21
11 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konjungsi Dalam Tata Bahasa Indonesia Tame ni 「ために」dan you ni 「ように」dalam bahasa Jepang masuk ke dalam jenis kelas kata keishiki meishi 「形式名詞」. Akan tetapi, dalam tata bahasa bahasa Indonesia fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」dalam tata bahasa Jepang, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」 dalam tata bahasa Indonesia. Kridalaksana (2005:20), menjelaskan bahwa pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia antara lain verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, interjeksi, pertindihan kelas. Alwi, et al. (2003 : 296) juga menjelaskan bahwa dilihat dari perilaku sintaktisnya dalam kalimat konjungsi dibagi menjadi empat kelompok yakni: 1. Konjungsi Koordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Contoh : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.

59A3Ad01

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 59A3Ad01

11

Bab 2

Landasan Teori

2.1 Konjungsi Dalam Tata Bahasa Indonesia

Tame ni 「ために」dan you ni 「ように」dalam bahasa Jepang masuk ke dalam

jenis kelas kata keishiki meishi 「形式名詞」. Akan tetapi, dalam tata bahasa bahasa

Indonesia fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」bila diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan

fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」dalam tata bahasa Jepang, terlebih

dahulu penulis akan menjelaskan fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」

dalam tata bahasa Indonesia.

Kridalaksana (2005:20), menjelaskan bahwa pembagian kelas kata dalam bahasa

Indonesia antara lain verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia,

interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, interjeksi,

pertindihan kelas.

Alwi, et al. (2003 : 296) juga menjelaskan bahwa dilihat dari perilaku sintaktisnya

dalam kalimat konjungsi dibagi menjadi empat kelompok yakni:

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau

memiliki status yang sama.

Contoh : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.

Page 2: 59A3Ad01

12

2. Konjungsi Korelatif

Konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status

sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh

salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Berikut adalah contohnya:

Baik... maupun... Sedemikian rupa... sehingga...

Tidak hanya.. tetapi juga... Apa(kah)... atau...

Bukan hanya... melainkan juga... Entah... entah...

3. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak

memiliki sintaktis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat.

Jika dilihat dari perilaku sintaktis dan semestinya, konjungsi subordinatif dapat

dibagi menjadi tiga belas kelompok.

3.1 Konjungsi Subordinatif Waktu: Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika,

tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah,

sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.

3.2 Konjungsi Subordinatif Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

3.3 Konjungsi Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya,

sekiranya.

3.4 Konjungsi Subordinatif Tujuan: Agar, Untuk, Supaya, Biar.

Konjungsi subordinatif tujuan merupakan konjungsi yang berhubungan

dengan tame ni 「 た め に 」 dan you ni 「 よ う に 」 yang sering

mengakibatkan interferensi dalam penerjemahan pada pemelajar bahasa Jepang

sebagai bahasa kedua.

Page 3: 59A3Ad01

13

3.5 Konjungsi Subordinatif Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun,

sungguhpun, kendati(pun).

3.6 Konjungsi Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana,

seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

3.7 Konjungsi Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

3.8 Konjungsi Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (-sampai), maka (nya).

3.9 Konjungsi Subordinatif Alat: dengan, tanpa.

3.10 Konjungsi Subordinatif Cara: dengan, tanpa.

3.11 Konjungsi Subordinatif Komplementasi: bahwa

3.12 Konjungsi Subordinatif Atributif: yang

3.13 Konjungsi Subordinatif Perbandingan: sama... dengan, lebih... dari(pada).

4. Konjungsi Antar kalimat

Konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Selain itu

dapat juga menghubungkan kalimat dengan kalimat baik di dalam satu paragraf,

maupun diantara dua paragraf.

Berikut adalah contoh penggunaan konjungsi subordinatif tujuan:

a. Sebaiknya anda luluskan permintaan orang tua anda itu agar mereka tidak kecewa.

(Kridalaksana, 1994:105)

b. Akan saya ceritakan sedikit peristiwa itu, agar supaya para petugas di sini menjadi

jelas duduk persoalannya. (Kridalaksana, 1994:105)

Dari keempat macam konjungsi yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya penulis

akan membahas lebih dalam tentang konjungsi subordinatif tujuan (No: 3.4) seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya.

Page 4: 59A3Ad01

14

2.2 Keishiki Meishi (形式名詞) Dalam Tata Bahasa Jepang

Sebelum menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi (形式名詞) terlebih

dahulu penulis akan menjelaskan mengenai meishi (名詞) .

2.2.1 Teori Meishi (名詞)

Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan meishi (名詞) adalah:

“Kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, kejadian dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi. Meishi juga disebut dengan taigen, di dalam suatu kalimat dapat menjadi subjek, predikat, kata keterangan dan sebagainya.” Selain Hirai, Murakami dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) menyimpulkan

bahwa meishi (名詞) adalah:

1. Mempunyai jirisugo.

2. Tidak mengalami perubahan.

3. Dapat membentuk bunsetsu dengan ditambah partikel ga (が), wa (は), o (を), no

(の), ni (に), dan sebagainya.

4. Dapat menjadi Subjek.

5. Disebut sebagai taigen sebagai lawan yougen.

6. Dilihat dari sudut pandang artinya dapat dibagi menjadi empat macam yaitu futsuu

meishi, koyuu meishi, daimeishi dan suushi.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Sudjianto dan Dahidi membagi meishi

「名詞」 ke dalam empat macam. Akan tetapi, banyak juga yang membagi meishi

Page 5: 59A3Ad01

15

「名詞」 menjadi lima macam yakni dengan cara menambahkan keishiki meishi 「形

式名詞」 ke dalamnya. Contoh kata yang termasuk dalam futsuu meishi, koyuu meishi,

keishiki meishi, daimeishi, dan suushi. Adalah sebagai berikut:

1. Futsuu meishi : yama, hon, sekai, tsukue.

2. Koyuu meishi : fujisan, sooseki, chuugoku, natsume.

3. Keishiki meishi : tame ni, you ni, koto, wake, hazu.

4. Daimeishi : ichi, sichinin, daiichi.

5. Suushi : kore, dochira, anata, watashi.

Dari kelima buah jenis meishi di atas, selanjutnya penulis akan menjelaskan lebih

dalam mengenai keishiki meishi 「形式名詞」seperti berikut ini.

2.2.2 Teori Keishiki Meishi 「形式名詞」

Izumi dalam Yoshikawa (2007), menjelaskan definisi keishiki meishi 「形式名詞」

adalah sebagai berikut:

“Kata yang kehilangan makna yang sebenarnya dan menjadi kata benda yang hanya memiliki peranan secara formalitas dengan syarat, jika dipadukan dengan kata lain maka akan memiliki fungsi yang sangat penting dalam tata bahasa.” Selain itu, Terada dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:160) juga menjelaskan definisi

keishiki meishi 「形式名詞」seperti berikut:

“Keishiki meishi 「形式名詞」adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina.” Nagara, et al. (1987) membagi keishiki meishi 「形式名詞」menjadi empat puluh

tiga jenis yakni: aida / aida ni, atari, ue / ue ni / ue de, uchi / uchi ni / uchi de / uchi wa,

oki / oki ni, ori / ori ni, kata, gachi / gachi ni / gachi na, nuse ni, gurai (kurai), koto,

Page 6: 59A3Ad01

16

shidai, jou, sei, sou, sou / souna, dake, tabi ni, tame / tame ni, dan, tsumori, tei, ten,

toori, toki / toki ni, tokoro, nagara, nado / nante (nanzo), no, hazu, bakari, fushi, bun,

hou, hodo, ma, mama / mama ni / mama de, mitai, muki, mono, yue / yue ni, you / you ni

/ you na, yoshi, wake.

Dari sekian banyaknya jenis-jenis yang termasuk dalam keishiki meishi 「形式名

詞」, berikut ini penulis hanya akan menjelaskan keishiki meishi 「形式名詞」tame ni

「ために」dan you ni 「ように」 yang nantinya akan menjadi data pendukung

analisis pada bab 3.

2.2.2.1 Teori Tame ni 「ために」

Nagara, et al. (1987:53) membagi penggunaan tame ni 「ために」kedalam 3

bagian, yakni:

a. 受益じゅえき

の対象たいしょう

= Menunjukkan objek yang menerima keuntungan.

Pola kalimat: 名詞+の+ために

Kata benda + no + tame ni

Contoh:

息子のために働く。

‘Musuko no tame ni hataraku.’

‘Bekerja untuk anak.’ (Nagara, et al., 1987:53)

b. 目的もくてき

= Menunjukkan tujuan.

tame ni「ために」yang berfungsi menunjukkan suatu tujuan memiliki pengertian

Page 7: 59A3Ad01

17

dan penggunaan yang serupa dengan you ni「ように」. Penjelasan tentang tame ni

「ために」yang berfungsi menunjukkan tujuan ini, akan dibahas selanjutnya oleh

penulis secara lebih dalam dalam sub bab berikutnya.

c. 原因げんいん

. 理由り ゆ う

= Menunjukkan alasan atau penyebab.

Pola kalimat:

名詞+の.だった+ため(に) atau

Kata benda + no + datta + tame (ni)

イ.形容詞(現在 .過去形)+ため(に) atau

Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + tame (ni)

動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+ため(に) Kata kerja (Sekarang atau lampau) + tame (ni) Contoh:

病気のため、会社を休んでしまいました。

‘Byouki no tame, kaisha o yasunde shimaimashita.’

‘Kerja menjadi libur karena sakit.’

Dari ketiga fungsi tame ni 「ために」di atas, berikut penulis akan menjelaskan

tentang tame ni 「ために」yang mempunyai pengertian tujuan seperti dijelaskan

berikut ini:

Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi tame ni 「 た め に 」 adalah

menunjukan suatu tujuan. tame ni 「ために」 dapat digunakan dengan pola kalimat

sebagai berikut:

Page 8: 59A3Ad01

18

名詞 + の + ために atau 動詞(現在形)+ ために

Kata benda + no + tame ni atau kata kerja (bentuk sekarang) + tame ni

Contoh:

a. 生活のために働かなければなりません。

‘Seikatsu no tame ni hatarakanakerebanarimasen.’

‘Saya harus bekerja untuk kelangsungan hidup’. (Tanimori, 1992:273)

b. 私は日本語を勉強するために日本に来ました。

‘Watashi wa nihongo o benkyousuru tame ni nihon ni kimashita.’

‘Saya datang ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang.’ (Nagara, et al., 1987:53)

Selain Nagara, et al. (1987), Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi tame ni

「ために」adalah ‘untuk’. Dapat juga digunakan dengan pola kalimat seperti berikut:

[ X Tame ni Y] (X menunjukkan suatu kegiatan yang dapat dikendalikan oleh subjek Y). Contoh:

a. 新しい車を買うためにお金をためています。 X Y

‘Atarashii kuruma o kau tame ni okane o tamete imasu.’

‘Saya menyimpan uang untuk membeli mobil baru.’ (Mc Gloin, 1989:48)

b. 日本語を勉強するために日本へ行きます。 X Y ‘Nihongo o benkyousuru tame ni nihon e ikimasu.’

‘Saya pergi ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang.’ (Mc Gloin, 1989:49)

Contoh kalimat pertama di atas menerangkan bahwa tujuan dari seseorang

Page 9: 59A3Ad01

19

menyimpan uang adalah untuk membeli mobil baru. Sehingga Y pada contoh kalimat

pertama yakni menyimpan uang dilakukan sebagai suatu kegiatan untuk mewujudkan

tujuannya yakni X atau membeli mobil baru. Begitupun dengan contoh kalimat kedua,

tujuan dari seseorang pergi ke jepang adalah untuk belajar bahasa Jepang.

Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2004:420) menjelaskan tame ni 「ために」

digunakan setelah verba atau kata kerja. Akan tetapi, penggunaan jenis kata kerja yang

mendahului tame ni 「ために」harus digunakan kata kerja yang tepat . Dalam hal ini,

kata kerja yang mendahului tame ni 「ために」disebut dengan kata kerja yang

memiliki bentuk maksud atau ‘ishidoushi’ 「意志動詞」. Definisi ‘ishidoushi’ 「 意志

動詞」 berasal dari dua buah kanji yakni kanji ‘ishi’ 「意志」 yang berarti ‘maksud’

atau ‘keinginan’ sedangkan ‘doushi’ 「動詞」 adalah kata kerja. Contoh kata kerja

bentuk maksud atau ‘ishidoushi’ 「意志動詞」 yang mendahului tame ni 「ために」

yaitu seperti: ‘yomu’ 「読む」, ‘taberu’ 「食べる」, ‘iku’ 「行く」, ‘nomu’ 「飲

む)」dan lain sebagainya.

Okutsu, et al. (1990:80) menjelaskan bahwa tame「ため」merupakan kata benda

atau dalam bahasa Jepang disebut dengan meishi. Sedangkan ni「に」adalah partikel

atau joshi. tame「ため」apabila disatukan dengan partikel ni「に」maka tame ni 「た

めに」akan berubah menjadi keishiki meishi 「形式名詞」 yang menunjukkan suatu

tujuan yakni ‘untuk’.

Page 10: 59A3Ad01

20

2.2.2.2 Teori You ni 「ように」

Sama halnya seperti tame ni 「ために」Nagara, et al. (1987:117) juga membagi

fungsi you ni 「ように」kedalam delapan bagian, yakni:

a. 比況ひきょう

= Seperti

Pola kalimat:

名詞+の+ように atau Kata benda + no + you ni イ.形容詞(現在 .過去形)+ように atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni

動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+ように

Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you ni Contoh: あの人は朝から晩まで、こまねずみのように働いています。

‘Ano hito wa asa kara ban made, komanezumi no you ni hataraite imasu.’

(Nagara, et al., 1989:117 )

‘Orang itu bekerja dari pagi hingga malam, seperti tikus koma (jenis tikus Jepang).’

b. 例示れ い じ

= Memberikan contoh untuk mempermudah penjelasan.

Pola kalimat:

名詞+の+ように atau

Kata benda + no + you ni

Page 11: 59A3Ad01

21

イ.形容詞(現在 .過去形)+ように atau

Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni

動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+ように

Kata kerja (bentuk sekarang atau lampau) + you ni

Contoh:

いかにも見たように話す。

‘Ika ni mo mita you ni hanasu.’

‘Berbicara seperti orang yang telah melihat.’ (Nagara, et al., 1987:118)

c. 説明せつめい

= Penjelasan

Pola kalimat:

名詞 .指示代名詞+の+よう

Kata benda .kata benda bentuk perintah + no + you 動詞(過去形)+よう Kata kerja (bentuk lampau) + you Contoh:

電話で話したように、この問題はもう解決しました。

‘Denwa de hanashita you ni, kono mondai wa mou kaiketsu shimashita.’

‘Masalah ini telah selesai seperti yang dibicarakan di telpon.’ (Nagara, et al.,

1987:119)

Page 12: 59A3Ad01

22

d. 推測すいそく

= Perkiraan, dugaan.

Pola kalimat:

名詞+の .だった+よう atau

Kata kerja+ no . datta + you イ.形容詞(現在 .過去形)+よう atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you Contoh: この問題は学生には少し難しいようだ。 ‘Kono mondai wa gakusei ni wa sukoshi muzukashii youda.’ ‘Masalah ini sepertinya sedikit susah untuk mahasiswa.’ (Nagara, et al., 1987:119) e. 婉曲

えんきょく

= Penjelasan secara tidak langsung.

Pola kalimat:

名詞+の .だった+よう atau

Kata kerja+ no .datta + you イ.形容詞(現在 .過去形)+よう atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞(現在 .過去形)+テ+イル形+よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you

Page 13: 59A3Ad01

23

この洋服はちょっとあなたには会わないようです。 ‘Kono youfuku wa chotto anata ni wa awanai you desu.’ ‘Sepertinya baju ini agak kurang cocok dengan kamu.’ (Nagara, et al., 1987:120)

f. 目的もくてき

= Tujuan

動詞(現在形)+ように

Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni

遅刻しないように、目覚まし時計をかけて置いてください。

‘Chikoku shinai you ni, mezamashi tokei wo kakete oite kudasai.’

‘Tolong menyetel jam alarm agar tidak terlambat.’ (Nagara, et al., 1987:121)

Dari delapan macam pengertian dan penggunaan keishiki meishi you ni「よう

に」yang ada. Selanjutnya penulis hanya akan menjelaskan secara lebih dalam you

ni yang memiliki fungsi untuk menunjukkan suatu tujuan.

g. 勧告かんこく

. 願望がんぼう

= Nasehat .Keinginan

動詞(現在形)+ように

Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni

Contoh:

クラスには遅れて来ないように

‘Kurasu ni wa okurete konai you ni.’

