Upload
febriza-imansuri
View
225
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 1
PENDEKATAN METODE “5S” SEBAGAI STRATEGI
KEUNGGULAN KOMPETITIF ORGANISASI
1. Pendahuluan
Hampir semua industri manufaktur dan jasa akan senantiasa dihadapkan pada
kompetisi yang ketat sekali, dimana hal ini tidak hanya terjadi pada perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa sejenis tetapi hampir secara keseluruhan mengalami
persaingan tersebut, hal ini didasarkan karena setiap perusahaan berusaha untuk
menguasai pangsa pasar dari produk yang mereka hasilkan guna mencapai keuntungan
setinggi-tingginya.
Untuk dapat memperoleh keuntungan yang optimal perusahaan tidak hanya harus
menyediakan infrastruktur yang memadai dalam kegiatan proses produksinya tetapi juga
harus didukung oleh budaya kerja yang baik.
Secara umum, budaya industri di Indonesia belumlah mengakar secara baik, hal ini
mungkin disebabkan karena selama ini hanya berperan sebagai nelayan, petani, pelayan
dan priyayi. Sehingga menyebabkan banyak perusahaan atau industri yang belum siap
menghadapi persaingan global. Hal ini dapat diketahui dengan masih adanya permintaan
dari kalangan industri terhadap kebijakan proteksi terhadap produk yang dihasilkan.
Rendahnya tingkat produktifitas dan pemahaman budaya kerja yang baik dari tenaga
kerja Indonesia menyebabkan rendahnya tenaga kerja yang terserap di dunia industri,
terutama industri yang berbasis teknologi tinggi yang menuntut banyak persyaratan
terhadap tenaga kerja. Sebagai contoh disekitar industri manufaktur dan perusahaan di
bidang jasa, masih banyak sekali yang belum mereka ketahui tentang sikap dan perilaku
kerja yaitu terhadap waktu, tempat kerja, disiplin, kerapian, ketelitian, target kerja, kualitas
dan sebagainya sering menjadi kendala dalam bekerja yang baik dan benar.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan efisiensi waktu
kerja adalah dengan menerapkan budaya kerja 5S. Budaya kerja 5S ini berasal dari Jepang,
5S terdiri dari seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke. Takashi Osada menyampaikan
bahwa 5S adalah serangkaian aktivitas ditempat kerja seperti kegiatan pemisahan,
penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan pembiasaan, yang semuanya diperlukan untuk
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 2
melaksanakan pekerjaan dengan baik. "The five keys to a total quality
environment" (Takashi Osada 2004).
Konsep ini sebenarnya sederhana tetapi sering sekali diabaikan. Konsep ini juga dapat
dijadikan strategi kompetitif oleh pihak manajemen agar dapat memenangkan persaingan
dan mencapai tujuan perusahaan.
2. Manajemen Strategi
Jika kita tahu dimana kita berada dan bagaimana kita akan mencapai tujuan kita, kita
tidak mungkin dapat melihat arah kita berjalan, dan jika hasil yang terlihat tidak sesuai,
maka buatlah perubahan segera (Abraham Lincoln dalam Fred R. David, 2005). Intisari
yang disampaikan oleh Abraham Lincoln tersebut merupakan salah satu strategi yang
dapat digunakan oleh organisasi untuk menyiasati terjadinya perubahan disekitarnya.
Saat ini terdapat beberapa isu global yang dapat mempengaruhi semua keputusan
strategis. Pertama, batas antar Negara menjadi tidak jelas karena setiap orang dapat
melangkah ke suatu wilayah Negara tanpa kehadiran fisik berkat kemajuan teknologi.
Melihat dan memahami dunia dari sudut pandang lain telah menjadi syarat mutlak agar
tetap terus bertahan. Landasan manajemen strategis terletak pada kemampuan pengambil
keputusan di organisasi untuk memahami pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor,
pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan di seluruh dunia. Harga dan
kualitas produk perusahaan harus kompetitif secara global, bukan hanya di pasar lokal.
Kedua, kemajuan teknologi (baca internet) telah merubah suatu kondisi perusahaan
menjadi lebih efektif dan efisien. Semakin banyak perusahaan mendapatkan beberapa
keunggulan yang kompetitif dengan menggunakan internet sebagai salah satu kemajuan
teknologi komunikasi untuk menjual secara langsung dan melaksanakan komunikasi
dengan pemasok, pelanggan, kreditor, pemegang saham, partner, klien dan competitor
yang tersebar diseluruh dunia. Kemajuan komunikasi ini memungkinkan seseorang untuk
menjual, beriklan, membeli kebutuhan, memantau persediaan dan lain-lain tanpa harus
hadir di kantor. Secara singkat kehadiran teknologi komunikasi meminimalkan
pengeluaran dan waktu yang terbuang, jarak dan ruang untuk menjalankan bisnis
sehinggga menghasilkan pelayanan pelanggan yang lebih baik, efisiensi dan profitabilitas
yang lebih tinggi.
Terakhir, lingkungan hidup telah menjadi salah satu isu manajemen strategis yang
penting. Terjadinya pemanasan global dan meningkatnya jumlah polusi menyadarkan
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 3
semua pihak mengenai pentingnya ancaman yang lebih besar pada manusia dan bisnis dari
adanya eksploitasi secara terus menerus dan berlebihan serta menurunnya kualitas
lingkungan alam. Menurut International Standard Organization (ISO), perspektif lingkungan
mengacu pada lingkungan alam dan didefinisikan sebagai lingkungan sekitar dimana
perusahaan beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna,
manusia dan hubungan diantaranya.
3. Definisi Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah proses yang dapat digunakan oleh setiap orang terutama
para pengambil keputusan di perusahaan atau di lingkungan kerja pemerintah guna
merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyediaan customer value terbaik
untuk mewujudkan visi organisasi.
Manajemen strategis adalah suatu proses yang dilaksanakan secara kontinyu dan
berkelanjutan oleh suatu organisasi dalam perjalanan mencapai visi dan menghasilkan peta
perjalanan kegiatan atau usaha yang selalu dilakukan perbaikan yang dengan perubahan
lingkungan yang dihadapi oleh organisasi.
Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk membuat suatu
formulasi, mengimplementasikan dan mengevaluasi suatu keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (Fred R.David, 2006).
Manajemen strategi berfokus pada bagaimana mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, proses produksi, penelitian dan pengembangan serta system
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
4. Tahapan dalam Manajemen Strategis
Proses manajemen strategi dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu :
a. Formulasi Strategi, termasuk mengembangkan visi dan misi yang disesuaikan
dengan kondisi terkini perusahaan, melakukan identifikasi terhadap peluang dan
ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih
strategi tertentu yang akan dijalankan. Isu formulasi strategi meliputi bisnis atau
kegiatan apa yang akan diikuti, apa saja yang harus ditinggalkan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, melihat peluang ekspansi atau
diversifikasi dan lain-lain.
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 4
Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar, sumber
daya dan teknologi yang spesifik untuk periode yang panjang. Strategi menentukan
keunggulan kompetitif jangka panjang. Keputusan ini mempunyai konsekuensi di
berbagai bagian fungsional dan efek jangka panjang terhadap organisasi.
b. Implementasi Strategi, strategi ini mensyaratkan perusahaan untuk dapat
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan manajer
menempatkan strategi yang telah dirumuskan/diformulasikan menjadi sebuah
tindakan. Tahap ini sering dianggap tahapan yang paling sulit dalam manajemen
strategis, tahapan ini membutuhkan tingkat kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan
setiap personel dalam organisasi. Keberhasilan implementasi terletak pada
kemampuan pengambil keputusan atau pimpinan organisasi dalam memberikan
motivasi pada semua personil.
Tantangan terbesar dalam tahap implementasi adalah mendorong seluruh personel
agar bekerja dengan antusias dan dengan penuh kebanggaan untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang diharapkan.
c. Evaluasi Strategi, ini merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategis. Evaluasi
strategis merupakan alat utama untuk mendapatkan informasi mengenai
pelaksanaan strategi yang tidak berjalan sesuai dengan harapan. Seluruh strategi
dapat dimodifikasi di masa mendatang karena factor internal dan eksternal berubah
secara konstan. Terdapat 3 (tiga) aktivitas dasar evaluasi strategi adalah :
Meninjau ulang factor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat
ini.
Mengukur kinerja
Mengambil tindakan korektif.
