42

Click here to load reader

Alat Ukur Tinggi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Alat Ukur Tinggi

Alat Ukur Tinggi (Height Gauge

)Pengukur tinggi (Gambar 52) adalah alat yang digunakanuntuk mengukur

tinggi sekaligus menarik garis sejajar dan  juga dapat untuk memer iksa ukuran t inggi . Ukuran yang banyak digunakan adalah 300

mm sampai dengan 600 mm

 196

Page 2: Alat Ukur Tinggi

Gambar 52.Pengukur tinggi

Batang tetap dilengkapi dengan pembagian skala terkecilsampai 1 mm dan 1/20”. Pada rahang geraknya terdapat skalanonius yang ketelitiannya

hingga 0,01 mm dan 0,001”. Gambar 53 dan Gambar 54 adalah contoh penggunaan pengukur tinggi.

Gambar 53.Menggaris sebuahbidang

Gambar 54.Mengukur tinggi/tebal

Pengukur tinggiB a n t a l a n P e l a t  

d a s a r  

Page 3: Alat Ukur Tinggi
Page 4: Alat Ukur Tinggi

Alat pengukur sudut

Pengukur Sudut terdiri dari mistar baja dan rumah yang terbuat dan besituang. Pada rumah ini terdapat garis-garis ukur yang menunjukkan besarsudut dalam derajat, dan bagian ini dapat diputar setelah dikendorkan bautpengikatnya, demikian pula mistarnya dapat dipasang dan dilepas danrumahnya.Fungsi Pengukur Sudut- Memeriksa mengukur sudut.- Menarik garis.- Memeriksa kerataan permukaan.Macam-macam pengukur sudut1 .Busur ba ja

1. (Steel Engineer Protractor)Busur baja dapat digunakan untuk mengukur sudut Iangsung pada skalaukurannya, tetapi hanya dapat mengukur sampai I (satu) derajat, olehkarenanya biasa digunakan untuk memperkirakan harga sudut secara kasar

Busur bilah Iebih teliti dari busur baja dan dapat mengukur sampaiketelitian 5 defisi/.menit. Beberapa jenis alat ini dilengkapi dengan bilahbantu yang dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran sudut

puncakyang tumpul.Bagian-bagiannya

1.Bilah utama2.Petat dasar3.Kunci bilah

4.Kunci piringan5.Skala utama

6.Skala nonius (kiri dan kanan)7.Piringan dasar

Page 5: Alat Ukur Tinggi

Cara penggunaan:- Bersihkan permukaan baja dari busur bilah dan benda ukur. Aturlahkedudukan

dan bilah utama dengan memkaai kunci bilah.- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang darisudut yang diukur.- Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemunginkan harga yang dicapailebih kecil.- Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapatdikendorkan, geserkan busur bilah,

menuju permukaan yang menyudut,sampai bilah utama berputar dan berimpit dengan permukaan tersebut,kemudian kunci piringan indeks dan bacalah sudut

yang didapat.Pembacaan ukuran pada busur(Universal Bevel Protractor).

Busur bilah yang baik dilengkapi dengan skala menit sehingga dapatmengukur dengan kelebihan menit. Pada skala itu terdapat angka-angka60, 45, 30, 15, 0, 15,

30 60. Dan angka 0 ke kanan sampai 60 terdiri dan

12 garis, demikian pula ke arah kiri terdiri 12 garis yang sama. Ini berartiselisih garis pada skala derajat dengan garis pada skala menit adalah Iderajat 12 = 5

menit, berarti busur bilah ini dapat mengukur sampai padabatas terkecil 5 menit. Dengan kata lain bila garis pertama di sebelahkanan 0 se garis dengan garis di

atasnya (pada skala derajat), makakelebihari ukuran tersebut adalah 1 x S menit = 5 menit, dan bila garis ke2 sama dengan 2 x 5 menit = 10 menit.

Page 6: Alat Ukur Tinggi

Gambar 16 : Busur ketelitian 5`dan pembacaan 320 15`

Pemeliharaan pengukur sudutUntuk mendapatkan usia pakai yang relatif lama, perlu adanya rawatandan pemeliharaan dengan baik melalui langkah-Iangkah;a. Setelah dipakai bersihkan alat ini dani debu atau kotoran.b. Berikan pelumasan

bagi bagiari yang bergesen/bergerak sepenlunya,atau olesi/lumasi dengan vaseline seluruh bagiannya secukupnya.c. Simpanlah pada tempat yang telah

disediakan (kotak kayu/plastik)dalam keadaan teratur

Pengukur Tinggi (Vernier High Gauge

)Pengukur Tinggi (

High Gauge) adalah suatu alat digunakan untukmengukur ketinggian atau memeriksa ukuran tinggi benda kerja dansekaligus dapat difungsikan sebagai penanda atau pelukis

pada bagianbenda yang diukur atau garis gambar. Alat ini merupakan alat khusushanya digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda

yangkemampuannya lebih teliti dan akurat jika dibandingkan dengan pengukurtinggi dengan menggunakan mistar, meter gulung. Hanya saja alat

inimempunyai kemampuan ukur terbatas.http://htmlimg2.scribdassets.com/3raaszphxcty4u6/images/36-f7501c8076.jpg

Batang pengukur tinggi dilengkapi dengan pembagian ukuran terkecilsampal 1 mm dan 1/20”. Begitu pula sorong pembagi mempunyaipembagian terkecil

sampai 0,01 mm dan 0.001”. Sorong pembagi dapatdisetel naik-turun menurut ukuran tinggi yang diperlukan

Page 7: Alat Ukur Tinggi

High Gauge

I.       PENDAHULUAN

A.      STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR1.     Standar Kompetensi

Mengukur dengan menggunakan alat ukur mekanik presisi2.     Kompetensi Dasar

a. Menjelaskan cara penggunaaan alat ukur mekanik presisib. Mengunakan alat ukur mekanik presisic. Memelihara alat ukur mekanik presisi

B.      LIFE SKILLLife Sklil yang diharapkan :

1.    Cermat2.    Teliti

C.      DESKRIPSI Modul berjudul Mengukur Dengan Alat Ukur Presisi ini berisi tentang penggunaan

hight gauge digunakan dalam menentukan dimensi atau variabel. Penggunaan alat ukur

Page 8: Alat Ukur Tinggi

secara tepat dan benar sangat penting, untuk itu diberikan pula cara perawatan dan pemeliharaan dari alat-alat ukur tersebut. Untuk dapat menentukan ukuran suatu benda diperlukan ketrampilan menggunakan alat ukur dengan baik.

Modul ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar, yang mencakup: Identfikasa Jenis – jenis Alat Ukur Presisi, mengukur dengan mistar ketinggian (Height Gauge), serta memelihara dan merawat alat – alat ukur presisi.

