54
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Konsep Pemasaran Secara umum pengertian pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit maupun non profit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan jasa., mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan penumpang dan mencapai tujuan. Pengertian marketing oleh para ahli dikemukakan berbeda-beda dalam penyajian dan penekanannya, tetapi semua itu sebenarnya mempunyai pengertian yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa definisi mengenai pemasaran yang penulis kutip dari para ahli : Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran mengungkapkan definisi pemasaran sebagai berikut: “Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Definisi formal menurut The American Marketing Association menyebutkan : ”Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large”.

› xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Konsep Pemasaran

Secara umum pengertian pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan

bisnis (profit maupun non profit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan

jasa., mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar

memuaskan penumpang dan mencapai tujuan.

Pengertian marketing oleh para ahli dikemukakan berbeda-beda dalam penyajian

dan penekanannya, tetapi semua itu sebenarnya mempunyai pengertian yang hampir

sama antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa definisi mengenai pemasaran

yang penulis kutip dari para ahli :

Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

mengungkapkan definisi pemasaran sebagai berikut:

“Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan

manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran

adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.

Definisi formal menurut The American Marketing Association menyebutkan :

”Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating,

communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for

customers, clients, partners, and society at large”.

Page 2: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

15

Menurut Venkatesh & Penazola dalam Fandy Tjiptono (2008:20) :

“serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulus permintaan

atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikan

kepada para pelanggan”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran (marketing) merupakan

aktivitas menciptakan, mengkomunikasikan dan bertukar penwaran yang bernilai bagi

seluruh pihak dalam bisnis, seperti pelanggan, klien, mitra dan masyarakat pada

umumnya.

Untuk melaksanakan aktivitas yang merupakan pemasaran diperlukan banyak

kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam

sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respon yang

diinginkan pihak lain. Kotler dan Keller dalam bukunya Marketing Management,

Fourteenth Edition mengemukakan bahwa Manajemen Pemasaran adalah suatu seni

dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

pelanggan dengan meciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul.

2.1.2. Bauran Pemasaran

Rambat Lupiyoadi (2009:70) mengungkapkan definisi dari bauran pemasaran

adalah:

“Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri

dari berbagai unsur suatu program pemasaran ynag perlu dipertimbangkan agar

Page 3: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

16

implementasi strategi pemasaran dan positioning yang di tetapkan dapat berjalan

sukses.”

Bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion.

1. Product

Kotler dan Keller, yang dialihbahasakan oleh Bob Sabran (2009: 4) secara luas

mengartikan produk sebagai berikut :

Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginn atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

Terdapat beberapa klasifikasi dari produk (Kotler dan Keller, 2009), berdasarkan

ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility):

a. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods);

b. Barang-tahan lama (durable goods); dan

c. Jasa

Berdasarkan klasifikasi barang konsumen:

a. Barang belanja (shopping goods);

b. Barang khusus (specialty goods); dan

c. Barang yang tak dicari (unsought goods)

Berdasarkan klasifikasi barang industri :

a. Barang modal (capital items); dan

b. Layanan bisnis dan pasokan (suoolies and business service).

Page 4: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

17

2. Price

Ali Hasan (2013) mengungkapkan, bahwa bagi konsumen, harga merupakan

segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh,

memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu

produk. Sedangkan, bagi perusahaan penetapan harga merupakan cara untuk

membedakan penawarannya dari para pesaing.

3. Place

Strategi place ini menentukan saluran pemasaran dan lokasi penyampaian barang

dan jasa.

Saluran pemasaran menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Bob

Sabran (2009:106) adalah:

“Sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses

pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk dapat digunakan atau

dikonsumsi. Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk

atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh

pengguna akhir.”

Beberapa perantara, seperti pedagang grosir dan eceran, yang membeli, berhak

atas, dan menjual kembali barang dagangan tersebut disebut pedagang. Perantara lainnya

seperti broker, perwakilan produsen, agen penjualan, mencari pelanggan dan dapat

bernegosiasi atas nama produsen, tetapi tidak memiliki hak atas barang.

Sedangkan lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. (Rambat Lupiyoadi, 2009).

Page 5: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

18

4. Promotion

Promosi dilakukan menggunakan alat komunikasi yang disebut bauran

komunikasi pemasaran, yaitu:

a. Iklan

“Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi

nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan

biasa menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan,

baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang.” (Kotler

dan Keller, 2009:202)

b. Promosi Penjualan

Promosi penjualan (sales promotion), bahan inti dalam kampanye pemsaran,

terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang

untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau

jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. (Kotler dan Keller, 2012).

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi promosi penjualan adalah semua

kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan araus barang atau jasa dari

produsen sampai pada penjualan akhirnya, dan dapat diberikan kepada

konsumen (penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk, kupon, pengembalian

tunai, hadiah, kontes, dan garansi), perantara (barang Cuma-Cuma, diskon,

advertising allowances, iklan kerja sama, distribution contest, penghargaan),

dan tenaga penjualan (bonus, penghargaan, contests, dan hadiah untuk tenaga

penjualan terbaik).

Page 6: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

19

c. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana

perusahaan tidak ahanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan

penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik

yang lebih besar. Hubungan masyarakat (public relation) meliputi berbagai

program untuk mempromosikan atau melindungi citra atau produk individual

perusahaan.

d. Acara dan Pengalaman

Komunikasi produk melalui acara dilakukan perusahaan dengan mensponsori

acara, dengan tujuan sebagai berikut: (Kotler dan Keller, 2012)

- Mengidentifikasi pasar sasaran dan gaya hidup tertentu.

- Meningkatkan kesadaran perusahaan atau nama produk

- Menciptakan atau memperkuat persepsi tentang asosiasi citra merek kunci.

- Memperkuat citra korporat.

- Menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan

- Mengekspresikan komitmen terhadap komunitas atau masalah sosial

- Menghibur klien kunci atau memberi penghargaan pada karyawan kunci.

- Mencipatkan peluang penjualan barang dagangan atau peluang promosi.

e. Pemasaran Langsung

Kotler dan Keller, dialihbahasakan oleh Bob Sabran (2009:240),

mengungkapkan bahwa:

Page 7: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

20

“Pemasaran langsung (direct marketing) dalah penggunaan saluan

langsung konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa

kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.”

f. Penjualan Personal

Penjualan personal merupakan seni kuno, namun wiraniaga dapat dilatih untuk

melakukan langkah penjualan kyang efektif: (Kotler Keller, 2012)

- Mencari calon pelanggan (memprospek) dan mengkualifikasikannya.

- Prapendekatan.

- Presentasi dan demonstrasi.

- Mengatasi keberatan

- Penutupan.

- Tindak lanjut dan pemeliharaan.

g. Pemasaran dari mulut ke mulut

Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan, pelanggan

akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya,

sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan

dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktifitas komunikais

lainnya. (Rambat Lupiyoadi, 2009).

2.1.3. Experiential Marketing

Experiential Marketing merupakan suatu metode pemasaran yang relatif baru,

yang disampaikan ke dunia pemasaran lewat sebuah buku Experiential Marketing: How

Page 8: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

21

to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act, and Relate to Your Company and Brands,

oleh Bernd H. Schmitt. Schmitt (1999) menyatakan bahwa esensi dari konsep

experiential marketing adalah pemasaran dan manajemen yang didorong oleh

pengalaman (Endang Sulistya Rini, 2009).