‘Agar tidak datang terlambat ke kelas.’ (Nagara, et al., 1987:122)

h. 慣用的表現かんようてきひょうげん

= Ungkapan kebiasaan 動詞(現在形)+ように

Page 14: 59A3Ad01

24

Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni suru Contoh: 明日からは毎朝六時に起きるようにします。 ‘Ashita kara wa maiasa roku ji ni okiru you ni shimasu.’

‘Mulai besok diusahakan bangun jam 6 pagi.’ (Nagara, et al., 1987:122)

Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi you ni 「ように」adalah menunjukan

suatu tujuan atas perbuatan seseorang. You ni 「ように」dapat digunakan dengan pola

kalimat sebagai berikut:

動詞ど う し

(現在形)+ように

Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni

Contoh:

a. 後ろの人にも良く聞こえるように、大きい声で言ってください。

‘Ushiro no hito ni mo yoku kikoeru you ni, okii koe de itte kudasai.’

‘Tolong bicara lebih keras agar terdengar juga dengan baik oleh orang yang berada

di belakang’. (Tanimori, 1992:274)

b. 電車に遅れないように急いだ。

‘Densha ni okurenai you ni isoida.’

‘Saya bergegas agar tidak terlambat naik kereta’. (Nagara, et al., 1987:121)

Selain itu, Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi you ni「ように」adalah

‘supaya’ atau ‘agar’. Secara tidak langsung you ni「ように」 juga menunjukkan

sebagai suatu akibat dari sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang. You ni「ように」

Page 15: 59A3Ad01

25

juga dapat menggunakan pola kalimat sebagai berikut:

[X You ni Y]

(X menunjukkan suatu pernyataan atau kejadian yang berada diluar kendali seseorang).

Contoh:

a. みんなに分かるように話した。 X Y

‘Minna ni wakaru you ni hanashita.’

‘Saya bicara agar semuanya mengerti.’ (Mc Gloin, 1989:49)

b. 忘れないようにノートに書いておいた。 X Y

‘Wasurenai you ni nooto ni kaite oita.’

‘Saya menulis di buku agar tidak lupa.’ (Mc Gloin, 1989:49)

Contoh kalimat pertama menerangkan bahwa penutur berbicara dengan harapan agar

orang-orang mengerti. Apabila orang lain tersebut mengerti dengan baik atau bahkan

tetap tidak mengerti setelah penutur tersebut berbicara hal itu berada di luar kendali

keinginan penutur. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, penutur menulis dalam

sebuah buku agar penutur tidak akan lupa. Akan Tetapi, apakah akan lupa atau tidak

adalah sesuatu yang mudah terjadi pada seseorang dan tidak dapat ditentukan oleh

keinginan seseorang.

Iori, et al. (2001:217) menerangkan bahwa you ni「ように」dalam suatu kalimat

dapat digunakan dengan subjek yang berbeda. Seperti contoh:

a. (私は)子供が進学できるように貯金した。 ‘Kodomo ga shingaku dekiru you ni chokin shita.’

‘Saya menabung agar anak dapat masuk sekolah’ (Iori, et al. 2001:217)

Page 16: 59A3Ad01

26

Dari contoh di atas terlihat bahwa subjek saya pada kalimat di atas mempunyai suatu

tujuan melalui kegiatannya menabung yakni agar dapat menyekolahkan anaknya.

Sehingga, dapat dilihat bahwa pelaku tujuan dengan penerima tujuan dari suatu kegiatan

tidak harus subjek yang sama.

Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2001:216) menjelaskan penggunaan you ni「よ

うに」sama seperti tame ni 「ために」diletakkan setelah kata kerja atau doushi. Akan

tetapi, jenis kata kerja yang digunakan untuk mendahului ungkapan you ni「ように」

adalah dengan menggunakan kata keja dengan bentuk potensial atau kata kerja tidak

memiliki bentuk maksud atau ‘muishidoushi’「無意志動詞」. Definisi muishidoushi

terdiri dari tiga buah asal penulisan kanji yakni kanji ‘mu’「無」 yang berarti tidak, dan

kanji ‘ishi’ 「意志」 yang berarti maksud serta terakhir adalah kanji ‘doushi’ 「動詞」

yang berarti kata kerja. Contoh kata kerja yang termasuk ke dalam golongan

muishidoushi antara lain: dekiru, (tabe)rareru, (yom)eru, (oki)rareru, wakaru dan lain

sebagainya.

Sama halnya dengan tame ni 「ために」 bahwa you「よう」juga merupakan kata

benda atau dalam bahasa Jepang biasa disebut dengan meishi. Sedangkan ni「に」

adalah partikel atau ‘joshi’ 「助詞」. You「よう」apabila disatukan dengan partikel ni

「に」maka you ni「ように」pun akan berubah menjadi keishiki meishi 「形式名

詞」 yang menunjukkan suatu tujuan yakni ‘supaya’ atau ‘agar’.

Page 17: 59A3Ad01

27

2.3 Teori Analisis Kontrastif

Kridalaksana dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan definisi analisis kontrastif

adalah sebagai berikut:

“Analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antar bahasa atau dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan terjemahan.” Selain Kridalaksana, Richards, Platt, dan Platt dalam Soedibyo (2004:47) juga

mengemukakan pendapatnya mengenai definisi analisis kontrastif antara lain sebagai

berikut:

“Analisis kontrastif adalah pembandingan sistem kebahasaan dari dua bahasa seperti sistem bunyi atau sistem gramatikal.” Dari kedua pemahaman definisi di atas, Lado dalam Soedibyo (2004:47-48)

memperoleh beberapa pemahaman tentang analisis kontrastif. Yakni:

1. Analisis kontrastif berkaitan dengan pembandingan unsur-unsur yang terdapat dalam

dua bahasa atau lebih untuk mengetahui persamaan atau perbedaan unsur-unsur

tersebut. Unsur yang dimaksud dari mulai sistem bunyi, hingga wacana.

2. Pembagian unsur-unsur bahasa tersebut dilakukan secara sinkronis atau deskriptif,

yaitu pembandingan dalam suatu masa tertentu yang terbatas tanpa melibatkan

perkembangan historis dari bahasa-bahasa yang sedang dibandingkan.

3. Hasil pembandingan tersebut dimasukkan untuk berbagai keperluan, dari mulai

untuk pemahaman umum hingga keperluan praktis seperti untuk pengajaran,

penerjemahan, dan penelitian.

Soemarno dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan bahwa analisis kontrastif

meliputi pengkajian teoritis dan pengkajian praktis. Pengkajian praktis bertujuan untuk

Page 18: 59A3Ad01

28

meningkatkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan, sedangkan pengkajian praktis

bertujuan untuk keperluan praktis, seperti pengajaran dan penyusunan bahan pengajaran.

Sesuai dengan penjelasan Soemarno dalam Parera (1997:137) juga menjelaskan bahwa

tujuan dari analisa kontrastif adalah meningkatkan dan memperbesar keberhasilan

pembelajaran dan pengajaran bahasa.

Soedibyo (2004: 48-49) menjelaskan ruang lingkup analisis kontrastif terdiri dari:

1. Analisis kontrastif mikro.

Bidang lingustik yang mempelajari bahasa dari dalam. Yaitu kaidah atau struktur

bahasa itu sendiri. Unsur yang dicakup antara lain fonologi, gramatika, dan

leksikologi serta membahas cara-cara membandingkan dua sistem bunyi, dua

gramatikal, dua kosakata, dua sistem yang disebutkan di atas adalah pembandingan

antara bahasa pertama dan bahasa kedua.

2. Analisis kontrastif makro.

Bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktor-

faktor diluar bahasa itu, yang pada umumnya dilakukan di atas tataran kalimat yang

mencakup analisis teks dan wacana.

Pierro dalam Soedibyo (2004:47-48) menjelaskan tiga langkah analisis kontrastif dua

bahasa adalah sebagai berikut:

a. Mengamati perbedaan-perbedaan struktur lahir dari dua bahasa.

b. Mengidentifikasi postulat, kaidah atau aturan yang melandasi fitur-fitur satuan

bahasa tertentu dari kedua bahasa yang dibandingkan.

c. Memformulasikan kaidah-kaidah tersebut, dari struktur batin ke struktir lahir.