Evaluasi dibutuhkan karena keberhasilan saat ini belum tentu memberikan jaminan
keberhasilan di masa mendatang.
5. Istilah Penting Dalam Manajemen Strategis
a. Keunggulan Kompetitif
Terminologi sederhana dari keunggulan kompetitif (competitive advantage) dapat
didefinisikan sebagai semua yang dilaksanakan dengan sangat baik oleh suatu
organisasi dibandingkan dengan para pesaingnya. Ketika suatu organisasi atau
perusahaan dapat melaksanakan sesuatu dan perusahaan atau organisasi lainnya
property@DinoRimantho/Okt2010
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 5
tidak dapat atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya merupakan gambaran
keunggulan kompetitif.
Secara umum suatu organisasi atau perusahaan hanya akan dapat mempertahankan
keunggulan kompetitif hanya untuk periode tertentu karena akan dengan cepat ditiru
atau diikuti oleh pesaingnya sehingga dapat melemahkan keunggulan tersebut.
Untuk itu perusahaan dituntut tidak hanya memiliki keunggulan kompetitif saja tetapi
perusahaan haruslah selalu mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
(sustained competitive advantage) dengan cara ;
Secara terus menerus beradaptasi dengan trend dan peristiwa yang terjadi di
eksternal serta kemampuan, berkompetensi serta sumber daya internal.
Secara efektif memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
strategi yang mengambil keuntungan dari faktor-faktor tersebut.
b. Penyusun Strategi
Adalah personel yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan
organisasi. Penyusun strategi (strategiests) membantu organisasi mengumpulkan
dan menganalisa dan mengorganisasikan informasi. Mereka melacak trend industri
dan kompetisi yang sedang berlangsung, mengembangkan model perkiraan dan
analisa skenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan divisi, menemukan peluang
pasar yang baru, mengindentifikasi ancaman bisnis dan mengembangkan rencana
pelaksanaan yang kreatif.
c. Pernyataan Visi dan Misi
Mengembangkan pernyataan visi (vision statement) seringkali dianggap sebagai
langkah awal dalam perencanaan strategis, bahkan mendahului pembuatan
pernyataan misi. Sementara pernyataan misi (mission statement) merupakan
pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu organisasi dengan
organisasi yang lain. Pernyataan ini mencakup operasi perusahaan dalam definisi
produk dan pasar. Pernyataan misi yang jelas menggambarkan nilai-nilai dan
prioritas dari suatu organisasi. Mengembangkan misi mengharuskan penyusun
strategi untuk berpikir mengenai sifat dan cakupan operasi saat ini dan mengevaluasi
potensi ketertarikan atas pasar dan aktivitas dimasa mendatang.
d. Peluang dan Ancaman Eksternal
Ini akan selalu mengacu pada ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, hukum, pemerintah, teknologi, serta trend kompetisi dan peristiwa yang
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 6
secara signifikan dapat menguntungkan dan membahayakan organisasi di masa
mendatang. Peluang dan ancaman (opportunities and threats) sebagian besar
berada di luar kendali organisasi sehingga disebut eksternal.
Konsep dasar dari manajemen strategis adalah sebuah organisasi perlu membuat
formulasi atau rumusan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal
dan menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Untuk alasan
ini, identifikasi, monitor dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal adalah penting
untuk keberhasilan.
e. Kekuatan dan Kelemahan Internal
Kekuatan dan kelemahan internal (internal strengths and weaknesses) merupakan
kegiatan organisasi yang dapat dikendalikan yang dilaksanakan dengan baik atau
jelek. Mengindentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi
dalam area fungsional merupakan kegiatan penting manajemen. Organisasi
berusaha untuk menjalankan strategi yang mendayagunakan kekuatan internal dan
menghilangkan kelemahan internal. Kekuatan dan kelemahan ditentukan relative
terhadap organisasi pesaing. Kekurangan dan kelemahan relatif merupakan
informasi yang dianggap penting. Faktor internal dapat ditentukan melalui berbagai
cara, termasuk menghitung rasio, mengukur kinerja serta membandingkan dengan
periode sebelumnya. Berbagai survey dapat juga dikembangkan dan dijalankan
untuk mengukur faktor internal seperti moral karyawan, efisiensi produksi, efektifitas
iklan, kesetiaan pelanggan dan lain-lain.
f. Tujuan Jangka Panjang
Dapat diartikan sebagai hasil yang khusus yang hendak diraih oleh organisasi guna
menjalankan misi dasarnya. Tujuan jangka panjang (long term) biasanya lebih dari
satu tahun. Tujuan dianggap penting bagi organisasi karena membantu evaluasi,
menciptakan sinergi, menunjukkan prioritas, menekankan koordinasi dan member
dasar untuk kegiatan perencanaan yang efektif, pengorganisasian, alat motivasi dan
pengendalian. Tujuan harus menantang, terukur, konsisten, masuk akal dan jelas.
Dalam organisasi multidimensi, penetapan tujuan harus didasarkan dari semua divisi
yang ada di bawahnya.
g. Strategi
Merupakan alat (tool) guna mencapai tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan.
Pada strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 7
pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis dan lain-lain. Strategi
merupakan tindakan potensial yang memerlukan keputusan manajemen tingkat atas
dan sumber daya organisasi dalam jumlah yang besar. Disamping itu, strategi akan
mempengaruhi kesejahteraan dan kemakmuran organisasi dalam waktu yang
panjang, khususnya di atas 5 (lima) tahun dan berorientasi kemasa mendatang.
Strategi mempunyai konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu
mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi organisasi.
h. Tujuan Tahunan
Adalah suatu target atau sasaran jangka pendek yang harus dicapai oleh organisasi
dalam meraih tujuan jangka panjangnya. Sebagaimana tujuan jangka panjang, tujuan
tahunan harus terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten dan memiliki
prioritas. Tujuan tahunan akan sangat penting khususnya dalam
mengimplementasikan strategi dimana tujuan jangka panjang khususnya penting
dalam rumusan strategi. Tujuan tahunan menjadi dasar untuk mengalokasikan
sumber daya.
i. Kebijakan
Merupakan alat (tool) untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan (policy) meliputi
pedoman, peraturan dan prosedur yang dibuat guna mendukung usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan merupakan pedoman dalam pengambilan
keputusan dan member jawaban atas situasi rutin dan berulang. Kebijakan secara
umum dinyatakan dalam bentuk aktifitas manajemen, pemasaran, keuangan atau
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan dan system
informasi manajemen. Kebijakan seperti tujuan tahunan, merupakan unsur penting
dalam implementasi strategi karena akan dijelaskan harapan organisasi terhadap
karyawan dan pimpinannya.
6. Manfaat Manajemen Strategis
Manajemen strategis memungkinkan organisasi untuk proaktif dalam membentuk masa
depannya, memungkinkan organisasi untuk memulai dan mempengaruhi (bukan hanya
merespon) aktifitas. Disamping membantu organisasi menghindari kegagalan financial,
manajemen strategis menawarkan manfaat yang nyata lainnya, seperti meningkatkan
kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing,
meningkatnya produktifitas karyawan dan mengurangi keengganan untuk berubah dan
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 8
pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan, manajemen
strategis meningkatkan kemampuan organisasi untuk menghindari masalah karena hal
ini dapat membantu antara pengambil keputusan disemua lini dan divisi. Manajemen
strategis dapat memperbaiki kepercayaan atas strategi bisnis pada masa sekarang atau
menunjukkan di mana perlunya tindakan korektif. Proses manajemen strategis
memberikan dasar untuk mengindentifikasikan dan merasionalisasi kebutuhan untuk
berubah kepada semua pimpinan dan staff organisasi.
7. Pengertian 5S
5S adalah huruf awal dari lima kata dalam bahasa Jepang antara lain Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, dan Shitsuire yang secara keseluruhan mempunyai tujuan untuk mengurangi
limbah atau waste pada semua areal kerja yang ada di perusahaan. Jika dialihbahasakan
dalam bahasa inggris maka 5S menjadi Sort, Straigthen, Shine, Standardize, dan Sustain.
Sementara dalam bahasa Indonesia 5S lebih dikenal dengan 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, dan Rajin. Secara prinsip 5S adaah suatu proses perubahan sikap atau budaya kerja
dengan menerapkan penataan dari kebersihan tempat kerja, (Hirano, 1995)
Program 5S merupakan salah satu metode yang digunakan dalarn Total Quality Management
untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja, dimana ha ini adalah tindakan harian yang
dianggap penting dan mendasar dalam membuat kondisi kerja yang baik, sehat, bersih, aman,
dan bertujuan agar dapat menghasilkan produk dengan biaya rendah dan berkualitas tinggi. Di
samping itu 5S juga merupakan sebuah konsep yang dirancang untuk menghilangkan atau
mengurangi pemborosan sehingga segala sesuatu yang ada dalam perusahaan dapat berjalan
dengan lancar. Berikut ini merupakan aktivitas dari 5S :
Gambar 1. Aktifitas dalam 5S
RAPI(SEITON)
RINGKAS(SEIRI)
RESIK(SEISO)
RAWAT(SEIKETSU)
RAJIN(SHITSUKE)
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 9
Sedangkan menurut paparan Takashi Osada dalam buku "Sikap Kerja 5S" (2004)
yang diterjemahkan oleh Mariani Gandamihardja, menyampaikan pengertian dari 5S
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) sebagai berikut:
"5S adalah bentuk gerakan yang berasal dari kebulatan tekad untuk mengadakan
pemilahan di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi
yang mantap dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan balk".
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan awal bahwa:
"5S merupakan metode pendekatan secara sistematik guna mengorganisir area
kerja, sesuai dengan peraturan dan standar serta mempertahankan kedisiplinan
untuk melakukan pekerjaan dengan baik yang disesuaikan dengan keadaan perusahaan
dengan tujuan akhir memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya dari tempat kerja".
5S yang pada awalnya dikembangkan di Jepang, akhir-akhir ini telah diadopsi
oleh berbagai negara industri maju untuk melakukan perubahan atau revitalisasi industri
mereka. Di Inggris dan Amerika, 5S disebut juga sebagai 5C (Clear-out, Configure, Clean,
Conform, Custom) kemudian di Jerman mereka menyebutnya 5A (Aussortieren unnotiger
Dinge, Aufraumen, Arbeitsplatz sauber halten, Anordnungen zur regel machen, Alle
Pungkte einhalten and standig verbessern). Sementara di Indonesia mengenalnya
dengan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Sebagai suatu rangkaian kegiatan, 5S terdiri dari lima langkah kegiatan yang
dilaksanakan secara bertahap. Oleh sebab itu tiap-tiap langkah tersebut harus diperjelas
dan dipertegas agar konsep 5S dapat dipahami lebih mudah oleh semua elemen di
perusahaan dan dapat dilaksanakan.
8. Konsep 5S
Kegiatan 5S merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan sehari-
hari. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi industri, namun juga bermanfaat
bagi pribadi karyawan itu sendiri, hal ini disebabkan karena kegiatan ini adalah
salah satu faktor pendukung bagi kualitas kehidupan kerja mereka.
Metode 5S ini awalnya merupakan kebiasaan warga Jepang dalam mengurus
rumah tangganya. Yaitu dengan cara mengatur tata letak sedemikian rupa
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 10
sehingga menciptakan kondisi tempat tinggal yang nyaman.
5S adalah rangkaian aktivitas di tempat kerja berupa aktivitas pemilahan, penataan,
pembersihan, pemeliharaan terhadap kondisi kerja yang mantap, dan aktivitas pembiasaan
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Berdasarkan pengalaman
industri-industri maju seperti di Amerika, Eropa, dan Jepang. Program ini mampu
membuktikan meningkatkan mutu dan produktivitas perusahaan. Karena, bekerja pada
tempat yang terorganisir dengan baik, nyaman, aman, dan sehat.
Setiap orang di lingkungan industri manufaktur dan industri jasa dapat menerapkan
5S dalam hal apa saja, misalnya studio, kantor, pabrik, kamar tidur, atau bahkan kamar
mandi sekalipun. Dengan adanya 5S, seorang pekerja pabrik atau bengkel tidak akan
merasa berbeda dengan orang yang bekerja di dalam kantor, karena mereka juga dapat
bekerja dalam kondisi fisik tempat kerja yang tidak kalah nyaman dengan kantor.
5S adalah budaya mengenai bagaimana seorang memperlakukan tempat kerjanya
secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja
perorangan dapat diciptakan. Dengan kemudahan bekerja ini, 4 bidang sasaran pokok
industri dapat lebih mudah dipenuhi, menurut J. Kristianto (1995) dalam bukunya "5R
(Ringkas, Rapt, Resik, Rawat, Rajin)", 4 bidang sasaran tersebut meliputi :
a) Efisiensi kerja, efisiensi kerja berhubungan dengan penggunaan sumber daya
yang dimiliki sehemat mungkin dalam menghasilkan barang dan jasa. Secara
umum sering diartikan secara sempit sebagai penghematan benda fisik saja,
tetapi dalam kenyataannya, sumber daya waktu yang lebih penting sering
dilupakan. Sumber daya waktu merupakan sumber daya yang tidak bisa
disimpan atau dipindahkan. Jadi waktu kerja harus dimanfaatkan sebaik mungkin
dan pemborosannya dihapuskan. Industri tidak akan berhasil tanpa pengelolaan
waktu.
b) Produktivitas kerja, d i sisi lainnya produktivitas, mempunyai pengertian
meningkatkan nilai tambah pada hasil kerja. Karyawan yang produktif merupakan
karyawan yang mampu menghasilkan nilai tambah sebesar mungkin dari
masukan yang memadai. Yang menjadi masalahnya adalah bagaimana kerja yang
dilakukan karyawan dapat selalu menghasilkan nilai tambah. Dan konsep 5S
adalah langkah awal untuk menemukan dan mengenali kegiatan yang tidak
bernilai tambah dan pemborosan.
c) Mutu kerja, mutu senantiasa dihubungkan dengan kesesuaian hasil kerja
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 11
terhadap kebutuhan (standar). Ketidaksesuaian terhadap kebutuhan atau
persyaratan adalah cacat produksi yang menjadi perhatian utama dan harus
diperbaiki. Untuk perbaikan diperlukan tambahan waktu, usaha maupun material dan
komponen. Disamping itu, kesempurnaan hasil kerja tidak dapat dijamin bila
dicapai melalui pekerjaan ulang atau reparasi. Mutu hasil kerja harus dapat dijamin
sedini mungkin di tempat kerja agar kerja reparasi dapat dihapuskan.
d) Keselamatan kerja, hal ini selalu menghantui setiap karyawan dan selalu
diupayakan untuk dihindari. Perusahaan juga akan mengalami kerugian, barang
yang rusak atau mesin yang terhenti, waktu yang hilang dan peralatan yang rusak
dan sebagainya. Moral, semangat kerja, dan ketenangan kerja karyawan
terganggu. Keselamatan kerja, berkaitan dengan proses melakukan secara aman
dan selamat. Dengan menerapkan 5S akan ikut meningkatkan kontribusi dalam
keamanan dan kenyamanan dalam bekerja.
Dunia usaha atau yang sering disebut dengan bisnis dapat diibaratkan
dengan regu olahraga. Yang terdir i dari beberapa orang yang menduduki
jabatan manajer, pelatih, pemain dan yang lain lagi pendukungnya dan kesemuanya
harus melakukan tugas masing-masing jika ingin memperoleh kemenangan. Tim terbaik
merupakan tim dimana setiap orang mengetahui apa yang menjadi tugas masing-masing
dan melaksanakan tugas-tugas itu.
Tim yang unggul sebenarnya tidak memiliki bintang yang tangguh, misalnya
dalam sepakbola, bila striker atau penyerang bagus, gelandang lebih suka
memberikan atau mengoper bola jarak pendek daripada bola jarak jauh dan mencapai area
pinalti lawan secepat mungkin ketimbang mencoba untuk menendang bola sekeras-
kerasnya supaya sekali tendang dapat lari mencapai area pinalti lawan. Dengan
mengkombinasi hal-hal kecil ini menjadi dasar keberhasilan tim unggul. Tim yang benar-
benar unggul mempunyai nilai lebih ketimbang jumlah pemain. Pada tim yang biasa-biasa
saja satu tambah satu adalah dua, tetapi pada tim yang paling unggul adalah tiga.
Kerjasama seluruh anggota tim untuk memperoleh kemenangan adalah lebih baik ketimbang
seorang bintang. Tetapi, dalam bisnis seperti juga dalam olah raga, mungkin saja satu
tambah satu adalah satu, bahkan kurang dari satu, bila pemainnya bermain saling
berlawanan dan saling menjegal.
