Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POLA KOMUNIKASI GURU AGAMA DALAM
MENANAMKAN NILAI AKHLAK SISWA DI SDN BINTARO
02 PAGI PESANGGRAHAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperolah Gelar Sarjana
Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)
Oleh
Iqbal Nasyarudin
NIM: 1110051000137
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017M
i
ABSTRAK
Iqbal Nasyarudin 111005100137
“Pola Komunikasi Guru Agama dalam Menanamkan Nilai Akhlak Siswa Di
SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan”
Pergaulan pada anak usia di tingkat sekolah dasar di era globalisasi ini sudah
pada tahap yang menghawatirkan. Krisis budi pekerti dan nilai-nilai religius
berpengaruh terhadap sikap dan psikologis anak-anak yang masih dibawah umur
terbawa dalam pergaulan bebas. Prilaku-prilaku buruk seperti kekerasan,
pembulian, bahkan melecehkan seks dalam ruang lingkup pergaulan anak usia dini
perlu menjadi sorot perhatian. Generasi angkatan muda akan menjadi penerus arah
masa depan bangsa dan negara.
Oleh karena itu pembentukan generasi muda mesti dipupuk dalam
pembentukan karakter dan moral. Dalam proses pembentukan karakter dan jati diri
generasi muda, sangat berhubungan erat dengan konstitusi pendidikan. Standar
kurikulum yang berkaitan dengan pembentukan akhlak mesti berkaitan dengan
nilai-nilai keagamaan yang mengacu pada al-Qur’an dan Hadits. Melalui
pembelajaran agama, siswa di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan diarahkan
menjadi pribadi yang baik dan memiliki budi pekerti yang luhur sehingga murid-
murid dapat mengaplikasikan pada kehidupan mereka sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka muncul pertanyaan,
bagaimana pola komunikasi guru agama dalam menanamkan nilai akhlak? Dengan
mengungkap, tentang pola komunikasi guru agama, kemudian ingin memperoleh
data yang menjadi faktor pendukung dan penghambat komunikasi guru agama.
Bagaimana pola komunikasi guru agama dalam menanamkan nilai akhlak siswa di
SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
Untuk menjawab perumusan masalah pada penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis metode kualitatif untuk menjabarkan bagaimana pola
komunikasi guru agama dalam menanamkan nilai akhlak terhapdap peserta didik
dan seberapa besarkah pengaruh pada akhlak peserta didik melalui pola komunikasi
yang telah dilakukan oleh guru agama di SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan.
Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti pada pola komunikasi guru agama
dalam menanamkan nilai akhlak siswa di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan
dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci
Dari data yang dikaji lwat pola komunikasi guru gama dalam mennamkan
nilai akhlak siswa di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan, diperoleh beberapa data,
yakni: pola komunikasi yang memberikan gambaran penyampaian pesan guru
terhadap murid, komunikasi pribadi gambaran komuikasi guru dan murid. Dari
analisis komunikasi kelompok adalah dalam proses belajar mengajar di dalam kelas
adalah komunikasi kelompok kecil.
ii
KATA PENGENTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakhatuhu
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT sebagai Rabb, pembina da pendidik manusia, yang menurunkan agama yang
hak. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW pembawa misi risalah rabaniyah, dan menaburkan benih-benih
Islamiyah di atas persemaian jiwa umat manusia. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, sekalipun penulis terus berusaha semaksimal mungkin, menurut
kemampuan yang penulis miliki. Namun demikian atas ijin Allah SWT dan bantuan
berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih atas bimbingan
yang telah diberikan. Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. Arief Subhan, MA,
Wakil Dekan I, Suprapto, M.Ed. Ph.D, Wakil Dekan II, Dr. Roudhonah,
M.Ag, Wakil Dekan III, Dr.H. Suhaimi, M. Si.
2. Bapak Drs. Masran, M.Ag dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku ketua dan
sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
iii
3. Ibu Umi Musyarofah, M.A, selaku pembimbing penulis yang telah ikhlas
meluangkan waktu, mencurahkan pikiran dan perharian untuk memerikan
bimbingan, petunjuk, saran dan sebagainya dalam penulisan skripsi ini.
4. Selaku pembimbing Akademi KPI E 2010 yang selalu mendengarkan keluh
kesah saya dan pengarahannya dari semester 1 sampai saat ini.
5. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah memeberikan pengetahuan dan pengalaman berharga sehingga
peneliti dapat meneyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Para petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
fasilitas dan memudahkan peneliti dalam meminjam buku referensi.
7. Kepada kedua orangtua tercinta ayahanda H. Abuddin (Alm) dan ibunda Hj.
Syadiah Rosyadah yang telah mencurahkan seluruh kasih dan sayang, serta
ikhlas mengasuh, membimbing, mendoakan.
8. kepada keluarga besar, kakak saya Ima Rahmawati beserta adik saya
Syahrul Majmudin yang telah membberikan dukungan, semangat,
keceriaan, yang tidak akan pernah terganti. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi.
9. Tri Wahyuningsih yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
menemani.
iv
10. Teman seperjuangan seluruh anak KPI dan terutama KPI E 2010 yang telah
memberikan semangat, pengalaman, dan kenangan yang luar biasa.
11. Teman-teman KKN ANJAS desa Kronjo Kampung Bakung Tangerang
yang telah memberikan kesan dan penalaman yang menyenangkan. Semoga
semua bantuan dan doa yang telah diberikan kepada peneliti akan
menjadi amal ibadah dan mendapatkan alasan yang berlimpah dari Allah SWT.
Peneliti mohon maaf apabila tanpa sengaja melakukan kesalahan dalam penulisan
ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca Amin Ya Rabbal’alamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuhu
Jakarta, 15 April 2017
Iqbal Nasyarudin
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... Ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 6
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pola Komunikasi ………………………………… 11
B. Macam-macam Pola Komunikasi …………………………… 17
C. Ruang Lingkup Komunikasi ………………………………… 23
D. Tujuan Komunikasi ………………………………………… 24
E. Teknik Komunikasi ………………………………………… 24
F. Akhlakulkarimah ………………………………………... 26
vi
BAB III GAMBARAN UMUM SDN 02 PAGI PESANGGRAHAN
A. Latar Belakang Sejarah ………………………………. 34
B. Visi, Misi, Motto dan Tujuan ………………………………. 35
C. Profil SDN 02 Pagi Pesanggrahan ………………………….. 36
D. Program Kegiatan ………………........................................... 40
E. Anggota Dewasa ………………………………………… 42
F. Kehumasan dan Komunikasi ………………………………. 44
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID
A. Pola Komunikasi Guru Agama Dalam
Menanamkan Nilai Akhlak
…………………...... 51
B. Penerapan Nilai-nilai Akhlak yang Baik
dalam Kehidupan Sehari-hari
…………………… 63
C. Tujuan Pembinaan Akhlak …………………………….... 70
D. Faktor Pendukung dan Penghambat ……………………………….. 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 74
B. Saran ………………………………………………………… 75
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 77
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, banyak sekali para remaja khususnya kaum pelajar
yang terbawa dalam arus pergaulan yang tidak sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat, seperti tawuran, seks bebas, narkoba, dan lain
sebagainya. hal ini disebabkan karena secara psikologisjiwa anak remaja masih
sangat labil.
Dalam hal ini pengetahuan agama harus selalu disampaikan dan
diingatkan kepada para remaja khususnya kaum pelajar. Oleh karena itu, dalam
lembaga pendidikan selain pencapain standar kurikulum, penerapan nilai-nilai
keislaman juga sangat penting diperhatikan oleh pihak sekolah atau lembaga
pendidikan. Hal tersebut bertujuan untuk membiasakan murid-murid
bertingkah laku sesuai dengan norma agama yang berlaku dalam kehidupan
sehari hari agar para siswa tidak mengalami penyimpangan perilaku.
Penerapan nilai-nilai keislaman dapat diterapkan melalui metode
pengajaran terhadap berbagai bidang yang mencontohkan sikap ataupun aturan
yang baik, khususnya bidang pengetahuan akhlak. Tentu akan menjadi suatu
acuan yang mendukung para murid yang beretika lebih baik. Oleh karena itu
lembaga pendidikan dalam hal ini khususnya SDN Bintaro 02 Pagi
Pesanggrahan sangat berperan penting dalam menerapkan nilai-nilai keislaman
pada diri murid-muridnya.
2
Walaupun demikian, masih saja ada diantara murid-murid yang
memerlukan perhatian yang lebih dari gurunya, hal itu disebabkan karena
pergaulan disekitarnya baik dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan
sekolah SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan, misalnya merokok, bertutur kata
yang tidak sopan, dan sebagainya. Padahal dimasyarakat hal tersebut tidak
dibenarkan, terlebih mereka adalah anak-anak murid yang berasal dari sekolah
yang SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan.
SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan bertempat di Jl. Bintaro Permai III
No. I Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan. SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan
ini merupakan salah satu lembaga pendidikan dengan muatan ajaran islami. Dan
merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peranan penting dalam
menyampaikan ahlak-akhlak yang baik. Serta merupakan media dalam
penerapan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.1
Lembaga pendidikan ini selalu berusaha meningkatkan kualitas dalam
pendidikannya. Bukan hanya pada akademik saja, tetapi juga pada sarana dan
prasarana, program kegiatan yang dapat menunjang kualitas pada murid. Dalam
hal ini banyak sekali program kegiatan yang dapat menunjang kualitas pada
murid. banyak sekali program kegiatan yang diadakan pihak sekolah guna
menambah pengetahuan khususnya bidang Akhlak dan Agama. Misalnya dalam
program pembelajaran terdapat program matrikulasi Al quran dan praktik
Agama. Sedangkan dalam program penunjang pembentukan karakter terdapat
1Observasi Langsung ke Kepala Sekolah Bapak Sugeng S.pd di SDN Bintaro 02 Pagi
Pesanggrahan.Desember 2015 - Januari 2016
3
pula program Tadarus Al quran dan praktikum agama.
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia akan saling berintraksi
dengan makhluk lainnya untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Untuk
saling berintraksi, maka manusia memerlukan sarana yaitu komunikasi agar
hubungannya dapat berjalan ssesuai dengan keinginannya.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, ini dapat
dibuktikan dalam sebuah penelitian bahwa 70 % waktu bangun manusia
digunakan untuk berkomunikasi. Bukan saja disebabkan karena kemajuan
teknologi yang menuntut demikian, tapi juga karena hasrat dasar manusia itu
sendiri untuk dapat bersosialisasi dengan sesamanya. Manusia adalah makhluk
sosial, tidak dapat hidup sendiri melainkan satu sama lain saling membutuhkan.
Sudah disepakati juga bahwa fungsi umum komunikasi adalah informatif,
edukatif, persuasif dan rekreatif.2
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi merupakan
bagian dari kehidupan itu sendiri. Karena manusia melakukan komunikasi
dalam setiap kehidupannya, dimanapun dan kapanpun.
Komunikasi memiliki fungsi tidak hanya sebagai pertukaran informasi
dan pesan, tetapi juga sebagai kehidupan individu dan kelompok mengenai
tukar menukar data, fakta dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan
informasi yang disampaikan oleh seorang komunikan dapat diterima dan
dipahami dengan baik oleh seorang komunikator, maka seorang komunikan
2Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung; CV. Mandar Maju, 1981), h.6
4
perlu menetapkan pola komunikasi yang baik pula.3
Pada umumnya fungsi komunikasi itu untuk memberi dan menerima
informasi, memberi pendidikan, mempengaruhi dan menghibur.4 Pendidikan
juga termasuk komunikasi, karena didalamnya terdapat komponen yang
merupakan unsur ilmu komunikasi, yaitu komunikator (pengajar), pesan (materi
yang disampaikan), dan komunikan (murid).
Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui apakah fungsi komunikasi
tersebut sudah dipahami oleh sebagian besar murid-murid dan apakah sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang berkaitan dengan nilai-
nilai keislaman.
Sebagai mana dikatakan oleh Wilbar Schramm bahwa komunikasi
didasarkan atas hubungan (intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada
informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi tatap
muka (face to face communication).5
Sama halnya dengan pendidikan disekolah, pada umumnya pendidikan
berlangsung secara tatap muka antara guru dengan muridnya yang berada dalam
kelas ataupun bukan didalam kelas. Komunikasi yang dilakukan biasanya
menggunakan komunikasi kelompok, tetapi komunikasi tersebut bisa menjadi
komunikasi antar personal. Misalnya apabila ada murid yang berkonsultasi
3 Asnawir dan Basyirudin Ustman, Media Pembelajaran, (Jakarta:Ciputat press, 2002).
4Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta Press,2007), Cet. Ke-11, h. 52-53.
5 Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: CV. Mandar Maju,
1998), h. 59
5
kepada salah satu gurunya tentang suatu hal yang menjadi masalah pribadinya
dan sebuah kasus yang terjadi di SDN Bintaro 02 Pagi Pesangrahan yaitu
seorang siwa yang menonton video dewasa saat di sekolah, maka guru agama
akan melakukan komunikasi antar personal kepada siswa tersebut .
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian, sehingga penulis memilih judul “Pola komunikasi
Guru Agama Dalam Menanamkan Nilai Akhlak Siswa Di SDN Bintaro 02
Pagi Pesanggrahan’’.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sehubungan dengan luasnya masalah yang ada, maka dalam penulisan
skripsi ini penulis membatasi pada pola komunikasi guru dan murid dalam
kegiatan belajar mengajar di SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan pada kelas IV
dan kelas V Tahun ajaran 2015/2016 dalam menanamkan nilai akhlak siswa.
Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan pokok masalah skripsi ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana pola komunikasi guru agama dan murid dalam menanamkan
nilai akhlak siswa di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
2. Bagaimana murid menerapkan nilai-nilai Akhlak dalam kehidupan sehari-
hari di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
3. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat Komunikasi
dalam penerapan nilai-nilai Akhlak murid di SDN 02 pagi Pesanggrahan?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui pola komunikasi guru agama dan murid dalam
menanamkan nilai akhlak siswa di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan.
b. Ingin mengatahui bagaimana murid menerapkan nilai-nilai Akhlak
dalam kehidupan sehari-hari di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan
c. Inging mengetahui Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan
penghambat Komunikasi dalam penerapan nilai-nilai Akhlak murid di
SDN 02 pagi Pesanggrahan
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat akademis
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan
dokumentasi ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran pada
lembaga pendidikan serta dapat menambah wawasan bagi pembaca
dalam memperkaya kajian ilmu komunikasi.
b. Manfaat praktis
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang
berguna bagi pembaca, khususnya para guru dalam mendidik murid-
muridnya.
7
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode yang peneliti gunakan disini adalah dengan metode
kualitatif. Penulis menggunakan metode kualitatif karena metode kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci.6
Dalam penelitian ini penulis melilai pendekatan penelitian
kualitatif sangat relevan dengan penelitian yang penulis buat karena
pendekatan penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan
dan memahami sesuatu dibalik Fenomena yang sama sekali belum
diketahui, baru sedikit diketahui dan memberikan rincian yang kompleks
tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis pada bulan Desember 2015, di
SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan. Jln Bintaro Permai III, Kec.
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12330, No Tlp. (021)73887585
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Sekolahan SDN Bintaro 02 Pagi
6 Ridwan, BelajarMudahPenelitian, (Bandung: Alfabeta, 2004),h. 51
8
Pesanggrahan yang didalamanya terdapat guru serta karyawan/Staff di
sekolah yang dapat di jadikan sumber informasi dalam penelitian ini. Objek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI.
4. Sumber Data
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Sampling
random pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
a. Data Primer, data yang langsung berkaitan dengan objek penelitian
yang menjadi data primer adalah perorangan, kelompok, dan guru-guru
yang terlibat dalam proses pembelajaran.
b. Data Sekunder, digunakan untuk mendukung data primer dalam hal ini
peneliti menggunakan data sekunder berupa dokumentasi, yaitu hal-hal
yang berkaitan dengan pola komunikasi guru agama seperti: buku
pelajaran agama, media, dan lain-lain.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif ini, teknik pengumpulan data yang
peneliti gunakan diantaranya yaitu:
a. Wawancara Mendalam
9
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman atau (guide)
wawancara, penulis melakukan wawancara dengan Bapak Maman,
Bapak Mansur, Ainur Rohmah siswa kelas 5B, Siti Maisaroh siswa
kelas 5B, Khusnul Khotimah siswa kelas 5B. M.Rizza Kelas 5B.
b. Observasi
Obervasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya
selain panca indra lainnya seperti telinga, mulut dan kulit. Yang
dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini
dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun
dari pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.
Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mendatangi
langsung lokasi penelitian, kemudian mengamati proses komunikasi
yang terjadi disekitar lokasi penelitian khususnya yang berkenaan
dengan nilai-nilai akhlak.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses pengumpulan dan pengambilan data
berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, dokumentasi
10
ataupun arsip-arsip milik SDN 02 Pagi Pesanggrahan jakarta atau pun
tulisan-tulisan lain yang berkenaan dengan penelitian ini.
E. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan
untuk meyakinkan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil plagiat
dari skripsi sebelumnya. Berikut ini judul skripsi yang dijadikan tinjauan
pustaka:
1. Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Antara Guru Agama dan Murid di
SMP An-Nurmaniyah Ciledug Tangerang’’ karya Laily Syahidah tahun
2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pola
komunikasi guru dalam belajar mengajar di SMP An-Nurmaniyah, sebatas
hanya pada guru agama dan murid di dalam kelas 3.
2. Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi dalam Pembinaan Akhlak Siswa
MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan” karya Agus Ratina tahun
2008, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, peneliti ini terdiri dari Lima Bab
penulisan, yang perinciannya sebagai berikut:
11
BAB 1 PENDAHULUAN
Yang berisi tentang , latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II ini, penulis membeberkan pengertian pola komunikasi,
macam-macam pola komunikasi, sifat komunikasi, tujuan
komunikasi, teknik komunikasi, fungsi komunikasi, pengertian nilai
akhlak serta materi nilai-nilai akhlak.
BABIII GAMBARAN UMUM SDN BINTARO 02 PAGI
PESANGGRAHAN
Menjelaskan tentang gambaran umum subjek penelitian yang terdiri
dari latar belakang sejarah berdirinya SDN 02 Pagi Pesanggrahan
Jakarta, visi misi motto dan tujuan SDN 02 Pagi Pesanggrahan,
profil SDN 02 Pagi Pesanggrahan, program kegiatan SDN 02 Pagi
Pesanggrahan, dan setruktur organisasi SDN 02 Pagi Pesanggrahan.
BAB IV ANALISA DATA
Pada bab IV ini, menjelaskan tentang analisis pola komunikasi guru
dan murid di SDN 02 Pagi Pesanggrahan meliputi penyajian data-
data yang diperoleh dari hasil penelitian berikut analisisnya. Yaitu
tentang pola komunikasi guru dan murid dalam penerapan nilai-nilai
12
akhlak di SDN 02 Pagi Pesanggrahan, serta faktor pendukung dan
penghambat komunikasi dalam penerapan nilai-nilai akhlak murid.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pola Komunikasi
Pola dan Komunikasi merupakan dua kata yang mempunyai
keterkaitan makna, dimana salah satu kata tersebut mendukung makna yang
lainnya.Kata ‘’pola’’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia7 artinya bentuk
atau sistem. Cara atau bentuk (struktur) yang tetap yang manaPola dapat
dikatan cotoh atau cetakan. Sedangkan kata ‘’pola’’ dalam Kamus Ilmiah
Populer artinya model, contoh atau pedoman (rancangan)8.‘’pola’’ dapat
dikatakan juga dengan model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek yang
mengandung Kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara unsur-
unsur pendukungnya.9
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa pola adalah gambaran, rancangan atau bentuk suatu komunikasi yang
dapat dilihat dari jumlah komunikannya. Pada pembahasan ini, makna pola
lebih tepat diartikan sebuah bentuk, karena memiliki keterkaitan dengan kata
yang dirangkulnya.
7Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), h. 778 8Puis A. Partanto dan M. Dahlan AL-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994 ), h.605. 9Dikutip dari Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, Gramedia Widiasavina:
2004), h. 9.
12
Sedangkan kata Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicate
yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, Informasi, pikiran, gagasan dan
pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan
mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik(feedback).10
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Komunikasi secara etimologi
diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita.11Ada banyak
pendapat pengertian tentang Komunikasi dari para ahli Komunikasi,
diantaranya:
1. Menurut Astrid. S. Susanto, kata komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu
communication,secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa Latin
yaitu communicare yang berarti “partisipasi atau memberitahukan”.12
2. Menurut Onong Uchjana Effendy, yang mengatakan bahwa istilah
Komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris communication yang
bersumber dari bahasa latin communicatio yang berarti pemberitahuan
atau pertukaran pikiran. Maka hakiki dari communicatio ini adalah
communis yang berarti sama atau kesamaan arti.13
3. Menurut Dedy Mulyana, Komunikasi adalah proses berbagi makna
melalui prilaku verbal dan nonverbal.14
10A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001 h. 35 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), h. 454 12 Astrid. S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina cipta, 1947),
h. 67. 13 Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bina Cipta, 1998),Cet. Ke-
3, h.1 14 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3.
13
4. Menurut James, Komunikasi adalah perbuatan penyampaian suatu
gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.15
5. Menurut Arni Muhammad, Komunikasi adalah suatu proses dimana
individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, dalam kelompok,
dalam organisasi, dan dalam masyarakat guna memberikan suatu
informasi.16
6. Menurut Harold Laswell yang dikutip oleh Deddy Mulyana, cara yang
baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: Whom With What Effect ? Atau Siapa
Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh
Bagaimana?17
7. Wilbar Schramm mengatakan bahwa komunikasididasarkan atas
hubungan (Intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada informasi
yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi tatap muka
(Face to face communication).18
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang diberikan komunikator dan
mendapat respon dari komunikan dengan atau tanpa menggunakan media
sebagai alatnya. Sedangkan pola komunikasi itu sendiri merupakan gabungan
dua kata antara pola dan komunikasi, sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah
15 James G. Robbins, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet.
Ke-4, h. 1 16 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. Ke-4, h.
3 17 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 62. 18 Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: CV. Mandar
Maju, 1998), hal. 59
14
bentuk penyampaian suatu pesan yang sistematis oleh seorang dengan
melibatkan orang lain.
Sebelum kita mengetahui bentuk sebuah pola komunikasi apa yang
diterapkan dalam sebuah komunitas baik secara individu maupun organisasi,
maka kita perlu melihat proses komunikasinya, karena pola komunikasi
tersebut terlahir dari berbagai proses komunikasi sehingga keduanya tidak
dapat dipisahkan, karena menjadi sebuah kesatuan. Tanpa kita melihat proses
komunikasi yang terjadi dalam sebuah aktifitas komunikasi maka kita tidak
dapat mengetahui pola komunikasi apa yang digunakannya.
Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi
dua tahap, yaitu primer dan sekunder.
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa yang secara langsung mampu menterjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang disampaikan kepada komunikan,
ini berarti ia memformulasikan pikiran atau perasaannya kepada bahasa yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran
komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan komunikator itu. Itu berarti
15
ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator
tadi dalam konteks pengertiannya.
Yang penting dalam proses penyandiannya (coding) itu bahwa
komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat mengawa-sandi (decoding)
hanya kedalam kata bermakna yang pernah diketahui dalam pengalamannya
masing-masing. Karena komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komuikan, dengan kata lain komunikasi
adalah proses membuat sebuah pesan setala (tuned) bagi komunikator dan
komunikan.
Dari pada itu sudah terbiasa pula kita memperoleh umpan balik baik
dari perasaan kita sendiri maupun dari seorang komunikan yang menjadi
penerima pesan kita. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu
memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat dengan segera mengubah gaya
komunikasinyadiakal ia mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan
bersipat negatif.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seperti
yang telah diterangkan di atas pada umumnya bahasa yang banyak digunakan
dalam komunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan
16
pikiran, ide, pendapat dan sebagainya, baik mengenai hal yang abstrak maupun
yang konkrit.
Namun pada akhirnya sejalan dengan berkembangnya masyarakat
beserta peradaban dan kebudayaan. Komunikasi mengalami kemajuan dengan
memadukan berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan
berwarna. Akan tetapi oleh para ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan dan
efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang
bersifat informatif. Menurut mereka yang efektif dan efisien dalam
menyampaikan pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangka
acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses
komunikasinya umpan balik berlangsung seketika dalam arti kata komunikator
mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu juga.19
Bagan/ skema Proses Komunikasi20
19 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1990), h. 11-16. 20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 18.
Masage
Noise
Enkoding
Decodin
g
Sender Receiver
Feed Back Response
17
Unsur komunikasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seorang atau
sejumlah orang.
b. Encoding:penyandian, yaitu proses pengalihan fikiran ke dalam bentuk
lambang.
c. Massage: pesan yang merupajan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator.
d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan.
e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikasi menetpkan
makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f. Reciever: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g. Feedback:umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
h. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan komunikator kepadanya.
B. Macam-macam Pola Komunikasi
Yang dimaksudkan dengan tatanan komunikasi adalah proses
komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah suatu orang, sekelompok
orang atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar, berdasarkan
situasi komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk
18
sebagai berikut, yaitu Komunikasi Pribadi (personal communication),
komunikasi kelompok (group communication), dan komunikasi massa (mass
communication).21
a. Komunikasi Pribadi (personal communication)
Komunikasi pribadi (personal communication) adalah komunikasi
seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun
sebagai komunikan. Komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, yakni :
b. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication)
Komunikasi intrapersonal menurut Sasa Djuarsa adalah proses
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang jadi pusat perhatian
adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami
seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya.22
Menurut Wilbur Schramm, yang dikutip oleh Phil.Astrid S. Susanto,
bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk mengambil
keputusan menerima atau menolaknya, akan mengadakan terlebih dahulu
suatu “Komunikasi dengann dirinya” (proses berfikir). “Komunikasi
dengan diri” ataupun proses berfikir, khususnya menimbang untung rugi
usul yang diajukan oleh komunikator, hal inilah yang oleh Wilbur
Schramm diberi nama komunikasi intrapersonal.23
21 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Falsafat Komunikasi, (Bandung, PT. Citra
Adtya Bhakti, 2003), h. 57. 22 Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), Cet. Ke-9, h.
125. 23Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta,
1998), Cet. Ke-3, h. 7.
19
c. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)
Menurut Effendy, yang dikutip oleh Alo Liliweri bahwa pada
hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seseorang
komunikator dengan seseorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut
dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku
manusia berhubungan prosesnya yang dialogis.24
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya.
Komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah
sikap, kepercayaan, opini dan prilaku komunikan. Alasannya
adalahkomunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka
(face to face).25
Menurut Barnlund ada beberapa ciri khas dalam komunikasi antarpribadi,
yaitu: 26
1) Selalu terjadi secara spontan;
2) Tidak mempunyai struktur yang teratur dan diatur;
3) Terjadi secara kebetulan;
4) Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu;
5) Dilakukan oleh orang-orang yang identitas keanggotaan yang kadang-
kadang kurang jelas; dan
24 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), Cet. Ke-
2, h. 12. 25 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Falsafat Komunikasi, h. 61. 26 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, h. 12-13.