Definisi pengalaman sendiri menurut Scmitt (1999:60) adalah:

“Experiences are private events that occur in response to some stimulation (e.g.,

as provided by marketing efforts before and after purchase). Experiences involve

the entire living being. They often result from direct observation and/or

participation in events—whether they are real, dreamlike, or virtual.”

Pengalaman adalah adalah peristiwa pribadi yang terjadi dalam menanggapi

beberapa rangsangan (misalnya, seperti yang disediakan oleh upaya pemasaran

sebelum dan setelah pembelian). Seringkali hasil dari pengamatan langsung dan / atau

partisipasi dalam kegiatan baik yang nyata, mimpi, atau virtual.

Kertajaya dalam Nehemia Handal (2010) mengungkapkan bahwa experiential

marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan untuk membentuk

pelanggan – pelanggan yang loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan

suatu feeling yang positif terhadap produk dan service.

Pelanggan mencari perusahaan dan merek-merek tertentu untuk dijadikan

bagian dari hidup mereka. Pelanggan juga ingin perusahaan-perusahaan dan merek-

merek tersebut dapat berhubungan dengan hidup mereka, mengerti mereka,

menyesuaikan dengan kebutuhan mereka dan membuat hidup mereka lebih terpenuhi.

Dalam era informasi, teknologi, perubahan dan pilihan, setiap perusahaan perlu lebih

Page 9: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

22

selaras dengan para pelanggan dan pengalaman yang diberikan produk atau jasa

mereka.

Masih dikutip dari Endang Sulistya Rini (2009), tahap awal dari sebuah

experiential marketing terfokus pada tiga kunci pokok:

1. Pengalaman Pelanggan. Pengalaman pelanggan melibatkan panca indera, hati,

pikiran yang dapat menempatkan pembelian produk atau jasa di antara konteks

yang lebih besar dalam kehidupan.

2. Pola Konsumsi. Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan untuk

menciptakan sinergi yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi dievaluasi secara

terpisah, tetapi dapat dievaluasi sebagai bagian dari keseluruhan pola penggunaan

yang sesuai dengan kehidupan konsumen. Hal yang terpenting, pengalaman

setelah pembelian diukur melalui kepuasan dan loyalitas.

3. Keputusan rasional dan emosional. Pengalaman dalam hidup sering digunakan

untuk memenuhi fantasi, perasaan dan kesenangan. Banyak keputusan dibuat

dengan menuruti kata hati dan tidak rasional. Experiential marketing pelanggan

merasa senang dengan keputusan pembelian yang telah dibuat.

2.1.3.1. Dimensi Experiental Marketing

Scmitt (1999) membentuk sutau framework atas experiential marketing yang

disebut dengan Strategic Experiential Modules (SEMs) yang terdiri dari sense, feel,

think, act, dan relate.

Page 10: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

23

1. Sense

Sense adalah aspek- aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu

produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia,meliputi

pandangan,suara,bau, rasa, dan sentuhan. Sense ini, bagi konsumen, berfungsi untuk

mendiferensiasikan suatu produk dari produk yang lain,untuk memotivasi pembeli

untuk bertindak, dan untuk membentuk value pada produk atau jasa dalam benak

pembeli. Indera manusia dapat digunakan selama fase pengalaman (pra pembelian,

pembelian dan sesudah pembelian) dalam mengkonsumsi sebuah produk atau jasa.

Perusahaan biasanya menerapkan unsur sense dengan menarik perhatian pelanggan

melalui hal-hal yang mencolok, dinamis, dan meninggalkan kesan yang kuat.

(Endang Sulistya Rini, 2009).

Sense marketing merupakan salah satu cara untuk menyentuh emosi

konsumen melalui pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indera

(mata, telinga, lidah, kulit, dan hidung) yang mereka miliki melalui produk dan

service (Kartajaya dalam Nehemia Handal, 2010). Pada saat konsumen datang ke

restoran, mata melihat desain layout yang menarik, hidung mencium aromaterapi,

telinga mendengar alunan music, dan kulit merasakan kesejukan AC.

Ada tiga tujuan strategi panca indera (sense strategic objective) menurut

Scmitt dalam Endang Sulistya Rini (2009):

1. Panca indera sebagai pendiferensiasi. Sebuah organisasi dapat menggunakan

sense marketing untuk mendiferensiasikan produk organisasi dengan produk

pesaing didalam pasar, memotivasi pelanggan untuk membeli produknya, dan

Page 11: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

24

mendistrisbusikan nilai kepada konsumen.

2. Panca indera sebagai motivator. Penerapan unsur sense dapat memotivasi

pelanggan untuk mencoba produk dan membelinya.

3. Panca indera sebagai penyedia nilai. Panca indera juga dapat menyediakan

nilai yang unik kepada konsumen.

2. Feel

Perasaan berhubungan dengan perasaan yang paling dalam dan emosi

pelanggan. Iklan yang bersifat feel good biasanya digunakan untuk membuat

hubungan dengan pelanggan, menghubungkan pengalaman emosional mereka dengan

produk atau jasa, dan menantang pelanggan untuk bereaksi terhadap pesan Feel

campaign sering digunakan untuk membangun emosi pelanggan secara perlahan.

Ketika pelanggan merasa senang terhadap produk yang ditawarkan perusahaan,

pelanggan akan menyukai produk dan perusahaan. Sebaliknya, ketika pelanggan

merasa tidak senang terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka konsumen

akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk lain. Jika sebuah

strategi pemasaran dapat menciptakan perasaan yang baik secara konsisten bagi

pelanggan, maka perusahaan dapat menciptakan loyalitas merek yang kuat dan

bertahan lama (Schmitt dalam Endang Sulistya Rini, 2009).

Feel adalah suatu perhatian – perhatian kecil yang ditunjukan kepada

konsumen dengan tujuan untuk menyentuh emosi pelanggan secara luar biasa.

(Kartajaya dalam Nehemia Handal, 2010).

Affective experience adalah tingkat pengalaman yang merupakan perasaan

Page 12: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

25

yang bervariasi dalam intensitas, mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan

mood yang negatif sampai emosi yang kuat. Jika pemasar bermaksud untuk

menggunakan affective experience sebagai bagian dari strategi pemasaran, maka ada

dua hal yang harus diperhatikan dan dipahami (Endang Sulistya Rini, 2010), yaitu:

1) Suasana hati (moods). Moods merupakan affective yang tidak spesifik.

Suasana hati dapat dibangkitkan dengan cara memberikan stimuli yang

spesifik (Schmitt, 1999). Suasana hati merupakan keadaan afektif yang positif

atau negatif. Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap

apa yang diingat konsumen dan merek apa yang mereka pilih.

2) Emosi (emotion), lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan

pernyataan afektif dari stimulus yang spesifik, misalnya marah, iri hati, dan

cinta. Emosi-emosi tersebut selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang

(orang, peristiwa, perusahaan, produk, atau komunikasi).

3. Think

Merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif,

pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif (Schmitt dalam

Amir Hamzah,2007). Think marketing adalah salah satu cara yang dilakukan oleh

perusahaan untuk membawa komoditi menjadi pengalaman (experience) dengan

melakukan customization secara terus menerus (Kartajaya dalam Nehemia Handal,

2010).

Menurut Scmitt, dikutip dari Endang Sulistya Rini (2009) membuat think

campaign berhasil adalah (1) menciptakan sebuah kejutan yang dihadirkan baik

Page 13: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

26

dalam bentuk visual, verbal ataupun konseptual, (2) berusaha untuk memikat

pelanggan dan (3) memberikan sedikit provokasi.

1) Kejutan (surprise)

Kejutan merupakan suatu hal yang penting dalam membangun pelanggan agar

mereka terlibat dalam cara berpikir yang kreatif. Kejutan dihasilkan ketika

pemasar memulai dari sebuah harapan. Kejutan harus bersifat positif, yang

berarti pelanggan mendapatkan lebih dari yang mereka minta, lebih

menyenangkan dari yang mereka harapkan, atau sesuatu yang sama sekali lain

dari yang mereka harapkan yang pada akhirnya dapat membuat pelanggan

merasa senang. Dalam experiential marketing, unsur surprise menempati hal

yang sangat penting karena dengan pengalaman-pengalaman yang

mengejutkan dapat memberikan kesan emosional yang mendalam dan

diharapkan dapat terus membekas di benak konsumen dalam waktu yang

lama.

2) Memikat (intrigue)

Jika kejutan berangkat dari sebuah harapan, intrigue campaign mencoba

membangkitkan rasa ingin tahu pelanggan, apa saja yang memikat pelanggan.

Namun, daya pikat ini tergantung dari acuan yang dimiliki oleh setiap

pelanggan. Terkadang apa yang dapat memikat seseorang dapat menjadi

sesuatu yang membosankan bagi orang lain, tergantung pada tingkat

pengetahuan, kesukaan, dan pengalam pelanggan tersebut.

Page 14: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

27

3) Provokasi (provocation)

Provokasi dapat menimbulkan sebuah diskusi, atau menciptakan sebuah

perdebatan. Provokasi dapat beresiko jika dilakukan secara tidak baik dan

agresif (Shmitt, 1999).

Dikutip Dari Nehemia Handal (2010), dalam think marketing terdapat dua

konsep, yaitu :

a. Convergent Thinking (Pola Pikir Menyatu)

Bentuk yang spesifik dari convergent thinking adalah pemikiran yang

mungkin muncul meliputi problem – problem rasional yang dapat dinalar.

b. Divergent Thinking (Pola Pikir Menyebar)

Divergent thinking meliputi kemampuan untuk memunculkan ide baru,

fleksibilitas (kemampuan untuk menyesuaikan dengan adanya perusahaan),

kemampuan untuk memunculkan ide – ide yang luar biasa.

4. Act

Merupakan tipe experience yag bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya

hidup dan interaksi dengan konsumen (Schmitt dalam Amir Hamzah,2007:23).

Sedangkan dalam. Endang Sulistya Rini (2009), tindakan yang berhubungan

dengan keseluruhan individu (pikiran dan tubuh) untuk meningkatkan hidup dan gaya

hidupnya. Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat

menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang berbeda, mencoba

dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik.

Act Marketing adalah salah satu cara untuk membentuk persepsi pelanggan

Page 15: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

28

terhadap produk dan jasa yang bersangkutan (Kartajaya dalam Nehemia Handal,

2010). Act marketing didesain untuk menciptakan pengalaman konsumen dalam

hubungannya dengan physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain.

5. Relate

Merupakan tipe experience yang digunakan untuk memengaruhi pelanggan

dan menggabungkan seluruh aspek, sense, feel, think, dan act serta menitik beratkan

pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan (Schmitt dalam Amir Hamzah,

2007:23).

Relate menghubungkan pelanggan secara individu dengan masyarakat, atau

budaya. Relate menjadi daya tarik keinginan yang paling dalam bagi pelanggan untuk

pembentukan self-improvement, status socio-economic, dan image. Relate campaign

menunjukkan sekelompok orang yang merupakan target pelanggan dimana seorang

pelanggan dapat berinteraksi, berhubungan, dan berbagi kesenangan yang sama.

(Endang Sulistya Rini, 2009).

2.1.4. Customer Satisfaction (Kepuasan pelanggan)

Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada

akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh konsumen mengenai

kepuasan yang dirasakan.

Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk

(atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi,

Page 16: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

29

konsumen akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekpektasi, konsumen akan

puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, konsumen akan sangat puas atau senang

(Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Edisi Keempat Belas: 2012). Ekspektasi

berasal dari pengalaman pembelian masa lalu, nasihat teman dan rekan, serta

informasi dan janji pemasar dan pesaing.

Ali Hasan (2013) mengungkapkan definisi kepuasan pelanggan berdasarkan

lima perspektif, normative deficit, equity, normative standard, procedural fairness,

dan attributional.

Dari beberapa definisi pada Tabel 2.1, maka dapat disimpulkan bahwa

kepuasan terjadi sebagai akibat hubungan antara harapan pelanggan dengan manfaat,

pelayanan, atau hasil yang didapatkan. Apakah hasil, pelayanan, atau manfaat

tersebut kurang memenuhi, memenuhi, atau bahkan melebihi harapan pelanggan yang

akan menyebabkan adanya rasa puas/ketidakpuasan pelanggan.

Page 17: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

30

Tabel 2.1

Definisi Kepuasan Pelanggan

PERSPEKTIF DEFINISI KEPUASAN PELANGGAN

Normative deficitPerbandingan antara hasil aktual dengan hasil yang secara

kultural dapat diterima.

Equity

Perbandingan perolehan/keuntungan yang didapatkan dari

pertukaran sosial, bila perolehan tersebut tidak sama, maka

pihak yang dirugikan akan tidak puas.

Normative standard

Perbandingan antara hasil aktual dengan harapan standar

pelanggan (yang dibentuk dari pengalaman dan keyakinan

mengenai tingkat kinerja yang seharusnya ia terima dari

merek tertentu).

Procedural fairnessKepuasan merupakan fungsi dari keyakinan/persepsi

konsumen bahwa ia telah diperlakukan secara adil.

Attributional

Kepuasan tidak hanya ditentukan oleh ada tidaknya

diskonfirmasi harapan, namun juga oleh sumber penyebab

diskonfirmasi.

(Sumber : Marketing dan Kasus-kasus Pillihan, Ali Hasan, 2013:90)

Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan konsumen atas produk akan

berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukkan konsumen setelah

terjadi proses pembelian. Apabila konsumen merasa puas, maka dia akan

Page 18: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

31

menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama.

Konsumen yang puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap

produk kepada orang lain.

2.1.4.1. Teori Kepuasan Konsumen

Ali Hasan (2013) mengungkapkan beberepa teori kepuasan konsumen, antara

lain Equity Theory dan Attribution Theory.

1. Equity Theory

Equity theory beranggapan bahwa orang menganalisis rasio input dan hasilnya

dengan rasio input dan hasil mitra pertukarannya, dengan formulasi sebagai

berikut:

= = Berdasarkan Equity Theory, perasaan tidak puas disebabkan keyakinan bahwa

norma sosial telah dilanggar. Dalam teori ini berlaku norma yang menegaskan

bahwa setiap pihak dalam pertukaran harus mendapatkan perlakuan adil atau fair.

