Upload
lambao
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 1
PENDAHULUAN
Salah satu upaya kongkret untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu
dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Sebagai Pengganti PP Nomor 24
Tahun 2005.
Dimana Tujuan Catatan Atas Laporan Keuangan adalah menyajikan
informasi penjelasan pos-pos Laporan Keuangan selama satu periode pelaporan
dalam rangka pengungkapan yang memadai mengenai dasar penyusunan Laporan
Keuangan, Kebijakan Akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi
tambahan yang diperlukan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk
melaporkan upaya - upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode
pelaporan untuk kepentingan : Akuntanbilitas, Manajemen, Transparansi,
Keseimbangan Antargenerasi dan Evaluasi Kinerja
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali
Mandar sebagai entitas pelaporan, berkewajiban menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan meliputi : laporan realisasi
anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Laporan dimaksud disusun berdasarkan asumsi bahwa
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar
5.1
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 2
merupakan unit organisasi yang mandiri yang diindikasikan dengan adanya
kewenangan untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan penuh
tanggung jawab, sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Menteri dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
Serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Akuntansi
Keuangan Berbasis Akrual.
5.1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
➢ Maksud
a. Sebagai bahan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar selama tahun anggaran 2017.
b. Sebagai bahan perbandingan realisasi penerimaan dan belanja dengan pagu
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektifitas dan efisiensi kinerja keuangan Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar selama tahun anggaran 2017.
➢ Tujuan
a. Untuk menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran
b. Untuk menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh
sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang telah
ditetapkan
c. Untuk menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang
telah dicapai
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 3
d. Untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya
e. Untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan
5.1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Adapun dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar, adalah sebagai beriku
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 21 Tahun 2011 Perubahan Kedua
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelola dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 4
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi
Sulawesi Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);
7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
9. Peraturan pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 tentang Perubahan Nama
Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 160);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 5
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 atas perubahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah;
16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 1 Tahun 2008 tentang
pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Polewali Mandar;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Polewali Mandar;
19. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 10 Tahun 2012 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran
2013;
20. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 38 Tahun 2017 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Susunan Organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar
21. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 56 Tahun 2016 Perubahan atas
Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Perangkat Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Polewali Mandar
22. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Struktur
Organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Polewali Mandar;
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 6
23. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 29 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 29 Tahun 2014
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dan
Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar;
24. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 37 Tahun 2014 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar;
25. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 40 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar;
26. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 38 Tahun 2017 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 46 tahun 2012 tentang
Panjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Polewali
Mandar Tahun Anggaran 2014;
5.1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
a. Menyajikan informasi mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan
Keuangan SKPD, landasan hukum penyusunan laporan keuangan, dan
sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD.
b. Menyajikan informasi yang berkaitan dengan kondisi ekonomi makro
periode berjalan dan periode sebelumnya serta perubahan-perubahan yang
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 7
terjadi, kebijakan keuangan dan indikator pencapaian target kinerja APBD
SKPD.
c. Menyajikan informasi tentang ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja
keuangan SKPD berupa realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi
program dan kegiatan serta hambatan dan kendala yang ada dalam
pencapaian target yang telah ditetapkan.
d. Menyajikan entitas akuntansi/ entitas pelaporan keuangan daerah SKPD,
basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD,
basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD,
serta penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam standar akuntansi pemerintahan pada SKPD.
5.1.4. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD
1. Rincian dari Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Neraca
a. Aset Lancar
b. Tetap
c. Aset Lainnya
d. Kewajiban Jangka Pendek
e. Aset Ekuitas
2. Rincian dari Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Laporan Operasional
a. Pendapatan – LO
b. Beban
c. Kegiatan Non Operasional
3. Rincian dari Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Laporan Perubahan
Ekuitas
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 8
a. Surplus / Defisit – LO
b. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar
c. Ekuitas Akhir
4. Rincian dari Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Laporan Realisasi
Anggaran
a. Pendapatan – LRA
b. Belanja
5. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas akuntansi/entitas
pelaporan yang menggunakan basis akrual pada Pemerintah daerah.
6. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 9
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD SKPD
5.2.1. Ekonomi Makro
Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
sanga dipengaruhi oleh besaran makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi,
nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi.
Berdasarkan Nota Kesepakatan Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA)
Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2018, diketahui bahwa
pada tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dimaksud disebabkan oleh adanya
pertumbuhan di beberapa sektor yaitu sektor bangunan, sektor angkutan dan
komunikasi, serta sektor perdagangan hotel dan restoran. Pada sektor pertanian
terdapat beberapa sub sektor yang mengalami pertumbuhan antara lain sub sektor
tanaman perkebunan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan, sedangkan
sub sektor tanaman bahan makanan dan peternakan mengalami penurunan.
5.2.2. Kebijakan Keuangan
Kebijakan Umum APBD sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepakatan
Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
Tahun Anggaran 2018, adalah merupakan sasaran dan kebijakan daerah dalam
satu tahun anggaran yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati
sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD).
5.2
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 10
Prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan dalam kebijakan umum
APBD (KUA) dititik beratkan pada penanggulangan kemiskinan, pembangunan
infrastruktur, peningkatan aksesbilitas dan kualitas pendidikan dan kesehaan.
Prioritas utama lainnya adalah pembangunan bidang pertanian, perikanan,
kehutanan dan pedesaan.
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali
Mandar, sebagai lembaga teknis daerah di bidang pengembangan manajemen
kepegawaian daerah, dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran tetap
memperhatikan berbagai faktor terkait dengan kebijakan umum APBD.