20
6) Bisa terjadi sambil lalu.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi
pribadi yaitu komunikasiyang terjadi pada diri seseorang maupun pada diri
orang lain yang terjadi dengan tidak direncanakan.
d. Komunikasi Kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi
yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang
yang jumlahnya lebih dari dua orang.27
Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena:
a) Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dengan jumlah yang lebih
besar pada tatap muka.
b) Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana
sumber mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi
sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa
karena waktu terbatas dan khalayak relatif besar.
c) Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan
spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi
kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat
akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahan dan ceramah
27 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 75.
21
dengan khalayak besar. Dengan kata lain komunikasi sosial
antara tempat, situasi dan sasarannya jelas.28
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa
komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi pada saat jumlah
komunikannya lebih banyak daripada komunikasi pribadi, dan komunikasi
tidak terjadi begitu saja, semua telah terencana sehingga komunikasi yang
dilakukan menjadi terarah.
e. Komunikasi Massa (mass communication)
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication)
ialah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar,
majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga
atau orang yang dilembagakan. Yang ditunjukan kepada sejumlah besar
orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesannya
bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya
media elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan
komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk
mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.29
Menurut Zulkarnaen Nasution dalam bukunya yang berjudul
Sosiologi Komunikasi Massa mengatakan bahwa komunikasi massa adalah
proses penyampaian pesan atau informasi yang ditujukan kepada khalayak
28 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet.
Ke-2, h. 33-34. 29 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 75
22
massa dengan karakteristik tertentu. Sedangkan media massa hanya sebagai
salah satu komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya
proses yang dimaksud.30
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa
dirumuskan Bither yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat bahwa komunikasi
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (mass communication is message communicated
through a mass medium to a large number of people).31
Untuk memahami Komunikasi lebih jauh, dan yang
membedakannya dengan komunikasi kelompok dan komunikasi
antarpribadi, ada beberapa ciri komunikasi massa:
a) Orang-orang yang ikut komunikasi atau menjadi komunikan (publik,
khalayak, audience) sangat banyak jumlahnya.
b) Audience/Khalayak/publik yang terlibat komunikasi itu tersebar
dimana-mana (diberbagai wilayah/daerah). Seandainya pun berada
disuatu tempat, maka publik atau audience ini sangat beraneka ragam.
c) Hal-hal yang disampaikan (topik yang dibicarakan) bersifat umum dan
mengangkut kepentingan orang banyak.
d) Besar kemungkinan tidak terdapat minat dan kepentingan yang sama
diantara masing-masing orang dikalangan publik atau audience.
30 Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka),
h.35 31 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.
Ke-23, h. 188.
23
e) Sebagian besar atau bahkan keseluruhan dari publik atau audience tidak
saling kenal.32
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang terjadi pada orang yang jumlahnya sangat
banyak dengan menggunakan media sebagai alat untuk mendukung proses
komunikasinya.
C. Lingkup Komunikasi
Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan
meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup
(Scope)-nya dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi
berdasarkan konteksnya.33
a. Sifat komunikasi, ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal (verbal communication)
2. Komunikasi lisan (oral communication)
b. Komunikasi tulisan (written communication)34
1. Komunikasi Ninverbal (nonverbal communication)
2. Komunikasi gial (gestural/body communication)
3. Komunikasi gambar (pictorial communication)
4. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
32 Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional, (Bandung,
Refika Aditya, 2005), Cet. Ke-1, h. 13. 33 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teory dan Filsafat Komunikasi, h. 52. 34 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teory dan Filsafat Komunikasi, h. 53
24
5. Komunikasi bermedia (mediated communication).35
D. Tujuan Komunikasi
a. Social Chang, perubahan sosial. Seseorang mengadakan komunikasi
dengan orang lain, diharapkan adanyha perubahan sosial dalam
kehidupannya, seperti halnya kehidupannya akan lebih baik dari sebelum
berkomunikasi.
b. Attitude change, perubahan sikap. Seseorang berkomunikasi juga ingin
mengadakan perubahan sikap.
c. Opinion change, perubahan pendapat. Seseorang dalam berkomunikasi
mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan pendapat.
d. Behavior change, Perubahan prilaku. Seseorang berkomunikasi juga
ingin mengadakan perubahan prilaku.
E. Teknik Komunikasi
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani “technikos” yang berarti
keterampilan atau keperigelan.36 Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang
dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi:37
a. Komunikasi Informatif, yaitu memberikan keterangan-keterangan
(fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan
keputusan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif justru lebih
35 Roudonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 54 36 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Rosda Karya, 2007), h.
55. 37 Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 32.
25
berhasil dari persuasif, misalnya jika audiensi adalah kalangan
cendikiawan.
b. Komunikasi persuasif, yaitu berisikan bujukan. Yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini atas kehendak
sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran
sendiri.
c. Komunikasi instruktif/koersif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat
memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi apabila
terlaksanakan.Bentuk yang terkenal dari penyampaian model ini adalah
agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin
dan ketakutan dikalangan publik (khalayak). Koersif dapat berbentuk
perintah-perintah, intruksi dan sebagainya.
d. Hubungan manusiawi, yaitu bila ditinjau dari ilmu komunikasi
hubungan manusiawi itu termasuk kedalam komunikasi antar personal
(interpersonal communication), sebab berlangsung pada umumnya
antara lain dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan
manusiawi itu komunikasi karena bersifat action oriented, mengundang
kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang.38
e. Mass Information, yaitu untuk memberi dan menerima informasi
kepada khalayak. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan
dan diterima.
38 Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar, h. 100.
26
f. Mass Education, yaitu untuk memberi pendidikan. Biasanya fungsi ini
dilakukan oleh guru kepada muridnya untuk meningkatkan
pengetahuan atau oleh siapa saja yang mempunyai keinginan untuk
memberi pendidikan.
g. Mass Persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini bisa dilakukan
oleh setiap orang atau lembaga yang mencari dukungan.
h. Mass Entertainment, yaitu untuk menghibur. Biasanya dilakukan oleh
amatir radio, televisi ataupun orang yang mempunyai profesional
menghibur.39
F. Akhlakulkarimah
a. Definisi akhlakul karimah
Islam menanamkan akhlak pada posisi penting yang harus
dipegang teguh oleh para pemeluknya. Bahkan, tiap aspek dari ajaran
agama Islam selau berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak
yang mulia (Akhlakulkarimah).
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa
arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk, khulk di dalam kamus Al-
Munjid berarti budi pekerti, rangai, tingkah laku, atau tabiat.40
Baik kata akhlak atau khulek keduanya dijumpai pemakaiannya
dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:
39 Roudonah, Ilmu Komunikasi, h. 52. 40 Asmaran As., Pengantar Ilmu Akhlak (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,1994), Cet,
h.2.
27
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti
yang agung”. (QS. Al-Qalam, 68:4).
Di dalam Al-Mu’jam Al-Wasit disebutkan definisi akhlak ialah
sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.41
Kata Akhlakul Karimah berasal dari bahasa arab yang berarti budi
pekerti mulia atau tingkah laku mulia. Dalam Al-munjid kata akhlak
adalah kata jamak yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku”. Dan
akhlakul karimah berarti “akhlak mulia atau tingkah laku mulia”. Di dalam
Al-mujam Al-Wasit disebutkan akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam
jiwa, yang dengannnya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk
tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan.42
Sedangkan aklhlakul karimah menurut Abdullah adalah tingkah
laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang
kepada Allah. Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang
terpuji.43
Diantara perbuatan baik adalah pergaulan yang baik, perbuatan
mulia, perkataan yang lembut, menjamu tamu, menyebarkan salam,
41 Asmaran As., Pengantar Ilmu Akhlak (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,1994), Cet,
h.2. 42 Heny Narendrany Hayati ,Pengukuran Akhlakul Karimah mahasiswa,(Jakarta: UIN
Jakarta Press,,2009),h.7. 43 Drs. M.Yatimin Abdullah, MA,Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-
Qur’an,(Jakarta:AMZAH.2007) cet I,h.40.
28
mengunjungi orang muslim yang sakit, mengantarkan jenazah orang
muslim, bersikap baik kepada tetangga, menghormati orang tua,
memenuhi undangan makan dan mendoakannya, mendamaikan diantara
manusia yang bertikai, bermurah hati, memulai salam, menahan amarah
dan memaafkan kesalahan manusia.
Akhlak Rasulullah menjadi panutan atau pedoman bagi manusia
sejak dulu hingga sekarang. Sifat beliau merupakan tawaran bagi anggota-
anggota masyarakat, dan pimpinan beliau menjadi sumber ilham kebaikan
bagi umat Islam sejak dahulu sampai sekarang.Dari keseluruhan definisi
diatas tampak tidak ada yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan
antara yang satu dengan lainnya dan saling melengkapi.
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan akhlakul karimah atau akhlak
yang mulia adalah tingkah laku, perbuatan yang muncul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, dan kebiasaan yang
mendorong untuk melakukan hal-hal yang baik tanpa berpikir dan penuh
pertimbangan lebih dahulu.
b. Macam-macam Akhlakul Karimah
Akhlakul karimah telah banyak dicontohkan oleh Rasulullah
Muhammad S.A.W. dalam kehidupan sehari-harinya, berinteraksi sosial,
berinteraksi dengan alam, dan bahkan berinteraksi dengan Sang
Penciptanya.
29
Akhlakul karimah atau akhlak yang mulia yang amat banyak
jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan
manusia dengan manusia. Akhlak mulia itu dapat dibagi menjadi tiga
bagian.44Berikut uraiannya:
1) Akhlak Terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-
sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia,
malaikat pun tidak akan mampuh menjangkau hakikat-Nya.
2) Akhlak yang Baik Terhadap Diri Sendiri
Selaku individu manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan
segala kelengkapan jasmaniah dan rohaniahnya. Berakhlak baik pada
diri sendiri dapat diartikan menghargai menghormati, menyayangi
dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa
dirinya sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggung
jawabkan dengan sebaik-baiknya, misalnya: hindari minuman
beracun/keras, hindarkan perbuatan yang tidak baik, memelihara
kesucian jiwa dan pemohon maaf, sikap sederhana dan jujur, serta
menghindari perbuatan tercela.
3) Akhlak yang Baik Terhadap Sesama Manusia
Manusia adalah sebagai makhluk sosial yang kelanjutan
eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada
44 Prof. H. Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat, (Jakarta:CV
Karya Mulia,2001) Cet I, h.43-45.
30
orang lain. Untuk itu ia perlu menciptakan suasana yang baik, bekerja
sama, saling tolong menolong dengan orang lain, dan satu sama
lainnya saling berakhlak baik.
Batasan-batasan akhlak di dalam agama Islam, baik akhlak
terhadap Sang Pencipta, sesama manusia maupun terhadap alam telah
ditentukan oleh al-Quran dan al-Hadits sehingga manusia dapat
menjadikan kedua sumber tersebut sebagai pedoman dalam
berakhlak. Lebih tegasnya, bahwa yang menjadi landasan dan sumber
ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menetapkan
mana yang baik dan mana yang buruk ialah al-Qur’an dan al-Hadits.
c. Perintah ber-akhlaqul Karimah
Perintah ialah suatu yang wajib dilakukan, secara individu
maupun kelompok. Perintah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
pertama, perintah dari Allah. Kedua, perintah dari manusia. Perintah dari
Allah yaitu perintah melaksanakan agama secara kaffah berupa syariat,
hukumnya wajib dilaksanakan.45
Perintah berakhlakul karimah dalam al-quran adalah sebagai
berikut:
Artinya:Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
45 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH.
2007), h.193.
31
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
(QS.Al-Ahzab:21)
d. Tujuan dan fungsu pembinaan akhlak
Tujuan pembinaan ahlak sebenarnya ialah mengembangkan
potensi akhlak itu sendiri melalui pembinaan di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Potensi yang dikembangkan sudah pasti adalah potensi yang
baik.
Adapun tujuan pembinaan akhlak secara spesifik telah
dirumuskan oleh para ahli Psikologi Islam, diantaranya sebagai berikut:
1. Menurut Mohammad Atiyah Al-Abrasyi mengatakan “Tujuan pembinaan
akhlak membentuk manusia bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam
perkataan dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, berperangai, bersifat
bijaksana, ikhlas, jujur dan suci.46
2. Mohammad Ali Hasan mengatakan bahwa “Tujuan pembinaan adalah agar
setiap orang berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat
istiadat yang baik yang sesuai dengan perilaku Rasulullah serta ajaran
Islam.47
46 Mohammad Atiyah Al-Abrsy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terjemah.H
Butsami dan A.Ghani (Jakarta: Bulan Bintang. 1984). Cet.Ke-4.h.104. 47 Mohammad Ali Hasan, Tuntutan Akhlak (Jakarta: Bulan Bintang, 1978). Cet ke-1,
h.11.
32
Menurut pendapat di atas tujuan pembinaan dilakukan agar setiap
yang dibina bisa berperilaku baik sesuai dengan ketentuan moral dan
agama.
e. Fungsi pembinaan akhlak
Pembinaan akhlak mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi kuratif; membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam
proses perkembangannya atau membantu dalam mengatasi masalahnya.