Oleh karena itu:

- Kepuasan terjadi bila rasio hasil dan input dalam pertukaran kurang lebih

sama.

- Ketidakpuaan terjadi jika pelanggan meyakini bahwa rasio hasil dan

inputnya lebih jelek daripada perusahaan/penyedia jasa.

- Kepuasan pelanggan terhadap transaksi tertentu dipengaruhi oleh

Page 19: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

32

perbandingan terhadap rasio hasil dan input pelanggan lain.

- Evaluasi terhadap keadilan keseluruhan (overall equity) dalam transaksi

pembelian produk berpengaruh terhadap kepuasan/ketidakpuasan pelanggan.

2. Attribution Theory

Attribution Theory mengidentifikasi proses yang dilakukan seseorang dalam

menentukan penyebab tindakannya, orang lain, dan objek tertentu.Atribusi yang

dilakukan seseorang akan memengaruhi kepuasan purnabelinya terhadap

produk tertentu, karena atribusi memoderasi perasaan puas atau tidak puas.

Ada tiga tipe atribusi pelanggan terhadapa kejadian atau peristiwa yang tidak

diharapkan:

Causal Attribution

Bila terjadi kesalahan, pelanggan segera menilai siapa yang patut disalahkan.

Jika pelanggan menyimpulkan bahwa perusahaanlah yang salah, maka mereka

akan sangat mungkin merasa tidak puas. Sebaliknya, apabila pelanggan

membebankan sebagian kesalahan pada diri mereka sendiri, maka

ketidakpuasan cenderung berkurang.

Control Attribution

Pelanggan menilai apakah ketidakpuasan berada dalam kendali pmasar atau

tidak. Misalnya cuaca yang menyebabkan keterlambatan pesawat.

Stability Attribution

Bila service encounter yang tidak memuaskan, maka pelanggan akan menilai

Page 20: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

33

apakah kejadian itu mungkin terulang lagi atau tidak. Jika pelanggan menilai

bahwa kejadian tersebut cenderung terulang, maka ketidakpuasan pelanggan

akan bertambah besar.

2.1.4.2. Pembentukan Harapan

Secara umum selalu diungkapkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan

pelanggan terhadap produk/jasa terjadi akibat perbandingan kinerja atau manfaat

produk/jasa yang didapatkan dengan harapan pelanggan dan dapat digambarkan

dengan formula sebagai berikut:

Kepuasan = f (harapan terhadap produk : Kinerja produk yang dirasakan

Harapan (Expectation) adalah keyakinan, kepercayaan individual sebelumnya,

mengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi tertentu. (Sutisna, 2002)

Sutisna (2002) mengungkapkan mengenai teori ekspektansi (pengharapan)

nilai, secara umum terori pengharapan nilai menyatakan bahwa perilaku pada

umumnya lebih dipengaruhi oleh pengharapan untuk mencapai sesuatu hasil yang

diinginkan (ada insentif positif) daripada oleh dorongan dari dalam diri. Konsumen

memilih propduk tertentu dibandingkan merek yang lainnya karena dia

mengharapkan akibat positif atas pilihannya tersebut.

Pelanggan membentuk harapan mereka terhadap suatu produk/jasa dari

banyak sumber, antara lain berita dari mulut ke mulut, pengalaman masa lalu dan

iklan.

Page 21: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

34

Ali Hasan (2013) memaparkan lebih banyak mengenai hal ini. Cara

perusahaan mempromosikan produknya melaluui iklan dapat memengaruhi harapann

pelanggan terhadap kinerja produk. Klaim produk yang terlampau bombastis dan

tidak realistis dapat menimbulkan ‘overpromise, under deliver’ yang justru

menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan dapat merusak reputasi perusahaan.

Pengalaman pelanggan dengan produk lain yang meiliki karakteristik serupa

dapat memengaruhi pembentukan norma atau standar tingkat kinerja yang harus

dapat dipenuhi merek tertentu.

Tabel 2.2

Dampak Perbandingan Kinerja dan Harapan Pelanggan

Apabila Pelanggan Dampak

a. Kinerja > Harapan Sangat PuasKunjungan ulang, rekomendasi

positif

b. Kinerja = Harapan Puas Silence

c. Kinerja < Harapan Kecewa Rekomendasi negatif

(Sumber : Marketing dan Kasus-kasus Pilihan, Ali Hasan, 2013:91)

2.1.4.3. Dimensi Customer Satisfaction

Dikutip dari penelitian oleh Khoirul Anam (2012), Wilkie (1994) menyatakan

bahwa terdapat 4 elemen dalam Customer Satisfaction yaitu:

Page 22: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

35

1. Expectations

Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum

konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukan,

konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan

harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang atau jasa yang sesuai dengan

harapan konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas.

2. Performance

Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika

digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang atau

jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.

3. Comparison

Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa

sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen

akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau melebihi prepsesi

mereka terhadap kinerja aktual produk.

4. Confirmation/ disconfirmation

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap

penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain. Confirmation

terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. Sebaliknya disconfirmation

terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk.

Konsumen akan merasa puas ketika terjadi confirmation / disconfirmation.

Page 23: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

36

2.1.5. Word of Mouth Communication

Menurut Jhon Mowen dan Michael Minor yang dialih bahasakan oleh Dwi

Kartini Yahya (2002) dan dikutip oleh Ifadatul Maknunah (2010), Word of mouth

communication adalah pertukaran komentar, ide-ide diantara dua konsumen atau

lebih.

2.1.5.1. Unsur-unsur WOM

Menurut Sutisna yang dikutip oleh Ifadatul Maknunah (2010), terdapat 4

(empat) unsur bagi konsumen untuk secara inisiatif melakukan word of mouth

communication, yaitu:

1. Keterlibatan pelayanan

Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu jasa tertentu atau aktifitas

tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain,

sehingga menjadi proses komunikasi WOM.

2. Pengetahuan pelayanan

Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai jasa dan menggunakan

percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada orang lain, dalam hal

ini WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa

kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.

3. Membicarakan pelayanan

Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang

keluar dari perhatian utama diskusi, dalam hal ini mungkin saja karena ada

Page 24: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

37

dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih

pelayanan jasa dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi

mengenai pelayanan jasa.

4. Mengurangi ketidakpastian pelayanan

WOMC merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan

bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasi lebih dapat dipercaya,

jelas dan adanya kesan menarik, sehingga juga akan mengurangi waktu

penelusuran dan evaluasi tentang jasa, dan pada akhirnya akan meningkatkan

kepuasan pembelian kemudian terciptanya loyalitas konsumen.

2.1.5.2. Pemimpin Opini

Menurut Sutisna (2002), pemimpin opini merupakan orang yang sangat sering

mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Pemimpin opini diyakini mempunyai

informasi yang benar, karena bergerak di bidang tertenyu yang berkaitan dengan

informasi yang disampaikan.

Terdapat beberapa sifat dan ciri-ciri kepemimpinan opini yang sangat penting

dan bernilai sebagai berikut: (Sutisna, 2002)

1. Secara teknis pemimpin opini berkompeten dan dapat dipercaya karena mereka

membawa dan memiliki kekuatan keahlian (experience power).

2. Pemimpin opini melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi tanapa

bias, sehingga mereka mempunyai kekuatan pengetahuan (knowledge power).

