12
Hipotesis/skema permasalahan Vaksinasi Vaksin Ayam Lived Killed DNA Subunit Broiler Layer Program vaksinasi - Umur - Jadwal - Syarat - Dosis Learning objectif: 1. Bagaimanakan program vaksinasi pada broiler dan layer 2. Apa saja macam vaksin dan sediaan nya 3. Bagaimana monotoring dan evaluasi pemberian vaksin 4. Apa sajakah pertimbangan rute pemberian vaksin Program Vaksinasi Pada Broiler Dan Layer Kusumaningsih et al. (2001) melaporkan terdapat delapan jenis vaksin yang sering digunakan pada ayam petelur selama masa produksinya, yaitu vaksin newcastle disease (ND), infectious bronchitis (IB), infectious bursal disease (IBD), snot (coryza), pox, infectious laryngotracheitis (ILT), egg drop syndrome (EDS), dan swallon head 1

44427823-vaksin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vaksin

Citation preview

Page 1: 44427823-vaksin

Hipotesis/skema permasalahan

Vaksinasi

Vaksin Ayam

Lived Killed DNA Subunit Broiler Layer

Program vaksinasi

- Umur

- Jadwal

- Syarat

- Dosis

Learning objectif:

1. Bagaimanakan program vaksinasi pada broiler dan layer

2. Apa saja macam vaksin dan sediaan nya

3. Bagaimana monotoring dan evaluasi pemberian vaksin

4. Apa sajakah pertimbangan rute pemberian vaksin

Program Vaksinasi Pada Broiler Dan Layer

Kusumaningsih et al. (2001) melaporkan terdapat delapan jenis vaksin yang sering

digunakan pada ayam petelur selama masa produksinya, yaitu vaksin newcastle disease

(ND), infectious bronchitis (IB), infectious bursal disease (IBD), snot (coryza), pox,

infectious laryngotracheitis (ILT), egg drop syndrome (EDS), dan swallon head syndrome

(SHS). Pada peternakan ayam petelur, rata-rata banyaknya vaksinasi (ulangan) untuk setiap

jenis vaksin dalam satu periode pemeliharaan adalah 12 kali untuk ND, 9,80 kali untuk IB,

2,60 kali untuk IBD, 2 kali untuk snot, serta masingmasing satu kali untuk pox, ILT, EDS,

dan SHS.

Untuk peternakan ayam potong, program vaksinasi selama masa pemeliharaan hanya

dilakukan terhadap ND dua kali dan masing-masing satu kali untuk IB dan IBD. Untuk ayam

buras, vaksinasi hanya dilakukan terhadap ND sebanyak 3 kali/ekor/tahun (Partadiredja

1999). Penggunaan vaksin marek tidak dimasukkan dalam perhitungan karena

pelaksanaannya langsung diberikan oleh perusahaan pembibitan

1

Page 2: 44427823-vaksin

Program Vaksinasi Ayam Broiler

Umur Vaksinasi terhadap penyakit

Jenis vaksin Cara pemberian

3 hari Nd dan ib Aktif Tetes mata7 hari Gumboro Aktif Tetes mata14 hari Gumboro Aktif Air minum18 hari Nd Aktif Air minum

(Risinglili, 2010).

Program Vaksinasi Ayam Petelur ( Layer )

Umur Vaksinasi terhadap penyakit

Jenis vaksin Cara pemberian

1 hari Ib Aktif (live) Tetes mata (tm)

4 hari Nd dan gumboro

Nd aktif dan gumboro aktif

Tm atau suntik

7 hari Gumboro Aktif Tm18 hari Nd Aktif Air minum21 hari Gumboro Aktif Air minum 30 hari Ib Aktif Air minum35 hari Nd Aktif Air minum6 minggu Ilt Aktif Air

minum/tm/th7 minggu Snot Inaktif Suntik im

FOWL POX Aktif Tusuk sayap8 minggu Nd Inaktif Suntik im9 minggu Nd dan ib Aktif Air minum12 minggu Ilt Aktif Air

minum/th/tm14 minggu Nd dan ib Aktif Air minum15 minggu Snot Inaktif Suntik im16 minggu Nd, ib, eds-76 Inaktif Suntik im20 minggu Nd dan ib Aktif Air minum

(Risinglili, 2010).

