14
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR TIBIA A. ASPEK TEORI 1.Pengertian Fraktur adalah terputusnya atau hilangnya struktur tulang “ Ephiphyseal plate“ cartilago (tulang rawan ) Fraktur adalah patah atau gangguan kontinuitas tulang (Engram, Barbara. 1998) Fraktur Adalah Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa ( Mansjoer, Arief. 2000) Fraktur Tibia Adalah patah atau gangguan kontinuitas pada tulang tibia 2.Etiologi Kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh Olahraga Exercise yang kuat Malnutrisi Osteoporosis Neoplasma 3.Manifestasi atau Gejala Klinis Tanda – tanda tidak pasti a.Rasa nyeri dan tegang, nyeri hebat bila dibuat

87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

  • Upload
    moviex

  • View
    25

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fraktur tibia

Citation preview

Page 1: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR TIBIA

A. ASPEK TEORI1.Pengertian

Fraktur adalah terputusnya atau hilangnya struktur tulang “ Ephiphyseal plate“ cartilago (tulang rawan )Fraktur adalah patah atau gangguan kontinuitas tulang (Engram, Barbara. 1998)Fraktur Adalah Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa ( Mansjoer, Arief. 2000)Fraktur Tibia Adalah patah atau gangguan kontinuitas pada tulang tibia

2.Etiologi

Kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuhOlahragaExercise yang kuatMalnutrisiOsteoporosisNeoplasma

3.Manifestasi atau Gejala Klinis

Tanda – tanda tidak pastia.Rasa nyeri dan tegang, nyeri hebat bila dibuat gerakb.Hilangnya fungsi akibat nyeri atau tak mampu melakukan gerakanc.Defrmitas karena pembengkakan atau akibat perdarahan dan posisi fragmen berubah

Tanda – tanda pastia.Gerakan abnormalitas (False movement)b.Krepitasi (Gesekan dari kedua ujung fragmen tulang yang patahc.Deformitas akibat fraktur (umumnya deformitas berupa rotasi, angulasi

Page 2: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

dan pemendekan)

4.PatofisiologiKecelakaanOlahraga / Exercise yang kuatMalnutrisi

Fraktur

terbuka tertutup

Kerusakan integritas Resiko infeksi KerusakanKulit mobilitas fisik Nyeri

Bedrest G3 tidur

keterbatasan Resiko Anoreksiaaktivitas KonstipasiResiko Nutrisi<Intoleransi aktivitas

5.Penatalaksanaan

1.Pertolongan daruratPemasangan bidai atau splint, tujuan :a.mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringanb.mengurangi rasa nyeric.menekan kemungkinan terjadi emboli lemak dan shockd.memudahkan transport dan mengambil foto2.Pengobatan definitivea.Reposisi secara tertutupManipulasi secara tertutup untuk mereposisi Traksi dengan melakukan tarikan pada ektremitas bagian distal

Page 3: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

Penatalaksanaan :Penderita tidur terlentang di atas meja periksa. Kedua lutut dalam posisi fleksi 90O, sedang kedua tungakai bawah menggantung di tepi meja. Tungkasi bawah yang patah ditarik ke arah bawah. Rotasi diperbaiki. Setelah tereposisi baru dipasang gips melingkar. Ada beberapa cara pemasangan gips, yaitu :a.Cara long leg plaster :Immobilisasi cara ini dilakukan dengan pemasangan gips mulai pangkal jari kaki sampai proksimal femur dengan sendi talocrural dalam posisi netral sedangan posisi lutut dalam fleksi 20o.b.Cara sarmiento :Pemasangan gips dimulai dari jari kaki sampai dia atas sendi talocrural dengan molding sekitar malleolus. Kemudian setelah kering segera dilanjutkan ke atas sampai 1 inci di bawah tuberositas tibia dengan molding pada pernukaan anterior tibia, gips dilanjutkan sampai ujung proksimal patella. Keuntungan cara sarmiento : kaki diinjakkan lebih cepat.Setelah dilakukan reposisi tertutup ternyata hasilnya masih kurang baik. Masih terjadi angilasi, perpendekan lebih dari 2 cm tidak ada kontak antara kedua ujung fragmen tulang. Dapat dianjurkan untuk dilakukan open reduksi dengan operasi dan pemasangan internal fiksasi. Macam – macam internal fiksasi diantaranya:ScrewPlate + screwTibial nail

b.Reposisi secara terbukaMelakukan reposisi dengan jalan operasi, kemudian melakukan immobilisasi dengan menggunakan fiksasi interna berupa plat , pen atau kawat.Penatalaksanaan :a.Cara Treuta :Luka setelah dilakukan debridement tetap dibiarkan terbuka tidak perlu

Page 4: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

dijahit. Setelah tulangnya direposisi gips dipasang langsung tanpa pelindung kulit kecuali pada derajat SIAS, calcaneus dan tendo Achilles.Gips dibuka setelah berbau dan basah]Cara ini sudah ditinggalkan orang. Dahulu banyak dikerjakan pada zaman perang.b. Cara long leg plaster :Cara seperti telah diuraikan di atas. Hanya untuk fraktur terbuka dibuat jendela setelah beberapa hari di atas luka. Dari lobang jendela ini luka dirawat sampai sembuh.c.Cara dengan memekai pen di luar tulangCara ini sangat baik untuk fraktur terbuka cruris grade III. Dengan cara ini perawtan luka yang luas di cruris sangat mudah.Macam-macam bentuk fixateur, diantaranya:Judet fixateur, Roger Angerson, Hoffman, Screw + Methyl Methacrylate3.RehabilitatifTujuan utama :Mempertahankan ruang gerak sendiMempertahankan ruang gerak ototMempercepat proses penyembuhan frakturMempercepat pengembalian fungsi penderitaLatihan terdiri dari ;Mempertahankan ruang gerak sendiLatihan ototLatihan berjalan

6.Komplikasi

Dinia.Compartment syndrome.b.Komplikasi ini terutama terjadi pada fraktur proksimal tibia tertutupc.Komplikasi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi tungkai bawah yang dapat mengancam kelangsungan hidup tungkai bawah yang dapat mengancam kelangsungan hidup tungkai bawah. Yang paling sering terjadi yaitu anterior compartment syndrome.d.Mekasnisme : dengan terjadi fraktur tibia terjadi perdarahan intra –

Page 5: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

compartment, hal ini akan menyebabkan tekanan intrakompartemen meninggi, menyebabkan aliran balik balik darah vena terganggu. Hal ini akan menyebabkan oedema. Dengan adanya oedema tekanan intrakompartemen makin meninggi sampai akhirnya sedemikian tinggi sehingga menyumbat arteri di intrakompartemen.e.Gejala : rasa sakit pada tungkai bawah dan ditemukan paraesthesia, rasa sakit akan bertambah bila jari digerakan secara pasif. Kalau hal ini berlangsung cukup lama dapat terjadi paralyse pada otot-otot ekstensor hallusis longus, ekstensor digitorum longus dan tibial anterior.f.Tekanan intrakompatemen dapat diukur langsung dengan cara whitesides.g.Penanganan : dalam waktu kurang 12 jam harus dilakukan fasciotomiLanjuta.Malunion : biasanya terjadi pada fraktur yang kominutiva sedang immobilisasinya longgar, sehingga terjadi angulasi dan rotasi. Untuk memperbaiki perlu dilakukan osteotomi.b.Delayed union : terutama terjadi pada frakur terbuka yanbg diikuti dengan infeksi atau pada fraktur yang communitiva. Hal ini dapat diatasi dengan operasi tandur alih tulang spongiosa.c.Non union : disebabkan karena terjadi kehilangan segmen tulang tibia disertai dengan infeksi. Hal ini dapat diatasi dengan melakukaan bone grafting menurut cara papineau.d.Kekakuan sendi ; hal ini disebabkan karena pamakaian gips yang terlalu lama. Pada persendian kaki dan jari – jari biasanya terjadi hambatan gerak, hal ini dapat diatasi dengan fisioterapi.

B. ASPEK KEPERAWATANI.PENGKAJIAN1.Biodata ( Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, pendidikan ( semakin rendah tingkat pengetahuan kx maka semakin berisiko), pekerjaan (kx dengan pekerjaan berat akan lebih berisiko), tgl MRS, Dx Medis, No Reg .2.Keluhan Utama“ Nyeri dan kerusakan mobilitas fisik “3.Riwayat Penyakit sekarang

Page 6: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

Terasa nyeri pada daerah kaki, nyeri ringan- berat, nyeri akan hebat bila digunakan gerak.4.Riwayat penyakit dahuluRiwayat injuri sebelumnya, pernah jatuh saat olahraga atau kecelakaan dan mengalami kesakitan pada daerah kaki (tibia).5.Riwayat KeluargaBentuk, ukuran tulang merupakan factor keturunan sehingga bentuk tulang yang kecil berisiko lebih besar terjadi fraktur, serta apakah keluarga ada yang memiliki penyakit tulang (osteoporosis,dll)

6.Pola fungsi Kesehatan6.1. Pola nutrisi dan metabolismenyeri yang ditimbulkan kemungkinan akan mengurangi nafsu makan atau menghilangkan nafsu makan kx sehingga beresiko nutrisi tubuh kurang .

6.2.Pola istirahat dan TidurNyeri yang dirasakan akan menjadikan kx tidak nyaman untuk istirahat, pemasangan traksi akan membatasi pergerakan sehingga mengganggu posisi yang nyaman untuk tidur.6.3.Pola eliminasiKx dengan fraktur diharuskan untuk bedrest total akibatnya dengan bedrest total peristaltic usus menurun sehingga resiko terjadi konstipasi6.4. Pola AktivitasDengan bedrest aktivitas klien terganggu dan tergantung bantuan orang lain atau keluarga.a.Kahilangan fungsi pada bagian yang terkena keterbatasan fisik.b.Mempertahankan dan mengembalikan fungsiReduksi dan mobilisasi harus di perhatikan sesuai kebutuhanPemberian analgetik untuk mengurangi nyeriStatus neurovaskuler (ex. Perdarahan, nyeri, perabaan gerakan) harus dipantau.Latihan isomeric dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.

Page 7: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

7.Pemeriksaan FisikKeadaan umum ( Tekanan darah, nadi, Pernafasan, Suhu )Inspeksi ; Pembengkakan dan deformitas pada daerah tibiaPalpasi : Tegang local, krepitasi dan nyeri tekanGerakan : False Movement

8.Pemeriksaan penunjangRadiologiJenis Radiologis tanpa kontras :Plain foto ( x-ray)Computer Tomography (CT-scan)UltrasonographyMagnetic Resonace Imaging (MRI)Jenis Radiologis dengan kontras :Computed Tomoraphy (CT-scan)Magnetic Resonance Imaging (MRI)SinographyArthrographyArteriography

II.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Perubahan kenyamanan (Nyeri akut) b.d diskontinuitas jaringan tulang (fraktur)2.Gangguan mobilitas fisik b.d pemasangan traksi atau gips3.Gangguan istirahat tidur b. d nyeri4.Defisit perawatan diri b.d traksi atau gips pada ektremitas5.resiko tinggi kerusakan jaringan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi sekunder terhadap fraktur

III. INTERVENSI KEPERAWATAN1.Dx “Perubahan kenyamanan (Nyeri akut) b.d diskontinuitas jaringan tulang (fraktur) “Tujuan : Nyeri dapat berkurang dalam 1x 24 jamK.H : Klien mengatakan nyeri berkurang, ekspresi wajah berkurang, tidak merintih

Page 8: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

Intervensi :1.1Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)R/ Menjalin hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga klien1.2Kaji TTVR/ untuk mengetahui perkembangan klien dan mendeteksi infeksi dini1.3Pertahankan tirah baring sampai nyeri berkurangR/ Nyeri dan spasme otot dikontrol oleh immobilisasi1.4Anjurkan pada klien untuk tidak menggerakan atau meminimalkan gerak pada bagian yang sakitR/ dengan meminimalkan gerak atau tidak menggerakan bagian yang sakit dapat mengontrol nyeri1.5Pertahankan traksi yang diprogramkan dan alat-alat penyokong (belat, alat fiksasi eksternal, atau gips)R/ untuk mengimobilisasi frakturdan menurunkan nyeri1.6Kolaborasi dengan tim medis (dokter)dalam pemberian obat antibiotik dana analgesikR/ menjalankan fungsi independent perawat dan mempercepat penyembuhan2.Dx. Ganguan Mobilitas fisik b.d Pemasangan traksi atau gips.Tujuan :a.Meminimalkan kemungkinan terhadap ciderab.Kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan keperawatan.Kriteria Hasil :a.Memperlihatkan tindakan untuk meningkat mobilitasb.Melaporkan adanay peningkatan mobilitasc.Mempertahankan posisi fungsionald.Meningkat kekuatan / fungsi yang sakite.Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas.

Intervensi :22.1Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan

Page 9: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

R/ nyeri dan spasme otot dikontrol oleh mobilisasi2.2Tinggikan ekstrimitas yang sakitR/ untuk member kenyamanan2.3Instruksikan klien/bantu dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak sakit.R/ Mempertahankan fungsi ekstremitas2.4Beri penyangga pada ekstremitas yang sakit di bawah dan siatas fraktur ketika bergerak.R/ untuk mengimobilisasi fraktur dan mengurangi nyeri.2.5Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasR/ mengurangi resiko cidera2.6Kolaborasi fisioterapiR/ Menjalakan fungsi independent perawat dan mempercepat penyembuhan

3.Dx. Resiko tinggi kerusakan intregitas jaringan kulit b.d perubahan sirkulasi sekunder terhadap fraktur.Tujuan :a.Kerusakan intregitas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatanKriteria hasil:a.Tidak ada laserasib.Intregitas kulit baik

Intervensi :33.1Kaji ulang intregitas luka dan observasi terhadap tanda infeksiR/ untuk memonitori suhu tubuh dan mendektesi infeksi dini.3.2Monitor suhu tubuhR/ untuk mengetahui perkembangan klien dan mendeteksi infeksi dini3.3Pertahankan kesejajaran tubuhR/ meminimalkan gerak / mengurangi gerakan dapat mengontrol nyeri3.4Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutanR/ untuk menjaga intregitas kulit3.5Kolaborasi pemberian antibioticR/ menjalankan fungsi independent perawat dan mempercepat

Page 10: 87010052 Asuhan Keperawatan Fraktur Tibia

penyembuhan.

Daftar Pustaka

Engram, Barbara. (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah Volume 2. Jakarta. EGC.Mansjoer, Arief. (2000), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius.Tueker, Susuan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3. Jakarta: EGC.Dongoes Marilym, E. (1993). Rencana Asuhan Kep[erawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.Smeltzer suszanne, C. (1997). Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC.Price Sylvia, A. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis – Proses Penyakit.Jilid 2 Edisi 4. Jakarta : EGC.