Upload
edwin-danie-olsa
View
36
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Poin diagnostik diare untuk anak
Citation preview
DIARE PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN (TODDLER)
KONSEP MEDIS
Pengertian
Beberapa pengertian diare:
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)
Penyebab
Faktor infeksi
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.
albicans).
Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenis makanan tertentu.
Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi
dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam
lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare kerena peningkatan isi lumen usus.
Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka
lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama
diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai
tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung
(pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut
jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun,
klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang
(oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan
cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Dietetik
Obat-obatan
Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan
akurat, yaitu:
Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup
banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium
tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan
dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut
awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala
akibatnya.
Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan
jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung
dengan cara/rumus:
Mengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:
BJ Plasma – 1,025---------------------- x BB x 4 ml0,001
Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
* diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB
* diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
* diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB
Metode Perbandingan BB dan Umur
BB (kg) Umur PWL NWL CWL
Total
Kehilangan
Cairan
<3
3-10
10-15
15-25
<1bln
1 bln-2 thn
2-5 thn
5-10 thn
150
125
100
080
125
100
080
025
25
25
25
25
300
250
205
130
Sumber: Ngastiyah (1997)Keterangan:PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB) = cairan muntahNWL : Normal Water Lose (ml/kgBB) = cairan diuresis, penguapan, pernapasanCWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus menerus
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang
meliputi:
Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)
Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)
Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
1. Apakah penyebab muntaber?
Penyebab utama muntaber yaitu :
peradangan usus oleh bakteri, virus, dan parasit lain (jamur, cacing, dan protozoa).
keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
kekurangan gizi, seperti pada kelaparan atau kekurangan protein.
Tanda-tanda muntaber yaitu terjadi perubahan bentuk tinja, melembek sampai mencair,
kadang ada darah atau lendir. Lazim pada anak-anak berumur 2-8 tahun karena daya tahan
tubuh masih lemah.
2. Apa saja yang termasuk cairan dan elektrolit dalam tubuh dan apa fungsinya?
Elektrolit yaitu zat yang ada dalam cairan tubuh yang terurai dan bermuatan listrik.
Elektrolit terbagi 2, yaitu :
1) Elektrolit kuat: elektrolit yang mudah terurai di dalam larutan, muatan listriknya kuat.
Contoh: Na+, Cl-.
2) Elektrolit lemah: elektrolit yang sedikit terurai di dalam air. Contoh: H2CO3.
Non elektrolit yaitu zat yang terlarut, tidak terurai dalam larutan, dan tidak bermuatan
listrik.
Elektrolit lainnya yang terdapat dalam tubuh beserta fungsinya:
Natrium: penghantar impuls dalam serabut saraf dan tekanan osmotik.
Klor: membentuk HCl pada lambung.
Iodium: membentuk kecerdasan pada anak dan mencegah penyakit gondok.
Kalsium dan fosfor: membentuk tulang dan gigi.
Magnesium: membentuk sel darah merah sebagai pengikat oksigen dan hemoglobin.
3. Bagaimana pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh?
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan
menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma.
Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka
panjang.
Pengaturan volume cairan ekstrasel dapat dilakukan dengan cara sbb.:
a. Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake & output) air.
Untuk mempertahankan volume cairan tubuh agar tetap, maka harus ada keseimbangan
antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.
b. Memperhatikan keseimbangan garam.
Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urin untuk
mempertahankan keseimbangan garam.
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan. Air
akan berpindah dengan cara osmosis dari area yang konsentrasi air lebih tinggi ke area
yang konsentrasi air lebih rendah. Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi
solut yang tidak dapat menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.
Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion
utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.
Sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan
aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium
ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion dalam menentukan aktivitas osmotik di kedua
kompartemen ini.
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui:
a. Perubahan osmolaritas di nefron
b. Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH)
1. Muntaber :
Keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali
(lebih dari tiga kali sehari). Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi tinja, dari melembek
sampai mencair, kadang juga mengandung darah atau lendir.
Pernapasan Kussmaul adalah nafas dalam yang abnormal bisa cepat, normal atau lambat, dan
sering ditemukan pada penderita asidosis. Pernapasan ini merupakan salah satu bentuk
hiperventilasi. Gas-gas darah pada pasien dengan pernapasanKussmaul
memperlihatkan tekanan parsial karbon dioksida yan g menu run karena adanya tekanan yang
meningkat pada pernapasan. Pernapasan inimembuang banyak karbon dioksida. Pasien akan
merasa ingin cepat untukmenarik napas secara mendalam, dan tampaknya terjadi secara tak
sadar.Ke l ak , as idos i s me tabo l i k aka n men yebabkan h ip e r ven t i l as i ,
namun sebelumnya pernapasan akan cednerung cepat dan dangkal. Pernapasan Kussmaul
akan muncul ketika asidosis semakin parah.
Anuria arti sesungguhnya adalah suatu keadaan dimana tidak ada produksi urine dari seorang
penderita. Dalam pemakaian klinis diartikan keadaan dimana produksi urine dalam 24 jam
kurang dari 100 ml. Keadaan ini menggambarkan gangguan fungsi ginjal yang cukup berat dan
hal ini dapat terjadi secara pelan-pelan atau yang datang secara mendadak.
Yang datang pelan-pelan umumnya menyertai gangguan ginjal kronik dan biasanya
menunjukkan gangguan yang sudah lanjut. Yang timbul mendadak sebagian besar disebabkan
gagal ginjal akut, yang secara klinis dipakai bersama-sama dengan keadaan yang disebut
oliguria, yaitu keadaan dimana produksi urine dalam 24 jam antara 100 — 400 ml. Sebab-sebab
anuria/
4. Apa hubungan antara turgor dengan tekanan osmosis?
Apabila cairan banyak keluar dari tubuh, osmolaritas cairan ekstrasel akan meningkat dan
akan menyebabkan cairan intrasel berosmosis keluar. Hal ini menyebabkan cairan di
intrasel berkurang dan sel akan mengerut (turgor sel berkurang).
5. Bagaimana pengaturan keseimbangan asam dan basa dalam tubuh?
Sistem buffer bikarbonat merupakan senyawa asam karbonat dan sodium bikarbonat.
- Asam kuat bereaksi dengan ion bikarbonat agar berubah menjadi asam lemah.
- Basa kuat dipisahkan asam karbonat menjadi basa lemah dan air.
- Asam lemah dan basa lemah terhidrolisis sempurna pH=7.
6. Bagaimana hubungan asidosis dengan muntaber?
Muntaber, diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia
akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar ion bikarbonat, sehingga kadar ion
hidrogen bebas meningkat dalam tubuh dan terjadi asidosis metabolik.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan keseimbangan elektrolit dan non elektrolit
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan keseimbangan cairan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan keseimbangan asam dan basa
4. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem buffer
5. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan keseimbangan asam dan basa
6. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit