9. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

APAR

Citation preview

PROGRAM PERKULIAHAN D1 PDKB SUTT / SUTET

PT. PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan & Penanggulangan Kebakaran

9. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN9.1. DASAR HUKUM

a) UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan Kerja.

b) Undang-undang Petasan (STBL. 1932 No. 143 dirubah dengan STBL 1933 No. 9).

c) PERMENAKER No.04/Men/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.

d) PERMENAKER No.02/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.

e) Peraturan khusus EE syarat-syarat K3 ditempat kerja, pabrik, bengkel, dimana bahan-bahan mudah terbakar diolah, dikerjakan , dan disimpan.

f) Peraturan khusus K syarat-syarat K3 ditempat kerja, pabrik, bengkel, dimana bahan-bahan mudah terbakar diolah, dikerjakan , dan disimpan.g) KEPMENAKER No.Kep 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran ditempat kerja.

9.2. PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN

Ancaman kebakaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Nyala api yang tidak terkendali yang diakibatkan oleh terlambatnya memadamkan awal mula kebakaran akan sangat membahayakan karena sulit dikendalikan.Apabila terjadi awal mula kebakaran maka harus segera dipadamkan sebelum api menjadi besar.

Penyebab Awal Mulai Kebakaran Antara Lain :

a. Nyala Api RokokMembuang punting rokok yang masih menyala tidak pada tempatnya akan dapat meyebabkan kebakaran.

Matikan rokok sebelum dibuang pada tempat seharusnya.

b. Api Terbuka

Menyalakan korek, mengelas atau membawa api ditempat dimana terdapat bahan/gas yang mudah terbakar akan sangat membahayakan, karena dapat menyulut terjadinya kebakaran.

c. Listrik

Listrik dapat mengakibakan terjadinya kebakaran apabila ada factor pendukung yang lain, misalnya ada bahan yang mudah terbakar.Penyebab kebakaran listrik antara lain :

Terjadinya hubungan singkat dan pengaman tidak bekerja. Beban melebihi kemampuan kabel.

Buruknya mutu bahan.

Listrik statis.

d. Gesekan

Gesekan antara dua logam tanpa pelumas dapat menimbulkan panas dan terbakar misalnya pada poros roda yang berputar tanpa pelumas (pelumas kering).

Gesekan pada ban penggerak dengan bahan tertentu dapat menimblkan listrik statis, yang pada suatu saat dapat menimbulkan loncatan listrik yang dapat menimbulkan bunga api.e. Sinar Matahari

Sinar matahari yang terpapar pada benda-benda tertentu dapat mengakibatkan panas dan bila terdapat bahan yang mudah terbakar akan menyulut terjadinya kebakaran.

f. Peristiwa Alam

Beberapa peristiwa alam dapat mengakibatkan kebakaran misalnya angin topan, gempa bumi, yang merusakkan jaringan listrik, instalasi gas alam dan mengakibatkan kebakaran.

g. Unsur Kesengajaan

Kebakaran dapat diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu misalnya asuransi, menghilangkan barang bukti.h. Dan masih bayak lagi penyebab terjadinya kebakaran.

9.3. KLASIFIKASI API KEBAKARAN

Tujuan dari dibuatnya klasifikasi kebakaran adalah untuk memudahkan cara pemadaman yang tepat.

Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan jenis bahan yang terbakar, yaitu :

Klas A

: Api kebakaran dari bahan padat/serat misalnya kayu, kertas, textile dll.

Klas B

: Api kebakaran dari bahan cair/minyak/pasta misalnya jenis-jenis minyak bahan bakar, miyak pelumas, gas dll.Klas C

: Api kebakaran yang disebabkan oleh listrik.

Klas D

: Api kebakaran dari bahan logam misalnya titanium, sodium, aliminium dll.

9.4.PRINSIP PENCEGAHAN KEBAKARAN

Mencegah kebakaan akan lebih baik dari pada memadamkan kebakaran.