5.2.3. Program Pencapaian Target Kinerja
Untuk pencapaian target kerja tahun anggaran 2018 Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar, Program SKPD yang
terdiri dari 7 (tujuh) Program dan implementasi kedalam 38 (tiga puluh delapan)
Kegiatan. Sebagai Berikut:
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Penyediaan Jasa Surat Menyurat
- Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik
- Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan perizinan Kendaraa Dinas/
Opearasional
- Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
- Penyediaan Alat-alat Tulis Kantor
- Penyediaan barang Cetakan dan Penggandaan
- Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
- Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 11
- Penyediaan Makanan dan Minuman
- Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
- Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
b. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
- Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
- Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
- Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
- Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan
e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
- Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun
- Penyusunann RKA-SKPD dan DPA-SKPD
- Penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Iktisar Realisasi Kinerja SKPD
f. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
- Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas
- Pembangunan/ Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG)
- Penempatan PNS dan Pengembangan Karis PNS
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 12
- Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS
- Penetapan NIP dan Pengangkatan
- Pemberian Pengharagaan bagi PNS yang Berprestasi
- Penyusunan Formasi dan Analisis Kebutuhan Pegawai
- Pelaporan dan Evaluasi Disiplin Pegawai
- Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Daerah
- Penyusunan Buku Kepegawaian Tahunan
- Pelaporan Penilaian Prestasi Kerja PNS Secara Elektronik
- Penyelenggaraan Praja IPDN
- Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah
G. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
- Pendidikan dan Pelatihan Struktural bagi PNS Daerah
- Pendidikan dan Pelatihan Tugas Pokok dan Fungsi bagi PNS Daerah
- Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi Calon PNS Daerah.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 13
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD
5.3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Penyajian ikhtisar pencapaian kinerja keuangan dalam tahun 2018
diharapkan dapat dijelaskan secara obyektif. Keberhasilan pencapaian kinerja
dapat diketahui berdasarkan tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan.
Efisiensi dapat diukur dengan membandingkan output dengan input. Sedangkan
efektifitas diukur dengan membandingkan outcome dengan target yang
ditetapkan.
Adapun kinerja keuangan pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar secara umum, adalah sebagai sebagai
berikut :
Tabel 1
Kinerja Keuangan Tahun 2019
Komponen Belanja Alokasi Realisasi Persentasi
Capaian
Belanja Rp 6,123,824,792 Rp 6,020,113,174 98 %
Belanja Operasi Rp 5,830,632,832 Rp 5,779,006,214 99 %
- Belanja Pegawai Rp 2,189,172,792 Rp 2,185,373,311 100 %
- Belanja Barang dan Jasa Rp 3,641,460,040 Rp 3,593,632,903 99 %
Belanja Lansung Rp 293,191,960 Rp 241,106,960 82 %
- Belanja Modal Rp 293,191,960 Rp 241,106,960 82 %
Total Belanja yang direncanakan sebesar Rp. 6,123,824,792,- dan
terealisasi sebesar Rp. 6,020,113,174,- sisa pagu anggaran Rp. 103,711,618,- atau
realisasi mencapai 98 %. Sedangkan untuk belanja Operasi yang meliputi belanja
pegawai (gaji Pegawai ditambah Lembur) dialokasikan sebesar Rp.
2,189,172,792,- dan terealisasi sebesar Rp. 2,185,373,311,- sisa Pagu Anggaran
5.3
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 14
sebesar Rp 3,799,481,- atau sebesar 99 %. Belanja Barang dan Jasa (Belanja
Barang dan Jasa) Sebesar Rp 3,641,460,040,- dan Realisasi Sebesar Rp
3,593,632,903,- Sisa Pagu Anggarannya sebesar Rp 47,827,137,- Atau prosentase
Realisasi 99 % dan tidak terdapat Belanja Modal Peralatan dan Mesin
dialokasikan sebesar Rp 293,191,960,- terrealisasi sebesar Rp 241,106,960,- sisa
Pagu anggaran sebesar Rp 52,085,000,- atau mencapain 82%.
5.3.2. Hambatan dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang
Telah Ditetapkan SKPD
Seperti diuraikan pada Tabel 1, bahwa prosentase capaian realisasi keuangan pada
tahun anggaran 2018 sebesar 98 %, atau jumlah dana yang tidak terserap sebesar
Rp. 103,711,618,-. Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi terkait dengan
tidak tercapainya target fisik dan keuangan, adalah Kurang optimalnya
pelaksanaan fungsi perencanaan, utamanya dalam penyusunan perubahan
anggaran tahun berjalan.
Tidak Terealisasinya kegitan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraan Dinas/Operasional, disebabkan karena dua Unit kendaraan roda dua
sudah memasuki waktu pergantian plat sementara BPKB tidak ditemukan maka
tidak dapat dilakukan perpanjangan STNK. Lain halnya dengan Pengadaan
Kendaraan Dinas/Operasional pada Program Peningkatan Sarana dan Prasaranan
Aparatur tidak Terealisasi karena proses dokumen pihak ketiga terjadi
keterlambatan proses dokumen kontrak kerja sehingga pengajuan dokumen SPM
terbit di bulan desember dan pada saat SP2D terbit, kode biling pihak ketiga tidak
bisa terbuka, sehingga diganti dengan kode billing Bendahara Pengeluaran BKPP
dan pada saat pengajuan SP2D ke BPD tidak dapat diproses karena rekening
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 15
pihak ketiga adalah rekening mandiri dimana Bank tidak dapat menjamin dana
akan masuk kerekeng pihak ketiga mengingan pada saat itu adalah akhir tahun
atau Bank BPD akan melakukan proses tutup buku.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 16
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Dalam penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar mengacu pada
karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan ukuran-ukuran normatif
yang perlu diungkapkan dalam penyajian informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Ada 4 (empat) karakteristik yang perlu kita ketahui :
1. Relevan, apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi
laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya.
2. Andal, yaitu laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur serta dapat
diverifikasi.
3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan
akan lebih berguna jika dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami, yaitu informasi disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
5.4.1. Entitas Akuntansi/ Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
➢ Tujuan entitas pelaporan keuangan adalah untuk menunjukan entitas
akuntansi pada pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan daerah,
utamanya dalam lingkup SKPD.
5.4
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 17
➢ Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat
pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
➢ Entitas pelaporan keuangan daerah SKPD adalah Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar secara keseluruhan,
sedangkan pusat-pusat penyusunan administrasi keuangan adalah para
Kepala Bidang selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas sejumlah
kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, para Pejabat Pelaksana
Teknis kegiatan (PPTK) sebagai pejabat yang ditunjuk untuk
mengendalikan kegiatan, Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)
yang bertugas melakukan penatausahaan keuangan dan Bendahara
Pengeluaran sebagai pejabat yang menjalankan fungsi kebendaharaan.
Dan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali
Mandar sebagai entitas akuntansi.
5.4.2. Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Pelaporan Keuangan
Daerah SKPD
Sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi pemerintahan, asumsi dasar
dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenanran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi
dapat diterapkan, yang terdiri dari :
➢ Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan dalam pelaporan
keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 18
➢ Asumsi kesinambungan entitas, berarti bahwa laporan keuangan disusun
dengan asumsi bahwa entitias pelaporan akan berlanjut keberadaannya
➢ Asumsi ketertukuran dalam satuan uang, berarti bahwa entitas laporan
keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai
dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya
analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
Berikut ini disajikan delapan prinsip yang digunakan dalam pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2017, yaitu :
5.4.2.1. Basis akuntansi (accounting basis);
a. Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran;
dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam
neraca.
b. Basis Kas untuk Laporan Realisasi Angaran berarti bahwa belanja diakui
pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ daerah atau
entitas pelaporan
c. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian
5.4.2.2. Nilai historis;
a. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 19
setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk melunasi kewajiban di
masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan SKPD.
b. Nilai historis lebih dapat diandalkan dari pada penilaian yang lain karena
lebih obyektif dan dapat diverifikasi.
5.4.2.3. Realisasi;
a. Pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
Pemerintah Daerah selama satu tahun anggaran akan digunakan untuk
membiayai belanja yang terjadi dalam periode tersebut.
b. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue
principle) dalam akuntansi SKPD tidak mendapat penekanan sebagaimana
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
5.4.2.4. Substansi mengungguli bentuk formal;
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut harus dicatat
dan disajikan esuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya
mengikuti aspek formalitas.
5.4.2.5. Periodisitas;
a. Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas SKPD perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur
dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
b. Periode pelaporan keuangan yang digunakan adalah tahunan.
5.4.2.6. Konsistensi;
a. Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 20
internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu
metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.
b. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode
yang baru diterapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode
yang lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
5.4.2.7. Pengungkapan lengkap;
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan
keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan
keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
5.4.2.8. Penyajian wajar.
a. Laporan keuangan harus menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
b. Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan
ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta
tingkatnya dengan menggunakan lpertimbangan sehat dalam penyusunan
laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian
pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset
atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah.
5.4.3. BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN
LAPORAN
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 21
Laporan keuangan pemerintah daerah harus menyajikan setiap kegiatan
yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang, agar memungkinkan
dilakukan analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
5.4.3.1. Kebijakan Akuntansi Pendapatan – LRA
➢ Definisi
Pendapatan – LRA Pemerintah Daerah adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah.
Pendapatan Transfer adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari
pemerintah propinsi.
➢ Pengakuan
Pendapatan – LRA diakui dalam periode anggaran berjalan dan akhir
periode akuntansi. Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang
(recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun
pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan
pendapatan-LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA pada periode
yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 22
dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode ditemukannya
koreksi dan pengembalian tersebut.
➢ Pengukuran
Pendapatan – LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang
terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan
dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Pendapatan – LRA Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat
pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
5.4.3.2. Kebijakan Akuntansi Belanja
➢ Definisi
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.
➢ Pengakuan
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan
definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD
dan PPKD. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 23
Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang
terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja
pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas
pengeluaran belanja dibukukan dalam lain-lain PAD yang sah.
Suatu pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal
(nantinya akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai
berikut:
a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan
b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta
tidak untuk dijual
c. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk
pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi
aset tetap (capitalization threshold) yang telah ditetapkan.
Apa bila pemerintah daerah telah memperoleh aset tetap dari
pembangunan dan atau pembelian yang dilaksanakan oleh pihak ketiga telah
selesai dan pihak ketiga telah melakukan penyerahan yang didukung dengan bukti
perpindahan kepemilikan secara hukum disertai tagihan atas penyerahan aset
tersebut, tetapi pemerintah daerah belum melakukan pembayaran sampai dengan
akhir tahun anggaran, maka pada akhir tahun anggaran perolehan tersebut diakui
sebagai penerimaan pembiayaan utang pihak ketiga dan jumlah yang sama juga
diakui sebagai belanja modal dalam laporan realisasi anggaran sedangkan dalam
neraca diakui dengan jumlah yang sama sebagai penambahan aset tetap, ekuitas
dana investasi-diinvestasikan dalam aset tetap, dana yang harus disediakan untuk
pembayaran hutang jangka pendek dan utang jangka pendek lainnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 24
Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai
belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh
kriteria sebagai berikut:
1) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara :
1. bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
2. bertambah umur ekonomis, dan/atau
3. bertambah volume, dan/atau
4. bertambah kapasitas produksi.
2) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset tetap
tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang
telah ditetapkan.
➢ Pengukuran
Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai bruto perolehan.
5.4.3.3. Kebijakan Akuntansi Pendapatan – LO
➢ Definisi
Pendapatan – LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional adalah selisih lebih/kurang
antara pendapatan-operasional dan beban selama satu periode pelaporan.
Surplus/Defisit-LO adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban selama
satu periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan
nonoperasional dan pos luar biasa.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 25
➢ Pengakuan
Pendapatan asli daerah diakui sebagai Pendapatan – LO dengan
ketentuan:
a. Pendapatan yang memerlukan penetapan oleh petugas yang ditunjuk
oleh Pemerintah Daerah (official assessment), diakui sebagai
pendapatan harus memenuhi kriteria:
1. Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau
2. Telah diterbitkan surat penagihan.
b. Pendapatan yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak
atau wajib retribusi (self assessment), diakui sebagai pendapatan ketika
telah diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan
terkait atau yang dipersamakan.
c. Pendapatan yang tidak melalui penetapan tetapi langsung ditagih atau
diterima diakui sebagai pendapatan apabila kas telah diterima oleh
Bendahara Penerimaan dan/atau telah disetor ke Kas Daerah.
d. Pendapatan hasil eksekusi jaminan diakui saat pihak ketiga tidak
menunaikan kewajibannya dan Pemerintah Daerah telah menerbitkan
dokumen eksekusi yang sah.
e. Pendapatan perikatan diakui pada saat timbul hak tagih Pemerintah
Daerah. Hak tagih Pemerintah Daerah timbul apabila memenuhi
kriteria:
1. Harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan
kewajiban secara jelas;
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 26
2. Telah terjadi transaksi yang menimbulkan hak tagih Pemerintah
Daerah;
3. Jumlah hak tagih Pemerintah Daerah dapat diukur;
4. Telah diterbitkan surat penagihan.
➢ Pengukuran
Pengukuran pendapatan pajak dan retribusi daerah adalah sebagai
berikut:
a. Disajikan sebesar nilai yang telah ditetapkan dalam surat ketetapan
atau surat tagihan yang telah diterbitkan baik nilai yang telah
dilunasi maupun nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap pendapatan yang memerlukan penetapan;
b. Disajikan sebesar nilai yang telah diterima oleh Pemerintah Daerah
baik yang telah setor ke Kas Daerah maupun yang belum sampai
dengan tanggal pelaporan dari setiap jenis pendapatan pajak dan
retribusi daerah yang tidak melalui penetapan;
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan.
