6 Pengaruh Pemberian Ransum Yang Mengandung Ampas Tebu

Embed Size (px)

Citation preview

L| /

tssN tlgs3.z3otl

Jurnal

;llillj

.l|ffI|ilil DfiilIg Volume - Nomor 3 2004

Pusat Penelitian Pengembangan dan Peternakan Badan dan Penelitian Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian

DAFTARISIHalaman Efektifitas Bioaktif Lidah Buaya sebagai Imbuhan pakan untuk Ayam Broiler yang Dipelihara di Atas Litter (4.P. Sinurot, T. Purwadaria, T. Pqsaribu, Susana I. ltr. Rakhmani, J. Dharma, J. Rosida, S. Sitompul dan Udjianto) Rice Bran Inclusion in the Fruit and vegetable waste-Based Diets for Fryer Rabbits (5. Prawirodigdo, Muryanto and D.M. yuwono)... Pengaruh Pemberian Ransum yang Mengandung Ampas Tebu Hasil Biokonversi oleh Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus) terhadap

t45

r5l

Performans DombaPriangan (AnaRochanaTormidi)

t57

uji Efektivitas saponin Buah sapindus rarak sebagai Inhibitor MetanogenesissecaraIn Vitro pada Sistem PencernaanRumen (Amlius Thalib) Susu Pasteurisasidan Penerapan HACCP (Hazard Analysis critical Control Point) (7.8. Murdiati, A. Priadi, S. Rachmawati dan yuningsih) ...... Seroepidemiologi Infeksi Canine parvovirus padaAnjing (Indrawati Sendow dan Tatty Syafriati)... PengaruhInfestasi cacing Hati Fasciola gigantica terhadap Gambaran Darah Sel Lelkosit Eosinofil pada Domba (5. lYidjajanti, S.E. Estuningsih, Subandriyo, D. piedrafita dan H.Il/. Raadsma) Deteksi Yirus Avian Influenza Subtipe H5Nl pada Organ Ayam ya/ng Terserang Flu Burung Sangat Patogenik di Jawa Timur dan Jawa Barat denganTeknik Imunohistokimia - -.. (R. Damayanti, N.L.P. I. Dharmayonti, R. Indriani, A. Wiyono dan Darminto) ............:........ Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Yirys Avian_Influenza Subtipe H5Nl (Risa Indriani, N.L. P. L Dharmayanti, A. Wiyono, Darminto dan L. Parede)

t64

t72

l8l

l9l

t97

204

KoMUNTKASI SrNcrur Keberhasilan ICSI Tergantung padaStabilitas DNA dan Status Disulfida Inti Spermatozoa (SyahruddinSaid dan Koji Niwa)

2t0

PengaruhPemberian Ransum yang Mengandung Ampas Tebu Hasil Biokonversi oleh Jamur Tiram Putih (Plearotus ostreatas) terhadap Performans Domba Priangan

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Bandung 40600

(Ditcrima dcwan rcdaksi Juli 2004) 20 ABSTRACT A. R. Tnnvtot. 2004. The effect of sugar cane waste product fermented by Pleurotus ostreatus on the ration to priangan sheep performance. JITV 9(3): 157-l 63. Bagasse from Saccharum oJficinarum has potency as roughage source for rurninants. The objective ofthis researchwas to evaluate the use of bagasse fennented by Pleurotus ostreatus (ATB) to feed consurnption, daity gain and feed efficiency of Priangansheep.The researchwas arrangedinto fwo stages,i.e: (i) bioconversionofbagasse by P. istreatus, and (ii) biological test using ATB. Twenty five headsof male Priangansheepwith averagebody weight of 18.99!0.Z2kgwere fed with ATE for three months. A completely randomized design was canied out with five replications.The treatmentwere: R0= 70.0% King grass+ 30.0olo concentrate; Rl: 59.50%King grass+ 10.10%ATB + 30% concentrate; F.2:49.00% King grass+ 21.10% ATB + 30oloconcentrate; R3: 38.50% King grass + 31.500 ATB + 30oloconcentrates,and R4: 28.00% King grass + 42yo ATB + 30olo concentrate.The results of the experiment showed that bagassefennented by P. ostreatus (ATB) di! not indicate negative effectson feed consumption,daily gain, and feed efficiency ofPriangan sheep,and ATB can be used as ingredientofpriingan sheepration up to 31.50% basedon dry matter ofthe ration. Key words: Bagasse, Pleurotus ostreatus,feed consumption,daily gain, feed efficiency

ABSTRAK A. R. TARMIDT. 2004. Pengaruh pemberian ransum yang mengandung arnpas tebu hasil biokonversi oleh Jamur Tirarn putih (Pleurotus ostreatus) terhadap performans dornba Priangan.JITV 9(3): l57-163. Ampas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu (saccharum oficinarum) setelah diambil niranya yang sangatpotensial sebagaibahan pakan ternak ruminansia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasipenggunaan ampas tebu hasil biokonversi oleh jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (ATB) terhadap koniumsi bairan--kering, pertambahan bobot badan harian dan efisiensiransumpada domba Prianganjantan.Penelitianterdirl dari dua tahapyaitu fanil I: biokonversi ampas tebu oleh jamur Tiram Putih (P. ostreatus)dan tahap II yaitu: uji biologis penggunaan ampastebu hasil biokonversiterhadap25 ekor domba Prianganjantandenganbobot hidup rata-rataI8,99 f 0,22kg.Temak percobaan dipelihara dalam kandangindividual selarna3 bulan. Metode penelitianmenggunakanRancanganAcak Lengkap (RAL). perlakuanyang diberikan adalah R6: rumput Raja70%o + konsentrat 30%, Rr: rumput Raja 59,5dlo + ATB l}j};/" * konsentrat 30%,-Rrl rumput Raja 49,00% + ATB 2l,l0o/o + konsentrat30%, R3: rumput Raja 38,50% + ATB 3l,s\yo * konsentrat30%, dan Ro= rumput Raja 28,00% + ATB 42,00% * konsentrat30%. Hasil penelitianmenunjukkanbahwa (i). ampastebu hasil biokonversi oleh jarnur Tiram Putih (P. ostreatus) (ATB) tidak mernberikan pengaruh negatif terhadap konsurnsi-pertambahanbobot hidup harian dan efisiensi ransum, (iD. ATB dapat digunakan sampai tingkat 31,50% dari bahan kering ransum tanpa memberikan pengaruhnegatifterhadappertarnbahan bobot hidup harian dornbaprianganjantan. Kata kunci: Ampas tebu, jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), konsumsi ransurn,pertambahanbobot hidup, efisiensi pakan

PENDAHULUAN Masalah yang sering dihadapi oleh para peternak domba Priangan dalam meningkatkan produktivitas ternaknya adalah terbatasnya hijauan, terutama di musim kemarau sedangkan di musim hujan melimpah. Keadaan seperti ini menyebabkan kesinambungan produktivitas domba Priangan menjadi terganggu, sekaligusmerugikan bagi para peternak.

Persaingan penggunaan lahan untuk tanaman pangan, perkebunan, perumahan dan industri semakin ketat. Keadaan demikian menyebabkan terpuruknya subsektor peternakan yang diakibatkan semakin terbatasnyalahan untuk produksi hijauan. Oleh karena itu, perlu adanya paradigma baru di bidang peternakan terutama mengenai upaya penyediaan hijauan makanan temak. Para peternak hendaknya tidak lagi tergantung pada hijauan konvensional seperti rumput yang

t57

TARMIDT:Pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas tebu hasil biokonversi oleh jamur Tiram Putih @leurotus ostrcatus,)

diproduksi dari kebun budidaya, karena nilai investasi untuk tanah sangatlah besar, tetapi hendaknya dapat memanfaatkan sumber pakan lain yang ada di sekitar petemak. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menyediakan pakan yang memadai sebagai pengganti hijauan konvensional yaitu dengan memanfaatkan limbah perkebunan seperti ampas tebu (bagasse). Ampas tebu merupakan limbah yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Menurut OrotyoNo (1985) kandungan ampas tebu berkisar 2436Yo dari berat tebu segar. Apabila produksi tebu untuk wilayah Jawa Barat 114.959,94ton (BPS JABAR, 2002) maka ampas tebu yang dihasilkan adalah 27.590,3941.385,59 ton/tahun. Pemanfaatanampas tebu sebagai sumber pakan belum maksimal. Hal ini disebabkanoleh rendahnya kualitas ampas tebu sehingga kecernaannya rendah. Ampas tebu mengandung protein kasar 3,lYo, lemak kasar l,SYo, abu 8,8olo, BETN 5l,7yo dan serat (HARDJo et al., 1989). Ditinjau dari segi kasar 34,9%o komponen seratnya, ampas tebu mengandung 82% dinding sel yang terdiri atas: selulosa 40yo, hemiselulosa 29%o,lignin l3Yo dan silica 2Yo (Anone, 1976). Nilai kecernaan ampas tebu yang belum diolah sangatrendahyaitu 16,8-22,29yo(SouoNo, 1988),hal ini karena tingginya kadar lignin dalam ampas tebu. Selain itu, palatabilitas ampas tebu sangatlah rendah. Hal ini disebabkan oleh tekstur dari ampas tebu yang kasar sehingga temak tidak mau mengkonsumsinya dalam keadaansegar. Perlu upaya untuk meningkatkan kualitas ampas tebu melalui teknologi biokonversi. Proses biokonversi dapat meningkatkan nilai gizi, tidak berbahaya, tidak menyebabkanpolusi dan biaya relatif murah (Dovru et al., 1986). Pakan hasil fermentasi dapat meningkatkan protein, lebih palatable dan daya simpannya lebih lama (RusDr, 1992). Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) termasuk jamur pembusuk putih yang mampu mendegradasi lignin dan dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik jerami padi (Hentnot et al., 1984). Dengan demikian, proses fermentasi dengan jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) diharapkan dapat meningkatkan kualitas nutrisi ampas tebu. TeRvlnt (1999) melaporkan bahwa ampas tebu hasil biokonversi dengan jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) mengandung kualitas nutrisi yang lebih baik, dimana kadar serat kasar dan lignin ampas tebu menjadi lebih rendah.Kecernaan (in vitro) untuk NDF adalah 47,29o/o, ADF 49,12Yo.hemiselulosa 52,99Vo,selulosa 44,39yo lignin l2,02Yo dan isi sel52,91%o.

MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap percobaan yaitu: Tahap I. Biokonversi Percobaan tahap I adalah produksi ampas tebu produk biokonversi. Metode biokonversi ampar tebu yang digunakan merupakan hasil terbaik dari beberapa percobaanpenelitian mengenai biokonversi ampas tebu (TARMIDI, 1999). Ampas tebu difermentasikan dengan menggunakanjamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dalam ruang inkubasi pada suhu konstan yaitu 22"C, kelembaban 80o/o selama 40 hari. Ketebalan substrat 20 cm dengan dosis inokulum25 gAlg substrat. Tahap II. Uji biologis Uji biologis dilakukan selama 3 bulan pada 25 ekor domba Prianganjantan umur * 12 bulan denganbobot hidup rata-rata 18,99 + 0,22 kg. Temak percobaan dipelihara dalam kandang individual dengan ukuran panjang 130 cm, lebar 60 cm, tinggi 90 cm, dan tinggi dasar kandang 40 cm. Alas kandang terbuat dari bilahan bambu denganjarak antar bambu sekitar 2-3 cm. Palaka berbentuk prisma terbalik terbuat dari papan dengan ukuran panjang 60 cm, lebar dasar 40 cm, lebar atas 60 cm dan tinggi 35 cm. Palaka dilapisi plastik untuk menghindari adanya pakan yang masuk ke dalam selasela papan atau terbuang. Alat-alat yang digunakan adalah ember plastik kapasitas 2 liter, keranjang rumput, timbangan pegas kapasitas 50 kg dengan kepekaan 0,1 kg, timbangan mekanis (merek Ohaus seri 700) kapasitas 2610 g dengan kepekaan 0,001 g serta kantong penampung feses. Bahan pakan yang digunakan terdiri atas rumput Raja (Pennisetumpurpuphoides) umur I 35 hari, ampas tebu hasil biokonversi jamur Tiram Putih (ATB) dan konsentrat yang terdiri atas dedak, bungkil kelapa, bungkil kedelai dan jagung. Komposisi zat-zatmakanan bahan pakan penyusun ransum disajikan dalam Tabel l. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum. Pakan diberikan dua kali per hari yaitu pukul 08.00 dan 15.00. Pakan disusun berdasarkanpenambahanampas tebu dengan kelipatan l0,50Yo dalam ransum. Susunan dan kandungan zat-zat makanan ransum percobaan disajikan pada Tabel 2.

JITV Vol. 9 No. 3 Th. 2004

Tabel l. Kandungan zat-zatmakanan pakanpenyusun bahan ransumKandungan zat-zat makanan Bahan pakan (%)

RumputRajaBahankering Protein kasar Seratkasar BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) Lemak kasar Abu Kalsium Fosfor TDN (total digestible nutrients) NDF (neutra I deterge n t fi ber) ADF (a ci d deterge n t fi ber) Hemiselulosa Selulosa Lignin

ATB 93,87 5,85 36,75 48,82 1,70 7,48 t,4l 0,49 42,76" 79,t2 61,20 t7,92 46,07 t0,76

Konsentrat

14,89 14,30 31 , 9 5 34,67 I,83 t7,25 0,44 0,54 60,51" 63,3s 36,93 26,42 30,44 2,98

85,50 I 8,21 8,37 60,01 6,26 7,15 0,77 0,54 b 76,67 32,38 14,70 17,68 t0,62 2,90

jamur Tiram Putih,dosis25 g/kg substrat, ATB=Ampas tcbuhasil biokonvcrsi lamabiokonvcrsi hari 40 'Tnnvtot (1999), Hasilpcrhitungan " rcgresi Sumber:Hasilanalisis Laboratorium Makanan Tcmak,Balitnak, CiawiBogor( I 999)

Peubahyang diukur L Konsumsi bahan kering ransum (kg/ekor), diperoleh melalui selisih antararansumyang diberikan dengan ransumsisa 2. Pertambahanbobot hidup harian (kg/hari), dimana pengukuran pertambahan bobot hidup harian mengikuti persamaan: PBHH: W2-Wl T2ll keterangan: PBHH Wl W2 Tl T2 = : : : = Pertambahanbobot hidup harian (kg) Berat awal penimbangan(kg) Berat akhir penimbangan (kg) Waktu awal penimbangan(hari) Waktu akhir penimbangan(hari)

Efisiensi ransum: Rata-rataPBHH (kg/trari) Rata-ratakonsumsi BK ransum,/trari (kglhari) Rancanganpercobaandan analisisdata Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 25 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Sreel dan ToRRre, l97l). Pengujian perbedaanantar perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. HASIL DAN PEMBAHASAN Ampas tebu hasil biokonversi denganjamur Tiram P utih (P le urot us o streat us\ Komposisi nutrien ampas tebu tanpa olahan dan hasil biokonversi dengan jamur Tiram Putih (Plenrotus ostreatus) disajikan dalam Tabel 3.

3. Efisiensiransum,dimanapengukurannya didasarkan pada persamaan CneuproN dan HARRTs(1969), vaitu:

159

TARMIDT:Pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas lebu hasil biokonversi oleh jamur Tiram Pztifi (?lcurotus ostrcatus,)

Tabel 2. Susunan dan kandungan zat-zatmakanan ransuln percobaan

Ransum percobaan Bahan pakan

Ro

Rl

R2

R3

R4

Rumput Raja ATB Konsentrat Jumlah

70,00 0,00 30,00 t00,00

59,50 10,50 30,00 100,00

49,00

38,50 31 , 5 0 30,00 t00,00

28,00 42,00 30,00 100,00

2l,00 30,00 100,00

Bahan kering Protein kasar Serat kasar BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) Lemak kasar Abu TDN (total digestible nutrients) NDF (neutral detergent/iber) ADF (ac id detergen t fi ber) Herniselulosa Selulosa Lignin

36,07 t5,47 24,88 42,27 3,t6 14,22 65,36 54,06 30,26

44,37 14,59 25,38 43,76 3,l5 13,l9 63,50 55,71 32,81 22,91 26,147,77

52,62 t3,70 25,88 45,24 3,13 t2,t7 61,6351 71

60,90 13,04 26,39 46,73 3,12 I I,l4 59,77 59,03 37,91 21,01 29,42 5,41

69,24 11,92 26,89 48,21 3,l0 10,l2 57,90 60,68 40,45 20,23

35,36 22,0127,'t8 4,59

23,8024,49 2,96

3r,06 6,57

ATB:Ampas tcbu hasil biokonvcrsi jamur Tiran Putih, dosis 25 g/kg substrat, lama biokonvcrsi 40 hari

Dari Tabel 3 terlihat bahwa ampas tebu hasil biokonversi. dengan jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) mempunyai komposisi nutrien yang lebih baik daripada yarrg tidak diolah. Kadar ADF, NDF, selulosa dan lignin mengalami penurunan masingsedangkan masingsebesar 6,03;4,52;19,15dan 3,93yo, protein meningkat sebesar 254,35oA.Penurunan fraksi serat diakibatkan oleh enzim ekstraseluler dan intraseluler yang dihasilkan oleh jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) yang dapat mendegradasi fraksi dinding sel. Jamur ini mengeksresikan enzim-enzim yang berperan dalam degradasi lignin, selulosa dan hemiselulosa terutama erlzim-enzim endoglukanase, silanasedan fenoloksidase (Knnev dan Haoen, 1993). Peningkatan protein kasar lebih diakibatkan oleh penambahan urea pada ampas tebu sebelum proses biokonversi.

Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi bahan kering ransum Rataan konsumsi ransum harian dari hasil pengamatan selama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 4. Dari tabel tersebut tampak bahwa rataan konsumsi bahan kering ransum berkisar antara 677,594-718,674g ekor-thari-'. Nilai ini sesuaidengan kebutuhan bahan kering untr.rk domba yang sedang tumbuh. Kebutuhan bahan kering untuk domba yang memiliki bobot hidup l5-30 kg adalah450-830 g ekoar hari-r (KrenI-, 1982). Angka konsumsi dalam penelitian ini masih lebih tinggi jika dibandingkan denganhasil penelitian UsRt (1987) dan Buotlstttt et al.(1997)yang meneliti mengenai konsumsi bahan kering ampas tebu hasil pengolahan dengan tekanan

160

JITV Vol. 9 No. 3 Th. 2004

uap. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan ampas tebu hasil biokonversi memiliki palatabilitas dan nilai gizi yang lebih baik dibandingkan dengan ampas tebu yang diperlakukan dengan tekanan uap. Setelah dilakukan analisis keragaman, ternyata perlakuan pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadapkonsumsi bahan kering ransum. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrisi ransum perlakuan yang baik, yang dicerminkan oleh kandungan protein kasar, serat kasar dan TDN ransum. Apabila ransum yang diberikan kepada ternak defisien terhadap protein atau energi, maka akan menurunkan nafsu makan yang pada gilirannya akan menurunkan konsumsi pakan (Penexxesl, 1985). Ampas tebu hasil biokonversi selainmemiliki nilai nutrisi yang baik, juga mempunyai palatabilitas yang lebih baik karena mempunyai tekstur yang lebih remah dan serat yang lebih halus serta mempunyai aroma yang khas bau jamur, sehingga lebih disukai oleh ternak. Ransum percobaanmemiliki zat-zat makanan yang dapat memenuhi kebutuhan ternak. Hal ini sejalan dengan pendapat DAVIES (1982), bahwa

konsumsi akan dipengaruhi oleh kondisi fisiologis ternak, palatabilitas, nilai gizi dan kecernaan ransum. Kecernaan pakan yang dibiokonversi akan mengalami peningkatan (Henrant et al., 1984). Hal ini memberikan arti bahwa pakan yang memiliki kecernaan baik akan memberikan pengaruh positif terhadap konsumsi ransum. Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot hidup harian Hasil analisis keragaman pengaruh perlakuan terhadap bobot hidup harian menunjukkan bahwa peningkatanjumlah ampas tebu hasil biokonversi dalam ransum perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (P