1
i ABSTRAK Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan interaksi sosial. Komunikasi tidak lagi sebagai penunjang aktivitas, tetapi sudah merupakan penentu gagal tidaknya suatu aktivitas, terutama aktivitas dalam sebuah organisasi. Ketakutan untuk berkomunikasi merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan. Kondisi seperti ini dapat menghambat keberlangsungan komunikasi diantara pengurus organisasi, sehingga komunikasi menjadi kurang efektif. Karena ada sebagian mereka yang terbuka dalam berkomunikasi dan ada pula yang sangat tertutup atau enggan untuk membuka diri. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa adanya keinginan untuk memperbaikinya, akan sangat berdampak pada kinerja pengurus. Alasan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah bahwa efektivitas komunikasi terutama komunikasi interpersonal sangat ditentukan oleh kualitas konsep diri seseorang. Komunikasi akan berlangsung efektif bila antara komunikator dan komunikan memiliki beberapa aspek pendukungnya, yaitu: keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini ialah: Pertama, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan keterbukaan pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Kedua, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan empati pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Ketiga, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan dukungan pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Keempat, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan rasa positif pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Kelima, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan kesetaraan pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Dengan mengambil sampel sebanyak 38 orang pengurus. Alat ukur yang digunakan untuk konsep diri berupa kuesioner yang dikonstruksikan berdasarkan dari teori Fitts dan kuesioner efektivitas komunikasi interpersonal dikonstruksikan berdasarkan dari teori Devito. Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel, maka digunakan metode korelasional, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Pada penelitian ini hubungan yang terjadi bersifat sederhana (simple correlation), karena hanya menghubungkan dua variabel saja. (Rakhmat, 1998:27). Data yang diperoleh berupa data ordinal, kemudian pengolahan data menggunakan “Uji Korelasi Rank Spearman”. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan efektivitas komunikasi interpersonal pengurus Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Dengan tingkat korelasi “cukup”, artinya hubungan tersebut bersifat positif.

abstrak komunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Komunikasi

Citation preview

Page 1: abstrak komunikasi

i

ABSTRAK

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan interaksi sosial. Komunikasi tidak lagi sebagai penunjang aktivitas, tetapi sudah merupakan penentu gagal tidaknya suatu aktivitas, terutama aktivitas dalam sebuah organisasi. Ketakutan untuk berkomunikasi merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan. Kondisi seperti ini dapat menghambat keberlangsungan komunikasi diantara pengurus organisasi, sehingga komunikasi menjadi kurang efektif. Karena ada sebagian mereka yang terbuka dalam berkomunikasi dan ada pula yang sangat tertutup atau enggan untuk membuka diri. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa adanya keinginan untuk memperbaikinya, akan sangat berdampak pada kinerja pengurus. Alasan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah bahwa efektivitas komunikasi terutama komunikasi interpersonal sangat ditentukan oleh kualitas konsep diri seseorang. Komunikasi akan berlangsung efektif bila antara komunikator dan komunikan memiliki beberapa aspek pendukungnya, yaitu: keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini ialah: Pertama, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan keterbukaan pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Kedua, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan empati pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Ketiga, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan dukungan pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Keempat, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan rasa positif pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Kelima, sejauhmana hubungan antara konsep diri dengan kesetaraan pengurus di Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Dengan mengambil sampel sebanyak 38 orang pengurus. Alat ukur yang digunakan untuk konsep diri berupa kuesioner yang dikonstruksikan berdasarkan dari teori Fitts dan kuesioner efektivitas komunikasi interpersonal dikonstruksikan berdasarkan dari teori Devito. Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel, maka digunakan metode korelasional, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Pada penelitian ini hubungan yang terjadi bersifat sederhana (simple correlation), karena hanya menghubungkan dua variabel saja. (Rakhmat, 1998:27). Data yang diperoleh berupa data ordinal, kemudian pengolahan data menggunakan “Uji Korelasi Rank Spearman”. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan efektivitas komunikasi interpersonal pengurus Badan Operasional Mentoring Pendidikan Agama Islam (BOM-PAI) Universitas Islam Bandung. Dengan tingkat korelasi “cukup”, artinya hubungan tersebut bersifat positif.