14
Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke A. Fase Prainteraksi Pada fase ini perawat harus mempersiapkan dirinya, baik itu persiapan fisik maupun mental. Lalu di tahap ini perawat mengumpulkan data tentang klien meliputi identitas klien, Riwayat Keperawatan/kesehatan yang di dalamnya beerisikan tentang keluhan utama, riwayat kesehatan/keperawatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan lingkungan dan riwayat kesehatan psikososial. Selain itu juga di kumpulkan juga data mengenai pemeriksaan fisik seperti keadaan umum, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan kulit, rambut, kelenjar getah bening, pemeriksaan keoala dan leher, pemeriksaan dada, pemeriksaan abdomen, serta pemeriksaan anggota gerak dan neurologis, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi. Dan pada tahap ini pula perawat membuat perencanaan tindakan yang akan di implementasikan saat bertemu dengan klien. B. Fase Interaksi 1. Tahap Orientasi

99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan

Mobilitas Pada Pasien Stroke

A. Fase Prainteraksi

Pada fase ini perawat harus mempersiapkan dirinya, baik

itu persiapan fisik maupun mental. Lalu di tahap ini perawat

mengumpulkan data tentang klien meliputi identitas klien,

Riwayat Keperawatan/kesehatan yang di dalamnya beerisikan

tentang keluhan utama, riwayat kesehatan/keperawatan

sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan

keluarga, riwayat kesehatan lingkungan dan riwayat kesehatan

psikososial. Selain itu juga di kumpulkan juga data mengenai

pemeriksaan fisik seperti keadaan umum, pemeriksaan tanda

vital, pemeriksaan kulit, rambut, kelenjar getah bening,

pemeriksaan keoala dan leher, pemeriksaan dada, pemeriksaan

abdomen, serta pemeriksaan anggota gerak dan neurologis,

sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi. Dan pada

tahap ini pula perawat membuat perencanaan tindakan yang

akan di implementasikan saat bertemu dengan klien.

B. Fase Interaksi

1. Tahap Orientasi

Tahap ini dimulai pada saat bertemu dengan klien. Pada

saat pertama kali bertemu dengan klien tahap ini di gunakan

perawat untuk berkenalan dengan klien yang diawali dengan

salam.

Perawat : “Selamat pagi ibu”

Klien : “Selamat pagi suster”

Page 2: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Perawat : “apakah betul anda ibu Gina Puspitasari?”

Klien : “ia betul sus”

Perawat : “apakah alamat ibu di Perumahan Riung

Bandung, jalan Saluyu

B7 no.19?”

Klien : “ia sus betul sekali”

Perawat : “sebelumnya, perkenalkan saya perawat Vera,

saya bertugas dari Pukul 07.00 – 12.00 WIB.”

Selanjutnya perawat menggali perasaan dan pikiran serta

mengidentifikasi masalah klien. Untuk mendorong klien

mengekspresikan perasaannya maka teknik yang digunakan

adalah pertanyaan terbuka.

Perawat : “ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini?”

Klien : “saya sudah merasa lebih baik sekarang, tetapi

tangan

dan kaki saya masih terasa kaku sus.”

Perawat : “bagaimana tidurnya semalam bu? Apakah

nyenyak?”

Klien : “ya lumayan nyenyak sus, hanya sesekali saja

terbangun

Saat malam, dan itupun lalu tidur lagi.”

Pada tahap ini juga perawat merumuskan kontrak bersama

klien. Kontrak dengan klien penting untuk menjaga

kelangsungan sebuah interaksi. Kontrak yang harus disetujui

dengan klien yaitu tempat, waktu dan topic pertemuan. Lalu

perawat merumuskan tujuan dengan klien.

Page 3: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Perawat : “baiklah ibu, hari ini kita akan melakukan

latihan pergerakan pada persendian ibu, kita

akan melakukan pelatihannya di ruangan ini

saja, pelatihan ini kurang lebih berlangsung 15

hingga 20 menit, pelatihan ini bertujuan untuk

melatih persendian ibu supaya tidak kaku.

Apakah ibu bersedia?”

Klien : “ia sus, saya bersedia.”

Perawat : “baiklah jika ibu bersedia di mohon

kerjasamanya ya bu!”

Klien : “ia sus.”

2. Tahap Kerja

Pada tahap ini, perawat mulai melaksanakan tindakan yang

telah direncanakan dan telah di sepakayi oleh klien.