Mencegah kebakaran dapat kita lakukan sebagai berikut :

a. Mengendalikan setiap bentuk energi yang dapat menimbulkan kebakaran yaitu :

Cara menyimpan bahan

Cara penanganan bahan

Cara mengamankan peralatan / mesin

Tata ruang dan tata letak

Kebersihan tempat kerja dan lingkungan kerja

b. Dengan cara memasang / mengadakan system proteksi kebakaran yaitu : Memasang Sistem Pasif Fire Protection

Memasang Sistem Aktif Fire Protection

c. Melaksanakan manajemen pencegahan kebakaran ditempat kerja dengan baik, yaitu dengan melaksanakan kegiatan :

Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran

Mengadakan pelatihan kebakaran bagi personel perusahaan

Membuat suatu prosedur kerja aman / izin kerja pada jenis dan tempat kerja tertentu

Membuat prosedur tanggap darurat ditempat kerja

9.5.PRINSIP DASAR PEMADAMAN KEBAKARAN

Untuk dapat memadamkan kebakaran dengan baik dan dengan sedikit kerusakan, perlu mengetahui prinsip-prinsip pemadaman kebakaran.

Cara pemadaman kebakaran tidak terlepas dari menguraikan segitiga api, sehingga ketiga unsur tersebut tidak bertemu.Terdapat tiga cara pemadaman kebakaran yaitu :

a. Cara penguraian

Memadamkan kebakaran dengan cara menghentikan suplai bahan yang dapat terbakar.

b. Cara pendinginan

Memadamkan kebakaran dengan cara menurunkan suhu bahan yang terbakar sampai dibawah titik nyala dengan cara memberikan suatu media pemadam yang bersifat menurunkan suhu / panas.c. Cara isolasi

Memadamkan kebakaran dengan cara membatasi / mengurangi jumlah oksigen, yaitu dengan cara:

Menutup setiap aliran udara kearah dimana api / kebakaran terjadi

Menutup permukaan nyala api yang tidak mudah ditembus oleh aliran oksigen, misalnya busa kimia, bubuk kimia kering, selimut tahan api (karung basah)

Mendorong udara dipermukaan nyala api dengan bahan cair yang mudah menguap misalnya CO2

Pemilihan dan pengadaan alat / media pemadam kebakaran yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan serta mempertimbangkan klasifikasi bahan yang ada dan dilindungi, serta keterampilan orang dalam menggunakan peralatan.9.6.JENIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Pada dasarnya system proteksi kebakaran terdiri dari 2 sistem :

a. Sistem Proteksi Kebakaran PasifSistem kebakaran pasif adalah sistem yang tidak aktif memadamkan, tetapi hanya bersifat informasi adanya kebakaran baik secara otomatis maupun manual, serta sistem yang dapat menghambat menjalarnya api kebakaran.Sistem deteksi kebakaran

Detektor kebakaran adalah sistem yang tidak aktif memadamkan, tetapi hanya bersifat informasi adanya kebakaran. Detektor kebakaran terdiri dari :

Detektor panas ( heat detector )

Adalah detektor yang bekerja berdasarkan pengaruh panas Detektor nyala api ( flame detector )

Adalah detektor yang bekerja berdasarkan radiasi nyala api

Detektor asap ( smoke detector )

Adalah detektor yang bekerja berdasarkan batas konsentrasi asap tertentu

Dengan berfungsinya detector tersebut alarm atau lampu tanda adanya kebakaran bekerja, yang menandakan telah terjadi kebakaran pada lokasi tertentu berdasarkan indicator panel control.

System alarm kebakaran manual elektrikSystem alarm kebakaran ini bekerja secara manual dengan menekan tombol alarm apabila terjadi kebakaran.

Material / bahan bangunanMaterial yang dipakai sebagai bahan bangunan maupun isi bangunan sangat berpengaruh terhadap proses cepat / lambatnya kebakaran serta kerusakan bangunan. Usahakan material yang sulit terbakar untuk memperlambat menjalarnya api.b. Sistem Proteksi Kebakaran AktifYaitu system proteksi yang bekerja secara aktif memadamkan kebakaran baik secara manual maupun otomatis.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)APAR dapat dilayani oleh satu orang untuk memadamkan mula terjadinya kebakaran. Jenis APAR pada umumnya adalah : air, busa, serbuk kimia kering, gas. Jenis APAR yang akan dipasang disesuaikan dengan jenis tempat kerja.