2. Fungsi preventiv; fungsi ini pembina dapat memberikan beberapa terapi
sesuai dengan masalah dan keadaan siswa itu sendiri. Pembina dapat
menggunakan lima poin antara lain:
a) Memfasilitasi perubahan tingkahlaku siswa maksudnya adalah
kita sebagai pembina memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat mengubah tingkah laku.
b) Menciptakan dan memelihara hubungan bukan hanya antara
Pembina dengan sisiwa melainkan bagaimana siswa dapat
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya.
c) Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah maksudnya
membantu siswa yang bermasalah tersebut agar dapat belajar
mengatasi situasi-situasi baru yang dihadapinya dengan
keterampilan untuk dapat memecahkan masalah tersebut.
d) Meningkatkan kemampuan membuat keputusan yaitu
membantu siswa memperoleh dan memahami, bukan hanya
33
kemampuan, minat, kesempatan, tetapi juga emosi dan sikap
yang mempengaruhi siswa dalam membuat keputusannya.
e) Memfasilitasi perkembangan potensi siswa maksudnya, setiap
individu merupakan makhluk yang mempunyai kemampuan
atau potensi untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Dengan mengembangkan potensi siswa merupakan tujuan
Pembina yang sering dilakukan di sekolah yaitu dalam
memeberikan pembinaan terhadap siswa dengan berupaya
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa dengan
memeberikan kesempatan kepadaya untuk belajar
menggunakan kemampuan dan minatnya secara optimal.48
Berdasarkan kerangka teori yang telah penulis ungkapkan di atas
bisa dicermati bahwa betapa pentinganya peranan seorang pembimbing
dalam menumbuhkan nilai-nilai akhlak kepada siswa binaannya. Karena
penanaman nilai-nilai dan akhlak yang baik itu tidak akan mungkin
berhasil hanya dengan pendidikan formal saja tetapi juga membutuhkan
pembiasaan diri dan juga contoh dalam melakukan hal-hal yang baik
(akhlakul karimah) dalam kehidupan mereka sehari-hari.
48 Abubakar Baraja, Psikologi Konseling dan Teknik Konseling. (Jakarta: Studia
Press,2004). Cet Ke-1, h.12.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM SDN 02 PAGI PESANGGRAHAN
A. LatarBelakangSejarahBerdirinya SDN 02 Pagi Pesanggrahan
SDN Bintaro 02 Pagi Berdiri Pada Tahun 1984 dan memiliki luas tanah
100 m2 dahulu bernama SD Inpres Bintaro yang terletak di Jl. Bintaro Permai III
No. 1 Kec. Pesanggarahan, Jakarta Selatan.49 Pada tahun 1980 bangunan sekolah
SD Inpres Bintaro mengalami renovasi total menjadi bangunan SD Negeri terbesar
se-Kecamatan Kebayoran Lama pada saat itu, bangunan dibuat tiga lantai, masing-
masing lantai terdapat sekolah dan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah, dan pada
lantai tiga dibuka sekolah baru dengan nama SDN Bintaro 02 Pagi. Pada saat ini
terdapat lima sekolah pada gedung SD tersebut, sehingga pada saat ini sekolah
tersebut dikenal dengan sebutan SDN Komplek Bintaro.
Pada tahun 2002 sekolah mengalami renovasi kembali namun renovasinya
dalam kategori ringan dan pada 17 September 2012 dilakukan renovasi bangunan
kembali yang tergolong rehab berat.
Sejak tahun 1982 sampai sekarang SDN Bintaro 02 Pagi sudah mengalami
beberapa pergantian Kepala Sekolah yang diantaranya sebagai berikut:
1. IbuRosIndarwati Sejaktahun 1982 s/d 1987
2. IbuSupartimah Sejaktahun 1987 s/d 1992
3. IbuZanawati Sejaktahun 1992 s/d 1997
49Sumber: Dokumen SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan 05 Maret 2016
35
4. Bapak Ahmad Djamingin Sejaktahun 1997 s/d 2001
5. IbuRasmiSitumorang Sejaktahun 2011 s/d 2006
6. IbuRakiyem Sejaktahun 2006 s/d 2007
7. BapakSuparno Erie Wibowo, S.Pd Sejaktahun 2007 s/d 2010
8. IbuTitinSupartini, S. Pd Sejaktahun 2010 s/d 2013
9. BapakSugeng, S.Pd Sejaktahun 2013 s/d 2016
10. Bapak Supardi S.pd Sejak tahun 2016 s/d 2019
Pada tanggal 19 Desember 2014 terjadi pengelompokan di SDN
Komplek yang awalnya ada lima sekolah menjadi dua sekolah, yaitu SDN
Bintaro 01 dan SDN Bintaro 02 sehingga saat ini SDN Bintaro 02 merupakan
sekolah induk dari SDN Bintaro 10 Petang dan SDN Bintaro 02 Pagi.50
B. Visi, Misi, Motto danTujuan SDN 02 PagiPesanggrahan
1. Visi
Adapun visi dari SDN 02 PAGI PESANGGRAHAN adalah
Terwujudnya peserta didik yang disiplin, berprestasi, kreatif, cerdas,
terampil, dan memiliki keimanan serta ketaqwaan kepada tuhan yang maha
esa.
2. Misi
50Sumber : Dokumen SDN 02 Pagi 05 Maret 2016
36
Sedangkan misi dari SDN 02 PAGI PESANGGRAHAN adalah:
a. Membiasakan Sikap disiplin dan Kerja Keras
b. Membentuk manusia yang Kreatif dan terampil
c. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia.
d. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, Kratif, dan inovatif dengan sumber
daya yang tersedia
3. Motto
Benar, Pintar, dan Sukses
4. Tujuan
a. Meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
ketrampilan untuk mandiri.
b. Mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Meningkatkan minat baca, tulis dan penelitian.
d. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan
menggunakan teknologi informasi.
e. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di SMP-SMP unggulan.
f. Meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial.
g. Meningkatkan budaya bersih, disiplin, jujur dan bertanggung jawab.
h. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.
i. Menciptakan lingkungan belajar yang asri dan suasana kondusif.51
C. Profil SDN 02 Pagi Pesanggrahan
1. Nama sekolah : SDN. Bintaro 02 pagi
51Sumber: Dokumen SDN 02 Pagi 05 Maret 2016
37
2. N.i.s : 100010
3. N.s.s. : 101016305071
4. N.s.b. : 001. 121. 802. 754. 001
5. Npsn : 20103143
6. Provinsi : DKI Jakarta
7. Otonomi : Jakarta Selatan
8. Kecamatan : Pesanggrahan
9. Kelurahan : Bintaro
10. Jalan dan nomor : Bintaro Permai III
11. Kode pos : 12330
12. Telepon : (021) 7364712
13. Faximile : (021) 7364712
14. Daerah : Perkotaan
15. Status Sekolah : Negeri
16. Akreditasi : A
17. Surat Keputusan / SK : Nomor : 540-169-1/hp/s/i/1984
18. Penerbit SK
(ditanda tangani oleh) : Bas – Dikdas- 2006
19. Tahun berdiri : 1984
20. Tahun perubahan :
21. Kegiatan belajar mengajar : Pagi dan siang
22. Bangunan sekolah : Milik sendiri
23. Luas bangunan : l : 1000 m2
24. Lokasi sekolah : Perkotaan
25. Jarak ke pusat kecamatan : 2 km
38
26. Jarak ke pusat otoda : 30 km
27. Erletak pada lintasan : Kota
28. Jumlah keanggotaan gugus : 7 sekolah
29. Organisasi penyelenggara : Pemerintah
30. Perjalanan/ perubahan sekolah : Pemerintah
31. Fasilitas : Dalam bentuk denah
Keterangan :
1. R.1 UAS BN SDN Bintaro
01 Pagi
2. R.2 UAS BN SDN Bintaro
01 Pagi
3. R. 3 Ruang Kelas
4. R. 4 Ruang Kelas
5. R. 5 Ruang Guru/Panitia
SDN Bintaro 01 Pagi
6. R. 6 Ruang Kelas
R. 7
R. 6
TANGGA
R. 5
R. 4
R. 3
R. 14
39
7. R. 7 UAS BN Bintaro 06
Petang
8. R. 8 Ruang Kelas
9. R. 9 UAS BN SDN
Bintaro 06 Petang
10. R. 10 Ruang Panitia SDN
Bintaro 06 Petang
11. R. 11 Ruang Kepala
Sekolah
12. R.12 Rumah Dinas
Penjaga Sekolah
13. R.13 WC Murid
14. R.14 WC Guru
Kepala SDN Bintaro 02 Pagi
Bapak Sugeng, S.PD
(NIP); 195903011979081001
R. 13
R. 12
R. 2
R. 1
40
D. Program Kegiatan SDN 02 PagiPesanggrahan
Ada tiga program Kegiatan di SDN 02 Pagi Pesanggrahan, yaitu:
1. Program Pembelajaran
a) Kurikulum Berstandar Nasional
b) Remedial dan Pengayaan
c) Bimbingan Ekskul dan Muatan Lokal
2. Program Penunjang Pembentukan Karakter
a) Tadarus Al’Quran
b) Praktik Agama
c) Badan Aplikatif (Duha, Tahsin dan Tajwid)
3. Program Ekstrakulikuler
a) Pramuka (Praja Muda Karana)
b) PMR (Palang Merah Remaja)
c) Sanggar Seni Bela Diri (Karatae)
d) Sanggar Seni Marawis
e) Sanggar Seni Tari
f) Sport Club
g) Science Club52
52 Sumber: Dokumen 02 Pesanggrahan
41
E. StrukturOrganisasi SDN 02 Pesanggrahan
NO NAMA
TUGAS
POKOK
KETERANGAN
1 Bapak Sugeng. S.pd
Kepala
Sekolah
2 Wagiman
Guru Kelas
V
3 Mugito Raharjo Guru PLBJ
4 Hj. Lana Chaerani, S.Pd.
Guru Kelas
III C
5 Sutiyem, S.Pd.
Guru Kelas
IV B
6 Maman p
Guru Agama
Islam IV-VI
7 Sri Endang P.
Guru Kelas I
B
8 Abdurrahman, S.Pd.
Guru Kelas
VI
9 Tiurma Pasaribu, S.Pd.
Guru Kelas
IV A
42
10 Ida Yohanah
Guru Kelas
III B
11 Suriyah, S.Pd.
Guru Kelas I
A
12 Zainuddin
Guru Agama
Islam I-III
13 Drs. Jokansen Saragih
Guru Olah
Raga III - VI
14 Malumsa Gultom, S.Th.
Guru Kelas
III A /
Agama
Kristen
15 Lucki S. Permana, S.E.
Guru Olah
Raga I - II
dan
Bahasa
Inggris I - VI
16 Endra Permana Guru SBK
17 Syamsul Hilal Tata Usaha
18 Novita Layla Sari, S.Pd.
Guru Kelas
II
43
19 Abdul Kohar
Penjaga
Sekolah
17 Masturi Satpam Luar
18 Arifin
Satpam
Dalam
19 Baihaki
Cleaning
ServiceI
51
BAB IV
ANALISIS POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID
A. Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Menanamkan Nilai Akhlak.
Dalam permasalah pola guru dengan murid dalam menanamkan nilai
akhlak, peneliti mencoba membedah kasus dengan pisau analisa yang peneliti
kategorikan menjadi dua bagian yaitu, komunikasi antar pribadi dengan
komunikasi kelompok. Teori ini sangat berhubungan dimana murid dengan
guru memilik iinteraksi, antara penyampai pesan dan penerima pesan. Baik
secara personal maupun kelompok. Berikut ini peneliti memaparkan studi kasus
dalam perspektif komunikasi antar pribadi dan kelompok.
1. Analisis Komunikasi Antar pribadi pada SDN 02 PAGI Pesanggrahan
Dalam konteks komunikasi antar pribadi, proses belajar
mengajar di SDN 02 PAGI Pesanggrahan nampak efektif dengan
menggunakan proses komunikasi secara primer, yaitu menggunakan
lambang bahasa sebagai medianya,53Misalnya dengan bahasa verbal,
murid-murid mampu menerjemahkan pikiran seorang guru yang sedang
memberi penjelasan baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam
penyampaiannya seorang guru berinteraksi secara langsung dengan murid,
menjelaskan, berdialog, bertanya dan menjawab. Guru berpapasan secara
langsung kemudian murid memperhatikannya. Komunikasi ini terbilang
efisien karna cenderung tidak banyak hambatan dalam berkomunikasi. Jika
53 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1990), h. 11.
52
seorang guru menerangkan kemudian murid tidak dapat memahami, maka
murid dapat langsung mengajukan pertanyaan. Kemudian guru dapat
menjelaskan kembali .Pola komunikasi ini memerlukan latar belakang guru
yang mampu menyampaikan pesan dengan baik agar, murid dapat
menangkap pesan dengan baik pula. Faktor yang dapat menunjang
kecakapan guru dalam menyampaikan pesan ialah, guru memiliki
kemampuan mengajar, guru memiliki kecakapan dalam menjelaskan suatu
gagasan, guru mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, dan guru
mempunyai akhlak yang baik sebagai refleksi dari tindakannya.
Agar terciptanya komunikasi yang baik dalam menyampaikan
nilai-nilai akhlak kepada murid. Proses belajar mengajar ini harus memiliki
sarana dan prasarana yang baik, guna mendukung proses pembelajaran
yang efektif dan efisien baik di dalam maupun di luar kelas.
Komunikasi primer yang dipraktekan dalam proses belajar
mengajar ini berlangsung berjalan dengan baik. Terutama diterapkan
dalam situasi komunikasi antar pribadi (interpersonal communication),
komunikasi antar pribadi (interpersonal communication )maupun dalam
situasi komunikasi kelompok (group communication), dengan
menggunakan sifat komunikasi tatap muka (face to face communication).
Proses belajar mengajar yang diterapkan oleh masing-masing
guru dalam menyampaikan sebuah materi atau pesannya, sudah bisa
dikatakan cukup baik. Disebabkan materi yang akan disampaikan sudah
terencana atau dirancang sedemikian rupa.
53
Jenis komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif untuk
mengubah sikap, pendapat, atau prilaku manusia berhubung prosesnya
yang dialogis. Dalam bentuk komunikasi antar pribadi dinilai lebih ampuh
dibanding bentuk komunikasi lainnya. Alasannya komunikasi berlangsung
secara tatap muka (face to face) dan langsung menimbulkan timbal balik
(feed back).
Adapun komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication) sering terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar di luar
kelas. Dalam menggunakan pola komunikasi terhadap murid, bapak guru
Maman menggunakan komunikasi secara langsung, secara umum dan
khusus.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bapak Maman
memberi kebebasan bagi muridnya untuk menyetor hafalan materi yang
diberikan oleh bapak Maman di luar jam pelajarannya. Dengan demikian
penjelasan yang diberikan langsung terjadi timbal balik (feed back)antara
guru dan murid, karena pada saat menghafal di luar jam pelajaran,
komunikasi yang terjadi tidak melibatkan banyak orang sehingga murid
yang sedang menghafal dapat leluasa menanyakan permasalahan materi di
dalam kelas yang kurang dimengerti. Guru dapat mengetahui pada saat itu
tanggapan murid terhadap pesan yang telah disampaikan, ekspresi wajah,
dan gaya bicaranya.
54
Selain itu, murid-murid juga sering shering supaya seiring.
Artinya ada komunikasi pasti ada solusi.54 Misalnya murid-murid sering
sharing tentang kegiatan sehari-hari di lingkungan rumahnya,
kemudian pak Maman membantu dengan memberikan solusi dan
masukan-masukan yang lebih baik. Di Sdn Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan
juga terdapat siswa non muslim, akan tetapi siswa tersebut juga harus
mempunyai akhlak yang baik yaitu tetap harus bersikap sopan santun
kepada semua guru di sekolah tersebut walaupun siswa non muslim ada
yang tetap ingin dikelas saat pelajaran Agama Islam, siswa tersebut tetap
mendengarkan saat guru Agama menyampaikan materi tentang akhlakul
karimah dan guru Agama harus tetap membimbing siswa non muslim agar
mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mengajarkan hal-hal berakhlak
serta dengan komunikasi yang baik antar guru dan siswa non muslim tanpa
membedak-bedakan agama, seperti harus tetap mengucapkan salam, harus
tetap mencium tangan bapak dan ibu gurunya dengan hal tersebut makan
siswa non muslim dapat menerapkan pembelajaran akhlakul karimah .
Pentingnya komunikasi antarpribadi karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis biasanya lebih baik dari pada
secara monologis. Monolog menunjukan suatu bentuk komunikasi di mana
seorang pembicara, yang lain mendengarkan jadi tidak dapat berinteraksi.
Yang aktifnya komunikator saja, sedang komunikan bersifat pasif. Situasi
54 Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
55
seperti ini terjadi pada saat murid menyetor hafalan di luar jam pelajaran
kepada gurunya.
Sedangkan mata pelajaran PKN (Pendidikan Kewarga Negaraan)
yang disampaikan oleh bapak Mansur sama halnya dengan bapak Maman
yaitu dengan menghafal poin-poin penting yang sesuai dengan bahasan
yang bapak Mansur berikan kepada murid-murid. Bagi murid yang telah
hafal terlebih dahulu, maka dijadikan tutor oleh bapak Mansur untuk
menerima setoran hafalan dari murid-murid lainnya. Boleh menyetor
hafalan di dalam kelas maupun di luar kelas. Akan tetapi penjelasan tetap
akan disampaikan bapak Mansur pada saat jam pelajaran di kelas.
Dengan hafalan ayat-ayat al-Quran maupun poin-poin penting,
murid-murid dapat lebih mudah menerapkan akhlak-akhlak yang baik
dalam kehidupan sehari-harinya, karena sesuai dengan pedoman yang
dipegangnya.
2. Analisis Komunikasi Kelompokpada SDN 02 PAGI Pesanggrahan
Komunikasi kelompok (group communication) berarti
komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.55 Yaitu murid-
murid di dalam kelas yang jumlahnya banyak.
Sedangkan komunikasi yang biasa digunakan dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas adalah komunikasi kelompok kecil (small
55 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 75.
56
group communication). Dalam komunikasi ini berlangsung dua arah antara
guru dan murid. Dimana komunikator (guru) yang menyampaikan materi
pelajaran dan komunikan (murid) dalam hal ini menerima dan memahami
apa yang disampaikan oleh komunikator (guru).
Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
adalah komunikasi yang pertama , ditujukan kepada kognisi komunikan.
Kedua, prosesnya berlangsung secara dialogis.56
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukan
pesannya kepada komunikan, misalnya ceramah, kuliah, diskusi dan
lainnya. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting.
Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator. Pada
saat kegiatan belajar mengajar di kelas, murid-murid mendengarkan
ceramah/penjelasan materi dari guru atau melakukan diskusi dengan guru
atau sesama murid, dan pada saat ini murid mencoba untuk memahami isi
ceramah/penjelasan materi dari guru.
Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa
prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular.
Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan (murid) dapat menanggapi
uraian komunikator (guru), murid bisa bertanya jika tidak mengerti.
Komunikasi kelompok kecil dalam pengajaran dan pendidikan,
terjadi antara guru dan murid dapat terjadi dialog atau tanya jawab,
dibandingkan dengan komunikasi antarpribadi (interpersonal).
56Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 76.
57
Di SDN 02 Bintaro pesanggrahan murid yang berada di dalam
kelas dikatakan sebagai kelompok relatif kecil, berbeda dengan kelompok
besar. Imdividu-individu dalam kelompok kecil bersifat rasional sehingga
setiap materi yang disampaikan kepada murid akan dianggap secara kritis.
Dalam situasi kelompok ini, guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi
secara pribadi.
Keuntungan bagi seorang guru dalam menggunakan komunikasi
kelompok kecil dalam penyampaian materi terdapat kontak langsung
secara pribadi, umpan balik secara langsung, suasana lingkungan
komunikasi dapat diketahui, sehingga guru dapat mengetahui tanggapan
dan reaksi murid pada saat menyampaikan materi pelajaran. Sehingga bila
komunikasinya tidak berhasil, saat itu juga guru akan mengubah
metodenya.
Bapak Mansur dan bapak Maman memberikan pengajaran sesuai
materi yang dipelajari dalm pertemuan di dlam kelas. Penyampaian materi
bapak Maman di dalam kelas menggunakan metode:57
a. Ceramah, yaitu menjelaskan permasalahan isi materi pada saat
mengajar dengan berbagai contoh yang mudah dimengerti murid-
murid sehingga murid-murid menerapkan nilai-nilai keislaman dalam
kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah dan dimengerti.
b. Diskusi dan tanya jawab. Setelah menjelaskan pembahasan isi materi
untuk mengukur pemahaman murid-murid, Bapak Maman mengulang
57 Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
58
pembahasan dan memberikan contoh yang lain tetapi masih di dalam
kehidupan sehari-hari. Pada season ini, biasanya murid-murid ada
yang bertanya masalah yang telah dijelaskan agar lebih dimengerti.
Dan situasi inilah akan terjadi diskusi antara murid dan guru.
Dalam memberikan penjelasan materi di dalam kelas, bapak
Maman terlihat santai dan serius. Begitu pula murid-murid dalam
menyimak penjelasannya terlihat sangat antusias dan serius.
Sedangkan bapak Mansur dalam pengajaran menggunakan metode:58
a. Dialog, yaitu menjelaaskan isi materi dengan berbagai contohnya
dalam kehidupan sehari-hari. Ditengah-tengah penjelasannya, bapak
Mansur selalu bercanda dengan murid-murid dengan cerita sesuai
dengan penjelasan yang disampaikan. Misalnya pada mata pelajaran
pkn , bapak Mansur bercerita tentang menyapa atau mengucapkan
permisi saat kita melewati orang-orang yang sedang duduk. Untuk
mengukur mengetahui kemampuan siswa biasanya dalam sistem
pendidikan guru bertanya kepada siswa apa yang telah dijelaskan
sebelumnya, ataupun siswa yang bertanya kepada guru.
b. Menghafal, menurut bapak Mansur dengan menghafal orang bisa
mengerti. Karena jika hanya pengertian saja kadang-kadang siswa
sering salah dalam menafsirkan dan melupakan.
58 Wawancara dengan bapak Mansur, guru Pendidikan Kewarga Negaraan , 06 Maret
2016
59
Sesuai dengan fungsi komunikasi itu sendiri,59 Bahwa guru telah
menyampaikan informasi (to inform) yang berkaitan dengan nilai-nilai
keislaman serta mendidik (to educate)murid-murid agar terbiasa
menerapkan hal-hal kebaikan yang telah disampaikan.
Adapun komunikasi kelompok ini dikatakan efektif, karena dapat
dilihat sesuai ciri-ciri komunikasi kelompok itu sendiri, yaitu.60
a. Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar
pada tatap muka, hal ini dapat dilihat dari seorang komunikator, yaitu
guru kepada jumlah komunikan yang cukup banyak, yaitu murid-
murid.
b. Komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber
dan mana penerima. Hal ini dapat dilihat dari penyampaian
materiyang diberikan oleh masing-masing guru secara berkelanjutan,
artinya dilanjutkan pembahasan materinya pada jam dan hari mata
pelajaran tersebut. Sedangkan sumber informasi diberikan oleh guru
kepada murid (penerima).
c. Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan
spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Maksudnya, seorang
komunikator yaitu guru telah menyiapkan bahan materi yang akan
59 Raudhanah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta: UIN Press, 2007), h. 52.
60Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), cet. Ke-
2, h. 33-34.
60
diberikan kepada murid. Misalnya dengan membuat rangkuman dan
meminta murid-murid mencatatnya lebih mudah dalam memahami
materi yang dipelajarinya.
Pola komunikasi yang digunakan guru dalam menerapkan nilai-
nilai akhlak yang baik dan santun, yaitu dekat tetapi ajab tetap dijaga, serta
guru memberikan contoh yang berkaitan dengan akhlak.61
Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah SDN 02 Pagi pesanggrahan ini merupakan salah satu bentuk
kegiatan komunikasi kelompok kecil, indikasi ini terlihat ketika seorang
komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan yang berjumlah
tiga orang atau lebih, kemudian komunikator menunjukan pesannya berupa
bentuk pikiran bukan perasaan komunikan. Dalam hal ini setelah
komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan maka timbulah
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh komunikan ketika mereka tidak
memahami mengenai hal-hal yang disampaikan komunikator dan ketika itu
komunikator dapat merubah bentuk komunikasi tersebut dengan
komunikasi interpersonal.
Menurut penulis pola komunikasi tersebut berjalan dengan efektif,
indikasi ini terlihat pada proses penyampaian hal tersebut terjadi ketika
seorang guru menyampaikan sebuah materi. Sebelum menyampaikan
materi dengan merencanakan pesan terlebih dahulu, yang akan disampaikan
61Wawancara dengan bapak Mansur, guru Pendidikan Kewarga Negaraan, 06 Maret
2016
61
kepada murid, dengan pesan-pesan yang terencana maka menimbulkan
suatu komunikasi yang baik dan mudah dimengerti oleh seorang murid.
Komunikasi dapat dikatakan efektif jika seorang guru dan murid
menemukan pengertian yang sama. Sebagaimana dikatakan oleh Onong
Uchjana Effendy bahwa komunikasi adalah pemberitahuan atau pertukaran
pikiran yang berarti sama atau kesamaan arti.
Dengan demikian, bentuk komunikasi yang digunakan guru
dalam penerapan nilai-nilai akhlak pada murid, antara lain: komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi antarpribadi dan
kelompok. Komunikasi ini berlangsung sesuai situasi yang terjadi.
Meskipun komunikasi antar guru dan murid dalam kelas itu
termasuk komunikasi kelompok kecil, guru bisa merubahnya menjadi
komunikasi antarpribadi dengan menggunakan metode komunikasi dua
arah atau dialog, yakni guru menjadi komunikator dan murid menjadi
komunikan. Dalam hal ini setelah komunikator menyampaikan pesannya
kepada komunikan maka timbulah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
komunikan ketika mereka tidak mengerti mengenai hal-hal yang
disampaikan komunikator dan ketika itu komunikator bisa merubah bentuk
komunikasi tersebut dengan komunikasi antarpribadi.
Dengan demikian, pola komunikasi yang digunakan dalam
penerapan nilai-nilai akhlak pada murid berdasarkan pengamatan dan
wawancara bahwa lebih efektif menggunakan pola komunikasi kelompok
dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas secara face to face, hal ini
62
membuat murid-murid merasa lebih nyaman dan lebih konsentrasi dalam
memahami pelajaran karena prosesnya berlangsung secara kontinu.
Dalam situasi kelompok kecil, guru sebagai seorang komunikator
lebih dapat memperhatikan umpan balik (feed back)murid,
Pada saat guru melihat bahwa umpan balik (feed back)yang terjadi
pada murid bersifat negatif, maka respon murid seperti ini dapat segera
diketahui oleh guru, karena prosesnya yang bersifat tatap muka (face to
face). Umpan balik yang diperlukan oleh guru adalah bersifat verbal, karena
komunikasinya ditunjukan kepada kognisi murid. Jadi permasalahannya
mengerti atau tidak semuanya ia harus dikatakan dengan kata-kata.