D.      WAKTUWaktu untuk mempelajari modul ini adalah 12x 45 menit dengan pembagian sebagai berikut

1.    4x 45 menit untuk mempelajari teori2.    4x 45 menit untuk belajar praktek pengukuran

E.      PRASYARATUntuk dapat mengikuti kegiatan belajar dalam modul ini Peserta Diklat harus sudah menguasai tentang sistem satuan metris, sistem desimal dan desimal-desimal tambahan. Dalam Standar Kompetensi ini ada empat modul dalam materi yang berbeda yaitu materi tentang : Jangka sorong, High geroge, Mikrometer, dan Dial indikator, sebelum mempelajari modul ini siswa harus sudah mempelajari modul tentang Jangka sorong.

F.      PETUNJUK PENGGUNAAN MODULPeserta Diklat diharapkan melakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1.  Pelajari secara baik dan cermati uraian teori yang disampaikan dalam kegiatan belajar, bilamana merasa kurang dapat mencari referensi lain atau bertanya kepada guru pembimbing.

2.  Jawab pertanyaan tes formatif yang ada kemudian konsultasikan dengan guru pembimbing bilamana telah menguasai maka bisa dilanjutkan ke tahapan kegiatan belajar praktek sesuai dengan perintah pada lembar kerja.

3.  Melakukan kerja praktek mulai dari persiapan hingga selesainya proses pengelasan kemudian melaporkan hasil praktek untuk mendapatkan penilaian dari guru pembimbing .

4.  Setelah Peserta Diklat mampu menguasai proses pemelajaran dan memenuhi kriteria kelulusan maka Peserta Diklat berhak mengikuti tes sertifikasi pada bidang keahlian ini.

G.      TUJUAN AKHIR

1. Peserta Diklat mampu menyebutkan berbagai macam alat ukur yang digunakan dalam dunia industri dan dapat memilih alat ukur yang tepat sesuai dengan jenis kerja.

2. Peserta Diklat terampil dalam menggunakan alat ukur presisi.3. Peserta Diklat mampu merawat dan melakukan kalibrasi alat ukur.

Page 9: Alat Ukur Tinggi

H.      CEK PENGUASAAN STANDAR KOMPETENSIIsilah cek list ( ) pada tabel di bawah ini dengan benar, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah anda miliki.

Kompetensi Dasar

Pernyataan

Saya dapat melakukan

pekerjaan ini dengan

kompeten

Bila jawaban ”Ya” Kerjakan

Ya TidakMenjelaskan cara penggunaan alat ukur mekanik presisi

Mengetahui fungsi alat pengukur ketinggian (heigh gauge) dan bagian-bagiannya Tes Formatif 1

Menggunakan alat ukur mekanik presisi

Mampu menggunakan alat pengukur ketinggian (heigh gauge) ketelitian 0,02 mm untuk melakukan pengukuran linear tinggi benda hasil pemesinan

Tes Formatif 2

Memelihara alat ukur mekanik presisi

Mampu menyetel dan mengkalibasi alat ukur setiap akan melakukan pengukuran

Tes Formatif 3

Page 10: Alat Ukur Tinggi

II.PEMBELAJARAN

A.   PEMBELAJARAN 1IDENTIFIKASI JENIS – JENIS ALAT UKUR

1.    Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari pembelajaran ini, siswa mampu :

a.    Memahami dasar-dasar tentang ilmu pengukuran ( Besaran, satuan, standar, dll )b.    Mampu mengidentifikasi jenis-jenis alat ukur presisic.    Mengenal karakteristik umum dari alat ukur

2.    Uraian materi 1Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar. Besaran standar adalah acuan/ pedoman yang sudah disepakati bersama secara internasional. Besaran standar tentunya memerlukan satuan – satuan dasar. Agar dapat digunakan maka besaran standar tersebut harus dapat didefinisikan secara fisik, tidak berubah karena waktu, dan harus dapat digunakan sebagai alat pembanding di seluruh dunia.

a.      Sistem Satuan Dan PengukuranDalam dunia perindustrian saat ini ada dua sistem pengukuran yang digunakan yaitu sistem inci (English system).dan sistem metrik (Metrik System).

1). Sistem Inci (English system)Sistem inci, secara garis besar berlandaskan pada satuan inci, pound dan detik sebagai dasar satuan panjang, massa dan waktu. Pada umumnya sistem ini digunakan di Inggris dan Amerika. 2). Sistem Metrik (Metrik System)Sistem metrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan Perancis sejak tahun 1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan kilogram untuk pengukuran berat. Satu meter didefinisikan sebagai satuan panjang yang panjangnya adalah = 1.650.763,73 x panjang gelombang radiasi atom Krypton 86 dalam ruang hampa. Sedangkan satu kilogram didefinisikan sebagai masa dari satu decimetre kubik air distilasi pada kekentalan (density) maksimum yaitu pada temperatur 4 derajat Celcius.Sebetulnya, kalau dikaji lebih jauh sistem metrik ini mempunyai keuntungan dibandingkan sistem inci. Keuntungan – keuntungan tersebut antara lain :

(a). Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah, dan cepat karena berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.

(b). Dunia industri dari negara – negara industri sebagaian besar menggunakan sistem metrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja sama antara industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang digunakan sama, (Ingat prinsip dasar industri untuk menghasilkan komponen yang mempunyai sifat mampu tukar). Pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dan sangat diperlukan pada proses pemesinan atau dalam pembuatan peralatan – peralatan teknik, diantaranya :

      Pengukuran diperlukan untuk memberikan batas – batas ukuran pada bahan yang akan dipotong sebagai langkah awal dari proses pemesinan.

Page 11: Alat Ukur Tinggi

      Pengukuran diperlukan untuk membentuk bahan sesuai rencana ukuran berdasarkan gambar rancangannya.

      Pengukuran diperlukan untuk merakit, menyesuaikan produk satu dengan produk lainnya sesuai dengan fungsinya.       Pengukuran diperlukan untuk memeriksa dimensi suatu produk.

      Pengukuran diperlukan untuk menentukan kebutuhan stok bahan sesuai dengan jumlah order yang diperlukan.

      Pengukuran diperlukan untuk pertimbangan lain, misalnya menentukan luas, massa, kekuatan bahan, dan toleransi.Untuk pengukuran di atas diperlukan alat – alat ukur panjang atau linier, baik alat ukur dasar, sedang, atau alat – alat ukur presisi. Alat – alat ukur panjang tersebut yaitu :       Jangka sorong (vernier calliper) jam ukur (dial indicator), serta        Mistar geser ketinggian (Height Gauge)       Mikrometer luar (outside micrometer)       Jam ukur (dial indicator) dll.Karakteristik dari alat – alat ukur inilah yang menyebabkan adanya perbedaan antara alat ukur yang satu dengan yang lainnya. Karakteristik ini bisa menyangkut pada konstruksi dan cara kerjanya. Secara garis besar sebuah alat ukur mempunyai tiga komponen utama yaitu sensor, penggubah dan pencatat/penunjuk.

