57
ix ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU KEPEMILIKAN RUMAH TUNGGAL OLEH ORANG ASING DI ATAS TANAH HAK PAKAI ATAS HAK MILIK Jangka waktu orang asing untuk dapat memiliki rumah tunggal di atas tanah hak pakai atas hak milik berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 bertentangan dengan jangka waktu yang dapat dimiliki orang asing atas tanah hak pakai atas hak milik berdasarkan Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Berdasarkan kondisi tersebut, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah karakteristik masalah pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik; (2) Bagaimanakah formulasi kebijakan pengaturan pemecahan masalah jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik? Berangkat dari adanya konflik norma, penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual dan historis. Sumber bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang dikumpulkan dengan teknik bola salju. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan adalah teknik deskripsi, komparasi, evaluasi dan argumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Karakteristik masalah pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik dari diberlakukannya Pasal 7 PP No. 103 Tahun 2015 berdasarkan asas Lex specialis derogat legi generali sehubungan dengan adanya konflik norma antara lain meliputi: ketidaksesuaian antara pengaturan jangka waktu tanah hak pakai atas hak milik oleh orang asing dan Warga Negara Indonesia; dan tidak diakomodirnya bentuk akta sehubungan dengan perpanjangan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik; (2) Formulasi kebijakan pengaturan pemecahan masalah berhubungan dengan dilakukannya revisi terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang langsung berkaitan dengan karakteristik permasalahan yang ada sebagai langkah pengharmonisasian norma. Kata Kunci: Jangka Waktu, Rumah Tunggal, Hak Pakai atas Hak Milik, Orang Asing.

ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

  • Upload
    lecong

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

ix

ABSTRAK

PENGATURAN JANGKA WAKTU KEPEMILIKAN RUMAH

TUNGGAL OLEH ORANG ASING DI ATAS TANAH HAK PAKAI ATAS

HAK MILIK

Jangka waktu orang asing untuk dapat memiliki rumah tunggal di atas tanah

hak pakai atas hak milik berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 103

Tahun 2015 bertentangan dengan jangka waktu yang dapat dimiliki orang asing atas

tanah hak pakai atas hak milik berdasarkan Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor

40 Tahun 1996.

Berdasarkan kondisi tersebut, permasalahan yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah karakteristik masalah pengaturan jangka

waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak

milik; (2) Bagaimanakah formulasi kebijakan pengaturan pemecahan masalah

jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai

atas hak milik?

Berangkat dari adanya konflik norma, penelitian ini menggunakan penelitian

hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual dan historis.

Sumber bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer,

sekunder dan tersier yang dikumpulkan dengan teknik bola salju. Teknik analisis

bahan hukum yang digunakan adalah teknik deskripsi, komparasi, evaluasi dan

argumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Karakteristik masalah

pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah

hak pakai atas hak milik dari diberlakukannya Pasal 7 PP No. 103 Tahun 2015

berdasarkan asas Lex specialis derogat legi generali sehubungan dengan adanya

konflik norma antara lain meliputi: ketidaksesuaian antara pengaturan jangka waktu

tanah hak pakai atas hak milik oleh orang asing dan Warga Negara Indonesia; dan

tidak diakomodirnya bentuk akta sehubungan dengan perpanjangan jangka waktu

kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik;

(2) Formulasi kebijakan pengaturan pemecahan masalah berhubungan dengan

dilakukannya revisi terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan

yang langsung berkaitan dengan karakteristik permasalahan yang ada sebagai

langkah pengharmonisasian norma.

Kata Kunci: Jangka Waktu, Rumah Tunggal, Hak Pakai atas Hak Milik,

Orang Asing.

Page 2: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

x

ABSTRACT

REGULATORY OF PERIOD OF TIME FOR THE SINGLE TERM OF

HOUSE OWNERSHIP BY FOREIGNERS ON THE LAND USE RIGHTS ON

PROPRIETARY

The period of time for foreigners to be able to have a single term of house

on the land use rights on proprietary under Article 7 of Government Regulation

Number 103 year 2015 contradicted to the period of time that can be owned by

foreigners on land use rights on proprietary rights under Article 49 of Government

Regulation Number 40 year 1996.

Under these conditions, the problem formulated in this study were (1) How

do the characteristics of problem related to regulatory of period of time for the

single term of house ownership by foreigners on the land use rights on

proprietary?; (2) How the policies formulation of troubleshooting regulatory of

period of time for the single term of house ownership by foreigners on the land use

rights on proprietary?

Departing from the norm conflict, this study uses normative legal research'

approach to legislation, conceptual and historical. Sources of law material in this

research consists of primary legal materials, secondary and tertiary collected by

the snowball technique. Legal materials analysis technique used were techniques

of description, comparison, evaluation and argumentation.

The results of this study indicate that (1) Characteristics of problem related

to regulatory of period of time for the single term of house ownership by foreigners

on the land use rights on proprietary under the implementation of Article 7 of

Regulation Number 103 year 2015 is based on the principle of Lex specialis derogat

legi generali in relation to the conflict of norms include: a mismatch between the

provision of land use rights period on top of the property by foreigners and

Indonesian citizen; and the unaccommodated deed related to the extension of the

term of a single house ownership by on the land use rights on proprietary; (2)

Policies formulation of troubleshooting settings related to the revision of provisions

in the legislation which is directly related to the characteristics of the existing

problems as the norm of harmonization's step.

Keywords: Term, Single house, The land use rights on proprietary, Foreigner.

Page 3: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xi

RINGKASAN

Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah

tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik. Bab I, menguraikan

latar belakang masalah yang beranjak dari adanya konflik norma antara Pasal 7

Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat

Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia (untuk

selanjutnya disebut PP No. 103 Tahun 2015) dan Pasal 49 Peraturan Pemerintah

Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak

Pakai (untuk selanjutnya disebut PP No. 40 Tahun 1996). Adapun rumusan masalah

yang diteliti dalam tesis ini meliputi dua hal, yaitu mengenai karakteristik masalah

pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah

hak pakai atas hak milik dan formulasi kebijakan pengaturan pemecahan masalah

jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai

atas hak milik. Pada bab ini juga diuraikan mengenai tujuan penelitian, manfaat

penelitian, landasan teoritis, metode penelitian, sumber bahan hukum, teknik

pengumpulan bahan hukum, serta teknik pengolahan dan analisis bahan hukum.

Bab II, menguraikan tentang tinjauan umum yang terdiri dari empat sub bab.

Sub bab pertama membahas mengenai hak atas tanah. Sub bab kedua membahas

mengenai hak pakai atas tanah. Sub bab ketiga membahas mengenai hak pemilikan

rumah tempat tinggal oleh orang asing di Indonesia. Sub bab keempat membahas

mengenai kedudukan orang asing di Indonesia.

Bab III, merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah

pertama dan kedua yang diuraikan ke dalam dua sub bab. Sub bab pertama

membahas mengenai pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik. Sub bab kedua membahas

mengenai karakteristik masalah jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik yang didalamnya dibagi menjadi

dua sub sub bab, yakni mengenai ketidaksesuaian antara pengaturan jangka waktu

tanah hak pakai atas hak milik oleh orang asing dan Warga Negara Indonesia, serta

mengenai akta perpanjangan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang

asing di atas tanah hak pakai atas hak milik.

Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah kedua

yang diuraikan ke dalam dua sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai

harmonisasi norma yang didalamnya dibagi menjadi dua sub sub bab, yakni

mengenai harmonisasi norma pengaturan jangka waktu tanah hak pakai atas hak

milik oleh orang asing dan Warga Negara Indonesia, serta mengenai harmonisasi

norma pengaturan akta perpanjangan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik. Sub bab kedua membahas

mengenai formulasi norma yang didalamnya dibagi menjadi dua sub sub bab, yakni

mengenai formulasi norma pengaturan jangka waktu tanah hak pakai atas hak milik

oleh orang asing dan Warga Negara Indonesia, serta mengenai formulasi norma

pengaturan akta perpanjangan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang

asing di atas tanah hak pakai atas hak milik.

Page 4: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xii

Bab V, merupakan bab penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan

saran dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan

bahwa (1) Karakteristik masalah pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah

tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik dari diberlakukannya

Pasal 7 PP No. 103 Tahun 2015 berdasarkan asas Lex specialis derogat legi generali

sehubungan dengan adanya konflik norma antara lain meliputi: ketidaksesuaian

antara pengaturan jangka waktu tanah hak pakai atas hak milik oleh orang asing

dan Warga Negara Indonesia; dan tidak diakomodirnya bentuk akta sehubungan

dengan perpanjangan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di

atas tanah hak pakai atas hak milik; (2) Formulasi kebijakan pengaturan pemecahan

masalah berhubungan dengan dilakukannya revisi terhadap pasal-pasal dalam

peraturan perundang-undangan yang langsung berkaitan dengan karakteristik

permasalahan yang ada sebagai langkah pengharmonisasian norma. Adapun saran

dalam penelitian ini antara lain agar dilakukannya revisi ketentuan-ketentuan

hukum dalam beberapa peraturan perundang-undangan terkait jangka waktu

kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik,

serta agar disusun peraturan pelaksanaan yang lebih konkrit dan memberikan

jaminan kepastian hukum, khususnya terkait dengan tata cara perpanjangan jangka

waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak

milik.

