Upload
bafrinaldi
View
13
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Weathering
Citation preview
Accelerated Weathering
Saat ini tidak ada performance yang bersifat universal untuk prosedur accelerated weathering. Prinsip
dari pengujian accelerated weathering adalah kesesuaian antara kondisi pengujian di laboratorium
dengan kondisi aplikasinya. Kunci sukses uji performance ini adalah kemampuan untuk dapat
menghubungkan antara data pengujian di laboratorium dengan kemampuan di lapangan. Hal penting
untuk diingat adalah tidak ada pengujian yang sempurna yang dapat memberikan prediksi yang akurat
mengenai aplikasi di lapangan dan perkiraan umurnya. Faktor utama pada pemaparan oleh alam (climatic
exposure) adalah kelembaban, temperature, dan radiasi cahaya matahari (sinar UV). Beberapa dari faktor-
faktor ini tergantung pada kondisi geografis. Tidak ada prosedur untuk accelerated weathering yang dapat
menjangkau area geografis (kondisi cuaca) yang luas.
Prosedur accelerated weathering umumnya melibatkan siklus pemaparan dengan kombinasi salt spray,
pemanasan dan/atau pendinginan temperature, serta radiasi UV. Material dengan serangkaian uji
tersebut dilihat derajat kerusakannya sebagai fungsi waktu. Sebagai contoh, pada pengujian ketahanan
terhadap bahan kimia, criteria yang digunakan adalah sifat mekanik, perubahan berat, dan appearance-
nya (perubahan warna, kekilapan, dan lain-lain).
Peralatan Artificial Weathering
Tujuan utama dari accelerated weathering adalah untuk memprediksi umur dari material di bawah
kondisi uji, dimana kondisi uji tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan aplikasi yang paling serupa.
Hal yang paling mudah adalah dengan memaparkan langsung material tersebut ke lingkungan. Namun
pendekatan ini membutuhkan waktu yang sangat lama (sekurang-kurangnya waktu yang dibutuhkan
selama waktu aplikasi produk yang diharapkan). Natural weathering secara normal dipercepat dengan
memaparkan ke kondisi yang lebih keras dari kondisi aplikasi yang diharapkan. Percepatan dapat juga
ditingkatkan dengan menggunakan cermin Fresnel yang mengkonsentrasikan sinar matahari langsung ke
spesimen uji.
Artificial weathering merupakan pengujian dengan memaparkan spesimen uji dengan sumber cahaya
buatan di dalam suatu ruang dimana temperature, kelembahan, dan semburan air (water spray) yang
terkontrol. Keuntungannya adalah lebih mudah untuk mempercepat pengujian dengan semua kondisi
pemaparan yang terkontrol. Namun masalah dengan pendekatan ini adalah penentuan efek sinergis
(interaksi) antara parameter yang berbeda dalam proses weathering tersebut. Parameter kunci pada
semua peralatan accelerated weathering adalah sumber cahaya yang berfungsi sebagai simulasi radiasi
matahari. Sumber cahaya buatan yang paling sering (terutama) digunakan adalah carbon-arc, xenon-arc,
dan lampu fluorescent.
Sinar UV dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu:
1
5
10
15
20
25
30
35
a. UV-A (315 – 400 nm) : sedikit berbahaya bagi polimer, sebesar 6% dari total radiasi matahari yang
mencapai bumi
b. UV-B (280 – 315 nm) : lebih merusak bagi polimer, sebesar 0,1% dari total radiasi matahari yang
mencapai bumi
c. UV-C (<280 nm) : paling merusak bagi polimer, namun disaring oleh atmosfer bumi
Radiasi UV di bawah 350 nm diserap oleh kaca jendela, sehingga menghilangkan radiasi UV-B di dalam
ruangan.
Carbon-Arc : Tipe spektrum carbon-arc mengandung seri garis emisi yang ter-superimpose pada
background yang kontinu. Spektrum tersebut tidak cukup serupa dengan radiasi matahari, khususnya
pada panjang gelombang rendah (<350 nm). Energi yang tinggi, panjang gelombang pendek
menyebabkan kerusakan yang utama yang sedikit berhubungan dengan proses weathering alami.
Walaupun dengan adanya kekurangan ini, lampu carbon-arc masih digunakan secara komersial hingga
saat ini dan penggunaannya untuk plastik distandarkan pada ISO 4892:Part 4 dan ASTM D 1499-99.
Xenon-Arc : Lampu xenon-arc memberikan spectra simulasi yang lebih baik untuk sinar matahari
dibandingkan sumber lampu lainnya. Kelemahannya adalah mahalnya biaya untuk membeli lampu dan
merawatnya. Spektrum xenon-arc memiliki panjang gelombang UV lebih pendek dari yang ditemukan
pada radiasi matahari, namun panggunaan filter dapat dengan mudah menghilangkan hal ini. Lampu
xenon juga mengemisikan radiasi infra merah tingkat tinggi yang harus dihilangkan untuk mencegah
terjadinya pemanasan yang berlebih pada spesimen. Pada saat ini, lampu xenon lebih disukai bila
dipersyaratkan spektrum total matahari. Prosedur uji yang menggunakan lampu xenon adalah ISO
4892:Part 2 dan ASTM D 2565-99.
Lampu Fluorescent : Lampu fluorescent merupakan alternatif yang lebih murah untuk lampu xenon.
Lampu fluorescent ini dapat mensimulasi spektra matahari pada daerah kritis UV. Pengemisian kembali
spectra panjang gelombang panjang dari lampu uap merkuri tekanan rendah menghasilkan radiasi dari
lampu fluorescent. Ini ditingkatkan dengan pelapisan fosfor pada permukaan dalam tabung lampu.
Distribusi spectra sinar yang diradiasikan oleh lampu dapat bervariasi tergantung pada jenis lampu yang
digunakan. Untuk percepatan yang sangat singkat dapat digunakan lampu jenis UV-B. Lampu UV-B ini
memiliki peak UV yang kuat disekitar panjang gelombang 313 nm dimana konsekuensinya adalah
percepatan proses degradasi. Bagaimanapun, radiasi yang intens juga ditransmisikan di bawah panjang
gelombang 270 nm (tidak ditemukan pada radiasi matahari dan dapat memicu degradasi yang tidak
ditemukan pada kondisi normal).
2
5
10
15
20
25
30
35