Namun pada akhirnya sejalan komunikasi berlangsung, proses
komunikasi sekunder juga diperlukan untuk menerapkan nilai-nilai akhlak
yang baik kepada murid, yaitu dengan memadukan berlambang bahasa
dengan komunikasi berlambang gambar dan warna. Akan tetapi oleh para
ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efisiensi
komunikasibermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat
informatif. Menurut mereka yang efektif dan efisien dalam menyampaikan
pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka (face to face)karena
kerangka acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan
dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung seketika dalam arti
kata komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat
itu juga
63
B. Penerapan Nilai-nilai Akhlak yang Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam memberikan materi, bapak Maman menyampaikan materi
tentang Pendidikan Agama Islam (PAI), ditujukan untuk pembinaan masalah
Keagamaan, rasa memiliki, akhlak yang baik, membina moral dan mental.
Dalam cara penyampaian bapak Maman santai, sabar tetapi indikatornya jelas.62
Sedangkan pokok pembahasan yang menjadi isi materi pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN), yang disampaikan oleh bapak
Mansur diantaranya konsep hidup bermasyarakat, masalah makan yang halal
dan baik, cara menghormati kepada orang yang lebih tua, cara bertutur kata
yang santun, dan masih banyak lagi.63
Dengan materi yang diberikan, para guru meminta murid-murid
untuk menghafal ayat-ayat dan poin-poin yang berkaitan dengan materi
tersebut. Dengan demikian, murid-murid lebih memahami karena mempunyai
landasan yang kuat.
Masing-masing guru menerapkan nilai-nilai aqidah, syari’at, dan
akhlak dalam diri murid-murid. Nilai aqidah bertujuan agar para murid percaya
dan yakin dengan sumber-sumber yang berasal dari al-Qur’an maupun Hadits.
Hal ini telah diterapkan oleh para murid, yaitu berdasarkan sumber aqidah islam
tersebut; para murid percaya akan adanya Allah yang diturunkan kepada para
rasul, para murid percaya akan adanya hari akhir.
62Wawancara dengan bapak Maman, guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret 2016
63Wawancara dengan bapak Mansur, guru Pendidikankewarga Negaraan, 06 Maret 2016
64
Sedangkan syari’at berarti peraturan atau ketetapan yang Allah
perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti puasa, shalat, haji, zakat dan
seluruh kebajikan.
Materi tersebut dapat memberikan perubahan sukap dan prilaku
terhadap murid dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana tujuan
komunikasi itu sendiri yaitu diantaranya mengubah sikap (attitude change) dan
mengubahnya perilaku (behaviour change)
Perubahan sikap, yaitu adanya perubahan yang terjadi di dalam diri
murid yang di organisasi dalam nentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang
dilakukannya terhadap suatu objek yang terdapat baik yang terdapat di dalam
maupun dirinya.
Hal ini dapat dilihat banyaknya murid-murid melakukan shalat sunah
dhuha sesuai dengan jadwal yang ada, walaupun masih tahap belajar namun
antusias murid-murid sangatlah besar serta ada pula mengaji dan menghafal
do;a-do’a sehari-hari.
Dan adanya perubahan tingkah laku murid-murid yang lebih sopan
santun dan beradab kepada para guru dan teman-temannya, terutama dalam
berkata, berbicara atau berkomunikasi menggunakan kata-kata yang kasar. Dan
mengucap salam sambil mencium tangan guru setiap kali bertemu. Dengan
demikian nilai akhlak dalam diri murid-murid dapat dianggap memiliki
akhlakul mahmudah, karena telah menerapkan perbuatan-perbuatan yang baik.
65
Sedangkan untuk membiasakan murid-murid menerapkan nilai-nilai
akhlak dalam kehidupan sehari-harinya, pihak sekolah membiasakan pada
murid-murid untuk:
a. Kewajiban membaca al-Qur’an setiap pagi
Sebelum pelajaran dimulai, setiap pagi murid-murid mengaji di
dalam kelas masing-masing. Adapun dalam mata pelajaran Pendidikan
agama islam, membaca ayat al-Qur’an sudah diterapkan oleh bapak
Maman,sebeleum mata pelajaran Pendidikan agama islam dimulai semua
murid-murid membaca ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi hafalan dalam
mata pelajarannya. Jdi pada saat beliau masuk kelas, murid-murid
langsung memulai ta’awudz tanpa aba-aba dari beliau lagi, karena hal itu
telah diterapkannya dan sudah menjadi kebiasaan bagi murid-murid.
b. Terjadwalkannya shalat sunnah bagi setiap kelas
Jadwal shalat dhuha bagi setiap kelas diharapkan murid-murid
terbiasa melakukannya, walau demikian banyak pula murid-murid
melaksanakan shalat dhuha tanpa jadwal kelasnya, misalnya hri ini adalah
jadwal shalat dhuha kelas IV, ternyata banyak murid-murid yang bukan
dari kelas IV yang shalat dhuha bersama. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar murid-murid telah menerapkan nilai-nilai akhlak dan
keislaman dalam dirinya dan menjadi kebiasaan yang diharuskan.
c. Melatih murid memberikan infak setiap hari Jum’at
Setiap hari Jum’at murid-murid dianjurkan membayar infak
sebesar Rp. 2000 dan dikolektif oleh ketua kelas masing-masing.
66
d. Kebiasaan mencium tangan guru setiap kali bertemu
Bagi murid-murid mencium tangan guru adalah kewajiban yang
telah menjadi kebiasaan tanpa beban. Setiap kali bertemu guru, murid
langsung mencium tangan gurunya. Walaupun sepuluh kali bertemu
dengan guru dalam lingkungan sekolah, maka sepuluh kali pula mencium
tangannya. Hal ini membuktikan betapa besarnya adab murid terhadap
gurunya.
e. Disiplin dan Tanggung Jawab
Disiplin dan tanggung jawab merupakan sikap yang wajib
dimiliki oleh para remaja sebagai seorang pelajar khususnya. Seperti yang
dikemukakan oleh bapak Maman selaku guru dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam (PAI) yang mengatakan bahwa disiplin
merupakan sikap yang wajib dimiliki oleh seorang siswa, sebab dengan
kedisiplinan akan memudahkan seorang dalam menjalani setiap aktipitas
terutama dalam menghadapi dunia kerja. Demikian pula sikap tanggung
jawab terutama terhadap diri sendiri maupun orang lain. Dan
alhamdulillah sekolah kami dari awal mereka masuk sudah diterapkan
kepada mereka tentang disiplin dan pentingnya disiplin serta
tanggungjawab mereka sebagai siswa. Khusunya di SDN 02
Pesanggrahan ini.
f. Bermanfaat
Kita sebagai seorang manusia dan khususnya sebagai seorang
muslim harus bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri, keluarga, tetangga,
maupun masyarakat sekitar. Dalam pembinaan akhlak disini para siswa
67
juga diharapkan bisa mempunyai sikap dan merealisasikannya di
keseharian mereka. Seperti yang sikemukakan oleh para pembina bahwa
seseorang harus memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah
SWT, selain itu juga menjelaskan bahwa hidup akan lebih berarti dan
indah apabila kita bisa bermanfaat khusunya bagi diri kita sendiri dulu dan
lebih baik lagi bermanfaat untuk orang disekitar kita.64
g. Cerdas
Cerdas merupakan impian banyak orang, apalagi pendidik yang
ingin mempunyai siswa siswinya didiknya menjadi orang yang cerdas.
Bapak Maman mengemukakan bahwa sebagai pendidik inginnya siswa
siswi didiknya menjadi siswa yang cerdas dan mempunyai rasa ingin tahu
yang besar yang membuat mereka selalu belajar dan mencari pengetahuan
baru. Para pembina juga menjelaskan bahwa dikelas para pengajar dan
pembina bukan saja menjelaskan, tetapi kita sering mengadakan diskusi
kelompok, agar mereka yang tidak tahu bisa bertanya dengan teman
kelompoknya. Jadi semua siswa aktif di dalam diskusi kelompok itu.65
h. Cinta Damai
Cinta Damai merupakan materi yang harus ada di dalam
pembinaan akhlak siswa pada saat ini, terutama pelajar SD. Dalam
pembinaan akhlak di program pelajaran agama islam ini, para guru sering
mengingatkan para siswa agar mempunyai sikap cinta damai semenjak
64Wawancara dengan bapak Mansur, guru Pendidikan Kewarga Negaraan, 06 Maret
2016
65Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
68
dini dan di dalam diri mereka. Terutama dalam hal berkenaan dengan
makna islam, islam artinya selamat atau damai. Serta memberikan contoh
dari akhlak Rasulullah Saw dalam berdakwah yang menekankan pada
prinsip cinta damai. Para guru juga selalu memberikan pengarahan,
peringatan dan pesan-pesan akhlak kepada siswa, seperti sikap
menghargai dan menghormati sesama teman, berbicara dengan lemah
lembut, serta tidak bersikap menyakiti perasaan orang lain.66
i. Peduli Sosial dan Berbagi
Sikap Peduli Sosial dan berbagi merupakan saling berhubungan
baik. Karena peduli sosial dan berbagi itu justru sangat ditegaskan dan
benar-benar diwajibkan kepada siswa agar mereka mempunyai sikap
peduli terhadap sesama teman maupun orang-orang disekitar mereka.
Dengan menjelaskan hakikat manusia selain makhluk individu juga
makhluk sosial yaitu selalu membutuhkan orang lain. Terutama ketika
mereka sedang mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam, disitu
sangat menganjurkan mereka untuk bisa saling perduli dan berbagi
kepada teman-temannya.
Dengan memberikan mereka selalu pengarahan, penjelasan
secara teori dan praktek, juga melalui sikap dari pendidik yang bisa
dijadikan contoh bagi mereka. Seperti apa bila ada teman yang sakit kita
berkewajiban untuk menjenguknya. Karena hidup dengan berbagi dan
66Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
69
perduli terhadap sesama itu lebih enak dan lebih baik. Kita pun dapat
merasakan manfaatnya secara langsung.67
Akhlak kepada sesama manusia merupakan sikap-sikap akhlak
yang memang seharusnya kita terapkan sejak kecil, sikap-sikap tersebut
juga diajarkan oleh sekolah-sekolah SDN pada umumnya. Namun tidak
secara mendalam, karena disesuaikan dengan tingkatan umur dan
sekolah.68
j. Akhlak Kepada Alam
Akhlak Kepada Alam/lingkungan adalah kita wajib menjaga dan
merawat alam/lingkungan disekitar kita dengan baik dan sesuai dengan
tempatnya. Alam dan lingkungan disini seperti binatang, tumbuh-
tumbuhan maupun benda-benda yang tidak bernyawa yang ada disekitar
manusia. Contohnya seperti peduli lingkungan diantaranya adalah
memelihara tumbuh-tumbuhan, menyayangi hewan, dan menjaga
kebersihan, dan menjaga ketentraman.
Seperti Islam selalu mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan,
karena kebersihan merupakan sebagian dari Iman. Semua itu merupakan
hal penting yang harus ditanamkan oleh siswa khususnya atau generasi
muda pada umumnya, agar lingkungan kita bersih dari sampah,
pencemaran udara dan nyaman di tempati oleh manusia.
67Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
68Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
70
Seperti yang dikemukakan oleh bapak Maman bahwa siswa siswi
SDN 02 Bintaro sudah bisa menerapkan sikap mencintai alam
lingkungan disekitar, khususnya di lingkungan sekolah kami. Semuanya
itu terlihat dari kegiatan piket serta menjaga kebersihan di lingkungan
sekolah. Karena di SDN 02 Bintaro ini menerapkan aturan jika ada yang
ketahuan membuang sampah sembarangan apapun itu dan sekecil apapun
akan di kenakan sanksi atau denda dengan membayar seribu rupiah dan
dimasukan kotak amal.69
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi dalam penerapan
Nilai-nilai Akhlak.
Pola komunikasi yang terjadi antara guru dan murid dalam
penerapan nilai-nilai akhlak tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi. Menurutt informan dalam penerapan nilai-nilai akhlak bagi
murid masih ada sebagian murid yang masih ada sebagian murid yang
merasa malas menerapkan nilai-nilai akhlak tersebut. Dalam menerapkan,
mereka masih takut dengan guru yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil wawancara, faktor pendukung dan penghambat
komunikasi dalam penerapan nilai akhlak adalah:70
1. Faktor Pendukung
69Wawancara pribadi dengan bapak Maman Guru Pendidikan Agama Islam, 06 Maret
2016
70 Wawancara pribadi dengan bapak Mansur dan bapak Maman, 06 Maret 2016.
71
a. Fasilitas yang cukup baik.
b. Kesiapan anak-anak dan serius dalam menghadapi materi pelajaran
yang disampaikan guru.
c. Ketetapan waktu yang disiapkan, umumnya mata pelajaran
pendidikan agama islam (PAI) ada yang pagi dan ada yang
siang,tetapi sekarang pada mata pelajaran pendidikan agama islam
(PAI) tidak terlalu siang.
d. Anak-anak komunikatif dengan guru yang menyampaikan.
2. Faktor Penghambat
a. Murid-murid yang masuk ke sekolah SDN 02 bintaro, ada yang
inputnya lemah, jadi apabila diajak komunikasi masalah akhlak dan
kegamaan lama mengertinya. Karena jika belajar akhlak dan
pendidikan agama islam sedikit banyaknya harus mengetahui
tentang ayat-ayat al-Qur’an yang bersangkutan dengan pelajaran itu
sendiri. Jika yang mempunyai IQ yang lemah maka hal ini
cenderung menjadi hal yang membosankan bagi mereka, karena
mereka cenderung sedikit telat memahami apa yang di ajarkan.
b. semua murid yang duduk di kelas V dan VI tidak semuanya mampu
membaca hukum baca al-Quran, sehngga para guru yang mengajar
pelajaran tentang pendidikan agama islam harus lebih
memperhatikan para murid-murid yang belum paham cara
membaca ayat-ayat al-Quran.