(a). Sensor atau perabaSensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan benda atau obyek ukur. Atau dengan kata lain sensor merupakan peraba dari alat ukur. Sebagai peraba dari alat ukur, maka sensor ini akan kontak langsung dengan benda ukur. Contoh dari sensor ini antara lain : kedua ujung dari mikrometer, kedua lengan jangka serong, ujung dari jam ukur, jarum dari alat ukur kekasaran.

(b). PengubahBila sensor tadi merupakan bagian alat ukur yang menyentuh langsung benda ukur, maka bagian dari alat ukur tersebut yang akan memberi arti dari pengukuran yang dilakukan. Sebab, tanpa adanya bagian khusus dari alat ukur yang meneruskan apa yang diterima oleh sensor maka sipengukur pun tidak memperoleh informasi apa - apa dari benda ukur. Ada satu bagian dari alat ukur yang sangat penting yang berfungsi sebagai penerus, pengubah atau pengolah semua isyarat yang diterima oleh sensor, yaitu yang disebut dengan pengubah. Dengan adanya pengubah inilah semua isyarat dari sensor diteruskan kebagian lain yaitu penunjuk/pencatat yang terlebih dahulu diubah datanya oleh bagian penggubah. Dengan demikian pengubah ini mempunyai fungsi untuk memperjal dan memperbesar perbedaan yang kecil dari dimensi benda ukur. Pada bagian pengubah inilah yang diterapkan bermacam- macam cara kerja, mulai dari cara kinematis, optis, pneumatic, sampai pada cara gabungan.

(c). Penunjuk atau PencatatHampir semua alat ukur mempunyai bagian yang disebut dengan penunjuk atau pencatat kecuali beberapa alat ukur batas atau standar. Dari bagian penunjuk inilah dapat dibaca atau diketahui besarnya harga hasil pengukuran. Secara umum, penunjuk/pencatat ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :(1)). penunjuk yang mempunyai skala,(2)). penunjuk berangka (sistem digital)

Page 12: Alat Ukur Tinggi

b. Klasifikasi PengukuranGeomatris obyek ukur mempunyai bentuk yang bermacam – macam. Oleh karena itu caranya mengukur pun bisa bermacam – macam. Agar hasil pengukurannya mendapatkan hasil yang paling baik menurut standar yang berlaku maka diperlukan cara pengukuran yang tepat dan benar. Untuk itu perlu juga diketahui klasifikasi dari pengukuran. Ada beberapa pengukuran berdasarkan cara pengukuran yang bisa dilakukan untuk mengukur geometris obyek ukur yaitu :

(1). Pengukuran LangsungProses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya mengukur diameter poros dengan jangka sorong atau mikrometer.

(2). Pengukuran Tak LangsungBila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan tidak bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian ini disebut dengan pengukuran tak langsung. Kadang – kadang untuk mengukur satu benda ukur diperlukan dua atau tiga alat ukur, biasanya ada alat ukur standar, alat ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang harus dibantu dengan jam ukur (dial indikator) dan blok ukur.

(3). Pengukuran dengan Kaliber BatasKadang – kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat berapa besar ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakan benda yang dibuat masih dalam batas – batas toleransi tertentu. Misalnya saja mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur jenis kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam kategori diterima (Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak ( No Go). Dengan demikian sudah tentu alat yang digunakan untuk pengecekannya adalah kaliber batas Go dan No Go. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran dengan kaliber batas. Keputusan yang diambil adalah : dimensi obyek ukur yang masih dalam batas toleransi dianggap baik dan dipakai, sedang dimensi yang terletak di luar batas toleransi dianggap jelek. Pengukuran cara ini tepat sekali untuk pengukuran dalam jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang cepat.

(4). Pengukuran dengan Perbandingan Bentuk StandarPengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya kita akan mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros konis , mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran dilakukan dengan alat proyeksi. Jadi, di sini sifatnya tidak membaca besarnya ukuran tetapi mencocokkan bentuk saja. Misalnya sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat pengecek ulir lainnya.

c. Klasifikasi Alat Ukur

Page 13: Alat Ukur Tinggi

Geometris obyek ukur mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi. Adanya variasi bentuk dan ukuran inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai jenis alat ukur dan jenis pengukuran. Untuk jenis pengukuran sudah dibicarakan di atas. Jenis alat ukur perlu juga dibicarakan yang dititik beratkan pada sifat alat ukur itu sendiri maupun pada jenis benda yang diukur.

(1). Menurut cara kerja dari alat ukur maka alat ukur dapat diklasifikasikan sebagai berikut : alat ukur mekanis, alat ukur elektris, alat ukur optis, alat ukur mekanis optis dan alat ukur pneumatis.

(2). Menurut sifat dari alat ukur maka alat ukur dapat dibedakan menjadi :(a). Alat ukur langsung, hasil pengukurannya dapat dapat langsung di baca pada

skala ukurnya. Misalnya jangka sorong, mikrometer, dan sebagainya.(b). Alat ukur pembanding, alat ukur yg mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi.

Dipakai sebagai pembanding alat ukur yang lain.Misalnya : jam ukur (dial indicator), pembanding (comparator).

(c). Alat ukur standar, alat ukur yang mempunyai harga ukuran tertentu. Biasanya digunakan bersama-sama dengan alat ukur pembanding Misalnya : blok ukur (gauge block) , batang ukur (length bar) dan master ketinggian (height master).

(d). Alat ukur batas , alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu dimensi obyek ukur masih terletak dalam batas-batas toleransi ukuran. Misalnya : kaliber-kaliber batas Go dan No Go.

(e). Alat ukur bantu , alat ukur yang sifatnya hanya sebagai pembantu dalam prosesa pengukuran. Misalnya : dudukan mikrometer, penyangga/pemegang jam ukur, dan sebagainya.Pembahasan lengkap dari alat ukur –alat ukur tersebutb di atas akan di jumpai pada bab-bab berikut dari buku ini.

(3). Menurut jenis dari benda yang akan diukur maka alat ukur dapat pula diklasifikasikan menjadi:

(a). Alat ukur-alat ukur liner, baik alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung.

(b). Alat ukur sudut atau kemiringan. Ada alat ukur sudut yang langsung bisa dibaca skala sudutnya ada juga yang harus menggunakan perhitungan secara matematika.

