Belanja Perjalanan Lainnya Rp. 100.000,-
Dalam pelaksanaan bantuan sosial untuk kegiatan
optimasi lahan agar mengacu pada Pedoman
Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun 2012 yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian.
Untuk kegiatan yang bersifat non fisik antara lain;
koordinasi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain
sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug
desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi serta
pelaporan menggunakan dana Administrasi Kegiatan,
bila tidak mencukupi diharapkan dapat disediakan dari
dana APBD.
Untuk pemeliharaan dan keberlanjutan hasil kegiatan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat
petani secara swadaya.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 21
V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Dalam pelaksanaan optimasi lahan dilakukan kegiatan
pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh
Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan
tanggung jawabnya.
A. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Propinsi
Kegiatan di Tingkat Propinsi dilaksanakan oleh Dinas
Lingkup Pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura,
Perkebunan dan Peternakan), sebagai berikut :
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan sebagai
penjabaran dari pedoman teknis pusat yang
disesuaikan dengan kondisi lokalita setempat.
2. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan
evaluasi.
3. Menyusun rekapitulasi laporan perkembangan
pelaksanaan kegiatan optimasi lahan dan
disampaikan ke Direktorat Perluasan dan
Pengelolaan Lahan.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 22
B. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Kabupaten/ Kota
Kegiatan fisik optimasi lahan dilaksanakan oleh Dinas
Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota, sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi vertikal dan horizontal
dengan instansi terkait.
2. Menyusun petunjuk teknis sebagai penjabaran
dari petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh
Propinsi yang disesuaikan dengan kondisi lokalita
setempat.
3. Melaksanakan pembangunan fisik kegiatan
optimasi lahan melalui mekanisme bantuan sosial
(transfer uang)
4. Melaksanakan bimbingan teknis kepada para
petugas lapangan dan petani peserta pelaksana
kegiatan.
5. Menyusun laporan dan dokumentasi (sebelum,
sedang dan sesudah) pelaksanaan kegiatan, dan
disampaikan ke Propinsi dan tembusan ke Pusat
secara berkala.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 23
C. Format Laporan
Jenis laporan sebagai berikut :
1. Laporan Bulanan
Dinas lingkup pertanian Kabupaten/Kota wajib
membuat laporan bulanan. Dinas lingkup
pertanian propinsi merekapitulasi laporan dari
dinas lingkup pertanian Kab./Kota.
Format laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas
lingkup pertanian Kabupaten/Kota sesuai format
laporan PSP 01 dan PSP 03 sebagaimana pada
lampiran 4. Sedangkan format laporan yang
dibuat oleh Dinas lingkup pertanian Propinsi
sesuai format laporan PSP 02 dan PSP 04
sebagaimana pada lampiran 5.
2. Laporan Akhir
Laporan akhir agar lebih informatif dan
komunikatif dilengkapi dengan foto-foto
dokumentasi (sebelum, sedang dan selesai
pelaksanaan kegiatan). Outline laporan akhir
sebagaimana pada lampiran 6.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 24
D. Alur Laporan
Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan permasalahan serta upaya
pemecahan dalam mencapai sasaran. Laporan ini
berisi antara lain data dan informasi tentang
perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan,
pendayagunaan tenaga kerja, penyerapan tenaga
kerja, pembayaran tenaga kerja, hasil kerja fisik dan
lain-lain.
Alur laporan sebagai berikut :
1. Laporan bulanan dibuat oleh Dinas lingkup
Pertanian Kabupaten / Kota dan dikirim ke
Propinsi untuk diolah lebih lanjut dengan
tembusan ke Pusat.
2. Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota selanjutnya
direkapitulasi oleh Dinas Lingkup Pertanian
Propinsi dan dikirim ke Pusat dengan alamat :
Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Ditjen. Prasarana dan Sarana Pertanian Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 12550. Telp. : 021-7805552
Fax. : 021-7805552
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 25
3. Laporan akhir dibuat oleh Dinas lingkup Pertanian
Kabupaten / Kota dan dikirim ke Dinas lingkup
Pertanian Propinsi untuk diolah lebih lanjut,
dengan tembusan ke Pusat.
4. Laporan akhir dibuat oleh Dinas lingkup Pertanian
Propinsi berdasarkan hasil laporan dari Dinas
lingkup Pertanian Kabupaten / Kota kemudian
dikirim ke pusat.
