Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
USAHATANI PORANG DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA
(Studi Kasus : Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo)
SKRIPSI
Oleh :
ALMADEA ASNA ELVIRA
216.01.032.018
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2020
1
USAHATANI PORANG DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA
(SKRIPSI)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
Oleh :
ALMADEA ASNA ELVIRA
216.01.032.018
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2020
Abstract
Porang is a potential plant as an export commodity and has high economic value. This
research aims to analyze the efficiency of porang farming in Selur Village, Ngrayun
District, Ponorogo Regency. Primary data were collected through direct interviews with
50 porang farmers, secondary data were obtained through searching for relevant
information in the form of general conditions of the research area at the Village Office.
The data analysis used the R/C ratio formula. The results of the analysis of R/C Ratio
porang farming is 2.99, which means it is efficient because every 1 rupiah spent on
production costs, it generates revenue of 2.99 rupiah.
Keywords: Porang Farming, Efficiency
Abstrak
Porang merupakan tanaman yang potensial sebagai komoditi ekspor dan memiliki nilai
ekonomis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi usahatani porang di
Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Data primer dikumpulkan melalui
wawancara langsung kepada 50 petani porang, data sekunder didapatkan melalui pencarian
informasi relevan berupa keadaan umum daerah penelitian di Kantor Desa. Analisis data
menggunakan rumus R/C Ratio. Hasil analisis R/C Ratio usahatani porang sebesar 2,99
yang artinya sudah efisien karena setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk biaya produksi,
maka menghasilkan penerimaan sebesar 2,99 rupiah.
Kata kunci: Usahatani Porang, Efisiensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porang merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian, berupa semak
(herba) yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Belum banyak
dibudidayakan dan ditemukan tumbuh liar di dalam hutan, di bawah rumpun
bambo, di tepi sungai dan lereng gunung (pada tempat yang lembab). Porang dapat
tumbuh di bawah naungan, sehingga cocok dikembangkan sebagai tanaman sela di
antara jenis tanaman kayu atau pepohonan yang dikelola dengan system
agroforestry. Budidaya porang merupakan upaya diversifikasi bahan pangan serta
penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi ekspor di
Indonesia. Komposisi umbi porang bersifat rendah kalori, sehingga dapat berguna
sebagai makanan diet yang menyehatkan (Sari, dkk, 2015).
Porang dapat tumbuh baik pada tanah kering dan berhumus dengan pH 6-7.
Umbi batangnya berada di dalam tanah dan umbi inilah yang dipungut hasilnya.
Tanaman porang di kawasan hutan kebanyakan dibudidayalan dibawah tegakan
tanaman jati dan sonokeling. Saat ini masih terdapat kerancuan dalam membedakan
antara tanaman Porang (Amorphophallus oncophyllus Prain) dengan Iles iles
(Amarphopallus muelleri Blume), Suweg (Amarphopallus companulatus) dan
Walur (Amarphopallus variabilis). Penelitian terbaru membuktikan bahwa dari
keempat jenis umbi-umbian tersebut porang memiliki kandungan glukomanan
tertinggi (35%), untuk itu umbi porang saat ini banyak dicari orang karena memiliki
nilai ekonomis yang tinggi (Siswanto, 2016).
Pada era reformasi muncul paradigma baru mengenai pengelolaan hutan
yang berbasis masyarakat atau community forestry dengan diterbitkannya Undang-
Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Pada tahun 2001 Perum
Perhutani meluncurkan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan
memasukkan indek pembangunan manusia (IPM) sebagai bagian dari sasaran
aktivitasnya. Kebijakan PHBM adalah kebijakan mengenai pengelolaan hutan yang
memadukan aspek-aspek ekonomi, ekologi maupun sosial untuk secara bersama
dengan Masyarakat Desa Hutan (MDH) melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) dan pihak yang berkepentingan (stakeholder). Pengelolaan dengan sistem
PHBM ini selain untuk memperbaiki lingkungan juga untuk memperbaiki kondisi
sosial ekonomi masyarakat desa hutan berupa peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan (Arafia, 2020).