3. Pemimpin opini secara sosial cenderung aktif sehingga proses komunikasi

Page 25: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

38

dengan orang lain akan lebih banyak. Mereka sering berperan sebagai tokoh

masyarakat dan menjadi panutan anggota masyarakat.

4. Pemimpin opini cenderung mempunyai kesamaan dengan konsumen dalam

kepercayaan dan nilai, sehingga mereka membawa kekuatan rujukan (referent

power). Pemimpin opini cenderung mempunyai status dan pendidikan yang

lebih tinggi daripada dengan orang yang dipengaruhinya, tapi tidak begitu

berbeda dalam kelas sosial.

5. Pemimpin opini sering menjadi orang yang pertama membeli suatu produk,

sehingga ia termasuk orang yang berani menanggung risiko. Pengalaman

penggunaan produk akan mengurangi risikobagi orang lain yang belum

membeli produk itu.

Dalam Kotler dan Keller (2012), penulis buku laris Malcolm Gladwell

menyebutkan ada tiga faktor yang berhasil memicu minat masyarakat tentang sebuah

ide. Menurut faktor pertama, “Hukum tentang Yang Sedikit”, terdapat tiga jenis

orang yang membantu dalam menyebarkan ide seperti menyebarkan wabah. Pertama

adalah Maven, yaitu orang yang mengerti tentang hal besar dan kecil. Kedua adalah

penghubung, yaitu orang yang tahu dan berkomunikasi dengan banyak orang lain.

Ketiga adalah wiraniaga, yaitu orang yang memiliki kekuatan persuasif alami.

Faktor kedua adalah “Kelekatan”, ide harus diekspresikan sehingga ide itu

memotivasi orang untuk betindak. Faktor ketiga, “Kekuatan Koneks”,mengendalikan

apakah mereka yang menyebarkan ide mampu mengatur kelompok dan komunitas

disekitarnya.

Page 26: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

39

2.1.5.3. Pemasaran Buzz dan Viral

Beberapa pemasar menekankan pada dua bentuk khusus berita dari mulut ke

mulut—pemasaran buzz dan viral. Pemasaran buzz (gosip/perbincangan)

menghasilkan ketertarikan, mencuptakan publisitas, dan mengekspresikan informasi

relevan baru yang berhubungan drngan merek melalui sarna yang tak terduga atau

bahkan mengejutkan. Pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain

berita dari mulut ke mulut, atau “berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya (word

of mouse)”, yang mendorong konsumen menceritakan produk dan jasa yang

dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain

secara online. (Kotler dan keller, 2012)

Kotler dan Armstrong (2013) mengungkapkan bahwa viral marketing

merupakan versi internet dari word-of-mouth marketing. Viral marketing berupa

website, video, e-mail, mobile message, iklan, atau program pemasaran lain yang

sangat mempengaruhi pelanggan untuk mncari tahu dan menyebarkannya kepada

teman mereka.

Ali Hasan (2013), mengungkapkan pemasaran viral sebagai teknik yang

mendorong pelanggan untuk menyampaikan informasi interaktif tentang produk

kepada orang lain secara berantai, misalnya melalui email interaktif atau video klip.

Viral marketing distimulasi dengan strategi pemberian insentif atau hadiah

bagi konsumen yang menyebarkan informasi melalui media internet dan jejaring

sosial. (Viranti Mustika,2012)

Page 27: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

40

Pemasaran buzz dan viral mencoba menciptakan publikasi di pasar untuk

memamerkan merek dan fitur berharganya. Sebagain percaya bahwa pemasran viral

dan buzz lebih banyak digerakkan oleh peraturan hiburan daripada peraturan

penjulan. Kampanye viral yang berhasil ditentukan karakternya sebagai “iklan

hiburan yang adiktif, propaganda sendiri yang hidup di situs Web, Blog, telepon

seluler, papan pesan, dan bahkan aksi di dunia nyata.

2.1.5.4. Online/Electronic Word of Mouth

Pemasar mengeksplorasi berbagai ukuran untuk menangkap pengaruh berita

dari mulut ke mulut. Perusahaan riset dan konsultasi Keller Fay menyatakan bahwa

meskipun 80% berita dari mulut ke mulut terjadi secara offline, banyak pemasar

berkonsentrasi pada pengaruh online berdasarkan kemudahan penelusurannya.

Jaringan sosial, seperti MySpace dan Facebook, menjadi kekuatan penting bagi dalam

pemasaran bisnis-ke-konsumen maupun pemasran bisnis-ke-bisnis. Aspek kunci

jaringan sosial adalah berita dari mulut ke mulut (word of mouth) serta jumalah dan

sifat percakapannya dan komunikasi antara berbagai pihak. Konsumen membicarakan

lusinan merek setiap hari. Meskipun banyak produk adalah produk media dan hiburan

seperti film, acara TV, dan publikasi, produk makanan, jasa perjalanan, toko eceran

dan banyak jenis produk lain sering disebutkan. (Kotler dan Keller,2012).

Hennig-Thurau, Qwinner, Walsh dan Gremler (2004) dalam Cheung

(2010:330) mengungkapkan definisi e-WOM sebagai berikut:

“Electronic word of mouth is any positive or negative statement made by

Page 28: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

41

potential, actual, or former customers about a product or company, which is

made available to a multitude of people and institutions via the internet.”

E-WOM adalah pernyataan positif atau negatif pelanggan potensial, aktual,

maupun pelanggan lama mengenai sebuah produk atau perusahaan yang dapat

tersedia bagi semua orang dan intitusi melalui internet.

Sedangkan Goldsmith (2006:9) mengungkapkan:

“Electronic Word-of-Mouth (eWOM) can be defined as all informal

communications directed at consumers through Internet-based technology

related to the usage or characteristics of particular goods and services, or

their sellers. This includes communication between producers and consumers

as well as those between consumers themselves – both integral parts of the

WOM flow, and both distinctly differentiated from communications through

mass media”

Electronic Word of Mouth (e-WOM) dapat didefinisikan sebagai komunikasi

informal pada konsumen melalui teknologi internet sehubungan dengan fungsi

atau karakteristik produk dan jasa tertentu, atau penjualnya. Hal ini termasuk

komunikasi antara produsen dengan konsumen.

Adanya social media seperti Facebook, MySpace, Flickr, Blogs, Twitter, RSS,

Intagram dan Path memungkinkan tiap orang untuk bersuara dan mampu membentuk

berbagai kepentingan interaksi antar pribadi atau masyarakat luas, mampu

memfasilitasi perusahaan dengan pelanggan secara online tanpa hambatan geografis.