Itulah sebabnya mengapa begitu banyak perusahaan Jepang, besar maupun kecil,
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 12
berusaha keras untuk mempromosikan aktivitas mutu yang melibatkan setiap orang dan
menghimbaunya untuk bekerja sama sebagai satu tim. Tetapi, seperti terbukti dari
sejumlah kecil pecobaan, hal ini tidak mudah dilaksanakan.
Di sinilah 5S dapat berhasil dan berdaya guna, hal ini bukan saja sangat diperlukan
untuk melibatkan setiap personal tetapi juga merupakan suatu aktivitas untuk meraih
sukses. 5S telah lama ada dan tidak ada yang baru di dalamnya. Kita hanya belum
menyadari betul keberadaanya sampai saat ini. Jika anda menyelidiki mengapa kita perlu
5S di tempat kerja, ternyata ada beraneka ragam pekerjaan yang kita lakukan secara tidak
sadar, dan bila kita memperhatikan secara lebih seksama lagi, ada banyak hal di
sekeliling kita yang dapat disempurnakan melalui 5S. Jika 5S diumpamakan sebuah cermin,
dimana 5S memantulkan pola sikap dan perilaku kita. Walaupun demikian, kita seringkali
menutup mata dan memilih tidak melihat apa yang kita lihat. Satu hal yang perlu diingat
didalam menerapkan 55, bahwa sebelum manajer dan supervisor memerintahkan
menerapkan 5S, mereka sendiri perlu memandang secara positif terhadap segala sesuatu
dan mengetahui apakah mereka sendiri benar-benar memahami mengapa 5S diperlukan.
9. Keunggulan 5S
55 dianggap paling efektif dalam penyempurnaan manajemen setiap perusahaan,
terdapat beberapa aktivitas lain yang dianjurkan untuk membentuk tim kerja sama yang
lebih baik dan menyempurnakan kondisi kerja. Bila organisasi akan menerapkan 55,
juga dapat dilengkapi dengan sistem lain tanpa menemui masalah dan tetap
memperoleh hasil yang baik. Ini karena 5S, hanya memerlukan sedikit staf pengambil
keputusan yang tangguh dan cermat, 5S akan sangat tergantung pada setiap personel untuk
pelaksanakannya dan untuk peningkatkan potensi diri untuk mendukung tujuan perusahaan
dan kompetensi setiap personel. Keberhasilan 5S tidak akan tercapai kecuali jika setiap
personal tidak ikut terlibat dan berkonsentrasi pada perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasannya.
5S adalah metode yang paling mudah dipahami tetapi sulit untuk dilaksanakan.
Metode ini memungkinkan untuk mendapatkan peran serta secara menyeluruh. 5S adalah
prototype atau percontohan dari metode partisipasi secara menyeluruh. 5S adalah
implementasi dari bentuk kesenangan dan pengetahuan teknis partisipasi personel
perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain dapat dikatakan 5S merupakan
alat ukur yang dapat menunjukkan bagaimana suatu perusahaan atau organisasi
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 13
dikelola dan merupakan suatu tolok ukur keberhasilan bagaimana partisipasi para
karyawan disetiap level, apakah sudah baik atau banyak kekurangan.
10. Tujuan 5S
Tujuan yang diharapkan dengan menerapkan 5S di perusahaan adalah sebagai
berikut (Osada, 2004) :
Keamanan
Hampir selama puluhan tahun, kedua kata pemilahan dan penataan menjadi ciri
khas pada poster-poster dan surat kabar bahkan di perusahaan-perusahaan kecil.
Karena pemilahan dan penataan sangat berperan besar di dalam masalah
keamanan.
Tempat Kerja yang Rapi
Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan teliti tidak perlu terus-menerus
membicarakan keamanan, dan kecelakaan industri yang dialaminya akan lebih sedikit
ketimbang pabrik yang hanya mengutamakan peralatan dan prosedur yang
sedemikian aman sehingga tidak mungkin gagal.
Ef is iens i
Para ahli diberbagai bidang seperti, juru masak, pelukis, tukang kayu, akan
menggunakan peralatan yang baik dan memeliharanya. Mereka tahu bahwa waktu
yang dipergunakan untuk memelihara peralatan tidak terbuang percuma, bahkan hal
itu menghemat lebih banyak waktu.
M u t u
Elektronika dan mesin-mesin modern memerlukan tingkat presisi dan
kebersihan yang sangat tinggi, untuk menghasilkan output yang baik. Berbagai
gangguan yang kecil dapat berakibat terhadap penurunan mutu dari output yang
dihasilkan.
Kemacetan
Pabrik yang tidak menerapkan 5S akan menghadapi berbagai masalah
kemacetan mulai dari mesin yang disebabkan kotoran yang mengendap ataupun
kemacetan dalam ingatan karyawan, harus disadari bahwa ingatan seseorang bisa
saja salah, maka daripada itu diperlukan berbagai petunjuk yang melengkapi
keterbatasan seorang manusia dalam menjalankan tugasnya.
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 14
11. Pengukuran Kinerja 5S
Setiap barang dan metode mempunyai keterbatasan dalam fungsi sehingga mempunyai
kemampuan yang tidak sama. Hal ini terdapat juga pada 5S yang mempunyai fungsi dan
kemampuan yang berbeda dengan metode yang lain.
Definisi kinerja dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995)
sebagai berikut :
" K in e r j a a d a la h s e s u a t u y a n g d i c a p a i a t a u p r e s t a s i y a n g diperlihatkan
atau kemampuan kerja".
Pada perusahaan atau organisasi yang telah menerapkan metode 5S, disarankan untuk
mengetahui seberapa baik kinerja yang ditunjukkan dengan penerapan metode tersebut agar
dapat dilakukan upaya pengawasan dan pengendalian yang disesuaikan dengan kondisi
perusahaan atau organisasi. Berdasarkan hal ini perlu adanya kegiatan pengukuran kinerja
metode 5S,beberapa kegiatan dalam pengukuran kinerja antara lain seperti pencatatan data,
kejadian yang dianggap penting dan lain-lain. Pencatatan data dan pelaporannya disesuaikan
dengan standar yang berlaku dan telah ditetapkan berdasarkan kondisi perusahaan dan
tujuan yang akan dicapai.
Pengukuran kinerja adalah pencatatan dan pelaporan pekerjaan yang sedang
dilakukan dan hasil yang telah dicapai Dengan adanya proses kegiatan pengukuran
maka hasil yang diperoleh dapat dievaluasi, yang kemudian dapat ditindaklanjuti.
Dengan begitu kinerja dari penerapan 5S dapat lebih maksimal. Di Jepang sendiri 5S
dianggap sebagai suatu metode yang sangat ampuh dan dapat memberikan
pengaruh yang besar diberbagai bidang pekerjaan dan dapat menunjang upaya pencapai
tujuan perusahaan. Maka dalam penerapannya mereka melakukannya dengan sangat serius.
Melalui tahapan proses manajemen yaitu dimulai dari perencanaannya, dalam fungsi
pengorganisasian 5S biasanya meliputi seluruh anggota organisasi, kemudian melalui
pelaksanaan yang menyeluruh, dan tentu saja kegiatan pengendalian, dimana agar
mereka dapat mengetahui seberapa banyak manfaat yang bisa diperoleh melalui
penerapan 5S, jadi pada prakteknya tidak bisa hanya asal menerapkan saja.
Selain itu juga kegiatan pengukuran kinerja penerapan 5S ini juga dilakukan
untuk membantu dalam pembuktian hipotesa. Yaitu apakah dengan melakukan kegiatan
pengukuran kinerja ini, perusahaan sebagai pelaksana dapat mengetahui secara
signifikan efektivitas penerapannya. Kegiatan pengukuran kinerja ini juga dilakukan
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 15
dalam membantu pencapaian tujuan, baik itu tujuan perusahaan secara umum maupun
tujuan penerapan 5S itu sendiri.
12. Arti dan Penerapan 5S
5 (Lima) tahapan pemeliharaan tempat kerja dalam bahasa Jepang disebut
sebagai 5S (Seiri, Sefton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Sedangkan dalam bahasa Indonesia lima
tahapan dalam pemeliharaan tempat kerja ini seringkali disebut dengan 5R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin). Agar dapat dengan mudah memahami konsep 5S, maka setiap
tahapan harus diperjelas pengertiannya. Kata-kata tersebut mencerminkan urutan transformasi
5S. Pada dasarnya 5S merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan dari
kebersihan tempat kerja, (Hirano, 1995).