Porang merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai
komoditi ekspor karena beberapa negara membutuhkan tanaman ini sebagai bahan
makanan maupun bahan industri. Indonesia mengekspor porang dalam bentuk
gaplek atau tepung ke Jepang, Australia, Srilanka, Malaysia, Korea, Selandia Baru,
Pakistan, Inggris dan Italia. Permintaan porang dalam bentuk segar maupun chip
kering terus meningkat. Sebagai contoh, produksi porang Jawa Timur tahun 2009
baru mencapai 600-1000 ton chip kering sedangkan kebutuhan industri sekitar
3.400 ton chip kering (Sulistiyo, dkk, 2015). Data sistem otomasi perkarantinaan
Indonesia Full Automation System, di wilayah kerja Balai Besar Karantina
Pertanian Surabaya, menunjukkan dua tahun terakhir ekspor konjac chips
mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, 4,3 ton porang kering senilai Rp. 61
miliar diekspor ke berbagai negara. Pada tahun 2018, jumlahnya meningkat
menjadi 5,5 ton dengan valuasi senilai Rp. 77 miliar. Sementara, pada semester
pertama 2019, ekspor porang kering sudah mencapai 3,7 ton dengan nilai Rp. 51
miliar. Melebihi nilai ekspor porang kering pada semester pertama 2018, yakni
senilai Rp. 40 miliar (Daniarto, 2019)
Menurut data Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian per tahun 2020
dari bulan Januari-September untuk ekspor porang baik dalam bentuk chip porang,
tepung, umbi baik dalam bentuk irisan atau tidak mencapai volume 10.931 ton atau
senilai US$ 31.427.394. Dengan ekspor terbesar pada bulan Mei dengan volume
mencapai 2.036 ton atau senilai US$ 8.118.847. Sedangkan untuk ekspor terkecil
terjadi pada bulan Februari dengan volume mencapai 427 ton atau senilai dengan
US$ 607.329. Kementerian Pertanian tengah mendorong potensi umbi porang
untuk dikembangkan lagi, sehingga volume ekspor terus meningkat. Dan hingga
saat ini, salah satu keterbatasan ekspor porang di Indonesia terletak pada
penyediaan bahan baku yang masih terbatas, sehingga Kementerian Pertanian akan
mendorong potensi pengembangan budidaya porang.
Salah satu daerah yang cocok untuk ditanami komoditi porang adalah Desa
Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Sebagian besar petani disana
beralih ke komoditi porang untuk ditanam di lahan mereka karena harga jual porang
yang cukup tinggi dan pemeliharaannya yang cenderung mudah. Akan tetapi masih
banyak petani yang memiliki kendala terhadap usahatani porang yang mereka olah
seperti penggunaan pupuk, pemilihan bibit, pemeliharaan tanaman yang kurang
tepat dan efisien. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ini untuk menganalisis
pendapatan, faktor-faktor pendapatan dan kontribusi pendapatan usahatani porang,
dengan harapan bahwa petani dapat membuat penelitian ini sebagai referensi untuk
usahatani porang mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa rumusan masalah
yang ingin dianalisis. Rumusan masalah yang pertama adalah, apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan usahatani porang, rumusan masalah yang kedua
yaitu apakah usahatani porang di Desa Selur efisien atau tidak, dan yang ketiga
adalah berapa besar kontribusi usahatani porang terhadap pendapatan keluarga
petani porang di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan khusus
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
usahatani porang di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.
2. Untuk menganalisis efisiensi usahatani porang di Desa Selur, Kecamatan
Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.
3. Untuk menganalisis besarnya kontribusi usahatani komoditi porang
terhadap pendapatan keluarga di Desa Selur, Kacamatan Ngrayun,
Kabupaten Ponorogo.
1.4 Batasan Penelitian
1. Pada penelitian ini petani yang dimaksud adalah petani yang
membudidayakan komoditi porang, kemudian untuk analisis pendapatan
keluarga hanya diterapkan untuk keluarga yang memiliki usahatani porang.
2. Pengambilan data menggunakan 2 (dua) metode yaitu wawancara langsung
dan pengisian kuisioner. Data yang diperoleh berupa data primer yakni data
diperoleh dari kuisioner yang di isi oleh petani porang, dan data sekunder
yang dikoleksi dari arsip Kantor Desa Selur dan data wawancara.