Page 5: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

SAMPUL DALAM …………………………...…………………………. i

PRASYARAT GELAR ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................... ix

ABSTRACT ............................................................................................... x

RINGKASAN ............................................................................................ xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 18

1.3 Tujuan Penelitian............................................................... 19

1.3.1Tujuan Umum ........................................................... 19

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................... 19

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................... 20

1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 20

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................ 20

1.5 Landasan Teoritis .............................................................. 21

Page 6: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xiv

1.5.1 Konsep Negara Hukum ............................................ 21

1.5.2 Konsep Hak atas Tanah ............................................ 24

1.5.3 Konsep Rumah Tunggal ........................................... 26

1.5.4 Teori Kepastian Hukum ........................................... 28

1.5.5 Teori Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 30

1.5.6 Teori Hierarki Norma ............................................... 33

1.5.7 Teori Harmonisasi Hukum ....................................... 35

1.5.8 Teori Kewenangan ................................................... 37

1.6 Metode Penelitian.............................................................. 40

1.6.1 Jenis Penelitian ......................................................... 40

1.6.2 Jenis Pendekatan ...................................................... 41

1.6.3 Sumber Bahan Hukum ............................................. 43

1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ....................... 45

1.6.5 Teknik Analisis Bahan Hukum ................................ 46

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK ATAS TANAH,

HAK PAKAI ATAS TANAH, HAK PEMILIKAN

RUMAH TEMPAT TINGGAL OLEH ORANG ASING

DAN KEDUDUKAN ORANG ASING DI INDONESIA... 48

2.1 Tinjauan Umum tentang Hak atas Tanah .......................... 48

2.1.1 Ruang Lingkup Hak atas Tanah ............................... 48

2.1.2 Macam-macam Hak atas Tanah ............................... 50

2.2 Tinjauan Umum tentang Hak Pakai Atas Tanah………… 63

2.2.1 Pengertian Hak Pakai Atas Tanah………………….. 63

Page 7: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xv

2.2.2 Subjek Hak Pakai Atas Tanah……………………… 65

2.2.3 Terjadinya Hak Pakai Atas Tanah…………………. 66

2.2.4 Jangka Waktu Hak Pakai Atas Tanah…………….... 67

2.2.5 Kewajiban dan Hak Pemegang Hak Pakai atas Tanah 71

2.2.6 Pembebanan Hak Pakai dengan Hak Tanggungan.... 73

2.2.7 Peralihan Hak Pakai atas Tanah…………………… 74

2.2.8 Hapusnya Hak Pakai atas Tanah………………....... 76

2.3 Tinjauan Umum tentang Hak Pemilikan Rumah Tempat

Tinggal oleh Orang Asing di Indonesia ............................. 78

2.4 Tinjauan Umum tentang Kedudukan Orang Asing di

Indonesia .......................................................................... 86

2.4.1 Pengertian dan Kedudukan Orang Asing di

Indonesia…………………………………………... 86

2.4.2 Syarat Orang Asing untuk Dapat Memiliki Rumah

Tempat Tinggal di Indonesia……………………… 91

BAB III KARAKTERISTIK MASALAH PENGATURAN

JANGKA WAKTU KEPEMILIKAN RUMAH

TUNGGAL OLEH ORANG ASING DI ATAS TANAH

HAK PAKAI ATAS HAK MILIK………………………… 95

3.1 Pengaturan Jangka Waktu Kepemilikan Rumah Tunggal

oleh Orang Asing di atas Tanah Hak Pakai atas Hak Milik

…………………………………………………….. 95

Page 8: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xvi

3.2 Karakteristik Masalah Jangka Waktu Kepemilikan

Rumah Tunggal oleh Orang Asing di atas Tanah Hak

Pakai atas Hak Milik…………………………………….. 111

3.2.1 Ketidaksesuaian antara Pengaturan Jangka Waktu

Tanah Hak Pakai atas Hak Milik oleh Orang Asing

dan Warga Negara Indonesia……………………… 113

3.2.2 Akta Perpanjangan Jangka Waktu Kepemilikan

Rumah Tunggal oleh Orang Asing di atas Tanah

Hak Pakai atas Hak Milik ....................................... . 115

BAB IV PEMECAHAN MASALAH JANGKA WAKTU

KEPEMILIKAN RUMAH TUNGGAL OLEH ORANG

ASING DI ATAS TANAH HAK PAKAI ATAS HAK

MILIK...................................................................................... 125

4.1 Harmonisasi Norma........................................................... 125

4.1.1 Harmonisasi Norma Pengaturan Jangka Waktu

Tanah Hak Pakai atas Hak Milik oleh Orang Asing

dan Warga Negara Indonesia…………….. 125

4.1.2 Harmonisasi Norma Pengaturan Akta

Perpanjangan Jangka Waktu Kepemilikan Rumah

Tunggal oleh Orang Asing di atas Tanah Hak

Pakai atas Hak Milik…………………………….. 131

4.2 Formulasi Norma……………………………………....... 148

Page 9: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

xvii

4.2.1 Formulasi Norma Pengaturan Jangka Waktu Tanah

Hak Pakai atas Hak Milik oleh Orang Asing dan

Warga Negara Indonesia………………………….. 148

4.2.2 Formulasi Norma Pengaturan Bentuk Akta

Perpanjangan Jangka Waktu Kepemilikan Rumah

Tunggal oleh Orang Asing di atas Tanah Hak Pakai

atas Hak Milik…………………………………….. 152

BAB V PENUTUP…………………………………………………… 158

5.1 Kesimpulan........................................................................ 158

5.2 Saran................................................................................... 159

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan manusia. Kelangsungan hidup manusia dalam

kesehariannya tidak akan bisa dilepaskan dari tanah sebagai tempat melakukan

kegiatan, tempat hidup dan tempat mencari penghidupan. Tidak hanya terbatas

dalam kehidupan, bahkan pada saat manusia meninggal pun manusia akan tetap

memerlukan tanah.

Dalam kehidupan manusia, tanah mengandung makna multidimensional.

Menurut Heru Nugroho, makna multidimensional tersebut antara lain meliputi:

1. Dari sisi ekonomi tanah merupakan sarana produksi yang dapat

mendatangkan kesejahteraan;

2. Secara politis tanah dapat menentukan posisi seseorang dalam pengambilan

keputusan masyarakat;

3. Sebagai budaya yang dapat menentukan tinggi rendahnya status sosial

pemiliknya;

4. Tanah bermakna sakral karena berurusan dengan warisan dan masalah-

masalah transcendental.1

Makna multidimensional pada tanah menyebabkan timbulnya hubungan

spesifik antara manusia dengan tanah yang merupakan awal mula dibutuhkannya

suatu ketentuan hukum dalam rangka memberikan suatu pengaturan yang jelas

sehubungan dengan pemanfaatan, peruntukan dan penggunaan tanah.

1 Heru Nugroho, 2002, Reformasi Politik Agraria Mewujudkan Pemberdayaan Hak-hak atas

Tanah, Penerbit Mandar Maju, Bandung, hal. 99.

Page 11: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

2

Indonesia sebagai negara agraris yang sadar akan arti pentingnya tanah bagi

kehidupan manusia memiliki pengaturan sehubungan dengan tanah yang secara

yuridis diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA). UUPA bersumber dari Pasal 33 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945) sebagai landasan

filosofis yang menyatakan bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”. Dari ketentuan Pasal tersebut, dapat diketahui bahwa tanah

sebagai tempat hidup manusia, merupakan bagian daripada permukaan bumi yang

memiliki fungsi sosial dan penggunaannya ditujukan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Dengan diundangkannya UUPA pada tanggal 24 September 1960, maka sejak

saat itu Indonesia telah memiliki Hukum Agraria Nasional yang didalamnya

berisikan asas-asas dan pokok-pokok peraturan agraria yang sesuai dengan cita-cita

bangsa Indonesia.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) UUPA, Negara Indonesia sebagai organisasi

kekuasaan seluruh rakyat memiliki hak menguasai yang memberi wewenang

kepada Negara untuk:

a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan

pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;

b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dengan bumi, air dan ruang angkasa;

c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang

angkasa.

Lebih lanjut dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA dinyatakan bahwa:

Page 12: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

3

Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2

ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut

tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik

sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan

hukum.

Berbagai bentuk hubungan hukum atas tanah yang berupa hak-hak penguasaan

atas tanah memberi wewenang bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu atas

tanah yang dihaki.2 Walaupun demikian, pemegang hak atas tanah tidak dibenarkan

apabila berbuat sewenang-wenang atas tanahnya. Kewajiban-kewajiban dan

larangan-larangan yang berlaku, serta fungsi sosial atas setiap hak atas tanah harus

menjadi perhatian dan pedoman bagi pemegang hak atas tanah. Jenis-jenis hak atas

tanah diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA yang antara lain meliputi:

1. Hak milik;

2. Hak guna usaha;

3. Hak guna bangunan;

4. Hak pakai;

5. Hak sewa;

6. Hak membuka tanah;

7. Hak memungut hasil hutan;

8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan

ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara

sebagai yang disebutkan dalam Pasal 53.

Di antara hak-hak atas tanah yang disebutkan dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA,

hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai diatur bersama-sama secara

khusus di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna

Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai (PP No. 40 Tahun 1996).

2 Ny. Arie S. Hutagalung, 2005, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Penerbit

Lembaga Pemberdayaan Hukum Nasional, Jakarta, hal. 19.

Page 13: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

4

Apabila dibandingkan antara hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak

pakai, maka hak pakai memiliki suatu perbedaan yang cukup signifikan dilihat dari

subjek yang dapat memiliki hak pakai yang lebih beragam. Yang dapat memiliki

hak guna bangunan dan hak guna usaha hanyalah Warga Negara Indonesia dan

badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di

Indonesia, sedangkan yang dapat memiliki hak pakai sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 39 PP No. 40 Tahun 1996 adalah:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan

di Indonesia;

c. Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah

Daerah;

d. Badan-badan keagamaan dan sosial;

e. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;

f. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;

g. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan Internasional.

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, dapat diketahui bahwa UUPA tidak

menutup sama sekali kesempatan bagi orang asing maupun badan hukum asing

yang berkedudukan di Indonesia untuk memiliki hak atas tanah di Indonesia. Orang

asing maupun badan hukum asing yang dimaksud dapat memiliki hak atas tanah di

Indonesia, namun terbatas hanya dengan status hak pakai.

Hak pakai berdasarkan Pasal 41 UUPA adalah:

Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai

langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang

dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat

yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik

tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan

tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan

undang-undang ini.

Page 14: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

5

Tidak semua tanah dapat diberikan dengan hak pakai. Tanah yang dapat

diberikan dengan hak pakai sesuai dengan Pasal 41 PP No. 40 Tahun 1996 hanya

meliputi tanah negara, tanah hak pengelolaan dan tanah hak milik. Jangka waktu

hak pakai atas tanah negara dan tanah hak pengelolaan berbeda dengan jangka

waktu hak pakai atas tanah hak milik. Jangka waktu hak pakai atas tanah negara

dan tanah hak pengelolaan didasarkan pada Pasal 45 PP No. 40 Tahun 1996 yang

menyatakan bahwa:

(1) Hak Pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 diberikan untuk jangka

waktu paling lama dua puluh lima tahun dan dapat diperpanjang untuk

jangka waktu paling lama dua puluh tahun atau diberikan untuk jangka

waktu yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk

keperluan tertentu.

(2) Sesudah jangka waktu Hak Pakai atau perpanjangannya sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) habis, kepada pemegang hak dapat diberikan

pembaharuan Hak Pakai atas tanah yang sama.

Untuk jangka waktu hak pakai di atas tanah hak milik diatur dalam Pasal 49 PP

No. 40 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa:

(1) Hak Pakai atas tanah Hak Milik diberikan untuk jangka waktu paling lama

dua puluh lima tahun dan tidak dapat diperpanjang.

(2) Atas kesepakatan antar pemegang Hak Pakai dengan pemegang Hak

Milik, Hak Pakai atas tanah Hak Milik dapat diperbaharui dengan

pemberian Hak Pakai baru dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat

Akta Tanah dan hak tersebut wajib didaftarkan.