(c). Alat ukur kedaratan(d). Alat ukur mengukur profil atau bentuk(e) .Alat ukur ulir(f). Alat ukur roda gigi(g). Alat ukur untuk mengecek kekasran permukaan.

d.    Sumber-sumber Kesalahan (1). Kesalahan Pengukuran Karena Alat Ukur Di muka disinggung adanya bermacam-macam sifat alat ukur.Kalau sifat-sifat yang

merugikan ini tidak diperhatikan tentu akan menimbulkan banyak kesalahan dalam pengukuran. Oleh karena itu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sampai seminimal mungkin maka alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan di samping untuk mengecek kebenaran sakla ukurannya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan dan sebagainya.

(2). Kesalahan Pengukuran Karena Benda Ukur Tidak semua benda ukur berbentuk pejal yang terbuat dari besi, seperti rol atau bola

baja, balok dan sebaginya. Kadang-kadang ukur terbuat dari bahan aluminium,

Page 14: Alat Ukur Tinggi

misalnya kotak-kotak kecil, silinder dan sebagainya. Benda ukur seperti ini mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau tekanan dikenakan pada benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang bersifat elastis maka penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi. Oleh karena itu, tekanan kontak dari sensor alat ukur harus diperkirakan besarnya.

(3). Kesalahan Pengukuran Karena Faktor Sipengukur Bagaimanapun persisnya alat ukur yang digunakan tetapi masih juga didapatkan

adanya penyimpangan pengukuran, walaupun perubahan bentuk dari benda ukur sudah dihindari. Hal ini kebanyakan disebabkan oleh faktor manusia yang melakukan pengukuran. Manusia memang mempunyai sifat-sifat tersendiri dan juga mempunyai keterbatasan. Sulit diperoleh hasil yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran walaupun kondisi alat ukur, benda ukur dan situasi pengukurannya dianggap sama. Kesalahan pengukuran dari faktor manusia ini dapat dibedakan antar lain sebagai berikut : kesalahan karena kondisi manusianya, kesalahan karena metode yang digunakan, kesalahan karena pembacaan skala ukur yang digunakan.

(4). Kesalahan Karena Pengaruh Lingkungan Ruang laboratorium pengukuran atau ruang-ruang lainnya yang digunakan untuk

pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi letak peralatan ukurnya. Ruang pengukuran yang banyak debu atau kotoran lainnya sudah tentu dapat menggangu jalannya proses pengukuran. Disamping si pengukur sendiri merasa tidak nyaman juga peralatan ukur bisa tidak normal berkerjanya karena ada debu/kotoran yang menempel pada muka sensor meknis dan benda kerja yang kadang-kadang tidak terkontrol oleh si pengukur. Ruang pengukuran juga harus terang, karena ruang yang kurang terang atau remang-remang dapat mengganggu dalam membaca skala ukur yang hal ini juga bisa menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.Akan tetapi, untuk penerangan ini ruang pengukuran sebaiknya tidak banyak diberi lampu penerangan. Sebab terlalu banyak lampu yang digunakan tentu sedikit banyak akan mengakibatkan suhu ruangan menjadi lebih panas. Padahal, menurut standar internasional bahwa suhu atau temperatur ruangan pengukur yang terbaik adalah 20 derajat celcius. Apabila temperatur ruangan pengukuran sudah mencapai 20 derajat celcius, lalu ditambah lampu-lampu penerangan yang terlalu banyak, maka temperatur ruangan akan berubah, Seperti kita ketahui bahwa benda padat akan berubah dimensi ukurannya bila terjadi perubahan panas, Oleh karena itu, pengaruh dari tenperatur lingkungan tempat pengukuran harus diperhatikan.

3. Rangkuman 1a. Pengukuran : membandingkan suatu besaran dengan besaran standarb. Besaran standar : acuan/ pedoman yang sudah disepakati bersama secara

internasional

Page 15: Alat Ukur Tinggi

c. Syarat besaran standard : besaran standar dapat didefinisikan secara fisik, jelas dan tidak berubah karena waktu, dapat digunakan sebagai pembanding di seluruh dunia

d 1 meter = 1.650.763,73 x panjang gelombang Nuklids 86 Kryptone Bagian-bagian utama alat ukur: Frame/ body, sensor, pengubah & skala

pembacaan/pencatatf Berdasarkan jenis benda/ work pieces/ speciment yang diukur: Pengukuran linier, sudut,

kedataran, profil, ulir, roda gigi, kekasaran permukaan, penyetelan posisi.g Berdasarkan sifat alat ukur : AU langsung, AU pembanding, AU standar, AU batas/

kaliber, AU bantu. h. AU langsung : AU yang mempunyai skala ukur dan hasil ukur langsung dapat dibaca.

Contoh: Vernier Caliper, Micrometer, High Gauge, Steel Rulei. AU pembanding : untuk pembacaan besarnya selisih suatu dimensi thd ukuran standar.

Contoh : komparator, mal sudut, mal radius dan penyikuj. AU standar : AU yang mempunyai ukuran tertentu (sudah standar) dan sebagai alat

bantu untuk mengkalibrasi alat ukur yang lain. Misal : k. Gauge block/ Block Gage, angle block, height master l. AU batas/ kaliber: AU yang mampu menunjukkan apakah suatu dimensi terletak di

dalam atau di luar daerah toleransi. Misal: kaliber ulir, kaliber lubang, kaliber tirus, dllm AU bantu : bukan alat ukur tetapi alat bantu untuk pengukuran. Misalnya: bola baja, roll,

dllo. Berdasarkan cara pengukuran : pengukuran langsung, pengukuran tidak langsung,

pengukuran dengan bentuk standard dan pengukuran dengan kaliber batas.p. Pengukuran langsung : hasil ukur langsung dapat dibaca pada skala bacaq. Pengukuran tidak langsung : menggunakan AU dari jenis pembanding, standard dan

bantu.r. Pengukuran dengan kaliber batas : hanya memeriksa apakah masih masuk dalam

toleransi/tidak.s. dengan morse konus, kisar ulir dengan mal ulir, sudut pahat dengan mal pahat, dsb.

t. Faktor penyebab kesalahan dalam pengukuran: SWIPE ( Standard, Workpieces, Instrument, Person, Environment )

u. Standar : thermal expantion, trace ability, stability with time, position of use (standard)v Workpieces/ benda kerja/ speciment/ benda ukur : kebersihan permukaan/ clienliness

surface condition, kerusakan permukaan/ surface defect, sifat elastisitas benda/ elastic properties, penentuan titik datum atau referensi/ provision of defining datum, kebenaran geometri/ geometric truth.

w. Instrument/alat ukur : Kemudahan baca/ readability, ketepatan/ repeatability/precision, efek gerak balik/ backlash, deformasi karena kontak yang terlalu kuat, kesalahan kalibrasi/ calibration error,

x. Pencegahan kerusakan : menerapkan penggunaan sesuai dg fungsi dan rasa memiliki, menjaga kebersihan AU dan benda ukur, hindari benturan/ jatuh, pemeriksaan setting nol ( zero setting ), penyimpanan dengan kotak pelindung, jauhkan dari getaran dan letakkan dengan benar/ jauh dari kotoran baik debu maupun minyak pelumas.

y. Tingkatan proses pengukuran : di bengkel kerja => di meja penilai/ assessor => di laborat/ supervisor => di badan metrology tingkat propinsi

z. Tuntutan kualitas produk oleh pelanggan : kualitas bentuk, ukuran, geometris, material, penampilan, ketepatan waktu pengerjaan produk.

aa. Syarat laboratorium metrology : Suhu ruangan 20 derajat celcius kelembaban 60%, bebas dari debu, cahaya mencukupi dan tidak menimbulkan bayangan, bebas dari

Page 16: Alat Ukur Tinggi

kebisingan, bebas dari pengaruh medan magnet, bebas dari getaran, disediakan kaos tangan dan cairan pembersih.