Page 29: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

42

Salahsatu bentuk aktifitas online word of mouth adalah dengan adanya review

pada media sosial, salah satunya pada blog. Blog, jurnal atau buku harian online yang

diperbarui secara teratur menjadi gerai penting dari berita mulut ke mulut. Blog

sangat bervariasi, sebagian blog adalah blog pribadi bagi teman dekat dan keluarga,

sedangkan blog lainnya dirancang untuk menjangkau dan mempengaruhi banyak

pemirsa. Salahsatu daya tarik blog yang jelas adalah menyatukan orang dengan minat

yang sama. (Kotler dan Keller, 2012)

Online word of mouth dalam bentuk review dan microblogging pada media

sosial ini dapat dilakukan disengaja maupun tidak disengaja. Dilakukan secara

sengaja maksudnya adalah penyebaran online word of mouth terjadi secara random

dan tidak direncanakan dalam penyebarannya tanpa ada maksud tertentu. (Viranti

Mustika, 2012)

2.1.5.5. Dimensi Online Word of Mouth

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tao Sun, Sun Mi You, Guohua Wu

dan Mana Kuntaraporn (2006) mengenai Online Word of Mouth (Mouse), dipaparkan

dimensi pada online word of mouth ini adalah adanya individu yang berperan sebagai

opinion leaders (pemimpin opini) dan opinion seekers (pencari opini). Dengan

adanya internet kini tidak hanya memudahkan opinion leaders untuk membagikan

informasi, tetapi juga memberikan kemudahan pada opinion seekers unutk mencari

informasi yang diperlukan.

Page 30: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

43

Dikutip dari Tao Sun, Sun Mi You, Guo Hua WU dan Mana Kuntaraporn

(2006):

“Frequently, this information is transmitted by opinion leaders through WOM

communication. Many opinion leaders may also be opinion seekers because

they desire more knowledge or expertise, partly due to their interest in a

specific topic or product. However, information seekers are not necessarily

opinion leaders (Arndt, 1967; Feick & Price, 1987; Lazarsfeld, Berelson, &

Gaudet, 1984).”

Informasi disampaikan oleh pemimpin opini melalui komunikasi WOM.

Banyak pemimpin opini menjadi pencari opini karena keinginannya untuk menambah

informasi dan pengalaman, disamping minatnya pada topik atau produk tertentu.

Meski begitu, pencari opini tidak perlu merupakan pemimpin opini.

Viranti Mustika Sari (2012), mengutip dari Eunha Jeonga dan Shawn Jang

(2011) mengungkapkan dimensi elektronik word of mouth (e-WOM) terdiri dari tiga

hal, yaitu:

1. Concern for others (kepedulian terhadap orang lain)

Menurut Hennig Thurau (2004), kepedulian terhadap orang lain berkaitan erat

dengan konsep altruisme. Misalnya, mencegah seseorang untuk membeli

produk yang buruk merupakan tindakan yang altruistik. Dalam industri

hospitality dianggap penting karena umumnya industri ini berupa jasa yang

bersifat intangible sehingga memerlukan suatu masukan untuk dapat

menghindari resiko kekecewaan, salah satunya melalui onine word of mouth.

Page 31: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

44

2. Expressing positive feelings

Mengekspresikan perasaan positif dipicu oleh pengalaman konsumsi positif.

Pengalaman positif pelanggan restoran memberikan kontribusi untuk

ketegangan psikologis dalam pelanggan karena mereka memiliki keinginan

yag kuat untuk berbagi sukacita dari pengalaman dengan orang lain. (Dichter,

1966;Hennig-Thurau, 2004, Viranti Mustika, 2012)

3. Helping the company

Latar belakang pada motivasi ini sama dengan concern for others, yaitu

altruisme atau keinginan tulus untuk membantu orang lain. Yang jelas

membedakan hanyalah objeknya, dimana konsumen melakukan rekomendasi

secara online untuk memberikan imbalan bagi perusahaan ata pengalaman

mereka (Hennig-Thurau, 2004;Viranti Mustika, 2012).

2.1.6. Pengaruh Antar Variabel

2.1.6.1. Pengaruh Experiential Marketing dengan Online Word of Mounth

Penelitian oleh Berger mengungkapkan bahwa online review umumnya dibuat

dengan tujuan untuk berbagi informasi yang dianggap menarik dan bermanfaat.

Online review didasarkan pada pengalaman dari pembuat posting secara pribadi.

Pembuat posting yang umumnya sebagai opinion leader berbagi informasi untuk

opinion seeker dengan berbagai maksud, baik untuk memberi informasi baru maupun

berbagi pengalaman agar opinion seeker dapat memiliki suatu gambaran atas suatu

produk/jasa tertentu.

Page 32: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

45

Penelitian oleh Berger (2011) mengungkapkan bahwa produk yang lebih

menarik akan mendapat online review yang lebih banyak dibandingkan produk yang

tidak menarik. Ketertarikan terhadap produk didapat dari proses secara emosional. Al

Ries dan Jack Trout dalam artikel mereka yang dimuat dalam Advertising Age yang

berjudul The Positioning Era Cometh, mengatakan bahwa perang pemasaran

bukanlah di pasar melainkan di benak pelanggan sehingga setiap kegiatan pemasaran

selalu dilakukan untuk merebut hati pelanggan lewat produk dan jasa (service) atau

yang lazimnya disebut service excellence (Endang Sulistya Rini, 2009). Sekarang ini

pelanggan menganggap fungsi, fitur, kualitas produk serta brand image yang positif

sebagai hal yang biasa atau umum (Fransisca Adreani, 2009).

Act experience, yang merupakan salah satu pendekatan experiental marketing

antara lain berhubungan dengan gaya hidup konsumen dan dapat membentuk prestige

pada diri konsumen, maka muncullah bentuk word of mouth lain selain review seperti

check in pada Foursquare dan media sosial lainnya, dimana hal ini umum terjadi

pada saat produk/jasa sedang digunakan (present). Seperti pada penelitian yang

dilakukan oleh Zoey Chen dan Nicholas Lurie yang mengungkapkan bahwa bentuk

online review yang bersifat present umumnya memiliki motivasi self-enchancement

(peninggian diri).

2.1.6.2. Pengaruh Customer Satisfaction dengan Online Word of Mouth

Berbagai penelitian telah dilakukan dan menguatkan teori dimana kepuasan

konsumen berpengaruh positif pada kegiatan word of mouth pelanggan. Pelanggan

yang merasa puas, akan memberitahukan kepuasannya kepada satu orang lainnya.

Page 33: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

46

Begitupun engan pelanggan yang tidak

puas, akan menceritakan ketidakpuasannya terhadap kinerja yang didapat

kepada pelanggan lainnya.

Penelitian oleh Khoirul Anam (2012) terhadap jejaring sosial twitter

menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan terhadap kegiatan word of

mouth pengguna.

2.1.6.3. Pengaruh Experiential Marketing, Customer Satisfaction Terhadap

Online Word of Mouth

Penerapan strategi pemasaran yang tepat diharapkan akan meningkatkan

volume penjualan sehingga dapat memenangkan persaingan. Konsumen pada

umumnya ingin mendapatkan nilai manfaat dari segi fungsional (functional benefit)

maupun nilai manfaat dari segi emosional (emotional benefit). Jika perusahaan

mampu memberikan hal itu, maka pada sisi emotional benefits konsumen akan

tercipta sutau experience atau pengalaman yang baik.

Menurut Andreani (2007),experiential marketing, yaitu suatu konsep

pemasaran yang tidak hanya sekedar memberikan informasi dan peluang pada

pelanggan untuk memperoleh pengalaman atau keuntungan yang di dapat tetapi juga

membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap pemasaran, khususnya

penjualan. Sehingga dengan penerapan konsep ini,perusahaan berusaha

menghadirkan pengalaman unik yang akan mengesankan para konsumennya.