72
c. Serta tidak sedikit juga dari mereka yang minim tentang
pengetahuan agama islam secara mendalam. Meskipun sudah
dilengkapi dengan tulisan latin namun mereka masih tetap
mengalami kesulitan dalam membaca dan menghafalnya.
Menurut pengamatan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola
komunikasi dalam menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-
hari:
1. Keteladan dari guru
Sikap teladan guru akan mempengaruhi murid agar dapat
melakukan perbuatan yang dilakukannya. Murid akan mencontoh segala
perbuatan yang dilihat dari guru, dengan demikian murid akan merasa
segan dengan guru tersebut. Misalnya selain terjadwalnya shalat sunnah
dhuha, guru juga memberi contoh shalat sunnah dhuha setiap hari
dengan tujuan murid-murid akan mengikuti perbuatannya walaupun
bukan jadwal shalat sunnah dhuha kelasnya.
2. Pendidikan di sekolah
Pendidikan di sekolah sangat mempengaruhi tingkah laku
akhlak dan keagamaan. Pendidikan akhlak dilembaga manapun akan
memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa yang baik pada anak
muridnya. Disekolah ataupun lembaga keagamaan dan akhlak
pendidikan dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang
selaras dengan tuntunan akhlak dan agama. Dan hal ini akan lebih
73
efektif sehingga akan mempengaruhi pembentukan jiwa, akhlak, dan
keagamaan pada anak.
Misalnya kebiasaan diatas yang diterapkan oleh pihak sekolah
merupakan faktor pendukung dalam menerapkan nilai-nilai akhlak dan
keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
3. Teman-teman atau lingkungan sekitar
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, dapat diartikan bahwa
pendidikan nilai-nilai yang berkaitan dengan akhlak dan keagamaan
akan lebih efektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang
menjungjung nilai-nilai tersebut. Misalnya murid yang sering bergaul
dengan murid-murid yang rajin dalam belajar, sopan santun dalam
tingkah lakunya serta disiplin biasanya akan terbawa oleh situasi seperti
itu.
Dengan demikian, penulis melihat pada sebagian murid yang terlihat lebih
rajin dalam melaksanakan sesuatu, baik dalam mata pelajaran dan akhlaknya. Hal
tersebut sangat berpengaruh bagi murid-murid yang lain yang biasa bergaul
dengannya. Dengan demikian, fungsi peran lingkungan dalam pembentukan jiwa
dan akhlak yang baik akan sangat tergantung dari seberapa jauh lingkungan tersebut
menjungjung akhlak yang baik dan norma-norma keagamaan.
74
BAB V
A. Kesimpulan
Mengacu pada beberapa pertanyaan dalam rumusan masalah di atas,
akhirnya diperoleh serangkaian kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola komunikasi yang digunakan dalam penerapan nilai-nilai akhlak di
SDN 02 pesanggrahan adalah dengan komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group
communication) dengan sifat komunikasi tatap muka (face to face
communiction). Berdasarkan teori Wilbar Schramm yang mengatakan
bahwa komunikasi berdasarkan atas hubungan (intune) antara satu dengan
yang lain yang fokus pada informasi yang sama, sangkut paut tersebut
berada dalam komunikasi tatap muka (face to face communication).
Komunikasi antarpribadi ini terjadi pada saat murid-murid yang akan
menghafal ayat-ayat al-Quran yang membahas tentang akhlak maupun
poin-poin penting tentang akhlak pada guru yang bersangkutan, pada situasi
ini timbal balik (feed back) langsung terjadi, murid dapat leluasa
menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan materi maupun dalam
kehidupan sehari-harinya, dan guru dapat memberi tanggapan secara
langsung. Sedangkan komunikasi yang biasa diginakan dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas adalah komunikasi kelompok kecil (small
group communication). Bapak Mansur dan bapak Maman memberikan
materi yang berkaitan dengan nilai-nilai akhlak serta memberikan ayat-ayat
dan poin-poin penting yang berkaitn denganpembahasan sehingga dapat
diterapkan oleh murid-murid dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan
data yang diperoleh, Melalui pola komunikasi yang telah dilkukan oleh
75
Bapak Maman dan bapak Mansur memberikan kemajuan pada akhlak siswa
di SDN Bintrao 02Pagi Pesanggrahan.
2. Penerapan nilai-nilai akhlak pada murid sudah dapat dikatakan berhasil, hal
ini dapat dilihat dari pengaplikasian murid-murid terhadap nilai-nilai akhlak
dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya: Keyakinan murid-murid
terhadap nilai-nilai akhlak, murid-murid telah mebiasakan diri melaksanan
syariat islam dan akhlak islam seperti puasa sunnah senin kamis bagi yang
mampu, shalat wajib berjamaah, membaca al-Qur’an dan infak setiap hari
Jum’at. Demikian akhlakul Mahmudah telah dimiliki dalam diri para murid,
yaitu dengan menghormati orang tua menghargai teman tolong menolong
sesama manusia, berpakaian rapi dan berbicara yang sopan lagi santun
kepda siapapun.
3. Beberapa faktor pendukung pola komunikasi dalam penerapan nilai-nilai
keislaman adalah fasilitas yang telah cukup, seperti mushala dan peraturan
yang Islami serta keseriusan murid-murid dalam menghadapi materi
pelajaran yang disampaikan guru dan murid-murid sangat komunikatif
dengan guru. Sedangkan penghambatnya adalah murid yang masuk ke SDN
02 Pesanggrahan tidak semuanya mampu membaca membaca ayat-ayat al-
Quran serta masih minim mengenai pengetahuan akhlak yang baik dan
pengetahuan agama islam.
B. Saran
1. Kepada lembaga yang terkait agar lebih menekankan dan membiasakan
kepada murid-murid untuk selalu menerapkan nilai-nilai akhlak. Agar dapat
76
terbiasa untuk melakukannya, sehingga dapat bertingkah laku sesuai norma-
norma akhlak yang telah diajarkan.
2. Kepada murid-murid agar lebih mampu memahami pelajaran yang terkait
dalam penerapan nilai-nilai akhlak, sehingga dapat mudah menerapkan
nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun diluar
lingkungan sekolah.
3. Diharapkan untuk masa yang akan datang, terjadi perkembangan yang lebih
pesat di dalam lingkungan SDN 02 Pesanggrahan. Dengan peningkatan
guru pengajar dan perbaikan sarana prasarana, agar tercipta kualitas dalam
diri murid-murid yang lebih baik lagi.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dkk, MKDU, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara,2008, Cet. Ke-v.
Ali, M Daud, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2005, Cet. Ke-12.
Al-Anshari, Fauzan dkk, Garis-garis Besar Syari’at Islam, Jakarta: Khairul
BayanPress, 1005, Cet. Ke-3.
Al-Qardhawi, Yusuf, Membumikan Syari/at Islam, Surabaya: Dunia Ilmu, 1997, Cet. Ke-
1.
--------------------, Membumikan Syari’at Islam, Keluwesan Aturan Ilahi untuk Manusia,
Terj. Ade Nurdin dan Riswan, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2003, Cet. Ke-1.
Al-QathaN, Manna, al-Tasyri wa al-Fiqh al-Islamy, muassah al-Risalah, t.th.
AS, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Cet.Ke-3.
Ash-Shiddiqie, Muhammad Hasbi, Falsafah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1993.
Asnawir dan Basyirudin Ustman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Bungin, Burhan, Metode Penelitan Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2005.
Darajat, Zakiah, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
---------------, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995), Cet.
Ke-2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1996.
--------------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Penyuluhan Bahasa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke 1.
---------------, Dikutip dari Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Gramedia
Widiasavina: 2004.
Djuarsa, Sasa, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005, Cet. Ke-9.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: CV . Mandar Maju, 1981.
--------------, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1990.
-------------, Kepemimpinan dan Komunikasi, Bandung: CV . Mandar Maju, 1998.
78
-------------, Spektrum Komunikasi, Bandung: Bina Cipta, 1998, Cet. Ke-3.
-------------, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti,
2003.
Haneef, Suzzane, Islam dan Muslim, Jakarta, Pustaka Firdaus: 1993.
Hasan Fad’aq, Asma’ Umar, Menangkap Hikmah dan Makna Sabar, Jakarta: Lentera
Basritama, 1999.
Liliweri, Alo, Komunikasi Antarpribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997, Cet. Ke-2
-----------, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Jogjakarta: Pustaka Pelajar Press, 2009.
Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, Cet. Ke-4
---------------, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2003, Cet. Ke-5.
May, Rudy Teuku, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat International, Bandung: Refika
Aditama, 2005, Cet. Ke-1.
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, Cet. Ke-4.
Muis. A, Komunikasi Islam, Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2001.
Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintasbudaya, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004.
---------------------, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005.
-------------------, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007.
Ali, Mohammad Hasan, Tuntutan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1978
Atiyah, Mohammad Al-Abrsy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terjemah. H Bustami
dan A. Ghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Nasution, Zulkarnaen, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas terbuka.
Nata, Abudin, Akhlak Tasauf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-4.
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-2.
Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. Ke-23.
Raudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta; uin Jakarta Press, 2007, Cet. Ke-11.
79
Saputra, Thoyib Sah, Aqidah Akhlak, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1996.
Susanto, Astrid. S, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bina Cipta,
1947.
Robbins, James G, Komunikasi yang Efektif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
80
Hasil Wawancara
Nama : Mansur
Jabatan : Guru PkN
Hari/Tanggal :
Tempat : SDN 02 Pagi Pesanggrahan
1. Materi apa saja yang bapak berikan kepada murid kelas IV dan V?
Jawab: Kalo di kelas IV saya memberikan materi untuk pembinaan masalah ubudiyah
agar menumbuhkan rasa saling memiliki jangan sampe ketika tumbuh besar anak-anak
tidak punya rasa saling memiliki dan rasa saling menghormati dan hidup itu harus
mempunyai logika, kalo hanya rasa saja pemikirannya tidak bisa berkembang dengan
baik.
2. Metode apa yang bapak gunakan dalam pengajaran?
Jawab: Dengan berbagai bentuk, diantaranya yang saya terapkan itu adalah dengan
dialog, terus menghafal Al-quran, saya itu dalam menyampaikan materinya santai tapi
indikator harus jelas.
3. Bagaimana pola komunikasi bapak terhadap murid dalam kehidupan sehari-hari
baik diluar maupun di dalam kelas?
Jawab: Adab di jaga, tetap kita sebagai guru harus intens atau dekat dengan murid,
tetapi tetap menjaga norma-norma kehidupan antara guru dan murid.
4. Pola komunikasi apa yang bapak gunakan terhadap murid kelas dalam
menerapkan nilai-nilai akhlak?
Jawab : Dengan cara kita itu para guru-guru di sini harus menjadi contoh yang baik bagi
murid-muridnya, contohnya setiap berpapasan dengan guru lain harus menyapa dan
bersalaman agar mencontohkan sikap saling menegur dan menghargai kepada murid-
murid.
5. Bagaimana respon murid terhadap pola yang bapak gunakan ?
81
Jawab : Kamu tanyain aja sono sama murid-muridnya. Kalau yang pernah bapak ajarin
sampe akhirat juga masih ingat.....hehehe (sambil bercanda). Ya kalau dilihat ya murid-
murid bapak disini tetap hormat sama guru-gurunya.
6. Menurut bapak, apakah pola yang bapak gunakan sudah berhasil dalam
menerapkan nilai-nilai akhlak pada murid?
Jawab: Alhamdulillah sejauh ini berhasil.... untuk indikasinya ya... murid-murid itu
terlihat lebih dekat dengan gurunya baik itu di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
7. Bagaimana murid menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan SDN 02 pagi Bintaro?
Jawab: Salah satu contohnya adalah yaitu tadi... kalo ketemu sama gurunya di dalam
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah tetap menghormati guru-guru
disini dan juga berlaku bagi alumni-alumni siswa SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan.
8. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bapak dalam
berkomunikasi dengan murid khususnya dalam menerapkan nilai-nilai akhlak di
SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan?
Jawab : Kalo faktor penghambatnya adalah dari faktor SDM siswanya itu. Jadi tidak
semua anak yang bersekolah disini pengetahuanya tentang agama itu sudah baik, jadi
kalo diomongin masalah akhlak dan agama masih bingung, emang harus dimaklumi
karena mereka masih sekolah dasar. Kalo dari segi pendukungnya Alhamdulillah dari
segi sarana prasarana sudah mulai mendukung meski belum 100% tapi setidaknya
sudah jauh lebih baik lah.
82
Hasil Wawancara
Nama : Bapak Maman
Jabatan : Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Hari/Tanggal :
Tempat : SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan
1. Materi apa saja yang bapak berikan kepada murid kelas IV dan V?
Jawab: Yang jadi materi pokok bahasannya itu antara lain adalah konsep hidup
bermasyarakat, masalah akhlak yang baik dan buruk dan masalah makanan yang halal
dan haram.
2. Metode apa yang bapak gunakan dalam pengajaran?
Jawab: Owh banyak..... ada metode ceramah, metode tanya jawab, metode menghafal.
3. Bagaimana pola komunikasi bapak terhadap murid dalam kehidupan sehari-hari
baik di luar maupun di dalam kelas?