Perawat : “baiklah ibu hari ini kita hanya akan

melakukan pelatihan pergerakan pada

persendian pergelangan tangan dan jari-jari

tangan saja. Nanti ibu ikuti gerakan-gerakan

saya, dan ibu beri tahu pada saya jika ibu

merasa kesulitan dalam melakukan

pergerakannya.

Klien : “ia baik sus.”

Perawat : “apakah ibu sudah siap?”

Page 4: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Klien : “ia sus, saya sudah siap.”

Perawat : “sekarang kita lakukan pelatihan pergerakan

pada pergelangan tanga ibu terlebih dahulu.

Ikuti gerakan saya ya bu, gerakan pertama

yaitu (fleksi) gerakan telapak tangan ibu ke sisi

bagian dalam lengan bawah. Seperti ini

(perawat memberikan contoh pergerakan

kepada klien).

Klien : “seperti ini sus?”

Perawat : “ia betul sekali ibu. Bagaimana ibu? Terasa

sakit atau tidak?”

Klien : “masih terasa kaku sus, tetapi sudah agak

lumayan bisa di gerakan.”

Perawat : “ia bagus ibu, ayo terus saja, tetapi jangan

terlalu dipaksakan jika ibu merasa sakit.”

Klien : “ia baik sus.”

Perawat : “sekarang kita melakukan gerakan yang ke

dua yaitu (ekstensi) gerakan jari-jari, tangan

dan lengan ibu berada di arah yang sama.

Seperti ini (perawat memberikan contoh

pergerakan kepada klien).

Klien : “seperti ini?

Perawat : “ ia ibu, benar seperti itu. bagaimana ibu?

Terasa sakit atau tidak?”

Page 5: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Klien : “tidak sama sekali sus.”

Perawat : “kita langsung saja ke gerakan yang ke tiga

ya bu!”

Klien : “ia baiklah sus.”

Perawat : “gerakan ke tiga yaitu (hiperekstensi)

lengkungkan tangan ibu ke arah belakang

sejauh mungkin. Seperti ini (perawat

memberikan contoh pergerakan kepada klien).”

Klien : “seperti ini sus?”

Perawat : “ia ibu betul sekali, lengkungkan tangannya

sejauh mungkin, tetapi jika sudah terasa sakit,

jangan ibu paksakan. Semampu tangan ibu

saja.”

Klien : “ia baiklah sus, saya hanya mampu sampai ini

sus.”

Perawat : “ia tidak apa-apa ibu, ini sudah bagus sekali.

Sekarang kita ke gerakan yang ke empat ya

bu”

Klien : “ia sus.”

Perawat : “gerakan yang ke empat yaitu (abduksi)

tekukkan pergelangan tangan ibu ke arah ibu

jari. Seperti ini (perawat memberikan contoh

pergerakan kepada klien). “

Klien : “begini ya sus?”

Page 6: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Perawat : “ia betul ibu. Ayo lakikan sekali lagi bu!

Baiklah, sekarang kita lakukan gerakan ke

empat ini gerakan terakhir untuk pelatihan

pergerakan pada tangan. Gerakannya yaitu

(adduksi) tekukkan pergelangan tangan ibu

miring ke arah lima jari. Seperti ini (perawat

memberikan contoh pergerakan kepada klien).”

Klien : “begini ya sus?”

Perawat : “ia ibu, betul sekali. Nah sekarang kita beralih

pada pelatihan pergerakan pada jari-jari tangan

ibu ya.”

Klien : “ia baik sus.”

Perawat : “apakah ibu sudah siap?”

Klien : “ia sus, saya siap.”

Perawat : “ibu ikuti lagi gerakan-gerakan saya ya bu!”

Klien : “ia baiklah sus.”

Perawat : “gerakan pertama yaitu (fleksi) membuat

genggaman. Ayo ibu buat genggaman seperti

ini.”

(perawat memberikan contoh pergerakan kepada klien, dan

klien mengikuti gerakan perawat)

Perawat : “gerakan yang ke dua yaitu (ekstensi) ibu

meluruskan jari-jari tangan seperti ini.”

Page 7: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

(perawat memberikan contoh pergerakan kepada klien, dan

klien mengikuti gerakan perawat)

Perawat : “sekarang kita beralih pada gerakan yang ke

tiga yaitu (hiperekstensi) gerakan jari-jari

tangan ibu ke belakang sejauh mungkin.

Gerakannya hamper sama persis seperti

gerakan yang tadi bu. seperti ini (perawat

memberikan contoh pergerakan kepada klien)

jangan terlalu di paksakanya bu!”

Klien : “baik suster.”

Perawat : “bagaimana ibu? Apakah ada yang terasa

sakit?”