5. Waktu pengiriman
a. Laporan bulanan kabupaten dikirim paling
lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
b. Laporan bulanan propinsi dikirim paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 26
VI. INDIKATOR KINERJA OPTIMASI LAHAN
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan
optimasi lahan maka ditentukan indikator kinerja sebagai
berikut :
A. Indikator Keluaran (Outputs)
1. Meningkatnya pemanfaatan lahan terlantar dan IP
rendah seluas 207.800 ha, terdiri dari kawasan
tanaman pangan 188.600 ha, hortikultura 5.450
ha, perkebunan 13.200 ha dan peternakan 550
ha.
B. Indikator Hasil (Outcomes)
1. Meningkatnya indeks pertanaman (IP) pada
kawasan tanaman pangan sebesar 150 %
sedangkan pada kawasan hortikultura,
perkebunan dan peternakan masing-masing
sebesar 100 %.
2. Meningkatnya areal tanam pada kawasan
tanaman pangan seluas 188.600 ha, kawasan
hortikultura seluas 5.450 ha, kawasan perkebunan
seluas 13.200 ha dan kawasan peternakan seluas
550 ha.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 27
C. Indikator Manfaat (Benefits)
1. Membaiknya sarana dan prasarana pada
kawasan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan.
2. Terserapnya tenaga kerja petani (HOK) sebanyak
1.763.440 HOK.
2. Terwujudnya peningkatan pendapatan
masyarakat petani.
3. Terciptanya mekanisme kerja kelompok tani yang
efektif dan efisien
D. Indikator Dampak (Impacts)
1. Terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih
baik.
2. Terciptanya sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi di 305 kabupaten/kota.
3. Terwujudnya Ketahanan Pangan Daerah dan
Nasional
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 28
VII. PENUTUP
Kegiatan optimasi lahan dilaksanakan pada lahan pertanian
yang sementara tidak diusahakan dan lahan indeks
pertanaman (IP) rendah yang semula merupakan lahan
bermasalah untuk usahatani.
Oleh karena itu hasil yang telah diperoleh dari kegiatan
optimasi lahan perlu dipelihara oleh petani agar
memberikan manfaat sebesar-besarnya secara
berkelanjutan.
Sehubungan dengan hal ini perlu dilakukan bimbingan dan
pembinaan secara terus-menerus oleh Dinas lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota dan petugas lapangan.
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 29
Lampiran 1
Lokasi Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan
TA. 2012
TP HORTI BUN TOTALANGGARAN
Ha Ha Ha Ha188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
1 ACEH 4,000 200 1,200 5,400 12,150,000,0001 Kab. Aceh Besar 400 100 500 1,125,000,0002 Kab. Aceh Selatan 200 200 450,000,0003 Kab. Aceh Timur 300 300 675,000,0004 Kab. Aceh Jaya 100 100 225,000,0005 Kab. Aceh Singkil 200 200 450,000,0006 Kab. Bireun 300 400 700 1,575,000,0007 Kab. Pidie 300 100 400 900,000,0008 Kab. Pidie Jaya 200 200 450,000,0009 Kab Aceh Utara 300 100 400 900,000,000
10 Kab. Nagan Raya 300 100 400 900,000,00011 Kab. Aceh Tenggara 200 200 450,000,00012 Kab. Aceh Tamiang 1000 400 1,400 3,150,000,00013 Kab Aceh Tengah 300 300 675,000,00014 Kab. Bener Meriah 100 100 225,000,000