Jawab: Owh kita itu ada yang komunikasi langsung secara umum maupun secara
khusus, kalo yang khusus ya... face to face, terus kalo di dalam kelas seperti biasa lah
kita ada metode tanya jawab dan diskusi atau menjelaskan.
4. Pola komunikasi apa yang bapak gunakan terhadap murid kelas IV dan V dalam
menerapkan nilai-nilai akhlakul karimah?
Jawab: Polanya itu adalah kita mencoba untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian yang
muncul di dalam kelas maupun di luar kelas yang tentunya di kaitkan dengan pokok
bahasan materi.
5. Bagaimana repon murid terhadap pola yang bapak gunakan?
Jawab: Sejauh ini saya rasa positif ya... hal ini terlihat di dalam kehidupan mereka selalu
berusaha menjaga akhlak mereka agar selalu menjadi akhlak yang terpuji.
83
6. Menurut bapak, apakah pola yang bapak gunakan sudah berhasil dalam
menerapkan nilai-nilai akhlak pada murid?
Jawab: Ya kalo di lihat dari segi presentasinya, ya....alhamdulillah 85% lah berhasil.
7. Bagaimana murid menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan SDN Bintaro 02 pai Pesanggrahan?
Jawab: Tentu saja adanya perubahan sikap dan tingkah laku dalam mereka
bersosialisasi khususnya di dalam sekolah ini. Kemudian adanya perubahan juga dalam
berkomunikasi dengan guru-guru di sini, contohnya mereka itu terkadang ada saja yang
sering sharing mengenai pelajran-pelajaran terkadang juga mengenai permasalahan
yang di hadapinya.
8. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bapak dalam
berkomunikasi dengan murid khususnya dalam menerapkan nilai-nilai akhlak di
SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan?
Jawab: Kalo faktor penghambatnya itu pertama bahwa siswa yang sekolah di ini itu
tidak semuanya mampu membaca AL-Qur’an dengan baik. Sarana yang kurang
mendukung contohnya ya di sini buku-bukunya agak kurang dan faktor pendukung
seperti kaya.... IT gitu lah, tapi sekarang sih sudah mulai membaik kekurangan-
kekurangan yang ada sudah mulai di lengkapi. Kalo untuk dari segi pendukungnya
adalah adanya kesiapan anak-anak di sini dalam mengikuti setiap pembahasan-
pembahasan materi yang ada, jadi mereka itu siap dan serius.
84
Hasil Wawancara
Nama : Ainur Rohmah
Kelas/Peringkat : V B
Hari/Tanggal :
Tempat : SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan
1. Materi apa saja yang didapat dari mata pelajaran PKN dan PAI?
Jawab: Kalo PKN itu saya dapatnya tentang sopan santun tidak boleh bersikap jelek
dan tentang tata krama yang kemaren itu apa ya... ? oh iya tentang sikap-sikap terpuji
dan yang tidak terpuji. Kalo PAI itu saya dapatkan tentang agama islam tata cara shalat
tata cara solah shunah dan juga tentang berpuasa dah cara membaca AL-Qur’an.
2. Dengan cara apakah yang biasa digunakan pak Maman dan pak Mansur dalam
mengajar?
Jawab: Hafalan, pertamanya kalo pak Maman dikasih materi, dikasih ayat-ayatnya
disuruh catet abis itu disuruh hafalin, disuruh maju satu-satu, udah. Kalo pak Mansur
sama tuh, disuruh hafalin tapi dikasih materinya terus kita disuruh maju, terus kita
nyetornya sama yang udah maju, gitu.
3. Apakah pak Maman dan pak Mansur sering berkomunikasi dengan murid-murid
kelas V?
Jawab: Sering, Di luar sama di dalam pelajaran juga sering.
4. Bagaimana penyampaian yang digunakan pak Maman dan pak Mansur untuk
mendidik siswa, supaya siswa menerapkan nilai-nilai akhlak baik di kelas maupun
di luar kelas V?
Jawab: Yaa kalo pak maman sering pas lagi ngajar gitu ditambahin ceramah-ceramah
tentang akhlak terpuji, kalo pak mansur juga sering mengingatkan supaya menerapkan
akhlak-akhlak yang baik disekolah dan dirumah .
85
5. Apakah penyampaian pak maman dan pak mansur tersebut berpengaruh bagi
murid-murid khususnya kelas IV dan V dalam menerapkan nilai-nilai akhlak?
Jawab: Kalo Pak Maman itu sih, bagaimana ya? Masing-masing tergantung muridnya
sih. Kalo pak Maman pengaruh banget karena dia selalu di sini. Kaya jagoan hehehehe.
(sambil tertawa). Kalo pak Mansur biasa saja.
6. Bagaimana murid-murid menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-
hri di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
Jawab: Kalo aku ketemu guru aku langsung salaman sama ngucapin salam, sama suka
solat sunah dhuha kalo ada jadwal di kelas aku, kadang-kadang juga aku sering ikut
sama kelas lain soalnya solat sunah dhuha nya pas waktu jam istrahat. Ga boleh jahat
sama temen, harus saling menyayangi.
7. Dimana dan kepada siapa siswa perlu menerapkan nilai-nilai akhlak terpuji ?
Jawab: Dimana pun kita harus menerapkan akhlak yang baik, dan dengan siapapun
siswa harus baik.
86
Hasil Wawancara
Nama : Siti Maisaroh
Kelas/Peringkat : V B
Hari/Tanggal :
Tempat : SDN Bintaro 02 Pagi Pesanggrahan
1. Materi apa saja yang didapat dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dan Pendidikan Agama Islam?
Jawab : Aku di dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan saling tolong
menolong antar sesama manusia dan menghormati orang tua sedangkan dalam
pelajaran Pendidikan Agama Islam aku diajarkan untuk selalu sholat tepat waktu dan
bermacam-macam doa seperti doa sebelum masuk dan setelah masuk kamar mandi dan
lain-lain.
2. Metode seperti apakah yang biasa digunakan pak Maman dan pak Mansur dalam
mengajar ?
Jawab : Bapak Maman dan pak Mansur menggunaan cara mengajar seperti ceramah,
tanya jawab dan berdiskusi akan tetapi lebih sering ceramah sama menghafal.
3. Apakah pak Maman dan pak Mansr sering berkomunikasi dengan murid-murid
kelas V?
Jawab : Kalo pak Maman paling dalam kelas ngobrolin materi yang sudah dipelajarin.
Kalo pak Mansur juga sering ngobrol sambil becanda-canda.
4. Bagaimana penyampaian yang digunakan pak Maman dan pak Mansur untuk
mendidik siswa, supaya siswa menerapkan nilai-nilai akhlak baik di kelas maupun
di luar kelas V?
Jawab : Kalo pak Maman sering ngobrol di luar kelas juga sering dengerin cerita-cerita
dari muridnya, kalo pak Mansur sering ngobrolnya dikelas aja tapi kadang-kadang juga
ngobrol kalo diluar kelas.
87
5. Apakah penyampaian pak maman dan pak mansur tersebut berpengaruh bagi
murid-murid khususnya kelas IV dan V dalam menerapkan nilai-nilai akhlak?
Jawab : Tergantung sama muridnya sih kak, tapi kalo buat aku yaa berpengaruh
abisnya aku suka cerita-cerita ke pak Maman terus pak Maman suka ngasih nasehat
supaya jadi orang yang baik terus selalu ngingetin buat shalat tepat waktu.
6. Bagaimana murid-murid menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-
hari di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
Jawab : Kalo aku sih selalu bersikap sopan santun sama guru, terus aku nggak nakalin
temen-temen hehehe.
7. Dimana dan kepada siapa siswa perlu menerapkan nilai-nilai akhlak terpuji ?
Jawab : kalo pak maman dan pak mansur selalu ngasih nasehat supaya berkelakuan
baik dimana aja terus kepada siapa aja juga harus baik, apalagi sama orang yang lebih
tua.
88
Hasil Wawancara
Nama : Khusnul Khotimah
Kelas/Peringkat : V B
Hari/Tanggal :
Tempat : SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan
1. Materi apa saja yang didapat dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dan Pendidikan Agama Islam?
Jawab : dari materi PKN mah banyaak tapi salah satunya supaya hidup rukun dan saling
menyayangi, kalo pelajaran PAI juga banyak banget tapi yang aku paling inget itu
tentang akhlak yang terpuji .
2. Metode seperti apakah yang biasa digunakan pak Maman dan pak Mansur dalam
mengajar ?
Jawab : cara mengajarnya pak maman itu kadang-kadang ceramah, terus disuruh
ngehafal surat-surat pendek. Kalo pak mansur juga ceramah terus nanya jawab gitu .
3. Apakah pak Maman dan pak Mansr sering berkomunikasi dengan murid-murid
kelas V?
Jawab : kalo pak maman maah sering banget tapi kalo pak mansur jarag-jarang.
4. Bagaimana penyampaian yang digunakan pak Maman dan pak Mansur untuk
mendidik siswa, supaya siswa menerapkan nilai-nilai akhlak baik di kelas maupun
di luar kelas V?
Jawab : Iya pak Maman serin ngorol walaupun di luar kelas jadi kalo ada siswa
yang berantem gitu pak maman selalu menasehati agar mereka nggak boleh berantem-
beranteman, harus jadi siswa yang baik. Kalo pak mansur jarang disekolah palingan
ngobrol kalo ada pelajaran PKN aja dikelas tapi pak mansur baik banget.
5. Apakah penyampaian pak maman dan pak mansur tersebut berpengaruh bagi
murid-murid khususnya kelas IV dan V dalam menerapkan nilai-nilai akhlak?
89
Jawab : kalo ngaruh apa enggak nya mah tergantung siswanya masing-masing
kak, tapi kalo buat aku yaa sangat berpengaruh karena pak maman dan pak mansur
sering banget ngasih ceramah .
6. Bagaimana murid-murid menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-
hari di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
Jawab : Kalo aku sih selalu senyum kalo ketemu temen atau guru terus kalo
ketemu sama guru aku selalu cium tangan bapak sama ibu guru gitu .
7. Dimana dan kepada siapa siswa perlu menerapkan nilai-nilai akhlak terpuji ?
Jawab : Yaa dimana aja sih tapi terutama di sekolah sama di rumah, kalo kepada
siapa aku harus menerapkan sikap terpuji itu harus ke semua orang kak.
90
Hasil Wawancara
Nama :M. Rizza
Kelas/Peringkat : V B
Hari/Tanggal :
Tempat : SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan
1. Materi apa saja yang didapat dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dan Pendidikan Agama Islam?
Jawab : PPKN dikasih materi tentang tolong menolong sama sopan kepada
orang tua, kalo Agama Islam dikasih materi tentang menhafal doa-doa kayak doa masuk
dan keluar kamar mandi gitu kak
2. Metode seperti apakah yang biasa digunakan pak Maman dan pak Mansur dalam
mengajar ?
Jawab : Metode itu apa ya kak? Cara ngajarnya gitu apa bukan kak ? kalo cara
ngajarnya sih sama aja kenayakan ceramah sama disuruh menghafal .
3. Apakah pak Maman dan pak Mansr sering berkomunikasi dengan murid-murid
kelas V?
Jawab : Yaa sering kak kalo pak maman, tapi kalo pak mansur lebih sering pas
dikelas tapi diluar kelas jarang-jarang .
4. Bagaimana penyampaian yang digunakan pak Maman dan pak Mansur untuk
mendidik siswa, supaya siswa menerapkan nilai-nilai akhlak baik di kelas maupun
di luar kelas V?
Jawab : Saat jam pelajaran gitu pak maman dan pak mansur sering berceramah
tentang akhlak yang baik jadi siswa harus menerapkan akhlak baik trus menjauhi akhlak
yang jelek, terus pas upacara gitu kalo pak maman dan pak mansur ngasih sambutan
juga sering ceramah trus lebih sering ceramahnya itu tentang perilaku yan baik .
91
5. Apakah penyampaian pak maman dan pak mansur tersebut berpengaruh bagi
murid-murid khususnya kelas IV dan V dalam menerapkan nilai-nilai akhlak?
Jawab : Kalo buat aku sih berpengaruh kak, tapi kadang-kadang masih ada aja
yang nggak nurut sama pak maman dan pak mansur .
6. Bagaimana murid-murid menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-
hari di SDN Bintaro 02 pagi Pesanggrahan?
Jawab : Kalo aku sih udah nggak ngiseng-isengin temen aku kak, terus aku juga
nggak pernah terlambat masuk sekolah .
7. Dimana dan kepada siapa siswa perlu menerapkan nilai-nilai akhlak terpuji ?
Jawab : Dimana aja kata pak maman dan pak mansur siswa harus berperilaku
baik dan kepada siapa pun juga harus bersikap baik terutama kepada orang yang lebih
tua .
92
Kepala Sekolah SDN Bintaro 02 Pagi
Guru Kelas V SDN Bintaro 02 Pagi
Ruang Guru SDN Bintaro 02 Pagi
93
Ruang Tata Usaha SDN Bintaro 02 Pagi
Ruang Perpustakaan SDN Bintaro 02 Pagi
94
Ruang UKS SDN Bintaro 02 Pagi
Ruang Kelas SDN Bintaro 02 Pagi
95
Kegiatan Belajar Mengajar di SDN Bintaro 02 Pagi
Mushola SDN Bintaro 02 Pagi
96
Tempat Wudhu di SDN Bintaro 02 Pagi
Kantin SDN Bintaro 02 Pagi
97
Toilet SDN Bintaro 02 Pagi
Gedung SDN Bintaro 02 Pagi
98
Tempat Parkir SDN Bintaro 02 Pagi
Deklarasi SDN Bintaro 02 Pagi
99
Visi & Misi SDN Bintaro 02 Pagi