55
 GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS PERAWATAN TERHADAP PENGGUNAAN APD (HANDSCOON) DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA INFEKSI RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG TAHUN 2014 KARYA TULIS Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat wajib bagi Calon Karyawan Tetap Dalam Masa Percobaan (CKTDMP) Disusun Oleh : Mikhael Lyan Lejiu  NPK :12.2.234 Unit Perawatan KARYA TULIS ILMIAH PT. KALTIM MEDIKA UTAMA TAHUN 2014

alat pelindung diri bagi perawat

Embed Size (px)

Citation preview

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 1/55

 

GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS PERAWATAN

TERHADAP PENGGUNAAN APD (HANDSCOON) DALAM

UPAYA MENURUNKAN ANGKA INFEKSI RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

TAHUN 2014 

KARYA TULIS

Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat wajib bagi Calon

Karyawan Tetap Dalam Masa Percobaan (CKTDMP)

Disusun Oleh :

Mikhael Lyan Lejiu

 NPK :12.2.234

Unit Perawatan

KARYA TULIS ILMIAH PT. KALTIM MEDIKA UTAMA

TAHUN 2014

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 2/55

 

LEMBAR PERSETUJUAN

Pembimbing Manager Unit Kerja

( Asnani Rabana, Amd.Kep) (Samsul Arifin, S.kep. Ns)

 NPK:12.00.71 NPK:12.00.57

Mengetahui

Kasie Pusdiklat PT. KMU Manager SDM PT. KMU

(Sri Fahrelawati, Amd.Kep, S.Km) ( Dr. Dina Lailani )

 NPK: 12.00.51 NPK: 12.00.08

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 3/55

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karna

 berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian

dengan judul “Gambaran Pengetahuan Petugas Perawatan terhadap Penggunaan

APD (handscoon) dalam Upaya Menurunkan Angka Infeksi Rumah Sakit”. 

Penulisan Laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat utama untuk

menjadi karyawan tetap PT Kaltim Medika Utama.

Dalam penulisan laporan penelitian ini penulis mengalami bebearpa

kesulitan dan hambatan. Namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari

 berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian

ini. Oleh karna itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada :

1. 

dr. Nurul Fathoni, M.Kes, selaku Direktur utama PT Kaltim Medika Utama.2.

 

dr.Zetta Kristine, M.Kes, Selaku General Manager Rmah Sakit Pupuk Kaltim.

3.  Ibu Sri Fahrelawati, Amd.Kep.,SKM. Selaku kepala Pusdiklat PT Kaltim

Medika Utama.

4.  Bapak Samsul Arifin, S.Kep.,Ns. Selaku Manager Keperawatan dan

Membangun Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pupuk Kaltim.

5.  Ibu Susi Wulandari, Amd.Kep. Selaku Kasie Perawatan Rumah Sakit Pupuk

Kaltim.

6.  Ibu Asnani Rabana, Amd.Kep. Selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan masukan, dukungan serta Perhatian dalam

 penulisan Laporan penelitian ini.

7.  Seluruh rekan-rekan Kerja di Unit Perawatan Rumah Sakit Pupuk Kaltim.

8.  Yang saya horamati, kedua orang Tua saya yang telah memberikan

dukungan, doa dan nasihat selama ini. Dan kepada Saudara-saudara saya

yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 4/55

 

9. 

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

 banyak membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan

 penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karna itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat mebangaun demi kesempurnaan

 penelitian.

Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak demi

menunjang perkembangan dan peningkata mutu pelayanan serta menambah

 pengetahuan rekan-rekan Keperawatan di Rumah Sakit Pupuk Kaltim.

Bontang , Desember 2014

Penulis

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 5/55

 

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR  ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 3

1.3. 

Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian .............................................. .................... 4

1.5. Metode Penulisan ...................................................................... 4

1.5.1. Tempat dan Waktu Penulisan ....................................... 4

1.5.2. Populasi dan Sampe ........................................................ 4

1.5.3. Tehnik Pengumpulan Data .............................................. 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori dan Konsep Terkait....................................................... 7

2.1.1. Teori Perilaku................................................................ 7

2.1.2. Pengetahuan .................................................................. 8

2.1.3. Sikap ............................................................................. 10

2.1.4. Precaution ..................................................................... 11

2.1.5. Alat pelindung diri......................................................... 14

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 6/55

 

2.2. Kerangka Teori ................................................................... 21

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian..................................................................... 22

3.1.1 Kerangka Konsep.......................................................... 23

3.2 Lokasi Penelitian .................................................................... 23

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 23

3.4 Definisi Operasional ............................................................... 24

3.5 Instrumen Penelitian .............................................................. 25

3.6 Tehnik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian ........ 25

3.7 Analisa Data .......................................................................... 26

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ...................................................................... 29

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ........................................ 29

4.1.2 Karakteristik Responden ............................................... 32

4.2. Pembahasan ............................................................................ 33

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 35

5.2 Saran ........................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 7/55

 

BAB I

PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang

Tenaga kesehatan beresiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat

mengancam keselamatannya saat bekerja. WHO mencatat kasus infeksi

nosokomial di dunia berupa penularan Hepatitis B sebanyak 66.000 kasus,

Hepatitis C 16.000 kasus dan 1000 kasus penularan HIV (WHO, 2004). Selain

itu, telah di perkirakan terjadi penularan Hepatitis B (39%), hepatitis C (40%),

dan HIV (5%). Pada tenaga kerja kesehatan di seluruh dunia (Maja,2009).

Asia tenggara memiliki tingkat infeksi penyakit rumah sakit yang cukup

tinggi. Angka kejadian infeksi nosokomial di negara Eropa dan Timur Tengah

sebesar 8,7% sedangkan Asia Tenggara lebih tinggi 10% (WHO,2002).

Prevalensi infeksi nosokomial di Indonesia pada tahun 2004 menunjukkan

angka 9,1% dengan variasi 1,6-16% (DepKes RI,2003)Kejadian infeksi rumah sakit yang tinggi merupakan indikator

 pentingnya suatu usaha pengendalian infeksi dengan menerapkan standart

kewaspadaan infeksi ( Standard Precaution). Standart precaution  pada

dasarnya merupakan transformasi dari Universal Precaution, dan merupakan

suatu bentuk  Precaution  pertama yang bertujuan untuk mencegah infeksi

 Nosokomial (Kathryn,2004). Dan (WHO,2004).

Penerapan Standart Precaution  meliputi beberapa macam prosedur salah

satunya dengan menerapkan penggunaan APD. APD perlu digunakan oleh

 perawat di setiap tindakan (OSHAS,2009). APD meliputi penggunaan sarung

tangan, kaca mata, masker, apron, gaun, sepatu dan penutup kepala

(WHO,2004). Penggunaan APD pada perawat merupakan salah satu bagian

dari usaha perawat menyediakan lingkungan yang bebas dari infeksi sekaligus

sebagai upaya perlindungan diri dan pasien dari penularan penyakit

(Potter,2005).

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 8/55

 

Kementerian Kesehatan Melakukan revitalisasi Program Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI). Di rumah sakit yang merupakan satu pilar menuju

 Patient Safety. Di harapakan kejadian infeksi di rumah sakit dapat

diminimalkan serendah munkin sehingga masyarakat dapat menerima

 pelayanan kesehatan secara optimal. Infeksi nosokomial atau yang sekarang di

sebut infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan atau Healt-care

Associated Infection (HAIs), merupakan masalah penting di seluruh dunia

yang meningkat (Alvarado,2000). Sebagai perbandingan tingkat infeksi yang

terjadi di Negara Eropa dan Amerika adalah rendah yaitu sekitar 1%,

dibandingkan dengan kejadian di Negara Asia, amerika latin, Dan Sub-Sahara

Afrika yang angka kejadian infeksi di rumah sakit sekitar 3-21 % rata-rata 9%,

infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab

langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa infeksi nosokomial

munkin tidak menyebabkan pasien meninggal tetapi dapat menyebabkan pasien

di rawat lebih lama di rumah sakit. Ini berarti pasien membayar lebih mahal

dan dalam kondisi tidak produktif, sedangkan rumah sakit akan mengeluarkan

 biaya besar.

Pedoman yang di keluarkan yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan

antara lain pedoman Managerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di

rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan adanya pedoman ini di

harapkan program pencegahan dan pengendalian infreksi dapat di terapkan

diseluruh rumah sakit dan pelayanan kesehatan yang ada di indonesia.

Pedoman Surveilens Infeksi di rumah sakit. Apalagi dengan dimasukkannya

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dalam Standart Pelayanan

Minimal dan akreditasi Rumah Sakit, ini berarti setiap rumah sakit harus

melaksanakan PPI secara Optimal.

Penerapan APDdalam tindakan keperawatan dipengaruhi berbagai faktor,

salah satu faktor tersebut adalah perilaku perawat dalam penggunaan APD.