2 SUMATERA UTARA 4,900 200 600 5,700 12,825,000,00015 Serdang Bedagai 300 100 400 900,000,00016 Kab. Tapanuli Selatan 200 50 250 562,500,00017 Kab. Tapanuli Utara 300 300 675,000,00018 Kab.Batubara 300 300 675,000,00019 Kab. Toba Samosir 300 50 100 450 1,012,500,00020 Kab. Deli Serdang 300 50 350 787,500,00021 Kab. Labuhan Batu 300 300 675,000,00022 Kab. Labuhan Batu Utara 300 100 400 900,000,00023 Kab. Padang Lawas Utara 300 300 675,000,00024 Kab. Tapanuli Tengah 300 100 400 900,000,00025 Kota Padang Sidempuan 0 50 100 150 337,500,00026 Kab.Asahan 400 400 900,000,00027 Kab Dairi 200 200 450,000,00028 Kab. Simalungun 300 100 400 900,000,00029 Kab Langkat 300 300 675,000,00030 Kab Mandailing Natal 300 300 675,000,00031 Kab Padang Lawas 200 200 450,000,00032 Kab. Pak - Pak Barat 200 200 450,000,00033 Kab. Nias Selatan 100 100 225,000,000
3 SUMATERA BARAT 3,000 400 400 3,800 8,550,000,00034 Tanah Datar 200 200 450,000,00035 Agam 300 100 400 900,000,00036 Kab. Pasaman 300 100 400 900,000,00037 Kab Solok 300 100 400 900,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 30
TP HORTI BUN TOTALANGGARAN
Ha Ha Ha Ha188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
38 Kab. Dharmas Raya 300 300 675,000,00039 Kab.Solok Selatan 300 300 675,000,00040 Kab.Pasaman Barat 300 100 400 900,000,00042 Lima Puluh Kota 300 300 675,000,00043 Padang Pariaman 300 100 400 900,000,00044 Sawah Lunto Sijunjung 300 100 400 900,000,00045 Pesisir Selatan 300 300 675,000,000
4 RIAU 2,400 450 200 3,050 6,862,500,00046 Kab Bengkalis 300 300 675,000,00047 Kab. Indragiri Hulu 300 300 675,000,00048 Kab. Indragiri Hilir 300 100 400 900,000,00049 Kab Kampar 300 100 200 600 1,350,000,00050 Kab. Kuwantan Sengingi 300 300 675,000,00051 Kab. Pelelawan 300 300 675,000,00052 Kab Rokan Hilir 300 300 675,000,00053 Kab Rokan Hulu 300 250 550 1,237,500,000
5 JAMBI 2,600 200 400 3,200 7,200,000,00054 Kab. Kerinci 400 100 200 700 1,575,000,00055 Kab Muaro Jambi 400 100 500 1,125,000,00056 Kab. Tanjung Jabung Timur 400 400 900,000,00057 Kab. Merangin 400 100 100 600 1,350,000,00058 Kab. Batang Hari 300 300 675,000,00059 Sarolangun 300 300 675,000,00060 Tanjung Jabung Barat 400 400 900,000,000
6 SUMATERA SELATAN 3,800 200 200 4,200 9,450,000,00061 Kab. Muara Enim 400 100 500 1,125,000,00062 Kab. OKU Timur 200 200 450,000,00063 Kab. Banyu Asin 400 400 900,000,00064 Kab. Musi Rawas 200 200 450,000,00065 Lahat 400 100 500 1,125,000,00066 Musi Banyuasin 400 100 500 1,125,000,00067 Ogan Komering Ilir 1000 100 1,100 2,475,000,00068 Ogan Komering Ulu 400 400 900,000,00069 Ogan Ilir 400 - 400 900,000,000
7 BENGKULU 7,400 150 100 7,650 17,212,500,00070 Kab. Rejang Lebong 400 50 450 1,012,500,00071 Kab. Bengkulu Selatan 1000 50 1,050 2,362,500,00072 Kab. Bengkulu Utara 400 400 900,000,00073 Kab. Seluma 400 100 500 1,125,000,00074 Kab. Muko Muko 2000 2,000 4,500,000,00075 Kab. Lebong 400 50 450 1,012,500,00076 Kaur 400 400 900,000,00077 Kepahiang 2000 2,000 4,500,000,00078 Bengkulu Tengah 400 400 900,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 31
TP HORTI BUN TOTAL
ANGGARANHa Ha Ha Ha
188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
8 LAMPUNG 4,900 200 400 5,500 12,375,000,00079 Pesawaran 400 50 450 1,012,500,00080 Kab. Lampung Selatan 400 400 900,000,00081 Kab. Lampung Utara 400 100 500 1,125,000,00082 Kab. Lampung Timur 500 100 600 1,350,000,00083 Kab. Lampung Tengah 400 50 100 550 1,237,500,00084 Kab. Tanggamus 400 50 450 1,012,500,00085 Kab. Tulang Bawang 400 50 450 1,012,500,00086 Kab. Way Kanan 400 400 900,000,00087 Kab. Lampung Barat 400 100 500 1,125,000,00088 Tulang Bawang Barat 200 200 450,000,00089 Pringsewu 400 400 900,000,00090 Mesuji 600 600 1,350,000,000
9 BANTEN 1600 - 100 1,700 3,825,000,00091 Kab. Pandeglang 400 400 900,000,00092 Lebak 400 100 500 1,125,000,00093 Serang 400 400 900,000,00094 Tangerang 400 400 900,000,000
10 JAWA BARAT 14,700 550 400 15,650 35,212,500,000 95 Garut 1000 100 100 1,200 2,700,000,00096 Kota Tasikmalaya 500 100 600 1,350,000,00097 Tasikmalaya 700 50 100 850 1,912,500,00098 Ciamis 700 700 1,575,000,00099 Karawang 5000 5,000 11,250,000,000
100 Bandung 500 100 600 1,350,000,000101 Bandung Barat 400 50 450 1,012,500,000102 Sukabumi 500 100 600 1,350,000,000103 Subang 1000 1,000 2,250,000,000104 Bogor 300 50 350 787,500,000105 Majalengka 500 500 1,125,000,000106 Sumedang 500 500 1,125,000,000107 Cirebon 500 100 600 1,350,000,000108 Cianjur 700 700 1,575,000,000109 Bekasi 400 400 900,000,000110 Indramayu 500 100 600 1,350,000,000111 Purwakarta 400 400 900,000,000112 Kuningan 400 400 900,000,000113 Kota Banjar 200 200 450,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 32
TP HORTI BUN TOTALANGGARAN
Ha Ha Ha Ha188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
11 JAWA TENGAH 21,800 450 2,600 500 25,350 57,037,500,000114 Semarang 500 100 600 1,350,000,000115 Pekalongan 600 100 700 1,575,000,000116 Kudus 500 100 600 1,350,000,000117 Pemalang 1000 100 1,100 2,475,000,000118 Tegal 700 50 100 850 1,912,500,000119 Demak 1000 1,000 2,250,000,000120 Blora 1000 1,000 2,250,000,000121 Rembang 800 200 1,000 2,250,000,000122 Sragen 1000 1,000 2,250,000,000123 Sukoharjo 1000 1,000 2,250,000,000124 Magelang 700 50 100 850 1,912,500,000125 Temanggung 1000 50 100 1,150 2,587,500,000126 Purbalingga 1000 100 1,100 2,475,000,000127 Wonosobo 1000 100 100 1,200 2,700,000,000128 Banjarnegara 1000 100 1,100 2,475,000,000129 Brebes 500 50 100 650 1,462,500,000130 Boyolali 500 100 600 1,350,000,000131 Grobogan 500 100 600 1,350,000,000132 Jepara 500 200 700 1,575,000,000133 Karanganyar 500 100 600 1,350,000,000134 Kebumen 500 100 600 1,350,000,000135 Pati 500 100 600 1,350,000,000136 Purworejo 1000 100 1,100 2,475,000,000137 Klaten 500 500 1,125,000,000138 Cilacap 500 100 600 1,350,000,000139 Wonogiri 500 100 600 1,350,000,000140 Banyumas 500 100 600 1,350,000,000141 Batang 500 100 500 1,100 2,475,000,000142 Kota Semarang 0 50 50 112,500,000143 Kendal 2000 200
12 DIY 2,000 200 - 2,200 4,950,000,000144 Sleman 600 50 650 1,462,500,000145 Bantul 400 50 450 1,012,500,000146 Gunung Kidul 400 50 450 1,012,500,000147 Kulon Progo 600 50 650 1,462,500,000
13 JAWA TIMUR 24,200 500 1,200 25,900 58,275,000,000148 Kab. Banyuwangi 700 700 1,575,000,000149 Kab. Jombang 700 100 800 1,800,000,000150 Kab. Malang 700 100 800 1,800,000,000151 Kab. Ngawi 700 400 1,100 2,475,000,000152 Kab. Pacitan 700 50 750 1,687,500,000153 Kab. Ponorogo 2500 2,500 5,625,000,000154 Kab. Sampang 2000 2,000 4,500,000,000155 Kab. Tulungagung 700 300 1,000 2,250,000,000156 Kab.Madiun 700 200 900 2,025,000,000157 Kab.Magetan 700 700 1,575,000,000158 Kab.Mojokerto 700 700 1,575,000,000159 Kab.Pamekasan 700 100 800 1,800,000,000160 Kab.Pasuruan 700 100 800 1,800,000,000161 Kab. Probolinggo 700 100 100 900 2,025,000,000162 Bangkalan 700 700 1,575,000,000163 Bondowoso 700 700 1,575,000,000164 Gresik 700 700 1,575,000,000165 Jember 700 700 1,575,000,000166 Kediri 700 700 1,575,000,000167 Nganjuk 700 700 1,575,000,000168 Situbondo 700 700 1,575,000,000169 Sumenep 600 600 1,350,000,000170 Trenggalek 2300 2,300 5,175,000,000171 Tuban 900 50 950 2,137,500,000172 Blitar 700 100 800 1,800,000,000173 Bojonegoro 700 700 1,575,000,000174 Lamongan 600 600 1,350,000,000175 Lumajang 600 600 1,350,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 33