Dalam kaitannya dengan orang asing, pemberian hak pakai sepatutnya mampu

memberikan kenyamanan bagi orang asing yang bersangkutan untuk menguasai

tanah di Indonesia. Kedatangan orang asing di Indonesia tentunya memiliki tujuan

yang beragam, mulai dari untuk berlibur menikmati alam dan budaya Indonesia,

belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan di Indonesia, hingga untuk

Page 15: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

6

melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan di Indonesia. Mobilitas orang asing

yang masuk ke Indonesia diprediksi akan terus bertambah seiring dengan adanya

kemajuan di berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, telekomunikasi

dan jaringan transportasi yang menyebabkan batas geografis negara tidak lagi

signifikan seperti sebelumnya. Banyaknya orang asing yang datang ke Indonesia

dengan tujuan yang beragam dalam tempo waktu yang lama dan bahkan berulang-

ulang menyebabkan orang asing berkeinginan untuk memiliki rumah tempat tinggal

atau hunian di Indonesia guna mendukung segala aktifitas yang dilakukan selama

orang asing tersebut berada di Indonesia.

Keberadaan orang asing di Indonesia sangat diharapkan mampu memberi efek

positif dalam peningkatan perekonomian nasional secara signifikan. Sehubungan

dengan hal tersebut, adanya rumah tempat tinggal atau hunian bagi orang asing di

Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu cara yang baik dalam memberikan

kenyamanan bagi orang asing untuk lebih banyak berbuat, berusaha dan

berinvestasi di Indonesia dalam batasan-batasan yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

Sebagai upaya dalam mendukung hal tersebut tentunya diperlukan ketentuan-

ketentuan hukum yang mengatur secara jelas hal-hal apa saja yang berkaitan dengan

rumah tempat tinggal atau hunian bagi orang asing di Indonesia. Dalam kaitannya

dengan hunian oleh orang asing di Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia

mengatur secara khusus ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan di dalam

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat

Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang berkedudukan di Indonesia. Peraturan

Page 16: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

7

Pemerintah ini kemudian dicabut dan diganti dengan diberlakukannya Peraturan

Pemerintah No. 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau

Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia (untuk selanjutnya

disebut PP No. 103 Tahun 2015) pada penghujung tahun 2015. Pencabutan tersebut

dirumuskan dalam Pasal 12 PP No. 103 Tahun 2015 yang menyatakan bahwa:

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah No.

41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh

Orang Asing yang berkedudukan di Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1996 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3644), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

PP 103 Tahun 2015 lahir sebagai akibat dari diluncurkannya Paket Kebijakan

Tahap I September 2015 oleh Pemerintah Republik Indonesia guna menggerakan

perekonomian nasional. Paket kebijakan tersebut terdiri atas tiga langkah3, yaitu:

1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi,

serta penegakan hukum dan kepastian usaha.

2. Mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai

hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis

nasional tersebut.

3. Meningkatkan investasi di sektor properti.

Seiring meningkatnya kerjasama Indonesia dengan negara-negara sahabat dan

meningkatnya jumlah orang asing yang melakukan usaha dan kerja di Indonesia,

permintaan kebutuhan rumah tempat tinggal bagi orang asing juga semakin

meningkat. PP No. 103 Tahun 2015 hadir sebagai suatu kebijakan yang

memberikan kepastian hukum bagi orang asing yang ingin memperoleh hak atas

tanah untuk rumah tempat tinggal dengan tetap memegang prinsip-prinsip

3 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015, Gerakkan Ekonomi, Presiden Jokowi

Luncurkan Paket Kebijakan Tahap I September 2015, dari URL : http://setkab.go.id/gerakkan-

ekonomi-presiden-jokowi-luncurkan-paket-kebijakan-tahap-i-september-2015/, diakses pada

tanggal 2 Juni 2015.

Page 17: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

8

pertanahan di Indonesia dan memperhatikan batasan-batasan terhadap rumah

tempat tinggal yang dapat diberikan kepada orang asing.

Dalam PP No. 103 Tahun 2015 dinyatakan bahwa orang asing sebagai orang

yang bukan merupakan Warga Negara Indonesia, namun berkedudukan di

Indonesia dan keberadaannya memberikan manfaat, melakukan usaha, bekerja atau

berinvestasi di Indonesia, dapat memiliki rumah untuk tempat tinggal atau hunian

dengan Hak Pakai. Orang asing yang dimaksud diharuskan untuk memegang izin

tinggal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia sebagai syarat untuk memilki rumah untuk tempat tinggal

ataupun hunian.

Pasal 4 PP No. 103 Tahun 2015 memberikan batasan terhadap rumah tempat

tinggal atau hunian yang dapat dimiliki oleh orang asing, dimana rumah tempat

tinggal atau hunian tersebut merupakan:

a. Rumah tunggal di atas tanah:

1. Hak Pakai; atau

2. Hak Pakai di atas Hak Milik yang dikuasai berdasarkan perjanjian

pemberian Hak Pakai di atas Hak Milik dengan Akta Pejabat Pembuat

Akta Tanah.

b. Sarusun yang dibangun di atas bidang tanah Hak Pakai.

Dari uraian pasal tersebut perlu diperhatikan bahwa yang dapat dimiliki oleh

orang asing menurut PP No. 103 Tahun 2015 bukanlah tanahnya, melainkan rumah

tempat tinggal atau hunian yang dibangun secara terbatas diatas tanah Hak Pakai.

Sejalan dengan Asas Pemisahan Horizontal yang dianut oleh UUPA yang

memisahkan antara pemilikan hak atas tanah dengan benda-benda atau bangunan-

bangunan yang ada diatasnya, PP No. 103 Tahun 2015 menyatakan bahwa dalam

kaitannya dengan rumah tunggal pembelian baru, orang asing dapat diberikan Hak

Page 18: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

9

Pakai, sedangkan untuk pembelian unit baru sarusun yang dibangun di atas bidang

tanah Hak Pakai, orang asing dapat diberikan Hak Milik.

Rumah tunggal berdasarkan Pasal 1 angka 2 PP No. 103 Tahun 2015

merupakan “rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding

bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling.” Dalam kaitannya dengan

rumah tunggal di atas tanah Hak Pakai dan rumah tunggal di atas tanah Hak Pakai

atas Hak Milik, terdapat jangka waktu yang harus diperhatikan oleh orang asing

yang berkeinginan untuk memiliki rumah tunggal.

Dengan semangat dalam mewujudkan peningkatan investasi pada sektor

properti, PP No. 103 Tahun 2015 memiliki ketentuan-ketentuan hukum seputar

jangka waktu yang lebih menarik bagi orang asing apabila dibandingkan dengan

ketentuan-ketentuan hukum terkait jangka waktu yang diatur sebelumnya dalam PP

No. 41 Tahun 1996. PP No. 103 Tahun 2015 memberikan jangka waktu yang lebih

lama bagi orang asing dengan harapan agar orang asing dapat berinvestasi lebih

besar di Indonesia dalam usaha meningkatkan perekonomian nasional.

Pada Pasal 6 PP No. 103 Tahun 2015, rumah tunggal di atas tanah hak pakai

dapat diberikan untuk jangka waktu tiga puluh tahun untuk kemudian dapat

diperpanjang untuk jangka waktu dua puluh tahun. Apabila waktu perpanjangan

telah berakhir, maka Hak Pakai dapat diperbaharui untuk jangka waktu tiga puluh

tahun.

Untuk rumah tunggal di atas tanah Hak Pakai di atas tanah Hak Milik yang

dikuasai berdasarkan perjanjian, Pasal 7 PP No. 103 Tahun 2015 memberikan

jangka waktu sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dan tidak lebih lama dari

Page 19: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

10

tiga puluh tahun. Apabila jangka waktu tersebut berakhir, maka Hak Pakai dapat

diperpanjang untuk jangka waktu paling lama dua puluh tahun sesuai kesepakatan

dengan pemegang hak atas tanah. Lebih lanjut, dalam hal waktu perpanjangan telah

berakhir, maka Hak Pakai dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama tiga

puluh tahun sesuai kesepakatan dengan pemegang hak atas tanah. Adapun

perjanjian yang berkaitan dengan jangka waktu tersebut wajib dicatat dalam buku

tanah dan sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.

Apabila dibandingkan, sesungguhnya terdapat perbedaan yang cukup

signifikan antara ketentuan yang terdapat dalam PP No. 40 Tahun 1996 dan PP No.

103 Tahun 2015. Perbedaan tersebut dapat dicermati dalam kaitannya dengan

jangka waktu di atas tanah hak pakai atas hak milik yang dalam PP No. 103 Tahun

2015 diatur lebih lama sehubungan dengan kepemilikan rumah tunggal oleh orang

asing, yakni tiga puluh tahun, dibandingkan dengan jangka waktu hak pakai atas

hak milik yang diatur dalam PP No. 40 Tahun 1996 yang hanya dua puluh lima

tahun.

Disamping perbedaan masalah jangka waktu, selanjutnya terdapat perbedaan

mengenai dapat dilakukannya perpanjangan jangka waktu bagi pemilik rumah

tunggal di atas tanah hak pakai atas hak milik sebelum dilakukannya pembaharuan

apabila jangka waktu kepemilikan rumah tunggal di atas tanah hak pakai atas hak

milik telah berakhir dalam PP No. 103 Tahun 2015, padahal dalam PP No. 40 Tahun

1996 tidak dikenal adanya istilah perpanjangan sehubungan dengan hak pakai,

melainkan hanya dikenal istilah pembaharuan.

Page 20: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

11

Adanya ketentuan hukum mengenai jangka waktu di atas tanah hak pakai atas

hak milik yang tidak sinkron antara Pasal 49 PP No. 40 Tahun 1996 dan Pasal 7 PP

No. 103 Tahun 2015 menggambarkan adanya konflik norma yang terjadi di dalam

peraturan perundang-undangan yang sederajat, yakni Peraturan Pemerintah. PP No.

103 Tahun 2015 merupakan suatu peraturan pemerintah yang mengatur tentang

pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan

di Indonesia, namun dengan memperhatikan bahwa dasar dari dibangunnya rumah

tempat tinggal tersebut adalah tanah, maka segala ketentuan hukum terkait dengan

rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing tersebut tidak dapat terlepas dan

akan selalu berkaitan dengan ketentuan-ketentuan hukum terkait tanah.

Berdasarkan asas pemisahan horizontal yang digunakan dalam hukum tanah di

Indonesia, bangunan (rumah tempat tinggal) dan tanaman bukanlah merupakan

bagian dari tanah, sehingga perbuatan hukum mengenai tanah tidak dengan

sendirinya meliputi bangunan dan tanaman yang terdapat di atas tanah, namun

dalam praktik dimungkinkan suatu perbuatan hukum mengenai tanah yang meliputi

bangunan dan tanaman yang terdapat di atasnya, asal:

1. Bangunan dan tanaman tersebut secara fisik merupakan satu kesatuan

dengan tanah yang bersangkutan, artinya bangunan yang berfondasi dan

tanaman merupakan tanaman keras;

2. Bangunan dan tanaman tersebut milik yang empunya tanah;

3. Maksud demikian secara tegas disebutkan dalam akta yang membuktikan

dilakukannya perbuatan hukum yang bersangkutan.4

Dari bagian menimbang di dalam PP No. 40 Tahun 1996 dan PP No. 103 Tahun

2015, dapat diketahui bahwa sesungguhnya kedua peraturan pemerintah tersebut

4 Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria di Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang

Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, cetakan ke-9, Djambatan, Jakarta, hal. 20.