Parera (1997:110) juga menjelaskan langkah-langkah mengkontraskan adalah

Page 19: 59A3Ad01

29

sebagai berikut:

a. Persamaan struktural dan formal.

b. Persamaan dalam terjemahan, dan

c. Persamaan dalam struktur penerjemahan.

Salah satu upaya memperoleh hasil terjemahan yang baik adalah dengan menerapkan

analisis kontrastif yaitu pembandingan sistem kebahasaan dua bahasa atau lebih untuk

memahami persamaan dan perbedaan sistem kebahasaan kedua bahasa yang

dibandingkan itu. Sedangkan Soedibyo (2004:61) menjelaskan untuk melakukan

penerjemahan yang baik dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun

sebaliknya, berikut langkah-langkah yang harus dikuasai:

1. Menguasai sistem bahasa Jepang.

2. Menguasai sistem bahasa Indonesia.

3. Memahami teori-teori penerjemahan.

4. Memahami bidang yang diterjemahkan, hal-hal lain yang berkaitan dengan

penerjemahan itu. Seperti pemahaman budaya bahasa dan bahasa Indonesia.

Menurut Lado dalam Soedibyo (2004: 51) bahwa elemen-elemen bahasa pertama

akan memudahkan pemelajar mempelajari bahasa target, akan tetapi elemen yang

berbeda akan mempersulit pemelajar mempelajari bahasa itu. Karenanya, manfaat dari

hasil analisis kontrastif anatara lain untuk mengurangi kesalahan atau salah persepsi

ketika berkomunikasi dengan target, atau ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari

bahasa target.

Page 20: 59A3Ad01

30

2.4 Teori Interferensi Bahasa

Weinreich dalam Parera (1997:105) mendefinisikan Interferensi sebagai berikut:

“Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of billinguals as a result of their familiarity with more than one language, i. e., as a result of language in contact, will be referred to as interference phenomena.” “Semua deviasi dari salah satu norma bahasa lain ke dalam sebuah percakapan dua bahasa sebagai akibat keakraban pada lebih dari suatu bahasa tersebut, penjelasannya, merupakan hasil kontak bahasa yang mengarah sebagai gejala interferensi.”

Selain Weinreich, Parera (1997:107) juga menjelaskan definisi interferensi adalah

sebagai berikut:

“Kesalahan yang diakibatkan oleh proses transfer yang tidak cocok atau sama antara B1 dan B2 atau kebiasaan ber-B1 dialihkan ke ber-B2 yang tidak berterima disebut interferensi.” Parera (1997:98) menjelaskan seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing,

maka bahasa asing itu biasa disebut dengan B2. Sedangkan bahasa yang telah dimiliki

sebelumnya atau biasa dipergunakan sebagai bahasa ibu maka hal tersebut dapat

dikatakan sebagai B1. Ini berarti dalam proses balajar B2, seseorang beralih dari kaidah

intrabahasa B1 ke kaidah intrabahasa B2. Antara ujung kiri B1 dan ujung kanan B2 tidak

dapat dilepaskan. Berarti, dalam proses berbahasa B1 dan berbahasa ajaran B2 akan

terjadi interferensi betapapun kecil dan tidak tampak dari luar. Semakin tingginya lalu

lintas antara penutur B1 dan B2 akan semakin tinggi pula terjadinya interferensi.

Istilah interferensi dipergunakan oleh kalangan psikolog untuk menunjuk pengaruh

tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari. Para sosiolinguis

mempergunakan istilah interferensi untuk merujuk ke interaksi berbahasa, seperti

pinjaman linguistik dan alih kode yang terjadi sewaktu dua paguyuban bahasa berkontak.

Sedangkan para penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa timbulnya interferensi

Page 21: 59A3Ad01

31

disebabkan ketidakfamiliaran penutur bahasa pertama dengan bahasa kedua yang

dipelajari.

Terdapat dua perbedaan pandangan tentang interferensi. Weinreich dan Haugen

dalam Parera (1997:106) berpendapat bahwa interferensi tidak dapat dihindarkan

walaupun sekecil apapun. Akan tetapi, penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa

makin kurang kebilingualan seseorang makin besar interferensi.