TP HORTI BUN TOTAL
ANGGARANHa Ha Ha Ha
188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
14 KALIMANTAN BARAT 9,100 - - 9,100 20,475,000,000176 Kab Bengkayang 1000 1,000 2,250,000,000177 Kab Landak 800 800 1,800,000,000178 Kab Kapuas Hulu 800 800 1,800,000,000179 Kab Ketapang 800 - 800 1,800,000,000180 Kab Sangau 800 - 800 1,800,000,000181 Kab Melawi 1000 1,000 2,250,000,000182 Kab Sekadau 800 800 1,800,000,000183 Kab Kubu Raya 1000 1,000 2,250,000,000184 Kab Kayong Utara 800 800 1,800,000,000185 Kab. Sintang 1000 1,000 2,250,000,000186 Kota Pontianak 300 300
15 KALIMANTAN TIMUR 4,000 - - 4,000 9,000,000,000187 Kab Kutai Kertanegara 1000 - 1,000 2,250,000,000188 Kab Kutai Timur 1000 - 1,000 2,250,000,000189 Kab Kutai Barat 800 - 800 1,800,000,000190 Kab Bulungan 1000 1,000 2,250,000,000191 Kota Balikpapan 200 200 450,000,000
16 KALIMANTAN TENGAH 7,000 - - 7,000 15,750,000,000192 Kab Barito Selatan 1000 1,000 2,250,000,000193 Kab Kapuas 1000 1,000 2,250,000,000194 Kab Kotawaringin Barat 1000 1,000 2,250,000,000195 Kab Kota Waringin Timur 1000 1,000 2,250,000,000196 Kab Katingan 1000 - 1,000 2,250,000,000197 Kab Pulang Pisau 1000 1,000 2,250,000,000198 Kab Gunungmas 1000 1,000 2,250,000,000
17 KALIMANTAN SELATAN 11,000 - 100 11,100 24,975,000,000199 Banjar 2000 2,000 4,500,000,000200 Barito Kuala 1000 1,000 2,250,000,000201 Hulu Sungai Selatan 1000 - 100 1,100 2,475,000,000202 Hulu Sungai Tengah 1000 - 1,000 2,250,000,000203 Hulu Suangai Utara 1000 1,000 2,250,000,000204 Kota Baru 500 - 500 1,125,000,000205 Tabalong 1000 1,000 2,250,000,000206 Tanah Laut 1000 1,000 2,250,000,000207 Tapin 1000 1,000 2,250,000,000208 Balangan 1000 1,000 2,250,000,000209 Tanah Bumbu 500 500 1,125,000,000
18 NTB 4,800 150 450 5,400 12,150,000,000210 Lombok Barat 1000 100 1,100 2,475,000,000211 Lombok Tengah 400 400 900,000,000212 Sumbawa 500 500 1,125,000,000213 Bima 500 50 50 600 1,350,000,000214 Dompu 500 500 1,125,000,000215 Lombok Timur 900 100 300 1,300 2,925,000,000216 Lombok Utara 500 500 1,125,000,000217 Sumbawa Barat 500 500 1,125,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 34
TP HORTI BUN TOTAL
ANGGARANHa Ha Ha Ha
188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
19 MALUKU 1,600 - - 1,600 3,600,000,000218 Kepulauan Buru 1000 1,000 2,250,000,000219 Seram Bagian Barat 200 - 200 450,000,000220 Seram Bagian Timur 400 - 400 900,000,000
20 MALUKU UTARA 2,400 - 200 - 2,600 5,850,000,000221 Kab. Halmahera Timur 1000 1,000 2,250,000,000222 Halmahera Utara 1000 1,000 2,250,000,000223 Halmahera Selatan 400 100 500 1,125,000,000224 Halmahera Tengah 100
21 NTT 8,000 100 600 8,700 19,575,000,000225 Kab. Belu 1000 1,000 2,250,000,000226 Kab. Alor 0 300 300 675,000,000227 Kab. Sumba Barat 400 400 900,000,000228 Kab. Manggarai 600 600 1,350,000,000229 Kab. Timor Tengah Selatan 400 100 500 1,125,000,000230 Kab. Rote Ndao 400 400 900,000,000231 Kab. Sikka 400 400 900,000,000232 Timor Tengah Utara 1000 1,000 2,250,000,000233 Sumba Barat Daya 1000 100 1,100 2,475,000,000234 Manggarai Barat 1000 1,000 2,250,000,000235 Ende 400 400 900,000,000236 Sumba Tengah 400 400 900,000,000237 Manggarai Timur 0 100 100 225,000,000238 Kupang 1000 1,000 2,250,000,000239 Sumba Timur 100