Penerapan experiential marketing ini, menurut Kumala, Arifin, dan Sunarti, sangat

Page 34: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

47

bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan fungsi

dari kesan kinerja (performance) dan harapan (expectation). Menurut Kertajaya

(2003) jika pemasar dapat menciptakan pengalaman seputar produk atau jasa yang

ditawarkannya (experiential marketing),maka konsumen akan selalu mengingat,

membuat kunjungan kembali berdasarkan pengalaman tersebut, dan akan

menyebarkan kisah tersebut kepada teman-teman mereka. Mereka akan menjadi

“papan iklan” berjalan bagi produk dan layanan itu sendiri. Dalam pemasaran, hal ini

biasanya disebut word of mouth. Ini adalah bentuk komunikasi pemasaran yang

murah tapi sangat efektif.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ‘Pengaruh Experiential Marketing dan

Customer Satisfaction Terhadap Online Word of Mouth’ ini, peneliti melakukan

tinjauan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang cukup relevan dan memiliki

bahasan yang serupa dengan ini, dengan maksud agar dapat menjadi bahan rujukan

bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa jurnal, termasuk

beberapa di antaranya merupakan jurnal asing yang dianggap paling relevan dengan

variabel pembahasan dalam penelitian ini.

Page 35: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

48

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

1 Experiential

Marketing

(Sebuah

Pendekatan

Pemasaran)

Fransisca

Adreani, Staf

Pengajar

Program

Manajemen

Perhotelan,

Universitas

Kristen Petra

Surabaya

Penelitian ini

bertujuan untuk

menjelaskan

pentingnya

experiential

marketing

Penelitian

ini tidak

meneliti

pengaruh

experiental

marketing

terhadap

variabel

pemasaran

lainnya.

Experiential marketing mampu menciptakan

diferensiasi atas produk/jasa melalui pendekatan

sense, feel, think, act dan relate, serta merupakan

strategi yang efektif untuk membangun brand

awareness, brand perception, brand equity, dan

brand loyalty.

Page 36: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

49

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

2 Analisis

Pengaruh

Experiential

Marketing

terhadap

Loyalitas

Pelanggan

(Studi Kasus :

"Waroeng

Spesial Sambal

cab. Sompok

Semarang")

Nehemia

Handal S,

Fakultas

Ekonomi,

Universitas

Dipenogoro

Semarang

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

pengaruh

dimensi

experiential

(sense, feel,

think, act, dan

relate) terhadap

loyalitas

pelanggan

Penelitian

ini tidak

meneliti

mengenai

kepuasan

dan word of

mouth.

Kelima variabel independen sense, feel, think, act,

dan relate berpengaruh secara signifikan terhadap

loyalitas pelanggan.

Page 37: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

50

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

3 Analisis

Pengaruh

Kepuasan,

Kualitas, dan

Experiential

Marketing

terhadap Word

of Mouth Situs

Jejaring Sosial

Twitter pada

Mahasiswa

FEB

M. Khoirul

Anam. A,

Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis,

Universitas

Brawijaya

Malang

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

bagaimana

pengaruh

kepuasan,

kualitas, dan

experiential

marketing

terhadap word of

mouth

Penelitian

ini meneliti

kualitas

sebagai

salahsatu

variabel

yang

mempenga-

ruhi word of

mouth.

Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan

metode analisis regresi berganda menunjukkan

bahwa seluruh variabel independen (kepuasan,

kualitas dan experiential marketing) memiliki

pengaruh signifikan terhadap word of mouthjejaring

sosial Twitter.

Page 38: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

51

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Universitas

Brawijaya

4 Analisis

Faktor-faktor

yang

memengaruhi

komunikasi

Word of Mouth

terhadap Minat

Guna Jasa

Ulang (Studi

Kasus pada

Aflit

Nuryulia

Praswati,

S.Sos,

Program

Pasca

Sarjana,

Universitas

Dipenogoro

Semarang

Penelitian ini

bertujuan untuk

menganalisis

pengaruh

kualitas

pelayanan,

kepuasan

pelanggan,

komitmen,

kekuatan

Penelitian

ini tidak

meneliti

experiential

marketing.

Hasil penelitian ini menunjukkan diantaranya

bahwa kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan,

komitmen dan kekuatan hubungan berpengaruh

positif terhadap komunikasi

WOM

Page 39: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

52

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

PT. Nasmoco

di Semarang)

hubungan

terhadap

komunikasi

word of mouth

5 Analisa

Pengaruh

Experiential

Marketing

terhadap

Kepuasan

Konsumen di

Modern Cafe

Akiko

Natasha dan

Debrina Dwi

Kristanti,

Manajemen

Perhotelan,

Universitas

Kristen Petra

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

pengaruh

indikator

experiential

marketing

terhadap

Penelitian

ini tidak

meneliti

word of

mouth

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh dari keliama indikator terhadap

kepuasan konsumen, dan indikator relate memiliki

pengaruh paling besar terhadap kepuasan

konsumen.

Page 40: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

53

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Surabaya Surabaya. kepuasan

konsumen

6 Different

Drivers of

Online and

Offline Word

of Mouth

Jonah Berger,

University of

Pennsylvania,

USA

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

perbedaan faktor

yang

mempengaruhi

word of mouth

online dan

offline

Penelitian

ini tidak

meneliti

kepuasan

dan

experiential

marketing.

Hasil penelitian ini memaparkan bahwa produk

yang lebih menarik lebih sering dibicarakan melalui

online WOM, dan tidak ada hubungan antara roduk

yang menarik dengan offline WOM

7 Temporal Zoey Chen, Penelitian ini Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temporal

Page 41: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

54

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Contiguity and

the Negativity

Bias in Online

Reviews

dan

Nicholas

Lurie,

Georgia

Tech, USA

bertujuan untuk

mengetahui

bagaimana

temporal

contiguity

(kedekatan

sementara) dan

tanggapan

negatif pada

manfaat review

online

ini tidak

meneliti

kepuasan

dan

experiential

marketing.

contiguity pada review dengan isyarat 'saat ini'

(present), menunjukkan adanya motif peninggian

diri dari penulis posting yang cenderung berbentuk

positif review mengakibatkan penurunan manfaat

dari negatif online review.

8 Pengaruh Viranti Bartujuan untuk Penelitian Hasil penelitian inni menunjukkan adanya pengaruh

Page 42: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

55

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Eletronic Word

o Mouth (e-

WOM) do

sosial media

Twitter

Terhadap

Minat Beli

Konsumen

(Studi pada

Restoran

Holycowsteak)

Mustika Sari,

Universitas

Indonesia

mengetahui

pengaruh e-

WOM pada

sosial media

Twitter terhadap

minta beli

konsumen

ini tidak

meneliti

kepuasan

dan

experiential

marketing.

e-WOM terhadap minta beli konsumen.

9 The Christy M.K. Penelitian ini Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran

Page 43: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

56

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Efectiveness of

Electronic

Word of Mouth

Communicatio

n: A Literature

Analysis

Cheung,

Hongkong

Baptist

University,

dan

Dimple R.

Thadani,

City

University of

Hongkong

menganalisis

efektifitas e-

WOM melalui

pendekatan teori

komunikasi

tradisional

ini tidak

meneliti

kepuasan

dan

experiential

marketing.

menganai pengaruh e-WOM berdasarkan

pendekatan teori komunikasi.