Klien : “oh, tidak sus, saya tidak merasa sakit.”

Perawat : “kalau begitu kita lanjut pada gerakan

selanjutnya ya bu!”

Klien : “baiklah sus.”

Perawat : “sekarang kita lanjut ke gerakan yang ke

empat yaitu (abduksi) regangkan jari tangan

yang satu dengan yang lainnya. Seperti ini

(perawat memberikan contoh pergerakan

kepada klien). Dan gerakan yang ke lima yaitu

(adduksi) rapatkan kembali jari-jari tangan ibu.

Seperti ini (perawat memberikan contoh

pergerakan kepada klien).”

Page 8: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Klien : “begini ya sus?”

Perawat : “ ia begitu ibu. Sekarang kita langsung ke

gerakan yang ke enam yaitu (ibu jari abduksi)

jauhkan ibu jari ibu ke arah samping (biasanya

dilakukan ketika jari-jari tangan melakukan

abduksi). Seperti ini (perawat memberikan

contoh pergerakan kepada klien). Bagaiman ibu

terasa sakit tidak?”

Klien : “tidak kok sus, tidak terasa sakit.”

Perawat : “baiklah kita lanjutkan ke gerakan selanjutnya

ya bu!”

Klien : “ia baik suster.”

Perawat : “gerakan selanjutnya, gerakan ke tujuh yaitu

(ibu jari adduksi) gerakkan ibu jari ibu ke depan

tangan. Seperti ini (perawat memberikan

contoh pergerakan kepada klien). Dan gerakan

yang terakhir yaitu (ibu jari oposisi) caranya

dengan menyentuhkan ibu jari ibu pada setiap

jari-jari tangan pada tangan yang sama. Seperti

ini (perawat memberikan contoh pergerakan

kepada klien).

Klien : “oh, begini ya sus?”

Perawat : “ia ibu betul sekali. Nah, sekarang

pelatihannya sudah selesai ibu.”

Klien : “oh, sudah selesai ya sus.?”

Page 9: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Perawat : “ia bu, sudah selesai, ibu dapat melakukan

pelatihan ini sendiri atau di bantu oleh keluarga

ibu, jadi bisa melatih persendian ibu juga,

supaya tidak kaku lagi.”

Klien : “ia baik sus, saya akan sering-sering

melakukan pelatihan ini.”

3. Tahap Terminasi

Pada tahap ini perawat menanyakan atau mengevaluasi

bagaimana perasaan klien setelah berinteraksi atau setelah

melakukan tindakan.

Perawat : “ibu, bagaimana perasaannya setelah

melakukan pelatihan pergerakan tadi?”

Klien : “saya merasa agak enakan sus, tangan saya

sudah tidak terlalu kaku seperti tadi sus.

Sudah mulai nyaman untuk di gerakkan.”

Perawat : “ia syukurlah kalau begitu. Ibu lebih sering

berlatih saja.”

Klien : “ ia baik sus.”

Setelah itu perawat dan klien menyepakati tindak lanjut

terhadap interaksi yang telah di berikan. Tibdak lanjut yang

diberikan harus relevan dengan interaksi yang baru di lakukan

pada pertemuan berikutnya. Dengan tindak lanjut, klien tidak

Page 10: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

akan pernah kosong menerima proses keperawatan selama 24

jam.

Perawat : “ibu, pertemuan selanjutnya kita akan

melakukan pelatihan pergerakan pada sendi

pinggul dan kaki ibu. Apakah ibu bersedia?”

Klien : “ia sus, saya bersedia.”

Selanjutnya perawat dan klien membuat kontrak waktu

untuk pertemuan berikutnya dan terakhir ucapkan salam.

Perawat : “ibu, pertemuan selanjutnya akan di

laksanakan besok dengan waktu yang sama.

Jika besok saya tidak dapat hadir, maka

perawat lain akan menggantikan saya.”

Klien : “ia baik sus.”

Perawat : “baiklah ibu, hari ini cukup sampai di sini

saja, saya permisi untuk kembali ke ruangan.

Jika ibu memerlukan sesuatu, ibu bisa

memanggil saya atau perawat lain di ruang

perawat.”

Klien : “ia baik sus.”

Perawat : “kalau begitu saya permisi. Selamat pagi

bu!”

Klien : “selamat pagi juga sus.”

C. Fase Post Interaksi

Page 11: 99481899 Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada Pasien Stroke

Pada tahap ini, perawat mencatat segala reaksi klien,

ataupun hal-hal penting yang perlu di dokumentasikan dari

tindakan keperawatan yang baru saja di lakukan.