3

Click here to load reader

Adakah Pemeriksaan Penunjang Untuk Depresi Dan Cemas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medical

Citation preview

Page 1: Adakah Pemeriksaan Penunjang Untuk Depresi Dan Cemas

Adakah Pemeriksaan Penunjang Untuk Depresi dan Cemas?Oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater)

Ketika pasien bertanya kepada saya tentang pemeriksaan apa yang bisa membuktikan adanya masalah di otak pasien terkait dengan gangguan cemas atau depresi yang dideritanya, terus terang saya tidak bisa merekomendasikan pemeriksaan apa yang umum dilakukan dalam praktek sehari-hari. Sistem otak yang terganggu dalam gangguan cemas adalah kondisi terkait fungsional sistem yang melibatkan banyak faktor sistem di otak, ada sistem saraf otonom, sistem aksis hipotalamus-pituitary-adrenal, serta sistem neurotransmitter monoamine (terkait tiga sistem lainnya yaitu serotonin,dopamin dan norepineprine).

Pemeriksaan darah tidak banyak yang bisa diandalkan. Pemeriksaan fungsi tiroid (biasanya cukup TSHs dan FT4) adalah pemeriksaan yang sifatnya lebih menyingkirkan diagnosis penyakit tiroid yang sering kali mirip dengan gangguan cemas panik (hipertiroid) atau depresi (hipotiroid). Pemeriksaan kadar kortisol darah yang dilakukan pagi dan sore hari juga terkadang tidak memberikan hasil yang memuaskan sebagai pertanda diagnosis.

JIkalau ingin memeriksa anatomis otak juga sama saja. Sistem yang terganggu pada pasien depresi dan cemas bukan bersifat anatomis yang bisa dicek masalahnya dengan pemeriksaan CT-Scan atau MRI. Pemeriksaan EEG juga tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi di dalam tiga sistem yang saya sebutkan di atas. Paling mungkin dan yang banyak diteliti adalah pemeriksaan dengan menggunakan f-MRI (functional MRI) dan PET-SCAN yang sebenarnya dalam praktek sehari-hari jarang digunakan atau bahkan tidak pernah sama sekali.

Gambar 1. Imaging f-MRI pada pasien depresi

Page 2: Adakah Pemeriksaan Penunjang Untuk Depresi Dan Cemas

(sumber : Google images from www.mayoclinic.com)Tampak pada gambar di atas adala hasil f-MRI pada pasien depresi. Terlihat bahwa gambaran pasien yang tidak depresi lebih banyak bagian otaknya yang aktif (bercahaya) dibandingkan dengan pasien depresi yang lebih banyak yang tidak aktif (tidak bercahaya). Hal ini memang secara teori dan klinik terbukti bahwa pasien yang mengalami depresi kebanyakan mengalami gangguan dalam kognitif (fungsi pikirnya) sehingga tampak sulit konsentrasi, sulit berpikir, sulit memutuskan sesuatu dan kesulitan daya kognitif yang lain.

Gambar 2. Gambaran PET-Scan pada pasien depresi(sumber : Google Search http://www.biologicalunhappiness.com)Gambar di atas adalah pasien depresi yang telah mengalami perbaikan setelah pengobatan. Gambaran PET-SCAN memperlihatkan bagian-bagian otak yang mulai aktif secara menyeluruh yang sangat berbeda dengan gambaran sebelumnya. bagian prefrontal cortex di depan tampak aktif yang membuktikan proses penyembuhan yang sukses.Pemeriksaan inilah yang secara penelitian membuktikan adanya perbaikan yang nyata pada pasien depresi ataupun cemas depresi yang diberikan pengobatan, baik dengan obat atau psikoterapi. Sayangnya pemeriksaan ini tidak dilakukan secara rutin di klinik. Selain hanya bersifat konfirmasi dan untuk menunjang hasil pengobatan, harganya juga sangat mahal. Diagnosis pasien depresi atau cemas sampai saat ini masih menggunakan pedoman diagnosis yang sudah diakui secara internasional yaitu ICD-10 (WHO) atau DSM-IV TR (American Psychiatric Association). Pasien mengeluhkan keluhan subyektif yang dirasakannya, kemudian dengan tambahan informasi dari keluarga pasien maka data obyektif tentang keluhan pasien dapat dikonfirmasi. Setelah itu barulah gejala dan tanda itu dicocokan ke pedoman diagnosis untuk mendapatkan diagnosis sebagai salah satu langkah paling penting dalam terapi gangguan kejiwaan.Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat. Salam Sehat Jiwa

Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/04/29/adakah-pemeriksaan-penunjang-untuk-depresi-dan-cemas-459263.html