Catatan;

1. vaksinasi Marek’s disease dilakukan di Breeding farm

2. pada fase produksi beri ND aktif setiap 5-7 minggu

3. vaksinasi AI sesuai anjuran pabrik dan menyesuaikan dg vaksin lain.

2

Page 3: 44427823-vaksin

Macam-macam Vaksin

Macam vaksin Dosis dan waktu pemberianVaksin Marek Subcutan atau intramuskular pada DOC.

Vaksin Coryza Im pada dada/pahaDouble injeksi 0,5-1 ml pada ayam umur 10 minggu Initial dose 0,5-1 ml pada ayam umur 4-6 minggu . Booster 0,5-1 ml pada ayam umur 14-16 minggu

Vaksin Gumoro Vaksinasi Gumoro dilakukan 2 kali melalui air minum dengan selang 10 hari dan pada vaksinasi kedua dilakukan vaksinasi ND-IB Live  melalui air minum pula.

Vaksin Cocci Melalui air minum dan ada juga yang menyemprotkannya ke pakan. Vaksin ND Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes

mata, metode injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada. Vaksinasi ND Kill

Injeksi intramuskuler dilakukan secara berulang dimulai pada umur 20 minggu diulang setiap 6,5 bulan (26 minggu) kemudian.

Vaksin ND + IB Live

Dengan tetes mata pada hari pertama diikuti dengan injeksi subcutan pada hari kelima. Pengulangan berikutnya sangat sering terutama setelah umur 20 minggu, vaksinasi ini dilakukan setiap 5 minggu melalui air minum.

Vaksin IB Pemberian vaksin ini sangat mudah yaitu dengan mencampurkannya dalam air minum.

Vaksinasi triple yaitu ND+IB+EDS

Cara vaksinasi dilakukan dengan injeksi intramuskuler pada dada ayam saat minggu ke 15 sebelum ayam  masuk ke kandang baterai.

Vaksinasi Fowl Pox

Metode vaksinasi ini berbeda dengan yang lainnya yaitu dengan menusuk sayap ayam dengan menggunakan jarum khusus.

Vaksinasi ILT Dengan tetes mata, tetes hidung dan pemberian pada air minum.Vaksinasi AI (Flu Burung)

Saat ayam indukan(diatas 12 minggu) dilakukan vaksinasi dengan injeksi im 0,5 ke dada. Untuk ayam anakan dengan 0,2 ml subkutanAyam Buras Pedaging saat 4-7 hari subkutan pada pangkal leher  0,2 mlAyam buras petelur pada 4-7 hari subkutan pangkal leher 0,2 ml. Umur 3-4 minggu subkutan pangkal leher  0,5 ml. Setiap 3-4 bulan intramuskular dada 0,5 ml

(Sauvani, 2009).

Rute vaksinasi

1. Metode tetes mata

Metode tetes mata umumnya digunakan untuk vaksinasi ND+IB. Vaksin dengan

metode tetes mata pada anak ayam usia 3 hari. Karton atau doos yang digunakan untuk

pengemasan DOC dari breeder dapat digunakan untuk mengemas anak ayam sebelum

dilakukan vaksinasi dan pada saat vaksinasi, anak ayam tersebut diambil dari karton satu

persatu untuk dilakukan vaksinasi. Dengan demikian tidak ada anak ayam yang terlewati.

3

Page 4: 44427823-vaksin

Vaksin ini berupa serbuk yang dikemas di dalam vial. Pada saat penggunaan, tutup

ampul dibuka  dan dicampur dengan diluent khusus yang dapat dibeli bersamaan dengan

pembelian vaksin. Jangan langsung menuangkan seluruh diluent, cukup sebagian saja hingga

vaksin tersebut larut dan kemudian lakukan pembilasan beberapa kali dengan sisa diluent.

Botol diluent tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat penetes mata.

Anak ayam yang telah disiapkan sebelumnya, kami ambil seekor demi seekor dan kami

lakukan vaksinasi dengan meneteskan vaksin ke salah satu mata anak ayam tersebut. Pada

proses vaksinasi yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai vaksin tersebut habis terbuang

karena vaksin terus menerus menetes akibat cara memegang botol pelarut (yang digunakan

sebagai alat penetes) yang salah.

Kekurangannya yaitu lebih mahal dan memakan waktu lebih lama dari vaksinasi air.

Kelebihan vaksinasi ini adalah ketika vaksinasi air atau cocok dengan bersamaan vaksinasi

lain. Teknik ini dapat memastikan bahwa setiap burung menerima vaksin yang benar, sesuai

dosis.

2. Metode injeksi intramuskuler

Metode ini biasanya kami lakukan pada ayam usia 30 dan 50 minggu. Vaksinasi ini

hanya bersifat penggulangan atau booster terhadap vaksinasi yang telah dilakukan

sebelumnya. Metode ini memerlukan alat  bantu berupa stroker dan selang khusus. Stroker ini

merupakan alat suntik otomatis yang dapat kita atur berapa jumlah cairan yang akan kita

suntikan.

Persiapan yang harus dilakukan adalah melarutkan vaksin dengan aqua destilata.

Banyaknya aqua destilata tergantung dari dosis vaksin dan keinginan dari pelaku vaksinasi.

Biasanya kami menggunakan 0.3 ml perdosis vaksin sehingga kami melarutkan vaksin untuk

1000 dosis dengan 300 ml aqua destilata. Pada table vaksinasi, kami gunakan 11/2 – 2 dosis

untuk setiap ayam. Maksudnya adalah 1 ekor ayam kami suntik dengan dosis 11/2 kalinya 

atau double dosis namun tetap menggunakan jumlah pelarut yang sama sehingga tetap

menggunakan 300 ml aqua untuk 1500 atau 2000 dosis.

Cara melarutkannya sangat mudah yaitu dengan memasukan vaksin ke aqua destilata

yang telah diukur jumlahnya, kemudian kocok dan bilas ampul vaksin beberapa kali dengan

aqua tersebut. Setelah semua siap, pasang selang pada botol aqua tersebut dengan

menancapkan ujung selang yang mempunyai jarum khusus dan ujung pada belahan yang lain

disambungkan pada stroker. Yang perlu diperhatikan pada pemasangan stroker adalah

penyesuaian dosis pada alat tersebut, jika hanya menginginkan hanya 0,3 ml saja yang kita

4

Page 5: 44427823-vaksin

suntikan, maka alat tersebut juga harus kita set sehingga vaksin yang akan dikeluarkanpun

0,3 ml. Penyesuaian alat ini sangat mudah hanya dengan menyetel sekrup ulir pada ujung

alat.

Setelah semuanya siap, sekat kandang menjadi 2 bagian dengan menggunakan terpal.

Seluruh ayam dikumpulkan pada salah satu sisi kandang. Pegang 5 ekor ayam sekaligus pada

bagian kakinya dengan menggunakan satu tanggan dan usahakan agar dada ayam menghadap

ke atas untuk memudahkan penyuntikkan. Penyuntikkan dilakukan pada dada ayam dengan

hati-hati jangan sampai terlalu dekat dengan tulang dada dan jangan sampai tembus hingga

mengenai hati. Biasanya kami menyuntikkan stroker dengan jarak ± 0,5-1 cm dari tulang

dada  dengan arah suntikkan lebih mendatar.

