26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang

Agama Ahklak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkkkkkk

Citation preview

Page 1: Agama Ahklak

BAB I

PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang

berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata

lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan

berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan

berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri

atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat

beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui

rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.

Islam (Arab: al-islām, اإلسالم : “berserah diri kepada Tuhan“) adalah agama yang mengimani

satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh

dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam

memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله,

Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti “seorang yang

tunduk kepada Tuhan”, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat

bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia

Page 2: Agama Ahklak

melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa

Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Akhlak dalam pandangan Islam

Akhlak merupakan representasi dari pemikiran seseorang yang nampak dari luar. Akhlak

sering dijadikan parameter baik buruknya seseorang dilihat dari sudut pandang manusia.

Akhlak bersifat relative dalam hal penilaian walaupun hanya disandingkan dari dua sisi yaitu

baik dan buruk.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada tiga hubungan yang

mengharuskannya untuk berbuat sesuatu. Yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT          

( ibadah ), hubungan manusia dengan sesama manusia ( muamalah dan uqubat ) dan

hubungan manusia dengan dirinya sendiri ( akhlak, makanan, minuman, pakaian, dan lain-

lain ).  Ketiga hubungan tadi mengharuskan kita untuk menentukan sikap yang harus diambil

sesuai dengan pemikirannya, termasuk akhlak yang akan dibahas lebih mendalam pada

tulisan ini.

Dalam perspektif Islam, akhlak merupakan bagian dari syariat Islam. Dalam syariat Islam

akhlak tidak menjadi bagian khusus yang terpisah, bahkan dalam fikih tidak dibuat satu bab

pun yang khusus membahas akhlak.

Berdasarkan fungsinya, akhlak merupakan pemenuhan terhadap perintah Allah atau menjauhi

larangan-Nya, bukan karena akhlak ini membawa manfaat atau madlarat dalam kehidupan.

Walhasil akhlak tidak dapat dijadikan dasar bagi terbentuknya suatu masyarakat. Akhlak

adalah salah satu dasar bagi pembentukan individu. Masyarakat tidak dapat dipebaiki dengan

Page 3: Agama Ahklak

akhlak, melainkan dengan dibentuknya pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan Islami, serta

diterapkannya peraturan Islam di tengah-tengah masyarakat itu. Yang menggerakkan

masyarakat bukanlah akhlak, melainkan peraturan-peraturan yang diterapkan di tengah-

tengah masyarakat itu, pemikiran-pemikiran, dan perasaan yang melekat pada masyarakat

tersebut.

Untuk menilai baik buruknya suatu akhlak, bisa ditinjau dari dua pendekatan yang paling

banyak dilakukan, yaitu kebenaran relative dan kebenaran mutlak. Dalam pendekatan

kebenaran relative, nilai sebuah akhlak menjadi relative karena disandarkan pada penilaian

subjektif manusia. Akhlak yang dianggap baik oleh masyarakat di suatu tempat belum tentu

baik bagi masyarakat di tempat lain, misalnya bagi orang-orang barat bergaul bebas antara

lawan jenis bukan hal yang tabu tapi bagi orang-orang islam yang taat hal seperti itu tentunya

sangat dilarang. Semua tergantung dari pemahaman manusia tentang perbuatan yang

dilakukan dan kebiasaan atau kebudayaan yang ada di suatu tempat. Dalam pendekatan

kebenaran mutlak hanya ada satu sudut pandang yang menyatakan akhlak itu baik atau buruk.

Tidak ada perdebatan diantaranya karena sumber dari penetapan baik dan buruk itu bersifat

pasti. Perintah dan larangan Allah SWT yang terdapat dalam al Quran merupakan parameter

penentu baik buruknya suatu akhlak tanpa memperhatikan apakah perasaan manusia

menganggapnya baik atau buruk. Dari kedua pendekatan diatas, dapat ditarik sebuah benang

merah bahwa penilaian sebuah ahlak hendaklah disandarkan pada kebenaran mutlak yang

terdapat dalam Al-Quran. Selain itu, akhlak yang biasa kita kategorikan sebagai akhlak yang

baik seperti jujur, sopan, ramah, dan lain-lain bisa saja menjadi akhlak yang buruk jika hal itu

bertentangan dengan perintah dan larangan Allah SWT. Misalnya, jujur kepada musuh saat

perang sangat tidak diperbolehkan karena dapat merugikan. Pada konteks ini jujur termasuk

akhlak yang tercela karena bisa membocorkan rahasia Negara atau saat perang kita bersikap

Page 4: Agama Ahklak

lemah lembut terhadap musuh, hal itu tidak diperbolehkan karena sudah menjadi kewajiban

kita untuk mengalahkan musuh saat terjadi peperangan.

Dalam membangun sebuah masyarakat, akhlak sering dijadikan sebagai fokus utama untuk

merekonstruksi sebuah masyarakat. Hal ini tentu saja sangat keliru mengingat akhlak adalah

dasar bagi pembentukan individu. Jika kita menitiberatkan dakwah kita pada akhlak, maka

yang timbul adalah pengkultusan pada tokoh tertentu tanpa mengetahui sebabnya kenapa

harus berbuat seperti itu. Untuk merekonstruksi sebuah masyarakat hendaklah berdakwah

yang berlandaskan pada pemikiran, karena dengan pemikiran suatu masyarakat akan bisa

bangkit dari keterpurukan menuju keadaan yang lebih baik. Walaupun demikian, pembinaan

akhlak tidak boleh dikesampingkan. Semua harus berjalan beriringan sehingga mengkasilkan

output yang baik bagi dakwah kita. Tinggal bagaimana kita menentukan fokus yang akan kita

ambil, apakah ingin menitiberatkan pembentukan karakter dengan akhlak atau pembentukan

system yang berlandaskan pada dakwah pemikiran sebagai sarana untuk menegakan hukum.

Semua itu tergantung pada analisis kondisi objek yang akan kita ubah. Dengan demikian kita

bisa menentukan strategi yang cocok untuk merubah masyarakat menjadi lebih baik lagi.

BAB II

PEMBAHASAN

    A.    Definisi Akhlak

Kata  Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu

keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan

bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku,

Page 5: Agama Ahklak

atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin

menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat

memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai dengan para

ahli tasawuf diantaranya :

    Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:

ة وروي فكر غير من افعالها الى لها داعية فس للن حال

Artinya:

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa

melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

    Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:

الى حاجة غير ويسرمن بسهولة االفعال تصدر عنها راسخة فس الن فى هيئة عن عبارة الخلق

ة وروي فكر

Artinya:

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-

perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

Page 6: Agama Ahklak

    Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak “Adatul-Iradah”

atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi:

المسماة هي فعادتها شيأ اعتادت اذا اإلرادة أن يعنى االرادة عادة ه بأن الخلق بعضهم عرف

بالخلق

Artinya:

“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang

dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu

dinakamakan akhlak.”

Akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan

secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya

sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya

didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran

apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan

untuk berbuat Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan

dari akhlak.

Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti

sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya

benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu,

selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.

Page 7: Agama Ahklak

    1.      Syarat

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.

    Perbuatan yang baik atau buruk.

    Kemampuan melakukan perbuatan.

    Kesadaran akan perbuatan itu

    Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk

    B.     Sumber

Akhlak bersumber pada agama. Perangai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat

dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai ke arah baik atau buruk,

ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya.

Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang

dapat terbentuk. Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh

suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Para ahli seperti Al

Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang

dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan

bawaan seseorang.

    C.    Budi Pekerti

Page 8: Agama Ahklak

Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan

pekerti.. Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti

kelakuan. Secara terminologi, kata budi ialah yang ada pada manusia yang berhubungan

dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut dengan nama karakter.

Sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati,

yang disebut behavior.

Jadi dari kedua kata tersebut budipekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio

dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti

tergantung kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif. Budi

pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh

kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio. Rasio mempunyai tabiat kecenderungan

kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak mau

menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.

Selain unsur rasio di dalam hati manusia juga terdapat unsur lainnya yaitu unsur

rasa.Perasaan manusia dibentuk oleh adanya suatu pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan

suasana lingkungan. Rasa mempunyai kecenderungan kepada keindahan. Letak keindahan

adalah pada keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara unsur jasmani dengan rohani,

harmonis antara cipta, rasa dan karsa, harmonis antara individu dengan masyarakat, harmonis

susunan keluarga, harmonis hubungan antara keluarga.

Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman dalam kalbu dan tentram dalam hati Perasaan

hati itu sering disebut dengan nama “hati kecil” atau dengan nama lain yaitu “suara kata

Page 9: Agama Ahklak

hati”, lebih umum lagi disebuut dengan nama hati nurani. Suara hati selalu mendorong untuk

berbuat baik yang bersifat keutamaan serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan

brusaha mencegah perbuatan yang bersifat buruk dan hina. Setiap orang mempunyai suara

hati, walaupun suara hati tersebut kadang-kadang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

keyakinan, perbedaan pengalaman, perbedaan lingkungan, perbedaan pendidikan dan

sebagainya. Namun mempunyai kesamaan, yaitu keinginan mencapai kebahagiaan dan

keutamaan kebaikan yang tertinggi sebagai tujuan hidup.

    D.    Karsa

Dalam diri manusia itu sendiri memiliki karsa yang berhubungan dengan rasio dan rasa.

Karsa disebut dengan kemauan atau kehendak, hal ini tentunya berbeda dengan keinginan.

Keinginan lebih mendekati pada senang atau cinta yang kadang-kadang berlawanan antara

satu keinginan dengan keinginan lainnya dari seseorang pada waktu yang sama, keinginan

belum menuju pada pelaksanaan. Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di

antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan. Adapun kehendak muncul

melalui sebuah proses sebagai berikut :

Ada stimulan kedalam panca indera

    Timbul keinginan-keinginan

    Timbul kebimbangan, proses memilih

    Menentukan pilihan kepada salah satu keinginan

    Keinginan yang dipilih menjadi salah satu kemauan, selanjutnya akan dilaksanakan.

Page 10: Agama Ahklak

Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang disebut

dengan perbuatan budi pekerti.

    E.     Moral

Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari bahasa

latinyaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah

perbuatan seseorang baik atau buruk. Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara

moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar,

penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama.

Perbedaan dengan etika, yakni Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau

tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu

etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam

etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-

tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering

muncul dalam etika normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan

norma, serta hak dan kewajiban.

Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan

pada bidang moralitas. Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah

ilmu, moral adalah ajaran, dan akhlak adalah tingkah laku manusia.

    F.     Pembagian Akhlak

Page 11: Agama Ahklak

Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak

yang baik/mulia dan kedua; aklak yang buruk/tercela.

    a.      Akhlak Baik (Al-Hamidah)

    Jujur (Ash-Shidqu)

    Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)

    Malu (Al-Haya’)

    Rendah hati (At-Tawadlu’)

    Murah hati (Al-Hilmu)

    Sabar (Ash-Shobr)

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, semoga Allah merelakannya, berkata,

“Rasulullah SAW. bersabda”, “Ketika Allah mengumpulkan segenap makhluk pada hari

kiamat kelak, menyerulah Penyeru”, “Di manakah itu, orang-orang yang utama (ahlul

fadhl) ?”. Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan cepatnya

mereka bergegas menuju syurga, para malaikat berpapasan dengan mereka, lalu menyapa

mereka. “Kami lihat kalian begitu cepat menuju syurga, sipakah kalian ?”. Orang-orang ini

menjawab, “Kamilah itu orang-orang yang utama (ahlul fadhl)”. “Apa keutamaan kalian ?”,

tanya para malaikat. Orang-orang ini memperjelas, “Kami, jika didzalimi, kami bersabar. Jika

diperlakukan buruk, kami memaafkan. Jika orang lain khilaf pada kami, kamipun tetap

bermurah hati”. Akhirnya dikatakan pada mereka, “Masuklah ke dalam syurga, karena

demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”. Setelah itu menyerulah

lagi penyeru, :”Di manakan itu, orang-orang yang bersabar (ahlush shabr) ?”. Maka berdirilah

sekelompok manusia, jumlah mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju

Page 12: Agama Ahklak

syurga, para malaikat berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. “Kami lihat kalian

begitu cepat menuju syurga, sipakah kalian ?”. Orang-orang ini menjawab, “Kamilah itu

orang-orang yang sabar (ahlush shabr). “Kesabaran apa yang kalian maksud ?”, tanya para

malaikat. Orang-orang ini memperjelas, “Kami sabar bertaat pada Allah, kamipun sabar tak

bermaksiat padaNya. Akhirnya Dikatakan pada mereka, “Masuklah ke dalam syurga, karena

demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”. (Hilyatul Auliyaa’/ Juz

III/ Hal. 140)

    b.      Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)

    Mencuri/mengambil bukan haknya

    Iri hati

    Membicarakan kejelekan orang lain (bergosip)

    Membunuh

    Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan orang lain ( mahluk lain)

 G.    Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak pribadi

Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang

itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada

diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri

dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan

semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai

Page 13: Agama Ahklak

perbuatan.

Akhlak berkeluarga

Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua

terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan

anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah

memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan

dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap

lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik

untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri,

kehormatan dan kemuliaan.

Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala

manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya

memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar

engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan

akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah

dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu,

mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu,

bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan

berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap

keperluan.

Akhlak bermasyarakat

Page 14: Agama Ahklak

Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu

susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak

kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti

ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan,

kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan

berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia

tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok,

bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang

disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika

tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai

dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak bernegara

Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama

denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama

mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah

salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.

Akhlak beragama

Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang

Page 15: Agama Ahklak

lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan

Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.

    H.    Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat

penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa nomor berikut :

    Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai risalah pokok

Islam.

    Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

  

BAB III

PENUTUP

    A.           Kesimpulan

Nabi SAW bersabda yang maksudnya:

“Sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan budipekerti yang mulia.”

(H.R.Ahmad)

Page 16: Agama Ahklak

Akhlak ataupun budipekerti memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Akhlak

yang baik akan  membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang berakhlak mulia,

dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya, dapat mengalahkan tekanan hawa nafsu

syahwat  syaitoniah, berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan. Menghindarkan diri

dari sifat-sifat kecurangan, kerakusan dan kezaliman. Manusia yang berakhlak mulia, suka

tolong menolong sesama insan dan makhluk lainnya. Mereka senang berkorban untuk

kepentingan bersama. Yang kecil hormat kepada yang tua, yang tua kasih kepada yang kecil.

Manusia yang memiliki budi pekerti yang mulia, senang kepada kebenaran dan keadilan,

toleransi, mematuhi janji, lapang dada dan tenang dalam menghadapi segala halangan dan

rintangan.- Bacaan dan Tulisan Bismillahirrahmanirrahim

Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darjat yang tinggi dan mulia. Akhlak yang

buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia.

Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan

orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang

akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya. Nabi s.a.w.bersabda yang bermaksud:

“Orang Mukmin yang paling sempurna imannya, ialah yang paling baik akhlaknya.”

(H.R.Ahmad)

Manusia yang paling baik akhlaknya ialah junjungan kita Nabi s.a.w. sehingga budi pekerti

beliau tercantum dalam al-Quran, Allah berfirman yang maksudnya: “Sesungguhnya engkau

(Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang agung. “Sesuatu Ummat bagaimanapun

hebat Kekuatan dan Kekayaan yang dimilikinya, akan tetapi jika budi pekertinya telah binasa,

maka Ummat itu akan mudah binasa. Manusia yang tidak punya akhlak, mereka sanggup

Page 17: Agama Ahklak

melakukan apa saja untuk kepentingan dirinya. Mereka sanggup berbohong, membuat fitnah,

menjual marwah diri dan keluarga, malah dengan tidak segan silu lagi dia menjual Agama

dan negaranya.

Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk

beribadah. Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan

menjauhi segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia

diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan semua yang ada untuk

kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membeci manusia yang

melakukan tindakan merusak yang ada. Maka karena Allah SWT membenci tindakan yang

merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu, dia sadar bahwa jika

melakukan perbuatan terlarang akan berakibat pada kesengsaraan hidup di dunia dan terlebih-

lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat hidup yang sebenarnya. Maka intinya manusia

harus berakhlak yang mulia. (  sumber

:http://kuntummawar.wordpress.com/2013/05/16/makalah-akhlak/)