4. Tugas 11.     Amatilah jenis – jenis alat ukur yang ada di bengkel/ laboratorium anda!2.     Ada berapa jumlah Hight gauge ? Sebutkan masing-masing ukurannya!3.     Berapa tingkat ketelitian Hight gauge tersebut (dengan melihat ukuran kaliper

terkecil) ?4.     Digunakan untuk apa Vernier Caliper tersebut? Bila kurang jelas bisa ditanyakan

kepada guru anda

5.      Tes Formatif 11.         Jelaskan definisi pengukuran menurut pengertian anda !2.         Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran standar !3.         Sebutkan 3 syarat besaran standar !4.         Apakah artinya 1 meter ?5.         Sebutkan dan jelaskan 3 bagian utama alat ukur !6.         Sebutkan dan jelaskan 3 klasifikasi alat ukur berdasarkan sifat alat ukur !7.         Sebutkan dan jelaskan 3 klasifikasi pengukuran berdasarkan cara pengukurannya !8.         Sebutkan 5 klasifikasi alat ukur berdasarkan jenis benda !9.         Sebutkan 3 faktor penyebab kesalahan pengukuran !10.      Sebutkan 3 syarat laboratorium metrology !

B. PEMBELAJARAN 2MISTAR GESER KETINGGIAN ( HEIGHT GAUGE )

1.      Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Belajar ini bertujuan agar Peserta Diklat dapat menggunakan Height Gauge untuk pengukuran, dengan cara yang tepat dan sikap yang benar. Peserta Diklat diharapkan terampil dalam membaca hasil pengukuran dengan Height Gauge.

2.      Uraian Materia.         Fungsi mistar geser ketinggian/ Height gauge

Mistar geser ketinggian/ Height Gauge berfungsi untuk :1). Mengukur tinggi dari obyek ukur/ speciment secara langsung2). Mengukur perbedaan ketinggian dari dua permukaan atau lebih pada benda kerja

yang bertingkat. ( Tinggi relatif suatu bidang dengan bidang yang lain )3). Membuat garis gores yang sejajar dengan bidang referensi atau permukaan meja

rata/ surface table. Hal ini biasanya digunakan ketika me-lay out benda kerja sebelum dikerjakan dengan perkakas tangan.

4). Dapat dilengkapi dengan bevel protactor untuk mengukur sudut/ kemiringan bidang.5). Dapat dilengkapi dengan Dial Test Indicator untuk mengukur tinggi absolute dan

tinggi relative dengan ketelitian yang sangat tinggi.

b.    Macam-macam mistar geser ketinggian/ Height gauge

Dilihat dari pembacaan skala ukuran, maka Height Gauge dibagi menjadi 2 yaitu:1). Mistar geser ketinggian/ Height gauge dengan pembacaan skala ukuran dengan

skala nonius/ analog.2). Mistar geser ketinggian/ Height gauge dengan pembacaan skala ukuran dengan

sistem digital.

Page 17: Alat Ukur Tinggi
Page 18: Alat Ukur Tinggi

c.    Bagian-bagian mistar geser ketinggian/ Height gauge

Bagian – bagian Height Gauge yang paling pokok dapat dilihat dalam gambar berikut :

d.   

Pembacaan ukuran dan penggunaan mistar geser ketinggian/ Height gaugeCara mencari tingkat ketelitian dan cara melakukan pembacaan ukuran dari Height Gauge sama persis dengan pembacaan pada Vernier Caliper. Bedanya hanyalah pada posisinya. kalau Vernier Caliper untuk posisi pembacaannya cenderung horizontal ( geser ke samping ), sedangkan untuk Height Gauge posisinya vertikal ( naik - turun ).Prosedur penggunaan Height Gauge juga sama persis dengan penggunaan Vernier Caliper. Yaitu dimulai dari membersihkan sensor/ probe/ rahang ukur, kemudian melakukan zero setting, membersihkan benda kerja dan melakukan pengukuran.

Page 19: Alat Ukur Tinggi

3.    Rangkuman

Page 20: Alat Ukur Tinggi

a.  Height Gauge merupakan alat ukur presisi yang presisi dengan ketelitian mencapai 0,01 mm. Prinsip kerjanya sama dengan Vernier Kaliper, namun jenis alat ukur ini digunakan untuk mengukur ketinggian permukaan benda kerja sekaligus menggores ukuran tersebut untuk proses pemesinan.

b.  Karena height gauge dibutuhkan untuk akurasi pengukuran yang tinggi maka diperlukan penggunaan, penanganan dan perawatan yang baik. Untuk memelihara keakurasian height gauge, secara berkala diperlukan penyetelan dan kalibrasi untuk menentukan kelayakan penggunaannya.

4.    Tugas 2

a.  Amatilah height gauge yang ada di bengkel/laboratorium anda!b.  Cermati masing-masing bagian height gages tersebut dan cobalah untuk mengerti

fungsi-fungsinya!c.   Berapa tingkat ketelitian height gauge tersebut?d.  Digunakan untuk apa height gauges tersebut? Bila kurang jelas bisa ditanyakan

kepada guru anda.

5.    Tes Formatif 2

6.  Sebutkan jenis pengukuran apa saja yang dapat dilakukan menggunakan height gauge!

7.  Sebutkan bagian-bagian dari height gauge berikut ini!

Page 21: Alat Ukur Tinggi

6.Lembar KerjaPetunjuka.     Siapkan alat ukur heigh geogeb.     Siapkan benda kerja seperti gambarc.     Letakkan high geoge dan benda kerja diatas meja peratad.     Ukurlah benda kerja pada bwgian yang ditunjuk oleh gambare.     Tulislah hasil pengukuran pada Kolom dibawah

NO KODE UKURAN NO KODE UKURAN 1 A2 B3 C4 D5 E6 F7 G

C. PEMBELAJARAN 3

Pemeliharaan dan perawatan Height Gauge :1.     Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa dapat :a.     Melakukan Perawatan alat ukur Height Gaogeb.     Melakukan kalibrasi alat ukur Height Gaoge

Page 22: Alat Ukur Tinggi

2.     Uraian materi

MERAWAT HIGHT GAUGE

Tingkat ketelitian Hight gauge harus dijaga agar saat digunakan

Untuk kontrol /pemeriksaan demensi benda kerja hasil kerja dengan penggunaan perkakas tangan, hasil kerja dengan mesin bubut, hasil kerja dengan mesin frais dan hasil kerja dengan mesin gerinda sesuai dengan tuntutan kualitas ukuran mengacu batas penyimpangan yang diijnkan.