22 SULAWESI SELATAN 19,000 500 300 - 19,800 44,550,000,000240 Kab. Bantaeng 400 400 900,000,000241 Kab. Bulukumba 500 500 1,125,000,000242 Kab. Gowa 1000 1,000 2,250,000,000243 Kab. Luwu 1000 1,000 2,250,000,000244 Kab. Luwu Utara 500 500 1,125,000,000245 Kab. Maros 1000 1,000 2,250,000,000246 Kab. Pangkep 400 100 500 1,125,000,000247 Kab. Pinrang 1000 1,000 2,250,000,000248 Kab. Tana Toraja 400 100 100 600 1,350,000,000249 Kab. Luwu Timur 500 500 1,125,000,000250 Kab. Toraja Utara 400 100 100 600 1,350,000,000251 Kab Barru 3000 100 100 3,200 7,200,000,000252 Kab Enrekang 400 100 500 1,125,000,000253 Kab Sidenreng Ramppang 1000 1,000 2,250,000,000254 Kab. Wajo 2000 2,000 4,500,000,000255 Kab. Bone 2000 2,000 4,500,000,000256 Kab Takalar 1000 1,000 2,250,000,000257 Kab. Jeneponto 1000 1,000 2,250,000,000258 Soppeng 1000 1,000 2,250,000,000259 Sinjai 500 500 1,125,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 35
TP HORTI BUN TOTALANGGARAN
Ha Ha Ha Ha188,600 5,450 13,200 550 207,800 467,550,000,000
23 SULAWESI BARAT 3,000 100 500 3,600 8,100,000,000260 Kab. Mamuju 1000 200 1,200 2,700,000,000261 Kab. Majene 0 100 100 225,000,000262 Kab. Mamasa 1000 1,000 2,250,000,000263 Kab. Mamuju Utara 0 100 100 225,000,000264 Kab. Polewali Mandar 1000 200 1,200 2,700,000,000
24 SULAWESI TENGAH 5,700 200 500 6,400 14,400,000,000265 Kab Parigimontong 1000 100 400 1,500 3,375,000,000266 Kab. Banggai 100 100 225,000,000267 Kab. Buol 400 400 900,000,000268 Kab. Donggala 1000 1,000 2,250,000,000269 Kab. Morowali 500 500 1,125,000,000270 Kab. Sigi 600 100 700 1,575,000,000271 Kep. Banggai 700 700 1,575,000,000272 Kab. Toli Toli 600 100 700 1,575,000,000273 Kab Poso 800 800 1,800,000,000
25 SULAWESI TENGGARA 3,200 - 1,100 - 4,300 9,675,000,000274 Kab. Konawe 500 100 600 1,350,000,000275 Kab. Kolaka 400 500 900 2,025,000,000276 Kab. Muna 100 100 200 450,000,000277 Kab. Konawe Selatan 500 100 600 1,350,000,000278 Kab. Konawe Utara 200 200 450,000,000279 Kab. Bombana 300 100 400 900,000,000280 Kota Kendari 500 500 1,125,000,000281 Kab. Buton Utara 700 100 800 1,800,000,000282 Kab. Kolaka Utara 100 100 225,000,000
26 SULAWESI UTARA 1,700 200 300 2,200 4,950,000,000283 Kab. Bolaang Mangondow 400 50 450 1,012,500,000284 Kab. Minahasa 200 50 250 562,500,000285 Kab. Minahasa Selatan 400 100 100 600 1,350,000,000286 Minahasa Utara 300 100 400 900,000,000287 Kota Tomohon 0 100 100 225,000,000288 Kab Sangihe 400 400 900,000,000
27 BALI 2,000 300 1,150 50 3,500 7,875,000,000289 Jembrana 100 100 225,000,000290 Karangasem 300 100 400 900,000,000291 Klungkung 100 50 150 337,500,000292 Badung 300 300 675,000,000293 Gianyar 300 300 675,000,000294 Bangli 100 50 150 337,500,000295 Buleleng 400 100 500 1,125,000,000296 Tabanan 400 200 950 50 1,600 3,600,000,000
28 PAPUA 4,400 - - 4,400 9,225,000,000297 Waropen 700 700 1,575,000,000298 Merauke 700 700 1,575,000,000299 Kota Jayapura 700 700 1,575,000,000300 Nabire 700 700 1,575,000,000301 Biak Numfor 300 300 675,000,000302 Jayawijaya 300 300 675,000,000303 Mappi 400 400 900,000,000304 Yalimo 300 300 675,000,000305 Jayapura 300 300 675,000,000
T O T AL
NO. PROPINSI / KABUPATENJML
NAK
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 36
Lampiran 2. Contoh
Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan
TA. 2012 Kabupaten/Kota : Kecamatan : Desa : Nama Kelompok Tani :
................................, ........................ 2011 Mengetahui Kepala Dinas Kab/Kota, Tim Teknis Kab/Kota, Ketua Kelompok Tani .................................. .................................. ..................................
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 37
Lampiran 3.
JADWAL KEGIATAN OPTIMASI LAHAN TA. 2012
No. Nama Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVA. Persiapan
1 Pembuatan Juklak oleh Propinsi2 Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota3 Koordinasi dengan Instansi terkait4 Sosialisasi5 Inventarisasi CPCL6 Penetapan Lokasi 7 Pembuatan rekening kelompok8 Musyawarah Kelompok Tani9 Pembuatan Desain Sederhana10 Penyusunan RUKK11 Transfer dana
B. Pelaksanaan1 Konstruksi
a. Pelaksanaan fisikb. Penyediaan saprodic. Penanamand. Pemeliharaan
2 Monitoring3 Evaluasi
- Kabupaten/Kota- Propinsi- Pusat
4 Pelaporan
Keterangan : Secara swadaya
BulanJanuari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 38
Lampiran_4Form PSP. 01
Dinas : ……………………………..Kabupaten : ……………………………..Provinsi : ……………………………..Subsektor : ……………………………..Program : ……………………………..Bulan : ……………………………..No. SP DIPA : ……………………………..
Anggaran Fisik Nama Desa/(Rp) (Ha/Km/Unit) (Rp) (%) (Ha/Km/Unit) (%) Kelompok Kecamatan
1 Perluasan dan Pengelolaan Lahan1. Cetak Sawah2. JUT3. Japrod4. Optimasi Lahan5. dst …..
2 Pengelolaan Air Irigasi1. JITUT2. JIDES3. Tata Air Mikro (TAM)4. dst ……..
3 Alat dan Mesin Pertanian1. Tractor Roda 22. Tractor Roda 43. dst ……….
4 Pupuk dan Pestisida1. Penguatan KP32. Skrening Pestisida3. dst ……….
5 Pembiayaan1. PUAP2. dst …..
Catatan :1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
T.A. 2011
Pagu DIPA Realisasi Terhadap Pagu DIPANo. Aspek/Kegiatan
Lokasi Kegiatan
JUMLAH
Koordinat Keterangan
Penanggung jawab kegiatan Kabupaten
Anggaran Fisik
………………………., …………………………...…… 2011
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 39
Lampiran 4 (lanjutan) Form PSP.03
Dinas : ………………………………Kabupaten : ………………………………Provinsi : ………………………………Subsektor : ………………………………NO SP DIPA : ………………………………
1 Perluasan dan Pengelolaan Lahan1. Cetak Sawah2. JUT3. Japrod4. Optimasi Lahan5. dst …..
2 Pengelolaan Air Irigasi1. JITUT2. JIDES3. Tata Air Mikro (TAM)4. dst ……..
3 Alat dan Mesin Pertanian1. Tractor Roda 22. Tractor Roda 43. dst ……….
4 Pupuk dan Pestisida1. Penguatan KP32. Skrening Pestisida3. dst ……….
5 Pembiayaan1. PUAP2. dst …..
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran
2. Laporan ke Ditjen PSP cq. ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8.
Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan. Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]
3. Manfaat harus terukur, contoh :
a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha,
sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton
b. Rehab JUT/JAPROD
Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton
sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;
c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha
Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat
kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton4. *) Coret yang tidak perlu
………...………………. ………………….…. 2011 Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten
LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
NO KEGIATAN Target Fisik DIPA Realisasi Fisik MANFAAT
TA. 2006/2007/2008/2009/2010*)
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 40
Lampiran 4. (lanjutan)Form PSP.03
Dinas : ………………………………..Kabupaten : ………………………………..Provinsi : ………………………………..Subsektor : ………………………………..Tahun : ………………………………..