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu
pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 27
Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatan-LO
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya (sebelum laporan
keuangan diterbitkan) dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut
(setelah laporan keuangan diterbitkan).
Transaksi pendapatan-LO dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan
dalam Laporan Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut
pada tanggal transaksi.
Terhadap pendapatan dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata
uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada saat
transaksi terjadi. Selisish kurs yang terjadi pada saat transaksi dan penerimaan
pembayaran diakui sebagai surplus/defisit dari kegiatan non operasional
lainnya.
5.4.3.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET
➢ Definisi
Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai dan dapat
diukur dengan satuan uang. Aset terdiri dari Aset lancar, investasi Jangka panjang, Aset
Tetap, Dana Cadangan, Aset Lainnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 28
• Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:
1) diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam
waktu 12 (dua betas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau
2) berupa kas dan setara kas.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang,
dan persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3
(tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang mudah
diperjualbelikan.
Kas adalah alat pembayaran yang sah dan setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Setara kas adalah investasi jangka
pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Kas yang diterima oleh sebagai akibat dari kegiatannya dalam
menghimpun pendapatan daerah harus disetor secara bruto ke kas daerah pada
hari yang sama atau paling lambat hari berikutnya.
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, dividen, dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
Piutang adalah hak suatu entitas untuk menerima pembayaran di masa
akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain sebagai akibat
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 29
transaksi di masa lalu dan/atau masa kini dan/atau akibat peraturan perundang-
undangan.
Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya di masa akan datang dari
seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah Daerah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan merupakan aset berwujud :
• Barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan makud untuk
mendukung kegiatan opersional Pemerintah;
• Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;
• Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat;
• Barang-barang yang disimpan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.
• Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
dua betas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset tetap terdiri dari:
1. Tanah;
2. Peralatan dan mesin;
3. Gedung dan bangunan;
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 30
4. Jalan, irigasi, dan jaringan;
5. Aset tetap lainnya; dan
6. Konstruksi dalam pengerjaan.
➢ Pengakuan
Aset diakui pada diakui pada saat :
a. potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
➢ Pengukuran
Pengukuran aset adalah sebagai berikut:
a. Kas dicatat sebesar nilai nominal;
b. Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi
perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka
perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal
perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya
perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang
diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 31
c. Persediaan dicatat sebesar:
1) Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
2) Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
3) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Persediaan dinilai dengan menggunakan:
1) Metode Pertama Masuk Pertama Keluar (First In First Out/FIFO)
untuk persediaan yang sering diadakan seperti kertas atau
persediaan yang jarang diadakan namun memiliki nilai minimal
Rp1.000.000,00 per unit/ekor/buah.
2) Harga pembelian terakhir apabila persediaan jarang diadakan
dan nilai kurang dari Rp1.000.000,00 per unit/ekor/buah.
d. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian
kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-
masing akun aset tetap dan akun ekuitas.
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang
nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan
operasional.
Metode penyusutan yang dipergunakan dalam penyesuaian nilai aset tetap
Pemerintah Daerah adalah metode garis lurus (straight line method).
Rumusan perhitungan metode garis lurus (straight line method) untuk setiap
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 32
periode adalah sebagai berikut :
Penyusutan per periode =
Nilai yang dapat disusutkan
Masa manfaat
Penyusutan per periode adalah nilai yang disesuaikan atau dikurangkan pada
nilai buku aset tetap untuk setiap periode pemakaian aset tetap. Periode
perhitungan penyusutan aset tetap adalah setiap bulan.
Nilai yang dapat disusutkan (depreciable cost) adalah nilai perolehan atau
nilai wajar aset tetap.
Masa manfaat merupakan prakiraan umur pemakaian aset tetap yang
diharapkan memberikan manfaat ekonomis bagi Pemerintah Daerah dalam
menjalankan kegiatan operasional pemerintahan atau pelayanan kepada
masyarakat.
Taksiran masa manfaat aset tetap diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Bukan Bangunan
a) Kelompok 1 : Aset yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan
bangunan yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 5 tahun
b) Kelompok 2 : Aset yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan
bangunan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 4 dan tidak lebih dari
10 tahun
c) Kelompok 3 : Aset yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan
bangunan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 8 dan tidak lebih dari
15 tahun
d) Kelompok 4 : Aset yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan
bangunan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 15 tahun
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 33
2) Bangunan
a) Bangunan Permanen : Bangunan dan harta tak bergerak lainnya termasuk
tambahan perbaikan atau perubahan yang dilakukan yang mempunyai
manfaat 50 tahun.
b) Bangunan semi permanen : Bangunan dan harta tak bergerak lainnya
termasuk tambahan perbaikan atau perubahan yang dilakukan yang
mempunyai manfaat 20 tahun.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh asset tetap dapat
disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah
bank sentral pada tanggal neraca.
Amortisasi adalah penyusutan terhadap Aset Tidak Berwujud yang
dialokasikan secara sistematis dan rasional selama masa manfaatnya.