Page 21: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

12

sama-sama dibentuk dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan hukum yang

terdapat dalam UUPA. PP No. 40 Tahun 1996 lahir dengan salah satu pertimbangan

bahwa dipandang perlu adanya suatu peraturan pemerintah guna memberikan

ketentuan-ketentuan hukum lebih lanjut mengenai Hak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan dan Hak Pakai sebagaimana dimaksud dalam Bab II UUPA, sedangkan

PP No. 103 Tahun 2015 lahir dengan salah satu pertimbangan guna dapat

melaksanakan ketentuan Pasal 42 UUPA dan untuk lebih memberikan kepastian

hukum pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang

berkedudukan di Indonesia.

Atas dasar hal tersebut, ketentuan hukum terkait jangka waktu kepemilikan

rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik seyognyanya

tersinkron dengan ketentuan hukum terkait jangka waktu yang dapat dimiliki oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik. Adanya konflik norma diantara

kedua peraturan pemerintah tersebut akan berimplikasi pada terjadinya

kebingungan dalam masyarakat terkait aturan mana yang seharusnya digunakan,

sehingga akan timbul suatu ketidakpastian hukum dalam penerapannya.

Sehubungan dengan dapat dilakukannya perpanjangan dan pembaharuan,

dalam PP No. 103 Tahun 2015 disebutkan bahwa rumah tunggal di atas tanah hak

pakai atas hak milik dapat dimiliki oleh orang asing berdasarkan perjanjian

pemberian hak pakai atas hak milik dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Lebih lanjut perpanjangan dan pembaharuan sehubungan dengan rumah tunggal

tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang wajib dicatat dalam buku tanah dan

sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.

Page 22: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

13

Dalam logika hukum, apabila kepemilikan rumah tunggal di atas tanah hak

pakai atas hak milik diberikan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah, maka

perpanjangan terkait hak pakai tersebut akan memerlukan akta Pejabat Pembuat

Akta Tanah. Sehubungan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah, Peraturan

Kepala Badan Pertanahan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997

tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

tentang Pendaftaran Tanah (Perkaban No. 8 Tahun 2012) menyatakan bahwa

bentuk-bentuk akta yang dipergunakan dalam pembuatan akta meliputi:

a. Akta Jual Beli;

b. Akta Tukar Menukar;

c. Akta Hibah;

d. Akta Pemasukan ke Dalam Perusahaan;

e. Akta Pembagian Hak Bersama;

f. Akta Pemberian Hak Tanggungan;

g. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/ Hak Pakai di atas Tanah Hak Milik;

h. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.

Berdasarkan hal tersebut, bentuk akta sehubungan dengan perpanjangan jangka

waktu pemberian hak pakai di atas tanah hak milik sesungguhnya belum ditentukan

dan berpotensi menimbulkan masalah pada penerapannya di masa mendatang.

Berangkat dari adanya konflik norma sebagaimana dipaparkan di atas, maka

dirasa perlu adanya suatu penyelesaian yang tidak hanya dilakukan dengan

pemikiran-pemikiran praktis, melainkan juga melalui analisa yuridis yang

dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang didasarkan pada penelitian yang

dilakukan secara komprehensif dan mendalam sehubungan dengan pengaturan

jangka waktu kepemilikan rumah tunggal bagi orang asing di atas tanah hak pakai

atas hak milik.

Page 23: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

14

Hal-hal sebagaimana telah dipaparkan di atas merupakan topik kajian dalam

tesis ini. Sebelum dilakukannya penelitian ini, terlebih dahulu telah dilakukan

penelusuran melalui media internet untuk menemukan judul-judul penelitian yang

memiliki kesamaan ataupun kemiripan dengan judul yang digunakan peneliti.

Secara akademik, orisinalitas penelitian ini dapat dipertahankan, karena meskipun

sebelumnya telah terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan tanah di atas hak

pakai atas hak milik maupun terkait kepemilikan properti oleh orang asing, namun

penelitian yang membahas tentang jangka waktu kepemilikan rumah tinggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik merupakan suatu penelitian yang

baru. Atas dasar hal tersebut, penelitian dalam tesis ini tentu akan berbeda dari segi

isi dan pembahasannya dengan penelitian-penelitian dalam tesis lainnya. Adapun

kajian dari tesis-tesis tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Tesis mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas Indonesia

dengan judul “Pemberian Hak Pakai atas Tanah Hak Milik sebagai Alternatif

bagi Warga Negara Asing untuk Memiliki Rumah Tinggal di Indonesia dalam

Menunjang Kepentingan Investasi” oleh Dyah Ayu Grashinta, NIM.

0806426761, tahun 2010. Adapun permasalahan yang dibahas pada tesis ini

ada 3 hal, yakni: (1) Bagaimana alternatif bagi WNA untuk dapat memiliki

rumah tinggal di Indonesia dalam menunjang kepentingan investasi? (2)

Apakah perjanjian yang secara hukum sah melandasi pemilikan rumah tempat

tinggal bagi WNA di Indonesia? (3) Bagaimana prosedur pelaksanaan

perjanjian yang melandasi pemilikan rumah tempat tinggal oleh WNA berupa

perjanjian pemberian Hak Pakai atas Tanah Hak Milik? Hasil penelitian dalam

Page 24: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

15

tesis ini menunjukkan bahwa WNA diperkenankan untuk memiliki rumah

tinggal di atas tanah hak pakai dengan jangka waktu paling lama 25 tahun.

Pemilikan rumah tinggal oleh WNA dilandasi suatu perjanjian pemberian hak

pakai atas tanah hak milik yang berupa Akta Pemberian Hak Pakai atas Tanah

Hak Milik yang dibuat dalam bentuk tertulis oleh Akta Pejabat Pembuat Akta

Tanah.

Walaupun tesis di atas mengkaji kepemilikan rumah tinggal oleh orang asing,

namun permasalahan, pembahasan dan hasil penelitian pada tesis di atas

memiliki perbedaan yang signifikan dengan permasalahan, pembahasan dan

hasil penelitian yang terdapat pada tesis ini. Tesis di atas lebih menitikberatkan

pada kepemilikan rumah tinggal bagi Warga Negara Asing melalui pemberian

hak pakai atas hak milik sebagai alternatif untuk menunjang kepentingan

investasi yang secara umum didasarkan pada PP No. 41 Tahun 1996 sebagai

peraturan pemerintah yang berlaku sebelum ditetapkannya PP no. 103 Tahun

2015, sedangkan tesis ini lebih menitikberatkan dan mengkhusus pada jangka

waktu kepemilikan rumah tunggal di atas tanah hak pakai atas hak milik yang

beranjak dari adanya konflik norma antara ketentuan-ketentuan hukum yang

terdapat dalam PP No. 103 Tahun 2015 dan PP No. 40 Tahun 1996, beserta

karakteristik masalah yang ditimbulkan dan juga pemecahan masalahnya.

Adapun hasil penelitian dalam tesis di atas merupakan cerminan ataupun

gambaran dari apa yang ditentukan dalam PP No. 41 Tahun 1996 yang tentunya

akan sangat berbeda dengan hasil penelitian yang terdapat dalam tesis ini.

Page 25: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

16

2. Tesis mahasiswa Program Magister Kenotariatan Program Pascasarjana

Universitas Udayana dengan judul “Efektifitas Peraturan Pemberian Hak Pakai

atas Tanah Milik Pribadi bagi Orang Asing di Kabupaten Badung” yang

disusun oleh I Putu Indra Mandhala Putra, NIM. 1392461009, tahun 2015.

Adapun permasalahan yang dibahas pada tesis ini ada 3 hal, yakni: (1) Faktor-

faktor apakah yang mempengaruhi pelaksanaan ketentuan pemberian hak pakai

atas tanah untuk orang asing di Kabupaten Badung? (2) Bagaimana fungsi dan

peranan Notaris/PPAT selaku pejabat umum dalam mendukung efektifitas

pelaksanaan pemberian hak pakai untuk orang asing? (3) Apakah pelaksanaan

ketentuan pemberian hak pakai atas tanah untuk orang asing di Kabupaten

Badung sudah berjalan efektif? Hasil penelitian dalam tesis ini menunjukkan

bahwa pelaksanaan ketentuan pemberian hak pakai atas tanah milik pribadi

bagi orang asing di Kabupaten Badung belumlah efektif, yang mana hal

tersebut ditentukan oleh faktor aparat atau petugas hukumnya, termasuk

Notaris/PPAT, dan juga dipengaruhi oleh faktor kesadaran hukum masyarakat.

Tesis tersebut di atas sangat berbeda dengan tesis ini baik dari segi

permasalahan, pembahasan dan hasil penelitian yang ada. Perbedaan tesis

tersebut di atas dengan tesis ini terlihat jelas pada jenis penelitian hukum yang

digunakan. Dari judul tesis di atas, dapat diketahui bahwa jenis penelitian

hukum yang digunakan adalah jenis penelitian hukum empiris yang beranjak

dari adanya kesenjangan antara ketentuan hukum yang ada dengan kenyataan

di lapangan, yang dalam hal ini ialah Kabupaten Badung. Berbeda dengan jenis

penelitian hukum pada tesis di atas, jenis penelitian hukum yang digunakan

Page 26: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

17

dalam tesis ini merupakan jenis penelitian hukum normatif yang beranjak dari

adanya konflik norma antara ketentuan-ketentuan hukum yang terdapat dalam

PP No. 103 Tahun 2015 dan PP No. 40 Tahun 1996. Dengan adanya akar

permasalahan yang berbeda, tentunya substansi dalam tesis di atas akan sangat

berbeda dengan substansi yang ada dalam tesis ini.

3. Tesis mahasiswa Program Magister Kenotariatan Program Pascasarjana

Universitas Udayana dengan judul “Pengaturan Kebijakan Hak Kepemilikan

Properti atas Tanah dan Bangunan bagi Warga Negara Asing di Indonesia”

yang disusun oleh Putu Ayu Ratih Tribuana, NIM. 1492461006, tahun 2016.

Adapun permasalahan yang dibahas pada tesis ini ada 2 hal, yakni: (1) Apakah

Warga Negara Asing dapat memegang hak milik penuh atas tanah dan

bangunan di Indonesia? (2) Bagaimanakah batas-batas hak penuh kepemilikan

properti atas tanah dan bangunan bagi Warga Negara Asing? Hasil penelitian

dalam tesis ini menunjukkan bahwa kegiatan penguasaan tanah oleh orang

asing maupun badan hukum asing menurut Peraturan Pemerintah No. 103

Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal oleh Orang Asing yang

Berkedudukan di Indonesia masih konsisten dengan Asas Nasionalitas dan

masih berlaku pula sistem pemisahan horizontal antara tanah dan bangunan.

Tesis tersebut di atas baik dari segi permasalahan, pembahasan dan hasil

penelitian yang ada memiliki perbedaan mendasar dengan tesis ini. Tesis di

atas lebih menitikberatkan pada hak Warga Negara Asing terkait kepemilikan

properti atas tanah dan bangunan di Indonesia beserta batasan-batasan haknya.

Adapun properti yang dimaksud dalam tesis di atas mencakup didalamnya

Page 27: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

18

rumah tunggal dan juga satuan rumah susun. Berbeda dengan tesis di atas, tesis

ini lebih menitikberatkan dan mengkhusus pada jangka waktu kepemilikan

rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik yang

beranjak dari adanya konflik norma antara ketentuan-ketentuan hukum yang

terdapat dalam PP No. 103 Tahun 2015 dan PP No. 40 Tahun 1996 beserta

karakteristik masalah yang ditimbulkan dan juga pemecahan masalahnya.

Uraian singkat tentang judul, permasalahan dan hasil penelitian dalam

beberapa tesis terdahulu di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan dengan penelitian yang akan dibahas dalam tesis ini. Bertitik tolak

dari latar belakang di atas, maka karya tulis ilmiah dalam bentuk tesis yang

berjudul “Pengaturan Jangka Waktu Kepemilikan Rumah Tunggal oleh Orang

Asing di atas Tanah Hak Pakai atas Hak Milik” ini, baik mengenai latar

belakang, rumusan masalah yang dikaji, maupun pembahasannya bukan

merupakan plagiasi terhadap tulisan penelitian-penelitian terdahulu.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang akan diteliti dalam tesis ini. Masalah-masalah

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik masalah pengaturan jangka waktu kepemilikan

rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik?

Page 28: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

19

2. Bagaimanakah formulasi kebijakan pengaturan pemecahan masalah jangka

waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas

hak milik?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam merencanakan penulisan penelitian tentunya harus dikembalikan pada

tujuan penelitian tersebut.5 Adapun tujuan dalam penelitian ini dibagi menjadi

tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum diadakannya penelitian ini adalah untuk memberikan

sumbangan pemikiran konseptual sehubungan dengan pengembangan ilmu

hukum, khususnya Hukum Agraria dalam kaitannya dengan kepemilikian

rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus dilakukan untuk memberikan deskripsi

sekaligus analisis secara mendalam untuk:

1. Mengetahui, mendeskripsi dan menganalisis karakteristik masalah

pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di

atas tanah hak pakai atas hak milik.

2. Mengetahui, mendeskripsi dan menganalisis formulasi kebijakan

pengaturan pemecahan masalah jangka waktu kepemilikan rumah tunggal

oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

5 Burhan Ashsofa, 2010, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, hal. 133.

Page 29: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

20

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis diadakannya penelitian ini adalah:

1. Memberikan kontribusi teoritis terkait karakteristik masalah pengaturan

jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak

pakai atas hak milik.

2. Memberikan informasi mengenai formulasi kebijakan pengaturan

pemecahan masalah jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang

asing di atas tanah hak pakai atas hak milik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis diadakannya penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi masyarakat, dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang

hukum, khususnya Hukum Agraria mengenai pengaturan jangka waktu

kepemilikian rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas

hak milik.

2. Bagi Pemerintah selaku pembuat kebijakan, dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi dan masukan untuk membentuk produk hukum yang lebih selaras

dengan produk hukum yang lain dan mencerminkan kepastian hukum

mengenai jangka waktu kepemilikian rumah tunggal oleh orang asing di atas

tanah hak pakai atas hak milik.

3. Bagi Peneliti, disamping untuk kepentingan penyelesaian studi juga untuk

menambah pengetahuan di bidang Hukum Agraria.

Page 30: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

21

1.5 Landasan Teoritis

Landasan teoritis memiliki cakupan yang luas, meliputi teori hukum itu sendiri,

asas hukum, konsep hukum dan adagium hukum dalam rangka membangun

argumentasi hukum sebagai jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam

penelitian. Suatu landasan teoritis dapat memberikan petunjuk terhadap

kekurangan-kekurangan pada suatu pengetahuan penelitian.6

Untuk membahas permasalahan yang telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya, yakni mengenai pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal

di atas tanah hak pakai atas hak milik oleh orang asing, maka akan diketengahkan

beberapa teori dan konsep serta pandangan para sarjana sebagai pembenaran teoritis

yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Adapun konsep dan teori tersebut

antara lain meliputi:

1.5.1 Konsep Negara Hukum

Sebuah Negara menurut Plato terbentuk karena tidak ada seorang pun

yang sanggup mandiri, dan selain itu kita hidup membutuhkan banyak hal yang

tidak dapat dihasilkan atau dikerjakan hanya seorang diri, “A city comes into

being because each of us is not self-sufficient, but need many things”.7

Aristoteles menambahkan bahwa “sesungguhnya setiap negara itu merupakan

suatu persekutuan hidup atau lebih tepat lagi suatu persekutuan hidup politis”.8

6 Soerjono Soekanto (selanjutnya disebut Soerjono Soekanto I), 1986, Pengantar Penelitian

Hukum, UI Press, Jakarta, hal. 12.

7 J. H. Rapar, 2001, Filsafat Politik Plato, Aristoteles, Agustinus, Machiavelli, PT. Raja

Grafinfo Persada, Jakarta, hal. 57.

8 Ibid., hal. 167.

Page 31: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

22

Suatu Negara dapat dikatakan sebagai suatu Negara Hukum dengan

memperhatikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Negara tersebut. Frederich

Julius Stahl memaparkan empat prinsip yang terdapat dalam suatu Negara

Hukum yang oleh Negara penganut Civil Law dikenal dengan sebutan

Rechtstaat. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain meliputi:

1. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;

2. Negara didasarkan pada teori trias politica;

3. Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang

(Wetmatiig Bestuur);

4. Adanya peradilan administrasi negara yang bertugas menangani kasus

perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah (onrechmatige

overheidsdaad).9

Dalam Negara yang menganut sistem Common Law, Albert Venn Dicey

menyatakan bahwa suatu Negara dapat dikatakan sebagai Negara Hukum (Rule

of Law), apabila telah memenuhi unsur-unsur Negara Hukum sebagaimana ,

yaitu:

1. Supremacy of law, artinya bahwa yang mempunyai kekuasaan

tertinggi di dalam negara adalah hukum (kedaulatan hukum);

2. Equality before the law, artinya persamaan dalam kedudukan hukum

bagi semua warga negara, baik selaku pribadi maupun kualifikasinya

sebagai pejabat negara;

3. Constitution based on individual rights, artinya konstitusi itu bukan

merupakan sumber dari hak-hak asasi manusia dan jika hak-hak asasi

9 Titik Triwulan Tutik, 2010, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen

UUD 1945, Kencana, Jakarta, hal. 61.

Page 32: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

23

manusia diletakkan dalam konstitusi itu hanya sebagai penegasan

bahwa hak asasi itu harus dilindungi.10

Menurut Sri Soemantri Martosoewigjono, Negara Indonesia merupakan

Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dengan unsur-unsur yang dimiliki

sebagai berikut:

1. Adanya pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia dan

warga negara;

2. Adanya pembagian kekuasaan;

3. Bahwa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, pemerintah harus

selalu berdasarkan atas hukum yang berlaku, baik yang tertulis

maupun yang tidak tertulis;

4. Adanya kekuasaan kehakiman yang dalam menjalankan

kekuasaannya merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan

pemerintah, sedang khusus untuk Mahkamah Agung harus juga

merdeka dari pengaruh-pengaruh lainnya.11

Relevansi Konsep Negara Hukum dengan permasalahan yang dikaji

adalah sehubungan dengan adanya kedaulatan hukum, dimana hukum

memiliki kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara, sehingga setiap

tindakan warga negara, pemerintah atau negara, yang dalam penelitian ini

berhubungan dengan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang

asing di atas tanah hak pakai atas hak milik haruslah didasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu, peraturan perundang-undangan

10 Nukthoh Arfawie Kurde, 2005, Telaah Kritis Teori Negara Hukum, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta hal. 18.

11 Astim Riyanto, 2006, Teori Konstitusi, Penerbit Yapendo, Bandung, hal. 277.

Page 33: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

24

yang jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan sangat diperlukan dalam

mewujudkan cita hukum dalam memberikan kepastian, keadilan dan

kemanfaatan bagi semua pihak.

1.5.2 Konsep Hak Atas Tanah

Dari sudut pandang ilmu hukum, hak dapat dipahami sebagai suatu

kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum atas benda

ataupun orang, sehingga diantaranya timbul suatu hubungan hukum.

Berdasarkan pengertian hak tersebut, hak atas tanah dimaknai sebagai suatu

kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum atas suatu

bidang tanah, sehingga diantara subjek hukum dan tanah terdapat suatu

hubungan hukum yang saling mengikat.

Hak atas tanah atau yang menurut Urip Santoso disebut sebagai hak

penguasaan atas tanah, merupakan “hak yang berisi serangkaian wewenang,

kewajiban dan/atau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu

mengenai tanah yang dihaki”.12 Penguasaan dalam arti yuridis dilandasi oleh

hak yang dilindungi hukum dan memberi kewenangan kepada pemegang hak

untuk menguasai tanah tertentu secara fisik.

UUPA sebagai peraturan perundang-undangan yang memberikan

pengaturan tentang agraria di Indonesia juga memberikan pengertian terkait

hak atas tanah yang dinyatakan pada Pasal 4 ayat (1) dan (2) yang menyatakan

bahwa:

12 Urip Santoso, 2013, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, Cetakan Ketiga, Penerbit

Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 10.

Page 34: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

25

(1) Atas dasar hak menguasai dari negara sebagai yang dimaksud dalam

Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi,

yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh

orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-

orang lain serta badan-badan hukum.

(2) Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini

memberikan wewenang unttuk mempergunakan tanah yang

bersangkutan, demikian pula tubuh bumi serta air dan ruang yang

ada diatasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung

berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas

menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan hukum lain

yang lebih tinggi.