Semua alat ukur Hight gauge baik yang masih baru dan sudah lama harus selalu dirawat dengan cara cara yang benar baik dengan perawatan sederhana maun dengan perawatan khusus, dengan tujuan agar terjaga karakteristik ketelitian, umur alat ukur lebih lama dan menjaga Investasi beaya pengadaan.

Setiap pemakai Hight gauge harus memiliki sikap tanggung jawab rasa memiliki dengani ciri-ciri mengecek kondisi alat ukur saat dipinjam, menidentifikasi bagian bagian penting alat ukur yang ada penyimpangan, melaporkan kondisi kepada guru pembimbing, mengelola pemggunaan berdasarkan buku panduan penggunaan.

Diperlukan Alat bahan yang digunakan untuk perawatan Hight gauge Kain pembersih/ kain katun

   Cairan pembersih ( spiritus, alcohol ,bensin pencuci, solar)

   Vaselin putih/ pasta vaselin putih, oli SAE 10

   Kuas halus

a. Prosedur Perawatan dan penyimpanan Hight gauge :1). Bersihkan sensor dan bagian penting alat ukur dengan alat pembersih yang

disediakan sampai gilap,bersih.

2). Suhu benda ukur/ speciment harus sudah setara dengan suhu ruang pengukuran. Dilarang keras untuk melakukan pengukuran pada benda ukur yang baru saja diproses dengan mesin perkakas ataupun yang masih panas akibat pengelasan maupun proses heat threatment.

3). Gunakan penekanan secukupnya sewaktu pengukuran. Hal ini untuk menghindari timbulnya momen pada movable jaw sehingga bila penekanan terlalu dipaksakan akan mempercepat keausan rahang.

4). Jangan menggunakan Hight gauge untuk mainan, menjepit benda ataupun untuk memukul-mukul benda lain serta hindarkanlah dari benturan.

5). Sebelum dan sesudah digunakan untuk proses pengukuran, bersihkan seluruh bagian Hight gauge dari debu dan kotoran. Untuk lebih sempurnanya, bagian fixed

Page 23: Alat Ukur Tinggi

jaw dan movable jaw harus dilap dengan kain yang sudah ditetesi alcohol, diolesi pasta vaselin putih

6). Sebelum dimasukkan ke dalam kotaknya atau ke lemari khusus, dianjurkan untuk mengolesi vaselin pada fixed jaw dan movable jaw agar lebih awet dan tahan aus. Hal ini menjadi sebuah keharusan jika Hight gauge tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.

7). Jangan menyimpan Hight gauge dalam posisi bertumpukan, karena selain kelihatan tidak rapi, juga akan berpengaruh terhadap keawetan Hight gauge terutama jika ada salah satu Hight gauge yang sudah mengalami korosi.

b.     Proses Kalibrasi Height Gauge

1). Persiapkan alat dan perlengkapan untuk proses kalibrasi sebagai berikut : Height Gauge, Surface table, Gauge Blocks, Glooves, Kain lap, Cairan Alkohol.

2) .Bersihkan

surface table (meja rata) dan probe atau rahang ukur dengan kain lap yang sudah ditetesi alkohol. Pastikan bahwa probe dalam posisi terikat kuat oleh ulir pengikat rahang ukur.

3) .Lakukanlah setting nol/ zero setting. Caranya adalah dengan menyentuhkan probe atau rahang ukur pada surface table yang sudah dibersihkan dengan cairan alkohol.

Page 24: Alat Ukur Tinggi

Apabila Height Gauge menunjukkan angka nol tepat, maka zero setting berhasil dengan baik. Apabila Height Gauge belum menunjukkan angka nol, maka kencangkan baut pengunci kasar lalu aturlah posisi nol dengan memutar ulir penyetelan halus. Setelah posisi nol tercapai cobalah lakukan Zerro setting berulangkali sampai kita yakin bahwa zero setting yang kita lakukan sudah mantap.

4) .Lakukan pengukuran terhadap blok ukur sebanyak n buah. Misalnya 15 blok ukur secara bertingkat dari 1 mm sampai 150 mm. Pengukuran dimulai dari blok ukur yang paling tipis/ kecil hingga blok ukur yang paling tebal.

5) .Catatlah nilai kesalahan ukur yang terjadi. Kesalahan ukur adalah selisih besarnya harga yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan ukuran standar blok ukur. Nilai kesalahan ( deviasi nilai pengukuran ) ini bisa positif ( + ) dan bisa negatif ( - ).

6) .Setelah pengukuran blok ukur selesai, pindahkan nilai kesalahan ukur ke dalam bentuk grafik seperti tersebut di bawah.

7) .Setelah proses pengukuran selesai, bersihkan blok ukur dengan kain yang sudah ditetesi alkohol kemudian kembalikan ke tempatnya msing-masing dengan terlebih dahulu diolesi vaselin.

8) .Bersihkan Height Gauge pada seluruh sisinya, terutama bagian probe atau rahang ukur. Olesi dengan sedikit vaselin kemudian kembalikan ke kotaknya dan simpan di tempat yang telah disediakan.

Data pengukuran dalam proses Kalibrasi Height Gauge

NOBLOK UKUR

( S )Pengamatan 1 Pengamatan 2

P N P N

1 0/ Zerro Setting

2 10

3 20

4 30

5 40

6 50

7 60

8 70

9 80

10 90

11 100

12 110

13 120

14 130

15 140

16 150

Keterangan : N = P - SN Nilai kesalahan ukur ( mm )

Page 25: Alat Ukur Tinggi

P Pengamatan ukuran yang ditunjukkan VC ( mm )S Ukuran standar yang tercantum pada blok ukur ( mm )

Gambar 30. Lembar pengamatan ukuran dalam kalibrasi Height Gauge

3.    Rangkuman

a.  Suhu benda ukur/ speciment harus sudah setara dengan suhu ruang pengukuran. Dilarang keras untuk melakukan pengukuran pada benda ukur yang baru saja diproses dengan mesin perkakas ataupun yang masih panas akibat pengelasan maupun proses heat threatment.

b.  Sebelum digunakan, bersihkanlah terlebih dahulu probe/ rahang ukur, work pieces/ benda kerja dan surface table/ meja rata dengan kain lap yang sudah ditetesi alkohol.