Amortisasi Aset Tidak Berwujud hanya dapat diterapkan terhadap Aset
Tidak Berwujud yang memiliki masa manfaat terbatas. Amortisasi untuk
Aset Tidak Berwujud tersebut dilakukan dengan metode garis lurus
(straight line method). Rumusan perhitungan amortisasi dengan metode
garis lurus (straight line method) untuk setiap periode adalah sebagai
berikut :
Amortisasi per periode =
Biaya Perolehan Aset Tidak Berwujud – Nilai Sisa
Masa manfaat
Untuk Aset Tetap tak berwujud yang masa manfaatnya sulit diestimasi,
Amortisasi untuk Aset Tidak Berwujud tersebut dilakukan dengan metode
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 34
garis lurus (straight line method) dengan perhitungan masa manfaat
amortisasi ditetapkan selama 5 (lima) tahun atau tarif penyusutan perbulan
dari nilai yang dapat disusutkan 1/60 atau 1,667%. Rumusan perhitungan
amortisasi dengan metode garis lurus (straight line method) untuk setiap
periode adalah sebagai berikut :
Amortisasi per periode =
Biaya Perolehan Aset Tidak Berwujud – Nilai Sisa
60 Bulan
Nilai sisa dari Aset Tidak Berwujud dengan masa manfaat yang terbatas harus
diasumsikan bernilai nihil, kecuali:
1) Terdapat komitmen dari pihak ketiga yang akan mengambil alih Aset
Tidak Berwujud pada akhir masa manfaat; atau
2) Terdapat pasar aktif atas aset tersebut dan:
3) Nilai sisa dapat ditentukan dari referensi pasar tersebut
4) Besar kemungkinannya bahwa pasar tersebut masih ada pada akhir
masa manfaat.
Jumlah amortisasi Aset Tidak Berwujud dengan masa manfaat yang terbatas
dihitung setelah dikurangi nilai sisa. Nilai sisa selain nihil mengindikasikan
bahwa entitas mengharapkan untuk melepas Aset Tidak Berwujud tersebut
sebelum akhir masa ekonominya.
Aset Tidak Berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas (seperti goodwill,
merek dagang, waralaba dengan kehidupan yang tak terbatas, abadi waralaba, dll)
tidak boleh diamortisasi.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 35
5.4.3.5. Kebijakan Akuntansi Kewajiban
➢ Definisi
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
➢ Pengakuan
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian
yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh Pemerintah
Daerah dan/atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/atau
pada saat kewajiban timbul.
➢ Pengukuran
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang
asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang
asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar
utang jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan
perolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying asset) harus dikapitalisasl
sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 36
Apabila suatu dana dari pinjaman yang tidak secara khusus digunakan
untuk perolehan aset maka biaya pinjaman yang harus dikapitalisasi ke aset
tertentu harus dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang (weighted average) atas
akumulasi biaya seluruh aset tertentu yang berkaitan selama periode pelaporan.
5.4.3.6. Kebijakan Akuntansi Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan menggunakan nilai pelaporan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Pengukuran
pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 37
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD
Sesuai dengan ketentuan PP nomor 71 Tahun 2010, mulai Tahun
Anggaran 2015 terdapat penambahan tiga jenis laporan yang wajib disusun oleh
pemerintah daerah, yaitu (1) Laporan Operasional (LO), dan (3) Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE). Dengan demikian jika pada PP nomor 24 Tahun 2005
pemerintah daerah hanya wajib menyusun empat komponen laporan keuangan,
maka pada ketentuan PP nomor 71 Tahun 2010 terdapat tujuh komponen laporan
keuangan yang wajib disusun oleh pemerintah daerah, yaitu :
5.5.1. Catatan Atas Pos-pos Neraca
5.5.2. Laporan Operasional (LO)
5.5.3. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
5.5.4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
5.5.5. Catatan Atas Laporan Keuangan
5.5.1. CATATAN ATAS POS-POS NERACA
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi kuangan pada tahun
2018 mengenai Aset, Kewajiban dan Ekuitas dana pada tanggal pelaporan.
Dimana dana yang diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya
hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Daerah.
5.5.1.1.A ASET LANCAR
5.5.1.1.A.a Kas di Bendahara Pengeluaran
Uraian 2018 2017
Kas DiBendahara
Pengeluaran Rp 0,- Rp 0,-
5.5
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 38
Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2018 dan per
Desember 2017. Dalam hal ini tidak terdapat saldo Kas di Bendahara
Pengeluaran.
5.5.1.1.A.c Persediaan
Uraian 2018 2017
Persediaan Rp.0,- Rp.0,-
Saldo akun ini menggambarkan Persediaan Per 31 Desember 2018 Dalam
hal ini tidak terdapat sisa Persediaan. penggunaan/realisasi persediaan dicatat
dengan metode FIFO (First In First Out), persediaan dibagi dan atau
dikelompokkan dari jenis dan penggunaannya untuk lebih lanjut lihat Berita
Acara Stock Opname Persediaan pada lampiran 1.
5.5.1.1.B. ASET TETAP
Uraian 2018 2017
Aset Tetap
Rp 1.687.655.843.00,- Rp 1.667.856.587.00,-
Jumlah aset tetap pada tahun 2017 Rp 1.667.856.587,- dan di tahun 2018
Rp 1.687.655.843,- terdapat selisih sebesar Rp 19.799.256,- terjadi penambahan
pada Belanja Peralatan dan Mesin dimana pada tahun 2016 BKPP tidak
mempunyai Belanja Peralatan dan Mesin tapi terjadi penyusutan Peralatan dan
Mesin sebesar Rp 720.664.451,00 dimana Pada tahun 2017 Penyusutan Peralatan
dan Mesin sebesar Rp 543.996.747,- juga akumulasi penyusutan Gedung dan
Bangunan pada tahun 2018 sebesar Rp 1.102.497.666,- pada tahun 2017 sebesar
Rp 1.057.837.666,00,- total penambahan penyusutan sebesar Rp 221.307.704,-
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 39
Penambahan penyusutan disebabkan masa pakai terhadap aset yang
dimiliki dan lamanya aset tersebut, karena pada dasarnya aset yang dimiliki dan
telah tercatat akan dihitung nilai penyusutannya berdasarkan tahun perolehan aset
tersebut sampai dengan 31 desember 2018.
5.5.1.1.B.a Tanah
Uraian 2018 2017
Tanah
Rp 16.875.000,- Rp 16.875.000,-
Nilai aset tanah yang dimiliki Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kab. Polewali Mandar pada Akhir Tahun 2016 senilai Rp 16.875.000,
pada Tahun 2017 tidak terdapat penembahan nilai aset Tanah sehingga saldo per
31 Desember 2017 Rp 16.875.000,-.
Tanah seluas 6.253 M2 diperoleh pada tahun 1982 dengan status Hak Pakai
Tanggal 7 Juni 2000 Lebih lanjut dapat dilihat pada lapiran 2.
5.5.1.1.B.b Peralatan Dan Mesin
Uraian 2018 2017
Peralatan dan
Mesin
Rp 1.260.922.960,- Rp 1.019.816.000,-
Saldo awal peralatan dan mesin tahun 2017 pada Neraca sebesar Rp
1.019.816.000,- sedangkan saldo per 31 desember 2018 Rp 1.260.922.960,-
terdapat penambahan nilai aset Peralatan dan mesin sebesar Rp 241.106.960,-
yang terdiri dari : Belanja Modal Pengadaan AC, Belanja Modal Pengadaan
Komputer/PC, Belanja Modal Pengadaan Printer, Belanja modal Pengadaan Meja
Rapat dan Belanja Modal Pengadaan Rak Buku. Lampiran 3
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 40
5.5.1.1.B.c Gedung Dan Bangunan
Uraian 2018 2017
Gedung dan
Bagunan
Rp 2.233.000.000,- Rp 2.233.000.000,-
Saldo gedung dan bangunan SKPD Badan Kepehawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kab. Polewali mandar pada tahun 2017 Sebesar Rp 2.233.000.000,-
sedangkan nilai Aset Gedung dan Bangunan sampai dengan 31 Desember 2018
sebesar Rp 2.233.000.000,- atau tidak terdapat penambahan nilai perolehan aset
gedung dan bangunan dapat di lihat pada lampiran 4.
5.5.1.2 KEWAJIBAN
Uraian 2018 2017
Kewajiban
Rp 4.977.210,- Rp 9.712.589,-
Utang belanja Badan Kepegawaian, pendidikan dan Pelatihan pada tahun
2017 sebesar Rp 9.712.589,- dan tercatat per 31 Desember 2017 pada sebesar Rp
4.977.210,- yaitu Listrik Rp 4.977.210,-
5.5.2. LAPORAN OPERASIONAL (LO)
5.5.3.b.1 BEBAN LO
Uraian 2018 2017
Beban-LO
Rp 5.995.578.539,- Rp 4.503.170.743,-
Jumlah Beban-LO pada 2017 sebesar Rp 4.503.170.743,- sedangkan periode 31
Desember 2018 tercatat saldo sebesar Rp 5.995.578.539,- terdiri atas :
5.5.3.b.1.a) Beban Pegawai per 31 Desember 2018 Rp 2.185.373.311,00 dan per
31 Desember 2017 sebesar Rp. 2.482.526.087,00
5.5.3.b.1.b) Beban Barang Dan Jasa per 31 Desember 2018 Rp 3.588.897.524,00
dan per 31 Desember 2017 Rp. 1.807.083.539,00
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 41
5.5.3.b.1.c) Beban Penyusutan dan Amortisasi 31 Desember 2018 Rp.
221.307.704,00 dan Per 31 Desember 2017 sebesar Rp
213.561.117,00 dapat dilihat pada Laporan Rekapitulasi Penyusutan.
Lampiran 5
5.5.3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Uraian 2018 2017
Laporan Perubahan
Ekuitas
Rp 1.682.678.633.00,- Rp 1.658.143.998.00,-
Laporan Perubahan ekuitas pada Tahun 2017 sebesar Rp 1.658.143.998,00,- dan
pada tahun berjalan sebesar Rp 1.682.678.633,00,- yang terdiri dari:
5.5.4.a) Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2018 adalah Rp 1.682.678.633,00 dan
Nilai ekuitas pada 1 Januari 2017 sebesar Rp 1.658.143.998,00,-
5.5.4.b) Surplus/Defisit-LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2018
sebesar Rp. 5.995.578.539.00,- dan per 31 Desember 2017 Rp. 4.503.170.743.00,-
Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional,
surplus/defisit kegiatan non operasional.
5.5.4.c) RK PPKD
Per 31 Desember 2018 Rp 6.020.113.174,00,- dan per 31 Desember 2017
sebesar Rp 4.503.170.743,00,-
5.5.1.3 Ekuitas Akhir
Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2018 Sebesar Rp
1.682.678.633,00,- dan per 31 Desember 2017 adalah Rp 1.658.143.998,00,-
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 42
5.5.4. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
5.5.2.2 BELANJA
Uraian 2018 2016
Belanja
Rp 4.282.376.412.00,- Rp 6.565.350.754.00,-
Belanja pada T.A 2016 sebesar Rp 6.565.350.754,00,- dan pada T.A 2017 sebesar
Rp 4.282.376.412,00,- masing-masing :
5.5.2.2.a BELANJA OPERASI
5.5.2.2.a.1) Belanja Pegawai
Uraian 2018 2017
Belanja Pegawai
Rp 2.185.373.311.00,- Rp 2.487.005.462.00,-
Belanja Pegawai yang terdiri dari Gaji pokok, Tunjangan dan Uang Lembur Per
31 Desember 2016 sebesar Rp 2.647.272.279,00,- dan pada 31 Desember 2017 Rp
2.487.005.462.00,- dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Belanja Pegawai
No Uraian
Anggaran Realisasi
% Rp Rp 1 2 3 4 5=(4/3X100)
1 Gaji pokok PNS/Uang Representasi
1,787,184,792.00 1,976,118,500.00 100
2 Tunjangan keluarga 118,181,812.00 117,605,898.00 100
3 Tunjangan jabatan 127,066,506.00 153,115,000.00 100
4 Tunjangan umum 74,183,634.00 75,320,000.00 100
5 Tunjangan beras 80,632,428.00 86,831,580.00 100
6 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
1,895,138.00 2,818,854.00 100
7 Pembulatan gaji 28,630.00 30,130.00 102
Jumlah 2,493,559,680.00 2,487,005,462.00 100
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 43
Tabel 2 merupakan Belanja Pegawai yaitu gaji dan Tunjangan per 31 Desember
2018 Rp 2.493.559.680,- dan terealisasi sebesar Rp 2.487.005.462,- atau 100%
Dimana jumlah pegawai BKPP sebanyak 42 pegawai terdiri dari golongan IV
sebanyak 3 Pegawai, Golongan III sebanyak 35 Pegawaidan dan Golongan II
sebanyak 4 Pegawai yang berhak terbayarkan selama tahun 2018.