12.1. Seiri/Pemilahan/Ringkas
Konsep pertama dari aktivitas 5S adalah seiri yang berarti ringkas. Dalam 5S, Seiri
berarti membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan,
mengambil keputusan yang tegas, dan membuang segala sesuatu yang tidak diperlukan.
Barang yang tidak diperlukan adalah barang yang tidak dibutuhkan untuk proses saat
ini. Hai ini dapat dilakukan dengan cara memilah-milah barang-barang yang ada pada
suatu ruangan menjadi kelompok-kelompok sesuai fungsinya dan membuang barang-
barang yang sudah tidak terpakai. Sedangkan untuk barang-barang yang masih
meragukan kegunaannya, maka perlu dilakukan penilaian terhadap barang tersebut untuk
menentukan value dari barang yang bersangkutan. Tujuan dari seiri adalah menghindari
adanya barang-barang yang berserakan.
Secara prinsip, tempat kerja merupakan tempat untuk bekerja, karena orang
bekerja membutuhkan tempat. Namun, dalam kenyataannya, tempat kerja sering
menjadi tempat penampungan berbagai benda. Barang rusak, mesin rusak,
pekerjaan tertunda, contohnya adalah barang atau berbagai macam benda
keperluan pribadi maupun titipan dari oranglain ada di situ. Tempat kerja harus bebas
dari semua benda yang tidak diperlukan dalam bekerja. Tempat kerja harus ringkas,
suatu perintah tegas dicanangkan : "Singkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan dari tempat kerja."
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 16
Azas-azas pemilahan, dapat terlihat seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Azas pemilahan
Derajat Kebutuhan(Frekuensi Pemakaian)
MetodePenyimpanan(Stratifikasi)
Rendah Barang yang tidak dipergunakan tahunlalu.
Barang yang hanya dipergunakan sekalidalam waktu 6-12 bulan terakhir
Buang Simpan
Rata-rata Barang yang hanya dipergunakan sekalidalam waktu 2-6 bulan terakhir
Barang yang dipergunakan lebih darisekali dalam 1 bulan
Simpan dibagiantengah tempat kerja
Tinggi Barang yang dipergunakan sekali dalamseminggu
Barang yang dipergunakan setiap hari Barang yang dipergunakan setiap jam
Simpan di dekatorang yangmenggunakan atausimpan di kantongbaju atau celana
Selain dari melakukan pemilahan yang sesuai azasnya, maka barang-barang
yang diperlukan tersebut harus disimpan sesuai dengan kriterianya, seperti terlihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Kriteria PenyimpananBarang Penyimpanan
Barang yang sering digunakan Simpan ditempat yang mudah dijangkauBarang yang selalu digunakan Simpan supaya mudah diambil, mudah
disimpan dan mudah dipahami dimanadisimpan
Barang yang kadang-kadangdigunakan
Pastikan untuk menyimpannya kembali ditempat semula yang berarti harus adapapan bergambar, kode warna dan lain-lain
Arsip Beri nomor, kode warna baik pada rakmaupun pada penjilid
Keuntungan yang diperoleh dengan penerapan konsep Seiri atau ringkas ini
adalah :
Segera mengetahui nilai suatu barang dan menetukan fungsinya.
Dapat segera melakukan tindakan terhadap barang-barang yang diragukan nilai
fungsinya.
Menciptakan efisiensi tempat kerja
Memudahkan kontrol dan perawatan terhadap fasilitas
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 17
Memudahkan mobilitas manusia dan barang
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep ringkas ini
antara lain:
a. Pengambilan data-data peralatan atau mesin yang terdapat di area produksi. Semua
barang, peralatan, ataupun mesin yang terdapat diarea produksi perlu dicatat,
karena sangat diperlukan untuk keakuratan dari data yang diambil. Data-data yang
telah dicatat tersebut akan digunakan untuk membedakan dan mengelompokkan
barang, peralatan, ataupun mesin menjadi barang yang diperlukan dan barang yang
tidak diperlukan.
b. Pemisahan antara barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Dasar dari
pemisahan barang yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan adalah
kernudahan dalam penyimpanan dan dalam menemukan kembali barang-barang
yang diperlukan saat itu juga. Dasar yang digunakan adalah berdasarkan data-data
barang peralatan. ataupun mesin yang telah didapat.
c. Penentuan tindakan terhadap masing-masing kelompok barang.
Membuang barang yang tidak diperlukan merupakan langkah awal yang penting
dalam konsep ringkas, disamping itu juga perlu diperhatikan dengan cermat
peralatan yang tidak berfunggi dengan baik dan yang sudah rusak. Langkah
untuk membuang segala sesuatu yang tidak diperlukan membutuhkan
penilaian. Dan langkah tersehut juga harus ditunjang dengan pembersihan tempat-
tempat yang kotor karena minyak, oli, dan tempat kotoran menumpuk
sedemikian rupa, sehingga tidak dapat dilihat bentuk aslinya agar dapat
diputuskan apakah akan disimpan atau tidak disimpan. Kegiatan ini mencakup
memutuskan nilai dari suatu barang, mengurangi persediaan barang yang tidak
diperlukan, sekaligus memastikan bahwa barang yang diperlukan disimpan pada
jarak dekat atau mempunyai jangkauan yang cepat supaya lebih efisiensi (Osada.
2004).
Sedangkan untuk barang-barang yang tidak diperlukan sekarang atau pada saat
ini lebih balk disimpan jauh dari tempat kerja atau disimpan dibagian tengah tempat
kerja.
Seiri merupakan tahapan awal dari 5S, tahapan ini adalah langkah yang sangat
strategis. Tanpa diawali dengan langkah ini maka kegiatan kebersihan dan penataan
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 18
hanya hiasan saja, yang hanya menjadi wacana saja, karena seiri merupakan
lokomotif bagi “S” yang lain.
12.2. Seiton/Penataan/Rapi
Konsep kedua dari 5S adalah seiton yang berarti rapi. Rapi dapat diartikan
dengan meletakkan barang, alat, atau mesin pada lokasi yang paling tepat/sistematis.
Setiap barang atau alat yang masih diperlukan dalam perkerjaan, harus memiliki suatu
tempat penyimpanan yang tetap dan jelas status keberadaannya. Setiap item dan lokasi
penyimpanan hendaknya mempunyai nama, alamat lokasi penyimpanan atau kode
identifikasi (label) yang standar dan jelas. Selain itu dalam menentukan penempatan
item, didasarkan pada proiritas berdasarkan frekuensi pemakaian (contoh : sering
dipakai, jarang dipakai, selalu dipakai). Metode penyimpanan dikatakan lehih baik bila
setiap orang dapat melihat, mengeluarkan dan mengembalikan barang dengan mudah
dan jelas. Tujuan utama dari konsep seiton adalah penyimpanan fungsional (rnenghilangkan
ketidakpastian peletakan barang) dan untuk menghilangkan kegiatan yang tidak
perlu ( mengurangi resiko kehiIangan atau kesaIahan pengambilan barang menghiIangkan
pemborosan waktu untuk mencari barang).
Kegiatan mencari merupakan pemborosan waktu karena tidak memberikan
nilai tambah pada hasil produksi. Tanpa kegiatan mencari, pemanfaatan waktu kerja
benar-benar terfokus pada kerja yang bernilai tambah. Setelah tempat kerja menjadi
ringkas, selanjutnya tempat kerja dibuat menjadi rapi (seiton). Di tempat yang rapi,
semua barang dapat ditemukan dengan cepat, karena prinsip utama tempat kerja yang
rapi adalah : "Setiap barang yang berada ditempat kerja mempunyai tempat yang
pasti."
Keuntungan yang diperoleh dengan penerapan konsep Seiton atau rapi ini adalah :
Dapat mengurang kerugian waktu yang disebabkan lamanya mencari barang.
Dapat memudahkan memantau barang dan tempat jika terdapat barang yang hilang
dan mudah terdeteksi.
Dengan tertata rapinya barang dapat pula mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Menempatkan/menata barang pada tempat yang paling tepat.