Lebih lanjut dalam Pasal 16 ayat (1) dinyatakan jenis-jenis hak atas tanah

antara lain meliputi:

1. Hak milik;

2. Hak guna usaha;

3. Hak guna bangunan;

4. Hak pakai;

5. Hak sewa;

6. Hak membuka tanah;

7. Hak memungut hasil hutan;

8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang

akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya

sementara sebagai yang disebutkan dalam Pasal 53.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, dapat diketahui bahwa

sesungguhnya setiap orang berkesempatan untuk memiliki hak atas tanah di

Indonesia, namun dengan memperhatikan Asas Kenasionalan pada Pasal 1

ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UUPA dan Asas Hanya Warga Negara Indonesia

yang Mempunyai Hak Milik Atas Tanah pada Pasal 9 ayat (1) dan Pasal 21

ayat (1) UUPA, maka orang dengan kewarganegaraan selain Indonesia atau

Page 35: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

26

orang asing memiliki batasan-batasan atas hak atas tanah yang dapat dimiliki

di Indonesia. Adapun hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh orang asing

hanya terbatas pada hak pakai dan juga hak sewa yang keduanya memiliki

batasan jangka waktu yang harus diperhatikan.

Relevansi konsep hak atas tanah dengan permasalahan yang akan dikaji

terletak pada terbatasnya orang asing sebagai pemegang hak atas tanah di

Indonesia. Dibatasinya hak atas tanah bagi orang asing, khususnya dalam

kaitannya dengan hak pakai, maka orang asing harus memperhatikan jangka

waktu atas hak pakai yang dimiliki di Indonesia sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, sehingga dengan begitu Asas Kenasionalan

dan Asas Hanya Warga Negara Indonesia yang Mempunyai Hak Milik atas

Tanah dapat dilaksanakan dengan maksimal.

1.5.3 Konsep Rumah Tunggal

Orang asing yang memiliki izin tinggal dan keberadaannya memberikan

manfaat, melakukan usaha, kerja ataupun berinvestasi di Indonesia dapat

memiliki rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia. Berdasarkan Pasal 4

ayat (2) PP No. 103 Tahun 2015, rumah tempat tinggal atau hunian yang

dimaksud merupakan:

a. Rumah tunggal di atas tanah:

1. Hak Pakai; atau

2. Hak Pakai di atas Hak Milik yang dikuasai berdasarkan perjanjian

pemberian Hak Pakai di atas Hak Milik dengan Akta Pejabat

Pembuat Akta Tanah.

b. Sarusun yang dibangun di atas bidang tanah Hak Pakai.

Page 36: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

27

Rumah tunggal berdasarkan Pasal 1 angka 2 didefinisikan sebagai “rumah yang

mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding bangunan tidak dibangun

tepat pada batas kaveling”.

Orang asing dapat memiliki rumah tunggal di atas tanah hak pakai

ataupun di atas tanah hak pakai atas hak milik dengan memperhatikan jangka

waktu yang ditentukan dalam PP No. 103 Tahun 2015. Pada Pasal 6 PP No.

103 Tahun 2015, rumah tunggal di atas tanah hak pakai dapat diberikan untuk

jangka waktu tiga puluh tahun untuk kemudian dapat diperpanjang untuk

jangka waktu dua puluh tahun. Apabila waktu perpanjangan telah berakhir,

maka Hak Pakai dapat diperbaharui untuk jangka waktu tiga puluh tahun.

Untuk rumah tunggal di atas tanah Hak Pakai atas tanah Hak Milik yang

dikuasai berdasarkan perjanjian, Pasal 7 PP No. 103 Tahun 2015 memberikan

jangka waktu sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dan tidak lebih lama

dari tiga puluh tahun. Apabila jangka waktu tersebut berakhir, maka Hak Pakai

dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama dua puluh tahun sesuai

kesepakatan dengan pemegang hak atas tanah. Lebih lanjut, dalam hal waktu

perpanjangan telah berakhir, maka Hak Pakai dapat diperbaharui untuk jangka

waktu paling lama tiga puluh tahun sesuai kesepakatan dengan pemegang hak

atas tanah. Adapun perjanjian yang berkaitan dengan jangka waktu tersebut

wajib dicatat dalam buku tanah dan sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.

Orang asing dapat diberikan hak pakai untuk rumah tunggal pembelian

baru. Rumah tunggal yang dapat dimiliki oleh orang asing diberikan dengan

batasan harga minimal sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan

Page 37: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

28

Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian, Pelepasan atau

Pengalihan Hak atas Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh

Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia (Permen Agraria dan Tata

Ruang/ Kepala BPN RI No. 29 Tahun 2016). Disamping batasan harga minimal

tersebut, rumah tunggal yang dapat dimiliki oleh orang asing dibatasi dengan

ketentuan satu bidang tanah per orang per keluarga dengan tanah paling luas

dua ribu meter persegi. Pemberian rumah tempat tinggal dapat diberikan

dengan luas lebih dari dua ribu meter persegi dalam keadaan tertentu yang

mempunyai dampak positif luar biasa terhadap ekonomi dengan izin Menteri.

Rumah tempat tinggal yang dimiliki oleh orang asing termasuk rumah

tunggal dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan. Lebih

lanjut, dalam hal orang asing yang memiliki rumah tunggal meninggal dunia,

maka berdasarkan Pasal 2 ayat (3) PP No. 103 Tahun 2015, rumah tunggal

tersebut dapat diwariskan. Apabila ahli waris yang dimaksud merupakan orang

asing, maka ahli waris tersebut harus memiliki izin tinggal di Indonesia sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.5.4 Teori Kepastian Hukum

Gustav Radbruch menyatakan bahwa “sesuatu yang dibuat pasti

memiliki cita atau tujuan”13, begitu pula hukum yang dibuat dengan tujuan

tertentu. Tujuan hukum menurut O. Notohamidjojo adalah:

13 Muhammad Erwin, 2011, Filsafat Hukum: Refleksi Krisis Terhadap Hukum, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, hal. 123.

Page 38: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

29

Melindungi hak dan kewajiban manusia dalam masyarakat, melindungi

lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat (dalam arti luas, yang

mencakup lembaga-lembaga sosial di bidang politik, sosial, ekonomi dan

kebudayaan), atas dasar keadilan untuk mencapai keseimbangan serta

damai dan kesejahteraan umum (bonum commune).14

Adapun tujuan hukum yang utama sesungguhnya ada tiga, yaitu: adanya

keadilan untuk keseimbangan, kepastian untuk ketetapan dan kemanfaatan

untuk kebahagiaan.

Dalam menciptakan suatu kepastian hukum diperlukan suatu peraturan

umum atau kaidah umum yang berlaku secara umum dan dibuat dalam bentuk

tertulis. Hal ini dilakukan agar tercipta suasana yang aman dan tentram dalam

masyarakat luas dan ditegakan serta dilaksanakan dengan tegas.15

Menurut Peter Mahmud Marzuki, kepastian hukum mengandung dua

pengertian, yaitu:

pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu

mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan dan

kedua, berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan

pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu

individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau

dilakukan negara terhadap individu.16

14 O. Notohamidjojo, 1970, Makna Negara Hukum, BPK, Jakarta, hal. 80.

15 Soerjono Soekanto, 1983, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung, (selanjutnya disebut

Soerjono Soekanto I), hal. 15.

16 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Prenada Media, Jakarta, hal. 158.

Page 39: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

30

Secara normatif, kepastian hukum tercipta manakala suatu peraturan

dibuat dan diundangkan dengan ketentuan yang jelas dan logis, dalam artian

tidak terdapat kekaburan norma yang menimbulkan keragu-raguan dan tidak

menimbulkan konflik norma antara aturan yang satu dengan aturan yang lain.

Kepastian hukum mengandung makna bahwa setiap perbuatan hukum yang

dilakukan harus mampu menjamin kepastian.

Teori ini digunakan dalam penelitian sehubungan dengan adanya konflik

norma yang terjadi mengenai jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik. Konflik norma yang terjadi

tentu akan berimplikasi pada adanya ketidakpastian hukum terhadap aturan

mana yang seharusnya dijadikan pedoman atau digunakan. Di satu sisi PP No.

40 Tahun 1996 menyatakan bahwa jangka waktu hak pakai atas hak milik oleh

orang asing adalah dua puluh lima tahun dan tidak dapat diperpanjang, namun

di sisi lain dalam PP No. 103 Tahun 2015, jangka waktu kepemilikan rumah

tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik dinyatakan lebih

lama dan bahkan dapat diperpanjang. Kehadiran teori ini diharapkan mampu

memberikan masukan dalam penelitian guna memenuhi kepastian hukum

sebagai tujuan hukum yang dicita-citakan.

1.5.5 Teori Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan merupakan suatu istilah yang digunakan

untuk mendeskripsikan berbagai bentuk peraturan hukum tertulis yang

memiliki kekuatan mengikat secara umum dan dibuat oleh Pejabat atau

Lembaga yang berwenang untuk itu.

Page 40: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

31

Pembentukan peraturan perundang-undangan pada hakikatnya ialah

pembentukan norma-norma hukum yang berlaku keluar dan bersifat umum

dalam arti yang luas.17 Teori pembentukan peraturan perundang-undangan

yang baik menurut L. Fuller setidak-tidaknya harus menghindari delapan hal

yang olehnya disebut delapan hal yang fatal, yakni:

a. Failure to establish rules at all, leading to absolute uncertainty.

b. Failure to make rule public to those required to observe them.

c. Improper use of retroactive law making.

d. Failure to make comprehensible rules.

e. Making rules which contradict each other.

f. Making rules which impose requirements with which complience is

impossible.

g. Changing rule so frequently……..

h. Discontinuity between…. … content and … … practice.18

Secara ideal pembentukan peraturan perundang-undangan menurut

Widodo Ekatjahjana paling tidak dilandasi oleh tiga hal, yaitu19:

a. Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik;

b. Politik hukum nasional yang baik;

c. Sistem pengujian peraturan perundang-undangan yang memadai.

17 Yuliandri, 2009, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik

(Gagasan Pembentukan Undang-Undang Berkelanjutan), Rajawali Pers, Jakarta, hal. 25.

18 H. M. Coubrey & N. D. White, 1996, Textbook on Jurisprudence, Blackstone Press

Limited, London, hal. 89.

19 Widodo Ekatjahjana, 2008, Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Citra Aditya,

Bandung, hal. 26.

Page 41: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

32

Lebih lanjut, sehubungan dengan asas-asas pembentukan peraturan

perundang-undangan, Van der Vlies membagi asas tersebut ke dalam asas

formal dan asas materiil.

a. Asas Formal terdiri atas:

1. Asas kejelasan tujuan, mencakup ketetapan peraturan perundang-

undangan dengan kebijakan pemerintah, tujuan khusus peraturan

yang dibentuk, tujuan dari bagian yang akan dibentuk.

2. Asas kelembagaan/organ pembentuk yang tepat, menetapkan

kejelasan organ yang menetapkan peraturan perundang-undangan

tersebut.

3. Asas perlunya pengaturan, menentukan alternatif maupun

relevansi dibentuknya aturan untuk menyelesaikan permasalahan

pemerintahan.

4. Asas dapat dilaksanakan, peraturan yang dibuat dapat ditegakan.

5. Asas kedayagunaan dan keberhasilgunaan,

6. Asas konsensus, kesepakatan rakyat untuk menaati aturan sebagai

konskwensi ditetapkannya aturan.

b. Asas materiil terdiri atas :

1. Asas terminologi/sistematika yang benar, setiap peraturan

dipahami oleh masyarakat.