5.5.2.2.a.2) Belanja Barang dan Jasa
Uraian 2018 2017
Belanja Barang
dan Jasa
Rp 3.593.632.903.00,- Rp 1.797.370.950.00,-
Belanja Barang dan Jasa per 31 Desember 2018 sebesar Rp
3.593.632.903.00,- di mana per 31 Desember 2017 sebesar Rp 1.797.370.950.00,-
5.5.2.2.b BELANJA MODAL
5.5.2.2.b.1) Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Uraian 2018 2017
Belanja modal
peralatan dan
mesin
Rp 241.106.960.00,- Rp 0,-
Belanja Modal Peralatan dan mesin Per 31 Desember 2017 tidak terdapat
belanja modal ditahun 2017 sedangkan pada tahun berjalan terdapat anggaran
Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp 293.191.960,- dan terrealisasi sebesar
Rp 241.106.960,- yang terdiri dari :
- Belanja Modal Pengadaan AC Rp 29.078.360,-
- Belanja Modal Pengadaan PC Rp 47.633.450,-
- Belanja Modal Pengadaan Printer Rp 32.244.878,-
- Belanja modal Pengadaan Meja Rapat Rp 92.252.272,-
- Belanja Modal Pengadaan Rak Buku Rp 40.000.000,-
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 44
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON
KEUANGAN SKPD
a. D o m i s i l i
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali
Mandar berkedudukan di Jalan H. A. Depu Nomor 106 Kelurahan Takatidung
Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat 91311
b. Dasar Hukum
1. Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
2. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Struktur
Organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Polewali Mandar;
c. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
kepegawaian dan Pendidikan Kediklatan Struktul maupun Non Struktural
2. Fungsi
- Perumusan kebijakan teknis Pemerintah Kabupaten di bidang
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;
- Pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten.
d. Visi dan Misi Program dan Kegiatan
1. Visi
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Polewali Mandar telah merumuskan
visi yaitu :
5.6
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 45
“Terciptanya SDM Aparatur yang professional, kompetitif dan berintegritas
tinggi disemua aspek pelayanan menuju Polewali Mandar yang sejahtera”.
a) Aparatur Pemerintah Daerah memiliki berbagai macam profesi baik yang
bersifat struktural, non struktural, maupun fungsional. Setiap aparatur daerah
harus menguasai profesinya dengan baik, sehingga tugas pokok dan
fungsinya dapat dilaksanakan dengan optimal.
b) Era Otonomi Daerah dan Globalisasi telah menciptakan lingkungan
kompetisi yang tinggi, sehingga dibutuhkan pula aparatur daerah yang
kompetitif, yaitu selalu mampu mengakomodir dan memanfaatkan berbagai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembangunan daerah
serta memiliki daya saing yang tinggi terhadap aparatur didaerah-daerah
lainnya.
c) Paradigma Pemerintahan Daerah saat ini bergerak kearah GOOD
GOVERNANCE, sehingga sangat diperlukan integritas dari segenap aparatur
sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. Sebagai Abdi Negara wajib
menjadi teladan dalam menegakkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, menjamin terlaksananya kebijakan pemerintah serta melindungi
kepentingan rakyat banyak. Sebagai Abdi Masyarakat, wajib memberikan
pelayanan yang sebaik-baknya kepada masayarakat.
d) Untuk terciptanya integritas yang tinggi tersebut, diperlukan panduan dalam
membentuk perilaku paratur yang baik, yaitu berasal dari ajaran agama serta
njulai-nilai luhur budaya sendiri dalam hal ini nilai-nilai sipamandar seperti
Siarioi (Kebersamaan), Sirondo-rondoi (Kerjasama), Siri (Malu), Sipakaraya
(Saling menghargai)
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 46
2. Misi
Untuk terciptanya visi tersebut diatas, maka dirumuskan beberapa misi
sebagai berikut :
a) Peningkatan Profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah ;
b) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Daerah;
c) Peningkatan Disiplin dan Integritas Aparatur;
Penjelasan makna Misi :
a. Aparatur pemerintah daerah yang professional merupakan salah satu indikator
yang dapat dijadikan tolok ukur pencapaian visi kepemerintahan yang baik
dan terpercaya berdasarkan nilai agama dan budaya. Profesional dapat
diartikan sebagai totalitas kemampuan manajerial, teknis dan sikap perilaku
seorang aparatur sehingga memiliki integritas dan daya saing yang tinggi di
bidangnya;
b. Tuntutan akuntabilitas dalam pengelolaan manajemen pemerintahan daerah
semakin menguat sehingga mendorong Pemerintah untuk lebih serius
mengembangakan electronic government (e-gov) sebagai salah satu media
informasi dan komunikasi bagi publik. Salah satu bagian dari penyelenggaraan
pemerintahan tersebut adalah aspek kepegawaian. Disisi lain, perkembangan
lingkungan pemerintahan daerah yang semakin kompleks dan dinamis,
mengharuskan organisasi pemerintahan daerah dapat dikelola secara tepat,
efektif dan berdayaguna. Dan untuk menunjang pengelolaan pemerintahan
tersebut dibutuhkan sistem informasi dan data yang dapr dipercaya
kebenarannya, lengkap dan terkini, termasuk pula dalam hal ini data dan
informasi kepegawaian daerah. Oleh karena itu, semakin mendesak bagi
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 47
Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan Kepegawaian,Pendidikan dan
Pelatihan (BKPP) Kabupaten Polewali Mandar untuk mengembangkan sistem
informasi manajemen kepegawaian daerah.
c. Di era otonomi daerah dan globalisasi seperti sekarang ini, kinerja PNS daerah
harus ditingkatkan agar dapat mengejar ketinggalannya. Kinerja ini meliputi
aspek Akhlak, Disiplin, Etika dan Moral untuk menjadi PNS yang bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sebagai tuntutan masyarakat.