c.   Pastikan bahwa sewaktu digunakan probe telah terikat kuat oleh baud pengikat.d.  Gunakan penekanan secukupnya sewaktu pengukuran. Hal ini untuk menghindari

timbulnya momen pada rahang ukur sehingga bila penekanan terlalu dipaksakan dapat mempercepat keausan pada probe.

e.  Jangan menggunakan probe untuk menggores bahan-bahan yang lebih keras dari probe karena dapat menyebabkan kerusakan dan keausan.

f.    Jangan mengangkat Height Gauge pada bagian skala utamanya. pengangkatan yang benar adalah pada dudukannya, sedangkan pada batang utama/ main beam hanyalh sebagai pengimbang/ penahan

g.  Sebelum dimasukkan ke dalam kotaknya atau ke lemari khusus, dianjurkan untuk mengolesi vaselin pada proberahang ukur agar lebih awet dan tahan aus. Hal ini menjadi sebuah keharusan jika Height Gauge tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.

h.  Jangan menyimpan jangka sorong/ Height Gauge dalam posisi bertumpukan dengan alat-alat ukur yang lain, karena selain kelihatan tidak rapi, juga akan berpengaruh terhadap keawetan Height Gauge terutama jika ada salah satu alat ukur yang sudah mengalami korosi.

4.        Tugas 3Lakukan kalibrasi dari macam macam Height gaoge di bawah ini :

a.      Skala analogb.      Skala digital

Data pengukuran dalam proses Kalibrasi Height Gauge

NOBLOK UKUR

( S )Height gaoge analog Height gaoge digital

P N P N

1 0/ Zerro Setting

2 10

3 20

4 30

5 40

6 50

Page 26: Alat Ukur Tinggi

7 60

8 70

9 80

10 90

11 100

12 110

13 120

14 130

15 140

16 150

Keterangan : N = P - SN Nilai kesalahan ukur ( mm )P Pengamatan ukuran yang ditunjukkan VC ( mm )S Ukuran standar yang tercantum pada blok ukur ( mm )

5.        Tes 31.        Hal apa saja yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan height gaoge untuk

mengukur benda kerja?2.        Hal apa saja yang harus diperhatikan untuk merawat Height Gaoge?3.        Mengapa Height Harus dirawat?

6.        Lembar Kerja1.         Siapkan Height Gauge2.         Siapkan alat-alat untuk perawatan hight gauge3.         Lakukan perawatan berkala pada hight gauge tersebut4.         Siapkan meja perata5.         Siapkan blok ukur6.         Lakukan kalibrasi high geoge terhadap blok ukur7.         Buatlah catatan hasil kalibrasi tersebut

III. EVALUASIA.   TES KOGNITIF1.     Tulis minimal 4 (empat) macam alat ukur mekanik presisi !2.     Tulis fungsi tiga macam alat ukur mekanik presisi !3.     Jelaskan bagian utama alat ukur presisi Hight gauge ! 4.     Sebutkan kegunaan Hight gauge

B.   TES PSIKOMOTORIKPsikomotor Skill Kompeten Belum

1.    Mengukur linier dengan Hight gauge ketelitian 0.05 mm dengan standard Bllock gauge

Page 27: Alat Ukur Tinggi

2.    Mengukur linier dengan Hight gauge ketelitian 0.02 mm dengan standard Bllock gauge

3.    Melaksanakan kalibrasi Hight gauge ketelitian 0.05 mm dengan standard Bllock gauge

4.    Melaksanakan kalibrasi Hight gauge ketelitian 0.02 mm dengan standard Bllock gauge

C.   PENILAIAN SIKAPAttitude Skill Kompeten Belum

1.    Alat-alat ukur mekanik presisi diidentifikasi2.    Hight gauge dan blok ukur dibersihkan bagian

pentingnya/ sensornya3.    Pembacaan alat Hight gauge dan blok ukur standar

dilakukan dengan benar4.    Alat ukur Hight gauge dan blok ukur digunakan

disetting dengan benar , digunakan sesuai prosedur5.    Alat ukur Hight gauge dikalibrasi dengan benar

Menggunakan blok ukur standar6.    Alat ukur Hight gauge dan blok ukur dibersihkan,

diolesi pasta vaselin dan disimpan dengan benar.

KUNCI JAWABANA. Kunci jawaban formatif 1

1.     Pengukuran : membandingkan suatu besaran dengan besaran standar2.     Besaran standar : acuan/ pedoman yang sudah disepakati bersama secara

internasional3.     Syarat besaran standard : besaran standar dapat didefinisikan secara fisik, jelas dan

tidak berubah karena waktu, dapat digunakan sebagai pembanding di seluruh dunia4.     Satu meter didefinisikan sebagai satuan panjang yang panjangnya adalah =

1.650.763,73 x panjang gelombang radiasi atom Krypton 86 dalam ruang hampa.5.     Tiga bagian utama alat ukur yaitu :

-     sensor/peraba : menghubungkan alat ukur dengan benda atau obyek ukur. -     Penggubah : berfungsi sebagai penerus, pengubah atau pengolah semua isyarat

yang diterima oleh sensor dan diteruskan kebagian lain yaitu penunjuk/pencatat-     pencatat/penunjuk : sebagai tempat pembacaan atau diketahuinya besarnya harga

hasil pengukuran. 6.     Klasifikasi alat ukur berdasarkan sifat alat ukur :

-     Alat ukur langsung : hasil pengukurannya dapat dapat langsung di baca pada skala ukurnya. Misalnya jangka sorong, mikrometer, dan sebagainya.

-     Alat ukur pembanding : alat ukur yg mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi. Dipakai sebagai pembanding alat ukur yang lain.Misalnya : jamj ukur (dial indicator), pembanding (comparator).

-     Alat ukur bantu , alat ukur yang sifatnya hanya sebagai pembantu dalam prosesa pengukuran. Misalnya : dudukan mikrometer, penyangga/pemegang jam ukur, dan sebagainya

7.     Klasifikasi pengukuran berdasarkan cara pengukurannya :

Page 28: Alat Ukur Tinggi

-     Pengukuran Langsung : hasil ukur langsung dapat dibaca pada skala baca-     Pengukuran tidak langsung : menggunakan AU dari jenis pembanding, standard dan

bantu.-     Pengukuran dengan kaliber batas : hanya memeriksa apakah masih masuk dalam

toleransi/tidak 8.     Klasifikasi alat ukur berdasarkan jenis benda :

-     Alat ukur liner-     Alat ukur sudut atau kemiringan-     Alat ukur kedaratan-     Alat ukur mengukur profil atau bentuk-     Alat ukur ulir

