5
ABU WAFA’ DAN KONTRIBUSINYA DI BIDANG ASTRONOMI Abu Wafa’ nama lainnya adalah Albuzdschani. Ia dikenal sebagai seorang ahli falak dan matematikawan Arab terbesar yang lahir di lingkungan kaum Buy, di Buzdshan Khurasan (kota ini sekarang masuk ke wilayah Iran) pada 1 Ramadhan 328 H/ 10 Juni 940 M. Abu Wafa’ yang nama lengkapnya Muhammad bin Muhammad bin Yahya bin Ismail bin Abbas Abu Wafa’ al-Buzajani merupakan seorang ahli yang termasuk paling disegani pada masanya. Karya- karyanya di bidang ilmu falak antara lain Fi ma Yahtaj ilayh al-Kuttab wa al-Ummal min Ilm al-Hisab, al-Kamil (menurut al-Qifti karya ini mirip dengan almagest), dan Al-Handasah. Jasa utama Abu Wafa’ sebenarnya terletak pada pengembangannya yang lebih jauh terhadap trigonometri. Abu Wafa’ juga mempunyai andil dalam menetapkan metode perhitungan sin 30 menit dan ia pula yang merupakan orang pertama yang menetapkan dalil sinus. Memang sulit untuk menemukan kisah kecil dari astronom muslim ini. Tetapi yang jelas pada sekitar tahun 959 M, Abu Wafa’ pindah ke Baghdad, Irak. Ketika itu Irak dipimpin oleh Sultan ‘Adud. Di kota inilah, ia memulai karir sebagai seorang ilmuwan dan astronom handal dan sangat berjasa bagi umat Islam maupun masyarakat dunia pada umumnya. Bersama dengan para ilmuwan dan astronom lainnya, Abu Wafa’ bekerja pada observatorium istana di Baghdad. kemudian pada tahun 983

ABU WAFA' DAN KONTRIBUSINYA DI BIDANG ASTRONOMI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABU WAFA' DAN KONTRIBUSINYA DI BIDANG ASTRONOMI

ABU WAFA’ DAN KONTRIBUSINYA DI BIDANG ASTRONOMI

Abu Wafa’ nama lainnya adalah Albuzdschani. Ia dikenal sebagai seorang

ahli falak dan matematikawan Arab terbesar yang lahir di lingkungan kaum Buy, di

Buzdshan Khurasan (kota ini sekarang masuk ke wilayah Iran) pada 1 Ramadhan

328 H/ 10 Juni 940 M. Abu Wafa’ yang nama lengkapnya Muhammad bin

Muhammad bin Yahya bin Ismail bin Abbas Abu Wafa’ al-Buzajani merupakan

seorang ahli yang termasuk paling disegani pada masanya. Karya-karyanya di

bidang ilmu falak antara lain Fi ma Yahtaj ilayh al-Kuttab wa al-Ummal min Ilm

al-Hisab, al-Kamil (menurut al-Qifti karya ini mirip dengan almagest), dan Al-

Handasah. Jasa utama Abu Wafa’ sebenarnya terletak pada pengembangannya yang

lebih jauh terhadap trigonometri. Abu Wafa’ juga mempunyai andil dalam

menetapkan metode perhitungan sin 30 menit dan ia pula yang merupakan orang

pertama yang menetapkan dalil sinus.

Memang sulit untuk menemukan kisah kecil dari astronom muslim ini.

Tetapi yang jelas pada sekitar tahun 959 M, Abu Wafa’ pindah ke Baghdad, Irak.

Ketika itu Irak dipimpin oleh Sultan ‘Adud. Di kota inilah, ia memulai karir sebagai

seorang ilmuwan dan astronom handal dan sangat berjasa bagi umat Islam maupun

masyarakat dunia pada umumnya. Bersama dengan para ilmuwan dan astronom

lainnya, Abu Wafa’ bekerja pada observatorium istana di Baghdad. kemudian pada

tahun 983 M, Sultan ‘Adud digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Sharaf. Meskipun

begitu pergantian kekuasaan ini tidak berpengaruh negatif terhadap aktivitas

keilmuwan di lingkungan istana. Malah sebaliknya aktivitas penelitian para

ilmuwan dan astronom justru meningkat karena dukungan istana terhadap mereka

begitu besar.