10 Determinants

of Electronic

Na Young

Jung dan So

Penelitian ini

meneliti faktor

Penelitian

ini tidak

Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh terbesar

adalah karakteristik informasi dan karakteristik

Page 44: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

57

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Word of

Mouth: Meta

Analysis of

Quantitative

Research

Young Kim,

University of

Georgia

yang

mempengaruhi

eWOM

meneliti

kepuasan

dan

experiential

marketing.

konsumen

11 Electronic

Word of Mouth

in Hospitality

and Tourism

Management

Stephen W

Litvin,

Ronald E.

Goldsmith,

dan Bing Pan

Jurnal ini

memaparkan

bentuk –bentuk

e-WOM pada

Hospitality dan

Tourism

industry.

Penelitian

ini tidak

meneliti

kepuasan

dan

experiential

marketing.

Jurnal ini menyatakan pentingnya pengaruh e-

WOM id masa depan sehingga pemasar harus dapat

memahami dan memanfaatkan hal ini, dan bukan

diperdayai oleh strategi pesaing.

Page 45: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

58

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

12 KEPUASAN

PELANGGA

N

(MAHASISW

A) DALAM

PELAYANA

N

PENDIDIKA

N SEBAGAI

PERBAIKAN

MUTU

BERKELANJ

Hayati,

Neuneung

Ratna,

Universitas

Widyatama

Customer

satisfaction is

measure by

comparing the

customer’s

perception of

actual services

received to the

customer’s

expectation of

the services.

Customer

Penelitian

ini tidak

meneliti

experiential

marketing,

Online

Word of

Mouth

the result is used to analyze in determining

improvement priority using importance-satisfaction

matrix.

Page 46: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

59

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

UTAN

DALAM

PENDIDIKA

N TINGGI

(Studi Kasus

di Universitas

Widyatama)

satisfaction

measurement

conducted to

find out the

satisfaction level

to the

Widyatama

University

services.

13 KONTRIBUSI

STRATEGI

PEMASARAN

Aprianty,

Vina,

Universitas

Penelitian ini

dimaksudkan

untuk

Penilitian

ini tidak ada

Experiential

Penelitian lebih lanjut bisa dilakukan dengan

melihat faktor lain yang dapat memiliki kontribusi

dalam keputusan pembelian misalnya variabel

Page 47: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

60

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

WORD OF

MOUTH

DALAM

KEPUTUSAN

PEMBELIAN

PADA

KONSUMEN

ACE

CELLULAR

BEC

BANDUNG

Widyatama mengetahui

bagaimana

kontribusi

strategi

pemasaran word

of mouth dalam

keputusan

pembelian pada

konsumen Ace

Cellular BEC

Bandung.

Marketing

dan

Customer

Satisfaction

kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian

pada konsumen Ace Cellular BEC Bandung.

14 Pengaruh Sahiraliani, Mengetahui Penelitian Experiential marketing berpengaruh positif

Page 48: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

61

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

Experiential

Marketing

terhadap

Kepuasan

Konsumen

Starbucks di

Kota Bandung

Dienni,

Universitas

Widyatama

bagaimana

pelaksanaan

experiential

marketing di

starbucks. Untuk

mengetahui

bagaimana

kepuasan

konsumen di

starbucks, untuk

mengetahui

bagaimana

ini tidak

memiliki

customer

satisfaction

dan online

word of

mouth

signifikan terhadap kepuasan konsumen, tetapi

dalam hal kebersihan, layout aroma –aromi yang

yang menggugah selera harus lebih ditingkatkan

terutama dalam menjalin hubungan dengan

konsumen melalui sosial media.

Page 49: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

62

NoJudul

PenelitianPeneliti

Tujuan

Penelitian

Per-

BedaanIsi Kesimpulan

pengaruh

experiential

marketing

terhadap

kepuasan

konsumen di

starbucks.

(Sumber : Dari berbagai jurnal )

Page 50: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

63

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sekaran dalam Sugiyono,

2010: 91).

Penelitian ini didasarkan atas berkembangnya teknologi informasi

yang menggeser paradigma word of mouth secara tradisional melalui

komunikasi offline seperti tatap muka ke arah word of mouth yang lebih

moderen secara online.

Word of mouth seperti diungkapkan oleh Irawati (2008) di pengaruhi

oleh beberapa variabel diantaranya kepuasan pelanggan (Priharmoko, 2003),

kualitas produk (Tjiptono, 2006), dan experiential marketing (Thomas, 2004).

Online word of mouth dalam berbagai bentuk dan media. Media

seperti Facebook, Blog, Twitter, dan website lainnya. Online word of mouth

pada bisnis hospitality seperti restoran lebih menjamur, berbagai bentuk, tidak

hanya online review, tetapi juga check in bersama caption atau testimoni kecil

dapat menjadi bentuk online word of mouth masa kini.

Schmitt (1999:) menyebutkan:

“If you start from scratch, the recommended sequence is the order in which I

discussed the SEMs in this book: SENSE FEEL THINK ACT RELATE. SENSE

attracts attention and motivates. FEEL creates an affectives bond and makes

Page 51: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

64

the experience personally relevant and rewarding. THINK adds a permanent

cognitive interest to the experience. ACT induces a behavioral commitment.

Loyalty, and a view to the future. RELATE goes beyond the individual

experience and makes it meaningful in a broader social context. “

Dapat disimpulkan artiannya, bahwa lima indikator experiential

sense, eel, think,act dan relate, memiliki peran secara berurutan dalam

membentuk pengalaman konsumen. Sense, menarik perhatian dan memotivasi.

Feel, menciptakan ikatan secara afektif dan membuat pengalaman pribadi yang

relevan dan bermanfaat. Think, menambahkan ketertarikan kognitif permanen

terhadap pengalaman. Act, menginduksi perilaku komitmen, loyalitas, dan

pandangan masa depan. Relate, melampaui pengalaman individual dan

membuatnya lebih bermakna dalam konteks sosial yang lebih luas.

Experiential marketing merupakan suatu pengembangan konsep untuk

menghadapi perubahan di pasar dengan melibatkan pelanggan secara

emosional dan psikologikal, menyentuh emosi mereka memberikan suatu

perasaan positif pada produk atau jasa, dan mengerti kebutuhan mereka.

Berdasarkan kerangka penelitian di atas maka dapat digambarkan

paradigma penelitian hubungan antara variabel experiential marketing dan

customer satisfaction, terhadap online word of mouth sebagai berikut :

Page 52: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

65

Gambar 2.1.

Model Konseptual Hubungan Antar Variabel

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, karena sifatnya sementara, maka perlu dibuktikan kebenaranya melalui

data empirik yang terkumpul. Rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010 :96)

Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:

H1 : Experiential marketing dan customer satisfaction berpengaruh signifikan

terhadap online word of mouth.

H2 ; Experiental marketing bepengaruh signifikan terhadap online word of mouth

PORTO restaurant

EXPERIENTALMARKETING (X1)

CUSTOMERSATISFACTION (X2)

ONLINE WORD of MOUTH(Y)

Page 53: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

66

H3 ; Customer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap online word of mouth

PORTO restaurant

Page 54: › xmlui › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUAN - repository.widyatama.ac.idonline. Internet kini tidak lagi hanya digunakan dengan menggunakan seperangkat

67