Kekurangan teknik ini adalah harus dilakukan sevara hati-hati. Bila dilakukan dengan

ceroboh mengakibatkan kegagalan dan akan berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin

terjadi antara lain ayam menjadi stress sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan, leher

terpuntir (tortikolis), terjadinya abses (kebengkakan) pada leher, terjadi infeksi bakteri secara

campuran dan ayam menjadi mengantuk kurang bergairah.

3. Vaksinasi melalui air minum

Vaksinasi melalui air minum misalnya vaksinasi IB yang dilakuakan pada ayam umur

35 hari dan 13 minggu. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memuasakan air

minum pada ayam yang akan divaksin. Caranya adalah ambil seluruh tempat minum 2 jam

sebelum melakukan vaksinasi.

Setelah 2 jam kemudian, campurkan vaksin pada air minum ayam. Jumlah air minum

yang dicampurkan jangan terlalu banyak, hanya cukup untuk jumlah ayam dalam kandang

5

Page 6: 44427823-vaksin

tersebut namun harus habis dalam waktu 2 jam setelah pemberian. Hal ini dilakukan untuk

mencegah kerusakan vaksin akibat hawa panas sehingga tidak akan ada gunanya lagi. 

Pemberian vaksin ini dilakukan pada pagi hari. Pencampuran vaksin pada air minum

dilakukan pada tempat yang teduh dan pada saat membawa ke kandang pastikan agar air

minum tersebut tidak terpapar sinar matahari langsung  atau suhu yang tinggi karena dapat

merusak vaksin.

4. Vaksinasi La sota

Vaksinasi ND juga dapat diberikan dengan teknik La Sota. Vaksinasi ini dilakukan

pada ayam umur 4 hari, 28 & 29 hari, hari ke 56 & 57, minggu ke 12 dan minggu ke 16.

Metode pemberian vaksinasi ND La Sota ini ada 2 macam yaitu melalui air minum dan

injeksi intramuskuler pada otot dada. Pemilihan hari ke 28 & 29 serta hari ke 56 & 57 hanya

untuk memastikan bahwa kekebalan yang terbentuk dapat sempurna. Namun tidak menutup

kemungkinan jika anda yang ingin mengadopsi program vaksinasi ini tidak memberikan

vaksinasi ND metode air minum namun cukup dengan melakukan injeksi intramuskuler otot

dada saja.

5. Vaksinasi spray

Vaksinasi cocci dilakukan dengan spray meskipun kebanyakan peternak tidak

melakukan vaksinasi ini. Vaksinasi kami lakukan pada anak ayam berumur 5 hari. Metode

pemberian vaksinasi  yang kami lakukan adalah penyemprotan pada pakan.  Seperti layaknya

memberikan vaksinasi melalui air minum, anak-anak ayam ini juga dipuasakan makan 

terlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam sebelumnya.

Untuk persiapan vaksinasi, kami sediakan aqua destilata sebanyak 200 ml pada gelas

ukur dan diberikan stabilizer yang akan mencegah penggumpalan vaksin saat dicampur ke

dalam aqua. Jika stabilizer tersebut sudah tercampur dengan baik dan tidak terdapat

bongkahan yang tersisa, campur vaksin cocci tersebut dan diaduk kembali hingga semuanya

tercampur rata. Kemudian tambahkan aqua destilata hingga 500 ml, diaduk kembali dan

larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat penyemprot lalu disemprotkan secara merata ke

seluruh pakan yang terdapat dalam nampan pakan. Ulangi penyemprotan tersebut beberapa

kali pada nampan pakan yang sama hingga yakin benar bahwa seluruh pakan sudah terkena

vaksin cocci.

Nampan-nampan pakan tersebut diletakkan secara merata pada seluruh chickguard

sehingga anak-anak ayam tersebut tidak berebut makanan. Pemberian vaksin cocci pada

6

Page 7: 44427823-vaksin

pakan ini kami lakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan seperti halnya vaksin

yang lain, vaksin ini juga tidak boleh terpapar oleh sinar matahari secara langsung.