Penempatan APAR : Dipasangkan / ditemapt jalur keluar ruangan dan cukup berdekatan dengan pintu-pintu, tetapi tidak mengganggu operasi kerja diruangan yang bersangkutan (mudah dilihat dan dijangkau).

Ditempatkan cukup berdekatan dengan daerah dimana terdapat potensi bahaya kebakaran.

Pada gedung-gedung bertingkat APAR ditempatkan pada : Posisi yang sama disetiap lantai gedung (tipika)

Sudut-sudut koridor

Berdekatan dengan pintu tangga

Diatas setiap APAR agar dipasang tanda khusus yang menunjukan adanya APAR.

Untuk menentukan jenis alat pemadam api yang akan dipergunakan harus diperhatikan beberapa hal :

Keadaan dan sifat bahan yang dapat terbakar. Intensitas kebakaran yang mungkin terjadi, misalnya jumlah bahan yang dapat terbakar, kecepatan dll. Efektifitas pemadam dari alat pemadam api untuk bahaya yang ada. Kemudahan penggunaan. Orang-orang yang akan menggunakan, terlatih atau tidak. Keadaan lingkungan, suhu, angin. Kecocokan dari alat pemadam api untuk lingkungan sekelilingnya. Kemungkinan timbulnya reaksi kimia dari bahan alat pemadam api dengan bahan yang terbakar. Efek terhadap keehaan dan keselamatan orang-orang yang mempergunakan. Kemudahan dalam pemeliharaan dan pengisian kembali.Sistem Pemadam Api Instalasi Tetap

Untuk mencegah akibat yang lebih fatal dari suatu kebakaran, maka suatu bangunan atau tempat terentu serta sesuai ketentuan dianggap penting dipasang peralatan pemadam instalasi tetap.

Sistem hidran

System hidran adalah sistem pemadam manual yang menggunakan slang penyemprot dengan cara membuka kran pada hidran pilar / box.

Berdasarkan penempatan terdiri dari :

Hidran didalam gedung

Hidran halaman ( diluar gedung )

Berdasarkan pembagian kelas terdiri dari :

Hidran kelas I

Ialah hidran yang menggunakan selang 2,5 ( khusus orang yang terlatih ) Hidran kelas II

lalah hidran yang menggunakan selang 1,5" Hidran kelas IIIlalah hidran yang menggunakan sistem gabungan kelas I dan IIKelengkapan sistem hidran terdiri dari : Persediaan air Pompa air ( pompa kebakaran ) Instalasi pipa

Hidran pilar Nozel Panel kontrol

Alarm

Kopling kembar siam ( FDC ) sesuaikan dengan milik dinas kebakaran setempatSistem hidran ( pompa air) akan bekerja secara otomatis bila keran pada hidran pilar dibuka.Sistem springklerSpringkier adalah suatu alat yang dapat memancarkan air bertekanan secara otomatis apabila terjadi kebakaran didalam suatu ruangan. Kepekaan springkler terhadap suhu ditentukan oleh warna cairan di dalam tabung gelas. Warna jingga pada temp 57oc Warna merah pada temp 68oc Wama kuning pada temp 79oc Wama hijau pada. temp 93oc Wama biru pada temp 141oc Wama ungu pada temp 182oc Wama hitam pada temp 204ocIndikasi terjadinya kebakaran dapat diketahui dari bunyi alarm dan indikator pada panel kontrol. Kelengkapan springkler terdiri dari: Persediaan air Pompa air ( pompa kebakaran ) Instalasi pipa Kepala springkler Kopling kembar siam ( FDC) Panel kontrol Alarm 9.7.BAHAYA YANG DITIMBULKAN AKIBAT KEBAKARANSelain bahaya panas yang diakibatkan oleh kebakaran, terdapat berbagai bentuk bahaya lain yang mengancam jiwa manusia. Berbagai bentuk bahaya yang harus diperhatikan adalah :a. PanikBila terjadi kebakaran dipastikan terjadi kekacauan yang sulit dikendalikan, akibatnya antara lain jatuh terinjak-injak, sikap tidak hati-hati / spekulasi. Situasi akan lebih kacau bila melibatkan orang yang cukup banyak.b. AsapPenyebaran asap akan lebih cepat dibandingkan menjalarnya api sehingga perlu mendapat perhatian, pengaruh dari asap : Dalam ruangan yang penuh asap orang dapat mati karena kekurangan oksigen. Dapat menggangu mata ( pedih ) sehingga sulit untuk melihat.c. Gas panasGas panas yang timbul dari kebakaran dapat mengganggu jaringan pernafasan. Selain mengganggu kesehatan manusia juga berpengaruh terhadap material.d. Gas beracunDalam peristiwa kebakaran, bermacam bahan ikut terbakar dan menghasilkan berbagai macam gas beracun yang membahayakan manusia bila terhirup.9.8.SARANA EMERGENCY DAN EVAKUASIMerupakan sarana penunjang dalam upaya penyelamatan penghuni yang digunakan sebagai alat untuk mempermudah penyelamatan dan meningkatan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana emergency dan evakuasi tersebut tidak terlepas dari perencanaan bangunan gedung dan tata ruang, serta disesuaikan dengan peraturan/standar yang beriaku. Alat bantu evakuasi yang diperlukan pada bangunan gedung, tentunya disesuaikan dengan kondisi dan fungsi bangunan.Sarana emergency dan evakuasi yang dianggap penting antara lain: a. Sumber Listrik Darurat Merupakan sumber listrik pengganti apabila sumber listrik utama padam. Sumber listrik darurat hams bekerja secara otomatis sesuai ketentuan

