Upload
nur-hamidah
View
2.252
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA TODDLER
Anak usia toddler ( 1 – 3 th ) mempunyai sistem control tubuh yang mulai membaik,hampir
setiap organ mengalami maturitas maksimal.Pengalaman dan perilaku mereka mulai
dipengaruhi oleh lingkungandiluar keluarga terdekat,mereka mulai berinteraksi dengan
teman,mengembangkan perilaku/moral secara simbolis,kemampuan berbahasa yang
minimal.Sebagai sumber pelayanan kesehatan ,perawat berkepentingan untuk mengetahui
konsep tumbuh kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak
dengan optimal.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,yaitu secara
bertahap,berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,psikososial maupun spiritual ( Supartini,
2000). Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah pertumbuhan
dan perkembangannya.
Pertumbuhan dan Perkembangan Biologis
Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup
stabil/ lambat.Rata-rata bertambah sekitar 2,3 kg /tahun,sedangkan tinggi badan bertambah
sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota
tubuh lain ).Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi
dengan berbagai perubahan dan stress,sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet
training .Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol.
Perkembangan psikososial
Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana pusat
kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-main
dengan faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya dengan
orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus complex atau
katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa ayahnya lebih kuat dan lebih
besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita disebut dengan Elektra complex.
Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif vs rasa
malu dan bersalah ) Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol
tubuh dan lingkungannya.
Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat egosentris
sangat menonjol. Pada fase ini.sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan diri
sendiri ditempat orang lain.
Kohlberg menggolongkan masa ini dalam Fase Konvensional ,Anak mulai belajar
baik dan buruk,benar atau salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg
menggolongkan fase ini dalam 3 tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau,
tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan buruk sebagai konsekuensi
tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu
yang menyenangkan dirinya.
Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah kata-kata
yang sederhana dan singkat.
Anak usia toddler memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi karena mereka terus
bergerak.kebutuhan nutrisi tiap anak sekitar 1800 kalori dan akan menurun pada setiap
pertambahan usia sekitar 90 kkal/kg BB
Pengaruh permaianan sangatlah penting pada masa ini, yaitu berpengaruh dalam
Perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap alat
permainan,mulai mengambangkan otonomi dalam permainan, dan belajar memecahkan
masalah. Tak kalah penting pula pengaruh terhadap perkembangan moral, yaitu anak akan
mempelajari nilai benar dan salah dalam permainan sehingga mereka dapat diterima
lingkungannya.
Permainan yang tepat adalah solitary play ( 1 – 2 th ) dan parallel play ( 2 – 3 tahun )
Kecenderungan cedera, karakteristiknya yang tidak bisa diam ,penuh rasa ingin tahu sering
menjadi penyebab cedera fatal bahkan sampai kematian apabila orang tua kurang waspada.
perkembangan bayi toddler — Document Transcript
1. BAB 1 PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Untuk mencapai
perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu diperhatikan beberapa
aspek perkembangan, yakni sensoris, motorik, komunikasi bahasa dan bicara,
kognitif, kreatifitas seni, urus diri, emosi sosial, kerjasama, dan leadership, moral &
spriritual. Dimana perkembangan tersebut berkaitan dengan perkembangan otak anak
juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi yakni: Otak
kiri (hard skill 10%) spesific competencies yakni berhubungan dengan logika,
berhitung, rasional dan merencanakan. Otak kanan (soft skill 90%) basic
competencies yakni berhubungan dengan sensitiveness,self controlling, vision,
communication, risk taking dan continual learning. Kemudian dalam tahap
perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa
untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil datang, dan bicara lebih dari
8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga dibantu, susun balok 6, dan
mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung gerakannya memakai otot-otot
besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi
otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari
refleks jinjit (plantar refleks) yang mulai hilang, atau sudah dapat melakukan
koordinasi kompleks.B. TUJUAN a. Tujuan Umum 1. Makalah ini bertujuan agar
mahasiswa atau pembaca mampu mengetahui tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan anak dinjau dari aspek kognitif, fisik, bahasa, psikosexsual dan
psikososial b. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus makalah ini agar mahasiswa dan
pembaca mampu : 1. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler
2. Mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak usia toddler 3. Mempu menjelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler 1
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Toddler Anak usia toddler adalah
anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak berusaha mencari tahu
bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan,
penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (Perry,
1998). 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Toddler Whaley dan Wong’s (2000)
mengemukakan pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan
merupakan bertambahnya sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan belajar. Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal
yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam
keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang
tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik
dengan kata-kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog
menyebutnya Negatifisme). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah sate tahun,
si kecil akan menjadi seorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan
menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang
ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang
dapat dijatuhkan, memanjat apa yang bisa dipanjat, memasukkan benda-benda kecil
kedalam benda yang lebih besar dan sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa
diam setiap hari (Hurlock, 2002:98). Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung
mengikuti orang tuanya kesana-kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram
tanaman, semua ini di lakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak
sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan
takut dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri.
Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali 2
3. bekerja dan meminta bantuan orang lain untuk mengawasi anaknya, biasanya anak
tidak rewel pada saat orang tua pergi tetapi pada saat mereka kembali anak akan terus-
menerus melekat pada ayah dan ibunya dan tidak mengizinkan siapapun juga
mendekatinya, karena ia takut orang tuanya akan pergi lagi. Perasaan takut akan
semakin menghambat pada saat tidur ia mau berbaring jika ayah atau ibunya duduk di
sampingnya ( Hurlock, 2002:101). Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah
dikendalikan karena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka
menganggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan
kebandelan yang muncul pada usia antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang,
Sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak
menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik
dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang
tuanya karena mereka tetap makluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada
usia 3 tahun anak cenderung meniru siapa pun yang dilakukan orang tuanya sehari-
hari disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak di bentuk jauh
lebih banyak dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model
diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan,
orang tua dan dirinya sendiri (Hurlock, 2002:111).2. Faktor Pengaruh Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak 1. Faktor herediter Merupakan faktor yang dapat diturunkan
sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor
herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. 2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan
tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain : a) Lingkungan pranatal Merupakan
lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi gizi pada
waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain. 3
4. b) Lingkungan postnatal Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca,
olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.B. PERKEMBANGAN
KOGNITIIF 1. Pengertian kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur
mental yang bisa digunakan individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil
kembali berbagai pengetahuan dan kepandaian (Rigney,1978 dalam Jonassen 1987 ).
Strategi kognitif mencerminkan bagaimana seseorang belajar, mengingat, dan berfikir
serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Weinstein dan mayer, 1985 dalam
Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa strategi-strategi kognitif
merepresentasikan kegiatan- kegiatan kognitif yang sangat luas yang mendukung
pembelajaran seseorang. Dengan demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat
penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi yang baik. 2. Sifat-sifat kognitif
yang umumnya pada bayi toddler : Menurut Jean Piagiet pada usia 1-3 tahun anak
sudah dapat : a. Membedakan diri sendiri dengan setiap objek. b. Mengenal diri
sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan tertentu contohnya :
menarik seutas tali untuk menggerakkan sebuah mobil atau menggerakkan mainan
supaya bersuara. c. Menguasai keadaan tetap dari objek misalnya : menyadari bahwa
benda tetap ada meskipun tidak terjangkau oleh mata. 3. Sifat-sifat fisik kognitif yang
umumnya pada bayi toddler : a. Sewaktu lahir, berat otak anak sekitar 27% berat otak
orang dewasa. Sedangkan pada usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 90%
dari berat otak orang dewasa (sekitar 1200 gram). Hal ini menunjukkan bahwa pada
usia ini, masa perkembangan otak sangat pesat. Pertumbuhan ini memberikan
implikasi terhadap kecerdasan anak. b. Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa
ingin tahu yang sangat besar. Pada usia ini, anak mengembangkan rasa
keingintahuannya melalui beberapa hal berikut ini : c. Memahami kalimat yang terdiri
dari beberapa kata. Pada usia 12 – 17 bulan, anak sudah dapat memahami kalimat
yang terdiri atas rangkaian beberapa 4
5. kata. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan komunikasi dengan
menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada usia 13 bulan, anak
sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama” atau “papa”.
Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata ganti diri dan
merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan-pesan
seperti: “ Adik mau susu.” d. Cepat menangkap kata-kata baru. Pada usia 18 – 23
bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata-kata.
Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu, anak sudah
mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk
melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru lebih cepat. e. Belajar
melalui pengamatan / mengamati. Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati
hal-hal di sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu
anak. Anak kemudian melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak
sedang mencari tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu
hal sebagai pemuas rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat
mengamati lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya
terjadi berdasarkan pengalamannya.C. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL a.
Pengertian Teori perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud
mengatakan bahwa setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, begitu pula manusia juga mengalaminya. Freud mengatakan bahwa
seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa pada
masa anak-anak pun mengalami ketertarikkan dan kebutuhan seksual. Apabila tahap-
tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat.
Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi.
fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini
diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang
yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat
mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan. 5
6. b. Sifat-sifat umum Perkembangan Psikoseksual Anak Pada Usia 1-3 Tahun Dibagi
dua fase : 1) Fase Anal Pada fase ini fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar
pada sekitar anus. Tugas perkembangan yang harus dilalui anak adalah melakukan
kontrol terhadap BAB dan BAK, dan bila tercapai anak akan senang melakukan
sendiri. Sedangkan bila tugas perkembangan tidak tercapai akan muncul beberapa
masalah seperti anak akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkan.Peran lingkungan adalah membantu anak untuk belajar mengontrol
pengeluaran (melakukan Toilet Training), yaitu suatu konsep bersih dimana anak
belajar mengontrol pengeluaran tepat waktu dan tempat serta dapat melakukan dengan
mandiri. Adapun kreteria yang umumnya ditemukan antara lain : a. Kehidupan anak
berpusat pada kesenangan anak terhadap dirinya sendiri, sangat egoistik, mulai
mempelajari struktur tubuhnya. b. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak
adalah latihan kebersihan. c. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main
dengan fesesnya sesuai dengan keinginanya. d. Untuk itu toilet training adalah waktu
yg tepat dilakukan dalam periode ini. e. Masalah yang yang dapat diperoleh pada
tahap ini adalah bersifat obsesif (ganggan pikiran) dan bersifat impulsif yaitu
dorongan membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri.D. Fase Perkembangan
Moral Menurut Kohelberg, tingkatan pertama dari perkembangan moral adalah
prekonvensional ketika anak merespon pada label “baik” atau “buruk”. Selama tahun
kedua kehidupan, anak mulai belajar mengetahui beberapa aktifitas yang
mendatangkan pengaruh dan persetujuan. Mereka juga mengenal ritual-ritual tertentu,
seperti mengulang bagian dari doa-doa. Saat usia dua tahun, toddler belajar pada
perilaku orang tua mereka yang berkaitan dengan urusan moral. Pola disiplin
mempengaruhi perkembangan moral toddler : a. Hukuman fisik dan pengambilan
hak-hak khusus cenderung membentuk moral yang negatif. 6
7. b. Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman menimbulkan
perasaan bersalah pada toddler. c. Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan
penjelasan yang sederhana mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan
pujian terhadap perbuatan yang baik.E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL a.
Pengertian Menurut ERIK H. ERIKSO Teori perkembangan psikososial ini adalah
salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson
percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen
penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego.
Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial.
Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan
informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga
percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu
perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai
teori perkembangan psikososial. Erikson memaparkan teorinya melalui konsep
polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan yang
akan dilalui oleh manusia. Menariknya bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah
gradualitas. Manusia dapat naik ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada
tingkat sebelumnya. Setiap tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan
kemampuan dalam bidang kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan baik,
orang itu akan merasa pandai. Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang
itu akan tampil dengan perasaan tidak selaras. Dalam setiap tingkat, Erikson percaya
setiap orang akan mengalami konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam
perkembangan. Erikson berpendapat, konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan
kualitas psikologi atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa
ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat. Begitu juga dengan potensi kegagalan. 7
8. b. Sifat-sifat umum psikososial yang pada bayi toddler Anak di daycare/toddler
akan banyak berinteraksi dengan teman sebayanya di sekolah toddler/PG atau ketika
aktivitas daycare. Anak akan bertemu dengan guru, pengasuh, orang tua, dan terutama
temen-temannya itu sendiri. Anak belajar bagaimana bisa berhubungan dan berteman
dengan baik.F. PERKEMBANGAN BAHASA1.Pengertian Bahasa adalah alat
berkomunikasi berdasarkan visual daripada rangsangan pendengaran,dan
penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk secara umumm yaitu bahsa lisan,tulisan,dan
bahasa isyarat. Lev Vygotsky Tokoh psikologi Rusia menyatakan bahwa bahasa
memegang peranan kunci dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah "alat"
menuju kecerdasan-kecerdasan lain karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
Katakanlah begini, jika si kecil belajar matematika ia perlu memahami soal- soalnya.
Itu berarti ia perlu memahami bahasa. Begitu juga dengan kecerdasan lainnya.2.
Perkembangan bahasa anak toddler secara umum Pemerolehan bahasa pada anak usia
1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik,
kemampuan anak dalam memproduksi kata-kata ditandai oleh perkembangan bibir,
lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa
(kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan
mendengarkan, melihat, dan mengartikan simbol-simbol bunyi dengan kematangan
otaknya. Sedangkan secara psikhis, kemampuan memproduksi kata-kata dan variasi
ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat berlatih mengucapkan kata-
kata. Anak-anak yang mendapatkan bimbingan dan dorongan moral yang sangat kuat
akan memperoleh kata-kata yang banyak dan bervariasi dibandingkan anak-anak
lainnya. Makalah ini menguraikan secara singkat dan sederhana proses pemerolehan
bahasa tersebut secara pragmatis dan memaparkan beberapa contoh ucapan anak
untuk fonem-fonem tertentu yang secara umum mengalami kesulitan dalam
pengucapan (ditinjau secara fonologis). 8
9. Dari berbagai macam keuniversalan serta proses pemerolehan seperti yang baru
saja digambarkan tampak bahwa pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat
dengan keuniversalan bahasa. Bahkan keterkaitan ini lebih menjurus lagi dalam arti
bahwa ada elemen-elemen bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat universal
absolut, ada yang universal statistikal, dan ada pula yang universal implikasional.
(Soenjono Dardjowidjojo : 21)G. PERKEMBANGAN FISIK Perkembangan fisik
(motorik)merupakan proses tumbuh kembang sistem gerak seorang anak .setiap
gerakan yang dilakukan anak merupakan sistem interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik
ini terbagi menjadi sistem motorik halus dan kasar :1. MOTORIK HALUSa.
Pengertian Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf
motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan
yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan
benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan
sebagainya.b. Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum 1.
menggambar mengikuti bentuk 2. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
3. membuka menutup kotak 4. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus2.
PERKEMBANGAN MOTORIK KASARa. Pengertian Kemampuan motorik kasar
adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan
sebagian besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat .perkembangan motorik
kasar sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak semakin karena proses
kematangan anak juga bisa berbeda. 9
10. b. Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum a. Berjalan
dan berlari kecil di sekitar rumah b. Mengangkat dan mengambil benda disekitanya c.
Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki 10
11. BAB III PENUTUPA.KESIMPULAN Usia batita merupakan masa keemasan
bagi perkembangan anak. Pada usia 1-3 tahun inilah perkembangan otak, psikologi,
sosial, dan fisik anak berjalan dengancepat. Tahap-tahap perkembangan batita dapat
dilihat dari bertambahnyakemampuan anak dalam bersosialisasi, perkembangan
mental, dan aktifitas fisiknya. Perkembangan batita sejatinya merupakan
perkembangan yang sangat cepathingga mau tidak mau, orangtua harus selalu
waspada dan selalu bersiap untuk“terkejut” melihat perkembagan batita
mereka.B.SARAN Hal – hal yang perlu diperhatikan Didalam melakukan didikan
anak usia toddlerdengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan
perkembangandan pertumbuhannya dalam aspek fisik dan pisikis yang didampingi
denganperhatian pula pda gangguan – gangguan yang dialami oleh anak dan
carapenanggulangan serta cara mengatasinya. 11
12. DAFTAR PUSTAKASantrock, John W. (1995) Life Span Development (Edisi
Kelima), University ofTexas,DallasPurwo, Bambang Kaswanti. (1990), Pertemuan
Linguistik Lembaga Bahasa AtmaJaya 3, Universitas Atma Jaya,
Jakartahttp://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/
perkembangan-anak-masa-toddler-dan-school-age/http://
pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/perkembangan-anak-menurut-jean-
piaget-dan-vigotsky/http://female.kompas.com/read/2011/02/08/1319079/1-
3.tahun.usia.penting.tumbuh.kembang.anak. 12
AAA
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah
June 18th, 2010 | Author: iini08
Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6
tahun). Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah
Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang
seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya, seperti
tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman
beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 – 5 tahun adalah
sebagai berikut:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai makhluk yang sedang
tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkakn keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan
berhitung
6. Mengembangkkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
Pertumbuhan Fisik
Penampilan maupun gerak gerik anak usia prasekolah mudah dibedakan dengan anak
yang berada dalam tahapan sebelumnya. a) Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka
telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan yang dilakukan sendiri. b) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak
membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka
harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak. c) Otot-otot
besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan.
Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang
rumit, seperti mengikat tali sepatu. d) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila
harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah
sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna. e) Walaupun tubuh anak lentur,
tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft).
Perkembangan Motorik
Di usia prasekolah, gerakan tangan anak (handstroke) sudah pada taraf membuat pola
(pattern making). Ini tingkat paling sulit karena anak harus membuat bangun/bentuk sendiri.
Jadi, betul-betul dituntut hanya mengandalkan imajinasinya. Sedangkan pada keterampilan
motorik kasar, anak usia prasekolah sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya
untuk melakukan gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga, melempar
bola, bahkan melakukan dua gerakan sekaligus seperti melompat sambil melempar bola.
Perkembangan Kreativitas
Kreativitas imajiner (orang, benda, atau binatang yang diciptakan anak dalam khayalannya)
dan animasi (kecenderungan mengganggap benda mati sebagai benda hidup) yang merupakan
kreativitas awal di masa batita sudah mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, anak prasekolah
cenderung melakukan dusta putih (white lie) atau membual. Tujuannya bukan untuk menipu
orang lain, tapi karena ia merasa yakin hal itu benar. Ia ingin bualannya didengar. Perlu
diketahui, pada masa prasekolah, anak sudah mulai menunjukkan ego dan otoritasnya. Misal,
ia melihat seekor naga hitam melintas di depan rumah. Anak ini merasa yakin dan ingin
orang lain juga turut meyakininya.
Kelak, sejalan dengan pertambahan usianya dimana anak mulai membedakan antara khayalan
dan kenyataan, kebiasaan membual mulai hilang. Sebaliknya, orang dewasa juga jangan
membiarkan anak untuk terus-terusan membual berlebihan. Sebab, bila hal ini dibiarkan,
membual dan melebih-lebihkan yang dilakukan dengan tujuan mengesankan orang lain,
malah berbuah menjadi kebohongan yang mungkin menjadi kebiasaan.
Perkembangan Emosi
Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan emosi. Semakin matang
emosi seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya. Untuk anak usia prasekolah,
kemampuan mengekspresikan diri bisa dimulai dengan mengajari anak mengungkapkan
emosinya.