Monotoring Dan Evaluasi Pemberian Vaksin

Pada vaksinasi ND dan IB evaluasi yang penting adalah reaksi pernafasan ringan harus

terdeteksi pada 2 sampai 3 hari setelah vaksinasi dan harus berlangsung selama 5 sampai 7

hari. Reaksi ini bersifat self limiting. Jika reaksi tidak dapat dideteksi, ini perlu diselidiki,

sebagai stimulasi sedikit atau tidak ada kemungkinan sistem kekebalan tubuh terjadi. Reaksi

pernafasan ringan setelah vaksinasi adalah normal dan diperlukan untuk vaksin untuk

merangsang sistem kekebalan tubuh.

Umumnya evaluasi dari pemberian vaksin dilakukan setelah satu periode pemeliharaan

ayam dengan mengukur titer antibodi. Bagain lain yang perlu diperhatikan ada lingkungan,

epidemiologi kelompok

Penyebab kegagalan vaksinasi :

- vaksin tidak disimpan atau dikelola dengan benar, virus akan tidak aktif dan dengan

demikian tidak akan mengulangi dan merangsang sistem kekebalan tubuh. Bila tidak ada

reaksi terdeteksi, disarankan untuk mengevaluasi prosedur vaksinasi dan tanggapan antibodi.

Vaksin aktif harus disimpan dalam suhu 2-8°C. Jaga kebekuannya (dalam kondisi beku

kering). Jangan membuka vial vaksin atau botol kemasan apabila belum siap benar akan

digunakan

- homogenasi vaksin kurang benar

- dosis kurang tepat

- terburu-buru saat vaksinasi

- Air yang digunakan terkontaminasi padahal untuk melarutkan vaksin harus bebas dari

desinfektan

(Butcher, et.,al, 2009).

Pertimbangan Rute Pemberian Vaksin

Pada peternakan komersial yang terpenting adalah biaya. Karena itu untuk memilih rute

pemberian vaksin dipilih yang efektifitasnya tinggi.

7

Page 8: 44427823-vaksin

Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Newcastle Disease Vaccination Program, Queensland. Terhubung Dengan Http://Www2.Dpi.Qld.Gov.Au/Extra/Pdf/Health/Newcastle-Disease-5.Pdf

Anonim. 2009. Program Vaksinasi Ayam Petelur ( Layer ) Dan Broiler. Terhubung Dengan Http://Yudhiestar.Blogspot.Com/2010/01/Program-Vaksinasi-Ayam-Petelur-Layer.Html

Butcher, G. D, Miles, R. D And A. H. Nilipour.2009. Newcastle And Infectious Bronchitis Vaccine Reactions In Commercial Broilers Terhubung Dengan Http://Edis.Ifas.Ufl.Edu/Vm097

Kusumaningsih, A., S. Bahri, A. Nurhadi, E. Martindah, Dan E. Masbulan. 2001. Studi Kebijakan Penyediaan Dan Pengembangan Vaksin Dan Bahan Biologis Veteriner Untuk Menunjang Peningkatan Mutu Bibit Ternak Di Indonesia. Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Bagian Proyek Rekayasa Teknologi Peternakan Armp-Ii Tahun 1999/2000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Hlm. 391−404. Terhubung Dengan Http://Www.Pustaka-Deptan.Go.Id/Publikasi/P3243055.Pdf

Risinglili, A. 2010. Vaksinasi Pada Ayam. Terhubung Dengan Http://Www.Andela-Rassinglili.Co.Cc/2010/04/Vaksinasi-Pada-Ayam.Html

Sauvani, J. 2009. Modifikasi Vaksinasi  Glorry Farm. Terhubung Dengan Http://Www.Glory-Farm.Com/Psv/Modif_Vak.Htm

8