Perilaku adalah semua Kegiatan manusia yang dapat diamati maupun yang

tidak dapat diamatioleh pihak luar (Notoatmodjo,2003). Perilaku manusia di

 pengaruhi oleh dua faktor besar yang mempengaruhinya yaitu faktor

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 9/55

 

Pengetahuan dan Sikap. Perawat dan mahasiswa sebagai pemberi asuhan

keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik ketika

menggunakan APD dalam memberikan asuhan keperawatan.

Penggunaan APD sebagai pencegahan infeksi di rumah sakit merupakan

tindakan yang perlu untuk dilakukan. Tenaga kesehatan termasuk didalamnya

mahasiswa praktik memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan

kenyamanan dalam menjalankan tindakan keperawatan (DepKes,2003).

Perilaku mahasiswa praktik keperawatan dalam menggunakan APD perlu di

 perhatikan.

1.2 Ruang Lingkup

Tinggi kejadian penularan penyakit merupakan ancaman keselamatan

kerja bagi pemberi layanan kesehatan tanpa terkecuali mahasiswa praktik

keperawatan di rumah sakit. Perilaku menggunakan APD sebagai upaya

 pengendalian infeksi sekaligus sebagai keamanan diri di rumah sakit belum

sepenuhnya dilakukan dengan baik. Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap

 perawat dan tenaga kesehatan lain tentang APD belum sepenuhnya diketahui

dengan baik.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan

dalam penggunaan alat pelindung diri ( handscoon /sarung tangan) yang

sesuai indikasi pada perawat di Ruang rawat Inap Rumah Sakit Pupuk

Kaltim.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi :

1.  Gambaran karakteristik perawat tentang APD

2.  Gambaran pengetahuan petugas perawatan dalam penggunaan APD

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 10/55

 

1.4  Manfaat Penulisan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bermanfaat untuk Kepentingan

memenuhi salah satu syarat untuk menjadi karyawan tetap di rumah sakit

Pupuk Kaltim. Dan penelitian ini bermanfaat bagi institusi pelayanan

kesehatan sebagai informasi dan sarana evaluasi. Meskipun penelitian ini

hanya terbatas pada tenaga kesehatan yang khususnya perawat di unit

 perawatan rumah Sakit Pupuk Kaltim, dan dapat digunakan untuk evaluasi

tentang penggunaan APD pada institusinya. Selain itu institusi dapat

memperoleh informasi dari penelitian ini dan dapat digunakan dasar untuk

menentukan kebijakan terkait dengan penggunaan APD dan prinsip Safety. 

Penelitian ini diharapkan menjadi atau sebagai informasi dan rujukan

 bagi penelitian selanjutnya tentang penggunaan alat pelindung diri, sebagai

upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan. Hal ini sangat perlu

dikembangkan pada penelitian selanjutnya untuk meningkatkan keselamatan

dan kesehatan perawat dan tenaga kesehatan lain dalam menjalankan praktik.

1.5 

Metode Penulisan

1.5.1  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Pupuk Kaltim,

yaitu Ruang Bougenvile, Catelya, dan Dahlia, penelitian ini dari

Tahap persiapan, penyusunan sampai selesai.

1.5.2 Populasi dan sample

1.  Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisai yang terdiri

dari objek dan subjek, yang memiliki kualitas dan karakteristik

tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan dapat

di tarik kesimpulannya.

( Setiadi, 2013)

2.  Sampel

Sampel adalah Sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek

yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (setiadi,

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 11/55

 

2013). Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling

yaitu peneliti memilih responden tersebut yang di anggap dapat

memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan

 peneliti (Sastroasmoro, 2011).

1.5.3  Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam

suatu penelitian (Budiarto, 2003:53)

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.  Studi Kepustakaan ( Library research)

Penelitian ini di lakukan untuk pengambilan data yang bersifat

teori yang kemudian digunakan sebagai literatur penunjang guna

mendukung penelitian yang akan dilakukan. Data yang diperoleh

dari buku-buku sumber yang dapat dijadikan acuan yang ada

kaitannya dengan masalah penelitian.

2. 

Studi lapangan ( Field research)

Dalam penulisan laporan ini, penulis mengambil data secara

langsung pada objek penelitian. Adapun tehnik data yang

digunakan adalah :

a.  Wawancara

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan langsung melalui

tanya jawab antara penulis dengan petugas yang berwenang

yang ada hubungannya dengan masalah yang di teliti.

 b.  Observasi

Yaitu pengambilan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung terhadap masalah yang di teliti, untuk

membandingkan keterangan yang di peroleh dengan kenyataan.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 12/55

 

c. 

Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dan menganalisa data-data yang

 penting tentang Rumah sakit yang berhubungan dengan

masalah yang di teliti.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

sebagai berikut:

1. 

Data Primer

Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya

suatu penelitian (Chandra, 2006:7). Pada penelitian ini

tehnik pengumpulan data yaitu dilakukan dengan tehnik

angket yakni pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan

 jawaban di isi secara langsung oleh responden sesuai

dengan daftar isian yang diterima, (Budiarto, 2003:54).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

tertutup dan merupakan pertanyaan yang dilibatkan

responden yang mengacu pada variabel kepatuhan

 penggunaan APD Handscoon dan masker yang sesuai

indikasi, usia, pendidikan dan jenis kelamin.

2.  Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010:137) data sekunder yaitu sumber

data yang tidak langsung memberikan data pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data

sekunder biasa disajikan dalam bentuk data-data, tabel,

diagram, mengenai topik penelitian. Data ini merupakan

data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang

dilaksanakan di Rumah Sakit dan data lain yang diperlukan

seperti hasil Searching  di internet mengenai artikel-artikel,

 jurnal dan adanya hasil dari penelitian sebelum yang dapat

digunakan oleh peneliti sebagai bahan perbandingan

dengan penelitian yang dilakukan.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 13/55

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep tentang pengetahuan dan

sikap dalam perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Uraian tersebut

terbagi dalam uraian tentang pembentukan perilaku individu dan hubungannya

terhadap pengetahuan dan sikap. Uraian berikutnya menjelaskan tentang

Universal precaution, standart precaution,  dan APD dalam praktik keperawatan.

2.1  Teori dan Konsep Terkait

2.1.1 Perilaku

Perilaku merupakan adalah respon individu akibat adanya pengaruh

sebelumnya. Perilaku individu dapat terbentuk akibat adanya penyebab yang

melatar belakanginya. Perilaku dalam KBBI (2007) mendefinisikan sebagai

suatu reaksi individu terhadap rangsangan. Teori perilaku menurut

keperawatan jiwa menjelaskan bahwa inti dari perilaku adalah hubungan

antara stimulus dan respon yang dihasilkan (Kathrine,2006)

Perilaku individu terbentuk dengan melibatkan serangkaian proses

yang melibatkan dirinya. Pada teori perilaku menurut keperawatan

komunitas, pembentukan prilaku dapat dibentuk dengan memanipulasi

stimulus. Stimulus tersebut dapat dimanipulasikan dengan cara memberikan

 positif reinforcment   atau  punishment   kepada individu sehingga stimulus

tersebut akan diinternalisasikan dan menghasilkan perilaku yang di

harapkan ( Allender,2001).

Perilaku individu tentang penggunaan alat pelindung diri, pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi sekelompok stimulus. Terdapat beberapa

kelompok stimulus yang dikerlompokkan dalam beberapa faktor yang

mempengaruhi penggunaan APD. Bloom dalam Notoadmodjo (2003)

mengungkapkan perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor

 pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi berupa pengetahuan

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 14/55

 

dan sikap tentang APD. Sednagkan faktor pendukung mengacu pada daya

dukung lingkungan secara fisik meliputi ketersedian alat APD untuk

menunjang perilaku penggunaan APD. Faktor terakhir, faktor pendorong

yaitu daya dukung sumber daya manusia disekitar individu yang selalu

melakukan pengawasan penggunaan APD dalam praktik.

2.1.2 

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil pengamatan dan pengalaman

individu terhadap sesuatu yang baru yang dapat berguna bagi individu

tersebut. Pengetahuan juga dapat dikatakan sebagai proses tahu hal baru

yang dapat bermanfaat bagi dirinya. Talbot dalam Potter & perry (2005).

Menjelaskan pengetahuan sebagai suatu informasi.

Setiap perilaku memiliki kemampuan yang berbeda dalam

 pengetahuan. Bloom dalam Notoadnodjo (2003) membagi pengetahuan

menjadi beberapa tingkatan yaitu Tahu, Memahami, Aplikasi, Analisi,

Sintesis dan Evaluasi.

1. 

Tahu sebagai individu sebatas memperoleh informasi yang nantinya

diingat kembali (Notoadmodjo,2003).

2. 

Tingkat memahami sebagai suatu tingkatan individu dapat

mengintepretasikan informasi yang di dapat (Potter & Perry, 2005).