Jadi, anak prasekolah dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap untuk menjaga hak-haknya
tanpa harus merugikan orang lain. Saat mainannya direbut, kondisikan agar anak melakukan
pembelaan. Entah dengan ucapan, semisal, “Itu mainan saya. Ayo kembalikan!”, atau dengan
mengambil kembali mainan tersebut tanpa membahayakan siapa pun.
Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah : a) Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya
dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. b)
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian
guru.(Ananda 2010).
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial,
atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Usia prasekolah memberi kesempatan luas kepada anak untuk mengembangkan keterampilan
sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat dunia lain di luar dunia rumah bersama ayah-ibu.
Kemampuan bersosialisasi harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti
kesuksesannya, amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin. Banyaknya teman
juga membuat anak tidak gampang stres karena ia bisa lebih leluasa memutuskan kepada
siapa akan curhat.
Ciri Sosial Ciri Anak Prasekolah atau TK a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu
atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih
biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis
kelamin yang berbeda. b) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara
baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti. c) Anak lebih mudah seringkali
bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation
among preschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di
sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied. Anak
tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang
temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b) Bermain soliter. Anak bermain sendiri
dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang
berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c) Tingkah laku onlooker
anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa
yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama. d) Bermain pararel.
Anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama
dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan
cara tidak saling bergantung. e) Bermain asosiatif. Anak bermain dengan anak lain tanpa
organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-
sendiri. f) Bermain Kooperatif. Anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada
pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya
main toko-tokoan, atau perang-perangan.
Perkembangan Moral
Kemampuan sosialisasi yang berkembang membawa anak usia prasekolah masuk ke dalam
berbagai kelompok baru di luar rumah, yaitu sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sebagai
bagian dari kelompok, anak prasekolah belajar mematuhi aturan kelompok dan menyadari
konsekuensinya bila tidak mengikuti aturan tersebut.
Anak usia prasekolah belajar perilaku moral lewat peniruan. Itulah sebabnya, orang-orang
dewasa harus menghindari melakukan hal-hal yang buruk, semisal bicara kasar, memukul,
mencela, dan lain-lainnya di depan anak.
Sosialisasi juga membawa anak pada risiko konflik, terutama dengan teman sebaya. Oleh
karenanya, kemampuan memecahkan konflik merupakan modal yang harus dimiliki anak.
Semakin baik kemampuannya dalam hal ini, maka kepribadiannya akan semakin stabil. Anak
yang pandai mengatasi konflik umumnya akan mudah pula mengatasi masalah dalam
hidupnya, entah di sekolah, di rumah, ataupun kelak di tempat bekerja.
Perkembangan Kognitif
Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK a) Anak prasekolah umumnya terampil dalam
berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya,
sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik. b) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi,
minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite
dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi
kompeten dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi
dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c)
Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak
hal. c) Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara
mandiri. e) Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai
tingkah laku. f) Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
g) Kagumilah apa yang dilakukan anak. h) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak,
lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
Keterampilan Gender
Anak prasekolah sudah mampu membedakan pria dan wanita yang dilihat dari penampilan
yang berbeda, pakaian yang berbeda dan rambut yang berbeda. Beberapa anak juga mulai
memahami organ-organ tubuh yang berbeda pada pria dan wanita karena orang tua mereka
mulai memperkenalkannya, entah lewat pengamatan langsung atau lewat buku-buku. Tetapi
tidak semua anak di usia ini punya keterampilan membedakan melalui anatomi fisik/organ
intim karena beberapa orang tua masih enggan membicarakan soal peran seks pada anak
mereka di usia prasekolah. (Santi Hartono, 2010)
Stimulasi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan
(penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang
kurang bahkan tidak mendapat stimulasi (Kania 2010).
Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah :
1. Gerakan kasar, dilakukan dengan member kesempatan anak melakukan permainan
yang melakukan ketangkasan dan kelincahan
2. Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar menggambar
3. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti satu
separuh dengan cara membagikan kue
4. Bergaul dan mandiri dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya bermain ke
tetangga. (Suherman, 2000)