Sumber listrik darurat dapat berupa; genset, battery (UPS)b. Lampu Darurat

Merupakan lampu penerangan selama sumber listrik utama padam. Lampu darurat harus dipasang pada tangga kebakaran, bordes, jalan penghubung dan jalan-jalan yang akan dilalui pada saat evakuasi.c. Pintu Kebakaran Pintu kebakaran harus tahan api sekurang-kurangnya 2 jam. Menutup secara otomatis dan hanya dapat dibuka dari dalam gedung. Pintu membuka kearah tangga terkecuali pintu terakhir pada daerah aman ( paling bawah ) membuka keluar.d. Pintu Darurat Pintu darurat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai dan dapat mengeluarkan seluruh penghuni dalam waktu 2,5 menit. Pintu darurat minimal berjumlah dua buah pada setiap lantai. Pintu darurat pada lantai dasar harus membuka keluar bangunan dan didaerah yang bebas.e. Tangga Kebakaran Penempatan dan kekuatan tangga kebakaran harus mengikuti standar/ peraturan yang berlaku. Tangga kebakaran harus tahan api dan tahan asap. Harus dipasang pengendali asap dan lampu darurat. Pintu tangga kebakaran harus tahan api sesuai ketentuan pintu tahan api. Tangga kebakaran yang terletak diluar bangunan harus berjarak sekurang-kurangnya 1 meter dari bukaan yang berhubungan dengan tangga kebakaran tersebut. Ukuran lebar tangga, anak tangga serta jumlah anak tangga disesuaikan dengan standar. Tangga kebakaran berakhir pada daerah aman.f. Tangga Darurat Tangga darurat disiapkan untuk dipergunakan apabila lifttidak berfungsi. Tangga darurat harus mudah dicapai Tangga servis dapat dianggap sebagai tangga daruratg. Sistem Pengendali Asap Pada bangunan tinggi asap kebakaran harus dikendalikan agar tidak membahayakan penghuni. Bagian-bagian dari ruangan yang dipergunakan untuk jalur penyelamat harus dibuat bebas asap. Ducting AC harus dipasang penutup otomatis. Pada tempat-tempat tertentu harus dipasang penghisap asap. AC central harus dapat berhenti secara otomatis bila terjadi kebakaranh. Lift Kebakaran Lift kebakaran hanya boieh dipergunakan oleh petugas dinas kebakaran. Memiliki ruang luncur tersendiri. Dapat dipakai mengangkut BrandCar. Memiliki tombol kebakaran ( Fire Man Switch ). Ruang luncur dan pintu-pintu lift tahan api.i. Alat Komunikasi Darurat Alat komunikasi darurat dapat berupa telpon darurat atau sistem tata suara. Telpon darurat sistemnya terpisah dari telpon biasa.j. Bukaan Penyelamat Pada setiap lantai bangunan tinggi harus ada bukaan yang dapat berupa lubang jendela dengan daun pintu membuka keluar. Bagian atas dari jendela harus dilindungi penonjolan sekurang-kurangnya 50 cm terbuat dari struktur tahan api minimal 2 jam.k. Lantai / Ruang Aman Merupakan ruangan yang telah disiapkan untuk evakuasi pada lantai-lantai tertentu dan merupakan daerah yang amanl. Penunjuk Arah Jalan Keluar Penujuk arah merupakan satu-satunya petunjuk menuju daerah penyelamatan bila terjadi kebakaran. Penghuni harus mengikuti arah petunjuk kemana harus menyelamatkan diri. Dipasang pada ruang koridor diatas pintu kebakaran atau tempat lain sebagai sarana evakuasi. Setiap ruangan terdapat lebih dari 10 orang harus dipasang denah evakuasi. Petunjuk arah harus menggunakan 2 sumber listrik yang berbeda. Penempatan petunjuk arah harus terlihat pada jarak 20 meter.m. Landasan Helikopter Untuk tujuan evakuasi kebakaran penggunaan helikopter masih harus dipikirkan efektifitasnya serta bahaya yang dapat timbul.n. Peralatan Bantu Lainnya Untuk kepentingan evakuasi dapat juga dipergunakan selubung peluncur maupun tali peluncur, yang telah disiapkan ditiap-tiap lantai.9.9. REGU / PETUGAS PENANGGULANGAN KEBAKARANPada tempat-tempat kerja tertentu ( jumlah hunian serta risiko kebakaran yang cukup tinggi ) perlu adanya orang-orang yang terlatih dalam penanggulangan kebakaran selain tugas pokok sehari-hari. Kondisi peralatan penanggulangan kebakaran harus selalu dalam keadaan baik dan siap untuk dioperasikan.Untuk menjaga agar setiap peralatan selalu dalam keadaan siap pakai dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian secara rutin serta latihan bagi seluruh karyawan. Regu /petugas penanggulangan kebakaran dalam pelaksanaan tugasnya agar berpedoman. kepada KEPMENAKER No. KEP 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja.9.10.PROGRAM PENCEGAHAN KEBAKARANSetiap tempat kerja / Kegiatan usaha harus memiliki program pencegahan dan penanggulangan kebakaran agar kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dapat dicegah sebelumnya.Program pencegahan kebakaran yang dapat dilakukan antara lain; Membuat perencanaan K3 yang berkaitan dengan pencegahan kebakaran. Membuat pedoman penggunaan dan penyimpanan bahan yang dapat / mudah terbakar. Membuat program pemeliharaan proses produksi / kegiatan kerja. Membuat program pemeliharaan dan pemeriksaan peralatan pemadam kebakaran. Melaksanakan kegiatan inspeksi secara berkala dengan menggunakan checklist. Mengadakan program latihan evakuasi dan diadakan secara teratur. Melaksanakan training dan latihan pemadam kebakaran bagi seluruh karyawan. Membuat perencanaan tanggap darurat disesuaikan dengan kondisi setempat. Melakukan pemeriksaan terhadap semua kejadian yang tidak diinginkan atau kejadian yang hampir menyebabkan kebakaran. Mengadakan analisa bahaya kebakaran yang mungkin dapat timbul ditempat kerja. Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran ditempat kerja yang beranggotakan karyawan dari masing-masing unit kerja.9.11.EFEKTIFITAS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARANEfektifitas dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran disuatu lingkungan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor :a. Tingkat kesadaran setiap orang, tentang pemahaman bahwaupaya pencegahan dan penanggulangan kebakaranmerupakan tanggung jawab setiap orang.b. Keterampilan seseorang dalam menggunakan setiap alatproteksi kebakaran yang ada.c. Pemilihan dan penempatan yang tepat setiap alat deteksidan proteksi kebakaran.d. Pemeliharaan dan pemeriksaan berkala untuk menjaminkehandalan kerja setiap alat deteksi / proteksi kebakaran.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 143