Adanya tanda petunjuk dan batas pada tiap barang atau tempat penyimpanan
sehingga dapat mertgurangi kesalahan pengambilan barang.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep rapi antara lain :
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 19
a. Melakukan inventarisasi barang dan memberikan nama atau kode klasifikasi dari
barang-barang yang masih berguna.
Pengelompokkan terhadap barang-barang tersebut dapat dilihat diantaranya dari :
Frekuensi pemakaian, yang terdiri dari frekuensi rendah atau jarang, frekuensi
sedang atau kadang-kadang, dan frekuensi tinggi atau sering.
Keseragaman alat.
Fungsional, yaitu seperangkat alat yang berfungsi untuk mesin tertentu.
Batasan waktu, dimana terdapat arsip, atau laporan untuk bulanan, atau satu
tahun.
b. Melakukan inventarisasi lokasi dan menentukan lokasi penyimpanan barang
sesuai klasifikasi dan juga memberi nama atau kode lokasi. Perlu diingat bahwa
penentuan lokasi penempatan barang harus mempertimbangkan sifat barang yang
akan disimpan.
c. Menempatkan barang pada lokasi yang telah ditentukan.
Tempat penyimpanan yang tepat harus:
Mudah dalam mencari, mengambil, dan mengembalikan barang atau alat yang
digunakan.
Tempat penyimpanan alat atau barang tersebut tidak terlalu jauh dari lokasi
penggunaannya.
Barang atau alat yang mempunyai fungsi atau kegunaan yang sama hendaknya
tempat penyimpanannya pada lokasi yang sama.
Jumlah tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan barang atau
alat hams diminimalkan, agar tidak mengganggu jalannya proses produksi serta
mempertimbangkan tata letak area kerja yang telah ada.
d. Membuat katalog atau peta lokasi barang dan tempatkan di tempat yang mudah
dilihat oleh semua orang.
Selain langkah-langkah penerapan seiton di atas, perlu diketahui juga 3 (tiga)
aturan utama dalam menjalankan rapi :
a) Tentukan tempat barang yang tepat, ini adalah langkah pertama dalam
melaksanakan seiton, yaitu dengan menentukan tempat yang tepat untuk barang-
barang yang tepat. Hal ini akan memudahkan kita dalam menemukan ataupun
mengambil suatu barang.
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 20
b) Tentukan bagaimana menyimpan barang, hal ini penting sekali untuk
penyimpanan fungsional dimana penyimpanan
fungsional merupakan penyimpanan yang tentu saja di lakukan dengan
mempertimbangkan mutu, keamanan, efisiensi, dan konservasi. Barang harus disimpan
supaya mudah ditemukan dan mudah diambil.
c) Taati aturan penyimpanan, hal ini berarti, setelah mengambil dan menggunakan suatu
barang maka kita harus mengembalikan barang tersebut ke tempat semula. Dengan
demikian barang tersebut akan tetap mudah untuk ditemukan kembali.
Dengan melakukan ketiga hal tersebut di atas dan dengan urutan tahapan yang
benar maka akan tercapai suatu kondisi pabrik yang rapi. Dengan kondisi yang rapi ini
maka pemborosan waktu yang dipergunakan untuk mengambil dan menyimpat barang
dapat dihilangkan.
Intisari dari penerapan Seiton di tempat kerja adalah kemudahan dalam mencari
dan mendapatkan barang yang dibutuhkan pada saat yang tepat. Sebaliknya
setelah menggunakan alat kerja, pemakai juga mendapatkan kemudahan dalam
mengembalikannya.
12.3. Seiso/Pembersihan/Resik
Konsep ketiga dari 5S adalah .seiso yang berarti resik. Pada umumnya. istilah ini
berarti membersihkan barang-barang sehingga tempat kerja menjadi bersih.
Tempat kerja yang gelap, kumuh dan kotor dapat mengganggu proses kerja dan
mengurangi estetika keindahan. Orang harus bertahan sambil bekerja di tempat kerja
seperti itu. Tempat kerja yang kotor, berdebu, lembab dan berjamur tidaklah sehat.
Keadaan tempat kerja yang kotor dan kumuh berdampak pada kesulitan pemeriksaan
mesin maupun peralatan kerja. Tempat kerja perlu resik karena pengaruh resik terhadap
produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja sangatlah jelas. Secara singkat prinsip
resik (seiso) adalah : "Bersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja."
Dalam istilah 5S, Seiso, berarti membuang sampah, kotoran, dan benda-benda
asing serta membersihkan segala sesuatu dalam area kerja. Pembersihan merupakan
salah satu bentuk pemeriksaan. Seiso mengutamakan pembersihan sebagai pemeriksaan
terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang tidak memiliki cacat.
Walaupun membersihkan berarti membuang sampah dan kotoran serta menjadikan
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 21
barang lebih bersih, hal ini menjadi semakin penting akhir-akhir ini, karena dengan
demikian kualitas yang dihasilkan lebih tinggi, ketepatan yang lebih tinggi, dan sistem
kerja yang dihasilkan dapat lebih balk. Jadi, pembersihan adalah sesuatu yang memiliki
pengaruh besar atas kualitas, keamanan, semangat kerja, dan setiap aspek operasi lain.
Bagian ini memerlukan perhatian yang pentih. Gerakan Seiso ini berusaha untuk
mencapai kotoran dan debu nihil serta menghilangkan cacat dan kesalahan kecil sesuai
dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan utama.
Di sisi lain, proses pembersihan sering kali berbentuk pemeriksaan yang
mengungkapkan abnormalitas dan kondisi sebelum terjadinya kesalahan yang dapat
berdampak buruk terhadap kualitas atau menyebabkan kerusakan pada mesin.
Pada umurnnya, ada 3 Iangkah pembersihan yang benar. Pertama, aktivitas tingkat
makro, membersihkan segala sesuatu dan mencari cara untuk menemukan penyebab
keseluruhan yang berkaitan dengan keseluruhan gambaran. Kedua, tingkat individual,
menangani tempat kerja khusus dan mesin khusus. Ketiga, tingkat mikro, dimana
penyebab terjadinya kotoran dicari dan dihilangkan.
Keuntungan yang didapatkan .dengan penerapan konsep Seiso atau resik ini
adalah:
Melatih semua karyawan menjaga kebersihan hingga hal tersebut menjadi kebiasaan.
Terciptanya lingkungan kerja yang sehat, indah dan nyaman.
Semua orang akan langsung melakukan pembersihan apabila melihat ada yang kotor.
Mengingat bahwa tanggung jawab kebersihan bukan hanya terletak pada petugas
kebersihan.
Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
Mencegah kerusakan terhadap benda kerja.
Meningkatkan semangat kerja pada pekerja.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalarn penerapan konsep resik ini antara
lain :
a) Menentukan penanggung jawab ruang dan barang.
b) Bersihkan dengan segera, barang atau lokasi penyimpanan barang apabila terdapat
kotoran.
c) Sediakan waktu sekitar 5-10 menit untuk membersihkan lingkungan kerja tepat
sebelum meninggalkan ruang kerja,
d) Ajak setiap orang di sekitar untuk melakukan pembersihan yang sama,
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 22
sebagaimana yang telah dilakukan.
Penerapan yang harus dilakukan di tempat kerja untuk mencapai konsep resik
adalah :
a. Persiapkan sarana kebersihan dalam jumlah yang cukup
Sarana kebersihan yang dihutuhkan hams dipersiapkan da tersedia dalam jumlah
yang cukup untuk dapat digunakan dalam menciptakan tempat kerja yang bersih.
Dengan tersedianya alat kebersihan yang cukup. Kegiatan pembersihan nnpat kerja
dapat dilakukan seoptimal rnungkin. Pembersihan terhadap tempat kerja hares
dipandang sebagai salah sau cara untuk menghilangkan penyebab masalah satu
demi satu dan harus dilakukan sebagai bentuk pemeriksaan untuk memastikan bahwa
semua barang, ataupun peralatan selalu berada dalam kondisi siap pakai.
b. Pelaksanaan kegiatan pembersihan secara berkala dan teratur
Kegiatan pembersihan di tempat kerja hanislah dilakukan secara teratur. sehingga
diharapkan setiap operator bertanggung jawab terhadap bagian atau daerah yang
menjadi tanggung jawabnya untuk dibersihkan. Selain itu. menentukan urutan
pembersihan yang harus dikerjakan dan memberikan penjelasan kepada setiap
operator bahwa pentingnya pembersihan tempat kerja dan peralatan sehingga
sumber masalah dapat dianalisa. Kegiatan pembersihan juga dilakukan pada lokasi
yang tidak diperhatikan oleh orang lain, seperti pada bagian atas rak, bagian dasar
mesin produksi yang tidak terlihat, dan sekeliling mesin. Kegiatan pembersihan yang
dilakukan juga memiliki aturan yang harus ditaati supaya kegiatan pembersihan
yang dilakukan sesuai dengan yang dikehendaki. Yaitu dengan cara membuat peta
tanggung jawab. Tujuan dengan pembuatan peta tanggung jawab adalah dalam melakukan
tugas pembersihan tempat kerja dan peralatan, semua tugas hares diberikan sejelas
mungkin dan tidak ada satupun yang tidak didefinisikan atau tidak ditugaskan.
c. Penemuan masalah dalam proses melalui kegiatan pembersihan
Keteraturan dalam melakukan kegiatan pembersihan pada tempat kerja dan peralatan
akan dapat menemukan sejumlah besar masalah yang terjadi pada proses. Kegiatan
pembersihan yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan sumber-
sumber yang membuat kotor, karena dengan menghilangkan penyebab tersebut
merupakan cara untuk menghilangkan masalah yang terjadi di tempat produksi
Kebersihan di tempat kerja merupakan kebutuhan nyata, bukan wacana
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 23
semata. Yang perlu diingat kembali adalah membersihkan berarti memeriksa. Hal
tersebut berarti mencegah serta menghilangkan berbagai gangguan yang mungkin
terjadi di tempat kerja.
Dengan pengertian lain bahwa rahasia pembinaan kebiasaan dan
disiplin karyawan terutama dititik beratkan pada 3R yang pertama ini (Ringkas,
Rapi, Resik) atau 3S yang pertama (Seiri, Sefton, Seiso). Kegiatan nyata secara
fisik yang dikembangkan dalam 3S pertama ini akan dapat merubah cara berpikir
dari setiap personel diperusahaan atauorganisasi agar dapat lebih disiplin dalam
menjaga kondisi perusahaan yang lebih baik.
12.4. Seiketsu/pemantapan/Rawat
Konsep keempat dari 5S adalah .Seiketsu yang berarti rawat. Prinsip utama dari
seiketsu adalah memelihara keadaan area kerja yang bersih dan rapi dengan
meningkatkan disiplin kerja mengikuti disiplin 3S yang telah ada sebelutnnya Tujuan
dari seiketsu adalah untuk menjaga lingkungan agar dalam kondisi tetap baik, menjaga
agar alat kerja selalu siap untuk dipakai, menjaga kualitas hasiI kerja, lebih mudah
melatih karyawan baru.
Dalam hal. ini, diupayakan pemeliharaan terhadap kondisi tata graha yang telah
baik agar terjaga dalam kondisi yang baik, melaksanakan standarisasi di tempat kerja,
mempertahankan kondisi optimum dan mewujudkan tempat kerja yang bebas
kesalahan.
Keuntungan yang didapatkan dengan penerapan konsep Seiketsu atau rawat ini
adalah :
Kondisi tata graha terjaga sesuai standar.
Semua orang dapat mengetahui prosedur yang benar dalam menjaga kondisi tata
graha tetap sesuai standar.
Mempercepat diIakasanakannya tindakan perbaikan
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep rawat ini
antara lain:
a. Melakukan mekanisme pantau
Seorang operator harus mampu mengidentifikasi adanya ketidaknormalan
walaupun aktivitas berjalan dalam keadaan normal. Hal ini karena seorang, operator
property@DinoRimantho/Okt2010
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 24
yang mengendalikan dan mengatur sesuatu, dan operator juga yang dapat
membedakan antara proses yang normal dengan yang tidak dan melakukan
suatu tindakan. Dengan dilakukannya pengawasan diharapkan agar ketidaknormalan
yang terjadi dapat dilihat oleh semua prang, agar dapat dengan mudah
menemukan masalah yang terjadi (Osada, 2004).
Pengawasan dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dengan lebih
cepat, dimana pengawasan ini menggunakan metode visual dengan cara :
Memberikan garis tempat peletakan baring yang tetap.
Membedakan kode warna.
Pembuatan peraturan yang mudah ditaati..
Pembuatan daftar periksa.
Hal-hal yang harus diingat dalam membuat metode visual kontrol adalah muda
dilihat dari jarak jauh. usahakan supaya setiap orang dapat mengatakan apa yang
benar dan apa yang salah, usahakan supaya setiap orang dapat melakukannya dan
mudah membuat koreksi yang diperlukan, usahakan agar dengan melaksanakannya
membuat tempat kerja lebih terang dan lebih teratur (Osada, 2004).
b. Melakukan pemeriksaan secara berkala
Pemeriksaan dilakukan secara berkala untuk mempertahankan kondisi 3S tetap
berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Sehingga, diharapkan pelaksanaannya
dapat dievaluasi dan dilakukan perbaikan secara terus menerus. Untuk membantu
dalarn melakukan pemeriksaan, maka dapat digunakan daftar periksa agar tidak ada
satu pun inspeksi yang terlewatkan. Salah satu cara untuk melaksanakan pemeriksaan
adalah dengan melakukan patroli dan evaluasi silang. Patroli dilakukan dengan
mengelilingi tempat produksi, melakukan evaluasi, bertukar pikiran clan mengajukan
pertanyaan kepada operator lain. Dengan melakukan evaluasi silang, masing-masing
operator akan mendapatkan masukan yang berharga sehingga dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan dalam pelaksanaannya.
Seiketsu atau Rawat secara prinsip adalah mengusahakan agar tempat kerja
yang sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat,
kerawanan dan penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah
dapat d icegah sed in i mungk in.
Banyak orang menyadari bahwa ketidakpastian di tempat kerja dapat
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 25
berpengaruh pada unjuk kerja. Ketidakpastian banyak berkurang dengan melaksanakan
perawatan (seiketsu) dan kontrol visual di tempat kerja. Dengan demikian, tempat
kerja menjadi semakin transparan dan makin terkendali. Seiketsu (rawat) membekali
semua orang di tempat kerja dengan informasi yang diperlukan sehingga mampu
bertindak dengan cepat dan tepat.
12.5. Shitsuke/Pembiasaan/Rajin
Semua “S” yang telah dibahas diatas tidak dapat diterapkan tanpa sentuhan
manusia. Manusia menjadi kunci dari setiap usaha, termasuk usaha penerapan 5S.
Konsep kelima dari 5S adalah shitsuke yang berarti rajin. Prinsip utama dari shitsuke
adalah secara rutin dan kontinyu dengan penuh disiplin melakukan prosedur dan semua
aktivitas yang telah ditetapkan dengan benar. Adapun tujuan utama dari konsep shitsuke
adalah membudayakan 4S sebelumnya sebagai sarana untuk menciptakan kondisi tempat
kerja yang lebih kondusif (lebih baik).
Shitsuke (Rajin) berkaitan dengan kebiasaan karyawan yang harus dibina agar
dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik. Rajin di tempat kerja berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu
dalam keadaan prima setiap saat.
Keuntungan dari konsep rajin adalah:
Konsep 5S menjadi kebudayaan kerja perusahaan tersebut.
Suasana ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin terlaksana dengan baik.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep rajin ini antara
lain:
a. Kampanyekan agar semua orang menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan
guna menciptakan tata graha yang baik.
Setiap tenaga kerja harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. Diharapkan dengan bekerja dengan prosedur,
pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan teratur. Prosedur kerja untuk masing-
masing tenaga kerja harus dibuat dengan jelas dan lengkap. Untuk memastikan
tugasnya berjalan dengan benar, maka perlu dibuat prosedur operasi mesin atau
alat, prosedur kerja. dan prosedur pemerksaan mesin, barang, ataupun alat.
Melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur adalah suatu kebiasaan yang harus
dibina. Pembiasaan adalah melakukan pekerjaan yang berulang-ulang sehingga
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 26
secara alami orang dapat melakukan dengan benar. Ini merupakan cara untuk
mengubah kebiasaan buruk dan menciptakan kebiasaan baik. 55 tidak akan berhasil
tanpa pembiasaan. Hal-hal kecil yang dapat diterapkan di tempat kerja adalah
membiasakan untuk mengembaIikan barang yang habis dipakai ketempat asaI
pengambilannya.
b. Latih seluruh karyawan untuk "tahu" dan "sadar" akan sikap dan kebiasaan-kebiasaan
balk.
c. Pelaksanaan konsep "10 menit 5S"
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu yang cukup singkat, setiap orang harus
mengerjakan hal yang sama, pada saat yang sama, dan juga melibatkan banyak
prakoordinasi, kepemimpinan serta satu cara untuk rnelibatkan orang yang tidak
memiliki gairah kerja, (Osada, 2004), Setiap hari dilakukan kegiatan 5S, untuk
rnempertahankan 5S tetap berada pada jalur yang tepat. Pelaksanaan ini nantinya
mengambil waktu setelah selesai atau sebelum melaksanakan aktivitas harian.
Aktivitas ini dilakukan selama kurang lebih 10 menit. Aktivitas ini bertujuan untuk
membuat 5S sebagai budaya kerja dalam aktivitas sehari-hari.
d. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap standar tata graha dan umumkan hasil
evaluasi.
e. Berilah feedback atas prestasi yang telah dilakukan atau dicapai.
Dengan adanya sikap rajin yang diterapkan secara terus menerus dan berkelanjutan,
keadaan tempat kerja makin terpelihara dan meningkat. Sikap rajin pun merupakan sikap
yang dapat mendukung efisiensi dan produktivitas kerja. Disamping itu, karyawan ini
juga akan mempunyai kecintaan dan rasa ikut memiliki terhadap perusahaan dalam arti
yang sangat positif. Tugas apapun juga yang dikerjakan oleh karyawan, baik itu
operator yang bersimbah peluh atau staf yang berdasi, mereka memiliki suatu
kebanggaan yang tak ternilai harganya "kebanggaan professional" yang mendukung
kemajuan perusahaannya.
13. Evaluasi 5S
Evaluasi 55 dilakukan terhadap area-area yang ada di dalam perusahaan. Evaluasi
tersebut dilakukan setiap periode tertentu (umumnya dilaksanakan setiap 2 minggu). Hasil
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 27
dari evaluasi tersebut berupa status area. Berikut ini adalah macam-macam status area :
Tabel 3. Status Area Persentase 5SNo. Status Area Prosentase Finalty
1. Gold Di bawah 5 %
2. Silver 5 % sampai dengan 10%
3. Green 10 % sampai dengan 15%
4. Red 15 % sampai dengan 20%
5. Black 20 % sampai dengan 25%
Dalam melaksanakan penilaian evaluasi maka setiap unsur dalam 55 harus
dievaluasi dalam penerapannya di area kerja. Berikut adalah kriteria-kriteria dalam
memberikan.finalty terhadap area-area kerja :
a. Seiri (Ringkas)
Dalam evaluasi,finaltv diberikan jika:
Ada barang-barang berantakan di tempat kerja.
Peralatan bergeletakan di tempat kerja.
Ada barang rusak yang tidak dipisahkan.
Ada barang yang tidak sesuai penempatannya.
Ada barang yang tidak diperlukan di tempat kerja, dan lain-lain.
b. Seiton (Rapi)
Dalam evaluasi finaity diberikan jika :
Ada barang tidak pada tempatnya menghalangi jalan.
Penempatan barang yang tidak sesuai dengan garis pembatasnya.
Ada peralatan yang terhalang oleh benda lain.
Barang tidak teratur dan tidak ada identitasnya, dan lain-lain.
c. Seiso (Resik)
Dalam evaluasi, finalty diberikan jika :
Tempat kerja dan Iantai kotor (banyak terdapat sampah atau kotoran).
Mesin dan alat kerja kotor.
Tembok, tiang, lampu, dan peralatan lain dalam kundisi kotor (berdebu, terdapat
coretan, dan sebagainya)
Ada ceceran oli, air, baut, dan lain-lain yang berserakan di lantai.
Toilet, kamar ganti, dan kamar mandi kotor, dan lain-lain.
property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 28
d. Seiketsu (Rawat)
Dalam evaluasi, finalty diberikan jika:
Tidak ada pada tempat sampah yang telah ditentukan.
Saluran air tidak berfungsi dengan baik
Lampu penerangan mati/tidak memadai.
Garis lantai atau dinding bangunan rusak.
Angin bocor atau alat kerja tidak normal dibiarkan, dan lain-lain.
e. Shitsuke (Rajin)
Dalam evaluasi, finally diberikan jika:
Menggunakan pakaian atau perlengkapan kerja secara tidak benar.
Karyawan memulai dan mengakhiri kerjanya tidak sesuai dengan waktunya.
Karyawan bekerja menyalahi prosedur standar operasional.
Makan dan Merokok sambil bekerja atau di tempat terlarang.
Pengisian tangaal, data, model, dan pemakaian check point tidak sesuai.
14. Manfaat Penerapan 5S
Dengan melaksanakan metode 5S diharapkan dapat memberikan manfaat secara
umum kepada perusahaan. Berikut beberapa manfaat 5S yang dapat diperoleh oleh
perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya, yaitu :
a. Membantu karyawan agar memiliki disiplin pribadi.
b. Menghilangkan pemborosan.
c. Menuunjukkan berbagai kewajaran, seperti produksi, gagal fungsi, dan
persediaan berlebih.
d. Membuat masalah kualitas menjadi jelas.
e. Mengurangi gerak kerja yang tidak bernilai tambah.
f. Meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya produksi.
g. Kemudahan identifikasi barang.
h. Penggunaan alat kerja secara benar.
i. Memperlancar waktu proses.
j. Menghilangkan kerancuan dan ketidak pastian.
k. Kemampuan konsentrasi kerja yang baik.
l. Aliran transportasi internal yang lebih baik.
m. Higher productivity. property@DinoRimantho/Okt2010
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 29
n. Lower defect.
o. Tempat yang nyaman dan aman untuk bekerja.
p. Mempersingkat waktu pencarian barang.
Walaupun metode 5S jelas memberikan hasil dalam penyempurnaan besar di dalam
ruang lingkupnya, akan tetapi lebih bermanfaat dalam mengubah cara karyawan merancang
pekerjaannya dan apa yang mereka kerjakan. Hal ini penting sekali agar karyawan dapat
melihat segala sesuatu secara lebih luas dan mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
David, Fred R., 2006, Strategic Management, Edisi Sepuluh, Jakarta : Salemba Empat
Grasindo. Herujito, Yayat M. 2001. Manajemen. Jakarta : Grasindo.
Gitlow, Howard. S, dkk. 2005. Quality Management. Third Edition. Singapore : Mc. Graw
Hill Company.
Handoko, Hani. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama.
Cetakan Ketigabelas. Yogyakarta : BPFE.
Heizer, Jay and Barry Render. 2001. Principles Of Operrations Management. Sixth
Edition. USA : Prentice Hall.
Herjanto, Eddy. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta :
Hirano, Hiroyuki. (1995). Penerapan 5S Di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah-langkah
Praktis. (Paulus A. Setiawan. Trans.), Jakarta: PHP.
J. Kristianto. (1995), 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Jakarta : Productivity and
Quality Management Consultant
Joko, Sri. 2001. Manajemen Produksi dan Operasi Suatu Pengantar. Edisi Revisi.
Malang : UMM Press.
Kaplan, Robert S., David P. Norton, 2000, Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi, alih bahasa, Peter R. Yosi Pasla, Erlangga, Jakarta.
Krajewski, Lee J. and Larry P Ritzman. 2002. Operations Management Processes
and Value Chains. New Jersey : Prentice Hall.
Lovelock, Cristhoper. 2001. Service Marketing : People, Technology, Strategy. Fourth
Edition. USA : Prentice Hall.
Properti dinorimantho/5S/OCT.2010Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiapdokumen.
M e t o d e 5 S s e b a g a i s t r a t e g ik e u n g g u l a n k o m p e t i t i f / d i n o r i m a n t h o / o k t 2 0 1 0
Page 30
Osada, Takeshi. (2004), Sikap Kerja 5S (5th ed). (Mariani Gandamiharja, Trans).Jakarta : PPM.
Robbins, Stephen P. and Marry Coulter. 2003. 2003 Update Management. 7th Edition. New
Jersey : Prentice Hall.
Schroeder, Roger G. 2007. Operation Management. Third Edition.
Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Terry, George R. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Umar, Husein. 2002. Research Methods In Finance And Banking. Cetakan Kesatu. Jakarta :
Gramedia Pustaka.