2. Asas pelaksanaan yang sama dalam hukum, hal ini untuk

memberikan keadilan dalam praktik pelayanan dan penegakan

hukum.

3. Asas kepastian hukum, peraturan yang dibuat mengandung aspek

konsistensi.

4. Asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual, memberikan

penyelesaiaan khusus menyangkut kepentingan individual.20

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teori pembentukan peraturan

perundang-undangan digunakan untuk mengkritisi kelemahan norma dalam

suatu peraturan perundang-undangan. Dua dari delapan hal yang harus

dihindari dalam pembentukan peraturan perundang-undangan menurut L.

Fuller, yakni “Making rules which contradict each other “ dan “Failure to

20 Hamzah Halim dan Kemal Redindo Syahrul Putera, 2009, Cara Praktis Menyusun dan

Merancang Peraturan Daerah (Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Disertai Manual) Konsepsi

Teoritis Menuju Artikulasi Empiris, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 34.

Page 42: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

33

make comprehensible rules”, memiliki hubungan dengan permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini, yakni terkait dengan rumusan masalah pertama

sehubungan dengan karakteristik masalah pengaturan jangka waktu

kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak

milik. Adanya pengaturan jangka waktu yang berbeda diantara PP No. 40

Tahun 1996 dan PP No. 103 Tahun 2015 mencerminkan adanya kontradiksi

antara peraturan pemerintah yang satu dengan yang lainnya. Tidak disertainya

penjelasan ataupun pengaturan lebih lanjut mengenai mekanisme perpanjangan

jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak

pakai atas hak milik sebagai sesuatu yang baru, serta tidak jelasnya bentuk akta

Pejabat Pembuat Akta Tanah yang digunakan dalam perpanjangan tersebut

mencerminkan adanya kegagalan dalam membuat aturan yang mudah untuk

dipahami. Disamping memiliki relevansi dengan rumusan masalah yang

pertama, adanya kelemahan norma yang didasarkan pada teori ini juga

diharapkan menjadi jalan untuk dapat ditemukannya cara-cara efektif sebagai

upaya menjawab rumusan masalah kedua mengenai formulasi kebijakan

pengaturan pemecahan masalah jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik.

1.5.6 Teori Hierarki Norma

Teori Hierarki Norma atau yang dikenal dengan sebutan Stufenbau

Theory merupakan teori yang dikemukakan oleh Hans Kelsen yang

menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan

kaidah berjenjang. Kelsen menyatakan bahwa:

Page 43: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

34

The unity of these norms is constituted by the fact that the creation of the

norm-the lower one-is determined by another-the higher-the creation of

which of determined by a still higher norm, and that this regressus is

terminated by a highest, the basic norm which, being the supreme reason

of validity of the whole legal order, constitutes its unity.21

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa norma hukum

yang paling rendah harus berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi,

dan kaidah hukum tertinggi harus berpegangan pada norma hukum yang

paling mendasar. Semua hukum bersumber dari grundnorm (norma dasar),

dan seluruh tata hukum positif harus berpedoman secara hierarki pada

grundnorm.22

Bukanlah hal yang mustahil apabila diantara norma dalam suatu

peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain terjadi suatu

konflik. Apabila terjadi konflik misalnya antara dua undang-undang, akan

berlaku secara konsisten asas-asas preferensi, yaitu: lex specialis derogate

legi generalis, lex posterior derogate legi priori, lex superior derogate legi

inferiori.23

a. Lex specialis derogate legi generalis

21 Hans Kelsen, 2009, General Theory of Law and State, Translated by Anders Wedberg,

Harvard University Printing Office Cambridge, Massachusetts, USA, hal. 124.

22 Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak dan Markus Hage, 2013, Teori Hukum (Strategi

Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi), Genta Publishing, Yogyakarta, hal. 115.

23 Zainuddin Ali, 2009, Filsafat Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, (selanjutnya disebut

Zainuddin Ali I), hal. 118.

Page 44: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

35

adalah suatu peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus

mengesampingkan berlakunya peraturan perundang-undangan yang

bersifat umum.

b. Lex posterior derogate legi priori

adalah suatu peraturan perundang-undangan yang baru mengesampingkan

peraturan perundang-undangan yang lama.

c. Lex superior derogate legi inferiori

adalah suatu peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.

Hubungan antara teori hieraki norma dengan permasalahan yang

diangkat dalam penulisan tesis ini adalah untuk menjawab rumusan masalah

pertama mengenai pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik. Dari teori ini akan dibahas

pengaturan jangka waktu yang mana yang sesungguhnya berlaku diantara dua

peraturan pemerintah sehubungan dengan jangka waktu kepemilikan rumah

tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik, apakah PP

No. 40 Tahun 1996 ataukah PP No. 103 Tahun 2015 dengan memperhatikan

asas-asas preferensi, khususnya asas Lex specialis derogate legi generalis.

1.5.7 Teori Harmonisasi Hukum

Kata harmonisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan

sebagai upaya mencari keselarasan.24 Dalam Bahasa Inggris, kata harmonisasi

24 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 64.

Page 45: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

36

berasal dari kata harmonize, yang dalam buku Jean L. McKechnie diartikan

sebagai “a fitiing together, agreement, to exist in peace and friendship as

individuals or families (1) combination of parts into an orderly or

proportionate whole (2) agreement in feeling, idea, action, interest, etc.”. 25

Kajian terkait harmonisasi hukum sesungguhnya mulai dikembangkan

dengan melihat fakta bahwa di dalam dunia hukum selalu terdapat

kemungkinan terjadinya disharmonisasi antara norma-norma hukum yang

berlaku dalam peraturan perundang-undangan baik secara vertikal ataupun

horizontal sebagai akibat dari adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang

beragam.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa harmonisasi hukum

merupakan upaya atau proses yang dilakukan dalam rangka mencari

keselarasan antara norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan

perundang-undangan, baik secara vertikal ataupun horizontal guna

memberikan manfaat bagi individu dan juga masyarakat secara proporsional.

Harmonisasi hukum dilaksanakan dengan mengacu atau berpedoman pada

nilai-nilai filosofis, sosiologis dan juga yuridis.

Harmonisasi hukum dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi pencegahan dan

juga sisi penanggulangan. Dari sisi pencegahan, harmonisasi hukum dilakukan

untuk mencegah terjadinya akibat-akibat yang mungkin muncul dari adanya

disharmonisasi hukum, seperti adanya keragu-raguan dalam penerapan norma

25 Jean L. McKechnie, 1983, Websters New Twentieth Century Dictionary Unabridge,

Second Edition, Hal. 828.

Page 46: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

37

hukum, sedangkan dari sisi penanggulangan, harmonisasi hukum dilakukan

sebagai upaya untuk menanggulangi ataupun memperbaiki adanya norma-

norma hukum yang tumpang tindih satu sama lain. Lebih lanjut, menurut

Wacipto Septiadi selain sebagai usaha pemenuhan ketentuan dalam Undang-

Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan, paling tidak terdapat tiga fungsi dari harmonisasi hukum yang

antara lain meliputi:

1. Pengharmonisasian dilakukan untuk menjaga keselarasan,

kemantapan, dan kebulatan konsepsi peraturan perundang-undangan

sebagai sistem dengan tujuan peraturan tersebut dapat berfungsi

secara efektif,

2. Harmonisasi hukum dilakukan sebagai upaya preventif, dalam rangka

pencegahan diajukannya permohonan judicial review peraturan

perundang-undangan kepada kekuasaan kehakiman yang

berkompeten.

3. Menjamin proses pembentukan peraturan perundang-undangan

dilakukan secara taat asas hukum, demi kepentingan dan kepastian

hukum.26

Teori ini digunakan dalam penelitian ini sehubungan dengan adanya

disharmonisasi norma yang terjadi diantara PP No. 103 Tahun 2015 dan PP

No. 40 Tahun 1996, khususnya terkait dengan jangka waktu di atas tanah hak

pakai atas hak milik. Adanya disharmonisasi tersebut menuntut diadakannya

langkah-langkah pengharmonisasian norma guna menanggulangi ataupun

memperbaiki permasalahan yang ada, sehingga di masa mendatang dapat

26 Wacipto Septiadi, 2007, Proses Pengharmonisasian sebagai Upaya untuk Memperbaiki

Kualitas Peraturan Perundang-Undangan, Jurnal Legislatif Indonesia Vol. 4 No. 2 Bulan Juni, hal.

48.

Page 47: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

38

terwujud adanya peraturan perundang-undangan yang lebih selaras dan lebih

mencerminkan kepastian hukum.

1.5.8 Teori Kewenangan

Kewenangan memiliki kedudukan yang penting dalam kajian Hukum

Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Menurut P. Nicolai,

kewenangan yang didalamnya terkandung hak dan kewajiban adalah sebagai

berikut:

Kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu yaitu tindakan-

tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum dan

mencakup mengenai timbul dan lenyapnya akibat hukum. Hak berisi

kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau

menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu, sedangkan

kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan

tindakan tertentu.27

Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa kewenangan pada hakikatnya

berasal dari dua sumber, yakni atribusi dan delegasi. Namun disamping itu,

kadangkala mandat digunakan sebagai cara tersendiri dalam memperoleh

wewenang.28 Sejalan dengan pendapat tersebut, F. A. M. Stroink dan J. G.

Steenbeek menyatakan bahwa:

Atribusi berkenaan dengan penyerahan suatu wewenang baru, sedangkan

delegasi menyangkut pelimpahan wewenang yang telah ada (oleh organ

yang telah memperoleh wewenang secara atributif kepada organ lain;

27 Ridwan HR., 2013, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 99.

28 Philipus M. Hadjon, dkk, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Negara dan Upaya

Administrasi di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hal. 128.

Page 48: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

39

jadi delegasi secara logis selalu didahului oleh atribusi. Mandat tidak

mengakibatkan perubahan wewenang apapun, sebab yang ada hanyalah

hubungan internal, seperti Menteri dengan pegawai untuk mengambil

keputusan tertentu atas nama Menteri, sementara secara yuridis

wewenang dan tanggung jawab tetap berada pada organ kementerian.

Pegawai memutuskan secara teknis, sedangkan menteri secara yuridis.29

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa wewenang yang

didapatkan secara atribusi merupakan wewenang asli yang berasal dari

peraturan perundang-undangan, dengan kata lain organ pemerintahan

memperoleh kewenangan secara langsung dari pasal tertentu dalam suatu

perundang-undangan. Penerima wewenang atribusi dapat memperluas

wewenang yang sudah ada dengan tanggung jawab intern dan ekstern. Pada

delegasi tidak dikenal adanya penciptaan wewenang, melainkan hanya

pelimpahan wewenang dari pejabat satu kepada pejabat lain dengan tanggung

jawab yuridis yang beralih dari pemberi delegasi ke penerima delegasi.