A. Aspek Pengelolaan Air 1. JITUT2. JIDES 3. TAM 4. dst ……
B. Aspek Pengelolaan Lahan1. JUT2. Optimasi Lahan3. Reklamasi Lahan4. Pengembangan SRI5. dst ……..
C. Aspek Perluasan Areal 1 Cetak Sawah 2 Perluasan Areal Hortikultura3 Perluasan Areal Perkebunan4 dst
Catatan : 1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran
2. Laporan ke Ditjen PSP cq. ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementerian Pertanian Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]
3. Manfaat harus terukur, contoh :
a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton
b. Rehab JUT/JAPROD
Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;
c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha
Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton
4. *) coret yang tidak perlu
……………………….., …….……………. 2011
Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten
LAPORAN MANFAAT
No. Target Fisik DIPA
Realisasi Fisik ManfaatKegiatan
KEGIATAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIANTA. 2011
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 41
SKOR PEMBOBOTAN FISIK
KEGIATAN OPTIMASI LAHAN TA. 2012
KEGIATAN BOBOT (%)
A. PERSIAPAN 20
1 SK Tim Teknis 2 2 CPCL 3 3 Desain 4 4 RUKK 4 5 Perjanjian kerjasama dan pembukaan
rekening 4
6 Transfer Dana 3
B. PELAKSANAAN / KONSTRUKSI 80 1 2 3
Pelaksanaan fisik Penyediaan sarana produksi Penanaman
40 20 20
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 42
Lampiran 5. Form PSP.02
Dinas : ……………………………..Propinsi : ……………………………..Subsektor : ……………………………..Program : ……………………………..Bulan : ……………………………..
Anggaran Fisik(Rp) (Ha/Km/Unit) (Rp) (%) (Ha/Km/Unit) (%)
1 Dinas…………………………....*) A. Perluasan dan Pengelolaan LahanKab/Kota ………………………… 1. Cetak SawahNo. SP DIPA : ………..………… 2. JUT
3. Japrod4. Optimasi Lahan5. dst …..
B. Pengelolaan Air Irigasi1. JITUT2. JIDES3. Tata Air Mikro (TAM)4. dst ……..
C. Alat dan Mesin Pertanian1. Tractor Roda 22. Tractor Roda 43. dst ……….
D. Pupuk dan Pestisida1. Penguatan KP32. Skrening Pestisida3. dst ……….
E. Pembiayaan1. PUAP2. dst …..
2 Dinas…………………………..*)Kab/Kota ……………………….No. SP DIPA : ……...…………
1. Cetak Sawah2. JUT3. Optimasi Lahan4. JITUT5. Tractor Roda 26. dst ……..
1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : [email protected]*) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP. ………………………., ……………………...………………. 2011
Penanggung jawab kegiatan Propinsi
JUMLAH
Anggaran KeteranganFisikAspek/Kegiatan
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2011
No. Dinas Kabupaten/Kota*)Pagu DIPA Realisasi Terhadap Pagu DIPA
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 43
Lampiran 5 (lanjutan) Form PSP.04
Dinas : …………………………………….Provinsi : …………………………………….Subsektor : …………………………………….
DINAS KAB/KOTA ASPEK/KEGIATAN
1 Dinas………….**) A. Perluasan dan Pengelolaan LahanKab/Kota ……. 1. Cetak SawahNo SP DIPA : ……. 2. JUT
3. Japrod4. Optimasi Lahan5. dst …..
B. Pengelolaan Air Irigasi1. JITUT2. JIDES3. Tata Air Mikro (TAM)4. dst ……..
C. Alat dan Mesin Pertanian1. Tractor Roda 22. Tractor Roda 43. dst ……….
D. Pupuk dan Pestisida1. Penguatan KP32. Skrening Pestisida3. dst ……….
E. Pembiayaan1. PUAP2. dst …..
2 Dinas………….**)Kab/Kota …….No SP DIPA : …..
Catatan :1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran2. Laporan ke Ditjen PSP cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]. Manfaat harus terukur, contoh :
a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton b. Rehab JUT/JAPROD Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton
4. *) Coret yang tidak perlu **) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP.
………………. ………………….…………. 2011 Penanggungjawab Kegiatan Propinsi
REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
NO Target Fisik DIPA Realisasi Fisik MANFAAT
TA. 2006/2007/2008/2009/2010*)
Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan TA. 2012 44
Lampiran 6.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN OPTIMASI LAHAN TA. 2012
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sasaran Lokasi
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
2.1. Dukungan Pada Kawasan Komoditi 2.2. Komponen Kegiatan
III. LOKASI KEGIATAN
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 . Tahapan Kegiatan 4.2 . Realisasi Fisik dan Keuangan
V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
5.1 Permasalahan Yang Dihadapi 5.2 Pemecahan Masalah
VI. ANALISIS KINERJA
Input, Output, Outcome
VII. MANFAAT KEGIATAN
VIII. PENUTUP LAMPIRAN