3.  Tingkat aplikasi pengetahuan yaitu individu mampu menerapkan

 pengetahuan pada kondisi nyata.

4.  Tingkat Analisis pengetahuan yaitu individu mampu mengintegrasikan

satu ide dengan ide lain untuk menghasilkan suatu solusi (Notoadmodjo,

2003).

5.  Tingkat Sintesis pengetahuan ditandai dengan individu mampu

menghubungkan bagian-bagian dari pengetahuan menjadi suatu

 pemahaman yang baru (Potter & Perry, 2005).

6.  Tingkat evaluasi, individu mampu melakukan penilaian dari

 pengetahuan-pengetahuan yang di peroleh (Brunner & Suddarth, 2002).

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 15/55

 

Tingkat pengetahuan individu terhadap suatu materi pengetahuan

dapat dilakukan pengukuran pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan menggunakan angket berisi pertanyaan yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil pengukuran tersebut dapat dikatakan

 Excelent   jika memiliki nilai >85% dan kurang memuaskan jika dibawah

nilai tersebut. Arikunto (2002) juga menjelaskan hasil dari pengukuran

tersebut dapat dikategorikan menjadi tingkat pengetahuan :

a.  Tinggi : jika pertanyaan dijawab dengan benar 76-100%

 b.  Sedang : jika pertanyaan dijawab dengan benar 56-75%

c. 

Rendah : jika pertanyaan dijawab dengan benar <56%

Adapun faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pada dasarnya

manusia ingin mengetahui, hal ini menunjukan bahwa dalam hati dan akal

manusia terdapat keinginan untuk mengenal dan mengetahui (Soerono

Soekamtoe,1990) .

Menurut Sukitdjo Notoadmodjo (2003), pengetahuan seseorang

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

a.  Pengalaman

Pengalaman dapat di peroleh dari pengalaman sendiri maupun

 pengalaman orang lain. Dan pengalaman yang telah di peroleh dapat

memperluas pengalaman seseorang.

 b. 

Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan kepada

seseorang, secara umum seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi

akan mempunyai wawasan yang lebih luas, dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.

c.  Keyakinan

Biasanya keyakinan didapat secara turun temurun dan tanpa ada

 pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

 pengetahuan seseorang baik itu sifatnya positif maupun negatif.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 16/55

 

d. 

Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

 pengetahuan seseorang, misalnya melalui radio, televisi, koran, majalah,

dan buku.

e.  Penghasilan

Tidak berpengaruh langsung kepada pengetahuan seseorang, tetapi

seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu membeli

fasilitas- fasilitas sumber informasi.

f.  Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap

 pengetahuan.

2.1.3 Sikap

Sikap individu merupakan bagian dari reaksi individu terhadap

rangsangan yang tidak dapat diamati secara langsung oleh individu. Sikap

sebagai bagian dari perilaku individu yang berupa reaksi tertutup terhadap

stimulus yang ada (Notoadmodjo,2003). Sehingga sikap lebih sering

disebutkan sebagai respon tertutup individu. Dalam teori psikologi, sikap

merupakan suatu keadaan (respon tertutup individu) yang memungkinkan

untuk timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (Dayakisni &

Hudaniah,2003)

Setiap individu memiliki sikap yang berbeda-beda satu sama lain.

Individu memiliki sikap yang positif ketika individu merasa senang dan

mampu menempatkan dirinya pada tingkatan sikap yang ada (Sarlito,2009).

Individu akan memilik sikap yang negatif jika individu merasa tidak senang

dan menerima stimulus yang ada. Notoadmodjo (2003) menjelaskan bahwa

sikap pada individu terdiri dari empat tingkatan yaitu Menerima, Merespon,

Menghargai dan Bertanggung jawab.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 17/55

 

2.1.4 

Precaution (Kewaspadaan)

Precaution sebagai prosedurr yang diciptkan dan dikembangkan untuk

memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan dan pencegahan infeksi.

Penciptaan precaution bermula dari tingginya angka kejadian infeksi

 penyakit HIV, Hepatitis B dan infeksi yang ditransmisikan melalui darah di

negara Amerika (Kathryn,2004). Kejadian ini memicu diciptakannya

Universal Precaution. Memberikan kontrol terhadap tata cara kewaspadaan

terhadap infeksi yang ditransmisikan melalui darah. Prosedur menggunakan

sarung tangan dan penggunaan peralatan telah di anjurkan pada prosedur ini

(Khatryn,2004; Hegner,2010).

Seiring dengan kejadian infeksi yang terjadi, pada tahun 1990 di

kembangkan  Body Substance Isolation. BSI merupakan prosedur isolasi

terhadap klien dan lebih fokus pada transmisi infeksi melalui darah dan

semua jenis cairan tubuh (sekresi maupun sekresi). BSI juga mengenal

 prosedur penggunaan alat pelindung diri dan tidak mewajibkan mencuci

tangan ketika melepaskan sarung tangan. Hal ini bertentangan dengan

 prosedur Universal precaution yang menganjurkan mencuci tangan setelah

menggunakan alat. Dari kedua jenis  Precaution  tersebut akhirnya

dikembangkan Standard Precaution  sebagai transformasi dadri keduanya

(Kathryn,2004; Hegner,2010; DepKes RI,2003).

Standard Precaution  Merupakan penggabungan dari SBI   dan

Universal Precaution. Standard Precaution  sebagai upaya kewaspadaan

transmisi infeksi yang dapat terjadi tidak hanya melalui darah tetapi juga

segala cairan tubuh (ekskresi dan Sekresi)ndan melindungi membran

Mukosa. Standard Precaution  Merupakan prosedur dasar yang diterapkan

terhadap semua klien dengan mengesampingkan diagnosa medis (Rosdahl

& Marry, 2008). Standard Precaution memiliki tujuan yang sama dengan

kedua precaution sebelumnya yaitu memberikan perlindungan terhadap

tenaga medis dan klien dan mencegah infeksi nosokomial. Penerapan

Standard Precaution terdiri dari beberapa tindakan salah satunya yaitu

 penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai upaya perlindungan utama

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 18/55

 

terhadap tenaga kesehatan yang menjadi perhatian utama dalam penelitian

ini (Depkes RI,2003).

Bagaimana Universal precaution  di terapkan, karena sulit untuk

mengetahui apakah pasien terinfeksi atau tidak, petugas layanan kesehatan

harus menerapkan kewaspadaan universal / Universal precaution  secara

 penuh dalam hubungan dengan SEMUA pasien, dengan melakukan

tindakan sebagai berikut :

a.  Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasien atau setelah membuka

sarung tangan

 b. 

Segera cuci tangan setelah ada hubungan atau kontak dengan cairan

tubuh

c.  Pakai sarung tangan bila mungkin ada hubungan dengan cairan tubuh

d. 

Pakai masker dan kaca mata pelindung bila mungkin ada percikan cairan

tubuh

e.  Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman; yang

sekali pakai tidak boleh dipakai ulang

f. 

Bersihkan dan desinfeksi tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang

cocok

g. 

Patuhi standar untuk desinfeksi dan sterilisasi alat medis

h.  Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai dengan

 prosedur

i. 

Buang limbah sesuai prosedur

Penerapan Kewaspadaan standar  / Standard Precaution diharapkan

dapat menurunkan resiko penularanpatogen melalui darah dan cairan tubuh

lain dari sumber yang diketahui maupun tidak diketahui (WHO;2008).

Adapun penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi yang perlu

diperhatikan antara lain :

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 19/55

 

a. 

Kebersihan tangan / Hand Hygiene

Merupakan komponen penting dalam kewaspadaan standar dan

merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam mencegah

 penularan patogen yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.

 b.  Sarung tangan / Alat Pelindung Diri

Yang dipakai harus didahulukan dengan penilaian resiko pajanan dan

sejauh mana antisipasi kontak dengan patogen dalam darah dan cairan

tubuh.

c.  Pelindung wajah (mata, hidung dan Mulut)

Menggunakan pelindung selama tindakan yang potensial untuk terjadinya

 percikan darah, cairan tubuh sekret, dan ekskresi.

d.  Gaun pelindunng

Digunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian

yang digunakan selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan

 percikan darah, cairan tubuh dll. Dan lepaskan gaun sesegera mungkin

setelah tindakan.

e. 

Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainya

Di perlukan kehati-hatian saat memegang jarum, pisau dan alat-alat tajam

lainnya baik saat tindakan maupun saat membersihkan alat-alat yg

terkontaminasi.

f.  Kebersihan pernapasan dan Etika Batuk

Seseorang dengan gejala gangguan napas harus menerapkan langkah-

langkah pengendalian sumber. Tutp hidung dan mulut saat batuk atau

 bersin dengan tisu dan masker, serta membersihkan tangan setelah

kontak dengan sekret saluran napas.

g.  Kebersihan lingkungan

Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan desinfeksi

 permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 20/55

 

h. 

Linen

Penangan, transportasi dan pemrosesan linen yang telah dipakai dengan

cara, cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi

 pada pakaian. Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.

i.  Pembuangan limbah

Pastikan pengelolaan limbah yang aman, perlakukan limbah yang

terkontaminasi darah, cairan tubuh lainnya sebagai limbah infeksius.

Buang alat sekali pakai dengan benar.

 j.  Peralatan perawatan pasien

Peralatan yang ternoda oleh darah dan cairan tubuh lainnya harus

diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit, mukosa dan

kontaminasi pada pakaian dan penyebaran patogen ke pasien lain atau

lingkungan dapat dicegah. Bersihkan, desinfeksi dan proses kembali

 perlengkapan yang digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan ke

 pasien lain.

2.1.5 

Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri merupakan peralatan yang digunakan tenaga

kesehatan untuk melindungi diri dan mencegah infeksi nosokomial. Tujuan

 penggunaan APD untuk melindungi kulit dan selaput lendir Tenaga

kesehatan dari pajanan semua cairan tubuh dan kontak langsung dengan

 pasien (Depkes,2002). APD tenaga kesehatan ketika praktik terdiri dari

Sarung tangan, masker, penutup kepala, gaun pelindung atau apron, kaca

mata, sepatu (Depkes RI,2003; Potter & Perry, 2005 ; Rosdhal &

Marry,2008; WHO,2004)

2.1.5.1  Sarung Tangan

Penggunaan sarung tangan merupakan bagian terpenting dari

Standard Precaution  bagi perawat yang sering berinteraksi dengan pasien

maupun alat-alat yang terkontaminasi. Sarung tangan dapat membantu

 perawat untuk melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua jenis

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 21/55

 

cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien

dan benda yang terkontaminasi (DepKes RI,2003). Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan sarung tangan meliputi:

a. 

Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menggunakan

sarung tangan

 b.  Mengganti sarung tangan jika berganti pasien atau robek.

c. 

Mengganti sarung tangan sesegera setelah melakukan tindakan.

d.  Menggunakan sarung tangan saat menggunkan alat nonkontaminasi.

e.  Menggunakan sarung tangan untuk satu prosedur tindakan.

f. 

Menghindari kontak dengan benda-benda selain dalam tindakan

g.  Menghindari penggunaan kembali sarung tangan sekali pakai.

Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya perlu memperhatikan jenis

dari sarung tangan yang digunakan. Sarung tangan secara umum terdiri dari:

a.  Sarung tangan Bersih/non steril

Penggunaan sarung tangan bersih/ non steril jika akan kontak dengan

kulit, luka, atau benda yang terkontaminasi.

 b.  Penggunaan sarung tangan steril

dapat digunakan dalam tindakan bedah dan kontak dengan alat steril.

c.  Sarung tangan rumah tangga

Dipakai sewaktu memproses peralatan menangani bahan-bahan

terkontaminasi, dan waktu membersihkan permukaan terkontaminasi,

 biasanya dapat di cuci dan di pakai berulang.

Sarung tangan pemeriksaan yang baik digunakan untuk suatu tindakan

 pemeriksaan tergantung pada tingkat resiko paparan terhadap darah atau

yang terinfeksi (rendah atau tingginya resiko) lama tindakan, dan

kemungkinan alergi terhadap bahan dari sarung tangan.

a.  Sarung tangan vinil

Adalah yang paling murah. Baik untuk pemeriksaan singkat atau resiko

 paparan rendah, jenis ini kurang elastis dan mudah robek. Jika sarung

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 22/55

 

tangan pemeriksaan yang tersedia dan beresiko terpapar oleh darah dan

cairan tubuh cukup tinggi, ganti sarung tangan lebih sering dan

 pertimbangkan untuk menggunakan sarung tangan rangkap.

 b. 

Sarung tangan Lateks

Memberikan perlindungan terbaik. Digunakan untuk tindakan bedah

atau untuk pemeriksaan beresiko sedang sampai tinggi terhadap paparan

darah atau cairan tubuh yang mungkin potensial terkontaminasi.

c.  Sarung tangan Nitril

Dapat digunakan untuk pemeriksaan atau kegiatan beresiko sedang

sampai tinggi. Sarung tangan nitril mempunyai sifat yang sama dengan

sarung lateks namun lebih tahan terhadap bahan-bahan dari minyak.

Walaupun berulang kali terbukti efektif mencegah kontaminasi pada

tangan petugas kesehatan, sarung tangan tidak dapat menggantikan perlunya

dan pentingnya mencuci tangan. Sarung tangan berkualitas terbaik sekalipun

munkin mempunyai kerusakan kecil yang tidak tampak. Selain itu juga

sarung tangan dapat robek sehingga tangan dapat terkontaminasi sewaktu

melepaskan sarung tangan. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono prawiroharjo;

 jakarta;2004)

Sarung tangan yang melindungi tangan dari bahan yang mengeluarkan

 penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada ditangan

 petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang atau  Barrier fisik

 paling penting mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus selalu

diganti setiap antara kontak dengan pasien ke pasien lainnya, untuk

menghindari kontaminasi silang.

Penggunaan sarung tangan dan mencuci tangan merupakan komponen

 penting / kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan

mempertahankan suatu lingkungan bebas infeksi (Garner & Favero, 1986).

Selain itu pemahaman mengenai kapan sarung tangan steril atau desinfeksi

tingkat tinggi diperlukan dan kapan sarung tangan tidak perlu digunakan,

 penting untuk dimengerti untuk menghemat biaya dan tetap menjaga

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 23/55

 

keamanan pasien dan petugas. Tiga hal penting saat petugas menggunakan

sarung tangan :

1.  Perlu untuk menciptakan barrier protektif dan cegah kontaminasi yang

 berat, seperti menyentuh darah, cairan tubuh, ekskresi, mukus membran

dan kulit yang tidak utuh.

2.  Dipakai untuk mencegah transmisi mikroba ditangan petugas kepada

 pasien, saat melakukan tindakan kulit pasien yang tidak utuh atau mukus

membran.

3.  Mencegah tangan petugas terkontaminasi dengan microba dari pasien

dan ke pasien lain.

Hal yang Bisa dilakukan bila persediaan sarung tangan terbatas.

Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan yang tidak memadai,

sarung tangan beda sekali pakai (disposible) yang sudah digunakan dapat

diproses ulang dengan cara :

1.  Bersihkan dan desinfeksi dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit

2.  Dicuci dan dibilas lalu dikeringkan

3. 

Hanya digunakan pada tindakan yang tidak menembus jaringan tubuh

Jangan memproses sarung tangan yang retak, mengupas atau

memiliki lubang atau robekan yang dapat terdeteksi (Bagg, jenkins &

Barker; 1990 ). Jika sarung tangan rumah tangga tidak ada bisa gunakan

sarung tangan bersih atau sarung tangan bedah yang sudah diproses untuk

memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, laundry,

 pekarya serta petugas yang menangani dan membuang limbah medis.

2.1.5.2  Alat pelindung wajah / masker

Alat pelindung wajah merupakan peralatan wajib dan penting bagi

 perawat untuk menjaga keamanan dirinya pelindung wajah dapat

melindungi selaput lendir dibagian mulut, hidung, terhadap resiko percikan

darah maupun cairan tubuh lainnya dari pasien (Hegner,2010). Alat

 pelindung wajah terdiri dari dua, yaitu masker dan kaca mata (DepKes

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 24/55

 

RI,2003). Kedua jenis alat pelindung diri ini dapat digunakan bersamaan

ataupun terpisah tergantung jenis tindakan yang dilakukan.

Masker bagian dari alat pelindung wajah khususnya untuk

melindungi membran mukosa pada mulut dan hidung perawat ketika

 berinteraksi dengan pasien. Masker dianjurkan untuk selalu digunakan

 perawat ketika melakukan tindakan dengan semua pasien khususnya pasien

TB (DepKes RI,2003). Hal ini diharapkan dapat melindungi perawat

terhadap transmisi infeksi melalui udara. Secara umum masker dibagi dalam

dua jenis yaitu masker standard dan masker khusus yang dibuat untuk

menyaring partikel-partikel atau mikroorganisme kecil (Rosdhal & Marry,

2008). Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan masker :

1.  Memasang masker sebelum sarung tangan

2. 

Tidak dianjurkan menyentuh masker ketika menggunakannya,

3.  Mengganti masker ketika kotor dan lembab,

4.  Tidak membiarkan masker menggantung dileher,

5.  Segera melepaskan masker jika tidak digunakan,

6. 

Tidak dianjurkan menggunakan kembali masker sekali pakai,

Masker harus cukup besar melindungi wajah, mulut dan rambut

 pada bagian wajah (janggut). Masker yang ada terbuat dari bahan katun

ringan, kertas dan kain sintetik yang beberapa diantaranya tahan terhadap

cairan. Masker yang terbuat dari bahan katun dan kertas yang nyaman tetapi

tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Pada saat melepas

masker pegang bagian talinya karna bagian tengah masker adalah bagian

yang paling terkontaminasi.

Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus

yang direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalnya

 pada perawatan seseorang yang telah diketahui, atau dicurigai menderita flu

 burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N95

melindungi dari partikel dengan ukuran <5 mikro yang dibawa oleh udara.

Sebelum petugas menggunakan masker N95 perlu dilakukan fit test pada

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 25/55

 

setiap pemakaian. Petugas yang menggunakan masker dengan efisiensi

tinggi harus :

1. 

Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat

apakah lapisan utuh dan tidak cacat. Selain itu masker yang ada

keretakan, terkikis, terpotong, terlipat pada sisi dalam masker tidak

dapat digunakan.

2.  Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau

rusak, tali harus menempel dengan baik pada semua titik sambungan.

Kaca mata (gogles) sebagai bagian dari APD yang bertujuan

melindungi mata. Kaca mata digunakan untuk mencegah masuknya cairan

darah maupun cairan tubuh lainnya pada mata (Potter & Perry,2005).

Penggunaan kaca mata digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tindakan

yang memiliki resiko tinggi terpapar dengan darah atau cairan tubuh

lainnya.

2.1.5.3 Penutup Kepala

Penutup kepala sebagai bagian dari  standard Precaution memiliki

fungsi dua arah. Fungsi pertama, menutup kepala membantu mencegah

terjadinya percikan darah maupun cairan tubuh lainnya pada rambut

(DepKes RI,2003). Selain itu, penutup kepala dapat mencegah jatuhnya

organisme yang berada di rambut atau kulit kepala ke area yang steril

(Depkes RI, 2003). Kedua fungsi tersebut sangat penting untuk diperhatikan

 perawat.

2.1.5.4 

Gaun Pelindung

Gaun pelindung dapat memberikan manfaat bagi perawat untuk

melindungi kulit dan pakaian dari kontaminasi cairan tubuh pasien. Gaun

 pelindung wajib digunakan saat melakukan tindakan irigasi, pasien dengan

 perdarahan masif, melakukan tindakan pembersihan luka, maupun tindakan

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 26/55

 

tindakan lain yang terpapar cairan tubuh pasien (DepKes RI, 2003). Gaun

 pelindung termasuk juga seragam kerja jika terdapat kotoran yang berasal

dari cairan tubuh pasien harus diganti.

Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau

seragam lain pad saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai

menderita penyakit menular melalui droplet/air borne (Kemenkes RI,2011).

Gaun pelindung terdiri dari beberapa macam berdasarkan pada

kegunaan, terdapat dua jenis gaun pelindung yaitu gaun pelindung steril dan

 Non steril. Gaun steril digunakan untuk memberikan perlindungan ketika

 berada di area steril seperti ruang bersalin, icu, rawat darurat, kamar bedah.

Dan pada tindakan yang membutuhkan prosedur steril. Gaun non steril

digunakan untuk tindakan selain pada tindakan sebelumnya. Perawat

sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu mengetahui penggunaan gaun

 pelindung secara benar. Penggunaan gaun pelindung secara benar dapat

melindungi perawat dari bahaya infeksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan

 perawat dalam gaun penggunaan gaun pelindung meliputi (Rosdahl &

Marry, 2008) :

1.  Bagian dalam gaun adalah bersih dan bagian luarnya adalah bagian

yang harus nantinya dijaga (disesuaikan dengan jenis gaunnya).

2.  Ukuran gaun pelindung harus cukup panjang dan menutupi seragam

 perawat atau petugas kesehatan bagian depan dan bagian belakang,

namun tidak menutupi bagian lengan.

3.  Jika menggunakan seragam lengan panjang, lengan baju harus digulung

hingga keatas siku, baru menggunakan gaun pelindung.

4.  Ketika hendak melepaskan gaun pelindung, cara melepaskannya adalah

dari bagian dalam keluar untuk mencegah kontaminasi cairan dengan

seragam.

5.  Setelah mengggunakan gaun pelindung, jangan lupa untuk selalu

mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas lain.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 27/55

 

2.1.4.5. 

Apron

Apron biasa terbuat dari bahan karet dan plastik yang merupakan

 penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas

kesehatan. Petugas harus menggunakan apron di bawah gaun pelindung

ketika melakukan perawatan langsung terhadap pasien, membersihkan

 pasien untuk melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan atau

 percikan darah atau sekresi. (KemenKes RI,2011)

2.1.4.6.  Alas kaki/ Sepatu

Alas kaki merupakan bagian APD yang perlu untuk digunakan.

Alas kaki melindungi perawat atau petugas kesehatan terhadap tumpahan

atau percikan darah maupun cairan tubuh lainnya. Penggunaan alas kaki

 juga bertujuan untuk mencegah kemungkinan tusukan benda tajam maupun

kejatuhan alat kesehatan (Depkes RI,2003). Standar alas kaki yang

memenuhi APD adalah alas kaki yang menutupi seluruh bagian ujung jari

dan telapak kaki serta terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tahan

terhaadap tusukan (Rosdahl & Marry,2008). Penggunaan alas kaki termasuk

 juga sepatu yang dipakai sehari-hari harus memenuhi standar tersebut dan

 juga pemakaian sepatu di ruang- ruang khusus, kamar bedah, icu, gawat

darurat dll. (Depkes RI, 2003).

2.2  Kerangka Teori

Faktor internal :

1.  Umur

2.  intelegensi

Faktor Eksternal :

1.  Pendidikan

2.  Lingkungan

3.  Sosial Budaya

4.  Informasi

5.  Pengalaman

Tingkat Pengetahuan :

1. 

Tahu

2.  Paham

3.  Aplikasi

4.  Analisis

5.  Sintesis

6.  Evaluasi

1. 

Baik

2.  Cukup

3.  Kurang

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 28/55

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Desain Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode

 penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu

keadaan secara objectif. Metode penelitian deskriftif merupakan suatu

metode yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab suatu masalah

yang dihadapi (Notoadmodjo,2005). Sehaingga desain ini digunakan oleh

 peneliti untuk mengetahui gambaran pengetahuan petugas perawatan

terhadap penggunaan APD (handscoon/sarung tangan) dalam upaya

menurunkan angka infeksi Rumah Sakit di Rumah Sakit Pupuk Kaltim

Bontang tahun 2014.

Strategi pengumpulan data yang digunakan alah survey. Survey

adalah salah satu cara penelitian deskriptip yang dilakukan terhadap

sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu

tertentu. Menurut Notoadmodjo (2005) biasanya strategi ini digunakan

untuk melakukan penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan

suatu program dimasa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk

menyusun perbaikan program tersebut.

Dengan menggunakan tehnik pengumpulan data berupa pertanyaan

dalam bentuk angket atau kuisioner, yang akan dijawab oleh petugas

 perawatan yang bekerja di unit perawatan di Rumah Sakit Pupuk Kaltim

Bontang sebagai responden. Setelah angket diisi selanjutnya data diolah

kemudian ditentukan gambaran pengetahuan petugas perawatan terhadap

 penggunaan APD (handscoon/sarung tangan) dalam upaya menurunkan

infeksi Rumah Sakit

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 29/55

 

3.1.1 

Konsep Teori

3.2  Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan responden di Rumah Sakit Pupuk Kaltim

Bontang, khususnya Tenaga perawat di Unit perawatan Dahlia, Catelya,

dan Bougenvile yang bekerja di Unit perawatan.

3.3  Populasi dan Sampel

3.3.1 

Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan di teliti (Notoatmodjo,2005). Adapun populasi dalam

 penelitian ini adalah Perawat yang bekerja di Unit perawatan Rumah Sakit

Pupuk Kaltim Bontang dan bersedia menjadi responden. Dengan jumlah

 populasi yang ada 39 orang.

3.3.2  Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

 jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tehnik pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan  Purposive Sampling . Mula – mula

 peneliti meneliti tempat yang akan diteliti termasuk juga populasi tempat

tersebut. Kemudian populasi yang ada akan diambil sebagian populasinya

 berdasarkan atau dengan pertimbangan yang dibuat atau ditentukan oleh

Petugas Keperawatan Pengetahuan ttg :

1.  Pengertian APD

2.  Fungsi APD

3.  Indikasi

penggunaan APD

4.  Cara penggunaan

Yan Benar

1.  Baik

2.  Cukup

3.  Kurang

Tingkat

Pengetahuan

1.  Tahu

2.  Paham

3.  Aplikasi

4.  Sintesis

5.  evaluasiHal yang mempengaruhi :

Pendidikan, Lingkungan, SosBud,

Informasi, Pengalaman,

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 30/55

 

 peneliti sendiri seperti ciri atau sifat-sifat karakteristik (dengan studi

 pendahuluan) populasi yang telah diketahui oleh peneliti. Menurut Sugiyono

(2001), bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini

adalah perawat yang bekerja di Unit perawatan, dan bersedia menjadi

responden.

Karna jumlah populasi terbatas maka peneliti menggunakan tehnik

 purposive sampel (Purposive Sampling).  Dimana menurut Margono

(2004:128), dalam pemilihan kelompok subjek dalam  Purposive Sampling  ,

 berdasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut

yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Atas

dasar ini maka peneliti memilih untuk menggunakan tehnik pengambilan

sampel Purposive secara keseluruhan sejumlah 39 sampel / responden.

3.4  Definisi Operasional

Definisi secara operasional mengenai Gambaran pengetahuan

Petugas perawatan terhadap penggunaan APD (handscoen) dalam upaya

menurunkan angka infeksi Rumah Sakit.

Table 1

Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasion

al

Parameter Alat Ukur Skala Skor

Pengetahuan Pengetahua

n tentang

 penggunaan

APD

(sarung

Tangan) yg

Pengetahuan

 petugas

terhadap

 penggunaan

APD(

handscoen)

Kuisioner Ordinal Tinggi 76-

100%

Sedang

56-75%

Rendah

<56%

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 31/55

 

 benar dan

sesuai

indikasi

a.  Pengertian

alat

 pelindung

diri

 b.  Fungsi

menggunak 

an alat

 pelindung

diri.

c.  Indikasi

 penggunaan

alat

 pelindung

diri

d.  Cara

 penggunaan

yang benar

3.5  Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan

yang disusun peneliti berdasarkan literatur dan kerangka konsep penelitian.

Pertanyaan tersebut berhubungan dengan Gambaran pengetahuan Petugas

 perawatan terhadap penggunaan APD (handscoon) dalam upaya menurunkan

angka Infeksi Rumah Sakit, di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang. Yang terbagi

menjadi dua yaitu :

3.5.1. Bagian A

Pada bagian A kuisioner ini memuat pertanyaan mengenai Karakteristik

responden yang berisi tentang Nama, Umur, jenis kelamin, pendidikan dan

 profesi.

2.5.2 Bagian B

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 32/55

 

Sedangkan pada bagian B berisi pertanyaan tentang Gambaran pengetahuan

 petugas terhadap penggunaan APD (handscoen) dalam upaya menurunkan angka

infeksi Rumah Sakit.

3.6 Tehnik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian

3.6.1 Tehnik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa

kuisioner. Tehnik pengumpulan data dengan kuisioner adalah sebagai

 berikut :

1.  Setelah mendapat persetujuan dan pengesahan, peneliti akan meminta

izin kepada Kasi keperawatan Rumah Sakit Pupuk Kaltim.

2.  Memperkenalkan identitas peneliti.

3.  Memberikan penjelasan sederhana tentang maksud, tujuan dan kegunaan

 penelitian kepada responden.

4.  Mengedarkan kuisioner atau angket kepada responden di Unit Perawatan

yang berisikan lembar persetujuan responden serta pertanyaan yang harus

dijawab.

5. 

Setelah Kuisioner selesai di isi oleh responden dan dianggap selesai,

kuisioner atau angket dikumpulkan oleh peneliti.

3.6.2 Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

A Tahap Persiapan

1.  Memilih lahan penelitian

2. 

Melakukan studi pendahuluan

3.  Melakukan studi kepustakaan

B. Tahap Pelaksanaan

1.  Melakukan pengumpulan data

2.  Melakukan pengolahan data dan analisa data

3.  Menarik kesimpulan

C. Tahap Akhir

1. 

Menyusun laporan hasil penelitian

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 33/55

 

2. 

Presentasi Hasil penelitian

3.7 Analisa Data 

Analisa data merupakan tindakan menginterpretasikan data yang di dapat

untuk dapat digambarkan dan dipahami. Analisis data berisikan tentang

 penjelasan data pada masing-masing variabel yang diteliti kemudian

dideskripsikan. Penelitian ini menggunakan cara dalam menganalisis data

yaitu analisis data univariat.

Analisi data Univariat merupakan proses analisi data pada tiap

variabelnya. Analisa data ini sebagai prosedur statistik yang bertujuan untuk

,mengetahui gambaran pada setiap variabelnya. Pada penelitian ini analisis

univariat digunakan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Petugas

Perawatan Terhadap Penggunaan APD (Handscoen/sarung tangan) Dalam

Upaya Menurunkan Angka Infeksi Rumah Sakit. Analisa univariat

merupakan analisis persentase dengan tujuan untuk melihat gambaran

distribusi frekuensi dan persentase dari variabel yang diteliti. Dalam

 penyajiannya analisis univariat tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi. Selanjutnya, hasil persentase dikelompokkan dan

diinterpretasikan dengan menggunakan interpretasi sebagai berikut:

0% : tidak seorangpun dari responden

1% - 25% : sebagian kecil dari responden

26% - 49% : hampir sebagian dari responden

50% : setengah dari responden

51% - 74% : sebagian besar dari responden

75% - 99 % : hampir seluruh dari responden

100% : seluruh responden. (Arikunto, 2002). 

Data yang telah dikumpulkan melalaui kuesioner diolah dengan

menghunakan analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk

mendiskripsikan seluruh variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Untuk melakukan analisis dan

secara univariat digunakan distribusi frekuensi dengan rumus :

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 34/55

 

1.  P = x 100%

Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekuensi responden untuk setiap pernyataan yang ada

n : Jumlah keseluruhan responden

(Arikunto, 2002)

2.  Dalam menganalisis data kepatuhan perawat digunakan rumus median

(nilai tengah). Nilai median atau nilai tengah adalah nilai yang terletak

 pada observasi yang ditengah, kalau data tersebut telah disusun. Posisimedian dihitung dengan rumus :

maka nilai median adalah nilai yang terletak pada posisi median. Jika

 banyak sampel berjumlah genap, maka nilai median dihitung dengan

menjumlah nilai yang ada pada posisi yang mengapitnya kemudian dibagi

2. Selanjutnya jika nilai median tersebut telah diketahui, maka data yang

telah terkumpul di olah dan diklasifikasikan

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 35/55

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENGAMATAN

LAPANGAN SERTA STANDARISASI

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran lokasi penelitian 

Rumah Sakit PT. Kaltim Medika Utama adalah sebuah rumah sakit

swasta di bawah naungan PT. Kalimantan Timur. Rumah sakit ini berlokasi

di jalan oksigen no 1 Bontang.

Rumah sakit ini awalnya adalah sebuah Klinik First Aid untuk Project

Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur di tahun 1979 yang merupakan cikal

 bakal Rumah Sakit Pupuk Kaltim.

Setelah beroperasinya Pabrik Kaltim 1 PT. Pupuk Kalimantan Timur

 pada tahun 1981, Rumah Sakit Pupuk Kaltim mejadi sebuah Bagian atau

Departemen Kesehatan dan menempati gedung baru di tahun 1989 yang

diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto yang merupakan Ibu Negara pada saatitu.

Pada tanggal 10 Agustus 1990 Rumah Sakit Pupuk Kaltim menjadi

rumah sakit swadana. Bernaung dalam bentuk Yayasan, YAYASAN

RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM (YRS). Dengan tujuan melayani

karyawan dan keluarga PT Pupuk Kalimantan Timur pada khususnya dan

masyarakat Bontang pada umumnya.

Motto RS Pupuk Kaltim saat itu adalah :

Kesehatan anda adalah kepedul ian kami, kepuasan anda adalah tugas

kami, ramah tanggap dan manusiawi adalah layanan kami.

Dengan semangat melayani Rumah Sakit Pupuk Kaltim terus

 berupaya meningkatkan profesionalisme dan berupaya mewujudkan visi

Rumah Sakit Pupuk Kaltim untuk menjadi yang terdepan dalam pelayanan

kesehatan di Kaltim.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 36/55

 

Rumah Sakit Pupuk Kaltim meraih :

1. 

Akreditasi Penuh 5 layanan di tahun 1998

2.  Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut 12 layanan di tahun 2003 dan

3.  Akreditasi penuh Tingkat lengkap 16 layanan di tahun 2005, akreditasi

16 layanan yang diraih Rumah Sakit Pupuk Kaltim merupakan rumah

sakit pertama yang terakreditasi di wilayah Indonesia timur.

Rumah sakit pupuk kaltim terus berupaya meningkatkan mutu layanan

yang berstandar nasional dan internasional dibuktikan dengan diraihnya :

1.  ISO 9001 : 2000 pada tahun 2008

2.  PROPER HIJAU sejak tahun 2006 - 2011

3. 

PROPER EMAS tahun 2012

Dan juga penghargaan dan pegakuan lain diantaranya :

3.  Sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dari WHO di tahun 1992

4.  Penghargan Terbaik Harapan I tingkat nasional dan terbaik tingkat

wilayah Kalimantan Timur Sebagai Rumah Sakit Sayang Bayi tahun

2009

5. 

Penghargaan Pengelolaan HIV AIDS di tempat kerja kategori Gold

tingkat Nasional tahun 2010 dan 2011

6.  Penghargaan dalam Program pemberdayaan perempuan Terbaik ke III

tingkat Provinsi sebagai pelaksana terbaik perusahaan pembina tenaga

kerja perempuan Tahun 2009.

Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam

memberikan pelayanan terhadap pelanggan serta mematuhi ketentuan

 perundang-undangan yang berlaku tanggal 10 Januari 2012 Rumah Sakit

Pupuk Kaltim telah resmi berbadan hukum Perseroan yang disyahkan oleh

Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia dan diberi nama PT

KALTIM MEDIKA UTAMA.

Pengelolaan Rumah Sakit Pupuk Kaltim secara resmi dialihkan dari

Yayasan Rumah Sakit kepada PT KMU tanggal 01 Maret 2012, dengan

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 37/55

 

semangat dan kwalitas melayani bagi semua pihak yang akan semakin

meningkat.

Visi :

Menjadi Rumah Sakit yang terbaik di Kaltim, didukung SDM yang

 berkompeten dan berkomitmen, dengan layanan standar Nasional.

Misi :

1. 

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang beretika.

2.  Menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit dengan standar Nasional.

3.  Mengembangkan pelayanan proaktif dan perluasan jangkauan bagi

semua kalangan masyarakat.

4.  Menyelenggarakan pengelolaan Rumah Sakit yang memberikan

manfaat signifikan bagi share holder, karyawan dan lingkungan sekitar.

4.1.2 Karakteristik responden

Adapun karakteristik responden pada penelitian ini yaitu umur, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, dan profesi.

4.2.1 Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Perawat Di Rumah Sakit Pupuk

Kaltim PT. Kaltim Medika Utama

Tingkat Usia Frekuensi %

20-35 tahun 36 92,3%

>35 tahun 3 7,7%

Jumlah 56 100

Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hampir seluruh

responden berada pada usia 20  –  35 tahun yaitu berjumlah 36

0rang, responden (92,3%) dan sebagian kecil berada pada usia

lebih dari 35 tahun yaitu berjumlah 3 responden (7,7%).

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 38/55

 

4.2.2 Jenis Kelamin

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Di

Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 10 org 25,6%

Perempuan 29 org 74,4%

Jumlah 39 org 100

Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 29

orang responden (74,4%) dan hampir sebagian responden

 berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 10 responden

(25,6%).

4.2.3 Pendidikan

Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat

Di Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama

Tingkat Pendidikan Frekuensi %

S1 Keperawatan 5 org 12,8%

D3 Keperawatan 25 org 64,1%

SMA 9 org 23,1%

S2 Keperawatan 0 0

Jumlah 39 100

Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hampir seluruh

responden berpendidikan S1 yaitu berjumlah 5 responden

(12,8%). Responden berpendidikan DIII berjumlah 25

responden (64,1%). Responden yang berpendidikan SMA 9

responden (23,1%).

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 39/55

 

4.2.4 Profesi

Tabel 5.4 : Distribusi Responden Berdasarkan profesi petugas perawatan Di

Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama

Profesi Frekuensi %

Perawat 30 org 76,9 %

Pekarya 6 org 15,4%

Cleaner 3 org 7,7%

Jumlah 39 org 100

Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar

responden berprofesi sebagai perawat berjumlah 30 responden

(76,9%). Berprofesi pekarya berjumlah 6 responden (15,4%).

Berprofesi Cleaner berjumlah 3 responden (7,7%).

4.1.3 Pengetahuan

Tabel 5.5 : Distribusi Pengetahuan Responden atau Petugas Perawatan Di

Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 29 org 74,4%

Cukup 10 Org 25,6%

Jumlah 39 Org 100

Interpretasi : berdasarkan tabel di atas, di ketahui Tingkat Pengetahuan

Responden pengetahuan Baik berjumlah 29 responden

(74,4%). Pengetahuan Cukup berjumlah 10 responden

(25,6%).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian Gambaran pengetahuan petugas

 perawatan terhadap penggunaan APD (handscoon) dalam menurunkan angka

infeksi Rumah sakit di rumah sakit Pupuk Kaltim Bontang. Rata  – rata

memiliki tingkat pengetahuan yang Baik berjumlah 29 responden, dengan

Presentase 74,4% dan yang dengan tingkat pengetahuan Cukup berjumlah 10

orang dengan persentase 25,6 %.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 40/55

 

Adapun faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pada dasarnya

manusia ingin mengetahui, hal ini menunjukan bahwa dalam hati dan akal

manusia terdapat keinginan untuk mengenal dan mengetahui (Soerono

Soekamtoe,1990) .

Menurut Sukitdjo Notoadmodjo (2003), pengetahuan seseorang

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

g. 

Pengalaman

Pengalaman dapat di peroleh dari pengalaman sendiri maupun

 pengalaman orang lain. Dan pengalaman yang telah di peroleh dapat

memperluas pengalaman seseorang.

h.  Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan kepada

seseorang, secara umum seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi

akan mempunyai wawasan yang lebih luas, dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.

i.  Keyakinan

Biasanya keyakinan didapat secara turun temurun dan tanpa ada pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

 pengetahuan seseorang baik itu sifatnya positif maupun negatif.

 j.  Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

 pengetahuan seseorang, misalnya melalui radio, televisi, koran, majalah,

dan buku.

k. 

Penghasilan

Tidak berpengaruh langsung kepada pengetahuan seseorang, tetapi

seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu membeli

fasilitas- fasilitas sumber informasi.

l.  Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap

 pengetahuan

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 41/55

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan beberapahal sebagai berikut, yang didasarkan

atas penelitian yang dilakukan terhadap responden dari Petugas yang bekerja di

Unit Perawatan Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang, yaitu antara lain :

5.1.1 berdasarkan karakteristik petugas perawatan di unit perawatan rata berusia

20-35 tahun dengan persentase 92,3%, karakteristik berdasarkan jenis

Kelamin terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 29 orang dengan

 persentase 74,4%. Berdasarkan pendidikan responden terbanyak adalah

DIII keperawatan berjumlah 25 orang dengan persentase 64,1%.

Berdasarkan pekerjaan Jumlah dominan yaitu Profesi perawat berjumlah

30 orang dengan persentase 76,9%.

5.1.2 Berdasarkan Pengetahuan, dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan

Petugas Perawatan dengan Nilai Baik berjumlah 29 orang dengan persentase 74,4%. Dan dengan Nilai Cukup berjumlah 10 orang dengan

 persentase 25,6%.

5.2 Saran

Melihat hasil Kesimpulan maka saran-saran yang dapat diusulkan sebagai

Berikut :

5.2.1 

Bagi perawat , di harapkan Petugas Perawatan untuk lebih memperhatikan

lagi akan pentingnya dan meningkatkan kesadaran untuk selalu bekerja

sesuai standar, patuh dalam penggunaan Alat Pelindung Diri , mengerti

akan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan Indikasi,

dan pentingnya mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarung

tangan. Dan tidak menganggap penggunaan sarung tangan mengganti

 pentingnya mencuci tangan.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 42/55

 

5.2.2 

Bagi Rumah Sakit

Diharap Rumah sakit Tetap mengawasi dan mengevaluasi ketepatan

 petugas dalam menggunakan APD (sarung tangan ) sesuai dengan indikasi guna

mencegah atau menurunkan angka resiko infeksi rumah sakit. Rumah sakit juga

dapat melakukan refreshing secara berkala terhadap petugas perawatan untuk

 penggunaan APD yang baik dan benar sesuai dengan indikasi

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 43/55

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002) Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Brunner & Suddarth. (2001). Medical Surgical Nursing . Philadelphia: Lippincoot

DepKes, RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan di

Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan.

DepKes, RI. (2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan

Kesehatan.

Departemen Pendidikan Nasional, (2007). Kamus Bahasa Indonesia. Ed-3. Jakarta

: Balai Pustaka.

Kathrine, M. & Patricia, A. (2004) Psychiatric Mental Health Nursing . St. Louis :

2004

 Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

 Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Potter, P. A & Perry, A.E (2005). Fundamental Of Nursing . Philadelphia: Mosby

Sugiono (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

WHO. (2004 ). Practical Guidelines of Infection Control in Health Care Facility

 India : WHO Regional Office South East Asia.

WHO. (2002). Prevention of Hospital Aquired Infection. Malta : Department of

Communicable Deases.

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 44/55

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 45/55

 

Lampiran 2

GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS PERAWATAN

TERHADAP PENGGUNAAN APD (HANDSCOEN)

DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA INFEKSI RUMAH SAKIT

1.  Kuisioner A

Isilah pertanyaan pertanyaan dibawah ini dengan lengkap.

1. 

Inisial atau Nama :2.

 

Jenis Kelamin :

3. 

Usia :

4. 

Pendidikan :

5. 

Profesi :

2.  Kuisioner B

a.  Bacalah pertanyaan dengan seksama sebelum mengisi.

 b.  Isilah pertanyaan berikut dengan cara memberikan tanda checklist   (√)

 pada pilihan jawaban yang tersedia dengan jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Pengisian dengan cara (Benar) = B

(Salah) = S

NO PERTANYAAN JAWABAN

BENA

R

SALAH

1 APD hanya terdiri dari Masker dan sarung tangan √ 

2 Penggunaan APD hanya untuk pasien dengan resiko

tinggi / ada penyakit menular

√ 

3 Sarung tangan terdiri dari sarung tangan bersih dan steril √ 

4 Kelalaian dalam mengganti sarung tangan dapat

menimbulkan/ menyebabkan penyebaran penyakit

√ 

5 Mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan

sarung tangan merupakan hal penting

√ 

6 Memakai sarung tangan dapat mengganti pentingnya

cuci tangan

√ 

7 Peng gunaan sarung tangan, mencegah tangan petugas

terkontaminasi microba dari pasien transmisi ke pasien

lain

√ 

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 46/55

 

8 Penggunaan sarung tangan perlu saat melakukan

tindakan/ prosedur medis yang bersifat invasif

√ 

9 Membersihkan dan desinfeksi sarung tangan denganlarutan clorin 0.5% bisa dilakukan bila jumlah sarung

tangan terbatas

√ 

10 Sarung tangan yang sudah dibersihkan dan di desinfeksi

dengan larutan clorin, bisa digunakan untuk tindakan

invasif

√ 

11 Pemakaian alat pelindung diri berdasarkan profesi

dirumah sakit dan berdasarkan transmisi / cara penularan

 penyakit

√ 

12 Masker tidak perlu diganti jika sudah lembab dan dapat

digunakan kembali

√ 

13 Masker melindungi petugas kesehatan dari infeksi

melalui udara√ 

14 Gaun pelindung melindungi kulit dan seragam perawat

terpapar cairan darah dan cairan tubuh lainnya

√ 

3.  Kuisioner C

a.  Bacalah pertanyaan dengan seksama sebelum mengisi.

 b.  Petunjuk pengisian kuisioner berikut dengan memberikan tanda

CheckList   (√) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan

 jawaban yang anda anggap paling sesuai.

1.  Sangat Setuju (SS) 3. Kurang Setuju (KS)

2.  Setuju (S) 4. Tidak Setuju (TS)

No. PERTANYAAN JAWABAN

SS S KS TS

1 Hanya menggunakan sarung tangan jika

disediakan oleh Rumah Sakit

2 Saya hanya menggunakan sarung tangan jikadiawasi oleh perawat senior

3 Saya hanya menggunakan sarung tangan

hanya atau ketika melakukan tindakan invasif

4 Saya mengganti sarung tangan jika berganti

 pasien

5 Saya harus tetap menggunakan sarung tangan

saat melakukan pengoplosan obat

6 Saya menolak menggunakan masker karna

membatasi komunikasi saya

7 Saya menggunakan sarung tangan hanya ketika

disediakan

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 47/55

 

8 Saya menggunakan masker walaupun tidak

disiapkan, demi menjaga keselamatan saya

9 Mencuci tangan wajib dilakukan sebelum dansetelah menggunakan Sarung tangan

10 Sayatetap menggunakan kaca mata untuk

menjaga keselamatan saya saat melakukan

tindakan yang beresiko untuk terpapar cairan

darah pasien atau cairan tubuh lainnya

Lampiran 3

Karakteristik petugas perawatan

No Jenis

kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan

1 Perempuan 20-35 tahun S1 Perawat

2 Perempuan 20-35 tahun S1 Perawat

3 Perempuan 20-35 tahun S1 Perawat

4 perempuan 20-35 tahun S1 Perawat

5 Laki-laki 20-35 tahun S1 Perawat

6 Laki-laki 20-35 tahun D3 Perawat

7 Laki-laki 20-35 tahun D3 Perawat

8 Laki-laki 20-35 tahun D3 Perawat9 Laki-laki 20-35 tahun D3 Perawat

10 Laki-laki 20-35 tahun D3 Perawat

11 Laki-laki 20-35 tahun D3 Perawat

12 perempuan 20-35 tahun SMA Prakarya

13 perempuan 20-35 tahun SMA Prakarya

14 Laki-laki 20-35 tahun SMA Cleaner

15 Laki-laki 20-35 tahun SMA Cleaner

16 Laki-laki 20-35 tahun SMA Cleaner

17 perempuan 20-35 tahun SMA Prakarya

18 perempuan 20-35 tahun SMA Prakarya

19 perempuan 20-35 tahun SMA Prakarya

20 perempuan 20-35 tahun SMA Prakarya

21 perempuan >35 tahun D3 Perawat

22 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

23 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

24 perempuan >35 tahun D3 Perawat

25 perempuan >35 tahun D3 Perawat

26 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

27 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

28 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

29 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 48/55

 

Pengetahuan 

No Pengetahuan Nilai Keterangan

1 Baik 78,57 Tingkat pengetahuan

2 Cukup 64,28 1. Baik (100-75)

3 Baik 78,57 2. Cukup (76-56)

4 Cukup 71,42 3. Kurang (< 56)

5 Baik 78,57

6 Baik 85,71

7 Baik 85,71

8 Baik 78,579 Baik 85,71

10 Baik 92,85

11 Baik 85,71

12 Baik 78,57

13 Cukup 71,42

14 Baik 85,71

15 Cukup 71,42

16 Cukup 71,42

17 Baik 85,71

18 Baik 92,85

19 Baik 92,85

20 Baik 85,71

21 Baik 100

22 Baik 100

23 Baik 92,85

24 Baik 85,71

25 Baik 78,57

26 Baik 78,57

27 Baik 78,57

28 Baik 92,85

29 Baik 85,71

30 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

31 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

32 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat33 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

34 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

35 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

36 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

37 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

38 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

39 perempuan 20-35 tahun D3 Perawat

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 49/55

 

30 Baik 92,85

31 Baik 85,71

32 Cukup 71,4233 Cukup 71,42

34 Cukup 64,28

35 Cukup 71,42

36 Baik 78,57

37 Cukup 78,57

38 Baik 78,57

39 Baik 85,71

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 50/55

 

Statistics 

1.  Pengetahuan

 N Valid 39

Missing 0

Mean 1,2564

Median 1,0000

Mode 1,00

Std. Deviation ,44236

Minimum 1,00

Maximum 2,00

Pengetahuan 

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 29 74,4 74,4 74,4

Cukup 10 25,6 25,6 100,0

Total 39 100,0 100,0

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 51/55

 

Statistics 

2.  JenisKelamin

 N Valid 39

Missing 0

Mean 1,2564

Median 1,0000

Mode 1,00

Std. Deviation ,44236

Minimum 1,00

Maximum 2,00

JenisKelamin 

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid perempuan 29 74,4 74,4 74,4

Laki-laki 10 25,6 25,6 100,0

Total 39 100,0 100,0

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 52/55

 

Statistics 

3.  Pendidikan

 N Valid 39

Missing 0

Mean 1,8974

Median 2,0000

Mode 2,00

Std. Deviation ,59802

Minimum 1,00

Maximum 3,00

Pendidikan 

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid SMA 9 23,1 23,1 23,1

D3 25 64,1 64,1 87,2

S1 5 12,8 12,8 100,0

Total 39 100,0 100,0

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 53/55

 

Statistics 

4. 

Pekerjaan

 N Valid 39

Missing 0

Mean 2,6923

Median 3,0000

Mode 3,00

Std. Deviation ,61361

Minimum 1,00

Maximum 3,00

Pekerjaan 

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Cleaner 3 7,7 7,7 7,7

Prakarya 6 15,4 15,4 23,1

Perawat 30 76,9 76,9 100,0

Total 39 100,0 100,0

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 54/55

 

Statistics 

5. 

Usia

 N Valid 39

Missing 0

Mean 1,0769

Median 1,0000

Mode 1,00

Std. Deviation ,26995

Minimum 1,00

Maximum 2,00

Usia 

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-35 tahun 36 92,3 92,3 92,3

>35 tahun 3 7,7 7,7 100,0

Total 39 100,0 100,0

8/19/2019 alat pelindung diri bagi perawat

http://slidepdf.com/reader/full/alat-pelindung-diri-bagi-perawat 55/55

Lampiran 4

1. 

Sarung tangan Nitril 3. Sarung Tangan Vinil

2. Sarung Tangan Lateks 4. Sarung tangan Rumah tangga