Sebagai seorang ilmuwan dan astronom muslim, Abu Wafa’ tidak kalah

hebat bila dibandingkan dengan astronom muslim lainnya. Berbagai teori penting

dan puluhan buku telah dihasilkannya. Untuk kepentingan kemajuan penelitian di

lembaga observatorium, Abu Wafa’ membuat alat yang disebut “Wall Quadrant”.

Alat ini berguna untuk mempermudah penelitian terhadap benda-benda langit yang

bergerak. Dan tentu saja, hal ini sangat efisien dan efektif bagi kemudahan

penelitian yang dilakukan oleh Abu Wafa’ bersama para ilmuwan dan astronom

Page 2: ABU WAFA' DAN KONTRIBUSINYA DI BIDANG ASTRONOMI

yang bekerja di Observatorium Istana. Ketika melakukan penelitian bersama

dengan para astronom lainnya, Abu Wafa’ juga banyak mendapat hambatan

berkenaan dengan teori sebagai alat bantu penelitian. Teori alat bantu ini misalnya

saja teori matematika yang berhubungan dengan trigonometri dan geometri. Oleh

karenanya, Abu Wafa’ mencoba mengatasi kesulitan ini. Walhasil ia pun berhasil

menemukan solusi untuk masalah tersebut. Ia berhasil membuat tabel tangen dan

contangen serta menemukan fungsi matematika sinus cosinus lanjutan:

Sin (a + b) = sin (a) cos (b) + cos (a) sin (b)

Cos (2a) = 1 – 2sin2(a)

Sin (2a) = 2sin (a) cos (a)

Selain itu, ia juga menemukan formula sinus untuk geometri bola yaitu;

SinA /Sina = SinC/ Sinc

Tabel trigonometri yang dibuat oleh Abu Wafa’ memiliki keakuratan hingga

8 Angka desimal, jauh lebih ketimbang tabel trigonometri milik Ptolemeus yang

hanya memiliki keakuratan hingga 3 angka desimal.

Seperti para ilmuwan dan astronom muslim lainnya, Abu Wafa’ juga

menulis banyak buku yang berkaitan dengan astronomi. Salah satu bukunya yang

terkenal yaitu berjudul Fi ma Yahtaj ilayh al-Kuttab wa al-Ummal min Ilm al-

Hisabi atau dalam bahasa inggrisnya berjudul Book on what is necessary from the

Science of Arithmetic for Scribes and Businessmen. Abu Wafa’ juga menulis buku

lain yang berjudul “A book on those geometric constructions wich are necessary for

a crafsman” dan “Kitab al-Kamil ” Buku Abu Wafa’ yang berjudul “ Kitab al-

Kamil ” menjadi panutan bagi astronom sesudahnya. Melihat pentingnya bagi

masyarakat dunia, karya dan buku-buku Abu Wafa’ diterjemahkan ke dalam

berbagai bahasa dunia. Wajar kiranya jika Abu Wafa’ mendapat penghargaan

dengan menyandangkan namanya pada salah satu kawah di bulan, “Abu Wafa’

Crater”.

Di antara sederet ulama dan ilmuwan Muslim yang dimiliki peradaban

Islam, hanya 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah mendapat

pengakuan dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU). Ke-24 tokoh Muslim itu

Page 3: ABU WAFA' DAN KONTRIBUSINYA DI BIDANG ASTRONOMI

resmi diakui IAU sebagai nama kawah bulan secara bertahap pada abad ke-20 M,

antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abu Wafa’.

Kebanyakan, ilmuwan Muslim diabadikan di kawah bulan dengan nama

panggilan Barat. Abu Wafa’ adalah salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah

bulan dengan nama asli. Kawah bulan Abu Wafa’ terletak di koordinat 1.00 Timur,

116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abu Wafa’ diameternya mencapai 55 km.

Kedalaman kawah bulan itu mencapai 2,8 km.

Lokasi kawah bulan Abu Wafa’ terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya

berdekatan dengan sepasang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di

sebelah barat daya kawah bulan Abu Wafa’ terdapat kawah Vesalius dan di arah

timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar bernama King. Begitulah dunia

astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di

abad X.

REFERENSI

Azhari, Susiknan. 2008. Ensiklopedi Hisab Rukyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramdan, Anton. 2009. Islam dan Astronomi. Jakarta: Bee Media Indonesia.

http://www.bukanberita.com/siapa-sebenarnya-sosok-seorang-abu-wafa.html