- Alat ukur roda gigi9.     Faktor penyebab kesalahan pengukuran : - Kesalahan Pengukuran Karena Alat Ukur - Kesalahan Pengukuran Karena Benda Ukur - Kesalahan Pengukuran Karena Faktor Sipengukur - Kesalahan Karena Pengaruh Lingkungan 10. Syarat laboratorium metrology : Suhu ruangan 20 derajat celcius kelembaban 60%,

bebas dari debu, cahaya mencukupi dan tidak menimbulkan bayangan, bebas dari kebisingan, bebas dari pengaruh medan magnet, bebas dari getaran, disediakan kaos tangan dan cairan pembersih.B. Kunci Jawaban TES FORMATIF 2

1.    Pengukuran ketinggian, mengukur perbedaan ketinggian dari bidang bertingkat

2.    a. Batang utama/ Main beam e. Skala nonius

b. Skala utama f. Baut pengunci final

c. Ulir penyetelan halus g. Rahang ukur/ Probe

d. Baut pengunci kasar h. Dudukan

C..Kunci jawaban tes 31.      Hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan height gaoge untuk

mengukur benda kerja b.  Suhu benda ukur/ speciment harus sudah setara dengan suhu ruang pengukuran.

Dilarang keras untuk melakukan pengukuran pada benda ukur yang baru saja diproses dengan mesin perkakas ataupun yang masih panas akibat pengelasan maupun proses heat threatment.

c.   Sebelum digunakan, bersihkanlah terlebih dahulu probe/ rahang ukur, work pieces/ benda kerja dan surface table/ meja rata dengan kain lap yang sudah ditetesi alkohol.

d.  Pastikan bahwa sewaktu digunakan probe telah terikat kuat oleh baud pengikat.e.  Gunakan penekanan secukupnya sewaktu pengukuran. Hal ini untuk menghindari

timbulnya momen pada rahang ukur sehingga bila penekanan terlalu dipaksakan dapat mempercepat keausan pada probe.

f.    Jangan menggunakan probe untuk menggores bahan-bahan yang lebih keras dari probe karena dapat menyebabkan kerusakan dan keausan.2..Hal yang harus diperhatikan untuk merawat Height Gaoge

a.  Jangan mengangkat Height Gauge pada bagian skala utamanya. pengangkatan yang benar adalah pada dudukannya, sedangkan pada batang utama/ main beam hanyalh sebagai pengimbang/ penahan

Page 29: Alat Ukur Tinggi

b.  Sebelum dimasukkan ke dalam kotaknya atau ke lemari khusus, dianjurkan untuk mengolesi vaselin pada proberahang ukur agar lebih awet dan tahan aus. Hal ini menjadi sebuah keharusan jika Height Gauge tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.

c.   Jangan menyimpan jangka sorong/ Height Gauge dalam posisi bertumpukan dengan alat-alat ukur yang lain, karena selain kelihatan tidak rapi, juga akan berpengaruh terhadap keawetan Height Gauge terutama jika ada salah satu alat ukur yang sudah mengalami korosi.

3.      Height Gaoge harus dirawat untuk menjamin keawetan alat ukur dan untuk menjami keakurasian dalam pengukuran.

D.             KUNCI JAWABAN TES KOGNITIF1. Vernier Caliper, outside mikrometer, Heigt gauge, Dial indikator

2. a. Outside mikrometer untuk pengukuran demensi linier luar

b. Height gauge untuk pengukuran linier ketinggian

c. Dial Indikator Untuk pengukuran linier kerataan permukaan,

dan kesilindrisan

3.  a. Batang utama/ Main beam e. Skala nonius

b. Skala utama f. Baut pengunci final

c. Ulir penyetelan halus g. Rahang ukur/ Probe

d. Baut pengunci kasar h. Dudukan

4.    Pengukuran ketinggian, mengukur perbedaan ketinggian dari bidang bertingkat

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK PENGUKURAN LINIER

Nama Job : Evaluasi Praktik pengukuranNama Siswa : …………………………………..Nomor/Klas : …………./ ……………………Alat Ukur : Hight gauge Ketelitian 0.02 mmWaktu/ : ……… sampai ………………..

Bobot Aspek penilaianRentang

SkoreSkore

diperolehJumlah

20 %

Proses1. Pemilihan alat 1-52. Prosedur kerja 1-53. Keselamatan kerja 1-54. Perawatan alat 1-5

70 %Hasil pengukuran1. Panjang A 42. Panjang B 4

Page 30: Alat Ukur Tinggi

3. Panjang C 54. Lebar D 45. Lebar E 46. Lebar F 47. Kedalaman G 48. Celah H 49. Celah I 410. Jarak senter J 811. Lebar K 412. Jarak Senter L 813. Jari jari M 414. Jari jari N 415. Celah O 5

10 %

Waktu1. Sesuai alokasi 82. Lebih cepat 103. ebih lambat 6

100% Total Skore…...., ,,,,,,,, , ……...

Guru Praktikan

………………………….. ……………………………...LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KALIBRASI

Nama JobM : Evaluasi Praktik pengukuranNama Siswa : …………………………………..Nomor/Klas : …………./ ……………………Alat Ukur : Hight gauge Ketelitian …. mmWaktu/ : ……… sampai ………………..

Bobot Aspek penilaianRentang

SkoreSkore

diperolehJumlah

20 %

Proses1. Pemilihan alat 1-52. Prosedur kerja 1-53. Keselamatan kerja 1-54. Perawatan alat 1-5

70 %

Hasil kalibrasi1. Setting nol 42. Panjang 10 mm 43. Panjang 20 mm 44. Panjang 30 mm 55. Panjang 40 mm 56. Panjang 50 mm 47. Panjang 60 mm 58. Panjang 70 mm 59. Panjang 80 mm 510. Panjang 90 mm 511. Panjang 100 mm 5

Page 31: Alat Ukur Tinggi

12. Panjang 110 mm 513..Panjang 120 mm 514. Panjang 130 mm 515. Setting nol 4

10 %

Waktu1. Sesuai alokasi 82. Lebih cepat 103. ebih lambat 6

100% Total Skore…...., ,,,,,,,, , ……...

Guru Praktikan

………………………….. ……………………………...DAFTAR PUSTAKA

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New York : Mc Graw Hill.

Krar, Stephen F., 1977, Technology of Machine Tools, McGraw-Hill, USA

Lasco, Orville D., Nelson, Clyde A., Porter, Harold W., 1977, Machine Shop operations and setup, American Technical Publishers, USA

Sirod Hantoro dan Thomas Sukardi, 1990, Teknologi Pemeliharaan Mesin Perkakas, Liberty Yogyakarta

Sudji Munadi. (1988). Dasar-Dasar Metrologi Industri. Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Encyclopedia. South Holland : The Goodheart Willcox.

Mitotoyo.co.LTD Manual Book Mitutoyo. Japan

Mitotoyo.co.LTD , Katalog Alat – Alat Ukur Presisi . Jakarta

Page 32: Alat Ukur Tinggi