3. Petani porang yang diwawancara dan diberi lembar kuisioner yakni petani
yang sudah berkeluarga, berusia lebih dari 25 tahun dan tidak ada batasan
pendidikan yang diterapkan terhadap peserta wawancara.
4. Periode panen porang dalam satu kali musim tanam (1 tahun) untuk semua
luas lahan yang dimiliki petani responden sebagai usahatani porangnya
harus dipanen semua.
5. Ruang lingkup usahatani porang dibatasi di Desa Selur, Kecamatan
Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis manfaat penelitian ini untuk memenuhi persyaratan kelulusan
program studi S1 di Universitas Islam Malang dan tambahan pengetahuan.
2. Bagi Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang adalah untuk menambah
referensi mengenai usahatani dan pendapatan komoditi porang.
3. Bagi perpustakaan Universitas Islam Malang sebagai tambahan referensi
dan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang pertanian
khususnya usahatani porang.
4. Bagi pelaku usahatani komoditi porang sebagai tambahan ilmu untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani porang serta
banyaknya kontribusi usahatani porang terhadap pendapatan keluarga.
5. Bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan maupun kebijakan di bidang pertanian khususnya pada pertanian
porang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, berikut merupakan kesimpulan dari
penelitian ini.
1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani porang
adalah biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya pupuk urea, produksi
katak/bulbil dan produksi umbi. Biaya bibit dan biaya tenaga kerja
berpengaruh 99% atau nilai signikankansinya < 0,01 dan berpengaruh
negatif terhadap pendapatan usahatani porang. Biaya pupuk urea
berpengaruh 85% atau signifikansinya < 0,15 dan berpengaruh negatif
terhadap pendapatan porang. Produksi katak/bulbil dan produksi umbi
berpengaruh sebesar 99% atau nilai signifikansinya < 0,01 dan berpengaruh
positif terhadap pendapatan usahatani porang. Sedangkan untuk luas lahan,
biaya pupuk kandang, biaya pupuk phonska dan biaya pupuk SP tidak
berpengaruh terhadap pendapatan usahatani porang di Desa Selur.
2. Pendapatan usahatani porang sebesar Rp 24.230.021 per hektar per musim
tanam. R/C Ratio usahatani porang sebesar 2,99 yang artinya 1 rupiah yang
dikeluarkan untuk biaya produksi, maka menghasilkan penerimaan sebesar
2,99 rupiah. Dengan kata lain usahatani porang di Desa Selur sudah efisien.
3. Kontribusi pendapatan usahatani porang di desa Selur Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo sebesar 38,44%, kontribusi pendapatan usahatani non
porang sebesar 36,76% dan kontribusi pendapatan non usahatani sebesar
24,80%. Artinya pendapatan usahatani porang memberikan kontribusi
terbesar terhadap pendapatan keluarga petani porang di Desa Selur.
6.2 Saran
1. Pemerintah perlu mengadakan sosialisasi tentang usahatani porang terhadap
petani porang di Desa Selur. Hal ini agar petani porang lebih memiliki ilmu
dan pengetahuan untuk berusahatani porang mengingat tingginya hasil
pendapatan usahatani porang.
2. Adanya bantuan subsidi dari pemerintah terutama untuk pupuk dan juga
bibit yang harganya cukup tinggi akan mendukung proses produksi
usahatani porang. Dengan penanganan yang baik dan tepat, tentu usahatani
porang ini dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani porang di
Desa Selur.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Nurul. 2018. Analisis Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Anggraeni, D.A., S.B. Widjanarko, D.W. Ningtyas. 2014. Proporsi Tepung Porang
(Amorphophallus muelleri Blume): Tepung Maizena Terhadap
Karakteristik Sosis Ayam. J. Pangan dan Agroindustri 2(3):214-223.
Arafia, Iza Ari. 2020. Kelembagaan Pemasaran dan Usahatani Porang di
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Malang : Uviversitas Islam
Malang.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bambang. S. 1994. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : LP3ES.
Boediono. 2002. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE.