Dengan kinerja yang baik, pemerintah daerah akan memperoleh keercayaan
masyarakat dan hal itu merupakan social capital yang sangat berarti bagi
pembangunan daerah.
d. Untuk mewujudkan aparatur pemerintah daerah yang professional, kompetitif
dan berintegritas tinggi serta sistem informasi manajemen kepegawaian daerah
yang valid dan up to date, dibutuhkan manajemen kepegawaian daerah yang
prima yaitu pengelolaan kepegawaian berdasarkan prinsip obyektifitas,
selektifitas, prestasi kerja, kepastian hukum, serta tepat waktu, tepat sasaran,
tepat orang,tepat pekerjaan danm tertib administrasi kepegawaian daerah.
e. Program dan kegiatan
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Penyediaan Jasa Surat Menyurat
- Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik
- Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan perizinan Kendaraa Dinas/
Opearasional
- Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
- Penyediaan Alat-alat Tulis Kantor
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 48
- Penyediaan barang Cetakan dan Penggandaan
- Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
- Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
- Penyediaan Makanan dan Minuman
- Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
- Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
b. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
- Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
- Pendidikan dan Pelatihan Struktural bagi calon PNS Daerah
- Pendidikan dan Pelatihan Tugas Pokok dan Fungsi bagi PNS Daerah
d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
- Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun
- Penyusunann RKA-SKPD dan DPA-SKPD
- Penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD
- Revisi RENSTRA
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Iktisar Realisasi Kinerja SKPD
e. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
- Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas
- Pembangunan/ Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah
- Penempatan PNS dan Pengembangan Karis PNS
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 49
- Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS
- Penetapan NIP dan Pengangkatan
- Pemberian Pengharagaan bagi PNS yang Berprestasi
- Penyusunan Formasi dan Analisis Kebutuhan Pegawai
- Pelaporan dan Evaluasi Disiplin Pegawai
- Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Daerah
f. Manajemen pemerintahan
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali
Mandar dipimpin oleh seorang Kepala Badan, dengan susunan organisasi
sebagai berikut:
1. Kepala Badan
2. Sekretaris Badan
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
3. Bidang Pengadaan, Informasi dan Kinerja Pegawai
a. Sub Bidang Analisis Kebutuhan dan Pengadaan
b. Sub Bidang Data dan Informasi Manajemen Kepegawaian
c. Sub Bidang Pembinaan Disiplin dan Kinerja
4. Bidang Administrasi Kepegawaian
a. Sub Bidang Kepangkatan
b. Sub Bidang Mutasi
5. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
a. Sub Bidang pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan
b. Sub Bidang Pengembangan
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 50
Sedangkan Tugas Pokok dan fungsi BKPP tercantum pada Pasal 5
ayat 1 dan ayat 2 Peraturan Bupati Nomor 56 tahun 2016 tentang
kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta tata kerja
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan dan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, maka BKPP menyelenggaran fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis pemerintah daerah di bidang
Kepegawaian, serta Pendidikan dan Pelatihan;
b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Kepegawaian, serta
Pendidikan dan Pelatihan;
c. Pemantauan, evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas dukungan
teknis di bidang Kepegawaian, serta Pendidikan dan Pelatihan;
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi di bidang
Kepegawaian, serta Pendidikan dan Pelatihan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi BKPP
dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 38 tahun 2017 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Susunan Organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar.
2. Aspek Pada Strategis Organisasi
Strategi Organisasi dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dapat diartikan sebagai tindakan
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 51
komprehensif yang dilakukan sebagai unsur Penunjang Pemerintah
Kabupaten Polewali Mandar di bidang Kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan bagi upaya mencapai Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja BKPP
sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas aparatur BKPP Kabupaten Polewali Mandar
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BKPP didukung dengan
aparatur yang berkualitas, baik dalam pengetahuan manajemen sumber daya
manusia, ketrampilan teknis kepegawaian, juga termasuk sikap dan perilaku
disiplin, ikhlas, ramah, teliti, cermat, tanggung jawab, inovatif, dan beretos
kerja tinggi.
Adapun jumlah Pegawai egeri Sipil pada BKPP Kabupaten Polewali
Mandar keadaan 29 Desember 2018 adalah sebanyak 43 orang dan pegawai.
Sedangkan komposisi pegawai berdasarkan Golongan Ruang tertuang
pada Grafik di bawah ini.
Garafik
Jumlah Pergawai berdasarkan Golongan
JUMLAH PNS BERDASARKAN GOLONGAN
0
4
4
35
GOL IV GOL III GOL II GOL I
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 52
Dalam tahun 2018, terhitung dalam setahun terdapat tiga kali mutasi eselon II
pertama Plt Kepala Badan dijabat oleh Bapak Ir. BUDIUTOMO ABDULLAH,
MM kemudian berganti Plt Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan yaitu Bapak Drs. H. DARWIN BADARUDDIN M.Pd dan mulai bulan
oktober 2018 Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Polewali Mandar dijabat oleh Bapak ANDI PARIAL PATAJANGI, SH, M.Si.
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 53
Gambar
Stuktur Organisasi BKPP Kabupaten Polewali Mandar
ANDI PARIAL PATAJANGI, SH, M.Si 19621231 199012 1 009 Pembina Utama Muda
KEPALA BADAN
Catatan Atas Laporan Keuangan.2018 BKPP Page 54
P E N U T U P
Total Belanja yang dialokasikan pada tahun 2018 sebesar Rp
6.123.824.832,- dan terealisasi sebesar Rp 6.020.113.174,- dengan sisa pagu
anggaran Rp 103.711.618,- atau realisasi mencapai 98.83 %. Dengan adanya
laporan keuangan ini, semoga dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh
tentang posisi keuangan, Realisasi pelaksanaan APBD Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar. Kemudian dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada tahun yang akan datang.
Demikianlah Catatan Atas Laporan Keuangan Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Polewali Mandar ini disusun sebagai bagian
tidak terpisahkan dalam pertanggungjawaban keuangan SKPD tahun 2018.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pengembangan Manajemen Kepegawaian
Daerah khususnya Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kab. Polewali
Mandar.
Polewali, 28 Januari 2019
Kepala Badan Kepegawaian
Pendidikan Dan Pelatihan,
ANDI PARIAL PATAJANGI, SH, M.Si
Pangkat : Pembina Utama Muda
NIP : 19621231 199012 1 009
5.7