Sedangkan pada mandat, penerima mandat hanya bertindak untuk dan atas

nama pemberi mandat.

Seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah diangkat dengan Surat Keputusan

yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Republik Indonesia, yang mana kewenangannya didapat secara atribusi

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor

29 Ridwan HR., 2003, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, hal. 74.

Page 49: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

40

24 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Teori kewenangan dalam penelitian ini digunakan dalam kaitannya

dengan permasalahan kedua, yakni sehubungan dengan formulasi kebijakan

pengaturan pemecahan masalah jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik, khususnya terkait

permasalahan perpanjangan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh

orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik, yang membutuhkan

kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

PP No. 103 Tahun 2015 menyebutkan bahwa rumah tunggal di atas tanah

hak pakai atas hak milik dapat dimiliki oleh orang asing berdasarkan perjanjian

pemberian hak pakai atas hak milik dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Lebih lanjut, apabila kepemilikan rumah tunggal di atas tanah hak pakai atas

hak milik diberikan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah, maka

perpanjangan terkait hak pakai tersebut akan memerlukan akta Pejabat

Pembuat Akta Tanah. Sehubungan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah,

Perkaban No. 8 Tahun 2012 belum mengakomodir bentuk akta sehubungan

dengan perpanjangan jangka waktu pemberian hak pakai di atas tanah hak

milik, sehingga hal ini kedepannya berpotensi menimbulkan masalah.

1.6 Metode Penelitian

Page 50: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

41

Metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta seni.30 Kartini Hartono mengungkapkan bahwa

metode penelitian merupakan cara-cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan

dengan baik untuk mengadakan penelitian guna mencapai tujuan penelitian.31

Metode penelitian yang diterapkan dalam suatu penelitian harus sesuai dengan ilmu

pengetahuan yang menjadi induknya. Metode penelitian hukum berperan dalam

mempertanggungjawabkan sifat ilmiah ilmu hukum sebagai ilmu yang mandiri.

1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu research yang

berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Suatu penelitian pada

dasarnya merupakan suatu upaya pencarian. Dalam buku Legal Research,

“Legal research is an essential component of legal practice. It is the process

of finding the law that governs an activity and materials that explain or analyze

that law”32, bahwa penelitian hukum merupakan suatu komponen penting dari

praktik hukum yang merupakan proses untuk menemukan hukum yang

mengatur suatu aktifitas yang menjelaskan atau menganalisa hukum material

tersebut.

30 Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, (selanjutnya

disebut Zainuddin Ali II), hal. 17.

31 Kartini Hartono, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, dalam

Hilman Hadikusuma, Mandar Maju, Bandung, hal. 58.

32 Morris L. Cohen & Kent C. Olson, 2000, Legal Research, In A Nutshell, West Group,ST.

Paul, Minn, Printed in the United States of America, hal.1

Page 51: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

42

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif dikonsepkan sebagai

apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau

hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan

berperilaku manusia yang dianggap pantas.33

Jenis penelitian hukum normatif digunakan dalam tulisan ini sehubungan

dengan adanya konflik norma yang terjadi di antara Pasal 7 PP No. 103 Tahun

2015 dan Pasal 49 PP No. 40 Tahun 1996. Oleh karena itu, dalam membahas

permasalahan-permasalahan yang dirumuskan akan didasarkan pada bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

1.6.2 Jenis Pendekatan

Pada umumnya pendekatan di dalam penelitian hukum normatif terdiri

dari pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus

(case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan

perbandingan (comparative approach), dan pendekatan konseptual

(conceptual approach). Sebagai usaha membahas permasalahan yang

dikemukakan dalam penelitian ini digunakan pendekatan yang berdasar pada:

1. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), yaitu dilakukan

dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

dengan isu hukum yang diketengahkan,34 yang dalam hal ini meliputi

33 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, hal. 118.

34 Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hal. 93.

Page 52: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

43

UUPA, PP No. 40 Tahun 1996, PP No. 103 Tahun 2015 dan peraturan

perundang-undangan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan pengaturan

jangka waktu kepemilikan rumah tunggal bagi orang asing di atas tanah hak

pakai atas hak milik.

2. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) dengan merujuk prinsip-

prinsip hukum yang dapat ditemukan dalam pandangan-pandangan para

sarjana hukum ataupun doktrin-doktrin hukum yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

3. Pendekatan Historis (Historical Approach), yaitu dilakukan dengan tujuan

untuk “finding out the previous law in order to understand the reasons

behind the existing law and the course of evolution”.35 Berdasarkan kutipan

tersebut, pendekatan historis dilakukan dengan tujuan untuk mencari aturan

hukum dari waktu ke waktu dalam rangka mendapatkan pemahaman

sehubungan dengan filosofi dari aturan hukum tersebut dan mempelajari

perkembangan aturan hukum tersebut. Di dalam penelitian ini, pendekatan

historis digunakan untuk memahami filosofi dari aturan-aturan hukum

agraria yang mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu.

1.6.3 Sumber Bahan Hukum

35 Khusbal Vibhute & Filipos Aynalem, 2009, Legal Research Method: Teaching Material,

Prepared under the Sponsorship of the Justice and Legal System Research Institute, hal. 32.

Page 53: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

44

Bahan hukum adalah bagian terpenting dalam penelitian hukum. Tanpa

bahan hukum, tidak akan mungkin dapat ditemukan jawaban atas isu hukum

yang diketengahkan.36 Sumber bahan hukum dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga yang antara lain meliputi:

1. Bahan hukum primer, yakni bahan hukum yang mempunyai otoritas

(autoritatif).37 Bahan hukum primer bisa terdiri atas peraturan perundang-

undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan suatu

peraturan perundang-undangan dan putusan hakim. Adapun bahan hukum

primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2043).

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4432).

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4634).

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216).

f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

36 Dyah Octarina Susanti dan A’an Efendi, 2014, Penelitian Hukum (Legal Research), Penerbit

Sinar Grafika, Jakarta, hal. 48.

37 Zainuddin Ali II, Op. Cit., hal. 47.

Page 54: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

45

Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5491).

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1996 tentang

Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 3643).

h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1996 tentang

Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang

Berkedudukan di Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1996 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3644).

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3696).

j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2015

tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang

Asing yang Berkedudukan di Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 325, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5793).

k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 120, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5893)

l. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

m. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak

atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.

n. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah.

o. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2016 tentang Tata Cara

Pemberian, Pelepasan atau Pengalihan Hak atas Pemilikan Rumah

Page 55: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

46

Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di

Indonesia.

2. Bahan Hukum Sekunder, yakni bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, yang meliputi:

a. Buku-buku literatur hukum,

b. Karya Ilmiah Hukum, pendapat para pakar hukum, jurnal hukum,

c. Penjelasan Undang-Undang terkait penelitian dan Peraturan

Pelaksanaannya, dan

d. Internet dengan menyebut nama situsnya.

3. Bahan hukum tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus dan

ensiklopedia.38

1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik bola salju. Dalam kaitannya dengan bahan hukum primer,

teknik ini bekerja atas dasar hierarki peraturan perundang-undangan yang terus

menggelinding dari aturan tertinggi hingga aturan terendah yang memiliki

keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Pada peraturan perundang-

undangan yang lebih rendah, teknik bola salju juga dapat dilakukan untuk

mengetahui peraturan perundang-undangan apa saja yang dijadikan pedoman

ataupun sumber dari terbentuknya peraturan perundang-undangan terkait

dengan memperhatikan bagian Mengingat dalam peraturan perundang-

undangan tersebut, sehingga dengan begitu peraturan perundang-undangan

38 Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 23.

Page 56: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

47

yang lebih tinggi dan memiliki keterkaitan dengan permasalahan dapat

diketahui untuk kemudian dapat dikaji secara komprehensif. Terhadap bahan

hukum sekunder, teknik bola salju diterapkan pada buku-buku hukum, jurnal-

jurnal hukum dan lain-lain yang mencantumkan daftar pustaka pada bagian

akhir tulisan. Sebuah buku yang dirujuk sebagai sumber hukum dalam

penelitian, kemudian dilihat kembali daftar pustakanya, apabila masih terdapat

relevansi antara penelitian dengan buku-buku yang tercantum dalam daftar

pustaka, maka buku-buku tersebut juga perlu dicari sebagai usaha memperkaya

kepustakaan yang digunakan dalam penelitian. Pencarian terus menggelinding

seperti bola salju. Setelah bahan-bahan hukum terkumpul, bahan-bahan hukum

tersebut disusun secara sistematis untuk kemudian dikaji secara komprehensif.

1.6.5 Teknik Analisis Bahan Hukum

Setelah bahan hukum terkumpul kemudian dilakukan analisis untuk

mendapatkan argumentasi akhir yang berupa jawaban terhadap permasalahan

penelitian.39 Analisis dapat dirumuskan sebagai suatu proses penguraian secara

sistematis dan konsisten terhadap gejala-gejala tertentu.40 Adapun teknik

analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik

deskripsi, komparasi, evaluasi dan argumentasi.

Teknik deskripsi dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan

gambaran mengenai suatu kondisi hukum terhadap suatu norma hukum primer,

39 I Made Pasek Diantha, 2014, Metode Penelitian Hukum Normatif, Universitas Udayana,

Denpasar, hal. 65.

40 Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali, Jakarta,

(selanjutnya disebut Soerjono Soekanto III), hal. 137.

Page 57: ABSTRAK PENGATURAN JANGKA WAKTU ... RINGKASAN Tesis ini menganalisis tentang pengaturan jangka waktu kepemilikan rumah tunggal oleh orang asing di atas tanah hak pakai atas hak milik

48

yakni peraturan perundang-undangan dalam posisi netral atau “each statute

become an independent source of law”41, yang berarti peraturan perundang-

undangan tersebut masih belum mendapat komentar dari pihak manapun.

Sebagai kelanjutan dari teknik deskripsi, teknik komparasi digunakan untuk

membandingkan suatu pendapat dengan pendapat yang lain untuk memberikan

kejelasan terhadap permasalahan yang diteliti. Dari perbandingan tersebut akan

didapat pandangan pro dan kontra. Teknik komparasi kemudian dilanjutkan

dengan teknik evaluasi untuk memberikan kejelasan terkait pandangan pro dan

kontra yang ada dengan melakukan penafsiran ataupun konstruksi hukum.

Kelanjutan teknik evaluasi, yakni teknik argumentasi digunakan untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang ada dalam suatu penelitian.

Argumentasi sebagai inti dari penelitian hukum normatif bisa saja setuju

dengan pandangan pro ataupun kontra, namun bisa juga berbeda dengan kedua

pandangan yang ada dan menggunakan pandangan tersendiri.

41 David S. Romantz & K. Elliot Vinson, 1998, Legal Analysis The Fundamental Skill, Carolina

Academic Press, hal. 5.