Daniarto, Rizki. 2019. Ekspor Porang dari Jawa Timur Terus Meningkat.
Surabaya: Surabaya Inside
Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian. 2020. Basis Data Ekspor-
Impor Komoditi Pertanian.
Endriyeni, E. dan N. Harijati. 2010. Beberapa Varian Porang (Amorphophallus
muelleri Blume) di Klangon, KPH Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa
Timur. Malang : Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gilarso, T., Drs., 1992. Pengantar Ilmu Ekonomika Bagian Makro. Yogyakarta :
KANISIUS.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Terjemah Sumarno Zein. Jakarta:
Erlangga.
Haryani, K. dan Hargono. 2008. Proses pengolahan iles-iles (Amorphophallus sp.)
menjadi glukomannan sebagai gelling agent pengganti boraks. Momentum
4(2):38-41.
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ika, K. 2011. Studi pembuatan mie instant berbasis tepung komposit dengan
penambahan tepung porang (Amorphophallus oncophyllus). Malang :
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Jhingan, M.L., 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian. Jakarta : PT.
Raya Grafindo Persada.
Junaidi, Muhammad. 2020. Efisiensi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Bawang Merah. Malang : Universitas Islam Malang.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2019. Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.
Mahubessy, Masiah. 2020. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Sayur Di Desa Waiheru Kecamatan Teluk Ambon
Baguala. Maluku : Universitas Pattimura.
Masyhuri dan M. Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi,
Teori dan Aplikasi. Bandung : ALFABETA.
Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Edisi Ke-Tiga.LP3S.
Mulyadi, 2009. Akuntansi Biaya, Edisi ke 5. Yogyakarta : STIE YKPN.
Prasetyo, Benny 2017. Analisis Usahatani Padi Sawah di Desa Tumbang Manggu,
Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah.
Palangka Raya : Universitas PGRI Palangka Raya.
Rahim. Abd. Dan Hastuti. DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Jakarta : Penebar
Swadaya
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro (Edisi Revisi). Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Sa’diyah, Binti Arifatus. 2019. Kontribusi Usahatani Tembakau Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga di Desa Ketandan Kecamatan Lengkong
Kabupaten Nganjuk. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Saleh, Nasir, Dkk. 2015. Tanaman Porang Pengenalan, Budidaya, dan
Pemanfaatannya. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Porang.
Saragih, Faoeza Hafiz. 2020. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Usahatani Padi Ciherang di Desa Tebing Tinggi Kabupaten Serdang
Bedagai. Aceh : Universitas Samudra.
Sari, Ramdana dan Suhartati. 2015. Tumbuhan Porang : Prospek Budidaya Sebagai
Salah Satu Sistem Agroforestry. Makassar : Balai Penelitian Kehutanan.
Setiyanto, A. 2008. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung.
Bogor : Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Siswanto, Bambang dan Hidayati Karamina. 2016. Persyaratan Lahan Tanaman
Porang (Amarphopallus ancophillus). Malang : Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb-Douglas. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta : UI-Press.
Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Edisi 1. Jakarta : Cetakan 2. PT Raja
Grafindo Persada. Hal 152.
Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 2004. Buku Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan.
Jakarta; Djambatan.
Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
Suharno. 2008. Prinsip-prinsip Dasar Kebijakan Pablik. Yogyakarta : UNY Press.
Sulistiyo, Rico Hutama, Lita Soetopo dan Damanhuri. 2015. Eksplorasi dan
Identifikasi Karakter Morfologi Porang (Amorphophallus Muelleri B.) Di
Jawa Timur. Malang : Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Winarno, Surahmad. 1998. Pengantar Penelitian Sosial Dasar Metode Tehnik.
Bandung : Penerbit Tarsito.
Wulandari, Anita. 2020. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntugan Usahatani
Melon di Desa Krejengan Kec. Krejengan Kab. Probolinggo. Malang :
Universitas Islam Malang.
Yuwono, Sudarminto S. 2010. Introduksi glukomannan porang (Amorphophallus
oncophyllus) dalam pembuatan beras tiruan sebagai upaya peningkatan
potensi lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan. Malang : Universitas
Brawijaya.